Bab V Analisis. V.1 Persiapan Pengujian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab V Analisis. V.1 Persiapan Pengujian"

Transkripsi

1 Bab V Analisis Basis data spasial hasil perancangan yang telah diimplementasikan pada perangkat lunak SMBD Oracle, perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui sejauh mana basis data tersebut dapat mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada saat ini. Kegiatan pengujian diawali dengan melakukan perencanaan pengujian, mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam pengujian dan pelaksanaan pengujian serta analisis hasil pengujian. V.1 Persiapan Pengujian V.1.1 Perencanaan Pengujian Pengujian terhadap basis data spasial perlu direncanakan sedemikian rupa sehingga pengujian dapat berjalan terarah dan sesuai tujuan. Ada dua hal yang direncanakan yaitu : 1. Materi pengujian. Materi yang diuji adalah integritas data pada basis data spasial PBB hasil peracangan penerapan enterprise rule. 2. Cara pengujian. Pengujian dilakukan dengan cara melakukan transaksi pemasukan (insert) dan pemutakhiran (update) data pada basis data hasil perancangan. Untuk itu diperlukan perangkat lunak yang dapat mengakses basis data spasial pada SMBD Oracle. Perangkat lunak yang digunakan dalam pengujian adalah MapInfo dan Oracle SQLPlus. V.1.2 Data yang Digunakan Data yang digunakan untuk keperluan pengujian adalah basis data spasial PBB eks KP PBB Depok hasil penelitian terdahulu (Sugiada, 2007, Peningkatan Keamanan Data Spasial PBB Melalui Rancang Ulang Basis Data Spasial). Alasan pemilihan data tersebut adalah karena datanya sudah dalam format SMBD Oracle, sehingga tidak diperlukan lagi proses migrasi data spasial dari MapInfo ke Oracle. 54

2 55 V.1.3 Pemasukan Data Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk memasukkan data hasil penelitian terdahulu ke basis data spasial hasil perancangan. Adapun tahapan tahapannya adalah sebagai berikut: (1). Pemasukan data spasial penelitian terdahulu Data hasil penelitian terdahulu dalam bentuk file dump (file backup basis data oracle) diekstrak ke dalam SMBD oracle pada skema sementara untuk memperoleh struktur tabel dan datanya. (2). Penonaktifan batasan-batasan (constraints) dan trigger Dari data yang telah diekstrak, banyak ditemukan data yang melanggar enterprise rule yang telah diterapkan pada basis data spasial baru. Oleh karena itu perlu dilakukan penonaktifan batasan-batasan (constraints) dan trigger agar data-data tersebut dapat dimasukkan ke dalam skema SIGPBB. (3). Pemasukan data ke skema SIGPBB Sebelum dilakukan pemasukkan data dari skema sementara ke skema SIGPBB, terlebih dahulu dilakukan pemetaan (mapping) tabel dan kolom-kolomnya. Kemudian data dari skema sementara tersebut dipindahkan ke dalam tabel-tabel pada skema SIGPBB. V.2 Pelaksanaan Pengujian dan Analisisnya Pengujian dilaksanakan dengan cara menjalankan transaksi pemasukan (insert) dan atau pemutakhiran (update) pada basis data spasial hasil perancangan. Transaksi dilakukan dengan berbagai skenario kesalahan pemasukan dan pemutakhiran data spasial yang sering terjadi pada basis data spasial PBB. Berbagai macam skenario kesalahan data dapat dilihat pada tabel V.1.

3 56 Tabel V.1 Skenario kesalahan data untuk pengujian basis data spasial No Skenario Kesalahan Data 1 Kesalahan ID data spasial 2 Data spasial yang IDnya ada tetapi objeknya tidak ada (null) 3 Kesalahan karena kondisi geometri dan topologi tertentu: a. Objek data spasial undershoot b. Objek data spasial overshoot c. Objek data spasial double line d. Objek data spasial missing segment e. Objek data spasial sliver tidak berpotongan f. Objek data spasial spike g. Objek data spasial unsmooth 4 Kesalahan penempatan objek data spasial pada layer 5 Kesalahan hubungan spasial objek data spasial: a. Objek data spasial overlap (berpotongan) pada satu tabel b. Objek data spasial yang berada diluar batas yang seharusnya c. Objek data spasial overlap antar tabel 6 Kesalahan pemilihan sistem proyeksi dan zona a. data spasial dengan sistem proyeksi selain UTM DGN 95 b. data spasial dengan kesalahan zona Berikut ini akan dijelaskan skenario kesalahan data yang dilakukan dalam penggujian basis data spasial beserta analisis hasil pengujiannya. V.2.1 Kesalahan ID Data Spasial Terdapat beberapa macam kesalahan ID data spasial, diantaranya: ID yang kosong (null), ID yang tidak lengkap, ID yang format datanya salah. Pada basis data spasial hasil perancangan setiap ID data spasial menjadi kunci primer (primary key) atau bagian dari kunci primer (kunci primer komposit). Selain itu terdapat beberapa kolom kunci primer (primary key) yang juga merupakan kunci tamu (foreign key) dari tabel lainnya. Pengujian kesalahan ini dilakukan menggunakan perangkat lunak Oracle SQLPlus. Adapun transakasi yang dilakukan adalah perubahan (insert dan update) data pada tabel blok. Tabel blok mempunyai kunci primer kode blok

4 57 (KD_PROP, KD_KOTA, KD_KEC, KD_KEL, KD_BLOK) dan mempunyai kunci tamu kode kelurahan (KD_PROP, KD_KOTA, KD_KEC, KD_KEL) pada tabel kelurahan. Pertama dilakukan insert data dengan mengisi kode blok hanya sampai pada kode kelurahan (KD_PROP, KD_KOTA, KD_KEC, KD_KEL) sedangkan untuk kolom KD_BLOK dikosongkan. Transaksi gagal dan terdapat pesan error ORA- 1400: cannot insert null into (SIGPBB.BLOK.KD_BLOK). Sedangkan pengujian kedua dilakukan dengan memutakhirkan kode blok menggunakan kode kelurahan yang tidak ada acuannya (kunci tamunya salah). Transaksi kedua juga gagal dan terdapat pesan error ORA-02291: integrity constraint (SIGPBB.FK_BLOK_KEL) violated parent key not found. Contoh tampilan transaksi yang dilakukan dan pesan error-nya dilihat pada gambar V.1. Sedangkan contoh tampilan transaksi yang dilakukan dan pesan error-nya secara lengkap dapat dilihat pada lampiran I. Gambar V.1 Transaksi insert tabel blok dimana primary key-nya tidak lengkap (KD_BLOK kosong) Kedua transaksi yang dijalankan tidak dapat masuk ke basis data spasial. Untuk ID yang tidak lengkap (KD_BLOK kosong) dapat dicegah masuk ke basis data karena adanya batasan kunci primer (primary key) yang secara otomatis nilai kolom atau kolom-kolomnya tidak boleh kosong (not null). Sedangkan ID (kundi priner) yang tidak mempunyai referensi dengan tabel acuannya dapat dicegah karena adanya batasan integritas referensi (referential integrity). V.2.2 Data Spasial yang ID-nya Ada Tetapi Objeknya Tidak Ada (Null) Pengujian dilakukan pada tabel kelurahan menggunakan perangkat Oracle SQLPlus dan MapInfo. Transaksi insert dilakukan menggunakan perangkat Oracle SQLPlus dengan cara mengentri ID wilayah kelurahan (kode kelurahan)

5 58 tanpa mengentri objek data spasial. Pada saat transaksi data terdapat pesan error ORA-04088: error during execution of trigger SIGPBB.TIUBS_KELURAHAN. Sedangkan untuk transasksi update dilakukan dengan menghapus objek data spasial area kelurahan menggunakan MapInfo, sedangkan kunci primernya tetap ada. Transaksi ini juga gagal dan muncul pesan error yang sama seperti pada transaksi pertama. Seharusnya objek data spasial tidak boleh kosong dan menjadi satu kesatuan dengan kunci primernya. Contoh tampilan data spasial dan pesan error adalam pengujian dapat dilihat pada gambar V.2 dan V.3. Sedangkan contoh tampilan data spasial dan pesan error saat transaksi dijalankan, secara lengkap dapat dilihat pada lampiran I. Gambar V.2 Tampilan wilayah kelurahan yang objek data spasialnnya tidak ada Gambar V.3 Tampilan error saat menghapus objek wilayah kelurahan Kedua jenis transaksi berhasil dicegah masuk ke dalam basis data spasial hasil perancangan karena adanya batasan domain untuk kolom-kolom yang mempunyai tipe data spasial (SDO_GEOMETRY), dimana nilai kolom-kolom tersebut tidak boleh kosong (not null).

6 59 V.2.3 Kesalahan Karena Kondisi Geometri dan Topologi Objek data spasial pada basis data spasial PBB mempunyai jenis representasi objek tertentu misalnya objek bidang dan bangunan direpresentasikan dengan area (polygon). Representasi objek data spasial bisa salah karena adanya kondisi geometri dan topologi tertentu dari objek tersebut. Pengujian kesalahan ini dilakukan dengan menjalankan transaksi insert dan update menggunakan perangkat lunak MapInfo pada tabel bidang. Pengujian pertama dilakukan perubahan objek bidang dengan beberapa macam kondisi geometri dan topologi objek data spasial dimana terdapat overshoot, udershoot, double line dan missing segmen. Data spasial dengan kondisi geometri tersebut tidak bisa disimpan pada basis data. Pada saat transaksi terdapat pesan error ORA-20003: Bentuk Geometri tidak valid. Kemudian pengujian dilanjutkan dengan memutakhirkan objek bidang dengan beberapa kondisi geometri dan topologi objek lainnya, yaitu sliver tidak berpotongan, unsmooth dan spike. Transaksi-transaksi tersebut berhasil berhasil disimpan pada basis data. Contoh tampilan objek bidang yang overshoot dan pesan error pada saat transaksi dijalankan dapat dilihat pada gambar V.4 dan V.5. Sedangkan tampilan data spasial dengan kondisi geometri dan topologi lainnya dan pesan error pada saat transaksi dijalankan, secara lengkap dapat dilihat pada lampiran I. Gambar V.4 Overshoot pada objek bidang

7 60 Gambar V.5 Tampilan error saat melakukan perubahan objek bidang yang overshoot Empat macam kesalahan karena kondisi gemoetri dan topologi objek data spasial (undershoot, overshoot, double line dan missing segment) berhasil dicegah masuk ke dalam basis data karena adanya batasan terhadap representasi jenis objek untuk tiap-tiap objek data spasial PBB. Batasan-batasan tersebut ditransformasikan pada SMBD dalam bentuk trigger tabel saat insert dan update data. Sedangkan 3 (tiga) kondisi lainnya (sliver tidak berpotongan, unsmooth dan spike) tidak dapat dicegah masuk ke basis data karena kondis-kondisi tersebut terkait dengan kesalahan konsistensi logis. Dimana untuk mengetahui kebenaran data spasialnya harus mengetahui kondisi sebenarnya di lapangan. Konsistensi logis tidak bisa dibuat enterpris rule- nya karena kondisinya tidak bisa dipastikan. V.2.4 Kesalahan Penempatan Objek Data Spasial pada Layer Setiap objek data spasial harus ditempatkan sesuai dengan layernya masingmasing. Pengujian dilakukan pada tabel bidang, sungai dan jalan dengan menggunakan perangkat lunak Mapinfo. Pada pengujian dilakukan entri objek data spasial jalan pada layer bidang. Transaksi tersebut tidak bisa dijalankan karena saat memasukkan kunci primer objek jalan tidak ada kolom yang menampung ID_JALAN dan NM_JALAN. Kunci primer dari tabel jalan adalah KD_PROP, KD_KOTA, KD_KEC, KD_KEL, ID_JALAN, NM_JALAN) sedangkan kunci primer tabel bidang (KD_PROP, KD_KOTA, KD_KEC, KD_KEL, KD_BLOK, NO_URUT, KD_JNS_OP). Selain itu jenis representasi objeknya juga berbeda, jalan direpresentasikan dengan polyline sedangkan objek bidang direpresentasikan dengan polygon. Contoh tampilan data untuk kesalahan penempatan objek data spasial dapat dilihat pada gambar V.6.

8 61 Gambar V.6 Objek jalan pada layer bidang V.2.5 Kesalahan Hubungan Spasial Objek Data Spasial Pada basis data spasial hasil perancangan ditentukan hubungan-hubungan spasial objek data spasial yang diperbolehkan (lihat tabel IV.4). Dalam pengujian dilakukan perubahan data spasial dengan beberapa kondisi hubungan spasial yang seharusnya tidak diperbolehkan (lihat tabel V.1 nomor 5). Pengujian dilakukan pada tabel bidang, bangunan dan jalan menggunakan perangkat lunak MapInfo. Pelaksanaan pengujian masing-masing point skenario kesalahan data adalah sebagai berikut: a. Objek data spasial overlap (berpotongan) pada satu tabel Pengujian dilakukan pada tabel bidang dengan mengentri objek bidang yang berpotongan (overlap) dengan salah satu objek bidang yang berbatasan. Seharusnya antar objek bidang yang berbatasan tidak boleh saling berpotongan. Pada saat transaksi dijalankan terdapat pesan error ORA : Bidang tidak boleh berpotongan dengan bidang lainnya. b. Objek data spasial yang berada diluar batas yang seharusnya Objek bangunan harus berada didalam (coveredby) atau sama dengan objek bidangnya (equal). Pengujian dilakukan pada tabel bangunan dengan mengubah objek bangunan hingga ada sebagian area bangunan berada diluar area bidang yang seharusnya. Pada saat transaksi dijalankan terdapat pesan error ORA-20004: Objek bangunan tidak berada pada bidang yang benar. c. Objek data spasial overlap antar tabel Pengujian dilakukan pada tabel bidang dan jalan. Pertama dilakukan entri bidang baru, dimana terdapat area bidang yang memotong objek jalan yang berbatasan dengan bidang tersebut. Pada saat transaksi dijalankan terdapat pesan error ORA-20004: Bidang tidak boleh berpotongan (overlap) dengan

9 62 jalan. Kemudian pengujian dilanjutkan dengan melakukan pemutakhiran jalan, dimana objek jalan tersebut memotong beberapa objek bidang. Saat data disimpan terdapat pesan error ORA-20005: Objek jalan tidak boleh memotong objek bidang. Seharusnya antara objek bidang dan jalan tidak boleh saling berpotongan. Contoh tampilan bidang berbatasan yang berpotongan dan pesan error saat transaksi dijalankan dapat dilihat pada gambar V.7 dan V.8. Sedangkan tampilan kesalahan hubungan spasial lainnya dan pesan error saat transaksi dijalankan, secara lengkap dapat dilihat pada lampiran I. Gambar V.7 Terdapat perpotongan (overlap) pada bidang yang berbatasan Gambar V.8 Tampilan error saat transaksi perubahan bidang yang berpotongan Transaksi dengan menggunakan 3 (tiga) macam hubungan spasial diatas tidak berhasil masuk ke dalam basis data spasial hasil perancangan. Hal ini terjadi karena adanya batasan-batasan hubungan spasial, dimana semua hubungan spasial yang diperbolehkan terjadi pada objek-objek data spasial PBB telah ditentukan (lihat tabel IV.4). Selanjutnya batasan-batasan tersebut ditransformasikan pada perangkat lunak SMBD dalam bentuk trigger pada tabel-tabel yang mengandung data spasial. Sehingga apabila ada data dengan hubungan spasial yang tidak diperbolehkan (tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan) dapat dicegah masuk ke dalam basis data spasial.

10 63 V.2.6 Kesalahan Pemilihan Sistem Proyeksi dan Zona Data spasial PBB seharusnya menggunakan sistem proyeksi UTM DGN 95 dengan zona sesuai dengan wilayahnya. Dalam pengujian digunakan basis data spasial kota depok yang menggunakan sistem proyeksi UTM dengan zona 49 southern. Pengujian kesalahan ini dilakukan menggunakan perangkat lunak MapInfo pada tabel kelurahan dan bangunan. Kesalahan pemilihan sistem proyeksi diuji pada tabel kelurahan dengan melakukan insert data dimana sistem proyeksi yang dipilih adalah Non-Earth. Sedangkan untuk kesalahan zona, pengujian dilakukan terhadap tabel bangunan dengan melakukan perubahan data spasial yang menggunakan sistem proyeksi UTM DGN 95 zona 50. Kedua transaksi yang dijalankan tersebut gagal dan muncul pesan error yang sama yaitu ORA-20003: Sistem proyeksi dan atau zonanya salah. Contoh tampilan pemilihan sistem proyeksi dan pesan error saat transaksi dijalankan dapat dilihat pada gambar V.9 dan V.10. Sedangkan tampilan pemilihan sistem proyeksi dan pesan error lainnya dapat dilihat pada lampiran I. Gambar V.9 Contoh tampilan kesalahan pemilihan sistem proyeksi dan zona Gambar V.10 Pesan error saat insert objek wilayah kelurahan dengan memilih sistem proyeksi yang salah (Non-Earth)

11 64 Kesalahan pemilihan sistem proyeksi dan zona berhasil dicegah masuk ke dalam basis data baru karena adanya batasan penggunaan sistem proyeksi dan zonanya. Batasan tersebut dibuat dalam bentuk trigger tabel saat insert dan update data. Trigger tersebut berfungsi untuk melakukan pengecekan kesuaian antara sistem proyeksi dan zona yang digunakan dalam data spasial dengan data referensi sistem proyeksi dan zona pada tabel zona_proyeksi. V.3 Hasil Analisis Hasil dari pengujian adalah status keberhasilan (sukses atau gagal) dari transaksi yang dilakukan pada basis data spasial untuk mencegah berbagai skenario kesalahan data. Status keberhasilan transaksi tersebut menunjukkan kemampuan basis data spasial hasil perancangan dalam menjaga integritas data spasial sesuai dengan enterprise rule-nya. Adapun hasil pengujian secara lengkap dapat dilihat pada tabel V.2. Tabel V.2 Hasil pengujian basis data spasial hasil perancangan No Pencegahan Kesalahan Status 1 Pencegahan kesalahan ID data spasial 2 Pencegahan data spasial yang IDnya ada tetapi objeknya tidak ada (null) 3 Pencegahan kesalahan penempatan objek data spasial 4 Pencegahan kesalahan karena kondisi geometri dan topologi tertentu: Objek data spasial undershoot Objek data spasial overshoot Objek data spasial double line Objek data spasial missing segment Objek data spasial sliver tidak berpotongan Objek data spasial spike Objek data spasial unsmooth Tidak Tidak Tidak

12 65 Tabel V.2 Hasil pengujian basis data spasial hasil perancangan (lanjutan) No Pencegahan Kesalahan Status 5 Pencegahan kesalahan hubungan spasial: Objek data spasial overlap (berpotongan) pada satu tabel Objek data spasial yang berada diluar batas yang seharusnya Objek data spasial overlap antar tabel 6 Pencegahan kesalahan penggunaan sistem proyeksi dan zona Kesalahan penggunaan sistem proyeksi Kesalahan penggunaan zona sistem proyeksi Berdasarkan hasil pengujian, hampir semua kesalahan data spasial yang dicoba dalam pengujian berhasil dicegah masuk ke dalam basis data hasil perancangan. Hal ini dikarenakan adanya batasan-batasan pada basis data spasial hasil perancangan, dimana batasan-batasan tersebut ditransformasikan pada SMBD dalam bentuk batasan-batasan integritas dan trigger. Kemudian dari beberapa skenario kesalahan data, ada 3 poin dari skenario kesalahan karena kondisi geometri dan topologi tertentu yang tidak berhasil dicegah ke dalam basis data. Tiga poin tersebut adalah objek data spasial sliver tidak berpotongan, objek data spasial yang spike dan objek data spasial yang unsmooth. Hal ini dikarenakan kemungkinan adanya kesalahan konsistensi logis dari kondisi geometri dan topologi tersebut.

Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan Solusi Pemecahan Permasalahan

Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan Solusi Pemecahan Permasalahan Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan Solusi Pemecahan Permasalahan III.1 Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting Basis data spasial PBB menggunakan model data spasial vektor non topologi

Lebih terperinci

Bab IV Perancangan dan Implementasi

Bab IV Perancangan dan Implementasi Bab IV Perancangan dan Implementasi IV.1 Aturan-aturan Mengenai Data Spasial PBB Dari beberapa permasalahan basis data spasial PBB eksisting yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka perlu dibuat

Lebih terperinci

PENINGKATAN INTEGRITAS BASIS DATA SPASIAL PBB MELALUI PENERAPAN ENTERPRISE RULE TESIS SUNARYO NIM :

PENINGKATAN INTEGRITAS BASIS DATA SPASIAL PBB MELALUI PENERAPAN ENTERPRISE RULE TESIS SUNARYO NIM : i PENINGKATAN INTEGRITAS BASIS DATA SPASIAL PBB MELALUI PENERAPAN ENTERPRISE RULE TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh : SUNARYO

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Basis data memegang peranan yang sangat penting bagi suatu institusi baik institusi pemerintah maupun swasta. Pemrosesan basis data menjadi perangkat andalan yang kehadirannya

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Data Spasial Data spasial merupakan representasi dari objek spasial yang ada pada dunia nyata. Data spasial merupakan salah satu item dari informasi, dimana didalamnya terdapat

Lebih terperinci

Ini tampilan jika mengklik input dan rubah nilai. Gambar Layar Input dan Rubah Nilai

Ini tampilan jika mengklik input dan rubah nilai. Gambar Layar Input dan Rubah Nilai 214 Ini tampilan jika mengklik input dan rubah nilai. Gambar 4.126 Layar Input dan Rubah Nilai 215 Ini tampilan mengklik input dan rubah nilai jika sudah mengisi kolom kelas. Gambar 4.127 Layar Input dan

Lebih terperinci

Contoh SQL Constraint

Contoh SQL Constraint Contoh SQL Constraint Anda dapat menggunakan constraint untuk membatasi tipe data yang disimpan ke dalam tabel. Constraint dapat digunakan pada saat pertama kali membuat table dengan statement CREATE TABLE

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... Hal Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... ii Halaman Pernyataan... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Intisari... vii Abstrak... viii Daftar

Lebih terperinci

BASIS DATA I/2011-GANJIL MODEL RELASIONAL. Oleh Team Teaching Database. 12 Oktober 2011 BASIS DATA I/2011-GANJIL 1

BASIS DATA I/2011-GANJIL MODEL RELASIONAL. Oleh Team Teaching Database. 12 Oktober 2011 BASIS DATA I/2011-GANJIL 1 BASIS DATA I/2011-GANJIL MODEL RELASIONAL Oleh Team Teaching Database 12 Oktober 2011 BASIS DATA I/2011-GANJIL 1 Konsep-Konsep Model Relasional Model relasional berdasarkan pada konsep relasi dalam matematika

Lebih terperinci

Administrasi Basis Data. Integritas Data. Yoannita

Administrasi Basis Data. Integritas Data. Yoannita Administrasi Basis Data Integritas Data Yoannita SQL server dapat menjaga integritas data sehingga konsistensi dan pengontrolan terpusat dapat dijaga oleh server database, bukan oleh program aplikasi client.

Lebih terperinci

Eksekusi file setup.exe yang ada dalam CD atau folder instalasi oracle.

Eksekusi file setup.exe yang ada dalam CD atau folder instalasi oracle. 1 2 3 Eksekusi file setup.exe yang ada dalam CD atau folder instalasi oracle. 4 Isilah konfigurasi instalasi yang akan dibuat. Oracle Home Location : biasanya terisi otomatis dgn drive yang paling banyak

Lebih terperinci

INTEGRITAS DAN KEAMANAN DATA. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom

INTEGRITAS DAN KEAMANAN DATA. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom INTEGRITAS DAN KEAMANAN DATA Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom Integritas Data Integritas data mengacu pada konsistensi dan akurasi data yang disimpan di dalam basis data. Batasan Integritas Data (Data

Lebih terperinci

Prosedur Penggunaan Program Gambar 4.7 Halaman Home

Prosedur Penggunaan Program Gambar 4.7 Halaman Home Prosedur Penggunaan Program Gambar 4.7 Halaman Home Tampilan di atas merupakan halaman home atau halaman awal pada website Hotel Peony. Pada tampilan ini, di bagian kiri atas terdapat logo Hotel Peony,

Lebih terperinci

Contoh SQL Constraint

Contoh SQL Constraint Contoh SQL Constraint Anda dapat menggunakan constraint untuk membatasi tipe data yang disimpan ke dalam tabel. Constraint dapat digunakan pada saat pertama kali membuat table dengan statement CREATE TABLE

Lebih terperinci

INTEGRITAS BASIS DATA. OLEH : Slamet Sn Wibowo Wicaksono

INTEGRITAS BASIS DATA. OLEH : Slamet Sn Wibowo Wicaksono INTEGRITAS BASIS DATA OLEH : Slamet Sn Wibowo Wicaksono Integrity Constraint (Batasan Integritas) Constraint (batasan) merupakan aturan yang diberikan pada suatu tabel agar data yang dimasukkan terjamin

Lebih terperinci

PERTEMUAN 11 CONSTRAINT. Tujuan Pembelajaran : Memahami definisi Constraint Dapat Membuat Constraint Dapat Melakukan pemeliharaan Constraint

PERTEMUAN 11 CONSTRAINT. Tujuan Pembelajaran : Memahami definisi Constraint Dapat Membuat Constraint Dapat Melakukan pemeliharaan Constraint PERTEMUAN 11 CONSTRAINT Tujuan Pembelajaran : Memahami definisi Constraint Dapat Membuat Constraint Dapat Melakukan pemeliharaan Constraint TEORI DAN PERCOBAAN 11.1. Definisi Constraint Constraint adalah

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. maka diperlukan suatu jaringan LAN yang terhubung antara komputer yang satu

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. maka diperlukan suatu jaringan LAN yang terhubung antara komputer yang satu 179 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Arsitektur Database Agar komputer client dapat mengakses database pada komputer server, maka diperlukan suatu jaringan LAN yang terhubung antara komputer yang satu

Lebih terperinci

DATA INTEGRITY/KEINTEGRITASAN DATA

DATA INTEGRITY/KEINTEGRITASAN DATA DATA INTEGRITY/KEINTEGRITASAN DATA Data konsisten dan valid pada keadaan apapun dan konstrain apapun. ATURAN KEINTEGRITASAN DATA 1. Entity integrity Nilai atribut primary key tidak boleh null (tidak dikenal)

Lebih terperinci

Manajemen Sistem Basis Data Integrity dan Security. Lintang Yuniar Banowosari

Manajemen Sistem Basis Data Integrity dan Security. Lintang Yuniar Banowosari Manajemen Sistem Basis Data Integrity dan Security Lintang Yuniar Banowosari http://staffsite.gunadarma.ac.id/lintang Data Integrity Data konsisten dan valid pada keadaan apapun dan konstrain apapun. ATURAN

Lebih terperinci

BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI

BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI 4. Implementasi Pada tahap ini dilakukan rencana implementasi yang terkait pada aplikasi basis data yang diusulkan, serta dilakukan evaluasi terhadap beberapa aspek terkait integrity

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Implementasi Implementasi merupakan penerapan aplikasi database di lapangan sebagai solusi pengganti prosedur yang dijalankan sebelumnya. Dalam hal ini dari

Lebih terperinci

MODUL 1. Pembuatan tabel, pendefinisian constraint, export dan import PRAKTIKUM BASIS DATA LANJUT TEKNIK PERANGKAT LUNAK UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE

MODUL 1. Pembuatan tabel, pendefinisian constraint, export dan import PRAKTIKUM BASIS DATA LANJUT TEKNIK PERANGKAT LUNAK UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE MODUL 1 Pembuatan tabel, pendefinisian constraint, export dan import PRAKTIKUM BASIS DATA LANJUT TEKNIK PERANGKAT LUNAK UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE BAGIAN 1 PEMBUATAN TABEL Tujuan Pembelajaran : Memahami

Lebih terperinci

tampilan ini juga akan dapat terlihat atasan dan pimpinan yang memimpin unit kerja

tampilan ini juga akan dapat terlihat atasan dan pimpinan yang memimpin unit kerja 185 Gambar 4.21 Tampilan Layar Unit Kerja Pada tampilan layar unit kerja berguna untuk menambah, mengubah dan menghapus unit kerja yang ada dan dapat ditempati oleh setiap pegawai.. Dan pada tampilan ini

Lebih terperinci

B a s i s D a t a - 1 C H A P T E R. SQL Operasi DML. Copyright 2005 PENS-ITS

B a s i s D a t a - 1 C H A P T E R. SQL Operasi DML. Copyright 2005 PENS-ITS C H A P T E R 15 SQL Operasi DML Objectives Tujuan: Mengenal operasi perintah SQL dalam: - DML (Data Manipulation Language) - DDL (Data Definition Language) S Q L DML DML (Data Manipulation Language) adalah

Lebih terperinci

System Technology Database 1. 2 Model Relational. Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia74march.wordpress.

System Technology Database 1. 2 Model Relational. Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia74march.wordpress. System Technology Database 1 2 Model Relational Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Model Relasional Setelah mengikuti pemelajaran pada topik ini, Anda

Lebih terperinci

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM ANALISA & PERANCANGAN SISTEM Database Design Mulyadi, S.Kom, M.S.I Conventional Files versus the Database 14-2 File Kumpulan record-record sejenis. File tidak terkait satu sama lain kecuali dalam kode

Lebih terperinci

Pemodelan Basis Data Entity-Relationship Diagram (contoh kasus 2) Yusuf 2010

Pemodelan Basis Data Entity-Relationship Diagram (contoh kasus 2) Yusuf 2010 Pemodelan Basis Data Entity-Relationship Diagram (contoh kasus 2) Yusuf Priyandari @Agustus 2010 Tahap Pengembangan Basis Data Model 1 1 2 Topics discussed 3 4 5 6 7 2 Database Design Methodology Topics

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI CONSTRAINT UNTUK MENJAMIN KONSISTENSI DAN INTEGRITAS DATA DALAM DATABASE

IMPLEMENTASI CONSTRAINT UNTUK MENJAMIN KONSISTENSI DAN INTEGRITAS DATA DALAM DATABASE IMPLEMENTASI CONSTRAINT UNTUK MENJAMIN KONSISTENSI DAN INTEGRITAS DATA DALAM DATABASE Oleh: M. RUDYANTO ARIEF 1 Abstract All of the popular RDBMS products provide table check constraints: Oracle, Informix,

Lebih terperinci

Pendahuluan. Tujuan MODUL

Pendahuluan. Tujuan MODUL DATABASE Satrio Agung W, Ari Kusyanti dan Mahendra Data Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Email : informatika@ub.ac.id Pendahuluan Model relasional berdasar pada konsep relasi

Lebih terperinci

B a s i s D a t a C H A P T E R. SQL Operasi DML. Arif Basofi PENS 2015

B a s i s D a t a C H A P T E R. SQL Operasi DML. Arif Basofi PENS 2015 C H A P T E R 15 SQL Operasi DML Arif Basofi PENS 2015 Objectives Tujuan: Mengenal operasi perintah SQL dalam: - DML (Data Manipulation Language) [1] - DDL (Data Definition Language) [2] S Q L DML DML

Lebih terperinci

BAB III MODEL DATA RELASIONAL DAN ALJABAR RELASIONAL

BAB III MODEL DATA RELASIONAL DAN ALJABAR RELASIONAL BAB III MODEL DATA RELASIONAL DAN ALJABAR RELASIONAL Model data relasional diperkenankan oleh Codd pada tahun 1970. Didasarkan pada suatu struktur data yang sederhana dan seragam (uniform), yaitu : Relasi

Lebih terperinci

Djoni Darmawikarta

Djoni Darmawikarta Key d Pernya di Database Relasional Djoni Darmawikarta djoni_darmawikarta@yahoo.ca Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunak, dimodifikasi d disebark secara bebas untuk tuju buk

Lebih terperinci

Basis Data. DDL & Aturan Referential

Basis Data. DDL & Aturan Referential Basis Data DDL & Aturan Referential Tipe Data Untuk setiap kolom/field yang terdapat pada sebuah tabel, harus ditentukan pula tipe datanya yang menentukan jangkauan nilai yang bisa diisikan Masing-masing

Lebih terperinci

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 226 BAB 5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 5.1 Jadwal Implementasi 5.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Perangkat keras sangat diperlukan dan sangat berpengaruh dalam kelancaran suatu proses pengoperasian aplikasi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 MANIPULASI DATA

PERTEMUAN 9 MANIPULASI DATA PERTEMUAN 9 MANIPULASI DATA Tujuan Pembelajaran : Memahami Statement DML (Data Manipulation Language) Menyisipkan baris ke dalam table Merubah baris dalam table Menghapus baris dari table Mengontrol transaksi

Lebih terperinci

DIGITASI on screen Using Autodeskmap software.

DIGITASI on screen Using Autodeskmap software. DIGITASI on screen Using Autodeskmap software runi_asmaranto@ub.ac.id DIGITASI Cara kerjanya adalah dengan mengkonversi fitur-fitur spasial yang ada pada peta menjadi kumpulan koordinat x,y. Untuk menghasilkan

Lebih terperinci

INTERNET PROGRAMMING DATABASE

INTERNET PROGRAMMING DATABASE INTERNET PROGRAMMING DATABASE Muhmmad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. zenhadi@eepis-its.edu POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Bahasan Sistem Database ER Diagram Database MySQL Internet Application Pendahuluan

Lebih terperinci

Gambar 4.72 Layar Login User

Gambar 4.72 Layar Login User 244 4.3.4 Kebutuhan Personil (Brainware) Kebutuhan personil yang diperlukan dalam implementasi aplikasi sistem basis data pada Fa. Trico Paint Factory adalah sebagai berikut : 1. Technical support, yaitu

Lebih terperinci

Aplikasi Relasi dalam Pengelolaan Basis Data

Aplikasi Relasi dalam Pengelolaan Basis Data Aplikasi Relasi dalam Pengelolaan Basis Data Calvin Aditya Jonathan 13513077 Program Sarjana Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Gambar 4.57 Layar Ubah Pemasok. Data pemasok dapat diubah di sini. Data-data akan disimpan ke

Gambar 4.57 Layar Ubah Pemasok. Data pemasok dapat diubah di sini. Data-data akan disimpan ke 184 Gambar 4.57 Layar Ubah Pemasok Data pemasok dapat diubah di sini. Data-data akan disimpan ke tabel pemasok jika kolom nama, alamat dan telepon pemasok telah diisi. 185 Gambar 4.58 Layar Transaksi Pembelian

Lebih terperinci

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 5.1 Hasil Layout Masukan Hasil layout masukan (data master dan transaksi) dapat dilihat dengan lebih lengkap pada Lampiran 6. 5.2 Hasil Layout Keluaran Hasil layout keluaran

Lebih terperinci

1. Mempersiapkan data yang akan dikelola dalam DBMS 2. Memperoleh efisiensi dalam pemrosesan data

1. Mempersiapkan data yang akan dikelola dalam DBMS 2. Memperoleh efisiensi dalam pemrosesan data Database Development (3) Physical Design Pengantar Sebelum skema relasi yang dihasilkan dari proses perancangan lojik dan normalisasi dapat digunakan sebagai database, perlu dijalani satu tahapan lagi,

Lebih terperinci

4 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. rencana implementasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini : Tabel 4.1 Tabel Rencana Implementasi

4 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. rencana implementasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini : Tabel 4.1 Tabel Rencana Implementasi 4 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Rencana Implementasi Untuk memastikan program dapat berjalan dengan lancar, maka perlu dilakukan instalasi perangkat keras, sistem operasi dan DBMS, program aplikasi,

Lebih terperinci

PERANCANGAN BASIS DATA

PERANCANGAN BASIS DATA BAB IV PERANCANGAN BASIS DATA Database atau basis data adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer dan dapat dimanipulasi (diolah) menggunakan perangkat lunak (program aplikasi)

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pelaksanaan implementasi sistem bank soal pada Binus School Serpong. melibatkan beberapa elemen utama, yaitu:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pelaksanaan implementasi sistem bank soal pada Binus School Serpong. melibatkan beberapa elemen utama, yaitu: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Pelaksanaan implementasi sistem bank soal pada Binus School Serpong melibatkan beberapa elemen utama, yaitu: 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi

Lebih terperinci

PENGANTAR : KONSEP TOPOLOGY

PENGANTAR : KONSEP TOPOLOGY PENGANTAR : KONSEP TOPOLOGY Tahapan Proses Pembuatan Geodatabase Karakteristik GIS Pengertian Topology Toleransi Jarak Snaping Aturan Topology (Rule of Topology) Koreksi Topology LATIHAN : MEMBANGUN TOPOLOGY

Lebih terperinci

Praktikum Basis Data 2017 TE UM MODUL 8 TRIGGER A. TUJUAN

Praktikum Basis Data 2017 TE UM MODUL 8 TRIGGER A. TUJUAN A. TUJUAN MODUL 8 TRIGGER Memahami konsep dasar trigger di dalam basis data. Memahami implementasi trigger sebagai bentuk respon atas suatu kejadian. Mampu menyelesaikan kasus-kasus manipulasi data yang

Lebih terperinci

f. Pencatatan Infeksi Menular Seksual (IMS) Individu

f. Pencatatan Infeksi Menular Seksual (IMS) Individu 370 f. Pencatatan Infeksi Menular Seksual (IMS) Individu Pada menu ini petugas menambahkan, mengubah dan menghapus header transaksi baru. Petugas juga dapat menambahkan, mengubah, dan menghapus detail

Lebih terperinci

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pembuatan sistem manajemen peresensi siswa ini bertujuan untuk membantu proses manajemen presensi siswa di sekolah dengan memberikan informasi tentang presensi siswa kepada

Lebih terperinci

BASISDATA. Basis Data Secara Umum

BASISDATA. Basis Data Secara Umum BASISDATA Basis Data Secara Umum Basis data merupakan kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis. Definisi ini merujuk pada perkembangan dunia hardware

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I

SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I SISTEM Definisi sebuah tatanan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan tugas/fungsi khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama

Lebih terperinci

BASIS DATA. Model Data Relational. Fakultas Ilmu Komputer UDINUS

BASIS DATA. Model Data Relational. Fakultas Ilmu Komputer UDINUS BASIS DATA Model Data Relational Fakultas Ilmu Komputer UDINUS MODEL DATA RELATIONAL Data Model High Level Lower Level Model Data Relational Kumpulan tabel berdimensi dua dengan masing-masing relasi (relations)

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA By Novareza Klifartha

SISTEM BASIS DATA By Novareza Klifartha SISTEM BASIS DATA By Novareza Klifartha Konsep Sistem Basis Data SISTEM sebuah keterpaduan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional dengan satuan fungsi / tugas tertentu, yang saling berhubungan

Lebih terperinci

Modul Praktikum Basis Data 4 Relasi Table

Modul Praktikum Basis Data 4 Relasi Table Modul Praktikum Basis Data 4 Relasi Table Pokok Bahasan Membuat hubungan beberapa table. Edit Relational Menghapus relational Melakukan pengolahan data dari table yang terintegrasi dalam ERD. Studi Kasus

Lebih terperinci

Gambar Halaman Detail Supplier. Spesifikasi Penggunaan modul halaman Detail Supplier.

Gambar Halaman Detail Supplier. Spesifikasi Penggunaan modul halaman Detail Supplier. 324 Gambar 4.173 Halaman Detail Supplier Spesifikasi Penggunaan modul halaman Detail Supplier. Terdapat button Back yang berfungsi untuk kembali ke halaman Supplier List. 325 Gambar 4.174 Halaman Employee

Lebih terperinci

Halaman Input Nilai Murid Mata Pelajaran Guru. yang bersangkutan dan disusun berdasarkan nama murid.

Halaman Input Nilai Murid Mata Pelajaran Guru. yang bersangkutan dan disusun berdasarkan nama murid. 288 4.5.2.43 Halaman Input Nilai Murid Mata Pelajaran Guru Halaman ini menampilkan daftar murid yang diajarkan oleh guru yang bersangkutan dan disusun berdasarkan nama murid. Gambar 4.157 Halaman Input

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TRIGGER, STORED PROCEDURE, FUNCTION DAN VIEW PADA MYSQL DALAM PERANCANGAN SYSTEM INVENTORY CAFFE BOULEVARD JAYAPURA

IMPLEMENTASI TRIGGER, STORED PROCEDURE, FUNCTION DAN VIEW PADA MYSQL DALAM PERANCANGAN SYSTEM INVENTORY CAFFE BOULEVARD JAYAPURA IMPLEMENTASI TRIGGER, STORED PROCEDURE, FUNCTION DAN VIEW PADA MYSQL DALAM PERANCANGAN SYSTEM INVENTORY CAFFE BOULEVARD JAYAPURA DOSEN MATAKULIAH SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA Dr. KHAMAMI HERUSUSANTO DISUSUN

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis. Widiastuti Universitas Gunadarma 2015

Sistem Informasi Geografis. Widiastuti Universitas Gunadarma 2015 Sistem Informasi Geografis Widiastuti Universitas Gunadarma 2015 5 Cara Memperoleh Data / Informasi Geografis 1. Survei lapangan Pengukuran fisik (land marks), pengambilan sampel (polusi air), pengumpulan

Lebih terperinci

Perancangan Database Bagian I

Perancangan Database Bagian I Perancangan Database Bagian I 1 Pengantar Apa yang akan dipelajari dalam modul ini? Model data relasional Relasi Kunci Integrity Constraints Anomali Transformasi Diagram E/R ke Relasi Pemetaan Hubungan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) yang direkomendasikan : Processor : Intel core i5 2,6 GHZ

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) yang direkomendasikan : Processor : Intel core i5 2,6 GHZ BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras minimum yang direkomendasikan : Server Processor : Intel

Lebih terperinci

DESIGN BASIS DATA SECARA FISIK

DESIGN BASIS DATA SECARA FISIK DESIGN BASIS DATA SECARA FISIK A. Perancangan Basis Data Secara Fisik Tahap desain database fisik memungkinkan desainer untuk membuat keputusan tentang bagaimana database untuk diimplementasikan. Oleh

Lebih terperinci

Gambar 4.60 User Interface Petugas Absensi. Ini adalah tampilan saat User memilih submenu Data Petugas Absensi pada menu

Gambar 4.60 User Interface Petugas Absensi. Ini adalah tampilan saat User memilih submenu Data Petugas Absensi pada menu 213 Gambar 4.60 User Interface Petugas Absensi Ini adalah tampilan saat User memilih submenu Data Petugas Absensi pada menu Pendataan. Di sini User dapat melihat, menambah, meng-update, dan menghapus data

Lebih terperinci

Mudafiq Riyan Pratama

Mudafiq Riyan Pratama Trigger Pada Oracle 10g Mudafiq Riyan Pratama mudafiq.riyan@yahoo.com http://dhafiq-san.blogspot.com/ Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini adalah tampilan interface untuk Sistem Informasi Akuntansi Pengolahan Modal Usaha Dengan Metode Equity Pada PT.Merek Indah Lestari Berbasis Web : 1. Halaman

Lebih terperinci

BAB 5 ANOMALI DAN INTEGRITAS DATA PADA MODEL RELASIONAL

BAB 5 ANOMALI DAN INTEGRITAS DATA PADA MODEL RELASIONAL 1 BAB 5 ANOMALI DAN INTEGRITAS DATA PADA MODEL RELASIONAL 5.1. Anomali Anomali adalah proses pada basisdata yang memberikan efek samping yang tidak diharapkan (misal menyebabkan ketidakkonsistenan data

Lebih terperinci

OVERVIEW BASIS DATA RELASIONAL. Oleh: Ir. M. Ramadhan, MT

OVERVIEW BASIS DATA RELASIONAL. Oleh: Ir. M. Ramadhan, MT OVERVIEW BASIS DATA RELASIONAL Oleh: Ir. M. Ramadhan, MT Model Relasional Yang akan dibahas: Model relasional: struktur, karakteristik, key, representasi skema basis data Integritas relasional: integritas

Lebih terperinci

Konsep Dasar. Relatsional dan RDBMS User dan Schema Database Membuat Tabel dan Mendefinisikan Constraint Input Data ke dalam Tabel

Konsep Dasar. Relatsional dan RDBMS User dan Schema Database Membuat Tabel dan Mendefinisikan Constraint Input Data ke dalam Tabel Konsep Dasar Relatsional dan RDBMS User dan Schema Database Membuat Tabel dan Mendefinisikan Constraint Input Data ke dalam Tabel Halaman 1 dari 12 Relasional Database dan RDBMS Sebelum membahas berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaturan data secara cepat dan akurat, telah mengubah perpustakaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaturan data secara cepat dan akurat, telah mengubah perpustakaan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan informasi dalam suatu perpustakaan dapat berkembang dengan sangat cepat. Data data yang diolah khususnya data perpustakaan semakin banyak dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN Sistem informasi geografis persebaran hotspot di Indonesia merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk memantau dan memberikan informasi mengenai persebaran hotspot yang ada

Lebih terperinci

Mengelola Data. Oleh: Arif Basofi

Mengelola Data. Oleh: Arif Basofi Mengelola Data Oleh: Arif Basofi Tujuan Memanipulasi data menggunakan SQL Menggunakan data Pump untuk mengeluarkan (export) dan mengambil (import) data Memanggil data dengan SQL Loader 9-2 9-3 Memanipulasi

Lebih terperinci

Praktikum Basis Data (Database Server MySQL) Bekerja Dengan Tabel

Praktikum Basis Data (Database Server MySQL) Bekerja Dengan Tabel Bekerja Dengan Tabel 1 Oleh : Andri Heryandi, S.T., M.T., Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Table Digunakan untuk menyimpan data. Terdiri dari kolom dan baris. Setiap kolom mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sistem aplikasi basis data pada CV. Lumbung Rejeki yaitu : Monitor : SVGA 17. : Optical Mouse.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sistem aplikasi basis data pada CV. Lumbung Rejeki yaitu : Monitor : SVGA 17. : Optical Mouse. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras yang direkomendasikan untuk menerapkan sistem aplikasi basis data pada CV. Lumbung Rejeki

Lebih terperinci

CONSTRAINT clients_client_num_pk PRIMARY KEY (client_number));

CONSTRAINT clients_client_num_pk PRIMARY KEY (client_number)); Five types of constraints exist within an Oracle database. Each type enforces a different rule. The types are: NOT NULL constraints UNIQUE constraints PRIMARY KEY constraints FOREIGN KEY constraints CHECK

Lebih terperinci

BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI. Pada tahap ini dilakukan rencana implementasi yang terkait pada aplikasi basisdata

BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI. Pada tahap ini dilakukan rencana implementasi yang terkait pada aplikasi basisdata BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI Pada tahap ini dilakukan rencana implementasi yang terkait pada aplikasi basisdata yang diusulkan, serta dilakukan evaluasi terhadap beberapa aspek terkait integrity dan security

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Kebutuhan Hardware dan Software Untuk mengimplementasikan rancangan basis data yang telah dibuat, diperlukan unit hardware dan software dengan spesifikasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN BASIS DATA. Alif Finandhita, S.Kom

PERANCANGAN BASIS DATA. Alif Finandhita, S.Kom PERANCANGAN BASIS DATA Alif Finandhita, S.Kom Proses perancangan basis data, terlepas dari masalah yang ditangani dibagi menjadi 3 tahapan : Perancangan basis data secara konseptual Merupakan upaya untuk

Lebih terperinci

Gambar 4.78 Tampilan Layar Menu Petugas

Gambar 4.78 Tampilan Layar Menu Petugas Gambar 4.78 Tampilan Layar Menu Petugas 242 243 Gambar 4.79 Tampilan Layar Pinjam Buku Gambar 4.80 Tampilan Layar Rak 244 Gambar 4.81 Tampilan Layar Lihat Disertasi Gambar 4.82 Tampilan Layar Lihat Booking

Lebih terperinci

IF SearchButton Student diklik THEN. IF Tombol Submit Student diklik THEN. Tampilkan Pesan You have to input remark. Tampilkan Modul Attendance

IF SearchButton Student diklik THEN. IF Tombol Submit Student diklik THEN. Tampilkan Pesan You have to input remark. Tampilkan Modul Attendance IF UsernameInput == Username && PasswordInput == Password THEN Simpan UserType Validasi Sukses ELSEIF UsernameInput!= Username PasswordInput!= Pasword THEN Validasi = error ENDIF 3. Modul Attendance //Mencari

Lebih terperinci

BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penerapan Sistem Basis Data pada PT.Global Health membutuhkan 3 macam spesifikasi

BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penerapan Sistem Basis Data pada PT.Global Health membutuhkan 3 macam spesifikasi BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Penerapan Sistem Basis Data pada PT.Global Health membutuhkan 3 macam spesifikasi sistem yaitu spesifikasi computer,personil dan sisi keamanan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Sistem informasi pengolahan petty cash yang berjalan saat ini di PT. Langkat Nusantara Kepong dapat memberikan hasil yang cukup akurat, namun dari

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Aplikasi 4.1.1 Kebutuhan Sumber Daya Perangkat Keras Server : 1. Processor Intel Pentium Core 2 Duo 1,8 Ghz atau lebih 2. Memory 2 GB DDR2 atau lebih 3.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh Kantor SAR Banda Aceh adalah kesulitan dalam mengolah dan mencatat penerimaan dan pengeluaran kas yang

Lebih terperinci

Halaman StyleJob Buyer (Admin)

Halaman StyleJob Buyer (Admin) 210 4.5.17 Halaman StyleJob Buyer (Admin) Gambar 4.46 Daftar Buyer Halaman ini digunakan untuk memasukan identitas buyer. Dibawahnya terdapat tabel yang berisikan detail buyer yang dapat di-edit. 211 4.5.18

Lebih terperinci

Oracle Academic Initiative

Oracle Academic Initiative Oracle Academic Initiative Oracle9i Introduction to SQL Oleh: Tessy Badriyah, SKom.MT Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya BAB 11 : Constraint Halaman : 11-0

Lebih terperinci

TUGAS PRAKTIKUM SISTEM BASIS DATA

TUGAS PRAKTIKUM SISTEM BASIS DATA TUGAS PRAKTIKUM SISTEM BASIS DATA Dosen : Bpk Wahyu Widodo DISUSUN OLEH : NAMA : ANA ALFIYATUN NIM : 12131248 KELAS : A2 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN ILMU KOMPUTER STMIK EL-RAHMA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Rencana Implementasi Tabel 4.1 Tabel Jadwal Rencana Implementasi Aktivitas Hari 1 2 3 4 5 6 Instalasi DBMS Instalasi Program Aplikasi Basis Data Konversi Data

Lebih terperinci

Sistem Basis Data. Chapter 5: Logical Database Design and the Relational Model Andronicus Riyono, M.T.

Sistem Basis Data. Chapter 5: Logical Database Design and the Relational Model Andronicus Riyono, M.T. Sistem Basis Data Chapter 5: Logical Database Design and the Relational Model Andronicus Riyono, M.T. E-R & Relational Model Conceptual Data Model (E-R Model) dibuat untuk memahami kebutuhan data dan aturan-aturan

Lebih terperinci

BERMAIN DATA DENGAN SQL SERVER

BERMAIN DATA DENGAN SQL SERVER BERMAIN DATA DENGAN SQL SERVER BERKENALAN DENGAN SQL SERVER DBMS merupakan suatu sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna komputer untuk membuat, memelihara, mengontrol, serta mengakses data pada

Lebih terperinci

MySQL J A M K E T I G A

MySQL J A M K E T I G A J A M K E T I G A MySQL l Apa itu MySQL? l Membuat User Baru l Membuat Database l Tipe Data MySQL l Membuat Tabel l Structured Query Language l Latihan Jam Ketiga l Soal Jam Ketiga Jam Ketiga Apa itu MySQL?

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. sistem informasi penggajian pada Labkom STIKOM SURABAYA. Wawancara

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. sistem informasi penggajian pada Labkom STIKOM SURABAYA. Wawancara BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK 1. 4.1 Analisis Menganalisa sistem merupakan langkah awal dalam membuat sistem baru. Langkah pertama adalah melakukan wawancara dan pengamatan, dalam hal ini sistem informasi

Lebih terperinci

INTEGRITAS DAN KEAMANAN BASIS DATA. Alif Finandhita, S.Kom, M.T

INTEGRITAS DAN KEAMANAN BASIS DATA. Alif Finandhita, S.Kom, M.T INTEGRITAS DAN KEAMANAN BASIS DATA Alif Finandhita, S.Kom, M.T Informasi yang disimpan pada basis data hanya akan bagus jika DBMS turut membantu mencegah adanya informasi yang salah yang masuk ke basis

Lebih terperinci

OPTIMALISASI QUERY DALAM BASIS DATA MY SQL MENGGUNAKAN INDEX

OPTIMALISASI QUERY DALAM BASIS DATA MY SQL MENGGUNAKAN INDEX ============================================================================== OPTIMALISASI QUERY DALAM BASIS DATA MY SQL MENGGUNAKAN INDEX Ridho Pamungkas Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknik, UNIPMA,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. berjalan. Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. berjalan. Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap 214 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Aplikasi sistem basis data penjualan yang telah dirancang akan diimplementasikan pada PT. InterAct Corporation sebagai pengganti sistem yang berjalan.

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 2 IMPLEMENTASI MODEL DATA(PEMBUATAN DB)

PRAKTIKUM 2 IMPLEMENTASI MODEL DATA(PEMBUATAN DB) PRAKTIKUM 2 IMPLEMENTASI MODEL DATA(PEMBUATAN DB) A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat mengimplementasikan model data 2. Mahasiswa dapat membuat database 3. Mahasiswa dapat membuat tabel B. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini membahas mengenai implementasi dan pengujian perangkat lunak yang dibangun pada Tugas Akhir ini. Pembahasan mengenai implementasi dipaparkan pada subbab 5.1 sedangkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini akan dijelaskan analisis dan perancangan sistem dalam pembuatan Rancang Bangun Sistem Informasi Pencatatan Transaksi Keuangan Pada Klinik Graha Amani

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Kerja Praktek di unit IS SSM PT. TELKOM Surabaya, maka dapat diketehui

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Kerja Praktek di unit IS SSM PT. TELKOM Surabaya, maka dapat diketehui BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Analisis Sistem Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada saat pelaksanaan Kerja Praktek di unit IS SSM PT. TELKOM Surabaya, maka dapat diketehui proses-proses pencatatan

Lebih terperinci

NORMALISASI UNTUK BASIS DATA RELASIONAL

NORMALISASI UNTUK BASIS DATA RELASIONAL NORMALISASI UNTUK BASIS DATA RELASIONAL Realitas(1) Realitas(2) Tabel Jadwal Normalisasi adalah pengembangan proses secara formal untuk membantu designer mendefinisikan/memilih skema relasional yang baik.

Lebih terperinci

Modul ArcInfo. Gambar 1 Tampilan cara mengaktifkan Arcinfo. ArcInfo merupakan salah satu perangkat lunak GIS yang telah banyak

Modul ArcInfo. Gambar 1 Tampilan cara mengaktifkan Arcinfo. ArcInfo merupakan salah satu perangkat lunak GIS yang telah banyak Modul ArcInfo ArcInfo merupakan salah satu perangkat lunak GIS yang telah banyak digunakan oleh para ahli di bidang GIS. Pada prinsipnya ArcInfo ini sangat mendukung dalam pembuatan dan pembangunan database

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM. menggunakan referensi jurnal, e-book, dan artikel terkait.

BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM. menggunakan referensi jurnal, e-book, dan artikel terkait. BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Studi Literatur Pada tahap ini, dilakukan pencarian referensi

Lebih terperinci