PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fundamental yang dihadapi Pembangunan Pertanian saat ini antara lain: (1) Laju konversi lahan yang tidak terkendali; (2) Infrastruktur pertanian yang tidak memadai; (3) sistem pengadaan benih yang tidak sesuai dengan musim tanam; (4) Perubahan iklim yang tidak menentu; (5) kurangnya kemampuan petani, peternak dan pekebun dalam memanfaatkan teknologi maju; (6) Keterbatasan permodalan petani; dan (7) Kendala transportasi akibat cuaca buruk dan kerusakan jalan. Untuk mengatasi permasalahan fundamental tersebut, perlu koordinasi baik di lingkup Kementerian Pertanian maupun antar sektor serta antara pusat dan daerah. Sekretariat Jenderal merupakan satu dari 12 Eselon I yang terdapat di Kementerian Pertanian. Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor: 24 Tahun 2010 Pasal 274, Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pertanian agar pembangunan pertanian dapat berjalan dengan baik. Visi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian adalah Menjadikan Birokrasi yang Profesional dan Berintegritas serta Memberikan Pelayanan Prima. Dalam melaksanakan visinya tersebut, misi yang harus dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal, adalah: 1. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada aparatur Kementerian Pertanian dan masyarakat; 2. Meningkatkan kualitas perencanaan, penganggaran, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan pelaksanaan pembangunan pertanian; 3. Mewujudkan organisasi, ketatalaksanaan dan pelayanan administrasi kepegawaian Kementerian Pertanian yang proporsional, efektif dan efisien; 4. Meningkatkan kualitas peraturan perundang-undangan dan pelayanan informasi publik; 5. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan dan perlengkapan serta kearsipan; 6. Meningkatkan kualitas pelayanan ketatausahaan, kerumahtanggaan, hubungan antar lembaga dan Protokol serta hubungan masyarakat; 7. Menyusun rumusan kebijakan kerjasama luar negeri pembangunan pertanian dan mensosialisasikan kerjasama luar negeri bidang pertanian; 8. Meningkatkan kualitas data dan mengembangkan sistem informasi pertanian dalam mendukung pembangunan pertanian; 1

2 9. Menyelenggarakan pelayanan perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian yang berkualitas. Visi dan Misi Sekretariat Jenderal tersebut tertuang di dalam Perjanjian Kinerja (PK) baik di tingkat Eselon I maupun Eselon II. Agar pelaksanaan kegiatan di lingkup Sekretariat Jenderal memenuhi target yang telah ditetapkan di dalam PK maka dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap PK Sekjen tersebut secara triwulanan. Laporan Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian ini berisi gambaran pelaksanaan Indikator Kinerja yang ada di dalam PK lingkup Sekretariat Jenderal yang meliputi capaian atau progress Indikator Kinerja Eselon I lingkup Setjen, permasalahan yang dihadapi dan tindak lanjut atau pemecahan masalah tersebut. B. Maksud dan Tujuan Proses pemantauan dan evaluasi capaian indikator kinerja Sekreatriat Jenderal Kementerian Pertanian merupakan kegiatan pengumpulan data dan pengukuran capaian ataupun progress atas Indikator Kinerja Perjanjian Kinerja Lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Proses pemantauan dan evaluasi capaian indikator kinerja dari setiap unit baik Eselon I maupun II di lingkungan Sekretariat Jenderal bertujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan program dan kegiatan di lingkup Sekretariat Jenderal. Gambaran tersebut untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan program dan kegiatan sesuai target Indikator Kinerja pada PK yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemantauan dan evaluasi atas kinerja dilaksanakan secara berkelanjutan dan berkala secara triwulanan. Dengan demikian, proses pelaksanaan program dan kegiatan tetap dapat berjalan baik sesuai rencana ataupun dapat diambil suatu tindakan perbaikan untuk mengatasi adanya penyimpangan yang terjadi terhadap capaian kinerja. 2

3 BAB II VISI, MISI DAN PERJANJIAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL A. VISI Menjadikan Birokrasi yang Profesional dan Berintegritas serta Memberikan Pelayanan Prima. B. MISI Untuk mewujudkan Visi tersebut di atas, Misi yang harus dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian adalah : 1. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada aparatur Kementerian Pertanian dan masyarakat; 2. Meningkatkan kualitas perencanaan, penganggaran, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan pelaksanaan pembangunan pertanian; 3. Mewujudkan organisasi, ketatalaksanaan dan pelayanan administrasi kepegawaian Kementerian Pertanian yang proporsional, efektif dan efisien; 4. Meningkatkan kualitas peraturan perundang-undangan dan pelayanan informasi publik; 5. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan dan perlengkapan serta kearsipan; 6. Meningkatkan kualitas pelayanan ketatausahaan, kerumahtanggaan, hubungan antar lembaga dan Protokol serta hubungan masyarakat; 7. Menyusun rumusan kebijakan kerjasama luar negeri pembangunan pertanian dan mensosialisasikan kerjasama luar negeri bidang pertanian; 8. Meningkatkan kualitas data dan mengembangkan sistem informasi pertanian dalam mendukung pembangunan pertanian; 9. Menyelenggarakan pelayanan perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian yang berkualitas. C. PERJANJIAN KINERJA Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud 3

4 akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya. Tujuan penyusunan perjanjian kinerja 1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur ; 2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur ; 3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi; 4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/ kemajuan kinerja penerima amanah; 5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai. D. PENYUSUNAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA Pihak yang menyusun Perjanjian kinerja lingkup Sekretariat Jenderal adalah: 1. Pimpinan unit kerja (eselon I) Perjanjian Kinerja di tingkat unit kerja Sekretariat Jenderal ditandatangani oleh pejabat yang bersangkutan dalam hal ini Sekretaris Jenderal dan disetujui oleh Menteri Pertanian. 2. Pimpinan Satuan Kerja Perjanjian kinerja di tingkat satuan kerja ditandatangani oleh pimpinan Biro/Pusat. E. PENGGUNAAN SASARAN DAN INDIKATOR Perjanjian Kinerja menyajikan Indikator Kinerja Utama yang menggambarkan hasil-hasil yang utama dan kondisi yang seharusnya, tanpa mengesampingkan indikator lain yang relevan. 1. Untuk tingkat Eselon I sasaran yang digunakan menggambarkan dampak pada bidangnya dan outcome yang dihasilkan serta menggunakan Indikator Kinerja Utama Eselon I dan indikator kinerja lain yang relevan. 2. Untuk tingkat Eselon II sasaran yang digunakan menggambarkan outcome dan output pada bidangnya serta menggunakan Indikator Kinerja Utama Eselon II dan indikator kinerja lain yang relevan. 4

