KATA KUNCI : MAGNITUDO, BINTANG CIRIUS, IRIS. I. PENDAHULUAN. ANNISA PERMATASARI 1, SUTRISNO 2, BURHAN INDRIAWAN 3 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA KUNCI : MAGNITUDO, BINTANG CIRIUS, IRIS. I. PENDAHULUAN. ANNISA PERMATASARI 1, SUTRISNO 2, BURHAN INDRIAWAN 3 1"

Transkripsi

1 KATA KUNCI : AGNITUDO, BINTANG CIRIUS, IRIS. I. PENDAHULUAN. ANNISA PERATASARI 1, SUTRISNO, BURHAN INDRIAWAN 3 1

2

3 PENENTUAN AGNITUDO UTLAK BINTANG CIRIUS DENGAN ENGGUNAKAN TELESKOP CELESTRON 000 DI LABORATORIU ASTRONOI FISIKA UNIVERSITAS NEGERI ALANG DENGAN BANTUAN SOFTWARE IRIS 5.59 TAHUN 013 Annisa Permatasari1, Sutrisno, Burhan Indriawan3 1 ahasiswa Fisika, Fakultas atematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri alang Dosen Fisika, Fakultas atematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri alang 3 Dosen Fisika, Fakultas atematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri alang Alamat permatasari_nisha@yahoo.com Abstrak Bintang yang ada di tata surya ini, tidak statis, namun terus mengalami perubahan. Bintang lahir, hidup, dan mati, lalu menjadi lubang hitam. Sebuah bintang dapat diidentifikasi kehidupannya adalah dari kecerahan dan magnitude bintang. agnitudo bintang adalah suatu sistem skala ukuran kecerlangan bintang. Hal yang perlu diperhatikan bahwa semakin terang suatu bintang, semakin kecil magnitudonya. Bintang yang telah tua magnitudonya semakin kecil dan bintang tersebut terlihat semakin terang. Bintang yang tua nantinya akan meledak menjadi supernova. Supernova yang terbentuk akan menjadi lubang hitam. Tujuan penelitian ini adalah mengamati Bintang Cirius, kemudian mencari magnitudo semu dengan menggunakan Software IRIS, dan mencari magnitudo mutlaknya menggunakan rumus magnitudo mutlak. etode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Dengan mengamati bintang Cirius kemudian diukur magnitude semunya dengan menggunakan software IRIS. Pengambilan data tersebut dilakukan dengan menggunakan teleskop Celestron milik Laboratorium Astronomi Universitas Negeri alang. Hasil penelitian menunjukkan dari pengambilan data bintang Cirius pada tanggal 0 aret 013 diperoleh 5 data pada pukul WIB sampai pukul WIB. Dengan menggunakan software IRIS maka hasil magnitude semu dari rata-rata kelima data tersebut sebesar (-1,97±0,11). Sedangkan hasil dari magnitude mutlak yang didapatkan dari rata-rata kelima data tersebut sebesar (1,596±0,0005) dengan ralat sebesar 0,031%. Hasil diatas mendekati atau hampir sesuai dengan hasil yang didapat dari software Cybersky. Hasil dari magnitude semu bintang Cirius pada software Cybersky sebesar -1,11. Jika dihitung magnitude mutlaknya dari software Cybersky didapatkan nilai sebesar 1,773. Kata Kunci : agnitudo, Bintang Cirius, IRIS I. Pendahuluan Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Salah satu contoh dari bintang nyata adalah bintang Cirius. Bintang yang memancarkan cahaya tersebut salah satunya adalah bintang cirius. Bintang cirius merupakan bintang yang paling terang memancarkan cahayanya pada malam hari. Bintang cirius terletak dalam rasi bintang Canis ajor atau Big Dog atau Anjing Besar. Rasi Canis ajor ini terletak di sebelah tenggara Rasi Orion. Rasi Canis ajor ini melambangkan salah satu anjing yang mengikuti Orion sang pemburu. Anjing-anjing lainnya adalah Canis inor dan Canes Venaticci (Wibowo, 007). Bintang yang ada di tata surya ini, tidak statis, namun terus mengalami perubahan. Bintang lahir, hidup, dan mati, lalu menjadi lubang hitam. Sebuah bintang dapat diidentifikasi kehidupannya adalah dari kecerahan dan magnitude bintang. agnitudo bintang adalah suatu sistem skala ukuran kecerlangan bintang. Hal yang perlu diperhatikan bahwa semakin terang suatu bintang, semakin kecil magnitudonya. Bintang yang telah tua magnitudonya semakin kecil dan bintang tersebut terlihat semakin terang. Bintang yang tua nantinya akan meledak menjadi supernova. Supernova yang terbentuk akan menjadi lubang hitam (Yulita, 01). agnitudo semu adalah kecerlangan bintang atau benda angkasa lain sebagaimana yang terlihat di langit oleh kita. agnitudo semu bintang tergantung dari jaraknya dari kita. Semakin dekat, sebuah bintang nampak semakin terang. agnitudo utlak adalah kecerlangan bintang yang terlihat oleh mata sebelum terserap oleh

