Upaya Meningkatkan Karakter Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama
|
|
- Hartanti Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Upaya Meningkatkan Karakter Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama Rumlah ( ) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang penelitian ini adalah bahwa di kelas VIII A MTs Al Muttaqin Rengging Pecangaan Jepara masih banyak ditemukan siswa yang mempunyai karakter rendah. Asumsi ini didasarkan pada hasil observasi dengan guru bimbingan dan konseling di MTs tersebut melalui catatan pribadinya yang menunjukkan masih ada beberapa siswa yang tidak menghormati guru dan juga cara berpakaian seragam yang tidak menunjukkan kerapiannya.oleh karena itu perlu adanya layanan bimbingan kelompok yang khusus terhadap siswa-siswa tersebut. Dengan demikian maka peneliti perlu bekerja sama dengan guru BK untuk melakukan tindakan peningkatan karakter siswa tersebut melalui bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama agar tercapai tujuan pendidikan yang optimal. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui faktor-faktor penyebab rendahnya karakter siswa kelas VIII A MTs Al Muttaqin Rengging Pecangaan Jepara. (2) untuk meningkatkan karakter siswa kelas VIII A MTs Al Muttaqin Rengging Pecangaan Jepara melalui teknik sosiodrama dalam bimbingan kelompok. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik observasi. Layanan ini khusus diberikan kepada siswa kelas VIII A MTs Al Muttaqin yang memiliki karakter rendah. Prosedur penelitian ini dilakukan dengan dua siklus yang berkelanjutan yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan pada kurun waktu dua minggu. Setiap siklus dilakukan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi (pengamatan), dan refleksi. Hasil dari data yang di peroleh melalui observasi, karakter siswa dalam bertata krama dengan guru dan kerapian berpakaian sebelum dilaksanakan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama (pra siklus) berada pada kategori sangat kurang dengan prosentase sebesar 34%. Setelah tindakan siklus I, karakter siswa sudah meningkat namun masih pada kategori kurang baik dan hasil prosentasenya adalah 51%. Sedangkan di akhir siklus II, karakter siswa meningkat menjadi 94% dan berada pada kategori sangat baik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama dapat meningkatkan karakter siswa dalam bertata krama dengan guru dan kerapian berpakaian seragam. Saran-saran yang dapat disampaikan adalah (1) Bagi guru, baik guru BK maupun guru mata pelajaran agar dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, dan inovatif yang selalu mengenalkan dan menerapkan pendidikan karakter terhadap peserta didiknya. (2) bagi siswa, agar lebih semangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah serta selalu berusaha untuk berkarakter yang positif yang dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kata Kunci : Karakter siswa, bimbingan kelompok, sosiodrama PENDAHULUAN Pendidikan karakter di MTs Al Muttaqin Rengging Pecangaan selama ini baru banyak menyentuh pada tingkat pengenalan norma atau nilai-nilai. Mengenai tindakan nyata dalam kehidupan sehari-harinya masih menunjukkan rendah. Hal ini terbukti bahwa dalam kehidupan sehari-hari di sekolah masih banyak siswa yang tidak hormat pada guru, tidak disiplin, suka membolos, sering terlambat masuk kelas, tidak mengerjakan PR, dan lain sebagainya. Sedangkan pendidikan informal, terutama dalam lingkungan keluarga belum memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan pembentukan karakter peserta didik. Kurangnya pemahaman orang tua 36 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
2 dalam pengasuhan anak, kesibukan orang tua yang tinggi, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar, pengaruh media elektronik sangat berpengaruh negatif terhadap perkembangan karakter dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Pada prinsipnya perkembangan karakter siswa MTs Al Muttaqin Rengging Pecangaan perlu penanganan yang sungguh-sungguh, karena masih ditemukan beberapa siswa di MTs tersebut yang masih mempunyai karakter rendah. Beberapa siswa itu masih menunjukkan sikap yang tidak menghormatii guru terutama saat berkomunikasi dengan guru yang usianya masih muda, dan juga cara berpakaian seragam yang belum menunjukkan kerapiannya. Oleh karena itu perlu adanya layanan bimbingan kelompok yang khusus terhadap siswa-siswa tersebut. Dengan demikian maka peneliti perlu bekerja sama dengan guru BK, dan wali kelas untuk melakukan tindakan perbaikan karakter siswa melalui bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama agar tercapai tujuan pendidikan yang optimal. Peran layanan bimbingan kelompok diantaranya untuk membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh melalui bimbingan kelompok ini digunakan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan pendidikan karakter siswa di MTs Al Muttaqin Rengging Pecangaan. Ada beberapa alasan pentingnya layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama khususnya dalam peningkatan karakter siswa di MTs Rengging Pecangaan. Yaitu membekali siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan menciptakan kondisi baru pada siswa dengan meniru karakter dalam drama sehingga karakter siswa bisa lebih ditingkatkan. Dengan demikian melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama dapat membantu siswa memperoleh pemahaman dan wawasan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan perencanaan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari sehingga tujuan pendidikan yang optimal dapat tercapai. PEMBAHASAN Karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya sendiri. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat (Agus Zaenul Fitri, 2012: 20). Dirjen Pendidikan Agama Islam, Kementerian Agama Republik Indesia (dalam E. Mulyasa, 2012: 4) mengemukakan bahwa karakter (character) dapat di artikan sebagai totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat dan dapat diidentifikasi pada perilaku individu yang bersifat unik, dalam arti secara khusus ciri-ciri ini membedakan antara satu individu dengan individu yang lainnya. 37 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
3 Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa, karakter adalah sifat atau watak yang ada pada diri seseorang yang bersifat unik yang dimiliki setiap orang sebagai akibat dari pola perilaku, norma-norma, dan moral yang terbentuk secara positif. Karakter yang dimaksud dalam penelitian ini adalah karakter atau watak yang positif yang diperlihatkan oleh siswa dalam mematuhi serta menjalankan peraturan sekolah khususnya dalam bertata krama dan kerapian berseragam sekolah, sehingga siswa akan selalu terbiasa memiliki karakter yang positif baik itu di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Melihat kenyataan yang ada di MTs Al Muttaqin Rengging Pecangaan Jepara masih terdapat beberapa siswa yang memiliki karakter yang negatif dan sangat rendah. Siswa masih terlihat tidak menghormati dan bertata krama yang baik terhadap guru, tidak rapi dalam berpakaian, baju di keluarkan, dan tidak memakai ikat pinggang. Menurut Kemendiknas, tujuan pendidikan karakter antara lain: 1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa; 2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius; 3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa; 4. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan, mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan. Berdasarkan dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa, pada intinya tujuan dari pendidikan karakter adalah mengetahui, memahami, dan mengembangkan karakter yang positif. Sehingga mampu mewujudkan perilaku siswa yang memiliki kepribadian yang khas yang berkembang sesuai dengan nilai-nilai dan morma-norma agama serta bangsa. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter adalah adanya faktor bawaan dan faktor lingkungan. Faktor-faktor tersebut akan membentuk karakter anak baik karakter positif maupun negatif. Hal ini tergantung dari faktor lingkungan tempat tinggal anak, karena lingkungan merupakan faktor yang sangat dominan dalam pembentukan karakter anak. Lingkungan yang baik akan mampu membentuk karakter anak yang positif, demikian juga lingkungan yang buruk akan membentuk karakter anak yang negatif. Upaya Meningkatkan pendidikan karakter di sekolah adalah dengan mensosialisasikan pendidikan karakter dengan tepat terhadap siswa dan seluruh pihak-pihak sekolah, bahkan terhadap masyarakat dan orang tua. Dalam menyukseskan pendidikan karakter di sekolah terdapat delapan cara yang perlu diperhatikan. Delapan cara tersebut adalah memahami hakikat pendidikan karakter, mensosialisasikan 38 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
4 dengan tepat, menciptakan lingkungan yang kondusif, mengembangkan sarana dan sumber belajar yang memadai, mendisiplinkan peserta didik, memilih kepala sekolah yang amanah, mewujudkan guru yang dapat digugu dan ditiru, serta melibatkan seluruh warga sekolah dalam menyukseskan pendidikan karakter. Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa, karakter siswa dapat di tingkatkan, akan tetapi harus melalui upaya yang khusus seperti yang dikemukakan di atas. Karakter siswa dapat di tingkatkan apabila lingkungan tempat tinggal dan lingkungan sekolah mendukung peningkatan karakter siswa. Di dalam keluarga maupun sekolah harus selalu menerapkan sikap jujur dan disiplin agar siswa mampu menerapkan nilai-nilai moral yang baik yang sejalan dengan agama dan bangsa. Bimbingan kelompok adalah serangkaian pemberian bantuan darii konselor kepada anggota kelompok untuk memecahkan masalah atau topik-topik yang terjadi secara umum dan aktual dalam rangka membantu perkembangan siswa. Bantuan ini diberikan kepada siswa, sebab bahasan dalam penelitian ini adalah siswa atau lembaga pendidikan formal. Secara garis besar tujuan bimbingan kelompok dapat dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan Umum bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi peserta layanan. Sedangkan tujuan khususnya adalah membahas topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual (hangat) dan menjadi perhatian peserta agar mampu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif. Dalam melaksanakan bimbingan kelompok ini menggunakan teknik sosiodrama. Sosiodrama merupakan salah satu teknik dalam bimbingan kelompok yang digunakan untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan melalui suatu suasana yang di kondisikan sedemikian rupa, sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu. Teknik tersebut dapat dilaksanakan dengan cara pembagian peran terhadap klien atau kelompok. Sebagian dari kelompok tersebut ada yang menjalankan peran, dan sebagian lagi bertindak sebagai pengamat. Setelah permainan selesai, dilakukan diskusi untuk mengetahui ketepatan dari cerita dan juga ketepatan dalam penyelesaian masalah. Sosiodrama bertujuan untuk membantu siswa agar lebih berani mengemukakan pendapat, bertanggung jawab dengan tokoh yang diperaninya, dan juga meningkatkan komunikasi antar siswa dalam diskusi kelompok. Sosiodrama juga bermanfaat bagi siswa supaya bisa memahami dan merasakan kondisi orang lain, sehingga siswa dapat mengambil pengalaman hidup yang lebih baik dari peran drama tersebut. 39 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
5 Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di MTs Al-Muttaqin Rengging Pecangaan Jepara memiliki tujuan untuk meningkatkan karakter siswa. Sehingga siswa mampu memiliki karakter atau watak yang positif yang sesuai dengan nilai-nilai moral. Melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama yang dimulai dari pra siklus sampai siklus terakhir diharapkan dapat meningkatkan karakter siswa sehingga siswa dapat menghormati guru dan rapi dalam berpakaian seragam di sekolah. Penelitian tindakan bimbingan konseling ini dilaksanakan pada pertengahan semester II Tahun Pelajaran 2012/2013, yaitu di bulan Februari s/d April. Lokasi yang dijadikan sebagai obyek Penelitian tindakan kelas ini adalah MTs Al-Muttaqin Rengging Pecangaan Jepara. Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah sekelompok siswa dari kelas VIII A MTs Al Muttaqin Rengging Pecangaan Jepara, yang terdiri 4 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan dan guru BK MTs Al Muttaqin selaku kolaborator. Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan bimbingan konseling ini dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, sedangkan alat yang digunakan adalah lembar observasi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data dan deskriptif prosentase. Peneliti menggunakan analisis data triangulasi untuk menggali suatu informasi dari beberapa sumber di lapangan melalui observasi, yang hasilnya diolah melalui analisis deskriptif prosentase sebagai bahan untuk mengetahui keberhasilan dalam peneltian tentang peningkatan karakter siswa mulai dari pra-siklus, siklus I, sampai siklus II. Penelitian tindakan bimbingan konseling ini dilakukan 2 (dua) siklus secara berkelanjutan. Setiap siklus dilakukan perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi dan evaluasi untuk mengetahui efektifitas tindakan. Pelaksanaan tindakan terintegrasi melalui proses layanan bimbingan kelompok, yaitu: 1. Siklus pertama dilakukan dua kali pertemuan dengan indikator menjelaskan tentang karakteristik melalui bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama ini dilaksanakan pada tanggal 4 Maret dan 18 Maret Siklus kedua dilakukan dua kali pertemuan dengan indikator menjelaskan dan membahas bersama tentang karakteristik siswa melalui bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Pelaksanaan tindakan pada siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 25 Maret dan 1 April Dalam pelaksanaan siklus I, peneliti merencanakan untuk mengidentifikasi masalah dan penetapan alternatif untuk pemecahan masalah. Dalam perencanaan penelitian, sebelumnya peneliti merencanakan program layanan, menentukan satuan layanan, menyiapkan bahan, dan mengembangkan skenario layanan. Pelaksanaan tindakan pada siklus I merupakan tindakan kegiatan yang sudah disiapkan dalam perencanaan tindakan yaitu kegiatan awal yang di awali dengan tahap pembukaan dengan pembentukan kelompok yang terdiri dari 7 siswa. Bimbingan ini menggunakan teknik sosiodrama. 40 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
6 Dalam teknik ini 3 siswa dari mereka dipilih untuk memerankan suatu drama yang terfokus dengan peningkatan karakter, sedangkan 4 lainnya dijadikan sebagai pengamat. Kemudian tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran. Hasil Observasi Tingkat Karakter Siswa Sebelum Dilaksanakan Bimbingan Kelompok (Pra Siklus) No Aspek yang Diamati (Indikator) Skala Kategori Tata krama siswa terhadap guru dan temantemannya X Sangat kurang selama mengikuti bimbingan kelompok 2 Kemampuan siswa berperilaku positif X Sangat kurang terhadap guru. 3 Penerapan sikap siswa dalam X Sangat kurang berkomunikasi dengan guru 4 Kelengkapan siswa dalam berpakaian X Kurang baik seragam. 5 Kerapian siswa dalam berpakaian seragam X Kurang baik 6 Kemampuan siswa menyesuaikan diri X Cukup baik dengan lingkungan sekolah. 7 Ketrampilan siswa dalam layanan X Kurang baik bimbingan kelompok. Jumlah dan Prosentase 12 / 34% Sangat kurang Hasil Observasi Tingkat Karakter Siswa dalam Layanan Bimbingan Kelompok Pertemuan ke dua Siklus I No Aspek yang Diamati (Indikator) 1 Tata krama siswa terhadap guru dan temantemannya selama mengikuti bimbingan kelompok 2 Kemampuan siswa berperilaku positif terhadap guru. 3 Penerapan sikap siswa dalam berkomunikasi dengan guru Skala X X X Kategori Kurang baik Kurang baik Cukup baik 41 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
