Upaya Meningkatkan Konsep Diri Siswa Dalam Belajar Melalui Teknik Modeling Dalam Bimbingan Kelompok

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Upaya Meningkatkan Konsep Diri Siswa Dalam Belajar Melalui Teknik Modeling Dalam Bimbingan Kelompok"

Transkripsi

1 Upaya Meningkatkan Konsep Diri Siswa Dalam Belajar Melalui Teknik Modeling Dalam Bimbingan Kelompok Subardi ( ) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang penelitian ini didasari oleh hasil observasi tentang catatan guru BK sebagai kolaborator peneliti, bahwa pada kelas VII B MTs Al Muttaqin diketemukan beberapa siswa yang memiliki konsep diri dalam belajar yang masih rendah, diantaranya beberapa siswa tersebut kurang serius dan fokus dalam mengikuti pembelajaran sehingga prestasinya rendah. Konsep diri perlu ditanamkan sejak dini melalui pendidikan keimanan dan ketakwaan untuk membentuk sikap religiusnya yang mampu memberikan daya tangkal terhadap pengaruh budaya yang tidak baik agar mampu menkonsep dirinya terutama dalam belajar. Sehingga pihak sekolah perlu memberikan bantuan dan tindakan kepada siswa tersebut supaya mampu memiliki konsep diri yang baik dalam belajar, tindakan tersebut berupa bimbingan kelompok dengan teknik modeling. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab rendahnya konsep diri dalam belajar bagi siswa kelas VII B MTs Al Muttaqin Rengging Pecangaan Jepara, (2) Untuk meningkatkan konsep diri siswa dalam belajar melalui teknik modeling dalam layanan bimbingan kelompok di MTs tersebut. Permasalahan dalam penelitian ini adalah : (1) Faktor-faktor apa yang menyebabkan siswa MTs Al Muttaqin kelas VII B mempunyai konsep diri yang rendah dalam belajar? (2) Apakah dengan melalui teknik modeling dalam layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan konsep diri siswa MTs Al Muttaqin kelas VII B dalam belajar? Metode penelitian ini menggunakan dua siklus, dan dari setiap siklus terdiri dari : (1) Tahap perencanaan, tahap ini berisi tentang persiapan peneliti untuk menyusun beberapa rencana yang akan dilaksanakan pada layanan bimbingan kelompok bersama dengan kolabolator; (2) Tahap tindakan, tahap ini merupakan pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok yang telah dipersiapkan pada tahap perencanaan; (3) Tahap observasi, tahap ini merupakan tahap pengamatan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok baik untuk pengamatan guru BK maupun siswa di dalam proses layanan bimbingan kelompok; dan (4) Tahap refleksi yaitu tahap analisis yang dilakukan oleh peneliti dan kolabolator untuk mengetahui tingkat keberhasilan konsep diri siswa dalam belajar. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik modeling dapat meningkatkan konsep diri siswa dalam belajar. hal ini ditunjukkan pada tingkat konsep diri siswa yang mengalami peningkatan mulai pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pada pra siklus konsep diri siswa berada pada kategori sangat kurang dengan prosentase 45%, pada siklus I mengalami peningkatan pada prosentase 70% dan termasuk pada kategori cukup baik, dan pada siklus II meningkat pada prosentase 87% dan termasuk pada kategori sangat baik. Kata Kunci : Konsep diri, bimbingan kelompok, modeling PENDAHULUAN Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses pembangunan merupakan suatu alternatif yang strategis sebagai alat untuk mencapai suatu tatanan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Dengan terciptanya suatu sistem dan tatanan kehidupan masyarakat yang mantap lewat pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka masyarakat melalui kemampuannya akan mampu menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Sehingga akan mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan permintaan-permintaan baru seiring dengan perubahan dan perkembangan jaman. Dengan perubahan tersebut perlu ditanamkan sikap religius kepada anak 20 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

