TRANSFER INOVASI TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENYAKIT SKABIES DAN CACING PADA PETERNAKAN KAMBING DI LAHAN MARJINAL, LOMBOK TIMUR
|
|
- Veronika Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TRANSFER INOVASI TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENYAKIT SKABIES DAN CACING PADA PETERNAKAN KAMBING DI LAHAN MARJINAL, LOMBOK TIMUR (A Technology Transfer for the Prevention of Parasitic Diseases in Goat in the Marginal Arid Land of East Lombok District, West Nusa Tenggara) MURTIYENI, E. JUARINI dan J. MANURUNG 2 Balai Penelitian Ternak; PO Box 22, Bogor Balai Besar Penelitian Veteriner, Jl. R.E. Martadinata No. 30, Bogor 64 ABSRACT A study of technology tranfer was conducted to prevent parasitic diseases in goats in east Lombok District, West Nusa Tenggara. A group of 20 farmers was involved in this study. Innovations introduced were including skill in providing simple medicines for preventing worms and scabies infection. The results showed that only 0% of 20 farmers have fairly good education with an average income at Rp. 4,5 million/year owning 8,2 goats per family. Farmers reported that 69,39% goats were infected by scabies during dry seasons and 6,2% showing diarrhea. During wet seasons, more goats were suffering parasitic diarrhea (47,9%) and only 26,0% goats were infected by scabies. Most farmers (56%) were still depended on animal health officers provided by the government to treat their animals against scabies and worms infections. Laboratory results showed that 36,7% goats were infected by scabies indicated by 90 eggs/g in adult goats and 70 eggs/g in young goats. Key Words: Scabies, Worm, Goats Farming in the Marginal Land, Transfer ABSTRAK Kegiatan transfer inovasi teknologi pencegahan penyakit skabies dan cacing telah dilakukan terhadap kelompok peternak yang meliputi 20 orang peternak kambing di daerah Marjinal di Lombok Timur. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan cara pengobatan dan pencegahan terhadap penyakit skabies dan cacing pada kambing. Dari hasil kegiatan menunjukkan bahwa sebagian peternak kambing berpendidikan SD bahkan tidak bersekolah, hanya 0% berpendidikan SLTP/SLTA. Meskipun demikian mereka mempunyai pengalaman beternak kambing ratarata lebih dari 6 tahun. Pekerjaan utama bertani pada lahan kering dengan tanaman utama padi tadah hujan, jagung dan tembakau dengan tingkat pendapatan relatif rendah (Rp /tahun/keluarga). Pekerjaan sampingan adalah beternak kambing dengan ratarata pemilikan 8,2 ekor. Kondisi rumah sebagian besar masih semi permanen dan hanya 5% responden yang memiliki rumah permanen. Menurut peternak pada musim kemarau sebanyak 69.39% ternak kena skabies dan 6.2% kena mencret dari 49 ekor ternak yang sakit, tetapi sebaliknya pada musim hujan 47.95% ternak mencret dan 26.03% terkena skabies dari 73 ekor ternak yang sakit. Pada umumnya peternak mengetahui tandatanda skabies meskipun hanya sebagian, tetapi cara mengatasi penyakit tersebut sebagian besar (55.56%) peternak masih tergantung pada petugas. Dari hasil analisa sampel terdapat 36.7% yang terserang kudis dari 2 ekor ternak sampel yang berasal dari 5 peternak (27.77%) dari 8 peternak yang diambil sampelnya. Sedangkan untuk penyakit cacing hanya ditemukan sedikit telur cacing dari sampel feces yang sama (90 telur/g Haemonchus pada ternak dewasa dan 70 telur/g pada ternak muda). Kata Kunci: Skabies, Cacing, Peternak Kambing di Lahan Marjinal, Transfer 55
2 PENDAHULUAN Penyakit kudis/skabies adalah penyakit kulit menular pada hewan yang disebabkan oleh tungau, dan dapat mengakibatkan angka kematian mencapai 50 00% (WARDHANA et al., 2005). Tungau menyerang hewan dengan cara menginfestasi kulit dan bergerak membuat terowongan di bawah lapisan kulit sehingga menyebabkan gatal dan rontok bulu. Disamping kematian, kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut berupa penurunan bobot badan dan kerusakan kulit sehingga nilai jual menjadi rendah, oleh karenanya penyakit tersebut secara ekonomis dapat menimbulkan kerugian. Selain itu dilaporkan bahwa skabies merupakan penyakit zoonosis yang dengan mudah dapat meyerang manusia terutama pada lingkungan yang sanitasinya buruk. Pada ternak domba dengan pemeliharaan secara ekstensif penyakit infeksi cacing nematoda saluran pencernaan yang ditandai dengan mencret merupakan penyakit parasit yang paling umum dan menyerang hampir 00% populasi (SUHARDONO et al., 2002). Penurunan bobot badan ternak akibat infeksi nematodiasis sekitar 38% dengan tingkat kematian mencapai 7 sampai 28% (BERIAJAYA dan STEVENSON, 986, HANDAYANI dan GATENBY. 988). Pengobatan cacing menurut BERIAJAYA dan HUSEIN (2003) lebih efektif dengan menggunakan levamisole satu kali dengan dosis 50 mg/kg secara oral. Penggunaan obat cacing pada ternak ruminansia kecil di Majalengka dan Purwakarta dapat meningkatkan pendapatan peternak lebih dari 00% (PRIYANTO dan YULISTIANI, 2005). (unpublished) Menurut RIVAI et al. (2005) (unpublished), Lombok Timur termasuk dalam kategori lahan marjinal dimana persentase petani miskin dibawah garis kemiskinan ratarata 50,88% dan mata pencaharian utama bekerja pada sektor pertanian 93,90% pada lahan kering yang dapat dilakukan dalam waktu sangat terbatas (4 6 bulan) dengan komoditas padi tadah hujan, jagung dan tembakau dengan tingkat pendapatan ratarata Rp /kapita/tahun (KUSNADI et al., 2005). Pemilikan ternak kambing/domba sebesar 27,8% dengan skala pemilikan ratarata 2 5 ekor menempati urutan ke3 tertinggi setelah ayam (40,08%) dan sapi (30,82%). Sumber daya manusia (SDM), kelompok petani miskin di Lombok Timur pada umumnya berpendidikan rendah dan selalu diidentifikasi sebagai kelompok yang enggan berubah. Untuk mendapatkan informasi teknologi pertanian termasuk penanggulangan penyakit cacing pada kambing sebagian besar petani masih menggunakan media interpersonal yang bersumber dari sesama petani dan Penyuluh Pertanian Lapang (PPL). Karena itu tranfer teknologi pencegahan dan pengobatan penyakit skabies/kudis dan cacing penting dilakukan dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk pengembangan on farm agribisnis dan pertumbuhan ekonomi masyarakat. MATERI DAN METODE Kegiatan penelitian dilakukan di Kecamatan Pejaik Kabupaten Lombok Timur. Di lokasi kegiatan dipilih 20 orang peternak responden