MODUL 9 PENYUSUNAN RENCANA TINDAK; PEMBERDAYAAN KOPERASI USAHA MIKRO KECIL MENENGAH. Dosen : M. Tasrifin,SH,MH,MM.
|
|
- Ratna Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODUL 9 PENYUSUNAN RENCANA TINDAK; PEMBERDAYAAN KOPERASI USAHA MIKRO KECIL MENENGAH Dosen : M. Tasrifin,SH,MH,MM.
2 BAB I PENDAHULUAN A.DESKRIPSI SINGKAT Mata diklat ini bermaksud untuk meningkatkan kompetensi para pejabat eselon IV yang terkait dengan Manajemen Ekonomi Masyarakat: Pemberdayaan UMKM dalam menyusun rencana tindak bersama sehingga terjadi sinergi untuk memberdayakan KUMKM yang tangguh dan berkembang sebagai pilar ekonomi masyarakat. Pemberdayaan KUMKM di mana para anggotanya sebagai usaha mikro.
3 B. HASIL BELAJAR Setelah selesai pembelajaran ini peserta diharapkan dapat menyusun rencana tindak bersama untuk memberdayakan KUMKM secara sinergi untuk meningkatkan kemampuan para pebisnis KUMKM sehingga terjadi peningkatan kinerjanya.
4 C. INDIKATOR HASIL BELAJAR Setelah proses pembelajaran ini peserta diharapkan: Dapat memiliki persepsi yang sama untuk menyusun rencana tindak pemberdayaan KUMKM, Dapat menjabarkan program program pemberdayaan KUMKM sesuai dengan program pemerintah kabupaten atau kota menjadi rencana tindak, Dapat mengidentifikasi permasalahan, dan penentuan prioritas, dengan menggunakan analisis pendukung alat manajemen (management tools), Dapat melakukan kajian lapangan untuk melakukan evaluasi permasalahan KUMKM dengan pengumpulan, pengolahan, dan analisis data, Dapat menyusun rencana tindak pemberdayaan KUMKM berdasarkan hasil penilaian kajian lapangan,
5 D. POKOK BAHASAN Mata Diklat ini tersusun dari pokok dan sub pokok bahasan: 1. Tinjauan ulang tentang: a. Visi, Misi, Rencana stratejik dan Rencana tindak b. Landasan Penyusunan Rencana Tindak, c. Tahapan Penyusunan Rencana Tindak, d. Metode Analisis Penyusunan Rencana tindak,
6 lanjutan 2. Kajian Lapangan dan Penyusunan Rencana Tindak a. Metode evaluasi dan penyusunan instrumen pengumpulan data, b. Pengolahan dan Analisis data, c. Pembentukan Kelompok Kerja dan Peran Pemimpin Kelompok, d. Contoh aplikasi penyusunan Rencana tindak
7 BAB II TINJAUAN ULANG Setelah proses pembelajaran ini peserta memiliki persepsi yang sama tentang visi, misi, rencana strategik dan rencana tindak, konsep dasar rencana tindak, dan tahapan penyusunan rencana tindak dengan menggunakan analisis pendukung penyusunan rencana tindak.
8 A. TINJAUAN ULANG Rencana tindak untuk memberdayakan KUMKM harus mengacu pada visi, misi dan renstra kabupaten/kota dalam bidang pembangunan ekonomi wilayah. Visi harus diwujudkan dan dijabarkan dalam langkah-langkah yang lebih praktis melalui penyusunan misi. Kemudian misi ditindaklanjuti melalui rencana strategik dan program sebagai pedoman bagi rencana tindak. Jadi hubungan antara visi, misi, rencana strategik, program dan rencana tindak lanjut merupakan dasar dan penjabaran dari visi menjadi misi. Untuk melaksanakan misi memerlukan rencana strategik, dan kemudian disusun program prioritas dan program prioritas dijabarkan kedalam rencana tindak.
9 1. VISI Visi merupakan sikap mental tentang kondisi gambaran masa depan yang diinginkan atau dicita-citakan pada kurun waktu tertentu berdasarkan kemampuan analisis yang rasional. Visi adalah gambaran yang melompat dalam pikiran sewaktu memejamkan mata dan impian tentang apa yang diinginkan oleh seorang pengusaha.
10 lanjutan Dalam kaitannya dengan KUMKM., visi menyentuh semua orang pemilik (dalam hal ini anggota koperasi, pemilik usaha, karyawan, pelanggan, dan masyarakat umum sekitar lokasi usaha). Visi merupakan ekspresi apa yang dimimpikan dan diyakini oleh pemilik bisnis (anggota koperasi sebagai pemilik usaha koperasi). Para wirausahawan harus mampu mengkomunikasikan visi dan semangat usaha kepada orang orang yang terlibat dalam usaha. Visi diturunkan dari sistem nilai yang tumbuh dalam bisnis atau usaha koperasi.
