Bab IV Perancangan dan Implementasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab IV Perancangan dan Implementasi"

Transkripsi

1 Bab IV Perancangan dan Implementasi IV.1 Aturan-aturan Mengenai Data Spasial PBB Dari beberapa permasalahan basis data spasial PBB eksisting yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka perlu dibuat aturan-aturan khusus mengenai data spasial PBB. Aturan-aturan tersebut dimaksudkan untuk menangulangi atau mengurangi permasalahan-permasalahan data spasial yang ada. Dalam penelitian ini diusulkan aturan-aturan data spasial PBB sebagai berikut: 1. Setiap objek pada layer mempunyai ID tertentu yang nilainya unik. ID masingmasing objek pada layer dapat dilihat pada tabel IV.1 Tabel IV.1 ID objek pada layer NO NAMA LAYER ID OBJEK 1 Bidang NOP (Nomor Objek Pajak) Bangunan Nomor Bangunan 3. Jalan Nama Jalan 4. Sungai Nama Sungai 5. Simbol Kode Simbol 6. Batas Blok Kode Blok 7. Batas Kelurahan Kode Kelurahan 8. Batas Kecamatan Kode Kecamatan 9. Batas Kabupaten/Kota Kode Kabupaten/Kota 10. Batas Provinsi Kode Provinsi. Setiap objek data spasial PBB tidak boleh bernilai kosong (null) dan mempunyai jenis representasi tertentu. Adapun jenis-jenis representasi objek data spasial PBB dapat dilihat pada tabel IV.. Tabel IV. Jenis-jenis representasi objek data spasial PBB NO OBJEK DATA SPASIAL JENIS REPRESENTASI OBJEK 1 Bidang Polygon Bangunan Polygon 3. Jalan Polyline 4. Sungai Polyline 5. Simbol Point 6. Area Blok Polygon 7. Wilayah Kelurahan Polygon 8. Wilayah Kecamatan Polygon 34

2 35 Tabel IV. Jenis-jenis representasi objek data spasial PBB (lanjutan) NO OBJEK DATA SPASIAL JENIS REPRESENTASI OBJEK 9. Wilayah Kabupaten/Kota Polygon 10. Wilayah Provinsi Polygon 3. Objek-objek data spasial PBB yang sama harus ditempatkan pada layer yang sama. Daftar objek data spasial beserta layernya dapat dilihat pada tabel IV.3. Tabel IV.3 Daftar objek data spasial beserta layernya NO OBJEK LAYER 1 Bidang Bidang Bangunan Bangunan 3. Jalan Jalan 4. Sungai Sungai 5. Simbol Simbol 6. Area Blok Blok 7. Wilayah Kelurahan Kelurahan 8. Wilayah Kecamatan Kecamatan 9. Wilayah Kabupaten/Kota Kota 10. Wilayah Provinsi Provinsi 4. Objek data spasial PBB mempunyai hubungan spasial tertentu yang diperbolehkan. Hubungan spasial objek tersebut bisa terjadi dalam satu layer ataupun antar layer. Jenis-jenis hubungan spasial antar objek data spasial PBB yang diperbolehkan dapat dilihat pada tabel IV.4. Tabel IV.4 Hubungan spasial antar objek data spasial PBB yang diperbolehkan No Objek Layer 1 Layer Hubungan Spasial Yang diperbolehkan 1 Wilayah Provinsi Wilayah Provinsi - Bersebelahan (touch) Wilayah Kota Wilayah Provinsi - Berada di dalam (inside) - Berada pada (covered by) 3 Wilayah Kota Wilayah Kota - Bersebelahan (touch) 4 Wilayah Kecamatan Wilayah Kota - Berada di dalam (inside) - Berada pada (covered by) 5 Wilayah Wilayah - Bersebelahan (touch) Kecamatan 6 Wilayah Kelurahan Kecamatan Wilayah Kecamatan - Berada di dalam (inside) - Berada pada (covered by)

3 36 Tabel IV.4 Hubungan spasial antar objek data spasial PBB yang diperbolehkan (lanjutan) No Objek Hubungan Spasial Layer 1 Layer Yang diperbolehkan 7 Wilayah Kelurahan Wilayah Kelurahan - Bersebelahan (touch) 8 Area Blok Wilayah Kelurahan - Berada di dalam (inside) - Berada pada (covered by) 9 Area Blok Area Blok - Bersebelahan (touch) 10 Jalan Wilayah Kelurahan - Berada di dalam (inside) - Berada pada (covered by) 11 Jalan Jalan - Terhubung (conected) 1 Sungai Wilayah Kelurahan - Berada di dalam (inside) - Berada pada (covered by) 13 Sungai Sungai - Terhubung (conected) 14 Simbol Wilayah Kelurahan - Berada di dalam (inside) - Pada (on) 15 Simbol Simbol 16 Bidang Area Blok - Berada di dalam (inside) - Berada pada (covered by) - Sama (Equal) 17 Bidang Bidang - Bersebelahan (touch) 18 Bidang Jalan - Bersebelahan (touch) 19 Bidang Sungai - Bersebelahan (touch) 0 Bangunan Bidang - Berada di dalam (inside) - Berada pada (covered by) - Sama (Equal) 1 Bangunan Bangunan - Bersebelahan (touch)

4 37 Sedangkan contoh gambar hubungan spasial antar jenis representasi objek dapat dilihat pada tabel IV.5 Tabel IV.5 Contoh gambar hubungan spasial antar jenis representasi objek No Jenis Representasi Objek Objek 1 Objek Hubungan Spasial Beserta Contoh Gambarnya 1 Polygon Polygon Terpisah (disjoint) 1 Bersebelahan (touch) Sama (equal) 1 Berada di dalam (inside) 1 Berada pada (covered by) 1 Polygon Polyline Terpisah (disjoint) 1

5 38 Tabel IV.5 Contoh gambar hubungan spasial antar jenis representasi objek (lanjutan) Jenis Representasi Objek Hubungan Spasial No Objek 1 Objek Beserta Contoh Gambarnya Polygon Polyline Bersebelahan (touch) 1 Berada di dalam (inside) 1 Berada pada (covered by) 1 3 Polygon Point Berada di dalam (inside) 1 Pada (on) 1 4 Polyline Polyline Terpisah (disjoint) 1 Terhubung (connected) 1 5 Point Point Terpisah (disjoint) 1

6 39 5. Data spasial PBB menggunakan sistem proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator) dengan datum DGN 1995, adapun zona yang digunakan sesuai dengan lokasi wilayahnya. IV. Perancangan Penerapan Enterprise Rule IV..1 Penyusunan Enterprise Rule Berdasarkan peraturan penanganan data spasial PBB yang telah disusun dan peraturan terkait (Keputusan DJP Nomor 533/PJ/000) dapat dibuat enterprise rule data spasial PBB. Enterprise rule mempunyai peranan penting dalam perancangan basis data. Dari enterprise rule dapat dibuat model data konseptualnya, selanjutnya ditransformasikan menjadi model data fisikal sesuai dengan SMBD yang akan digunakan. Adapun enterprise rule data spasial PBB yang diusulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1). Data spasial PBB terdiri dari wilayah provinsi, wilayah kabupaten/kota, wilayah kecamatan, wilayah kelurahan, area blok, bidang, bangunan, jalan, sungai, simbol; (). Setiap jenis data spasial PBB mempunyai ID yang unik (Daftar ID masing-masing objek dapat dilihat pada tabel IV.1); (3). Wilayah provinsi, wilayah kabupaten/kota, wilayah kecamatan, wilayah kelurahan, area blok, bidang dan bangunan direpresentasikan sebagai objek berjenis polygon; (4). Jalan dan sungai direpresentasikan sebagai objek berjenis polyline; (5). Simbol direpresentasikan sebagai objek berjenis point; (6). Area kabupaten/kota harus berada di dalam area provinsinya; (7). Area kabupaten/kota yang berbatasan tidak boleh berpotongan (overlap); (8). Area kecamatan harus berada di dalam area kabupaten/kota nya; (9). Area kecamatan yang berbatasan tidak boleh berpotongan (overlap); (10). Area batas kelurahan harus berada di dalam area kecamatannya; (11). Area kelurahan yang berbatasan tidak boleh berpotongan (overlap);

7 40 (1). Area blok harus berada di dalam area kelurahannya; (13). Area blok yang berbatasan tidak boleh berpotongan (overlap); (14). Bidang harus berada di dalam atau sama dengan area bloknya; (15). Bidang yang berbatasan tidak boleh berpotongan (overlap); (16). Bangunan harus berada di dalam atau sama dengan bidangnya (tidak berlaku untuk bangunan yang tidang mempunyai bidang tanah); (17). Bangunan yang berbatasan tidak boleh berpotongan (overlap); (18). Jalan, sungai dan simbol harus berada di dalam area kelurahannya atau berada pada batas kelurahannya; (19). Bidang tidak boleh berpotongan dengan jalan; (0). Bidang tidak boleh berpotongan dengan sungai; (1). Data spasial PBB menggunakan sistem proyeksi peta UTM dengan datum DGN 1995 dengan zona sesuai lokasinya masing-masing; IV.. Perancangan Transformasi Enterprise Rule pada SMBD Enterprise Rule yang telah disusun harus dapat diterapkan dalam SMBD sehingga dapat digunakan untuk menjaga integritas data. Dari enterprise rule yang telah disusun dilakukan perancangan transformasinya pada SMBD. Adapun rancangan transformasi secara lengkap dapat dilihat pada tabel IV.. Tabel IV.6 Rancangan transformasi enterprise rule pada SMBD No Enterprise Rule Transformasi pada SMBD 1 Data spasial PBB terdiri dari wilayah provinsi, wilayah kabupaten/kota, wilayah kecamatan, wilayah kelurahan, area blok, bidang, bangunan, jalan, sungai, simbol Setiap jenis data spasial PBB mempunyai ID yang unik Pembuatan tabel untuk tiap-tiap data ID dijadikan primary key atau komponen primary key dari tabel-tabel data spasial

8 41 Tabel IV.6 Rancangan transformasi enterprise rule pada SMBD (lanjutan) No Enterprise Rule Transformasi pada SMBD 3 Wilayah provinsi, wilayah kabupaten/kota, wilayah kecamatan, wilayah kelurahan, area blok, bidang dan bangunan berupa polygon 4 Jalan dan sungai berupa polyline Pembuatan batasan dimana data spasial wilayah provinsi, wilayah kabupaten/kota, wilayah kecamatan, wilayah kelurahan, area blok, bidang dan bangunan harus direpresentasikan sebagai objek berjenis polygon Pembuatan batasan dimana data spasial jalan dan sungai harus direpresentasikan sebagai objek berjenis polyline 5 Simbol berupa point Pembuatan batasan dimana data spasial simbol harus direpresentasikan sebagai objek berjenis point 6 Area kabupaten/kota harus berada di dalam area provinsinya 7 Area kabupaten/kota yang berbatasan tidak boleh berpotongan (overlap) 8 Area kecamatan harus berada di dalam area kabupaten/kotanya 9 Area kecamatan yang berbatasan tidak boleh berpotongan (overlap) 10 Area batas kelurahan harus berada di dalam area kecamatannya antara objek wilayah kabupaten/kota dengan objek wilayah propinsi, dimana area kabupaten/kota harus berada di dalam area provinsinya antar objek wilayah kabupaten/kota dalam satu provinsi, dimana antar objek yang berbatasan tidak boleh berpotongan (overlap) antara objek wilayah kecamatan dengan objek wilayah kabupaten/kota, dimana area kecamatan harus berada di dalam area kabupaten/kotanya antar objek wilayah kecamatan dalam satu kabupaten/kota, dimana antar objek yang berbatasan tidak boleh berpotongan (overlap) antara objek wilayah kelurahan dengan objek wilayah kecamatan, dimana area kelurahan harus berada di dalam area kecamatannya

9 4 Tabel IV.6 Rancangan transformasi enterprise rule pada SMBD (lanjutan) No Enterprise Rule Transformasi pada SMBD 11 Area kelurahan yang berbatasan tidak boleh berpotongan (overlap) 1 Area blok harus berada di dalam area kelurahannya 13 Blok yang berbatasan tidak boleh berpotongan (overlap) 14 Bidang harus berada di dalam atau sama dengan area bloknya 15 Bidang yang berbatasan tidak boleh berpotongan (overlap) 16 Bangunan harus berada di dalam atau sama dengan bidangnya 17 Bangunan yang berbatasan tidak boleh berpotongan (overlap) 18 Jalan, sungai dan simbol harus berada di dalam area kelurahannya atau berada pada batas kelurahannya 19 bidang tidak boleh berpotongan dengan jalan antar objek wilayah kelurahan dalam satu kecamatan, dimana antar objek yang berbatasan tidak boleh berpotongan (overlap) antara objek area blok dengan objek wilayah kelurahan, dimana area blok harus berada di dalam area kelurahannya antar objek area blok dalam satu kelurahan, dimana antar objek yang berbatasan tidak boleh berpotongan (overlap) antara objek bidang dengan objek area blok, dimana area bidang tidak boleh berada diluar area bloknya antar objek bidang dalam satu blok, dimana antar objek yang berbatasan tidak boleh berpotongan (overlap) antara objek bangunan dengan objek bidang, dimana area bangunan tidak boleh berada diluar area bidangnya antar objek bangunan dalam satu bidang, dimana antar objek yang berbatasan tidak boleh berpotongan (overlap) antara objek jalan, sungai dan simbol dengan objek kelurahan dalam satu wilayah kelurahan, dimana jalan, sungai dan simbol tidak boleh berada diluar batas kelurahannya antar objek bidang dengan objek jalan dalam satu wilayah kelurahan, dimana antar objek bidang dan jalan tidak boleh berpotongan (overlap)

10 43 Tabel IV.6 Rancangan transformasi enterprise rule pada SMBD (lanjutan) No Enterprise Rule Transformasi pada SMBD 0 bidang tidak boleh berpotongan dengan sungai 1 Data spasial PBB menggunakan sistem proyeksi peta UTM (Universal Transverse Mercator) dengan datum DGN 1995 dengan zona sesuai daerahnya masingmasing antar objek bidang dengan objek sungai dalam satu wilayah kelurahan, dimana antar objek bidang dan sungai tidak boleh berpotongan (overlap) - Pembuatan tabel referensi sistem proyeksi peta UTM dengan pembagian zona tiap kabupaten/kota. - Pembuatan batasan dimana sistem proyeksi yang boleh digunakan dalam data spasial PBB adalah UTM DGN 1995 dengan zona sesuai lokasinya. Rancangan transformasi tersebut dilakukan dengan melakukan perancangan ulang basis data spasial agar dapat diterapkan pada SMBD yang dipilih. Perancangan ulang basis data dilakukan dalam dua tahapan perancangan, yaitu: (1). Perancangan Konspetual (). Peracangan Fisikal IV..3 Perancangan Konseptual Perancangan konseptual dilakukan untuk membuat model data konseptual dengan menggunakan cara pemodelan hubungan antar entitas (Entity Relationship/E-R Modelling). Model E-R terdiri dari 3 konsep dasar yaitu: entitas, hubungan antar entitas/relasi (relationship), serta atribut-atribut dari entitas (Nugroho, 004). Tujuan dari tahapan ini adalah mendapatkan penjelasan yang lengkap dari struktur, maksud/tujuan dan batasan-batasan basis data. Hal ini bisa terwujud jika dalam perancangan bebas (tidak bergantung) pada perangkat lunak SMBD tertentu, karena SMBD mempunyai kelemahan dan keterbatasan yang dapat mempengaruhi model data konseptual (Elmasri dan Navathe, 000).

11 44 Dalam melakukan perancangan basis data ada beberapa karakteristik yang harus diperhatikan, yaitu (Waljiyanto, 000): (1). Model data harus cukup memberikan tampilan yang menggambarkan perbedaan jenis data, hubungan dan batasan (ekspresif). (). Model harus dibuat sederhana dan mudah dipahami serta digunakan oleh pemakai yang awam sekalipun (sederhana). (3). Penyajian model data dibuat dalam diagram yang mudah diinterprestasi (penyajian diagramtik) (4). Penyajian model data dalam skema harus teliti dan tidak menimbulkan interpretasi yang bias (akurat). Dalam penelitian ini digunakan perangkat punak PowerDesigner untuk membuat model data konseptual basis data spasial PBB. Perancangan dilakukan dengan membuat file CDM (Conceptual Data Modelling). Pada perangkat lunak Power Designer disediakan fasilitas untuk membuat entitas, hubungan antar entitas dan atribut tiap-tiap entitas. Diagram model data konseptual basis data spasial PBB hasil perancangan konseptual dapat dilihat pada gambar IV.1. Keterangan tanda hubungan antar entitas model data konseptual dapat dilihat pada tabel IV.7, sedangkan deskripsi entitas, atribut dan hubungan antar entitas dapat dilihat pada lampiran A.

12 45 Propinsi <pi> A <M> Tgl_Entri_Prop D Lyr_Prop <UNDEF> PK_Prop <pi> Mengandung Kd_Kec Tgl_Entri_Kec Lyr_Kec Kecamatan PK_Kecamatan<pi> <pi> A3 <M> D <UNDEF> Mengandung Kd_Kel Mengandung Tgl_Entri_Kel Lyr_Kel Kelurahan PK_Kelurahan<pi> <pi> A3 <M> D <UNDEF> Kota Kd_Kota <pi> A <M> Tgl_Entri_Kota D Lyr_Kota <UNDEF> PK_Kota <pi> Mengandung Blok Kd_Blok Tgl_Entri_Blok <pi> A3 D <M> Lyr_Blok <UNDEF> PK_Blok <pi> Jalan Id_Jln <pi> N5 <M> Nm_Jln VA30 Lbr_Jln N3 Lyr_Jln <UNDEF> PK_Jalan <pi> Berada Pada Berada Pada Pemakai_SIG NIP_Petugas<pi> PK_Pemakai <pi> Mempunyai Dilakukan No_Urut Kd_Jns_Op Tgl_Entri_Bidang Lyr_Bidang PK_Bidang <pi> Berada Pada Bidang <pi> <pi> A4 <M> A1 <M> D <UNDEF> Mengandung Sungai Id_Sungai <pi> N5 <M> Nm_Sungai VA30 Lbr_Sungai N3 Lyr_Sungai <UNDEF> PK_Sungai <pi> Simbol Id_Simbol <pi> A3 Keterangan VA50 PK_Simbol <pi> Berada Pada Dilakukan Wewenang_SIG Kd_Wwng <pi> A <M> Nm_Wwng VA30 PK_Wewenang <pi> Bangunan No_Bng Tgl_Entri_Bng <pi> A3 D <M> Lyr_Bng <UNDEF> PK_Bangunan<pi> Zona_Proyeksi Kd_Zona <pi> N5 <M> Nm_Zona A PK_Proyeksi<pi> Gambar IV.1 Model konseptual basis data spasial hasil perancangan Tabel IV.7 Tanda hubung antar entitas Tanda Kehadiran Kardinalitas Wajib Wajib Tidak Wajib Tidak Wajib Wajib dan Tergantung Tidak Wajib dan Tergantung Satu Banyak Satu Banyak Banyak Banyak

13 46 IV..4 Perancangan Fisikal Pada tahap perancangan fisikal dilakukan transformasi data dari model E-R ke model data logik dan model data fisik. Model data logik dalam penelitian ini menggunakan model data relasional dan model data fisik akan diimplemantasikan pada perangkat lunak SMBD Oracle. Sasaran dari perancangan fisikal adalah menciptakan perancangan untuk penyimpanan data yang menyediakan kinerja yang baik dan memastikan integritas, keamanan dan kemampuan untuk dipulihkan/restore data (Nugroho, 00). Ditjen Pajak telah menggunakan SMBD Oracle sebagai pengelolah berbagai basis data yang dimilikinya, diantaranya: basis data atribut PBB (SISMIOP), BPHTB, SIP, MP3, datacenter PBB dan POS PBB. Hal ini menjadi salah satu alasan dipilihnya SMBD Oracle untuk perancangan model data fisik. Selain itu perangkat lunak SMBD Oracle mempunyai beberapa fitur ungulan, diantaranya: 1. Fitur skalabilitas dan kinerja yang baik meliputi konkurensi, konsistensi pembacaan (read consistency), mekanisme penguncian data, Real Application Clusters (RAC) dan portabilitas ;. Fitur backup dan recovery; 3. Mampu mengelolah berbagai macam tipe data selain tipe data standar, diantaranya: XML, teks, audio, video dan data spasial; 4. Fitur bisnis intelegensi (bussines intellegence), SMBD oracle mempunyai kemampuan untuk ETL (extract, transformation and loading) data, kompresi tabel, partisi tabel, data warehousing. 5. Fitur keamanan basis data yang meliputi keamanan sistem dan keamanan data. Dalam penelitian ini digunakan perangkat lunak PowerDesigner untuk melakukan transformasi model data konseptual kedalam model data logik dan fisik. Transformasi model data tersebut dilakukan dengan menggunakan fasilitas generalisasi file CDM ke dalam file PDM (Physical Data Model). Dari hasil generalisasi tersebut secara otomatis membuat struktur fisik data (tabel, kolom, integritas referensial, batasan-batasan/constraints) sesuai dengan SMBD yang dituju (SMBD Oracle). Selain itu dalam perangkat lunak ini disediakan fasilitas

14 47 untuk melakukan desain skema, penyimpanan data (tablesapce), indek, pengaturan wewenang (previlage dan role) dan objek-objek basis data lainnya. Pembuatan file PDM dilakukan dengan menggunakan Menu Tools Generate Physical Model pada perangkat lunak PowerDesigner. Setelah itu dilakukan perancangan struktur fisik komponen basis data lainnya diantaranya skema, struktur penyimpanan data (tablespace), indek, synonym dan trigger. Model data fisik tabel-tabel pada basis data spasial PBB hasil perancangan dapat dilihat pada gambar IV., sedangkan daftar tabel, diskripsi kolom tiap-tiap tabel dan hubungan referensi dapat dilihat pada lampiran B. Hasil perancangan model fisik lainnya adalah tablespace. Dalam penelitian ini di lakukan desain tablespace dengan pertimbangan jenis objek (tabel dan indek), jumlah data, frekwensi perubahan dan query data serta kelompok data yang ada pada suatu tabel. Hal ini dilakukan untuk kemudahan pemeliharaan dan meningkatakan kinerja dari basis data. Adapun nama tablespace, jenis dan nama objek yang disimpan di tiap tablespace dapat di lihat pada lampiran C.1. Berkaitan dengan adanya data spasial dan hubungan/relasi spasial dalam dan antar tabel dalam basis data spasial maka dalam perancangan fisikal dilakukan pembuatan skrip-skrip untuk menjaga agar aturan data spasial dan relasi-relasi spasial yang telah didefinisikan dalam tahap perancangan konseptual dapat diimplementasikan. Pembuatan skrip dibuat secara manual karena fasilitas perangkat lunak perancangan yang digunakan tidak dapat mentransformasi aturan data dan relasi spasial dari model konseptual ke model fisikal. Skrip-skrip tersebut akan diimplementasikan dalam SMBD dalam bentuk trigger dan function yang secara otomatis dieksekusi saat dilakukan insert ataupun update data. Dalam pembuatan skrip banyak memanfaatkan operator-operator, fungsifungsi (functions) dan prosedur-prosedur (procedures) PL/SQL spasial. PL/SQL spasial tersebut khusus digunakan untuk penanganan data spasial pada SMBD Oracle Spasial. Daftar trigger, tabel dan fungsi masing-masing trigger yang dirancang dapat dilihat pada tabel IV.8. Adapun beberapa contoh algoritma

15 48 pembuatan trigger, skrip trigger dan skrip function dapat dilihat pada lampiran D, lampiran F dan lampiran G. Lyr_Prop Kd_Kota Lyr_Kota FK_KOTA_PROP Kd_Kota Kd_Kec Kd_Kel Kd_Blok Tgl_Entri_Blok Lyr_Blok Propinsi MDSYS.SDO_Geometry Kd_Kota Kd_Kec Kd_Kel Kd_Blok No_Urut Kd_Jns_Op NIP_Petugas Tgl_Entri_Bidang Lyr_Bidang Kota MDSYS.SDO_Geometry Blok DATE MDSYS.SDO_Geometry FK_BIDANG_PEMAKAI FK_BIDANG_BLOK FK_KEC_KOTA Bidang CHAR(4) CHAR(1) CHAR(9) DATE MDSYS.SDO_Geometry Kd_Kota Kd_Kec Lyr_Kec <fk1> Kecamatan MDSYS.SDO_Geometry FK_KEL_KEC FK_BLOK_KEL Kd_Kota Kd_Kec Kd_Kel Id_Sungai Lbr_Sungai Nm_Sungai Lyr_Sungai FK_SUNGAI_KEL Sungai Kd_Kota Kd_Kec Kd_Kel Id_Jln Lbr_Jln Nm_Jln Lyr_Jln Kd_Kota Kd_Kec Kd_Kel Tgl_Entri_Kel Lyr_Kel Kd_Kota Kd_Kec Kd_Kel Id_simbol Keterangan Lyr_Simbol NUMBER(5) NUMBER(3) VARCHAR(30) MDSYS.SDO_Geometry Jalan NUMBER(3) NUMBER(3) VARCHAR(30) MDSYS.SDO_Geometry FK_JALAN_KEL Kelurahan DATE MDSYS.SDO_Geometry FK_SIMBOL_KEL Simbol VARCHAR(50) MDSYS.SDO_Geometry NIP_Petugas Kd_Wwng Pemakai_SIG CHAR(9) <fk> FK_BANGUNAN_BIDANG FK_BANGUNAN_PEMAKAI FK_PEMAKAI_WWNG Kd_Wwng Nm_Wwng Kd_Kota No_Zona Ket_Zona Wewenang_SIG VARCHAR(30) Zona_Proyeksi NUMBER(5) VARCHAR(00) Kd_Kota Kd_Kec Kd_Kel Kd_Blok No_Urut Kd_Jns_Op No_Bng NIP_Petugas Tgl_Entri_Bng Lyr_Bng Bangunan CHAR(4) CHAR(1) CHAR(9) DATE MDSYS.SDO_Geometry <fk1> Gambar IV. Model data fisik basis data spasial hasil perancangan

16 49 Tabel IV.8 Daftar trigger dan fungsinya NO NAMA TRIGGER TABEL FUNGSI 1 TIUBS_PROPINSI PROPINSI - Cek bentuk geometri TIUBS_KOTA KOTA - Cek bentuk geometri - Cek sistem proyeksi peta dan zona - Cek hubungan spasial dalam tabel 3 TIUBS_KECAMATAN KECAMATAN - Cek bentuk geometri - Cek sistem proyeksi peta dan zona - Cek hubungan spasial dalam tabel - Cek hubungan spasial ke tabel kota 4 TIUBS_KELURAHAN KELURAHAN - Cek bentuk geometri - Cek sistem proyeksi peta dan zona - Cek hubungan spasial dalam tabel - Cek hubungan spasial ke tabel kecamatan 5 TIUBS_BLOK BLOK - Cek bentuk geometri - Cek sistem proyeksi peta dan zona - Cek hubungan spasial dalam tabel - Cek hubungan spasial ke tabel kelurahan 6 TIUBS_JALAN JALAN - Cek bentuk geometri - Cek sistem proyeksi peta dan zona - Cek hubungan spasial dalam tabel - Cek hubungan spasial ke tabel kelurahan

17 50 Tabel IV.8 Daftar trigger dan fungsinya (lanjutan) NO NAMA TRIGGER TABEL FUNGSI 7 TIUBS_SUNGAI SUNGAI - Cek bentuk geometri - Cek sistem proyeksi peta dan zona - Cek hubungan spasial dalam tabel - Cek hubungan spasial ke tabel kelurahan 8 TIUBS_SIMBOL SIMBOL - Cek bentuk geometri - Cek sistem proyeksi peta dan zona - Cek hubungan spasial dalam tabel - Cek hubungan spasial ke tabel kelurahan 9 TIUBS_BIDANG BIDANG - Cek bentuk geometri - Cek sistem proyeksi peta dan zona - Cek hubungan spasial dalam tabel - Cek hubungan spasial ke tabel blok, jalan dan sungai 10 TIUBS_BANGUNAN BANGUNAN - Cek bentuk geometri - Cek sistem proyeksi peta dan zona - Cek hubungan spasial dalam tabel - Cek hubungan spasial ke tabel bidang Tahapan akhir dari perancangan fisikal menggunakan perangkat lunak PowerDesigner adalah membuat skrip objek-objek basis data yang telah dirancang dari model data fisik pada file PDM. Pembuatan skrip dilakukan secara otomatis dari Menu Database dengan Sub Menu Generate Database, Generate Triggers&Procedure, Generate Privilage dan Generate Synonym. Objek-objek basis data yang dibuat skripnya untuk tiap-tiap sub menu data dapat dilihat pada tabel IV.9.

18 51 Tabel IV.9 Objek-objek basis data hasil dari sub menu generate No Sub Menu Jenis Objek 1 Generate Database - Database - Tablespace - Tabel - Views - Key - Indek Generate Triggers&Procedure - Trigger - Procedure 3 Generate Privilage - User - Role - Database Package 4 Generate Synonym - Synonym IV.3 Implementasi IV.3.1 Persiapan Implementasi Sebelum implementasi rancangan dilakukan, perlu dipersiapkan hal-hal sebagai berikut : 1. Instalasi Perangkat Lunak SMBD Oracle 10g rilis. Perangkat lunak SMBD Oracle diinstal pada komputer yang difungsikan sebagai server basis data. Instalasi dilakukan secara penuh dengan memilih seluruh fasilitas yang ada pada SMBD Oracle versi windows.. Instalasi Perangkat Lunak Oracle SQL Developer versi 1..1 Perangkat lunak Oracle SQL Developer merupakan perangkat lunak gratis yang dapat digunakan untuk membuat program SQL dan PL/SQL pada SMBD Oracle. Perangkat lunak ini dalam penelitian digunakan untuk menjalankan (eksekusi) perintah-perintah SQL dan PL/SQL untuk membuat dan mengelola objek-objek basis data diantaranya: tabel dan indek, package, procedure, trigger, function, synonym.

19 5 IV.3. Implementasi Rancangan Basis Data Spasial Langkah-langkah implementasi hasil rancangan basis data pada SMBD untuk penerapan enterprise rule pada sistem basis data spasial PBB adalah sebagai berikut : 1. Pembuatan skema SIG PBB.. Pembuatan tablespace. 3. Eksekusi skrip basis data. 4. Eksekusi skrip triggers. Setelah keempat langkah diatas dilakukan maka akan terbentuk tabel, indek, batasan (constraints) dan objek-objek basis data lainnya dalam skema SIGPBB pada SMBD Oracle. IV.3..1 Pembuatan skema SIG PBB Skema merupakan kumpulan struktur data secara logikal atau sekumpulan objekobjek basis data pada SMBD Oracle (Alapati, 005). Objek-objek basis data harus dimiliki satu user tertentu, sehingga dalam satu SMBD Oracle bisa terdapat dari lebih dari satu skema. Pengertian skema dan user pada Oracle sering dianggap sama, karena skema berasosiasi secara langsung dengan user. Dengan membuat user, secara otomatis skema juga terbentuk untuk user tersebut. Saat ini basis data SISMIOP terdapat dua skema yaitu skema PBB dan skema BPHTB. Skema PBB digunakan untuk mengelola data-data atribut SISMIOP, sedangkan skema BPHTB digunakan untuk mengelola data-data atribut BPHTB. Data spasial PBB dalam penelitian ini akan dibuat di bawah skema SIGPBB. IV.3.. Pembuatan Tablespace Tablespace adalah tempat dimana objek-objek basis data (tabel, view, indek, sequence) disimpan dalam SMBD Oracle (Whalen, 005). Secara fisik tablespace terdiri dari satu atau lebih datafile yang formatnya mengikuti format file dari sistem operasi dimana SMBD Oracle diinstal (Alapati, 005). Besarnya ukuran file pada datafile bisa tetap atau bisa diperbesar secara otomatis dan manual. Tablespace hanya bisa dibuat oleh user pada SMBD Oracle dengan role

20 53 (wewenang) DBA (Database Administrator). Setelah dilakukan instalasi perangkat lunak SMBD Oracle, secara default terdapat user SYS dan SYSTEM yang memiliki role sebagai DBA. Dari hasil perancangan fisik terdapat 8 tablespace yang akan digunakan untuk menyimpan objek-objek basis data. Tablespace dapat dibuat dengan melakukan eksekusi skrip yang telah dibuat pada SQLPlus atau tools lainnya yang dapat digunakan untuk menjalankan perintah DDL (Data Definition Language) pada SMBD Oracle, misal Oracle SQL Developer, Oracle Enterprise Manager dan TOAD. Skrip pembuatan tablespace dijadikan dalam satu file yang isi nya dapat dilihat pada lampiran C.. IV.3..3 Eksekusi Skrip Basis Data Skrip basis data yang dihasilkan dari generate file PDM terdiri dari skrip pembuatan tabel (termasuk batasan primary key) dan indek (termasuk indek pada kolom tabel yang terdapat data spasial). Skrip tersebut berada dalam satu file dengan nama CREBAS.SQL, isi dari file tersebut dapat dilihat pada lampiran E. IV.3..4 Eksekusi Skrip Trigger Skrip trigger yang dibuat diberlakukan pada sebagian besar tabel-tabel pada basis data spasial PBB saat terjadi perubahan data (insert, update, delete). Triggertrigger tersebut kebanyakan digunakan untuk menjaga integritas referensial dan integritas hubungan spasial pada tabel-tabel yang mempunyai data spasial. Skrip tersebut dibuat dalam satu file dengan nama CRETRG.SQL, isi dari file tersebut dapat dilihat pada lampiran F.

Bab V Analisis. V.1 Persiapan Pengujian

Bab V Analisis. V.1 Persiapan Pengujian Bab V Analisis Basis data spasial hasil perancangan yang telah diimplementasikan pada perangkat lunak SMBD Oracle, perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui sejauh mana basis data tersebut dapat mengatasi

Lebih terperinci

Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan Solusi Pemecahan Permasalahan

Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan Solusi Pemecahan Permasalahan Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan Solusi Pemecahan Permasalahan III.1 Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting Basis data spasial PBB menggunakan model data spasial vektor non topologi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Basis data memegang peranan yang sangat penting bagi suatu institusi baik institusi pemerintah maupun swasta. Pemrosesan basis data menjadi perangkat andalan yang kehadirannya

Lebih terperinci

PENINGKATAN INTEGRITAS BASIS DATA SPASIAL PBB MELALUI PENERAPAN ENTERPRISE RULE TESIS SUNARYO NIM :

PENINGKATAN INTEGRITAS BASIS DATA SPASIAL PBB MELALUI PENERAPAN ENTERPRISE RULE TESIS SUNARYO NIM : i PENINGKATAN INTEGRITAS BASIS DATA SPASIAL PBB MELALUI PENERAPAN ENTERPRISE RULE TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh : SUNARYO

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. 1. Bédard, Y. (1999), Visual Modelling Of Spatial Databases: Towards Spatial PVL and UML, GEOMATICA Vol. 53 No. 2.

DAFTAR PUSTAKA. 1. Bédard, Y. (1999), Visual Modelling Of Spatial Databases: Towards Spatial PVL and UML, GEOMATICA Vol. 53 No. 2. DAFTAR PUSTAKA 1. Bédard, Y. (1999), Visual Modelling Of Spatial Databases: Towards Spatial PVL and UML, GEOMATICA Vol. 53 No. 2. 2. Borges, K.A.V., Clodoveue A.D.Jr. and Alberto H.F.L. (2001), Integrity

Lebih terperinci

TUTORIAL PERANCANGAN DATABASE DENGAN MENGGUNAKAN SYBASE POWER DESIGNER 11

TUTORIAL PERANCANGAN DATABASE DENGAN MENGGUNAKAN SYBASE POWER DESIGNER 11 TUTORIAL PERANCANGAN DATABASE DENGAN MENGGUNAKAN SYBASE POWER DESIGNER 11 Laboratorium Sistem Pendukung Keputusan Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro A. Sekilas Mengenai Sybase Power Designer

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA 1. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

SISTEM BASIS DATA 1. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. SISTEM BASIS DATA 1 WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 2 SBD 1 Lingkungan Basis Data Arsitektur Basis Data. Data Independence. Konsep DBMS, Komponen DBMS, Fungsi DBMS dan Bahasa yang digunakan didalam

Lebih terperinci

Eksekusi file setup.exe yang ada dalam CD atau folder instalasi oracle.

Eksekusi file setup.exe yang ada dalam CD atau folder instalasi oracle. 1 2 3 Eksekusi file setup.exe yang ada dalam CD atau folder instalasi oracle. 4 Isilah konfigurasi instalasi yang akan dibuat. Oracle Home Location : biasanya terisi otomatis dgn drive yang paling banyak

Lebih terperinci

Basis Data Relational

Basis Data Relational Basis Data Relational Kebanyakan model yang digunakan adalah Model basis data relasional dengan menggunakan Relational Database Management System (RDBMS). RDBMS menyediakan layanan pengorganisasian data

Lebih terperinci

Konsep Dasar. Relatsional dan RDBMS User dan Schema Database Membuat Tabel dan Mendefinisikan Constraint Input Data ke dalam Tabel

Konsep Dasar. Relatsional dan RDBMS User dan Schema Database Membuat Tabel dan Mendefinisikan Constraint Input Data ke dalam Tabel Konsep Dasar Relatsional dan RDBMS User dan Schema Database Membuat Tabel dan Mendefinisikan Constraint Input Data ke dalam Tabel Halaman 1 dari 12 Relasional Database dan RDBMS Sebelum membahas berbagai

Lebih terperinci

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal BAB III 3. LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat dikatakan seperti suatu sistem yang terdapat pada suatu organisasi yang merupakan kumpulan dari individu, teknologi,

Lebih terperinci

Praktikum Basis Data 2. BAB 1 : Pendahuluan

Praktikum Basis Data 2. BAB 1 : Pendahuluan BAB 1 : Pendahuluan 1.1. Sasaran Memahami fitur-fitur Oracle9i Dapat menjelaskan aspek teori maupun fisik dari database relasional Menggambarkan Implementasi Oracle pada RDBMS dan ORDBMS 1.2. Oracle9i

Lebih terperinci

ENTITY RELATIONSHIP DIAGRAM KOMPETENSI

ENTITY RELATIONSHIP DIAGRAM KOMPETENSI ENTITY RELATIONSHIP DIAGRAM KOMPETENSI Setelah menyelesaikan modul ini, mahasiswa dapat membuat sebuah rancangan Entity Relationship Diagram (ERD) untuk sebuah perancangan database. 1. TUJUAN Setelah menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Menurut Herlambang (2005:116), terdapat dua pendekatan untuk mendefinisikan sistem, yaitu pendekatan secara prosedur dan komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK Bab ini akan membahas mengenai perspektif global tentang produk perangkat lunak yang dibuat, dalam hal ini adalah perangkat lunak pembangkit dokumentasi basis data. Perspektif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Defenisi Pangkalan Data Pangkalan data atau Database merupakan kumpulan dari item data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang diorganisasikan berdasarkan sebuah skema

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Aplikasi Aplikasi berasal dari kata application yang artinya penerapan; lamaran; penggunaan. Secara istilah aplikasi adalah program siap pakai yang direka untuk

Lebih terperinci

INTEGRITAS BASIS DATA. OLEH : Slamet Sn Wibowo Wicaksono

INTEGRITAS BASIS DATA. OLEH : Slamet Sn Wibowo Wicaksono INTEGRITAS BASIS DATA OLEH : Slamet Sn Wibowo Wicaksono Integrity Constraint (Batasan Integritas) Constraint (batasan) merupakan aturan yang diberikan pada suatu tabel agar data yang dimasukkan terjamin

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Informasi Dalam merancang sistem perlu dikaji tentang konsep dan definisi dari sistem. Menurut Davis (1984: 68) sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian saling

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. informasi dalam membuat Aplikasi Pemeliharaan Sarana (Pengadaan).

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. informasi dalam membuat Aplikasi Pemeliharaan Sarana (Pengadaan). BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Prosedur Kerja Praktek Dalam pengumpulan data sebagai bahan penyusunan laporan dan penyelesaian masalah dalam kerja praktek ini, dilakukan dengan magang selama kurang lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi sudah merupakan satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi merupakan suatu kebutuhan

Lebih terperinci

Lessons. 1. Definisi Basis Data. 2. Sistem Basis Data. 3. Komponen Sistem Basis Data. 4. Abstraksi Data. 5. Bahasa Basis Data

Lessons. 1. Definisi Basis Data. 2. Sistem Basis Data. 3. Komponen Sistem Basis Data. 4. Abstraksi Data. 5. Bahasa Basis Data Basis Data 1 Referensi Raghu Ramakrisnan, Gherke, Database Management System, 3rd Edition, McGraw-Hill, 2001. Ramez Elmasri, Sam Navathe, Fundamentals of Database Systems, 4rd Edition, Addison Wesley Publishing

Lebih terperinci

PERANCANGAN BASIS DATA

PERANCANGAN BASIS DATA BAB IV PERANCANGAN BASIS DATA Database atau basis data adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer dan dapat dimanipulasi (diolah) menggunakan perangkat lunak (program aplikasi)

Lebih terperinci

-DATABASE (BASIS DATA)- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : Dosen : Leli Safitri

-DATABASE (BASIS DATA)- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : Dosen : Leli Safitri -DATABASE (BASIS DATA)- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : 33109332 Dosen : Leli Safitri PROGRAM DIPLOMA MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistem yang digunakan untuk menggambarkan aliran data secara keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN. sistem yang digunakan untuk menggambarkan aliran data secara keseluruhan 30 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada tugas akhir ini mencakup beberapa tahapan pengerjaan antara lain : 3.1. Perancangan Sistem Perancangan sistem pada penelitian tugas akhir ini terdiri

Lebih terperinci

Panduan Membuat Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, dan Database Menggunakan Power Designer

Panduan Membuat Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, dan Database Menggunakan Power Designer Panduan Membuat Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, dan Database Menggunakan Power Designer Disusun oleh: Oke Setiawan, S.T. Untuk keperluan internal dalam mendukung Tugas Besar Sistem Informasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Alif Finandhita, S.Kom

PENDAHULUAN. Alif Finandhita, S.Kom PENDAHULUAN Alif Finandhita, S.Kom Basis data : Adalah sekumpulan data persistence yang saling terkait, menggambarkan suatu organisasi(enterprise). Sistem Basis data (DBS): Suatu sistem yang mengelola

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Jasa akan selalu melekat pada sumbernya atau pada penjualnya. Dengan

BAB III LANDASAN TEORI. Jasa akan selalu melekat pada sumbernya atau pada penjualnya. Dengan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Jasa Menurut Kotler (1997:83), jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan Teori merupakan dasar tentang pendapat dalam melakukan penelitian atau penemuan yang didukung oleh data data dan argumentasi penulis. Fungsi dari landasan teori adalah untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan-permasalahan atau prosedur-prosedur yang

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan-permasalahan atau prosedur-prosedur yang BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri.

BAB III LANDASAN TEORI. pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Konsep dasar dari Sistem Informasi terbagi atas dua pengertian. Yang pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka (Indrajani, 2015), dalam penelitian yang berjudul Perancangan Sistem Basis Data pada Klinik, merupakan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis dan merancang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

Basis Data. Bab 1. Sistem File dan Basis Data. Sistem Basis Data : Perancangan, Implementasi dan Manajemen

Basis Data. Bab 1. Sistem File dan Basis Data. Sistem Basis Data : Perancangan, Implementasi dan Manajemen Bab 1 Sistem File dan Sistem : Perancangan, Implementasi dan Manajemen Pengenalan Konsep Utama Data dan informasi Data - Fakta belum terolah Informasi - Data telah diproses Manajemen data Basis data Metadata

Lebih terperinci

Satuan Acara Perkuliahan

Satuan Acara Perkuliahan Satuan Acara Perkuliahan Mata Kuliah : Sistem Basis Data Kode Mata Kuliah / SKS: KK-1057 / 3 SKS Semester : Ganjil / Genap Dosen : Dini Yuristia, S.T. Hari, jam, ruang : Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN Kerja Praktik ini dilakukan selama 160 jam dengan pembagian waktu dalam satu minggu, 8 jam sebanyak 20 kali. Dalam kerja Praktik ini, diharuskan menemukan permasalahan yang ada,

Lebih terperinci

INTERNET PROGRAMMING DATABASE

INTERNET PROGRAMMING DATABASE INTERNET PROGRAMMING DATABASE Muhmmad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. zenhadi@eepis-its.edu POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Bahasan Sistem Database ER Diagram Database MySQL Internet Application Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Terminologi Definisi Sistem Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan, McLeod (1996,p13). Dan kebanyakkan

Lebih terperinci

BAB III 3 LANDASAN TEORI

BAB III 3 LANDASAN TEORI BAB III 3 LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Menurut Jogiyanto HM (2003), sistem Informasi merupakan suatu sistem yang tujuannya menghasilkan informasi sebagai suatu sistem, untuk dapat memahami sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perangkat lunak isql*plus merupakan antar muka berbasis web untuk aplikasi SQL*Plus. isql*plus adalah bagian dari produk SQL*Plus pada basis data Oracle yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil 11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Menurut (Ladjamudin, 2005), Sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kroenke et al (2012, p3), Data adalah rekaman fakta dan angka.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kroenke et al (2012, p3), Data adalah rekaman fakta dan angka. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data Menurut Kroenke et al (2012, p3), Data adalah rekaman fakta dan angka. Menurut Hoffer et al (2011, p5), Data adalah representasi tersimpan dari objek atau kejadian yang memiliki

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA. Oleh : Devie Rosa Anamisa

SISTEM BASIS DATA. Oleh : Devie Rosa Anamisa SISTEM BASIS DATA Oleh : Devie Rosa Anamisa Pengertian Sistem Basis Data Sistem Keterpaduan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk

Lebih terperinci

Konsep Basis Data (Lanjut)

Konsep Basis Data (Lanjut) Konsep Basis Data (Lanjut) http://www.brigidaarie.com Bahasa Basis Data bahasa yang digunakan oleh user untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan DBMS yang bersangkutan Contoh : SQL, dbase, QUEL dsb Bahasa

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 41 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Pada bagian ini, penulis memaparkan tentang analisa sistem berjalan di KPP Pratama Medan Belawan mulai dari analisa dokumen

Lebih terperinci

Gambar 4.37 Layar Untuk Pembuatan Kolom

Gambar 4.37 Layar Untuk Pembuatan Kolom 154 4. Langkah berikutnya, user dapat menambahkan kolom pada tabel tersebut dengan menekan tombol Add Column. User mendesripsikan nama, tipe data, serta ukuran tipe data dari kolom tersebut. User juga

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Konsep dasar dari Sistem Informasi terbagi atas dua pengertian. Yang pertama adalah sistem, dan kemudian yang kedua adalah sistem informasi itu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari 13 sungai yang membelah kota Jakarta, terdapat ratusan industri yang harus selalu dilakukan pengambilan contoh secara berkala. Apabila terdapat industri yang

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis. Widiastuti Universitas Gunadarma 2015

Sistem Informasi Geografis. Widiastuti Universitas Gunadarma 2015 Sistem Informasi Geografis Widiastuti Universitas Gunadarma 2015 5 Cara Memperoleh Data / Informasi Geografis 1. Survei lapangan Pengukuran fisik (land marks), pengambilan sampel (polusi air), pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya.

Lebih terperinci

MAKALAH PERANCANGAN BASIS DATA MODEL DATA. Disusun oleh: Ainun Aisyiyah Iman Safuad Ismi Fadhilah

MAKALAH PERANCANGAN BASIS DATA MODEL DATA. Disusun oleh: Ainun Aisyiyah Iman Safuad Ismi Fadhilah MAKALAH PERANCANGAN BASIS DATA MODEL DATA Disusun oleh: Ainun Aisyiyah 2014001690 Iman Safuad 2014001726 Ismi Fadhilah 2014001729 AMIK Harapan Bangsa Surakarta 2015 MODEL DATA A. Pengertian Model Data

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Penggajian. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Penggajian. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Penggajian 3.1.1. Sistem Pengertian Sistem menurut Jogianto (2005:2) mengemukakan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi

Lebih terperinci

DESAIN DATABASE DAILY TARGET PE4K+BB PADA PT. CCAI BANDAR LAMPUNG

DESAIN DATABASE DAILY TARGET PE4K+BB PADA PT. CCAI BANDAR LAMPUNG KARYA ILMIAH MANAJEMEN INFORMATIKA 1 DESAIN DATABASE DAILY TARGET PE4K+BB PADA PT. CCAI BANDAR LAMPUNG Nurul Habibah 1, Imam Asrowardi 2, Dewi Kania Widyawati 3 1 mahasiswa, 2 pembimbing 1, 3 pembimbing

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. khususnya di bidang perbidanan dalam suatu wilayah kerja. BPS hanya

BAB III LANDASAN TEORI. khususnya di bidang perbidanan dalam suatu wilayah kerja. BPS hanya BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bidan Praktek Swasta Bidan Praktek Swasta (BPS), merupakan penyedia layanan kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya dalam meningkatkan

Lebih terperinci

PE P NGE N NAL NA AN AN K ONS K E ONS P P D A D S A A S R A BAS A I S S D S A D T A A T ( A R ( ev e i v ew) e Dr. Karmilasari

PE P NGE N NAL NA AN AN K ONS K E ONS P P D A D S A A S R A BAS A I S S D S A D T A A T ( A R ( ev e i v ew) e Dr. Karmilasari PENGENALAN KONSEP DASAR BASIS DATA (Review) Dr. Karmilasari Definisi Data : representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Herlambang dan Tanuwijaya (2005:116), definisi dari sistem

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Herlambang dan Tanuwijaya (2005:116), definisi dari sistem 1 BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Definisi Sistem Menurut Herlambang dan Tanuwijaya (2005:116), definisi dari sistem dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan prosedur dan pendekatan komponen.

Lebih terperinci

Sistem Basis Data. Ir. H. Wawan Wardiana, M.T.

Sistem Basis Data. Ir. H. Wawan Wardiana, M.T. Sistem Basis Data Ir. H. Wawan Wardiana, M.T. Database Materi : Pendahuluan, Konsep dan Terminologi Model Entity Relationship Model Relational Batasan Integritas Perancangan Basisdata : Normalisasi Reff:

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mengubah data akuntansi menjadi informasi. Definisi dari akuntansi yang

BAB III LANDASAN TEORI. mengubah data akuntansi menjadi informasi. Definisi dari akuntansi yang BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Akuntansi Merupakan suatu sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi. Definisi dari akuntansi yang dikemukakan oleh

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

BAB III LANDASAN TEORI. rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Administrasi Menurut Sondang P. Siagian (1994:3), definisi administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara 2 orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mahasiswa dan penempatan jurusan kepada setiap calon mahasiswa.

BAB III LANDASAN TEORI. mahasiswa dan penempatan jurusan kepada setiap calon mahasiswa. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Bodnar dan Hopwood dalam Abdul Kadir (2002: 11) sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PERSEDIAAN, PRODUKSI, DAN

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Kebutuhan Analisis kebutuhan merupakan tahap yang bertujuan untuk memahami kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam pembuatan sistem, menentukan kebutuhan

Lebih terperinci

Tutorial Database Oracle Chapter2 Pembuatan User dan Kontrol Hak Akses

Tutorial Database Oracle Chapter2 Pembuatan User dan Kontrol Hak Akses Tutorial Database Oracle Chapter2 Pembuatan User dan Kontrol Hak Akses Oleh: Ardie Jocong Pada Tutorial kedua ini saya akan menjelaskan Bagaimana Membuat Schema atau User di SQL Plus.. ini dia langkah

Lebih terperinci

Abstrak BAB I PENDAHULUAN

Abstrak BAB I PENDAHULUAN Abstrak Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat, khususnya dalam bidang komputer sangat membantu manusia dalam melakukan pekerjaan sehingga mendapatkan hasil

Lebih terperinci

Apa itu DDL & DML? Semua perintah SQL dibagi dalam 2 kategori besar sesuai fungsinya, yaitu :

Apa itu DDL & DML? Semua perintah SQL dibagi dalam 2 kategori besar sesuai fungsinya, yaitu : Bahasa Basis Data Data Definition Language (DDL) Interactive Data Manipulation Language (DML) Transaction Control Embedded and Dinamic SQL, contoh C,C++,Java, Cobol, Pascal, etc. Authorization, untuk mendefinisikan

Lebih terperinci

DISKRIPSI PEKERJAAN. tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut.

DISKRIPSI PEKERJAAN. tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut. 32 BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN 4.1. Metode Penelitian Dalam penyelesaian laporan kerja praktik ini dilakukan beberapa tahapan penelitian sebagai penunjang dalam pembuatan laporan kerja praktik. Beberapa

Lebih terperinci

BAB 4 DESKRIPSI PEKERJAAN. tersebut kedalam laporan perilaku siswa selama 1 hari, 1 bulan, dan 1 tahun.

BAB 4 DESKRIPSI PEKERJAAN. tersebut kedalam laporan perilaku siswa selama 1 hari, 1 bulan, dan 1 tahun. 1 BAB 4 DESKRIPSI PEKERJAAN Dalam merancang, membangun dan mengimplementasikan aplikasi yang dibuat dengan aplikasi sistem informasi pencatatan perilaku siswa menjadi satu kesatuan yang utuh, maka terdapat

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Kerja Praktek di unit IS SSM PT. TELKOM Surabaya, maka dapat diketehui

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Kerja Praktek di unit IS SSM PT. TELKOM Surabaya, maka dapat diketehui BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Analisis Sistem Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada saat pelaksanaan Kerja Praktek di unit IS SSM PT. TELKOM Surabaya, maka dapat diketehui proses-proses pencatatan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001)

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001) BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I

SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I SISTEM Definisi sebuah tatanan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan tugas/fungsi khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA. Pendahuluan. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom

SISTEM BASIS DATA. Pendahuluan. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom SISTEM BASIS DATA Pendahuluan Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom Sistem Basis Data Sistem Basis Data merupakan suatu sistem yang terdiri dari kumpulan file yang saling berhubungan dan memungkinkan dilakukan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TRIGGER, STORED PROCEDURE, FUNCTION DAN VIEW PADA MYSQL DALAM PERANCANGAN SYSTEM INVENTORY CAFFE BOULEVARD JAYAPURA

IMPLEMENTASI TRIGGER, STORED PROCEDURE, FUNCTION DAN VIEW PADA MYSQL DALAM PERANCANGAN SYSTEM INVENTORY CAFFE BOULEVARD JAYAPURA IMPLEMENTASI TRIGGER, STORED PROCEDURE, FUNCTION DAN VIEW PADA MYSQL DALAM PERANCANGAN SYSTEM INVENTORY CAFFE BOULEVARD JAYAPURA DOSEN MATAKULIAH SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA Dr. KHAMAMI HERUSUSANTO DISUSUN

Lebih terperinci

SOAL KUIS. 3. Data aktual yang disimpan pada tiap elemen atau atribute: a. Atribute d. Enterprise b. Data Value e. Tuple c. File

SOAL KUIS. 3. Data aktual yang disimpan pada tiap elemen atau atribute: a. Atribute d. Enterprise b. Data Value e. Tuple c. File Pertemuan 7 Quiz 1. Kumpulan data yang diorganisir menggunakan metode tertentu sehingga menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakainya, pengertian dari: a. Arsip d. Basis Data b. Data e. Sistem c.

Lebih terperinci

Otodidak. MySQL untuk Pemula

Otodidak. MySQL untuk Pemula Otodidak MySQL untuk Pemula Otodidak MySQL untuk Pemula Jubilee Enterprise PENERBIT PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO Otodidak MySQL untuk Pemula Jubilee Enterprise 2017, PT Elex Media Komputindo, Jakarta Hak cipta

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini akan dijelaskan analisis dan perancangan sistem dalam pembuatan Rancang Bangun Sistem Informasi Pencatatan Transaksi Keuangan Pada Klinik Graha Amani

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SMESTER PEMODELAN BASIS DATA

UJIAN AKHIR SMESTER PEMODELAN BASIS DATA NAMA : KHOERUL UMAM NIM :14102024 KELAS : 3IFA UJIAN AKHIR SMESTER PEMODELAN BASIS DATA Buatlah basis data untuk sebuah CV AYO BACA. CV AYO BACA ini adalah sebuah usaha Rental Komik ini memberikan peminjaman

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2004/2005 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA PEMBELIAN DAN PENJUALAN BARANG PADA PT DAVINCI KERAMINDO

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 3.1.1 Sistem Menurut Sari Murdowati (1998; 1), definisi sistem merupakan sekumpulan komponen terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan proses penghimpunan data yang akan digunakan sebagai dasar kebutuhan sistem penjualan obat. Penghimpunan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. data, selanjutnya melakukan tahapan sebagai berikut: menyajikan suatu rancangan langkah kerja dari sistem yang baru.

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. data, selanjutnya melakukan tahapan sebagai berikut: menyajikan suatu rancangan langkah kerja dari sistem yang baru. BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan proses penghimpunan data yang akan digunakan sebagai dasar kebutuhan sistem penjualan bahan kimia. Penghimpunan

Lebih terperinci

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM ANALISA & PERANCANGAN SISTEM Database Design Mulyadi, S.Kom, M.S.I Conventional Files versus the Database 14-2 File Kumpulan record-record sejenis. File tidak terkait satu sama lain kecuali dalam kode

Lebih terperinci

Basis Data Spasial Modul 2

Basis Data Spasial Modul 2 Basis Data Spasial Modul 2 Modul 2 Arsitektur DBMS Tabel Data Manipulation Language (DML) Data Definition Language (DDL) LATIHAN Data Base Management System (DBMS) Perangkat lunak (software) untuk mengelola

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA By Novareza Klifartha

SISTEM BASIS DATA By Novareza Klifartha SISTEM BASIS DATA By Novareza Klifartha Konsep Sistem Basis Data SISTEM sebuah keterpaduan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional dengan satuan fungsi / tugas tertentu, yang saling berhubungan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Alif Finandhita, S.Kom

PENDAHULUAN. Alif Finandhita, S.Kom PENDAHULUAN SISTEM BASIS DATA Suatu sistem penyusunan dan pengelolaan recordrecord dengan menggunakan komputer, dengan tujuan untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional lengkap sebuah

Lebih terperinci

6. Kumpulan data yang diorganisir menggunakan metode tertentu sehingga menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakainya, pengertian dari: JAWAB:

6. Kumpulan data yang diorganisir menggunakan metode tertentu sehingga menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakainya, pengertian dari: JAWAB: 1. Jelaskan pengertian dari basis data dan berikan contohnya? 2. Sebutkan dari konsep dasar basis data? 3. Sebutkan 4 komponen pokok dari sistem basis data? 4. Sebutkan 3 jenis data pada sistem basis data,

Lebih terperinci

PERANCANGAN BASIS DATA. Alif Finandhita, S.Kom

PERANCANGAN BASIS DATA. Alif Finandhita, S.Kom PERANCANGAN BASIS DATA Alif Finandhita, S.Kom Proses perancangan basis data, terlepas dari masalah yang ditangani dibagi menjadi 3 tahapan : Perancangan basis data secara konseptual Merupakan upaya untuk

Lebih terperinci

Praktikum Basis Data 2017 TE UM MODUL 8 TRIGGER A. TUJUAN

Praktikum Basis Data 2017 TE UM MODUL 8 TRIGGER A. TUJUAN A. TUJUAN MODUL 8 TRIGGER Memahami konsep dasar trigger di dalam basis data. Memahami implementasi trigger sebagai bentuk respon atas suatu kejadian. Mampu menyelesaikan kasus-kasus manipulasi data yang

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEKOLAH PEMODELAN BASIS DATA

UJIAN AKHIR SEKOLAH PEMODELAN BASIS DATA UJIAN AKHIR SEKOLAH PEMODELAN BASIS DATA Disusun oleh: Nama : Rendy Andriyanto NIM : 14102035 Program Studi : S1IF-02-A PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu. operasional atau teknis yang menjelaskannya.

BAB III LANDASAN TEORI. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu. operasional atau teknis yang menjelaskannya. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Sistem Menurut Herlambang Soendoro (2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur pendekatan secara komponen. Berdasarkan

Lebih terperinci

Perancangan CASE Tools Untuk Mendesain. Conceptual Data Model dan Physical Data Model. Dengan Pendekatan Berorientasi Objek SKRIPSI.

Perancangan CASE Tools Untuk Mendesain. Conceptual Data Model dan Physical Data Model. Dengan Pendekatan Berorientasi Objek SKRIPSI. Perancangan CASE Tools Untuk Mendesain Conceptual Data Model dan Physical Data Model Dengan Pendekatan Berorientasi Objek SKRIPSI Oleh: Stephanie Dewi Sugiharto 1000835770 Chandra 1000836400 Hendri Heriyanto

Lebih terperinci

DASAR-DASAR SQL SERVER 2005

DASAR-DASAR SQL SERVER 2005 DASAR-DASAR SQL SERVER 2005 SQL SQL (Structured Query Language) adalah salah satu bahasa generasi level ke-4 yang awalnya dikembangkan oleh IBM di San Jose Research Laboratory. Berbeda dengan bahasa pemrograman

Lebih terperinci

Yuafanda Kholfi Hartono

Yuafanda Kholfi Hartono Partitioning pada Oracle 11g Yuafanda Kholfi Hartono yuafanda@yahoo.com http://allofmyjourney.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaturan data secara cepat dan akurat, telah mengubah perpustakaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaturan data secara cepat dan akurat, telah mengubah perpustakaan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan informasi dalam suatu perpustakaan dapat berkembang dengan sangat cepat. Data data yang diolah khususnya data perpustakaan semakin banyak dan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI SISTEM

BAB IV DESKRIPSI SISTEM BAB IV DESKRIPSI SISTEM 4.1 Analisis Sistem Analisis sistem adalah langkah pertama untuk membuat suatu sistem baru. Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan wawancara, dengan tujuan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Perancangan

Bab 3. Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan memuat langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk perancangan sistem sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Perancangan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1. Analisis Sistem Dalam pengembangan teknologi informasi ini dibutuhkan analisa dan perancangan sistem. Sistem tersebut diharapkan mampu membantu PT. Sumatraco Langgeng Makmur

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. informasi akademik pada SMP Al-Falah Assalam Tropodo 2 Sidoarjo. Tahaptahap

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. informasi akademik pada SMP Al-Falah Assalam Tropodo 2 Sidoarjo. Tahaptahap BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang tahapan dan perencanaan desain sistem informasi akademik pada SMP Al-Falah Assalam Tropodo 2 Sidoarjo. Tahaptahap tersebut terdiri

Lebih terperinci