5 BAB III PEMBAHASAN A. Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Capaian kinerja Sekretariat Jenderal diukur dengan membandingkan antara target yang telah ditetapkan dengan realisasi tiap triwulanan. Kinerja Sekretariat Jenderal dapat terlihat dari realisasi capaian indikator kinerjanya. Indikator kinerja Sekretariat Jenderal meliputi: Nilai AKIP Kementerian Pertanian, Opini Laporan Keuangan Kementerian Pertanian, Nilai Kualitas Pelayanan Publik (IKM), Nilai reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian dan Persentase kerjasama luar negeri yang ditindaklanjuti. Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal triwulan III adalah sebagai berikut: 1. Nilai AKIP Kementerian Pertanian AKIP sebagai suatu sistem mencakup komponen perencanaan kinerja, pengukuran dan pemantauan capaian kinerja, pelaporan dan evaluasi kinerja. Sakip merupakan instrumen yang digunakan instansi pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi. Dokumen SAKIP mempunyai keterkaitan yang sangat erat antara Rencana Strategis, rencana kinerja tahunan dan penetapan kinerja. Rencana Strategis memberikan arah pembangunan organisasi jangka menengah, sedangkan RKT dan PK merupakan target dan komitmen kinerja yang akan diwujudkan pada suatu tahun tertentu. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), pada triwulan IV ini MenPANRB telah melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja pada Kementerian Pertanian. Pelaksanaan evaluasi ini berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa Kementerian Pertanian memperoleh nilai 72,17 atau predikat BB. Penilaian tersebut menunjukkan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kinerja birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil di Kementerian Pertanian sudah menunjukkan hasil yang baik. Rincian penilaian tersebut adalah sebagai berikut: 5

6 Tabel 1 Capaian Kinerja Nilai AKIP Kementerian Pertanian Triwulan IV Komponen yang Dinilai Bobot Nilai Bobot Nilai a Perencanaan Kinerja 35 24, ,32 b Pengukuran Kinerja 20 13, ,91 c Pelaporan Kinerja 15 11, ,61 d Evaluasi Kinerja 10 7, ,67 e Capaian Kinerja 20 14, ,66 Nilai Hasil Evaluasi , ,17 Tingkat Akuntabilitas KInerja B BB Hasil evaluasi dan observasi menunjukkan, sudah banyak perbaikan yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian dalam penerapan dan penguatan manajemen berbasis kinerja (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah). Kementerian Pertanian juga telah mencoba untuk menerapkan pembagian atau penjenjangan kinerja mulai dari pimpinan sampai kepada seluruh tingkat eselon IV. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: a. Kementerian Pertanian telah menyusun Indikator Kinerja Utama, namun dari hasil evaluasi MenPANRB masih terdapat indikator yang belum sepenuhnya spesifik, relevan dan terukur. Kondisi tersebut mengganggu proses pengukuran dan simpulan capaian kinerja kementerian dan unit kerja. b. Prosedur penganggaran belum sepenuhnya mengutamakan atau mempersyaratkan adanya kinerja terukur sebelum pengajuan kegiatan dan anggarannya. Pengesahan anggaran lebih mengacu kepada kesesuaian nama program dan kegiatan, kode rekening serta pagu anggaran yang tersedia, kurang menekankan atau menagih hasil atau outcome yang mungkin belum selesai. Praktik ini tidak mendorong instansi pemerintah untuk menerapkan anggaran berbasis kinerja. c. Praktik pengukuran kinerja pihak yang sudah menyepakati perjanjian atau kesepakatan kinerja, belum dikaitkan dengan sistem remunerasi atau pengakuan, sehingga berpotensi mengurangi makna dan semangat pihak-pihak yang bersepakat. 6

7 Adapun rekomendasi dari permasalahan tersebut di atas adalah sebagai berikut: a. Memastikan tersedianya Rencana Strategis Kementerian dan Unit Kerja mandiri yang berkualitas, lebih terukur, menggambarkan kinerja jangka menengah yang terukur, layak untuk diperjanjikan dan dapat diketahui dan ditagih hasilnya saat dibutuhkan. b. Mereviu dan menyempurnakan IKU, baik tingkat kementerian maupun unit kerja dibawahnya dan memastikannya sudah lebih spesifik, relevan, terukur dan khas atau unik menggambarkan efektivitas dan alasan keberadaan entitas IKU tersebut. c. Mendorong diterapkannya anggaran berbasis kinerja, dengan cara memastikan dan meminta seluruh unit kerja mempertanggungjawabkan kinerja atau hasilnya terlebih dahulu (termasuk janji atau outcome yang belum terwujud) sebelum mengajukan anggaran. Memastikan seluruh unit kerjadapat mengaitkan kinerja utama (indikator dan target) dengan penganggarannya (mengaitkan IKU dengan anggarannya). d. Memastikan tersedianya Perjanjian Kinerja atau kesepakatan kinerja yang menyajikan dan menjanjikan kinerja atau hasil (bukan sekedar kerja) yang sangat terukur, relevan dan dapat ditagih serta menggambarkan kekhasan, keunikan, keutamaan dan alasan keberadaan entitas, mulai dari tingkat Menteri, eselon I, II, III dan IV, bahkan jika perlu sampai kepada tingkatan paling rendah yang paling mungkin. e. Melakukan monitoring, mengukur, menagih dan menyimpulkan kinerja sebagaimana yang disepakati di tiap tingkatan dan mengaitkannya dengan penghargaan dan pengakuan atas capaian kinerja yang pantas. f. Agar setiap penanggungjawab program melakukan evaluasi program dalam rangka memastikan tersedianya jawaban terukur atas keberhasilan program-program prioritas atau unggulan yang ada di kemneterian. Penanggungjawab program harus memastikan keberhasilan maupun kekurangberhasilan suatu program secara nyata dan terukur, perubahan kondisi yang terjadi atau perubahan yang terjadi pada suatu target grup (kelompok) tertentu yang menjadi target perubahan. g. Kementerian Pertanian lebih transparan dengan memastikan diunggahnya dokumen dan informasi yang berhak diketahui oleh publik (seperti Renstra, Perjanjian Kinerja, IKU dan Laporan Kinerja) ke dalam laman (website) resmi milik Kementerian Pertanian dan/atau milik unit kerja dan memastikan informasi yang disajikan bersifat terkini (updated). h. Terus mendorong dan memfasilitasi upaya peningkatan kualitas penerpaan sistem akuntabilitas kinerja di seluruh unit kerja, baik di pusat maupun di daerah. 7

8 2. Opini Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Berdasarkan dengan Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, menyatakan bahwa BPK-RI harus melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kementerian Pertanian. Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian memberikan target Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap indikator kinerja opini laporan keuangan tahun 2014 yang diukur pada tahun Realisasi target ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Tahun 2014 melalui LHP BPK RI atas Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Tahun 2014 Nomor: 9.A/LHP/XVII/05/2015 tertanggal 29 Mei Namun, walaupun BPK memberikan WTP sebagai opini atas laporan keuangan Kementerian Pertanian, opini tahun 2014 tersebut masih Dengan Paragraf Penjelasan. Opini BPK tahun 2014 hanya disertai dengan 1 (satu) paragraf penjelasan, yaitu persediaan barang yang diserahkan kepada masyarakat namun belum disertai dengan berita acara serah terima. Untuk itu, maka rekomendasi perbaikan ke depan terhadap permasalahan ini adalah memperbaiki implementasi prosedur pengelolaan persediaan barang yang diserahkan kepada masyarakat. Tabel 2 Capaian Kinerja Opini Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Triwulan IV Indikator Kinerja Target Realisasi Triwulan IV Kemajuan Pelaksanaan Opini Laporan Keuangan Kementerian Pertanian WTP WTP Dengan Paragraf Penjelasan Perolehan opini yang semakin tahun semakin baik tersebut tidak terlepas dari komitmen pimpinan akan upaya tindak lanjut hasil pemeriksaan yang menjadi catatan pemeriksaan tahun sebelumnya. Ada 3 (tiga) upaya tindak lanjut pemeriksaan yang dilakukan terkait dengan aset, yaitu : 1. Memastikan bahwa semua Pengelolaan PNBP, Pengelolaan Persediaan, Pengelolaan Aset lebih tertib di tahun Melakukan monitoring dan penyelesaian atas aset aset yang berasal dari satker inaktif. 3. Dalam rangka kepastian hukum kepemilikan aset tetap berupa tanah telah dilakukan pensertifikatan sebagian tanah milik Kementerian Pertanian yang belum bersertifikat. 8

9 Upaya tindak lanjut yang dilakukan terkait dengan permasalahan hibah diupayakan dengan melakukan penertiban pengelolaan hibah yang diterima oleh Kementerian Pertanian dan melakukan rekonsiliasi penerimaan hibah dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan serta menetapkan Pusat Kerjasama Luar Negeri (Pusat KLN) Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian sebagai pengelola satu pintu atas hibah. Upaya tindak lanjut terkait dengan permasalahan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dilakukan melalui 2 (dua) upaya, yaitu : 1. Melaksanakan pungutan atas kekurangan PNBP serta meningkatkan pengendalian, pengawasan dan pengamanan atas pemanfaat aset 2. Melakukan perbaikan Sistem Pengendalian Intern diantaranya: membuat pedoman pencatatan aset tak berwujud, pedoman pengelolaan persediaan, pedoman pengawasan dan pengendalian pengelolaan Aset, revisi PP 48 tahun 2012 tentang Tarif PNBP. Upaya tindak lanjut lainnya yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan adalah: 1. Melaksanakan workshop penyusunan laporan keuangan di 33 Provinsi untuk memastikan penyelesaian penyusunan laporan keuangan tingkat satker dan tingkat wilayah serta tindak lanjut rekomendasi BPK per Provinsi. 2. Melakukan verifikasi atas laporan keuangan satker dan UAPPA/B-W dimana khusus untuk tahun 2014 jumlah satker Kementerian Pertanian sebanyak satker. 3. Melakukan reviu atas laporan keuangan satker dan UAPPA/B-W oleh Inspektorat Jenderal. 4. Melakukan koordinasi lebih intensif antar semua Eselon I lingkup Kementerian Pertanian untuk penyelesaian tindak lanjut rekomendasi BPK-RI. 5. Membuat peta atas semua permasalahan permasalahan yang diperkirakan akan berdampak pada peningkatan kualitas laporan keuangan dan opini BPK-RI, yang menggambarkan permasalahan utama, Eselon I terkait, satker terkait, nilai rupiah serta volume, yang untuk selanjutnya telah dibuat kesepakatan dengan semua Eselon I mengenai rencana aksi penyelesaiannya. BPK mengakui bahwa upaya Kementerian Pertanian yang menindaklanjuti temuan hasil pemeriksaan rata-rata di atas 70% tiap tahunnya. Upaya yang dilakukan Kementerian Pertanian ini merupakan upaya paling baik diantara lima K/L di bawah Auditorat KN IV BPK 9

10 RI. Hal ini menunjukkan keseriusan Kementerian Pertanian dalam memperbaiki kinerja keuangan secara konsisten dan berkesinambungan. 3. Nilai Kualitas Pelayanan Publik (IKM) Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. Pengukuran IKM di lingkungan Kementerian Pertanian digunakan untuk mengetahui mutu kinerja pelayanan unit kerja pelayanan publik secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan publik. Peningkatan dan pembinaan diprioritaskan pada unsur pelayanan yang paling rendah atau berada di bawah rata-rata. Selanjutnya perlu ditindaklanjuti dengan program perbaikan, sedangkan yang mempunyai nilai mutu pelayanan publik cukup tinggi atau di atas rata-rata agar tetap dipertahankan. Pengukuran IKM dilakukan terhadap 9 Unit Kerja Pelayanan Publik (UKPP) dan 160 Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Kementerian Pertanian. Pada Tahun 2014, nilai IKM Kementerian Pertanian 3,21, nilai konversi IKM 80,24 dengan mutu pelayanan B (baik) dan kinerja baik. Unsur pelayan tahun 2014 yang perlu diperbaiki adalah prosedur, persyaratan, kecepatan dan kepastian jadwal pelayanan. Pada tahun 2015, pengukuran IKM juga dilakukan dengan melibatkan 9 UKPP dan 160 UPT yang ada di Lingkungan Kementerian Pertanian. Target indikator kinerja IKM tahun 2015 adalah sebesar 80 dengan realisasi sebesar 80,39. Hal ini berarti capaian kinerja IKM sebesar 100,49% atau sedikit diatas IKM yang ditargetkan pada tahun Tabel 3 Capaian Kinerja Nilai Kualitas Pelayanan Publik (IKM) Triwulan IV Indikator Kinerja Target Realisasi Triwulan IV Kemajuan Pelaksanaan Nilai Kualitas Pelayanan Publik (IKM) 80 80,39 Tercapainya target IKM tentunya tidak lepas dari komitmen pimpinan dan seluruh unit kerja terkait termasuk Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian untuk terus meningkatkan kualitas layanan publik secara konsisten dan berkesinambungan. Keberhasilan pencapaian target ini juga dikarenakan beberapa program layanan publik yang diberikan Kementerian Pertanian efektif dan efisien. Adapun permasalahan yang dihadapi adalah petugas pemberi layanan belum pernah mendapatkan pelatihan khusus mengenai budaya pelayanan prima, sehingga direncanakan pada tahun depan akan diselenggarakan diklat penerapan budaya pelayanan prima. 10

11 4. Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian merupakan nilai hasil evaluasi dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia. Evaluasi tersebut bertujuan untuk menilai kemajuan dan memberi saran perbaikan pelaksanaan program reformasi birokrasi dalam rangka meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja, mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN dan meningkatkan kualitas pelayanan publik di lingkungan Kementerian Pertanian. Hasil penilaian terhadap reformasi birokrasi Kementerian Pertanian disampaikan melalui Surat Menteri PAN dan RB Nomor B / M.PANRB/ 09/ 2015 tertanggal 30 September Indeks reformasi birokrasi Kementerian Pertanian adalah 71,88 dengan kategori BB, meningkat dari 65,02 (B) pada tahun lalu, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4 Capaian Kinerja Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Triwulan IV No. Komponen Penilaian Nilai Maksimal Nilai Capaian % Capaian A. Pengungkit 1. Manajemen Perubahan 5,00 3,24 64,85% 2. Penataan Peraturan Perundangundangan 5,00 4,38 87,50% 3. Penataan dan Penguatan Organisasi 6,00 4,51 75,17% 4. Penataan Tatalaksana 5,00 3,47 69,35% 5. Penataan Sistem Manajemen SDM 15,00 11,06 73,74% 6. Penguatan Akuntabilitas 6,00 2,72 45,40% 7. Penguatan Pengawasan 12,00 8,43 70,24% 8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6,00 4,50 74,92% Sub Total Komponen Pengungkit 60,00 42,30 70,51% B Hasil 1. Kapasitas dan akuntabilitas kinerja organisasi 2. Pemerintah yang bersih dan bebas KKN 20,00 13,83 69,13% 10,00 7,74 77,43% 3. Kualitas Pelayanan Publik 10,00 8,01 80,00% Sub Total Komponen Hasil 40,00 29,58 73,95% Indeks Reformasi Birokrasi 100,00 71,88 71,88% 11

12 Berdasarkan penilaian MenPANRB beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mencapai sasaran Reformasi Birokrasi adalah sebagai berikut: a. Peningkatan Kapasitas dan Akuntabilitas kinerja Organisasi Nilai akuntabilitas kinerja Kementerian Pertanian adalah 71,03 (B) yang berarti pelaksanaan akuntabilitas di lingkungan Kementerian Pertanian sudah baik, pedoman akuntabilitas kinerja pun telah disusun. Upaya yang telah dilakukan dalam meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja organisasi antara lain dengan melakukan identifikasi, analisis dan pemetaan peraturan perundang-undangan yang tidak harmonis. Nilai survei kapasitas organisasi dengan hasil 3,22 dari skala 5. Adapun hal penting yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan kapsitas dan akuntabilitas kinerja organisasi Kementerian Pertanian adalah: 1.) Melibatkan peranan pimpinan tertinggi secara aktif dan berkelanjutan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi 2.) Menyediakan media komunikasi yang reguler untuk mensosialisasi program/kegiatan reformasi birokrasi yang sedang dan akan dilakukan 3.) Melakukan evaluasi peta proses bisnis dan prosedur operasional dan disesuaikan dengan perkembangan tuntutan efisiensi dan efektivitas birokrasi 4.) Mengumumkan tahapan administrasi dan hasil seleksi kompetensi promosi terbuka melalui IT dapat melalui website panitia seleksi dan website institusi yang dapat diakses secara mudah 5.) Memperhatikan penilaian kinerja individu yang terkait dengan kinerja organisasi 6.) Melakukan monitoring dan evaluasi atas pencapaian kinerja individu dan menjadikannya dasar untuk pemberian tunjangan kinerja serta dasar pengembangan karir 7.) Melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan aturan/disiplin/kode etik/kode perilakuk instasni secara berkala 8.) Membangun sistem pemberian sanksi dan imbalan kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kemneterian Pertanian 9.) Meningkatkan peranan pimpinan secara langsung pada saat penyusunan renstra, PK dan dokumen-dokumen perencanaan lainnya serta peranan pimpinan dalam memantau pencapaian kinerja secara berkala 12

13 10.) Membangun sistem pengukuran kinerja yang dapat diakses oleh seluruh unit organisasi 11.) Melakukan pemutakhiran data secara berkala 12.) Menyusun dokumen secara tertib sebagai evidence dalam pelaksanaan program dan kegiatan b. Pemerintah yang bersih dan bebas KKN Pencapaian sasaran pemerintah yang bersih dan bebas KKN di lingkungan Kementan belum tercapai dengan baik, terlihat dari indeks persepsi korupsi yang dilakukan oleh KPK sebesar 3,00 (skala 4). Hal ini berkaitan dengan program-program reformasi birokrasi yang belum sepenuhnya dilaksanakan sehingga belum terlihat perubahanperubahan yang signifikan walaupun telah memperoleh opini wajar tanpa pengecualian dari BPK. Hal penting yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik Kementerian Pertanian adalah: 1.) Melakukan public campaign tentang gratifikasi secara berkala 2.) Melakukan penilaian resiko pada seluruh unit organisasi 3.) Menindaklanjuti hasil evaluasi atas whistle blowing system 4.) Melakukan monitoring dan evaluasi atas penanganan benturan kepentingan secara berkala dan menindaklanjuti hasil evaluasi tersebut 5.) Memfokuskan fungsi pengawasan internal pada client dan audit berbasis resiko c. Peningkatan kualitas pelayanan publik Kualitas pelayanan publik di lingkungan Kemneterian Pertanian sudah cukup baik. Dari hasil survei eksternal kualitas pelayanan, laporan indeks kepuasan masyarakat tahun 2014 menunjukkan angka 3,2 (skala 4). Hal yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik Kementerian Pertanian adalah: 1.) Meningkatkan kegiatan sosialisasi/pelatihan dalam upaya penerapan budaya pelayanan prima 2.) Menerapkan sistem sanksi/reward bagi pelaksana layanan serta pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar dalam meningkatkan budaya pelayanan prima 3.) Menyusun SOP pengaduan pelayanan secara komprehensif sebagai bentuk perbaikan kualitas pelayanan 13

14 4.) Melakukan evaluasi atas penanganan keluhan/masukan secara berkala 5.) Meningkatkan penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan 5. Persentase Kerjasama Luar Negeri yang Ditindaklanjuti Pembinaan kerjasama luar negeri merupakan fungsi yang strategis dalam rangka meningkatkan dan membangun kerjasama di bidang pertanian dalam kerangka bilateral, regional, dan multilateral yang tidak terpisahkan dari kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif. Bidang Kerjasama Luar Negeri pada tahun 2015 telah melaksanakan berbagai kegiatan strategis untuk menunjang program pembangunan pertanian dengan keberhasilan terjalinnya kerjasama luar negeri saling menguntungkan dan berkelanjutan dalam bidang teknis dan ekonomi pertanian. Pada akhir triwulan IV, kegiatan kerjasama secara kumulatif telah terlaksana sebanyak 115 kegiatan. Beberapa permasalahan yang dihadapi adalah terdapat beberapa kegiatan yang direvisi dan terdapat sidang bilateral yang dijadwal ulang. Solusinya adalah perlu koordinasi lebih intensif. Tindak lanjut kerjasama luar negeri dapat berupa: surat penyampaian kesepakatan sidang untuk ditindaklanjuti oleh unit Eselon I terkait, rapat koordinasi untuk membahas tindak lanjut hasil sidang, fasilitasi kunjungan Tim Misi dari Lembaga Internasional atau Negara Mitra, atau bentuk kegiatan lain yang bertujuan mendiseminasikan informasi hasil kesepakatan sidang, beserta langkah tindaklanjutnya. Tabel 5 Capaian Kinerja Persentase Kerjasama Luar Negeri yang Ditindaklanjuti Triwulan IV Indikator Kinerja Target Realisasi Triwulan IV Kemajuan Pelaksanaan Persentase Kerjasama Luar Negeri yang Ditindaklanjuti 80% (113 kegiatan) 115 kegiatan B. Capaian Kinerja Masing-Masing Biro/Pusat lingkup Sekretariat Jenderal Pada triwulan IV terjadi perubahan anggaran yang ada di 5 Perjanjian Kinerja Biro/Pusat. Ke lima biro/pusat tersebut adalah Biro Organisasi dan Kepegawaian, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Pusat Kerjasama Luar Negeri, Biro Perencanaan dan Biro Hukum dan Informasi Publik. Adapun capaian kinerja triwulan IV masing-masing Biro/Pusat lingkup Sekretariat Jenderal adalah sebagai berikut: 14

