KAJIAN KEPUSTAKAAN. non ruminansia. Ternak ini bersifat nomadic, kuat, dan mampu berjalan sejauh 16

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN KEPUSTAKAAN. non ruminansia. Ternak ini bersifat nomadic, kuat, dan mampu berjalan sejauh 16"

Transkripsi

1 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Kuda Kuda merupakan salah satu jenis ternak besar yang termasuk hewan herbivora non ruminansia. Ternak ini bersifat nomadic, kuat, dan mampu berjalan sejauh 16 km dalam sehari untuk mencari makan dan air (Kilgour dan Dalton, 1984). Blakely dan Bade (1991) menyatakan bahwa klasifikasi zoologis kuda adalah sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Chordata : Mammalia : Perissodactyla : Equidae : Equus : Equus caballus Kuda hidup berkelompok dan sering kali membentuk sebuah keluarga yang terdiri atas satu pejantan, satu atau beberapa betina dan keturunannya. Kelompok jantan muda biasanya membentuk kelompok yang terdiri atas satu hingga delapan jantan muda. Kuda jantan yang memimpin dan menguasai sekelompok betina, akan melindungi kuda betina dewasa yang merupakan bagian kelompoknya dari gangguan kuda jantan lain khususnya selama masa estrus (Kilgour dan Dalton, 1984). Selanjutnya dikemukakan bahwa kuda berkomunikasi dengan cara mengeluarkan suara, menggerakan tubuhnya seperti ekor, telinga, mulut, kepala, dan leher atau 7

2 8 mengeluarkan bau yang berasal dari kotorannya untuk menandakan teritori. Kuda memiliki indera penciuman dan pendengaran yang kuat. Menurut Blakely and Bade (1998) beberapa istilah yang digunakan untuk menyatakan umur, jenis kelamin atau keadaan seekor kuda yaitu: a. Stallion adalah istilah untuk kuda jantan yang belum kawin berumur lebih dari tiga tahun. b. Stud adalah kuda jantan yang digunakan untuk perkawinan. c. Mare adalah kuda betina dewasa. d. Filly adalah kuda betina muda sampai umur tiga tahun yang dipersiapkan untuk perkawinan. e. Gelding adalah anak kuda jantan yang di kastrasi f. Colt adalah kuda jantan sampai umur tiga tahun g. Foal adalah kuda jantan atau betina yang berumur dibawah satu tahun. h. Weanling adalah kuda jantan atau betina yang baru disapih. 2.2 Sejarah Kuda Kavaleri Angkatan bersenjata Indonesia memiliki pasukan kavaleri yang sebelumnya dikenal dengan Pasukan Kuda Beban (PKB) yang digunakan untuk mengangkut peluru, mortir dan alat-alat peperangan lain di daerah operasi. Kavaleri berasal dari bahasa Latin, caballus dan bahasa Perancis chevalier yang berarti kuda. Istilah kavaleri mengacu kepada pasukan berkuda, namun dalam perkembangan zaman, kavaleri bertempur dengan menggunakan lapis baja (Pussenkav TNI-Angkatan Darat, 2010).

3 9 Kuda dipakai sebagai sarana dalam perang, diantaranya untuk tunggangan para prajurit dan untuk mengangkut peralatan perang, seperti pelanting batu atau sekelompok pasukan pemanah (Soehardjono, 1990). Kuda Kavaleri TNI AD sejak awal keberadaannya adalah merupakan kuda unggul dengan tinggi pundak rata-rata diatas 150 cm, sangat jauh dibandingkan dengan kuda asli Indonesia yang rata-rata dibawah 130 cm. Menurut Edward (1994), bahwa kuda lokal Indonesia digolongkan kedalam kuda poni, karena tinggi pundak kuda di Indonesia berkisar antara 1,15-1,35 m atau cm. Postur kuda untuk kebutuhan Satuan Kavaleri antara lain harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. Warna bulu gelap, warna bulu putih untuk kegiatan protokoler. b. Tinggi Pundak minimal 150 cm. c. Berat badan 400 kg. d. Kemampuan bawa beban 100 kg. e. Tidak cacat/baik. f. Mempunyai daya tahan endurance minimal km/hari. g. Dilihat dari jarak dekat cara berdiri kuda harus tegak dan tenang. h. Koordinasi setiap sisi/bagian tubuh kuda baik dan seimbang. i. Konformasi tiap-tiap bagian tubuh kuda harus dapat bekerja secara harmonis saat kuda bergerak. j. Ukuran kepala tidak terlalu besar atau terlalu kecil dan terlihat cerdas serta serasi dengan leher kuda. k. Bahu (shoulder) harus terlihat berotot, bentuknya panjang dan agak miring (45%), bentuk ini menunjang fleksibilitas joint dan langkah yang panjang

4 10 serta memberikan langkah yang lunak bila ditunggang, bila bahu lurus terasa kasar bila ditunggang (increase concussion). l. Lingkar dada harus bulat dan dalam (a good grith). m. Sudut permukaan dinding kuku dan solle antara derajat untuk kaki depan sedangkan derajat untuk kaki belakang. Berdasarkan ciri-ciri kuda kavaleri tersebut maka dapat disimpulkan bahwa seekor kuda kavaleri wajib memiliki kriteria speed (kecepatan), power (kekuatan), endurance (daya tahan), dan kelincahan pada saat kuda kavaleri tersebut berlari (Pussenkav TNI-Angkatan Darat, 2010). Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav) TNI-AD Parongpong Lembang Kabupaten Bandung Barat merupakan salah satu kesatuan militer di Indonesia yang memanfaatkan kuda setelah lulus latihan atau remonte sebagai kuda kavaleri. Populasi kuda di Denkavkud dibagi ke dalam dua kelompok yaitu Kompi Kavaleri (Kikav) dan Kompi Peternakan (Kinak). Kuda yang termasuk ke dalam Kikav adalah kuda yang telah lulus pendidikan tahap remonte dasar sehingga kuda tersebut relatif sudah jinak dan mudah diatur. Performans kuda agar tetap baik, semua kuda jantan Kikav dikebiri dan kuda betina tidak diperbolehkan bunting. Pengebirian pada kuda jantan bertujuan untuk mengoptimalkan performans kuda agar tetap baik. Begitupun dengan kuda betina, tidak diperbolehkan kawin karena jika bunting kuda tersebut tidak dapat digunakan secara optimal sebagai kuda tunggang. Kuda yang termasuk ke dalam Kinak adalah kuda yang belum lulus remonte, anak kuda, induk kuda, kuda dewasa betina dan pejantan. Kuda dewasa betina merupakan sebutan untuk kuda yang berumur lebih

5 11 dari tiga tahun, namun tidak pernah lulus remonte, memiliki cacat atau sifat yang tidak baik sehingga tidak memenuhi kriteria dijadikan sebagai induk. Selain itu, kuda tersebut tidak dimasukkan ke dalam kandang afkir karena umurnya yang masih tergolong muda. Kuda yang masuk kandang afkir adalah kuda tua dan sudah tidak produktif, biasanya berumur lebih dari 20 tahun. Saat ini, kebanyakan kuda yang berada di Denkavkud merupakan hasil persilangan antara kuda lokal dengan pejantan yang didatangkan dari luar negeri. Pejantan tersebut sengaja didatangkan dari Australia, Kazakhstan dan Arab. Pada saat pemerintahan Presiden Soeharto, tepatnya tanggal 16 Oktober 1996 didatangkan dua ekor pejantan dari Kazakstan. Kemudian pada tanggal 27 November 2008 pemerintah mendatangkan kuda Thoroughbred dari Australia sebanyak delapan ekor yaitu dua ekor pejantan (Monaco dan Sir Tristan), tiga ekor induk, satu induk bunting dan dua anak kuda. Remonte merupakan program pelatihan kuda yang menitikberatkan pada pendayagunaan kuda agar dapat ditunggang dan memiliki kemampuan militer dengan baik. Penyelenggaraan pembinaan dan pendidikan kuda militer di Denkavkud dilakukan dalam dua tahap yaitu remonte dasar (agar memiliki kemampuan tunggang) selama enam bulan, kemudian remonte lanjutan (agar memiliki kemampuan militer) selama tiga bulan. Syarat kuda mengikuti remonte diantaranya memiliki fisik yang baik, sempurna dan tidak cacat, memiliki warna bulu yang polos, umur minimal tiga tahun dan tinggi badan minimal 140 cm. Materi pendidikan dalam remonte dasar meliputi pengenalan dan pemasangan alat remonte, longeing, pembebanan punggung kuda, pengenalan air, bunyi-bunyian (ledakan), sinar (kilat

6 12 cahaya), api dan asap, serta melintasi rintangan dasar (kavaleti). Materi yang dipelajari saat remonte lanjutan adalah melintasi rintangan (rintangan buatan dari bambu, api, dan alam), pengenalan keramaian (siang dan malam hari), pelatihan baris-berbaris, penanganan huru-hara, tiarap kuda, ketahanan, renang, dan pembiasaan gerakan taktik kavaleri (Pussenkav TNI-Angkatan Darat, 2010). 2.3 Proses Latihan Kuda Latihan pada kuda merupakan upaya memodifikasi tingkah laku dan pembelajaran. Latihan adalah faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan kuda. Latihan harus dilakukan secara cukup dan teratur untuk menambah tingkat kesehatan tubuh pada aktivitas yang tinggi, seperti balapan pada kuda pacu (Gibbs dkk., 2004). Sementara itu, Frape (1986) menjelaskan bahwa latihan pada kuda, bertujuan untuk mengubah gerakan otot dan seluruh metabolisme, sehingga dapat berfungsi dengan efisiensi yang maksimum dan kelelahan yang minimum ketika berlari cepat atau menempuh jarak yang telah diatur sebelumnya. Program pemeliharaan kuda harus dilakukan dengan menyusun waktu yang banyak untuk latihan yang dibutuhkan. Meskipun demikian, pelatih kuda pacu harus mencegah terjadinya over training karena dapat menyebabkan kuda tidak menampilkan performa terbaiknya (Gibss dkk., 2004). Hal ini sesuai dengan pendapat Parakkasi (1986) yang menyatakan bahwa latihan akan menaikkan efisiensi kerja. Aktivitas latihan yang tidak terbiasa maka menyebabkan lebih banyak otot yang harus bekerja. Pada kuda pacu, di samping dibutuhkan latihan bagi kudanya, juga diperlukan pula latihan bagi penunggangnya.

7 13 Hickman (1987) menjelaskan lebih lanjut bahwa pengembangan metode baru dalam latihan pada kuda tergantung dari pengetahuan akan kebutuhan metabolik dari gerakan-gerakan khusus dan bagaimana pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk mempermudah tubuh kuda dalam memenuhi kebutuhan metaboliknya. Program latihan kuda yang telah disusun dapat diteliti untuk mengetahui metode terbaik dalam memenuhi kebutuhan kuda. Program latihan dapat dibentuk dengan tiga tahap dasar latihan, yaitu tahap permulaan (initial stage), tahap pengembangan (development stage), dan tahap pemeliharaan (maintenance stage). Waktu yang diperlukan untuk kuda agar mencapai kondisi puncak tergantung dari umur, potensi genetik, dan pekerjaan yang akan dilakukan oleh kuda (Kim dan Baker, 1998). Program pemeliharaan kuda dimulai dengan menentukan tujuan yang akan dicapai. Latihan terdiri dari berjalan (walking), lari derap lambat (slow trotting), pengenalan pada lari derap yang panjang (extended trot), berlari (cantering), dan berlari cepat (galloping). Tipe latihan seperti itu dikategorikan sebagai aerobik karena denyut jantung kuda akan selalu berada di bawah 150 kali per menit (Gibbs dkk., 2004). Gerakan yang teratur dan efektif tergantung dari integrasi antara sistem-sistem di dalam tubuh, termasuk sistem otot dan saraf yang sangat esensial untuk pergerakan efektif. Sistem kardiovaskular dan respirasi sangat esensial dalam mempertahankan gerakan dengan membantu memberikan energi untuk kerja otot, pembuangan produk sisa, dan menghilangkan panas yang muncul akibat aktivitas otot yang intens (Hickman, 1987).

8 14 Selama hari-hari pertama latihan, pelatih kuda dapat mulai melatih kejinakan dan meningkatkan mobilitas sendi dan tendon pada kuda. Kondisi rangka dan kekuatan tulang akan hilang jika tidak dilakukan. Latihan aerobik pada kuda dapat memungkinkan lemak yang tersimpan dalam tubuh untuk dikerahkan dan dibakar sebagai sumber energi. Oleh karena itu, bagi kuda yang kurus, latihan harus diiringi pula oleh pemberian makanan yang berisi suplemen lemak. Waktu yang cukup dan memadai dalam latihan dapat membuat dasar yang kuat bagi kuda untuk melakukan aktivitas otot lebih yang tinggi lagi (Gibbs dkk., 2004). Menurut pendapat Cunha (1991), proses dalam mengembangkan seekor kuda tergantung dari sejauh mana pemilik kuda memahami fisiologi latihan dan sebaik apa teknologi yang disediakan untuk kuda dalam mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki. Hal ini meliputi latihan yang cukup, ransum, tata laksana, dan pemeliharaan kesehatan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dari makanan dan latihan yang baik pada kuda sedang berada dalam masa pengembangan. Gibbs dkk (2004) menjelaskan bahwa setiap periode kerja yang dilakukan oleh kuda harus dimulai dengan penilaian pra-penunggangan (pre-ride assessment) untuk menentukan sejauh mana kuda dapat memberikan respon yang baik terhadap latihan. Penilaian tersebut meliputi penghitungan denyut jantung dan frekuensi respirasi. Pengamatan visual terhadap cara berjalan dan berlari derap harus dilakukan pula, baik di dalam maupun di luar kandang. Kim dan Baker (1998) menjelaskan bahwa program latihan tradisional yang biasanya dilakukan oleh pelatih kuda terdiri dari lima hari dalam satu minggu. Kuda ditunggang dalam tahap aktivitas aerobik pada hari pertama dan kelima. Hari kedua,

9 15 ketiga dan keempat ditambah latihan intensif selama 20 menit untuk mencapai tahap anaerobik dari aktivitas fisik. Dalam pola latihan enam hari, latihan tahap aerobik dilakukan pada hari pertama dan keempat kemudian latihan intensif pada hari kedua dan kelima, selanjutnya hari ketiga dan keenam kuda ditunggangi untuk jogging selama 20 menit. Cunha (1991) menjelaskan bahwa kunci dari berbagai jenis latihan pada kuda adalah konversi dari energi kimia menjadi energi yang dibutuhkan untuk pergerakan otot. Keseluruhan proses metabolisme energi sangat kompleks dan melibatkan reaksi-reaksi kimia yang rumit. Latihan yang cukup untuk tujuan khusus membutuhkan peningkatan kapasitas dari kuda untuk memanfaatkan energi dan performans. 2.4 Lingkar Dada Lingkar dada kuda merupakan hal penting di dalam tingkat produktivitas, sebab lingkar dada dapat menduga bobot badan kuda tesebut. Seekor kuda yang melakukan aktivitas ringan mungkin tidak akan tergantung pada konformasi dada yang membatasi volume/kapasitas paru-paru, tapi kuda lain akan melakukan aktivitas yang membutuhkan kecepatan, kekuatan, atau daya tahan yang membutuhkan ruang paru-paru untuk berkembang secara maksimal. (Wikipedia, 2010). Pengukuran lingkar dada dilakukan untuk mengetahui kemampuan pergerakan atau aktivitas organ organ di dalam rongga dada. Menurut Ensminger (1962) lingkar dada kuda yang besar menunjukan tempat yang luas untuk organ-organ vital seperti jantung dan paru-paru. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sasimowski (1987) yang menyatakan

10 16 bahwa ukuran dada yang besar menunjukan organ respirasi dan sirkulasi yang besar untuk metabolisme energi. Pertambahan ukuran lingkar dada merupakan manifestasi dari pertumbuhan tulang rusuk dan jaringan otot yang melekat pada tulang rusuk. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin dewasa seekor ternak, maka kedua sisi tubuhnya akan tumbuh lebih besar, sehingga mempengaruhi ukuran lingkar dada (Budianto, 2002). Pertumbuhan ternak jantan pada umumnya lebih cepat dibandingkan ternak betina. Hal tersebut dapat disebabkan oleh hormon steroid yang terlibat dalam pengaturan pertumbuhan dan bertanggung jawab atas perbedaan komposisi tubuh antara ternak jantan dan betina (Hammond dkk., 1984). 2.5 Status Faali Sistem faali yang meliputi respirasi, pulsus atau yang biasa disebut dengan denyut jantung, dan temperatur rektal yang dapat mewakili dari suhu tubuh adalah suatu parameter yang digunakan untuk mengetahui kondisi atau keadaan kesehatan suatu ternak serta dapat dilakukan melalui percobaan langsung (Galem et. al., 2012). Kondisi status faali ternak merupakan indikasi dari kesehatan dan adaptasi ternak terhadap lingkungannya. Ternak akan selalu beradaptasi dengan lingkungan tempat hidupnya, apabila lingkungan dengan suhu dan kelembapan tinggi maka dapat menyebabkan stress (cekaman) karena sistem pengaturan panas tubuh dengan lingkungannya menjadi tidak seimbang, sehingga untuk menyeimbangkan keadaan temperatur tubuh dengan perbedaan lingkungan luar tubuh ternak akan melakukan proses homeostasis.

11 Respirasi Respirasi merupakan semua proses kimia maupun fisika berupa pertukaran udara dengan lingkungannya yang dilakukan oleh organisme. Respirasi menyangkut dua proses, yaitu respirasi eksternal dan respirasi internal. Terjadinya pergerakan karbon dioksida ke dalam udara alveolar ini disebut respirasi eksternal. Respirasi internal dapat terjadi apabila oksigen berdifusi ke dalam darah. Respirasi eksternal tergantung pada pergerakan udara kedalam paru-paru (Frandson, 1992). Respirasi berfungsi sebagai parameter yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui fungsi organ tubuh bekerja secara normal. Fungsi utama pada respirasi yaitu menyediakan oksigen bagi darah dan mengambil karbondioksida dari darah, pengukuran terhadap parameter fisiologis bisa dilakukan dengan pengukuran respirasi, denyut jantung dan temperatur tubuh (Schmidt and Nielsen, 1997). Laju respirasi yang tinggi merupakan salah satu mekanisme pelepasan beban panas yang diproduksi tubuh dengan proses evaporasi (Yousef, 1985). Menurut Kelly (1984), frekuensi respirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah ukuran tubuh, umur, aktifitas fisik, kegelisahan, suhu lingkungan, kebuntingan, gangguan saluran pencernaan, kondisi kesehatan hewan, dan posisi hewan. Frekuensi respirasi merupakan upaya ternak untuk mengurangi panas tubuh yang disebabkan oleh lingkungan (Arifin dkk., 2013). Selanjutnya menurut Purwanto dkk (1995) menjelaskan bahwa kenaikan temperatur lingkungan dapat meningkatkan aktivitas penguapan melalui keringat dan peningkatan jumlah panas yang dikeluarkan per satuan luas permukaan tubuh.

12 Denyut jantung Jantung dalam kenyataannya merupakan dua pompa yang menerima darah ke dalam bilik-bilik atrial (atria) dan kemudian memompakan darah tersebut dari ventrikel menuju ke jaringan dan kemudian kembali lagi. Katup-katup jantung terbuka dan tertutup mengikuti ritme yang tepat agar darah mengalir ke satu arah. Bagian terbesar dari tenaga yang digunakan untuk mendorong darah berasal dari kerja otot jantung itu sendiri (Frandson, 1996). Menurut Dukes (1995) kecepatan denyut jantung dapat dipengaruhi oleh temperatur ternak, aktivitas tubuh, letak geografis dan penyakit/stres. Rosenberger (1979) menyatakan bahwa frekuensi jantung juga dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktifitas fisik, dan kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembaban udara. Peningkatan denyut jantung merupakan respon dari tubuh ternak untuk menyebarkan panas yang diterima ke dalam organ-organ yang lebih dingin (Anderson, 1983). Untuk pemeriksaan denyut jantung dapat dilakukan dengan menempatkan tangan dan meraba dada di belakang ujung dari elbow dekat kaki depan kiri di posisikan kira-kira satu per tiga di depan kaki kanan atau dengan menggunakan stetoskop pada bagian rongga dada sebelah kiri kuda tepatnya di antara os coste pertama dan keenam (Munoz,1995) Suhu tubuh Temperatur tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan pengeluaran panas tubuh. Salah satu cara untuk mengetahui temperatur dalam tubuh hewan dapat dilakukan dengan memasukkan termometer rektal ke dalam

13 19 rektum. Faktor-faktor yang mempengaruhi temperatur tubuh antara lain bangsa ternak, aktivitas ternak, kondisi kesehatan ternak, dan kondisi lingkungan ternak (Frandson, 1996). Hickman (1987) menjelaskan bahwa suhu tubuh hewan dapat meningkat disebabkan oleh aktivitas metabolik internal atau karena pengaruh dari lingkungan eksternal. Tingkat produksi panas dalam otot tergantung dari intensitas latihan karena intensitas latihan yang lebih tinggi akan membutuhkan ATP yang lebih tinggi pula. Hal itu sesuai dengan pendapat Brown dan Smith (1984) yang menyatakan bahwa aktivitas otot dalam tubuh kuda dapat meningkatkan suhu tubuh. Muthalib (2002) menyatakan bahwa suhu lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh ternak, kegiatan merumput (makan), selain itu ternak yang terkena suhu tinggi akan lebih banyak minum dan mengurangi makan karena untuk menyeimbangkan suhu tubuhnya, sehingga efisiensi ransum jadi menurun serta mengganggu aktifitas organ-organ tubuh. Menurut Esmay (1978), untuk menurunkan kenaikan suhu tubuh agar mencapai suhu tubuh normal adalah dengan melakukan pembuangan panas dari tubuh yang dilakukan dengan peningkatan frekuensi respirasi dan denyut jantung. 2.7 Hubungan Status Faali Dengan Aktivitas Hickman (1987) mengungkapkan bahwa produksi panas disebabkan oleh aktivitas metabolik internal. Mekanisme pengaturan panas tubuh tergantung dari sistem sirkulasi dan sistem respirasi meskipun perannya kecil. Selain itu, tergantung pula dari sistem arus balik negatif (negative feedback sistem) antara sensor-sensor suhu, pusat integrator (pengaturan suhu tubuh) dan organ-organ efektor (kelenjar-

14 20 kelenjar keringat). Perubahan suhu tubuh tergantung dari organ-organ di dalam tubuh. Mempertahankan temperatur tubuh melakukan respirasi dalam frekuensi tinggi. normal dapat dilakukan dengan Siklus Krebs harus dijaga dengan mengoksidasi koenzim (NaDH2 dan FADH2) dalam pernafasan atau rantai transport elektron melalui kehadiran oksigen (Hickman, 1987). Selanjutnya Kibler dan Brody (1943) dalam Bandiati (1990) menjelaskan bahwa konsumsi oksigen sangat tergantung pada bobot badan. Jantung dan paru-paru merupakan dua organ tubuh yang berperan dalam perubahan suhu tubuh pasca latihan. Frape (1986) menyatakan bahwa jantung bekerja seperti pompa dengan fungsi untuk mengedarkan darah ke sejumlah jaringan dan organ-organ tubuh, sehingga nutrien dan oksigen tersampaikan, produk sampingan terkumpulkan, dan panas disebarkan kembali. Sependapat dengan penyataan tersebut, Hickman (1987) menjelaskan bahwa mekanisme pengaturan suhu tubuh dapat bekerja dengan mengedarkan darah ke bagian kulit, sedangkan Loving (2006) berpendapat bahwa kesehatan dan sirkulasi yang baik sangat penting untuk penurunan panas agar lebih efisien. Paru-paru dapat membantu mempertahankan suhu tubuh ketika penurunan suhu tubuh oleh proses sirkulasi tidak berjalan sempurna. Panas tubuh dapat menurun dengan memasukkan oksigen secara cepat berulang kali melalui lubang hidung dan pada bagian atas saluran pernafasan. Pengeluaran panas membutuhkan peningkatan ventilasi alveolar (Hickman, 1987). Sementara itu Loving (2006)

15 21 menjelaskan bahwa pada suhu tubuh yang tinggi, otot dan jaringan-jaringan lainnya membutuhkan oksigen. Kesempurnaan proses sirkulasi dan respirasi dapat dilihat dari lingkar dada. Sasimowski (1987) menjelaskan bahwa lingkar dada dengan bentuk sempurna, baik untuk bagian depan rusuk sampai bahu dengan dengan dada yang lebar, menunjukkan organ respirasi dan sirkulasi yang besar. Lingkar dada yang besar juga menunjukkan pergerakan cepat dan proses keluar masuknya udara lebih lancar. Hal serupa diungkapkan oleh Kibler dan Broody (1943) dalam Bandiati (1990) bahwa kuda yang memiliki lingkar dada yang besar cenderung untuk memiliki organ respirasi yang sempurna. Metode penurunan panas yang paling penting pada kuda adalah dengan evaporasi melalui keringat. Kelenjar-kelenjar keringat dapat ditemukan di seluruh area kulit yang memiliki folikel rambut. Air yang disertai elektrolit dan konstituen lainnya dikeluarkan dalam bentuk keringat untuk mengatur suhu tubuh pada kuda (Hickman, 1987). Hasil penelitian Carlson (1983) yang dikutip Frape (1986) menjelaskan bahwa latihan ringan selama satu jam akan menyebabkan hilangnya cairan sebanyak 15 liter. Oleh karena itu, bobot badan akan berkurang 5-9% karena evaporasi cairan, tergantung dari kesehatan kuda, ketersediaan air dan elektrolit selama latihan. 2.8 Analisis Korelasi Analisis korelasi adalah studi yang membahas tentang derajat hubungan antara variabel-variabel (Sudjana, 2005). Ukuran yang dipakai untuk mengetahui

16 22 derajat hubungan, terutama untuk data kuantitatif dinamakan koefisien korelasi (r). Besarnya koefisien korelasi dapat diketahui berdasarkan penyebaran titik-titik pertemuan antara dua variabel X dan Y, apabila titik-titik itu berada dalam satu garis maka koefisien korelasinya adalah +1 dan -1 sedangkan jika titik-titik itu membentuk lingkaran maka koefisien korelasinya adalah nol (Gasperz, 1995). Korelasi dinyatakan positif apabila variabel X dan Y cenderung akan berubah secara bersamaan dalam arah yang sama sedangkan korelasi dinyatakan negatif apabila variabel X dan Y cenderung akan berubah secara bersamaan dalam arah yang berlawanan.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Detaseman Kavaleri Berkuda (Denkavkud) berada di Jalan Kolonel Masturi, Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dagingnya untuk dikonsumsi oleh manusia, yang selanjutnya meningkat untuk

PENDAHULUAN. dagingnya untuk dikonsumsi oleh manusia, yang selanjutnya meningkat untuk I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda sudah dikenal manusia sejak lama, dahulu kuda hanya dimanfaatkan dagingnya untuk dikonsumsi oleh manusia, yang selanjutnya meningkat untuk ditunggangi sebagai sarana

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah kuda kavaleri yang telah lulus program remonte di

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah kuda kavaleri yang telah lulus program remonte di III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Alat Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah kuda kavaleri yang telah lulus program remonte di Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) Pusat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan di bidang olahraga, sarana rekreasi maupun sebagai hewan

PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan di bidang olahraga, sarana rekreasi maupun sebagai hewan I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda merupakan hewan pseudoruminan yang umumnya dimanfaatkan sebagai ternak kerja. Hewan ini merupakan ternak monogastrik yang memiliki banyak manfaat untuk kehidupan manusia.

Lebih terperinci

Korelasi Lingkar Dada Dengan Status Faali...Thaufan Maulana Thamsil

Korelasi Lingkar Dada Dengan Status Faali...Thaufan Maulana Thamsil KORELASI LINGKAR DADA DENGAN STATUS FAALI PADA KUDA KAVALERI (Kasus Di Detasemen Kavaleri Berkuda Pusat Kesenjataan Kavaleri TNI-AD Parongpong Lembang Kabupaten Bandung Barat) Thaufan Maulana Thamsil*,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai simbol status sosial pada kebudayaan tertentu. Seiring

I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai simbol status sosial pada kebudayaan tertentu. Seiring 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda Equus caballus telah dikenal banyak orang sebagai hewan yang memiliki banyak fungsi. Hubungan kuda dengan manusia sangat erat kaitannya seperti peranan kuda sebagai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Faktor manajemen lingkungan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ternak. Suhu dan kelembaban yang sesuai dengan kondisi fisiologis ternak akan membuat

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN IX IX. PENGGUNAAN ENERGI MEKANIK PADA TERNAK KERJA. Mengetahui proses metabolisme dan dinamika fisiologi pada ternak kerja

POKOK BAHASAN IX IX. PENGGUNAAN ENERGI MEKANIK PADA TERNAK KERJA. Mengetahui proses metabolisme dan dinamika fisiologi pada ternak kerja Tatap muka ke : 13 POKOK BAHASAN IX IX. PENGGUNAAN ENERGI MEKANIK PADA TERNAK KERJA Tujuan Instruksional Umum : Memberikan pengetahuan tentang penggunaan energi mekanik yang dihasilkan dari proses metabolisme

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Petelur Ayam petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang dikembangkan pada tipe

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kuda Pony dengan tinggi pundak kurang dari 140 cm. dianggap sebagai keturunan kuda-kuda Mongol (Przewalski) dan kuda Arab.

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kuda Pony dengan tinggi pundak kurang dari 140 cm. dianggap sebagai keturunan kuda-kuda Mongol (Przewalski) dan kuda Arab. 7 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Klasifikasi Kuda Menurut Blakely dan Bade (1991) secara umum klasifikasi zoologis ternak kuda adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Sub Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di

I PENDAHULUAN. Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di kelasnya. Kuda dari spesies Equus caballus yang dahulu merupakan bangsa dari jenis kuda liar, kini sudah

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Kuda (Equus caballus) yang saat ini terdapat di seluruh dunia berasal dari

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Kuda (Equus caballus) yang saat ini terdapat di seluruh dunia berasal dari 8 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Asal Usul Kuda Kuda (Equus caballus) yang saat ini terdapat di seluruh dunia berasal dari binatang kecil, oleh beberapa ilmuwan disebut sebagai Eohippus atau Dawn horse yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali (Bibos sondaicus) merupakan hasil domestikasi banteng liar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali (Bibos sondaicus) merupakan hasil domestikasi banteng liar 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Bali Sapi bali (Bibos sondaicus) merupakan hasil domestikasi banteng liar (Bibos banteng) yang mempunyai kekhasan tertentu bila dibandingkan dengan sapi-sapi lainnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mampu beradaptasi dengan pakan dan lingkungan yang kurang baik (Priyanto et

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mampu beradaptasi dengan pakan dan lingkungan yang kurang baik (Priyanto et 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Kacang Kambing Kacang merupakan kambing asli Malaysia dan Indonesia, mampu beradaptasi dengan pakan dan lingkungan yang kurang baik (Priyanto et al., 2002). Murtidjo

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. populasi kambing di Provinsi Lampung pada tahun 2009 baru mencapai

I. PENDAHULUAN. populasi kambing di Provinsi Lampung pada tahun 2009 baru mencapai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi pengembangan usaha peternakan kambing masih terbuka lebar karena populasi kambing di Provinsi Lampung pada tahun 2009 baru mencapai 1.012.705 ekor. Menurut data

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. manusia, entah itu diambil tenaganya, kecepatannya, bahkan dagingnya sebagai

KAJIAN KEPUSTAKAAN. manusia, entah itu diambil tenaganya, kecepatannya, bahkan dagingnya sebagai II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sejarah Umum Kuda Kuda merupakan hewan yang telah lama digunakan untuk kepentingan manusia, entah itu diambil tenaganya, kecepatannya, bahkan dagingnya sebagai makanan. Kuda (Equus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kuda

TINJAUAN PUSTAKA Kuda TINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) memiliki klasifikasi ilmiah yaitu kerajaan Animalia (hewan), filum Chordata (bertulang belakang), kelas Mammalia (menyusui), ordo Perissodactylater

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Purbowati, 2009). Domba lokal jantan mempunyai tanduk yang kecil, sedangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Purbowati, 2009). Domba lokal jantan mempunyai tanduk yang kecil, sedangkan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Ekor Tipis Domba Ekor Tipis (DET) merupakan domba asli Indonesia dan dikenal sebagai domba lokal atau domba kampung karena ukuran tubuhnya yang kecil, warnanya bermacam-macam,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Wonosobo Domba Wonosobo merupakan domba hasil persilangan antara domba Texel yang didatangkan pada tahun 1957 dengan Domba Ekor Tipis dan atau Domba Ekor Gemuk yang secara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi Potong Sapi potong merupakan sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai penghasil daging. Sapi potong biasa disebut sebagai sapi tipe pedaging. Sapi pedaging memiliki

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Domba

TINJAUAN PUSTAKA. Domba TINJAUAN PUSTAKA Domba Bangsa domba secara umum diklasifikasikan berdasarkan atas hal-hal tertentu, diantaranya berdasarkan perbandingan banyak daging atau wol, ada tidaknya tanduk atau berdasarkan asal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin pesat, permintaan produk

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin pesat, permintaan produk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin pesat, permintaan produk hasil peternakan yang berupa protein hewani juga semakin meningkat. Produk hasil

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging

II. TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Jantan Tipe Medium Ayam tipe medium atau disebut juga ayam tipe dwiguna selain sebagai ternak penghasil telur juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging (Suprianto,2002).

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. untuk alat transportasi, yaitu delman. Delman merupakan alat transportasi yang

PENDAHULUAN. untuk alat transportasi, yaitu delman. Delman merupakan alat transportasi yang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia kuda umumnya dimanfaatkan tenaganya sebagai penghela untuk alat transportasi, yaitu delman. Delman merupakan alat transportasi yang masih banyak ditemui di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lampung merupakan daerah yang berpotensi dalam pengembangan usaha

I. PENDAHULUAN. Lampung merupakan daerah yang berpotensi dalam pengembangan usaha I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lampung merupakan daerah yang berpotensi dalam pengembangan usaha peternakan, salah satu jenis ternak yang cocok dikembangkan adalah kambing. Pada tahun 2010 dan 2011,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sapi lokal (Bos

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sapi lokal (Bos 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Bangsa Sapi Potong Sapi pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sapi lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus), dan sapi Eropa (Bos taurus). Bangsa-bangsa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Jantan Tipe Medium Berdasarkan bobot maksimum yang dapat dicapai oleh ayam terdapat tiga tipe ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan (Babcock,

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Sapi perah Sapi perah (Bos sp.) merupakan ternak penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya dan sangat besar kontribusinya dalam memenuhi

Lebih terperinci

VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA Tatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VIII VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA Tujuan Instruksional Umum : Mengetahui peranan ternak babi dalam usaha penyediaan daging. Mengetahui sifat-sifat karakteristik

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*)

PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*) PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*) I. PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam bidang peternakan, maka pengembangan

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra CREATIVE THINKING MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra HIDUNG Hidung merupakan panca indera manusia yang sangat penting untuk mengenali bau dan juga untuk bernafas. Bagian-Bagian Hidung Dan Fungsinya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang cukup besar dan memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Seiring dengan

PENDAHULUAN. yang cukup besar dan memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Seiring dengan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sudah sejak lama kuda dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia, zaman dahulu kuda digunakan untuk alat transportasi karena kuda mempunyai tenaga yang cukup besar dan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, memelihara kesegaran jasmani (fitness) atau sebagai terapi untuk memperbaiki kelainan,

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asal-Usul dan Klasifikasi Domba Domba yang dijumpai saat ini merupakan hasil domestikasi yang dilakukan manusia. Pada awalnya domba diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu Mouflon

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein

I. PENDAHULUAN. Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein hewani yang dibutuhkan bagi hidup, tumbuh dan kembang manusia. Daging, telur, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Boer Jawa (Borja) Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan antara kambing Afrika lokal tipe kaki panjang dengan kambing yang berasal

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. alat transportasi aktivitas sehari-hari, bahkan sejauh ini kuda dijadikan hewan

PENDAHULUAN. alat transportasi aktivitas sehari-hari, bahkan sejauh ini kuda dijadikan hewan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda merupakan hewan yang memiliki cukup banyak manfaat untuk kehidupan manusia. Kuda sebagai sumber pangan daging dan susu, rekreasi dan alat transportasi aktivitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. jantan dengan kambing Peranakan Etawa betina (Cahyono, 1999). Kambing

II. TINJAUAN PUSTAKA. jantan dengan kambing Peranakan Etawa betina (Cahyono, 1999). Kambing 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kambing Boerawa Kambing Boerawa merupakan jenis kambing persilangan antara kambing Boer jantan dengan kambing Peranakan Etawa betina (Cahyono, 1999). Kambing merupakan hewan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Ternak babi bila diklasifikasikan termasuk ke dalam kelas Mamalia, ordo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Ternak babi bila diklasifikasikan termasuk ke dalam kelas Mamalia, ordo BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Babi Babi adalah binatang yang dipelihara dari dahulu, dibudidayakan, dan diternakkan untuk tujuan tertentu utamanya untuk memenuhi kebutuhan akan daging atau

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Domba merupakan ternak yang keberadaannya cukup penting dalam dunia peternakan, karena kemampuannya untuk menghasilkan daging sebagai protein hewani bagi masyarakat. Populasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sapi lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi potong merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KambingKacang Kambing Kacang merupakan salah satu kambing lokal di Indonesia dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh yang relatif kecil,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (Sumber : Damron, 2003)

TINJAUAN PUSTAKA. (Sumber : Damron, 2003) TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kelinci Kelinci merupakan hewan yang mempunyai potensi sebagai penghasil daging yang baik. Hewan ini merupakan herbivore non ruminansia yang mempunyai sistem lambung sederhana

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum di dalam Kandang Rataan temperatur dan kelembaban di dalam kandang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Suhu dan Kelembaban Relatif Kandang Selama

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Data Suhu Lingkungan Kandang pada Saat Pengambilan Data Tingkah Laku Suhu (ºC) Minggu

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Data Suhu Lingkungan Kandang pada Saat Pengambilan Data Tingkah Laku Suhu (ºC) Minggu HASIL DAN PEMBAHASAN Manajemen Pemeliharaan Komponen utama dalam beternak puyuh baik yang bertujuan produksi hasil maupun pembibitan terdiri atas bibit, pakan serta manajemen. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Perah Fries Holland (FH) Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai klasifikasi taksonomi sebagai berikut : Phylum Subphylum Class Sub class Infra class

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi, permintaan masyarakat akan produkproduk peternakan

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua 6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Klasifikasi Domba Berdasarkan taksonominya, domba merupakan hewan ruminansia yang berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua domba termasuk kedalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerak adalah aktivitas fisik dan merupakan ciri kehidupan. Sesuai dengan pepatah yang mengatakan Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, maka aktivitas fisik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Domba Priangan Domba adalah salah satu hewan yang banyak dipelihara oleh masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang sangat potensial untuk dikembangkan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama seperti sapi Bali betina. Kaki bagian bawah lutut berwarna putih atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama seperti sapi Bali betina. Kaki bagian bawah lutut berwarna putih atau 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Madura Bangsa sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Zebu dan Banteng. Tubuh dan tanduknya relatif kecil, warna bulu pada jantan dan betina sama seperti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap

I. PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peningkatan jumlah penduduk serta semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap tahunnya. Konsumsi protein

Lebih terperinci

Gambar 1. Mencit Putih (M. musculus)

Gambar 1. Mencit Putih (M. musculus) TINJAUAN PUSTAKA Mencit (Mus musculus) Mencit (Mus musculus) merupakan hewan mamalia hasil domestikasi dari mencit liar yang paling umum digunakan sebagai hewan percobaan pada laboratorium, yaitu sekitar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Kondisi Lingkungan Kelinci dipelihara dalam kandang individu ini ditempatkan dalam kandang besar dengan model atap kandang monitor yang atapnya terbuat dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Temperatur Tubuh Temperatur tubuh didefinisikan sebagai derajat panas tubuh. Temperatur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Temperatur Tubuh Temperatur tubuh didefinisikan sebagai derajat panas tubuh. Temperatur BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Temperatur Tubuh Temperatur tubuh didefinisikan sebagai derajat panas tubuh. Temperatur tubuh hewan merupakan keseimbangan antara produksi panas tubuh yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Tinggi Pundak dan Panjang badan dengan panjang langkah Trot kuda delman.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Tinggi Pundak dan Panjang badan dengan panjang langkah Trot kuda delman. IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Tinggi Pundak dan Panjang badan dengan panjang langkah Trot kuda delman. Tabel 2. Hasil analisis Tinggi Pundak dan Panjang Badan dengan panjang langkah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kegunaan, Jenis, Tinggi, Bobot Badan dan Habitat Asli Kuda Tarik

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kegunaan, Jenis, Tinggi, Bobot Badan dan Habitat Asli Kuda Tarik TINJAUAN PUSTAKA diklasifikasikan ke dalam filum Chordata (bertulang belakang), kelas mammalia (menyusui anak), ordo Perissodactyla yakni (tidak memamah biak) dan famili Equidae serta spesies Equus cabalus

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang dikonsumsi dalam

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang dikonsumsi dalam IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsumsi ransum Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu. Ransum yang dikonsumsi oleh ternak digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. selain ayam adalah itik. Itik memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan,

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. selain ayam adalah itik. Itik memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan, II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Deskripsi Itik Rambon Ternak unggas yang dapat dikatakan potensial sebagai penghasil telur selain ayam adalah itik. Itik memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan, melihat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Jantan Tipe Medium Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping (by product) berupa anak ayam jantan petelur. Biasanya, satu hari setelah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Jawarandu Kambing Jawarandu merupakan bangsa kambing hasil persilangan kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil persilangan pejantan

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut II KAJIAN KEPUSTAKAAN 1.1 Puyuh Jepang dan Klasifikasinya Burung puyuh liar banyak terdapat di dunia, nampaknya hanya baru Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut Nugroho

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 1. Urutan organ pernapasan yang benar dari dalam ke luar adalah... paru-paru, tenggororkan mulut paru-paru kerongkongan, hidung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk dalam ordo artiodactyla, sub ordo

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk dalam ordo artiodactyla, sub ordo 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kambing Kambing merupakan mamalia yang termasuk dalam ordo artiodactyla, sub ordo ruminansia, famili Bovidae, dan genus Capra atau Hemitragus (Devendra dan Burn, 1994). Kambing

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. olahraga polo. Tinggi kuda polo berkisar antara 142 sampai dengan 159 cm

HASIL DAN PEMBAHASAN. olahraga polo. Tinggi kuda polo berkisar antara 142 sampai dengan 159 cm IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Kuda Polo Kuda yang menjadi objek penelitian adalah kuda yang sedang aktif olahraga polo. Tinggi kuda polo berkisar antara 142 sampai dengan 159 cm dengan rataan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Keadaan ini disebabkan oleh

I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Keadaan ini disebabkan oleh I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat Indonesia pada daging sapi segar dan berkualitas beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Keadaan ini disebabkan oleh berbagai aspek diantaranya,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Puyuh

TINJAUAN PUSTAKA A. Puyuh TINJAUAN PUSTAKA A. Puyuh Puyuh merupakan salahsatu komoditas unggas sebagai penghasil telur. Keberadaan puyuh mendukung ketersediaan protein hewani yang murah serta mudah didapat. Puyuh yang dikembangkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING IDENTIFIKASI UMUR DAN PERFORMANS TUBUH (DOMBA)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING IDENTIFIKASI UMUR DAN PERFORMANS TUBUH (DOMBA) LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING IDENTIFIKASI UMUR DAN PERFORMANS TUBUH (DOMBA) Disusun Oleh : Kelompok 9 Dita Swafitriani 200110140030 Hartiwi Andayani 200110140176 Fathi Hadad 200110140242

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh Puyuh yang digunakan dalam penilitian ini adalah Coturnix-coturnix japonica betina periode bertelur. Konsumsi pakan per hari, bobot

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat yakni pada tahun 2011 berjumlah 241.991 juta jiwa, 2012 berjumlah 245.425 juta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk di Indonesia selalu menunjukkan peningkatan dari tahun ke

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk di Indonesia selalu menunjukkan peningkatan dari tahun ke 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Jumlah penduduk di Indonesia selalu menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, pada tahun 2010 mencapai 237,64 juta jiwa atau naik dibanding jumlah penduduk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Bligon. Kambing Bligon (Jawa Randu) merupakan kambing hasil

TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Bligon. Kambing Bligon (Jawa Randu) merupakan kambing hasil TINJAUAN PUSTAKA Kambing Bligon Kambing Bligon (Jawa Randu) merupakan kambing hasil persilangan antara kambing kacang dengan kambing Peranakan Ettawa (PE). Kambing Bligon memiliki bentuk tubuh yang agak

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Temperatur Tubuh Peningkatan temperatur tubuh dapat dijadikan indikator terjadinya peradangan di dalam tubuh atau demam. Menurut Kelly (1984), temperatur normal tubuh sapi

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. sangat berpengaruh terhadap kehidupan ayam. Ayam merupakan ternak

HASIL DAN PEMBAHASAN. sangat berpengaruh terhadap kehidupan ayam. Ayam merupakan ternak 22 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Lingkungan Mikro Suhu dan kelembaban udara merupakan suatu unsur lingkungan mikro yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan ayam. Ayam merupakan ternak homeothermic,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban TINJAUAN PUSTAKA Kurban Menurut istilah, kurban adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah baik berupa hewan sembelihan maupun yang lainnya (Anis, 1972). Kurban hukumnya sunnah,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Kambing 2.1.1. Kambing Kacang Menurut Mileski dan Myers (2004), kambing diklasifikasikan ke dalam : Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Upafamili Genus Spesies Upaspesies

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada kebanyakan hanya untuk menghasilkan hewan kesayangan dan materi

BAB I PENDAHULUAN. ada kebanyakan hanya untuk menghasilkan hewan kesayangan dan materi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelinci sebagai salah satu sumber protein hewani pada saat ini di Indonesia belum dapat diterima sepenuhnya oleh masyarakat, sehingga budidaya kelinci yang ada saat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. atau kuda Sandelwood Pony, hasil perkawinan silang kuda poni lokal (grading

PENDAHULUAN. atau kuda Sandelwood Pony, hasil perkawinan silang kuda poni lokal (grading 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda Sumba merupakan kuda poni yang kemudian diberi nama kuda Sandel atau kuda Sandelwood Pony, hasil perkawinan silang kuda poni lokal (grading up) dengan kuda Arab

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian dilakukan di Nusantara Polo Club bertempat di kawasan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian dilakukan di Nusantara Polo Club bertempat di kawasan 24 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Nusantara Polo Club bertempat di kawasan Jagorawi Golf & Country Club, Jalan Karanggan Raya, Kampung Kranji

Lebih terperinci

METODE. Materi. Pakan Pakan yang diberikan selama pemeliharaan yaitu rumput Brachiaria humidicola, kulit ubi jalar dan konsentrat.

METODE. Materi. Pakan Pakan yang diberikan selama pemeliharaan yaitu rumput Brachiaria humidicola, kulit ubi jalar dan konsentrat. METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapangan IPT Ruminansia Kecil serta Laboratorium IPT Ruminansia Besar, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN BAHAN MAKANAN (MOLEKUL ORGANIK) Lingkungan eksternal Hewan KONSUMSI MAKANAN PROSES PENCERNAAN PROSES PENYERAPAN PANAS energi yg hilang dalam feses MOLEKUL NUTRIEN (dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Sapi Sapi menurut Blakely dan Bade (1992), diklasifikasikan ke dalam filum Chordata (hewan bertulang belakang), kelas Mamalia (menyusui), ordo Artiodactile (berkuku atau berteracak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai hasil domestikasi (penjinakan) dari banteng liar. Sebagian ahli yakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai hasil domestikasi (penjinakan) dari banteng liar. Sebagian ahli yakin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Sapi Bali Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan sapi Bali asli Indonesia yang diduga sebagai hasil domestikasi (penjinakan) dari banteng liar. Sebagian ahli yakin bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Termoregulasi Sapi Perah Termoregulasi adalah pengaturan suhu tubuh yang bergantung kepada produksi panas melalui metabolisme dan pelepasan panas tersebut ke lingkungan,

Lebih terperinci

Keadaan Faali Kuda Sumba... Yofa Yuandira Saefullah

Keadaan Faali Kuda Sumba... Yofa Yuandira Saefullah KEADAAN FAALI KUDA SUMBA SEBELUM DAN SESUDAH PERTANDINGAN (Perlombaan Pacuan Kuda Di Lapangan Rihi Eti, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur) THE STATE OF SUMBA FAALI A HORSE BEFORE AND

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Sapi perah yang dipelihara di Indonesia pada umumnya adalah Friesian Holstein (FH) dan Peranakan Friesian Holstein (PFH) (Siregar, 1993). Sapi FH memiliki ciri-ciri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya wabah flu burung pada unggas, tidak mustahil untuk memenuhi kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya wabah flu burung pada unggas, tidak mustahil untuk memenuhi kebutuhan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Ternak Kelinci Konsumsi daging kelinci di Indonesia dimasa mendatang diprediksikan akan meningkat. Hal tersebut disebabkan meningkatnya jumlah penduduk dan berkurangnya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Lingkungan Mikro Kandang Kandang Penelitian Kandang penelitian yang digunakan yaitu tipe kandang panggung dengan dinding terbuka. Jarak lantai kandang dengan tanah sekitar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Pengamatan tingkah laku pada ayam broiler di kandang tertutup dengan perlakuan suhu dan warna cahaya yang berbeda dilaksanakan dengan menggunakan metode scan sampling.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TERNAK STATUS FAALI DOMBA & MANUSIA. Hilmi Alarshi Andika Hendi P Bayu Sulistyo

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TERNAK STATUS FAALI DOMBA & MANUSIA. Hilmi Alarshi Andika Hendi P Bayu Sulistyo LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TERNAK STATUS FAALI DOMBA & MANUSIA Hilmi Alarshi 200110120117 Andika Hendi P. 200110120121 Bayu Sulistyo 200110120136 Eneng Dian S.A 200110120139 Tharfi Hanifah 200110120154

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi lokal asli

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi lokal asli II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Bali Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi lokal asli yang dikembangkan di Indonesia. Ternak ini berasal dari keturunan asli banteng liar yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latihan telah mendapat tempat dalam dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam usaha pencegahan penyakit. Latihan terbukti pula dapat meningkatkan derajat

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumba Timur terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumba Timur terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur 25 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Kabupaten Sumba Timur terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kabupaten Sumba Timur terletak di antara 119 45 120 52 Bujur

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di peternakan merpati di area Komplek Alam Sinar Sari, Desa Sinarsari, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini berlangsung selama bulan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah Penelitian Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. KUNAK didirikan berdasarkan keputusan presiden

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Potong Sapi potong adalah jenis sapi yang khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi

Lebih terperinci

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. terutama untuk daerah pedalaman pada agroekosistem rawa dengan kedalaman air

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. terutama untuk daerah pedalaman pada agroekosistem rawa dengan kedalaman air II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Tinjauan Umum Kerbau Kerbau rawa memberikan kontribusi positif sebagai penghasil daging, terutama untuk daerah pedalaman pada agroekosistem rawa dengan kedalaman air 3 5 m

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas seharihari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemeliharaan Sapi Pedet

TINJAUAN PUSTAKA. Pemeliharaan Sapi Pedet 4 TINJAUAN PUSTAKA Pemeliharaan Sapi Pedet Umur 1-8 bulan sapi masih digolongkan pedet. Pada fase sapi pedet pertumbuhan mulai memasuki fase percepatan, dimana fase ini sapi akan tumbuh dengan maskimal

Lebih terperinci