BAB IV PEMECAHAN MASALAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMECAHAN MASALAH"

Transkripsi

1 BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Metodologi Pemecahan Masalah Pemecahan masalah dalam proyek akhir ini mengikuti metodologi yang dapat digambarkan dengan menggunakan diagram alir berikut: Gambar 4.1 Kerangka Pemecahan Masalah Penjelasan lebih lanjut untuk beberapa tahapan yang membutuhkan penjelasan detil akan diuraikan pada sub sub bab berikutnya. Untuk memberi gambaran umum tentang proses pemecahan masalah, berikut ini akan diberikan penjelasan ringkas mengenai tiap tiap tahapan di atas: 24

2 1. Identifikasi Masalah Pada tahap ini penulis menjelaskan permasalahan yang terjadi dan hendak ditemukan solusi atau pemecahannya. Permasalahan tersebut adalah tingginya tingkat persaingan antar Hypermarket di Bandung dan trend perilaku konsumen terhadap promosi. Untuk mengatasinya dibutuhkan strategi promosi yang efektif sesuai dengan harapan dan kepentingan konsumen. 2. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan penjabaran dari permasalahan dalam bagian bagian yang lebih rinci untuk menentukan arah dalam melakukan suatu penelitian. Dengan tujuan penelitian ini, diharapkan analisis yang dihasilkan akan lebih tepat mengenai sasaran yang diinginkan atau lebih baik. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah : Memberikan masukan / usulan kepada Hypermart dalam strategi promosi dengan meneliti keefektifan strategi promosi yang sudah dijalankan berdasarkan tingkat penerimaan konsumen terhadap strategi promosi yang sudah dilaksanakan dengan tingkat kepentingan atau ekspektasi konsumen terhadap strategi promosi. 3. Studi Pustaka dan Studi Pendahuluan Pada tahap ini dilakukan studi terhadap buku buku referensi dan teori teori yang relevan dengan penulisan Proyek Akhir. Dengan pelaksanaan studi literatur dan studi pendahuluan ini, diharapkan dapat memberikan landasan berfikir yang cukup kuat untuk memecahkan masalah yang ada. 25

3 4. Pengumpulan dan Pengolahan Data Tahap ini dimaksudkan untuk mengetahui data sekunder dan data primer. Data sekunder merupakan data data yang diperoleh dari lingkungan perusahaan berupa profil perusahaan dan kebijakan manajemen dalam mempersiapkan strategi promosi baru yang diperlukan untuk keperluan analisa. Setelah itu mengetahui data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan yang digunakan sebagai panduan untuk mengetahui faktor faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan ajuan pemikiran baru dalam strategi promosi Hypermart bandung Indah Plaza. 5. Analisa dan interpretasi hasil Tahap ini adalah analisa dan interpretasi hasil data primer yang merupakan penjabaran mengenai data yang didapat yaitu data primer. 6. Kesimpulan dan saran Tahap akhir dari penelitian ini adalah penarikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan hasil rangkuman dari proses analisa yang telah dilakukan, selain itu penulis juga mencoba memberikan saran saran yang memungkinkan untuk perusahaan dan untuk penelitian selanjutnya. 4.2 Studi Literatur Bisnis Ritel Ritel adalah aktivitas bisnis yang menjual barang dan pelayanan ke pemakai akhir. Perusahaan ritel adalah perusahaan yang lebih dari 50% penjualannya dilakukan kepada pembeli akhir. Karakteristik operasi perusahaan ritel adalah (Ma aruf, 2005)(1995) : Penjualan dilakukan dalam jumlah kecil dengan frekuensi yang banyak 26

4 Tempat usaha terbuka terhadap masyarakat Harga per unit relatif lebih tinggi dibandingkan denga produsen atau grosir Cenderung menggunakan kebijakan satu harga Pembeli datang langsung ke tempat penjualan, mengirim surat atau memesan melalui telepon Menekankan pada toko yang menarik (eksternal maupun internal) Peritel perorangan atau peritel kecil memiliki jumlah gerai bervariasi, mulai dari satu gerai hingga beberapa gerai. Gerai dalam segala bentuknya berfungsi sebagai tempat pembelian barang atau jasa, yaitu dalam arti konsumen datang ke gerai melakukan transaksi belanja dan membawa pulang barang atau menikmati jasa. Peritel besar adalah peritel berbentuk perusahaan yang melakukan kegiatan ritel perdagangan ritel dalam skala besar, baik dalam arti besar saja ataupun dalam arti mempunyai gerai besar dan sekaligus gerai kecil.perusahaan perdagangan ritel besar dapat memiliki format bervariasi dari yang terbesar (perkulakan) hingga ynag terkecil (minimarket). Berikut adalah jenis jenis ritel berdasarkan luas gerai yang ada di Indonesia 1. Minimarket : terjadi pertumbuhan sebanyak buah selama 10 tahun sampai tahun Luas ruang minimarket adalah antara 50m 2 sampai 200 m Convenience Store : gerai ini mirip minimarket dalam hal produk yang dijual, tetapi berbeda dari segi harga, jam buka, luas ruang dan lokasi. Convenience store ada yang buka 24 jam dengan luas antara 200 m 2 hingga 450 m 2 dan berlokasi di tempat yang strategis. Sebagian produknya sedikit lebih mahal daripada yang dijual di minimarket. 3. Speciality store : sebagian masyarakat lebih menyukai belanja di toko di mana pilihan produk terjadi lengkap sehingga tidak harus mencari lagi 27

5 di toko lain. Keragaman produk disertai harga yang bervariasi dari yang terjangkau hingga yang premium membuat speciality store unggul. 4. Factory outlet 5. Distro atau distribution outlet 6. Supermarket : sebanyak 700 buah berdiri dalam kurun waktu 10 tahin sampai Supermarket kecil mempunyai luas ruang antara 300 m 2 sampai m 2, sedangkan supermarket besar mempunyai luas antara m 2 sampai m Departement store atau toserba (toko serba ada) : gerai jenis ini mempunyai ukuran luas ruang yang beraneka, mulai dari beberapa ratus m 2, hingga m m Perkulakan atau gudang rabat (semacam warehouse club) 9. Superstore: mulai dari m 2 sampai m Hypermarket: luas ruang diatas m Pusat belanja yang terdiri atas dua macam : mal dan trade center. Mal memuat banyak gerai mulai dari toko (store) biasa sampai supermarket, departement store, amusement center, dan foodcourt. Trade center mirip mal tetapi tidak memiliki ruang publik seluas mal dan biasanya tidak tersedia department store dan amusement center. Bisnis Ritel tidak dapat dipisahkan dari pemasaran produk produk atau jasa yang dibutuhkan perorangan dan rumah tangga. Pemasaran produk atau jasa ke perorangan sangat terkait dengan pikiran dan emosi mereka. Dengan demikian, kualitas perusahaan eceran secara umum akan berpengaruh pada konsumen. Karena itu, image (citra) perusahaan sangatlah penting. Image (citra) dapat dibangun dengan program promosi Model Komunikasi Menurut Deborah J. MacInnis dan Bernard J. Jaworski dalam artikelnya yang berjudul Information Processing from Advertisements Toward an 28

6 Integrative Framework di Journal of Marketing tahun 1989 dikatakan bahwa dalam pengembangan strategi pemasaran yang berhasil, intinya adalah permasalahan komunikasi. Salah satu strategi pemasaran salah satunya yaitu strategi promosi. Gambar 4.2 menerangkan model sederhana yang memperlihatkan faktor faktor kunci dalam proses komunikasi. Gambar 4.2. Model Umum Komunikasi Untuk Promosi Sumber : Diadaptasi dari Henry Assael, Consumer Behavior and Marketing Action, 1987 Proses komunikasi diatas dimulai dari sumber yang berisikan tentang informasi apa yang harus dikomunikasikan. Sumber disini berarti produsen atau perusahaan terkait yang mempunyai tindakan atau keputusan kunci dalam mengelola strategi promosi. Lalu informasi tersebut di encoding menjadi pesan dalam bentuk simbol yang paling tepat (kata, gambar, tindakan) yang kemudian pesan tersebut ditransmisikan ke penerima melalui berbagai media seperti televisi, koran, sms, atau brosur. Setelah pesan sampai ke penerima, penerima harus men decoding pesan sehingga penerima atau konsumen dapat mengambil tindakan untuk melakukan pembelian atau tidak (feedback). Proses komunikasi promosi bertujuan untuk menginformasikan produk atau jasa kepada konsumen. Adapun tujuan dari komunikasi promosi : 1. Konsumen harus memiliki kebutuhan yang disadari (recognized need) akan suatu kategori produk dan bentuk produk atau jasa. 2. Konsumen harus sadar (aware) akan produk atau jasa. 29

