BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Total Performance Scorecard Menurut Rampersad (2006, p9-10,15), Total Performance Scorecard (TPS) meliputi penggabungan dan pengembangan konsep Balanced Scorecard, Total Quality Management, dan Competence Management. TPS didefinisikan sebagai proses sistematis perbaikan, pengembangan, dan pembelajaran yang bersifat bersinambungan, bertahap, dan rutin, yang terpusat kepada perbaikan kinerja pribadi dan organisasi secara berkelanjutan. Tiga kekuatan yang saling berkaitan erat dan harus dijaga keseimbangannya antara lain : - Perbaikan : Proses ini meliputi perbaikan proses perorangan dan proses bisnis yang didasarkan pada pemelajaran PDCA (Plan-Do-Check-Act). Di sini fokusnya pada perbaikan keterampilan dan perilaku pribadi perorangan yang berhubungan dengan fungsi mereka dalam masyarakat dan juga perbaikan proses (kadar pengendalian proses bisnis). - Pengembangan : Proses ini melibatkan pengembangan dan pendidikan perorangan secara bertahap melalui penyerapan pengetahuan. Fokusnya ada pada perbaikan kinerja yang secara langsung terkait dengan kegiatan harian perorangan di dalam organisasi (pengembangan kemampuan yang berhubungan dengan tugas karyawan perorangan). - Pemelajaran : Proses ini menyertakan pendalaman dan perwujudan pengetahuan untuk mengubah perilaku. Pemelajaran adalah sebuah transformasi pribadi yang

2 tergantung kepada pengetahuan diri dan menghasilkan perubahan perilaku bersama. 14 Sumber : Rampersad (2006,p15) Gambar 2.1 Bagian-bagian yang Saling Terkait dari Konsep TPS Konsep Total Performance Scorecard Menurut Rampersad (2006, p10-14), konsep TPS (lihat gambar 2.2) memadukan lima unsur sebagai berikut : 1. The Personal Balanced ScoreCard (PBSC) mencakup misi, peran kunci, faktor penentu keberhasilan, tujuan, tolak ukur kinerja, target, dan tindakan perbaikan pribadi. Hal itu meliputi perbaikan bersinambungan dari keterampilan dan perilaku pribadi, dengan fokus pada kesejahteraan dan keberhasilan pribadi dalam masyarakat. Pengelolaan diri, pengembangan diri, dan pelatihan diri merupakan inti dari PBSC dan terfokus kepada manajer dan sekaligus karyawan di dalam keseluruhan organisasi. 2. The Organizational Balanced ScoreCard (OBSC) mencakup misi, peran kunci, faktor penentu keberhasilan, tujuan, tolak ukur kinerja, target, dan tindakan

3 15 perbaikan organisasi (konsep BSC yang dikemukan oleh Kaplan dan Norton). Konsep itu meliputi perbaikan dan pengendalian proses bisnis yang bersinambungan, serta pengembangan strategi yang berfokus kepada pencapaian daya saing bagi perusahaan. Scorecard organisasi itu harus dikomunikasikan dan dipindahkan ke dalam scorecard unit bisnis, scorecard tim, dan perencanaan kinerja bagi karyawan perorangan. Di sini penekanannya pada pengembangan dan penerapan strategi. 3. Total Quality Management (TQM) adalah cara hidup disiplin di dalam keseluruhan organisasi di mana perbaikan bersinambungan sangat penting. Mendefinisikan masalah, menentukan akar masalah, mengambil tindakan, memeriksa efektivitas tindakan, dan mengkaji ulang proses bisnis dicapai dengan cara rutin, sistematis, dan konsisten. TQM menekankan mobilisasi keseluruhan organisasi untuk secara bersinambung memuaskan kebutuhan pelanggan. Filosofi sekaligus serangkaian pedoman yang membentuk organisasi yang terus membaik didasarkan pada efektivitas siklus Deming. Siklus Deming terdiri atas tahap-tahap sebagai berikut : Plan atau merencanakan (mengembangkan rencana perbaikan); Do atau melakukan (menjalankan rencana perbaikan itu dengan skala terbatas); Check atau memeriksa (mengkaji ulang hasil tindakan perbaikan); dan Act atau bertindak (menerapkan perbaikan yang telah terbukti). Penekanan di sini adalah pada pembelajaran dan manajemen proses PDCA (Plan-Do-Check-Act). 4. Competence Management (CM) meliputi proses pengembangan bersinambungan dari potensi manusia di dalam organisasi. Fokusnya ada pada pengembangan karyawan secara maksimal dan optimalisasi potensi mereka untuk mencapai tujuan organisasi. CM melibatkan pengembangan kemampuan yang terkait dengan

4 16 pekerjaan : kumpulan informasi, kemampuan, pengalaman, keterampilan, sikap, standar, nilai, pandangan, dan prinsip-prinsip (pengetahuan) yang terpusat kepada penyampaian expert dalam pekerjaannya. Di sini yang terpenting adalah siklus pengembangan, yang terdiri dari tahap-tahap berikut : perencanaan hasil, pelatihan, penilaian, dan pengembangan kemampuan berorientasi jabatan. 5. Kolb s Learning Cycle merupakan proses belajar melalui pengalaman. Siklus Kolb terdiri dari perolehan pengalaman praktik, pengamatan & penilaian pengalaman, pengambilan kesimpulan dari pengalaman & mengubah kesan ke dalam pola pengalaman, menguji gagasan dalam eksperimen yang akan kembali menghasilkan perilaku & pengalaman baru. Setelah merencanakan tahap-tahap di atas, siklus itu mulai lagi dari awal. Sumber : Rampersad (2006,p14) Gambar 2.2 Konsep TPS

5 Siklus TPS Menurut Rampersad (2006, p 40-44), metode TPS terdiri atas 5 tahap yakni : 1. Merumuskan -> Personal Balanced ScoreCard dan Organizational Balanced ScoreCard. 2. Mengkomunikasikan dan menghubungkan -> menertejemahkan scorecard organisasi kepada semua scorecard tim, serta menghubungkan scorecard tim dengan rencana kinerja masing-masing karyawan. Proses ini harus melibatkan setiap orang dalam organisasi secara aktif dalam belajar dari atas ke bawah dan bawah ke atas ini. Kerangka kerja scorecard yang telah dihubungkan terdiri dari 4 tingkat berikut : strategis (manajemen puncak), taktis (manajemen menengah dan scorecard unit-unit bisnis), operasional (ketua tim), dan individual. 3. Memperbaiki -> penerapan perbaikan perorangan dan organisasi yang masingmasing difokuskan kepada keberhasilan pribadi dan daya saing organisasi. Di sini fokusnya ada pada cara mengoreksi kesalahan, memperbaiki yang ada, melakukan hal dengan benar pada upaya pertama, dan mendapatkan ketrampilan serta kemampuan baru melalui perbaikan tahap demi tahap. Tindakan perbaikan organasasi berkaitan dengan memperbaiki (lebih ke arah efisiensi) dan membarui (penekanannya efektivitas). Proses perbaikan melalui 4 tahap yakni : - Seleksi & definisi proses : memilih dan mendefinisikan proses kritis berkaitan dengan tindakan perbaikan bersinambungan. - Evaluasi & standarisasi proses : deskripsi, evaluasi, dan standarisasi proses yang sudah dipilih.