yang memiliki jumlah kambing minimal 2 ekor dewasa dan merupakan petani yang mendapatkan bantuan ternak kambing pada kegiatan penelitian P4MI tahun Sebelum dilakukan transfer inovasi cara pencegahan dan pengobatan penyakit skabies dan cacing dilakukan wawancara terhadap masingmasing anggota kelompok meliputi: data demografi peternak, pendapatan dari hasil pertanian selama setahun terakhir, informasi penyakit yang sering terjadi pada ternak kambing dan menggali pengetahuan peternak terhadap penyakit skabies dan cacing pada kambing. Hal tersebut perlu diketahui untuk melihat keberhasilan transfer teknologi yang disampaikan kepada responden. Pengambilan sampel skabies dengan cara mengerok bagian kulit kambing yang diduga terkena skabies. Pengambilan sampel cacing dilakukan secara acak pada setiap peternak dari ternak dewasa dan anak baik jantan maupun betina. Sampel feses diambil dengan cara memasukkan jari ke dalam anus, kemudian feses yang didapat dimasukkan kedalam kantong plastik kecil lalu disimpan dalam termos dan diberi es batu agar sampel tidak rusak. Sampel diperiksa dilaboratorium guna memperoleh data riil untuk meyakinkan peternak. Berdasarkan data tersebut maka peningkatan pengetahuan dan ketrampilan dilakukan dengan memberikan media cetak (booklet), demonstrasi cara 56
3 meramu obat dan cara pengobatan terhadap kambing yang terjangkit cacing dan scabies yang kemudian setiap peternak mempraktekkan caracara tersebut. Pertemuaan kelompok secara berkala untuk melakukan pembinaan guna memecahkan masalah yang dihadapi dalam pencegahan dan pengobatan terhadap kambing yang terserang penyakit scabies dan cacing. Monitoring dilakukan oleh petugas yang ditunjuk untuk memonitor keadaan ternak, yaitu: kelahiran, kematian, dan pengobatan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terlebih dahulu ditabulasi kemudian dianalisis secara deskriptif terhadap data hasil interview dan hasil pengamatan serta hasil monitoring. HASIL DAN PEMBAHASAN Profil peternak responden Data survey menunjukkan bahwa mayoritas peternak responden berpendidikan rendah SD bahkan tidak pernah sekolah (30%) dan hanya 0% responden berpendidikan tingkat lajutan (Tabel ). Gambaran ini menunjukkan bahwa betapa sulitnya melakukan transfer teknologi kepada peternak tanpa ada pembinaan yang intensif melalui media yang mudah dimengerti oleh mereka. Pengalaman betemak yang ratarata sudah mencapai 6 tahun tidak menjadi jaminan bahwa peternak selalu mengikuti dinamika informasi teknologi yang terus berkembang. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya akses untuk mendapatkan informasi akibat minimnya tingkat pendidikan yang disandangnya. Disamping itu juga fungsi temak sebagai barang tabungan menjadikan posisinya sulit berkembang karena tidak dikelola secara agribisnis. Akibatnya terjadinya wabah suatu penyakit menjadi hal yang wajar tanpa ada penanganan secara khusus dan bersifat masal. Jika dilihat dari mata pencaharian menunjukkan bahwa responden adalah petani murni (95%) baik sebagai pemilik sekaligus penggarap tanah maupun hanya sebagai penggarap. Untuk menambah pendapatan dilakukan usaha sampingan berupa pemeliharaan temak yang merupakan pilihan mayoritas (35%), sedangkan usaha seperti buruh, dagang dan kusir saldo (delman) masingmasing terdistribusi rata yaitu sebesar 5%. Meskipun demikian ada 20% yang menyatakan tidak memiliki usaha sampingan. Tabel. Profil peternak responden Distribusi N (%) Pendidikan Tidak pernah sekolah 6 30,00 Tidak tamat SD 7 35,00 Tamat SD 5 25,00 SMP/SMA 2 0,00 Pengalaman Beternak (tahun) Terendah (tahun) Tertinggi (tahun) Ratarata (tahun) 6,03 Pekerjaan Utama Tani 9 95,00 Tukang/buruh 5,00 Sampingan Buruh 3 5,00 Beternak 7 35,00 Dagang 3 5,00 Kusir sado 3 5,00 Tidak ada 4 20,00 Aset peternak responden Dari hasil survei, diketahui bahwa penguasaan lahan sawah masih menunjukkan luasan yang lebih besar dibanding dengan lahan lainnya. Rataan penguasaan sawah sebesar.759 m 2 sedangkan untuk tegalan sebesar 383 m 2 dan pekarangan sebesar 302 m 2. Dari luas lahan tersebut dapat memberikan hasil sebesar Rp /tahun/satuan keluarga dengan rincian hasil panen padi memiliki nilai jual sebesar Rp , ditambah daun tembakau sebesar Rp dan tanaman palawija/hortikultura sebesar Rp Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian KUSNADI et al. (2005) sebesar Rp Peningkatan tersebut kemungkinan harga produk pertanian lebih tinggi dibandingkan tahun Karena minimnya penghasilan, 57
4 maka petani tersebut masuk dalam katagori petani miskin. Keadaan ini juga tercermin dari kondisi rumah yang sebagian besar rumah semi permanen (60%) kemudian disusul dengan rumah sederhana (25%) dan permanen (5%). Dari hasil survei diduga bahwa usaha sampingan yang didapat secara harian atau mingguan cenderung digunakan untuk mencukupi kebutuhan harian. Sedangkan hasil dari pertanian ada upaya peternak responden untuk menyimpan dalam bentuk tunai guna keperluan yang bersifat lebih besar seperti memperbaiki rumah. Selain aset tak bergerak, peternak responden masih memiliki aset bergerak sebagai sarana menunjang usaha sampingan yaitu penguasaan ternak. Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa peternak responden menguasai kambing dengan rataan sebanyak 8,2 ekor dengan taksiran nilai sebesar Rp disertai pemilikan ternak ayam kampung ratarata sebanyak 8,5 ekor dan itik/entok sebanyak 0,25 ekor yang semuanya (ayam dan entok) bernilai Rp Ternak ayam kampung dan itik/entok tersebut hanya diusahakan oleh 0% dari total responden. Sementara 60% hanya memelihara ayam kampung dan 30% tidak memelihara ayam maupun itik/entok. Penyakit pada kambing Apabila ingatan peternak dibawa satu tahun kebelakang (recall) maka beberapa informasi penyakit yang terjadi pada ternak kambing dituangkan pada Tabel 2. Menurut peternak bahwa pada musim kemarau penyakit ternak yang dominan adalah kudis, sedangkan untuk penyakit lainnya seperti cacingan, mencret, kembung, Orf dan lainlainya persentasi kejadiannya relatif rendah. Tingginya ternak yang terkena kudis pada musim kemarau kemungkinan adanya hubungan dengan cara pemenuhan kebutuhan pakan pada musim tersebut. Sumber pakan pada saat musim hujan 76,9% responden melakukan dengan cara menyabit rumput dan dibawa ke kandang (cut and carry), 9,05% ternaknya diangon dan 4,76% dengan cara