BAB XI SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN PEMBANGUNAN NASIONAL
|
|
- Yenny Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB XI SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN PEMBANGUNAN NASIONAL
2
3 BAB XI SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN PEMBANGUNAN NASIONAL Kondisi Umum Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, terdapat 5 (lima) tujuan pelaksanaan sistem perencanaan pembangunan nasional, yaitu: a) untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan; b) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antardaerah, antarruang, antarwaktu, dan antar fungsi pemerintah, serta antara pusat dan daerah; c) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan; d) mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan e) menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan perencanaan pembangunan nasional menjadi diperlukan dalam kerangka sistem pendukung manajemen pembangunan nasional, terutama dalam hal menentukan prioritas pembangunan, agar tujuan dan sasaran kinerja dapat dilakukan secara tepat, efektif, efisien dan realistik. Dalam rangka menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan, pada tahun 2010 telah dilakukan penyempurnaan terhadap Peraturan Pemerintah No. 90 tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga. Perubahan tersebut memberikan peran penting kepada Kementerian PPN/Bappenas dalam hal pembahasan usulan inisiatif baru (new initiative) dari berbagai kementerian/lembaga dalam proses perencanaan dan penganggaran. Upaya lain penyempurnaan peraturan perundangan yang dilakukan adalah pembahasan perubahan Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri selama tahun Pada awal tahun 2011 perubahan tersebut telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah. Perubahan Peraturan Pemerintah tersebut akan diikuti dengan perubahan peraturan pelaksananya. Dengan adanya perubahan peraturan tersebut diharapkan pemanfaatan pinjaman luar negeri dan penerimaan hibah dapat dioptimalkan, lebih efisien dan efektif. Peran perencanaan pembangunan nasional secara strategis semakin diperlukan untuk sinkronisasi dan sinergi kegiatan dan pembangunan pusat dan daerah serta antardaerah mengingat bahwa dalam era desentralisasi upaya pemberian kewenangan dan pendelegasian tugas-tugas pembangunan telah diberikan kepada daerah dan dilaksanakan secara mandiri. Selain itu terdapat pula kebijakan pemerintah pusat yang dalam pelaksanaannya menuntut keterlibatan pemerintah daerah dalam rangka membawa arah perbaikan keadaan berbangsa dan bernegara melalui tata kelola yang lebih baik RKP 2012 II.11-1
4 Berbagai peran dan fungsi Kementerian PPN/Bappenas telah tercermin dari berbagai penugasan terkait isu-isu internasional lintas bidang, maupun bersifat penugasan khusus, seperti koordinasi pendanaan penanganan perubahan iklim (Indonesia Climate Change Trust Fund-ICCTF), koordinasi penanganan hibah bersaing Millenium Challenge Cooperation (MCC)), koordinasi percepatan pencapaian MDG s (Millenium Development Goals), koordinasi subsidi pertanian, koordinasi pembiayaan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS/PPP (Public Private Partnership). Dalam upaya untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan pada beberapa tahun terakhir telah dilakukan integrasi pengambilan keputusan dalam proses penyusunan dokumen perencanaan melalui e-planning (electronic planning process) dan e- monev (electronic monitoring evaluasi). Dengan adanya sistem ini diharapkan proses penyusunan dokumen perencanaan dan proses evaluasi dapat lebih tepat guna dan tepat waktu. Untuk memperkuat perencanaan pembangunan nasional, Pemerintah, baik pusat maupun daerah menggunakan data dan informasi statistik sebagai rujukan. Selain untuk perencanaan, penggunaan data dan informasi statistik juga digunakan untuk perumusan kebijakan, pemantauan, maupun evaluasi pembangunan. Ketersediaan data dan informasi statistik pada tingkat wilayah pemerintahan terkecil juga diperlukan guna pengembangan potensi eksternal dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Data dan informasi statistik tidak saja digunakan oleh pemerintah tetapi juga dibutuhkan oleh kalangan swasta dan masyarakat untuk pengembangan usaha dan beragam kebutuhan lainnya. Oleh karena itu, pembangunan di bidang statistik perlu terus diupayakan secara berkesinambungan untuk menyediakan dan memberi pelayanan informasi statistik yang berkualitas dalam rangka memenuhi kebutuhan pengguna data, baik instansi pemerintah, usahawan, perguruan tinggi, atau lembaga-lembaga penelitian. Penyediaan data yang baik tidak hanya tergantung dari kualitas para pelaksana kegiatan statistik, tetapi juga sangat tergantung pada tingkat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya data statistik. Masyarakat sebagai sumber data (responden) yang menyadari arti dan kegunaan statistik akan memberikan jawaban secara benar, jujur dan objektif. Oleh karena itu, kepedulian masyarakat terhadap data dan informasi statistik yang semakin meningkat, juga menjadi tuntutan yang tidak dapat dihindari. Dalam rangka menjaga kesinambungan data, pada tahun 2010 BPS telah melaksanakan beberapa kegiatan rutin seperti: SUSENAS, SAKERNAS, Survei Industri Besar Sedang, Survei Pertanian Tanaman Pangan, Survei Statistik Harga Konsumen, dan berbagai kegiatan survei lainnya. Beberapa kegiatan rutin sesuai dengan kebutuhan indikator kinerja pemerintah dilaksanakan dengan sampel yang cukup besar, meliputi antara lain bidang: a) Statistik Sosial, b) Statistik Ekonomi, c) Neraca dan Analisis Statistik, dan d) Metodologi dan Informasi Statistik. Disamping kegiatan rutin tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) melaksanakan kegiatan yang berskala besar, yaitu Sensus Penduduk 2010 (SP 2010). Kegiatan dilaksanakan di seluruh wilayah dan seluruh Kedutaan Besar Indonesia, untuk mencatat penduduk Indonesia baik secara de facto maupun de jure. Hasil sementara kegiatan tersebut berupa data jumlah penduduk, distribusi penduduk, sex ratio, dan pertumbuhan penduduk. II.11-2 RKP 2012
