SETTING AND MAINTENANCE TELESCOPE CELESTRON 2000 AT ASTRONOMY LABORATORY, DEPARTMENT OF PHYSICS, STATE UNIVERSITY OF MALANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SETTING AND MAINTENANCE TELESCOPE CELESTRON 2000 AT ASTRONOMY LABORATORY, DEPARTMENT OF PHYSICS, STATE UNIVERSITY OF MALANG"

Transkripsi

1 SETTING AND MAINTENANCE TELESCOPE CELESTRON 2 AT ASTRONOMY LABORATORY, DEPARTMENT OF PHYSICS, STATE UNIVERSITY OF MALANG Novia Ekawanti 1, Sutrisno 2, Nugroho Adi P 3. 1 Mahasiswa Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang 2 Dosen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang 3 Dosen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang noviafis8@gmail.com ABSTRAK Teleskop merupakan instrumen dalam astronomi yang sangat penting karena dapat memperjelas objek langit. Teleskop Celestron 2 merupakan salah satau teleskop yang digunakan dalam penelitian astronomi di Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang. Teleskop ini belum pernah dilakukan perawatan dan setting ulang. Kondisi optiknya berdebu dan berjamur, serta kinerja teleskopnya memburuk. Teleskop tidak dapat mencari objek langit secara otomatis dan belum dapat mengikuti pergerakan objek langit yang dicarinya. Teleskop Celestron 2 ini berjenis equatorial mount, dimana pergerakannya mengikuti arah pergerakan arah putaran bintang. Metodologi yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berupa gambar setting dan perawatan teleskop, serta nilai tegangan keluaran cahaya suatu benda untuk mengetahui perbedaan perlakuan teleskop sebelum dan setelah dilakukan perawatan. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi langsung dan wawancara kepada ahli. Observasi langsung ini dilakukan di Laboratorium Astronomi Universitas Negeri Malang dengan objek penelitiannya yaitu Teleskop Celestron 2. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa teleskop sudah dapat mencari objek langit secara otomatis serta dapat mengikuti pergerakannya. Yang dahulunya teleskop belum dapat mencarai objek secara otomatis dikarenakan setting teleskop yang kurang tepat terutama pada penandaan arah mata angin dan pengaturan kedataran tempatnya. Untuk kondisi optiknya masih tergolong baik karena tidak ada pengaruh yang signifikan yang ditunjukkan oleh distribusi cahaya benda yang diamati sebelum dan setelah dilakukan perawatan. Hanya saja, hal yang perlu dipahami yaitu pengaturan fokus pada pemasangan lensa dan cerminnya. Apabila fokus ini belum tepat, cahaya yang dikumpulkan optik tidak sempurna. Keywords: setting, perawatan, teleskop celestron 2 PENDAHULUAN Teleskop optik merupakan instrumen yang paling penting dalam pengamatan astronomi. Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang sendiri memiliki tiga buah teleskop yang digunakan untuk pengamatan astronomi, salah satunya yaitu teleskop Celestron 2 yang merupakan teleskop terbesar. Teleskop Celestron 2 ini merupakan teleskop berjenis equatorial, dimana pergerakannya mengacu pada sistem koordinat equatorial yang dapat mengikuti arah putaran bintang. Pada sistem koordinat equatorial, kedudukan benda langit ditentukan oleh right ascension dan deklinasi. Right ascension (RA) merupakan jarak proyeksi bintang pada khatulistiwa langit. Sedangkan deklinasi adalah jarak sudut antara benda langit dengan proyeksinya pada lingkaran khatulistiwa (Kunjaya, Chatief, Dr, MSc, 21: 48). Menurut hasil wawancaradengan Bapak Dr. Dhani Herdiwijaya menjelaskan bahwa sebelum menggunakan teleskop untuk pengamatan, sebaiknya pengamat mengetahui cara setting latitude pengamat dan pemasangan komponen-komponen teleskopnya. Hal ini sangat berguna untuk kinerja teleskop ketika mencari objek langit secara otomatis. Berdasarkan observasi langsung, teleskop Celestron 2 ini tidak dapat mencari dan mengikuti objek langit secara otomatis. Hal ini dimungkinkan karena pengaturan koordinat lokasi yang kurang tepat. Letak geografis Laboratorium Astronomi Universitas Negeri Malang yaitu 7 7` 39`` LS dan ` 9,2`` BT, tetapi pada mounting teleskop menunjukkan angka 1, untuk latitude pengamatnya. Hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa jurusan Fisika Universitas Negeri Malang menyebutkan bahwa mereka belum mengetahui cara membongkar pasang teleskop yang akan digunakan dan mereka juga tidak diperbolehkan untuk mengubah setting awal teleskop yang telah disettting oleh pihak kampus. Selain pengetahuan dalam penggunaannya, pengamat juga harus mengetahui cara perawatannya. Pengamat harus peduli dengan keadaan teleskop yang digunakan. Oleh karena tabung teleskopnya berjenis katadioptrik, maka memerlukan adanya pemeliharaan 1

2 dan perawatan optik yang digunakan. Minimal lima tahun sekali dilakukan perawatan optik. Kondisi optik dari teleskop Celestron 2 saat ini yaitu berdebu dan berjamur. Berdasarkan observasi, teleskop ini tidak pernah dilakukan pemeliharaan dan perawatan selama kurang lebih 8 tahun lamanya. Pencegahan terhadap tumbuhnya jamur juga sangat diperlukan. Meade LX2 Instruction Manual, menyebutkan bahwa pencegahan merupakan rekomendasi terbaik bagi pemilik teleskop dalam menjaga peralatan astronominya. Menurut Panjaitan (28: 1), perawatan dan kebersihan lensa/ cermin pada sebuah teleskop sangatlah penting, karena lensa/ cermin adalah suatu komponen yang sangat penting sebagai pengumpul cahaya dari objek dan sebagai data mentah, yang selanjutnya diolah menjadi informasi yang memerlukannya. Untuk itu, lensa/ cermin merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan citra objek untuk dijadikan informasi selanjutnya. Adapun hal-hal mendasar yang perlu diingat dalam perawatan optik teleskop. seperti yang dijelaskan Arditti (28: 196) bahwa secara umum, kita dapat membersihkan semua permukaan optik sendiri asalkan kita cukup hati-hati dan berkompeten., karena apabila kita membersihkannya terlalu keras, maka akan merusak permukaan optiknya. Selain itu, penjadwalan juga sangatlah penting. Karena dengan terlalu sering membersihkannya juga dapat merusak permukaan optik tersebut. Jadi, bersihkan hanya ketika benarbenar diperlukan pembersihan (Sherrod, Dr. Clay, 28: 1). Ada beberapa prosedur yang perlu dilakukan dalam pembersihan optik teleskop yaitu penentuan jadwal, penyediaan sarana/ alat, penyediaan personil, dan tahap pelaksanaan (Panjaitan, 28: 2). Permasalahan yang peneliti angkat dari penelitian ini yaitu pengaruh perawatan terhadap distribusi cahaya sebuah benda, kinerja teleskop Celestron 2, dan cara setting teleskop Celestron 2 secara baik dan benar. Dengan beberapa permasalahan di atas, peneliti mempunyai wawasan perencanaan untuk mulai memelihara dan melakukan perawatan teleskop, serta mengatur ulang posisi teleskop agar dapat digunakan untuk mencari objek langit secara otomatis dengan baik. Dari fenomena di atas, peneliti bermaksud mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat ketika melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Observatorium Bosscha ITB tentang maintenance dan setting teleskop demi kemajuan pemanfaatan dan perkembangan teleskop Celestron 2 yang ada di jurusan Fisika Universitas Negeri Malang. Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai acuan mahasiswa dalam melaksanakan perawatan dan pengaturan ulang teleskop Celestron 2 secara baik dan benar, sehingga peneliti selanjutnya dapat memanfaatkan teleskop ini untuk penelitian lebih lanjut. Selain itu, dengan adanya penelitian ini dapat memotivasi mahasiswa maupun pihak kampus untuk memelihara dan merawat teleskop Celestron 2 ini dengan baik. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan objek penelitian Teleskop Celestron 2. Penelitian kuantitatif deskriptif disini yaitu data yang dikumpulkan berupa gambar pengaturan teleskop dan angka dari nilai tegangan keluaran cahaya suatu benda serta sebagian merupakan pendeskripsian dari hasil observasi lapangan. Prosedur yang dilakukan pertama kali yaitu mengecek kondisi teleskop dan menabelkan beberapa permasalahan yang ada. Kemudian melakukan pembuatan sensor fotodioda, setting ulang teleskop dan perawatan optik teleskop Celestron 2. Teknik pengambilan datanya dapat dilihat pada bagan 1. Mulai Cek Kondisi Teleskop Buat sensor fotodioda Setting teleskop Pengamatan 1 Wawancara Ahli Perawatan Optik Pengamatan 2 Analisis Data Selesai Bagan 1. Skema penelitian 2

3 HASIL DAN PEMBAHASAN Permasalahan-permasalahan Celestron 2 dapat dilihat pada tabel 1. teleskop No Permasalah 1 Lensa korektor berjamur dan berdebu. Cermin sferis sekunder terdapat bercak gosong di salah satu sisinya. Eyyepiece berdebu dan berjamur. 2 Arah mounting terbalik 3 Kedataran tempat kurang pas 4 Latitude pada mounting kurang tepat Finder copot 6 Pelumas pada sendi-sendi teleskop sudah kering 7 Koordinat lokasi pada SkySensor kurang tepat 8 Teleskop tidak dapat mencari objek langit secara otomatis 9 Teleskop belum dapat mengikuti pergerakan objek langit Tabel 1. Permasalahan yang ada pada teleskop Celestron 2 Kemudian permasalahan-permasalahan tersebut dianalisis dan memulai untuk penelitian. Proses penelitian pertama yaitu melakukan setting ulang teleskop yang pertama. Pada pengaturan teleskop yang pertama ini, teleskop masih belum bisa mencari objek secara otomatis. Kemudian pada setting yang kedua peneliti mereset SkySensor 2 yang digunakan dengan cara menekan 4 tombol arah pada remote dan secara bersamaan menekan tombol ON. Kemudian peneliti mengatur ulang bahasa, waktu dan koordinat lokasi serta jenis mounting yang digunakan. Langkah selanjutnya, peneliti melakukan setting teleskop yang ketiga. Pada setting ketiga ini teleskop juga masih belum bisa bekerja dengan baik. Kemudian peneliti melakukan setting kembali. Setting keempat, teleskop dapat bekerja dengan baik. Teleskop secara kasar sudah dapat mencari objek langit secara otomatis dan dapat mengikuti pergerakannya dengan ω= 1`/ 2s. Peneliti menemukan kesalahan pada setting pertama sampai setting ketiga. Teleskop belum bisa bekerja dengan baik dikarenakan penandaan arah mata angin dan pengaturan kedataran tempatnya kurang benar. Hal ini dapat mempengaruhi penempatan arah mountingnya juga. Sehingga teleskop belum bisa mencari objek langit secara otomatis. Hal yang peneliti lakukan dalam setting teleskop yaitu: 1) Menandai arah mata angin agar mudah dalam penempatan posisi teleskop. 2) Memasang kaki tiga dengan cara membuka kaki tiga selebar mungkin hingga leg bracket tidak bisa menutup kembali. 3) Setelah kaki tiga terpasang, mengatur kedataran tempat dengan menggunakan waterpass. Caranya: waterpass diletakkan diatas kepala tripod kemudian diputar searah luasan kepala tripod. Mengatur posisi tripod untuk mendapatkan tempat yang benar-benar datar dengan cara mengendorkan kunci kaki tiga kemudian menaik turunkan tripod leg-nya. Kedataran ditunjukkan ketika rongga air yang ada di dalam waterpass tepat berada di tengah. 4) Memasang mounting pada kaki tiga. Kemudian memasang pemberat. ) Mengatur posisi lintang pengamat pada mounting, yaitu -7 LS untuk kota Malang. 6) Memasang tabung teleskop arah timur-barat dan eyepiece yang digunakan. 7) Menyeimbangkan sudut deklinasi dan sudut jam pada teleskop. 8) Menghubungkan SkySensor 2 dengan mounting. 9) Melakukan pengaturan awal SkySensor 2 dengan cara: a) menghidupkan tombol ON pada remote. b) kemudian akan muncul tampilan set scope in horiz. c) menekan tombol ENTER pada remote. Kemudian pada display akan muncul main: menu selection. d) menekan tombol SETUP. Lalu akan muncul menu setup (current). Memilih # default values dengan menekan tombol ENTER. e) lalu, pada remote akan tertera menu lokasi dan waktu. Menekan ENTER untuk mengatur tanggal, jam dan zona waktu sesuai dengan waktu pada lokasi setting. f) setelah pengaturan waktu terpenuhi, kemudian menekan tombol NEXT untuk mengatur longitude dan latitude lokasi. Pada display remote akan tertera menu longitude dan latitude lokasi. g) setelah pengaturan awal SkSensor 2 selesai, mematikan tombol OFF pada remote. Data akan tersimpan dengan baik. h) lalu menyalakannya kembali. Dan setelah lampu pada remote menyala merah, mengecek operasi motor mounting dengan menggunakan pengontrol arah pada remote. Selain melakukan setting ulang, peneliti juga membuat sensor fotodioda yang digunakan untuk mengukur tegangan/ distribusi cahaya objek sebelum dan setelah dilakukan perawatan. Untuk membedakan hasil sebelum dan sesudahnya 3

4 (V) (V) dilakukan perawatan. Rangkaian fotodioda dapat dilihat pada gambar 1. Grafik distribusi cahaya lampu sebelum dilakukan perawatan dengan perlakuan fokus dapat dilihat pada gambar 3. Sedangkan grafik distribusi cahaya lampu sebelum dilakukan perawatan dengan perlakuan tidak fokus dapat dilihat pada gambar 4. Grafik Distribusi Cahaya Lampu Sebelum (Perlakuan: Fokus) 1 1 Gambar 1. Rangkaian Fotodioda Sebelum melakukan perawatan optik, peneliti mengukur tegangan keluaran pada objek yang diamati untuk mengetahui distribusi cahayanya. Berdasarkan observasi pada hari Jumat, 11 April 214 pukul 23:3:18 WIB sampai dengan hari Sabtu, 12 April 214 pukul :21:2 WIB di Laboratorium Astronomi Fisika UM didapatkan 4 data tegangan keluaran yang dihasilkan dari sebuah objek lampu dengan perlakuan yang berbeda (fokus dan tidak fokus). Data gambar objek yang teramati dapat dilihat pada gambar 2. 1,4,7 1 1,3 1,6 1,9 2,2 2, 2,8 3,1 3,4 variasi jarak sepanjang sumbu x Grafik Distribusi Cahaya Lampu Sebelum (Perlakuan: Fokus) 1,4,7 1 1,31,61,92,22,2,83,13,4 variasi jarak sepanjang sumbu y Gambar 3 Grafik Distribusi Cahaya Lampu Sebelum dengan Perlakuan Fokus sepanjang Sumbu x Grafik Distribusi Cahaya Lampu Sebelum dengan Perlakuan Fokus sepanjang Sumbu y Gambar 2 Lampu Jalan sebelum perawatan dengan perlakuan Fokus Lampu Jalan sebelum perawatan dengan perlakuan Tidak Fokus 4

5 (V) (V) Grafik Distribusi Cahaya Lampu Sebelum (Perlakuan: Tidak Fokus),4,7 1 1,31,61,92,22,2,83,13,4 variasi jarak sepanjang sumbu x Grafik Distribusi Cahaya Lampu Sebelum (Perlakuan: Tidak Fokus),4,7 1 1,3 1,6 1,9 2,2 2, 2,8 3,1 3,4 variasi jarak sepanjang sumbu y Gambar 4 Grafik Distribusi Cahaya Lampu Sebelum dengan Perlakuan Tidak Fokus sepanjang Sumbu x Grafik Distribusi Cahaya Lampu Sebelum dengan Perlakuan Tidak Fokus sepanjang Sumbu y Setelah mendapatkan data sebelum perawatan, peneliti melakukan perawatan optik. Adapun alat dan bahan yang peneliti gunakan yaitu: 1. Aqua bidestilata 2. Alkohol 96% 3. Lens Cleaner 4. Kapas Steril. Obeng 6. Vacuum Cleaner Hal-hal yang telah dikerjakan oleh peneliti dalam perawatan optik (lensa korektor) yaitu: a) Mempersiapkan alat dan bahan untuk perawatan optik, diantaranya: Alkohol 96%, aqua bidestilata, kapas steril, wadah, blower, set lens cleaner, dan obeng. b) Melepas lensa korektor dan cermin sekunder dengan menggunakan obeng. c) Menyimpan lensa di tempat yang kering. d) Membersihkan debu dengan menggunakan blower/ vacuum cleaner pada area sekitar permukaan tabung teleskop dan cermin primer. e) Membuat larutan pembersihan dengan mencampurkan ml aqua bidestilata dan 1 ml Alkohol 96%. f) Membuat bulatan kapas dan merendamnya pada larutan pembersih yang telah dibuat. g) Menotolkan kapas yang telah basah ke permukaan lensa. Dengan catatan: untuk pergerakan satu kali jalan tanpa harus diulang dan kapas yang digunakan sekali pakai langsung dibuang. Mengulangi langkah ini sampai tidak ada jamur pada lensa. h) Setelah melakukan langkah (g), dipastikan bahwa terdapat sisa-sisa genangan. Kemudian peneliti mengeringkan sisa-sisa genangan tersebut dengan kapas pada langkah (f). Dengan catatan: kapas yang digunakan telah diperas hingga kering. i) Menyempurnakan sisa pembersihan dengan menggunakan paper lens cleaner. Diusahakan arahnya sama/ searah (jika arah berlawanan atau ke segala arah dapat menimbulkan bekas/ baretan pada lensa) dan tekanan yang diberikan adalah tekanan minimum. j) Tahap selanjutnya, membersihkan sisa kapas pada lensa dengan menggunakan blower dan kuas halus yang ada pada set lens cleaner. k) Mengulangi langkah (g) sampai (j) untuk mendapatkan hasil yang maksimal. l) Setelah permukaan lensa terkondisikan bersih, menyimpan lensa korektor pada tempat kering dan aman. Setelah membersihkan lensa korektor, peneliti membersihkan cermin sferis dan eyepiece. Cermin sekunder hanya dibersihkan menggunakan tisu halus yang ditetesi dengan lens cleaner. Perlu diingat bahwa tekanan yang diberikan ketika membersihkan cermin harus tekanan minimum agar lapisan pada cermin tidak mengelupas dan arahnya juga searah. Untuk pembersihan eyepiecenya menggunakan cotton bud yang telah ditetesi lens cleaner. Peneliti hanya membersihkan dua sisi bagian luar dari lensanya saja. Disini peneliti melepas barelnya (barel adalah tabung logam berulir biasanya terbuat dari nikel berlapis baja, kuningan atau aluminium, digunakan untuk mengamankan lensa mata di focuser atau pemegang lensa mata) saja, tidak sampai membongkar eyepiece, guna memudahkan pembersihan lensa luarnya. Setelah semua pembersihan optik selesai, kemudian peneliti memasang kembali cermin sekunder ke dalam piringan hitam yang berada di belakang lensa korektor. Peletakan cermin sekudernya sesuai dengan kode angka yang terdapat di pinggir cermin. Hal ini agar sesuai dengan perhitungan awal si pembuat teleskop dalam

6 (V) (V) menentukan fokus cerminnya. Setelah cermin sekunder dipastikan pas, peneliti mengencangkan tiga buah sekrup yang ada di dekat logo Celestron agar cermin sekunder kuat dan tidak jatuh. Jika cermin sudah benar-benar terpasang dengan kuat, kemudian peneliti memasangnya bersamaan dengan lensa korektor di tabung teleskop semula dengan mengencangkan sekrup yang ada disekeliling lensa. Setelah dilakukan perawatan optik, peneliti kembali melakukan pengambilan data objek menggunakan teleskop Celestron 2 yang sudah dirawat untuk membedakan distribusi cahayanya. Pengambilan data dilakukan pada hari Rabu, 3 April 214 pukul 23:37:48 WIB sampai pukul 23::2 WIB di Laboratorium Astronomi Fisika UM didapatkan 4 data tegangan keluaran yang dihasilkan dari sebuah objek lampu dengan perlakuan yang berbeda (fokus dan tidak fokus). Data gambar objek yang diamati dapat dilihat pada gambar Grafik Distribusi Cahaya Lampu Setelah (Perlakuan: Fokus),4,7 1 1,3 1,6 1,9 2,2 2, 2,8 3,1 3,4 variasi jarak sepanjang sumbu x Grafik Distribusi Cahaya Lampu Setelah (Perlakuan: Tidak Fokus),4,7 1 1,3 1,6 1,9 2,2 2, 2,8 3,1 3,4 variasi jarak sepanjang sumbu y Gambar 4.7 Grafik Distribusi Cahaya Lampu Setelah dengan Perlakuan Fokus sepanjang Sumbu x Grafik Distribusi Cahaya Lampu Setelah dengan Perlakuan Fokus sepanjang Sumbu y Gambar Lampu Jalan setelah perawatan dengan perlakuan Fokus Lampu Jalan setelah perawatan dengan perlakuan Tidak Fokus Grafik distribusi cahaya lampu setelah dilakukan perawatan dengan perlakuan fokus dapat dilihat pada gambar 6. Sedangkan grafik distribusi cahaya lampu setelah dilakukan perawatan dengan perlakuan tidak fokus dapat dilihat pada gambar 7. KESIMPULAN Dari hasil analisis dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Setelah dilakukan setting ulang, kinerja teleskop telah membaik. Teleskop dapat mencari objek langit secara otomatis dan juga dapat tracking dengan baik. 2. Dalam melakukan setting teleskop, kita harus paham apa saja yang harus dilakukan sebelum memasang teleskop. hal-hal yang terpenting yaitu: penandaan arah mata angin, pengukuran kedataran tempat peletakan teleskop, pemasangan mounting harus sesuai dengan dibelahan Bumi mana pengamat berada, pengaturan latitude pengamat di mounting teleskop, penguncian 6

7 tabung teleskop pada waktu pemasangan harus kuat agar tidak jatuh, serta balancing sudut deklinasi dan sudut HA harus terpenuhi ketika memasang eyepiece/ CCD yang akan digunakan sewaktu pengamatan. 3. Kondisi lensa masih tergolong baik. Tidak ada pengaruh yang berarti terhadap distribusi cahaya dari lensa sebelum dan setelah perawatan. DAFTAR RUJUKAN Anonim Astronomical Telescope Accessories Sky Sensor 2 User`s Guide. Cybersky Software. Versi Cameras/Digital_Camera/PowerShot/PowerSh ot_a32_is/ (diakses tanggal 2 November 213) meade LX2 Instruction Manual. Kerrod, Robbin. 2. Bengkel Ilmu Astronomi. Jakarta: Erlangga. Kunjaya, Chatief Dr., Msc. 21. Tata Koordinat Benda Langit. Bandung: Tim Pembina Olimpiade Astronomi. Panjaitan, Edward. 28. Prosedur Pembersihan Lensa/ Cermin pada Sebuah Teropong. Bandung: Observatorium Bosscha. Sherrod, Clay Dr. 28. ASO Cleaning System. The Arkansas Sky Observatory. Kendall, Matew. 211.Vixen Atlux German Equatorial Mount. Australia: Iceinspace (diakses tanggal 28 November 213). 7

MENGAMATI BENDA JAUH MENGGUNAKAN TELESKOP. 3. Abstrak

MENGAMATI BENDA JAUH MENGGUNAKAN TELESKOP. 3. Abstrak MENGAMATI BENDA JAUH MENGGUNAKAN TELESKOP Neng Ayu Esty Ramadhani (1142070050) 1, Nida Robiah Al Adawiyah (1142070052) 2, Rima Rj Fatimah (1142070061) 3 Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Islam

Lebih terperinci

Kegiatan Pembelajaran 5: Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Laboratorium

Kegiatan Pembelajaran 5: Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Laboratorium Kegiatan Pembelajaran 5: Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Laboratorium Ruang lingkup materi ini meliputi : pengenalan prinsip dan prosedur peralatan laboratorium, untuk menunjang keterampilan siswa

Lebih terperinci

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) MIKROSKOP

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) MIKROSKOP MIKROSKOP Ambil mikroskop dengan hati-hati dengan cara memegang lengan mikroskop, lalu letakkan diatas meja datar. Hindari sentuhan-sentuhan terhadap lensa, apabila bagian lensa mikroskop terlihat kotor

Lebih terperinci

PENGUKURAN MAGNITUDO SEMU PLANET VENUS FASE QUARTER MENGGUNAKAN SOFTWARE

PENGUKURAN MAGNITUDO SEMU PLANET VENUS FASE QUARTER MENGGUNAKAN SOFTWARE PENGUKURAN MAGNITUDO SEMU PLANET VENUS FASE QUARTER MENGGUNAKAN SOFTWARE IRIS VERSI 5.59 DI LABORATORIUM ASTRONOMI UNIVERSITAS NEGERI MALANG PADA BULAN APRIL 2014 Cicik Canggih Dwi Tyonila 1, Sutrisno

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Observatorium Bosscha merupakan salah satu peninggalan pemerintahan kolonial Belanda, yang dibangun pada tahun 1923-1928. Pada tahun 1959, Observatorium Bosscha telah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET. A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET. A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet Pada dasarnya azimut planet adalah busur yang diukur dari titik Utara

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER

PENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER Jurnal Sistem Komputer Unikom Komputika Volume 1, No.1-2012 PENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER Usep Mohamad Ishaq 1), Sri Supatmi 2), Melvini Eka Mustika

Lebih terperinci

PETUNJUK PERAKITAN DAN PENGOPERASIAN KIPAS ANGIN DEKORASI

PETUNJUK PERAKITAN DAN PENGOPERASIAN KIPAS ANGIN DEKORASI PETUNJUK PERAKITAN DAN PENGOPERASIAN KIPAS ANGIN DEKORASI TIPE : GENERAL CEILING FANS TEGANGAN : 220~20V, FREKUENSI : 50Hz BACA DAN SIMPAN BUKU PETUNJUK INI Terima kasih atas kepercayaan anda membeli kipas

Lebih terperinci

Bab 3. Teleskop Bamberg

Bab 3. Teleskop Bamberg Bab 3 Teleskop Bamberg 3. 1 Teleskop Refraktor Teleskop optik berfungsi mengumpulkan dan memfokuskan cahaya dari bagian spektrum cahaya tampak elektromagnetik agar dapat langsung melihat gambar yang diperbesar.

Lebih terperinci

DATA DIGITAL BENDA LANGIT

DATA DIGITAL BENDA LANGIT DATA DIGITAL BENDA LANGIT Chatief Kunjaya KK Astronomi, ITB KOMPETENSI DASAR XII.3.8 Memahami efek fotolistrik dan sinar X dalam kehidupan sehari-hari XII.3.9 Memahami transmisi dan penyimpanan data dalam

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Standard Operating Procedure PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA Standard Operating Procedure PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM STATISTIK DAN REKAYASA KUALITAS Universitas Brawijaya Malang 2017 LEMBAR IDENTIFIKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA PENGELOLAAN SARANA

Lebih terperinci

Kompetisi Pengamatan Ronde Malam. Instruksi

Kompetisi Pengamatan Ronde Malam. Instruksi Kompetisi Pengamatan Ronde Malam Instruksi 1. Ada 2 pertanyaan, masing-masing bernilai 25 poin. Kamu memiliki waktu 80 menit untuk memecahkan persoalan ini, dimana: (a) 25 menit untuk membaca dan memahami

Lebih terperinci

Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara garis besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi 3 yaitu :

Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara garis besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi 3 yaitu : Dasar Teori Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu besaran dalam fisika. Pada umumnya ada tiga besaran yang paling banyak diukur dalam dunia fisika untuk tingkat SMA yaitu panjang, massa

Lebih terperinci

BAB III AKURASI TELESKOP VIXEN SPHINX. Secara harfiah, teleskop berarti alat yang dapat melihat jauh.

BAB III AKURASI TELESKOP VIXEN SPHINX. Secara harfiah, teleskop berarti alat yang dapat melihat jauh. BAB III AKURASI TELESKOP VIXEN SPHINX A. Spesifikasi Teleskop Vixen Sphinx Secara harfiah, teleskop berarti alat yang dapat melihat jauh. Teleskop merupakan instrumen optik yang berfungsi mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM 3.1 Rangkaian Blok Diagram Fungsi Setiap Blok Gambar 3.1 Rangkaian Blok Diagram Blok Suplay Blok Fotodioda : Sebagai Sumber Tegangan : Sebagai pendeteksi cahaya Blok Mikrokontroller

Lebih terperinci

Modifikasi Teleskop Celestron Powerseeker 70AZ dan Pembuatan Holder Handphone untuk Penelitian Astronomi Berbasis Handphone.

Modifikasi Teleskop Celestron Powerseeker 70AZ dan Pembuatan Holder Handphone untuk Penelitian Astronomi Berbasis Handphone. Modifikasi Teleskop Celestron Powerseeker 70AZ dan Pembuatan Holder Handphone untuk Penelitian Astronomi Berbasis Handphone. Dwi Fajar Septiana, Sutrisno, Daeng Achmad Suaidi Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

Nokia Bluetooth Stereo Headset BH-214. Copyright 2009 Nokia. All rights reserved.

Nokia Bluetooth Stereo Headset BH-214. Copyright 2009 Nokia. All rights reserved. Nokia Bluetooth Stereo Headset BH-214 6 1 2 3 4 5 7 8 9 11 12 10 13 14 15 Copyright 2009 Nokia. All rights reserved. PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bahwa produk BH-214 ini

Lebih terperinci

Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM

Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM NOVITA DEWI ROSALINA*), SUTRISNO, NUGROHO ADI PRAMONO Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

INDONESIA. Aturan Kompetisi Grup

INDONESIA. Aturan Kompetisi Grup Aturan Kompetisi Grup 1. Tim yang terdiri dari tiga atau lebih siswa dapat berpartisipasi dalam kompetisi grup. 2. Tim akan diberikan satu set dengan 5 soal untuk dipecahkan dalam waktu 60 menit. 3. Hasil

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA ALAT TURBIDIMETER LOVIBOND TB 300 IR

INSTRUKSI KERJA ALAT TURBIDIMETER LOVIBOND TB 300 IR INSTRUKSI KERJA ALAT TURBIDIMETER LOVIBOND TB 300 IR Laboratorium Sains Jurusan Teknik Kimia Universitas Brawijaya Malang 2016 Instruksi Kerja Turbidimeter Lovibond TB 300 IR Laboratorium Sains Jurusan

Lebih terperinci

Perangkat keras Stasiun Bumi Pemantau Gas Rumah Kaca (SBPGRK) Versi 1.0 merupakan integrasi antara beberapa komponen, yakni :

Perangkat keras Stasiun Bumi Pemantau Gas Rumah Kaca (SBPGRK) Versi 1.0 merupakan integrasi antara beberapa komponen, yakni : II. PERAKITAN KOMPONEN SISTEM Perangkat keras Stasiun Bumi Pemantau Gas Rumah Kaca (SBPGRK) Versi 1.0 merupakan integrasi antara beberapa komponen, yakni : 1. Gas Analyser GA2000Plus yang digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Metode Penelitian Penelitian menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan kuantitatif. Fenomena yang ada merupakan fenomena alam berupa kumpulan bintang-bintang dalam gugus

Lebih terperinci

MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB

MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB A. Gerak Semu Benda Langit Bumi kita berputar seperti gasing. Ketika Bumi berputar pada sumbu putarnya maka hal ini dinamakan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR NO. KODE : INA.5230.223.23.03.07 BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Coba Alat Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat yang telah dibuat. Dimulai dengan pengujian setiap bagian-bagian dari hardware dan software yang

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN INCUBATOR RED LINE

PENGOPERASIAN INCUBATOR RED LINE PENGOPERASIAN INCUBATOR RED LINE 1. Cek atau bersihkan bagian dalam incubator 2. Pasang kabel pada stop kontak 3. Tekan tombol ON-OFF 4. Tunggu sampai tampilan suhu off 5. Tekan tombol 2 panah secara bersamaan

Lebih terperinci

Identifikasi Sumber Pencahayaan di Kawasan Kampus ITB

Identifikasi Sumber Pencahayaan di Kawasan Kampus ITB Identifikasi Sumber Pencahayaan di Kawasan Kampus ITB Novia Ekawanti 1,a), Fera Gustina Purwati 1,b), dan Luthfiandari 1,c) 1 Program Studi Astronomi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

0 I II III 0 I II III. Tombol pemutar. Fecha. Tombol pemutar. Tanggal. Jarum detik kedua

0 I II III 0 I II III. Tombol pemutar. Fecha. Tombol pemutar. Tanggal. Jarum detik kedua bahasa indonesia FUNGSI PENGATURAN WAKTU UNTUK 2 DAN 3 JARUM Jarum jam Jarum menit I II Tombol pemutar MENGATUR WAKTU 1. Tarik tombol pemutar ke posisi II (jam berhenti). 2. Putar tombol pemutar (searah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Material Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Material Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proses Produksi dan Laboratorium Material Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. B. Bahan Adapun bahan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai. 38 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat yaitu preparasi sampel di

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA DAN PROSEDUR PENGGUNAAN THEODOLITE. Prinsip kerja optis theodolite

PRINSIP KERJA DAN PROSEDUR PENGGUNAAN THEODOLITE. Prinsip kerja optis theodolite PRINSIP KERJA DAN PROSEDUR PENGGUNAAN THEODOLITE Prinsip kerja optis theodolite Pada theodolite terdapat 2 lensa atau 3 lensa yakni lensa objektif, lensa focus dan lensa pembalik. Biasanya yang memiliki

Lebih terperinci

EN IN Petunjuk Penggunaa

EN IN Petunjuk Penggunaa EN Petunjuk Penggunaa Selamat atas pembelian ECOVACS ROBOTICS DEEBOT Anda! Kami harap produk ini memberikan kepuasan bagi Anda. Kami percaya pembelian robot baru Anda akan membantu menjaga rumah Anda tetap

Lebih terperinci

KATA KUNCI : MAGNITUDO, BINTANG CIRIUS, IRIS. I. PENDAHULUAN. ANNISA PERMATASARI 1, SUTRISNO 2, BURHAN INDRIAWAN 3 1

KATA KUNCI : MAGNITUDO, BINTANG CIRIUS, IRIS. I. PENDAHULUAN. ANNISA PERMATASARI 1, SUTRISNO 2, BURHAN INDRIAWAN 3 1 KATA KUNCI : AGNITUDO, BINTANG CIRIUS, IRIS. I. PENDAHULUAN. ANNISA PERATASARI 1, SUTRISNO, BURHAN INDRIAWAN 3 1 PENENTUAN AGNITUDO UTLAK BINTANG CIRIUS DENGAN ENGGUNAKAN TELESKOP CELESTRON 000 DI LABORATORIU

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA. Tempat Melakukan Pengujian : Peralatan Yang Dibutuhkan :

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA. Tempat Melakukan Pengujian : Peralatan Yang Dibutuhkan : 5.1. Pengujian Alat BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian alat dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah alat tersebut dapat bekerja dengan baik atau tidak. 5.1.1. Tempat dan Peralatan Tempat Melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancang bangun alat terapi jerawat menggunakan blue light berbasis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancang bangun alat terapi jerawat menggunakan blue light berbasis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat Rancang bangun alat terapi jerawat menggunakan blue light berbasis microcontroller ATMega8 di desain khusus untuk terapi jerawat komedo agar penderita

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.3

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.3 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.3 1. Pengamatan dengan mikroskop dimulai dengan menggunakan lensa objektif... Cahaya lemah Cahaya kuat Perbesaran lemah

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DAN PERUBAHAN JUMLAH SUNSPOT DIAMATI DARI LABORATORIUM ASTRONOMI JURUSAN FISIKA FMIPA UM PADA BULAN AGUSTUS OKTOBER 2012

KLASIFIKASI DAN PERUBAHAN JUMLAH SUNSPOT DIAMATI DARI LABORATORIUM ASTRONOMI JURUSAN FISIKA FMIPA UM PADA BULAN AGUSTUS OKTOBER 2012 KLASIFIKASI DAN PERUBAHAN JUMLAH SUNSPOT DIAMATI DARI LABORATORIUM ASTRONOMI JURUSAN FISIKA FMIPA UM PADA BULAN AGUSTUS OKTOBER 2012 Volvacea, Volvariella Universitas Negeri Malang Email: volvacea14@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Waterbath terapi rendam kaki menggunakan heater dan peltier sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Waterbath terapi rendam kaki menggunakan heater dan peltier sebagai 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat Waterbath terapi rendam kaki menggunakan heater dan peltier sebagai komponen utamanya. Berikut adalah spesifikasi dari alat waterbath terapi: 1. Tegangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi observasi monitoring, yaitu dengan melakukan pengamatan dalam interval waktu tertentu dengan mengukur

Lebih terperinci

NERACA. Neraca Ohauss

NERACA. Neraca Ohauss NERACA Adalah suatu alat untuk mengukur massa benda. Massa adalah banyaknya zat yang terkandung di dalam suatu benda. Satuan SInya adalah kilogram (kg). Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang dialmi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini dapat menjadi salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca. Bandung, Februari 2014.

KATA PENGANTAR. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini dapat menjadi salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca. Bandung, Februari 2014. KATA PENGANTAR Puji serta syukur penulis limpahkan kehadirat Allah SWT. kerena berkat rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGUKURAN POLUSI CAHAYA KOTA BANDUNG MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

SW6700. & Lucasfilm Ltd. Disney

SW6700. & Lucasfilm Ltd. Disney SW6700 & Lucasfilm Ltd. Disney 1 11 2 3 4 5 6 7 8 12 9 13 10 empty page before TOC Bahasa Indonesia 6 6 Bahasa Indonesia Keterangan umum (Gbr. 1) 1 Sambungan pemangkas presisi click-on 2 Unit alat cukur

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Stereo Headset BH-504

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Stereo Headset BH-504 Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Stereo Headset BH-504 PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bahwa produk HS-123W telah memenuhi persyaratan utama dan ketentuan terkait lainnya sesuai

Lebih terperinci

Prinsip Kerja dan Pengoperasian

Prinsip Kerja dan Pengoperasian MATERI KULIAH CNC Prinsip Kerja dan Pengoperasian Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta A. Prinsip kerja dan tata nama sumbu koordinat Mesin perkakas CNC adalah mesin perkakas yang

Lebih terperinci

Para konsumen yang kami hormati, terima kasih telah memilih Mesin Pemeras Minyak kami.

Para konsumen yang kami hormati, terima kasih telah memilih Mesin Pemeras Minyak kami. Bahasa Indonesia Para konsumen yang kami hormati, terima kasih telah memilih Mesin Pemeras Minyak kami. Agar alat ini dapat berfungsi dengan baik, mohon baca dan simpan buku petunjuk penggunan ini dengan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PERALATAN LABORATORIUM TANAH DAN AIRTANAH

PENGGUNAAN PERALATAN LABORATORIUM TANAH DAN AIRTANAH : ph Meter Tipe : Schott : Mengukur Derajat Keasaman Air 1. Tekan tombol on/of untuk menyalakan alat 2. Bersihkan dengan tisu netral kering elektroda 3. Tekan tombol Cal untuk kalibrasi alat 4. Celupkan

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN KIPAS ANGIN DENGAN LAMPU NEON & RADIO AM/FM POWER AC/DC ISI ULANG

PETUNJUK PENGGUNAAN KIPAS ANGIN DENGAN LAMPU NEON & RADIO AM/FM POWER AC/DC ISI ULANG PETUNJUK PENGGUNAAN KIPAS ANGIN DENGAN LAMPU NEON & RADIO AM/FM POWER AC/DC ISI ULANG MODEL: EF70 PERINGATAN: ISILAH BATERAI PADA SAAT CAHAYA LAMPU MEREDUP KETERANGAN GAMBAR 1. TUTUP BELAKANG KIPAS 11.

Lebih terperinci

Nokia Bluetooth Headset BH-608. Edisi 1.0

Nokia Bluetooth Headset BH-608. Edisi 1.0 Nokia Bluetooth Headset BH-608 1 2 3 5 6 7 4 8 9 10 Edisi 1.0 11 12 PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bahwa produk BH-608 ini telah memenuhi persyaratan utama dan ketentuan

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-602

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-602 Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-602 Edisi 1 PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bahwa produk HS- 91W ini telah memenuhi persyaratan utama dan ketentuan terkait lainnya

Lebih terperinci

Nokia Bluetooth Headset BH-104

Nokia Bluetooth Headset BH-104 Nokia Bluetooth Headset BH-104 2 1 4 5 6 3 7 8 11 12 9 10 PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bahwa produk BH-104 telah memenuhi persyaratan utama dan ketentuan terkait lainnya

Lebih terperinci

b. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol beretutup ulir, maka tutup harus dikendorkan.

b. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol beretutup ulir, maka tutup harus dikendorkan. Cara penggunaan autoklaf: a. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air

Lebih terperinci

PANDUAN PRINTER BARCODE POSTEK C-168

PANDUAN PRINTER BARCODE POSTEK C-168 1. Printer 2. Power Adapter 3. Penggulung Pita / Ribbon 4. Penggulung Kertas Label 5. Core Adapter 6. Media Roll Guide 7. Pita / Ribbon 8. Kertas Contoh 9. CDROM driver 10. Buku Manual PANDUAN PRINTER

Lebih terperinci

Pendahuluan Laboratorium IPBA Jurusan Pendidikan Fisika UPI memperoleh hibah teleskop Schmidt Cassegrain (f: 280 cm; D: 28 cm). Unit prosesor Sky Sens

Pendahuluan Laboratorium IPBA Jurusan Pendidikan Fisika UPI memperoleh hibah teleskop Schmidt Cassegrain (f: 280 cm; D: 28 cm). Unit prosesor Sky Sens Sistim Akuisisi Data Astronomi dan Program Multimedia Dalam Meningkatkan Efektifitas Belajar Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa Taufik Ramlan, dkk. Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Pendahuluan Laboratorium

Lebih terperinci

SW5700. & Lucasfilm Ltd. Disney

SW5700. & Lucasfilm Ltd. Disney SW5700 & Lucasfilm Ltd. Disney 1 2 12 3 4 5 13 6 7 8 9 10 11 empty page before TOC Bahasa Indonesia 6 6 Bahasa Indonesia Keterangan umum (Gbr. 1) 1 Sambungan pemangkas presisi click-on 2 Tutup pelindung

Lebih terperinci

Kotak Perlengkapan Astronom Muda

Kotak Perlengkapan Astronom Muda Kotak Perlengkapan Astronom Muda Rosa M. Ros International Astronomical Union, Com. 46 Technical University of Catalonia, Spain Tujuan Memahami pentingnya pengamatan yang teliti. Memahami penggunaan berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan dalam fabrikasi dan karakterisasi optik dari waveguide berbahan polimer PMMA (Polymethyl Methacrylate) adalah metode

Lebih terperinci

Nokia Bluetooth Headset BH-105. Copyright 2009 Nokia. All rights reserved.

Nokia Bluetooth Headset BH-105. Copyright 2009 Nokia. All rights reserved. Nokia Bluetooth Headset BH-105 1 4 2 3 5 6 7 8 9 10 11 Copyright 2009 Nokia. All rights reserved. PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bahwa produk BH-105 ini telah memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

THEODOLITE T2 CARA KERJA PENGGUNAAN. Disusun oleh : Kelompok 3 Survei dan Pemetaan (A)

THEODOLITE T2 CARA KERJA PENGGUNAAN. Disusun oleh : Kelompok 3 Survei dan Pemetaan (A) Disusun oleh : Kelompok 3 Survei dan Pemetaan (A) Feny Yunita Giri Bayu Aji Hilman Taris I Nyoman Putra Indrawan Muhamad Sultan Nuriza Rani Qurrataini Regi Zakiy Utama Yanisa Fitri Amelia CARA KERJA PENGGUNAAN

Lebih terperinci

Peringatan Sebelum Melakukan Instalasi. Isi Paket IN - 145

Peringatan Sebelum Melakukan Instalasi. Isi Paket IN - 145 510000211G Peringatan Sebelum Melakukan Instalasi Segera matikan Kamera Jaringan bila terdeteksi adanya asap dan bau yang tidak biasa. Jangan menempatkan Kamera Jaringan di sekitar sumber panas, seperti

Lebih terperinci

PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN UV VIS SPECTROPHOTOMETER SHIMADZU UV 1800

PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN UV VIS SPECTROPHOTOMETER SHIMADZU UV 1800 231.15. PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN UV VIS SHIMADZU UV 1800 1.15.1. Ruang Lingkup Halaman : 1 dari 5 Petunjuk ini digunakan untuk mengoperasionalkan UV Vis Spectrophotometer Shimadzu model UV 1800.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian

Lebih terperinci

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK Disusun oleh: Nita Nurtafita 107016300115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

XPS 12. Manual Servis. Model Komputer: XPS Model Resmi: T02H Tipe Resmi: T02H001

XPS 12. Manual Servis. Model Komputer: XPS Model Resmi: T02H Tipe Resmi: T02H001 XPS 12 Manual Servis Model Komputer: XPS 12 9250 Model Resmi: T02H Tipe Resmi: T02H001 Catatan, perhatian, dan peringatan CATATAN: CATATAN menunjukkan informasi penting yang akan membantu Anda menggunakan

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 37 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 TAHAPAN PENELITIAN Penelitian ini di bagi menjadi 2 tahap: 1. Pengukuran kondisi geometri pada ruas jalan Ring Road Selatan Yogyakarta Km. 36,7-37,4 untuk mengkorfirmasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian dilakukan di laboratorium klinik Analis Kesehatan fakultas

Lebih terperinci

Nokia Mini Speaker MD-9. Copyright 2009 Nokia. All rights reserved.

Nokia Mini Speaker MD-9. Copyright 2009 Nokia. All rights reserved. Nokia Mini Speaker MD-9 7 2009 Nokia. Semua hak dilindungi undang-undang. Nokia, Nokia Connecting people, dan logo Nokia Original Accessories adalah merek dagang atau merek dagang terdaftar dari Nokia

Lebih terperinci

XPS 15. Panduan Servis. Model Komputer: XPS Model Resmi: P56F Tipe Resmi: P56F001

XPS 15. Panduan Servis. Model Komputer: XPS Model Resmi: P56F Tipe Resmi: P56F001 XPS 15 Panduan Servis Model Komputer: XPS 15 9560 Model Resmi: P56F Tipe Resmi: P56F001 Catatan, perhatian, dan peringatan CATATAN: Sebuah CATATAN menandakan informasi penting yang membantu Anda untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN PETUNJUK PENGGUNAAN

LAMPIRAN PETUNJUK PENGGUNAAN LAMPIRAN PETUNJUK PENGGUNAAN Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai penggunaan alat yang dirancang pada skripsi ini. Panduan penggunaan meliputi penggunaan perangkat keras dan user interface. 1. Panduan

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bawah interaksi gravitasi bersama dan berasal dari suatu awan gas yang sama

BAB I PENDAHULUAN. bawah interaksi gravitasi bersama dan berasal dari suatu awan gas yang sama BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gugus bintang (stellar cluster) adalah suatu kelompok bintang yang berada di bawah interaksi gravitasi bersama dan berasal dari suatu awan gas yang sama yang menjadi

Lebih terperinci

2015 RANCANG BANGUN ALAT PENGHILANG EMBUN DAN BEKAS AIR HUJAN OTOMATIS UNTUK ALLSKY CAMERA DI OBSERVATORIUM BOSSCHA

2015 RANCANG BANGUN ALAT PENGHILANG EMBUN DAN BEKAS AIR HUJAN OTOMATIS UNTUK ALLSKY CAMERA DI OBSERVATORIUM BOSSCHA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembunan dan curah hujan merupakan fenomena fisis yang berhubungan dengan ilmu fisika dan ilmu meteorologi. Curah hujan merupakan unsur meteorologi yang mempunyai

Lebih terperinci

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Pendahuluan Beda tinggi adalah perbedaan

Lebih terperinci

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis 4. 1 Perancangan Mekanisme Sistem Penggerak Arah Deklinasi Komponen penggerak yang dipilih yaitu ball, karena dapat mengkonversi gerakan putaran (rotasi) yang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL ASTRONOMI Ronde : Observasi Kondisi : HUJAN Waktu : 15 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2014 Instruksi Umum: 1. Di lokasi observasi, telah tersedia: a. Satu

Lebih terperinci

Sistem Otomatisasi Pelacakan Objek Astronomi Menggunakan TeleskopBerdasarkan Stellarium

Sistem Otomatisasi Pelacakan Objek Astronomi Menggunakan TeleskopBerdasarkan Stellarium JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-539 Sistem Otomatisasi Pelacakan Objek Astronomi Menggunakan TeleskopBerdasarkan Stellarium Afif Aulia Rahman, Muhammad Rivai

Lebih terperinci

MODUL I MIKROSKOP. TUJUAN Mahasiswa mampu menggunakan mikroskop optik, untuk pengamatan preparat biologi.

MODUL I MIKROSKOP. TUJUAN Mahasiswa mampu menggunakan mikroskop optik, untuk pengamatan preparat biologi. 1 MODUL I MIKROSKOP TUJUAN Mahasiswa mampu menggunakan mikroskop optik, untuk pengamatan preparat biologi. TEORI Mikroskop digunakan untuk memperbesar gambaran dari benda yang terlalu kecil untuk dilihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilihat di Blok diagram dibawah ini :

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilihat di Blok diagram dibawah ini : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Keseluruhan Rangkaian Dari Vein Finder Berbasis mikrokontroler dengan fitur tambahan tampilan Ukuran Jarum Infus ini dapat dilihat di Blok diagram

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang BAB III METODOLOGI 3.1 Pembongkaran Mesin Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan mengganti atau memperbaiki komponen yang mengalami kerusakan. Adapun tahapannya adalah membongkar mesin

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. alat tersebut bekerja sesuai dengan sistem yang direncanakan.

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. alat tersebut bekerja sesuai dengan sistem yang direncanakan. BAB IV PENGUJIAN SISTEM 4.1 Pendahuluan Sebelum alat digunakan sepenuhnya untuk mengendalikan pelaksanan kontrol pintu atau keamanan, perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu untuk memastikan alat tersebut

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PELUMAT (BLENDER) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PELUMAT (BLENDER) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PELUMAT (BLENDER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini

Lebih terperinci

Jurnal Einstein 4 (3) (2016): 1-7. Jurnal Einstein. Available online

Jurnal Einstein 4 (3) (2016): 1-7. Jurnal Einstein. Available online Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/einstein Rancang Bangun Penghitung Obat Secara Otomatis Dengan Menggunakan Mikrokontroler At89s51 Memanfaatkan Inframerah Dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013 BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013 A. Konsep Penentuan Arah Kiblat Dengan Theodolit Dalam Buku Ephemeris Hisab Rukyat 2013 Konsep penentuan

Lebih terperinci

Nokia Bluetooth Headset BH-106. Copyright 2009 Nokia. All rights reserved.

Nokia Bluetooth Headset BH-106. Copyright 2009 Nokia. All rights reserved. Nokia Bluetooth Headset BH-106 2 1 4 6 3 5 7 8 9 Copyright 2009 Nokia. All rights reserved. PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bahwa produk BH-106 ini telah memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN

PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN Pengertian Alat Ukur Tanah Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya

Lebih terperinci

Doc Name: SIMAKUI2010FIS999 Doc. Version :

Doc Name: SIMAKUI2010FIS999 Doc. Version : SIMAK UI 2010 FISIKA Kode Soal Doc Name: SIMAKUI2010FIS999 Doc. Version : 2012-12 halaman 1 01. Sebuah bola pejal dan sebuah silinder pejal memiliki jari-jari (R) dan massa (m) yang sama. Jika keduanya

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Stereo Headset BH-103

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Stereo Headset BH-103 Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Stereo Headset BH-103 Edisi 1 PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bahwa produk HS-121W telah memenuhi persyaratan utama dan ketentuan terkait lainnya

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi: S3 Astronomi. Lampiran III

Dokumen Kurikulum Program Studi: S3 Astronomi. Lampiran III Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi: S3 Astronomi Lampiran III Fakultas: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

PASCAL. Home U P S (UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM) INSTRUCTION MANUAL (Petunjuk Pemakaian) PASCAL: UPS & STABILIZER Since 1984

PASCAL. Home U P S (UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM) INSTRUCTION MANUAL (Petunjuk Pemakaian) PASCAL: UPS & STABILIZER Since 1984 PASCAL Home U P S (UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM) Model : Home UPS 1200 / 2400 / 3600 / 5000 / 6000 / 8000 / 11000 INSTRUCTION MANUAL (Petunjuk Pemakaian) PASCAL: UPS & STABILIZER Since 1984 POWER FAMILY

Lebih terperinci

Kata kunci : Piggyback, Teleskop Utama, Teleskop Pemandu

Kata kunci : Piggyback, Teleskop Utama, Teleskop Pemandu ABSTRAK Celestron C11 sebagai teleskop utama digerakan oleh sebuah mounting dan pergerakan mounting teleskop tidak selamanya sempurna disebabkan oleh kualitas motor dan rugi-rugi mekanik termasuk didalamnya

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENGAMAN MOTOR TERHADAP SUHU TINGGI MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PLC

NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENGAMAN MOTOR TERHADAP SUHU TINGGI MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PLC NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENGAMAN MOTOR TERHADAP SUHU TINGGI MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PLC Disusun Oleh: DONY SETIYAWAN D 400 100 009 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PELUMAT (BLENDER) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PELUMAT (BLENDER) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PELUMAT (BLENDER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini

Lebih terperinci

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR 3.1 Pemeriksaan Pada Operasi Harian Operasional kompresor memerlukan adanya perawatan tiap harinya, perawatan tersebut antara lain: a. Sediakan

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (HOOD) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (HOOD) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (HOOD) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini

Lebih terperinci

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan sistem kendali otomatis gorden dan lampu ini bertujuan untuk mereduksi penggunaan listrik sehingga lebih efisien, selain itu juga untuk mengurangi resiko

Lebih terperinci

JUSUSAN AKUNTAN INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JUSUSAN AKUNTAN INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA JUSUSAN AKUNTAN SI INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA INSTRUKSI KERJA Percobaan Difraksi Cahaya Lab Fisika Lanjutan JURUSAN FISIKA, FMIPA, UNIVERSITAS BRAWIJAYA 00903 07009

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN 4.1 Hasil Pengujian Perangkat Keras Pengujian pada prototype elevator atau lift ini dilakukan melalui beberapa tahap pengujian, yaitu pengujian terhadap perangkat-perangkat

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA ALAT DRYING OVEN BINDER ED-53

INSTRUKSI KERJA ALAT DRYING OVEN BINDER ED-53 INSTRUKSI KERJA ALAT DRYING OVEN BINDER ED-53 Laboratorium Sains Program Studi Teknik Kimia Universitas Brawijaya Malang 2015 Instruksi Kerja Drying Oven BINDER ED-53 Laboratorium Sains Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Nokia Bluetooth Headset BH-216

Nokia Bluetooth Headset BH-216 Nokia Bluetooth Headset BH-216 2 1 3 4 5 6 7 8 9 10 9215317/1.0 9215317/2.0 11 12 13 PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bahwa produk BH-216 ini telah memenuhi persyaratan utama

Lebih terperinci

Analisis dan Pemetaan Tingkat Polusi Udara di Zona Pendidikan (Studi Kasus : Wilayah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Universitas Jambi)

Analisis dan Pemetaan Tingkat Polusi Udara di Zona Pendidikan (Studi Kasus : Wilayah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Universitas Jambi) Analisis dan Pemetaan Tingkat Polusi Udara di Zona Pendidikan (Studi Kasus : Wilayah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Universitas Jambi) Vandri Ahmad Isnaini 1, Indrawata Wardhana 2, Rahmi Putri

Lebih terperinci