4 atmosfer, yang nilainya dapat diketahui setelah nilai magnitude semu sudah diketahui (Satyaningsih, 007). Pada penelitian ini dilakukan pengukuran magnitudo mutlak. Pengukuran magnitude mutlak dapat dilakukan dengan cara mengetahui nilai dari magnitude semu dengan menggunakan software IRIS. Software IRIS adalah software yang digunakan untuk menentukan besar magnitude semu bintang dan benda-benda langit lainnya. Software iris yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan adalah iris versi II. Teori Ada banyak teori yang menyatakan hal ini, tapi yang paling dipercayai saat ini adalah teori nebula. Teori ini menjelaskan bahwa bintang dilahirkan di dalam debu dan awan gas raksasa yang disebut nebula. Saat debu dan gas menyusut akibat tarikan gravitasi, massa materi menjadi sangat padat dan panas. Jika panas yang terbentuk sudah sampai pada temperatur yang optimal, gas hidrogen mulai terbakar melalui reaksi fusi nuklir dan memancarkan energi dalam bentuk cahaya dan panas. Akhirnya, sebuah bintang baru mulai bersinar. asa hidup bintang dapat mencapai jutaan tahun. Selama hidupnya, bintang membakar energi dan memancarkan cahaya dan panas (Sudewa, 011). Bintang yang memancarkan cahaya tersebut salah satunya adalah bintang cirius. Bintang cirius merupakan bintang yang paling terang memancarkan cahayanya pada malam hari. Bintang cirius terletak dalam rasi bintang Canis ajor atau Big Dog atau Anjing Besar. Rasi Canis ajor ini terletak di sebelah tenggara Rasi Orion. agnitudo adalah suatu sistem skala ukuran kecerlangan bintang. semakin terang suatu bintang, semakin kecil magnitudonya. Ilmuwan John Herschel mendapatkan bahwa kepekaan mata dalam menilai terang bintang bersifat logaritmik. Bintang yang bermagnitudo 1 ternyata 100 kali lebih terang dibandingkan bintang yang bermagnitudo 6. Dengan m1adalah magnitudo (semu) bintang 1, m adalah magnitudo (semu) bintang, E1adalah Fluks pancaran yang diterima pengamat dari bintang 1,dan E adalah Fluks pancaran yang diterima pengamat dari bintang. Skala Pogson untuk magnitudo mutlak () : 1 - = -,5log(L1/L) Hubungan antara magnitudo semu (m) dan magnitudo mutlak () disebut modulus jarak. Dengan memasukkan harga (L1/L) ini maka: 10 m,5 log d m m 10 d 5 log 10 log d 5 log m 5 1 log d m 5 5 log d dengan d adalah jarak bintang (dalam pc) dan (m) disebut modulus jarak. Data yang diperoleh diolah menggunakan Software IRIS untuk menentukan magnitudo semunya. Software Iris dapat menentukan besar magnitude bintang dan benda-benda langit seperti planet, bulan, dll. Dengan memasukkan data berupa gambar yang akan diteliti dengan format FIT atau BP yang kemudian diproses dengan prosedur yang disediakan pada software tersebut yang dapat memberikan informasi tentang bintang atau bendabenda langit lainnya tetapi dapat juga mengetahui jarak bintang, maupun ukuran dari bintang itu sendiri. Software iris yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan adalah iris versi Untuk faktor koreksi digunakan Cybersky sebagai pembanding: Gb.1 Bintang Cirius Terdapat macam magnitude yaitu magnitude semu dan magnitude mutlak. agnitudo semu adalah kecerlangan bintang atau benda angkasa lain sebagaimana yang terlihat di langit oleh kita. agnitudo semu bintang tergantung dari jaraknya dari kita. Semakin dekat, sebuah bintang nampak semakin terang. agnitudo utlak adalah kecerlangan bintang yang terlihat oleh mata sebelum terserap oleh atmosfer, yang nilainya dapat diketahui setelah nilai magnitude semu sudah diketahui. Berdasarkan skala Pogson magnitude semu (m): E m1 m,5 log 1 E Gb. Cybersky Software CyberSky sangat akurat, namun software ini mudah digunakan untuk program planetarium yang menyediakan cara terbaik untuk belajar tentang astronomi dan menjelajahi langit terlihat di masa lalu, masa kini, dan masa depan yang jauh. CyberSky dapat

5 menampilkan dan mencetak, menarik peta yang sangat disesuaikan langit seperti yang terlihat dari rumah atau di lokasi lain di Bumi. Program ini digunakan untuk mengidentifikasi objek yang terlihat di langit dan menemukan bendabenda yang ingin dilihat. CyberSky memiliki fitur animasi serbaguna yang memungkinkan untuk menonton acara astronomi terungkap pada kecepatan apa pun yang diinginkan. Fitur ini tidak hanya menyenangkan melainkan dapat menjadi program yang sangat cocok untuk pendidikan astronomi. Software CyberSky ini juga dapat digunakan pada penelitian ini, yaitu untuk mengetahui besar magnitudo semu pada bintang cirius, dan yang digunakan dalam penelitian ini adalah CyberSky 5. Teleskop yang dipakai dalam penelitian ini adalah teleskop jenis Celestron. Teleskop Celestron mudah untuk digunakan. Celestron juga memiliki serangkaian teleskop yang sempurna untuk tampilan baik langit dan bumi. Gb.4 Salah Satu foto Bintang Cirius Berdasarkan Pengamatan Hasil pengamatan berupa gambar yang diperoleh melalui pengamatan selanjutnya diolah menggunakan Software IRIS. Setelah magnitudo semu ditentukan menggunakan Software IRIS, maka agnitudo utlak dapat diketahui. agnitudo mutlak dapat diperoleh setelah magnitudo semu diketahui, yakni menggunakan rumus magnitudo mutlak, lalu mencari standar deviasinya. A. enentukan agnitudo Semu Bintang Cirius enggunakan IRIS Gb.3 Teleskop Celestron 000 III. etode Penelitian bintang Cirius ini menggunakan metode kuantitatif. Dengan mengamati bintang Cirius kemudian diukur magnitude semunya dengan menggunakan software IRIS. Pengambilan data tersebut dilakukan dengan menggunakan teleskop Celestron milik Laboratorium Astronomi Universitas Negeri alang. Dengan data yang diperoleh dari magnitude semu maka dapat diketahui magnitude multak dengan menggunakan rumus agnitude utlak. IV. Hasil Penelitian Pada saat pengamatan bintang Cirius, pengamatan dilakukan menghadap barat dikarenakan bintang cirius pada jam WIB terletak disebelah barat. Data pengamatan seperti pada gambar 4 merupakan salah satu data yang didapatkan pada saat pengamatan pada tanggal 0 aret 013, data tersebut diperoleh 5 data yang berawal dari pukul WIB sampai dengan pukul WIB. Selanjutnya untuk menentukan agnitudo semu pada gambar bintang Cirius yang diperoleh adalah dengan menggunakan software IRIS. Gambar ini diperoleh mulai pukul WIB sampai dengan pukul WIB. Terdapat 5 gambar yang diperoleh pada waktu pengamatan. Kemudian ke-5 gambar tersebut akan dicari nilai dari masing-masing magnitude semunya. Yang kemudian dari semua gambar tersebut akan dicari rata-rata dan standar deviasinya. Cara menentukan magnitude semu dengan menggunakan software IRIS, terlebih dulu harus menentukan besar radius lingkaran Apperture Photometry. Lingkaran radius terdapat 3 macam,yaitu pada radius pertama harus sesuai dengan besar obyek bintang Cirius. Pada radius kedua dan ketiga digunakan untuk background yang ada disekitar obyek, tetapi tidak terlalu besar jadi bisa digunakan bila terdapat obyek-obek lain terdapat disekitar bintang Cirius yang kemungkinan terdapat di dalam gambar yang diperoleh. Berikut adalah tabel nilai magnitudo semu yang diperoleh dari 5 gambar bintang Cirius: Tb.1 Nilai agnitudo Semu Bintang Cirius Harga standar deviasi dari keseluruhan data magnitude semu: m m Sd

6 1 m Sd Dari hasil perhitungan, sehingga diperoleh nilai dari magnitude semu bintang Cirius dari keseluruhan sebesar (-1,97,±0,11) B. enentukan agnitudo utlak Bintang Cirius Dari hasil perhitungan jumlah dan rata-rata magnitude utlak tiap gambar, maka rata-rata magnitude mutlak dari 5 gambar keseluruhan dari pukul WIB sampai pukul WIB, yaitu: Gambar Pukul Tb. Hasil agnitudo utlak Bintang cirius Secara Keseluruhan Berdasarkan perhitungan magnitude mutlak didapatkan hasil magnitude mutlak dari keseluruhan gambar sebesar 1,596. Hasil ini diperoleh dari perhitungan rata-rata dari keseluruhan magnitude semu yang didapatkan dari software IRIS. Setelah mengetahui nilai rata-rata magnitude mutlak, kemudian menghitung standar deviasi menggunakan ralat rambat dengan persamaan sebagai berikut: d m N Sd No m 5 d ln 10

7 d d 5,638 ln 10 0,0005 0, ,8315 0, , , ,69394, , , ,0005 Ralat relatif dari magnitude mutlak secara keseluruhan dari data-data tersebut adalah:

8 100 % 0,0005 R 100 % 1,596 R Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa standar deviasi magnitude mutlak bintang Cirius sebesar 0,0005. elalui perhitungan magnitude mutlak dan standar deviasi dari bintang Cirius tersebut maka dapat ditentukan bahwa magnitude mutlak bintang Cirius pada bulan aret 013 di Universitas Negeri alang sebesar (1,596±0,0005) dengan ralat sebesar 0,031%. R V. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian yang telah dilakukan, pengambilan data bintang Cirius pada tanggal 0 aret 013 diperoleh 5 data pada pukul WIB sampai pukul WIB. aka dengan menggunakan software IRIS, hasil magnitude semu dari rata-rata kelima data tersebut sebesar (1,97±0,11). Kemudian hasil magnitude mutlak yang didapatkan dari rata-rata kelima data tersebut sebesar (1,596±0,0005) dengan ralat sebesar 0,031%. Hasil diatas mendekati atau hampir sesuai dengan hasil yang didapat dari software Cybersky. Hasil dari magnitude semu bintang Cirius pada software Cybersky sebesar -1,11. Jika dihitung magnitude mutlaknya dari software Cybersky didapatkan nilai sebesar 1,773. VI. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: 1. Diharapkan pada waktu pengamatan dibutuhkan ketelitian yang tinggi dikarenakan hasil perhitungan magnitude mutlak tersebut tergantung pada nilai magnitude semu dan dibutuhkan teleskop yang dapat menangkap bintang dengan jelas serta kamera yang dapat merekam bintang dengan jelas dan tepat sehingga nilai dari magnitude mutlak dapat sesuai dengan nilai yang sebenarnya.. Berdasarkan hasil yang telah dilakukan terbukti bahwa analisis dengan cara kalibrasi pada perhitungan magnitude semu pada software IRIS mendekati nilai yang didapatkan dari software Cybersky, sehingga cara ini dapat dikembangkan untuk mengukur magnitude semu dan magnitude mutlak bintang lainnya. Tetapi diusahakan tidak hanya bintang saja yang dicari magnitudonya, melainkan planet atau benda-benda langit lainnya. VII. Referensi Drs.A Rahman Ritonga, Drs Darsa Soekartadiredja Rahasia Alam Semesta. CV onora:jakarta. Hartanto, elisa useum Astronomi Di Semarang Dengan Penekanan Desain Richard eier. Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Herrod, Robbin Astronomi. Bengkel Ilmu. Penerbit Erlangga:Jakarta. Jay.. Pasachoff Astronomy. The Asia Francisco, California U.S.A Contemporary Foundatian:san Laksmana, Tri Evolusi Bintang. Departemen Astronomi Fakultas atematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam:Institut Teknologi Bandung. Laksmana, Tri., Damayanti, Ayu., Reddy Aditya Nugraha, & Hakim L. alasan. Tanpa Tahun. Karakterisasi Kamera CCD ST7-XE di Observatorium Bosscha. Departemen Astronomi, FIPA, Institut Teknologi Bandung, (Online),( apers/as500_karakterisasi_kamera_ccd_st 7- XE_di_Observatorium_Bosscha.pdf). Jurnal. Ramalis, Taufik Ramlan Sistem Akuisisi Astronomi dan Program ultimedia Dalam eningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Jurusan Pendidikan Fisika FPIPA UPI. Sutrisno ateri Pembekalan Peserta PKL Jurusan FIPA U Bidang Astronomi. ateri Disajikan Pada Pembekalan PKL. Sutrisno. 01. Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika Kbk Astronomi. Jurusan FIPA U Bidang Astronomi.

9

PENGUKURAN MAGNITUDO SEMU PLANET VENUS FASE QUARTER MENGGUNAKAN SOFTWARE

PENGUKURAN MAGNITUDO SEMU PLANET VENUS FASE QUARTER MENGGUNAKAN SOFTWARE PENGUKURAN MAGNITUDO SEMU PLANET VENUS FASE QUARTER MENGGUNAKAN SOFTWARE IRIS VERSI 5.59 DI LABORATORIUM ASTRONOMI UNIVERSITAS NEGERI MALANG PADA BULAN APRIL 2014 Cicik Canggih Dwi Tyonila 1, Sutrisno

Lebih terperinci

Kata Kunci : Magnitudo, Bintang Cirius, IRIS. I. Pendahuluan. Annisa Permatasari 1, Sutrisno 2, Burhan Indriawan 3 1

Kata Kunci : Magnitudo, Bintang Cirius, IRIS. I. Pendahuluan. Annisa Permatasari 1, Sutrisno 2, Burhan Indriawan 3 1 PENENTUAN AGNITUDO UTLAK BINTANG CIIUS DENGAN ENGGUNAKAN TELESKOP CELESTON 000 DI LABOATOIU ASTONOI FISIKA UNIVESITAS NEGEI ALANG DENGAN BANTUAN SOFTWAE IIS 5.59 TAHUN 013 Annisa Peratasari 1, Sutrisno,

Lebih terperinci

SIFAT BINTANG. Astronomi. Ilmu paling tua. Zodiac of Denderah

SIFAT BINTANG. Astronomi. Ilmu paling tua. Zodiac of Denderah PERTEMUAN KE 2 Ide Dasar: Matahari dan bintang-bintang menggunakan reaksi nuklir fusi untuk mengubah materi menjadi energi. Bintang padam Ketika bahan bakar nuklirnya habis. SIFAT BINTANG Astronomi Ilmu