11 2. MISI Misi merupakan jabaran kualitatif operasioanal yang berupa perwujudan rumusan komitmen langkah-langkah untuk mewujudkan visi. Jika visi berupa kondisi yang dinginkan maka misi lebih bersifat apa yang harus dilakukan. untuk mewujudkannya. Misi harus disusun dalam jangka waktu relatif pendek, khususnya untuk usaha mikro dan kecil misalnya tidak perlu dalam waktu lima tahun, tetapi sesuai dengan kondisi yang telah berjalan.
12 lanjutan Secara ringkas pernyataan misi tersebut harus menjawab pertanyaan: Apa (What), Mengapa (Why), Bagaimana (How), Siapa (Who), Dimana (Where) dan Bila (When)- (5 W + H). Pernyataan misi harus jelas dan singkat. Pernyataan misi merupakan warna dari keseluruhan bisnis. Misi dirumuskan dengan mengingat potensi dan hambatan sebagaimana visi. Namun penyusunannya lebih spesifik dan jelas untuk membangkitkan inisiatif dan inovasi dalam pelaksanaan.
13 3. RENCANA STRATEGIK (RENSTRA) a. Perencanaan strategik bukan merupakan suatu produk akhir melainkan suatu proses yang terus berlangsung. b. Perencanaan strategik memperhitungkan langkah langkah yang akan diambil oleh manajer, juga menyediakan langkah alternatif yang mungkin sesuai dengan perkembangan yang akan dihadapi masa datang. c. Inti sari perencanaan strategik adalah pengenalan secara sistematik peluang dan ancaman dimasa depan, dimana dengan pilihan alternatif dengan langkah yang tepat dapat memilih prioritas yang menguntungkan bagi bisnis.
14 lanjutan d. Perencanaan strategik merupakan suatu proses. Proses ini dimulai dengan menggariskan sasaran sasaran dari orgnisasi (misalnya yang dikelola oleh pebisnis KUMKM), merumuskan strategi dan kebijakan yang diperlukan dan mengembangkan rencana terperinci sesuai dengan strategi untuk mencapai hasil akhir yang diharapkan. e. Perencanaan strategik merupakan suatu sikap, karena meminta suatukebiasaaan dan keharusan untuk bekerja berdasarkan proyeksi masa depanartinya harus dilakukan secara teratur, jadi merupakan proses berpikir daripara manajer dan karyawan yang harus diterapkan.
15 lanjutan f. Perencanaan strategik merupakan kegiatan yang harus dilakukan untuk pencapaian target dan caracara yang harus ditempuh untuk mencapai visi dengan mempertimbangkan waktu tertentu, potensi dan kendala. g. Rencana diimplementasikan dalam bentuk paketpaket program yang pelaksanaannya menjamin tercapainya misi berdasarkan prioritas. h. Renstra disusun berdasarkan urgensi masalah yang diharapkan dapat diselesaikan segera. Tingkat urgensi tersebut diukur melalui sifatnya yang menentukan, dampaknya yang luas, dan merupakan prioritas kelompok. Renstra harus dirumuskan secara spesifik, jelas, ringkas, dan padat untuk dijabarkan dalam rencana tindak.
16 4. RENCANA TINDAK (ACTION PLAN) Action Plan (Rencana tindak) merupakan penjabaran dari rencana strategik tetapi bersifat operasional yang terfokus pada wilayah yang definitif (demikian pula secara administratif) dan berorientasi pada pemecahan masalah. Manajer harus mengubah rencana strategik kedalam rencana operasional yang memandu bisnis keseharian menjadi bagian bisnis yang aktif yang tampak nyata.
17 Untuk menjadikan rencana strategik menjadi rencana tindak maka rencana strategik dibagi bagi menjadi suatu kegiatan secara seksama menurut kriteria berikut: a. Tujuan, apa yang ingin dicapai dengan merancang kegiatan ini? b. Cakupan, bidang apa saja dalam bisnis yang akan terlibat dalam kegiatan? c. Kontribusi, bagaimana kebutuhan yang satu sama lain berkaitan dengan kebutuhan dalam bisnis? d. Kebutuhan sumber daya, berapa sumberdaya manusia dan dana yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan ini? e. Waktu, jadwal dan tenggat waktu yang bagaimana yang dapat memastikan penyelesaian kegiatan?
