Analisa Risiko Tubrukan Tanker Secara Dinamik Pada Alur Pelayaran Selat Madura Dengan Menggunakan Traffic Base Model
|
|
- Sonny Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 Analisa Risiko Tubrukan Tanker Secara Dinamik Pada Alur Pelayaran Selat Madura Dengan Menggunakan Traffic Base Model Andrew Pradana Putra, Trika Pitana, dan R. O. Saut Gurning Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknilogi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Abstrak Selat madura sebagai salah satu selat tersibuk di indonesia memiliki risiko yang tinggi terhadap kecelakaan akibat tubrukan tubrukan. Menurut laporan analisa kecelakaan laut pada tahun , terjadi sekitar 115 kecelakaan laut di Indonesia pertahun dan kecelakaan akibat tubrukan terjadi 15 % dari total kecelakaan yang terjadi sehingga membuat analisa resko akibat tubrukan ini penting dilakukan. Secara umum analisa risiko merupakan fungsi dari probabilitas kejadian yang tidak dinginkan dan konsekuensi dari bahaya yang timbul. Probabilitas tubrukan kapal dapat dianalisa dengan memodelkan distribusi pelayaran disuatu daerah secara geometri. Untuk mendapatkan distribusi pelayaran dapat memanfaatkan data yang diterima dan disimpan oleh Automatic Identification System (AIS). Analisa probabilitas pada tugas akhir ini menggunakan 3 skenario, yaitu: analisa probabilitas kapal menubruk kapal dalam kondisi lego jangkar, analisa probabilitas akibat stranding dan analisa probabilitas tubrukan antara 2 kapal secara head-on. Analisa konsekuensi terbagi atas 2 skenario, yaitu : analisa konsekuensi kapal kandas akibat stranding dan analisa konsekuensi kapal menubruk kapal tanker. Dari analisa probabilitas dan konsekuensi dari tubrukan kapal dapat ditentukan kriteria suatu risiko, apakah rendah, medium atau tinggi. Hasil penelitian yang diperoleh dengan analisa probabilitas tubrukan kapal secara geometrik dan analisa konsekuensi secara ekonomi menggunakan pendekatan yang dusulkan oleh Maulidiyah menunjukkan bahwa tingkat risiko tubrukan di selat Madura adalah medium. Kata Kunci Automatic Identification System (AIS), GIS, Konsekuensi, Probabillitas. I I. PENDAHULUAN NDONESIA adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki lebih dari pulau dan luas perairan lebih besar dari pada luas daratan. Sehingga membuat tranportasi laut memiliki peranan penting dalam perkembangan perekonomian di Indonesia. Salah Salah satu jalur pelyaran di Indonesia adalah alur pelayaran perak yang melalui selat Madura. Selat Madura sebagai salah satu alur pelayaran terpadat di Indonesia memiliki risiko yang tinggi terhadap tubrukan. Menurut laporan analisa kecelakaan laut [1], terjadi sekitar 115 kecelakaan laut pertahun di Indonesia dan kecelakaan akibat tubrukan terjadi 15 % dari total kecelakaan yang terjadi sehingga membuat analisa risiko akibat tubrukan ini penting dilakukan. Menurut harian kompas regoinal, pada tahun 2005 terdapat kapal yang melintasi selat madura. Sementara itu pada tahun 2010 sebanyak kapal yang melintasi alur selat Madura. Sedangkan kondisi alur saat ini dengan lebar alur sektar 100 m pada alur pelayaran luar, dengan kedalaman sekitas 9,5 meter dan kapasitas maksimum kapal yang boleh melalui alur pelayaran selat Madura sekitas kapal pertahun sehingga selat Madura memiliki tingkat resiko yang tinggi terhadap kecelakaan. Untuk mengurangi frekuensi terjadinya tubrukan kapal, pemerintah berencana memperdalam dan memperlebar alur pelayaran pada Selat Madura [2]. Cara yang paling efektif untuk mengurangi risiko yang disebabkan oleh tabrakan dan grounding adalah untuk mengurangi kemungkinan terjadinya peristiwa tubrukan. Terbatasnya jumlah data yang konsisten, analisis penelitian berbasis yang telah dilakukan pada langkah-langkah pencegahan terkait dengan mengurangi probabilitas tabrakan dan landasan umumnya menegaskan bahwa pilihan kontrol risiko di daerah ini sangat hemat biaya dibandingkan dengan sebagian lain mengurangi risiko acuan yang diumumkan oleh otoritas maritim. Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi perkembangan yang signifikan dari sistem navigasi kapal. Semakin banyak Sistem Lalu Lintas Kapal (VTS) yang didirikan di seluruh dunia. Sistem Identifikasi Otomatis (AIS) telah diperkenalkan, dan sistem telah dikembangkan untuk akses informasi AIS melalui Bantuan Radar Plotting Otomatis (ARPA). IMO telah memperkenalkan persyaratan untuk kapal baru untuk memenuhi kriteria manuver tertentu dan tingkat yang aman dari awak terus dibahas. Hal ini umumnya sepakat bahwa semua kegiatan tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap kemungkinan kecelakaan kapal dalam bentuk tabrakan, kontak dan grounding. A. Traffict Base Modelling II. URAIAN PENELITIAN Simulasi lalu lintas dinamis adalah simulasi mikro, yang berarti bahwa gerakan dari setiap operasi kapal individu di daerah tersebut disimulasikan dalam domain waktu. Pada
2 2 dasar simulasi meletakkan konsep acara lalu lintas disebut. Suatu peristiwa pada lalu lintas menandakan satu perjalanan dari satu kapal dari suatu titik keberangkatan ke tujuan tertentu sepanjang rute yang telah ditetapkan. Setiap peristiwa lalu lintas diberikan sejumlah atribut, relevan untuk penilaian kemungkinan tabrakan [3]. Sampai saat ini masih banyak dijumpai estimasi kemungkinan terjadinya kecelakaan dengan menggunakan pendekatan statistik didasarkan pada data kecelakaan yang pernah terjadi sebelumnya. Pendekatan statistik hanya dapat menggambarkan risiko rata-rata dari sejumlah besar kapal dan tidak mencerminkan perbedaan dalam standart teknik, kondisi lingkungan dan kepadatan pelayaran. Dalam sebuah analisa risiko yang mendekati kenyataan seharusnya digunakan untuk armada dan jalur pelayaran yang khusus. Hal ini membutuhkan metode khusus yang lebih dari pendekatan statistic yang hanya didasarkan pada jumlah pelayaran yang tampak tiap tahunnya [4]. Pembagian suatu alur pelayaran berdasarkan berbagai seksi dan tipe kecelakaan yang mungkin terjadi merupakan langkah awal dalam perhitungan probabilitas tubrukan. Dibawah ini pada gambar 1 merupakan contoh gambaran pembagian alur pelayaran menjadi beberapa seksi secara sederhana. Pada gambar tersebut terbagi atas 3 seksi dan memiliki kemungkinan tubrukan yang berbeda bergantung kondisi geografis dan kepadatan kapal pada seksi tersebut :. B. Konsep Analisa Risiko Gambar 1 Mode Kecelakaan Konsep risiko berdiri sentral dalam setiap diskusi tentang keselamatan. Dengan mengacu pada sistem tertentu, istilah aman biasanya digunakan untuk menggambarkan derajat kebebasan suatu sistem dari bahaya yang mungkin timbul, dan konsep risiko adalah salah satu cara untuk mengevaluasi tingkat keamanan ini. Konsep risiko dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda tergantung pada konteks keadaan yang ada. Akademisi cenderung memandang risiko secara obyektif dalam kaitannya dengan keselamatan, dan dengan demikian menggunakan konsep risiko sebagai kriteria keamanan objektif. Berikut ini adalah definisi risiko biasanya diterapkan: RRRRRRRR = PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC ( 1) di mana P adalah kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang tidak diinginkan (misalnya tabrakan kapal) dan C adalah konsekuensi yang tidak diharapkan misalnya bahaya manusia, ekonomi dan / atau lingkungan. Persamaan (1) menunjukkan bahwa risiko secara obyektif memiliki dua komponen sama pentingnya, salah satunya probabilitas dan konsekuensi. Risiko ini sering dihitung untuk semua, bahaya yang relevan bahaya menjadi peristiwa yang mungkin dan kondisi yang dapat mengakibatkan tingkat keparahan. Misalnya, bahaya dengan probabilitas tinggi kejadian dan konsekuensi tinggi memiliki tingkat risiko yang tinggi, dan tingkat risiko yang tinggi sesuai dengan keamanan tingkat rendah untuk sistem yang sedang dipertimbangkan. Hal sebaliknya akan menjadi kasus bahaya dengan probabilitas rendah dan konsekuensi rendah. Keselamatan ini dievaluasi dengan menjumlahkan seluruh risiko yang relevan untuk sistem tertentu [4]. C. Analisa Probability Tubrukan dan Grounding Saat ini model yang paling sering digunakan untuk memperkirakan grounding atau frekuensi tabrakan yang diarahkan dalam pendekatan didefinisikan oleh Fujii dkk. dan oleh MacDuff. Dimana perhitungan potensi jumlah kecelakaan grounding kapal atau tabrakan antar kapal, perlu ditetapkan terlebih dahulu bahwa kecelakaan yang timbul bukan dari maneuver yang disengaja [5]. λλ CCCCCC = PP CC NN GG (2) Kemungkinan Tubrukan Head On Menurut DNV Pada standar DNV, persamaan perhitungan probaibiltassecara geometric diturunkan berdasarkan probability density function dari distribusi normal. Dibawah ini adalah persamaan dasar menurut [6]. PP CCCCCCCC = PP 1 PP 2 (3) P 1 biasa disebut dengan geomatric collision probability dimana apabila ada suatu kapal niaga yang berlayar pada suatu alur pelayaran dengan tujuan tertentu maka lokasi kapal pada alur diasumsikan terdistribusi normal. Berikut ini adalah persamaan dalam menghitung P 1 : PP 1 = DD ππππ ee 2 xx δδ 2 (4) D adalah diameter tubrukan, δ adalah standar deviasi pada alur x adalah jarak dari tengah alur menuju kapal standby, dalam hal ini adalah penjumlahan dari alur dengan lebar kapal standby. P 2 adalah kemungkinan kapal kehilangan kendali akibat kegagalan pada proses navigasi kapal. Penyebabnya adalah ketidakhadirnya perwira yang bertugas berjaga di anjungan
3 3 karena terganggu oleh aktivitas lain seperti tertidur, celaka, atau mabuk. Kemungkinan Tubrukan Head On Menurut Kristiansen. Pada perhitungan probabilitas menggunakan persamaan ini, kedua kapal kandidat tubrukan harus sama dalam kondisi berlayar sehingga persamaan ini dapat digunakan. Kemungkinan tubrukan secara head - on menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh [4] sebagai berikut : NN ii = (BB 1+BB 2 ) WW. (vv 1+vv 2 ) vv 1.vv 2. DD. NN mmmm (5) B1 : Lebar dari kapal 1 (m) V1 : Kecepatan Kapal 1 (knots) B2 : Lebar dari kapal 2 (m) V2 : Kecepatan Kapal 2 (knots) Nm : Frekuensi kedatangan kapal yang berpapasan (ships/satuan waktu) D : jarak relative antar kapal (nm). Kemungkinan Stranding Menurut Kristiansen. Tubrukan stranding adalah tabrakan ketika kapal melintasi suatu rute alur pelayaran memiliki kemungkinan keluar dari alur pelayaran tersebut dan mengakibatkan kapal mengalami kandas [3]. PP ii 1 2 ππ - Pi : Kemungkinan tubrukan - D : Lebar alur pelayaran (nm) - W : Panjang Alur Pelayaran (nm). WW DD Estimasi Konsekuensi Tubrukan Antar Kapal ( 6) Untuk menghitung kerusakan akibat tubrukan dapat menggunkan pendekatan yang telah dilakukan oleh, perhitungan energi yang ditransfer pada lambung kapal dapat menggunakan rumus sebagai berikut : EE tt = mm 1 mm 2 (1+ CC h ) (mm 1 + mm 2 (1+ CC h )) (sin αα + vv 1 )2 (7) - M1 adalah massa kapal MV. Krasak - V1 adalah kecepatan kapal MV. Krasak - Ch adalah massa tambahan akibat pergerakan kapal Zhang pada penelitiannya menyatakan bahwa nilai ch sebagai dasar perhitungan dapat diperoleh pada Tabel 1 dibawah ini. Pada perhitungan ini menggunkan Ch sway = 0.6 dan sudut tubrukan adalah 90. Selanjutnya adalah menghitung energi yang diterima oleh Segregated Ballast Tanker (SBT) menggunakan persamaan yang dikembang oleh Zhang (1999) Tabel 1 Koefisien Ch Jenis Gerakan Koefisien Massa Tambahan (C h) Rentang nilai Rekomendasi Surge Sway Yaw EE tt2 = EE tt1 (8) 1+ mm 1 /mm 2 Selanjutnya adalah menghitung penetrasi yang timbul akibat tubrukan tersebut menggunakan persamaan dibawah ini : LL oo = 2,67 ln EE tt 1,97 ln mm 2 + 1,66 (9) 1000 E. Estimasi Konsekuensi Kapal Kandas Estimasi besarnya kerusakan yang terjadi dapat diketahui dengan menggunakan persamaan yang telah dikembangkan oleh Zhang [7]. Untuk menghitung kerusakan akibat grounding dapat menggunkan pendekatan dengan melakukan perhitungan kerusakan material pada lambung kapal menggunakan rumus sebagai berikut : VV CC = LL DD BB DD tt eeeeee (mm 3 ) (10) Dan perhitungan energy yang diserap oleh kapal akibat grounding tersebut dapat menggunakan rumus dibawah ini EE tt = 3,21 tt eeeeee BB PP 0,6 σσ VVCC (11) Nilai energy yang diserap tersebut (Et) dibandingkan dengan rumus energy yang diserap akibat energy kinetic pada pergerakan kapal F. Dampak Terhadap Lingkungan EE tt = 1 2 mm (1 + CC h) VV 2 (12) Penilaian risiko lingkungan adalah tentang membuat perkiraan membahayakan kehidupan tanaman dan hewan dan integritas ekosistem yang nantinya dapat dibandingkan dengan kriteria risiko yang telah disepakati sebelumnya penerimaan. Namun, karena kepraktisan, analisis risiko lingkungan untuk ekosistem yang lengkap biasanya tidak dilakukan, dan risiko ini agak dinilai untuk komponen tunggal rentan di lingkungan, misalnya saham spesies tertentu atau habitat. Ini berfungsi sebagai indikator risiko dan ini biasanya dianggap cukup untuk memperkirakan risiko lingkungan [5]. G. Analisa Kerugian Tumpahan Minyak secara Ekonomi Pada beberapa kasus kecelakaan seperti Amoco cadiz, Exxon Valdez dan braer, biaya yang harus dikeluarkan sangat tinggi hingga puluhan bahkan ratusan kali dari nilai kapal dan muatan itu sendiri. Penelitian mengenai model dasar untuk
4 4 estimasi biaya yang harus ditanggung telah ada, yaitu berupa EPA Basic Oil Spill Cost Estimation Model (BOSCEM) yang memformulasikan berbagai criteria dan biaya terhadap dampak Sosial Ekonomi local maupun refional, pariwisata, nelayan fasilitas umum seperti pantai. Secara umum analisa biaya akibat tumpahan minyak adalah Menghitung biaya spill response Menghitung dampak terhadap Sosial Ekonomi Menghitung Dampak Terhadap Lingkungan Pada penelitian ini menggunakan model biaya yang dikembangkan oleh Maulidiyah [8] mengenai analisa kerugian tumpahan minyak yang merupakan dampak dari kapal kandas. Pendekatan yang dilakukan berdasarkan pendekatan statistik dari biaya kerugian tumpahan minyakyang pernah terjadi sebelumnya sehingga dapat diperoleh rumus sebagai berikut. BBBBBBBBBB = xx (13) Dimana: x = berat tumpahan minyak (ton) III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Standard Deviasi Standar Deviasi, seperti varians, adalah ekspresi dari sejauh mana (persebaran) nilai-nilai dari suatu data tersebar terhadap mean. Standar Deviasi (diwakili oleh simbol σ). Sebuah standar deviasi yang rendah menunjukkan bahwa titik data cenderung sangat dekat dengan mean, sedangkan standar deviasi yang tinggi menunjukkan bahwa titik data yang tersebar di berbagai macam nilai-nilai. Hasil standar deviasi menggunakan persamaan dan nilai mean pada alur adalah 50 m. Maka nilai δ = m. B. Skenario Tubrukan Pertama Plotting yang dilakukan pada software GIS selanjutnya diperkecil atau difokuskan pada kapal MT. Krasak sehingga dapat menghitung nilai kecelakaan yang akan terjadi. Tabel 2. Hasil perhitungan probability scenario 1 Tanggal waktu SOG x (m) P1 P Collision :43: E E :46: E E :53: E E :56: E E :23: E E :23: E E :31: E E-08 Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diketahui nilai probabillity pada selat madura. Untuk dapat menghitung jumlah kecelakaan pada selat madura dapat diperoleh dengan mengkalikan nilai probability diatas dengan jumlah kapal yang melalui selat madura. Selanjutnya adalah mencari criteria acceptance pada nilai probabillity apakah nilai diatas dapat diterima. C. Skenario Tubrukan Kedua Pada saat kapal memasuki alur pelayaran luar, hanya boleh 1 kapal yang melintas pada alur tersebut. Sehingga skenario tubrukan antar kapal tidak dapat digunakan. Maka perhitungan nilai probabilitas menggunakan skenario kemungkinan dari kapal tersebut keluar dari alur atau yang biasa disebut stranding. Pada skenario kedua ini menggunakan pesamaan yang dikembangkan oleh Kristiansen [3] sebagai dasar dalam perhitungan probabilitas. Tabel 3. Hasil perhitungan probability scenario 2 Tanggal Waktu Pincident F Stranding :37: E E :41: E E :47: E E :19: E E :23: E E :34: E E :35: E E :36: E E :40: E E :40: E E :40: E E :43: E E :53: E E :57: E E :02: E E :05: E E :08: E E-06 D. Skenario Tubrukan Ketiga Pada saat kapal memasuki alur pelayaran dalam, terdapat kemungkinan kapal akan mengalami tubrukan head on dengan kapal lain. Tubrukan head on ini terjadi saat kapal Mt. Krasak berhadapan dengan kapal lain yang akan meninggalkan alur pelayaran dalam. Pada skenario ketiga ini menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Kristiansen [3].
5 5 Tabel 4. Hasil perhitungan probability scenario 3 Date Time Ni Pa :00: E E :10: E E :20: E E+01 Evaluasi Probabillity Evaluasi akan dilakukan menggunakan standar DNV [6] untuk mengetahui tingkat probability tersebut, apakah termasuk dalam katagori yang berbahaya atau masih bisa diterima. Pada tabel dibawah ini, dapat terlihat bahwa tingkat risiko dari segi probabillity pada selat madura masih dalam katagori 1 atau rendah. Hal ini disebabkan mengenai asumsi alur pelayaran yang digunakan dan kondisi dari lalu lintas pelayaran pada selat madura itu sendiri yang pemasalahan utamanya adalah kedalaman dari alur. E. Analisa Konsekuensi Untuk menghitung kerusakan akibat tubrukan dapat menggunkan pendekatan yang telah dilakukan oleh Zhang [6] dimana perhitungan energi yang ditransfer pada lambung kapal sebagai dasar tingkat kerusakan pada kapal yang akan terjadi. Skenario Tubrukan Antar Kapal Pada skenario ini, kapal tanker menubruk pada kapal tanker sehingga terjadi kerusakan pada badan kapal dan menybabkan tumpahnya minyak ke laut. Untuk skenario ini, kriteria risiko terhadap lingkungan dapat dihitung dan tingkat risiko terhadap lingkungan dapat diketahui.. Estimasi besarnya kerusakan yang terjadi dapat diketahui dengan menggunakan persamaan yang telah dikembangkan oleh Zhang [6]. Maka perhitungan dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut : Tabel 5. Hasil perhitungan estimasi kerusakan 1 Tanggal waktu Penetrasi Vs Oil Spill (ton) :43: :46: :53: :56: :23: :23: :00: Setelah melakukan langkah perhitungan tersebut, maka selaanjutnya adalah melakukan analisa risiko berdasarkan suatu standar penerimaan tertentu. Pada kasus ini menggunakan standar DNV mengenai akibat tumpahan minyak secara ekonomi. Skenario Kapal Kandas Pada skenario ini kapal mengalami kandas saat kapal mengalami kondisi stranding sehingga kapal keluar dari alur pelayaran yang ada dan menyebabkan kapal kandas. Untuk skenario ketiga ini, kriteria risiko terhadap lingkungan dapat dihitung dan tingkat risiko terhadap lingkungan dapat diketahui. Dibawah ini adalah contoh perhitungan untuk estimasi kerusakan yang terjadi pada saat kapal mengalami kandas sepanjang alur pelayaran selat madura. Tabel 6. Hasil perhitungan estimasi kerusakan 2 Tanggal Waktu Ld (m) Vs Oil Spill (ton) :43: Berdasarkan perhitungan, muatan yang tumpah tersebut dibandingkan dengan kriteria dari DNV maka dapat diketahui tingkat kerusakan yang ditimbulkan akibat tumpahan minyak tersebut. Kategori tumpahan minyak pada perhitungan estimasi kerusakan akibat grounding pada kapal MT Krasak terdapat pada katagori ke tiga atau medium, dimana polusi yang dihasilkan pada katagori sedang dan minyak tersebut dapat dinetralkan di laut F. Analisa Perangkingan Dampak Konsekuensi secara Ekonomi Analisa kriteria penerimaan risiko menggunakan dampak secara ekonomi dengan menggunakan penelitian yang dilakukan oleh (Maulidiyah,2012) mengenai estimasi biaya kerugian akibat tumpahan minyak maka biaya akibat tumpahan minyak tersebut dapat diketahui. Selanjutnya dengan menggunakan standar kriteria penerimaan DNV. Hasil perangkingan dampak konsekuensi secara ekonomi pada Tabel 7. menunjukkan bahwa analisa dampak konsekuensi pada tumpahan minyak diselat madura tergolong Major. Evaluasi Risiko Setelah melakukan analisa probabillitas dan analisa konsekuensi maka langkah selanjutnya adalah melakukan suatu penilaian apakh risiko dapat diterima atau tidak. Berdasarkan analisa konekuensi diatas, terdapat 2 skenario yang memiliki risk acceptance yang berbeda sehingga memerlukan risk matrix yang berbeda pula. Berdasarkan risk matrik pada standar DNV, maka dapat diketahui tingkat risiko di selat Madura :10: :20:
6 6 waktu Oil Spill (ton) Tabel 7. Hasil rangking Konsekuensi Biaya ( Miliar Rupiah) Biaya (juta dolar) Katagori 22:43: Rp1, $ Major 22:46: Rp1, $ Major 22:53: Rp $98.55 Major 22:56: Rp1, $ Major 23:23: Rp1, $ Major 5:23: Rp1, $ Major 05:37: Rp1, $ Major 05:41: Rp1, $ Major 05:47: Rp1, $ Major 06:19: Rp1, $ Major 06:23: Rp1, $ Major 06:34: Rp1, $ Major 06:35: Rp1, $ Major 06:36: Rp1, $ Major 06:40: Rp1, $ Major 06:40: Rp1, $ Major 06:40: Rp1, $ Major 06:43: Rp1, $ Major 06:53: Rp1, $ Major 06:57: Rp1, $ Major 07:02: Rp1, $ Major 07:05: Rp1, $ Major 07:08: Rp1, $ Major 7:00: Rp1, $ Major 7:10: Rp1, $ Major 7:20: Rp $98.79 Major IV. KESIMPULAN 1. Data dari perangkat AIS dan perangkat lunak GIS dapat digunakan untuk melakukan analisa probabilitas tubrukan kapal secara geometri dan konsekuensi yang tidak diharapkan pada suatu alur pelayaran tertentu. 2. Analisa probabilitas pada skenario pertama, kemungkinan kapal berlayar menubruk kapal sedang lego jangkar, secara umum memiliki tingkat risiko rendah. Sedangkan pada skenario kedua, kemungkinan kapal mengalami stranding memiliki tingkat risiko rendah. Sedangkan pada skenario 3 dimana kapal mengalami tubrukan Head-on, untuk alur pelyaran pelayaran selat Madura dapat dikatakan rendah. 3. Tingkat risiko di daerah Selat Madura bisa dikatakan Medium jika dilihat dari hasil perhitungan dengan model lalu-lintas pelayaran dan analisa konsekuensi secara ekonomi menurut pendekatan yang diusulkan maulidiyah. Namun tingkat risiko ini bertambah seiring dengan peningkatan aktivitas lalu-lintas kapal yang melintas apabila tidak disertai dengan peningkatan manajemen pelabuhan yang baik DAFTAR PUSTAKA [1] PT. Trans Asia Consultan. (2009). Laporan Analisa Trend Kecelakaan Laut [2] Madura.Akan.Diperdalam [3] Goerlandt, F., & Kujala, p. (2011). Traffic simulation based ship collision probability modeling. Reliability Engineering and System Safety 96, [4] Kristiansen, S Maritime Tranportation Safety Management and Risk Analysis. Oxford: Elsevier Butterworth - Heinemann [5] Hansen, P., Ravn, E. S., & Engberg, P. C. (2009). Basic Modelling Principles For Prediction Of Collition And Grounding Frequencies DNV RP-F107. ( 2010). RISK ASSESSMENT OF PIPELINE PROTECTION. Det Norske Veritas. [6] DNV Safedoor. (2007). Risk Evaluation Criteria. DNV. [7] Zhang, S., 1999, The mechanics of ship collisions. Ph.D. Thesis, Department of Naval Architecture and Offshore Engineering, Technical University of Denmark, Lyngby. [8] Maulidiyah, 2012, Estimasi Biaya Kerugian Akibat Tumpahan Minyak di Cilacap. Master thesis,ftk ITS, Surabaya [9] Fujii, Y. Yamanouchi, H and Mizuki, N, Some Factors Affecting the Frequency of Accidents in Marine Traffic. II: The probability of Stranding, III: The Effect of Darkness on the Probability of Stranding. Journal of Navigation, Vol. 27, Gambar 2 Risk Matrik
Analisa Resiko Tubrukan Kapal Tanker Secara Dinamik Pada Alur. Menggunakan Traffic Based Model. Oleh: Andrew Pradana Putra
Analisa Resiko Tubrukan Kapal Tanker Secara Dinamik Pada Alur Pelayaran Selat Madura Dengan Menggunakan Traffic Based Model Oleh: Andrew Pradana Putra 4208 100 002 Latar Belakang Selat Madura merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selat Madura merupakan jalur pelayaran paling padat di wilayah Indonesia timur. Tahun 2010 lalu alur selat Madura dilintasi 30.000 kapal per tahun, sementara pada tahun
Lebih terperinciANALISIS PROFIL RISIKO KAPAL TANKER PADA DAERAH PELAYARAN TERBATAS
PRESENTASI UJIAN TUGAS AKHIR MARINE RELIABILITY, AVAILABILITY, MAINTENABILITY & SAFETY ANALISIS PROFIL RISIKO KAPAL TANKER PADA DAERAH PELAYARAN TERBATAS HARRY 4209100015 Marine Reliability and Safety
Lebih terperinciAPLIKASI AUTOMATIC IDENTIFICATION SYSTEM (AIS) UNTUK MENENTUKAN RISK COLLISION KAPAL BERDASARKAN FUZZY INFERENCE SYSTEM
APLIKASI AUTOMATIC IDENTIFICATION SYSTEM (AIS) UNTUK MENENTUKAN RISK COLLISION KAPAL BERDASARKAN FUZZY INFERENCE SYSTEM Emmy Pratiwi 1, Ketut Buda Artana 2, AAB Dinariyana 2 Putri Dyah Setyorini 2 1 Program
Lebih terperinciTHE ANALYSIS OF SAFETY LEVEL OF SHIP NAVIGATION IN MADURA STRAIT BY USING ENVIRONMENTAL STRESS MODEL
THE ANALYSIS OF SAFETY LEVEL OF SHIP NAVIGATION IN MADURA STRAIT BY USING ENVIRONMENTAL STRESS MODEL ANGGUN NOVINDA NURLAILI Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Tekenologi
Lebih terperinciC I N I A. Kajian Traffic Separation Scheme di Wilayah Perairan Teluk Bintuni. Abstrak
C I N I A The 2 nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016) Kajian Traffic Separation Scheme di Wilayah Perairan Teluk Bintuni Yeyes Mulyadi1, Taufik Fajar Nugroho2, Kriyo Sambodho1
Lebih terperinciStudi Penentuan Hazard Navigation Map Melalui Implementasi Danger Score Dengan Memanfaatkan Data Automatic Identification System (AIS)
Studi Penentuan Hazard Navigation Map Melalui Implementasi Danger Score Dengan Memanfaatkan Data Automatic Identification System (AIS) Hilman Pirsada*, Trika Pitana**, AAB Dinariyana D.P.*** Department
Lebih terperincinamun metode ini hanya dapat membekali operator kapal yang merupakan subyek langsung dari kecelakaan kapal.
BAB I. PENDAHULUAN Proses terbitnya peraturan-peraturan internasional dalam penanggulangan bencana di laut boleh dikatakan sudah sangat reaktif terhadap pengalaman terjadinya beberapa bencana laut dan
Lebih terperinciSTUDI PENETAPAN DAERAH BAHAYA (DANGEROUS AREA) DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA BERDASARKAN AIS DATA
STUDI PENETAPAN DAERAH BAHAYA (DANGEROUS AREA) DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA BERDASARKAN AIS DATA Abstrak (Sangkya Yuda Yudistira/4205100077) Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya merupakan salah satu
Lebih terperinciAnalisis Profil Risiko Kapal Tanker Pada Daerah Pelayaran Terbatas Studi Kasus : Selat Madura
Analisis Profil Risiko Kapal Tanker Pada Daerah Pelayaran Terbatas Studi Kasus : Selat Madura Harry, Raja Oloan Saut Gurning, Dwi Priyanta Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciWAKTU EVAKUASI MAKSIMUM PENUMPANG PADA KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU
Jurnal Wave, UPT. BPPH BPPT Vol. XX,No. XX, 20XX WAKTU EVAKUASI MAKSIMUM PENUMPANG PADA KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU Daeng Paroka 1, Muh. Zulkifli 1, Syamsul Asri 1 1 Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas
Lebih terperinciKata Kunci AIS, Danger Score, GIS, Monitoring Keselamatan Kapal, Shipping Database.
1 IMPLEMENTASI HAZARD NAVIGATION MAP UNTUK MONITORING KESELAMATAN KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN DATA AUTOMATIC IDENTIFICATION SYSTEM (AIS) DAN SHIPPING DATABASE Satriya Aryang Mawulu* 1, Trika Pitana** 1 dan
Lebih terperinciOCKY NOOR HILLALI
OCKY NOOR HILLALI 2407100045 Dosen Pembimbing I: Dr. Ir. AULIA SITI AISJAH, MT Dosen Pembimbing II: Dr. Ir. AGOES A. MASROERI, M. Eng JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Alur pelayaran merupakan salah satu fasilitas pokok dari peruntukan wilayah perairan sebuah pelabuhan dan memiliki peranan penting sebagai akses keluar dan/atau masuk
Lebih terperinciPROPOSAL TUGAS AKHIR (LK 1347)
PROPOSAL TUGAS AKHIR (LK 1347) Fm : 01 I. RINGKASAN 1. PENGUSUL a. Nama : Kusuma Satya Perdana b. NRP : 4103 100 031 c. Semester / Tahun Ajaran : Genap, 2008 / 2009 d. Semester yg ditempuh : 12 (Dua Belas)
Lebih terperinciAnalisis Risiko Pemuatan LNG Pada FSRU Dan Jalur Pipa Gas Menuju ORF
Analisis Risiko Pemuatan LNG Pada FSRU Dan Jalur Pipa Gas Menuju ORF I Made Bayu Sukma Firmanjaya, Ketut Buda Artana, A.A.B Dinariyana DP Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan,
Lebih terperinciPerencanaan Bangunan Pemecah Gelombang di Teluk Sumbreng, Kabupaten Trenggalek
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-280 Perencanaan Bangunan Pemecah Gelombang di Teluk Sumbreng, Kabupaten Trenggalek Dzakia Amalia Karima dan Bambang Sarwono Jurusan
Lebih terperinciStudi Perancangan Sistem Kendali Lalu Lintas Kapal di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Berdasarkan Aplikasi Sistem Pakar
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Studi Perancangan Sistem Kendali Lalu Lintas Kapal di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Berdasarkan Aplikasi Sistem Pakar Fajar Wardika, A.A. Masroeri, dan
Lebih terperinciPROBABILITAS KECELAKAAN KAPAL TENGGELAM DI WILAYAH SELAT MAKASSAR
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 PROBABILITAS KECELAKAAN KAPAL TENGGELAM DI WILAYAH SELAT MAKASSAR Haryanti Rivai Dosen Program Studi Teknik Sistem Perkapalan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SOFTWARE DECISION SUPPORT SYSTEM UNTUK PERHITUNGAN BIAYA KERUGIAN AKIBAT TUMPAHAN MINYAK
TUGAS AKHIR MO091336 PENGEMBANGAN SOFTWARE DECISION SUPPORT SYSTEM UNTUK PERHITUNGAN BIAYA KERUGIAN AKIBAT TUMPAHAN MINYAK DOSEN PEMBIMBING : 1. Prof. Ir. Mukhtasor, M.Eng, Ph.D. 2. Haryo Dwito Armono,
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM KONTROL SANDAR KAPAL OTOMATIS BERBASIS LOGIKA FUZZY DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA
PERANCANGAN SISTEM KONTROL SANDAR KAPAL OTOMATIS BERBASIS LOGIKA FUZZY DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA Oleh : Randika Gunawan 2409100070 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Aulia Siti Aisjah, MT NIP. 196601161989032001
Lebih terperinciPerencanaan Lintasan Dubins-Geometri pada Kapal Tanpa Awak untuk Menghindari Halangan Statis
JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Perencanaan Lintasan Dubins-Geometri pada Kapal Tanpa Awak untuk Menghindari Halangan Statis Nur Mu alifah, Iis Herisman, dan Subchan Matematika, FMIPA,
Lebih terperinciSoal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-S
(Oct 5, 01) Soal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-S Suatu tikungan mempunyai data dasar sbb: Kecepatan Rencana (V R ) : 40 km/jam Kemiringan melintang maksimum (e max ) : 10 % Kemiringan melintang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemanasan global merupakan suatu proses dimana terjadinya peningkatan suhu rata rata atmosfer, laut, dan daratan bumi yang mana telah menjadi permasalahan perhatian
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI KETERSEDIAAN (AVAILABILITY) SEBAGAI DASAR EVALUASI DESAIN ACID GAS REMOVAL UNIT
PENENTUAN NILAI KETERSEDIAAN (AVAILABILITY) SEBAGAI DASAR EVALUASI DESAIN ACID GAS REMOVAL UNIT Diwandaru Safutra*, Dwi Priyanta**, AAB Dinariyana D.P.*** Department of Marine Engineering, Faculty of Marine
Lebih terperinciSoal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-C-S
(Oct 4, 01) Soal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-C-S Suatu tikungan mempunyai data dasar sbb: Kecepatan Rencana (V R ) : 40 km/jam Kemiringan melintang maksimum (e max ) : 10 % Kemiringan melintang
Lebih terperinciPenilaian Risiko Kuantitatif Tubrukan Kapal dengan Platform : Studi Kasus Tubrukan Kapal dengan Wellhead Platform PHE-12
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-269 Penilaian Risiko Kuantitatif Tubrukan Kapal dengan Platform : Studi Kasus Tubrukan Kapal dengan Wellhead Platform PHE-12
Lebih terperinciK : DIMAS CRISNALDI ERNAND DIMAS
Perancangan Sistem Monitoring di Pelabuhan Tanjung Perak Dalam Rangka Meningkatkan Faktor Keamanan Presented By : DIMAS CRISNALDI ERNANDA 4203 109 019 Latar Belakang Kecelakaan yang terjadi pada kapal
Lebih terperinciPEMODELAN SEBARAN TUMPAHAN MINYAK DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
PEMODELAN SEBARAN TUMPAHAN MINYAK DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA Khomsin 1 and Muhammad Maulana Ardi 2 1,2 Departemen Teknik Geomatika, FTSLK-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia e-mail:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. badan usaha, tentulah diikuti dengan risiko. Apabila risiko tesebut datang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap usaha yang dijalankan baik itu perorangan maupun dalam bentuk badan usaha, tentulah diikuti dengan risiko. Apabila risiko tesebut datang menghadapi mereka, tentulah
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) memiliki lebih kurang 17.500 pulau, dengan total panjang garis pantai mencapai 95.181 km
Lebih terperinciStudi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-6 Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi Aulia Djeihan Setiajid dan
Lebih terperinciP E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG KENAVIGASIAN
P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG KENAVIGASIAN I. UMUM Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia dengan garis pantai terpanjang
Lebih terperinciDESAIN SISTEM KENDALI GERAK SURGE DAN ROLL PADA SISTEM AUTONOMOUS UNDERWATER VEHICLE DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC)
PROSEDING DESAIN SISTEM KENDALI GERAK SURGE DAN ROLL PADA SISTEM AUTONOMOUS UNDERWATER VEHICLE DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC) Teguh Herlambang, Hendro Nurhadi Program Studi Sistem Informasi Universitas
Lebih terperinciANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU Zulkifli A. Yusuf Dosen Program Studi Teknik Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Belakang Topik manajemen risiko menjadi mengemuka setelah terjadi banyak kejadian yang menyebabkan kerugian pada perusahaan. Depresi tajam dan cepat terhadap rupiah (krisis moneter),
Lebih terperinciAnalisa Risiko dan Langkah Mitigasi pada Offshore Pipeline
JURNAL TEKNIK ITS Vol., No. (Sept. 0) ISSN: 30-97 G-80 Analisa Risiko dan Langkah Mitigasi pada Offshore Pipeline Wahyu Abdullah, Daniel M. Rosyid, dan Wahyudi Citrosiswoyo Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas
Lebih terperinciLatar Belakang Potensi pencemaran laut akibat tumpahan minyak di perairan Indonesia adalah besar Tumpahan minyak dapat menurunkan kualitas air laut, d
Perhitungan Skala Biaya Kerugian akibat Tumpahan Minyak: Relevansinya untuk Perairan Indonesia Mauludiyah 1) Oleh: 1) dan Mukhtasor 2) 1) Mahasiswa Pasca Sarjana Teknik Manajemen Pantai ITS 2) Dosen Pasca
Lebih terperinciAnalisa Kebutuhan Tenaga Kerja Terampil untuk Mendukung Peningkatan Produksi Pembangunan Kapal Baru di Galangan- Galangan Kapal di Surabaya
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-331 Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Terampil untuk Mendukung Peningkatan Produksi Pembangunan Kapal Baru di Galangan- Galangan Kapal di Surabaya
Lebih terperinciOPTIMASI BENTUK DEMIHULL KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SEAKEEPING
OPTIMASI BENTUK DEMIHULL KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SEAKEEPING 1) Muhammad Iqbal, Good Rindo 1) Jurusan Teknik Perkapalan,Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang Email: m_iqbal@undip.ac.id
Lebih terperinciDesain Kapal 3-in-1 Penumpang-Barang- Container Rute Surabaya Lombok
G92 Desain Kapal 3-in-1 Penumpang-Barang- Container Rute Surabaya Lombok I Gede Hadi Saputra dan Hesty Anita Kurniawati Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciTugas Akhir KL 40Z0 Penilaian Resiko Terhadap Pipa Bawah Laut Dengan Sistem Skoring BAB V PENUTUP
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penilaian resiko dilakukan pada tiap zona yang sudah dispesifikasikan. Peta resiko menggunakan sistem skoring yang diperkenalkan oleh W Kent Muhlbauer dengan bukunya yang berjudul
Lebih terperinciAnalisis Model Pembiayaan Investasi Pengembangan Alur Pelayaran Berbasis Public Private Partnership (Studi Kasus: Sungai Kapuas)
1 Analisis Model Pembiayaan Investasi Pengembangan Alur Pelayaran Berbasis Public Private Partnership (Studi Kasus: Sungai Kapuas) Made Ary Januardana, Tri Achmadi Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga kontak terhadap bahaya menjadi lebih dekat. kegagalan dalam transportasi dan penyimpanan diantaranya kecelakaan truk yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan pengiriman barang seperti barang komiditi, bahan kimia dan bahan berbahaya merupakan salah satu faktor pendukung perekonomian suatu negara. Transportasi barang
Lebih terperinciANALISIS RISER INTERFERENCE KONFIGURASI STEEL CATENARY RISER PADA LAUT DALAM
ANALISIS RISER INTERFERENCE KONFIGURASI STEEL CATENARY RISER PADA LAUT DALAM Gilang Muhammad Gemilang dan Krisnaldi Idris, Ph.D Program Studi Sarjana Teknik Kelautan, FTSL, ITB gmg_veteran@yahoo.com Kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik jumlahnya maupun macamnya. Usaha-usaha dalam pembangunan sarana angkutan laut yang dilakukan sampai
Lebih terperinciISTA RICKY SURYOPUTRANTO ( ) PEMBIMBING: PROF. DJAUHAR MANFAAT. Ph,D
ISTA RICKY SURYOPUTRANTO (4108100093) PEMBIMBING: PROF. DJAUHAR MANFAAT. Ph,D Lahan semakin sempit Lahan semakin mahal Industri sepakbola semakin berkembang Pontensi besar Stadion apung lebih murah dari
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Model Perancangan Konseptual Armada untuk Mendukung Operasi Rig dan Offshore Platform (Studi Kasus : Wilayah Lepas Pantai Utara Jawa Timur) Achmad Farid,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR (ME ) STUDI TEKNIS EKONOMIS ANTARA MAIN RING SISTEM DENGAN INDEPENDENT SISTEM BALLAST PADA KAPAL TANKER MT YAN GT
STUDI TEKNIS EKONOMIS ANTARA MAIN RING SISTEM DENGAN INDEPENDENT SISTEM BALLAST PADA KAPAL TANKER MT YAN 1 1000GT RISKY HARI PRASETYO 4207 100 101 JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Lebih terperinciPENDEKATAN NUMERIK KAJIAN RESIKO KEGAGALAN STRUKTUR SUBSEA PIPELINES PADA DAERAH FREE-SPAN
PENDEKATAN NUMERIK KAJIAN RESIKO KEGAGALAN STRUKTUR SUBSEA PIPELINES PADA DAERAH FREE-SPAN Ahmad Syafiul Mujahid 1), Ketut Buda Artana 2, dan Kriyo Sambodo 2) 1) Jurusan Teknik Sistem dan Pengendalian
Lebih terperinciKomparasi Bentuk Daun Kemudi terhadap Gaya Belok dengan Pendekatan CFD
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 G-104 Komparasi Bentuk Daun Kemudi terhadap Gaya Belok dengan Pendekatan CFD Prima Ihda Kusuma Wardana, I Ketut Aria Pria Utama Jurusan Teknik Perkapalan,
Lebih terperinciPresentasi Tugas Akhir Surabaya, 25 Januari 2012 Jurusan Teknik Kelautan FTK - ITS
Oleh : Ahmad Agus Salim Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Daniel M. Rosyid, Ph.D., MRINA Prof. Ir. Mukhtasor,M.Eng.,Ph.D Presentasi Tugas Akhir Surabaya, 25 Januari 2012 Jurusan Teknik Kelautan FTK - ITS 1
Lebih terperinciANALISA EVAKUASI PENUMPANG PADA KAPAL RO-RO MENGGUNAKAN DISCRETE EVENT SIMULATION DAN SOCIAL FORCE MODEL
ANALISA EVAKUASI PENUMPANG PADA KAPAL RO-RO MENGGUNAKAN DISCRETE EVENT SIMULATION DAN SOCIAL FORCE MODEL Ach. Nurul Firdausi.*, Trika Pitana**, Ketut Buda Artana*** Department of Marine Engineering, Faculty
Lebih terperinciTugas Akhir (MO )
Company Logo Tugas Akhir (MO 091336) Aplikasi Metode Pipeline Integrity Management System pada Pipa Bawah Laut Maxi Yoel Renda 4306.100.019 Dosen Pembimbing : 1. Prof. Ir. Daniel M. Rosyid, Ph.D. 2. Ir.
Lebih terperinciSTATUS REKOMENDASI KESELAMATAN SUB KOMITE INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI. Penerima Receiver.
STATUS REKOMENDASI KESELAMATAN SUB KOMITE INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI Investigasi Investigation Tanggal Kejadian Date of Occurrence Sumber Source Tanggal Dikeluarkan
Lebih terperinciPERKIRAAN SELANG KEPERCAYAAN UNTUK PARAMETER PROPORSI PADA DISTRIBUSI BINOMIAL
PERKIRAAN SELANG KEPERCAYAAN UNTUK PARAMETER PROPORSI PADA DISTRIBUSI BINOMIAL Jainal, Nur Salam, Dewi Sri Susanti Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung
Lebih terperinciPENDAHULUAN PERUMUSAN MASALAH. Bagaimana pengaruh interaksi antar korosi terhadap tegangan pada pipa?
PENDAHULUAN Korosi yang menyerang sebuah pipa akan berbeda kedalaman dan ukurannya Jarak antara korosi satu dengan yang lain juga akan mempengaruhi kondisi pipa. Dibutuhkan analisa lebih lanjut mengenai
Lebih terperinciOPTIMISASI UKURAN UTAMA BULK CARRIER UNTUK PERAIRAN SUNGAI DENGAN MUATAN BERSIH MAKSIMAL TON
OPTIMISASI UKURAN UTAMA BULK CARRIER UNTUK PERAIRAN SUNGAI DENGAN MUATAN BERSIH MAKSIMAL 10000 TON Yopi Priyo Utomo (1), Wasis Dwi Aryawan (2). Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut
Lebih terperinciPREDIKSI PERFORMA LINEAR ENGINE BERSILINDER TUNGGAL SISTEM PEGAS HASIL MODIFIKASI DARI MESIN KONVENSIONAL YAMAHA RS 100CC
PREDIKSI PERFORMA LINEAR ENGINE BERSILINDER TUNGGAL SISTEM PEGAS HASIL MODIFIKASI DARI MESIN KONVENSIONAL YAMAHA RS 100CC Fakka Kodrat Tulloh, Aguk Zuhdi Muhammad Fathallah dan Semin. Jurusan Teknik Sistem
Lebih terperinciOptimasi Skenario Bunkering dan Kecepatan Kapal pada Pelayaran Tramper
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Optimasi Skenario Bunkering dan Kecepatan Kapal pada Pelayaran Tramper Farin Valentito, R.O. Saut Gurning, A.A.B Dinariyana D.P Jurusan Teknik Sistem Perkapalan,
Lebih terperinciBAB 1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas bahkan Indonesia dijuluki sebagai negara maritim karena wilayah lautnya yang lebih luas dibandingkan wilayah
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: E-33
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 E-33 Model Perancangan Konseptual Armada Supply Vessel untuk Mendukung Operasi Rig dan Offshore Platform (Studi Kasus : Wilayah Lepas Pantai Utara
Lebih terperinciResizing Bangunan Atas Kapal Double Skin Bulk Carrier (DSBC) DWT untuk Mengurangi Biaya Produksi
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 G-378 Resizing Bangunan Atas Kapal Double Skin Bulk Carrier (DSBC) 50.000 DWT untuk Mengurangi Biaya Produksi Nurul Hidayah, Triwilaswandio W.P Jurusan
Lebih terperinciKAJIAN TERJADINYA KECELAKAAN KAPAL DI LAUT AKIBAT HUMAN ERROR
KAJIAN TERJADINYA KECELAKAAN KAPAL DI LAUT AKIBAT HUMAN ERROR Ayudhia P. Gusti 1, Muhammad B. Zaman 2, Semin 2 1 Program Doktoral Teknologi Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciPrima Yosia Ginting, Ahmad Fauzan Zakki,Wilma Amiruddin 1) Jurusan S1 Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
SimulasiTubrukanRuang Muat Kapal 75. DWT Dengan Kapal Bertipe HaluanRam Bow dan Kapal Bertipe Haluan Cylindrical Bowdi Wilayah Perairan Pelabuhan 1) Prima Yosia Ginting, hmad Fauzan Zakki,Wilma miruddin
Lebih terperinciRedesign Sistem Peredam Sekunder dan Analisis Pengaruh Variasi Nilai Koefisien Redam Terhadap Respon Dinamis Kereta Api Penumpang Ekonomi (K3)
E33 Redesign Sistem Peredam Sekunder dan Analisis Pengaruh Variasi Nilai Koefisien Redam Terhadap Respon Dinamis Kereta Api Penumpang Ekonomi (K3) Dewani Intan Asmarani Permana dan Harus Laksana Guntur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dingin telah membawa kecenderungan menyusutnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berakhirnya perang dingin telah membawa kecenderungan menyusutnya dimensi militer dan terangkatnya dimensi ekonomi. Dua gejala penting yang dapat langsung dirasakan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Terampil untuk Mendukung Peningkatan Produksi Pembangunan Kapal Baru di Galangan-galangan Kapal di Surabaya Dicky Hari Traymansah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN dan luas perairannya Indonesia adalah Negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara maritim yang mempunyai belasan ribu pulau dengan teritori laut yang sangat luas. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil diantara
Lebih terperinciPENENTUAN KAPASITAS OPTIMAL JALUR PELAYARAN KAPAL DI SUNGAI MUSI MENGGUNAKAN MODEL SIMULASI
PENENTUAN KAPASITAS OPTIMAL JALUR PELAYARAN KAPAL DI SUNGAI MUSI MENGGUNAKAN MODEL SIMULASI Zakariya Amirudin Al Aziz, I Ketut Gunarta Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciPENGARUH ELEMEN BANGUNAN KAPAL TERHADAP KOREKSI LAMBUNG TIMBUL MINIMUM
PENGARUH ELEMEN BANGUNAN KAPAL TERHADAP KOREKSI LAMBUNG TIMBUL MINIMUM Daeng PAROKA 1 dan Ariyanto IDRUS 1 1 Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea
Lebih terperinciBAB IV SIMULASI MODEL TUMPAHAN MINYAK (MoTuM) RISK ANALYSIS FLOWCHART Bagan Alir Analisis Resiko
BAB IV SIMULASI MODEL TUMPAHAN MINYAK (MoTuM) 4.1. Metodologi Untuk mendapatkan hasil dari analisis resiko (risk analysis), maka digunakan simulasi model tumpahan minyak. Simulasi diperoleh melalui program
Lebih terperinciAnalisis Sloshing 2D pada Dinding Tangki Tipe Membran Kapal LNG Akibat Gerakan Rolling di Gelombang Regular
G8 Analisis Sloshing 2D pada Dinding Tangki Tipe Membran Kapal LNG Akibat Gerakan Rolling di Gelombang Regular Ericson Estrada Sipayung, I Ketut Suastika, Aries Sulisetyono Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas
Lebih terperinciANALISA PENGARUH BENTUK PROFIL PADA RANGKA KENDARAAN RINGAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA
ANALISA PENGARUH BENTUK PROFIL PADA RANGKA KENDARAAN RINGAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Didi Widya Utama dan Roby Department of Mechanical Engineering, Universitas Tarumanagara e-mail: didi_wu@hotmail.com
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEKNOLOGI DIMPLE PADA LAMBUNG KAPAL UNTUK MENGURANGI TAHANAN KAPAL
PEMANFAATAN TEKNOLOGI DIMPLE PADA LAMBUNG KAPAL UNTUK MENGURANGI TAHANAN KAPAL Dhani Mishbah Firmanullah 1), M Wahyu Firmansyah 2), Fandhika Putera Santoso 3) Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciANALISIS RISER INTERFERENCE KONFIGURASI STEEL CATENARY RISER AKIBAT PENGARUH GELOMBANG ACAK
ANALISIS RISER INTERFERENCE KONFIGURASI STEEL CATENARY RISER AKIBAT PENGARUH GELOMBANG ACAK Muhammad Aldi Wicaksono 1) Pembimbing : Krisnaldi Idris, Ph.D 2) Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik
Lebih terperinciLOGO PERBANDINGAN ANALISA FREE SPAN MENGGUNAKAN DNV RP F-105 FREESPANING PIPELINE DENGAN DNV 1981 RULE FOR SUBMARINE PIPELINE
PERBANDINGAN ANALISA FREE SPAN MENGGUNAKAN DNV RP F-105 FREESPANING PIPELINE DENGAN DNV 1981 RULE FOR SUBMARINE PIPELINE DIAN FEBRIAN 4309 100 034 JURUSAN TEKNIK KELAUTAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT
Lebih terperinciJurusan Teknik Kelautan FTK ITS
Analisa Kekuatan Sisa Chain Line Single Point Mooring Pada Utility Support Vessel Oleh : Nautika Nesha Eriyanti NRP. 4308100005 Dosen Pembimbing : Ir. Mas Murtedjo, M.Eng NIP. 194912151978031001 Yoyok
Lebih terperinciStudi Eksperimental Tahanan dan Momen Melintang Kapal Trimaran Terhadap Variasi Posisi Dan Lebar Sidehull
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-346 Studi Eksperimental Tahanan dan Momen Melintang Kapal Trimaran Terhadap Variasi Posisi Dan Lebar Sidehull Mochamad Adhan Fathoni, Aries
Lebih terperinciPENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Risa Rininta 1), Nurhadi Siswanto 2), dan Bobby O. P. Soepangkat 3) 1) Program
Lebih terperinciPemodelan Near Field Scouring Pada Jalur Pipa Bawah Laut SSWJ PT. PGN
Pemodelan Near Field Scouring Pada Jalur Pipa Bawah Laut SSWJ PT. PGN Mohammad Iqbal 1 dan Muslim Muin, Ph. D 2 Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK disegala kebutuhannya, IPTEK berkembang dengan pesat hampir di seluruh negara. Dari negara maju sampai
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM KONTROL BERBASIS LOGIKA FUZZY UNTUK MENGHINDARI BENDA ASING DI PERAIRAN TANJUNG PERAK
SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM KONTROL BERBASIS LOGIKA FUZZY UNTUK MENGHINDARI BENDA ASING DI PERAIRAN TANJUNG PERAK Oleh: Anita Faruchi 2407 100 048 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Aulia Siti Aisyah,
Lebih terperinciPengendalian Kapal-kapal Di Pelabuhan Tanjung Perak Berbasis Logika Fuzzy
Studi Perancangan Monitoring i Dan Pengendalian Kapal-kapal Di Pelabuhan Tanjung Perak Berbasis Logika Fuzzy Agus Setyo Budi 4207 100 011 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut
Lebih terperinciPembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi
G186 Pembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi Muhammad Didi Darmawan, Khomsin Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperincipres-lambang01.gif (3256 bytes)
pres-lambang01.gif (3256 bytes) Menimbang Mengingat PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2002 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN KAPAL DAN PESAWAT UDARA ASING DALAM MELAKSANAKAN HAK LINTAS ALUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kapal sebagai sebuah wahana teknis terdiri dari beberapa sistem permesinan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kapal sebagai sebuah wahana teknis terdiri dari beberapa sistem permesinan yang bekerja sesuai fungsinya masing-masing. Pada setiap sistem dibangun oleh berbagai komponen
Lebih terperinciOptimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (13) 2337-35 (2301-928X Print) 1 Optimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming Ema Rahmawati dan Subchan. Jurusan
Lebih terperinciAnalisa Riser Protection pada Fixed Jacket Platform Akibat Beban Tubrukan Kapal
Analisa Riser Protection pada Fixed Jacket Platform Akibat Beban Tubrukan Kapal Syamsul Bachri Usman 1, Murdjito 2, Handayanu 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Kelautan, FTK-ITS 2 Staf Pengajar Jurusan teknik
Lebih terperinciIndonesia dikenal sebagai negara yang memiliki potensi surnberdaya. pesisir dan lautan yang besar. Dari pulau yang dimilikinya, Indonesia
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ndonesia dikenal sebagai negara yang memiliki potensi surnberdaya pesisir dan lautan yang besar. Dari 17.508 pulau yang dimilikinya, ndonesia memiliki panjang garis pantai
Lebih terperinciTabel 1. Perkiraan Masuknya Hydrocarbon Minyak Ke Lingkungan Laut
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laut merupakan suatu lahan yang kaya dengan sumber daya alam termasuk keanekaragaman sumber daya hayati yang kesemuanya dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran dan kesejahteraan
Lebih terperinciStudi Ekperimental Pengaruh Bentuk Pelampung Pada Mekanisme Pltgl Metode Pelampung Terhadap Energi Listrik Yang Dihasilkan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 1 Studi Ekperimental Pengaruh Bentuk Pelampung Pada Mekanisme Pltgl Metode Pelampung Terhadap Energi Listrik Yang Dihasilkan Jefry Anang Cahyadi
Lebih terperinciAnalisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-183 Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga Ardianus, Septia Hardy Sujiatanti,
Lebih terperinciAlternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-1 Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna Muhammad Ihsan dan I Made Londen Batan Jurusan Teknik
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-192 Studi Numerik Pengaruh Baffle Inclination pada Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube terhadap Aliran Fluida dan Perpindahan
Lebih terperinciAPLIKASI METODE STATE FEEDBACK LINEARIZATION PADA SISTEM KENDALI GERAK KAPAL
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (13) 1-6 1 APLIKASI METODE STATE FEEDBACK LINEARIZATION PADA SISTEM KENDALI GERAK KAPAL Dwi Ariyani Khalimah, DR. Erna Apriliani, M.Si Jurusan Matematika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN DRAFT DAN LEBAR IDEAL KAPAL TERHADAP ALUR PELAYARAN (Studi Kasus: Alur Pelayaran Barat Surabaya)
Studi Penentuan Draft dan Lebar Ideal Kapal Terhadap Alur Pelayaran STUDI PENENTUAN DRAFT DAN LEBAR IDEAL KAPAL TERHADAP ALUR PELAYARAN Putu Angga Bujana, Yuwono Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menejemen Resiko Manajemen resiko adalah suatu proses komprehensif untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan resiko yang ada dalam suatu kegiatan. Resiko
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii INTISARI... xv ABSTRACT...
Lebih terperinciAnalisa Keandalan Struktur Akibat Beban Gelombang Pada Kapal Perang Tipe Corvette
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-315 Analisa Keandalan Struktur Akibat Beban Gelombang Pada Kapal Perang Tipe Corvette Teguh Tri Efendi, Aries Sulisetyono, dan
Lebih terperinci