ANALISIS LIKUIDITAS KOPERASI SIMPAN PINJAM MEGA DI KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS LIKUIDITAS KOPERASI SIMPAN PINJAM MEGA DI KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN"

Transkripsi

1 ANALISIS LIKUIDITAS KOPERASI SIMPAN PINJAM MEGA DI KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN NI LUH PUTU BUDIARI I WAYAN SUARBAWA I MADE HARY KUSMAWAN Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan ABSTRAK Koperasi yang merupakan gerakan ekonomi rakyat dan wadah perekonomian rakyat tentu akan menghadapi berbagai masalah khususnya masalah persaingan usaha, oleh karena itu agar dapat terus tumbuh dan berkembang dengan baik, maka pengendalian yang baik terhadap kegiatan operasinya terutama yang berkaitan dengan masalah keuangan sangatlah diperlukan. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Mega dijadikan obyek dalam penelitian karena pada hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada 2 tahun terakhir ini perkembangan KSP Mega mengalami peningkatan SHU yang cukup signifikan, yaitu dari Rp ,00, tahun 2014 menjadi Rp ,00 tahun Hal inilah yang menarik peneliti untuk meneliti lebih jauh tentang kondisi keuangan dan tingkat kesehatan keuangan KSP Mega, dengan menganalisis Kondisi keuangan dalam 8 tahun terakhir yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun Permasalahan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat likuiditas pada Koperasi Simpan pinjam Mega di Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan dengan menggunakan analisis Current Ratio, berdasarkan laporan keuangan tahun 2008 sampai dengan tahun Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis analisis ratio yaitu Current Ratio untuk menilai posisi keuangan jangka pendek (likuiditas) penulis membatasi pada Current Ratio atau Rasio Lancar yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis dan menginterpretasikan data keuangan. Berdasarkan analisis Current Ratio diperoleh nilai Current Ratio dari tahun 2008 sampai tahun 2015 sebagai berikut: Tahun 2008 nilai Current Ratio adalah 136,51 %, tahun 2009 adalah sebesar 131,74 % turun dari tahun 2008 sebesar3,49 %, tahun 2010 adalah 151,21 % (naik 14,78 %), tahun 2011 turun 6,43 % dengan nialai current ratio tahun 2012 adalah 107,95 % (turun 23,70 %) tahun 2013 turun kembali 0,93 % atau dengan nilai 106,95 %. Selanjutnya tahu 2014 sampai tahun 2015 terus mengalami kenaikan dengan nilai Current Ratio masing masing 108,71% dan 113,23 % atau berturutturut naik 1,65 % dan 4,16 % Berdasarkan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa Rasio likuiditas KSP Mega di Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2015 besarnya berpluktuasi, walaupun aktiva lancar dan hutang lancar terus mengalami peningkatan, namun persentase peningkatannya yang berbeda sehingga menyebabkan Current Ratio mengalami perubahan yaitu naik dan turun dengan persentase yang berbeda. Berdasarkan data penelitian yang dianalisis yaitu dari tahun 2008 sampai dengan 2015, tahuntahun yang mengalami penurunan nilai Current Ratio dari tahun sebelumnya adalah tahun 2009, tahun 2011, tahun 2012 dan tahun 2013, walaupun demikian nilai Current Ratio pada semua tahun besarnya diatas 100 % artinya aktiva lancar mampu membayar kewajiban lancarnya tanpa mengganggu operasi koperasi serta modal tidak terlalu banyak menganggur karena nilai tidak terlalu tinggi. Saran dalam penelitian ini adalah: 1) Koperasi Simpan Pinjam Mega dapat tetap mepertahankan nilai Current Ratio jangan samapai berada dibawah 100 % dan hendaknya lebih produktif, mengalokasikan danadananya dengan lebih baik agar terus dapat meningkatkan SHU yang sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada RAT tahun sebelumnya. 2) Koperasi Simpan Pinjam Mega diharapkan lebih selektif dalam memberikan kredit serta tegas terhadap anggota 53

2 maupun non anggota untuk melunasi kewajibankewajibannya, agar kondisi keuangan koperasi tidak terganggu Keyword: Aktiva Lancar, utang lancar dan curren ratio pada KSP Mega di Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan. PENDAHULUAN UndangUndang Dasar 1945 Pasal 33 Ayat 1 menyatakan bahwa perekonomian Indonesia di susun sebagai usaha bersama atas azas kekeluargaan. Dalam penjelasannya menekankan bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang perorang dan bentuk usaha yang sesuai dengan hal tersebut adalah Koperasi. Hal ini sesuai dengan definisi Moh. Hatta dalam Kusnadi yang menyatakan bahwa koperasi sebagai usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Berdasarkan definisi tersebut Moh Hatta sangat menginginkan membangun ekonomi Indonesia dengan basis koperasi, sebab koperasi menawarkan konsep semangat kebersamaan, asas kekekeluargaan dan kegotong royongan. Oleh karena itu secara ideology koperasi dapat menjadi tulang punggung (soko guru) perekonomian Indonesia, karena koperasi mengisi baik tuntutan konstitusional maupun tuntutan pembangunan dan perkembangannya. Berdasarkan sejarah kelahirannya, koperasi memang dilahirkan sebagai badan usaha dengan tujuan lugas untuk memajukan kepentingan ekonomi dari para anggotaanggotanya. Oleh karena itu koperasi selalu menampakkan wataknya yang selalu cenderung untuk membela diri, menunjukkan cirriciri manusiawi yang kuat dan menjunjung tinggi keadilan. Koperasi adalah suatu kumpulan orangorang untuk bekerjasama demi kesejahteraan bersama. Pengertian Koperasi dalam Undangundang nomor 17 tahun 2012 tentang perkoperasian adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi dengan pemisah kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Koperasi yang merupakan gerakan ekonomi rakyat dan wadah perekonomian rakyat tentu akan menghadapi berbagai masalah khususnya masalah persaingan usaha, oleh karena itu agar dapat terus tumbuh dan berkembang dengan baik, maka pengendalian yang baik terhadap kegiatan operasinya terutama yang berkaitan dengan masalah keuangan sangatlah diperlukan. Fungsi koperasi adalah untuk membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi yang dimiliki oleh para anggotanya khususnya, dan masyarakat yang berada disekitar koperasi pada umumnya. Perkembangan dan keberhasilan dalam pengelolaan koperasi dapat dilihat dari posisi keuangannya, serta dapat juga dilihat dari analisis data keuangan dari tahun ke tahun. Salah satu indikator dari sekian banyak indikator dalam menilai kesehatan suatu usaha adalah rasio likuiditas, karena rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaanperuasahaan membayar semua kewajiban fianansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuidiatas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas. Menurut Riyanto (2008) menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya yang segera harus dipenuhi. Suatu perusahaan yang mempunyai alatalat likuid sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban financialnya yang segera harus terpenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuid, dan sebaliknya apabila suatu perusahaan tidak mempunyai 54 Ni Luh Putu Budiari, I Wayan Suarbawa, I Made Hary Kusmawan, Analisis Likuiditas Koperasi...

