BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Film terbanyak yang diminati dan diproduksi di indonesia adalah film

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Film terbanyak yang diminati dan diproduksi di indonesia adalah film yang bergenre horor dan mistik. Terdapat 179 jenis film horor yang sudah terdaftar diperfilman indonesia, pertama kali ditayangkan adalah Petir Sepandjang Malam (1972), Wajah Seorang Pembunuh (1972), Pernikahan Berdarah (1987), namun pada era tahun 80-an terdapat film yang cukup familiar yang diperankan oleh mendiang Suzzana yang berjudul Pengabdi Setan (1980), Malam Satu Suro (1998), Sundel Bolong (1981) dan lain lain. Terdapat 131 film Indonesia yang bergenre mistik seperti Gondoruwo (1981), Kutukan Nyai Roro Kidul (1979) dan sebagainya. 1 Selain film layar lebar banyak pula acara di televisi yang menyuguhkan sinetron atau program yang bergenre horor. Seperti pada tahun 2000-an kita pasti sangat familiar dengan sinetron yang berjudul Tali Pocong Mumun. Acara tersebut sangat terkenal pada massanya. Lalu ada reality show yang bertemakan mistik seperti Uka-Uka, Dunia Lain dan sebagainya. Itu semakin menandakan bahwa masyarakat indonesia menyukai acara dengan genre horor. Seiring perkembangan zaman maka tayangan misteri tersebut semakin banyak dan sampai ditingkat layar lebar. Saat ini jenis dan tanda-tanda yang 1 FilmTerbanyakDitonton Diakses pada tanggal 20 Februari 2017 Pkl WIB 1

2 2 dimunculkan dalam tayangan misteri memiliki versi yang berbeda-beda, bahkan saat ini lebih banyak menayangkan adegan pornografinya dibandingkan dengan isi dari kisah mistiknya. Saat itu para produsen sengaja memasang iklan dan judul film yang serba panas untuk menarik para minat penonton. Tekanan kontrol pun meningkat, dan film tidak punya tradisi kebebasan untuk menentangnya. Para pelaku film sendiri umumnya tidak berusaha membatasi diri. Demi meraih pasar banyak produser justru membuat film yang menghebohkan dan mereka sering berkomplot dengan petugas sensor untuk meloloskan filmnya. 2 Film horor biasanya menyajikan cerita yang bersifat mistis seperti hantu, dukun, santet, ilmu hitam dan arwah penasaran. Film yang dibuat dalam adegan mengerikan akan membuat jantung berdebar-debar dan bulu kuduk merinding begitu saja. Realita yang ada dalam film horor Indonesia justru menyajikan adegan di ranjang dan dikamar mandi yang menjurus pada aksi pornografi. Karl Heider dalam bukunya Indonesian Cinema, National Culture On Screen (Heider, 1991:44) menyatakan bahwa film horor Indonesia pada masa orde baru tidak bisa dilepaskan dari tiga hal yaitu komedi, seks dan religi. Ketiganya menjadi formula ampuh yang membuat film-film horor Indonesia digemari penontonnya. Memang film-film horor yang berhasil tayang dibioskop adalah film yang telah lulus uji sensor dari lembaga sensor film sebagai lembaga yang tugasnya menyeleksi film yang layak untuk tayang di bioskop atau tidak. Namun pada kenyataannya, filmflm horor tersebut masih terkesan vulgar. Kemungkinan karena banyaknya adegan panas yang mendominasi jalan cerita film, maka tidak bisa keseluruhan disensor. 2 William L.Rivers, et al. Media Massa & Masyarakat Modern. Kencana. Jakarta : Hal

3 3 Apabila disensor pun hanya sediki sekali dan yang lainnya dibiarkan benar-benar terlihat oleh penonton. Dikhawatirkan pula jika terlalu banyak sensor, maka jalan cerita filmnya menjadi tidak adanya keterkaitan satu sama lain dan membuat penonton bingung atau tidak mengerti tentang jalan cerita filmnya. 3 Namun seiring perkembangan industri film di Indonesia, sudah banyak perubahan yang dilakukukan khususnya pada genre film horor yang dulunya identik dengan banyaknya adegan yang berbau seks dan pornografi dan tidak menonjolkan sisi horor dari film tersebut. Sekarang genre film horor sudah kembali pada hakikat yang seharusnya yaitu menonjolkan sisi horor dan mistis yang ingin diceritakan pada film horor. Banyak pula film horor yang mengambil cerita dari kisah nyata yang ada di masyarakat maupun mengambil permainan yang berbau mistis seperi jelangkung yang sangat kita kenal sebagai permainan memanggil arwah penasaran. Di Indonesia banyak sekali mitos atau cerita mistis yang berkembang di daerah nya masing-masing, itu membuat para sutradara film mempunyai banyak ide untuk membuat genre film horor. Masyarakat juga seperti penasaran dengan film horor asli indonesia karena sosok mistis yang di gambarkan tidak asing dan sudah menjadi legenda di indonesia. Mistis pada awalnya memang sudah tercipta. Penggambaran tanda yang ditimbulkan dalam cerita masyarakat direalisasikan dengan membuat film. Dengan ini, peneliti memilih semiotika untuk memberikan penggambaran berupa mistis kepercayaan mengenai ritual dan ideologi yang terdapat pada sebuah 3 Program Studi Ilmu Komunikasi. Film Horor Dan Roman Indonesia: Sebuah Kajian, Litera. Yogyakarta: Hal 2-3.j

4 4 lambang berupa visual dan audio pada sebuah film. Dengan semiotika yang diungkapkan oleh Barthes maka kita akan mengetahui sebuah tanda dalam bahasa. Dalam skripsi ini adanya semiotika komunikasi Roland Barthes yang dapat diuraikan bahwa tanda denotatif dari penanda dan pertanda, akan tetapi dalam bersamaan, tanda denotatif juga penanda konotatif jadi,dalam konsep barthes tanda konotatif tidak hanya memiliki makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya. Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos. Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahamin beberapa aspek tentang realistis atau gejala alam. Mitos merupakan produksi kelas sosial yang sudah mempunyai suatu dominasi. Mitos primitif, misalnya mengenai hidup dan mati, manusia dan dewa. Sedangkan mitos masa kini misalnya mengenai feminitas, maskulinitas, ilmu pengetahuan dan kesuksesan. 4 Adapun peneliti ingin meneliti film yang dianggap memiliki mistis di sekitar msayarakat. Sebelumnya peneliti ingin menjelaskan mengenai film horor tersebut yang berjudul The Doll. The Doll merupakan film horor indonesia yang dirilis pada 27 Oktober 2016 dan disutradai oleh Rocky Soraya. Film ini dibintangi oleh Shandy Aulia dan Denny Sumargo. Ini adalah ketiga kalinya mereka dipasangkan bersama setelah sebelumnya dalam film 308 dan Mall Klender. 4 Fiske, John., Introduction To Communnication Studies. Second Edition, London,1990. Hal 88

5 5 Mengisahkan tentang sepasang suami istri bernama Daniel dan Anya yang baru pindah rumah ke Bandung. Suatu ketika, Daniel tanpa sengaja membawa pulang boneka dari lokasi proyek tempat ia bekerja. Anya pun dengan senang hati menyimpannya dirumah. Tapi seorang tetangganya yang bernama Niken terkejut melihat boneka itu. Berdasarkan pengelihatannya, dulu boneka itu adalah milik seorang anak kecil bernama Uci yang meninggal ketika ia dan seluruh keluarganya dibunuh secara keji dalam sebuah perampokan. Dari situlah keanehan demi keanehan terjadi dirumah Daniel dan Anya. Mulai dari si boneka yang pindah tempat sendiri, bel pintu yang berbunyi sendiri, sampai suara anak kecil terdengar di malam hari. Peneliti sangat tertarik meneliti makna mistis yang terdapat pada film The Doll ini. Karena penggunaan boneka yang biasa kita kenal sebagai mainan anakanak yang memiliki penggambaran lucu, manis dan jauh dari kata menyeramkan yang membuat cerita dari film horor ini menjadi berbeda dan memiliki kelebihan dari film horor yang lain. Berbeda dengan film horor lainnya yang menggunakan media boneka sebagai bintang utamanya seperti film chucky yang penulis tahu boneka tersebut memiliki wajah yang memang menyeramkan, boneka di film the doll ini tidak di setting memiliki penampilan yang menyeramkan sehingga semakin menarik bagaimana cara sang sutradara membuat boneka tersebut bisa menggambarkan suasana horor dengan penampilan yang manis dan lucu selayaknya boneka untuk anak-anak. Pada film The Doll ini, boneka diceritakan sebagai sumber teror karena boneka di film tersebut adalah bekas milik seorang anak kecil bernama Uci yang dibunuh sehingga arwah dari anak kecil tersebut

6 6 merasuki boneka itu. Kengerian dalam film ini ditambah lagi dengan boneka yang dapat berpindah tempat dengan sendirinya. Ditambah dengan efek suara yang mencekam serta pengambilan gambar yang dapat menggambarkan suasana horor dalam film tersebut. Perubahan makna boneka ini dilakukan oleh industri film bukan untuk menjatuhkan atau merubah persepsi anak-anak tentang boneka, melainkan untuk membuat suatu cerita baru bahwa hal yang terlihat lucu tidak selalu menyenagkan dan tentunya untuk mencari keuntungan atas pembuatan ide baru mengenai boneka yang dijadikan sumber teror. Terlebih lagi dalam pembuatan film horor. Diluar sana sudah banyak film horor yang mengambil tema tentang boneka, tetapi belum ada yang memakai boneka lucu sebagai media utamanya. Dengan begitu industri perfilman mempunyai sesuatu hal yang baru lagi yang bisa dikembangkan sebagai ide untuk membuat cerita yang lebih menarik dan belum pernah ada. Tentu saja dengan mempunyai ide baru yang masih fresh dan belum banyak ditiru akan membuat panonton penasaran dengan jalan cerita yang akan disajikan nantinya, mengingat film horor selalu identik dengan arwah penasaran, pembunuhan, psikopat dan tempat-tempat angker. Film selaku industri jasa hiburan tentunya ingin membuat sebuah film yang diminati semua kalangan penontonnya mulai dari anak-anak, orang dewasa, laki-laki maupun perempuan demi mendapatkan keuntungan yang besar. Itulah yang coba dilakukan oleh sang sutradara pada film The Doll ini dengan membuat sebuah jalan cerita yang dibuat menggunakan media boneka anak-anak.

7 7 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahannya adalah Bagaimana pemaknaan boneka sebagai simbol teror dalam film horor The Doll? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pemaknaan boneka pada film horor The Doll. 1.4 Manfaat penelitian Manfaat akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam bidang keilmuan komunikasi terutama komunikasi massa. Penelitian ini juga diharapjan menjadi referensi, untuk studi mengenai simbol-simbol yang ditampilkan dalam narasi film Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap para produsen, pekerja dan penikmat film yang diputar dalam layar lebar tentang tanda.

8 8