6 18 - Perbaikan proses : perbaikan bersinambung proses yang sudah dievaluasi sesuai dengan siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act). - Perbaikan pribadi : perbaikan perorangan bersinambung sesuai dengan siklus PDCA. 4. Mengembangkan -> perkembangan dan pertumbuhan karyawan perorangan yang berkaitan dengan pekerjaan, melalui penyerapan pengetahuan mereka dan penggunaan maksimal kemampuan mereka. Perkembangan dilakukan bersinambungan berdasarkan siklus perkembangan yang terdiri dari tahap tahap : perencanaan hasil (membuat profil kemampuan dan penugasan terkait mengenai hasil-hasil yang ingin dicapai); pelatihan (membantu memperoleh hasil yang telah disepakati, memberikan bimbingan perorangan, dan memberikan umpan balik); penilaian (menilai fungsi, memeriksa apakah semua penugasan dipenuhi dan hasil dicapai, memberikan umpan balik 360 0, dan mengkaji ulang hasil); dan pengembangan kemampuan berorientasi pekerjaan (pengembangan kemampuan karyawan melalui kursus, pelatihan, dll). 5. Pengkajian ulang dan pembelajaran -> mengumpulkan informasi umpan balik, pengkajian ulang scorecard, aktualisasi scorecard berdasarkan kondisi yang berubah, dokumentasi pelajaran yang diperoleh, dan identifikasi kesempatan perbaikan serta tindak lanjut. Pengkajian ulang berkaitan dengan belajar dari pengalaman yang telah diperoleh, berdasarkan siklus pembelajaran Kolb.

7 19 Sumber : Rampersaad (2006, p43) Gambar 2.3 Siklus TPS (Rampersad, 2003) 2.2 Balanced Scorecard Menurut Umar (2005, p168), Balanced ScoreCard (BSC) terdiri dari 2 kata, yaitu balanced yang secara harfiah berarti seimbang dan scorecard yang berarti kartu skor. Scorecard adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang dan/atau suatu kelompok, juga untuk mencatat rencana skor yang hendak diwujudkannya. Pada tahap berikutnya, seseorang dan/atau kelompok ini akan dievaluasi kinerjanya dengan membandingkan antara apa yang telah dikerjakan dan apa yang telah direncanakan. Sementara itu, pengertian balanced adalah bahwa kinerja seseorang atau kelompok tertentu akan diukur secara berimbang. Berimbang antara sisi internal dan eksternal perusahaan, dan berimbang pula antara perspektif proses dan orang.

8 20 Menurut Kaplan & Norton (2000, p7-11), Balanced ScoreCard merupakan suatu sistem manajemen strategis untuk mengelola strategi jangka panjang dengan menggunakan fokus pengukuran scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen penting antara lain : memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi; mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis; merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis; meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis. Balanced ScoreCard menyatakan adanya keseimbangan antara berbagai ukuran eksternal para pemegang saham dan pelanggan, dengan berbagai ukuran internal proses bisnis penting, inovasi, serta pembelajaran dan pertumbuhan. aspek : Sumber : Gasperz (2006, p3) Gambar 2.4 Balanced ScoreCard sebagai Suatu Sistem Manajemen Kinerja Menurut Mulyadi (2007,p14-19), Balanced ScoreCard memiliki keunggulan di dua 1. Meningkatkan secara signifikan kualitas perencanaan. Balanced scorecard meningkatkan kualitas perencanaan dengan menjadikan perencanaan yang bersifat strategik terdiri dari tiga tahap terpisah yang terpadu yakni

9 21 a. Sistem perumusan strategi -> berfungsi sebagai alat trendwatching. SWOT analysis, envisioning, dan pemilihan strategi. b. Sistem perencanaan strategik -> berfungsi sebagai alat penerjemah visi, misi, keyakinan dasar, dan strategi ke dalam sasaran dan inisiatif strategik yang komprehensif, koheren, berimbang, dan terukur. Sumber : Mulyadi (2007, p17) Gambar 2.5 Keseimbangan Sasaran-Sasaran Strategik yang Diterapkan dalam Perencanaan Strategik c. Sistem penyusunan program -> merupakan alat penjabaran inisiatif strategik ke dalam program. 2. Meningkatkan kualitas pengelolaan kinerja personel. Pengelolaan kinerja personal ditujukan untuk meningkatkan akuntabilitas personel dalam memanfaatkan berbagai sumber daya dalam mewujudkan visi perusahaan melalui misi pilihan.

10 22 Kualitas pengelolaan kinerja personal ditingkatkan secara signifikan dalam hal : a. Pengelolaan kinerja personal mencakup kinerja karyawan, tidak hanya terbatas pada kinerja manajer yang memegang posisi tertentu dalam jenjang organisasi. b. Pengelolaan kinerja personal dilaksanakan secara bersistem yang dipacu oleh pemenuhan kebutuhan customer. c. Kinerja personel direncanakan melalui sistem perencanaan strategik berbasis balanced scorecard. d. Kinerja personal didefinisikan sebagai keberhasilan personal dalam mewujudkan sasaran-sasaran strategik perusahaan dan sasaran strategik perusahaan ini merupakan hasil penerjemahan visi, misi, keyakinan dasar, dan strategi perusahaan Personal Balanced Scorecard Menurut Rampersad (2006, p38) PBSC dapat didefinisikan dalam bentuk rumusan sebagai berikut : PBSC = misi pribadi + visi pribadi + peran kunci pribadi + sasaran pribadi + ukuran kinerja + target + tindakan perbaikan (dipilah ke dalam empat perpektif : internal, eksternal, pengetahuan dan pembelajaran, dan keuangan). Menurut Rampersad (2006, p39-70), 6 elemen PBSC yang saling terkait satu sama lain terdiri dari : 1. Ambisi pribadi -> seperangkat prinsip yang menjadi pedoman, yang secara jelas menyatakan siapa diri Anda, ke mana Anda akan menuju, Anda akan menjadi seperti apa, dsb. Ambisi pribadi dapat juga didefinisikan sebagai :

11 Misi pribadi merupakan kumpulan falsafah hidup Anda dan keseluruhan sasaran hidup Anda yang menunjukkan siapa diri Anda, mengapa Anda berada di muka bumi ini, tujuan hidup Anda, dan apa aspirasi teralam Anda. Visi pribadi adalah deskripsi mengenai cara Anda mewujudkan misi Anda; impian jangka panjang Anda. Visi akan berfungsi sebagai kompas etika, yang akan memberi makna pada kehidupan Anda. Tabel 2.1 Pertanyaan Utama yang Sentral bagi Misi dan Visi Pribadi Misi Pribadi (Ada) Visi Pribadi (Menjadi) Siapakah saya? Ke mana saya menuju? Nilai-nilai dan prinsip-prinsip apa Apa falsafah hidup saya? yang membimbing saya? Mengapa saya dilahirkan di bumi ini? Apa yang ingin saya wujudkan? Apa keseluruhan sasaran hidup saya? Apa yang ingin saya capai? Untuk apa saya hidup? Apa tujuan jangka panjang saya? Apa inspirasi terdalam saya? Apa ideal buat saya? Mengapa saya melakukan sesuatu yang saya lakukan? Apa yang saya pertahankan? Apa bakat unik saya? Apa yang saya yakini? Kontribusi apa yang saya perjuangkan untuk saya berikan Apa keyakinan inti saya? kepada masyarakat? Bagaimana pendapat saya Bagaimana agar saya dapat tentang diri saya? menonjol dalam masyarakat? Apa yang paling dapat saya Bagaimana saya melihat diri sendiri nikmati? (citra diri dan penilaian diri)? Apa yang membuat saya Bagaimana saya memperlakukan bahagia? orang lain? Sumber : Rampersad (2006, p44) Peran kunci adalah cara yang Anda pilih untuk memenuhi berbagai peran penting dalam kehidupan Anda sehingga dapat mewujudkan misi dan visi pribadi Anda. Hubungan seperti apa yang ingin Anda miliki dengan rekan kerja, sahabat, keluarga, tetangga, dan lainnya? Rumusan peran kunci Anda juga akan 23

