Hasil Ketik Ulang dari dokumen Asli (Dokumen asli terlampir di bawah) : Sumber : Kompas 15 Februari 1991

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hasil Ketik Ulang dari dokumen Asli (Dokumen asli terlampir di bawah) : Sumber : Kompas 15 Februari 1991"

Harjanti Irawan
7 tahun lalu
Tontonan:

1 Hasil Ketik Ulang dari dokumen Asli (Dokumen asli terlampir di bawah) : Sumber : Kompas 15 Februari 1991 Sutradara Nya Abbas Akup Meninggal * Hari ini dimakamkan di Bandung Jakarta, Kompas Sutradara terkemuka yang dikenal dengan sentilan sosialnya lewat film-film komedi, Nya Abbas Akup (60 tahun), meninggal dunia Kamis pukul di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta. Ia dirawat sejak Rabu malam pekan lalu di rumah sakit tersebut karena menderita sakit jantung dengan kumplikasi darah tinggi dan gula. Jenazah almarhum yang meninggalkan seorang istri dan 5 orang anak kandung, seorang anak angkat, dan 7 cucu ini, akan dikebumikan hari Jumat ini pukul di TPU Sirna Raga Bandung, Tercapai sudah keinginannya untuk beristirahat di rumahnya di Bandung, sesudah menyelesaikan filmnya terakhir, Boneka dari Indiana. Keinginan itu dikisahkan istrinya, Ny. Nathalia, kepada Kompas saat menunggu jenazah almarhum di rumah duka, jalan Karang Setra No. 1 Bandung. Film terbaru tersebut memang selesai, tinggal menunggu pembuatan thrillernya untuk keperluan promosi. Namun istirahat yang dimaksud rupanya lain, sesudah 39 tahun berkecimpung dalam perfilman dan menghasilkan lebih 20 film. Diantara karyanya yang sempat membekaskan jejak adalah Tiga Buronan (1975), Matt Dower (1969), Koboi Cengeng (1974), Inem Pelayan Sexy (1978) dan Cintaku di Rumah Susun (1987), serta Kipas-kipas Cari Angin. Selain mutunya diakui para pengamat, film-filmnya dikenal laris di pasar. Ia meraih piala H. Antemas sebagai film paling laris masing-masing di FFI 1975 (Koboi Cengeng) dan FFI 1978 (Inem Pelayan Sexy). Sebelumnya, Djuara 1960, Tiga Buronan dan Jenderal Kancil juga dianggap meledak di pasar. Bahkan film pertamanya, Heboh (1954) cukup banyak menghasilkan uang. Kondisi Melemah Dilepas dari Jakarta oleh tokoh Perfilman H. Misbach Jusa Biran bersama sejumlah rekan artis dan pekerja film, jenazah almarhum pukul kemarin tiba di rumah duka. Tampak mengantarnya kerabat terdekat dan artis seperti Titiek Puspa, pemainnya dalam beberapa film seperti Inem Pelayan Sexy. Sementara di Jakarta, Ketua Umum PPFI (Persatuan Perusahaan Film Indonesia) H. Turino Junaedy memimpin doa untuk almarhum dalam selamatan produksi film baru Putu Wijaya semalam. Hadir antara lain Direktur PPFN Amoroso Katamsi, Direktur Pembinaan Film dan Rekaman Video Deppen Narto Erawan, dan kalangan film dan bioskop Jakarta.

2 Istri almarhum yang semula tampak tegar, jatuh terkulai setelah melihat wajah suaminya dalam peti jenazah. Saya tidak menyangka ia pergi secepat itu katanya, mengungkap keyakinannya tentang kesehatan Akup pada hari kedua di rumah sakit. Sementara Titiek Puspa mengaku sudah menduga kepergiannya, melihat kondisinya sehari sebelum hari duka ini. Ketika itu ia menjenguk bersama Ray Sahetapy dan Dewi Yull, pasangan suami istri yang dijodohkan almarhum lewat film Gadis. Anak bungsu almarhum, Inne (25) yang bersama seorang kakaknya mengunggu saat kepergian ayahnya menuturkan, Akup merasakan sakit di dada hari Rabu pagi pekan lalu. Setelah minum obat, sakitnya berkurang, bahkan minta diantar ke kantor dan pulang pukul Naum malam harinya rasa sakit kambuh lagi, sehingga akhirnya diantar ke rumah sakit. Padahal rencananya papa akan mendapat piagam penghargaan tuturnya. Selain Inne Intan Permata, empat anak almarhum adalah Mia Mariska, Linda Narsiska, Sasa Nathasa, Bima Kusuma. Sedang anak angkatnya adalah Drajat Sudrajat. Kalangan perfilman menyebutkan kondisi fisik Akup memang cukup merosot belakangan ini. Menurut sutradara muda Garin Nugraha, almarhum sudah tampak lemas ketika menunggu proses terakhir filmnya, namun menolak diantar ke rumah sakit. Produsernya, Damu dari PT Parkit Film yang telah mengongkosi empat filmnya menyatakan sakit jantung almarhum memang parah, dan sudah direncanakan menjalani operasi pintas jantung. Namun dalam keadaan seperti itu Akup mampu menyelesaikan karya terakhirnya. Boneka dari Indiana, yang menampilkan Didi Petet, Meriam Belina, dan Lidya Kandou. Film ini digarap selama delapan bulan. Ongkosnya jauh di atas rata-rata, soalnya ini film besar, tutur Damu, yang mengaku ingin mencantumkan pengantar Film terakhir Nya Abbas Akup pada film tersebut sebagai penghormatan pada almarhum. Menurut sumber Kompas film ini memang makan ongkos sekitar Rp 350 juta. Humor, tanpa marah Kalangan pengamat film menganggap film-film almarhum sangat memperkaya perfilman nasional dengan sentilan sosialnya yang tajam namun tanpa nada amarah, dalam kemasan humor. Pengamat film seperti Salim Said menjulikinya sebagai tukang ejek nomor wahid. Sementara beberapa pengamat lin mencatatnya sebagai pengamat sosial yang cukup jeli, dan menjalinya dalam kisah jenaka yang memang menjadi kencenderungannya. Saya ini hanya reporter. Saya melukiskan apa adanya. Cuma mungkin karena saya yang menggambarkan, jadi nampak lucu. Karena ada jarak antara penonton dan yang ditonton tuturnya beberapa tahun lalu kepada Kompas. Di bagian lain obrolannya ia menyebut Just to make people laugh. Untuk itu ia menggunakan peristiwa yang bisa ditertawakan, termasuk sindiran, dan pelawak-pelawak yang punya nama: S. Bagio, Ateng, Djalal (almarhum), dan kini Didi Petet. Lahir di Malang, Jawa Timur 22 April 1932, sebagai anak ketiga dari lima bersaudara pasangan ayah Aceh dan ibu Jawa. Ia tidak sempat menyelesaikan sekolahnya di Fakultas Hukum UI maupun di Universitas Padjadjaran Bandung. Namun ia sempat mencicipi dua tahun belajar penyutradaraan di University of California, yang menyeretnya lebih dalam ke dunia film. Padahal, terjunnya ke dunia film boleh dikata tanpa sengaja. Ia

3 melamar menjadi asisten Usmar Ismail, menggarap film Kritis. Kemudian, ia menjadi penulis skenario di Perfini tahun 1954, yang membekalinya menjadi penulis skenario film-filmnya sendiri, sampai filmnya yang terakhir (**/mul/efix)

dokumen-dokumen yang mirip

Mengenang Nyak Abbas Akub

Hasil ketik ulang dari dokumen asli (dokumen asli terlampir di bawah) : SUMBER : KOMPAS MINGGU, 26 April 1992 Mengenang Nyak Abbas Akub SETAHUN lalu, 14 Februari 1991, perfilman Indonesia kehilangan putra