7 3. Konsumen harus memiliki sikap merek yang positif (favorable brand attitude) 4. Konsumen harus memiliki keinginan untuk membeli merek (intention to purchase) tertentu 5. Konsumen harus melakukan berbagai macam perilaku (perform various behaviors) untuk mencoba merek atau jasa tertentu Promotional Mix Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antraindividu, atau antara organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai nilai (pertukran) antara mereka dengan pelanggannya. Jika digabungkan, komunikasi pemasaran adalah mempresentasikan semua gabungan unsur dalam bauran pemasaran yang menfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan maupun klien (Shimp, Terrence 2000). Gambar 4.3. Elemen Promotional Mix Advertising Advertising adalah suatu bentuk dari komunikasi massa atau direct toconsumer yang bersifat nonpersonal dan didanai oleh perusahaan bisnis, organisasi nirlaba, atau individu yang diidentifikasikan dengan berbagai cara dalam pesan iklan. Pihak pemberi dana tersebut berharap untuk 30

8 menginformasikan atau membujuk para anggota dari khalayak tertentu (Shimp,1999) Menurut teori Blech terdapat beberapa alasan mengapa advertising menjadi bagian yang penting didalam proses pemasaran (Belch, 2004) : 1. Dalam berkomunikasi dengan target market atau masyarakat luas, advertising membentuk terciptanya cost effective method. 2. Advertising dapat dijadikan sebagai penciptaan brand image dan simbol perusahaan atau produk yang akan dikenal masyarakat, sangat penting bagi perusahaan untuk mampu menjual produk dan servis yang fungsinya sangat beragam di pasaran. 3. Advertising yang popular akan mampu menarik perhatian konsumen yang sudah dilakukan oleh bentuk promosi yang lainnya dan membantu menaikkan angka penjualan Advertising di klasifikasikan lagi menjadi : 1. Advertising to consumer market, yang dibagi menjadi National advertising Advertising ini dilakukan oleh perusahaan yang besar, dimana advertising tersebut akan terpampang diseluruh bagian Negara dan juga dalam media televisi nasional. Retail/local advertising Advertising ini dilakukan oleh perusahaan lokal untuk menarik konsumen agar berbelanja di tioko tertentu menggunakan jasa setempat dan berlangganan produk tertentu. Tujuan dari lokal advertising ini agar dapat membentuk spesifikasi pengelompokan kategori yang dapat dilihat dari segi harga, jam operasi, servis, suasana, image, atau pun bermacammacam barang yang ditampilkan. Ritel yang melakukan ini berkonsentrasi pada gedung gedung perbelanjaan di daerah padat, jadi seringnya bentuk promosi mereka pada direct action advertising yang didesain untuk menciptakan proses jual beli langsung. 31

9 Primary versus selective demand advertising Primary demand advertising di desain untuk menstimulasi permintaan pada produk utama atau seluruh kelas industri. Selective demand advertising fokus dalam pembuatan permintaan untuk merek perusahaan tertentu. 2. Advertising to business and professional market, yang dibagi menjadi Business to business advertising Advertising yang ditargetkan pada individual yang memiliki pengaruh atau kekuasaan dalam membeli produk bagi kebutuhan perusahaan tempat ia bekerja, biasanya pada perusahaan yang melakukan proses perakitan dan membutuhkan kelengkapan bahan baku dari perusahaan lain. Professional advertising Advertising yang ditargetkan untuk para professional, seperti dokter, pengacara, dan sebagainya, agar mereka membeli produk dan mempergunakannya dalam proses bisnis mereka. Trade Advertising Advertising yang ditargetkan pada channel penjualan seperti penjual, distributor, dan retailers. Tujuan advertising ini untuk menciptakan channel pelanggan. Direct Marketing Direct Marketing (pemasaran langsung) adalah aktifitas berdasarkan produk atau jasa yang ditawarkan kepada segmen pasar pada satu media atau lebih untuk tujuan informasi atau untuk mengumpulkan tanggapan atau calon pelanggan atau kontributor melalui surat, telepon, atau akses lainnya. 32

10 Interactive / Internet Marketing Interactive / Internet marketing adalah pemasaran yang dilakukan dengan cara memanfaatkan teknologi internet. Sales Promotion Sales promotion terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu singkat. Sales promotion terbagi menjadi dua kategori, yaitu consumer oriented dan yang berorientasi pada perdagangan. Consumer oriented ditargetkan bagi konsumen, dengan cara memberikan kupon, premium, contoh gratis, undian, potongan harga setelah pembelian, dan lain lain, sedangkan yang berorientasi pada perdagangan dilakukan dengan cara memberikan berbagai jenis bonus untuk meningkatkan respon dari pedagang besar dan pengecer. Promotion dan sales promotion adalah dua hal yang terkadang menciptakan kebingungan dalam periklanan, sebagai penekanan promotion adalah salah satu elemen dalam pemasaran yang dijadikan sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumennya. Publicity / Public relation Publicity / publisitas seperti halnya iklan, publisitas menggambarkan komunikasi massa, namun juga tidak seperti iklan, perusahaan sponsor tidak mengeluarkan biaya untuk waktu dan ruang beriklan. Publisitas biasanya dilakukan dalam bentuk berita atau komentar editorial mengenai produk atau jasa dari perusahaan. Bentuk bentuk ini dimuat dalam media cetak atau televisi secara gratis karena perwakilan media menggangap informasi tersebut penting dan layak disampaikan kepada khalayak mereka. Dengan demikian publisitas tidak dibiayai oleh perusahaan yang mendapatkan manfaatnya. 33

11 Public relation dikenal sebagai manajemen yang berfungsi mengenalkan identitas perusahaan maupun produk terhadap masyarakat banyak, dan melaksanakan program yang bertujuan membuat masyarakat mengenal dan mengerti akan perusahaan dan produk tertentu. Personal selling Personal selling adalah bentuk komunikasi antar individu dimana tenaga penjual atau wiraniaga menginformasikan, mendidik, dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa perusahaan. (Belch, 2004) Bauran Promosi (Promotional Mix) Bisnis Ritel Bauran promosi (promotional mix) yang biasa digunakan oleh bisnis ritel, dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini : Tabel 4.1. Tabel Bauran Promosi Bisnis Ritel Sumber : Hendri Ma aruf, Pemasaran Ritel, 2005 Bauran Promosi Iklan Sales promotion Personal Selling (Pramuniaga/salesman) Iklan media cetak Iklan media elektronik (TV dan radio) Spanduk dan billboard Iklan melalui sms Diskon produk Brosur, booklet Hadiah langsung Voucher/kupon Undian berhadiah Keramahan dan kesopanan Kesedian untuk memecahkan masalah Perhatian individu dan pramuniaga Keakuratan informasi pramuniaga Kemampuan dan profesionalisme Importance Performance Analysis Theory IPA Theory atau teori analisis kepentingan dan performa merupakan metode yang dikembangkan oleh Martilla and James, 1977 (Barnes, 2003) yang sebenarnya berasal dari ServQual. IPA digunakan untuk menganalisis tingkat kepentingan dan tingkat kinerja perusahaan yang berguna untuk 34

12 pengembangan kepuasan pelanggan dengan mengidentifikasi area perbaikan pada service quality. IPA digunakan untuk menyusun strategi pemasaran yang efektif dimasa mendatang dengan identifikasi area area mana saja yang perlu dikonsentrasikan untuk diperbaiki, dipertahankan atau dihilangkan. Dari hasil metode ini maka untuk strategi promosi dapat dikomunikasikan areaarea yang menjadi titik lemah Hypermart Bandung Indah Plaza untuk diperbaiki dan dipertahankan keunggulan keunggulannya lalu dikomunikasikan sebagai bahan strategi promosi baru. Istilah Expectation yang dipakai oleh ServQual diganti menjadi Importance atau tingkat kepentingan menurut persepsi pelanggan. Dari berbagai persepsi tingkat kepentingan pelanggan, dapat dirumuskan tingkat kepentingan yang paling dominan. Dengan memakai konsep ini, diharapkan dapat menangkap persepsi yang lebih jelas mengenai pentingnya variabel tersebut di mata pelanggan. Selanjutnya dapat mengaitkan pentingnya variabel ini dengan kenyataan yang dirasakan pelanggan (performance). Dengan menilai hubungan antara keduanya, maka dapat diidentifikasi variabel tersebut di dalam matriks importance dan performance. Tingkat kepentingan dan performance yang didapat merupakan skor tingkat kepentingan dan performance rata rata per responden. Adapun rumusnya sebagai berikut : Xi dimana: Xi Xi = Xi = n n Xi Yi Xi Yi n = total skor tingkat pelaksanaan dari seluruh responden = total skor dari tingkat kepentingan dari seluruh responden = skor rata rata tingkat pelaksanaan per sub dimensi = skor rata rata tingkat kepentingan per sub dimensi = jumlah responden 35

13 Diagram prioritas yang digunakan adalah suatu bangun yang dibagi menjadi empat kuadran yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik ( X, Y ). Adapun dengan rumus sebagai berikut : X = ΣXi K Y = ΣYi K dimana : X Y K = Rata rata dari skor rata rata bobot tingkat pelaksanaan (kinerja) perusahaan = Rata rata dari skor rata rata bobot tingkat kepentingan dimensi pelayanan = Banyaknya dimensi yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen Hasil dari kalkulasi di atas kemudian diplotkan dalam grid prioritas yang terbagi menjadi empat kuadran yang dibatasi oleh sumbu X dan sumbu Y. Diagram kartesius (Barnes, 2003). Pada IPA seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.4, faktor faktor yang dianalisa akan dipetakan dalam suatu diagram kartesius yang terbagi dalam 4 wilayah atau kuadran, yaitu attributes to improve prioritas utama (A), maintain performace prioritas prestasi (B), attributes to de emphasize prioritas akhir (C) dan attributes to maintain prioritas rendah (D). Penentuan posisi suatu atribut ke dalam 4 wilayah tersebut tergantung pada nilai ratarata atribut secara keseluruhan. 36

14 Y (Tingkat Kepentingan) Tinggi Y Kuadran A. Prioritas utama Attributes to improve Kuadran C. Prioritas rendah Attributes to maintain Kuadran B. Pertahankan Prestasi Maintain Performance Kuadran D. Seleksi Attributes to de-emphasize Rendah X Tinggi X (Tingkat Pelaksanaan) Gambar 4.4. Importance Performance Mapping Sumber : Barnes, 2003 Penjelasan dari masing masing kuadran tersebut adalah sebagai berikut : Kuadran A (attributes to improve prioritas utama) Kuadran A adalah kuadran yang berisi faktor faktor yang dianggap penting oleh konsumen tapi pada kenyataannya belum sesuai seperti yang diharapkan (tingkat kepuasan yang diperoleh masih sangat rendah). Variabel variabel yang masuk kuadran ini harus ditingkatkan dengan cara perbaikan secara terus menerus Kuadran B (maintain performace prioritas prestasi) Kuadran B adalah kuadran yang memuat faktor faktor yang dianggap penting oleh konsumen dan pelaksanaan faktor faktor tersebut telah sesuai dengan dirasakan (tingkat kepuasan relatif lebih tinggi). Variabel variabel yang masuk kuadran ini harus dipertahankan karena semua variabel ini menjadikan produk / jasa tersebut unggul di mata pelanggan. Kuadran C (attributes to maintain prioritas rendah) Kuadran yang memuat faktor faktor yang dianggap kurang penting oleh konsumen dan pada kenyataan pelaksanaannya tidak selalu 37

15 istimewa. Peningkatan variabel variabel yang masuk kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh pelanggan sangat kecil. Kuadran D (attributes to de emphasize prioritas akhir) Kuadran yang memuat faktor faktor yang dianggap kurang penting dan dirasakan terlalu berlebihan. Faktor yang masuk ke dalam kuadran ini dapat dikurangi agar perusahaan dapat menghemat biaya Uji Reliabilitas Reliabilitas didefinisikan sebagai seberapa jauh pengukuran bebas dari varian kesalahan acak (free from random error variance). Kesalahan acak menurunkan tingkat keandalan hasil pengukuran (Supranto, 2006:47). Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi merupakan pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik. Kadang kadang reliabilitas disebut juga sebagai keterpercayaan, keterandalan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya. Namun ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, artinya sejauh mana skor hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan pengukuran (measurement error). Secara empiris, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00 1,00; akan tetapi pada kenyataannya koefisien reliabilitas sebesar 1,00 tidak pernah dicapai dalam pengukuran karena manusia sebagai subjek pengukuran psikologis merupakan sumber kekeliruan yang potensial. Di samping itu, walaupun koefisien korelasi dapat bertanda positif (+) atau negatif ( ), akan tetapi dalam hal reliabilitas, koefisien reliabilitas yang besarnya kurang dari nol (0,00) tidak ada artinya karena interpretasi reliabilitas selalu mengacu kepada 38

16 koefisien reliabilitas yang positif. Setelah pengujian validitas dan hasilnya signifikan, maka untuk menentukan kehandalan hubungan bisa digunakan Kriteria Guilford (1965), yaitu : 1. kurang dari 0.20 : Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan < 0.40 : Hubungan yang kecil (tidak erat) < 0.70 : Hubungan yang cukup erat < 0.90 : Hubungan yang erat (reliabel) < 1.00 : Hubungan yang sangat erat (sangat reliabel) : Hubungan yang sempurna Uji Validitas Validitas menunjukkan tingkat / derajat untuk mana bukti mendukung kesimpulan yang ditarik dari skor yang diturunkan dari ukuran atau tingkat mana skala mengukur apa yang seharusnya diukur (Supranto, 2006:70). Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu alat test, maka alat test tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Suatu test dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila test tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya test tersebut. Jika peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka item item yang disusun pada kuesioner tersebut merupakan alat test yang harus mengukur apa yang menjadi tujuan penelitian. Salah satu cara untuk menghitung validitas suatu alat test yaitu dengan melihat daya pembeda item (item discriminality). Daya pembeda item adalah metode yang paling tepat digunakan untuk setiap jenis test. Daya pembeda item dalam penelitian ini dilakukan dengan cara korelasi itemtotal. Korelasi item total yaitu konsistensi antara skor item dengan skor secara keseluruhan yang dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi antara setiap item dengan skor keseluruhan 39

17 Bila koefisien korelasi untuk seluruh item telah dihitung, perlu ditentukan angka terkecil yang dapat dianggap cukup tinggi sebagai indikator adanya konsistensi antara skor item dan skor keseluruhan. Dalam hal ini tidak ada batasan yang tegas. Prinsip utama pemilihan item dengan melihat koefisien korelasi adalah mencari harga koefisien yang setinggi mungkin dan menyingkirkan setiap item yang mempunyai korelasi negatif ( ) atau koefisien yang mendekati nol (0,00). Menurut Friedenberg (1995) biasanya dalam pengembangan dan penyusunan skala skala psikologi, digunakan harga koefisien korelasi yang minimal sama dengan 0,30. Dengan demikian, semua item yang memiliki korelasi kurang dari 0,30 dapat disisihkan dan item item yang akan dimasukkan dalam alat test adalah item item yang memiliki korelasi di atas 0,30 dengan pengertian semakin tinggi korelasi itu mendekati angka satu (1,00) maka semakin baik pula konsistensinya (validitasnya). Namun, jika dengan menghapus item yang mempunyai nilai di bawah r table tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap perubahan Cronbach Alpha, maka penghapusan variable tidak perlu dilakukan (Siamamora, 2005) Kuesioner Kuesioner yang dipakai adalah kuesioner tertutup dimana jawaban telah disediakan sehingga responden hanya memilih alternatif jawaban mana yang paling benar menurut responden. Tipe kuesioner ini dipilih untuk memudahkan responden dalam mengisi kuesioner juga untuk kemudahan dalam proses pengolahan data. Skala yang dipakai ialah skala Likert. Pada kuesioner jawaban disusun berdasarkan skala interval dengan lima tingkatan yaitu ; tidak puas/tidak penting, kurang puas/kurang penting, ragu ragu, puas/penting dan sangat puas/sangat penting. Kuesioner terdiri dari 4 bagian: 40

18 Bagian pertama mengenai kefektifan strategi promosi yang telah dilakukan oleh Hypermart Bandung Indah Plaza dengan membandingkan persepsi pelanggan dengan ekspektasi pelanggan. Bagian kedua mengenai shopping type dari konsumen Hypermart Bandung Indah Plaza berdasarkan 6 dimensi utama yaitu (1) adventure shopping, (2) gratification shopping, (3) role shopping, (4) value shopping, (5) social shopping dan (6) idea shopping. Skala pengukuran ini diperkenalkan oleh Arnold dan Reynold pada tahun 2003, dengan skala pengukuran maka kita dapat membuat strategi komunikasi pemasaran khususnya promosi untuk menarik minat segmen yang dituju. Bagian ketiga mengenai persepsi konsumen terhadap Hypermart BIP dibandingkan dengan hypermarket saingan di Bandung, disini diambil lima Hypermarket yang dianggap sebagai saingan Hypermart Bandung Indah Plaza yaitu Carrefour, Giant, Makro, Yogya dan Superindo. Persepsi konsumen terhadap Hypermart BIP dinilai dari Lokasi, Pelayanan, Harga, Kelengkapan barang, Fasilitas dan Promosi. Bagian keempat mengeani karakteristik konsumen Hypermart Bandung Indah Plaza. Untuk menyebarkan kuesioner sebagai alat pengumpulan data, perlu diidentifikasi terlebih dahulu mengenai: 1. Populasi yang menjadi objek penelitian Populasi responden dalam pengambilan sample ini adalah seluruh pelanggan Hypermart Bandung Indah Plaza selama tahun Metode pengambilan sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling, dimana tidak ada pengelompokan pengelompokan tertentu terhadap responden dan semua anggota populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk dijadikan objek penelitian. 41

19 3. Ukuran sampel Sample adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Cooper&Schindler, 2006:477). Anggota dari populasi pada penelitian ini diasumsikan terdistribusi normal dan homogen. Diasumsikan homogen berarti semua populasi yang menjadi target penelitian diasumsikan seragam, dalam hal ini populasi dan proporsi tidak diketahui jumlah pastinya. Besarnya sampel berguna untuk memperoleh sampel dengan tingkat kepercayaan dan error atau galat tertentu. Menurut American Marketing Association (AMA), banyaknya sampel yang akan digunakan dalam penelitian agar diperoleh sampel yang valid disesuaikan dengan tingkat kepercayaan dan error tertentu seperti pada Tabel 4.2. (Dutka,1998 : 103) Tabel 4.2. Jumlah Sampel Penelitian Tingkat Kepercayaan Error 50% 75% 80% 85% 90% 95% 99% 100% ± 1% ± 2% ± 3% ± 4% ± 5% ± 7.5% ± 10% ± 15% ± 20% ± 50% Untuk mengetahui jumlah sampel yang harus diambil, dapat juga dengan menggunakan rumus uji kecukupan data sebagai berikut : Zα/2 2 n = 4e 2 Dimana : n = jumlah minimal sampel 42

20 α = tingkat kepercayaan / tingkat signifkansi e = tingkat ketelitian / tingkat kesalahan Dalam penelitian ini digunakan penarikan sampel dengan asumsi tingkat kepercayaan 95% (95% kuisioner diambil dari populasi yang benar dalam hal ini konsumen Hypermart BIP) dan tingkat kesalahan 10%, maka diperoleh : α = 100% 95% = 5% α/2 = Z0.025 = 1.96 e = 0.10 Maka, n = Zα/2 2 = (1.96) 2 = 97 4e 2 4.(0.10) 2 Berdasarkan rumus tersebut jumlah minimum responden yang akan diteliti adalah sebanyak 97 orang. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi adanya sampel error dan mempermudah perhitungan, jumlah kuesioner yang disebar adalah sebanyak 200 buah Desain Kuesioner Suatu penelitian yang menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data harus memiliki hubungan keterkaitan antara topik penelitian, data yang dibutuhkan, kuesioner yang dibuat, dan item pertanyaan pada kuesioner. Untuk menjaga kekonsistenan penelitian, maka kuesioner perlu dirancang terlebih dahulu dan perlu diidentifikasi variabel variabelnya. Kuesioner ini dirancang untuk mengetahui keefektifitasan dari strategi promosi yang telah dilakukan oleh Hypermart berdasarkan penerimaan oleh konsumen yang terdiri dari bauran promosi yang dilakukan Hypermart yaitu iklan, sales promotion, publisitas dan personal selling.terdapat juga segmenting konsumen berdasarkan perilaku belanja mereka yang terdiri dari 6 dimensi utama yaitu (1) adventure shopping, (2) gratification shopping, (3) role 43

21 shopping, (4) value shopping, (5) social shopping dan (6) idea shopping. Selain itu, terdapat juga pertanyaan mengenai jenis bauran promosi yang disukai responden untuk mendapatkan informasi tentang Hypermart bandung Indah Plaza. Setelah segmenting berdasarkan perilaku belanja konsumen tersebut didapatkan maka data tersebut digunakan untuk bahan analisa promosi. Berikut ini adalah variabel variabel yang akan diteliti dari karakteristik Demografis dan Perilaku konsumen. Tabel 4.3. Variabel variabel Karakteristik Demografis dan Perilaku Karakteritistik Demografis Perilaku Variabel Jenis Kelamin Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan selama 1 bulan Pengeluaran selama 1 bulan Frekuensi belanja di Hypermart Bandung Indah plaza Mengetahui informasi Hypermart Bandung Indah Plaza Tujuan berbelanja di Hypermart Bandung Indah Plaza Variabel variabel bauran promosi Hypermart untuk mengetahui keefektifitasan berdasarkan strategi promosi yang telah dilakukan Hypermart dan pemilihan media promosi yang diinginkan oleh konsumen dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini : Tabel 4.4 Variabel variabel Bauran Promosi (promotion mix) 44

22 Variabel Iklan Sales promotion Personal Selling (Pramuniaga/salesman) Atribut Iklan media cetak Iklan media elektronik (TV dan radio) Spanduk dan billboard Iklan melalui sms Diskon produk Brosur, booklet Hadiah langsung Voucher/kupon Undian berhadiah Keramahan dan kesopanan Kesedian untuk memecahkan masalah Perhatian individu dan pramuniaga Keakuratan informasi pramuniaga Kemampuan dan profesionalisme Kode I1 I2 I3 I4 SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 PS1 PS2 PS3 PS4 PS5 Variabel variabel segmen konsumen berdasarkan pola perilaku belanja konsumen (shopping type) dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini : Tabel 4.5 Variabel Variabel Shopping Type Konsumen Variabel Atribut Bagi saya berbelanja merupakan sebuah petualangan Adventure Bagi saya berbelanja dapat membangkitkan semangat Shopping Berbelanja membuat saya merasa seperti berada di dunia saya sendiri Pada waktu perasaan saya sedang tidak enak, saya pergi berbelanja untuk mengubah suasana hati Gratification Bagi saya,berbelanja merupakan suatu cara untuk Shopping mengobati stress Saya pergi berbelanja bila saya ingin memperlakukan diri saya secara khusus Role Shopping Value Shopping Social Shopping Idea Shopping Saya suka berbelanja untuk orang lain Saya menikmati berbelanja untuk teman dan keluarga saya Saya menikmati melihat lihat berbagai toko untuk mendapatkan hadiah sempurna bagi seseorang Saya berbelanja saat ada diskon Saya suka mencari diskon sewaktu berbelanja Saya suka menawar jika sedang berbelanja Saya suka berbelanja dengan teman atau keluarga saya untuk bersosialisasi Saya senang berbicara dengan orang lain saat berbelanja Berbelanja dengan orang lain merupakan pengalaman untuk menciptakan ikatan persaudaraan Saya pergi berbelanja untuk dapat selalu mengikuti tren Saya pergi berbelanja untuk dapat mengikuti mode terbaru Saya pergi berbelanja untuk melihat produk terbaru Kode AD1 AD2 AD3 GS1 GS2 GS3 RS1 RS2 RS3 VS1 VS2 VS3 SH1 SH2 SH3 IS1 IS2 IS Pengolahan Data 45

23 Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software MS Excel dan SPSS. Tahap tahap pengolahan data serta analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Data Umum (demografis dan karakteristik) pelanggan diolah dengan perhitungan terhadap frekuensinya. b. Data preferensi diolah dengan analisis kelompok untuk mengetahui shopping type konsumen Hypermart BIP. c. Dilakukan perhitungan Validitas dan Reliabilitas terhdap data data pre test. d. Data persepsi dan data ekspektasi terhadap strategi promosi yang digunakan untuk menghitung keefektifitasannya diolah menggunakan uji rata rata setiap variabel dan atribut dengan menggunakan metode IPA Pengolahan Data Hasil Kuisioner Awal (Pre test) Uji validitas dan reliabilitas (pre test) perlu dilakukan untuk mendapatkan instrumen yang memenuhi kriteria valid dan reliabel. Valid berarti terdapat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dengan data sesungguhnya, dengan kata lain instrumen yang digunakan memang tepat mengukur apa yang seharusnya diukur, dan pengertian reliabel berarti instrumen akan menghasilkan data yang sama jika dilakukan penelitian berulang. Pre Test dilaksanakan dengan mengambil 31 responden konsumen Hypermart Bandung Indah Plaza. Hal ini dilakukan karena batas minimal pengambilan responden untuk Pre Test yaitu 30 responden Tes Validitas dan Reabilitas Validitas dan Reabilitas Shopping Type Konsumen Hypermart BIP Tabel 4.6 Validitas dan Reabilitas Shopping Type Konsumen Hypermart BIP 46

24 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Item-Total Statistics I1 I2 I3 I4 SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 PS1 PS2 PS3 PS4 PS5 Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted Validitas dan Reabilitas Strategi Promosi Hypermart BIP Tabel 4.7 Validitas dan Reabilitas Strategi Promosi Hypermart BIP Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

25 Item-Total Statistics AD1 AD2 AD3 GS1 GS2 GS3 RS1 RS2 RS3 VS1 VS2 VS3 SH1 SH2 SH3 IS1 IS2 IS3 Scale Corrected Cronbach's Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted Validitas dan Reabilitas Persepsi Konsumen Tabel 4.8 Validitas dan Reabilitas Persepsi Konsumen Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Dengan demikian sesungguhnya untuk item item pertanyaan yang berhubungan dengan komponen, Tingkat Kepentingan, dan Tingkat kepuasan sudah dapat dipastikan reliabel, hal ini dapat dilihat dari nilai Alpha Cronbach s masing masing variabel > 0,7. Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS diketahui bahwa terdapat 3 item yang seharusnya dihilangkan karena berada pada nilai di bawah 0,3. Namun karena dengan menghapus item tersebut ternyata hanya sedikit mempengaruhi nilai Cronbach Alpha. Maka item item tersebut tidak perlu dihilangkan, dan dianggap telah valid. 48

26 4.4. Evaluasi Data Evaluasi Data Karakteristik Demografis Responden 1. Jenis Kelamin, Usia dan Pendidikan Terakhir Gambar 4.5 di bawah ini menjelaskan mengenai profil responden yang menjadi objek penelitian. Sebagian besar responden berjenis kelamin wanita sebanyak 54 % dan pria sebanyak 46 % dengan rentang usia terbanyak antara tahun, diikuti dengan rentang usia tahun sebanyak 27%, usia tahun sebanyak 4.5% dan usia >50 tahun sebanyak 1%. Pendidikan terakhir sebagian besar responden adalah Sarjana (S1) dan Diploma sebanyak 49%, Magister sebanyak 14.5% dan SMA sebanyak 6%. Gambar 4.5 Komposisi Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia dan Pendidikan Terakhir 2. Pekerjaan dan Penghasilan Dalam hal pekerjaan, pekerjaan terbanyak dari koresponden adalah karyawan sebanyak 66% dan diikuti oleh ibu rumah tangga sebanyak 24.5 %. Penghasilan koresponden adalah sekitar > Rp sebanyak 29%, kemudian Rp sebanyak 27% dan Rp sebanyak 24%. 49

27 Gambar 4.6 Komposisi Konsumen Berdasarkan Pekerjaan dan Penghasilan 3. Frekuensi Kedatangan, Informasi Hypermart BIP dan Pertimbangan Berbelanja di Hypermart BIP Frekuensi kedatangan responden ke Hypermart BIP adalah 5 8 kali sebanyak 46%. Sebagian besar responden mendapatkan informasi tentang Hypermart BIP yaitu karena sering terlewati 85.5% dan melalui iklan sebanyak 4.5%. Pertimbangan berbelanja sebagian besar responden di Hypermart BIP adalah karena faktor lokasi sebanyak 31.3%, faktor harga 22.1% serta kelengkapan barang 15.9%. Lokasi 22.6% 1.5% 15.9% 6.5% 22.1% 31.3% Harga Pelayanan Kelengkapan Barang Fasilitas yang ditawarkan Promosi Gambar 4.7 Komposisi Konsumen Berdasarkan Frekuensi Kedatangan, Informasi dan Pertimbangan Berbelanja di Hypermart BIP 50

28 4.4.2 Shopping Type Dari hasil analisis kuisioner didapatkan bahwa pelanggan Hypermart BIP kebanyakan memiliki tipe cara berbelanja (shopping type) yaitu Value Shopping yang memiliki ciri ciri sebagai berikut : Belanja sebagian besar reponden dilakukan ketika diskon Suka mencari diskon ketika berbelanja Suka menawar jika sedang berbelanja Persepsi Konsumen Persepsi konsumen terhadap Hypermart BIP dibandingkan dengan para pesaingnya yaitu hypermarket yang ada di Bandung (Carrefour, Giant, Yogya, Superindo dan Makro meliputi faktor harga, pelayanan, tempat, kelengkapan barang, fasilitas dan promosi dapat dilihat pada uraian di bawah ini : 1. Harga dan Pelayanan Dalam hal harga, Hypermart dibandingkan dengan para pesaingnya dalam hal ini adalah Carrefour, Makro, Yogya, Superindo dan Giant, Hypermart menempati urutan ketiga dalam golongan tidak mahal. Dari segi pelayanan yang ditawarkan, Hypermart BIP masih dianggap kurang dari segi keramahan dan kesigapan karyawan. 2. Tempat Dalam hal kestrategisan tempat dari Hypermart BIP, responden menilai bahwa Hypermart BIP termasuk strategis dibandingkan dengan para pesaingnya. 3. Kelengkapan barang Diantara para pesaingnya, Hypermart menempati urutan kedua dalam kelengkapan barang jadi responden menilai bahwa kelengkapan barang di Hypermart BIP cukup baik. 4. Fasilitas 51

29 Dalam hal fasilitas yaitu berkaitan dengan tempat parkir,wc, pengantar barang barang dan lain lain, Carrefour adalah terbaik menurut para responden sedangkan Hypermart BIP masih dianggap kurang baik dalam hal fasilitas. 5. Promosi Dalam hal promosi melalui media iklan media cetak, elektronik, billboard, reklame dan even even, Carrefour adalah paling menarik menurut para responden sedangkan usaha promosi yang telah dilakukan oleh Hypermart masih dianggap kurang menarik oleh para responden Nilai Strategi Promosi Hypermart BIP Sesuai dengan Pengalaman Berkaitan dengan Kinerja dan Kepentingan Metode IPA digunakan untuk menganalisis tingkat kepentingan dan tingkat kinerja perusahaan yang berguna untuk pengembangan kepuasan peserta agar dapat menyusun strategi pemasaran yang efektif dimasa mendatang. Nilai strategi promosi Hypermart BIP sesuai dengan pengalaman berkaitan dengan kinerja dan kepentingan dapat dilihat pada Tabel 4.9 dibawah ini: Tabel 4.9 Nilai IPA Strategi Promosi Hypermart BIP Iklan Sales Promotion Personal Selling P P P P P P P P P P P P P P I I I I I I I I I I I I I I Dilihat dari perbedaan rata rata antara yang diharapkan responden dan yang terjadi, terlihat bahwa baik dari segi iklan, sales promotion, dam personal selling, harapan para responden masih berada di atas apa yang telah 52

30 dilakukan oleh pihak Hypermart BIP. Untuk lebih jelasnya diterangkan dengan menggunakan metode IPA di bawah ini: 1. Iklan Matriks IPA analisis variabel iklan berdasarkan nilai importance dan performance dapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut ini: Importance D X B Performance C A Gambar 4.8 Matriks IPA Analisa Variabel Iklan Kuadran A Kuadran A merupakan kuadran yang memuat faktor faktor yang dianggap penting oleh konsumen, tetapi pada kenyataannya faktor faktor tersebut 53

31 belum sesuai seperti yang diharapkan konsumen. Faktor faktor yang berada dalam kuadran ini perlu diprioritaskan penanganannya oleh perusahaan. Berdasarkan hasil kuisioner, tidak ada atribut dari variabel iklan yang termasuk dalam kuadran A. Kuadran B Kuadran B merupakan kuadran yang memuat faktor faktor yang dianggap penting oleh konsumen dan pelaksanaan atribut tersebut telah sesuai dengan yang dirasakan konsumen. Faktor faktor yang masuk ke dalam kuadran ini harus tetap dipertahankan, karena semua atribut ini menjadikan jasa pelayanan perusahaan unggul di mata peserta. Faktor faktor yang masuk ke dalam kuadran ini adalah: Iklan media cetak Spanduk dan Billboard Kuadran C Kuadran C merupakan kuadran yang memuat faktor faktor yang dianggap kurang penting oleh konsumen dan pada kenyataannya pelaksanaannya tidak terlalu istimewa. Faktor faktor yang masuk ke dalam kuadran ini adalah iklan melalui SMS. Oleh karena itu pelaksanaannya harus tetap diperbaiki karena berdasarkan hasil kuisioner alasan datang ke Hypermart BIP adalah faktor lokasi jadi iklan lebih baik diprioritaskan pada in store advertising. Kuadran D Kuadran C merupakan kuadran yang memuat faktor faktor yang dianggap kurang penting oleh konsumen dan pelaksanaannya dianggap terlalu berlebihan. Faktor faktor yang masuk kedalam kuadran ini adalah iklan 54

32 media elektronik seperti iklan melalui TV dan radio. Kelebihan investasi pada iklan melalui TV dan radio dapat dialokasikan ke faktor faktor iklan yang dianggap penting oleh konsumen namun pelaksanaannya belum baik. 2. Sales Promotion Matriks IPA analisis variabel sales promotion berdasarkan nilai importance dan performance dapat dilihat pada Gambar 4.9 berikut ini: Importance E D C X Performance A B Gambar 4.9 Matriks IPA Analisa Variabel Sales Promotion Kuadran A Kuadran A merupakan kuadran yang memuat faktor faktor yang dianggap penting oleh konsumen, tetapi pada kenyataannya faktor faktor tersebut belum sesuai seperti yang diharapkan konsumen. Faktor faktor yang berada 55

33 dalam kuadaran ini perlu diprioritaskan penanganannya oleh perusahaan. Langkah langkah yang dapat ditempuh perusahaan adalah dengan melakukan perbaikan secara kontinu sehingga tingkat kinerjanya dapat sesuai dengan tingkat kepentingan berdasarkan persepsi konsumen. Faktorfaktor yang masuk ke dalam kuadran ini adalah hadiah langsung. Kuadran B Kuadran B merupakan kuadran yang memuat faktor faktor yang dianggap penting oleh konsumen dan pelaksanaan atribut tersebut telah sesuai dengan yang dirasakan konsumen. Faktor faktor yang masuk ke dalam kuadran ini harus tetap dipertahankan, karena semua atribut ini merupakan strategi promosi (sales promotion) yang unggul menurut konsumen Hypermart BIP. Faktor faktor yang masuk ke dalam kuadran ini adalah diskon produk. Kuadran C Kuadran C merupakan kuadran yang memuat faktor faktor yang dianggap tingkat kepentingannya rendah dan pelaksanaannya pun rendah namun Hypermart BIP belum perlu melakukan perbaikan namun pelaksanaannya perlu diperhatikan dan dikelola serius. Faktor faktor yang masuk kedalam kuadran ini adalah brosur dan booklet. Kuadran D Kuadran D merupakan kuadran yang memuat faktor faktor yang dianggap kurang penting oleh konsumen dan pada kenyataannya tingkat kinerja sangat tinggi oleh karena itu biaya promosi untuk faktor ini harus dikaji ulang agar biaya yang dikeluarkan untuk tingkat kinerjanya sesuai dengan tingkat kepentingan konsumen. Faktor faktor pada kuadran D ini dapat ditingkatkan terus performancenya dengan alasan tingkat kepentingan konsumen dapat berubah/meningkat di masa mendatang berdasarkan sikap kritis konsumen. 56

34 Dalam hal ini Hypermart BIP harus tetap jeli dalam melihat trend pergeseran tingkat kepentingan konsumen.faktor faktor yang masuk ke dalam kuadran ini adalah voucher/ kupon dan undian berhadiah. 3. Personal Selling Matriks IPA analisis variabel personal selling berdasarkan nilai importance dan performance dapat dilihat pada Gambar 4.10 berikut ini: Importance B C X Performance E A D Gambar 4.10 Matriks IPA Analisa Variabel Personal Selling Kuadran A Kuadran A merupakan kuadran yang memuat faktor faktor yang dianggap penting oleh konsumen, tetapi pada kenyataannya faktor faktor tersebut belum sesuai seperti yang diharapkan konsumen. Faktor faktor yang berada 57

35 dalam kuadaran ini perlu diprioritaskan penanganannya oleh perusahaan. Langkah langkah yang dapat ditempuh perusahaan adalah dengan melakukan perbaikan secara terus menerus. Faktor faktor yang masuk ke dalam kuadran ini adalah kesediaan untuk memecahkan masalah. Kuadran B Kuadran B merupakan kuadran yang memuat faktor faktor yang dianggap penting oleh peserta dan pelaksanaan atribut tersebut telah sesuai dengan yang dirasakan konsumen. Faktor faktor yang masuk ke dalam kuadran ini harus tetap dipertahankan, karena semua atribut ini menjadikan jasa pelayanan perusahaan unggul di mata konsumen. Faktor faktor yang masuk ke dalam kuadran ini adalah keramahan dan kesopanan serta keakuratan informasi pramuniaga. Kuadran C Kuadran C merupakan kuadran yang memuat faktor faktor yang dianggap kurang penting oleh konsumen dan pada kenyataannya pelaksanaannya tidak terlalu istimewa. Faktor faktor yang masuk ke dalam kuadran ini adalah perhatian individu dari pramuniaga. Faktor faktor kuadran ini perlu diperbaiki karena di masa mendatang faktor faktor kuadran C ini dapat mengalami peningkatan karena adanya keinginan konsumen yang lebih menyukai suatu produk apabila mereka merasakan emotional bonding dengan produk tersebut jadi kinerja faktor kuadran C ini harus tetap diperbaiki untuk mengantisipasi perubahan kepentingan konsumen di masa mendatang. Kuadran D Kuadran D merupakan kuadran yang memuat faktor faktor yang dianggap kurang penting oleh konsumen dan dirasakan terlalu berlebihan. Faktor 58

36 faktor yang masuk kedalam kuadran ini adalah kemampuan dan profesionalisme karyawan. Kemampuan dan profesionalisme karyawan walaupun pada masih dianggap kurang penting oleh konsumen namun dapat dijadikan modal nilai lebih keunggulan untuk Hypermart BIP dibandingkan pesaingnya dikarenakan adanya trend konsumen yang menginginkan suatu informasi dari suatu produk yaitu tidak lagi dengan cara hanya melihat saja tapi konsumen membutuhkan penjelasan lebih lanjut tentang produk tersebut dan merasakan produk tersebut, dimana hal itu dapat di komunikasikan kepada para konsumen melalui karyawan Hypermart BIP. Untuk strategi alternatif promosi untuk Hypermart BIP maka dibuat tiga saran perbaikan : 1. Perbaikan pada iklan Menurut hasil kuisioner diketahui bahwa promosi yang dilakukan oleh Hypermart BIP masih dianggap kurang menarik dibandingkan para pesaingnya. Pelanggan Hypermart BIP sebagian besar merupakan wanita yang memiliki pekerjaan sebagai karyawan dan ibu rumah tangga. Berdasarkan majalah SWA 30 Maret 2006, diketahui bahwa profil konsumen wanita adalah mereka menyukai promosi yang dapat disangkutpautkan dengan hobi mereka. Media iklan (saluran promosi) yang harus dipakai oleh Hypermart BIP dalam mempromosikan produkproduknya adalah selain melalui koran namun juga mulai membidik tabloid dan majalah yang merupakan media iklan yang paling banyak dipilih oleh konsumen wanita berdasarkan hasil survey majalah SWA edisi 30 Maret 2006, contoh majalah yang biasa dibaca oleh konsumen pada segmen ini adalah majalah Kartini dan majalah Nova. Selain menggunakan saluran promosi melalui ATL dan BTL tetapi juga harus diperbanyak in store advertising karana didasari oleh hasil kuisioner yang menyebutkan alasan konsumen datang ke Hypermart BIP adalah letak 59

37 toko yang strategis dan informasi tentang Hypermart BIP didapat sebagian besar karena sering terlewati, jadi display toko harus dibuat semenarik mungkin dengan memperlihatkan program promosi disekitar toko atau dengan memasang billboard yang menarik didepan BIP dimana pada billboard, konsumen dapat langsung melihat program promosi yang dilaksanakan oleh Hypermart BIP. 2. Perbaikan pada Sales Promotion Sekitar 75% keputusan membeli konsumen dibuat di toko (in store), motivasi kedua konsumen untuk datang ke suatu toko adalah hadiah langsung (Hendriani, 2007). Survey ini dilakukan oleh AC Nielsen dapat kita lihat pada Gambar 4.11 dibawah ini : Price and Gifts are key motivators to drive consumer to the store 18% 4% 2% 76% Price Discount Free Gift Banded Other Gambar 4.11 Key Motivators to Drive Consumer to The Store Sumber : Majalah Mix 04 Edisi bulan April tahun 2007 Berdasarkan kuisioner yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa ekspektasi konsumen Hypermart BIP adalah adanya hadiah langsung. Program hadiah langsung dapat dilakukan perbulan dengan menampilkan tema tema hadiah langsung tersebut berdasarkan hari hari besar yang ada diindonesia (Lebaran, Natal dan lain lain) atau berdasarkan event event yang sedang berlangsung di Indonesia maupun dunia (World Cup, Valentine Day dan lain lain). Untuk menarik pelanggan wanita dalam hal ini wanita yang merupakan pelanggan terbesar Hypermart BIP, hadiah langsung yang ditawarkan dapat berupa alat alat dapur atau alat alat rumah tangga pada umumnya. Untuk 60

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data 47 Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini berisi pengumpulan data dan hasil pengolahan data yang dilakukan berdasarkan metodologi yang telah disusun pada Bab 3. 4.1. Data Umum Perusahaan Data yang

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI PENGARUH PRICE DISCOUNT, BONUS PACK, DAN IN-STORE DISPLAY TERHADAP KEPUTUSAN IMPULSE BUYING PADA SUPERMARKET ROBINSON DI KOTA PADANG Oleh : DESRAYUDI 06 952

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitan yang digunakan adalah kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui secara spesifik, jelas dan terperinci bagaimana kualitas pelayanan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 150 dari konsumen

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 150 dari konsumen 72 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN Dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 150 dari konsumen Matahari Departemen Store yang datang berkunjung. Salah satu teknik

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1 Latar Belakang Masalah Indonesia dengan jumah penduduk lebih dari 220 juta, ditambah kunjungan wisatawan manca negara sekitar 5 juta per tahun merupakan pasar yang empuk bagi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Toserba Samudra yang beralamat di Jl. H.Z Mustofa No. 59 Tasikmalaya, Jawa Barat. 3.1. Gambaran Umum Toserba

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam. Hanya perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu menghadapi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perekonomian di Indonesia pada saat ini masih berjalan dengan berbagai ketidakpastian dan persaingan yang ketat. Hal ini menyebabkan perusahaan memikirkan berbagai langkah dan strategi yang tepat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Kepuasan pengguna yang menjadi tujuan dari perusahaan dituangkan dalam strategi dan rencana kerja yang diimplementasikan dalam kegiatan pemasaran dan pelayanan

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS 42 BAB III METODE ANALISIS 3.1. Kerangka pikir Dalam persaingan yang semakin tajam diantara bengkel otomotif saat ini, maka kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama dimana tingkat kepentingan dan harapan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah level of explanation yaitu penelitian deskriptif dan asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Siregar (2013, p.15)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif yakni suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Aruman, 2007, Sebuah Dunia (Tanpa?) Promosi Penjualan, Majalah MIX, 4:20 32.

DAFTAR PUSTAKA. Aruman, 2007, Sebuah Dunia (Tanpa?) Promosi Penjualan, Majalah MIX, 4:20 32. DAFTAR PUSTAKA Aruman, 2007, Sebuah Dunia (Tanpa?) Promosi Penjualan, Majalah MIX, 4:20 32. Barnes, Ralph M., 2003, Motion and Time Study Design and Measurement. New York: John Willey and Sons. Belch,

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication

Integrated Marketing Communication Modul ke: 01Fakultas FIKOM Integrated Marketing Communication Pengenalan Periklanan dan Promosi Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi. Program Studi Marcomm & Advertising Definisi Pemasaran Proses perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 33 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini ditunjukkan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal dalam perusahaan, serta untuk memperbaiki strategi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Banyaknya perusahaan jasa pengiriman, menyebabkan persaingan diantara perusahaan tersebut semakin meningkat. Hal ini didasari semakin dibutuhkan jasa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui keinginan konsumen akan minuman kesehatan, kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu aspek mendasar yang perlu dipahami oleh Perum Perhutani adalah karakter konsumen sebagai pengguna minyak kayu putih hasil produksinya, yaitu kepuasan. Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini dilakukan di wifi corner area PT. Telkom Kotabaru milik PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Witel Yogyakarta, dengan objek yang diteliti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Persaingan bisnis di sektor pertambangan semakin berkembang. Hal ini menyebabkan PT. Aneka Tambang Tbk membutuhkan karyawan yang berkompetensi untuk mencapai

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Sang Hyang Seri (Persero) Regional Manajer I Sukamandi di Sukamandi, Kabupaten Subang. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGI PROMOSI HYPERMART BANDUNG INDAH PLAZA PROYEK AKHIR

ANALISA STRATEGI PROMOSI HYPERMART BANDUNG INDAH PLAZA PROYEK AKHIR ANALISA STRATEGI PROMOSI HYPERMART BANDUNG INDAH PLAZA PROYEK AKHIR Oleh: CITRA AMALLIA NIM: 29105083 Program Studi Magister Administrasi Bisnis Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti trend yang berkembang di pasar. Oleh karena itu, para pemasar

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti trend yang berkembang di pasar. Oleh karena itu, para pemasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sifat manusia cenderung konsumtif, yang berarti bahwa konsumen selalu mengkonsumsi produk atau jasa sepanjang waktu. Perilaku konsumtif ini muncul selain dikarenakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam menjawab pertanyaan penelitian pertama ini difokuskan pada bagaimana kualitas pelayanan dilihat dari persepsi manajemen. Metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Promosi merupakan salah satu elemen yang penting dalam bauran pemasaran, dengan kegiatan promosi perusahaan dapat memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada konsumen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bersamaan dengan semakin majunya teknologi dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bersamaan dengan semakin majunya teknologi dan perkembangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. latar Belakang Penelitian Bersamaan dengan semakin majunya teknologi dan perkembangan yang meningkat di segala bidang, kecenderungan masyarakat akan kebutuhan juga meningkat. Selain

Lebih terperinci

2.2 Bauran Pemasaran Laksana (2008:17) menyatakan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) yaitu alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai

2.2 Bauran Pemasaran Laksana (2008:17) menyatakan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) yaitu alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu fungsi bisnis yang memegang peranan penting dalam perusahaan. Bidang pemasaran berupaya untuk mengindentifikasi keinginan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai usaha retail di Indonesia tidaklah menjadi suatu fenomena yang

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai usaha retail di Indonesia tidaklah menjadi suatu fenomena yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini persaingan diantara perusahaan semakin hebat. Munculnya berbagai usaha retail di Indonesia tidaklah menjadi suatu fenomena yang aneh

Lebih terperinci

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB 3 Metodologi Penelitian BAB 3 Metodologi Penelitian 3.1 Desain Penelitian Disain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kausal (causal study), yang merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu

Lebih terperinci

PENGERTIAN KOMUNIKASI PEMASARAN/PROMOSI Kegiatan promosi pada organisasi pelayanan kesehatan sangat dibatasi oleh etika, sehingga pemilihan mengenai

PENGERTIAN KOMUNIKASI PEMASARAN/PROMOSI Kegiatan promosi pada organisasi pelayanan kesehatan sangat dibatasi oleh etika, sehingga pemilihan mengenai PENGERTIAN KOMUNIKASI PEMASARAN/PROMOSI Kegiatan promosi pada organisasi pelayanan kesehatan sangat dibatasi oleh etika, sehingga pemilihan mengenai keputusan promosi harus dipertimbangkan dengan benar.

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode, teknik dan sumber. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Sugiyono (2009 : 206) menyatakan bahwa statistik deskriptif

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dirasakan dengan kinerja yang diharapkan. Kepuasan penumpang atau konsumen

BAB III LANDASAN TEORI. dirasakan dengan kinerja yang diharapkan. Kepuasan penumpang atau konsumen BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Kepuasan Penumpang Kepuasan penumpang merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan kinerja yang diharapkan. Kepuasan penumpang atau konsumen jasa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis keputusan dan kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi jeruk medan dilakukan di Pasar Baru Bogor. Penentuan lokasi ini dilakukan

Lebih terperinci

Strategi Promotion (Promosi)

Strategi Promotion (Promosi) Strategi Promotion (Promosi) Definisi Promosi Promosi adalah suatu upaya atau kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi konsumen aktual maupun konsumen potensial agar mereka mau melakukan pembelian terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Marketing 2.1.1 Barang Konsumsi Barang Konsumsi (consumer goods) adalah produk yang ditujukan untuk pengguna akhir. Dasar klasifikasi barang konsumsi yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Alur Penelitian Mulai Studi Pustaka Idenifikasi Masalah Pengumpulan Data Data Primer (Data Kuesioner) Data Responden Persepsi Pelanggan Harapan Pelanggan Data Skunder:

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Data diperoleh dengan menyebarkan secara acak kuesioner kepada pengguna jasa transpotasi udara Garuda Indonesia sebagai responden. Cara pengambilan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. membuat prediksi atau pun mencari implikasi.

III. METODE PENELITIAN. membuat prediksi atau pun mencari implikasi. III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut Azwar (2008 : 7) penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perkreditan motor PT. Summit Oto Finance Cabang Bogor harus bersaing dengan perusahaan perkreditan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif. Melihat sifat penelitian ini

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk

IV. PEMBAHASAN. pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk IV. PEMBAHASAN 4.1 Kegiatan Promosi Perusahaan Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha baru baik usaha besar, menengah maupun kecil sehingga cenderung

BAB I PENDAHULUAN. usaha baru baik usaha besar, menengah maupun kecil sehingga cenderung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian menyebabkan semakin banyak bermunculan bentukbentuk usaha baru baik usaha besar, menengah maupun kecil sehingga cenderung mengarah kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu mendapatkan keuntungan. Hal ini dilakukan untuk kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan asosiatif. Menurut (Sugiyono2007, p11), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bauran Pemasaran Marketing Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencakup latar belakang budaya yang berbeda, perekonomian yang berbeda, dll,

BAB III METODE PENELITIAN. mencakup latar belakang budaya yang berbeda, perekonomian yang berbeda, dll, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini dipilih mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana. Pemilihan lokasi penelitian ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, antara

Lebih terperinci

Materi 14 Mendistribusikan dan Mempromosikan Produk. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

Materi 14 Mendistribusikan dan Mempromosikan Produk. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM. Materi 14 Mendistribusikan dan Mempromosikan Produk by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM. 1 Saluran Distribusi Keberhasilan dari produk apapun tergantung pada bauran distribusi-nya (kombinasi saluran distribusi

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN 27 Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan jenis studi kasus. Menurut Sugiyono (2004, p11), Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. mengenai produk dan membujuk terhadap keputusan pembelian kepada para pembeli di

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. mengenai produk dan membujuk terhadap keputusan pembelian kepada para pembeli di BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Promosi 2.1.1.1 Pengertian Promosi Promosi digunakan untuk menginformasikan atau memberitahu kepada orang mengenai produk dan membujuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Suatu perusahaan jasa jika ingin tetap bertahan dan bersaing serta mampu mengembangkan bisnisnya harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen agar tercipta suatu kepuasan. Griya

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis kepuasan dan loyalitas konsumen ini mengambil lokasi di Restoran D Cost, Plaza Atrium Senen, lantai dasar, pintu 2, Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang, obyek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian eksplanatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang bersifat induktif,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dengan adanya metode penelitian ini diharapkan agar setiap langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku literatur, dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku literatur, dan 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Sumber Data 3.1.1 Penelitian kepustakaan Penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku literatur, dan sumber berupa tulisan yang berhubungan dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada yang terkuat yang tetap bertahan. Keberhasilan akan dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada yang terkuat yang tetap bertahan. Keberhasilan akan dicapai oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang semakin ketat, semakin mendorong seleksi alamiah yang mengarah pada yang terkuat yang tetap bertahan. Keberhasilan akan dicapai oleh pelaku

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat, membuat setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan bersaing agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini metode deskriptif yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Retail (Eceran) Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha menjual barang atau jasa

Lebih terperinci

Bab III. Metodologi Penelitian

Bab III. Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Bab ini akan menunjukkan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini. Secara khusus, penelitian ini akan dilakukan terhadap industri fesyen. Bab ini mencakup metode pengumpulan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu karakter konsumen Indonesia dalam melakukan pembelian adalah tidak terencana (unplanned buying). Berdasarkan hasil riset AC Nielsen dalam majalah MARKETING edisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dimana krisis rupiah dan krisis kepercayaan yang terus berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dimana krisis rupiah dan krisis kepercayaan yang terus berlangsung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara indonesia pada saat ini sedang mengalami berbagai masalah ekonomi, dimana krisis rupiah dan krisis kepercayaan yang terus berlangsung mengakibatkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja 20 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan semua pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sesuai tujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 31 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik semakin meningkat, bentuk respon tuntutan tersebut adalah munculnya aspirasi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan sarana dan prasarana berfasilitas teknologi tinggi maupun

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan sarana dan prasarana berfasilitas teknologi tinggi maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha pada persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan semua pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Hotel Sewu Mas yang berlokasi di Jl. Ring Road Utara No. 198 Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah responden yang terlibat langsung di dalam penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pemilihan Subyek dan Obyek Penelitian Subyek penelitian yang dipilih oleh penulis adalah pelayanan yang telah dihasilkan oleh PT. Asahi Kemas Utama. Sedangkan obyek yang dipilih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian Deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif, merupakan model keputusan

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN. Di bawah ini akan disajikan penilaian-penilaian terhadap data penelitian yang terdapat

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN. Di bawah ini akan disajikan penilaian-penilaian terhadap data penelitian yang terdapat BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Analisis Hasil Kuesioner Di bawah ini akan disajikan penilaian-penilaian terhadap data penelitian yang terdapat dalam kuesioner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Sesuai

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota

A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota Bogor. Tiap perusahaan akan mengunggulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat descriptive research. Descriptive Research bertujuan menguji hipotesis penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. ini data dari kuesioner) sudah valid dan reliabel. Validitas adalah ketepatan atau

BAB IV ANALISA DATA. ini data dari kuesioner) sudah valid dan reliabel. Validitas adalah ketepatan atau BAB IV ANALISA DATA IV.1. Uji Validitas Validitas dan reliabilitas merupakan poin penting dalam sebuah analisa data. Hal itu dilakukan untuk menguji apakah suatu alat ukur atau instrumen penelitian (dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METOOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini bertempat di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang menjadi lokasi pelayanan PT. Moto Cahaya Bintang Utama. Sedangkan untuk waktu

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Data Umum Perusahaan Data yang dikumpulkan meliputi sejarah perusahaan, yang diperoleh melalui wawancara dan pemberian informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Ekuitas merek Tabel 6.1 Ringkasan Ekuitas Merek Dimensi Spesifikasi Keterangan Kesadaran Merek Asosiasi Merek Top of mind Brand recall Brand recognition

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran memiliki banyak arti secara sederhana ialah pengelolaan hubungan pelanggan yang mengutungkan. Secara luas definisi pemasaran adalah proses sosial

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yang menjadi tempat penelitian ini yakni di Toko Nusa Kurnia Gorontalo.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yang menjadi tempat penelitian ini yakni di Toko Nusa Kurnia Gorontalo. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Yang menjadi tempat penelitian ini yakni di Toko Nusa Kurnia Gorontalo. Penempatan lokasi dan pengambilan data tersebut berdasarkan pada beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Survey

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Survey BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey Survey kean mahasiswa di Unswagati rutin dilakukan pada setiap tahun, hal ini sesuai dengan prosedur mutu yang telah ditetapkan yaitu USGJ-PM 05/04. Adapun pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KONSEP DAN DEFINISI JASA Keanekaragaman makna dalam hal pemakaian istilah service dijumpai dalam literatur manajemen. Namun demikian, secara garis besar konsep service mengacu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian adalah : Beberapa tahap akan saya gunakan untuk melakukan di dalam penelitian ini Tahap pertama : Penentuan data yang akan dipakai adalah data primer,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Promosi Penjualan, Minat Beli Konsumen

ABSTRAK. Kata Kunci : Promosi Penjualan, Minat Beli Konsumen ABSTRAK Pengelolaan bisnis ritel di Indonesia memiliki peluang yang baik karena potensi pasarnya sangat besar. Namun, kini persaingan bisnis ritel di Indonesia semakin ketat sehingga para pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis semakin maju di era globalisasi saat ini sehingga membuka berbagai peluang bisnis termasuk di Indonesia. Di satu sisi era globalisasi memperluas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bundling Bundling merupakan pengelompokan beberapa layanan telekomunikasi jadi satu paket untuk meningkatkan pelanggan potensial dan mengurangi biaya iklan, pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam kehidupan. Persaingan yang semakin ketat di era globalisasi menuntut seorang individu untuk memiliki

Lebih terperinci

yang relatif dekat dengan lokasi toko oleh lebih dari satu orang kurir, atau bentuk lainnya yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan toko tesebut.

yang relatif dekat dengan lokasi toko oleh lebih dari satu orang kurir, atau bentuk lainnya yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan toko tesebut. BAB 5 PROMOSI Bentuk promosi Promosi sebagai bagian dari strategi pemasaran memegang peranan yang penting bagi kelangsungan usaha suatu toko. Secara spesifik, promosi merupakan elemen dari pemasaran bauran

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan yang bersifat kuantitatif, yaitu penelitian untuk mengkaji populasi untuk menemukan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data populasi responden dilakukan pada bulan Desember 2008 Mei 2009. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara, (1) Penyusunan kuesioner (2) Uji validasi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PENGGUNA KARTU GSM INDOSAT IM3. Achmad Faisal EA06

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PENGGUNA KARTU GSM INDOSAT IM3. Achmad Faisal EA06 ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PENGGUNA KARTU GSM INDOSAT IM3 Achmad Faisal 11208417 4EA06 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepuasan pelanggan merupakan suatu keadaan dimana, keinginan, harapan,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Periklanan, Niat beli. Universitas Kristen Maranatha i

ABSTRAK. Kata Kunci: Periklanan, Niat beli. Universitas Kristen Maranatha i ABSTRAK Tingkat permintaan konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan merupakan perwujudan dari niat beli konsumen. Niat beli dari konsumen muncul, salah satunya dipengaruhi oleh pelaksanaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. explanatory (tingkat penjelasan). Menurut Sugiyono (2011), penelitian menurut

III. METODOLOGI PENELITIAN. explanatory (tingkat penjelasan). Menurut Sugiyono (2011), penelitian menurut III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian explanatory (tingkat penjelasan). Menurut Sugiyono (2011), penelitian menurut tingkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci