NEW PRODUCT DEVELOPMENT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NEW PRODUCT DEVELOPMENT"

Transkripsi

1 TUGAS PRESENTASI NEW PRODUCT DEVELOPMENT DISUSUN OLEH : M. CHUSNUL SYAICHUDIN ( ) M. EMIL RAHMAN ( ) Mahasiswa MegisterManagemen Universitas Mercubuana Angkatan XIII 2009

2 DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN TEORITIS New Product Development (NPD) Definisi & Teori Produk Teori Proses Pengembangan Produk Teori Siklus Produk Teori Keuntungan dan Kekurangan dalam NPD Seleksi Strategi Produk Baru Proses Pengembangan Kriteria Produk Baru Kriteria Pialang (Pedagang Perantara untuk Produk Baru) Mengorganisir Inovasi Produk Faktor-faktor Pendukung Pengembangan Produk Baru Faktor-faktor Penghambat Pengembangan Produk 18 BAB III KESIMPULAN BAB IV STUDI KASUS. 21 DAFTAR PUSTAKA... 26

3 BAB I PENDAHULUAN Setiap saat, konsumen hingga perusahaan selalu dibuat bingung dengan banyaknya peluncuran produk baru, baik dari kategori pangan hingga elektronik. Semua ini dilakukan tidak lain karena untuk menciptakan pasar yang bisa diterima, baik oleh perusahaan sendiri maupun konsumen. Diterima oleh perusahaan artinya adalah dalam hal keuntungan hingga penjualan, sedangkan diterima oleh konsumen adalah menjadi produk pilihan utama konsumen dalam suatu kategori produk tertentu dibandingkan kompetitor. Pengembangan produk baru akan menjadi sebuah terobosan strategik untuk memecahkan situasi kebuntuan akibat karena persaingan bisnis yang mulai jenuh. Produk baru yang bisa berbentuk new to the world product, new category entries, line extension, product improvement, repositioning, dan cost reduction akan menjadi amunisi segar bagi perusahaan untuk menguasai pasar sasaran. Namun demikian, mengembangkan sebuah produk baru bukan suatu hal yang mudah. Fakta di pasar menunjukkan lebih banyak produk baru yang gagal dibandingkan yang sukses berkembang. Kegagalan produk baru untuk bertahan dan berkembang di pasar seringkali disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut kesalahan riset pasar dalam memahami kebutuhan konsumen, terkesan mee too product karena gagal menemukan ide produk yang benar-benar just noticeable different, ketidaktepatan timing peluncuran produk baru ke pasaran, produk baru tidak dikomunikasikan secara baik, dan kesalahan memperkirakan respon pesaing. Pengembangan produk adalah program pengembangan produk baru dengan merealisasikan rancangan produk sebagai tanggapan atas adanya persaingan dan bagaimana perusahaan dapat menetapkan posisinya, perusahaan percaya dalam jangka panjang terdapat korelasi positif antara pengembangan produk dengan meningkatnya penjualan. Untuk dapat melakukan pengembangan produk perusahaan dituntut sebuah keputusan mengenai biaya karena biaya adalah 1

4 merupakan elemen yang sangat penting dalam kegiatan pengembangan yang menentukan sukses tidaknya pemasaran suatu produk. Perusahaan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk melakukan pengembangan produk dan jika pengembangan produk menyebabkan keputusan yang salah maka dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi perusahaan, pengembangan tersebut dapat dilaksanakan hanya jika keuntungan melebihi biayanya. 2

5 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 New Product Development (NPD) Dalam NewDevelopment Product, pertama harus ada sesuatu untuk dijual produk, jasa atau ide dan sesuatu ini harus dikembangkan. Proses pengembangan produk baru harus dimulai dengan seleksi strategi produk baru secara jelas. Strategi ini kemudian dapat berfungsi sebagai pedoman berguna dalam meneliti selangkah demi selangkah proses pengembangan dari setiap produk baru. Badan USaha Produk Baru Inovasi Pasar Rp 2.2 Definisi & Teori Produk Sebelum mengetahui pengertian tentang pengembangan produk kita perlu mengetahui arti dari produk itu sendiri. Pengertian produk itu sendiri, ditinjau dari sudut pandang pemasaran, yang dikemukakan oleh Philip Kotler dan Gary Armstrong (1997;274) dalam bukunya Dasar-Dasar Pemasaran yang disadur oleh Drs. Alexander Sindoro sebagai berikut: 3

6 Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau di konsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Seperti definisi produk di atas, produk yang baik adalah produk yang dapat diterima untuk dikonsumsi guna memenuhi kebutuhan konsumen tetapi biasanya ada saat tertentu dimana konsumen akan merasa jenuh dengan produk yang sudah ada dan akibatnya hasil penjualan dari produk tersebut akan mengalami penurunan. Keberadaan pesaing yang dapat menjadi salah satu penyebab penurunan hasil penjualan, untuk itu perusahaan dituntut untuk kreatif dalam menghadapi situasi seperti di atas. Salah satu cara adalah dengan mengembangkan produk menjadi produk yang baru. Produk merupakan suatu perwujudan dari hasil designer dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Produk-produk yang dihasilkan dan diperkenalkan ke konsumen, tidak seluruhnya dapat memuaskan atau memenuhi sesuai dengan keinginan konsumen. Hal ini disebabkan, salah satu diantaranya yaitu kesulitan designer dalam menterjemahkan keinginan konsumen yang sangat bervariasi dan berubah-ubah. Meskipun demikian, secara umum seharusnya produk yang berada di pasar dapat memberikan manfaat yang besar bagi pemakainya. Tetapi kenyataannya banyak produk yang beredar di pasar tidak disukai oleh konsumen, karena konsumen merasa tidak menyukainya atau membutuhkannya akan produk tersebut. Seluruh aktivitas yang terjadi di alam semesta ini, seluruhnya selalu berhubungan dengan kepentingan manusia. Manusia selalu dijadikan objek dalam pengembangan design produk. Produk-produk yang dihasilkan diharapkan dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan manusia. Tetapi banyak produk yang dijual dan beredar di pasar dinilai tidak ergonomis, dan manusia sebagai pengguna tidak menyadari akan hal tersebut karena tidak ada pilihan lain. Dengan demikian akan menguatkan hipotesis bahwa produk yang dirancang tidak menggunakan konsep ergonomis, tidak akan memberikan manfaat yang besar bagi pemakainya sehingga tidak akan diminati dan dibeli oleh manusia sebagai 4

7 konsumen, dimana produk tersebut tidak akan memberikan nilai jual yang tinggi dan tidak memiliki keunggulan bersaing. Sedikit produk yang dirancang secara ergonomis, atau pemasaran produknya dengan menjual citra (image) ergonomis, bahkan masih sedikit pihak yang berkepentingan (baik produsen maupun konsumen) memahami pentingnya konsep ergonomi dalam pengembangan design produk. Hal ini disebabkan belum adanya proses sosialisasi konsep ergonomi secara terpadu dan berkesinambungan ke masyarakat luas, dimana konsep ergonomi masih dipandang sebagai konsep yang tidak ada gunanya dan membuang-buang biaya, atau setidaknya masih memberikan kesan akan membuat harga produk menjadi mahal sehingga sulit laku dan bersaing di pasaran. Anggapan dan kesan ini menjadi ganjalan dan perlu dikikis secara bertahap dan perlunya sosialisasi aplikasi konsep ergonomi dalam pengembangan design produk tidak akan membuat harga produk menjadi mahal, bahkan akan memberikan nilai tambah terhadap fungsi produk tersebut sehingga sedemikian rupa aplikasi konsep ergonomi tersebut akan memberikan nilai jual produk yang tinggi (superior customer value) dan keunggulan bersaing (competitiveadvantage) Teori Proses Pengembangan Produk Baru Dalam melaksanakan kegiatan pengembangan produk, haruslah melalui tahapantahapan tertentu yang dapat menekan resiko sekecil mungkin, hal ini disebabkan karena kegiatan pengembangan produk itu membutuhkan dana yang relatif besar. Adapun tahapan-tahapan yang dimaksud terdiri dari delapan tahapan menurut Philip Kotler (1997; ) dalam bukunya Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol yang disadur oleh Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli yaitu : 1. Pemunculan Gagasan (Idea Generation) 2. Penyaringan gagasan (Screening Idea) 3. Pengembangan dan Pengujian Konsep (Concept Development And Test) 4. Strategi Pemasaran (Marketing Strategy) 5. Analisis Bisnis (Business Analysis) 5