2 dengan keimanan dan ketaqwaan yang mampu memberikan daya tangkal terhadap pengaruh budaya yang tidak baik. Sehingga dengan penanaman sikap religius yang dimulai sejak dini akan membentuk konsep diri anak yang baik. Upaya untuk membekali masyarakat agar mampu menyesuaikan diri terhadap perubahanperubahan yang terjadi tersebut, maka perlu disiapkannya masyarakat yang terdiri dari individu yang memiliki sifat-sifat dan kepribadian yang berbudi luhur, berani menghadapi tantangan, berorientasi kepada masa depan, memiliki kesetiakawanan sosial, dan disiplin yang semuanya menuju kearah terciptanya individu yang utuh sebagai sumber daya pembangunan dengan kekuatan kualitas yang tinggi serta takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat yang mempunyai kedudukan sebagai salah satu sumber daya dalam pembangunan apabila individu tersebut mempunyai kemampuan baik secara kualitas maupun kuantitas dengan kekuatan moral dan akhlak yang baik, sehingga individu tersebut cenderung bertingkah laku baik, berkreasi dan beradaptasi secara mapan dan total terhadap profesi yang digelutinya. Kondisi seperti ini akan memberikan implikasi yang relevan sesuai dengan proses dan tujuan dari pembangunan nasional. Pendidikan dalam kontektual keseluruhan proses memberikan peletakan yang mendasar sesuai apa yang diuraikan dalam garis-garis besar haluan pembangunan bangsa. Mengingat pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup strategis dalam kepentingan pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memberikan manfaat bagi bekal masyarakat menuju terciptanya suasana kehidupan yang lebih mapan, pemerintah telah meletakkan strategi dan bijakan yang tepat kepada warga negaranya melalui peluang lebar untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang layak (pasal 31 ayat 1 UUD 1945). Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang menyalurkan atau mentransformasikan berbagai ilmu pengetahuan, pengembangan kepribadian atau sikap dan ketrampilan anak sebagai peserta didik secara optimal yang sesuai dengan tingkat perkembangan. Dengan bekal pengetahuan sikap dan ketrampilan tersebut anak akan lebih siap melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi, atau dapat digunakan sebagai persiapan terjun ke masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Memperhatikan pada dua arah dari keberadaan sekolah tersebut, anak-anak dalam lembaga pendidikan tersebut perlu di bimbing dan diarahkan secara integral. Dalam proses pelaksanaan belajar mengajar, pada perkembangan anak dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor bawaan dan faktor lingkungan yang saling beriringan sehingga melekat pada proses perkembanngan anak. Pada sikap atau perilaku baik maupun buruk yang ditunjukan setiap anak merupakan suatu luapan atau pelampiasan yang muncul dari diri anak persoalan-persoalan yang tidak teratasi dan belum terpecahkan. Hal tersebut disebabkan karena konsep diri yang negatif yang menyebabkan kurangnya percaya diri pada kemampuan anak, rendahnya prestasi anak, dan kurangnya motivasi belajar anak. Individu yang memiliki konsep diri yang positif akan lebih mudah untuk mencapai keberhasilan (Desmita, 2011). 21 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

3 Konsep diri perlu di kenalkan sejak dini, karena setiap individu harus mempunyai rencana yang sesuai dengan perkembangan yang mampu membentuk kepribadian dan masa depan yang lebih baik. Konsep diri anak merupakan suatu hal yang perlu untuk diperhatikan, sebab konsep diri akan berlangsung terus menerus seiring dengan tingkat perkembangan anak itu sendiri di dalam menghadapi lingkungannya. Namun pada kenyataannya masih banyak anak yang kurang mengetahui tentang konsep diri, mereka masih kurang matang dalam merencanakan segala sesuatu yang akan dilakukan oleh anak yang sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian supaya anak mampu menkonsep dirinya dengan baik, harus diupayakan wadah penyeimbangan baik berupa latihan maupun proses belajar antara kondisi jasmani, perkembangan dan kematangan psikis dengan sentuhan pengenalan budaya, agama dan lingkungan sekitar secara terarah dan pemenuhan kebutuhan. Setiap anak mempunyai kemampuan belajar yang berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh kurangnya konsep diri dalam belajar yang belum memahami kemampuan yang ada pada dirinya. Sehingga hal ini menjadi seorang pembimbing untuk memberikan bantuan kepada siswa agar mempunyai konsep diri dalam belajar. Pemberian layanan bimbingan konseling untuk membantu anak membentuk konsep diri dalam belajar, supaya anak bisa lebih terarah dan mampu menata dirinya dengan lebih baik maka seorang guru BK memberikan layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok di sekolah merupakan pemberian informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka dalam menyusun rencana dan keputusan yang tepat (Gazda, 1975). Layanan tersebut memanfaatkan dinamika kelompok yang digunakan sebagai media untuk membimbing siswa yang memerlukan bantuan dalam mengentaskan masalahnya, terutama pada pembentukan kosep diri siswa dalam belajar. Dari pengamatan peneliti yang berdasarkan dari catatan guru BK, peneliti memperoleh data siswa yang memiliki konsepdiri dalam belajar yang rendah, siswa tersebut berada pada kelas VII B MTs Al Muttaqi Rengging Pecangaan. Oleh karena itu peneliti bekerja sama dengan guru BK untuk melakukan bimbingan kelompok dengan teknik modeling terhadap siswa-siswa tersebut dengan tujuan agar mereka menpunyai konsep diri yang positif dalam belajar sehingga mempunyai hasil belajar yang lebih baik. TINJAUAN PUSTAKA Kajian Tentang Konsep Diri Menurut Desmita (2011: 164) konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Berdasarkan pada definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri merupakan pandangan serta sikap seseorang yang menuju pada dirinya sendiri dengan cara memahami dirinya sendiri, gambaran diri, penilaian diri, citra diri, penerimaan diri, dan harga diri dalam proses perkembangan dan pertumbuhan. 22 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