3 alatalat likuid yang cukup untuk memenuhi segala kewajiban financialnya yang segera harus terpenuhi dikatakan perusahaan tersebut tidak likuid. Rasio likuiditas terdiri dari Current Ratio (Rasio Lancar) dan Quick Ratio (Rasio Cepat). Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi kewajibankewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karean menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan (Sawir, 2009). Apabila mengukur tingkat likuiditas dengan menggunakan current ratio sebagai alat pengukurnya, maka tingkat likuiditas atau current ratio suatu perusahaan dapat dipertinggi dengan cara (Riyanto, 2001:28): 1. Dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancar. 2. Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah utang lancar. 3. Dengan mengurangi jumlah utang lancar samasama dengan mengurangi aktiva lancar Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Mega merupakan koperasi yang dibentuk di Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan pada tanggal 15 Agustus tahun 2002, setelah berjalan empat tahun Koperasi Mega memperoleh badan hukum dengan nomor 01/BH/DISKOP/I/2006. Adapun tujuan didirikan koperasi ini yaitu untuk membantu khususnya para pedagang kecil pada pasar Kediri Kabupaten Tabanan dalam memenuhi kebutuhannya modal untuk memperlancar usahanya, dan masyarakat di Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan Umumnya. Dalam kegiatannya semua transaksinya dicatat dalam pembukuan. Pembukuan ini merupakan laporan baik laporan rugi laba maupun neraca yang dapat dibaca dan diketahui oleh anggotanya pada acara Rapat Anggota Tahunan (RAT) setiap tahunnya. Laporan keuangan ini perlu dianalisis, agar anggota dapat mengetahui sehat tidaknya koperasi tersebut. Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bekerja hanya pada satu lapangan usaha saja. Koperasi ini hanya menyimpan uang, menyediakan dan mengusahakan pinjaman atau kredit bagi anggotaanggotanya saja. Jadi kopersai ini hanya bergerak dilapangan kredit atau simpan pinjam. Koperasi ini bekerja atas dasar spesialisasi, yakni di bidang perkreditan dan simpan pinjam (Widiyanti. 2004). Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Mega dijadikan obyek dalam penelitian karena pada hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada 2 tahun terakhir ini perkembangan KSP Mega mengalami peningkatan SHU yang cukup signifikan, yaitu dari Rp ,00, tahun 2014 menjadi Rp ,00 tahun Hal inilah yang menarik peneliti untuk meneliti lebih jauh tentang kondisi keuangan dan tingkat kesehatan keuangan KSP Mega, dengan menganalisis Kondisi keuangan dalam 8 tahun terakhir yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut maka penulis memilih judul penelitian Analisis Likuiditas Koperasi Mega Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan RUMUSAN MASALAH Berdasarkan pendahuluan diatas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah tingkat likuiditas (dilihat dari Current Ratio) pada Koperasi Simpan Pinjam Mega di Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat likuiditas pada Koperasi Simpan pinjam Mega di Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan dengan menggunakan analisis Current Ratio, berdasarkan laporan keuangan tahun 2008 sampai dengan tahun