7 4 Kelengkapan siswa dalam berpakaian X Cukup baik seragam. 5 Kerapian siswa dalam berpakaian seragam X Kurang baik 6 Kemampuan siswa menyesuaikan diri X Cukup baik dengan lingkungan sekolah. 7 Ketrampilan siswa dalam layanan X Cukup baik bimbingan kelompok. Jumlah / Prosentase 18 / 51% Kurang baik Keterangan : Skala 1 : Sangat Kurang (0 50%) Skala 2 : Kurang Baik (51 61%) Skala 3 : Cukup Baik (62 72%) Skala 4 : Baik (73 83%) Skala 5 : Sangat Baik (84 100%) Observasi (pengamatan) dilakukan, mulai dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir setiap pelaksanaan tindakan. Hal yang diamati adalah tata krama siswa terhadap guru dan teman-temannya selama mengikuti bimbingan kelompok, kemampuan siswa berperilaku positif terhadap guru, penerapan sikap siswa dalam berkomunikasi dengan guru, kelengkapan siswa dalam berpakaian seragam, kerapian siswa dalam berpakaian seragam, kemampuan siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, dan ketrampilan siswa dalam layanan bimbingan kelompok. Dalam tahap refleksi siklus I ini peneliti bersama dengan kolabolator melakukan evaluasi mulai dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan kedua dari siklus I. peneliti dan kolabolator membahas tentang hasil dari lembar observasi yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kegiatan siklus I. Sesuai dengan hasil observasi pada siklus I diatas, dapat dijelaskan bahwa setelah siswa memperoleh layanan bimbingan kelompok pada siklus I ternyata ada peningkatan pada karakter siswa terutama dalam bertata krama terhadap guru dan kerapian berpakaian seragam sekolah. Karakter siswa sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama masih dalam kategori sangat kurang yaitu 34%. Namun setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama pada siklus I karakter siswa mengalami peningkatan, yaitu dari kategori sangat kurang menjadi kategori kurang atau meningkat prosentasinya menjadi 51%. Setelah mengetahui hasil dari evaluasi dan identifikasi,ternyata prosentase peningkatan karakter siswa masih belum sesuai dengan yang diharapkan, maka peneliti bersama kolabolator berusaha untuk memperbaiki pelaksanaan tindakan dan segera menyusun rencana untuk tahapan siklus II. Rencana tindakan pada siklus II ini merupakan perbaikan dari tindakan siklus I. Perbaikan ini didasarkan pada analisis dari refleksi yang terjadi pada tindakan sebelumnya yang bertujuan untuk 42 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
8 menyempurnakan tindakan dari siklus I supaya tujuan dari layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama tercapai secara optimal. Perencanaan tindakan ini disusun dalam kegiatan pokok, yaitu peneliti bersama kolabolator memperbaiki rencana pemberian layanan bimbingan kelompok yang berfokus pada kekurangan kekurangan pada tindakan siklus I. Peneliti merencanakan dan menetapkan alternatif pemecahan masalah dan menyiapkan bahan untuk materi layanan dan rencana pelaksanaan siklus II. Pada siklus II ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah dibuat dan direncanakan pada tahap perencanaan. Pada siklus II ini peneliti melakukan revisi pelaksanaan tindakan agar hasilnya lebih baik dan sempurna dari siklus I. Teknik bimbingan yang digunakan masih tetap menggunakan teknik sosiodrama. Dalam pelaksanaannya 3 siswa masih menjadi pemeran drama dan 4 siswa lainnya sebagai pengamat. Kemudian dilanjutkan diskusi kelompok untuk membahas hasil dari sosiodrama yang telah ditampilkan. Hasil Observasi Tingkat Karakter Siswa dalam Layanan Bimbingan Kelompok Pertemuan ke dua Siklus II No Aspek yang Diamati (Indikator) Skala Kategori Tata krama siswa terhadap guru dan temantemannya X Sangat baik selama mengikuti bimbingan kelompok 2 Kemampuan siswa berperilaku positif X Sangat baik terhadap guru. 3 Penerapan sikap siswa dalam X Sangat baik berkomunikasi dengan guru 4 Kelengkapan siswa dalam berpakaian X Sangat baik seragam. 5 Kerapian siswa dalam berpakaian seragam X Sangat baik 6 Kemampuan siswa menyesuaikan diri X Baik dengan lingkungan sekolah. 7 Ketrampilan siswa dalam layanan X Baik bimbingan kelompok. Jumlah / Prosentase 33 / 94% Sangat baik Observasi dilakukan oleh peneliti bersamaan proses layanan bimbingan kelompok yang dilakukan oleh guru BK selaku kolaborator.observasi ini dilakukan mulai dari pertemuan pertama sampai pertemuan ke dua. Hal-hal yang diamati masih sama pada siklus I. 43 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
9 Tahap refleksi pada siklus II ini lebih cermat dan teliti dalam membahas kelebihan dan kekurangan pada pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama yang bertujuan untuk meningkatkan karakter siswa yang positif. Berdasarkan hasil observasi pada siklus II di atas, dapat dijelaskan bahwa karakter siswa dalam bertata krama terhadap guru dan kerapian berpakaian pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat memuaskan, karena semua indikator telah mencapai kategori sangat baik yaitu meningkat menjadi 94%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian tindakan bimbingan konseling yang telah dilaksanakan dalam tiga tahap mulai dari pra siklus, siklus I, dan siklus II serta dari hasil pembahasan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dengan diadakannya bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama dapat meningkatkan karakter siswa dalam bertata karma dengan guru dan kerapian berpakaian seragam. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis tingkat karakter siswa kelas VIII B MTs Al Muttaqin Rengging pada kondisi awal sebelum dilaksanakannya layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama berada pada kategori sangat kurang dan prosentasenya adalah 34%. Setelah diadakan siklus I karakter siswa dalam kerapian berpakaian dan tata krama dengan guru mengalami peningkatan dengan prosentase sebesar 51% dan pada siklus II mengalami peningkatan yang memuaskan yaitu pada kategori sangat baik dengan prosentase 94%. 2. Layanan bimbingan kelompok dapat membantu para siswa anggota kelompok untuk berani berbicara di hadapan orang banyak dengan etika bahasa yang baik, mencairkan pikiran yang suntuk dan buntu, memperluas wawasan serta melatih anak untuk menghargai orang lain. 3. Manfaat sosiodrama antara lain bisa memahami dan merasakan kondisi orang lain, sehingga siswa dapat mengambil pengalaman hidup yang lebih baik dari peran drama tersebut. Saran Dari pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan yang disampaikan diatas, dapat disampaikan bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama mampu meningkatkan karakter siswa dalam kerapian berpakaian dan tata krama dengan guru. Sehingga perlu disampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi guru Bagi guru mata pelajaran maupun guru BK agar selalu menanamkan pendidikan karakter yang baik terhadap peserta didik, sehingga peserta didik mampu termotivasi dan memiliki karakter yang positif dan mampu menyesuaikan diri dengan baik di sekolah maupun di lingkungannya. 44 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
10 2. Bagi siswa Bagi siswa supaya lebih aktif untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah baik kegiatan ekstra kurikuler maupun kegiatan keagamaan, sehingga karakter siswa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik secara maksimal. Dengan hal tersebut diharapkan siswa mampu menerima serta melaksanakan pesan dan saran yang diberikan oleh guru tanpa ada perasaan takut, dipaksa, dan tertekan. DAFTAR PUSTAKA Agus Zaenul Fitri Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Jogjakarta: Arruzz Media. Banun Sri Haksasi Instrumentasi Bimbingandan Konseling NonTes. Salatiga: Widya Press. Dewa Ketut Sukardi Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingandan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Dharma Kesuma, dkk Pendidikan Karakter Kajian Teori danpraktik di Sekolah. Bandung: PT Rosdakarya. Dede Rahmat Hidayat, dkk Penelitian Tindakan dalam Bimbingan Konseling. Jakarta: Indeks. E. Mulyasa Manajemen Pebdidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara. Jamal Ma mur Asmani Panduan Efektif Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press. M. Toha Anggoro, dkk Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka. M. Subyantoro Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: CV. Widya Karya. Nar Herrhyanto, dkk Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka. Prayitno Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdiknas-Rineka Cipta Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Padang: Galia Indonesia. Sri Redjeki Penulisan Karya Ilmiah. Salatiga: Widyasari. Sukiman Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru Pembimbing (Bimbingan dan Konseling). Yogyakarta: Paramitra Publishing. 45 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Upaya Meningkatkan Konsep Diri Siswa Dalam Belajar Melalui Teknik Modeling Dalam Bimbingan Kelompok
Upaya Meningkatkan Konsep Diri Siswa Dalam Belajar Melalui Teknik Modeling Dalam Bimbingan Kelompok Subardi (09220275) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang
Lebih terperinciPENINGKATAN KEDISIPLINAN TATA TERTIB MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN. Anik Marijani
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 2, Mei 2015 ISSN 2442-9775 PENINGKATAN KEDISIPLINAN TATA TERTIB MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN Anik Marijani
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BEHAVIOR PADA SISWA
UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BEHAVIOR PADA SISWA Lilik Widosari (10220121) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang professional secara akademik dan tangguh/kreatif secara karakter. Undang-Undang
Lebih terperinciKarakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merupakan cerminan dari seseorang. Seseorang bisa dikatakan baik atau buruk, sopan atau tidak, semua tercermin dari karakter dan tindakan yang dilakukan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 menyebutkan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
Lebih terperinciUpaya Mengurangi Kebiasaan Buruk Dalam Membolos Dan Mencontek Dengan Layanan Bimbingan Kelompok Siswa
Upaya Mengurangi Kebiasaan Buruk Dalam Membolos Dan Mencontek Dengan Layanan Bimbingan Kelompok Siswa Neni Arni Yeti Ervi Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciTujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda. Di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Tujuan utama pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan tujuan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciMemahami Budaya dan Karakter Bangsa
Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kegiatan pembelajaran telah dilakukan manusia dalam pelaku pendidikan. Pendidikan merupakan suatu sistem yang harus dijalankan secara terpadu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu
Lebih terperinciKompetensi Inti Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. warganya belajar dengan potensi untuk menjadi insan insan yang beradab, dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah kini telah ramai membicarakan penekanan untuk merencanakan pendidikan berkarakter pada siswa. Pendidikan berkarakter akan mengantarkan warganya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan unsur dari berbagai bidang dalam kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya ada tiga ruang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha nyata dan sadar yang dilakukan melalui proses berupa kegiatan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan oleh seorang pendidik yang ditujukan kepada
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG
BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan utama suatu bangsa sebagai proses membantu manusia menghadapi perkembangan, perubahan, dan permasalahan yang
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, Januari 2015 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA Ita Roshita
Lebih terperinciUpaya Menangani Siswa Yang Sering Melanggar Tata Tertib Sekolah Melalui Layanan Konseling Kelompok
Upaya Menangani Siswa Yang Sering Melanggar Tata Tertib Sekolah Melalui Layanan Konseling Kelompok Dwi Endro Lestari (0622151) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak asasi setiap individu anak bangsa yang telah diakui dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1) yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan
Lebih terperincikeberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan jalur pendidikan formal yang berfungsi untuk mendidik, mengajar dan melatih siswa mempersiapkan dirinya di masa yang akan datang. Sekolah Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di lingkungan sekolah Guru tidak hanyan mendidik siswa dalam aspek kognitif saja,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di lingkungan sekolah Guru tidak hanyan mendidik siswa dalam aspek kognitif saja, tetapi juga mendidik aspek-aspek lainnya, salah satunya aspek sosial perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Semakin baik pendidikan suatu bangsa, semakin baik pula kualitas bangsa, itulah asumsi secara umum terhadap program pendidikan suatu bangsa. Pendidikan menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan muncul generasi-generasi yang berkualitas. Sebagaimana dituangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu hal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan. Pemerintah berusaha untuk mewujudkan pendidikan yang kedepan diharapkan muncul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional, pendidikan merupakan usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila dikategorikan melalui karakteristik dan tatanan kehidupan masyarakatnya dikenal sebagai bangsa yang memangku
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA. Nelly Chandrawati Manalu
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 1, Januari 2016 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA Nelly
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah pendidikan sudah tidak asing lagi bagi manusia, Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah pendidikan sudah tidak asing lagi bagi manusia, Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat diperoleh melalui belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam setiap kehidupan sosial terdapat individu-individu yang memiliki kecenderungan berperilaku menyimpang dalam arti perilakunya tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian dengan melakukan tindakan-tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setiap bentuk aspek kehidupan manusia baik pribadi, keluarga, kelompok maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, tidaklah cukup dengan hanya memiliki kecerdasan saja, tetapi harus disertai dengan kesehatan mental dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun warga di luar sekolah yaitu orang tua, akademisi, dan pihak pihak lain.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan kurikulum yang terus menerus berganti menjadi fenomena yang memiliki dampak tersendiri dari berbagai pihak penyelenggara pendidikan di sekolah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kedisiplinan sangat penting diterapkan dalam lembaga pendidikan dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Keluarga merupakan salah satu panutan utama dalam penanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen yang sangat penting dalam perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program pendidikan yang ada diperlukan kerja keras
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar belakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tumpuan sebuah bangsa menuju persaingan global. Di dalam pendidikan banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain pemerintah,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Peranan bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya disiplin merupakan kebutuhan dasar bagi perkembangan perilaku anak mengingat masa ini merupakan masa yang sangat efektif untuk pembentukan perilaku moral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. Semua negara membutuhkan pendidikan berkualitas untuk mendukung kemajuan bangsa, termasuk Indonesia.
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER
PEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER Ary Kristiyani, M.Hum. PBSI, FBS, UNY arykristiyani@uny.ac.id atau ary_kristiyani79@yahoo.com Disampaikan pada Seminar Internasional di Hotel
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 1, Januari 2016 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA Arni Murnita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Istilah disiplin berasal dari bahasa latin : Disciplina yang berarti tertib,
5 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Hakikat Disiplin Anak 2.1.1 Pengertian Disiplin Istilah disiplin berasal dari bahasa latin : Disciplina yang berarti tertib, taat atau mengandalikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya. Hal ini bisa dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai. keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk
BAB I PENDAHULUAN A...Latar Belakang Masalah Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk mencapai manusia Indonesia
Lebih terperinciPeningkatan Kemampuan Sosial Emosional (Sopan Santun) Terhadap Guru Melalui Layanan Penguasaan Konten Pada Siswa
Peningkatan Kemampuan Sosial Emosional (Sopan Santun) Terhadap Guru Melalui Layanan Penguasaan Konten Pada Siswa Sujiyanto (09220586) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa
2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negara. Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu proses kegiatan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keberhasilan dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa
Lebih terperinciUpaya Mengatasi Keterlambatan Masuk Kelas Melalui Bimbingan Kelompok Dengan Menggunakan Media Sosiodrama
Upaya Mengatasi Keterlambatan Masuk Kelas Melalui Bimbingan Kelompok Dengan Menggunakan Media Sosiodrama Ratna Nurani Rahman (11220081 ST) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran guru sangat strategis pada kegiatan pendidikan formal, non formal maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara pendidik dengan
Lebih terperinciBAB II PROFIL SDN SAMPARWADI 2. Samparwadi Ds. Puser RT/RW.001/002 Kec. Tirtayasa Kab. Serang-Banten. Berdiri
BAB II PROFIL SDN SAMPARWADI 2 A. Gambaran Umum SDN Samparwadi 2 SDN Samparwadi 2 merupakan sekolah dasar berstatus negeri, terlatak di Kp. Samparwadi Ds. Puser RT/RW.001/002 Kec. Tirtayasa Kab. Serang-Banten.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara, oleh sebab itu hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa. Karakter
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI
PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH PENERAPAN LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VIII G DI SMP N 19 KOTA JAMBI. Oleh : NOVI RAHAYU
ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VIII G DI SMP N 19 KOTA JAMBI Oleh : NOVI RAHAYU NIM. ERA1D009063 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, secara fitrah manusia telah dibekali potensi untuk tumbuh dan berkembang serta mempunyai kecenderungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pengalaman-pengalaman yang didapat anak pada masa ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan potensi sumber daya manusia (SDM) serta penerus citacita perjuangan bangsa. Untuk mampu melaksananakan tanggung jawab tersebut anak perlu mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan bangsa didasarkan pada karakter yang harus dimiliki oleh generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki kebiasaan-kebiasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh karena itu tentu pendidikan juga akan membawa dampak yang besar terhadap peningkatan
Lebih terperinciDWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik
DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik 1 (2) (2017) 14-20 DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik https://jurnal.uns.ac.id/jdc PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN IMPLEMENTASINYA Dwi Purwanti SDN 1 Pohkumbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki banyak tujuan dalam kehidupan, salah satunya adalah untuk menciptakan manusia yang mandiri. Seperti yang tertera dalam Undang undang Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah telah lama memprogramkan wajib belajar pendidikan dasar 6 tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan Madrasah Ibtidaiyah)
Lebih terperinciNurul Hidayati Nafi ah dan Salmah Lilik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta. ABSTRAK
PENGGUNAAN TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENGURANGI KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER SISWA KELAS BILINGUAL SMP N 1 TAWANGMANGU TAHUN AJARAN 2013/2014 Nurul Hidayati Nafi ah dan Salmah Lilik Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang Sekolah yang merupakan suatu sarana pendidikan diharapkan dapat menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan jaman.
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Anak Usia Dini H A R T I N I A53B090210
PENGEMBANGAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN MAKRO PADA TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI WANGLU KELOMPOK A KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012-2013 ARTIKEL ILMIAH Untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara faktual, data realistik menunjukkan bahwa moralitas maupun karakter bangsa saat ini telah runtuh. Runtuhnya moralitas dan karakter bangsa tersebut telah
Lebih terperinciUpaya Peningkatan Kemampuan Perencanaan Karir Siswa Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas XII IPA di SMA N 8 Purworejo
121 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XII IPA DI SMA N 8 PURWOREJO (Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling) Suhas Caryono 1 Endang Isnaeni
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. merupakan hak setiap individu untuk menentukan sikap, pemikiran dan emosi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Asertif 2.1.1. Pengertian Perilaku Asertif Menurut Smith (dalam Rakos, 1991) menyatakan bahwa perilaku asertif merupakan hak setiap individu untuk menentukan sikap, pemikiran
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian generasi muda. Gejala kemerosotan moral antara lain diindikasikan dengan merebaknya kasus penyalahgunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan
Lebih terperinciPENINGKATAN PERILAKU DISIPLIN BELAJAR SISWAMELALUI TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF DALAM PEMBELAJARAN IPS
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini peneliti memaparkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. A. Latar Belakang Penelitian Hasil pengamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Kustanti Prasetyaningtyas SMP Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur
Dinamika Vol. 5, No. 3, Januari 215 ISSN 854-2172 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SMP Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur Abstrak Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciJURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN 03 KARANGSARI KEC. JATIYOSO KAB. KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka pembentukan dan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang sangat penting. Nilai-nilai moral sangat diperlukan bagi manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota suatu
Lebih terperinciMENINGKATKAN DISIPLIN ANAK DENGAN METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK SION TATURA PALU
MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK DENGAN METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK SION TATURA PALU Fin Ostiana Peluru 1 ABSTRAK Latar belakang dalam penelitian ini adalah rendahnya disiplin anak di kelompok B TK Sion
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat semakin berkembang serta dapat
Lebih terperinciPERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU
PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU Rahmawati 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada peranan guru dalam mengembangkan nilai
Lebih terperinciPEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha manusia untuk mengembangkan potensi yang dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gambaran situasi masyarakat dan dunia pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu ditanamkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggungjawab untuk mendidik peserta didiknya. Sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan
Lebih terperinciINVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan
L A M P I R A N 57 INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan Anda diminta untuk memilih 1 (satu) pernyataan dari setiap rumpun yang
Lebih terperinciPembentukan Karakter Peserta Didik melalui Ekstrakurikurikuler Polisi Cilik di SDN Landungsari 1 Malang
Pembentukan Karakter Peserta Didik melalui Ekstrakurikurikuler Polisi Cilik di SDN Landungsari 1 Malang Dinda Davina Armin Juharyanto Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan nilai karakter
Lebih terperinci