kombinasi. Sedangkan, untuk musim kemarau terjadi sebaliknya yakni peternak lebih suka dengan cara mengangon kambingnya (76,9%) karena dinilai lebih praktis dan efisien dalam penggunaan tenaga kerja. Pengambilan rumput pada musim kemarau dengan mengarit hanya dilakukan oleh 9,05% responden dan 4,76% dengan caralainnya. Pemeliharaan dengan cara diangon pada musim kemarau tersebut memungkinkan terjadinya penularan dimana kontak antar ternak baik secara langsung maupun tidak langsung bisa terjadi. Tabel 2. Beberapa pemunculan penyakit dalam satu tahun terakhir Musim kemarau Musim hujan Jenis penyakit Ekor % Ekor % Skabies Cacing Mencret Kembung ,39 0,20 6,2 6, ,03 5,48 47,95,37 Orf (cacar mulut) 4 9,8 Lainlain 8,6 Total Lainlain diantaranya adalah penyakit mata, lemas, berkutu dan koreng Mencret merupakan kejadian yang banyak dialami oleh kambing peternak dengan persentase jawaban 47,95% untuk kondisi musim hujan dan musim kemarau hanya 6,2%. Tingkat pengetahuan peternak dan cara mengatasi penyakit kudis Mayoritas peternak mengetahui tandatanda penyakit kudis, dari 20 responden sebanyak 8,52% peternak melihat gejalanya yaitu gatalgatal yang terus menerus, sebanyak 74,07% melaporkan adanya keropeng atau luka pada tubuh kambingnya dan 7,4% melaporkan adanya rontok bulu. Tentang penyebab penyakit kudis maka 39,3% peternak mengaku akibat kontak dengan hewan yang sakit dan 39,3% lagi akibat kandang yang kurang bersih dan sisanya 2,74% tidak mengetahui penyebabnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun mereka telah cukup lama memelihara kambing tetapi masih ada peternak yang tidak mengetahui penyebabnya. Kondisi ini perlu mendapat 58
5 perhatian berupa penyuluhan yang intensif dengan menunjukkan fakta di lapangan. Cara peternak mengatasi penyakit kudis, sebanyak 55,56% dari total responden telah minta bantuan petugas setempat untuk pengobatan kudis yang menyerang kambingnya dan sebanyak 8,52% melakukan pengobatan dengan cara memandikan ternak,,% peternak menjual dalam keadaan sakit dan 4,8% peternak melakukan pengobatan terlebih dahulu baru kemudian ternak dijual. Pengobatan yang dilakukan petugas setempat bahwa sebanyak 88,24% responden mengakui hasil pengobatannya bagus, sedangkan yang kurang baik hanya,76%. Setelah ternak dilakukan pengobatan, peternak umumnya 90% langsung mengandangkan ternaknya ke dalam kandang semula tanpa perlakuan khusus terhadap lingkungan kandang. Hasil pemeriksaan sampel kudis Diselasela wawancara dilakukan pengambilan sampel secara acak terhadap kambing yang diduga terkena kudis. Kulit kambing yang diduga terjangkit kudis dikerok kemudian kerokan dimasukkan kedalam plastik kecil lalu disimpan ke dalam termos es untuk di periksa dilaboratorium. Dari hasil pemeriksaan sampel di tiga dukuh yaitu Pejaik, Wakan dan Embung Dalam, Desa Sukaraja terdapat 8 (38,09%) kambing yang terserang kudis jenis Sarcoptes scabiei dari 2 ekor ternak yang berasal dari 8 peternak responden. Sedangkan 2 peternak responden lainnya tidak terambil karena ternak sedang digembalakan di luar desa. (Tabel 3). Kambing di dukuh Pejaik dan Wakan tiap hari digembalakan sehingga bila ada yang terserang kudis akan cepat menular ke kambing lain di padang penggembalaan atau di dalam kandang. Kandang pada umumnya tidak bersekat. Kandang juga kurang memenuhi standar kandang sehat, seperti kandang bagian dalam kurang mendapatkan sinar matahari karena rendahnya atap kandang. Selain itu kandang tidak berpintu sehingga orang sulit masuk kedalamnya dan menyebabkan rendahnya frekuensi pembersihan kandang. Di Dukuh Embung Dalam temyata tidak terjadi serangan kudis, karena temak kambingnya selalu dikandangkan sepanjang hari, dan hanya pada kondisi tertentu saja temaknya digembalakan. Tingkat pengetahuan dan cara mengatasi penyakit cacing Sebagian besar peternak mengetahui tandatanda ternak cacingan (55%) dan 45% tidak mengetahui. Pengetahuan tentang gejala klinis cacingan, peternak mengatakan ternak kambing jadi kurus (50%), sedangkan 25% menyatakan kambingnya mencret akibat penyakit cacing ini dan selebihnya menyatakan bulu kusam. Sebagian peternak telah menyadari besarnya kerugian akibat penyakit cacing sehingga ternak yang sakit diobati. Meskipun sebagian peternak menyatakan telah mengetahui gejala ternak yang terkena cacing namun kemungkinan dugaan peternak tersebut belum tentu benar. Untuk itu masih perlu informasi yang lebih lengkap tentang tandatanda klinis kambing yang terkena cacing. Tabel 3. Kambing yang terserang penyakit kudis pada ternak responden Dukuh Jumlah sampel (ekor) Nama responden Kambing terserang kudis Jenis kelamin Umur (bulan) Pejaik Seruni Jantan 4 Mahamin Jantan 4 Betina 30 Rusni Jantan 4 Wakan 7 Sandi Betina 4 Betina 2 Jantan 4 Zaenal Betina 24 Embung Dalam 3 59
6 Hasil pemeriksaan sampel feses Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa ratarata setiap sampel feses mengandung cacing Haemonchus sp. sebanyak 90 cacing per g feses temak kambing dewasa (umur > 2 bulan) dan 70 cacing per g feses pada kambing muda (umur 5 2 bulan). Untuk ternak di bawah 5 bulan tidak diambil sampel karena pada musim kemarau ternak tersebut kurus dan anus sangat kecil, jika dipaksakan bisa terjadi pendarahan di bagian anus. Jenis cacing lainnya yang banyak menyerang kambing diantaranya adalah Oesophagustomum yang cenderung lebih peka terhadap kambing muda dibandingkan dengan kambing yang dewasa (tua). Demikian juga cacing jenis Strongyloides yang lebih banyak menyerang kambing muda. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kambing muda memiliki resiko intensitas yang lebih tinggi untuk terinfeksi larva cacing dibanding dengan kambing dewasa. Hasil identifikasi larva cacing yang menginfeksi kambing di Lombok Timur disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah telur cacing/g dalam samples feses pada kambing di lokasi kegiatan Umur kambing (bulan) > < 5 Haemonchus Cooperia 0 3 Oesopagusthomum 0 Oesopagusthomum 3 7 Bunostomum 0 9 Strongyloides 4 9 Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah telur cacing pada semua tingkat umur berkisar antara 0 sampai 90 telur per gram feses. Berdasarkan penggolongan yang dilakukan BERIAJAYA dan STEVENSON (986) dan MC KENNA (987) maka jumlah telur tersebut tergolong rendah. Dari hasil tersebut juga terlihat bahwa pada anak kambing dibawah umur 5 bulan tidak ditemukan telur cacing, hal ini mungkin disebabkan karena terlalu sedikitnya sample yang dapat diambil karena ternak kurus. Rendahnya tingkat infeksi cacing pada kambing di lokasi kegiatan, mungkin disebabkan karena pengaruh waktu pengambilan yang kurang sesuai dengan siklus hidup cacing yaitu pada musim kemarau. Kemungkinan lain karena memang intensitas dan jumlah cacing yang menginfeksi kambing relatif rendah, sehingga tidak mengganggu produktivitas dan pertumbuhan kambing. Inovasi teknologi dan pembinaan kelompok Peternak kambing dilokasi kegiatan merupakan peternak yang mendapatkan bantuan bibit kambing kegiatan penelitian tahun 2004 dengan sistem maparo terhadap keturunannya dan hasil maparo yang dikembalikan digulirkan kepeternak lain. Oleh karena itu, peternak tersebut telah terwadahi dalam kelompok, tetapi belum ada aktifitas yang dilakukan secara teratur setelah kegiatan penelitian tahun 2004 berakhir. Dalam pembinaan kelompok dilakukan transfer teknologi cara penanggulangan penyakit kudis dan cacing melalui media cetak (booklet) yang dibagikan pada peternak dan melakukan demonstrasi secara langsung cara meramu obat tradisional dan penggunaan obat paten diperagakan di depan para peternak yaitu:. Membuat obat kudis dari olie 50% 2. Salep belerang 50% 3. Air tembakau 0% 4. Vaselin tea tree oil 50% 5. Bernomec, suntikan di bawah kulit 6. Larutan asuntol 0,% ( g/hari) 7. Penggunaan valbazen Populasi ternak sebelum dan sesudah kegiatan Tabel 6 menunjukkan bahwa pada awal kegiatan tercatat pejantan, induk dan anak lahir hidup secara berturutturut sebanyak 7 ekor, 60 ekor dan 86 ekor dan pada akhir kegiatan menjadi 6 ekor, 55 ekor dan 33 ekor. Dilihat dari catatan kematian yang terjadi 6 bulan sebelum kegiatan dilakukan dan 6 bulan selama kegiatan terlihat adanya penurun mortalitas yaitu dari jantan mati 3 ekor (5%) turun menjadi ekor (6%), pada induk dari mati 9 ekor (3%) turun menjadi 5 ekor (8.3%), demikian pula pada anak dari 90 ekor 520
7 (5%) turun menjadi 2 ekor (4%). Menurunnya mortalitas yang cukup tinggi ini sesuai dengan hasil penelitian PRIYANTO dan YULISTIANI (2005) bahwa dengan kontrol yang ketat terhadap penyakit cacing melalui pengobatan secara rutin terlihat mampu menekan kematian ternak sebesar 35,48% di Purwakarta dan 64,88% di Majalengka. Demikian pula yang terjadi di Lombok Timur, kemungkinan turunnya mortalitas tersebut karena adanya pencegahan penyakit skabies dan cacing oleh peternak. Hal ini menunjukkan bahwa peternak sudah dapat mempraktekkan teknologi yang diterima untuk mencegah dan bahkan mengobati ternak kambing yang terserang penyakit terutama skabies dan cacing. Masih rendahnya anak lahir sampai akhir kegiatan karena sebagian besar induk masih dalam keadaan bunting. Tabel 6. Mutasi ternak responden pada awal dan akhir kegiatan Uraian Pejantan Mati Hilang Dijual Digulirkan Betina Mati Hilang Dijual Digulirkan Anak lahir Mati Hilang Digulirkan Populasi awal*) Populasi akhir**) N % N % ,04 8,70 4,34 2,86,93 43,26 5, ,90 8,53 5,94 20,20 *) Akumulasi populasi dan mutasi ternak dari Januari Juli 2006 **) Akumulasi populasi dan mutasin ternak berdasarkan monitoring Sumber: BPTP NTB KESIMPULAN Dari hasil pembahasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa transfer teknologi pencegahan dan pengobatan penyakit skabies dan cacing pada daerah miskin dan berpendidikan rendah dengan menggunakan media informasi booklet dan dikombinasikan demonstrasi cara meramu obat cacing dan obat scabies, cara pencegahan dan pengobatan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peternak. Ternak yang digembalakan cenderung mudah terkena skabies dan cacing dari pada ternak yang dikandangkan. Tingkat mortalitas ternak sesudah adanya kegiatan pencegahan dan pengobatan penyakit kudis dan cacing cenderung lebih rendah dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan, karena peternak telah mampu melakukan pencegahan dan pengobatan mandiri kecuali dengan penyuntikan. DAFTAR PUSTAKA BERIAJAYA dan A. HUSEIN Efitasi pemberian antelmintik golongan levamisole dan invermectin pada domba yang terinfeksi cacing yang resisten terhadap antelmentik golongan benzimidazole. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, September Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm BERIANJAYA and P. STEVENSON Reduced Productivity on small Ruminant in Indonesia as a Result of Gastrointestional Nematode Infections. Proc. 5 th. Int. Conf. Lvstk. Dis. Trop. pp CHAMDI, A.N Kajian profil sosial ekonomi usaha kambing di Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, September Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm HANDAYANI, S.W. dan R.M. GATENBY Effect of management System. Legume Feeding and anthelmintic Treatment on the Performance of Lambs in North Sumatera. Trop. Anim. Helth. Prod. 20:
8 KUSNADI, U, K. DWIYANTO dan S. BAHRI Pengembangan sistem usahatani ternak tanaman pangan berbasis kambing di Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 2 3 September Puslitbang Peternakan, Bogor. Hlm MCKENNA. P.B The Estimation of Gastrointestinal Strongyle Worm Burdeus in Young Sheep Flocks. A New Approach to the Interpretation of Faecal Egg Counts. Development. N.Z. Vet. J. 35: PRIYANTO, D. dan D. YULISTIANI Estimasi dampak ekonomi penelitian partisipatif penggunaan obat cacing dalam peningkatan pendapatan peternak domba di Jawa Barat. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 2 3 Spetember Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm SUHARDONO, BERIAJAYA dan D. YULISTIANI Infeksi cacing nematoda saluran pencernaan pada domba yang digembalakan secara ekstensif di daerah padat ternak di Jawa Barat. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Ciawi Bogor, 30 September Oktober Puslitbang Petenakan, Bogor. hlm WARDHANA, A.H., J. MANURUNG dan T. ISKANDAR Sakbies: Tantangan penyakit zoonotik parasiter masa kini dan masa datang. Bahan Seminar Zoonosis. DISKUSI Pertanyaan:. Judul tatalaksana tetapi isinya lebih banyak survei sosial, kenapa tidak diganti adopsi teknologi? 2. Bagaimana ramuan obatobat untuk scabies mana yang untuk cacing dan mana untuk scabies? 3. Booklet apa bisa untuk transfer pengetahuan, padahal banyak yang tidak bisa baca? Jawaban:. Judul mengarah ke Transfer Inovasi Teknologi Pencegahan penyakit scabies dan cacing. 2. Ramuan akan dilengkapi dengan cara membuat agar lebih jelas. 3. Bisa karena transfer inovasi tidak hanya booklet tapi dengan praktek langsung, booklet berisi gambargambar yang menunjukkan caracaranya. 522
