Muhammad Deni Hardiansyah. Jl. Legoso raya komp, pisangan ciputat 040 Tangerang Selatan Murtedjo, SE, AK, MM ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Muhammad Deni Hardiansyah. Jl. Legoso raya komp, pisangan ciputat 040 Tangerang Selatan Murtedjo, SE, AK, MM ABSTRAK"

Transkripsi

1 DAMPAK PENERAPAN PERDIRJEN PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2011 MENGENAI TRANSFER PRICINGDI PT. OKM YANG MEMILIKI TRANSAKSI DENGAN PERUSAHAAN AFILIASI DARI LUAR NEGERI Muhammad Deni Hardiansyah Jl. Legoso raya komp, pisangan ciputat 040 Tangerang Selatan Murtedjo, SE, AK, MM ABSTRAK Penelitian mengenai dampak penerapan peraturan direktur jenderal pajak nomor per- 32/pj/2011 pada PT. OKM ini dilakukan karena begitu berkembangnya isu mengenai transfer pricing di masyarakat. Peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011 merupakan perubahan dari ketentuan sebelumnya, yaitu peraturan direktur jenderal pajak nomor per-43/pj/2010. Peraturan ini membahas mengenai penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha dalam transaksi yang memiliki hubungan istimewa. Prinsip kewajran dan kelaziman usaha itu sendiri merupakan pedoman bagi perusahaan yang melakukan transkasi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa seperti yang terjadi pada PT. OKM. Pada prinsip kewajaran dan kelaziman usaha ini perusahaan diwajibkan untuk melakukan analisis kesebandingan dan kemudian menentukan metode transfer pricing yang tepat.dalam hal ini PT. OKM menetapkan metode comparable uncontrolled price dalam transaksinya pada pihak afiliasi semenjak diberlakukannya peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dari penerapan peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011 pada PT. OKM yang melakukan transaksi dengan perusahaan afiliasi dari luar negeri. Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah metode kualitatif, hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa PT. OKM telah menerapkan peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011 dengan baik. Dimana penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha telah sesuai dengan ketentuan, selain itu metode transfer pricing pun telah ditentukan dengan tepat dan diaplikasikan secara efektif. Untuk itu pada periode periode selanjutnya diharapkan PT. OKM tetap mematuhi peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011 selama belum dilakukan perubahan, agar efektifitas yang telah terbentuk tetap bejalan optimal dan terhindar dari sanksi sanksi yang akan memberatkan PT. OKM bilamana melanggar ketentuan tersebut. Kata kunci: peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011, hubungan istimewa.

2 PENDAHULUAN Pajak merupakan alat pemasukan Negara yang utama dan sepenuhnya dipergunakan secara bijak untuk keperluan belanja Negara. Namun daripada itu, banyak perusahaan yang merupakan salah satu dari wajib pajak sering malakukan tindakan yang merugikan Negara dalam konteks perpajakan. Hal ini dapat ditemui dalam berbagai kasus, antara lain yang sedang marak ialah isu mengenai transfer pricing, yang dimana melibatkan dua belah pihak dan memiliki hubungan istimewa. Pada dasarnya transaksi ini melibatkan dua atau lebih Negara, atau lebih sering dikenal sebagai cross border transfer pricing. Tindakan tersebut salah satunya didasari oleh perbedaan tarif pajak antar Negara yang mengakibatkan perusahaan dapat melakukan penghindaran pajak dengan cara mengatur harga transfer untuk mengalihkan laba ke perusahaan afiliasi yang berada di Negara lain dengan tarif pajak yang relative lebih rendah, hal ini dilakukan dalam rangka mengurangi total beban pajak dari group perusahaan sehingga perusahaan tersebut mendapatkan perhitungan penghasilan kena pajak yang jauh lebih kecil. Untuk menyikapi hal tersebut, pemerintah yang dalam hal ini diwakilkan oleh direktur jenderal pajak pada awalnya menerapkan peraturan direktur jenderal pajak nomor per-43/pj/2010 mengenai prinsip kewajaran dan kelaziman usaha dalam transaksi antara wajib pajak dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang pada awalnya ketentuan ini secara khusus mewajibkan membuat dokumentasi dasar penentuan transfer pricing. Dimana jika dokumentasi tersebut tidak dibuat, maka direktorat jenderal pajak berwenang menetapkan harga wajar atau laba wajar berdasarkan data atau dokumen lain yang dinilai tepat oleh direktorat jenderal pajak. Namun seiring dengan perubahan waktu dan semakin berkembangnya transaksi multinasional, pada tanggal 11 november 2011 peraturan direktur jenderal pajak nomor per-43/pj/2010 dirubah dengan peraturan yang baru yaitu peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011. Perubahan yang signifikan terdapat pada pasal 2 ayat 1 dan pasal 4 ayat 1 poin c. Dimana pada pasal 2 ayat 1 terdapat perubahan pada ruang lingkup transaksi yang pada ketentuan sebelumnya transaksi domestik ikut dicantumkan, mengalami perubahan dengan hanya mencantumkan transaksi cross border dengan pengecualian 3 transaksi domestik, 3 transaksi domestik yang dimaksud yakni: 1. perlakuan pengenaan pajak penghasilan final atau tidak final pada sektor usaha tertentu, 2. perlakuan pengenaan pajak penjualan atas barang mewah, dan 3. transaksi yang dilakukan dengan wajib pajak kontraktor kontrak kerja sama migas. Pasal 4 ayat 1 poin c adalah sebagai penyempurnaan dari pasal 4, dimana data pembanding yang bersifat insidental hanya dapat digunakan untuk transaksi yang bersifat insidental pula, hal ini dilakukan karena data data insidental sering kali digunakan untuk menjustifikasi transaksi yang tidak wajar menjadi wajar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari peraturan direktur jenderal pajak nomor per- 32/pj/2011 terhadap PT. OKM yang melakukan transaksi dengan perusahaan afiliasi dari luar negeri, dimana pada transaksi hubungan istimewa tersebut terdapat harga transfer yang berpotensi terjadi penyimpangan pada penentuan harga wajarnya, hal ini dikarenakan harga yang diterapkan dalam transaksi ke pihak ketiga sebagai pembanding dan tidak memiliki hubungan istimewa berbeda dengan harga yang diterapkan pada transaksi ke perusahaan afiliasi. Hal tersebut yang melatar belakangi penulis untuk mengkaji lebih lanjut apakah transaksi yang dilakukan PT. OKM dengan OM BV sebagai persuahaan afiliasi diluar negeri sudah efektif atau membutuhkan beberapa koreksi kembali agar sesuai dengan norma norma hukum pajak yang berlaku. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif, hal ini merujuk pada pernyataan Moleong (2002:4): Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan (entity). Hal tersebut membawa peneliti untuk memasuki dan melibatkan sebagian waktunya baik itu di masyarakat, perusahaan ataupun di lokasi lainnya. Moleong (2002:5) mengistilahkan cara pengumpulan data yang demikian dikenal dengan pengamatan berperan serta atau participant-observation. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap tahap sebagai berikut : 1. Survey Pendahuluan

3 Yaitu penulis membaca Laporan Auditor Independen PT. OKM tahun dan kemudian melakukan kunjungan awal ke perusahaan. 2. Studi Kepustakaan Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari buku buku dan literatur yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. 3. Survey Lapangan Yaitu survey lanjutan yang dilakukan secara lebih mendalam dengan cara mengamati secara langsung pada perusahaan yang menjadi subjek penelitian. Survey lapangan terdiri dari : a. Wawancara Yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab dengan pihak pihak terkait, dalam hal ini adalah bagian SDM dan umum, bagian akuntansi dan bagian pajak. b. Observasi Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan tentang masalah penelitian, dalam hal ini mengenai efektifitas penerapan peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011 mengenai transfer pricing pada PT. OKM yang melakukan transaksi dengan perusahaan afiliasi dari luar negeri. c. Dokumentasi Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memeriksa atau melihat secara langsung dokumen, catatan-catatan dan buku-buku yang digunakan perusahaan. Untuk menjawab rumusan masalah yang telah diajukan di awal, maka Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Menyusun data data yang diperlukan yang berhubungan dengan tansaksi dengan perusahaan afiliasi dari luar negeri. 2. Menerapkan prinsip kewajaran dan kelaziman usha dalam tiap transaksi, baik dengan pihak afiliasi dari luar negeri maupun dari pihak ke-3 (third party). 3. Melakukan analisa sesuai dengan azas kesebandingan. 4. Menetapkan dan mengaplikasikan metode transfer pricing yang sesuai dengan ketentuan yang ada, yaitu metode comparable uncontrolled price. 5. Melakukan analisa terhadap pengalihan laba. Memberikan rekomendasi atau saran kepada pihak manajemen. HASIL DAN BAHASAN IV. 1 Analisa Hubungan Istimewa IV Hubungan Istimewa Seperti yang telah dijelaskan pada bab III, hubungan istimewa yang terjalin antara PT. OKM dengan OM BV adalah menyangkut pada kepemilikan modal, dimana PT. OKM menguasai 60% kepemilikan modal dari OM BV yang berkedudukan di Belanda. Hal ini dikuatkan oleh ketentuan negara yang tercantum dalam UU Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 18 (4) Jo SE-04/PJ.7/1993 Jo SE-18/PJ.53/1995 dimana dalam pasal tersebut dikatakan bahwa: Hubungan kepemilikan dengan hubungan antara dua wajib pajak atau lebih yang modalnya sebesar 25% atau lebih dimiliki oleh pihak yang sama. Oleh sebab itu PT. OKM memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak OM BV atau memiliki pengaruh signifikan atas OM BV dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional. Untuk menentukan harga wajar DNA Ltd berperan selaku pihak ketiga, dimana DNA Ltd juga melakukan transaksi pembelian berupa produk MelaminebyOCI GPH dari PT. OKM, namun tanpa terdapat hubungan istimewa diantara PT. OKM dengan DNA Ltd yang menjadikan harga yang diterapkan pada DNA Ltd dapat dibandingkan dengan harga yang diterapkan pada OM BV. Karena berdasarkan azas kesebandingan harga yang dipakai pada transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa harus dibandingkan dengan harga yang dipakai pada transaksi dengan pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa (third party).

4 IV. 1.2 Transaksi Hubungan Istimewa Dari laporan keuangan PT. OKM yang telah diaudit note 6a (sales of melamine to related parties in 2011), dapat dilihat bahwa PT. OKM melakukan transaksi hubungan istimewa dengan OM BV pada produk MelaminebyOCI GPH. Produk tersebut sesuai dengan data dari laporan pembelian OM BV yang juga mencatat hal serupa, yaitu pembelian produk MelaminebyOCI GPH pada PT. OKM. Selain melakukan transfer produk pada pihak OM BV, PT. OKM juga melakukan transfer produk yang sama kepada pihak ketiga yaitu DNA Ltd, dimana harga yang diterapkan dalam laporan pembelian DNA Ltd berbeda dengan yang diterapkan kepada OM BV yang diketahui memiliki hubungan istimewa dengan PT. OKM. Berdasar pada prinsip kewajaran dan kelaziman usaha yang mengharuskan penetapan harga/laba wajar yang harus sama, perbedaan penetapan harga transfer yang diberlakukan PT. OKM dapat diindikasikan penyimpangan. Namun daripada itu faktor lain yang perlu diperhatikan adalah signifikansi dari perbedaan tersebut. Faktor geografis yang menyebabkan timbulnya biaya tambahan pada proses transfer barang pada pihak ketiga perlu diperhatikan sesuai dengan azas kesebandingan, dimana dalam azas kesebandingan dikatakan bahwa: Terdapat perbedaan kondisi, namun dapat dilakukan penyesuaian untuk menghilangkan pengaruh yang material atau signifikan dari perbedaan kondisi tersebut terhadap harga atau laba. Merujuk pada ketentuan terdahulu, yakni peraturan direktur jenderal pajak nomor per-43/pj/2010 penyesuaian yang dimaksud adalah dengan menggunakan harga spot pada tiap transaksi MelaminebyOCI GPH baik itu pada OM BV selaku perusahaan afiliasi yang memiliki hubungan istimewa ataupun pada DNA Ltd selaku pihak ketiga yang tidak memiliki hubungan istimewa dengan PT. OKM, Hal ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh signifikan dari perbedaan geografis yang terdapat dalam transaksi tersebut. IV.2 Analisa Transfer Pricing Pada Penjualan MelaminebyOCI GPH tahun 2011 IV.2.1 Metode Yang Dipilih Adalah Comparable Uncontrolled Price (CUP) Untuk menerapkan metode CUP tersebut dibutuhkan dua komponen dasar, yaitu harga yang diterapkan pada perusahaan yang memiliki hubungan istimewa dan harga yang diterapkan pada perusahaan yang tidak memiliki hubungan istimewa dalam kondisi atau keadaan yang sebanding. Dengan tersedianya dua komponen tersebut peneliti dapat melakukan perbandingan harga sehingga mendapatkan data pembanding yang sesuai. Data pembanding tersebut telah memenuhi kriteria, sehingga metode CUP ini layak untuk digunakan. Kelayakan tersebut dapat dilihat pada produk MelaminebyOCI GPH yang merupakan produk yang sama pada transaksi PT. OKM dengan perusahaan yang memiliki hubungan istimewa ataupun dengan perusahaan yang tidak memiliki hubungan istimewa. Selain itu kondisi transaksi yang dilakukan oleh PT. OKM dengan OM BV dan PT. OKM dengan DNA Ltd memiliki tingkat kesebandingan yang tinggi meskipun masih perlu dilakukan penyesuaian yang akurat untuk menghilangkan pengaruh dari perbedaan kondisi yang ada. IV.2.3 Analisa Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha Prinsip kewajaran dan kelaziman usaha (arm s length principle/alp) merupakan prinsip yang mengatur bahwa apabila kondisi dalam transaksi yang dilakukan antara pihak pihak yang mempunyai hubungan istimewa sama atau sebanding dengan kondisi dalam transaksi yang dilakukan antara pihak pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa yang menjadi pembanding, maka harga atau laba dalam transaksi yang dilakukan antara pihak pihak yang mempunyai hubungan istimewa harus sama dengan atau berada dalam rentang harga atau laba dalam transaksi yang dilakukan antara pihak pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa yang menjadi pembanding. Untuk menganalisa perbandingan produk yang sama, data pembanding harus menunjukan harga aslinya (harga bersih). Oleh sebab itu biaya biaya lain seperti biaya angkut harus dikeluarkan dari harga transaksi. Namun pada kenyataannya lokasi antara OM BV dengan DNA Ltd terpaut sangat jauh yang menjadikannya keadaan tersebut menjadi tidak signifikan bilamana freight cost untuk DNA Ltd dikeluarkan. Untuk menyikapi masalah tersebut, PT. OKM menggunakan harga spot, dimana harga spot tersebut adalah harga standar dari produk melamine secara global dan dapat diterima secara umum sebagai harga wajar. Harga spot yang didapat berasal dari price list Tradex, karena data tersebut sering digunakan sebagai acuan untuk menentukan harga standar produk melamin.

5 Pada Tabel IV. 1 menunjukan laporan pembelian OM BV tahun 2011 pada produk MelaminebyOCI GPH sebelum dilakukan penyesuaian, dalam tabel tersebut menunjukan untuk mendapatkan harga bersih (net price) biaya lain seperti biaya angkut dikeluarkan. Baru setelah biaya lain dikeluarkan maka harga bersih tersebut dikalikan dengan unit penjualan (unit sales) dan didapatlah penjualan bersih (net sales) dari transaksi produk MelaminebyOCI GPH. Tabel IV. 1 Laporan pembelian OM BV tahun 2011 pada produk MelaminebyOCI GPH sebelum dilakukan penyesuaian: month unit sales price sales freight net sales january february march april may june july august september october november december Berikutnya, pada Tabel IV. 2 menunjukan Laporan pembelian DNA Ltd tahun 2011 pada produk MelaminebyOCI GPH sebelum dilakukan penyesuaian, hal yang sama juga dilakukan pada transaksi ini, dengan mengeluarkan biaya lain seperti biaya angkut maka akan didapat harga bersih (net price). Tabel IV. 2 Laporan pembelian DNA Ltd tahun 2011 pada produk MelaminebyOCI GPH sebelum dilakukan penyesuaian: month unit sales price sales freight net sales january february march april may june july august september october november december

6 Tabel IV. 3 menunjukan harga spot selama periode 2011, dimana PT. OKM menggunakan data tersebut sebagai bentuk penyesuaian harga. Tabel IV. 3 Harga spot produk MelaminebyOCI GPH pada tahun 2011: month price january february march april may june july august september october november december Data tersebut yang kemudian dijadikan oleh PT. OKM selama bulan januari hingga oktober (masih menerapkan peraturan direktur jenderal pajak nomor per-43/pj/2010) sebagai bentuk penyesuaian atas gap yang terdapat pada transaksi produk MelaminebyOCI GPH. Tabel dibawah ini (Tabel IV. 4) menunjukan laporan penjualan aktual PT. OKM periode 2011 kepada pihak OM BV pada produk MelaminebyOCI GPH. Dari tabel ini terlihat sejak bulan januari hingga oktober harga yang dipakai pada tiap unit penjualannya telah menggunakan harga spot (mengaplikasikan peraturan direktur jenderal pajak nomor per-43/pj/2010). Dan pada bulan november dan desember dimana peraturan peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011 telah diberlakukan, harga yang diterapkan untuk tiap unit penjualannya mengaplikasikan metode CUP. Tabel IV. 4 Laporan penjualan aktual PT. OKM tahun 2011 dengan OM BV pada produk MelaminebyOCI GPH: month unit sales price sales january february march april may june july august september october november december , Hal demikian juga dilakukan PT. OKM pada DNA Ltd, dari Tabel IV. 5 dapat dilihat laporan penjualan PT. OKM selama bulan januari hingga bulan oktober dengan menggunakan harga spot, dan pada bulan november dan desember tetap menggunakan harga asli tanpa dilakukan penyesuaian sesuai dengan metode comparble uncontrolled price.

7 Tabel IV. 5 Laporan penjualan aktual PT. OKM tahun 2011 dengan DNA Ltd pada produk MelaminebyOCI GPH: month unit sales price sales january february march april may june july august september october november december , Dengan begitu, berdasarkan data data yang ditampilkan diatas dan merujuk pada peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011 (pasal 20, ayat 2): Kewenangan Direktur Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilakukan apabila Wajib Pajak telah memenuhi Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak yang memiliki Hubungan Istimewa. Direktur jenderal pajak tidak perlu lagi menetapkan besarnya penghasilan dan pengurangan untuk menghitung penghasilan kena pajak dalam transaksi PT. OKM dengan pihak pihak yang memiliki hubungan istimewa. Karena transaksi yang dilakukan oleh PT. OKM telah sesuai dengan ketentuan yang ada, dimana saat ini ketentuan yang berlaku ialah peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011. Selain itu penggunaan harga spot pun sebelum berlakunya peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011 telah sesuai karena mengaplikasikan ketentuan sebelumnya, yaitu peraturan direktur jenderal pajak nomor per-43/pj/2010 dimana dalam peraturan tersebut harga spot dianggap sebagai penyesuaian atas gap yang tedapat pada transaksi PT. OKM dengan OM BV selaku pihak afiliasi dan kepada DNA Ltd selaku pihak ke-3 (third party). Kebijakan yang diambil oleh PT. OKM dalam pengaplikasian peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011 juga telah tepat adanya, dengan tidak lagi menggunakan harga spot dalam bentuk penyesuaian penetapan harga wajar namun dengan menetapkan harga wajar sesuai dengan harga yang diterapkan pada pihak ke-3 (metode comparble uncontrolled price). IV. 3 Analisa Penghindaran Pajak Akibat Pengalihan Laba ke Perusahaan Afiliasi Penelitian dilanjutkan dengan melakukan penelusuran, apakah terdapat pengalihan laba antara PT. OKM dengan OM BV selaku pihak yang memiliki hubungan istimewa. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi bilamana terjadi tindakan penghindaran pajak akibat pengaturan harga transfer dengan mengalihkan laba ke perusahaan afiliasi di luar negeri dengan tarif pajak yang lebih kecil. Analisa dilakukan berdasarkan dari data statements of comprehensive income PT. OKM dengan melakukan perbandingan pos revenue dalam statements of comprehensive income tersebutdengan laporan penjualan aktual yang terjadi pada PT. OKM dengan OM BV selaku pihak yang memiliki hubungan istimewa. Perbandingan tersebut menunjukan hasil yang sesuai tanpa terdapat unsur pengalihan laba kepada pihak afiliasi diluar negeri. Hal tersebut juga dikuatkan oleh karena laba yang tertera pada laporan statements of comprehensive income PT. OKM telah sesuai dengan transaksi aktual dan mengikuti prosedur yang ada. Setelah dilakukan peneliatan lanjutan tersebut, maka didapatlah data analisis yang menunjukan bahwa PT. OKM tidak melakukan tindakan pengalihan laba untuk tujuan penghindaran pajak.

8 Tabel IV. 6 akan menunjukan statements of comprehensive income dari PT. OKM selama periode 2011, dimana dalam tabel tersebut ditunjukan laba yang didapat telah sesuai dengan transaksi aktual PT. OKM dan telah mengikuti prosedur yang berlaku. Tabel IV. 6 PT. OKM Statements Of Comprehensive Income Years Ended December 31, 2011 and Revenue ( ) ( ) Cost of Sales Gross (Profit) Loss ( ) ( ) Selling Expense Administrative Expenses Result from Operating Activities ( ) Finance (Income) ( ) ( ) Finance Cost Net Finance Cost ( ) Profit Before Income Tax ( ) Income Tax Expense ( ) (Profit)/Loss For The Year Dari hasil penelitian ini, bahwa harga yang terdapat dalam statements of comprehensive income pada pos revenue berdasarkan pada harga spot, yakni berkisar 1550 dalam dua tahun berturut turut dari periode 2010 hingga 2011 sesuai dengan ketentuan peraturan direktur jenderal pajak terdahulu yaitu peraturan direktur jenderal pajak nomor per-43/pj/2010. Sementara pada periode bulan november dan desember di tahun 2011 terdapat perubahan penetapan harga menyesuaikan dengan ketentuan peraturan direktur jenderal pajak yang baru yaitu peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011 yang menggantikan peraturan sebelumnya. Penetapan harga didasari pada metode comparable uncontrolled price dengan mengikuti harga aktual yang ditetapkan ke pihak ke-3. Sehingga dapat dikatakan PT. OKM tidak ada usaha untuk mengalihkan laba pada OM BV selaku pihak afiliasi. Setelah semua analisis diterapkan dalam penelitian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa PT. OKM dalam menerapkan peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011 mengenai transfer pricing telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dimana tiap transaksi PT. OKM baik kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa maupun dengan yang tidak memiliki hubungan istimewa telah mengikuti prinsip kewajaran dan kelaziman usaha yang mana prinsip tersebut terdapat dalam peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011. Hal tersebut tentu harus tetap dijalankan oleh PT. OKM agar tiap transaksi baik dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa maupun dengan yang tidak memiliki hubungan istimewa berjalan efektif dan terhindar dari sanksi yang akan didapat bilamana tidak menjalankan ketentuan tersebut. Kebijakan perusahaan juga harus dilakukan penyesuaian kembali jika suatu ketika peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011mengalami perubahan sesuai dengan keadaan ekonomi yang akan terjadi, seperti yang terlihat pada data diatas, dimana kebijakan yang diambil oleh perusahaan saat periode januari hingga oktober masih menggunakan harga spot sesuai ketentuan dalam peraturan direktur jenderal pajak nomor per-43/pj/2010 dan kemudian pada periode november hingga desember dimana peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011 telah berlaku, PT. OKM melakukan kebijakan dengan menggunakan harga yang sama, baik dalam transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa ataupun dengan pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa

9 SIMPULAN DAN SARAN V. 1 Simpulan Berdasarkan analisa data transaksi dan uraian dalam bab bab sebelumnya, maka penulis dapat memberikan simpulan sebagai berikut: 1. Penerapan peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011 pada PT. OKM telah berjalan efektif dan mematuhi ketentuan yang ada, karena dari data data yang disajikan pada bab 4 terlihat bahwa tiap transaksi PT. OKM baik pada pihak afiliasi diluar negeri (OM BV) maupun dengan pihak ke-3 (third party) telah sesuai dengan yang tertera dalam peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011 yakni pada penetapan harga di bulan november dan desember dimana peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011 mulai diberlakukan PT. OKM telah menetapkan metode CUP pada tiap transaksinya baik kepada pihak afiliasi ataupun kepada pihak ketiga. 2. Penggunaan harga spot ditujukan dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan geografis yang mempengaruhi penetapan harga wajar, dan pengaplikasian kebijakan ini telah sesuai dengan peraturan direktur jenderal pajak terdahulu yaitu peraturan direktur jenderal pajak nomor per- 43/pj/ Penentuan dan penggunaan metode comparable uncontrolled price telah sesuai adanya, berdasarkan dengan ketentuan yang berlaku. 4. PT. OKM telah menerapkan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha dalam transaksinya, baik kepada pihak afiliasi maupun pihak ke-3 (third party). 5. Berdasarkan statements of comprehensive income yang menunjukan revenue dengan harga wajar dapat dikatakan bahwa PT. OKM tidak melakukan pengalihan laba pada pihak afiliasi (OM BV). 6. Setelah diberlakukannya peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011 PT. OKM melakukan kebijakan dengan tidak lagi menggunakan harga spot sebagai penyesuaian harga wajar, dikarenakan pada peraturan yang baru dikatakan bahwa data pembanding harus berasal dari pembanding internal dan tidak bersifat insidental. 7. Fiskus tidak perlu lagi menetapkan besarnya penghasilan dan pengurangan untuk menghitung penghasilan kena pajak dalam transaksi PT. OKM dengan pihak pihak yang memiliki hubungan istimewa. Karena transaksi yang dilakukan oleh PT. OKM telah sesuai dengan ketentuan yang ada, dimana saat ini ketentuan yang berlaku ialah peraturan direktur jenderal pajak nomor per- 32/pj/2011. V. 2 Saran Saran yang dapat penulis berikan pada PT. OKM sehubungan dengan efektifitas penerapan peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011 di PT. OKM adalah: 1. PT. OKM harus selalu mengikuti perkembangan peraturan, dengan begitu maka tiap tiap transaksi yang dilakukan PT. OKM akan selalu sesuai dengan ketentuan yang berlaku, hal ini dapat dilakukan dengan aktif dalam forum forum yang membahas perpajakan ataupun seminar yang secara khusus membahas perubahan peraturan direktur jenderal pajak. 2. Untuk kedepannya PT. OKM harus tetap menjalankan peraturan direktur jenderal pajak nomor per-32/pj/2011 seperti yang telah dijalankan, agar terhindar dari sanksi yang akan memberatkan PT. OKM bilamana melanggar ketentuan tersebut. Hal ini dilakukan dengan cara tetap menjunjung prinsip kewajaran dan kelaziman usaha dengan begitu akan didapat metode apa yang sepantasnya diterapkan pada penetapan harga transfernya. 3. Agar PT. OKM dalam menerapkan ketentuan mengenai tranfer pricing dilaksanakan secara benar dan dengan didukung bukti bukti yang cukup sehingga dapat diyakini oleh fiskus bahwa penerapan tranfer pricing dapat dipertanggung jawabkan. 4. Untuk tetap menjaga efektifitas yang telah terbentuk dari transaksi PT. OKM, baik dengan afiliasi maupun pihak ke-3 (third party) ada baiknya PT. OKM lebih mengoptimalkan kinerja departemen keuangannya, dengan melakukan training untuk karyawannya pada waktu waktu tertentu saat terjadi perubahan peraturan dan dirasa dibutuhkan penyuluhan lebin lanjut bagi elemen operasional dibawahnya. 5. Berikutnya agar PT. OKM tetap mendokumentasikan setiap langkah dalam menentukan harga wajar atau laba wajar sesuai dengan ketentuan undang undang perpajakan yang berlaku.

10 REFERENSI Aritonang, J. (2008). Perpajakan Internasional Sebagai Materi Studi Perguruan Tinggi. jakarta: Cikal Sakti. Darussalam., & Danny Septriadi. (2010). Konsep dan Aplikasi Cross-Border Transfer Pricing Untuk Tujuan Perpajakan. jakarta: Danny Darussalam Tax Center. Gunadi. (2009). Akuntansi Pajak. Jakarta: Grasindo. Gunadi. (2007). Akuntansi Pajak. Edisi 3. Jakarta: PT. Gramedia Wydia Sarana Indonesia. Mardiasmo. (2009). Pajak Penghasilan. yogyakarta: C.V Andi Offiset. Mudrajad, K. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. jakarta: Erlangga. Muljono, D., & Baruni Wicaksono. (2009). Akuntansi Pajak Lanjutan. yogyakarta: C.V Andi Offset. Mulyono, S. (2003). Statistika Untuk Ekonomi Edisi Kedua. jakarta: FE Universitas Indonesia. Moehadjir, Noeng Metodologi Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Rake sarasin. Ortax. (2010). Susunan Dalam Satu Naskah 9 (Sembilan) Undang - Undang Perpajakan. PT. Itegral Data Prima. Peraturan Direktur Jenderal Pajak. (2010). Perdirjen Pajak Nomor per-43/pj/2010. Peraturan Direktur Jenderal Pajak. (2011). Perdirjen Pajak Nomor per-32/pj/2011. Prof.Dr.P.J.A. Andriani. (2010). Ekonomi pembangunan, Edisi III dan IV. Yoyakarta: BPPEE Universitas Gajah Mada. Suandy, E. (2011). Perencanaan Pajak Edisi 5. jakarta: Salemba Empat. Supramono., & Theresia, W.D. (2010). Perpajakan Indonesia Mekanisme dan Perhitungan. yogyakarta: C.V Andi Offset. Soemitro, R. (2009). Perpajakan, Edisi Revisi Ravika Aditama. Jakarta. UU Nomor 36 Tahun. (2008). Pasal 18 (4) Jo SE-04/PJ.7/1993 Jo SE-18/PJ.53/1995. Jakarta. RIWAYAT PENULIS Muhammad Deni Hardiansyah lahir di kota jakarta pada tanggal 28 desember Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ekonomi dan komunikasi pada tahun Saat ini penulis bekerja sebagai seorang entrepreneur dalam bidang agrobisnis. Penulis juga aktif di organisasi para petani ikan air tawar.

BAB IV PEMBAHASAN. antara PT. OKM dengan OM BV adalah menyangkut pada kepemilikan modal, dimana

BAB IV PEMBAHASAN. antara PT. OKM dengan OM BV adalah menyangkut pada kepemilikan modal, dimana BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Analisa Hubungan Istimewa IV. 1. 1 Hubungan Istimewa Seperti yang telah dijelaskan pada bab III, hubungan istimewa yang terjalin antara PT. OKM dengan OM BV adalah menyangkut pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan secara bijak untuk keperluan belanja Negara. Namun daripada itu, banyak

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan secara bijak untuk keperluan belanja Negara. Namun daripada itu, banyak BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan alat pemasukan Negara yang utama dan sepenuhnya dipergunakan secara bijak untuk keperluan belanja Negara. Namun daripada itu, banyak perusahaan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2011 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2011 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-43/PJ/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEWAJARAN DAN KELAZIMAN USAHA DALAM TRANSAKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Transfer pricing digunakan untuk mengukur efektifitas departemen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Transfer pricing digunakan untuk mengukur efektifitas departemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transfer pricing awalnya merupakan salah satu cara pengusaha dalam menjalankan bisnisnya untuk mengukur kinerja per departemen dalam suatu perusahaan. Transfer

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

DIREKTUR JENDERAL PAJAK, PERATURAN DIRJEN PAJAK NOMOR PER-43/PJ/2010 TANGGAL 6 SEPTEMBER 2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEWAJARAN DAN KELAZIMAN USAHA DALAM TRANSAKSI ANTARA WAJIB PAJAK DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

Lebih terperinci

METODE PENETAPAN HARGA WAJAR TERHADAP PRAKTIK TRANSFER PRICING DI KPP PRATAMA BATAM

METODE PENETAPAN HARGA WAJAR TERHADAP PRAKTIK TRANSFER PRICING DI KPP PRATAMA BATAM METODE PENETAPAN HARGA WAJAR TERHADAP PRAKTIK TRANSFER PRICING DI KPP PRATAMA BATAM TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III Oleh : Muhammad Fadli 3110911009 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Comprehensive Tax Planning 2014

Comprehensive Tax Planning 2014 Updating Manajemen Pemeriksaan Pajak dan Penyelesaian Sengketa Pajak 5 Juli 2014 Training Room Ortax 08.30 16.00 Updating Teknik Praktis Faktur Pajak (efaktur Pajak) Sesuai PER-16/PJ/2014 dan PER- 17/PJ/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang berkembangnya perusahaan multinasional. Dalam perusahaan multinasional terjadi berbagai

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN PERLAKUAN PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN Dedi Haryanto

ANALISIS PERBEDAAN PERLAKUAN PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN Dedi Haryanto ANALISIS PERBEDAAN PERLAKUAN PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013 Oleh : Dedi Haryanto BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembayaran pajak merupakan perwujudan kenegaraan dan peranserta

Lebih terperinci

PER - 69/PJ/2010 KESEPAKATAN HARGA TRANSFER (ADVANCE PRICING AGREEMENT)

PER - 69/PJ/2010 KESEPAKATAN HARGA TRANSFER (ADVANCE PRICING AGREEMENT) PER - 69/PJ/2010 KESEPAKATAN HARGA TRANSFER (ADVANCE PRICING AGREEMENT) Contributed by Administrator Friday, 31 December 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER -

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita makin dominan sehingga

BABl PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita makin dominan sehingga - ',' BABl PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun terakhir 1m, penerimaan pajak dalam pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita makin dominan sehingga diharapkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI PT. DDT

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI PT. DDT ANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI PT. DDT Meiga Purnama, Maya Safira Dewi Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 Phone (+6221) 53696969 Mei_meyoneste@rocketmail.com

Lebih terperinci

Akuntansi untuk investasi dengan metode ekuitas ilustrasi

Akuntansi untuk investasi dengan metode ekuitas ilustrasi Akuntansi untuk investasi dengan metode ekuitas ilustrasi PT Investor mengakuisisi 40% saham biasa (ordinary share) PT Asosiasi pada tanggal 1 Januari 20x2. PT Investor dianggap memiliki pengaruh signifikan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA Wilianto Taufik, Yunita Anwar Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480 Phone

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Controlled Foreign..., Stenny Mariani Lumban Tobing, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Controlled Foreign..., Stenny Mariani Lumban Tobing, FISIP UI, 2008 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi dunia yang cepat dan dinamis telah mengakibatkan hubungan perdagangan internasional semakin terbuka luas dan semakin ekstensif yang ditandai dengan terbentuknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari sudut pandang perencanaan pajak, pajak dari keuntungan sebuah perusahaan multinasional di banyak negara dibagi menjadi dua prinsip yang utama, yaitu the company-by-company

Lebih terperinci

19 Juni 2014 Hotel Bidakara, Jakarta Juni 2014 Training Room Ortax Read More...

19 Juni 2014 Hotel Bidakara, Jakarta Juni 2014 Training Room Ortax Read More... Tax Aspect on Production Sharing Contract (PSC) 19 Juni 2014 Audit dan Keberatan Kepabeanan dan Cukai Basic Transfer Pricing 23 Juni 2014 Training Room Ortax 08.30 16.00 26 28 Juni 2014 Training Room Ortax

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PP 46/2013 TERHADAP PERHITUNGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPH PADA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PENGARUH PENERAPAN PP 46/2013 TERHADAP PERHITUNGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPH PADA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410-9875 Vol. 17, No. 1a, November 2015 http: //www.tsm.ac.id/jba PENGARUH PENERAPAN PP 46/2013 TERHADAP PERHITUNGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPH PADA WAJIB PAJAK ORANG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang bersifat netral dan pengertian yang bersifat pejorative. Pengertian netral

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang bersifat netral dan pengertian yang bersifat pejorative. Pengertian netral 13 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Transfer Pricing 2.1.1 Pengertian Transfer Pricing Pengertian transfer pricing dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengertian yang bersifat netral dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini semakin memudarkan batas geografis antar negara

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini semakin memudarkan batas geografis antar negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini semakin memudarkan batas geografis antar negara di dunia. Berdasarkan cara pandang tersebut, para pengusaha dari berbagai negara dapat

Lebih terperinci

19 Juni 2014 Hotel Bidakara, Jakarta Read More Juni 2014 Training Room Ortax Read More

19 Juni 2014 Hotel Bidakara, Jakarta Read More Juni 2014 Training Room Ortax Read More Tax Aspect on Production Sharing Contract (PSC) Audit dan Keberatan Kepabeanan dan Cukai 19 Juni 2014 23 Juni 2014 Training Room Ortax 08.30 16.00 Read More Updating Manajemen Pemeriksaan Pajak dan Penyelesaian

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT. LINAS MANDIRI JOMBANG

ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT. LINAS MANDIRI JOMBANG ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT. LINAS MANDIRI JOMBANG Drs. H. Setiawan, MM, Ak. CA Fakultas Ekonomi UMAHA, Prodi Akuntansi

Lebih terperinci

2016, No pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain selama 10 (sepuluh) tahun di Indonesia; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (2) P

2016, No pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain selama 10 (sepuluh) tahun di Indonesia; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (2) P BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2120, 2016 KEMENKEU. Wajib Pajak. Jenis Dokumen. Informasi Tambahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213/PMK.03/2016 TENTANG JENIS DOKUMEN DAN/ATAU

Lebih terperinci

EVALUASI KEWAJARAN HARGA DAN KESESUAIAN METODE TRANSFER PRICING DENGAN PERDIRJEN PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2011 (STUDI KASUS PADA PT.

EVALUASI KEWAJARAN HARGA DAN KESESUAIAN METODE TRANSFER PRICING DENGAN PERDIRJEN PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2011 (STUDI KASUS PADA PT. EVALUASI KEWAJARAN HARGA DAN KESESUAIAN METODE TRANSFER PRICING DENGAN PERDIRJEN PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2011 (STUDI KASUS PADA PT. MERTEX INDONESIA) Medianti Jipi Saraswati Muhammad Saifi Dwiatmanto PSPerpajakan,

Lebih terperinci

EVALUASI REKONSILIASI FISKAL PENGHASILAN BADAN TAHUN 2009, 2010 DAN 2011 (STUDI KASUS: PT. TWD)

EVALUASI REKONSILIASI FISKAL PENGHASILAN BADAN TAHUN 2009, 2010 DAN 2011 (STUDI KASUS: PT. TWD) EVALUASI REKONSILIASI FISKAL PENGHASILAN BADAN TAHUN 2009, 2010 DAN 2011 (STUDI KASUS: PT. TWD) ROSIDAH / ISWANDI.SE.,Ak.MM PT.TWD / rosidahyap@yahoo.com Evaluasi Rekonsiliasi Fiskal Penghasilan Badan

Lebih terperinci

PT SIWANI MAKMUR Tbk

PT SIWANI MAKMUR Tbk Laporan Keuangan Interim Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal dan 31 Desember 2013 Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir Pada Tanggal (Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan yang

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.56238/PP/M.IIB/16/2014

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.56238/PP/M.IIB/16/2014 Direktori Putusan Mahkamaa Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.56238/PP/M.IIB/16/2014 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Menurut Majelis : Pajak Pertambahan

Lebih terperinci

19 Juni 2014 Hotel Bidakara, Jakarta Juni 2014 Training Room Ortax Read More...

19 Juni 2014 Hotel Bidakara, Jakarta Juni 2014 Training Room Ortax Read More... Tax Aspect on Production Sharing Contract (PSC) 19 Juni 2014 Audit dan Keberatan Kepabeanan dan Cukai Basic Transfer Pricing 23 Juni 2014 Training Room Ortax 08.30 16.00 26 28 Juni 2014 Training Room Ortax

Lebih terperinci

PMK No. 213/PMK.03/2016

PMK No. 213/PMK.03/2016 PMK No. 213/PMK.03/2016 Penerapan dan Implikasinya bagi PGN dan Grup Jakarta, 2 Februari 2017 Dasar hukum PMK No. 213/PMK.03/2016 1 Kewajiban Pembukuan sesuai Pasal 28 ayat (1), UU KUP 2 Transaksi Hubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bebasnya jalur bisnis di jaman sekarang dan adanya fenomena globalisasi menyebabkan munculnya banyak perusahaan multinasional di Indonesia. Perpajakan yang berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan nasional atau internasional di perlukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan nasional atau internasional di perlukan dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Efisiensi dan efektivitas yang merupakan strategi utama dalam pencapaian laba setinggi-tingginya diperlukan dalam setiap perusahaan. Strategi utama seperti itu oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Menurut Noeng (2007:3) metodologi penelitian berbeda dengan metode penelitian. Metodologi penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, kelebihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di dunia terjadi dengan pesat. Demikian pula perekonomian di Indonesia. Perkembangan ini memberikan dampak semakin meningkatnya transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara melakukan proses pembangunan yang terus berkesinambungan dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk Indonesia. Pembangunan

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA

EVALUASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA EVALUASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA HENDRY ALDARYANTO Jalan Kenangan 3 No. 85 Jakasampurna Bekasi Barat, 081297250365,

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING ATAS BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PADA PT GORONTALO CEMERLANG

ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING ATAS BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PADA PT GORONTALO CEMERLANG ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING ATAS BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PADA PT GORONTALO CEMERLANG Nurlela Mohamad S1 Akuntansi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

31 Maret 2009 dan 2008 March 31,2009 and Catatan/ 31/03/2009 Notes 31/03/2008

31 Maret 2009 dan 2008 March 31,2009 and Catatan/ 31/03/2009 Notes 31/03/2008 NERACA (Tidak Diaudit) BALANCE SHEETS (Unaudited) 31 Maret 2009 dan 2008 March 31,2009 and 2008 AKTIVA AKTIVA LANCAR ASSETS CURRENT ASSETS Kas dan Setara kas 28,089,288,306 3 8,555,729,439 Cash on hand

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan implementasi tax planning pajak penghasilan (PPh) pasal 21 yang dilakukan oleh PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) untuk meminimalkan pajak penghasilan

Lebih terperinci

Per 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 As of March 31, 2016 and December 31, 2015

Per 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 As of March 31, 2016 and December 31, 2015 546.419 LAPORAN POSISI KEUANGAN THE STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION Per 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 As of March 31, 2016 and December 31, 2015 Catatan/ 31 Maret 2016/ 31 Desember 2015/ Notes March

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian saat ini telah berkembang pesat mengikuti globalisasi perekonomian dunia. Dengan adanya globalisasi yang semakin marak ini membuat perusahaan

Lebih terperinci

31 Maret 2018/ March 31, 2018

31 Maret 2018/ March 31, 2018 LAPORAN POSISI KEUANGAN FINANCIAL POSITION As of 31 Maret 2018/ 31 Desember 2017/ December 31, 2017 ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 2,4,33,34,36 9.447.735 8.796.690 Cash and cash

Lebih terperinci

31 Desember 2016 December 31, 2016 ( Tidak diaudit/ Catatan/ (Diaudit/ Unaudited) Notes Audited) m,2r,4,29.

31 Desember 2016 December 31, 2016 ( Tidak diaudit/ Catatan/ (Diaudit/ Unaudited) Notes Audited) m,2r,4,29. DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TANGGAL 30 JUNI 2017 DAN 31 DESEMBER 2016 (Disajikan dalam Rupiah) The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language

Lebih terperinci

07 Juni 2014 Hotel Bidakara, Jakarta Read More...

07 Juni 2014 Hotel Bidakara, Jakarta Read More... Pengelolaan Komprehensif dan Pemeriksaan PPh Potput Updating Aspek Praktis PPN & Kupas Tuntas Faktur Pajak 21 Mei 2014 24 Mei 2014 Aspek Perpajakan Merger, Akuisisi dan Holding Comprehensive Tax Planning

Lebih terperinci

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO ABSTRAK Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor perusahaan ke sektor publik. Salah satu pajak yang sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa transfer pricing dilakukan antara

BAB I PENDAHULUAN. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa transfer pricing dilakukan antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya perusahaan multinasional membuat transfer sumber daya (baik berupa barang, jasa, laba, maupun aset) tidak hanya dilakukan antardivisi namun juga antarperusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum Tentang Akuntansi Pajak II.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu system informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Mitsui Leasing Capital Indonesia yang berkedudukan dan berkantor pusat di wilayah Thamrin, Jakarta Pusat didirikan pada tanggal 26 Oktober 1992 dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaranpengeluarannya. Salah satu subjek pajak adalah badan. Wajib pajak badan dalam prakteknya tentu melakukan proses pembukuan

Lebih terperinci

Transfer Pricing dan Risikonya Terhadap Penerimaan Negara. Oleh: Hadi Setiawan 1

Transfer Pricing dan Risikonya Terhadap Penerimaan Negara. Oleh: Hadi Setiawan 1 Pendahuluan Transfer Pricing dan Risikonya Terhadap Penerimaan Negara Oleh: Hadi Setiawan 1 Beberapa waktu yang lalu kita dihebohkan dengan kasus yang menimpa Google di Inggris, Starbucks Inggris, Amazon

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN PAJAK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2009 ATAS PPH PASAL 21 CV FAZAR UTAMA DI SAMARINDA

PEMERIKSAAN PAJAK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2009 ATAS PPH PASAL 21 CV FAZAR UTAMA DI SAMARINDA PEMERIKSAAN PAJAK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2009 ATAS PPH PASAL 21 CV FAZAR UTAMA DI SAMARINDA Oleh : Ariany Pitaloka, H. Eddy Soegiarto K 2, Imam Nazarudin Latif 3 Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

Evaluasi Penerapan Pajak Pertambahan Nilai di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS Untuk Tahun 2009, 2010, dan 2011

Evaluasi Penerapan Pajak Pertambahan Nilai di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS Untuk Tahun 2009, 2010, dan 2011 Evaluasi Penerapan Pajak Pertambahan Nilai di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS Untuk Tahun 2009, 2010, dan 2011 Wuri Rostiani Peninggilan Utara RT 02 RW 07 Nomor

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.03/2015 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.03/2015 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.03/2015 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KESEPAKATAN HARGA TRANSFER (ADVANCE PRICING AGREEMENT)

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA TRANSFER ATAS TRANSAKSI INTERNASIONAL DARI PERSPEKTIF PERPAJAKAN INDONESIA. Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan ABSTRAK

PENENTUAN HARGA TRANSFER ATAS TRANSAKSI INTERNASIONAL DARI PERSPEKTIF PERPAJAKAN INDONESIA. Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan ABSTRAK PENENTUAN HARGA TRANSFER ATAS TRANSAKSI INTERNASIONAL DARI PERSPEKTIF PERPAJAKAN INDONESIA Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan ABSTRAK Salah satu terobosan Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka mengamankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kontraprestasi yang diterima pembayar pajak bersifat tidak langsung, sebab pajak

BAB I PENDAHULUAN. Kontraprestasi yang diterima pembayar pajak bersifat tidak langsung, sebab pajak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan iuran kepada negara. Sebuah iuran yang wajar, mengingat negara dan mereka yang membayar iuran sesungguhnya saling membutuhkan. Kontraprestasi yang diterima

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai persepsi PNS atas pemungutan PPh Pasal 21 sesuai teori The Four Maxim Taxation, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BANGUNAN MEMBANGUN SENDIRI DENGAN MEMBANGUN MELALUI JASA KONTRAKTOR ABSTRACT

ANALISIS KOMPARATIF PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BANGUNAN MEMBANGUN SENDIRI DENGAN MEMBANGUN MELALUI JASA KONTRAKTOR ABSTRACT ANALISIS KOMPARATIF PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BANGUNAN MEMBANGUN SENDIRI DENGAN MEMBANGUN MELALUI JASA KONTRAKTOR Oleh : Syafi i ABSTRACT Penelitian ini berjudul analisis komparatif pengenaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PADA PT.GKS

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PADA PT.GKS ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PADA PT.GKS MELDA NOVITA Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk raya No.27, (021) 53696969, meldasinagas@gmail.com YUNITA ANWAR Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT. RKA

EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT. RKA EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT. RKA VANESSA FARAH Lourdes Garden Apartment 32H, 082122888133, vanessa.farah@ymail.com Drs. Hanggoro Pamungkas, M.Sc ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa transaksi hubungan istimewa yang terdiri dari piutang hubungan istimewa dan hutang

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PADA BENTUK USAHA TETAP INDONESIA JEPANG (STUDI KASUS: PT TOYOFUJI SERASI INDONESIA)

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PADA BENTUK USAHA TETAP INDONESIA JEPANG (STUDI KASUS: PT TOYOFUJI SERASI INDONESIA) ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PADA BENTUK USAHA TETAP INDONESIA JEPANG (STUDI KASUS: PT TOYOFUJI SERASI INDONESIA) Thiodora Fidevia Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Universitas Bina Nusantara Maya

Lebih terperinci

REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. DPM UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG

REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. DPM UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. DPM UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG Caesar Octavianus, Tjhin Tjiap Lung Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk raya No.27, (021) 53696969, octavianus_caesar@yahoo.com

Lebih terperinci

30 September 2017 dan 31 Desember 2016 September 30, 2017 and December 31, 2016

30 September 2017 dan 31 Desember 2016 September 30, 2017 and December 31, 2016 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 September 2017 dan 31 Desember 2016 September 30, 2017 and December 31, 2016 30 September/ September 30, 2017 31 Desember/

Lebih terperinci

Diasumsikan perusahaan melakukan pembayaran denda kurang bayar pada Januari 2016 dan harus membayar Rp

Diasumsikan perusahaan melakukan pembayaran denda kurang bayar pada Januari 2016 dan harus membayar Rp BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dengan menyesuaikan laporan PPh Pasal 21 CV. K sesuai dengan undang-undang perpajakan yaitu memasukkan biaya jabatan pada laporan PPh Pasal 21 CV.K

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan hal yang penting bagi suatu negara yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan hal yang penting bagi suatu negara yang terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan hal yang penting bagi suatu negara yang terus menerus berkembang. Dalam peningkatan dan pembangunan nasional pemerintah memerlukan suatu penerimaan

Lebih terperinci

Silabus. EKA 5341 Perpajakan Internasional. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Silabus. EKA 5341 Perpajakan Internasional. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Silabus EKA 5341 Perpajakan Internasional Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Institut Keuangan Perbankan dan Informatika Asia Perbanas Jalan Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi,

Lebih terperinci

(Tidak Diaudit)/ Catatan/ December 31, (unaudited) Notes 2015

(Tidak Diaudit)/ Catatan/ December 31, (unaudited) Notes 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 March 31, 2016 and December 31, 2015 31 Maret/ March 31, 2016 31 Desember/ (Tidak

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO)

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO) ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO) Nikhen Hendra Damayanti, Hery Gunawan Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No. 9, Kemanggisan,

Lebih terperinci

B. REKOMENDASI Berdasarkan permasalahan permasalahan yang dihadapi KPP Pratama Sukoharjo dalam memanfaatkan e-filling serta dalam rangka meningkatkan

B. REKOMENDASI Berdasarkan permasalahan permasalahan yang dihadapi KPP Pratama Sukoharjo dalam memanfaatkan e-filling serta dalam rangka meningkatkan BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan pembahasan data yang telah penulis jabarkan tentang evaluasi pemanfaatan e-filling dan tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam menyampaikan

Lebih terperinci

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT DICKSEN Villa Kapuk Mas Blok F4 no12a, 08988093877, biohazartswt@yahoo.com Yunita Anwar, SE., MM., BKP ABSTRAK Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perdagangan dan investasi internasional, permasalahan yang sering

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perdagangan dan investasi internasional, permasalahan yang sering 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perdagangan dan investasi internasional, permasalahan yang sering muncul adalah mengenai hak pemajakan atas penghasilan yang diterima di negara sumber

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA. Penerapan Analisis Fungsi, Aset dan Risiko untuk Menentukan Remunerasi sesuai Arm s Length Principle di Indonesia TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA. Penerapan Analisis Fungsi, Aset dan Risiko untuk Menentukan Remunerasi sesuai Arm s Length Principle di Indonesia TESIS UNIVERSITAS INDONESIA Penerapan Analisis Fungsi, Aset dan Risiko untuk Menentukan Remunerasi sesuai Arm s Length Principle di Indonesia TESIS EKO YUNIANTO PRABOWO 0706304132 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM MAGISTER

Lebih terperinci

30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014

30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014 30 Juni/ June 30, 2015 31 Desember/ Catatan/ (Tidak

Lebih terperinci

31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and Catatan/ 2016 Notes 2015

31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and Catatan/ 2016 Notes 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and 2015 ASET ASET LANCAR ASSETS CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 1.219.104.170.177

Lebih terperinci

PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA

PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA Dosen : Christian Ramos Kurniawan PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA Intermediate Accounting 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan yang dihadapi di era globalisasi ini, menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan yang dihadapi di era globalisasi ini, menuntut perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan yang dihadapi di era globalisasi ini, menuntut perusahaan untuk melakukan pengembangan pasar untuk meningkatkan permintaan pasar. Permintaan pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perkembangan teknologi informasi dan semakin majunya

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perkembangan teknologi informasi dan semakin majunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meningkatnya perkembangan teknologi informasi dan semakin majunya ekonomi suatu negara tentu akan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk membangun bisnis

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN METODE TRANSFER PRICING PADA PENGUJIAN KEWAJARAN OPERATING PROFIT, STUDI KASUS PADA PEMERIKSAAN PAJAK PT X

ANALISIS PENENTUAN METODE TRANSFER PRICING PADA PENGUJIAN KEWAJARAN OPERATING PROFIT, STUDI KASUS PADA PEMERIKSAAN PAJAK PT X ANALISIS PENENTUAN METODE TRANSFER PRICING PADA PENGUJIAN KEWAJARAN OPERATING PROFIT, STUDI KASUS PADA PEMERIKSAAN PAJAK PT X Nama Mahasiswa Fakultas Program Studi Nama Pembimbing : Aditya Perdana : Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. batas negara yang telah membawa dampak pada kemajuan yang pesat di segala

BAB I PENDAHULUAN. batas negara yang telah membawa dampak pada kemajuan yang pesat di segala BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menyebabkan perekonomian berkembang tanpa mengenal batas negara yang telah membawa dampak pada kemajuan yang pesat di segala bidang. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan tujuan utama adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.I. Simpulan Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan pengamatan, penghitungan, dan pembahasan terhadap pelaksanaan Tax Treaty antara Indonesia dan United Kingdom

Lebih terperinci

30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 June 30, 2017 and December 31, (Tidak diaudit/ Catatan/ December 31, 2016 Unaudited) Notes ( Diaudit/Audited)

30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 June 30, 2017 and December 31, (Tidak diaudit/ Catatan/ December 31, 2016 Unaudited) Notes ( Diaudit/Audited) Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 June 30, 2017 and December 31, 2016 30 Juni/ June 30, 2017 31 Desember/ (Tidak diaudit/

Lebih terperinci

PERUM PERCETAKAN UANG INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PERUM PERCETAKAN UANG INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN REPUBLIK REPUBLIK INDONESIA AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION PER 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 AS OF DECEMBER 31, 2016 AND 2015 (Disajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan tinggi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan tinggi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan tinggi dalam perdagangan lintas negara, terutama dipengaruhi oleh kehadiran perusahaan multinasional (Multinational

Lebih terperinci

31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016

31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016 31 Maret/ March 31, 2017 31 Desember/ (Tidak

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan, analisis serta pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam penelitian ini hipotesis pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia maupun negara lainnya dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia maupun negara lainnya dalam menjalankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia maupun negara lainnya dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunannya tentu memerlukan anggaran yang sangat besar. Penerimaan anggaran

Lebih terperinci

PERHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN SPT MASA PPH PASAL 21

PERHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN SPT MASA PPH PASAL 21 MEDIA BISNIS ISSN: 2085-3106 Vol. 6, No. 2, Edisi September 2014, Hlm. 114-118 http: //www.tsm.ac.id/mb PERHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN SPT MASA PPH PASAL 21 HARYO SUPARMUN STIE Tirsakti haryosuparmun@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makalah Pemeriksaan Pajak Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Makalah Pemeriksaan Pajak Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 1.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. menyediakan pembuatan alat untuk pembangunan beton di jalan tol.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 1.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. menyediakan pembuatan alat untuk pembangunan beton di jalan tol. BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 1.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT.DDT merupakan perusahaan yang bergerak dibidang alat berat yang menyediakan pembuatan alat untuk pembangunan beton di jalan

Lebih terperinci

1 Januari 2014/ 31 Desember January 2014/ December 31, 2013

1 Januari 2014/ 31 Desember January 2014/ December 31, 2013 LAPORAN POSISI KEUANGAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL KONSOLIDASIAN POSITION Per 31 Desember 2015, 2014 dan As of December 31, 2015, 2014, and 1 Januari 2014/ 31 Desember 2013 1 January 2014/ December

Lebih terperinci

Prinsip Kewajaran Dan Dokumentasi Sebagai Penangkal Kecurangan Transfer Pricing di Indonesia

Prinsip Kewajaran Dan Dokumentasi Sebagai Penangkal Kecurangan Transfer Pricing di Indonesia Prinsip Kewajaran Dan Dokumentasi Sebagai Penangkal Kecurangan Transfer Pricing di Indonesia Wika Arsanti Putri Universitas Airlangga e-mail: wikaarsanti@gmail.com Abstract - This study is a normative

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti terhadap Perusahaan A, peneliti menarik beberapa kesimpulan. Berikut adalah beberapa

Lebih terperinci

dasar hukum Tata cara pelaporan utang swasta luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak

dasar hukum Tata cara pelaporan utang swasta luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak per-25/pj/2017 PELAKSANAAN PENENTUAN BESARNYA PERBANDINGAN ANTARA UTANG DAN MODAL PERUSAHAAN UNTUK KEPERLUAN PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN DAN TATA CARA PELAPORAN UTANG SWASTA LUAR NEGERI dasar hukum

Lebih terperinci

ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH

ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 9 No. 1, April 2009 : 9-17 ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT TAHUN 2016 PIAGAM KOMITE AUDIT PT GAJAH TUNGGAL TBK A. DASAR HUKUM PEMBENTUKAN 1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015 Tentang Pembentukan dan Pedoman Kerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada PT X dan yang menjadi objek penelitiannya adalah Pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor dengan tujuan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor dengan tujuan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, pemerintah secara terus-menerus melakukan pembangunan di berbagai sektor dengan tujuan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG Ivana Cendra Universitas Bina Nusantara, Jln. KH Syahdan No.9 Palmerah Jakarta Barat 11480, telp (+62-21) 534-5830, fax (+62-21)

Lebih terperinci

Lamhot, S.E., M.Si Dosen Tetap Politeknik Mandiri Bina Prestasi ABSTRAKSI

Lamhot, S.E., M.Si Dosen Tetap Politeknik Mandiri Bina Prestasi ABSTRAKSI PERANAN PEMERIKSAAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP JUMLAH PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI LEBIH BAYAR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT Lamhot,

Lebih terperinci

PT GRAND KARTECH Tbk DAN ENTITAS ANAK / PT GRAND KARTECH Tbk AND SUBSIDIARY. Laporan Keuangan Konsolidasian/Consolidated Financial Statement

PT GRAND KARTECH Tbk DAN ENTITAS ANAK / PT GRAND KARTECH Tbk AND SUBSIDIARY. Laporan Keuangan Konsolidasian/Consolidated Financial Statement / Laporan Keuangan Konsolidasian/Consolidated Financial Statement 31 Maret 2015/ March, 31, 2015 TIDAK DIAUDIT / UNAUDITED Daftar Isi Table of Contents Halaman/ Page Pernyataan Direksi Director s Statement

Lebih terperinci