15 1. Biro Perencanaan Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Pertanian. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Perencanaan menyelenggarakan fungsi : a. Koordinasi dan penyiapan penyusunan kebijakan, rencana dan program pembangunan pertanian; b. Koordinasi dan penyusunan anggaran pembangunan pertanian; c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pembangunan pertanian; d. Koordinasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian; dan e. Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Perencanaan. Sasaran Kegiatan Biro Perencanaan adalah perencanaan kebijakan, anggaran, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan Kementerian Pertanian yang berkualitas baik. Biro Perencanaan menyusun Perjanjian Kinerja yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal dan Kepala Biro Perencanaan. Terdapat 3 Indikator Kinerja pada Perjanjian Kinerja Biro Perencanaan. Indikator tersebut adalah: Nilai AKIP Sekretariat Jenderal, Jumlah Revisi Anggaran yang Dilakukan dan Jumlah Rekomendasi Hasil Evaluasi yang Ditindaklanjuti. Pada triwulan IV ini terdapat perubahan pada Perjanjian Kinerja Biro Perencanaan. Perubahan pada anggaran yang dialokasikan untuk Biro Perencanaan dari semula Rp ,00 menjadi Rp ,00. Capaian dari Perjanjian Kinerja Biro Perencanaan adalah sebagai berikut: a. Nilai AKIP Sekretariat Jenderal Biro Perencanaan bertugas mengawal agar nilai AKIP Sekretariat Jenderal yang diperoleh sesuai dengan target yaitu sebesar 82. Pada triwulan IV ini, Itjen melakukan penilaian terhadap pelaksanaan AKIP Sekretariat Jenderal. Itjen melakukan evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian terhadap lima komponen besar manajemen kinerja yang meliputi: perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, pemanfaatan hasil evaluasi dan pencapaian sasaran/kinerja organisasi. Hasil evaluasi dituangkan dalam bentuk nilai dengan kisaran 0 s.d 100. Unit kerja Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian memperoleh nilai sebesar 86,91 dengan kategori sangat baik (A). 15

16 Tabel 6 Capaian Kinerja nilai AKIP Sekretariat Jenderal Triwulan IV nilai AKIP Sekretariat Jenderal 82 86,91 105,98 Nilai tersebut merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh komponen manajemen kinerja yang dievaluasi di lingkungan Setjen yaitu Biro Umum dan Humas, Biro Perencanaan, Biro Organisasi dan Kepegawaian, Biro Hukum dan Informasi Publik serta Biro Keuangan dan Perlengkapan, dengan rincian sebagai berikut: 1.) Perencanaan kinerja lingkup Sekretariat Jenderal tertuang dalam Renstra menunjukkan bahwa tujuan dan sasaran dalam Renstra hanya 50% yang telah berorientasi hasil, indikator kinerja tujuan (outcome) dan sasaran (outcome dan output) yang telah memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik hanya sebesar 50%. 2.) Pengukuran kinerja lingkup Setjen belum ditetapkan mekanisme pengumpulan data kinerja. 3.) Pelaporan kinerja yang tertuang dalam Lakip tingkat Eselon II di lingkup Setjen belum seluruhnya menyajikan evaluasi dan analisis capaian kinerja melainkan hanya menguraikan prose/realisasi kegiatan yang ada di dokumen anggaran (DIPA), Lakip tingkat Eselon II belum seluruhnya menyajikan informasi keuangan yang terkait dengan pencapaian kinerja melainkan hanya menyajikan pembandingan realisasi dengan target, dan pembanding kinerja tahun sebelumnya dengan tahun berjalan, dan informasi yang disajikan dalam Lakip tingkat Eselon II belum seluruhnya digunakan untuk perbaikan perencanaan, menilai dan memperbaiki pelaksanaan program dan kegiatan, peningkatan kinerja, serta untuk penilaian kinerja. 4.) Evaluasi kinerja yang dapat diukur dari perolehan nilai akuntabilitas komponen pemanfaatan evaluasi sebesar 8,13. Evaluasi kinerja yang dilaksanakan pada lingkup Sekretariat Jenderal meliputi penyerapan anggaran setiap bulan yang dihadiri PPK dan PUMK, evaluasi oleh Satlak PI dan evaluasi intern untuk mengevaluasi target dan realisasi keuangan. 5.) Pencapaian kinerja lingkup Sekretariat Jenderal perolehan nilai akuntabilitas komponen pencapaian sasaran/kinerja organisasi sebesar 19,35. Hal tersebut 16

17 menunjukkan bahwa dari delapan sasaran strategis yang ditetapkan pada tahun 2014 seluruhnya telah mencapai target yaitu nilai akuntabilitas kinerja Kementerian Pertanian tercapai A (sangat baik) dan kualitas laporan keuangan tercapai opini WTP. Terhadap permasalahan tersebut direkomendasikan hal-hal sebagai berikut: 1.) Perencanaan Kinerja a.) Menyempurnakan tujuan dan sasaran dalam renstra agar seluruhnya berorientasi hasil, memperbaiki indikator kinerja tujuan (outcome) dan sasaran (outcome dan output) agar memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik. Menambahkan dokumen penetapan knerj di dalam renstra dan melakukan reviu secara berkala terhadap renstra. b.) Menambahkan Indikator Kinerja Utama (IKU) di dalam dokumen Renstra. c.) Menambahkan komponen program, serta target kinerja dalam dokumen PK agar ditetapkan dengan baik degan menyajikan target jumlah, selain itu dokumen PK agar dimonitor pencapaiannya secara berkala 2.) Pengukuran Kinerja a.) Menetapkan mekanisme pengumpulan data kinerja dan mengukur realisasinya, menyempurnakan Indikator Kinerja Sasaran dalam IKU serta melakukan reviu terhadap IKU secara berkala b.) Mengumpulkan data kinerja dengan mekanisme pengumpulan data kinerja 3.) Pelaporan Kinerja a.) LAKIP Sekjen agar menyajikan evaluasi dan analisis mengenai capaian kinerja serta menyajikan informasi keuangan yang terkait dengan pencapaian kinerja b.) Menggunakan informasi yang disajikan dalam LAKIP Sekjen untuk perbaikan perencanaan, menilai dan memperbaiki pelaksanaan program dan kegiatan, peningkatan kinerja, serta untuk penilaian kinerja yaitu pada Sekretariat Jenderal 4.) Pemanfaatan Hasil Evaluasi Menggunakan hasil evaluasi kinerja untuk perbaikan perencanaan maupun pelaksanaan kinerja dengan mengacu kepada evaluasi Menpan dan RB 5.) Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi Memaksimalkan target/sasaran strategis Kementerian Pertanian yang ditetapkan agar mencapai target yaitu Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian tercapai A (sangat baik) dan mempertahankan kualitas laporan keuangan dengan opini WTP 17

18 Kegiatan-kegiatan di Biro Perencanaan yang mendukung keberhasilan dalam pencapaian indikator kinerja Nilai AKIP Setjen adalah sebagai berikut: a. Kegiatan Tindak Lanjut Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) dengan pagu anggaran Rp ,- dan realisasi Rp ,- (80,47%). b. Kegiatan Penyusunan Renstra Kementerian Pertanian Kegiatan Renstra Pertanian menghasilkan tiga dokumen yang terdiri dari: Renstra Kementan, Renstra Setjen dan Renstra Biro Perencanaan Pagu anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp ,- dengan realisasi Rp ,- (82,35%). c. Koordinasi Penyusunan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015 dengan pagu anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (85,54%). d. Koordinasi Trilateral Meeting dan Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Tahun 2016 dengan pagu anggaran Rp ,- dan realisasi Rp ,- (95,58%). e. Penyusunan Standar Baku Indikator Kinerja dan Indikator Kinerja Utama dengan pagu anggaran Rp ,- dan realisasi Rp ,- (95,97%). f. Koordinasi Pelaksanaan Pra-Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional Tahun 2015 dengan pagu anggaran sebesar Rp ,- dan realisasi sebesar Rp ,- (98,68%). Gambar 1. Pra-Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional Tahun 2015 g. Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Sekretariat Jenderal dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- dan realisasi sebesar Rp ,- (94,96%). 18