ADOPSI PAKET TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TERNAK DOMBA DI DESA TEGALSARI KABUPATEN PURWAKARTA
ADOPSI PAKET TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TERNAK DOMBA DI DESA TEGALSARI KABUPATEN PURWAKARTA HADI BUDIMAN 1), DAN SITI AMINAH 2) 1) Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan dan 2) Balai
Lebih terperinciParwiyati, S., W. Sumekar dan D. Mardiningsih* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro
On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BOOKLET PADA PENINGKATAN PENGETAHUAN PETERNAK KAMBING TENTANG PENYAKIT SCABIES DI KTT NGUPOYO SATO DESA WONOSARI KECAMATAN
Lebih terperinciSTRATEGI PENANGGULANGAN PENYAKIT CACINGPADA TERNAK DOMBAMELALUI PENDEKATAN PARTISIPATIF DI KABUPATENPURWAKARTA
STRATEGI PENANGGULANGAN PENYAKIT CACINGPADA TERNAK DOMBAMELALUI PENDEKATAN PARTISIPATIF DI KABUPATENPURWAKARTA Siti Aminah Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Infestasi cacing dalam
Lebih terperinciPREVALENSI DAN UPAYA PENANGGULANGAN SKABIES PADA KAMBING DI BEBERAPA KECAMATAN DI KABUPATEN BOGOR
PREVALENSI DAN UPAYA PENANGGULANGAN SKABIES PADA KAMBING DI BEBERAPA KECAMATAN DI KABUPATEN BOGOR Kata kunci : Kudis, kambing, ivermectin TOLIBIN ISKANDAR danjoses MANLJRUNG Balai Penelitiatt Veteriner
Lebih terperinciSeminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004
DIFUSI INOVASI TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI CACING SALURAN PENCERNAAN SECARA BERKESINAMBUNGAN PADA DOMBA MELALUI PENDEKATAN PARTISIPATIF DI DESA TEGALSARI, PURWAKARTA DAN DESA PASIRIPIS, MAJALENGKA
Lebih terperinciPENAMPILAN MORTALITAS DAN PERILAKU PENJUALAN DOMBA SISTEM DIGEMBALAKAN PADA DUA KONDISI AGRO-EKOSISTEM
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 007 PENAMPILAN MORTALITAS DAN PERILAKU PENJUALAN DOMBA SISTEM DIGEMBALAKAN PADA DUA KONDISI AGROEKOSISTEM (Performance of Mortality and Farmer s Sold
Lebih terperinciPENGENDALIAN INFEKSI CACING HATI PADA SAPI OLeh : Akram Hamidi
PENGENDALIAN INFEKSI CACING HATI PADA SAPI OLeh : Akram Hamidi PENDAHULUAN Infeksi cacing hati (fasciolosis) pada ternak ruminansia (sapi dan kerbau) di Indonesia merupakan penyakit parasiter yang disebabkan
Lebih terperinciSUMBANGAN SUBSEKTOR USAHATERNAK DOMBA DALAM MENDUKUNG EKONOMI RUMAH TANGGA DI DESA PASIRIPIS DAN TEGALSARI, JAWA BARAT
SUMBANGAN SUBSEKTOR USAHATERNAK DOMBA DALAM MENDUKUNG EKONOMI RUMAH TANGGA DI DESA PASIRIPIS DAN TEGALSARI, JAWA BARAT (Contribution of Sheep Farming to House Hold's Economy in Pasiripis and Tegalsari
Lebih terperinciLingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :
PROJECT DIGEST NAMA CLUSTER : Ternak Sapi JUDUL KEGIATAN : DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI pembibitan menghasilkan sapi bakalan super (bobot lahir > 12 kg DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TTU PENANGGUNG JAWAB
Lebih terperinciPENANGGULANGAN KUDIS PADA KAMBING DI KECAMATAN CIGUDEG, TENJO DAN PARUNG PANJANG KABUPATEN BOGOR
SeminarNasional Peternakan dan Veteriner 1998 PENANGGULANGAN KUDIS PADA KAMBING DI KECAMATAN CIGUDEG, TENJO DAN PARUNG PANJANG KABUPATEN BOGOR J. MArruRuNC, TOLIBINIsKANDAR, dan BERIAJAYA Balai Penelitian
Lebih terperinciSeminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2001
PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SUPLEMENTASI UMB DAN PEMBERIAN OBAT CACING UNTUK MENINGKATKAN KINERJA TERNAK DOMBA DI DESA BABADJURANG, MAJALENGKA, JAWA BARAT (Farmer Perception on UMB Supplementation and Anthelmintic
Lebih terperinciTEKNIK PEMBERIAN OBAT CACING KALBAZEN PADATERNAK DOMBADI DESA PASIRIPIS KABUPATEN MAJALENGKA
TEKNIK PEMBERIAN OBAT CACING KALBAZEN PADATERNAK DOMBADI DESA PASIRIPIS KABUPATEN MAJALENGKA Zaenal Kosasih *, Zulqoyah Layla ** dan Siti Aminah** Balai Penelitian Veteriner, Jl. RE Martadinata Bogor *,
Lebih terperinciPERBANDINGAN TINGKAT INFEKSI PARASIT SALURAN PENCERNAAN PADA KAMBING KOSTA, GEMBRONG DAN KACANG
PERBANDINGAN TINGKAT INFEKSI PARASIT SALURAN PENCERNAAN PADA KAMBING KOSTA, GEMBRONG DAN KACANG (Comparison of Gastrointestional Infection among Kosta, Gembrong and Kacang Goats) ARON BATUBARA Loka Penelitian
Lebih terperinciESTIMASI DAMPAK EKONOMI PENELITIAN PARTSIPATIF PENGGUNAAN OBAT CACING DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN PETERNAK DOMBA DI JAWA BARAT
ESTIMASI DAMPAK EKONOMI PENELITIAN PARTSIPATIF PENGGUNAAN OBAT CACING DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN PETERNAK DOMBA DI JAWA BARAT (The Estimation of Economic Impact on Partisipatory Research Implementation
Lebih terperinciMETODA UJI APUNG SEBAGAI TEKNIK PEMERIKSAAN TELUR CACING NEMATODA DALAM TINJA HEWAN RUMINANSIA KECIL
METODA UJI APUNG SEBAGAI TEKNIK PEMERIKSAAN TELUR CACING NEMATODA DALAM TINJA HEWAN RUMINANSIA KECIL ZAENAL KOSASIH Balai Penelitian Veteriner Jl. R.E. Martadinata 30 Bogor 16114 RINGKASAN Parasit cacing
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMELIHARAAN DOMBA PETERNAK DOMBA DI KAWASAN PERKEBUNAN TEBU PG JATITUJUH MAJALENGKA
MANAJEMEN PEMELIHARAAN DOMBA PETERNAK DOMBA DI KAWASAN PERKEBUNAN TEBU PG JATITUJUH MAJALENGKA EKO HANDIWIRAWAN 1, ISMETH INOUNU 1, DWI PRIYANTO 2 dan ATIEN PRIYANTI 1 1 Pusat Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciSTRUKTUR CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN PETERNAK
STRUKTUR CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN PETERNAK RACHMAT HENDAYANA dan M. H. TOGATOROP Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Jl. Salak 22 Bogor ABSTRACT The Structure of Job Allocation
Lebih terperinciBAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)
58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani
Lebih terperinciANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga
VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Nematodiasis, prevalence, sheep
INFEKSI CACING NEMATODA SALURAN PENCERNAAN PADA DOMBA YANG DIGEMBALAKAN SECARA EKSTENSIF DI DAERAH PADAT TERNAK DI JAWA BARAT (Gastro-Intestinal Infection in Sheep Reared Extensively in High Populated
Lebih terperinciLampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......
LAMPIRAN 50 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :... 4. Pendidikan Terakhir :.. 5. Mata Pencaharian a. Petani/peternak
Lebih terperinciBeberapa penyakit yang sering menyerang ternak kambing dan dapat diobati secara tradisional diantaranya adalah sebagai berikut:
PENDAHULUAN Alternatif pengobatan tradisional pada ternak merupakan suatu solusi yang tentunya sangat bermanfaat bagi peternak kecil.disamping mudah didapatkan disekitar kita serta biayanya relatif murah,
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN
Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciTulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem pemeliharaan ternak kambing dikecamatan Bangun Purba kabupaten Deli Serdang propinsi Sumatera
SISTEM PEMELIHARAAN TERNAK KAMBING DI BANGUN PURBA DELI SERDANG ERWIN SMITE Loka Penelitian Kambing Potong Sungei Putih PO BOX I Galang Sumut RINGKASAN Kecamatan Bagun Purba yang berbukit-bukit sangat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi adalah ternak ruminansia yang memiliki nilai ekonomi tinggi dalam
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi adalah ternak ruminansia yang memiliki nilai ekonomi tinggi dalam kehidupan masyarakat, sebab dapat menghasilkan berbagai macam kebutuhan hidup manusia. Pembangunan peternakan
Lebih terperinciNomor : Nama pewancara : Tanggal : KUESIONER PETERNAK SAPI BALI DI DESA PA RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR, SULAWESEI SELATAN
LAMPIRAN Lampiran 1. Form Kuesioner Wawancara Peternak Nomor : Nama pewancara : Tanggal : KUESIONER PETERNAK SAPI BALI DI DESA PA RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR, SULAWESEI SELATAN I. Identitas Responden
Lebih terperinciPENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN
M. Handayani, dkk Pendapatan Tenaga Kerja... PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN FAMILY LABOUR INCOME ON CATTLE FARMING IN TOROH SUBDISTRICT
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. baik, diantaranya dalam hal pemeliharaan. Masalah kesehatan kurang
PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagian besar sapi potong dipelihara oleh peternak hanya sebagai sambilan. Tatalaksana pemeliharaan sapi pada umumnya belum baik, diantaranya dalam hal pemeliharaan. Masalah
Lebih terperinciPERAN SERTA TERNAK SEBAGAI KOMPONEN USAHATANI PADI UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI
PERAN SERTA TERNAK SEBAGAI KOMPONEN USAHATANI PADI UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MH. Togatorop dan Wayan Sudana Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Bogor ABSTRAK Suatu pengkajian
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini
Lebih terperinciTERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT
TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging, susu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. peternakan skala besar saja, namun peternakan skala kecil atau tradisional pun
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Peternakan merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang perekonomian bangsa Indonesia dan sektor peternak juga menjadi salah satu sektor yang menunjang
Lebih terperinciV. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar
V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah peternak yang mengusahakan anakan ternak sapi dengan jumlah kepemilikan sapi betina minimal 2 ekor.
Lebih terperinciI.M. Mulyawati, * D. Mardiningsih,** S. Satmoko **
PENGARUH UMUR, PENDIDIKAN, PENGALAMAN DAN JUMLAH TERNAK PETERNAK KAMBING TERHADAP PERILAKU SAPTA USAHA BETERNAK KAMBING DI DESA WONOSARI KECAMATAN PATEBON (The Effect Of Age, Education, Experience And
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK
ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui usaha penggemukan ternak kambing pola kooperator (perlakuan)
Lebih terperinciSeminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan industri Olahannya sebagai Pakan Ternak PENGARUH PENYAKIT CACING TERHADAP PRODUKTIVITAS
OPTIMALISASI PENGGUNAAN PAKAN BERBASIS LIMBAH SAWIT MELALUI MANAJEMEN PENGENDALIAN NEMATODIASIS DI KALIMANTAN TIMUR WAFIATININGSIH dan NR. BARIROH Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur
Lebih terperinciMENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS
MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS OLEH: DWI LESTARI NINGRUM, S.Pt Perkembangan ayam buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung di Indonesia berkembang pesat dan telah banyak
Lebih terperinciBalai Penelitian Veteriner, PO Box 151, Bogor ABSTRACT
EFIKASI PEMBERIAN ANTELMINTIK GOLONGAN LEVAMISOLE DAN IVERMECTIN PADA DOMBA YANG TERINFEKSI CACING YANG RESISTEN TERHADAP ANTELMINTIK GOLONGAN BENZIMIDAZOLE BERIAJAYA dan AMIR HUSEIN Balai Penelitian Veteriner,
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR
ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR LUDY K. KRISTIANTO, MASTUR dan RINA SINTAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ABSTRAK Kerbau bagi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia
TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia Sapi lokal memiliki potensi sebagai penghasil daging dalam negeri. Sapi lokal memiliki kelebihan, yaitu daya adaptasi terhadap lingkungan tinggi, mampu
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK DOMBA JANTAN MENJELANG HARI RAYA IDUL ADHA
ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK DOMBA JANTAN MENJELANG HARI RAYA IDUL ADHA (Financial Analysis of Male Sheep Raising Approaching Eid-Adha Festivity) SUPARDI RUSDIANA, B. WIBOWO dan U. ADIATI Pusat Penelitian
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS DAN DAMPAK INTEGRASI TERNAK DOMBA EKOR GEMUK TERHADAP PENDAPATAN PETANI DALAM SISTEM USAHA SAYURAN DI LAHAN MARJINAL
PRODUKTIVITAS DAN DAMPAK INTEGRASI TERNAK DOMBA EKOR GEMUK TERHADAP PENDAPATAN PETANI DALAM SISTEM USAHA SAYURAN DI LAHAN MARJINAL (Productivity and Effect of The Integration of Fat-Tailled Sheep on Farmer
Lebih terperinciSTRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN
STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN H. MASNGUT IMAM S. Praktisi Bidang Peternakan dan Pertanian, Blitar, Jawa Timur PENDAHULUAN Pembangunan pertanian berbasis sektor peternakan
Lebih terperinciV. KEMISKINAN 5.1 Kemiskinan di Desa Sitemu
V. KEMISKINAN 5.1 Kemiskinan di Desa Sitemu Berdasarkan hasil pendataan sosial ekonomi penduduk (PSEP) yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2005 diketahui jumlah keluarga miskin di Desa Sitemu 340 KK. Kriteria
Lebih terperinciKAJIAN RAGAM SUMBER PENDAPATAN RUMAH TANGGA PEDESAAN (STUDI KASUS DESA PRIMA TANI KABUPATEN PROBOLINGGO, JAWA TIMUR)
KAJIAN RAGAM SUMBER PENDAPATAN RUMAH TANGGA PEDESAAN (STUDI KASUS DESA PRIMA TANI KABUPATEN PROBOLINGGO, JAWA TIMUR) Kasmiyati, Amik Krismawati dan Dwi Setyorini Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa
Lebih terperinciKAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG
KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG Rohmad Budiono 1 dan Rini Widiati 2 1 Balai Pengkajian Teknoogi Pertanan Jawa Timur 2 Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciLokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak bawah pengawasan pemiliknya. Peran ternak domba di lokasi tersebut
OPTIMASI PERAN TERNAK DOMBA DALAM MENUNJANG USAHATANI PADI LAHAN SAWAH DEDI SUGANDI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Jl. Kayu Ambon No. 80 Kotak Pos 8495, Lembang ABSTRAK Ternak domba bagi
Lebih terperinciPEMANFAATAN MONOLAURIN UNTUK MENINGKATKAN KEKEBALAN TUBUH KAMBING
PEMANFAATAN MONOLAURIN UNTUK MENINGKATKAN KEKEBALAN TUBUH KAMBING (Utilization of Monolaurin for Response Immunity in Goats) SIMON ELIESER 1, MERUWALD DOLOKSARIBU 1, FERA MAHMILIA 1, ANDI TARIGAN 1, ENDANG
Lebih terperinciABSTRAK ANGKA KEJADIAN INFEKSI CACING DI PUSKESMAS KOTA KALER KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN
ABSTRAK ANGKA KEJADIAN INFEKSI CACING DI PUSKESMAS KOTA KALER KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2007-2011 Eggi Erlangga, 2013. Pembimbing I : July Ivone, dr., M.KK., MPd.Ked. Pembimbing
Lebih terperinciSURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELAUI INOVASI (P4M2I)
SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELAUI INOVASI (P4M2I) Dr. Dewa K. S. Swastika Dr. Bambang Irawan Ir. Herman Supriadi, MS Dr. Edi Basuno Ir. Endang L. Hastuti,
Lebih terperinciJohanis A. Jermias; Vinni D. Tome dan Tri A. Y. Foenay. ABSTRAK
PEMANFAATAN GULMA SEMAK BUNGA PUTIH (Chromolaena odorata) SEBAGAI BAHAN PEMBUAT PUPUK ORGANIK BOKHASI DALAM RANGKA MENGATASI PENYEMPITAN PADANG PEMGGEMBALAAN DAN MENCIPTAKAN PERTANIAN TERPADU BERBASIS
Lebih terperinciPENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah di Indonesia, 90% merupakan peternakan sapi perah rakyat dengan kepemilikan kecil dan pengelolaan usaha yang masih tradisional. Pemeliharaan yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka Sapi adalah hewan ternak terpenting dari jenis jenis hewan ternak yang dipelihara manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia lainnya.
Lebih terperinciAnalisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)
Jurnal Ilmu Peternakan, Juni 8, hal. 51 57 ISSN 197 2821 Vol. 3 No.2 Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang) Stepanus Pakage Staf Pengajar Jurusan
Lebih terperinci1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :
BUDIDAYA SAPI POTONG I. Pendahuluan. Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar
Lebih terperinciJurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TERNAK SAPI POTONG MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PETERNAKAN DI KELOMPOK TANI KOTA DALE - KELURAHAN OESAO Melkianus Dedimus Same Randu, Ferdinan S. Suek, dan Thomas Lapenangga Program
Lebih terperinciPROGRAM PEMBIBITAN ITIK MA DI BPTU PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN: SELEKSI PADA POPULASI BIBIT INDUK ITIK ALABIO
PROGRAM PEMBIBITAN ITIK MA DI BPTU PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN: SELEKSI PADA POPULASI BIBIT INDUK ITIK ALABIO (Breeding Program of Ma Ducks in Bptu Pelaihari: Selection of Alabio Parent Stocks) A.R. SETIOKO
Lebih terperinciTINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN
TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN RIJANTO HUTASOIT Loka Penelitan Kambing Potong, P.O. Box 1 Galang, Medan RINGKASAN Untuk pengujian terhadap tingkat adopsi
Lebih terperinciPENYAKIT UTAMA YANG SERING DITEMUKAN PADA RUMINANSIA KECIL (KAMBING DAN DOMBA) (Common Diseases for Small Ruminants Goat and Sheep)
PENYAKIT UTAMA YANG SERING DITEMUKAN PADA RUMINANSIA KECIL (KAMBING DAN DOMBA) (Common Diseases for Small Ruminants Goat and Sheep) DARMONO dan HARDIMAN Balai Besar Penelitian Veteriner, Jl. R.E. Martadinata
Lebih terperinciJ. M. Tatipikalawan dan S. Ch. Hehanussa Staf Fakultas Pertanian Unpatti Ambon ABSTRACT
ESTIMASI NATURAL INCREASE KAMBING LOKAL DI PULAU KISAR KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Staf Fakultas Pertanian Unpatti Ambon ABSTRACT This research was conducted to find the natural increasing number of
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Jatitujuh berada di wilayah Utara Kabupaten Majalengka dan berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBERIAN MONOLAURIN DAN OBAT ALTERNATIF LAINNYA DALAM MEMBERANTAS PENYAKIT SCABIES PADA KAMBING
EFEKTIVITAS PEMBERIAN MONOLAURIN DAN OBAT ALTERNATIF LAINNYA DALAM MEMBERANTAS PENYAKIT SCABIES PADA KAMBING (Effect of Monolaurin and Drug of Alternativ Other in Fighting Against Disease of Scabies at
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN
LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR. Edi Basuno Ikin Sadikin Dewa Ketut Sadra Swastika
LAPORAN AKHIR SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELALUI INOVASI DI KABUPATEN ENDE, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Edi Basuno Ikin Sadikin Dewa Ketut Sadra Swastika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan kebutuhan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan daging sapi. Ternak sapi,
Lebih terperinciTabel 1 Komposisi konsentrat komersial (GT 03) Nutrisi Kandungan (%) Bahan Protein 16 Jagung kuning, dedak gandum, Lemak 4 dedak padi, bungkil kacang
KIAT PENGGEMUKAN SAPI POTONG HARRY PURWANTO, DEDI MUSLIH DAN KETUT PUSTAKA Balai Penelitian Ternak Ciawi, P0 Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Suatu pengamatan yang bertujuan untuk mengevaluasi penerapan kiat
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG MELALUI PERBAIKAN MANAJEMEN PADA KELOMPOK TERNAK KAWASAN BARU
ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG MELALUI PERBAIKAN MANAJEMEN PADA KELOMPOK TERNAK KAWASAN BARU (Feasibility Study of Cattle Through Management Improvement at Kawasan Baru Group) ENI SITI ROHAENI,
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN PURWOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Studi kasus Daerah Rawan Pangan)
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN PURWOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Studi kasus Daerah Rawan Pangan) Dr. Aris Slamet Widodo, SP., MSc. Retno Wulandari, SP., MSc. Prodi Agribisnis,
Lebih terperinciLAPORAN ANALISIS RISIKO PEMASUKAN SAPI BIBIT BALI YANG DIKIRIM DARI LOMBOK- NTB KE MAKASSAR TERHADAP PENYAKIT ANTHRAKS
LAPORAN ANALISIS RISIKO PEMASUKAN SAPI BIBIT BALI YANG DIKIRIM DARI LOMBOK- NTB KE MAKASSAR TERHADAP PENYAKIT ANTHRAKS Oleh : 1. Drh. Muhlis Natsir NIP 080 130 558 2. Drh. Sri Utami NIP 080 130 559 BALAI
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN
POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN AKHMAD HAMDAN dan ENI SITI ROHAENI BPTP Kalimantan Selatan ABSTRAK Kerbau merupakan salah satu ternak ruminansia yang memiliki potensi
Lebih terperinciBAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV.1. Keadaan Geografis Watang Pulu adalah salah satu dari 11 kecamatan di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, Indonesia. Kecamatan Wattang Pulu terletak
Lebih terperinciKAJIAN PROFIL SOSIAL EKONOMI USAHA KAMBING DI KECAMATAN KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN
KAJIAN PROFIL SOSIAL EKONOMI USAHA KAMBING DI KECAMATAN KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN ACHMAD NUR CHAMDI Jurusan/Program Studi Produksi Ternak Fakultas Pertanian UNS Jl. Ir. Sutami No. 36A Telp./Fax. (0271)
Lebih terperinciPrevalensi Trematoda pada Sapi Bali yang Dipelihara Peternak di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung
Prevalensi Trematoda pada Sapi Bali yang Dipelihara Peternak di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung THE PREVALENCE OF TREMATODES IN BALI CATTLE BREEDERS REARED IN THE SOBANGAN VILLAGE, MENGWI
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU ROTASI GEMBALA PADA RUMPUT Brachiaria brizantha TERHADAP TINGKAT INFESTASI CACING Haemonchus contortus PADA TERNAK DOMBA
PENGARUH WAKTU ROTASI GEMBALA PADA RUMPUT Brachiaria brizantha TERHADAP TINGKAT INFESTASI CACING Haemonchus contortus PADA TERNAK DOMBA (The Effect of Grazing Period on Brachiaria brizantha against the
Lebih terperinciTEKNIK DAN MANAJEMEN PRODUKSI BIBIT SAPI BALI DI SUBAK KACANG DAWA, DESA KAMASAN, KLUNGKUNG ABSTRAK
1 2 3 TEKNIK DAN MANAJEMEN PRODUKSI BIBIT SAPI BALI DI SUBAK KACANG DAWA, DESA KAMASAN, KLUNGKUNG N.L.G. Sumardani *, I.G.R. Maya Temaja, G.N.A. Susanta Wirya 2, N.M. Puspawati 2 ABSTRAK Penyuluhan dan
Lebih terperinciTATA LAKSANA PEMBERIAN PAKAN DAN TINGKAT KEMATIAN ANAK PRA-SAPIH PADA DOMBA DI DESA PASIRIPIS, KAB. MAJALENGKA DAN DESA TEGALSARI KAB.
TATA LAKSANA PEMBERIAN PAKAN DAN TINGKAT KEMATIAN ANAK PRA-SAPIH PADA DOMBA DI DESA PASIRIPIS, KAB. MAJALENGKA DAN DESA TEGALSARI KAB. PURWAKARTA DWI YULISTIANI, MUCHJI MARTAWIJAYA, ISBANDI, BAMBANG SETIADI
Lebih terperinciANALISIS POTENSI SAPI POTONG BAKALAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
ANALISIS POTENSI SAPI POTONG BAKALAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Potency Analysis of Feeders Beef Cattle at Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) SUMADI, WARTOMO HARDJOSUBROTO dan NONO NGADIYONO Fakultas
Lebih terperinciPENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar
PENGANTAR Latar Belakang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan sektor peternakan dalam rangka mendukung upaya pemerintah dalam program pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciINFEKSI CACING SALURAN PENCERNAAN KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) MILIK PETANI KAKAO DI KECAMATAN KEDONDONG, KABUPATEN PESAWARAN
INFEKSI CACING SALURAN PENCERNAAN KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) MILIK PETANI KAKAO DI KECAMATAN KEDONDONG, KABUPATEN PESAWARAN Elma Basri, Akhmad Prabowo dan Firdausil A.B Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciSeminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2001
KONTRIBUSI USAHATANI TERNAK RUMINANSIA KECIL TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA DALAM MEMANFAATKAN PELUANG PASAR PADA MASA MENDATANG (KAJIAN DI KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR. Muhammad Iqbal Iwan Setiajie Anugrah Dewa Ketut Sadra Swastika
LAPORAN AKHIR SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELALUI INOVASI DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Muhammad Iqbal Iwan Setiajie Anugrah Dewa
Lebih terperinciDASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS PRODUKSI TERNAK KOMPETENSI KEAHLIAN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI TERNAK TANAMAN PANGAN BERBASIS KAMBING DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT
PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI TERNAK TANAMAN PANGAN BERBASIS KAMBING DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT (Development of Farming LivestockCrop System Based on Goat at East Lombok District, West
Lebih terperinciANALISIS POLA USAHA PEMBIBITAN SAPI BALI YANG DIPELIHARA SECARA EKSTENSIF DAN SEMI INTENSIF
Seminar Nasional Peternakan Jan Veleriner 2000 ANALISIS POLA USAHA PEMBIBITAN SAPI BALI YANG DIPELIHARA SECARA EKSTENSIF DAN SEMI INTENSIF MATIMUS SARIUBANG dan SURYA NATAL TAHBit4G lnstalasi Penelitian
Lebih terperinciPEMANFAATAN PROBIOTIK DALAM FERMENTASI JERAMI SEBAGAI PAKAN SAPI BALI DI MUSIM KEMARAU
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner2000 PEMANFAATAN PROBIOTIK DALAM FERMENTASI JERAMI SEBAGAI PAKAN SAPI BALI DI MUSIM KEMARAU MATImus SARwBANG, DANIEL PAsAMBE, A. NuRHAYu, SuRYANATAL T.,dan CHALIDJAH
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. pengendalian berbasis pada penggunaan obat antelmintik sering gagal untuk
PENDAHULUAN Latar Belakang Keberhasilan ternak ruminansia kecil membutuhkan pengendalian nematoda gastrointestinal secara efektif. Kegagalan pengendalian akan mengakibatkan penyakit, gangguan pertumbuhan,
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas
Lebih terperinciPenampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter
Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Abdul Azis, Anie Insulistyowati, Pudji Rahaju dan Afriani 1 Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan produksi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba merupakan salah satu ternak ruminansia kecil yang memiliki potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan sudah sangat umum dibudidayakan
Lebih terperinciReny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK
ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI BETINA PERANAKAN ONGOLE (PO) AFKIR (STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI TERNAK SUKAMAJU II DESA PURWODADI KECAMATAN TANJUNG SARI, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN) Reny Debora Tambunan,
Lebih terperinciKLASIFIKASI PENGGEMUKAN KOMODITAS TERNAK SAPI Oleh, Suhardi, S.Pt.,MP
KLASIFIKASI PENGGEMUKAN KOMODITAS TERNAK SAPI Oleh, Suhardi, S.Pt.,MP INTENSIF SEMI INENSIF EKSTENSIF SAPI Karbohidrat yg mudah larut Hemiselulosa Selulosa Pati Volatile Vatti Acids Karbohidrat By pass
Lebih terperinciGambar I : Ternak domba yang belum dicukur bulu yang sudah dicukur domba yang sudah dicukur nampak bersih Gambar 2. Ternak domba yang sedang dicukur d
PENCUKURAN BULU DOMBA SECARA BERKALA M. Sumantri Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Salah satu upaya untuk mencapai keberhasilan dalam pemeliharaan temak domba antara
Lebih terperinciINTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS
INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS 1. PENDAHULUAN Perkembangan ayam buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung di Indonesia berkembang pesat dan telah banyak dipelihara oleh peternak-peternak
Lebih terperinciEtiologi Fasciola sp, hidup di dalam hati dan saluran empedu. Cacing ini memakan jaringan hati dan darah.
1. Penyakit Parasit Cacing pada Ruminansia Walaupun penyakit cacingan tidak langsung menyebabkan kematian, akan tetapi kerugian dari segi ekonomi dikatakan sangat besar, sehingga penyakit parasit cacing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tingkat konsumsi ayam dan telur penduduk Indonesia tinggi. Menurut Badan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ayam dan telur bukanlah jenis makanan yang asing bagi penduduk indonesia. Kedua jenis makanan tersebut sangat mudah dijumpai dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Bahkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Tempat Penelitian 4.1.1. Sejarah UPTD BPPTD Margawati Garut Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba atau disingkat UPTD BPPTD yaitu
Lebih terperinciBAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI 3.1.1. Capaian Kinerja Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : Tujuan 1 Sasaran : Meningkatkan
Lebih terperinciGambar 12 Kondisi tinja unta punuk satu memperlihatkan bentuk dan dan tekstur yang normal atau tidak diare.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel tinja unta punuk satu yang didapatkan memiliki struktur seperti tinja hewan ruminansia pada umumnya. Tinja ini mempunyai tekstur yang kasar dan berwarna hijau kecoklatan. Pada
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Potong Sapi potong adalah jenis sapi yang khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki
15 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kendal, dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki populasi kambing Jawarandu yang tinggi
Lebih terperinci