8 6. Pengembangan Produk (Product Development) 7. Pengujian Pasar (Market Testing) 8. Komersialisasi (Commercialization). Sedangkan tahap-tahap pengembangan produk menurut William J Stanton(1996; ) dalam bukunya Prinsip Pemasaran yang disadur oleh Yohanes Lamarto ada enam tahap, yaitu : a. Mewujudkan Gagasan Produk Baru b. Menyaring dan Menilai Gagasan untuk Menentukan Mana yang Berharga untuk dikembangkan c. Analisis Bisnis d. Pengembangan Produk e. Uji Pemasaran f. Komersialisasi Teori Siklus Produk (Product Life Time Cycles). Setelah tahap-tahap pengembangan produk dilaksanakan maka produk apapun akan mengalami siklus kehidupan pada waktu produk itu ada dipasaran sampai produk itu hilang dari pasaran, ia akan melewati tahap-tahap siklus kehidupannya. Menurut Philip Kotler (1997; ) dalam bukunya Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol dalam siklus kehidupan suatu produk ada empat tahap: 1. Tahap perkenalan (Introduction), periode pertumbuhan penjualan yang lambat karena produk baru yang baru saja diperkenalkan di masyarakat konsumen. Biaya sangat tinggi sehingga produk tidak menghasilkan laba sama sekali. 2. Tahap pertumbuhan (Growth), pasar dengan cepat menerima produk baru sehingga penjualan melonjak dan menghasilkan laba yang sangat besar. 3. Tahap kedewasaan (Maturity), periode dimana pertumbuhan penjualan mulai menurun karena produk baru sudah bisa diterima oleh sebagian 6

9 pembeli potensial. Jumlah keuntungan mantap, stabil menurun yang disebabkan oleh meningkatnya biaya pemasaran untuk melawan persaingan ketat. 4. Tahap penurunan (Decline), dalam periode ini penjualan menurun dengan tajam diikuti dengan penyusutan laba Teori Keuntungan dan Kekurangan dalam NPD Perusahaan harus selalu berusaha untuk mengembangkan produknya sesuai dengan selera dan keinginan konsumen sehingga dapat terus bersaing dengan perusahaan lain. Pengembangan produk tersebut dimaksudkan agar perusahaan dapat selalu memenuhi selera pasar sehingga konsumen dapat terus tertarik pada produk tersebut. Hal ini akan menguntungkan perusahaan dalam meningkatkan hasil penjualan karena tingkat penjualan merupakan suatu tolak ukur keberhasilan perusahaan 7

10 untuk memuaskan pelanggannya. Pengembangan produk merupakan keputusan yang memiliki resiko tinggi bagi perusahaan karena memerlukan biaya yang tinggi serta kemungkinan produk baru tersebut gagal dalam pemasaran. Dengan demikian usaha pengembangan produk yang berhasil akan memberikan imbalan yang seimbang dengan resiko yang ditanggung oleh perusahaan, untuk itu perusahaan harus meminimalkan resiko kegagalan produk dengan melaksanakan tahap-tahap pengembangan produk dengan sungguh-sungguh. Menurut Philip Kotler (1999;274) dalam bukunya Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol, mengemukakan beberapa sebab yang bisa mengakibatkan makin sulitnya keberhasilan pengembangan produk dimasa yang akan datang yaitu : 1.Kurangnya gagasan pada jenis barang tertentu. 2.Pasar yang terpecah-pecah. 3.Kendala sosial dan pemerintah 4.Mahalnya proses pengembangan produk. 5.Kurangnya modal. 6.Pendeknya rentang waktu menyelesaikan produk. 7.Pendeknya masa manfaat bagi produk yang berhasil. 2.3 Seleksi Strategi Produk Baru Manajemen perlu menyeleksi strategi keseluruhan produk baru yang efektif untuk membimbing proses pengembangan produk baru perusahaan. Seleksi dilakukan untuk mengidentifikasi peranan strategi produk baru di dalam usaha mencapai tujuan pemasaran dan perusahaan. Misalnya, sebuah produk baru dapat dirancang untuk mempertahankan posisi pangsa pasar, atau untuk menjaga posisi perusahaan sebagai innovator produk. Di dalam situasi lain, peranan produk dapat membantu perusahaan mengembalikan modal investasi atau merintis posisi dalam pasar yang baru. 8

11 Peranan produk baru yang sudah ditentukan juga mempengaruhi tipe produk yang akan dikembangkan. Tujuan Perusahaan 1. Mempertahankan posisi pangsa pasar (market-share). 2. Mengembangkan lebih lanjut posisi perusahaan sebagai innovator. Strategi Produk 1. Memperkenalkan produk baru atau memperbarui produk yang sudah ada. 2. Memperkenalkan produk yang benar-benar baru tidak hanya modifikasi dari produk yang sudah ada. Hanya selama beberapa tahun terakhir ini saja perusahaan-perusahaan menyadari bahwa strategi produk baru perlu dipisahkan dalam proses pengembangan. Sejak itu, efisiensi proses pengembangan telah meningkat dengan pesat sekali. Sebuah survey yang dilakukan oleh Booz, Allen & Hamilton melaporkan bahwa di tahun 1968 diperlukan 58 gagasan produk baru untuk satu produk baru yang diproduksi. Di tahun 1981, hanya diperlukan 7 gagasan produk baru untuk setiap produk baru yang berhasil diproduksi. 9

12 2.4 Proses pengembangan Dengan bimbingan strategi produk baru perusahaan, pengembangan sebuah produk baru berjalan melalui enam langkah. Dalam setiap langkah, manajemen harus menentukan apakah melanjutkan ke langkah berikutnya, membatalkan produk atau mencari tambahan informasi. Identifikasi Peranan Produk Baru 1 Ciptakan Gagasangagasan Produk Baru 2 3 Evaluasi Konsep Analisis 4 Lanjutkan? ya Pengembangan Tidak Selesai Lanjutkan? ya 5 Uji Pasar (Produksi Terbatas) Tidak 6 Selesai Lanjutkan? ya Pasar (Produksi Penuh) Tidak Selesai Gambar - Proses Pengembangan Produk Baru 10

13 Dua langkah pertama mewujudkan gagasan produk baru dan menilainya berpusat pada strategi produk baru secara keseluruhan. Strategi ini menyediakan (1) fokus untuk mewujudkan gagasan produk baru dan (2) kriteria untuk menyaring dan menilai gagasan-gagasan ini. 1. Mewujudkan gagasan produk baru. Pengembangan produk baru dimulai dengan suatu gagasan/ide. Sumber gagasan tidak begitu penting. Yang penting adalah system perusahaan untuk merangsang gagasan-gagasan baru dan kemudian mengakui serta meninjaunya dengan tepat. 2. Menyaring dan menilai gagasan-gagasan untuk menentukan mana yang berharga untuk dikembangakan. 3. Analisis bisinis. Gagasan produk baru yang bisa mencapai tingkat ini dikembangkan menjadi sebuah usulan bisnis yang kongkrit. Manajemen (a) mengidentifikasikan ciri-ciri produk, (b) memperkirakan permintaan pasar dan kemampuan produk menghasilkan laba, (c) menyusun sebuah program untuk mengembangkan produk, dan (d) menetapkan tanggung jawab untuk studi lebih lanjut kemungkinan pelaksanaan produk. Ketiga langkah diatas dinamakan tahap pengujian konsep. Tahap ini merupakan pra-uji dari gagasan produk, sebagai lawan dari pra-uji produk dan pasar. 4. Pengembangan produk (produk development). Gagasan di atas diwujudkan ke dalam produk kongkrit. Sejumlah kecil produk atau model panduan (pilot model) produk dibuat sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan sebelumnya. Uji laboratorium dan penilaian teknis lainnya dilakukkan untuk menentukan kemungkinan untuk memproduksi produk. 5. Uji pemasaran (marketing test). Uji pasar, uji pakai dan berbagai uji coba komersial lainnya dilaksanakan dalam daerah geaografis terbatas. Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan keterlaksanaan (feasibility) program pemasaran dalam skala penuh. Dalam langkah ini, design dan variable produksi bisa disesuaikan menurut hasil uji pemasaran. Pada titik ini 11

14 menajemen harus membuat keputusan akhir, memasarkan produk secara komersial atau membatalkan sama sekali. 6. Komersialisasi. Program pemasaran dan produksi dalam sekala penuh direncanakan dan kemudian produk diluncurkan. Sampai tahap ini, manajemen praktis dapat mengendalikan produk secara penuh. Sekali produk dilahirkan dan mulai memasuki daur hidupnya, lingkungan luar yang penuh persaingan mulai menentukan nasibnya. Dalam evolusi enam langkah ini, tiga langkah pertama yaitu tahap gagasan atau konsep merupakan tahap yang kritis. Bukan saja biayanya tidak sedikit setiap langkah menjadi makin mahal baik dalam ongkos maupun dalam kelangkaan sumberdaya manusia. Lebih penting lagi, banyak produk gagal karena gagasannya atau waktunya salah. Ketiga langkah pertama diatas dirancang untuk mengidentifikasi situasi seperti itu. Banyak perusahan sekarang mulai menggunakan model-model matematis dan teknik-teknik kuantitatif lainnya untuk didayagunakan dalam pengembangan produk baru dan dalam menilai produk yang teah dipasarkan. Sebagai ilustrasi, PERT (Program Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method = Metode Jalur Krisis) merupakan dua alat kuantitatif yang sering didayagunakan dalam proses pengembangan. 2.5 Kriteria Produk Baru Kapan sebaiknya produk baru ditambahkan pada produk-produk perusahaan yang sudah ada? Berikut disebutkan 8 pedoman bagi perusahaan untuk menjawab pertanyaan diatas. 1. Harus ada permintaan pasar yang cukup. Pedoman ini merupakan pedoman yang paling penting. Terlalu sering manajemen mulai dengan pertanyaan seperti Apakah kita dapat mendayagunakan gugus wiraniaga yang ada sekarang? atau Apakah produk baru akan sesuai dengan sistem produksi 12

15 kita? Padahal pertanyaan dasar adalah, Apakah cukup jumlah orang yang benar-benar menginginkan produk kita? Manajemen harus berusaha mengukur secara kuantitatif ukuran dan komposisi pasar yang potensial. 2. Produk harus cocok dengan standar sosial dan lingkungannya. Apakah proses produksi mengakibatkan polusi berat terhadap udara dan air (seperti halnya pabrik kertas dan baja)? Apakah pemakaian produk berbahaya terhadap lingkungan (seperti kendaraan bermotor)? Setelah digunakan, apakah produk berbahaya terhadap lingkungan (seperti DDT dan beberapa diterjen)? Apakah produk memiliki potensi di siklus-ulang (recycling potensial)? 3. Produk harus sesuai dengan struktur pemasaran perusahaan yang sedang berjalan. Pengalaman pemasaran perusahaan penting disini. Perusahaan SunBean mungkin tidak mengalami kesukaran untuk menambah produk alat-alat dapur ke dalam rangkaian produksinya, sedangkan pabrik cat Glotex pasti akan mengalami kesulitan menambahkan produk baru margarine ke dalam rangkaian produksinya. Pertanyaan yang lebih khusus dapat dipertanyakan : Apakah gugus wiraniaga yang ada sekarang bisa didayagunakan? Apakah saluran distribusi yang ada sekarang bisa didayagunakan? 4. Gagasan produk baru bisa lebih diterima oleh manajemen jika produknya cocok dengan fasilitas produksi yang ada, tenaga kerja dan kemampuan manajamen. 5. Produk harus cocok dari sudut pandang keuangan. Paling sedikit tiga pertanyaan yang perlu dipertanyakan : Apakah keuangan cukup tersedia? Apakah produk baru akan meningkatkan stabilitas musiman dan siklus dalam perusahaan? Apakah kemungkinan nilai laba cukup? 6. Harus tidak ada persoalan hukum. Hak paten harus didaftarkan, etiket dan kemasan harus sesuai dengan peraturan yang ada dan seterusnya. 7. Manajemen dalam perusahaan harus memiliki waktu dan kemampuan mengelola produk baru. 8. Produk harus sesuai dengan citra dan tujuan perusahaan. Perusahaan yang menekankan pada produk berharga murah dan volume penjualan yang 13

16 tinggi biasanya tidak perlu memasukkan produk baru yang berkaitan dengan prestise atau status. 2.6 Kriteria Pialang (Pedagang Perantara untuk Produk Baru) Pada waktu para pengecer atau grosir mempertimbangkan menjual produk baru atau tidak, mereka akan menggunakan kriteria di atas kecuali nomor 4 (empat) dan 8 (delapan) yang berkaitan dengan produksi. Sebagai tambahan, para pialang harus mempertimbangkan : 1. Hubungan dengan pabrikasi : reputasi pabrikan, kemungkinan memperoleh hak tunggal penjualan di daerah tertentu, tipe bantuan promosi yang bisa diberikan oleh pabrikan, dan lain sebagainya. 2. Kebijakan dan praktek dalam toko : Tipe usaha penjualan apa yang dibutuhkan untuk produk baru? Apakah produk baru sesuai dengan kebijakan took terutama yang menyangkut pelayanan reparasi, perubahan (untuk pakaian), kredit dan pengiriman barang. 2.7 Mengorganisir Inovasi Produk Agar program-program produk baru dapat berhasil, manajemen puncak harus mendukung secara terus menerus dan mau bertanggungjawab atas programprogram ini. Rasa terikat kepada program harus tetap ada meskipun dihantui oleh kemunginan gagal, hal yang wajar terjadi dalam usaha produk baru. Agar keterkaitan ini bisa berjalan efektif, program produk baru harus terorganisir secara efektif. Tipe-tipe Organisasi Tidak ada satupun struktur organisasi yang terbaik untuk pengembangan dan perencanaan produk baru. Kenyataannya, banyak perusahaan mendayagunakan lebih dari satu tipe struktur organisasi untuk mengelola kegiatan pengembangan dan 14

17 perencanaan. Empat dari struktur organisasi yang secara luas didayagunakan dan pengusaha dibahas secara singkat di bawah ini. Beberapa ahli dalam inovasi produk menganjurkan bahwa organisasi yang bertanggung jawab atas produk baru sebaiknya dipisahkan dari organisasi yang mengelola produk yang sedang berjalan. Ada dua alasan yang mendasari anjuran ini. Pertama, para eksekutif yang menangani produk yang sedang berjalan biasanya mempunyai pandangan jangka pendek. Waktu mereka kebanyakan disita oleh masalah sehari-hari dari produk yang ada, dan akibatnya mereka cenderung akan mengabaikan produk baru. Kedua, para manajer produk baru yang sedang berjalan baik segan mengambil resiko memasarkan produk baru yang potensi pasarnya masih diragukan. Komite perencanaan produk. Beberapa perusahaan memanfaatkan kominte, dengan wakil-wakil dari manajemen puncak, untuk membimbing kegiatan perencanaan dan pengembangan produk baru. Anggotanya biasanya mencakup direktur utama perusahaan dan para direktur eksekutif departemen-departemen penting, pemasaran, produksi, keuangan, rekayasa, dan riset. Setelah berhasil melewati tahap-tahap permulaan dari proses pengembangan, tanggungjawab pemasarannya diambil alih oleh unit lain mungkin manajer produk atau departemen produk baru. Dalam komite, gagasan dan saran dari beberapa eksekutif ditampung. Setiap produk baru yang diterima mereka biasanya akan berjalan dengan dukungan manajemen yang menjadi anggota komite. Sebaliknya, kegiatan komite menyita banyak waktu yang berharga dari para eksekutif dan juga memperlambat proses pengambilan keputusan. Departemen Produk-baru Untuk sepenuhnya mendukung pengembangan produk baru, beberapa pabrikan terkenal membentuk departmen produk baru. Umumnya, unit-unit ini kecil dan terdiri dari empat atau lima orang bahkan bisa juga hanya satu orang. Departemen 15

18 ini melapor langsung ke dirut perusahaan. Departemen seperti ini biasanya beranggungjawab membuat produk baru dan mengarahkannya melewati tahaptahap pengembangan. Bila produk siap untuk dipasarkan salam sekala penuh, tanggungjawab diserahkan kepada departemen-departemen lain yang berwenang. Versi inovatif dari departemen produk baru telah berkembang di beberapa perusahaan misalnya, GE company dan NCR (National Cash Register Company) dan di Indonesia PT. Unilever Indonesia. Departemen ini bertanggungjawab mewujudkan produk baru secepatnya melalui cara (1) menghidupkan kembali paten lama, (2) mengontrak dan menghubungi para pialang produk untuk menjodohkan produk perusahaan, atau (3) mengembangkan produk melalui perusahaan yang mempunyai spesialisasi dalam pengembangan produk (terutama di Amerika Serikat). Departemen ini juga mempunyai tugas khusus lainnya menjualkan produk-produk, penemuan-penemuan dan tekhnologi yang telah dikembangkan oleh perusahaan tetapi tidak dapat dipasarkan pada saat ini karena berbagai alasan. Daripada dibiarkan tersimpan selama bertahun-tahun, manajemen bisa memperoleh uang untuk investasi dalam riset dan pengembangan. Manajer Produk Dalam banyak perusahaan seorang manajer produk kadang-kadang disebut manajer merk (brand manager) atau manajer usaha (merchandise manager) adalah eksekutif yang bertanggungjawab merencanakan produk baru dan sekaligus juga produk yang telah berjalan. Perusahaan yang besar bisa mempunyai beberapa manager produk yang melapor ke seorang eksekutif puncak pemasaran. Berbagai diskusi dalam dunia bisnis yang berkaitan dengan fungsi produk manjaer merupakan indikasi perhatian manajemen dalam struktur organisasi ini. Dalam perusahaan-perusahaan yang besar misalnya, Procter & Gamble, PT. Unilever dan Salim Group tanggungjawab seorang manajer produk benar-benar luas. Dia bertanggungjawab merencanakan program lengkap pemasaran sebuah merek atau sekelompok produk. Jadi, dia bertanggungjawab bukan saja atas produk 16

19 baru tetapi juga atas produk tetapi juga atas produk yang sedang berjalan. Tanggungjawabnya mencakup menentukan tujuan pemasaran, mempersiapkan budget, dan mengembangkan rencana periklanan dan kegiatan penjualan lapangan. Di beberapa perusahaan ada juga manajer produk yang hanya bertanggungjawab atas promosi dan penjualan. Mungkin masalah terbesar dalam system manajer produk terletak pada tugas yang berat (responsibility) yang diberikan kepada mereka tanpa diimbangi wewenang (authority) yang sesuai. Mereka harus mengembangkan rencana penjualan di lapangan tanpa wewenang mengatur para wiraniaga. Mereka tidak berweang menyeleksi biro-biro iklan, padahal mereka bertanggungjawab untuk mengembangkan rencana periklanan. Mereka mempunyai tanggungjawab laba atas merk yang dibinanya, tetapi seringkali tidak diberikan kekuasaan dalam hal-hal yang menyangkut seperti biaya produk, penetapan harga produk atau budget periklanan. Efektifitas mereka sebagian besar tergantung pada kemampuan pribadi untuk mempengaruhi eksekutif-eksekuitf dari departemen lain untuk bekerjasama. Team Usaha Baru (Venture Team) Ini merupakan konsep organisasi yang relative baru tetapi dengan cepat berkembang. Tim ini berfungsi mengelola inovasi produk dari tahap gagasan sampai pemasaran dalam skala penuh. Secara organisatoris tim terpisah dari departemen-departemen lainnya, anggotanya relative kecil dan multi disiplin dengan wakil-wakil dari produksi, keuangan, rekayasa dan riset pemasaran. Iklim operasinya bersifat wiraswasta bisnis kecil. Melapor langsung ke manajemen puncak dengan satu sasaran masuk ke pasar yang baru secara menguntungkan. Sekali sebuah produk baru ditemukan dan kemudian secara komersial bisa menguntungkan, tim usaha akan menyerahkan unit yang sudah ada kepada departemen lain, divisi baru atau anak perusahaan. Tim pengembangan ini biasanya kemudian dinon-aktifkan. Dalam beberapa kasus tim bisa terus berlanjut sebagai inti manajemen sebuah perusahaan baru yang akan dibentuk. 17

20 Tim usaha baru dirancang untuk masalah-masalah pengembangan produk yang biasa ditemukan dalam struktur tradisional organisasi masalah kelambanan birokrasi, keengganan untuk berubah, kekurangan wewenang memindahkan produk melalui tahap-tahap pengembangan. 2.8 Faktor-faktor Pendukung NPD Beberapa faktor di luar perusahaan akan mempercepat pengembangan dan usaha memperkenalkan produk baru, faktor-faktor ini antara lain : Kemajuan dalam tekhnologi (Orang digantikan dengan Mesin-mesin berat). Perubahan dalam kebutuhan konsumen ( Kemasan makanan yang instant). Hidup Produk yang sangat pendek ( TV, Phone Cell dan lain-lain). Meningkatnya persaingan pasar international ( Persaingan Perusahaan mobil). 2.9 Faktor-faktor Penghambat NPD Pada waktu yang sama, faktor di luar dan didalam perusahaan juga dapat menghambat pengembangan produk di masa yang akan dating. Dari luar faktor-faktornya antara lain ; Semakin tingginya biaya Modal Peraturan-peraturan Pemerintah Biaya tenaga kerja yang mahal Dari dalam ; kurangnya perhatian pada orientasi produk baru, ini tercermin dari riset pemasaran yang tidak memadai, keterlambatan dalam memutuskan produk baru, dan kekurangan dalam strategi produk baru. 18

21 BAB III KESIMPULAN Sebuah perusahaan memenuhi tanggungjawab sosioekonominya jika ia dapat memuaskan pelanggannya melalui produksi dan pemasaran barang-barang atau jasa-jasa yang sesuai dengan keinginan mereka. Jika pedoman pertama dalam pemasaran Kenalilah konsumen Anda, pedoman kedua adalah kenalilah produk Anda.. Dengan keterbatasan sumberdaya dan keperihatian terhadap lingkungannya, inovasi produk yang secara sosial bertanggungjawab menjadi makin penting. Produk-produk atau jasa-jasa baru yang dipasarkan oleh sebuah perusahaan menjadi faktor utama pertumbuhannya, tingkat labanya dan program pemasaran secara keseluruhan. Untuk mengelola keselurahan produk dengan efektif, para pemasar harus memahami makna istilah produk dan berbagai konsep produk baru. Ada tujuh langkah dalam proses pengembangan produk baru, diawali dengan penjelasan strategi produk baru. Langkah-langkah awal dari proses ini sangat penting. Jika sebuah perusahaan mampu membuat keputusan membatalkan produk dengan tepat dan lebih dini, banyak biaya dan tenaga yang dapat dihemat. Dalam keputusan menerima atau menolak sebuah produk baru, ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan oleh seorang pialang atau pabrikan. Produk harus cocok dengan pemasaran, produksi, dan sumber-sumber keuangan. Tetapi yang paling pokok harus ada permintaan pasar yang cukup bagi produk. Hubungan organisatoris biasanya dilaporkan sebagai masalah utama dalam perencanaan dan perkembangan produk baru. Manajemen puncak harus benarbenar terikat dengan inovasi produk dan harus mendukungnya secara kreatif. Banyak perusahaan melaporkan bahwa keberhasilan inovasi produk disebabkan oleh satu dari empat struktur organisasi pengembangan produk baru; komite perencanaan produk, departemen produk baru, sistem manajer produk, atau tim 19

22 usaha. Produk yang berhasil biasanya mempunyai kelebihan paling sedikit satu dari tiga faktor produk yang memuaskan keinginan, program pemasaran atau periklanan. 20

23 BAB IV STUDI KASUS Kasus 1 Microsoft Corp. Inovasi dan Produk Baru. Bill Gates, pemilik dan presiden director Microsoft Corporation, selain pengembang banyak produk software dan hardware yang banyak digunakan individu maupun perusahaan besar maupun kecil di dunia, juga mulai mengembangkan sayapnya dalam dunia elektronik gaming console sistem (permainan elektronik) yang diluncurkan pada tahun 2002, produk mereka namai dengan XBOX. Seiring dengan pesatnya perkembangan tekhnologi saat ini Microsoft dengan mesin consolenya juga mengalami perkembangan pesat karena selain mereka menjual mesin console tersebut mereka juga memiliki jaringan yang berhubungan langsung dengan produk mereka tersebut atau dengan perusahaanperusahaan kecil penunjang yang saling bekerjasama dalam menaikkan rating penjualan mesin XBOX di pasaran dunia. Misalnya, saat ini Microsoft untuk pengembangan software gaming sudah memiliki gameing studio sendiri dan merekruit developer-developer handal dalam penciptaan software dan juga Microsoft bekerjasama dalam pengembangan hardware mereka seperti kerjasama dengan Logitech Corporation untuk accessories-accessories yang sangat dinantikan oleh khalayak di seluruh dunia. Penjualan untuk mesin pertama merka ini mengalami penurunan dikarenakan pengoprasian yang sulit dan mahalnya third party untuk produk tersebut atau sedikitnya para pialang dan penjual yang mau mendistribusikan Xbox pada saat itu. Daerah cakupan penjualan Microsoft tahun 2002 sampai dengan awal 2005 hanya mencakup pasaran Amerika dan Eropa saja, ini dikarenakan adanya pesaing dari dunia yang sama yang telah lebih dahulu berjaya yaitu Sony. Sony Computer 21

24 Entertaintment sistem mengembangkan dan mengambil alih seluruh pangsa pasar di dunia dengan penjualan mencapai nilai 1,37 juta mesin per tahun khusus untuk produk andalan mereka Playstation. Diikuti oleh pesaing lainnya yaitu Nintendo yang sama berasal dari Jepang. Microsoft melihat persaingan ini harus terus meningkatkan strateginya dalam kualitas, grafik, dan standar mesin yang mana mempengaruhi biaya produksi sehingga membuat console XBOX menjadi lebih murah. Inovasi dan bumbubumbu marketing dipublikasikan melalui berbagai akses, internet, layanan game gratis, online gameing, dan lain sebagainya. Di tahun 2006 Microsoft harus melakukan pengembangan produk baru mereka sekaligus inovasi dari produk lama mereka yang mereka namai dengan Xbox360; desain, warna, harga, aplikasi, dan kenyamanan demi kepuasan para pencinta gaming mereka penuhi, dan sampai awal tahun 2009 ini mereka berhasil menguasai pasaran Amerika, Eropa dan Asia, khususnya Jepang yang mana kita ketahui sulit sekali branded elektronik Eropa ataupun Amerika masuk ke Negara ini, dan produk Microsoft ini mampu melewati para pesaingnya. Namun apakah Microsoft bisa tetap merajai dunia entertainment ini, tentunya pihak Microsoft harus terus mengembangkan inovasi produk mereka yang mana nantinya akan terjadi kekhawatiran setelah produk mereka mengalami masa penurunan seperti definisi dalam siklus produk. Untuk itu Microsof kedepannya akan menguatkan seluruh strategi yang mana didalamnya tercakup sistem-sistem yang menunjang keseluruhan sebuah produk yang dihasilkan nantinya. Kasus 2 TOKO MAINAN BIMBA Menambah Lini Produk Baru Yulia Widiawati, pendiri dan pemilik Toko Mainan Bimba, sedang memikirkan kemungkinan merintis perabot rumahtangga khusus untuk remaja. Kota tempat 22

25 tinggalnya tidak memiliki took khusus menjual perabot untuk remaja dan anakanak. Waktunya tepat untuk menambah lini produk seperti ini. Meskipun begitu dia harus memecahkan beberapa masalah terlebih dahulu sebelum memutuskan memulai bisnis ini. Kota tempat Yulia tinggal dan memulai usaha ini, berpenduduk sekitar , sekitar 145 Km jauhnya dari ibukota Jakarta yang penduduknya mencapai sekitar 7 juta orang. Lokasi Bimba di daerah perbelanjaan ramai. Bimba didirikan sekitar 4 tahun yang lalu.tahun lalu Bimba bisa memperoleh laba bersih sekitar 5% dari penjualan Rp. 85 juta. Yulia memperkirakan penjualan tahun ini akan mencapai Rp. 100 juta. Alasan utama, pesaing terbesarnya telah pindah ke ibukota propinsi. Secara perhitungan ekonomis, Bimba berada dalam posisi yang sehat. Setiap tahun pendapatan Bimba selalu ditanamkan kembali ke took. Sebagian besar pinjaman bank telah terbayar lunas. Sejak dibuka, Yulia dan suaminya belum mengambil gaji dari pendapatan took. Mereka merencanakan akan memulai pengambilan gaji dari took tahun depan terhitung saat dibuka. Bimba hanya menjual mainan yang sesuai dengan filsafat Yulia tentang mainan dan anak-anak. Mainan harus memiliki nilai emosional yang sehat bagi anak-anak dan berupa suatu yang bisa dicintai mereka. Karena itu tokonya tidak menjual barang mainan yangakan menimbulkan kesan jelek terhadap psikis anak (Pistol dan lainlain). Produk yang dijualnya selalu berkualitas tinggi, unik, tahan lama, dan jarang dijumpai ditoko-toko mainan lainnnya. Produk dagang yang sering diiklankan secara nasional tidak dapat dijumpai di Bimba. Lini produk baru ini memiliki kualitas tinggi dan perabot khusus untuk anak-anak dan remaja sampai usia 14 tahun. Perabot akan mencakup meja, kursi, tempat tidur, kursi goyang, lemari pakaian dan mainan. Selain perabot beberapa perlengkapan seperti lampu, dekorasi, dinding, kaca rias juga dijual di toko Bimba. Lini produk baru ini akan memiliki kualitas tinggi dan beberapa item akan berharga mahal. Sasaran Bimba untuk item mahal adalah golongan berpendapatan tinggi. Dengan sendirinya juga meningkatkan status Bimba. Tetapi toko juga akan tetap 23

26 menjual item-item berharga murah dalam jumlah yang besar. Jenis barang ini untuk menarik mereka yang berpendapatan menengah dan rendah. Yulia merencanakan akan mengimpor langsung produk luar negeri. Harga eceran akan dijual sekitar 50% di atas harga pokok beli-kenaikan yang wajar di dalam bisnis eceran perabot rumah. Untuk menampung lini produk baru, ruangan Bimba perlu ditambah sekitar 260 M 2. Pihak pengeola pusat perbelanjaan tempat bimba setuju menambah dan membangun ruang yang dibutuhkan Yulia. Biaya sewa tahunan sekitar Rp. 20 ribu per M 2. Diperkirakan Bimba perlu tambahan modal sekitar Rp. 15 juta untuk inventaris, barang dagangan, dan keperluan lain-lain. Yulia merencanakan memperagakan lini produk baru ini dalam kelompok ruang sendiri. Konsumen akan dapat membayangkan bagaimana seharusnya ruang anakanak, ruang remaja, dan ruang bayi. Dengan mengelompokkan item seperti ini, Yulia berharap pembeli akan membeli satu kelompok item, bukan hanya per item saja. Yulia dan suaminya meninjau ulang data pasar. Di tahun 1980 daerah kota dan sekelilingnya mempunyai penduduk sekitar Proyeksi penduduk di tahun 1985 dan 1990 sekitar dan Di tahun 1980 sekitar bayi baru dilahirkan. Komposisi penduduk sebagian besar terdiri dari kelas berpendapatan menengah. Basis ekonomi kota terpusat pada sebuah universitas negeri, beberapa laboratorium pemerintah dan bisnis swasta di bidang elektronik dan industri ringan lainnya. Dengan memperhatikan data demografi nasional, Yulia mencatat bahwa perabot remaja berkaitan erat dengan jumlah wanita baru pertama kali melahirkan anak. Sekitar setengah dari seluruh anak yang dilahirkan mempunyai orang tua dengan usai perkawinan sekitar 3 tahun. Sekitar setengah dari jumlah wanita yang melahirkan anak pertama mereka berusia sekitar 25 tahun ke bawah. Orang tua dengan anak-anak kecil sebagianbesar bekerja. Di tahun 1980-an tingkat kelahiran diharapkan sama rendahnya dengan tingkat kelahiran di tahu 1970-an. Pemerintah 24

27 telah meramalkan bahwa pasar untuk industri produk yang berhubungan dengan anak-anak akan lambat berkembangnya di tahun 1980-an. Suami Yulia kurang setuju dengan penambahan perabot di toko mainanseperti Bimba. Meskipun sasaran kedua lini produk ini sama-anak-anak perabot dengan mainan bukan kombinasi yang sesuai. Dikhawatirkan orang tidak akan berpikir untuk membeli perabot rumah di toko mainan anak-anak. Perabot rumah juga akan mengaburkan citra Bimba sebagai toko mainan anak-anak yang sudah mempunyai status tersendiri. 25

28 DAFTAR PUSTAKA William J. Stanton. 1984, Fundamentals of Marketing, McGraw-Hill Book Inc. Bridger, R.S, 1995, Introduction to Ergonomics, McGraw-Hill Book, Singapore. Khalifa, Azaddin Salem, 2004, Customer Value : A Review of Recent Literature and An Integrative Configuration, Management Decision, Vol. 42, No. 5, pp Kotler, Philip, & Kevin Lane Keller, 2006, Marketing Management, Twelfth Edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey., & Gary Armstrong, 2004, Principles of Marketing, Tenth Edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey., 2006, Principles of Marketing, Eleventh Edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey. Kroemer, 2001, Ergonomics : How to Design for Easy and Efficiency, Second Edition, Prentice-Hall,Inc.,New Jersey, USA. Pulat, Mustafa B.,1992, Fundamentals of Industrial Ergonomics, Prentice-Hall, Inc, New Jersey,USA. Sutalaksana, 2006, Teknik Perancangan Sistem Kerja, Edisi Kedua, Penerbit ITB, Bandung. id.wikipedia.org/wiki/manajemen_pemasaran rajapresentasi.com/2008/09/empat-pilar-manajemen-pemasaran/ - ysutarso.wordpress.com/2007/03/09/diskripsi-manajemen-pemasaran-gasal-0607/ - 26

NEW PRODUCT DEVELOPMENT

NEW PRODUCT DEVELOPMENT NEW PRODUCT DEVELOPMENT MANAJEMEN PEMASARAN DISUSUN OLEH : M. EMIL RAHMAN (55108120081) M. CHUSNUL SYAICHUDIN (55108120016) Universitas Mercu Buana Program Pasca Sarjana Megister Manajemen Juni 2009 DAFTAR

Lebih terperinci

APLIKASI KONSEP ERGONOMI DALAM PENGEMBANGAN DESIGN PRODUK AKAN MEMBERIKAN NILAI JUAL PRODUK YANG TINGGI & KEUNGGULAN BERSAING

APLIKASI KONSEP ERGONOMI DALAM PENGEMBANGAN DESIGN PRODUK AKAN MEMBERIKAN NILAI JUAL PRODUK YANG TINGGI & KEUNGGULAN BERSAING APLIKASI KONSEP ERGONOMI DALAM PENGEMBANGAN DESIGN PRODUK AKAN MEMBERIKAN NILAI JUAL PRODUK YANG TINGGI & KEUNGGULAN BERSAING Oleh : Dr.H.M. Yani Syafei,Ir.,MT Dosen Teknik Industri FT Unpas, KBK Ergonomi

Lebih terperinci

Minggu-4. Product Knowledge and Price Concepts. Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-4. Product Knowledge and Price Concepts. Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and Price Concepts Minggu-4 Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 02270704014 ailili1955@gmail.com

Lebih terperinci

Pertemuan 6 PROGRAM PENGEMBANGAN PRODUK BARU

Pertemuan 6 PROGRAM PENGEMBANGAN PRODUK BARU Pertemuan 6 PROGRAM PENGEMBANGAN PRODUK BARU I. PENGERTIAN Produk baru adalah:(djaslim Saladin, 2007:76) 1. Produk yang benar-benar baru (bagi dunia) 2. Produk pengganti yang benar-benar berbeda dari produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman di Indonesia, maka kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman di Indonesia, maka kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan zaman di Indonesia, maka kebutuhan manusia cederung pula berkembang. Semua kegiatan atau aktivitas manusia tidak lepas dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengembangan Produk Dalam persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus melakukan pengembangan produk, sesuai pula dengan perkembangan teknologi dan perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di BAB II LANDASAN TEORI Perdagangan Internasional Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri Oli merupakan bagian dari industri otomotif yang diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. Industri Oli merupakan bagian dari industri otomotif yang diminati oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri Oli merupakan bagian dari industri otomotif yang diminati oleh para investor asing. Hal ini terbukti dengan hadirnya banyak Investor yang memasarkan produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini situasi persaingan dalam dunia usaha semakin ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini situasi persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini situasi persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. Setiap perusahaan baik yang berskala kecil, menengah, maupun yang besar akan selalu menghadapi persaingan

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XXV MERENCANAKAN KEGIATAN USAHA PENGOLAHAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LANDASAN TEORI 2.1.1. CITRA MEREK 2.1.1.1. Pengertian Menurut Norman A. Hart dan John Staplenton dalam kamus Marketing (1995 : 23,24,104), definisi dari Citra (Image) adalah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Konsep dan Strategi Pemasaran Perusahaan 2.1.1 Konsep Pemasaran Konsep Pemasaran merupakan suatu rencana yang sudah ditentukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut Adi (2006:6) adalah suatu analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah direncanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Manajemen, Pemasaran, dan Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual

Lebih terperinci

DESAIN PRODUK DAN JASA

DESAIN PRODUK DAN JASA DESAIN PRODUK DAN JASA DESAIN PRODUK APA YANG DIMAKSUDKAN DENGAN PRODUK? Produk bisa diartikan sebagai kepuasan yang ditawarkan produsen (perusahaan) kepada konsumen. Untuk dapat mencapai maksud tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual beli barang di pasaran. Sebenarnya

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak Bab I Pendahuluan - 1 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang penelitian Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak mendapat perhatian oleh banyak pihak, yang ditandai dengan adanya kemajuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI. menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pemasaran adalah suatu kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran Setiap perusahaan didirikan pasti erat dengan pemasaran. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan laba adalah sangat

Lebih terperinci

TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk

TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 TIN305 Perancangan dan Pengembangan Produk Deskripsi Mata Kuliah 2 Mata kuliah Perencanaan dan Perancangan Produk memuat tentang tahapan dalam perancangan produk dengan aplikasinya pada dunia

Lebih terperinci

MATERI 2 KONSEP PRODUK

MATERI 2 KONSEP PRODUK MATERI 2 KONSEP PRODUK Proses perencanaan produk dilakukan sebelum suatu proyek pengembangan produk secara formal disetujui, sumber daya yang penting dipakai dan sebelum tim pengembangan yang besar dibentuk.

Lebih terperinci

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu elemen pokok yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan. Pemasaran berkaitan erat dengan bagaimana cara perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran ( Marketing ) merupakan suatu rangkaian proses kegiatan yang tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan Manusia akan barang dan jasa jumlahnya bertambah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan Manusia akan barang dan jasa jumlahnya bertambah dengan Bab I. Pendahuluan Hal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan Manusia akan barang dan jasa jumlahnya bertambah dengan sangat cepat dari waktu ke waktu seiring dengan bertambahnya jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan manusia terus bertambah dan berkembang. Ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan manusia terus bertambah dan berkembang. Ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan manusia terus bertambah dan berkembang. Ini ditandai dengan sangat bervariasinya kebutuhan dan keinginan manusia yang berbeda-beda. Kebutuhan manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Keputusan Pembelian 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Armstrong (2012), perilaku pembelian konsumen mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENGERTIAN, KONSEP, DEFINISI PEMASARAN DAN MANAJEMEN PEMASARAN

BAB I PENGERTIAN, KONSEP, DEFINISI PEMASARAN DAN MANAJEMEN PEMASARAN A. Pengertian Pemasaran BAB I PENGERTIAN, KONSEP, DEFINISI PEMASARAN DAN MANAJEMEN PEMASARAN Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah : a. Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran 6 BAB II LANDASAN TEORI 2. 2 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yaitu mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing. Marketing didefinisikan sebagai salah satu fungsi organisasi dan pembentukan suatu proses kreatifitas, komunikasi dan menyalurkan nilai (value) kepada konsumen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin cepat dan batas yang semakin tipis membuat masyarakat sekarang ini lebih selektif dan menuntut dalam pemenuhan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014 PERANCANGAN PRODUK Chapter 2 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 22/09/2014 Perancangan Produk -

Lebih terperinci

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa BAB VII PRODUK Apa itu produk? Produk adalah sesuatu yang diciptakan untuk tujuan transaksi. Produk memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu dari pelanggan dan memberikan pendapatan pada penjual atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini dimana perekonomian Indonesia telah mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini dimana perekonomian Indonesia telah mengalami banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa ini dimana perekonomian Indonesia telah mengalami banyak perubahan yang sangat drastis. Dimana pada tahun-tahun lalu perekonomian masih cukup stabil

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN Modul ke: DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN STRATEGI PRODUK, JASA Fakultas FIKOM Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi. Program Studi Marcomm & Advertising http://www.mercubuana.ac.id Definisi APAKAH PRODUK ITU?

Lebih terperinci

1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Dewasa ini, kebutuhan manusia di seluruh dunia terus berkembang. Ini ditandai dengan sangat bervariasinya kebutuhan dan keinginan manusia yang berbeda -beda.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam bisnis yang meliputi pencarian bahan baku produk hingga produk tersebut sampai ke konsumen. Beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia usaha sangat berkembang dengan pesat, hal ini disebabkan adanya ide kreatif dan inovatif. Seiring dengan ide ini konsep pemasaran pun turut berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kotler dan Keller (2012) pada bukunya Marketing Management di bab 20

BAB I PENDAHULUAN. Kotler dan Keller (2012) pada bukunya Marketing Management di bab 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kotler dan Keller (2012) pada bukunya Marketing Management di bab 20 yang berjudul Introducing New Market Offerings membahas mengenai beberapa pertanyaan yang

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SILABUS DAN MATERI BAHAN AJAR MATA KULIAH : DASAR PEMASARAN OLEH ARIEF YULIANTO

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SILABUS DAN MATERI BAHAN AJAR MATA KULIAH : DASAR PEMASARAN OLEH ARIEF YULIANTO RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SILABUS DAN MATERI BAHAN AJAR MATA KULIAH : DASAR PEMASARAN OLEH ARIEF YULIANTO FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2008 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi (2006) dengan judul

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi (2006) dengan judul BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi (2006) dengan judul Pengaruh Saluran Distribusi Terhadap Peningkatan Volume Penjualan Produk Pocari Sweat pada

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada zaman globalisasi sekarang ini, Indonesia harus mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada zaman globalisasi sekarang ini, Indonesia harus mempersiapkan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman globalisasi sekarang ini, Indonesia harus mempersiapkan diri menghadapi terjadinya perubahan-perubahan besar pada berbagai aspek kehidupan khususnya aspek

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. disebabkan karena manusia dapat memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan pemasaran

II. LANDASAN TEORI. disebabkan karena manusia dapat memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan pemasaran II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran 2..1.1 Pengetian Pemasaran Kegiatan pemasaran memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia, hal ini disebabkan karena manusia dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah bekerja untuk orang lain untuk menyelesaikan tugas tugas yang membantu pencapaian sasaran organisasi seefisien mungkin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah mengalami peningkatan yang pesat yang terjadi di berbagai Negara, dengan adanya perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran merupakan sumber kehidupan dari sebuah. perusahaan. Karena kegiatan pemasaran dilaksanakan dengan efisien dan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran merupakan sumber kehidupan dari sebuah. perusahaan. Karena kegiatan pemasaran dilaksanakan dengan efisien dan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kegiatan pemasaran merupakan sumber kehidupan dari sebuah perusahaan. Karena kegiatan pemasaran dilaksanakan dengan efisien dan efektif akan mendukung berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, industri informasi semakin penting keberadaannya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, industri informasi semakin penting keberadaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, industri informasi semakin penting keberadaannya diberbagai bidang dalam kehidupan seperti halnya perekonomian, sosial, maupun politik, dimana hal ini mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan siklus pasar global. Strategi kunci untuk menjadi pemenang di dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan siklus pasar global. Strategi kunci untuk menjadi pemenang di dalam sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan Pengembangan produk baru di Indonesia yang dilihat dari pergerakan siklus pasar global. Strategi kunci untuk menjadi pemenang di dalam sistem pasar

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication II

Integrated Marketing Communication II Modul ke: Integrated Marketing Communication II Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, M.Si. Program Studi Advertising dan Marketing Communication www.mercubuana.ac.id New Product Development

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh perkembangan zaman yang semakin pesat membuat setiap pemilik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh perkembangan zaman yang semakin pesat membuat setiap pemilik 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengaruh perkembangan zaman yang semakin pesat membuat setiap pemilik atau pelaku usaha seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia yang semakin maju dan mengalami perkembangan, ini ditunjukkan semakin banyaknya bermunculan perusahaan industri, baik industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan, serta menyampaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan, serta menyampaikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Saluran Distribusi Menurut Indroyono (2000:253) distribusi merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok suatu perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup, berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:7) pemasaran adalah proses sosial dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:7) pemasaran adalah proses sosial dan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Definisi Pemasaran Menurut Kotler dan Amstrong (2008:7) pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok

Lebih terperinci

Minggu-5. Product Knowledge and price concept. Strategy Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle Strategy, PLC) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-5. Product Knowledge and price concept. Strategy Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle Strategy, PLC) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and price concept Minggu-5 Strategy Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle Strategy, PLC) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga

II. LANDASAN TEORI. menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga 15 II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemasaran Menurut Philip Kotler (2006) Pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : Pengertian Business Plan Format Business Plan

Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : Pengertian Business Plan Format Business Plan Modul ke: 09 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : Pengertian Business Plan Format Business Plan Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. UKM Saat ini, di Indonesia terdapat 41.301.263 (99,13%) usaha kecil (UK) dan 361.052 (0,86%) usaha menengah (UM). Kedua usaha tersebut atau dikenal sebagai Usaha Kecil Menengah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Saluran Distribusi Pada perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung menjual barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran merupakan salah satu dari hal terpenting bagi perusahaan untuk membantu organisasi mencapai tujuan utamanya adalah mendapatkan laba atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Dengan semakin berkembangnya sistem

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Dengan semakin berkembangnya sistem 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era seperti sekarang ini memerlukan perhatian yang lebih, terutama dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL SELEKSI PASAR DAN LOKASI BISNIS INTERNASIONAL Terdapat dua tujuan penting, konsentrasi para manajer dalam proses penyeleksian pasar dan lokasi, yaitu: - Menjaga biaya-biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesatnya globalisasi yang menjalar ke semua sektor kehidupan. Perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesatnya globalisasi yang menjalar ke semua sektor kehidupan. Perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan dan keinginan konsumen selalu berubah dan berkembang sejalan dengan semakin pesatnya globalisasi yang menjalar ke semua sektor kehidupan. Perubahan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Perusahaan melakukan kegiatan pemasaran pada saat perusahaan ingin memuaskan kebutuhannya melalui sebuah proses transaksi. Pemasaran juga

Lebih terperinci

Pertemuan 3 STRATEGI PEMASARAN

Pertemuan 3 STRATEGI PEMASARAN Pertemuan 3 STRATEGI PEMASARAN I. PENGERTIAN STRATEGI Pengertian strategi menurut Lesser Robert Bitel (Buchari Alma,2007:200) ialah suatu rencana yang fundamental untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat persaingan ketat antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Para pengusaha

Lebih terperinci

Manajemen Pemasaran. Fungsi dan arus saluran pemasaran, keputusan rancangan saluran, keputusan manajemen saluran, dinamika saluran.

Manajemen Pemasaran. Fungsi dan arus saluran pemasaran, keputusan rancangan saluran, keputusan manajemen saluran, dinamika saluran. Modul ke: Manajemen Pemasaran Fakultas FEB Fungsi dan arus saluran pemasaran, keputusan rancangan saluran, keputusan manajemen saluran, dinamika saluran Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis

BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis PASAR KONSUMEN DAN TINGKAH LAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI Pasar konsumen: Semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang dan

Lebih terperinci

MODUL 11 STRATEGI PENENTUAN DAN PENGELOLAAN HARGA. Oleh ; Hirdinis M, SE, MM

MODUL 11 STRATEGI PENENTUAN DAN PENGELOLAAN HARGA. Oleh ; Hirdinis M, SE, MM 2009 FAKULTAS EKONOMI PKK PROGRAM STUDI MANAJEMEN (S.1) PEMASARAN STRATEGIK MODUL 11 STRATEGI PENENTUAN DAN PENGELOLAAN HARGA Oleh ; Hirdinis M, SE, MM UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA Tujuan Umum Perkuliahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Semakin beragamnya keinginan dan kebutuhan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PEMASARAN. MINGGU KE DUA FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

KONSEP DASAR PEMASARAN. MINGGU KE DUA FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. KONSEP DASAR PEMASARAN MINGGU KE DUA FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. POKOK BAHASAN PENGERTIAN PEMASARAN PENGERTIAN MANAJEMEN PEMASARAN KONSEP PEMASARAN METODE DAN PRINSIP PEMASARAN

Lebih terperinci

MINGGU PERTAMA FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

MINGGU PERTAMA FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. MINGGU PERTAMA FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. PENGERTIAN PEMASARAN PENGERTIAN MANAJEMEN PEMASARAN KONSEP PEMASARAN METODE DAN PRINSIP PEMASARAN TUGAS PEMASARAN BERDASARKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, strategi pemasaran menjadi faktor penting bagi suatu perusahaan untuk dapat bersaing dan bertahan. Menghadapi kenyataan

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1. Latar Belakang Sebagai salah satu penyelenggara jasa layanan internet di Indonesia, PT RadNet menghadapi permasalahan yang menghambat laju pertumbuhan perusahaan. Permasalahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh persaingan menuntut perusahaan untuk melakukan perubahan orientasi terhadap cara mereka melayani konsumen, menangani

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Jasa Dunia usaha yang ada dalam kehidupan manusia sehari-hari dapat berkaitan dengan industri jasa dimana pada setiap tahunnya mengalami kemajuan yang cukup pesat seiring

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL RETAIL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RITA PASARAYA KEBUMEN. Oleh: Didik Darmanto Manajemen

PENGARUH VARIABEL RETAIL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RITA PASARAYA KEBUMEN. Oleh: Didik Darmanto Manajemen PENGARUH VARIABEL RETAIL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RITA PASARAYA KEBUMEN Oleh: Didik Darmanto Manajemen didix_11maret@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji: 1) Pengaruh

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. sesuai dengan tujuan penelitian yang dibahas di awal. Tujuan penelitian tersebut

BAB V PEMBAHASAN. sesuai dengan tujuan penelitian yang dibahas di awal. Tujuan penelitian tersebut 78 BAB V PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas temuan yang telah diteliti di Usaha Dagang (UD) Eva Indah Tulungagung kemudian dianalisis. Temuan tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang dibahas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi mutakhir baik di bidang komputerisasi, mesin-mesin pabrik,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi mutakhir baik di bidang komputerisasi, mesin-mesin pabrik, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan di bidang teknologi dan informasi telah berkembang secara pesat. Dunia semakin matang memasuki era teknologi mutakhir baik di bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen atau pelanggannya akan barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pada umumnya, setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau filosofi pemasaran, yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 (www.about;retail 8/10/2009).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30  (www.about;retail 8/10/2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

Lebih terperinci

Bab II Landasan Teori. atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.

Bab II Landasan Teori. atau jasa untuk dikonsumsi pribadi. Bab II Landasan Teori 2.1. Definisi 2.1.1. Definisi Konsumen Dalam dunia marketing konsumen adalah hal yang perlu diperhatikan, jika suatu pedagang tidak memiliki konsumen, maka akan sia sia barang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat meningkatkan kinerja dan kualitas dari suatu bisnis sehingga mampu bertahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keputusan Pembelian Keputusan pembelian yang dilakukan oleh seorang konsumen dipengaruhi dengan perilaku konsumen. Oleh sebab itu sebagai produsen perlu mengetahui perilaku

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

Tantangan Pengembangan Produk Baru

Tantangan Pengembangan Produk Baru BAB V PRODUK BARU Tantangan Pengembangan Produk Baru Enam kategori produk baru 1. Produk baru bagi dunia 2. Lini produk baru 3. Tambahan pada lini produk yang telah ada 4. Perbaikan dan revisi produk yang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Program Studi : Komputerisasi Akuntansi Kode Matakuliah : Nama Mata Kuliah : Manajemen Jumlah SKS : 2 SKS Standar Kompetensi : 1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengaplikasikan

Lebih terperinci

Manajemen Operasional DESAIN & PENGEMBANGAN PRODUK

Manajemen Operasional DESAIN & PENGEMBANGAN PRODUK Manajemen Operasional DESAIN & PENGEMBANGAN PRODUK Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-5 Ø Strategi pengembangan produk baru Ø Tahap tahap pengembangan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi pesaing dan mampu menghasilkan keuntungan yang ditargetkan,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi pesaing dan mampu menghasilkan keuntungan yang ditargetkan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang makanan mendorong lahirnya persaingan di dunia produksi dan pemasaran produk perusahaan tersebut agar mampu bertahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam dunia bisnis yang semakin pesat membuat tingkat persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada banyak sekali

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication 2

Integrated Marketing Communication 2 Modul ke: 03Fakultas Eppstian Fakultas Ilmu Komunikasi Integrated Marketing Communication 2 Analisis Situasi Pasar dengan Model Michael Porter, GE Matrix, dan Product Life Cycle (PLC) Syah As ari, M.Si

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penghubung ini akan berhasil jika semua upaya pemasaran yang berorientasi

BAB II LANDASAN TEORI. penghubung ini akan berhasil jika semua upaya pemasaran yang berorientasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah penghubung antara organisasi dan pelanggannya. Peran penghubung ini akan berhasil jika semua upaya pemasaran yang berorientasi kepada konsumen.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Optimalisasi Pengertian optimaliasai menurut Poerdwadarminta (Ali, 2014) adalah hasil yang dicapai sesuai dengan keinginan, jadi optimalisasi merupakan pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan mempengaruhi suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar. Untuk dapat bertahan dalam

Lebih terperinci