18 B. LANDASAN PENYUSUNAN RENCANA 1. Tujuan Rencana Tindak 2. Landasan Rencana Tindak
19 C. TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA TINDAK. Identifikasi masalah faktor penghambat yang menjadi penyebab KUMKM tidak berkembang seperti yang dicita-citakan sebagai pilar ekonomi masyarakat. Keterlibatan institusi, institusi yang terlibat boleh formal, informal, birokrasi, maupun perguruan/akademi
20 lanjutan Penentuan tujuan dan sasaran Mobilisasi sumber daya Identifikasi kegiatan Analisis kegiatan Penentuan prioritas Operasionalisasi Implementasi
21 D. METODE ANALISIS PENYUSUNAN RENCANA TINDAK Analisis SWOT Analisis Penetapan sasaran dengan kriteria SMART
22 E. LATIHAN KELOMPOK Peserta dibagi menjadi 5 kelompok sesuai dengan minat masing masing peserta yang berfungsi memberdayakan KUMKM. Masing masing kelompok peserta mengidentifikasi jenis usaha mikro, usaha kecil suatu bidang usaha (misalnya agribisnis atau agro-industri, sektor peternakan, perikanan, industri rumah tangga, pedagang, industri kerajinan rakyat). Peserta mengidentifikasi masalah dengan menggunakan analisis SWOT berdasarkan identifikasi masalah maka dapat disusun rencana tindak hipotetis dengan menggunakan format format dalam contoh kasus untuk menyusun rencana tindak hipotetis berdasarkan hasil analisis SWOT.
23 lanjutan Rencana tindak ini disusun untuk memberdayakan KUMKM dengan dukungan dan komitmen berbagai instansi yang terkait sehingga rencana ini berdampak lebih besar karena ada kesepakatan bersama antar instansi yang terlibat dan pihak swasta dan kelompok masyarakat sendiri. Hasil kerja kelompok menyusun rencana tindak ini disajikan dalam forum pleno untuk mendapat koreksi dari kelompok lain.
24 lanjutan Kelompok ini akan melakukan kajian lapangan untuk menyusun rencana tindak berdasarkan pakta lapangan dengan melakukan pengumpulan data melalui wawancara atau observasi untuk memperoleh data primer dan sekunder dari responden yang mewakili kelompok UMKM tersebut. Peserta setelah mengumpulkan informasi dan melalui pengolahan dan analisis informasi yang terkumpul maka disusun rencana tindak melalui serangkaian diskusi kelompok. Hasil diskusi kelompok berupa rencana tindak dengan menggunakan format format yang telah disiapkan, kemudian menyajikan hasilnya
25 F. RANGKUMAN Visi adalah gambaran yang melompat dalam pikiran yang merupakan impian tentang apa yang diinginkan oleh seorang pemilik atau manajer perusahaan. Para wirausahawan yang berhasil adalah mampu mengkomunikasikan visi dan semangat usaha kepada orang orang disekitarnya. Visi diturunkan dari nilai yang tumbuh dalam perusahaan. Salah satu latihan yang paling berharga seorang wirausahawan adalah menuliskan nilai nilainya dan berbagi rasa dengan para karyawan. Visi merupakan motivator utama dalam usaha KUMKM yang merefleksikan keinginan bersama.
26 lanjutan Misi merupakan jabaran kualitatif operasioanal yang berupa perwujudan rumusan komitmen langkah-langkah untuk mewujudkan visi. Misi harus disusun dalam jangka waktu relatif pendek, khususnya untuk usaha mikro dan kecil, tetapi sesuai dengan kondisi yang telah berjalan. Pernyataan misi merupakan warna dari keseluruhan usaha bisnis. Pernyataan misi adalah alat yang berguna untuk semua pihak suatu bisnis agar termotivasi bergerak kearah yang sama.
27 lanjutan Inti sari perencanaan strategik adalah pengenalan secara sistematik peluang dan ancaman dimasa depan, dimana dengan pilihan alternatif yang tepat dapat memilih prioritas yang menguntungkan bagi bisnis. Perencanaan strategik merupakan proses yang dimulai dengan menggariskan sasaran sasaran dari orgnisasi, perumusan strategi dan kebijakan yang diperlukan dan mengembangkan rencana terperinci.perencanaan strategik merupakan suatu sikap, karena menuntut suatu kebiasaaan dan keharusan untuk bekerja berdasarkan proyeksi masa depan yang harus dilakukan secara teratur. Renstra harus dirumuskan secara spesifik, jelas, ringkas, dan padat untuk dijabarkan dalam rencana tindak.