12 24 menghasilkan pengetahuan diri yang lebih besar dan citra diri yang lebih baik, yang pada gilirannya akan memperbaiki kemampuan pembelajaran Anda. 2. Faktor penentu keberhasilan (FPK) pribadi -> diterjemahkan dari ambisi pribadi. FPK terkait dengan 4 perspektif : internal, eksternal, pengetahuan & pembelajaran, dan keuangan. Di sini, pertanyaaan yang paling krusial adalah faktor mana yang membuat saya unik? Apa yang menentukan keberhasilan saya? Dalam ambisi pribadi saya, faktor mana yang paling menetukan kesejahteraan saya? Apa kompetensi saya yang paling penting? 3. Sasaran pribadi -> menjelaskan hasil yang ingin Anda capai untuk mewujudkan ambisi pribadi Anda. Ambisi pribadi ditujukan ke masa depan yang jauh, sedangkan sasaran pribadi bersifat jangka pendek. Sasaran pribadi Anda diturunkan dari FPK pribadi dan dari analisis kekuatan dan kelemahan Anda. 4. Ukuran kinerja pribadi -> standar untuk mengukur kemajuan sasaran pribadi Anda. Ukuran kinerja mengukur perubahan yang telah dilakukan, dan membandingkannya dengan standar, sehingga memberi informasi mengenai arah Anda. 5. Target pribadi -> sasaran kuantitatif dari kinerja pribadi. Target pribadi merupakan nilai yang diupayakan pencapaiannya dan kemudian diukur menggunakan ukuran kinerja pribadi. Ukuran kinerja dan target perlu memenuhi kriteria SMART. 6. Tindakan perbaikan pribadi -> strategi yang digunakan untuk mewujudkan ambisi pribadi Anda. Tindakan perbaikan pribadi dimanfaatkan untuk mengembangkan keterampilan, memperbaiki perilaku, menguasai diri sendiri, dan memperbaiki kinerja.

13 25 Sumber : Rampersad (2006, p38) Gambar 2.6 Kerangka PBSC Menurut Rampersad (2006, p36), elemen PBSC dibagi ke dalam 4 perspektif antara lain : 1. Internal : Kesehatan fisik dan keadaan mental. Bagaimana Anda mengendalikan dua aspek ini untuk menciptakan nilai bagi diri sendiri dan orang lain? Bagaimana Anda tetap merasa nyamana baik dalam waktu kerja maupun di luar waktu kerja? 2. Eksternal : Hubungan dengan pasangan, anak-anak, atasan, rekan kerja dan yang lainnya. Bagaimana mereka menilai Anda? 3. Pengetahuan dan pembelajaran : Keterampilan dan kemampuan pembelajaran Anda. Bagaimana Anda belajar dan bagaimana Anda tetap bisa sukses di masa depan?

14 26 4. Keuangan : Stabilitas keuangan. Sampai pada tingkat apa Anda mampu memenuhi kebutuhan keuangan Anda? Menurut Rampersad (2006,p34-35), 10 alasan Personal Balanced Scorecard penting untuk diterapkan : 1. Pembinaan diri dan pengelolaan diri ditujukan untuk memaksimalkan pengembangan dan secara terus-menerus bersedia menerima tantangan, baik di tempat kerja maupun di luar tempat kerja. 2. Dapat bekerja lebih cerdas, bukan lebih keras, berdasarkan pengetahuan diri dan pembelajaran diri. 3. Menemukan keseimbangan antara ambisi pribadi dan perilaku pribadi yang menghasilkan integritas pribadi, kedamaian batin, penghematan energi dan kemampuan dibimbing kata hati yang mengembangkan kharisma pribadi. 4. Adanya keseimbangan yang efektif antara kepentingan karyawan perorangan dan kepentingan organisasi, karyawan akan bekerja dengan komitmen yang lebih besar untuk mengembangkan organisasi. 5. Integrasi personal balanced scorecard dalam proses pengembangan kompetensi dan kaitan dengan organizational balanced scorecard menghasilkan manajemen talenta yang efektif, terkait dengan tantangan dan pengembangan ketrampilan terkait secara terus-menerus. 6. Pengembangan dan pembelajaran tim. 7. Menjadi pengelola waktu yang sangat berdisiplin dengan menggunakan waktu secara efektif. 8. Menghilangkan rasa takut dalam organisasi dengan memperkenalkan pertemuan ambisi antara manajemen lini dengan karyawan.

15 27 9. Mengurangi stress dan kelelahan jiwa dalam organisasi. 10. Memilih kandidat yang tepat untuk pekerjaan yang tepat Organizational Balanced Scorecard Menurut Rampersad (2006, p20-21), Organizational Balanced Scorecard merupakan suatu instrumen manajemen dari atas ke bawah yang digunakan untuk membuat terlaksananya visi strategis organisasi di semua tingkatan organisasi. Menurut Kaplan & Norton (2000, p23-26), 4 perspektif yang digunakan dalam menjabarkan misi dan strategi organisasi ke dalam berbagai tujuan dan ukuran antara lain : 1. Perspektif finansial. Ukuran finansial sangat penting dalam memberikan ringkasan konsekuensi tindakan ekonomis yang sudah diambil. Ukuran kinerja finansial memberikan petunjuk apakah strategi, implementasi dan pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan keuangan (laba). Tujuan finansial biasanya berhubungan dengan profitabilitas yang diukur. 2. Perspektif pelanggan. Dalam perspektif pelanggan ini diidentifikasikan pelanggan dan segmen pasar di mana unit bisnis tersebut akan bersaing dan berbagai ukuran kinerja unit bisnis tsb. akan bersaing dan berbagai ukuran kinerja unit bisnis di dalam segmen sasaran. Ukuran utama tersebut terdiri atas kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan baru, profitabilitas pelanggan, dan pangsa pasar di segmen sasaran. Faktor pendorong keberhasilan pelanggan inti di segmen pasar tertentu merupakan

16 28 faktor yang penting, yang dapat mempengaruhi keputusan pelanggan untuk berpindah atau tetap loyal. 3. Perspektif proses bisnis internal. Dalam perspektif ini, diidentifikasikan berbagai proses internal penting yang harus dikuasai dengan baik. Proses ini memungkinkan unit bisnis untuk memberikan proposisi nilai yang akan menarik perhatian dan mempertahankan pelanggan dalam segmen pasar sasaran dan memenuhi harapan keuntungan finansial yang tinggi. Perspektif ini terdiri atas tujuan dan ukuran bagi siklus inovasi maupun siklus operasi. 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Perspektif ini mengidentifikasikan infrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Tiga sumber utama pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan datang dari manusia, sistem, dan prosedur perusahaan. Menurut Rampersad (2006, p27-31), unsur-unsur OBSC terdiri dari : a. Misi organisasi -> memuat identitas organisasi dan menunjukan alasan keberadaan organisasi tersebut. Misi yang dirumuskan secara efektif menciptakan rasa persatuan dalam perilaku karyawan, memperkuat keselarasan mereka, dan memperbaiki komunikasi serta suasana dalam organisasi. b. Visi organisasi -> memuat mimpi organisasi yang paling ambisius. Visi organisasi juga memberikan visi bersama tentang situasi masa depan yang diinginkan dan bisa dicapai, serta jalan untuk mencapainya. Visi menunjukkan apa yang ingin dicapai organisasi, apa yang penting untuk keberhasilannya, dan mana faktor

17 29 penentu keberhasilan yang membuatnya unik. Standar, nilai prinsip juga termasuk bagian dari visi organisasi. c. Faktor penentu keberhasilan -> faktor-faktor yang paling penting untuk keberhasilan organisasi yang menjadi competitive advantage organisasi. Faktor inilah yang membedakan sebuah organisasi dari organisasi lain dan membuatnya unik di pasar serta berkaitan dengan kemampuan inti organisasi. Faktor penentu keberhasilan juga berkaitan dengan keempat perspektif BSC, dan dengan begitu membentuk bagian terpadu dari visi organisasi. d. Nilai inti -> menentukan cara seseorang harus bertindak untuk mewujudkan visi. Nilai itu berperan sebagai prinsip pemandu yang mendukung perilaku orang dalam pekerjaannya. Nilai inti mengungkapkan cara kita memperlakukan satu sama lain dan cara kita melihat pelanggan, karyawan, pemegang saham, pemasok, dan masyarakat. Jika prinsip, norma, dan nilai karyawan sesuai dengan organisasi, upaya dan keterlibatan mereka sering kali optimal. e. Tujuan organisasi -> hasil terukur yang harus dicapai. Tujuan itu menggambarkan hasil yang harus dicapai dalam jangka pendek untuk mewujudkan visi jangka panjang. Tujuan langsung diambil dari faktor penentu keberhasilan dan menciptakan terobosan yang realitis. f. Tolok ukur kinerja -> petunjuk yang dikaitkan dengan faktor penentu keberhasilan dan tujuan strategis, dan digunakan untuk menilai berfungsinya sebuah proses. g. Target organisasi -> tujuan kuantitatif (nilai-nilai) sebuah tolok ukur kinerja. h. Tindakan perbaikan organisasi -> strategi yang dilakukan untuk mewujudkan misi, visi, dan tujuan organisasi.

18 30 Sumber : Rampersaad (2006, p29) Gambar 2.7 Pertanyaan tentang Unsur-Unsur OBSC Menurut Rampersad (2006, p78-124), langkah-langkah dalam merumuskan Organizational Balanced Scorecard terdiri dari : a. Merumuskan ambisi bersama organisasi yang mencakup : misi organisasi, visi organisasi, dan nilai inti organisasi. b. Menghubungkan ambisi bersama dengan etika. Organisasi harus peduli kepada etika dan tanggung jawab sosial korporasi untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan mereka memiliki integritas dan mencerminkan standar etika yang tinggi. Setiap perusahaan mempunyai kewajiban etis kepada semua pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, dan masyarakat luas. Kewajiban etis kepada kepada pemegang saham yakni membaiknya pembayaran deviden. Kewajiban etis perusahaan kepada karyawan muncul dari adanya rasa hormat akan harkat dan martabat setiap orang yang telah

19 31 mencakup penyediaan produk dan jasa yang dapat diandalkan, dengan harga pantas, yang diberikan tepat waktu dan sesuai dengan anggaran menurut ketentuan yang berlaku. Kewajiban terhadap pemasok timbul dari hubungan kemitraan organisasional dengan mereka yang diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah dan mewujudkan produk berkualitas tinggi. Kewajiban etis kepada masyarakat luas karena perusahaan merupakan bagian dari warga negara yang baik. c. Menyeimbangkan ambisi pribadi dengan ambisi bersama. Menyesuaikan ambisi pribadi dengan ambisi organisasi berkaitan dengan keselarasan antara PBSC dan OBSC atau antara pemelajaran perorangan dan pemelajaran bersama (lihat gambar 2.8). Tindakan pribadi yang benar dalam organisasi Anda = keberadaan + pengetahuan diri + melakukan + menyamakan ambisi pribadi dengan perilaku pribadi + menyamakan ambisi pribadi dengan ambisi bersama. Sumber : Rampersad (2006, p152) Gambar 2.8 Menyesuaikan Ambisi Pribadi dengan Ambisi Bersama Organisasi d. Mendefinisikan faktor penentu keberhasilan organisasi. e. Membuat hubungan sebab-akibat.

20 32 f. Menetapkan tolok ukur kinerja dan target organisasi. g. Merumuskan tindakan perbaikan organisasi. h. Memberikan prioritas pada tindakan perbaikan. Mengingat banyaknya tindakan perbaikan organisasi yang tidak bisa dilaksanakan pada saat bersamaan, maka diberikan angka prioritas pada setiap tindakan perbaikan tsb. Tindakan perbaikan yang memberikan kontribusi terbesar pada faktor penentu kerberhasilan terpenting mendapat prioritas tertinggi. Nilai untuk masing-masing tindakan perbaikan ditentukan sebagai berikut : - Memberikan bobot (W1) kepada faktor penentu keberhasilan bersangkutan. - Memberikan bobot (W2) kepada sumbangan tindakan perbaikan yang bersangkutan bagi faktor penentu keberhasilan. - Mengalikan kedua bobot itu untuk memperoleh nilai prioritas (rumus: P = W1 X W2). Tabel 2.2 Faktor-Faktor W1 dan W2 Sumber : Rampersad (2006, p76) 2.3 Total Quality Management Menurut Dale (2003,p1-2), total quality management (TQM) didefinisikan sebagai filosofi dan sekumpulan petunjuk prinsip-prinsip yang menjadi landasan perbaikan organisasi secara bersinambungan. Dalam TQM diaplikasikan metode kuantitatif dan sumber daya manusia untuk memperbaiki semua proses dalam organisasi dan memenuhi

21 33 kebutuhan-kebutuhan pelanggan sekarang dan masa yang akan datang. TQM mengintegrasikan teknik-teknik manajemen dasar, usaha-usaha perbaikan yang ada dan alat teknik statistik. Menurut Dale (2003,p2), TQM memerlukan 6 konsep dasar yaitu : a. Komitmen dan keterlibatan manajemen atau dukungan organisasi. b. Fokus pada pelangan baik internal maupun eksternal. c. Pendayagunaan dan keterlibatan tenaga kerja yang efektif. d. Perbaikan bersinambungan dari bisnis dan proses-proses produksi. e. Penanganan supplier sebagai partner. f. Penetapan pengukuran kinerja bagi proses. Menurut Hidayat (2007, p153), prinsip-prinsip yang mendasari paradigma TQM terbagi menjadi tiga bagian, yaitu : Model keanggotaan dalam aktivitas organisasional kerja yang diekspresikan dalam bentuk desain personil dalam berbagai level/tingkatannya yang disebut dengan struktur organisasi kerja. Kepemimpinan yang kuat dari peranan manajemen puncak yang digambarkan dalam fungsi-fungsi manajemen pembelajaran, dan manajemen pelatihan bagi segenap anggota organisasi kerja. Metode pengembangan dan peningkatan kualitas yang diterapkan di seluruh aktivitas manajerial bertujuan untuk membangun komitmen dan mencapai tujuan organisasional kerja.

22 Perbaikan Proses Bersinambungan Deming Menurut Vincent gaspersz (2001,p70-74), metode peningkatan kualitas terusmenerus dapat menggunakan pendekatan USE-PDSA. Siklus USE-PDSA sebagai langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Understand improvement needs (memahami kebutuhan peningkatan). Identifikasi masalah berdasarkan data yang ada. Berbagai alat kualitas seperti check sheet atau diagram pareto dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah kualitas yang ada di tempat kerja. 2. State the problems (menyatakan masalah yang ada). Pernyataan masalah harus spesifik, tegas, jelas, dan dapat diukur. Seyogianya dihindari pernyataan masalah yang tidak jelas dan tidak dapat diukur, seperti : cacat produk cukup tinggi (jenis cacat apa?, Berapa unit yang cacat?, Di mana?, dll). Suatu pernyataan masalah harus dapat menjawab pertanyaan berikut : apa (what), di mana terjadi (where), bilamana terjadi (when), siapa yang bertanggung jawab (who), mengapa terjadi masalah itu (why), bagaimana saran perbaikan masalah itu (how), berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk menerapkan tindakan perbaikan masalah itu (how much). Ingat konsep 5W 2H. 3. Evaluate the roots causes (mengevaluasi akar penyebab masalah). Akar penyebab masalah dapat dievaluasi dengan menggunakan diagram sebabakibat ( diagram tulang ikan = fishbone diagram) dan bertanya mengapa beberapa kali, serta menggunakan teknik diskusi sumbang saran (brainstorming) dari tim kerja sama peningkatan kualitas total.

23 35 4. Plan the solutions (merencanakan solusi masalah) Seyogianya rencana solusi masalah berfokus pada tindakan-tindakan untuk menghilangkan akar penyebab dari masalah yang ada. Rencana perbaikan untuk menghilangkan akar penyebab masalah yang ada diisi dalam suatu formulir daftar rencana tindakan, seperti ditunjukkan dalam tabel 2.3 Tabel 2.3 Daftar Isian Rencana Tindakan Penyelesaian Masalah Penyebab utama Tindakan perbaikan Penanggung jawab Waktu Anggaran Status Catatan : Penyebab utama diambil dari diagram sebab-akibat atau bertanya mengapa beberapa kali. Sumber : Gaspersz (2001,p72) 5. Do or implement the solutions (melaksanakan atau menerapkan rencana solusi terhadap masalah). Implementasi rencana solusi masalah mengikuti daftar rencana tindakan solusi masalah seperti ditunjukkan dalam tabel Study the solutions results (mempelajari hasil-hasil solusi terhadap masalah) Setelah selang waktu tertentu, dilakukan studi dan evaluasi berdasarkan data yang dikumpulkan, guna mengetahui apakah jenis masalah kualitas yang ada telah hilang atau berkurang. Analisis terhadap hasil-hasil temuan berikutnya akan memberikan tambahan informasi bagi pembuatan keputusan dan perencanaan kualitas berikutnya. 7. Act to standardize the solutions (bertindak untuk menstandardisasikan solusi terhadap masalah) Hasil-hasil yang memuaskan dari tindakan solusi masalah harus distandardisasikan, dan selanjutnya melakukan perbaikan terus-menerus pada jenis

24 masalah yang lain. Apabila tindakan terhadap solusi masalah tidak memberikan hasil-hasil yang memuaskan, tindakan itu harus dikoreksi atau diperbaiki. 36 Sumber : Gaspersz (2001,p74) Gambar 2.9 Siklus USE-PDSA untuk Peningkatan Kualitas Terus-Menerus Pemberdayaan Karyawan Menurut Barry Render & Jay Heizer (2001,p99), berarti manajemen perusahaan melibatkan karyawan dalam setiap tahap proses produksi. Hal ini dilakukan dengan tujuan melibatkan sebagian besar dari karyawan yang setiap hari berurusan dengan sistem memiliki pemahaman yang lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya. Bila ada ketidaksesuaian dengan yang seharusnya, biasanya disebabkan oleh karena produk tersebut tidak dirancang dengan benar, sistem produksi yang dirancang tidak benar, atau karyawan tidak dilatih secara tepat. Walaupun karyawan mungkin dapat membantu memecahkan masalah tersebut, namun mereka bukan penyebabnya.

25 37 memindahkan tanggung jawab manajerial dan staf kepada para karyawan bagian produksi, membangun organisasi dengan sikap mental tinggi, dan menggunakan teknikteknik formal seperti pembentukan tim (team building) dan gugus kendali mutu (quality circle). Menurut Dale (2003, p.89), tim didefinisikan sebagai kumpulan orang-orang yang dapat bekerja bersama-sama untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. Tim bekerja karena makin banyak orang maka lebih banyak orang maka lebih banyak pengetahuan yang terkumpul. Setiap orang dalam tim mempunyai kemampuan khusus yang digunakan dalam memecahkan masalah. Tipe-tipe tim yang biasanya digunakan dalam bisnis : department improvement team, process improvement team, task team, self management work team, task force, dan quality control circle. Menurut PMMI (2000, p12), Tujuh langkah department improvement team berdasarkan PDCA Tulta (tujuh langkah tujuh alat) adalah sebagai berikut : 1. Menentukan tema dan judul. Menentukan tema dengan menelusuri latar belakang permasalahan yang timbul pada situasi dan kondisi penyimpangan pelaksanaan standard operating procedure, pencapaian sasaran departemen / bagian, keluhan pelanggan, melanjutkan dari perbaikan sebelumnya. Sedangkan judul harus mengandung dua unsur pokok (initial goal) yaitu target hasil kuantitatif dan target waktu pelaksanaan. Alat bantu yang digunakan di antaranya dapat berupa checksheet, diagram pareto, histogram, peta kendali serta grafik. 2. Menganalisis penyebab. Dalam langkah ini berisi analisis faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyimpangan yang dituangkan dalam diagram fishbone dan pengumpulan ide

26 38 menggunakan nominal group technique dengan keterlibatan setiap kelompok dengan cara menulis dari tiap-tiap anggota kelompok terhadap penyebab yang mungkin, lalu distratifikasi dan dipilih calon penyebab-penyebab dominan dari tiap ujung dari tulang ikan dengan cara voting. Diambil 50% + 1 yang merupakan calon penyebab dominan dari semua penyebab. Alat bantu yang digunakan di antaranya diagram fishbone dan diagram pareto. 3. Menguji dan menentukan penyebab dominan. Dalam langkah ini dilakukan pengujian hipotesa terhadap faktor-faktor penyebab yang dianggap dominan dengan cara mengumpulkan sejumlah data baru melalui pemantauan di lapangan tempat kerja dan mengolah serta mengajukan data tersebut dalam scatter diagram. Lalu dicari kekuatan hubungannya tersebut apakah erat atau tidak dan positif atau negatif dengan mencari r (koefisien korelasi) masing-masing. Dipilih r > 0,714 yang merupakan penyebab dominan. Selain itu, komposisi faktor penyebab dalam pula dinyatakan dalam bentuk diagram pie. Alat bantu yang digunakan adalah diagram scatter dan diagram pie. 4. Membuat rencana dan melaksanakan perbaikan. Langkah ini berisi penyusunan rencana-rencana perbaikan dengan alat bantu 5W + 2H. How pertama adalah cara yang ditempuh dalam perbaikan dan How kedua adalah besarnya jumlah atau presentasi tingkat perbaikan masing-masing penyebab. Kemudian menyusun intermediate target yaitu target dari masingmasing penyebab, dibandingkan terhadap target initial goal. Dalam tahap ini dilakukan uji coba perbaikan, jika berhasil bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya setelah dilakukan monitoring dan hasilnya memuaskan. Alat bantu yang digunakan di antaranya adalah tabel 5W + 2H dan grafik.

27 39 5. Meneliti hasil. Dalam langkah ini berisi analisa perbandingan kondisi sebelum dan sesudah perbaikan dengan alat bantu diagram pareto juga dituliskan manfaat gugus kendali mutu terutama dalam hubungan kerja pengembangan sumber daya manusia dan kesadaran mutu baik dampak positif maupun dampak negatif. Alat bantu yang dapat digunakan di antaranya adalah diagram pareto, histogram, control chart, dan grafik. 6. Membuat standar baru Dalam langkah ini berisi 2 hal, yaitu standar prosedur dengan proses persetujuan manajemen dan dokumentasikan. Kemudian standar hasil, dengan memperhatikan kata-kata maksimum (untuk cacat, kerusakan, dll) dan minimum (untuk kapasitas, tingkat mutu, dll). 7. Mengumpulkan data baru dan menentukan rencana berikutnya. Dalam langkah ini berisi penyajian kondisi kerja yang baru dan persoalan yang masih harus diselesaikan pada siklus PDCA berikutnya serta prioritas yang harus ditanggulangi dengan mengumpulkan data-data baru lalu buat checksheet, analisa pareto, brainstorming Statistical Process Control Menurut Ariani (2004, p18-36), beberapa teknik-teknik dasar perbaikan kualitas yang dapat digunakan dalam organisasi antara lain : 1. Diagram pareto Diagram pareto ini merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan rangking tertinggi hingga terendah. Hal ini

28 40 dapat membantu menemukan masalah yang paling penting untuk segera diselesaikan sampai dengan masalah yang tidak harus segera diselesaikan. Diagram pareto juga dapat mengidentifikasi masalah yang paling penting yang mempengaruhi usaha perbaikan kualitas dan memberikan petunjuk dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk menyelesaikan masalah. Proses penyusunan diagram pareto meliputi enam langkah, yaitu : a. Menentukan metode atau arti dari pengklasfikasian data,misalnya berdasarkan masalah, penyebab, jenis ketidaksesuaian, dsb. b. Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan karakteristikkarakteristik tsb., misalnya rupiah, frekuensi, unit, dsb. c. Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan. d. Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari yang terbesar hingga yang terkecil. e. Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang digunakan. f. Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan relative masingmasing masalah. Mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat perhatian. 2. Lembar pengecekan (check sheet). Tujuan pembuatan lembar pengecekan adalah menjadmin bahwa data dikumpulkan secara teliti dan akurat oleh karyawan operasional untuk diadakannya pengendalian proses dan penyelesaian masalah. Data dalam lembar pengecekan tersebut nantinya akan digunakan dan dianalisis secara cepat dan mudah.

29 41 3. Diagram sebab-akibat Diagram sebab-akibat menggambarkan garis dan symbol-simbol yang menunjukkan hubungan antara akibat dan penyebab suatu masalah. Diagram ini memang digunakan untuk mengetahui akibat dari suatu masalah untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan. Penyebab masalah ini pun dapat berasal dari berbagai sumber utama, misalnya metode kerja, bahan, pengukuran, karyawan, lingkungan, dst. Manfaat diagram sebab-akibat antara lain : a. Dapat menggunakan kondisi yang sesungguhnya untuk tujuan perbaikan kualitas produk atau jasa, lebih efisien dalam penggunaan sumber daya, dan dapat mengurangi biaya. b. Dapat mengurangi dan menghilangkan kondisi yang menyebabkan ketidaksesuaian produk atau jasa dan keluhan pelanggan. c. Dapat membuat suatu standardisasi operasi yang ada maupun yang direncanakan. d. Dapat memberikan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan dalam kegiatan pembuatan keputusan dan melakukan tindakan perbaikan. 4. Diagram penyebaran (scatter diagram) Scatter diagram merupakan cara yang paling sederhana untuk menentukan hubungan antara sebab dan akibat dari dua variabel. Data dikumpulkan dalam bentuk pasangan titik (x,y). Dari titik-titik tersebut dapat diketahui hubungan antara variable x dan variable y, apakah terjadi hubungan positif atau negative. 5. Time series Time series merupakan teknik yang paling sederhana untuk menunjukkan perubahan karena berbagai macam faktor dari waktu ke waktu. Time series

30 digambarkan dengan sumbu vertical yang menunjukkan persentase ketidaksesuaian dan sumbu horizontal yang menunjukkan periode waktu Manajemen Talenta Menurut Rampersad (2006, p ), proses pengembangan talenta secara formal terdiri atas : 1. Merumuskan rencana kinerja individu. Proses ini mencakup penetepatan hasil yang diinginkan dari seorang karyawan (sasaran, indikator kinerja, dan target) dalam menjalankan fungsinya. 2. Menetapkan kompetensi pekerjaan yang harus dimiliki oleh karyawan secara individu agar dapat mewujudkan ambisi organisasi sesuai dengan fungsinya masing-masing. 3. Membantu karyawan untuk mengembangkan kompetensi pekerjaan yang diperlukan karyawan agar menjalankan fungsinya dengan lebih baik. Ada 4 fase siklus pengembangan antara lain : - Perencanaan hasil -> dibuat kesepakatan hasil yang harus dicapai berdasarkan sasaran kinerja pekerjaan dalam rencana kinerja individu dan ditentukan seperangkat kompetensi kerja yang diperlukan untuk mencapai hasil tsb. Fase ini sangat membantu dalam menyesuaikan ambisi pribadi dengan ambisi bersama, serta meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan. - Pembinaan -> manajer dan karyawan bertemu untuk mendiskusikan perkembangan pencapaian sasaran karyawan. Kesepakatan hasil yang telah disepakati dibandingkan dengan pencapaian yang telah diperoleh dan disesuaikan dengan situasi terbaru.

31 43 - Penilaian -> mengonfirmasikan pencapaian hasil yang telah disepakati di awal dan bagaimana karyawan mencapai hasil yang telah disepakati. - Pengembangan bakat -> dikaitkan dengan situasi kerja karyawan yang bersangkutan. Sumber : Rampersad (2006,p183) Gambar 2.10 Model Manajemen Talenta Menurut Takeuchi et al. (2004, p9), ada 4 bentuk konversi knowledge (siklus knowledge) yaitu : 1. Sosialisasi -> membagi dan menciptakan pengetahuan melalui pengalaman langsung, biasanya dari individu ke individu. 2. Eksternalisasi -> melafalkan pengetahuan melalui dialog dan refleksi, biasanya dari individu ke dalam grup. 3. Kombinasi, pengaturan, dan aplikasi pengetahuan eksplisit dan informasi, biasanya dari grup ke dalam organisasi. 4. Internalisasi, pembelajaran, dan kebutuhan pengetahuan baru dalam praktek.

32 44 Menurut Stapleton (2003, p43-52), ada 10 langkah yang dapat digunakan untuk mengubah informasi, data, riset, dan pendapat mnjadi pengetahuan yang berguna dan berdaya tetap antara lain : 1. Cari sumber informasi. Sumber informasi ini dapat diperoleh dari data internal, data dasar, intelijen, riset, teknis, dan opini. 2. Dapatkan -> tipe kontak ada 2 jenis yakni formal (persentasi dan survey), dan informal (percakapan, rapat, pencarian di website). 3. Evaluasi -> dilihat dari segi kualitas, kuantitas, konteks, dan umur informasi. 4. Pahami. 5. Analisis -> hubungannya dengan pengetahuan umum, standard industri, hubungan kecenderungan untuk menerima / menghindari perubahan. 6. Simpulkan. 7. Sebarkan -> bisa dilindungi, diperdagangkan, ditahan, disembunyikan, dihiasi, atau dibengkokan. 8. Bertindaklah berbasis pengetahuan. 9. Pelihara / gabungkan.

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom Performance Management Taryana Suryana. M.Kom taryana@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Scorecard, Merupakan sebuah metrik kinerja yang digunakan dalam manajemen strategis untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang plastic packaging berbahan baku

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang plastic packaging berbahan baku 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama ini, diasumsikan bahwa perbaikan dan perubahan organisasi tergantung pada analisis internal dan eksternal, gambaran proses bisnis, persiapan program

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya: mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PROSES PRODUKSI 2.1.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management Total Quality Management (TQM) adalah suatu filosofi manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan dimana pendekatan manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian dari pelaksanaan suatu program/kegiatan/kebijakan dalam

Lebih terperinci

STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD

STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD Banyak organisasi yang mampu merumuskan rencana strategis dengan baik, namun belum banyak organisasi yang mampu melaksanakan kegiatan operasional bisnisnya berdasarkan

Lebih terperinci

Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard

Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard Balanced scorecard digunakan dalam hampir keseluruhan proses penyusunan rencana. Tahapan penyusunan rencana pada dasarnya meliputi enam kegiatan berikut: perumusan

Lebih terperinci

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS Majalah Ilmiah Unikom, Vol.6, hlm. 51-59 BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS ISNIAR BUDIARTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota organisasi. Dalam mengimplementasikan rencana-rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. anggota organisasi. Dalam mengimplementasikan rencana-rencana strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernyataan visi dan misi suatu organisasi menurut Imelda (2004) merupakan gambaran ideal organisasi atas apa yang dicapai dimasa yang akan datang melalui kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH

STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id POKOK BAHASAN : PERANAN STRATEGIS SDM DAN HUMAN RESOURCES SCORECARD PERENCANAAN STRATEGI SDM SDM adalah faktor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan sehingga dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan. Pertama, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai

BAB V PENUTUP. Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini dilakukan pada PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero) Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai sistem manajemen strategik yang dapat

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah 3.1. Flow Chart Pemecahan Masalah Dalam flow chart pemecahan masalah dalam penelitian ini menggambarkan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam melakukan penelitian.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur

I. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang ketenagalistrikan. Kegiatan utamanya adalah memproduksi kabel listrik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

Lebih terperinci

PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU)

PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU) PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono POKOK BAHASAN : TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU) DESKRIPSI Pengendalian mutu terpadu (PMT) lebih merupakan sikap dan perilaku

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Indah Pratiwi, Herrizqi Shinta, Dessy Riyasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian PDCA a) Pengertian Dalam peningkatan mutu dalam kebidanan diperlukan manajemen yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didalam ilmu manajemen, ada konsep problem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Globalisasi dan kemudahan untuk mengakses informasi dari seluruh dunia, membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Perubahan itu juga Mempengaruhi dunia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Analisis Industri Analisis SWOT - Perpektif Finansial - Perspektif Pelanggan - Perspektif Proses Bisnis Internal - Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Lebih terperinci

Towards Innovative Government

Towards Innovative Government 2018 Workshop Penyusunan Risalah Budaya Kinerja Towards Innovative Government Ruang Hayam Wuruk, Kantor Gubernur Jawa Timur - Surabaya, 17 April 2018 1 Productivity Continuity Agility 2 PENGANTAR MANAJEMEN

Lebih terperinci

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1 Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA deden08m.com 1 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA: Posisi Perusahaan dalam Industri (1) Rencana bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara jelas di mana posisi perusahaan

Lebih terperinci

GUGUS KENDALI MUTU. Oleh : SITTI MARLINA

GUGUS KENDALI MUTU. Oleh : SITTI MARLINA Tugas Makalah Manajemen Mutu Terpadu GUGUS KENDALI MUTU Oleh : SITTI MARLINA 21311153 JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN KONSENTRASI TIK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

Lebih terperinci

Balanced Scorecard : Konsep, Evolusi Perkembangan, dan Dampaknya Terhadap Desain SPPM dan Sistem Penghargaan Berbasis Kinerja

Balanced Scorecard : Konsep, Evolusi Perkembangan, dan Dampaknya Terhadap Desain SPPM dan Sistem Penghargaan Berbasis Kinerja Balanced Scorecard : Konsep, Evolusi Perkembangan, dan Dampaknya Terhadap Desain SPPM dan Sistem Penghargaan Berbasis Kinerja Balanced Scorecard: Konsep, Evolusi Perkembangan dan Dampaknya Terhadap Dunia

Lebih terperinci

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module. Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Idealnya, setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Objek yang selalu diukur adalah bagian keuangan,

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan pada sisi keuangan (financial perspective). Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Banyaknya perusahaan di era globalisasi memicu keberadaan produk lokal dan nasional tidak akan luput dari tuntutan persaingan, selain itu juga mempunyai peluang

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008 PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008 SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Dengan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

Prepared by Yuli Kurniawati

Prepared by Yuli Kurniawati BALANCE SCORECARD Prepared by Yuli Kurniawati SEJARAH BALANCE SCORECARD Pertama kali disampaikan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business Review tahun 1992 dalam artikel berjudul Balanced

Lebih terperinci

Definisi Taufiqur Rachman 1

Definisi Taufiqur Rachman 1 Total Quality Management By: Taufiqur Rachman Definisi Salah satu ilmu yang berorientasi pada kualitas dan merancang ulang sistem organisasi dalam mencapai tujuannya adalah Total Quality Management (TQM)

Lebih terperinci

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM STIE Dewantara MKUAL-02 Pendahuluan Dewasa ini iklim perekonomian dunia tampak semakin kurang menentu, dan perubahan yang terjadi akhir-akhir ini justru banyak yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN 2.1 Konsep Dasar Audit Manajemen Menurut Bayangkara (2008:2), audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisien dan efektivitas operasi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Singkat Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Kualitas Berdasarkan perspektif TQM (Total Quality Management), kualitas dipandang secara lebih komprehensif atau Holistik, dimana bukan hanya aspek hasil saja yang ditekankan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh setiap organisasi. Hal inilah yang seringkali membuat organisasi terus menerus melakukan perbaikanperbaikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

Sumber : Penulis (2014)

Sumber : Penulis (2014) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Desain Landasan Teori Untuk mengukur kinerja dengan Balanced Scorecard, maka dibutuhkan alur untuk melihat tahapan-tahapan guna melihat proses untuk sampai

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Rias Andriati dalam artikel majalah SWA,16 Agustus 2010 menyatakan bahwa seringkali perusahaan hanya berorientasi pada laba, yaitu keuntungan yang didapat dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap pengukuran kinerja perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk pencapaian suatu target tertentu. Sehingga pengukuran kinerja merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Pada suatu organisasi bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gudang 2.1.1 Definisi Gudang Gudang adalah bangunan yang dipergunakan menyimpan barang dagangan. Penggudangan adalah kegiatan menyimpan dalam gudang (Warman, 2010). Pergudangan

Lebih terperinci

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016 7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan

Lebih terperinci

Makna yang tersurat dalam rumusan tujuan tersebut

Makna yang tersurat dalam rumusan tujuan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana diketahui pendidikan tinggi adalah pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dari pada pendidikan menengah di jalur pendidikan sekolah. Sedangkan

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI 1 Sistem akuntansi memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan dan hasil kerja dari kegiatan tersebut, juga dalam menentukan reward

Lebih terperinci

UKURAN KINERJA. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., AK., CA

UKURAN KINERJA. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., AK., CA UKURAN KINERJA Endang Sri Utami, S.E., M.Si., AK., CA Definisi Sistem Ukuran Kinerja Sistem ukuran kinerja merupakan suatu mekanisme yang memungkinkan organisasi mengimplementasikan strategi dengan berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tujuannya yaitu mengentaskan kemiskinan dan juga menjadi industry yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam tujuannya yaitu mengentaskan kemiskinan dan juga menjadi industry yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumahan dan permukiman menjadi salah satu program besar pemerintah dalam tujuannya yaitu mengentaskan kemiskinan dan juga menjadi industry yang masih menjanjikan

Lebih terperinci

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan Abstract Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan adalah merupakan elemen yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya implementasi TQM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah Sakit Umum Sari Mutiara adalah Rumah Sakit dengan status kelas B yang berdiri tahun 1962. Rumah sakit ini memiliki kapasitas hunian 375 tempat tidur dan tenaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penilaian Kinerja Melihat aktifitas perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasinya sehari - hari maka akan menghasilkan penilaian yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Rebublik Indonesia (Kepmenkes RI) No. 1332/Menkes/SK/X/2002 mengenai Ketentuan dan Tata cara Pemberian Izin Apotek, yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada masyarakat belum memiliki indikator kinerja memadai, sehingga sulit untuk menentukan efektivitas dan efisiensi

Lebih terperinci

MODUL 9 PENYUSUNAN RENCANA TINDAK; PEMBERDAYAAN KOPERASI USAHA MIKRO KECIL MENENGAH. Dosen : M. Tasrifin,SH,MH,MM.

MODUL 9 PENYUSUNAN RENCANA TINDAK; PEMBERDAYAAN KOPERASI USAHA MIKRO KECIL MENENGAH. Dosen : M. Tasrifin,SH,MH,MM. MODUL 9 PENYUSUNAN RENCANA TINDAK; PEMBERDAYAAN KOPERASI USAHA MIKRO KECIL MENENGAH Dosen : M. Tasrifin,SH,MH,MM. BAB I PENDAHULUAN A.DESKRIPSI SINGKAT Mata diklat ini bermaksud untuk meningkatkan kompetensi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Produksi merupakan sebuah siklus yang dilakukan oleh perusahaan dalam penyediaan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada pasar demi keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan pada tahun 1990 oleh ahli Amerika Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua perusahaan di era globalisasi saat ini. Kunci untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

Quality Management and International Standards

Quality Management and International Standards Chapter 6 Quality Management and International Standards Tujuan membangun sistem TQM yang dapat mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan konsumen. Menjaga kualitas dapat mendukung diferensiasi, low cost,

Lebih terperinci

Alat dan Teknik Meningkatkan Mutu. idyst 1

Alat dan Teknik Meningkatkan Mutu. idyst 1 Alat dan Teknik Meningkatkan Mutu idyst 1 Ada berbagai alat (tools) dan teknik yang digunakan dalam pelaksanaan TQM. Alat dan teknik tersebut berbeda manfaatnya bila digunakan untuk langkah dan situasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk kepentingan jangka panjang. Jika perusahaan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk kepentingan jangka panjang. Jika perusahaan tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangPenelitian Dalam perkembangan era globalisasi ini, tujuan perusahaan adalah mencari keuntungan atau laba yang tinggi, akan tetapi bukan itu tujuan utama satu-satunya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran 22 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber, yakni informasi finansial dan informasi nonfinansial. Informasi finansial

BAB I PENDAHULUAN. sumber, yakni informasi finansial dan informasi nonfinansial. Informasi finansial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang sangat penting bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan dan perencanaan tujuan

Lebih terperinci

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN. internal, dan sasaran pertumbuhan dan pembelajaran. 2. Pada perspektif finansial ditetapkan tiga sasaran strategik, yakni :

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN. internal, dan sasaran pertumbuhan dan pembelajaran. 2. Pada perspektif finansial ditetapkan tiga sasaran strategik, yakni : BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN 6.1. Simpulan Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Sasaran strategik perusahaan secara keseluruhan dibedakan

Lebih terperinci

BALANCED SCORECARD ROBERT S. KAPLAN DAVID P NORTON

BALANCED SCORECARD ROBERT S. KAPLAN DAVID P NORTON BALANCED SCORECARD ROBERT S. KAPLAN DAVID P NORTON LATAR BELAKANG LINGKUNGAN OPERASI BARU DALAM BISNIS: LINTAS FUNGSI: mengkombinasikan keunggulan spesialisasi keahlian fungsional dengan kecepatan, efisiensi,

Lebih terperinci

Zaenal. Sugiyanto. TQM (Total Quality Management)

Zaenal. Sugiyanto. TQM (Total Quality Management) Zaenal. Sugiyanto TQM (Total Quality Management) Total Quality Management Slide 6-5 Total Quality Management Total Quality Management merupakan peningkatan secara terus menerus yang Dilakukan oleh setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja telah menjadi topik yang menarik di banyak Negara maju. Perusahaan-perusahaan nasional maupun internasional berusaha menjadi yang terdepan

Lebih terperinci

MVC dengan BALANCED SCORECARD (BSC)

MVC dengan BALANCED SCORECARD (BSC) MVC dengan BALANCED (BSC) Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. BSC DAN PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN 1. What we want to be? - Visi dan Misi 2. What we have to do? - Kebijakan/Program/Kegiatan 3. Where

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang sangat besar terhadap perilaku manusia dalam suatu organisasi. Dengan adanya alat

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 76

BAB V ANALISA HASIL. 76 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Sasaran Mutu Dari hasil pengolahan data, analisis kuantitatif disesuaikan dengan data yang dikumpulkan. Sehingga menjawab pelaksanaan pencapaian sasaran mutu dan proses

Lebih terperinci

CONTINOUS PROCESS IMPROVEMENT (CPI)

CONTINOUS PROCESS IMPROVEMENT (CPI) #8 CONTINOUS PROCESS IMPROVEMENT (CPI) Pengertian CPI erupakan sebuah pendekatan sistematis yang dapat digunakan untuk membuat perbaikan yang sifatnya berupa terobosan dan peningkatan pada proses yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia usaha dan perdagangan bebas akan membuka berbagai kesempatan baru dan juga dorongan dunia usaha ke arah yang semakin keras dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendahuluan Six Sigma merupakan konsep yang relatif baru bagi banyak organisasi. Six Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa cacat), tetapi

Lebih terperinci