4 Melihat kenyataan yang ada, bahwa masih banyak siswa yang memiliki konsep diri yang rendah, diantaranya adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap dirinya sendiri dan kemampuan yang dia miliki. Sehingga hal tersebut mengakibatkan konsep diri siswa rendah. Faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri seseoraang yaitu adanya kesadaran terhadap dirinya, pemahaman terhadap kemampuan yang dimiliki, dan juga pandangan atau penilaian orang lain terhadap dirinya. Seseorang dapat memiliki konsep diri yang baik apabila mampu berfikir positif terhadap kemampuan yang dimiliki. Sehingga mampu merencanakan dan melaksanakan suatu pekerjaan yang sesuai dengan harapan yang dapat diterima oleh orang lain atau masyarakat. Kajian Tentang layanan Bimbingan kelompok Menurut Prayitno (2003:309), bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. Dari pengertian di atas yang dimaksudkan dengan layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang diberikan kepada siswa yang terbentuk dalam suatu kelompokuntuk memperoleh bahan informasi dari guru pembimbing maupun teman sekelompok yang akan di pergunakan untuk menyusun rencana dan membuat keputusan, atau untuk keperluan lain yang relevan dengan informasi yang diperolehnya. Kajian Tentang Teknik Modeling Menurut Jamal Ma mur Asmani (2010: 225) teknik modeling merupakan teknik yang digunakan untuk membentuk perilaku baru pada klien dan memperkuat perilaku yang sudah terbentuk. Dari pendapat di atas dapat disimplkan bahwa, teknik modeling merupakan pemberian suatu informasi secara simbolis dengan cara mengobservasi untuk menyesuaikan diri dengan tindakan atau perilaku orang lain yang bisa di tiru di masa yang akan datang dengan melibatkan proses kognitif. Teknik modeling merupakan suatu proses belajar melalui observasi pada tingkah laku seseorang yang bisa di jadikan suatu rangsangan bagi sikap dan tingkah laku sebagai bagian individu yang di tampilkan sebagai model. METODE PENELITIAN Setting penelitian Penelitian tindakan bimbingan konseling ini dilaksanakan pada pertengahan semester yaitu semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 di bulan Februari s/d April, karena peneliti merasa perlu untuk segera menemukan cara yang menarik dan diminati oleh siswa untuk meningkatkan konsep diri siswa dalam belajar melalui teknik modeling dalam bimbingan kelompok. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al Muttaqin Rengging Pecangaan Jepara, khususnya pada kelas VII B Tahun Ajaran 2012/2013. Subyek Penelitian Subyek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTs Al Muttaqin Rengging Pecanggan Jepara Tahun Ajaran 2012/2013 yang di khususkan pada 5 siswa yang teriri dari 2 siswa 23 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

5 laki-laki dan 3 siswa perempuan yang memiliki konsep diri dalam belajar rendah. Penelitian ini melibatkan guru BK sebagai kolabolator. Sumber Data Penelitian menggunakan sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah data yang diperoleh dari subyek kemudian dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data sekunder biasanya diperoleh dari perpustakaan ataupun dari laporan-laporan penelitian terdahulu, dan untuk mengumpulkan data tersebut peneliti melakukan observasi. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik observasi. Teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data secara sengaja melaui pengamatan dilapangan. Observasi tersebut ditujukan kepada tiga sasaran, yaitu yang pertama, observasi terhadap konsep diri siswa dalam belajar; yang ke dua, observasi terhadap siswa dalam mengikuti bimbingan kelompok; dan yang terakhir, observasi terhadap guru BK di dalam proses layanan bimbingan kelompok. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini adalah triangulasi data. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi data merupakan analisis yang banyak digunakan untuk melakukan pemeriksaan atau pembanding terhadap data melalui sumber lainnya yang bertujuan untuk mencari fakta atau kenyataan yang sebenarnya. Indikator Kinerja Indikator kinerja dalam penelitian ini berupa peningkatan konsep diri siswa dalam belajar yang di analisis untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan konsep diri siswa dalam belajar melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik modeling. Kriteria peningkatan antara pra siklus, siklus I, dan Siklus II ialah 75% konsep diri siswa dalam belajar siswa kelas VII B MTs Al Muttaqin Rengging mengalami peningkatan konsep diri dalam belajar. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan bimbingan konseling ini dilakukan dua siklus secara berkelanjutan. Setiap siklus dilaksanakan dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan tahap refleksi dengan melaksanakan evaluasi untuk mengetahui efektifitas tindakan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN SIKLUS I Siklus I Pertemuan I a. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan ini yang dilaksanakan peneliti adalah : 24 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

6 1 Peneliti mengajukan ijin penelitian dari institut kepada Kepala Sekolah MTs Al Muttaqin Rengging Pecangan Jepara. 2 Peneliti mengumpulkan data siswa yang mempunyai konsep diri siswa dalam belajar yang diperoleh dari catatan guru BK. 3 Peneliti dan guru BK mempersiapkan bahan yang akan disampaikan pada tahap tindakan. b. Tahap Tindakan Tahap tindakan pada siklus I pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 05 Maret 2013 pada kelas VII B MTs Al Muttaqin Rengging khususnya pada 5 siswa yang memiliki konsep diri yang rendah, siswa tersebut diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik modeling dan menampilkan 1 siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik. Siswa tersebut dijadikan sebagai model dalam bimbingan kelompok dengan teknik modeling. c. Tahap Observasi Tahap observasi ini digunakan untuk mengamati siswa dan guru BK di dalam proses layanan bimbingan kelompok dengan teknik modeling. Setelah kegiatan bimbingan kelompok pada siklus I pertemuan I selesai, peneliti bersama guru BK menganalisis hasil bimbingan kelompok tersebut. d. Tahap Refleksi Tahap ini digunakan untuk mengevaluasi hasil dari observasi untuk mengetahui kondisi siswa maupun guru BK di dalam proses bimbingan kelompok, dan hasil dari evaluasi tersebut peneliti bersama guru BK sepakat untuk melaksanakan siklus I pertemuan II. Siklus I Pertemuan II a. Tahap Perencanaan Tahap perencanan pada pertemuan ke dua peneliti bersama guru BK mempersiapkan model untuk membuat catatan atau resum yang akan disampaikan pada tahap tindakan. b. Tahap Tindakan Tahap tindakan pada pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2013, pada pertemuan ke dua ini ke 5 siswa menunjukkan resum atau catatan yang telah di buat dari rumah kemudian dibahas bersama-sama dengan model yang juga menunjukkan hasil resum dari catatannya. c. Tahap Observasi Tahap observasi pada pertemuan ke dua digunakan untuk mengamati siswa maupun guru BK di dalam proses layanan bimbingan kelompok dengan teknik modeling yang hasil akan di analisis untuk mengetahui hasil dari siklus I. d. Tahap Refleksi Refleksi dilaksanakan oleh peneliti bersama guru BK untuk mendiskusikan hasil observasi terhadap siswa dan guru BK di dalam proses layanan bimbingan kelompok pada siklus I 25 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

7 pertemuan II. Hasil dari observasi tersebut di analisis pada tahap ini, sehingga menghasilkan data sebagai berikut : 1) Siswa di dalam proses layanan bimbingan kelompok dengan teknik modeling pada siklus I memperoleh prosentase 51% dan termasuk pada kategori kurang. 2) Guru BK di dalam proses layanan bimbingan kelompok pada siklus I memperoleh hasil prosentase 57% dan termasuk pada kategori kurang. 3) Konsep diri siswa dalam belajar pada siklus I mengalami peningkatan, yaitu meningkat pada kategori 70% dan termasuk pada kategori cukup baik. melihat dari hasil analisis di atas maka peneliti bersama guru BK memutuskan untuk melaksanakan layanan bimbingan kelompok pada siklus II. Siklus II Siklus II Pertemuan I a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus II pertemuan I merupakan perbaikan dari siklus I, pada tahap ini peneliti bersama guru membuat satlan layanan bimbingan kelompok dan menyiapkan bahan untuk layanan bimbingan kelompok. b. Tahap Tindakan Tahap tindakan pada siklus II pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2013, tahap ini merupakan perbaikan dari siklus I, pada tahap ini model bersama anggota kelompok berdiskusi untuk bisa merencanakan atau menkonsep waktu belajar, dan guru BK sebagai fasilitator. c. Tahap Observasi Tahap observasi dilaksanakan pada waktu pelaksanaan bimbingan kelompok berlangsung, peneliti mengamati siswa dan guru BK di dalam proses layanan bimbingan kelompok tersebut. d. Tahap Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti bersama guru BK untuk menganalisis hasil dari layanan bimbingan kelompok dengan teknik modeling pada siklus II pertemuan I, setelah merefleksi akhirnya peneliti dan guru BK memutuskan untuk melaksanakan bimbingan kelompok pada pertemuan ke II. Siklus II Pertemuan II a. Tahap Perencanaan Pada Tahap perencanaan pada siklus II pertemuan II peneliti bersama guru BK berdiskusi untuk menyiapkan bahan dan menyatukan pendapat sehingga ada kesamaan gambaran pelaksanaan pada pertemuan II. 26 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

8 b. Tahap Tindakan Tahap tindakan dilaksanakan pada tanggal 2 April 2013, pada tahap ini guru BK mengawali dengan cara membuka layanan bimbingan kelompok dan sedikit memberikan tambahan materi, setelah guru BK selesai proses bimbingan tersebut dilanjutkan oleh model bersama-sama dengan anggota kelompok untuk membuat rencana belajar dan membuat ringkasan materi. c. Tahap Observasi Pada tahap ini peneliti dengan sungguh-sungguh mengamati setiap kejadian yang ada dalam bimbingan kelompok baik terhadap siswa maupun guru BK. peneliti mencatat semua kejadian yang dia lihat mulai dari awal kegiatan sampai selesai. d. Tahap Refleksi Pada tahap ini peneliti bersama guru BK menganalisis hasil observasi pelaksanaan bimbingan kelompok pada siklus II pertemuan II, dan hasil dari evaluasi tersebut dihasilkan analisis sebagai berikut : 1) Siswa di dalam proses layanan bimbingan kelompok pada siklus II mencapai prosentase 82% dan termasuk pada kategori baik. 2) Guru BK di dalam proses bimbingan kelompok mencapai prosentase 92% dan termasuk pada kategori sangat baik. 3) Konsep diri siswa dalam belajar pada siklus II mengalami peningkatan pada kategori sangat baik dengan prosentase 87%. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok dengan teknik modeling dapat meningkatkan konsep diri siswa dalam belajar khususnya pada siswa kelas VII B MTs Al Muttaqin Rengging Pecangaan. Dari hasil analisis pada siklus I siswa di dalam proses layanan bimbingan kelompok mencapai prosentase 51% dan termasuk pada kategori kurang, dan pada siklu II meningkat pada kategori baik dengan perolehan prosentase sebesar 82%. Sedangkan guru BK di dalam proses layanan bimbingan kelompok pada siklus I berada pada kategori kurang dengan prosentase 57%, dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan prosentase 92% dan termasuk pada kategori sangat baik. Dengan dilaksanakan bimbingan kelompok pada 5 siswa kelas VII B MTs Al Muttaqin Rengging konsep diri siswa dalam belajar dapat meningkat, pada pra siklus konsep diri siswa berada pada kategori sangat kurang dengan prosentase 45%, pada siklus I meningkat pada kategorinvukup baik dengan prosentase 70%, dan pada siklus II meningkat dengan perolehan prosentase 87% dan termasuk pada kategori sangat baik. 27 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

9 DAFTAR PUSTAKA Banun Sri Haksasi Instrumentasi Bimbingan dan Konseling Non Tes. Salatiga: Widya Press. Dede Rahmat Hidayat, dkk Penelitian Tindakan dalam Bimbingan Konseling. Jakarta: Indeks. Dewa Ketut Sukardi Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Djaali Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. E.Mulyasa Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Jamal Ma mur Asmani Panduan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press. Lexy J. Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Rosdakarya. M. Toha Anggoro, dkk Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka. M. Subyantoro Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: CV. Widya Karya. Nar Herrhyanto, dkk Statistika Dasar. Jakarta: universitas Terbuka. Prayitno Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdiknas-Rineka Cipta Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Padang: Galia Indonesia. Sukiman Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru Pembimbing (Bimbingan dan Konseling). Yogyakarta: Paramitra Publishing. 28 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Upaya Meningkatkan Karakter Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama

Upaya Meningkatkan Karakter Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama Upaya Meningkatkan Karakter Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama Rumlah (09220274) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BEHAVIOR PADA SISWA

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BEHAVIOR PADA SISWA UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BEHAVIOR PADA SISWA Lilik Widosari (10220121) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang Abstrak

Lebih terperinci

Efektifitas Layanan Orientasi Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi

Efektifitas Layanan Orientasi Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Efektifitas Layanan Orientasi Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Kartika Dewi (09220672) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Dengan berdasarkan latar

Lebih terperinci

Upaya Mengatasi Keterlambatan Masuk Kelas Melalui Bimbingan Kelompok Dengan Menggunakan Media Sosiodrama

Upaya Mengatasi Keterlambatan Masuk Kelas Melalui Bimbingan Kelompok Dengan Menggunakan Media Sosiodrama Upaya Mengatasi Keterlambatan Masuk Kelas Melalui Bimbingan Kelompok Dengan Menggunakan Media Sosiodrama Ratna Nurani Rahman (11220081 ST) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang

Lebih terperinci

Upaya Mengurangi Kebiasaan Buruk Dalam Membolos Dan Mencontek Dengan Layanan Bimbingan Kelompok Siswa

Upaya Mengurangi Kebiasaan Buruk Dalam Membolos Dan Mencontek Dengan Layanan Bimbingan Kelompok Siswa Upaya Mengurangi Kebiasaan Buruk Dalam Membolos Dan Mencontek Dengan Layanan Bimbingan Kelompok Siswa Neni Arni Yeti Ervi Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Semakin baik pendidikan suatu bangsa, semakin baik pula kualitas bangsa, itulah asumsi secara umum terhadap program pendidikan suatu bangsa. Pendidikan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan tersebut bukan hanya dalam menghadapi dampak tranformasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT MEMBACA ANAK KELOMPOK B MELALUI MEDIA KARTU KATA DI TK PERTIWI 2 MANGGIS, MOJOSONGO, BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN MINAT MEMBACA ANAK KELOMPOK B MELALUI MEDIA KARTU KATA DI TK PERTIWI 2 MANGGIS, MOJOSONGO, BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN MINAT MEMBACA ANAK KELOMPOK B MELALUI MEDIA KARTU KATA DI TK PERTIWI 2 MANGGIS, MOJOSONGO, BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH OLEH: SRI WAHYUNI NIM. A53C 111021 PG PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Pemahaman Bakat Siswa

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Pemahaman Bakat Siswa Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Pemahaman Bakat Siswa Ernawati Khasanah (09220012) Mahsiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Siswa pada umumnya

Lebih terperinci

Upaya Peningkatan Kemampuan Perencanaan Karir Siswa Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas XII IPA di SMA N 8 Purworejo

Upaya Peningkatan Kemampuan Perencanaan Karir Siswa Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas XII IPA di SMA N 8 Purworejo 121 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XII IPA DI SMA N 8 PURWOREJO (Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling) Suhas Caryono 1 Endang Isnaeni

Lebih terperinci

Oleh : ARIE KHURNIAWAN NPM SKRIPSI

Oleh : ARIE KHURNIAWAN NPM SKRIPSI 0 UPAYA MENINGKATKAN KECAKAPAN HIDUP MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PERMAINAN SIMULASI PADA SISWA SMK NEGERI 1 KLEGO KABUPATREN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : ARIE KHURNIAWAN NPM.

Lebih terperinci

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: PENGARUH INTENSITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK PAIR SHARE ( PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII G Semester 2 SMP Negeri 2 Colomadu Tahun Pelajaran 2012/2013 ) NASKAH

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN MINIATUR HEWAN PADA MATERI RANTAI MAKANAN SISWA KELAS IV SEMESTER I SDN 3 PALAR, TRUCUK, KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Sosial Emosional (Sopan Santun) Terhadap Guru Melalui Layanan Penguasaan Konten Pada Siswa

Peningkatan Kemampuan Sosial Emosional (Sopan Santun) Terhadap Guru Melalui Layanan Penguasaan Konten Pada Siswa Peningkatan Kemampuan Sosial Emosional (Sopan Santun) Terhadap Guru Melalui Layanan Penguasaan Konten Pada Siswa Sujiyanto (09220586) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN HUBUNGAN PERTEMANAN SISWA KELAS VIII C DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN HUBUNGAN PERTEMANAN SISWA KELAS VIII C DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 Artikel Skripsi EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN HUBUNGAN PERTEMANAN SISWA KELAS VIII C DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan merupakan upaya yang sungguh-sungguh dan terus menerus

Lebih terperinci

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang Jurnal Ilmiah Solusi Vol. 1 No.1 Januari Maret 2014: 22-30 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS MAHAMAHASISWA (PBAM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STATISTIKA DASAR MAHASISWA PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu Negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Karena pendidkan merupakan saran yang

Lebih terperinci

Upaya Menangani Siswa Yang Sering Melanggar Tata Tertib Sekolah Melalui Layanan Konseling Kelompok

Upaya Menangani Siswa Yang Sering Melanggar Tata Tertib Sekolah Melalui Layanan Konseling Kelompok Upaya Menangani Siswa Yang Sering Melanggar Tata Tertib Sekolah Melalui Layanan Konseling Kelompok Dwi Endro Lestari (0622151) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tahapan-tahapan atau cara dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara bagaimana memperoleh data yang menekankan pada strategi, proses dan pendekatan dalam memilih

Lebih terperinci

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY PADA SISWA SMK YPP PURWOREJO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY PADA SISWA SMK YPP PURWOREJO MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY PADA SISWA SMK YPP PURWOREJO Harniti, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional Indonesia berlandaskan Pancasila yang bertujuan untuk membentuk pribadipribadi yang bertakwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menghidupkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB Oleh: Ian Trianti, Widayati Pujiastuti, Rizal Abstrak Permasalahan dalam penelitian

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER Nur Waqi ah Guru SDN Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto Email: nurwaqiah1961@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diupayakan untuk tanggap terhadap perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 dalam Hari (2003:30) menyebutkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KAIDAH FUNDAMENTAL BANGSAKU DENGAN TEKNIK JIGSAW DI SMAN I GADING. Luluk Hidayati

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KAIDAH FUNDAMENTAL BANGSAKU DENGAN TEKNIK JIGSAW DI SMAN I GADING. Luluk Hidayati PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KAIDAH FUNDAMENTAL BANGSAKU DENGAN TEKNIK JIGSAW DI SMAN I GADING Luluk Hidayati SMAN 1 Gading Kabupaten Probolinggo Abstrak: Tujuan penelitian yang ingin dicapai : (a)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap bangsa. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEDISIPLINAN TATA TERTIB MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN. Anik Marijani

PENINGKATAN KEDISIPLINAN TATA TERTIB MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN. Anik Marijani Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 2, Mei 2015 ISSN 2442-9775 PENINGKATAN KEDISIPLINAN TATA TERTIB MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN Anik Marijani

Lebih terperinci

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung 8 Siti Halimah, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui... PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS IV SDN 1 SEMBON KECAMATAN KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Tentang SMP N 2 Dukuhwaru 1. Sejarah singkat SMP N 2 Dukuhwaru SMP N 2 Dukuhwaru tidak terlepas dari dukungan masyarakat yang dirintis oleh para tokoh masyarakat

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KONSEP DIRI, PERILAKU SISWA, DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN TEKNIK KLARIFIKASI NILAI