28 lanjutan Action Plan (Rencana tindak - Retindak) merupakan penjabaran dari rencana strategik tetapi bersifat operasional yang terfokus pada wilayah yang definitif (demikian pula secara administratif) dan berorientasi pada pemecahan masalah. Pebisnis KUMKM harus mengubah rencana strategik kedalam rencana operasional yang memandu bisnis keseharian menjadi bagian bisnis yang aktif yang tampak nyata.
29 lanjutan Retindak bertujuan untuk: mengetahui persepsi lokal terhadap masalah; menentukan nilai yang ingin dicapai; menemukan kerangka implementasi yang sesuai; melibatkan berbagai pihak yang terkait; membangun komitmen bersama terhadap program; membentuk tim bersama; meningkatkan kualitas manajemen. Rencana Tindak disusun dengan mengikuti langkah langkah: (a) identifikasi masalah; (b) keterlibatan institusi; (c) penetapan tujuan & sasaran; (d).mobilisasi sumber daya; (e) mengembangkan pilihan strategik; (f) penentuan prioritas; (g) operasionalisasi dan implementasi.
30 BAB III KAJIAN LAPANGAN DAN CONTOH APLIKASI PENYUSUNAN RENCANA TINDAK Setelah proses pembelajaran ini peserta mampu melakukan kajian lapangan untuk pengumpulan, pengolahan dan analisis data, mengembangkan kelompok kerja untuk menyusun rencana tindak pemberdayaan KUMKM. Kajian Lapangan dan Penyusunan Rencana Tindak Kajian Lapangan: Metode evaluasi dan penyusunan instrumen, Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis data,peningkatan Kinerja Kelompok Kerja Pemberdayaan UMKM, Contoh aplikasi penyusunan Rencana tindak
31 A. KAJIAN LAPANGAN 1. METODE EVALUASI Tujuan umum evaluasi adalah memecahkan masalah, maka langkah langkah yang ditempuh harus relevan dengan permasalahan KUMKM. Oleh karena itu sangat penting perumusan masalah yang jelas dan terbatas. Disamping itu dalam perumusan masalah hendaknya jelas aspek aspeknya yang akan diungkapkan
32 2. PENYUSUNAN INSTRUMEN PENGUMPUL DATA Instrumen merupakan alat pengumpul data untuk mengukur objek evaluasi untuk memperoleh data. Sebagai alat pengukur harus memiliki persyaratan yaitu validitas dan reabilitas. Persoalan validitas timbul bagi alat pengumpul data seperti observasi, wawancara dan kuesioner dalam studi kasus atau survey. Dalam menggunakan alat pengumpul data jawaban responden atau hasil pengamatan dapat berbeda beda sesuai dengan keadaan sebenarnya. Oleh karena itu dikenal beberapa teknik pengumpulan data, dengan menyusun instrumen pengumpul data. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui pengamatan, wawancara dan kuesioner. Alat pengumpul data ini yang paling banyak dikenal dalam melakukan evaluasi termasuk evaluasi permasalahan dan kinerja KUMKM.
33 B. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 1. Pengumpulan data 2. Pengolahan dan analisis data
34 C. PENINGKATAN SINERGI KELOMPOK KERJA PEMBERDAYAAN UMKM 1. Pembentukan Kelompok Kerja 2. Peranan Pemimpin Kelompok Kerja 3. Peningkatan Kinerja Usaha Mikro
35 D. CONTOH APLIKASI PENYUSUNAN RENCANA TINDAK: PENINGKATAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN OBJEK WISATA KABUPATEN KUNINGAN. Identifikasi Wilayah Visi, Misi dan Strategi
36 E. LATIHAN KELOMPOK Peserta dibagi menjadi 5 kelompok sesuai dengan kelompok 1. Latihan ini merupakan kelanjutan dari latihan kelompok yang dilaksanakan dalam diskusi kelompok 1 yang dibahas dalam Bab II. Sebelumnya telah disusun Rencana tindak hipotetis karena tidak didukung data aktual. Untuk melakukan kajian lapangan rumuskan tujuan pengumpulan data berdasarkan hasil identifikasi permasalahan KUMKM sementara dari berbagai aspek untuk menyusun instrumen pengumpulan data dengan wawancara, kuesioner, pengamatan atau kombinasi pengumpula data
37 lanjutan Setelah selesai pengumpulan data dari hasil kajian lapangan lalu diolah dan dianalisis. Hasil analisis ini dapat digunakan menyempurnakan rencana tindak hipotetis yang telah disusun. Berdasarkan Rencana Tindak hipotetis dengan menggunakan data hasil kajian lapangan,maka tiap kelompok dapat menyiapkan rencana tindak berdasarkan data aktual untuk setiap jenis usaha yang telah dipilih, Kemudian setiap kelompok menyajikan rencana tindak untuk jenis usaha hasil kajian lapangan.
38 lanjutan Peserta kelompok lain menanggapi rencana tindak tersebut dan kelompok penyaji memperbaiki berdasarkan kelompok lainnya. Bentuk forum diskusi kelompok dan penyajian rencana tindak merupakan sarana penerapan peningkatan teknik komunikasi untuk meyakinkan pihak pihak dalam koordinasi menjamin efektivitas pemberdayaan KUMKM antar instansi pembina yang memerlukan kesepakatan bersama.
39 F. RANGKUMAN Penyusunan Rencana Tindak harus berdasarkan hasil kajian lapangan tentang kondisi permasalahan lokal setiap jenis usaha KUMKM yang menjadi prioritas. Oleh karena itu perlu disusun instrumen pengumpulan data baik melalui wawancara, kuesioner atau pengamatan selama dalam proses pengumpulan data. Pengumpulan data dan informasi dapat dilakukan dengan menggabungkan berbagai metode, tetapi yang paling penting adalah data yang diperoleh harus akurat, dapat dipercaya dan sah mengukur apa yang diukur. Untuk mengumpulkan data tersebut perlu pedoman dan terutama tujuan dari pengumpulan data tersebut.
40 lanjutan Untuk meningkatkan kinerja UMKM, khususnya usaha mikro maka perlu dibentuk kelompok usaha mikro bersama. Kegiatan yang dilakukan dengan melakukan identikasi usaha mikro untuk jenis jenis usaha mikro, membentuk dan membaerdayakan usaha mikro menjadi kelompok usaha bersama melalui pemberian pelayanan kepada kelompok usaha mikro bersama tersebut yang diharapkan agar berkembang menjadi kelompok usaha mandiri yang mampu mengelola usahanya, memupuk modal, mengelola produk yang bermutu dan memasarkan produknya pada lokasi ODTW dan pasar lainnya.
41 SEKIAN TERIMA KASIH
Modul 9 Penyusunan Rencana Tindak; Pemberdayaan Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah
Modul 9 Penyusunan Rencana Tindak; Pemberdayaan Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah DAFTAR ISI Daftar Isi...i BAB 1 PENDAHULUAN...1 A. Deskripsi Singkat...1 B. Hasil Belajar...2 C. Indikator Hasil Belajar...2
Lebih terperinciPerencanaan 5 W + 1 H
FUNGSI PERENCANAAN Dibutuhkan untuk menentukan tujuan organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapai tujuan Perencanaan merupakan fungsi yang fundamental Gambaran yang dapat diperoleh dari kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Srategi Sanitasi Kabupaten Karanganyar 2012 I LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi sanitasi kota (SSK) Kabupaten Karanganyar adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada
Lebih terperinciMuhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Perencanaan Strategis
Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Perencanaan Strategis 1 Pengembangan SI Sistem informasi sedang menjelmakan bisnis dan hasil yang kasat-mata; meliputi penggunaan sel telpon dan telekomunikasi nirkabel, suatu
Lebih terperinciPerencanaan (Planning)
Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan akan ada dalam setiap fungsi manajemen karena fungsi-fungsi tersebut hanya
Lebih terperinciMATERI KAJIAN MANAJEMEN STRATEJIK 1. KONSEP DAN APLIKASI MANAJEMEN STRATEJIK 2. PERUMUSAN VISI, MISI DAN NILAI 3. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEJIK 4.
Kuliah 01 1 MATERI KAJIAN MANAJEMEN STRATEJIK 1. KONSEP DAN APLIKASI MANAJEMEN STRATEJIK 2. PERUMUSAN VISI, MISI DAN NILAI 3. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEJIK 4. ANALISIS STRATEJIK DAN FAKTOR - FAKTOR KUNCI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkup usaha tersebut serta bagaimanapun bentuk perusahaan yang sudah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk mencapai laba, Karena dengan adanya laba dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Apapun ruang lingkup usaha tersebut
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang Sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, terlihat di Indonesia berada di posisi bawah karena pemahaman penduduknya mengenai
Lebih terperinci: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai. Konsep Rencana Strategis Daerah.
A. MENGENALI KONSEP RENCANA 2 STRATEGIS DAERAH Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : MENGENALI KONSEP RENCANA STRATEGIS DAERAH : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. :
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang peniliti lakukan. Adapun metodologi penelitian pada gambar dibawah ini : Gambar 3.1 Metodologi Penelitian 3.1 Tahap Perencanaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kabupaten Karawang yang sejahtera, tertib, aman dan bersih yang menjadi
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan Kabupaten Karawang hakekatnya adalah ingin mewujudkan Kabupaten Karawang yang sejahtera, tertib, aman dan bersih yang menjadi landasan dalam proses pencapaian
Lebih terperinciSTRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) Kabupaten Kepulauan Meranti adalah pembangunan sanitasi yang ditetapkan untuk memecahkan permasalahan sanitasi seperti yang tertera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahapan perencanaan pembangunan tetapi harus dilihat sebagai tahap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) bukan hanya terbatas sebagai rangkaian tahapan perencanaan pembangunan tetapi harus dilihat sebagai tahap awal dari Sistem Akuntabilitas
Lebih terperinciManajemen Strategik dalam Pendidikan
Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN. dan lingkungan mengalir melalui tahap-tahap yang saling berkaitan ke arah
76 BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN Manajemen strategik pada prinsipnya adalah suatu proses, di mana informasi masa lalu, masa sekarang dan juga masa mendatang dari suatu kegiatan dan lingkungan mengalir
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah serta perusahaan milik pemerintah dan organisasi sektor publik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja perusahaan khususnya PT. Telkom Indonesia,Tbk divisi cis. Dengan adanya pengukuran kinerja, perusahaan dapat melihat
Lebih terperinciTemuan temuan penting dari Penelitian xq FranklinCovey
Temuan temuan penting dari Penelitian xq FranklinCovey TEMUAN PENTING Hanya sekitar 1/3 menyatakan bahwa mereka memiliki pemahaman yang jelas mengenai tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan Hanya sekitar
Lebih terperinciMATERI 2 KONSEP RENCANA STRATEGIS PERUSAHAAN
MATERI 2 KONSEP RENCANA STRATEGIS PERUSAHAAN 2.1. Pendahuluan Rencana strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana perusahaan akan diarahkan,
Lebih terperinciPERENCANAAN DOSEN : DIANA MA RIFAH
PERENCANAAN DOSEN : DIANA MA RIFAH MEMAHAMI PERENCANAAN Perencanaan adalah suatu jenis pembuatan keputusan untuk masa depan yang spesifik yang dikehendaki oleh manajer bagi organisasi mereka Perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi karena lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi : tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, dan tidak berkelanjutan,
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang Bab 1 PENDAHULUAN Perencanaan pembangunan daerah adalah proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM BAPPEDA
BAB II GAMBARAN UMUM BAPPEDA Kegiatan perencanaan pembangunan merupakan salah satu faktor utama dari siklus Penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Ponorogo. Kualitas Perencanaan yang disusun sebelumnya
Lebih terperinciDistinctive Strategic Management
Modul ke: Distinctive Strategic Management Nature of Strategic Management Fakultas FEB Dr. Adi Nurmahdi MBA Program Studi S2 Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id RENCANA STRATEJIK Rencana stratejik
Lebih terperinciGambar Piramida Penyelarasan Strategi
Balanced Scorecard Kementerian Keuangan Konsep Balanced Scorecard (BSC) dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton yang berawal dari studi tentang pengukuran kinerja di sektor bisnis pada tahun
Lebih terperinciRencana Strategis (RENSTRA)
Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014 Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian tentang variabel Total Quality Management. (TQM) yaitu pengaruh komitmen manajer, manajemen tenaga kerja,
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang variabel Total Quality Management (TQM) yaitu pengaruh komitmen manajer, manajemen tenaga kerja, pemberdayaan karyawan, kualitas informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia yang berdasarkan pada konsep pengembangan perekonomian rakyat banyak didapat dari sektor Usaha Mikro, Kecil Menengah (U MKM).
Lebih terperinciPerencanaan yang baik harus dapat menjawab 6 pertanyaan yang disebut unsur-unsur perencanaan : Tindakan apa yang harus dikerjakan (what) Apa sebab
(PLANNING) Perencanaan yang baik harus dapat menjawab 6 pertanyaan yang disebut unsur-unsur perencanaan : Tindakan apa yang harus dikerjakan (what) Apa sebab tindakan tersebut dilakukan (why) Dimana kegiatan
Lebih terperinciBAHAN PERTEMUAN DAN KUIZ MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (MSDM) STRATEGIK
BAHAN PERTEMUAN DAN KUIZ MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (MSDM) STRATEGIK Pengantar Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi dalam pengelolaan SDM, maka perusahaan atau organisasi penting membuat prioritas
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
[- BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG P embangunan sektor Peternakan, Perikanan dan Kelautan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Garut dalam kurun waktu tahun 2009 s/d 2013 telah memberikan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika
Lebih terperinci2.1 Rencana Strategis
2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat dilakukan melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita adalah sajian informasi tentang suatu kejadian yang berlangsung atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat dilakukan melalui informasi berantai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi sanitasi kota (SSK) Kota Mamuju adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana pemerintahan dalam hal ini pemerintah dituntut oleh rakyat untuk dapat melaksanakan good governance
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kepmendagri memuat pedoman penyusunan rancangan APBD yang. dilaksanakan oleh Tim Anggaran Eksekutif bersama-sama Unit Organisasi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penganggaran daerah dengan pendekatan kinerja dalam Kepmendagri memuat pedoman penyusunan rancangan APBD yang dilaksanakan oleh Tim Anggaran Eksekutif bersama-sama
Lebih terperinciL A P O R A N K I N E R J A
L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a
Lebih terperinciFramework Penyusunan Tata Kelola TI
Bab IV Framework Penyusunan Tata Kelola TI Dalam bab ini akan dibahas tahapan-tahapan dalam penyusunan tata kelola TI Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Terdapat beberapa tahapan dalam penyusunan tata kelola
Lebih terperinciBUSINESS PLAN. 27 Juni 2014 (RENCANA BISNIS)
BUSINESS PLAN 27 Juni 2014 (RENCANA BISNIS) DAPAT PINJAMAN APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN? Langkah Awal Berani bermimpi Cari bisnis yang Anda sukai Pilih rekan Pilih modal Rencanakan Lakukan Baca, Pahami,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karyawan, alumni serta pengguna lulusan. Informasi Tenaga Kerja wilayah Jawa Timur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan diantara Perguruan Tinggi sebanyak 51% dari 16.000 PTN dan PTS yang telah terakreditasi (BAN PT, 2012) di seluruh Indonesia dan di Jawa Timur untuk
Lebih terperinciInstrumen PMPRB menilai progress pelaksanaan PENGUNGKIT dan HASIL berdasarkan bukti-bukti dengan menggunakan quality cycle
1 Instrumen PMPRB menilai progress pelaksanaan PENGUNGKIT dan HASIL berdasarkan bukti-bukti dengan menggunakan quality cycle, serta mendorong pemberdayaan internal K/L untuk melakukan perbaikan berkelanjutan.
Lebih terperinciBAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Landasan Hukum
PENDAHULUAN BAB I 1.1 Latar Belakang Potensi Usaha di lingkup Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kabupaten Purworejo memiliki peluang yang cukup besar untuk berkembang karena ketersediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang memberikan arah bagi pengembangan sanitasi di Kabupaten Cilacap karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah adalah proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian
Lebih terperinci9. Memberikan Dukungan Kepada Asesor dalam Melakukan Penilaian terhadap Komponen Pengungkit
9. Memberikan Dukungan Kepada Asesor dalam Melakukan Penilaian terhadap Komponen Pengungkit Seluruh jajaran unit kerja yang dinilai, harus memberikan dukungan sepenuhnya kepada asesor (tim yang membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat
Lebih terperinciMATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS
MATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS 1.1. Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANGERANG
RINGKASAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT KOTA TANGERANG TAHUN 2014-2018 A. Latar Belakang RPJMD Kota Tangerag tahun 2014-2018 adalah merupakan tahapan ke- III dalam rangka mewujudkan Visi Rencana Pembangunan
Lebih terperinciPerencanaan Stratejik, Pertemuan ke 4
Perencanaan Stratejik, Pertemuan ke 4 1 Perencanaan Stratejik Perencanaan stratejik merupakan proses sistematis yang berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang beresiko, dengan memanfaatkan sebanyakbanyaknya
Lebih terperinciModul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi MANAJEMEN
Modul ke: 10 Eko Fakultas EKONOMI & BISNIS Kewirausahaan I Perencanaan, operasionalisasi, kaidah, lokasi dan fasilitas pendukung, pengorganisasian dan pengelolaan SDM, dan kepemimpinan wirausaha Putra
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini setiap perusahaan dan industri bertahan di dalam perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk kategori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi situasi perekonomian dewasa ini, dimana persaingan dunia bisnis semakin ketat, perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan prestasinya baik dalam kinerja maupun
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan pembahasan pada bab IV sebelumnya, maka penulis dapat
107 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab IV sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Implementasi penyusunan rencana strategi di
Lebih terperinciB A B I P E N D A H U L U A N
B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi sanitasi di Kabupaten Bojonegoro yang telah digambarkan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro mencakup sektor air limbah, persampahan,
Lebih terperinciPenyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014
Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2014 STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
29 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Sektor UKM memiliki peran dan fungsi sangat strategik dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia, tetapi kredit perbankan untuk sektor ini dinilai masih
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN
VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi a. Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) sebagai bagian integral dari Pemerintah Kuantan Singingi
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba
No.723, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Penyusunan SOP. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 02 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Lebih terperinciPerencanaan dan Perjanjian Kerja
BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kerja 2.1 Rencana Strategis Renstra Bappeda Litbang disusun adalah dalam rangka mewujudkan visi dan misi daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Birokrasi pemerintahan baik di pusat maupun di daerah, memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu birokrat pemerintah daerah dituntut untuk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode
III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti merupakan masalah yang bersifat sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang terjadi saat ini di Indonesia telah membuat dunia usaha semakin marak, bervariasi, dan semakin kompetitif dalam memasuki era globalisasi.
Lebih terperinci1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH Visi merupakan pandangan ideal yang menjadi tujuan dan cita-cita sebuah organisasi.
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1465, 2015 BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN
Lebih terperinci2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U
No.1465, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat
Lebih terperinciRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN
-1- Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan Tanggal : 09 Desember 2010 Nomor : 12 Tahun 2010 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2005 2025 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar
Lebih terperinciSekretariat Jenderal KATA PENGANTAR
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada kantor Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah yang berlokasi di Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 3-4,
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan di era informasi ini, suatu organisasi membutuhkan informasi yang mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Pengambilan keputusan itu
Lebih terperinciBiro Perencanaan KATA PENGANTAR
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten Malaka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,
PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun
Lebih terperinciManfaat Penggunaan Balanced Scorecard
Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard Balanced scorecard digunakan dalam hampir keseluruhan proses penyusunan rencana. Tahapan penyusunan rencana pada dasarnya meliputi enam kegiatan berikut: perumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo
No.1452, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. SAKIP. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : / BAP-I/IV/2011 TENTANG
Jalan Panji No. 70 Kelurahan Panji Telp. (0541) 661322. 664977 T E N G G A R O N G 75514 KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : 600.107/ BAP-I/IV/2011 TENTANG
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii
Lebih terperinciPELAKSANAAN FORUM SKPD RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
LAMPIRAN III : PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 60 TAHUN 2012 TANGGAL : 27 Desember 2012 TENTANG : PEDOMAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluarga adalah pendiri mempunyai fokus pada usaha keras agar bisnis dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelaku UKM banyak yang memulai bisnisnya dari keluarga. Bisnis keluarga merupakan salah satu implementasi dari kewirusahaan. Fenomena dalam bisnis keluarga
Lebih terperinciBAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tapin tahun 2013-2017 selaras dengan arah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang plastic packaging berbahan baku
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama ini, diasumsikan bahwa perbaikan dan perubahan organisasi tergantung pada analisis internal dan eksternal, gambaran proses bisnis, persiapan program
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kerusakan tanaman yang disebabkan gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) baik hama, penyakit maupun gulma menjadi bagian dari budidaya pertanian sejak manusia
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB III ISU-ISU STRATEGIS.
BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3. Landasan Hukum 1.4. Hubungan Hubungan Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya 1.5.
Lebih terperinciNo.856, 2014 BASARNAS. Standar Operasional Prosedur. Penyusunan. Pedoman.
No.856, 2014 BASARNAS. Standar Operasional Prosedur. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK.16 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penentu
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan. Peranan SDM telah berkembang seiring dengan kemajuan zaman,
Lebih terperinciRangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB II RENCANA STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA
Badan dan Kearsipan Provinsi BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin
Lebih terperinciKepemimpinan dan Budaya Perusahaan
Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan Desain Organisasi untuk Peningkatan Produktivitas Menyederhanakan Mengurangi jumlah lapisan (layer) Mengurangi dan menghilangkan birokrasi Meng-Empower karyawan Meningkatkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... xii DAFTAR ISI... xiii DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xviii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... xii DAFTAR ISI... xiii DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xviii I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Identifikasi Masalah... 7 1.3. Rumusan
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN
RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2014-2019 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Strategis
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L
No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI
Lebih terperinciPANDUAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN TEKNIS SPESIFIK LOKALITA
PANDUAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN TEKNIS SPESIFIK LOKALITA PUSAT PENGEMBANGAN PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN 2 0 0 9 1 LATAR BELAKANG Penyuluhan Pertanian merupakan
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebagai perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang memberikan landasan bagi berbagai bentuk perencanaan
Lebih terperinci