Lebih terperinci

Ide Dasar: Matahari dan bintang-bintang menggunakan reaksi nuklir fusi untuk mengubah materi menjadi energi. Bintang padam Ketika bahan bakar

Ide Dasar: Matahari dan bintang-bintang menggunakan reaksi nuklir fusi untuk mengubah materi menjadi energi. Bintang padam Ketika bahan bakar PERTEMUAN KE 2 Ide Dasar: Matahari dan bintang-bintang menggunakan reaksi nuklir fusi untuk mengubah materi menjadi energi. Bintang padam Ketika bahan bakar nuklirnya habis. SIFAT BINTANG Astronomi Ilmu

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Dapatkan soal-soal lainnya di http://forum.pelatihan-osn.com KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Tes Seleksi Olimpiade Astronomi

Lebih terperinci

Apakah bintang itu? Jika malam datang dan langit sedang cerah, pergilah ke halaman rumah lalu

Apakah bintang itu? Jika malam datang dan langit sedang cerah, pergilah ke halaman rumah lalu Apakah bintang itu? Jika malam datang dan langit sedang cerah, pergilah ke halaman rumah lalu lihatlah ke langit. Indah bukan? Benda di angkasa yang berkelap-kelip memancarkan cahaya itulah bintang. Apakah

Lebih terperinci

Info Astronomy JELAJAH SEMESTA. Penerbit Info Astronomy

Info Astronomy JELAJAH SEMESTA. Penerbit Info Astronomy Info Astronomy JELAJAH SEMESTA Penerbit Info Astronomy JELAJAH SEMESTA Oleh: Info Astronomy Hak Cipta 2013 by Info Astronomy Penerbit Info Astronomy www.infoastronomy.uni.me info.astronomy@gmail.com Desain

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

FOTOMETRI OBJEK LANGIT

FOTOMETRI OBJEK LANGIT FOTOMETRI OBJEK LANGIT Kecerahan Cahaya Bintang: * Semu (apparent) * Mutlak (absolute) * Bolometrik Warna Bintang Kompetensi Dasar: Memahami konsep dasar astrofisika Judhistira Aria Utama, M.Si. Lab. Bumi

Lebih terperinci

Oleh : Chatief Kunjaya. KK Astronomi, ITB

Oleh : Chatief Kunjaya. KK Astronomi, ITB Oleh : Chatief Kunjaya KK Astronomi, ITB Kompetensi Dasar XI.3.10 Menganalisis gejala dan ciri-ciri gelombang secara umum XII.3.1 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam teknologi

Lebih terperinci

Riwayat Bintang. Alexandre Costa, Beatriz García, Ricardo Moreno, Rosa M Ros

Riwayat Bintang. Alexandre Costa, Beatriz García, Ricardo Moreno, Rosa M Ros Riwayat Bintang Alexandre Costa, Beatriz García, Ricardo Moreno, Rosa M Ros International Astronomical Union - Comm. 46 Escola Secundária de Loulé, Portugal Universidad Tecnológica Nacional, Argentina

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Metode Penelitian Penelitian menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan kuantitatif. Fenomena yang ada merupakan fenomena alam berupa kumpulan bintang-bintang dalam gugus

Lebih terperinci

BENARKAN TAHUN INI ADA MATAHARI KEMBAR?

BENARKAN TAHUN INI ADA MATAHARI KEMBAR? BENARKAN TAHUN INI ADA MATAHARI KEMBAR? Anak saya dan beberapa sahabat di Banjarmasin terperangah ketika membaca berita harian Banjarmasin Post edisi Senin 24 Januari 2011 pada halaman pertama memuat sebuah

Lebih terperinci

ALAM SEMESTA. Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan?

ALAM SEMESTA. Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? ALAM SEMESTA Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? bumi hanyalah sebesar debu jika dibandingkan dengan ukuran alam semesta

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2004 Materi Uji : ASTRONOMI Waktu :

Lebih terperinci

JAWABAN DAN PEMBAHASAN

JAWABAN DAN PEMBAHASAN JAWABAN DAN PEMBAHASAN 1. Dalam perjalanan menuju Bulan seorang astronot mengamati diameter Bulan yang besarnya 3.500 kilometer dalam cakupan sudut 6 0. Berapakah jarak Bulan saat itu? A. 23.392 km B.

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT PROVINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT PROVINSI HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT PROVINSI BIDANG ASTRONOMI Waktu : 180 Menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

indahbersamakimia.blogspot.com Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit

indahbersamakimia.blogspot.com Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit Pilihan Berganda, 20 Soal 1. Jika jarak rata-rata planet Mars adalah 1,52 SA dari Matahari, maka periode orbit planet Mars mengelilingi

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa I. DESKRIPSI Mata kuliah ini adalah Mata Kuliah ahlian Program Studi (MKKPS) yang merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa prodi Pendidikan Fisika, pilihan bagi mahasiswa

Lebih terperinci

Sistem Magnitudo Terang suatu bintang dalam astronomi dinyatakan dalam satuan magnitudo Hipparchus (abad ke-2 SM) membagi terang bintang

Sistem Magnitudo Terang suatu bintang dalam astronomi dinyatakan dalam satuan magnitudo Hipparchus (abad ke-2 SM) membagi terang bintang Fotometri Bintang Sistem Magnitudo Terang suatu bintang dalam astronomi dinyatakan dalam satuan magnitudo Hipparchus (abad ke-2 SM) membagi terang bintang dalam 6 kelompok, Bintang paling terang tergolong

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa I. DESKRIPSI Mata kuliah ini adalah Mata Kuliah Keahlian Program Studi (MKKPS) yang merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa prodi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Dapatkan soal-soal lainnya di http://forum.pelatihan-osn.com DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Soal Test Olimpiade Sains Nasional

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 Anggi Juliansa ( ) Reza AlFajri ( )

KELOMPOK 1 Anggi Juliansa ( ) Reza AlFajri ( ) BUMI DAN TATA SURYA KELOMPOK 1 Anggi Juliansa (121020220001) Reza AlFajri (121020220008) Alam semesta ini terdiri dari semua materi termasuk tenaga dan radiasi serta hal yang telah diketahui dan baru dalam

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1

SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1 SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1 1. [SDW] Tata Surya adalah... A. susunan Matahari, Bumi, Bulan dan bintang B. planet-planet dan satelit-satelitnya C. kumpulan

Lebih terperinci

FOTOMETRI BINT N ANG

FOTOMETRI BINT N ANG FOTOMETRI BINTANG Fotometri Bintang Keadaan fisis bintang dapat ditelaah baik dari spektrumnya maupun dari kuat cahayanya. Pengukuran kuat cahaya bintang ini disebut juga fotometri bintang. Terang Bintang

Lebih terperinci

seperti sebuah bajak, masyarakat Cina melihatnya seperti kereta raja yang ditarik binatang, dan masyarakat Jawa melihatnya seperti bajak petani.

seperti sebuah bajak, masyarakat Cina melihatnya seperti kereta raja yang ditarik binatang, dan masyarakat Jawa melihatnya seperti bajak petani. GALAKSI Pada malam yang cerah, ribuan bintang dapat kamulihat di langit. Sesungguhnya yang kamu lihat itu belum seluruhnya, masih terdapat lebih banyak lagi bintang yangtidak mampu kamu amati. Di angkasa

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL BIDANG ASTRONOMI

SOAL SELEKSI PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL BIDANG ASTRONOMI SOAL SELEKSI PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL BIDANG ASTRONOMI Waktu Jumlah Soal : 150 menit : 30 Soal 1. Bintang A memiliki tingkat kecemerlangan tiga kali lebih besar dibandingkan dengan Bintang B. Bintang

Lebih terperinci

PENGENALAN ASTROFISIKA

PENGENALAN ASTROFISIKA PENGENALAN ASTROFISIKA Hukum Pancaran Untuk memahami sifat pancaran suatu benda kita hipotesakan suatu pemancar sempurna yang disebut benda hitam (black body) Pada keadaan kesetimbangan termal, temperatur

Lebih terperinci

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2012 Waktu 180 menit Nama Provinsi Tanggal Lahir.........

Lebih terperinci

Raksasa Merah di Rasi Carinae

Raksasa Merah di Rasi Carinae 2017 Raksasa Merah di Rasi Carinae Suryadi Siregar Astronomy Research Group Center for Advances Sciences Bld Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung 40132 Indonesia Email: Suryadi@as.itb.ac.idnomy

Lebih terperinci

Radio Aktivitas dan Reaksi Inti

Radio Aktivitas dan Reaksi Inti Radio Aktivitas dan Reaksi Inti CHATIEF KUNJAYA KK ASTRONOMI, ITB Reaksi Inti di Dalam Bintang Matahari dan bintang-bintang umumnya membangkitkan energi sendiri dengan reaksi inti Hidrogen menjadi Helium.

Lebih terperinci

Deskripsi, Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

Deskripsi, Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa Deskripsi, Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa I. DESKRIPSI Mata kuliah ini adalah Mata Kuliah ahlian Program Studi (MKKPS) yang merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa

Lebih terperinci

Mari Mengamati Bima Sakti!

Mari Mengamati Bima Sakti! Pengamatan dan Sketsa Tahun 1609, ilmuwan Italia Galileo Galilei mulai menggunakan teleskop untuk mengamati langit. Tahun 1610 dia membuat penemuan besar tentang Bima Sakti. Apa yang dia temukan? Mari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tata surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tata surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas semua obyek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Obyek-obyek tersebut berupa delapan planet berorbit elips,

Lebih terperinci

Seabad mencari ETI di MWC-349

Seabad mencari ETI di MWC-349 2017 Seabad mencari ETI di MWC-349 Suryadi Siregar Astronomy Research Group Center for Advances Sciences Bld Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung 40132 Indonesia Seabad mencari ETI di MWC-349

Lebih terperinci

Evolusi Bintang: Kelahiran, Masa hidup, dan Kematian Bintang

Evolusi Bintang: Kelahiran, Masa hidup, dan Kematian Bintang Evolusi Bintang: Kelahiran, Masa hidup, dan Kematian Bintang John R. Percy International Astronomical Union University of Toronto, Canada Evolusi Bintang Nebula Cincin, suatu bintang dalam proses kematian.

Lebih terperinci

KONSEPSI AWAL MAHASISWA FISIKA TERHADAP MATERI BINTANG DAN EVOLUSI BINTANG DALAM PERKULIAHAN ASTROFISIKA

KONSEPSI AWAL MAHASISWA FISIKA TERHADAP MATERI BINTANG DAN EVOLUSI BINTANG DALAM PERKULIAHAN ASTROFISIKA KONSEPSI AWAL MAHASISWA FISIKA TERHADAP MATERI BINTANG DAN EVOLUSI BINTANG DALAM PERKULIAHAN ASTROFISIKA L. Aviyanti a, * dan J.A. Utama b a Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Komet

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Komet Komet Apakah komet membawa sial? Pada zaman purbakala, komet yang terang merupakan suatu kejadian yang menakutkan. Kemunculan komet dianggap sebagai lambang suatu bencana seperti penyakit pes, kelaparan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kumpulan Rasi Bintang (Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kumpulan Rasi Bintang (Sumber: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sejak masa lampau bintang-bintang telah menjadi bagian dari kebudayaan manusia. Banyak kebudayaan masa lampau yang menjadikan bintang-bintang sebagai patokan dalam kegiatan

Lebih terperinci

PERINGATAN. Singapura, 5 April David Orlando Kurniawan SOLUSI SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS KABUPATEN/KOTA BIDANG ASTRONOMI 2014

PERINGATAN. Singapura, 5 April David Orlando Kurniawan SOLUSI SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS KABUPATEN/KOTA BIDANG ASTRONOMI 2014 PERINGATAN Solusi ini bukanlah solusi resmi dari pihak panitia, solusi ini hanyalah solusi versi saya pribadi. Jawaban sudah saya cocokkan dengan kunci yang saya dapat, namun solusi saya bisa jadi kurang

Lebih terperinci

Sistem Akuisisi Astronomi dan Program Multimedia Dalam Meningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Abstrak

Sistem Akuisisi Astronomi dan Program Multimedia Dalam Meningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Abstrak Sistem Akuisisi Astronomi dan Program Multimedia Dalam Meningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa Oleh: Taufik Ramlan Ramalis Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Abstrak Penelaahan

Lebih terperinci

SISTEM AKUISISI ASTRONOMI DAN PROGRAM MULTIMEDIA DALAM MENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA

SISTEM AKUISISI ASTRONOMI DAN PROGRAM MULTIMEDIA DALAM MENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA SISTEM AKUISISI ASTRONOMI DAN PROGRAM MULTIMEDIA DALAM MENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Oleh: Taufik Ramlan Ramalis Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

Galaksi. Ferry M. Simatupang

Galaksi. Ferry M. Simatupang Ferry's Astronomy Page Galaksi Ferry M. Simatupang Galaksi adalah suatu sistem bintang-bintang, gas dan debu yang amat luas, dimana anggotanya saling mempengaruhi secara gravitasional. Matahari kita (bersama-sama

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS 4.1 Praproses Citra Praproses dan reduksi citra dilakukan dengan bantuan perangkat lunak IRAF. Praproses citra dimulai dengan pengecekan awal pada kualitas data secara

Lebih terperinci

DATA DIGITAL BENDA LANGIT

DATA DIGITAL BENDA LANGIT DATA DIGITAL BENDA LANGIT Chatief Kunjaya KK Astronomi, ITB KOMPETENSI DASAR XII.3.8 Memahami efek fotolistrik dan sinar X dalam kehidupan sehari-hari XII.3.9 Memahami transmisi dan penyimpanan data dalam

Lebih terperinci

PROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014

PROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014 PROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014 NAMA PROVINSI TANGGAL LAHIR ASAL SEKOLAH KABUPATEN/ KOTA TANDA TANGAN 1. Dilihat dari Bumi, bintang-bintang tampak

Lebih terperinci

EVOLUSI BINTANG. Adalah proses panjang yang dialami sejak kelahiran sampai dengan kematian. bintang

EVOLUSI BINTANG. Adalah proses panjang yang dialami sejak kelahiran sampai dengan kematian. bintang EVOLUSI BINTANG EVOLUSI BINTANG Adalah proses panjang yang dialami sejak kelahiran sampai dengan kematian. bintang lahir, berkembang dan akhirnya padam Terbentuknya bintang Bintang-bintang lahir di nebula,

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.2. Pernyataan tersebut yang termasuk ciri ciri dari bumi di tunjukkan pada nomor...

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.2. Pernyataan tersebut yang termasuk ciri ciri dari bumi di tunjukkan pada nomor... SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.2 1. Perhatikan pernyataan berikut! 1. Melakukan revolusi terhadap matahari 2. Memiliki satelit berupa cincin 3. Mengelilingi matahari pada orbitnya

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Kabupaten/Kota 2010 Waktu : 150 menit Nama Provinsi Tanggal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Fotometri dalam astronomi pertama kali diperkenalkan berdasarkan sensitivitas mata. Dengan mengandalkan kepekaan mata maka manusia mengukur dan membandingkan kecerlangan cahaya

Lebih terperinci

Tata Surya. karena planet bergerak mengedari matahari. Planet tidak dapat. planet hampir berbentuk lingkaran. Pada awal abad ke-17 Johanes Kepler

Tata Surya. karena planet bergerak mengedari matahari. Planet tidak dapat. planet hampir berbentuk lingkaran. Pada awal abad ke-17 Johanes Kepler Tata Surya I. Pengertian Tata Surya Tata surya adalah suatu kelompok benda antariksa yang berpusat pada matahari dan bergerak mengedari matahari. Tata surya dapat diartikan sebagai keluarga matahari. Anggota

Lebih terperinci

PEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda

PEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda PEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda 1. Tinggi bintang dari bidang ekuator disebut a. altitude b. latitude c. longitude d. deklinasi e. azimut 2. Titik pertama Aries, didefinisikan

Lebih terperinci

SELEKSI TINGKAT PROVINSI CALON PESERTA INTERNATIONAL ASTRONOMY OLYMPIAD (IAO) TAHUN 2009

SELEKSI TINGKAT PROVINSI CALON PESERTA INTERNATIONAL ASTRONOMY OLYMPIAD (IAO) TAHUN 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIRJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS SELEKSI TINGKAT PROVINSI CALON PESERTA INTERNATIONAL ASTRONOMY OLYMPIAD (IAO) TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Taman Pintar Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Taman Pintar Tahun BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek Yogyakarta adalah salah satu destinasi wisata di Indonesia yang terdiri atas ragam budaya, alam, pendidikan, sejarah, dan seni. Hal ini

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2016 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2017

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2016 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2017 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2016 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2017 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB VII TATA SURYA. STANDAR KOMPETENSI : Memahami Sistem Tata Surya dan Proses yang terjadidi dalamnya.

BAB VII TATA SURYA. STANDAR KOMPETENSI : Memahami Sistem Tata Surya dan Proses yang terjadidi dalamnya. BAB VII TATA SURYA STANDAR KOMPETENSI : Memahami Sistem Tata Surya dan Proses yang terjadidi dalamnya. KOMPETENSI DASAR 1. Mendeskripsikan karakteristik sistem tata surya 2. Mendeskripsikan Matahari sebagai

Lebih terperinci

Bintang Ganda DND-2006

Bintang Ganda DND-2006 Bintang Ganda Bintang ganda (double stars) adalah dua buah bintang yang terikat satu sama lain oleh gaya tarik gravitasi antar kedua bintang tersebut. Apabila sistem bintang ini lebih dari dua, maka disebut

Lebih terperinci

HIDROMETEOROLOGI TATAP MUKA KEEMPAT (RADIASI SURYA)

HIDROMETEOROLOGI TATAP MUKA KEEMPAT (RADIASI SURYA) HIDROMETEOROLOGI TATAP MUKA KEEMPAT (RADIASI SURYA) Dosen : DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST., MT 1.PANCARAN RADIASI SURYA Meskipun hanya sebagian kecil dari radiasi yang dipancarkan

Lebih terperinci

BUMI DAN ALAM SEMESTA

BUMI DAN ALAM SEMESTA BUMI DAN ALAM SEMESTA ALAM SEMESTA Universe (alam semesta berasal dari bahasa Perancis kuno (Univers/Universum), dari kata : #Uni yang berarti satu #Vorsum yang berarti sesuatu yang berputar, menggulung,

Lebih terperinci

Pendahuluan Laboratorium IPBA Jurusan Pendidikan Fisika UPI memperoleh hibah teleskop Schmidt Cassegrain (f: 280 cm; D: 28 cm). Unit prosesor Sky Sens

Pendahuluan Laboratorium IPBA Jurusan Pendidikan Fisika UPI memperoleh hibah teleskop Schmidt Cassegrain (f: 280 cm; D: 28 cm). Unit prosesor Sky Sens Sistim Akuisisi Data Astronomi dan Program Multimedia Dalam Meningkatkan Efektifitas Belajar Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa Taufik Ramlan Ramalis, dkk. Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Pendahuluan

Lebih terperinci

Teori Big Bang. 1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau

Teori Big Bang. 1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau Teori Big Bang Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut

Lebih terperinci

BEBERAPA CATATAN SAINS MODERN TENTANG PEMBENTUKAN KOSMOS

BEBERAPA CATATAN SAINS MODERN TENTANG PEMBENTUKAN KOSMOS BEBERAPA CATATAN SAINS MODERN TENTANG PEMBENTUKAN KOSMOS SISTEM MATAHARI Bumi dan planet-planet yang beredar sekitar matahari merupakan suatu alam yang teratur yang dimensinya sangat besar bagi ukuran

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Raja Kerajaan Tata Surya

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Raja Kerajaan Tata Surya Raja Kerajaan Tata Surya Matahari merupakan salah satu bintang di antara milyaran bintang yang ada di galaksi kita. Seperti bintang yang lainnya, Matahari merupakan bola gas panas raksasa yang sangat terang.

Lebih terperinci

BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI

BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI Tujuan Pembelajaran Kamu dapat mendeskripsikan struktur bumi. Bila kita berada di suatu tempat yang terbuka, umumnya dataran sekeliling kita akan terlihat rata.

Lebih terperinci

Pendahuluan Laboratorium IPBA Jurusan Pendidikan Fisika UPI memperoleh hibah teleskop Schmidt Cassegrain (f: 280 cm; D: 28 cm). Unit prosesor Sky Sens

Pendahuluan Laboratorium IPBA Jurusan Pendidikan Fisika UPI memperoleh hibah teleskop Schmidt Cassegrain (f: 280 cm; D: 28 cm). Unit prosesor Sky Sens Sistim Akuisisi Data Astronomi dan Program Multimedia Dalam Meningkatkan Efektifitas Belajar Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa Taufik Ramlan, dkk. Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Pendahuluan Laboratorium

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1. (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata surya

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1. (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata surya 1. Perhatikan ciri-ciri planet pada tabel berikut. SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1 Nama Planet Ciri Ciri (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata

Lebih terperinci

Satuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB

Satuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Satuan Besaran dalam Astronomi Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Kompetensi Dasar X.3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsipprinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian dan aturan angka penting) X.4.1 Menyajikan

Lebih terperinci

3. ASTROFISIKA 1. Dimana besar c dalam ruang vakum ialah = km/s, atau mendekati 3x10 8 m/s.

3. ASTROFISIKA 1. Dimana besar c dalam ruang vakum ialah = km/s, atau mendekati 3x10 8 m/s. 3. ASTROFISIKA 1 3.1 GELOMBANG λ Dalam penelitian bintang, satu-satunya informasi yang bisa didapat ialah cahaya dari bintang tersebut. Cahaya adalah gelombang elektromagnet, yang merambat tegak lurus

Lebih terperinci

KELOMPOK I. Raditya Budi Satria ( ) Imelsa Heni Priyayik ( ) Sergius Prastowo ( ) Rina Metasari ( )

KELOMPOK I. Raditya Budi Satria ( ) Imelsa Heni Priyayik ( ) Sergius Prastowo ( ) Rina Metasari ( ) KELOMPOK I Raditya Budi Satria (101134007) Imelsa Heni Priyayik (101134098) Sergius Prastowo (101134116) Rina Metasari (101134131) BERTAMASYA MENJELAJAHI TATA SURYA KI-KD EVALUASI INDIKATOR BERTAMASYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bawah interaksi gravitasi bersama dan berasal dari suatu awan gas yang sama

BAB I PENDAHULUAN. bawah interaksi gravitasi bersama dan berasal dari suatu awan gas yang sama BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gugus bintang (stellar cluster) adalah suatu kelompok bintang yang berada di bawah interaksi gravitasi bersama dan berasal dari suatu awan gas yang sama yang menjadi

Lebih terperinci

Medan Magnet Benda Angkasa. Oleh: Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB

Medan Magnet Benda Angkasa. Oleh: Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Medan Magnet Benda Angkasa Oleh: Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Kompetensi Dasar XII.3.4 Menganalisis induksi magnet dan gaya magnetik pada berbagai produk teknologi XII.4.4 Melaksanakan pengamatan induksi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI RADIASI MATAHARI NAMA NPM JURUSAN DISUSUN OLEH : Novicia Dewi Maharani : E1D009067 : Agribisnis LABORATORIUM AGROKLIMAT UNIVERSITAS BENGKULU 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

Pendahuluan. Tata surya

Pendahuluan. Tata surya Pendahuluan Pada langit malam yang cerah (dan tidak mendung), cobalah lihat ke langit. Maka anda akan melihat bintang-bintang di langit yang jumlahnya tergantung pada kualitas langit tempat kita berada.

Lebih terperinci

7. EVOLUSI BINTANG 7.1 EVOLUSI BINTANG PRA DERET UTAMA

7. EVOLUSI BINTANG 7.1 EVOLUSI BINTANG PRA DERET UTAMA 7. EVOLUSI BINTANG 146 P a g e Seperti mahluk hidup lainnya, bintang juga mengalami proses lahir berkembang dan mati. Umur bintang bergantung pada massanya. Makin besar massa bintang makin singkat umurnya,

Lebih terperinci

PENGUKURAN RADIASI MATAHARI DENGAN MEMANFAATKAN SENSOR SUHU LM35

PENGUKURAN RADIASI MATAHARI DENGAN MEMANFAATKAN SENSOR SUHU LM35 PENGUKURAN RADIASI MATAHARI DENGAN MEMANFAATKAN SENSOR SUHU LM35 Eka Kristian Winasis Adi Susatya, Rendy Pamungkas, Triana Susanti, Andreas Setiawan Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROVINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROVINSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROVINSI ASTRONOMI Waktu : 180 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 9 Fisika

Antiremed Kelas 9 Fisika Antiremed Kelas 9 Fisika Tata Surya - Latihan Ulangan Doc Name : AR09FIS0599 Version : 2012-10 halaman 1 01. Berikut ini adalah planet-planet pada tata surya kita. Urutan yang benar dari yang terdekat

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Tata Surya, sebuah kerajaan di langit

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Tata Surya, sebuah kerajaan di langit Tata Surya, sebuah kerajaan di langit Kata solar berasal dari bahasa Latin Sol yang artinya Matahari atau Surya. Jadi, yang dimaksud dengan Tata Surya adalah sebutan yang diberikan pada Matahari dan seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penelitian mengenai kecerahan langit adalah suatu studi yang penting dalam menjaga tata kehidupan manusia, dan memelihara ekosistem yang hidup di malam

Lebih terperinci

Populasi Bintang. Ferry M. Simatupang

Populasi Bintang. Ferry M. Simatupang Ferry's Astronomy Page Populasi Bintang Ferry M. Simatupang Populasi bintang adalah kelompok bintang-bintang dalam skala galaktik, yang memiliki kesamaan usia, lokasi, kinematik, dan komposisi kimia (terutama

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.6

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.6 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.6 1. Perhatikan Gambar! Tingginya permukaan laut di bumi pada saat pasang atau surut berbeda satu tempat dengan tempat lainnya. Jika posisi matahari,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Soal Test Olimpiade Sains Nasional 2010 Bidang : ASTRONOMI Materi : Teori (Pilihan Berganda) Tanggal

Lebih terperinci

Astronomi di Luar Pengamatan

Astronomi di Luar Pengamatan Astronomi di Luar Pengamatan Beatriz García, Ricardo Moreno, Rosa M. Ros International Astronomical Union Comm 46 Universidad Tecnológica Nacional, Mendoza (Argentina) Colegio Retamar, Madrid (España)

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL ASTRONOMI Ronde : Teori Waktu : 240 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN 2014

Lebih terperinci

Draft Marking Scheme. (Berdasarkan Solusi OSP Astronomi 2013)

Draft Marking Scheme. (Berdasarkan Solusi OSP Astronomi 2013) Draft arking Scheme (Berdasarkan Solusi OSP Astronomi 013) A. C No A B C D E 1 X X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X 10 X 11 X 1 X 13 X 14 X 15 X 16 X 17 X 18 19 X 0 X 1 X X 3 X 4 X 5 X Berdasarkan dokumen Petunjuk

Lebih terperinci

NAMA :... NIM :... KELAS :......

NAMA :... NIM :... KELAS :...... NAMA :... NIM :... KELAS :...... T A T A S U R Y A Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat tata surya, planet-planet (termasuk bumi) dan benda langit lain semuanya secara langsung dan tidak langsung

Lebih terperinci

BAB III PENGAMATAN FOTOMETRI CCD

BAB III PENGAMATAN FOTOMETRI CCD BAB III PENGAMATAN FOTOMETRI CCD Salah satu proyek yang bertujuan untuk mencari obyek-obyek langit sinyal yang lemah adalah proyek survey The Sloan Digital Sky Survey (SDSS). Proyek ini adalah sebuah proyek

Lebih terperinci

TUGAS APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RTG VS SEL SURYA

TUGAS APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RTG VS SEL SURYA TUGAS APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RTG VS SEL SURYA Muhammad Ilham, Mohamad Yusup, Praba Fitra 10211078, 10211077, 10211108 Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Lebih terperinci

Paket Kegiatan Guru: Panduan Pengamatan Waktu Kampanye 2012 Menggunakan Orion: Januari, Februari & Maret

Paket Kegiatan Guru: Panduan Pengamatan  Waktu Kampanye 2012 Menggunakan Orion: Januari, Februari & Maret Doronglah siswa untuk berpartisipasi dalam kampanye pengamatan dan pencatatan magnitudo bintang yang dilakukan warga ilmiah dunia untuk mengukur tingkat polusi cahaya pada lokasi tersebut. Karena waktu

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Bumi dilahirkan sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Tata surya kita yang bernama Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan debu (nebula) di

1. Pendahuluan Bumi dilahirkan sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Tata surya kita yang bernama Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan debu (nebula) di 1. Pendahuluan Bumi dilahirkan sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Tata surya kita yang bernama Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan debu (nebula) di angkasa raya yang dalam proses selanjutnya tumbuh menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 HAKIKAT GEOGRAFI

BAB 1 HAKIKAT GEOGRAFI BAB 1 HAKIKAT GEOGRAFI A. Ruang Lingkup Geografi 1. Gejala-gejala dibedakan Aspek fisik: gejala-gejala yang beraitan dengan menjadi 2 aspek, antara alam. lain: Aspek sosial: Antroposfer (manusia), hewan,

Lebih terperinci

Kurang dari 0,25 diameter bumi. g/cm³) Gravitasi sekitar 1,67 m/s². Sekitar 17% gravitasi bumi

Kurang dari 0,25 diameter bumi. g/cm³) Gravitasi sekitar 1,67 m/s². Sekitar 17% gravitasi bumi PENDAHULUAN Bulan bukanlah hanya sebagai penghias langit malam dan penerangan saat Matahari tenggelam.objek yang dikenal sebagai satelit Bumi ini merupakan salah satu anggota tata surya yang senantiasa

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL ASTRONOMI Ronde : Analisis Data Waktu : 240 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

Lebih terperinci

IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI

IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI KOMPETENSI INTI 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

MAKALAH BUMI DAN TATA SURYA KONSEP DASAR IPA

MAKALAH BUMI DAN TATA SURYA KONSEP DASAR IPA MAKALAH BUMI DAN TATA SURYA KONSEP DASAR IPA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas segala rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul

Lebih terperinci

PETA KONSEP. Revolu si. Rotasi. Mataha ri TATA SURYA. satelit buata n. satelit. alami. satelit. Bulan. palapa. Kalender Masehi. Revolu si.

PETA KONSEP. Revolu si. Rotasi. Mataha ri TATA SURYA. satelit buata n. satelit. alami. satelit. Bulan. palapa. Kalender Masehi. Revolu si. PETA KONSEP TATA SURYA Matahar i Planet Asteroi d Komet Meteor id Pusat Tata Surya Merkuri us Venus Bumi Mars Jupiter Saturnus Uranus Neptunu s Rotasi Revolu si satelit buata n satelit alami Pembagi an

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Uranus, planet tidak taat aturan

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Uranus, planet tidak taat aturan Uranus, planet tidak taat aturan Bagaimana Uranus ditemukan? Uranus ditemukan oleh Herschel. Pada tanggal 13 Maret 1781 Herchel melakukan pengamatan bintang-bintang dalam rasi bintang Gemini. Saat itu

Lebih terperinci

TATA SURYA. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai planet dan benda antar. Selamat Belajar

TATA SURYA. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai planet dan benda antar. Selamat Belajar TATA SURYA Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut matahari dan semua obyek yang yang mengelilinginya. Obyekobyek tersebut termasuk delapan buah planet yang

Lebih terperinci

PENGINDERAAN JAUH D. SUGANDI NANIN T

PENGINDERAAN JAUH D. SUGANDI NANIN T PENGINDERAAN JAUH D. SUGANDI NANIN T PENGERTIAN Penginderaan Jauh atau Remote Sensing merupakan suatu ilmu dan seni untuk memperoleh data dan informasi dari suatu objek dipermukaan bumi dengan menggunakan

Lebih terperinci