BAB I PENDAHULUAN. kombinasi teks dan gambar serta pada umumnya berada di atas bidang kertas.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. kombinasi teks dan gambar serta pada umumnya berada di atas bidang kertas."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencetakan merupakan proses menghasilkan beberapa salinan yang berisi kombinasi teks dan gambar serta pada umumnya berada di atas bidang kertas. Kemajuan pesat percetakan banyak dipengaruhi oleh adanya pemuktahiran teknologi baik dari segi pengembangan teknik maupun mesin cetak. Pada umumnya, terdapat lima proses percetakan yang terpisah dan berbeda yang mendominasi di industri percetakan komersil, antara lain: relief printing(letterpress flexography), planographic printing (offset litografi), recess printing (gravure/intaglio), stencil printing (screen)dan digital printing (toner dan inkjet). Setiap jenis percetakan memiliki tahap tahap yang berbeda, namun secara umum, setiap prosesnya dapat dibagi menjadi tiga tahap utama, yaitu prepress, printing processes dan post-press and finishing (Romano, F.J, 1999). Pembangunan industri percetakan memiliki andil sangat besar bagi kemajuan peradaban dunia. Percetakan dianggap sebagai salah satu penemuan yang paling penting dan berpengaruh dalam sejarah peradaban manusia, yaitu dengan menjadi media komunikasi dan pendidikan yang berisikan informasi tentang berbagai karya pemikiran manusia, peristiwa dunia, berbagai produk perusahan dan industri yang dicetak serta disebarluaskan ke seluruh lapisan masyarakat dengan cepat. Hal tersebut menunjukkan bahwa peran dan eksistensi 1

2 industri percetakan merupakan salah satu industri strategis yang turut berperan dalam pembangunan bangsa melalui berbagai hasil cetak yang disebarluaskan untuk meningkatkan kemampuan intelektual masyarakat. Proyeksi pertumbuhan industri percetakan global diperkirakan siginifikan. Total pertumbuhan pendapatan industri percetakan tahun 2011 sebesar US$584 milyar akan menjadi US$668 milyar di tahun 2017 atau rata-rata pertumbuhannya sebesar 8%, dimana Amerika Serikat menjadi negara teratas yang memiliki pendapatan pasar industri percetakan dengan nilai lebih dari US$132 milyar, lalu di ikuti Tiongkok dan Jepang. Adapun pertumbuhan industri tersebut di picu oleh pemulihan ekonomi global sehingga meningkatkan pola konsumsi di berbagai tingkat industri, dan bahkan pertumbuhan industri percetakan global diperkirakan mencapai US$980 milyar pada tahun 2018, yang sebagian besar didominasi oleh pertumbuhan produk cetak label dan pengemasan (NPES, 2014). Potensi pertumbuhan industri percetakan global sebagian besar didominasi oleh negara negara di benua Asia. Menurut Presiden The Association for Suppliers of Printing, Publishing and Converting Technologies, Ralph J. Nappi (2014), bahwa Slovenia memiliki pertumbuhan industri percetakannya tertinggi yaitu sebesar 12,9%, di susul Indonesia dengan nilai 11,2%, dan Tiongkok sebesar 8,7% dan disusul Philipina, India, Hungaria dan seterusnya, hal ini bisa dilihat dari Gambar1.1. sebagai berikut: 2

3 Gambar 1.1.Sepuluh Negara dengan Pertumbuhan Pasar Percetakan Dunia Terbesar Sumber: Nappi,R. J. (2014). World Wide Market For Print:Identifying Global Opportunities For The Print Industry. Diakses pada 07 Juni 2015, dari Benua Asia memiliki potensi pertumbuhan pasar industri percetakan terbesar dunia. Total pasar industri percetakan Asia tahun 2013 tercatat sebesar US$349,6 milyar atau 39% dari total pasar industri percetakan global, di susul Eropa, Timur Tengah dan Afrika sebesar US$304 milyar atau 34%, dan Amerika Utara US$208 milyar atau 23% dan lainnya sebesar US$36 milyar atau 4% (Smithers Pira, dalam Stranegger, E., 2014). Di tahun 2013, lebih dari 73% total pangsa pasar industri percetakan Asia di dominasi oleh Tiongkok dan Jepang, dimana Tiongkok memiliki US$144,3 milyar, disusul Jepang sebesar US$116,9 milyar dan India sebesar US$349,6 milyar, sedangkan pertumbuhan pangsa pasar industri percetakan Asia tahun 2018 diprediksi bahwa akan terjadi perubahan, dimana tingkat pertumbuhan tertinggi masih diraihtiongkok dengan 7,8% kemudian Indonesia menempati posisi kedua dengan kenaikan 6,8 % dan India sebesar 5,8%.Sedangkan Jepang mengalami kelambatan pertumbuhan industri percetakannya sebesar -1,5%. Adapun hal tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 1.1. sebagai berkut (Stranegger, E, 2014). 3

4 Tabel 1.1. Pertumbuhan Pangsa Pasar Industri Percetakan Asia(US$ Milyar) Sumber : Stranegger, E. (2014). Market Trends And Dynamics In The Printing Industry What are the Key Drivers for Change?. Diakses pada pada 05 Juni 2015 dari Industri percetakan Indonesia terus tumbuh menjadi pemain yang memiliki kekuatan utama di seluruh kawasan Asia Pasifik. Menurut studi WorldWide Market For Print: Identifying Global Opportunities For The Print Industry yang dilakukan oleh Economist Intelligence Unit, pasar percetakan Indonesia 2017 diproyeksikan tumbuh menjadi US$9,1 miliar dari US$5,3 miliar di tahun 2013, dengan tingkat pertumbuhan industri percetakan dari 4,1%, sehingga diperkirakan hampir tiga kali lipat antara tahun 2012 dan 2017 yaitu 11,2%, hal ini karena di dukung tingkat pertumbuhan pendapatan produk cetak Asia Pasifik, dan Indonesia diproyeksikan menempati peringkat teratas, di susul Tiongkok, Philipina, dan India. Kondisi industri percetakan Indonesia semakin meningkat, karena didukung berbagai faktor, diantaranya adalah kondisi makro ekonomi yang membaik, meningkatnya urbanisasi, dan pertumbuhan tingkat kelas menengah yang memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk membeli barang-barang non komoditas (NPES, 2014). Dokumen sekuriti merupakan bentuk surat berharga atau barang cetakan berharga dan segala jenis dokumen atau blanko dokumen dari bahan baku cetak yang baik sebagian maupun seluruhnya diproduksi melalui proses cetak yang 4

5 karena sifat dan fungsinya sebagai bukti atau informasi memerlukan perlindungan terhadap pemalsuan atau penyalahgunaan (Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 116/PMK.04/2012). Berdasarkan pemahaman dokumen sekuriti tersebut, maka yang menjadi kebutuhan khusus atas produk cetak tergantung pada organisasi yang menilai apakah produknya merupakan bagian dari kriteria produk dokumen sekuriti tersebut diatas dan atau seberapa penting produknya dapat memberikan dampak terhadap perlindungan organisasinya. Berbagai ragam produk dokumen sekuriti dikelompokkan menjadi lima kelompok produk (Indonesia Print Media, 2014) yaitu bukti pelunasan/penyetoran, alat pembayaran, bukti kepemilikan, bukti pencapaian prestasi dan bukti pencapaian diri/registrasi. Percetakan sekuriti atau lebih di kenal dengan security printing merupakan salah satu cabang dari percetakan, mengingat bahwa industri percetakan merupakan salah satu industri yang memiliki banyak sub bagian yang variatif. Security printing dapat didefinisikan sebagai proses konversi produk yang dicetak dengan menggunakan akses material persediaan yang terbatas, dan teknologi khusus serta melewati berbagai proses pencetakan untuk menghasilkan produk akhir di bawah prosedur manufaktur dan distribusi yang aman. Seiring perkembangan teknologi dalam kurun waktu dekade terakhir, terdapat beberapa kemajuan pesat di bidang perangkat percetakan keamanan, kertas cetak pengaman, tinta pengaman dan proses pencetakan yang membuat percetakan dapat meningkatkan kinerjanya melalui penerapan berbagai kombinasi antara proses dan material. Percetakan harus selektif untuk memilih kombinasi yang paling efektif dari desain, teknologi dan perangkat serta keputusan penggunaan 5

6 metode pendeteksian keaslian dokumen (overt, covert, dan forensic)serta beberapa faktor yang mungkin terjadi downstreams setelah penerbitan, sehingga harus ditentukan dengan hati-hati dan diintegrasikan ke dalam desain produk, tanpa mengubah maksud fungsional atau aslinya serta tetap menyediakan anticounterfeit yang memadai (Warner, R.D., dan Adams II. R.M., 2005). Sebuah studi baru yang dilakukan oleh SmithersPira (2013) memperkirakan bahwa dengan pertumbuhan security currency printing di seluruh dunia pada Compound Annual Growth Rate (CAGR) yang akan tumbuh sebesar 5,9% di tahun 2013 hingga 2018, maka diperkirakan pasar security currency printing global tahun 2018 akan senilai US$33,8 milyar dari US$26,1 milyar di tahun Hampir setengah dari pasar security printing di seluruh dunia, berada di benua Asia, dan hal tersebut masuk akal karena benua Asia mengandung lebih dari 55% dari populasi dunia, hal ini di susul dengan Eropa Barat, Eropa Timur, Amerika Utara dan Amerika Latin sebesar hampir 10%, serta Timur Tengah sebesar 7,8% dan Afrika sebesar 5,2%. Adapun hal tersebut dapat Gambar 1.2 berikut ini: Gambar 1.2. Pasar Security Mata Uang Global Berdasarkan Wilayah Tahun 2013 Sumber: Smithers Pira. (2013).World Wide Security Printing Market To Reach $35.3 Billion By Diakses pada pada 03 Juni 2015 darihttp:// billion-by

7 Pemerintah mendirikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkompetisi di industri security printing nasional yang salah satunya adalah Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia atau lebih dikenal dengan Perum Peruri.Dibentuk pada tanggal 15 September 1971, Perum Peruri merupakan hasil penggabungan dua perusahaan negara (PN) yaitu PN. Pertjetakan Kebayoran (mencetak uang kertas) dan PN. Arta Yasa (mencetak uang logam). Regulasi pendirian Perum Peruri ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 1971, lalu disempurnakan berturut-turut melalui berbagai Peraturan Pemerintah dan terakhir melalui Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun Untuk mencapai maksud dan tujuannya, Perum Peruri menyelenggarakan usaha mencetak dokumen sekuriti, seperti yang tercantum dalam Pasal 3,7,8,9 dan 10 pada PP nomor 32 tahun Perum Peruri memiliki berbagai produk dalam menjalankan bisnis utama sebagai percetakan sekuriti yang dikelompokkan ke dalam empat lini produk, yaitu: Gambar 1.3. Lini Produk Perum Peruri Sumber :Perum Peruri. (2015). Laporan Tahunan/Annual Report 2014: Go! Grow! Glow!. Diakses pada 27 Juni 2015, dari 7

8 Perum Peruri memiliki bisnis inti yang unik dan sulit ditandingi. Sekalipun pasal 14 ayat 1, 2 dan 3 Undang Undang No 7 tahun 2011 tentang Mata Uang RI, menyatakan uang Republik Indonesia dicetak oleh badan usaha milik negara, namunsaat ini tidak ada entitas usaha milik negara selain Perum Peruri yang memiliki peralatan, pengalaman dan kemampuan untuk mencetak uang.hal ini menjadikan Perum Peruri sebagai satu-satunya entitas usaha yang berdasarkan perundang-undangan berhak mencetak uang Republik Indonesia dalam jumlah yang dibutuhkan oleh Bank Indonesia. Selain itu, Perum Peruri ditetapkan sebagai objek vital nasional berdasarkan Keputusan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Nomor: R-459/VII/2004 tanggal 30 Juli 2004 dan sebagai objek vital nasional sektor industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor: 466/M-IND/Kep/8/2014 tanggal 2 September Sebagai objek vital nasional, maka Perum Peruri akan senantiasa dilindungi dalam acuan kerangka kepentingan nasional demi menjaga ketahanan ekonomi nasional dan hal ini sudah barang tentu dapat lebih mengamankan dan memastikan keberlanjutan operasional bisnis perusahaan selama berdirinya negara kesatuan Republik Indonesia (Perum Peruri, 2015). Sesuai dengan rencana jangka panjang perusahaan , Perum Peruri memasuki tahap dominasi pasar domestik ditahun 2015, dimana Perum Peruri bersama beberapa anak perusahaan dan afiliasinya yang tergabung dalam Peruri Group ditargetkan untuk mendominasi pasar security printing nasional. Terdapat tiga aspek penting yang menjadi perhatian Perum Peruri dalam pengembangan usaha mendatang, yaitu: peningkatan bisnis digital security, optimalisasi aset dan 8

9 pengembangan pasar security printing dengan mengonsolidasi wilayah sebaran baik di Indonesia wilayah timur dan barat. Guna mewujudkan hal tersebut, Perum Peruri telah merumuskan business roadmap sebagai arah dan pengembangan perjalanan Peruri ke depan dalam beberapa tahap dalam rencana bisnis perusahaan tahun (lihat Gambar 1.4). Adapun bussiness roadmap Perum Peruri meliputi pengembangan empat pilar pengembangan yang di kemas dalam lima Inisiatif strategi perusahaan dapat dilihat dalam Gambar 1.5 di bawah ini: Gambar 1.4. Tahapan RJPP Perum Peruri Sumber : Perum Peruri. (2015). Laporan Tahunan/Annual Report 2014: Go! Grow! Glow!. Diakses pada 27 Juni 2015, dari Gambar 1.5. Empat Pilar Pengembangan Dalam Lima Inisiatif Strategi Sumber : Perum Peruri. (2015). Laporan Tahunan/Annual Report 2014: Go! Grow! Glow!. Diakses pada 27 Juni 2015, dari 9

10 Pada awalnya Perum Peruri diberikan kekuatan monopoli yang diatur dalam berbagai regulasi pemerintah sebagai perusahaan percetakan berbagai dokumen sekuriti negara, namun sejalan dengan perkembangan lingkungan bisnis dan berbagai tuntutan untuk menghilangkan praktek monopoli dalam menciptakan persaingan usaha yang sehat, maka Perum Peruri melakukan transformasi bisnis dari bisnis security printing konvensional menjadi perusahaan yang memberikan jasa layanan security printing yang terintegrasi dengan sistem berbasis teknologi informasi, dan disebut dengan total electronic solution melalui pembentukan unit bisnis baru guna mengembangkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan mengantisipasi perkembangan tersebut. Perum Peruri mereposisi bisnisnya untuk mewujudkan visinya sebagai Perusahaan Berkelas Dunia di bidang Integrated Security Printing & System. Untuk hal tersebut, Perum Peruri melakukan reorientasi bisnis dari pendekatan berbasis pabrik menjadi basis jasa pelayanan yang memberikan kontribusi terbesar dengan kualitas dan pelayanannya yang terintegrasi dengan sistem teknologi informasi dengan baik. Era kemajuan information and communication technologymemacu perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya, oleh karena itu Perum Peruri melakukan pengembangan bisnis melalui diversifikasi layanan jasa security printing dengan mengaplikasikan produk smart card yang berbasis penerapan teknologi chips card dan RFID (Radio Frequency Identification), adapun bentuk pengembangan dari produk tersebut antara lain: e-kir, e-id, debet card, credit card, e-payment, e-wallet, e-phone card, e-transportation, e-healthcare, e-education, e-passport dan lain sebagainya. Selain itu juga, Perum 10

11 Peruri mengembangkan rekayasa bisnis produk dan jasa yang terintegrasi dengan sistem teknologi informasi, seperti: Certificate of Authentication, data centre dan track and trace, sehingga dalam jangka 5 10 tahun kedepan, layanan security printing tersebut bisa menjadikannya sebagai suatu keunggulan perusahaan, dan hal tersebut merupakan peluang bisnis bagi Perum Peruri yang sangat potensial (Perum Peruri, 2015). Perkembangan era globalisasi dan teknologi memberikan dinamika bagi perkembangan disemua sektor industri, dimana perkembangan teknologi dapat memberikan berbagai tantangan bagi para pelaku industri tanpa terkecuali juga berdampak pada industri security printing. Hal tersebut menimbulkan beberapa tantangan bagi Perum Peruri, yang di antara lain: a Konsep less paper society membawa dampak signifikan terhadap industri kertas dan percetakan, dimana hampir sebagian besar industri kertas dan percetakan membutuhkan kertas sebagai bahan baku terbesar untuk percetakan sehingga berpotensi ancaman bagi industri kertas dan percetakan. b Salah satu fenomena less cash society yaitu e-payment dan e-money akan memberikan dampak signifikan bagi Perum Peruri, dimana hampir dipastikan penggunaan uang kartal maupun uang giral dikhawatirkan cenderung menurun, mengingat pasar pencetakan uang rupiah masih menjadi primadona bagi Perum Peruri. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Perum Peruri mungkin akan mengalami penurunan kinerja yang signifikan ataupun bisa menjadi potensi peluang bisnis sebagai pengintegrasi dengan 11

12 sistem pembayaran yang akan diimplementasikan dalam National Payment Gateway. Sebagai BUMN, Perum Peruri dituntut untuk kemandiriannya agar tidak luput dari upaya untuk mengembangkan bisnis negara dengan tidak bergantung pada subsidi pemerintah, yang mana perubahan lingkungan industri security printing nasional dapat mempengaruhi secara langsung terhadap tingkat pangsa pasarnya sehingga menimbulkan berbagai permasalahan yang harus dihadapi Perum Peruri, diantaranya adalah: a. Perkembangan tren transaksi pembayaran dengan media elektronik, mengakibatkan permintaan pasar terhadap percetakan uang rupiah diproyeksikan akan mengalami perlambatan pertumbuhan. Namun di sisi lain, justru terdapat peluang bisnis besar selain produk uang rupiah, yaitu berbagai produk dan layanan security yang terintegrasi dengan sistem berbasis teknologi informasi, baik untuk pasar domestik maupun pasar luar negeri, namun sampai dengan saat ini Perum Peruri masih bertahan di bisnis inti security printing yang bersifat konvensional yang belum terintegrasi dengan sistem teknologi informasi. b. Terdapat wacana dalam beberapa pasal Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2006 yang di anggap kontradiksi dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun Oleh karena itu, menjadikan para pesaingnya lebih mudah untuk memasuki wilayah restricted pasar pemerintah, terlebih saat ini harga produk security printing yang ditawarkan Perum Peruri relatif masih di anggap kurang kompetitif. 12

13 c. Penargetan komposisi pendapatan Perum Peruri dari perbandingan kontribusi pendapatan cetak uang dengan cetak non uang yaitu 50:50 yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan dari bank Indonesia,namun sampai saat ini realisasi komposisi pendapatan produk cetak uang dengan non uang rata-rata 65:35. Dengan proporsi tersebut, timbul kekhawatiran akan ketergantungan dari kebijakan pesanan percetakan uang Bank Indonesia, sehingga sebagian besar konsentrasi bisnis diarahkan pada percetakan uang. d. Perum Peruri masih menghadapi berbagai kendala pada sisi internal, terutama pengelolaan SDM berbasis kompetensi. Secara internal, Perum Peruri terus melakukan transformasi perusahaan yang terdiri dari transformasi SDM, bisnis, struktur dan sistem serta budaya, di mana sebagai langkah utama program transformasi perusahaan harus dimulai dengan mengubah mindset dari SDM, sebab jika perilaku SDM berubah dengan cara berpikir yang lebih maju maka seluruh elemen transformasi yang lain akan ikut berubah pula. Pasar security printing non uang Indonesia menjadi target potensial untuk mengembangkan core bussiness Perum Peruri. Untuk mengurangi kekhawatiran akan ketergantungan terhadap kebijakan pesanan percetakan uang Bank Indonesia, Perum Peruri terus meningkatkan lini pemasaran produk security printing non uang, mengingat bisnis tersebut merupakan andalan terbesar kedua setelah lini percetakan uang, dan juga melihat potensi pertumbuhan industri percetakan yang kian meningkat,serta belum ada dominasi perusahaan tertentu, 13

14 maka peluang untuk meningkatkan pangsa pasar security printing non uang nasional masih terbuka lebar bagi Perum Peruri. Persaingan security printing nasional di nilai ketat. Terdapat 491 perusahaan percetakan di Indonesia yang terdaftar di Kementerian Perindustrian, dan baru terdapat 40 perusahaan security printing nasional yang telah terdaftar di BOTASUPAL (Indonesia Print Media,2014). Dari sekian banyak perusahaan security printing, yang menjadi beberapa pesaing utama baik dari dalam negeri maupun luar negeri, diantaranya adalah : PT Jasuindo Tiga Perkasa.Tbk. PT Pura Barutama, PT Wahyu Abadi, PT Sumber Cakung, PT Wahyu Kartu Masindo International dan PT Royal Standard yang menjadi pesaing besar Perum Peruri untuk industri security printing lini document security & certificate, label security, dan smart card & e-solution, serta para pesaing dari luar negeri untuk produk passportyaitu Giesecke & Devrient Gmbh (Germany), Oberthur Card Systems SA (France), Gemalto N.V. (Netherland), Sagem Orga Gmbh (Germany), CardLogix Corporation (USA),CPI Card Group (USA), Morpho B.V. (Netherland), 3M (UK), Austria Card Gmbh (Austria), dan Watchdata System Co. Ltd (Tiongkok), Namun untuk persaingan security printingglobal, Perum Peruri masih dikategorikan sebagai pendatang baru (World Currency Report 2011, dalam Direktorat Pemasaran dan Pengembangan Usaha. 2014). Produk security printing pemerintah didominasi oleh kebutuhan berbagai Kementerian Negara. Menurut materi presentasi Direktorat Pemasaran Dan Pengembangan Usaha Perum Peruri (2014), berdasarkan kebutuhan anggaran pemerintah tahun 2013, total kebutuhan Kementerian Negara mendominasi 14

15 hampir 68,95% dari total nilai pasar security printing pemerintah, disusul BUMN dengan 29,01% dan diposisi akhir lembaga tinggi negara sebesar 1,00% (lihat Tabel 1.2). Sedangkan dari total kebutuhan pemerintah tersebut, terdapat produk kertas berharga dan sertifikat mendominasi sebesar 82,59%, kemudian posisi kedua sebesar 8,79% disumbangkan dari produk smartcard dan e-solution, serta produk logam non uang menempati posisi terakhir dengan nilai pasar 0.90% (lihat Tabel 1.3). Dari nilai dalam data tersebut, Perum Peruri baru bisa mendapatkan rata-rata 30%-40% dari total nilai kebutuhan negara tahun Tabel 1.2. Nilai Kebutuhan Target Pasar Lembaga Negara Dan Pemerintahan Indonesia Tahun 2013 (Milyar Rupiah) Sumber: Direktorat Pemasaran dan Pengembangan Usaha Materi Presentasi: Wake Up Call Workshop Rapat Kerja Tahunan Direktorat Pemasaran dan Pengembangan Usaha. Perum Peruri. Tabel 1.3. Nilai Produk Security Printing Target Pasar Lembaga Negara Dan Pemerintahan Indonesia Tahun 2013 (Milyar Rupiah) No Jenis Produk Nilai Kebutuhan 2013 Pasar (%) 1 Kertas Berharga & Sertifikat 1, % 2 Smartcard & esolution % 3 Label & Sticker % 4 Logam Non Uang % Total 2, % Sumber: Direktorat Pemasaran dan Pengembangan Usaha Materi Presentasi: Wake Up Call Workshop Rapat Kerja Tahunan Direktorat Pemasaran dan Pengembangan Usaha. Perum Peruri. Jenis produk cetak Web & Sheet mendominasi peluang pasar security printing 2015 baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Menurut materi 15

16 presentasi Direktorat Pemasaran dan Pengembangan Usaha Perum Peruri (2015), Estimasi pasar security printing baik dari industri dalam negeri dan luar negeri tahun 2015 berdasarkan jenis produk security printing, dijelaskan bahwa total pasar security printing di dominasi oleh produk web &sheet sebesar 59.73%, kemudian posisi kedua sebesar 16.14% dari produk smart card &e-solution, sedangkan produk logam non uang menempati posisi terakhir dengan nilai pasar 0,45%, hal tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 1.4 dibawah ini. Tabel 1.4. Nilai Pasar Security Printing Tahun 2015 (Milyar Rupiah) Kategori Jenis Produk Estimasi Pasar 2015 Pasar (%) Industri Dalam Negeri Industri Luar Negeri Total Paspor & Buku % Web & Sheet 2, % Logam Non Uang % Smart Cards & Solution % Paspor & Buku % Uang Kertas % Uang Logam % 4, % Sumber: Direktorat Pemasaran dan Pengembangan Usaha Materi Presentasi: Wake Up Call Meeting Rapat Kerja Tahunan Direktorat Pemasaran dan Pengembangan Usaha. Perum Peruri. Keunggulan bersaing tergantung dari kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal dengan maksimal. Strategi yang terbentuk dari respon terhadap berbagai peluang dan ancaman yang akan dihadapi dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Kesuksesan kompetensi perusahaan ditentukan pada perumusan strategi perusahaan yang berdasarkan penerapan lima elemen strategi (arena, vehicle, differentiators, staging dan economic logic) yang terintegrasi dan berkelanjutan dengan faktor eksternal sebagai pusat pertimbangan dalam acuan pengambilan kebijakan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yang komprehensif (Hambrick, D. C., dan Fredrickson, J. W., 2001). 16

17 Perum Peruri sebagai entitas organisasi bisnis dituntut selalu untuk meningkatkan keunggulan daya saing agar bisa meningkatkan pangsa pasarnya. Pemahaman Perum Peruri yang tepat mengenai struktur lingkungan industri security printing dapat mempengaruhi perilaku perusahaan dalam menghadapi persaingan, untuk mengatasi segala tantangan dan permasalahan serta menerapkan business roadmap perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Oleh karena itu sangat penting bagi Perum Peruri untuk menyusun strategi bisnis yang berlandaskan pemahaman berbagai struktur lingkugan persaingan industri Rumusan Masalah Pemahaman berbagai kondisi dan karakteristik baik yang terdapat dalam lingkungan ekternal maupun internal perusahaan mutlak diperlukan untuk merumuskan dan menerapkan berbagai strategi dalam upaya memenangkan persaingan bisnis. Perum Peruri memerlukan pengembangan kerangka pemikiran manajerial untuk memformulasikan berbagai alternatif strategi perusahaan dan menetapkan strategi perusahaan berdasarkan kajian tersebut. Berdasarkan uraian yang diatas mengenai berbagai tantangan dan masalah yang dihadapi Perum Peruri, maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam tesis ini adalah bagaimana Perum Peruri dapat memformulasikan strategi untuk memenangkan persaingan industri security printing non uang di Indonesia? 17

18 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis secara komprehensif terhadap persaingan industri security printing non uang di Indonesia yang dilakukan Perum Peruri. Dengan adanya penelitian ini diharapkan diperoleh tujuan, antara lain: 1. Perum Peruri dapat melakukan pemetaan kondisi lingkungan industri security printing non uang baik lingkungan eksternal maupun internal untuk menyusun alternatif strategi yang mungkin dapat diterapkan. 2. Formulasi strategi yang akan dilakukan Perum Peruri dalam persaingan bisnis security printing non uang di Indonesia untuk mendapatkan keunggulan kompetitifnya Manfaat Penelitian Diharapkan dari penelitian karya akhir ini nantinya bermanfaat bagi akademisi atau mahasiswa dan pihak perusahaan, yaitu: 1. Memberikan deskripsi yang jelas kepada penulis khususnya, dan kepada para pembaca pada umumnya untuk mengetahui dan melihat kondisi sebenarnya perkembangan persaingan industri security printing non uang di Indonesia. 2. Bagi Perum Peruri, untuk memperoleh deskripsi rancangan terhadap usulan strategi untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya. 18

19 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, penelitian ini memiliki ruang lingkup terutama pada kondisi lingkungan eksternal industri security printing non uang di Indonesia maupun internal Perum Peruri, yang kemudian dapat dirumuskan dan dikembangkan untuk menjadi alternatif strategi bersaing Perum Peruri Kerangka Analisis Metode analisis penelitian dalam tesis ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan analisis baik dari faktor lingkungan ekternal maupun internal Perum Peruri dan dikombinasikan dengan strategi diamond hambricks. Adapun alur pemetaan analisis tersebut dijelaskan pada Gambar 1.6. sebagai berikut: Gambar 1.6. Kerangka Analisis 19

20 1.7. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Berisi penjelasan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, kerangka analisis dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Berisi tinjauan pustaka yang menjadi dasar penelitian yang digunakan dalam melakukan analisis industri. BAB III METODE PENELITIAN DAN PROFIL PERUSAHAAN Berisi uraian tentang metode penelitian yang mencakup jenis, tempat, waktu, subjek, objek, sumber data, teknik pengumpulan data dan langkah penelitian. Serta profil perusahaan yang mencakup sejarah, visi-misi, tata nilai, logo, bidang usaha, produk dan jasa, anak dan afiliasi perusahaan. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berisi penjelasan hasil penelitian mengenai bagaimana Perum Peruri melakukan pemetaan lingkungan industri dan bagaimana formulasi strategi perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing. BAB V PENUTUP Berisikan simpulan, dan saran yang diharapkan bermanfaat bagi manajemen Perum Peruri dalam mengembangkan perusahaan. 20

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak perubahan dari salah satu atau gabungan faktor-faktor lingkungan luar perusahaan, baik pada skala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peringkat ekonomi Indonesia yang menempati urutan sepuluh besar menurut

BAB I PENDAHULUAN. peringkat ekonomi Indonesia yang menempati urutan sepuluh besar menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional yang menunjukan hasil positif ditandai dengan peringkat ekonomi Indonesia yang menempati urutan sepuluh besar menurut data Bank Dunia.

Lebih terperinci

PERURI: BUMN Pencetak Uang Rupiah yang Andal Mencetak Dokumen Sekuriti) Karawang, 4 Juni 2015

PERURI: BUMN Pencetak Uang Rupiah yang Andal Mencetak Dokumen Sekuriti) Karawang, 4 Juni 2015 PROSESI PENANDATANGAN MOU AFEBI DAN PERURI 1 PERURI: BUMN Pencetak Uang Rupiah yang Andal Mencetak Dokumen Sekuriti) Karawang, 4 Juni 2015 Visi Perusahaan Berkelas Dunia di Bidang Integrated Security Printing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelengkapan infrastruktur telekomunikasi kini berkembang menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Kelengkapan infrastruktur telekomunikasi kini berkembang menjadi salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telekomunikasi adalah suatu kebutuhan penting bagi masyarakat modern dan semakin menjadi bagian utama dari teknologi kontemporer dewasa ini. Kelengkapan infrastruktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu kota budaya yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu kota budaya yang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu kota budaya yang menjadi daerah tujuan wisata utama di Indonesia. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) provinsi D.I Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste),

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste), produknya unik, konsumen loyal, bersifat konsumtif, segmen pasar usia produktif dan maskulin,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri produk kertas yang juga termasuk dalam industri stasioneri adalah salah satu industri manufaktur yang mengolah kertas menjadi barang dari kertas seperti buku,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual

BAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permintaan baja yang masih terus tumbuh didukung oleh pembangunan sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual Growth Rate/CAGR (2003 2012)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perusahaan dihadapkan pada tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perusahaan dihadapkan pada tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini perusahaan dihadapkan pada tuntutan masyarakat yang semakin kompleks, sehingga perusahaan harus mampu mengakomodasi berbagai pihak

Lebih terperinci

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 1980-2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat jumlah penduduk yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara berpenduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi industri otomotif di benua Eropa sejak tahun 2009 mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi industri otomotif di benua Eropa sejak tahun 2009 mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi industri otomotif di benua Eropa sejak tahun 2009 mengalami penurunan yang signifikan. Krisis Eropa yang terjadi pada akhir tahun 2008 ini berakibat pada penurunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan memiliki serta

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan memiliki serta 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, teknologi informasi memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan memiliki serta menerapkan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis penyediaan layanan Manajemen Proses Bisnis di Indonesia dilihat masih

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis penyediaan layanan Manajemen Proses Bisnis di Indonesia dilihat masih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis penyediaan layanan Manajemen Proses Bisnis di Indonesia dilihat masih memiliki masa depan yang cerah. Pangsa pasar industri Manajemen Proses Bisnis di wilayah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi dan digital, perkembangan teknologi kian hari kian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi dan digital, perkembangan teknologi kian hari kian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan digital, perkembangan teknologi kian hari kian maju. Kemudahan dalam mengakses data mempermudah semua orang untuk mengakses sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang beroperasi selalu ingin mencapai kinerja yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang beroperasi selalu ingin mencapai kinerja yang baik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan yang beroperasi selalu ingin mencapai kinerja yang baik dan pencapaiannya tidak akan terlepas dari strategi. Hal tersebut berarti bahwa setiap perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi selalu saja disertai oleh investasi,

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi selalu saja disertai oleh investasi, I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Meningkatnya pertumbuhan ekonomi selalu saja disertai oleh investasi, dimana investasi tersebut juga diiringi adanya pembangunan infrastruktur termasuk pembangunan pabrik-pabrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri skin care termasuk industri yang menjanjikan saat ini. Industri ini tidak luput dari kecantikan dan kosmetik. Karena sudah bisa dipastikan bawah orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur. Industri manufaktur dipandang sebagai pendorong atau penggerak perekonomian daerah. Seperti umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi sebesar 2 persen terhadap produk domestik bruto (Grafik

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi sebesar 2 persen terhadap produk domestik bruto (Grafik BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Bisnis kuliner merupakan bisnis yang sedang berkembang di Indonesia pada saat ini. Munculnya berbagai makanan yang unik, adanya wisata kuliner, dan tren kuliner sebagai

Lebih terperinci

CAPAIAN KINERJA PERDAGANGAN 2015 & PROYEKSI 2016

CAPAIAN KINERJA PERDAGANGAN 2015 & PROYEKSI 2016 Policy Dialogue Series (PDS) OUTLOOK PERDAGANGAN INDONESIA 2016 CAPAIAN KINERJA PERDAGANGAN 2015 & PROYEKSI 2016 BP2KP Kementerian Perdagangan, Kamis INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam dunia perekonomian yang terus berubah seiring berjalannya waktu, tidak dapat dipungkiri adanya persaingan bisnis antar perusahaan untuk dapat terus bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan konsumsi yang cukup pesat. Konsumsi minyak nabati dunia antara

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan konsumsi yang cukup pesat. Konsumsi minyak nabati dunia antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama lebih dari 3 dasawarsa dalam pasar minyak nabati dunia, terjadi pertumbuhan konsumsi yang cukup pesat. Konsumsi minyak nabati dunia antara tahun 1980 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini semakin pesat dan semakin tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Salah satu perkembangan pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inspirasi yang mendasari dilakukannya penelitian ini adalah adanya

BAB I PENDAHULUAN. Inspirasi yang mendasari dilakukannya penelitian ini adalah adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Inspirasi yang mendasari dilakukannya penelitian ini adalah adanya perubahan signifikan pada pasar semen di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun. Perubahan komposisi

Lebih terperinci

mengembangkan Sekolah Bertaraf Internasional (Septikasari, 2009).

mengembangkan Sekolah Bertaraf Internasional (Septikasari, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan sejatinya bukan hanya sekedar proses transfer pengetahuan saja, atau melainkan juga mengembangkan aspek intelektual, tapi juga merupakan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinamika industri perbankan yang semakin ketat dan harapan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. dinamika industri perbankan yang semakin ketat dan harapan stakeholder BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate governance saat ini merupakan kebutuhan vital bagi seluruh pelaku bisnis dan menjadi tuntutan bagi masyarakat dengan adanya corporate governance ini diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (subsidiary) dari PT. Pertamina (Persero). Ada dua sektor yang menjadi target

BAB I PENDAHULUAN. (subsidiary) dari PT. Pertamina (Persero). Ada dua sektor yang menjadi target BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelumas Pertamina adalah produk pelumas yang diproduksi oleh perusahaan Indonesia yaitu PT. Pertamina Lubricants yang merupakan anak perusahaan (subsidiary)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya, atau dengan kata lain

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya, atau dengan kata lain BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa era globalisasi sekarang ini, setiap perusahaan ditantang untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya, atau dengan kata lain setiap perusahaan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kemajuan informasi dan teknologi yang pesat serta era globalisasi memberikan pengaruh yang besar terhadap sistem perekonomian, baik ekonomi makro maupun mikro. Di antara

Lebih terperinci

Commerce & Payment System

Commerce & Payment System Commerce & Payment System Aliran Data CUSTOMER SATISFACTION PRODUCT & SERVICE DELIVERY PAYMENT SYSTEM DECISION INFORMATION NPG to Drive Digital Economy Growth Konsep CUSTOMER SATISFACTION PRODUCT & SERVICE

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Industri pembiayaan merupakan salah satu alternatif pembiayaan bukan Bank yang saat ini semakin berkembang di Indonesia. Industri Pembiayaan yang diatur dalam POJK No. 29/2014

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Riset pemasaran sangat penting untuk dilakukan sehingga perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Riset pemasaran sangat penting untuk dilakukan sehingga perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Riset pemasaran sangat penting untuk dilakukan sehingga perusahaan dapat mengetahui posisi merek di pasar, mengetahui selera atau kepuasan konsumen ataupun mengurangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sistem manajemen kinerja merupakan suatu pendekatan sistematik untuk memperbaiki kinerja melalui proses berkelanjutan dan berjangka panjang yang meliputi kegiatan penetapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang akan dikaji di dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor telekomunikasi, karena derasnya arus globalisasi sangat berdampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis dalam era informasi ini sangat kompetitif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis dalam era informasi ini sangat kompetitif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dalam era informasi ini sangat kompetitif. Informasi merupakan kekuatan vital dalam menentukan jalannya suatu perusahaan, karena informasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi memainkan perananan yang sangat vital dan strategis dalam pembangunan. Tanpa energi, tidak mungkin menjalankan berbagai aktivitas ekonomi seperti mengoperasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PEMILIHAN JUDUL Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia, merupakan pasar

Lebih terperinci

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Ringkasan Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business)

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business) minyak dan gas serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. Dibandingkan dengan kondisi permintaan energi beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini secara umum berisi tentang paparan latar belakang diadakannya penelitian ini, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi telekomunikasi hadir sebagai sarana untuk menghubungkan setiap manusia akan kebutuhan informasinya. Teknologi ini menggunakan sistem jaringan untuk menghubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Fundamental

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Fundamental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ditengah kondisi melambatnya perekonomian global, Indonesia masih mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Fundamental perekonomian yang baik dan kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan bermunculan bank-bank umum syariah maupun unit usaha syariah yang dimiliki oleh bank-bank konvensional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 pasar pelumas di Indonesia telah terbuka dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 pasar pelumas di Indonesia telah terbuka dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sejak tahun 2001 pasar pelumas di Indonesia telah terbuka dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden RI No. 21/2001. Mulai saat itu badan usaha selain Pertamina dapat

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERUM PERURI) didirikan pada tahun 15 September 1971, merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini interaksi antar negara merupakan hal yang tidak bisa dihindari dan hampir dilakukan oleh setiap negara di dunia, interaksi tersebut biasanya tercermin dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis rantai..., Muhammad Alfan Ihsanuddin, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Analisis rantai..., Muhammad Alfan Ihsanuddin, FE UI, Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar industri teknologi informasi di Indonesia dalam dekade terakhir tumbuh dengan pesat seiring dengan cepatnya perkembangan di bidang teknologi dan tingginya permintaan

Lebih terperinci

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP iii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 4 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bisnis di industri farmasi masih terus berkembang dan menggiurkan bagi para pelaku bisnis farmasi. Hal ini dipicu oleh peningkatan pertumbuhan pengeluaran pada obat-obatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp.

BAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp. BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kinerja Bank BUMN PT. XYZ pada tahun 2016 mencatat laba bersih sebesar Rp. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp. 9,07

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Sebagai kebutuhan dasar dan hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran

Lebih terperinci

PT Lionmesh Prima Tbk

PT Lionmesh Prima Tbk PT Lionmesh Prima Tbk Public Expose Hotel JW Marriott, 06 Juni 2017 Daftar Isi Profil Perusahaan Tinjauan Ekonomi Kinerja Perusahaan Tanggung Jawab Sosial (CSR) Prospek Usaha 2017 Target Usaha 2017 Pabrik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian penting dalam kehidupan perekonomian suatu negara, sehingga merupakan harapan bangsa dan memberikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. berbagai cara atau inovasi dalam kebutuhan konsumen agar bisa meraih pangsa

PENDAHULUAN. berbagai cara atau inovasi dalam kebutuhan konsumen agar bisa meraih pangsa 16 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini menyebabkan semakin pesatnya persaingan di berbagai sektor industri serta keinginan konsumen terhadap kebutuhan produk yang memiliki kuantitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembanganya zaman yang selalu bersifat dinamis secara global membuat perusahaan-perusahaan terus memodifikasi manajemen pemasaran di dunia bisnis seperti sekarang.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), atau ASEAN Economic Community (AEC),

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), atau ASEAN Economic Community (AEC), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), atau ASEAN Economic Community (AEC), mulai berlaku secara efektif pada tanggal 1 Januari 2016. Pembentukan MEA berasal dari kesepakatan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perekonomian Indonesia selalu menarik untuk diteliti dan diperbincangkan. Negara kepulauan terbesar di dunia ini memiliki tantangan tersendiri dalam mengatur kegiatan ekonominya

Lebih terperinci

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara fundamental, bahwa gerak perdagangan semakin terbuka, dinamis, dan cepat yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis kurir dan logistik di Indonesia secara umum saat ini sangat pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan semakin banyaknya bisnis jual

Lebih terperinci

DINAMIKA PERKEMBANGAN KLASTER INDUSTRI MEBEL KAYU DESA BULAKAN, SUKOHARJO TUGAS AKHIR. Oleh : SURYO PRATOMO L2D

DINAMIKA PERKEMBANGAN KLASTER INDUSTRI MEBEL KAYU DESA BULAKAN, SUKOHARJO TUGAS AKHIR. Oleh : SURYO PRATOMO L2D DINAMIKA PERKEMBANGAN KLASTER INDUSTRI MEBEL KAYU DESA BULAKAN, SUKOHARJO TUGAS AKHIR Oleh : SURYO PRATOMO L2D 004 354 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejalan dengan cepatnya perkembangan bidang teknologi, perusahaan-perusahaan

I. PENDAHULUAN. Sejalan dengan cepatnya perkembangan bidang teknologi, perusahaan-perusahaan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan cepatnya perkembangan bidang teknologi, perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri kecil, menengah maupun besar, yang merupakan salah satu dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting guna mendukung pengembangan teknologi itu sendiri. Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. penting guna mendukung pengembangan teknologi itu sendiri. Perbankan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini, pemanfaatan teknologi tersebut dalam dunia bisnis merupakan satu tahapan penting guna mendukung pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan juga berfungsi sebagai Financial Intermediaries antara pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan juga berfungsi sebagai Financial Intermediaries antara pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Industri perbankan merupakan suatu industri yang sangat mengutamakan pelayanan dan juga berfungsi sebagai Financial Intermediaries antara pihak yang memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu bentuk teknologi informasi yang berkembang pesat sejak

I. PENDAHULUAN. Salah satu bentuk teknologi informasi yang berkembang pesat sejak I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu bentuk teknologi informasi yang berkembang pesat sejak awal tahun 2000 ialah internet. Internet dapat menyediakan informasi dengan cepat, murah, dan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat perusahaan merasa tidak aman bahkan di wilayah negaranya

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat perusahaan merasa tidak aman bahkan di wilayah negaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar ekonomi dunia yang semakin terbuka di era globalisasi sekarang ini menuntut para pelaku usaha untuk lebih kreatif dan inovatif dalam rangka memenangkan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran strategis dalam menunjang perekonomian Indonesia. Sektor pertanian berperan sebagai penyedia bahan pangan, pakan ternak, sumber bahan baku

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 84 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Kerangka Pikir Gambar 8 Kerangka Pikir 85 3.2 Sejarah Perusahaan Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERUM PERURI) adalah sebuah perusahaan manufacturing

Lebih terperinci

N. AMBARDHI P

N. AMBARDHI P ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL, MASA KERJA DAN PEMBERIAN GAJI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL KARYAWAN PADA KANTOR WILAYAH PERUM PEGADAIAN SURAKARTA T E S I S Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam rencana pengembangan industri kreatif Indonesia tahun 2025 yang dirumuskan oleh Departemen Perdagangan RI dijelaskan adanya evaluasi ekonomi kreatif. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku pembelian masyarakat dari tradisional menjadi modern serta populasi

BAB I PENDAHULUAN. perilaku pembelian masyarakat dari tradisional menjadi modern serta populasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi ekonomi Indonesia yang semakin bertumbuh dan pergeseran perilaku pembelian masyarakat dari tradisional menjadi modern serta populasi penduduk yang besar menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi dapat definisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2008: 5).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kota-kota besar semakin mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. kota-kota besar semakin mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah penduduk Indonesia, terlebih di kota-kota besar semakin mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Sebagai akibat dari

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya BAB V KESIMPULAN Keamanan energi erat hubungannya dengan kelangkaan energi yang saat ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya industrialisasi dan kepentingan militer. Kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan perusahaan bidang jasa yang penting dalam membantu masyarakat. Jasa-jasa perbankan sangat berperan dalam membantu masyarakat melakukan transaksi. Menyadari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Laju Pertumbuhan Industri Percetakan Sumber: kementrian perindustrian 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Laju Pertumbuhan Industri Percetakan Sumber: kementrian perindustrian 2014 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percetakan merupakan teknologi atau seni yang memproduksi salinan dari sebuah image dengan sangat cepat, seperti kata-kata atau gambar di atas kertas, kain, dan permukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses penyehatan perbankan di dalam negeri saat ini masih terus

BAB I PENDAHULUAN. Proses penyehatan perbankan di dalam negeri saat ini masih terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses penyehatan perbankan di dalam negeri saat ini masih terus berlangsung, sehingga diharapkan industri perbankan benar benar mampu menjadi pendorong bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan sebesar 5,1% untuk

BAB I PENDAHULUAN Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan sebesar 5,1% untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang baik di Negara ASEAN. Data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

Politik Pangan Indonesia - Ketahanan Pangan Berbasis Kedaulatan dan Kemandirian Jumat, 28 Desember 2012

Politik Pangan Indonesia - Ketahanan Pangan Berbasis Kedaulatan dan Kemandirian Jumat, 28 Desember 2012 Politik Pangan - Ketahanan Pangan Berbasis Kedaulatan dan Kemandirian Jumat, 28 Desember 2012 Politik Pangan merupakan komitmen pemerintah yang ditujukan untuk mewujudkan ketahanan Pangan nasional yang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan tren yang positif. Menurut data Badan Pusat Statistik (2012), angka Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal tahun 2016, yang merupakan sebuah integrasi ekonomi yang didasarkan pada kepentingan bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah memunculkan banyaknya pesaing-pesaing di dunia perekonomian. Para pesaing

Lebih terperinci

E-BISNIS INTERIM MANAGEMENT REPORT ( SAP ) Disusun oleh : Bil Muammar ( ) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

E-BISNIS INTERIM MANAGEMENT REPORT ( SAP ) Disusun oleh : Bil Muammar ( ) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA E-BISNIS INTERIM MANAGEMENT REPORT ( SAP ) Disusun oleh : Bil Muammar (09.11.3371) Dosen : M. Suyanto, Prof. Dr, M.M. JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS. Tantangan Bisnis Masa Kini

TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS. Tantangan Bisnis Masa Kini TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS Tantangan Bisnis Masa Kini Di Susun Oleh: ARDIAN FAJAR FEBRIYANTO 11-S1TI-05 11.11.4922 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 Abstrak I. Abstrak Perubahan yang sangat cepat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era ICT (Information Communication Technology), teknologi internet

BAB I PENDAHULUAN. Di era ICT (Information Communication Technology), teknologi internet BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era ICT (Information Communication Technology), teknologi internet mentransformasi kebiasaan masyarakat. Hasil riset dari MarkPlus Insight terhadap 2161 pengguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya daya beli masyarakat. Tabel 1.1 Tren Penjualan Industri Komponen Otomotif

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya daya beli masyarakat. Tabel 1.1 Tren Penjualan Industri Komponen Otomotif 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan pasar komponen otomotif di Indonesia selama ini cukup baik, terutama pasar komponen untuk purna jual.pasar komponen otomotif untuk purna jual

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari tiga kelompok

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari tiga kelompok I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari tiga kelompok usaha yang menjadi pilar ekonomi nasional. Pilar ekonomi yang dimaksudkan adalah Badan Usaha

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan produksi dan distribusi komoditi pertanian khususnya komoditi pertanian segar seperti sayur mayur, buah, ikan dan daging memiliki peran yang sangat strategis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi digital dan telekomunikasi serta tansportasi

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi digital dan telekomunikasi serta tansportasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi digital dan telekomunikasi serta tansportasi memicu percepatan perubahan lingkungan bisnis global. Batas-batas negara sudah menjadi kurang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peranan minyak bumi dalam kegiatan ekonomi sangat besar. Bahan bakar minyak digunakan baik sebagai input produksi di tingkat perusahaan juga digunakan untuk

Lebih terperinci

Pencegahan dan Penanganan Kejahatan. Pada Layanan Perbankan Elektronik. Ronald Waas 1

Pencegahan dan Penanganan Kejahatan. Pada Layanan Perbankan Elektronik. Ronald Waas 1 Pencegahan dan Penanganan Kejahatan Pada Layanan Perbankan Elektronik Ronald Waas 1 Yang saya banggakan, Ketua Umum dan Jajaran Pengurus Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia, Para Pembicara dari Bank Indonesia,

Lebih terperinci