UPAYA PENINGKATAN KONSEP DIRI, PERILAKU SISWA, DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN TEKNIK KLARIFIKASI NILAI Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 0 UPAYA PENINGKATAN KONSEP DIRI, PERILAKU SISWA, DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN TEKNIK KLARIFIKASI NILAI Sumarjo, Salamah Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN BER-TEAM PADA KURIKULUM 2013 DI SMK. Oleh : Sri Karyono

STRATEGI PEMBELAJARAN BER-TEAM PADA KURIKULUM 2013 DI SMK. Oleh : Sri Karyono STRATEGI PEMBELAJARAN BER-TEAM PADA KURIKULUM 2013 DI SMK Oleh : Sri Karyono A. PENDAHULUAN Keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013 te rutama di SMK menuntut peran guru yang optimal. Pembelajaran dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha pendidik untuk memimpin anak didik secara umum guna mencapai perkembangannya menuju kedewasaan jasmani maupun rohani. 1 Menurut konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil belajar merupakan sebuah tolak ukur bagi guru untuk dapat mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil belajar merupakan sebuah tolak ukur bagi guru untuk dapat mengetahui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar merupakan sebuah tolak ukur bagi guru untuk dapat mengetahui ketercapaian siswa setelah melaksanakan suatu pembelajaran. Namun, kebanyakan hasil

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN SIKAP TOLERAN TERHADAP KEBERAGAMAN SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN SIKAP TOLERAN TERHADAP KEBERAGAMAN SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN SIKAP TOLERAN TERHADAP KEBERAGAMAN SISWA Ulil Aidi (09110075) Mahasiswa PPKn IKIP Veteran Semarang Abstrak Latar belakang masalah dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2008, hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Roesdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2008, hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Roesdakarya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dalam mendewasakan seseorang. Mendewasakan seseorang berarti membantu seseorang menjadi manusia dewasa yang dapat memahami dirinya sendiri

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 3 KANDANGAN

PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 3 KANDANGAN PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 3 KANDANGAN Rismawati. Program Studi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary Banjarmasin Email

Lebih terperinci

YENY SURYA DEWI A 54B FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

YENY SURYA DEWI A 54B FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE UNTUK MENINGKATKKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD N 2 LOGEDE KARANGNONGKO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 JOURNAL PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SEMESTER 2 SMA 1 KUDUS TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

PENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SEMESTER 2 SMA 1 KUDUS TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010 PENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS SEMESTER SMA KUDUS TAHUN PELAJARAN 009 / 00 Hasan Mahmud Guru Bimbingan Konseling SMA Kudus hasanmahmud966@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA SYAFRIMAR Guru SMP Negeri 2 Pangkalan Kuras syafmar1@gmail.com ABSTRAK Keberhasilan

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS Ani Rosidah, M.Pd anirosidah.cjr@gmail.com Universitas Majalengka (UNMA) ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laju pembangunan yang sedang berkembang dengan begitu cepat di hampir semua bidang kehidupan menuntut masyarakat untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang disederhanakan untuk pembelajaran di sekolah dalam rangka menanamkan nilainilai sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang diharapkan, harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 3 disebutkan, pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 3 disebutkan, pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan nasional di Indonesia mempunyai tujuan terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETRAMPILAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN METODE INQUIRI PADA SISWAKELAS II SD NEGERI DADIREJO 02 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI

PENINGKATAN KETRAMPILAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN METODE INQUIRI PADA SISWAKELAS II SD NEGERI DADIREJO 02 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI PENINGKATAN KETRAMPILAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN METODE INQUIRI PADA SISWAKELAS II SD NEGERI DADIREJO 02 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERTANGGUNG JAWAB MELALUI METODE PROYEK PADA ANAK KELOMPOK A DI TK PERTIWI SOMOPURO JOGONALAN KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERTANGGUNG JAWAB MELALUI METODE PROYEK PADA ANAK KELOMPOK A DI TK PERTIWI SOMOPURO JOGONALAN KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERTANGGUNG JAWAB MELALUI METODE PROYEK PADA ANAK KELOMPOK A DI TK PERTIWI SOMOPURO JOGONALAN KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan di berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA BAGI SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 GATAK TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: RIRIN HARYANI

Lebih terperinci

Oleh: Nuryanti SDN 2 Watulimo, Trenggalek

Oleh: Nuryanti SDN 2 Watulimo, Trenggalek 96 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI UNSUR DAN SIFAT BANGUN DATAR SEDERHANA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS III SDN 2 WATULIMO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi individu. Secara filosofis dan historis pendidikan menggambarkan suatu proses yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abad 21 ditandai oleh pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat, terutama teknologi informasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan utama suatu bangsa sebagai proses membantu manusia menghadapi perkembangan, perubahan, dan permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Proses pendidikan diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Bimbingan Konseling, Manajemen Berbasis sekolah

Kata Kunci: Bimbingan Konseling, Manajemen Berbasis sekolah PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR Oleh: G. Rohastono Ajie FIP IKIP PGRI SEMARANG Abstrak Sekolah Dasar yang selanjutnya dipaparkan dengan singkatan SD adalah

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMK NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMK NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 1 UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMK NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Rifai Fahrudin ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR PKn MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGTALUN 2 KECAMATAN TANON KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Naskah Publikasi Untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah individu yang berbeda, unik dan memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan tahap usianya. Pendidikan anak usia dini sangat penting dilaksanakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan manusia seutuhnya bertujuan agar individu dapat mengekspresikan dan mengaktualisasi diri dengan mengembangkan secara optimal dimensi-dimensi kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA BIMBINGAN DAN KONSELING AMIN BUDIAMIN. Oleh JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI

PENILAIAN KINERJA BIMBINGAN DAN KONSELING AMIN BUDIAMIN. Oleh JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI PENILAIAN KINERJA BIMBINGAN DAN KONSELING Oleh AMIN BUDIAMIN JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI Penilaian kinerja bagian dari penilaian alternatif. Berkembang tahun

Lebih terperinci

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik Khaerul Anam (0700) Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang masalah

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN 1 NGLURUP KECAMATAN SENDANG TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN 1 NGLURUP KECAMATAN SENDANG TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 29 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN 1 NGLURUP KECAMATAN SENDANG TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012 Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Hasil dari suatu pendidikan tidak segera dapat kita lihat hasilnya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn Sri Mulyani* Abstrak Salah satu permasalahan yang dihadapi SMP Negeri 21 Semarang saat ini adalah rendahnya kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Pendidikan menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia benar -benar memperhatikan bidang pendidikan rakyatnya. Bukti lain yang menunjukkan adanya perhatian pemerintah

Lebih terperinci

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK 131 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PESAWAT SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 SIMEULU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SITI ARFAH, S.Pd 1 Oleh: ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai fungsi dan tujuan yang harus diperhatikan. Fungsi dan tujuan tersebut dapat dilihat pada UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Di era globalisasi saat ini menuntut setiap manusia agar dapat bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, berbagai masalah dan tantangan dalam segala aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 1 2 Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogyakarta, 2012, hlm Ibid,hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 1 2 Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogyakarta, 2012, hlm Ibid,hlm. 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses Pembelajaran merupakan suatu kegiatan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Tujuan pendidikan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA 12 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA Ponco Budi Raharjo Indri

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses belajar mengajar antara guru dengan siswa untuk pengembangan potensi diri yang dilakukan secara sadar dan terencana agar dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak merupakan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa, seorang anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak merupakan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa, seorang anak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa, seorang anak dilahirkan dalam keadaan yang bersih tanpa noda, laksana sehelai kain putih yang belum mempunyai motif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal utama bagi setiap bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pemerintah Indonesia sangat memperhatikan bidang

Lebih terperinci

ERLINA DIAH PERMATASARI A

ERLINA DIAH PERMATASARI A PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBUATAN PUISI DENGAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD N 3 GUNTING WONOSARI KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan hal paling penting dalam diri manusia untuk menjadikan kita individu yang patuh dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan hal paling penting dalam diri manusia untuk menjadikan kita individu yang patuh dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan hal paling penting dalam diri manusia untuk menjadikan kita individu yang patuh dan taat terhadap segala yang kita lakukan. Menjadi seorang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN STRATEGI JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEJALA ALAM (IPA) SISWA KELAS III SD NEGERI 1 JOMBORAN KLATEN TENGAH TAHUN PELAJARAN

PENGGUNAAN STRATEGI JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEJALA ALAM (IPA) SISWA KELAS III SD NEGERI 1 JOMBORAN KLATEN TENGAH TAHUN PELAJARAN PENGGUNAAN STRATEGI JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEJALA ALAM (IPA) SISWA KELAS III SD NEGERI 1 JOMBORAN KLATEN TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS)

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas IX Semester 1 MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan, karena tanpa pendidikan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YULISMA Guru SMP Negeri 3 Tapung yulissma880@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuju masa dewasa, secara psikologis siswa SMA berada pada remaja

BAB I PENDAHULUAN. menuju masa dewasa, secara psikologis siswa SMA berada pada remaja BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan masa transisi menuju masa dewasa, secara psikologis siswa SMA berada pada remaja madya yang berusia 15-18 tahun, Artinya,

Lebih terperinci

RISIA IKA NURYAWATI A54A100141

RISIA IKA NURYAWATI A54A100141 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN 01 SAMBIREJO KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PUBLIKASI ILMIAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian, pendidikan adalah sebuah

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI Oskar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat. Pendidikan tidak pernah dapat dideskripsikan secara gamblang hanya dengan mencatat

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh: RESTI FITRIANINGRUM A54F100038 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dan mengembangkan kepribadian dan potensi (bakat, minat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SD Negeri Bawen 03 terletak di Desa Berokan RT 01 RW 06 Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Kelas IV tahun ajaran 2012/2013 memiliki 38 siswa yang terdiri

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN Nur Hadiyanta MAN Popongan Kabupaten Klaten email: hadiyantonur94@yahoo.com Abstrak Tujuan Penelitian

Lebih terperinci