19 h. Koordinasi serta peningkatan kapasitas penyusun Laporan Kinerja Dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan SAKIP di lingkup Kementerian Pertanian, maka Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian mengadakan Rapat Koordinasi SAKIP Kementerian Pertanian Tahun 2015 di 2 (dua) wilayah yaitu: Wilayah Timur yang dilaksanakan di Swiss Bell Hotel Bali pada tanggal Oktober 2015 dan Wilayah Barat yang telah diselenggarakan pada tanggal Oktober 2015 bertempat di Hotel Santika Premiere Yogyakarta. Peserta dalam Rakor ini adalah para penyusun Laporan Kinerja dari Eselon I dan perwakilan UPT Lingkup Kementerian Pertanian serta menghadirkan narasumber dari KemenPAN RB, Inspektorat Jenderal, dan Konsultan VA2. Anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah Rp ,- dengan serapan sebesar Rp ,- (96,82%). Gambar 2 dan 3 Pelaksanaan Rakor SAKIP di Bali dan Yogya i. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2014 dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- dengan serapan sebesar Rp ,- (95,28%). Dalam mencapai indikator Nilai AKIP Sekretariat Jenderal Tahun 2015, dialokasikan pagu anggaran sebesar Rp ,- dengan realisasi sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp ,- atau sebesar 91,95%. b. Jumlah Revisi Anggaran yang Dilakukan Salah satu indikator ketepatan perencanaan anggaran adalah berapa banyak revisi yang dilakukan. Semakin sedikit revisi anggaran semakin tepat perencanaan anggarannya. Hingga akhir triwulan IV telah dilakukan revisi anggaran sebanyak 3 kali. Jumlah revisi tersebut merupakan akumulasi dari revisi triwulan I, II dan III. 19

20 Tabel 7 Capaian Kinerja Jumlah Revisi Anggaran yang Dilakukan Triwulan IV Jumlah Revisi Anggaran 5 kali 3 kali Revisi DIPA yang dilakukan terkait dengan kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Menteri Pertanian, berdasar pada: 1) Surat Menteri Keuangan No. S-794/ MK.02/ 2014 tanggal 1 Desember 2014, sebagai tindak lanjut penghematan anggaran perjalanan dinas/meeting konsinyering Kementerian/Lembaga TA dan refocusing belanja untuk mendukung Upsus Swasembada Pangan Padi, Jagung, dan Kedelai. Anggaran Biro Perencanaan yang semula Rp ,- bertambah Rp ,- 2) Surat Menteri Keuangan No. S-18/MK.02/2015 tanggal 9 Pebruari 2015, perihal Perubahan Pagu Anggaran Belanja K/L dalam APBN-P TA Anggaran Biro Perencanaan yang semula Rp ,- berkurang menjadi Rp ,- 3) Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 134 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Pertanian sebesar 70%. Anggaran Biro Perencanaan yang semula Rp ,- kembali berkurang menjadi Rp ,- Pada Tahun 2015 ini, telah keluar beberapa peraturan-peraturan baru yang juga berpengaruh terhadap penggunaan anggaran sehingga perlunya dilakukan revisi DIPA. Peraturan-peraturan tersebut adanya kebijakan yang terkait dengan proses revisi yang harus dipatuhi, yakni adanya: 1) PMK No: S-798/PB/2015 tanggal 6 Oktober 2015 perihal Pemantauan dan Pengendalian Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015, dan 2) PMK No: 140/PMK/ 2015 tanggal 6 Oktober 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan No. 257/PMK.02/2014 yakni Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Revisi-revisi tersebut sangat menyita waktu, bahkan berdampak pada penundaan kegiatan sehingga realisasi menjadi rendah. Selain itu, revisi ini dapat mengakibatkan pagu minus, karena beberapa kegiatan yang sedang berjalan dan belum dibayar terkena penghematan, hal ini berdampak juga pada rendahnya serapan anggaran. 20

21 Proses revisi juga tidak terlepas dari fasilitasi software "Aplikasi RKA-KL Online" yang terkadang bermasalah dan mengalami kegagalan dalam proses (upload) nya. Keluarnya beberapa peraturan-peraturan baru terhadap penggunaan anggaran, menyebabkan perlunya revisi DIPA. Tahun 2015, terdapat kebijakan terkait terkait proses revisi yang harus dipatuhi, yakni adanya PMK No: S-798/PB/2015 tanggal 6 Oktober 2015 perihal Pemantauan dan Pengendalian Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015 dan PMK No: 140/PMK/2015 tanggal 6 Oktober 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan No. 257/PMK.02/2014 yakni Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Proses revisi juga tidak terlepas dari fasilitasi software "Aplikasi RKA-KL Online" yang terkadang bermasalah dan mengalami kegagalan dalam proses (upload) nya. Oleh karena itu, untuk mengatasi/memecahkan permasalahan tersebut diatas dapat dilakukan, antara lain: 1) sejak DIPA diserahkan oleh Presiden kepada Kementerian/Lembaga, masing-masing Satker segera melakukan pengecekan RKA-KL dan menyegerakan proses revisi agar rencana kerja/jadwal kerja tidak terganggu; 2) mematuhi kaidah-kaidah penyusunan anggaran agar tidak terjadi kesalahan dalam peletakan akun belanja; 3) melakukan koordinasi dengan Kementerian Keuangan yang membidangi proses revisi, sehingga apabila terjadi kesalahan di dalam aplikasi RKA-KL atau kegagalan proses revisi dapat segera diatasi; 4) petugas/pejabat pengelola keuangan sebaiknya tidak melegalisasi setiap Tahunnya, sehingga tidak perlu melakukan revisi administratif pergantian pejabat pengelola keuangan; 5) selalu mengikuti perkembangan aplikasi RKA-KL Online melalui jaringan internet Kegiatan-kegiatan di Biro Perencanaan yang mendukung keberhasilan dalam pencapaian indikator kinerja Jumlah Revisi Anggaran yang Dilakukan adalah sebagai berikut: a. Koordinasi Penyusunan APBN-P 2015 Lingkup Kementan dengan alokasi anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (99,86%). b. Koordinasi dan Penelitian RKA-KL Kementan TA 2016 Mendukung PJK dengan alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (99,65%). c. Penyusunan Rancangan APBN Pagu Anggaran Lingkup Kementan Tahun 2016 dengan alokasi anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (98,94%). 21

22 d. Identifikasi Hasil Revisi DIPA dan POK 2015 dengan alokasi anggaran kegiatan ini sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- (99,03%). e. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) Pembangunan Pertanian TA dan Rakersus. Gambar 4. Pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian Tahun 2016 c. Jumlah Rekomendasi Hasil Evaluasi yang Ditindaklanjuti Salah satu fungsi Biro Perencanaan adalah melakukan Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pembangunan pertanian. Hasil evaluasi diharapkan dapat ditindaklanjuti sebagai feedback bagi perencanaan ke depan maupun yang sedang berjalan. Tabel 8 Capaian Kinerja Rekomendasi Hasil Evaluasi yang Ditindaklanjuti Triwulan IV Jumlah Rekomendasi Hasil Evaluasi yang Ditindaklanjuti 6 6 Dari target yang ditetapkan sebanyak 6 rekomendasi hasil evaluasi yang ditindaklanjuti, tercapai 100% (sebanyak 6 rekomendasi), yakni: 1.) Merekomendasikan kepada Ditjen Perkebunan untuk memberikan bantuan peralatan berupa alat/mesin penebang tebu agar panen tebu tidak terlambat; 2.) Merekomendasikan kepada Ditjen Tanaman Pangan agar Program SL-PTT yang sudah berakhir, segera ditindaklanjuti dengan Program GP-PTT; 22