5 Sistem pengadaan barang dan jasa memiliki peran strategis untuk mendukung manajemen pembangunan nasional secara efektif dan efisien. Pemerintah telah menetapkan prioritas untuk melakukan perbaikan dalam sistem pengadaan barang dan jasa, melalui penerbitan Perpres 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagai pengganti Keppres Nomor 80 Tahun Kebijakan ini terus diperkuat melalui penyusunan RUU Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang diprioritaskan pembahasannya di DPR tahun Langkah-langkah untuk mengurangi praktek KKN dalam pengadaan barang dan jasa diperkuat dengan penerapan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), yang diatur melalui Perka LKPP Nomor 2 Tahun Implementasi LPSE pada instansi pemerintah meningkat secara pesat, yang sampai tahun 2010 telah terbentuk sebanyak 137 unit LPSE dengan jumlah instansi yang terlayani sebanyak 254 instansi. Sedangkan jumlah paket pengadaan melalui LPSE sebanyak paket dengan nilai pagu pengadaan sebesar Rp. 12,7 triliun. Sementara itu efisiensi anggaran yang dihasilkan melalui penerapan LPSE ini adalah sebesar 11 % Permasalahan dan Sasaran Pembangunan Beberapa permasalahan yang masih sering dijumpai dalam proses perencanaan antara lain adalah: Peraturan Perundang-undangan Sistem manajemen pembangunan dibangun berdasarkan peraturan-peraturan mengenai sistem perencanaan, sistem penganggaran, sistem pelaksanaan dan sistem pelaporan. Walaupun upaya-upaya untuk menyempurnakan berbagai peraturan perundangan terkait dengan sistem manajemen pembangunan terus dilaksanakan, namun peraturan-peraturan tersebut masih belum sepenuhnya terintegrasi secara baik sehingga dapat menghambat pencapaian tujuan pembangunan nasional Sumber Daya Manusia Perencana Terbatasnya sumberdaya manusia perencana pembangunan di kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang memiliki kompetensi untuk melakukan perencanaan pembangunan, penganggaran, pelaksanaan dan pelaporan secara baik dan akuntabel juga menjadi masalah lain yang harus di selesaikan. Meskipun dari sisi kuantitas sumberdaya manusia sudah cukup memadai, namun untuk menghasilkan rencana pembangunan yang lebih berkualitas, masih merupakan tantangan tersendiri Desentralisasi dan Otonomi Daerah Terdapat beberapa dampak dari pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah, diantaranya yaitu: a) kebijakan desentralisasi dan otonomi mendorong terjadinya pemekaran daerah yang cenderung menimbulkan masalah baru bagi daerah yang bersangkutan, dan b) kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah cenderung menimbulkan potensi konflik, yang terjadi apda suatu komunitas dengan karakteristik sosio budaya yang berbeda. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan otonomi RKP 2012 II.11-3
6 daerah belum sepenuhnya disikapi sebagai peluang untuk sinergi dan meningkatkan keberdayaan masyarakat, tetapi lebih dimaknai sebagai upaya mensejahterakan masyarakat daerah sendiri. Dengan demikian, pelaksanaan pemberdayaan masyarakat belum didasari dengan pemahaman yang tepat, sehingga menimbulkan dampak yang menhambat upaya mensinergikan program-program pembangunan pusat dan daerah maupun antardaerah. Untuk itu Kementrian PPN/Bappenas memandang perlu untuk mengupayakan sinergi perencanaan pusat dan daerah melalui mekanisme dekonsentrasi. Dengan adanya dekonsentrasi tersebut, ke depan Kementerian PPN/Bappenas dapat mengakses data dan informasi daerah yang lebih akurat dan handal, sehingga akan semakin menghasilkan kualitas data yang lebih baik bagi telaah dan dukungan pada proses perencanaan pembangunan ansional Sinergi Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Nasional Perkembangan pelaksanaan pembangunan akhir-akhir ini dinilai oleh berbagai pihak dan kalangan masyarakat luas masih terdapat kesenjangan antara perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi pelaksanaan pembangunan. Sehingga muncul adanya tuntutan dan upaya untuk mensinergikan peran perencanaan dan evaluasi dalam pembangunan nasional kepada Kementerian PPN/Bappenas. Berkaitan dengan hal ini, sesuai tugas pokok dan fungsi serta berpedoman pada UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian PPN/Bappenas sebagai lembaga perencanaan yang di dalamnya terdapat tugas dan fungsi melakukan kegiatan salah satunya adalah evaluasi kebijakan dan kinerja pembangunan. Pada tahun 2010 telah diterbitkan hasil evaluasi kinerja pembangunan periode RPJMN Namun demikian patut dicermati apakah dengan telah dihasilkannya produk tersebut masyarakat telah memperoleh hasil pembangunan sebagaimana diamanahkan dalam RPJMN Evaluasi kebijakan yang terkait dengan tugas dan fungsi lembaga tersebut sampai dengan saat ini masih perlu ditindaklanjuti dan dikaji lebih dalam mengingat berbagai peran fungsi evaluasi di berbagai lembaga lain (selain Kementerian PPN/Bappenas) telah dilaksanakan. Proses maupun produk evaluasi tersebut perlu dikoordinasikan, sehingga menjadi produk kebijakan yang komprehensif dan pada akhirnya memberikan masukan pada tugas-tugas perencanaan pembangunan nasional periode berikutnya Globalisasi Globalisasi yang merupakan faktor lingkungan eksternal/internasional diyakini semakin berpengaruh dalam proses pembangunan Indonesia, seperti arus pandangan dan nilai-nilai (values) demokrasi dan kemajuan teknologi informasi (TI). Globalisasi menegaskan adanya hubungan timbal balik antara perkembangan suatu wilayah dengan kecenderungan global. Perkembangan kebudayaan masyarakat dan peradaban modern ditandai dengan semakin menyatunya atau semakin diakuinya nilai-nilai (values) universal sebagai nilai dasar bersama. Nilai-nilai universal tersebut berkembang dari keseluruhan proses perjalanan bangsa-bangsa di dunia. Pada sisi lain, arus globalisasi juga telah meningkatkan peran-peran swasta dan masyarakat internasional yang diwakili oleh korporasi-korporasi yang bekerja pada II.11-4 RKP 2012
7 tingkat multinasional ataupun kelembagaan swadaya masyarakat untuk bekerja lintas batas negara. Kelembagaan swasta dan masyarakat ini telah bekerja menggunakan prinsipprinsip manajemen (birokrasi) yang sangat erat terkait dengan tipologi budaya, nilai-nilai, dan paradigma moderen yang dibawanya. Dalam konteks ini, setiap pemerintahan dituntut untuk memahami interaksi dan komunikasi multikultural dalam pergaulan internasional, dan untuk mengelola keseluruhan kepentingan yang sangat beragam dalam konteks kepentingan nasional. Walaupun berbagai permasalahan masih tetap menjadi perhatian dalam pelaksanaan manajemen pembangunan, khususnya pada bidang perencanaan pembangunan nasional, Kementerian PPN/Bappenas pada tahun 2012 tetap berupaya mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMN yaitu: 1. Tercapainya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar daerah, antarruang, antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah, maupun atara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. 2. Tingkat kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap RPJMN yang semakin baik. 3. Tingkat kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap RKP yang semakin baik. 4. Terlaksananya penugasan lainnya dari Presiden/Pemerintah dalam kaitan kebijakan pembangunan nasional. Dalam hal penyediaan data informasi statistik, selain berbagai permasalahan yang dijumpai dalam proses perencanaan, BPS sebagai instansi penyedia statistik resmi (official statistic) di Indonesia, dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya juga dihadapkan pada permasalahan baik internal maupun eksternal. Permasalahan internal yang utama adalah terbatasnya sumber daya manusia (SDM) statistik yang profesional dan kompeten sesuai dengan bidang tugas, terutama di Wilayah Indonesia Bagian Timur. Hal ini sebagai dampak dari cepatnya pemekaran wilayah, yang juga membawa konsekuensi adanya beberapa kabupaten/kota yang belum mempunyai perwakilan BPS. Selain itu, sarana dan prasarana teknologi informatika komputer (TIK) yang dimiliki BPS pada sebagian wilayah kurang memadai. Di sisi eksternal, permasalahan yang dihadapi masih pada tingkat kesadaran responden yang rendah, baik rumah tangga, perusahaan, maupun lembaga dalam memberikan informasi dengan benar. Hal ini menyebabkan kualitas data dan response rate yang rendah, khususnya survei dengan pendekatan perusahaan. Permasalahan lain adalah belum terpenuhinya peningkatan kebutuhan ragam data dan informasi statistik wilayah kecil, termasuk data mikro. Hal ini muncul sebagai akibat dari implementasi kebijakan otonomi daerah. Untuk memenuhi kebutuhan data yang demikian, BPS terkendala dengan Undang-undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik yang tidak memperkenankan BPS menyajikan data individu. BPS juga menghadapi beberapa tantangan yang disebabkan adanya perkembangan globalisasi, antara lain a) arus barang dan jasa bergerak sangat cepat dan dalam jumlah besar, b) mobilitas (pergerakan) manusia antar negara yang berjalan cepat, dan c) tidak ada lagi sekat antar wilayah. RKP 2012 II.11-5
8 Di samping itu juga ada tantangan terhadap kredibilitas BPS seperti: 1. Data yang dihasilkan harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara umum. 2. Data yang dihasilkan harus memenuhi standar internasional (konsep, definisi, klasifikasi, dan metode pengukuran). 3. Data yang dihasilkan harus memiliki keterbandingan antar waktu, antar daerah, dan antar negara. 4. Data yang dihasilkan harus menjunjung tinggi prinsip-prinsi statistik resmi (official statistics). 5. Munculnya lembaga-lembaga survei swasta yang memerlukan koordinasi. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, sasaran pembangunan bidang statistik untuk tahun 2012 yang akan dicapai adalah: 1. Tersedianya data dan informasi statistik sosial dan ekonomi yang lebih lengkap, akurat, dan tepat waktu. 2. Meningkatkan manajemen dan metodologi sensus dan survei. 3. Meningkatkan dan mengembangkan analisis statistik. 4. Meningkatkan hubungan dengan pengguna data. 5. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di BPS. 6. Memperbaiki struktur organisasi BPS secara efektif dan efisien dalam kerangka mewujudkan good governance. 7. Melakukan penataan kelembagaan BPS. 8. Meningkatkan kualitas dan kuantias sarana dan prasarana TIK. 9. Meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas kinerja aparatur BPS. Permasalah lain yang timbul selain dalam proses perencanaan dan penyediaan data statistik yang dikelola oleh BPS, juga timbul dalam praktek pengadaan barang dan jasa pemerintah meskipun telah dilakukan penyempurnaan kebijakan atau peraturan perundang-undangan yang mengatur pengadaan barang/jasa pemerintah, serta penyempurnaan kelembagan dan manajemen pengadaan. Dalam prakteknya pengadaan barang dan jasa pemerintah masih diwarnai kecurangan dan penyimpangan sehingga mengakibatnya banyaknya pimpinan instansi pusat dan daerah yang terjerat tindak pidana korupsi. Praktek mark up atau penggelembungan nilai pengadaan masih terjadi dan harus diselesaikan. Disamping itu, kapasitas SDM yang bertugas dalam pengadaan barang dan jasa di lingkungan instansi pemerintah perlu ditingkatkan. Untuk itu, sasaran yang akan dicapai dalam proses pengadaan barang dan jasa pemerintah pada tahun 2012 adalah meningkatnya pengelolaan pengadaan barang dan jasa pemerintah secara akuntabel, profesional dan transparan. II.11-6 RKP 2012
9 11.3. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Perkuatan Perencanaan dan Pengembangan Kementerian PPN/Bappenas pada tahun 2012 masih akan melanjutkan salah satu bagian atau fungsi dari manajemen pembangunan nasional yaitu peningkatan kualitas perencanaan pembangunan dengan arah kebijakan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Penguatan kelembagaan perencanaan pembangunan nasional melalui penataan sistem perencanaan, pemantauan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan; pengembangan sistem dan kualitas data dan informasi perencanaan pembangunan nasional; serta peningkatan kualitas koordinasi dengan para pemangku kepentingan. 2. Penerapan perencanaan pembangunan nasional dan penganggaran yang berbasis kinerja. 3. Peningkatan kualitas hasil evaluasi kebijakan/kajian sebagai masukan bagi perencanaan pembangunan dan perumusan kebijakan penyelesaian permasalahan pembagunan. 4. Peningkatan kualitas data dan informasi perencanaan pembangunan. 5. Pelaksanaan reformasi birokrasi secara konsisten dan berkelanjutan dalam rangka peningkatan kinerja (better performance) lembaga dan pegawai. Sedangkan strategi yang akan dilaksanakan meliputi eksternal dan internal. Strategi eksternal yang akan ditempuh antara lain: 1. Meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran sektoral, lintas sektoral dan wilayah, dan antara pusat dan daerah; serta keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan; 2. Meningkatkan kualitas pemantauan terhadap pelaksanaan rencana pembangunan nasional. 3. Meningkatkan kualitas evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pembangunan nasional. 4. Meningkatkan kualitas kajian dan atau evaluasi kebijakan pembangunan. 5. Meningkatkan kualitas koordinasi kebijakan pembangunan nasional. Sedangkan strategi internal akan dilaksanakan meliputi: 1. Meningkatkan kompetensi SDM di Kementerian PPN/Bappenas dan perencana di tingkat pusat dan daerah secara lebih proporsional dan akuntabel. Peningkatan kualitas dan kapasitas perencana di tingkat pusat dan daerah dilakukan melalui mekanisme pendidikan dan pelatihan non gelar dan gelar yang jumlahnya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. 2. Melanjutkan penerapan prinsip-prinsip good governance di Kementerian PPN/Bappenas. 3. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana dan pengelolaannya dalam rangka mendukung peningkatan kinerja lembaga dan pegawai. RKP 2012 II.11-7
10 Strategi tersebut diterjemahkan dalam program dan kegiatan tahun 2012 dengan penekanan pada peningkatkan kuaitas perencanaan dan penganggaran sektoral, lintas sektoral dan wilayah, antara pusat dan daerah melalui kegiatan inisiatif baru (new initiative) terkait mekanisme dekonsentrasi. Kegiatan ini merupakan dukungan bagi sinergi dan koordinasi penyusunan perencanaan pusat dan daerah melalui kerjasama Kementerian PPN/Bappenas dengan Bappeda Propinsi, maupun dengan Bappeda Kabupaten dan Kota. Sedangkan berkaitan dengan strategi internal untuk meningkatkan kompetensi SDM perencana di tingkat pusat dan daerah Kementerian PPN/Bappenas pada tahun 2012 telah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak berkaitan dengan pengembangan kualitas dan kapasitas perencana di tingkat pusat dan daerah melalui bidang studi terkait pelaksanaan reformasi birokrasi bagi aparatur pemerintah Perkuatan Data dan Statistik Arah kebijakan bidang statistik yang ditetapkan BPS untuk tahun 2012 adalah: 1. Mereview Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik berikut peraturan perundang-undangan pelaksanaannya, dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya data statistik. 2. Memelopori terselenggaranya kegiatan statistik yang efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang andal dan prima dengan berlandaskan kepada asas keterpaduan, keakurasian, dan kemutakhiran. 3. Mewujudkan kondisi yang mendukung penerapan atas norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK). 4. Mengupayakan pembinaan dalam pengembangan sistem informasi statistik terhadap seluruh penyelenggara kegiatan statistik nasional. 5. Memelopori peningkatan kemampuan para pelaksana kegiatan statistik dalam menyelenggarakan dan menyajikan data statistik. 6. Mengupayakan peningkatan kesadaran masyarakat akan arti penting dan kegunaan statistik. Melanjutkan penyediaan dan pelayanan informasi statistik di berbagai tingkat untuk meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi statistik dengan fokus pada: 1. Meningkatkan kualitas dan keragaman data dan informasi statistik ekonomi, sosial dan kesejahteraan rakyat. 2. Meningkatkan manajemen survei melalui kegiatan antara lain dengan memperbaiki response rate, dan memperbaiki metode pengumpulan data dan pemantauan. 3. Meningkatkan metodologi sensus dan survei. 4. Meningkatkan dan mengembangkan analisis statistik. 5. Meningkatkan hubungan dengan pengguna data. 6. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi diseminasi data dan informasi statistik. II.11-8 RKP 2012
11 Selain itu, dalam rangka meningkatkan kapasitas statistik yang bermuara pada pencapaian kualitas data statistik yang bermutu tinggi dan dapat diandalkan, BPS akan melakukan reformasi internal yang sifatnya mendasar, mencakup hampir seluruh aspek melalui program Statcap-Cerdas. Program ini merupakan program perubahan dan reformasi pengembangan statistik sebagai bagian dari penguatan Sistem Statistik Nasional (SSN) Indonesia. Adapun tujan dari program ini adalah : 1. Meningkatkan kualitas data statistik yang dihasilkan BPS 2. Meningkatkan produktivitas pegawai BPS melalui peningkatan teknologi informasi & komunikasi 3. Meningkatkan kemampuan dan profesionalisme SDM di BPS; dan 4. Meningkatkan pengelolaan kelembagaan yang lebih baik Perkuatan Pengadaan Barang dan Jasa Arah kebijakan dan strategi perkuatan pengadaan barang dan jasa dilaksanakan dengan menyusun kebijakan dan peraturan perundang-undangan. Diharapkan pada tahun 2012 dapat diselesaikan pembahasan RUU pengadaan barang dan jasa pemerintah dengan DPR, dan dapat segera ditetapkan. Hal ini untuk menciptakan landasan hukum yang kuat dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah secara profesional, transparan dan akuntabel. Perwujudan pengadaan barang/jasa yang efisien, transparan, kredibel serta tidak menimbulkan penyalahgunaan wewenang, membutuhkan peraturan yang mampu secara jelas mengatur proses pengadaan barang/jasa secara nasional. Oleh karena itu, adanya aturan yang komprehensif dibidang pengadaan barang dan jasa dengan mengacu pada satu UU diharapkan akan memberi landasan hukum yang kuat dan juga kepastian hukum. Selain itu, juga dilakukan perluasan penerapan Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di lingkungan instansi pusat dan daerah. Pembentukan LPSE pada instansi pemerintah terus ditingkatkan, dan diharapkan pada tahun 2012 telah mencapai 90% instansi pemerintah yang memanfaatkan layanan e-procurement. Paket pengadaan barang dan jasa dengan menggunakan LPSE beserta pagu anggarannya, ditargetkan makin meningkat. Lebih lanjut, untuk mendukung pengembangan kebijakan, peningkatan kompetensi SDM dan pengenalan best practices secara internasional bagi para SDM pengelola pengadaan barang/jasa, pada tahun 2012 juga akan dilaksanakan inisiatif baru berupa pengembangan sistem pelatihan dan pembelajaran melalui program beasiswa S3 dan sertifikasi internasional bidang pengadaan barang dan jasa. RKP 2012 II.11-9
12 [Type text] Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Jl. Taman [Type text] Surapati No. 2 Jakarta Telp. (021) Fax (021)
BAB XI SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN PEMBANGUNAN NASIONAL
BAB XI SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN PEMBANGUNAN NASIONAL 11.1. Kondisi Umum Beberapa pertimbangan mengenai pentingnya peran perencanaan pembangunan nasional dalam kerangka sistem pendukung manajemen pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Peraturan Presiden No. 86 Tahun 2007 ditetapkan BPS Propinsi dan BPS Kabupaten/Kota merupakan instansi vertikal BPS yang berada di bawah dan bertanggung jawab
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013
RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 2014 BPS KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 2.1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tolitoli adalah perwakilan BPS di daerah Kabupaten yang bertugas menyelenggarakan tugas dan fungsi BPS dan berada dibawah BPS Propinsi
Lebih terperinciRancangan Teknokratik RENSTRA BAB I. Kondisi Umum dan Permasalahan Satker
BAB I Kondisi Umum dan Permasalahan Satker 1.1. Kondisi Umum Tujuan utama pembangunan statistik BPS Kabupaten Luwu Utara Periode sebelumnya (2010-2014) adalah meningkatkan ketersediaan data dan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan data dan informasi statistik yang beragam, tepat waktu, dan makin cepat disajikan merupakan tuntutan permintaan masyarakat dewasa ini. Disamping itu kebutuhan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung mempunyai tugas menyediakan data statistik dan informasi yang berkualitas, lengkap, akurat, mutakhir, berelanjutan dan relevan
Lebih terperinciBadan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran
Katalog BPS.1201005.1809 Rencana Strategis BPS Kabupaten Pesawaran 2010-2014 Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran Kata Pengantar Perencanaan yang baik merupakan pijakan awal untuk menentukan arah
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SLEMAN
RENCANA STRATEGIS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SLEMAN 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SLEMAN 2010 Kata Pengantar Perencanaan yang baik merupakan pijakan awal untuk menentukan arah kebijakan
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pencapaian tujuan daerah diawali dengan perumusan perencanaan yang berkualitas.
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BONDOWOSO
Rencana Strategis Badan Pusat Statistik Kabupaten Bondowoso 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BONDOWOSO KATA PENGANTAR Perencanaan yang baik merupakan dasar yang baik dalam menentukan arah kebijakan
Lebih terperinciIndependensi Integritas Profesionalisme
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan
Lebih terperinciBAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN
BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA Salah satu agenda pembangunan nasional adalah menciptakan tata pemerintahan yang bersih, dan berwibawa. Agenda tersebut merupakan upaya untuk
Lebih terperinciBAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT
ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BAPPEDA KABUPATEN LAHAT Sumber daya Bappeda Kabupaten Lahat
Lebih terperinciBAB II VISI, MISI DAN TUJUAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS...
KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PPN/Bappenas periode 2010-2014 adalah panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian PPN/Bappenas untuk 5 (lima) tahun ke depan, yang disusun
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Permasalahan yang dihadapi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi
Lebih terperinciRencana Strategi Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Utara Provinsi Lampung
Rencana Strategi Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Utara Provinsi Lampung 2010-2014 Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Utara Rencana Strategi Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Utara Provinsi
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dengan tugas pokoknya merumuskan kebijakan teknis perencanaan pembangunan daerah
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015
RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Lebih terperinciBAB 13 SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN PEMBANGUNAN NASIONAL
BAB 13 SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN PEMBANGUNAN NASIONAL Sistem manajemen pembangunan dalam tahun 2009 dan 2010 diarahkan untuk mempertajam pencapaian sasaran-sasaran pembangunan. Dalam bidang perencanaan
Lebih terperinciREVIEW RENCANA STRATEGIS BPS KABUPATEN MUKOKUKO
Review Rencana Strategis BPS Kabupaten Mukomuko 20102014 i REVIEW RENCANA STRATEGIS BPS KABUPATEN MUKOKUKO 20102014 Katalog BPS : 1201005.1706 Ukuran Buku : 17 cm x 24 cm Jumlah Halaman : 49 halaman Naskah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banggai Kepulauan memiliki tugas sebagai penyedia data dan informasi statistik yang berkualitas, lengkap, akurat, mutakhir, berkelanjutan,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI
LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI 2017 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Badan Pusat Statistik Kota Cimahi ini dibuat berdasarkan Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciRKPD Kabupaten OKU Selatan Tahun 2016 Halaman I. 1
Lampiran : Peraturan Bupati OKU Selatan Nomor : Tahun 2015 Tentang : Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun Anggaran 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untaian
Lebih terperinciBAB II RENCANA STRATEGIS
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 BAB II RENCANA STRATEGIS Rencana strategis merupakan dokumen yang bersifat taktis strategis dan implementatif serta menjabarkan strategi pembangunan
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPS KOTA PALOPO Tahun 2015-2019 Rancangan Teknokratik Renstra BPS Kota Palopo Tahun 2015-2019 ii Kata Pengantar Undang-undang No. 16 tahun 1997 dan Peraturan
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan
Lebih terperinciKementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional STRATEGI NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN, RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2004 2009,
Lebih terperinciFORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangka Tengah (BPS Kabupaten Bangka Tengah) mempunyai tugas menyediakan data dan informasi statistik yang berkualitas: lengkap, akurat,
Lebih terperinciRencana Strategis (RENSTRA)
Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014 Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN
Lebih terperinciRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN
Bab I Pendahuluan 1.1. LatarBelakang Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu proses yang berkesinambungan antara berbagai dimensi, baik dimensi sosial, ekonomi, maupun lingkungan yang bertujuan untuk
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non-Departemen yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
Lebih terperinciKebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum
emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,
Lebih terperinciBADAN PUSAT S T A T I S T I K KABUPATEN LANGKAT RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2015-2019 BADA N PUSAT STATISTIK KABUPATEN LANGKAT Kata Pengantar Undang-undang No. 16 tahun 1997 dan Peraturan Pemerintah No.
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 BAB 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS [ R E N S T R A ] KABUPATEN ROKAN HULU
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN ROKAN HULU RENCANA STRATEGIS [ R E N S T R A ] 2015-2019 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN ROKAN HULU KATA PENGANTAR Perencanaan yang baik sangat menentukan arah kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan
Lebih terperinciIndependensi Integritas Profesionalisme
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan
Lebih terperincihttps://salatigakota.bps.go.id
RENCANA STRATEGIS BPS KOTA SALATIGA 2015-2019 REVIU ISBN : 978-602-1015-31-5 No. Publikasi : 33731.1609 Katalog BPS : 1201005.3373 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 84 halaman Naskah : Bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di Indonesia sebagai Negara terbesar keempat dari jumlah penduduk, memiliki peran strategis dalam pembangunan
Lebih terperinciStrategi perencanaan pembangunan nasional by Firdawsyi nuzula
Strategi perencanaan pembangunan nasional by Firdawsyi nuzula Latar belakang Amandemen Keempat UUD NRI 1945 Tidak ada GBHN Pemilihan Presiden secara langsung Pemilihan Kepala Daerah secara demokratis UU
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)
RENCANA KINERJA AHUNAN (RK) BADAN PUSA SAISIK PROVINSI SULAWESI SELAAN AHUN ANGGARAN 2015 BADAN PUSA SAISIK PROVINSI SULAWESI SELAAN KAA PENGANAR Sebagaimana diamanatkan dalam UU No.17/2003 tentang Keuangan
Lebih terperinciKEBIJAKAN & STRATEGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BIDANG KOMINFO TAHUN
KEBIJAKAN & STRATEGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BIDANG KOMINFO TAHUN 2004-2009 Disampaikan oleh : Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Pada
Lebih terperincihttps://serangkab.bps.go.id
RENCANA STRATEGIS BPS KABUPATEN SERANG 2015-2019 No. Publikasi : 02110.1206 Katalog BPS : 1201010 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 17 cm x 24 cm : 44 halaman Naskah : Subbagian Tata Usaha BPS Kabupaten Serang
Lebih terperinci2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2017 PEMERINTAHAN. Pembangunan. Nasional. Perencanaan. Penganggaran. Sinkronisasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056) PERATURAN
Lebih terperinciBAB 13 SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN PEMBANGUNAN NASIONAL
BAB 13 SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN PEMBANGUNAN NASIONAL Pada tahun 2010-2011 sistem pendukung manajemen pembangunan tetap diarahkan untuk mempertajam pencapaian sasaran-sasaran pembangunan sesuai amanat
Lebih terperinciBUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA
BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok
Lebih terperinciREVIU. Rencana Strategis BPS Kabupaten Blitar
REVIU Rencana Strategis BPS Kabupaten Blitar 2015-2019 25 KATA PENGANTAR Perencanaan yang baik merupakan landasan awal untuk menentukan arah kebijakan yang strategis melalui penetapan program dan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama semakin berkembang. Bukan hanya perusahaan swasta saja yang menggunakan teknologi informasi
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013
BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK Melayani Informasi, Memajukan Negeri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu prasyarat penting dalam
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Pembangunan
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perencanaan Pembangunan Perencanaan pembangunan sebagai ilmu pengetahuan yang berfungsi untuk mengidentifikasi kondisi dan permasalahan riil yang dihadapi, mengantisipasi
Lebih terperinciFORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : C. MISI UNIT
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM. Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang
BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. SEJARAH BPS Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan Biro Pusat Statistik, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1
BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Setiap daerah di era Otonomi memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk dapat mengatur proses pembangunannya sendiri, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan,
Lebih terperinciBAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU DAN CAPAIAN RENSTRA SKPK
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU DAN CAPAIAN RENSTRA SKPK Rencana Kerja Bappeda Kabupaten Aceh Selatan adalah penjabaran perencanaan tahunan
Lebih terperinciRencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Jawa Barat adalah suatu muara keberhasilan pelaksanaan pembangunan Jawa Barat. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengemban
Lebih terperinciBUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU
BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1
BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sisten Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) bahwa Pemerintah maupun Pemerintah Daerah setiap
Lebih terperinciKementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (MUSRENBANGNAS) TAHUN 2010 Jakarta, 28 April-1 Mei 2010 RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciMANAJEMEN KEUANGAN BANDI. 11/26/2013 Bandi, 2013 MKN
MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA BANDI 11/26/2013 Bandi, 2013 MKN 1 MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA (MKN) MKN meliputi antara lain: 1. Sistem Administrasi Keuangan Negara (SAKN) 2. Sistem Penganggaran 3. Sistem Pelaporan
Lebih terperinciKOORDINASI PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM USDRP
Republik Indonesia Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS KOORDINASI PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM USDRP DISAMPAIKAN OLEH: DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN REGIONAL DAN OTONOMI DAERAH BAPPENAS PADA:
Lebih terperinci2 Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, perlu mengubah Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.786, 2014 BAPPENAS. Rencana Strategis. Tahun 2010-2014. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Lebih terperinciRancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah, yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Lebih terperinciKOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016
KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, perlu perubahan secara mendasar, terencana dan terukur. Upaya
Lebih terperinciBAB XI SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN PEMBANGUNAN NASIONAL
BAB XI SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN PEMBANGUNAN NASIONAL Sistem pendukung manajemen pembangunan nasional merupakan suatu perangkat institusi yang bekerja sejak perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi kinerja
Lebih terperinciBAB III ISU- ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU- ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa merupakan unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah yang mempunyai tugas membantu Kepala Daerah
Lebih terperinciUndang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang
BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
[- BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG P embangunan sektor Peternakan, Perikanan dan Kelautan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Garut dalam kurun waktu tahun 2009 s/d 2013 telah memberikan
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN
RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2014-2019 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Strategis
Lebih terperinciBAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Keberadaan BKN secara yuridis formal termuat di dalam Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah daerah yang mengatur dan mengurus
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI
BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI A. Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non-Departemen yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan Biro Pusat
Lebih terperinciPERUBAHAN RENCANA KERJA Tahun 2015
PERUBAHAN RENCANA KERJA Tahun 205 BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 205 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat-nya, atas taufiq, hidayah dan karunia-nya
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok Program Pengembangan Otonomi Daerah pada tahun 2004, yaitu
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN MENGHARAP
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciL A K I P BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SANGGAU TAHUN ANGGARAN 2016 LAPORAN AKUNTABLITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Katalog BPS:
Katalog BPS: 1203004.6105 L A K I P LAPORAN AKUNTABLITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SANGGAU TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SANGGAU KATA PENGANTAR Laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah telah merubah tatanan demokrasi bangsa Indonesia dengan diberlakukannya sistem otonomi daerah,
Lebih terperinciRENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015
RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Pembangunan
Lebih terperinciREVIU RENCANA STRATEGIS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JEPARA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JEPARA
REVIU RENCANA STRATEGIS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JEPARA 2015-2019 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JEPARA RENCANA STRATEGIS BPS KABUPATEN JEPARA 2015-2019 No. Publikasi : 3320.16.02 Katalog BPS :
Lebih terperinciRKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1
1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS BPS KOTA CILEGON No. Publikasi : Katalog BPS : Naskah : Subbagian Tata Usaha.
RENCANA STRATEGIS BPS KOTA CILEGON 2015-2019 No. Publikasi : 3672.1520 Katalog BPS : 1201005.3672 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 18,2 cm x 25,7 cm : 46 halaman Naskah : Subbagian Tata Usaha BPS Kota Cilegon
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS BPS KABUPATEN SUMBA BARAT
RENCANA STRATEGIS BPS KABUPATEN SUMBA BARAT 2015-2019 No. Publikasi : 53011.001 Katalog BPS : 1201010.5301 Ukuran Buku : B5 (18,2 cm x 25,7 cm) Jumlah Halaman : vi + 56 halaman Naskah : BPS Kabupaten Sumba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021 merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS BPS KABUPATEN PURWAKARTA
Rencana Strategis BPS Kabupaten Purwakarta 2015-2019 iii RENCANA STRATEGIS BPS KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019 No. Publikasi : 32140.1502 Katalog BPS : 1201010 Ukuran Buku : 17 cm x 24 cm Halaman : 72 halaman
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA
Lebih terperinci