4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai tambahan imformasi khususnya di bidang perkoperasian, dan juga sebagai bacaan ilmiah bagi mahasiwa yang nantinya meneliti masalah yang sejenis, serta dapat dipergunakan sebagai masukan kepada pengurus koperasi dalam pengambilan keputusan serta kebijakan dalam pengelolaan usaha koperasinya untuk kelangsungan usaha koperasi dimasa depan. METODELOGI PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama 3 bulan yakni bulan Oktober sampai Desember 2015, dimulai dari Penyusunan Proposal sampai pada Penyusunan Hasil Peneliian. Lokasi penelitian ini yaitu pada Koperasi Simpan Pinjam Mega, dengan obyek penelitian analisis likuiditas Koperasi simpan pinjam Mega Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan. 2. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari datadata dan bukubuku laporan keuangan yang ada didalam koperasi serta wawancara dengan pimpinan dan bendahara. Data yang digunakan mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun Konsep Pengukuran Variabel Konsep pengukuran variabel adalah: a. Harta lancar / kewajiban lancar dalam satu tahun. b. Piutang dalam satu tahun. c. Kas dalam satu tahun. 4. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis ratio yaitu Current Ratio untuk menilai posisi keuangan jangka pendek (likuiditas) penulis membatasi pada Current Ratio atau Rasio Lancar yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis dan menginterpretasikan data keuangan. AAAAAAAAAAAA LLLLLLLLLLLL CCCCCCCCCCCCCC RRRRRRRRRR = UUUUUUUUUU LLLLLLLLLLLL 100 % HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Berdirinya KSP Mega. Berdirinya KSP Mega ini didaasari keinginan dan tekat kuat untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya serta masyarakat pada disekitar keberadaan koperasi Mega umumnya. Koperasi Simpan Pinjam Mega berdiri pada tanggal 28 April 2006 di Kecamatan Kediri Tabanan dengan berbadan Hukum No 01/BH/DISKOP/I/2006 dengan jumlah anggota 20 orang serta masingmasing anggota mengeluarkan simpanan pokok Rp ,00, dan simpanan wajib adalah Rp ,00, per bulan Dari 20 orang anggota dengan simpanan pokok Rp ,00, maka terkumpul modal yaitu sebesar Rp ,00,. Atas kuasa rapat pembentukan koperasi yang diselanggarakan pada hari jumat tanggal 26 Maret 2006, ditunjuk oleh pendiri selaku kuasa pendiri dan sekaligus untuk pertama kalinya sebagai pengurus dan menyatakan mendirikan koperasi KSP Mega Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan dengan susunan pengurus seperti terlihat pada gambar 1. RAT Ketua Sekretaris Bendahara Pengawas Gambar 1. Susunan Pengurus Koperasi Mega Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan Tahun 2002 Seiring dengan perkembangan dan kemajuan KSP Mega dari tahun ketahun baik dibidang modal maupun jumlah anggota, maka susunan penguruspun mengalami perubahan beberapa kali. Struktur organisasi KSP Mega 56 Ni Luh Putu Budiari, I Wayan Suarbawa, I Made Hary Kusmawan, Analisis Likuiditas Koperasi...

5 yang terbaru yaitu tahun 2015 terdiri dari beberapa bagian meliputi, Ketua, Sekretsris, Bendahara dan anggota yang memiliki tanggung jawab dan wewenang masingmasing dalam usaha mencapai tujuan bersama. Struktur organisasi juga merupakan kerangka kerja atau pola hubungan antara pengurus dengan manajer dan karyawan. Struktur organisasi berbeda antara koperasi satu dengan lainnya, hal ini tergantung dari jenis usaha, kondisi dan perkembangan koperasi itu sendiri. Adapun susunan pengurus KSP Mega tahun 2015 seperti Gambar 2. Deskripsi Tugas 1. Rapat Anggota (RAT) Tugas dan tanggung jawab Rapat Anggota KSP Mega: a. Memutuskan anggaran dasar. b. Kebijaksanaan umum dibidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas. d. Memutuskan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta pengesahan laporan keuangan. e. Memutuskan pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya. 1) Memutusakan pembagian SHU. 2) Memutuskan penggabungan, peleburan, pendirian, dan pembubaran koperasi. 2 Badan Pengawas Badan Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota dengan masa kerja empat tahun. Jabatan badan pengawas tidak termasuk dalam kepengurusan, agar ada pemisahan yang tegas antara tugas pengawasan dan pelaksanaan. Badan Pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota. Badan pengawas koperasi Mega memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut: a. Melakukan pemeriksaan atas tata kehidupan koperasi dibidang organisasi, usaha, permodalan, keuangan dan lainlain. b. Memeriksa dan meneliti kebenaran pembukuan dan catatan yang berhubungan dengan kegiatan koperasi dan usaha koperasi c. Meneliti dan mengevaluasi pelaksanaan kebijaksanaan pengurus. d. Memberikan saran tertulis kepada pengurus tentang cara pelaksanaan tugas yang lebih baik. e. Membuat laporan tertulis tentang hasil pemeriksaan yang di sampaikan kepada pengurus untuk ditindak lanjuti dan kepada rapat anggota, serta tindakannya disampaikan kepada pemerintah. f. Terhadap pihak ketiga dan anggota secara perorangan, pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya dikoperasi, terutama yang berhubungan dengan simpanan berjangka, dan tabungan masingmasing penyimpanan yang didapatkan oleh pengawas atau pemeriksa dalam melakukan tugas pengawasan dikoperasi. g. Melakukan pengawasan dan memeriksa terhadap seluruh kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi sekurangkurangnya tiga bulan sekali. h. Mengamati perkembangan dan pertumbuhan koperasi. i. Membuat laporan tertulis yang harus disampaikan kepada pengurus yang salinannya dikirim ke pejabat mengenai hasil pengawasannya. j. Mengadakan pemeriksaan sewaktuwaktu mengenai bidang keuangan dan persediaan barang serta kekayaan koperasi. 3. Pengurus Pengurus KSP Mega dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota dengan masa jabatan empat tahun. Pengurus terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. Pengurus bertanggung jawab kepada rapat anggota. Pengurus KSP Mega mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 4. Ketua Memimpin, mengkoordinasi, membagi tugas dan memonitoring tugas pengurus lain serta kegiatan manajemen usaha. Bertindak atas nama pengurus menyampaikan laporan pertanggung jawaban pengurus dalam rapat anggota. 5. Sekretaris Mencanakan, melaksanakan, melaksanakan, dan bertanggung jawab berkaitan dengan urusan administrasi baik intern maupun ekstern, serta menyelenggarakan, mendokumentasi dan mengumumkan hasil rapat. 6. Bendahara Bertanggung jawab terhadap pengembangan bidang keuangan. 57

6 RAT PENGURUS KETUA PENGAWAS KETUA BENDAHARA I Wayan Budi ANGGOTA SEKRETARIS I Wayan Santika MANAGER BAGIAN KREDIT I Ketut Rudata PEMBUKUAN KASIR BAGIAN TABUNGAN 1. Ni Putu Sriani 2. Pande Ketut Wati 3. Ni Luh Putu Aggreni A N G G O T A Gambar 2. Susunan Pengurus Koperasi Mega Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan Tahun Pengurus Pengurus KSP Mega dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota dengan masa jabatan empat tahun. Pengurus terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. Pengurus bertanggung jawab kepada rapat anggota. Pengurus KSP Mega mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 4. Ketua Memimpin, mengkoordinasi, membagi tugas dan memonitoring tugas pengurus lain serta kegiatan manajemen usaha. Bertindak atas nama pengurus menyampaikan laporan pertanggung jawaban pengurus dalam rapat anggota. 5. Sekretaris Mencanakan, melaksanakan, melaksanakan, dan bertanggung jawab berkaitan dengan urusan administrasi baik intern maupun ekstern, serta menyelenggarakan, 58 Ni Luh Putu Budiari, I Wayan Suarbawa, I Made Hary Kusmawan, Analisis Likuiditas Koperasi...

7 mendokumentasi dan mengumumkan hasil rapat. 6. Bendahara Bertanggung jawab terhadap pengembangan bidang keuangan. Analisis Posisi Likuiditas Analisis posisi likuiditas sangat dibutuhkan oleh pengurus koperasi guna mengetahui sejauh mana KSP Mega memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pengukuran likuiditas pada penelitian ini menggunakan current ratio. Current Ratio adalah rasio yang digunakan untuk menganalisis posisi modal kerja suatu perusahaan yaitu merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Current Ratio merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan kas dan aktiva yang dapat segera diubah menjadi kas. 1. Kas Kas KSP Mega dapat dijelaskan melalui tabel 1 dibawah ini Tabel 1. Kas pada Koperasi Simpan Pinjam Mega Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan Tahun 2008 sampai tahun 2015 Tahun Kas Lembaga Bank Dharma BPD Koperasi Perkreditan Rakyat LPD Warga Sumber : Neraca Koperasi Mega Kediri Tabanan Tahun 2008 Tahun Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa kas KSP Mega mengalami peningkatan dari Rp ,00, menjadi Rp ,00,, selanjutnya tahun 2011 mengalami penurunan hingga menjadi Rp ,00, hal ini terjadi karena semakin banyaknya permintaan kredit dari para anggota. Dari tahun 2010 terus mengalami peningkatan hingga tahun 2013, yaitu dari Rp ,00, menjadi Rp ,00, dan tahun 2014 mengalami penurunan kembali menjadi Rp ,00, serta tahun 2015 naik kembali menjadi Rp ,00,. 2. Kewajiban Lancar Kewajiban lancar KSP Mega terdiri dari: a. tabungan baik anggota maupun non anggota yang jumlahnya terus mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai tahun 2015 yaitu dari Rp ,00, sampai Rp ,00,. b. Deposito dalam bentuk simpanan berjangka dan simpanan masa depan yang jumlahnya berpluktuasi dari tahun 2008 (Rp ,00,) naik menjadi Rp (tahun 2015) selanjutnya sampai tahun 2012 terus mengalami penurunan hingga menjadi Rp ,00, hal ini disebabkan karena simpanan berjangka masyarakat yang sudah jatuh tempo ditarik dan dari tahun 2013 sampai tahun 2015 deposito mengalami peningkatan yaitu dari Rp ,00, menjadi Rp ,00, tahun c. Dana yang terdiri dari dana pendidikan, dana sosial dan dana PDK. Dana ini hanya turun pada tahun 2009 dan selanjutnya samapai tahun 2015 terus mengalami peningkatan. d. Pinjaman yang diperoleh dari KSU Werdi sedana berupa RC dari tahun 2012 hingga 2015 dan dari BPR Dharma Warga mulai tahun 2015 sebesar Rp ,00, serta simpanan khusus dari anggota mulai tahun 2012 (Rp ,00,) hingga Rp tahun 2015 (Tabel 2). 59

8 Tabel 2. Kewajiban Lancar Koperasi Mega Kediri Tabanan Tahun Tabungan Deposito Dana RC Werdi Sedana Sumber : Neraca Koperasi Mega Kediri Tabanan Tahun 2008 Tahun 2015 Dharma Warga Simpanan Khusus Aktiva Lancar Aktiva lancar terdiri dari kas, tabungan pada Bank, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dan Koperasi serta pinjaman. Aktiva lancar dari tahun 2008 terus mengalami penigkatan sampai tahun 2015 yaitu dari Rp ,00, hingga Rp ,00, (Tabel 3). Tabel 3. Aktiva Lancar Tahun Kas Bank, LPD dan Koperasi Pinjaman Sumber : Neraca Koperasi Mega Kediri Tabanan Tahun 2008 Tahun Current Ratio Current Ratio dapat dijelaskan melalui perhitungan pada Tabel 4. Tabel 4. Current Ratio Tahun Aktiva Lancar Utang Lancar Current Ratio Sumber : Neraca Koperasi Mega Kediri Tabanan Tahun 2015 (%) 136,51 131,74 151,21 141,49 107,95 106,95 108,71 113,23 Aktiva Lancar Pertumbuhan (%) 3,49 14,78 6,43 23,70 0,93 1,65 4,16 Tahun 2008 persentase current ratio Koperasi Simpan Pinjam Mega Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan sebesar 136,51 % menunjukan presentase yang cukup likuid dengan anggota koperasi berjumlah 20 orang dan ini dijadikan tahun dasar dalam penelitian. 60 Ni Luh Putu Budiari, I Wayan Suarbawa, I Made Hary Kusmawan, Analisis Likuiditas Koperasi...

9 Tahun 2009 persentase current ratio sebesar 131,74 % (turun 3,49 %), hal ini terjadi karena peningkatan hutang lancar lebih rendah dari peningkatan hutang lancar. Tahun 2010 meningkat dari tahun sebelumnya dengan total current ratio 151,21 % naik 14, 78 % menunjukan persentase yang cukup likuid. Tahun 2011 persentase current ratio pada Koperasi Simpan Pinjam Mega Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan sebesar 141,49 %, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 6,43 % selanjutnya terus mengalami penurunan yaitu sebesar 23,70 % tahun 2012 dan turun sebesar 0,93 % pada tahun Tahun 2014 total current ratio 108,71 % mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 1,65 % dan tahun 2015 current ratio kembali meningkat menjadi 113,23 yaitu meningkat 4,16 % hal ini menunjukan tingkat likuiditas pada koperasi Mega diatas 100 % artinya aktiva lancar akan mampu membayar kewajiban lancarnya tanpa mengganggu operasi koperasi serta jumlah anggota juga meningkat menjadi 35 orang. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Rasio likuiditas KSP Mega di Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2015 besarnya berpluktuasi, walaupun aktiva lancar dan hutang lancar terus mengalami peningkatan, namun persentase peningkatannya yang berbeda sehingga menyebabkan Current Ratio mengalami perubahan yaitu naik dan turun dengan persentase yang berbeda. Berdasarkan data penelitian yang dianalisis yaitu dari tahun 2008 sampai dengan 2015, tahuntahun yang mengalami penurunan nilai Current Ratio dari tahun sebelumnya adalah tahun 2009, tahun 2011, tahun 2012 dan tahun 2013, walaupun demikian nilai Current Ratio pada semua tahun besarnya diatas 100 % artinya aktiva lancar mampu membayar kewajiban lancarnya tanpa mengganggu operasi koperasi serta modal tidak terlalu banyak menganggur karena nilai tidak terlalu tinggi. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas dapat disaran sebagai berikut : 1. Koperasi Simpan Pinjam Mega dapat tetap mepertahankan nilai Current Ratio jangan samapai berada dibawah 100 % dan hendaknya lebih produktif, mengalokasikan danadananya dengan lebih baik agar terus dapat meningkatkan SHU yang sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada RAT tahun sebelumnya. 2. Koperasi Simpan Pinjam Mega diharapkan lebih selektif dalam memberikan kredit serta tegas terhadap anggota maupun non anggota untuk melunasi kewajibankewajibannya, agar kondisi keuangan koperasi tidak terganggu. DAFTAR PUSTAKA Hendar Kusnadi Ekonomi Koperasi. Edisi Kedua. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI. Koperasi Mega Laporan Keuangan Tahun Kediri, Tabanan Ninik Widiyanti Manajemen Koperasi. Edisi Baru. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Riyanto, Bambang, Dasardasar Pembelajaran Perusahaan, Yogyakarta: BPFE UGM. Sawir, Agnes, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 61

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang Perkoperasian Koperasi di Indonesia suatu wadah perekonomian rakyat yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotong royongan serta merupakan ciri khas tata kehidupan

Lebih terperinci

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan Penilaian kinerja keuangan bagi manajemen dapat diartikan sebagai pengukiran atas kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian pencapaian

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS RENTABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN KOPERASI LEPP M3 MINO LESTARI

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS RENTABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN KOPERASI LEPP M3 MINO LESTARI ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS RENTABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN KOPERASI LEPP M3 MINO LESTARI Widi Astuti Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo widi.astuti1102@yahoo.co.id

Lebih terperinci

8 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No

8 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No 8 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-929 ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS MODAL SENDIRI PADA KOPERASI PEGAWAI TELKOM (KOPGTEL) PALAPA DI MATARAM Oleh: Ira Dianti

Lebih terperinci

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN PEMBERIAN KREDIT PADA NASABAH DI PT. BPR GROGOL JOYO SUKOHARJO Oleh A. Solikhin (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK Dengan kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resesi ekonomi yang melanda negara-negara di Asia, khususnya Indonesia telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, koperasi sebagai salah satu badan usaha penggerak perekonomian rakyat, turut ambil bagian dalam perkembangan pembangunan dibidang ekonomi, sebagaimana

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh: TRI PRASETIYA B

SKRIPSI. Disusun oleh: TRI PRASETIYA B ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI PERKEMBANGAN KOPERASI DILIHAT DARI SEGI RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS PADA PUSAT KOPERASI WARIS SURAKARTA DI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

mampu menjadi mitra usaha yang terbaik bagi anggotanya.

mampu menjadi mitra usaha yang terbaik bagi anggotanya. royong, dan sebagai Koperasi Simpan Pinjam, maka KSP Harta Sentosa tetap fokus kepada kebijakan penggurus KSP Harta Sentosa Kota Salatiga. 2. Visi dan Misi Koperasi a. Visi KSP Harta Sentosa. Visi KSP

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya kerja sama. Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2012 : pasal 1, Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ARUS KAS DALAM MENENTUKAN TINGKAT LIKUIDITAS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH MAWAR

BAB IV ANALISIS ARUS KAS DALAM MENENTUKAN TINGKAT LIKUIDITAS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH MAWAR BAB IV ANALISIS ARUS KAS DALAM MENENTUKAN TINGKAT LIKUIDITAS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH MAWAR A. Metode Pelaporan Arus Kas KJKS MAWAR Laporan arus kas pada KJKS MAWAR disajikan berdasarkan metode langsung

Lebih terperinci

JURNAL ANALISIS LIKUIDITAS KOPERASI SIMPAN PINJAM KAMANGTAWAYA DESA SENDANGAN KECAMATAN REMBOKEN KABUPATEN MINAHASA MONICA PRISCILA MUMEK

JURNAL ANALISIS LIKUIDITAS KOPERASI SIMPAN PINJAM KAMANGTAWAYA DESA SENDANGAN KECAMATAN REMBOKEN KABUPATEN MINAHASA MONICA PRISCILA MUMEK JURNAL ANALISIS LIKUIDITAS KOPERASI SIMPAN PINJAM KAMANGTAWAYA DESA SENDANGAN KECAMATAN REMBOKEN KABUPATEN MINAHASA MONICA PRISCILA MUMEK 100 314 011 Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ir. Theodora M. Katiandagho,MSi

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang BAB 2 Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Koperasi 1. Definisi Koperasi Sumarsono (2003) menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 telah digariskan bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 telah digariskan bahwa BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Koperasi Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 telah digariskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian yang semakin maju memicu banyak munculnya perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang dagang, jasa, maupun lainnya yang pada umumnya

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG Oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Analisis rasio laporan keuangan yaitu hasil akhir dari suatu proses pencatatan keuangan diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini berdampak pada semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini berdampak pada semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini berdampak pada semakin ketatnya persaingan perekonomian di Indonesia. Kondisi ini menuntut setiap badan usaha

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis penelitian Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat permasalahan serta tujuan penulisan. Penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Pengertian 1.1.1 Analisis Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN 2012-2014 ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta Email : suprihati18@gmail.com ABSTRAK Analisis rasio laporan keuangan yang lazim digunakan adalah

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SARI PUTRA MANDIRI DI BLORA

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SARI PUTRA MANDIRI DI BLORA ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SARI PUTRA MANDIRI DI BLORA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang pesat, seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang pesat, seiring BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang pesat, seiring dengan perkembangan dunia usaha. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai jenis usaha

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci :Tingkat Perputaran Aktiva Lancar, Perputaran Modal Kerja, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Koperasi, Profitabilitas.

ABSTRAK. Kata Kunci :Tingkat Perputaran Aktiva Lancar, Perputaran Modal Kerja, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Koperasi, Profitabilitas. Judul : PengaruhTingkat Perputaran Aktiva Lancar, Perputaran Modal Kerja, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Koperasi Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Koperasi Serba Usaha di Kabupaten Klungkung

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang dapat digunakan untuk memeriksa data

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah Berdirinya Koperasi Simpan Pinjam Sahabat Surya Tegowanu

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah Berdirinya Koperasi Simpan Pinjam Sahabat Surya Tegowanu BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya Koperasi Simpan Pinjam Sahabat Surya Tegowanu Koperasi Simpan Pinjam Sahabat Surya Tegowanu yang berkedudukan di Jln. Gatot Subroto No.99 Tegoawanu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Singkat Koperasi Rukun Sejahtera

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Singkat Koperasi Rukun Sejahtera BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Koperasi Rukun Sejahtera Koperasi Rukun Sejahtera BPSTW didirikan pada tanggal 11 April 1998 berdasarkan akta pendirian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting dalam proses pengambilan keputusan ekonomis, sehingga dalam menjalankan suatu usaha perusahaan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN KOPERASI DENGAN ANALISIS RASIO

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN KOPERASI DENGAN ANALISIS RASIO PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN KOPERASI DENGAN ANALISIS RASIO Oleh Abstra ck Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan Koperasi Unit Desa Prasojo-Kota Kediri ditinjau dari rasio likuiditas,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rentabilitas 2.1.1 Pengertian Rentabilitas Koperasi tiap tahun diharuskan oleh undang-undang hukum dagang membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI

ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Koperasi ini bernama KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut KOPERASI.

Lebih terperinci

ANALISIS MODAL KERJA PADA KOPERASI KARYAWAN PT. BANK SULUT DI MANADO

ANALISIS MODAL KERJA PADA KOPERASI KARYAWAN PT. BANK SULUT DI MANADO ANALISIS MODAL KERJA PADA KOPERASI KARYAWAN PT. BANK SULUT DI MANADO EKA Y.A RUNTURAMBI JOHNY. REVO. E TAMPI R. RUNTUWENE ABSTRACT Good working capital management determine the success of a company. Assessment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi sebagai gerakan lembaga ekonomi yang mempunyai tugas. dan tanggungjawab mensejahterakan seluruh anggota melalui pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi sebagai gerakan lembaga ekonomi yang mempunyai tugas. dan tanggungjawab mensejahterakan seluruh anggota melalui pemenuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi sebagai gerakan lembaga ekonomi yang mempunyai tugas dan tanggungjawab mensejahterakan seluruh anggota melalui pemenuhan kebutuhan yang layak dan memadai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dewasa ini, maka persaingan antar perusahaan, khususnya antar perusahaan yang sejenis akan semakin ketat. Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dapat berwujud laporan keuangan. Laporan keuangan menyajikan gambaran mengenai posisi

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Ni mah, 2011, Analisis Kinerja Keuangan Pada Koperasi BMT Bina Usaha Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional merupakan gambaran tentang bagaimana suatu variabel diukur. Definisi operasional ditunjukkan pada variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran 74 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan evaluasi terhadap laporan keuangan PT. Karwell Indonesia Tbk. yang meliputi analisa laporan keuangan, analisis

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK UTARA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KUD SARI TANI NGUTER SUKOHARJO

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KUD SARI TANI NGUTER SUKOHARJO ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KUD SARI TANI NGUTER SUKOHARJO TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Sarjana Ahli Madya Program Studi D-3 Akuntansi Keuangan Disusun oleh : TRI

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sejarah dan Definisi Koperasi 2.1.1 Sejarah Koperasi Menurut Amidipradja Talman (1985:22) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan koperasi adalah : Badan usaha yang berbeda dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstraksi Prakata. Daft ar Tabel dan Gambar

DAFTAR ISI. Abstraksi Prakata. Daft ar Tabel dan Gambar Abstraksi ABSTRAKSI Asset dan Liability merupakan dua sisi gambaran keuangan suatu bank, dimana kedua-duanya menggambarkan pos-pos keuangan bank, baik yang berbentuk kekayaan atau harta milik bank, maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orangorang,

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orangorang, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang untuk bekerjasama demi kesejahteraan bersama. Berdasarkan UU No 12 tahun 1967, koperasi Indonesia adalah organisasi

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA)

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA) ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA) ABSTRACT Financial performance of a bank, or often referred

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah hasil akhir dari proses akuntansi pada suatu periode tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah hasil akhir dari proses akuntansi pada suatu periode tertentu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Republik Indonesia telah menggariskan dengan tegas bahwa dalam rangka pembangunan nasional dewasa ini koperasi harus menjadi sokoguru dan wadah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN Analisis rasio keuangan perusahaan daerah aneka karya Kabupaten Boyolali tahun 1998 2000 Yulaika Dyah Iswandari F 3300040 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat yang penting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Akuntansi dan Laporan Keuangan Koperasi. Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan, dan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Akuntansi dan Laporan Keuangan Koperasi. Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan, dan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi dan Laporan Keuangan Koperasi 1. Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan dari peristiwa-perisiwa dan kejadian-kejadian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pusataka 2.1.1 Rasio Profitabilitas Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi perkembangan ekonomi yang sangat pesat menyebabkan terjadinya persaingan yang kuat di dalam dunia usaha. Beberapa sektor usaha yang ada mengalami

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran masyarakat yang diutamakan bukan kemakmuran orangperorang. dan perusahaan yang sesuai dengan itu ialah perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran masyarakat yang diutamakan bukan kemakmuran orangperorang. dan perusahaan yang sesuai dengan itu ialah perusahaan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan,

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep

LANDASAN TEORI. dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep BAB II LANDASAN TEORI Untuk dapat memulai suatu penelitian diperlukan suatu landasan teori yang relevan dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep yang digunakan

Lebih terperinci

PENERAPAN RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA USAHA KOPERASI (Kasus Koperasi Karyawan Universitas Langlangbuana)

PENERAPAN RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA USAHA KOPERASI (Kasus Koperasi Karyawan Universitas Langlangbuana) PENERAPAN RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA USAHA KOPERASI (Kasus Koperasi Karyawan Universitas Langlangbuana) Oleh: Mirna Nurwenda dan Hidayat Effendi Fakultas Ekonomi Universitas Langlangbuana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Lembaga keuangan terdiri dari lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank. Lembaga keuangan bank contohnya seperti bank, finance dan lembaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1 Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Koperasi Koperasi berkenaan dengan manusia sebagai individu dan dengan kehidupannya dalam masyarakat. Manusia tidak dapat melakukan kerja secara sendiri,

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri)

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri) ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri) Oleh: Miladiah Kusumaningarti Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri, Kediri Email: mila@kagamavirtual.net Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI Pendirian koperasi didasarkan oleh keinginan dari beberapa orang yang bersepakat bergabung, mengelola kegiatan dan kepentingan

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 RASIO KEUANGAN UNTUK EVALUASI KENERJA KEUANGAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 RASIO KEUANGAN UNTUK EVALUASI KENERJA KEUANGAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG RASIO KEUANGAN UNTUK EVALUASI KENERJA KEUANGAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG ABSTRAKSI Nita albinus_tini@yahoo.co.id Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia saat ini telah memporak porandakan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia saat ini telah memporak porandakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang melanda Indonesia saat ini telah memporak porandakan perekonomian masyarakat bawah, menengah dan atas. Banyak usaha kecil maupun besar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat permasalahan serta tujuan penulisan. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Koperasi Simpan Pinjam Karya Mulia. hanya mempunyai anggota sebanyak 44 orang.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Koperasi Simpan Pinjam Karya Mulia. hanya mempunyai anggota sebanyak 44 orang. BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Koperasi Simpan Pinjam Karya Mulia Koperasi Simpan Pinjam Karya Mulia ini pada awalnya merupakan unit usaha yang ada pada Simpan Pinjam Karya Mulia

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -----BAB I ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ----

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makmur maka ketiga sektor kekuatan ekonomi itu harus saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. makmur maka ketiga sektor kekuatan ekonomi itu harus saling berhubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha dalam tata kehidupan. Ketiga sektor kekuatan tersebut adalah sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi seperti ini menuntut perusahaan untuk mampu mengelola

BAB I PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi seperti ini menuntut perusahaan untuk mampu mengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi perekonomian dunia pada saat ini menyebabkan peningkatan perkembangan dunia usaha yang sangat pesat di Indonesia. Perkembangan yang sangat pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha dalam tata kehidupan. Ketiga sektor kekuatan tersebut adalah

Lebih terperinci

ABSTRAKSI Analisis likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas pada KPRI guru Sumberlawang tahun Wiwik Sulistyowati F

ABSTRAKSI Analisis likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas pada KPRI guru Sumberlawang tahun Wiwik Sulistyowati F 1 ABSTRAKSI Analisis likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas pada KPRI guru Sumberlawang tahun 1999-2002 Wiwik Sulistyowati F3300222 Para pemakai laporan keuangan KPRI adalah para anggota koperasi dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN. Koperasi Karya Mandiri Air Molek merupakan koperasi serba usaha (KSU) yang didirikan

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN. Koperasi Karya Mandiri Air Molek merupakan koperasi serba usaha (KSU) yang didirikan BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN A. Sejarah berdirinya Koperasi Karya Mandiri Air Molek Koperasi Karya Mandiri Air Molek merupakan koperasi serba usaha (KSU) yang didirikan untuk membangun dunia usaha melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi koperasi. Hal ini akan membantu koperasi dalam menghadapi atau. menentukan kebijaksanaan yang akan ditempuh.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi koperasi. Hal ini akan membantu koperasi dalam menghadapi atau. menentukan kebijaksanaan yang akan ditempuh. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Koperasi didirikan dengan tujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Akan tetapi keuntungan merupakan faktor yang penting bagi kelangsungan hidup koperasi dan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KPRI RASA TUNGGAL DI KECAMATAN BANJARSARI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KPRI RASA TUNGGAL DI KECAMATAN BANJARSARI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KPRI RASA TUNGGAL DI KECAMATAN BANJARSARI Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian koperasi berdasarkan Undang-Undang no. 17 tahun 2012 pasal 1 disebutkan bahwa : Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh

Lebih terperinci

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal Manajemen keuangan koperasi berkaitan dengan aktivitas pengumpulan dana dan penggunaan dana tersebut secara efektif dan efisien (Hendar 2010). Ini kerap menjadi masalah klasik yang kerap menjadi awal perselisihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pemilihan Judul Keberadaan koperasi di Negara Indonesia mempunyai arti dan peran tersendiri dalam aspek perekonomian Negara Indonesia. Koperasi sebagai badan usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Soemarso (2010:368), Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi dan laba ditahan, laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.3 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.3 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.3 Latar Belakang Penelitian Di dalam perekonomian, bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil, baik

Lebih terperinci

ANALISIS LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS PADA KOKAR WAHANA SEMARANG PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP IV SEMARANG

ANALISIS LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS PADA KOKAR WAHANA SEMARANG PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP IV SEMARANG ANALISIS LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS PADA KOKAR WAHANA SEMARANG PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP IV SEMARANG TUGAS AKHIR Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Akuntansi Pada Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki tiga sektor ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah sektor Negara,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Koperasi Bina Usaha Bersama Yayasan Istiqamah Bandung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Koperasi Bina Usaha Bersama Yayasan Istiqamah Bandung BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Koperasi Bina Usaha Bersama Yayasan Istiqamah Bandung Koperasi Bina Usaha Bersama Yayasan Istiqamah berdiri pada tahun 1995 di

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU 1 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU 2006-2007 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan Nasional di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan Nasional di bidang ekonomi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam rangka pelaksanaan pembangunan Nasional di bidang ekonomi masyarakat diarahkan untuk dapat menumbuhkan peranan dan tanggung jawab untuk berperan serta secara

Lebih terperinci

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi URAIAN MATERI A. Pengertian Koperasi Kata Koperasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu co dan operation. Co berarti bersama, operation berarti usaha. Kalau kedua kata itu dirangkai, maka koperasi dapat

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA ADAT SUMERTA DI DENPASAR

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA ADAT SUMERTA DI DENPASAR ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA ADAT SUMERTA DI DENPASAR Oleh : Ni Ayu Meilani Dewi I Made Artawan Dewa Ayu Putu Niti Widari ABSTRAKSI LPD merupakan salah satu kebijakan

Lebih terperinci

BAB II KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT

BAB II KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT BAB II KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT A. Sejarah Ringkas Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi merupakan badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian bahwa koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) , FAX

BAB III METODE PENELITIAN. tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) , FAX BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Artha Jaya tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) 427 009, FAX (0343) 422

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat untuk membangun perekonomian Indonesia yaitu dengan memberdayakan

BAB I PENDAHULUAN. tepat untuk membangun perekonomian Indonesia yaitu dengan memberdayakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mengacu pada UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, maka cara yang tepat untuk

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI, DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI, DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG Draft Htl Maharani 9 September 2008 PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI, DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM

Lebih terperinci

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas). KOPERASI.. Nomor : 12 Pada hari ini, Kamis, tanggal 10-09-2015 (sepuluh September dua ribu lima belas). Pukul 16.00 (enam belas titik kosong-kosong) Waktu Indonesia Bagian Barat. ------- - Hadir dihadapan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan

UKDW BAB I PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat memberikan kemakmuran bagi pemilik atau pemegang saham (Siallagan dan Machfoedz, 2006).

Lebih terperinci