23 3.) Merekomendasikan kepada Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk melaksanakan kegiatan Peningkatan Inseminasi Buatan (IB), termasuk peningkatan produksi dan distribusi semen beku yang merupakan kegiatan prioritas pada Tahun 2015; 4.) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan agar menginstruksikan kepada Balai Veteriner Denpasar untuk membantu Dinas Peternakan Provinsi, khususnya Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Dinas Peternakan Kabupaten Timor Tengah Selatan dalam penyidikan, pengujian dan pengobatan/pemberantasan penyakit pada kelompok peternak terkait dengan kasus kematian sapi bantuan; 5.) Merekomendasikan kepada Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan agar kegiatan Sentra Peternakan Rakyat (SPR) yang semula berjumlah 500 SPR menjadi 50 SPR (sebagai pilot project). Hal ini karena kegiatan tersebut bersifat jangka panjang sehingga harus dijabarkan lagi dalam tahapan setiap tahun dengan sasaran yang terukur dan jelas serta memperhatikan realitas sosial budaya masyarakat; 6.) Merekomendasikan kepada Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian terkait perbaikan sistem pengawasan pelaksanaan kebijakan pupuk bersubsidi dengan mengintegrasikan sistem pengawasan berbasis internet yang memberi kesempatan bagi masyarakat luas untuk berpartisipasi dalam mengawasi pelaksanaan kebijakan pupuk bersubsidi dan pengawasan dilakukan secara berjenjang dari mulai tingkat pusat hingga ke level desa. 2. Biro Organisasi dan Kepegawaian Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, fungsi pengorganisasian, ketatalaksanaan dan pengelolaan kepegawaian secara operasional merupakan tanggung jawab Biro Organisasi dan Kepegawaian. Biro Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, serta pengelolaan kepegawaian. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Organisasi dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi: a. Koordinasi dan penyempurnaan organisasi, dan pengembangan jabatan fungsional serta pengembangan budaya kerja; b. Koordinasi dan penyempurnaan tata laksana dan fasilitasi reformasi birokrasi; c. Pelaksanaan perencanaan dan pengembangan pegawai; d. Pelaksanaan mutasi pegawai Kementerian Pertanian; dan 23

24 e. Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Organisasi dan Kepegawaian. Biro Organisasi dan Kepegawaian menyusun Perjanjian Kinerja yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal dan Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian. Pada triwulan III ini terdapat perubahan Indikator Kinerja pada Perjanjian Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian, yang semula 8 indikator menjadi 9 indikator. Indikator tersebut adalah: (1) Dokumen Penataan Kelembagaan, (2) Laporan Pembinaan Jabatan Fungsional, Pelayanan Publik, dan Budaya Kerja; (3) Laporan Ketatalaksanaan; (4) Laporan Reformasi Birokrasi; (5) Laporan Perencanaan, Pengembangan dan Kesejahteraan Pegawai; (6) Dokumen Peningkatan Pelayanan Mutasi, Pensiun, dan Pemberhentian Pegawai; (7) Laporan Pembinaan SDM Aparatur Pertanian melalui Organisasi Kedinasan; (8) Laporan Perencanaan dan pengelolaan anggaran; (9) Laporan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Biro. Capaian dari Perjanjian Kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian adalah sebagai berikut: a. Dokumen Penataan Kelembagaan Penataan Kelembagaan merupakan salah satu wujud pelaksanaan agenda Reformasi Birokrasi di Kementerian Pertanian. Hingga akhir triwulan IV kemajuan pelaksanaan kegiatan penataan kelembagaan sebesar 100%. 4 dokumen penataan kelembagaan yang telah dihasilkan adalah sebagai berikut: (1.) Permentan No. 43 Tahun 2015; (2.) Kepmentan No.68 Tahun 2015; (3.) Laporan Penataan Kelembagaan Daerah (UPT); dan (4.) Dokumen Peningkatan Efektivitas Kelembagaan SKPD. Tabel 9 Capaian Kinerja Dokumen Penataan Kelembagaan Triwulan IV TRW IV Dokumen Penataan Kelembagaan ,00 b. Laporan Pembinaan Jabatan Fungsional, Pelayanan Publik, dan Budaya Kerja Target kinerja kegiatan Pembinaan Jabatan Fungsional, Pelayanan Publik, dan Budaya Kerja Tahun 2015 sebanyak 6 laporan. Hingga akhir triwulan IV, dari target kinerja yang ditetapkan telah terealisasi 7 laporan atau sebesar 116%. 7 laporan tersebut adalah Perber Mentan dan Kepala BKN Tentang JF Analis Ketahanan Pangan, Dokumen Pedoman Uji Kompetensi, Dokumen Tentang Pedoman Formasi Pegawai JF, Dokumen Factor Evaluation System, Dokumen di bidang Pelayanan Publik dan Budaya Kerja, Lap Peningkatan Kualitas Budaya Kerja, Lap Kualitas Pelayanan Publik Bidang Pertanian. 24

25 Tabel 10 Capaian Kinerja Pembinaan Jabatan Fungsional, Pelayanan Publik, dan Budaya Kerja Triwulan IV Laporan Pembinaan Jabatan Fungsional, Pelayanan Publik, dan Budaya Kerja c. Laporan Ketatalaksanaan Indikator Kinerja ini merupakan pelaksanaan kegiatan di bidang fasilitasi, koordinasi dan evaluasi di bidang Ketatalaksanaan di lingkungan Kementerian Pertanian. Dari 4 target yang ditetapkan, hingga akhir triwulan IV telah terealisasi 4 laporan atau sebesar 100%. Keempat laporan tersebut adalah (1.) Dokumen Sistem, Prosedur, dan Pembakuan Sarana Kerja; (2.) Dokumen Pembinaan, Evaluasi dan Pengembangan SOP; (3.) Laporan Fasilitas Penyusunan NSPK dan Tata Hubungan Kerja; dan (4.) Laporan Penyusunan Bulletin Biro OK. Tabel 11 Capaian Kinerja Ketatalaksanaan Triwulan IV INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI Laporan Ketatalaksanaan d. Laporan Reformasi Birokrasi Indikator Kinerja ini merupakan pelaksanaan kegiatan di bidang fasilitasi, koordinasi dan evaluasi di bidang Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Pertanian. Hingga akhir triwulan IV kemajuan pelaksanaan kegiatan sebesar 125%. Dari target sebanyak 4 laporan reformasi birokrasi telah terealisasi 5 laporan reformasi birokrasi yaitu (1.) Draft Road Map RB Kementan ; (2.) Laporan PMPRB 2015; (3.) Laporan Penetapan Perubahan Nama Kelas dan Jabatan; (4.) Laporan Program Quick Wins Kementan; dan (5.) Laporan Rekonsiliasi Data Pemangku Jabatan. Tabel 12 Capaian Kinerja Reformasi Birokrasi Triwulan IV Laporan Reformasi Birokrasi

LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN JL. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan Telp/Fax. 62-21 7804756 Biro Perencanaan, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2016

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fundamental yang dihadapi Pembangunan Pertanian saat ini antara lain: (1) Laju konversi lahan yang tidak terkendali; (2) Infrastruktur pertanian yang tidak memadai;

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fundamental yang dihadapi Pembangunan Pertanian saat ini antara lain: (1) Laju konversi lahan yang tidak terkendali; (2) Infrastruktur pertanian yang tidak memadai;

Lebih terperinci

LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TRIWULAN I TAHUN 2016

LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TRIWULAN I TAHUN 2016 LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TRIWULAN I TAHUN 2016 BIRO PERENCANAAN 2016 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah fundamental yang dihadapi Pembangunan Pertanian saat ini antara lain: (1) Laju konversi lahan yang tidak terkendali; (2) Infrastruktur pertanian yang tidak memadai;

Lebih terperinci

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH Sasaran Reformasi Birokrasi Maraknya KKN Buruknya Pelayanan Publik Rendahnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja 8 Area Perubahan Bersih dari KKN Pelayanan

Lebih terperinci

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH SASARAN REFORMASI BIROKRASI pemerintahan belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah pemerintahan belum efektif dan efisien pemerintahan yang bersih,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-18.1-/216 DS933-1269-654-625 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

LAPORAN TRIWULAN IV CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014

LAPORAN TRIWULAN IV CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 LAPORAN TRIWULAN IV CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perencanaan Kinerja adalah suatu proses penetapan kegiatan

Lebih terperinci

LAPORAN TRIWULAN I CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014

LAPORAN TRIWULAN I CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 LAPORAN TRIWULAN I CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesulitan dalam mengukur keberhasilan atau kegagalan kinerja

Lebih terperinci

Penguatan Akuntabilitas Kinerja. Jakarta, 8 September 2017

Penguatan Akuntabilitas Kinerja. Jakarta, 8 September 2017 Penguatan Akuntabilitas Kinerja Jakarta, 8 September 2017 I. KOMPONEN PENGUNGKIT Komponen Penilaian/Area Perubahan Bobot Nilai 2015 Nilai 2016 (Exit Meeting) Nilai 2016 Manajemen Perubahan 5,00 3,66 4,23

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari 2015 Kepala Biro Perencanaan,

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari 2015 Kepala Biro Perencanaan, KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah laporan kinerja Tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.01-0/AG/2014 DS 6100-9979-1830-7597 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

LAPORAN TRIWULAN II CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014

LAPORAN TRIWULAN II CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 LAPORAN TRIWULAN II CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesulitan dalam mengukur keberhasilan atau kegagalan kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN TRIWULAN III CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014

LAPORAN TRIWULAN III CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 LAPORAN TRIWULAN III CAPAIAN PENETAPAN KINERJA ( P K ) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penetapan Kinerja merupakan tekad dan janji RKT ( Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014 LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014 BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN PENILAIAN A. PROSES (60) I. MANAJEMEN PERUBAHAN (5) 5.0

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2015 BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan proses penyusunan rencana

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.01-0/2013 DS 5903-0340-5288-0144 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA. Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA. Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian TAHUN 2015 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang istem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015

DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015 01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian 01 Meningkatnya Pelaksanaan 01 Persentase Pencapaian Sistem Akuntabilitas Kegiatan Kementerian Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN : 2017

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN : 2017 LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN : 2017 A. PROSES (60) I. MANAJEMEN PERUBAHAN (5) 3,46 1 Tim Reformasi Birokrasi (1) 0,78 a. Tim Reformasi Birokrasi

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-33.1-/218 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA 2016

PERJANJIAN KINERJA 2016 PERJANJIAN KINERJA 2016 Perjanjian Kinerja 2016 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2016 I. PENGERTIAN Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Menteri PAN dan RB, pelaksanaan proses pembangunan zona integritas harus dilaksanakan dengan perencanaan yang baik, karena di sini akan menentukan

Lebih terperinci

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN Reformasi Birokrasi NASIONAL ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI Pengorganisasian Pelaksanaan Tim Pengarah Kementerian/Lembaga Ketua: Pimpinan K/L Sekretaris: Sekjen Anggota: Pejabat Eselon I Pemerintah

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Penyusunan

Lebih terperinci

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI INSPEKTORAT UTAMA 7 AGUSTUS 2017 OUTLINE 1 2 3 Tujuan, Sasaran, Arah dan Kerangka Kebijakan RB Ukuran Keberhasilan RB Peran Inspektorat dalam

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK DAN WBBM

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK DAN WBBM PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK DAN WBBM Jakarta, Mei 2015 DAFTAR ISI Halaman Pengertian.... 2 Syarat Penetapan WBK/WBBM. 3 Komponen Pengungkit dan Hasil. 3 I. Komponen Pengungkit... 3 II. Komponen

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Melalui Indikator Kinerja Utama

Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Melalui Indikator Kinerja Utama Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Melalui Indikator Kinerja Utama DISAMPAIKAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PELAYANAN PUBLIK PPVT DAN PERIZINAN PERTANIAN Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-33.1-/216 DS2286-196-725-318 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id -1- GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN PROVINSI BALI

Lebih terperinci

PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Sasaran Reformasi Birokrasi Maraknya KKN Buruknya Pelayanan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN A. Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Salah satu unsur yang sangat penting dalam rangka mendukung tugastugas Dewan adalah Sekretariat Jenderal DPR RI (Setjen DPR RI)

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-018.02-0/2016 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEPUTUSAN KEPALA BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN NOMOR : B.1683A/KPTS/HK160/A.1/12/2016 TENTANG 299A RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-018.02-0/2015 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-078.01-0/AG/2014 DS 1701-7126-6142-9885 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 30 Tahun 2018

KEPUTUSAN KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 30 Tahun 2018 PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI KECAMATAN CICURUG Jalan Siliwangi Nomor 111 Telepon (0266) 731002 Faksimil (0266) 731002 Website: sidikcicurug@yahoo.com email: cicurug.marema@gmail.com CICURUG 43359 KEPUTUSAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1465, 2015 BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U No.1465, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017 KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran yang dikelola. Penyusunan laporan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBAGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR

RENCANA KERJA PEMBAGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR RENCANA KERJA PEMBAGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR A. DASAR 1. Peraturan Menteri Pendayagunanaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI, Mengingat

GUBERNUR BALI, Mengingat GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN, PENCATATAN SIPIL DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.02-0/AG/2014 DS 9802-8163-0908-0385 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012 SERI LAPORAN TEKNIS OT 01 04 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jl. Gajah Mada no. 8 Jakarta 10120 Telp. (62-21) 63858269-70

Lebih terperinci

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA INSTANSI

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN NOMOR : 4935/Kpts/RC.020/12/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN

Lebih terperinci

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1249, 2015 BNP2TKI. Zona Integritas. Pembangunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Rapat PRA RAKER B2TKE 2017 Tangsel, 30 Maret 2017

REFORMASI BIROKRASI BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Rapat PRA RAKER B2TKE 2017 Tangsel, 30 Maret 2017 REFORMASI BIROKRASI BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI Rapat PRA RAKER B2TKE 2017 Tangsel, 30 Maret 2017 DAFTAR ISI LATAR BELAKANG DASAR HUKUM PROGRAM RB REVIEW KEG RB 2015/2016 KEGIATAN RB 2016/2017

Lebih terperinci

LAPORAN PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

LAPORAN PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 1 LAPORAN PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2016 2 KATA PENGANTAR Dalam

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.925, 2013 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengawasan Intern. Perwakilan Republik Indonesia. Pedoman. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DI DINAS PENANAMAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DI DINAS PENANAMAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA BANDA ACEH TAHUN

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci