DESKRIPSI PENYAJIAN KITAB ENDE-ENDEN DALAM LITURGI KEBAKTIAN GEREJA BATAK KARO PROTESTAN JALAN JAMIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DESKRIPSI PENYAJIAN KITAB ENDE-ENDEN DALAM LITURGI KEBAKTIAN GEREJA BATAK KARO PROTESTAN JALAN JAMIN"

Transkripsi

1 DESKRIPSI PENYAJIAN KITAB ENDE-ENDEN DALAM LITURGI KEBAKTIAN GEREJA BATAK KARO PROTESTAN JALAN JAMIN GINTING KM.7 PADANG BULAN MEDAN SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H ATMAN JEREMIAH NIM: UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2014

2 DESKRIPSI PENYAJIAN KITAB ENDE-ENDEN DALAM LITURGI KEBAKTIAN GEREJA BATAK KARO PROTESTAN JALAN JAMIN GINTING KM.7 PADANG BULAN MEDAN SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H ATMAN JEREMIAH NIM: Pembimbing I, Pembimbing II, Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D. NIP Drs. Bebas Sembiring, M.Si Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Sarjana Seni dalam bidang ilmu Etnomusikologi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2014 ii

3 PENGESAHAN DITERIMA OLEH: Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Seni dalam bidang disiplin Etnomusikologi pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Medan Pada Tanggal : Hari : Fakultas Ilmu Budaya USU, Dekan, Dr. Syahron Lubis, M.A. NIP Panitia Ujian: 1. Drs. Muhammad Takari, M.A., Ph.D 2. Dra. Heristina Dewi, M.Pd Tanda Tangan iii

4 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Deskripsi Penyajian Kitab Ende-enden dalam Liturgi Kebaktian Gereja Batak Karo Protestan Jalan Jamin Ginting Km. 7 Padangbulan Medan. Tugas akhir berupa skripsi sarjana ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Seni (S.Sn) dari Departeman Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara Medan. Dalam hal ini penulis menyadari bahwa tugas akhir yang dikerjakan ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas. Dalam hal ini, Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Drs. M. Takari, M.Hum., Ph.D. sebagai Ketua Departemen Etnomusikologi sekaligus dosen pembimbing I. Kemudian terima kasih kepada Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd. selaku Sekretaris Departemen Etnomusikologi, yang telah banyak membantu urusan akademik penulis selama ini. Begitu juga kepada Bapak Drs. Bebas Sembiring, M.Si. selaku dosen pembimbing II. Kedua dosen pembimbing yang baik dan luar biasa ini telah memberikan penulis berbagai saran serta semangat untuk menyelesaikan proses penulisan dan penyelesaian skripsi sarajana ini. Kemudian, terima kasih juga kepada semua dosen di Departemen Etnomusikologi FIB USU yang turut membantu lancarnya proses perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini: Prof. Mauly Purba, M.A., Ph.D., Drs. Kumalo Tarigan, M.A., Drs. Prikuten Tarigan, M.Si., Arifni Netrirosa, SST, M.A.; Drs. Irwansyah Harahap, M.A.; Dra. Rithaony, M.A.; Dra. Frida Deliana Harahap, iv

5 M.Si.; begitu juga Ibu Adruy Wiyani Ridwan, S.S. sebagai pegawai Departemen Etnomusikologi FIB USU yang telah banyak memberikan bantuan urusan akademik penulis, dan seluruh sivitas akademika Etnomusikologi yang tidak mungkin disebutkan satu per satu. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada orang-orang terdekat saya yaitu orangtua saya Ayahanda Ngidang Barus dan Ibunda Praten beru Ginting yang selalu memberikan semangat serta doa. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh teman-teman seperjuangan angakatan 2007 yang sudah penulis anggap keluarga selama proses perkuliahan. Terima kasih telah menjadi saudara dan keluarga buat penulis. Penulis menyadari skripsi ini belum dapat dikatakan sempurna, oleh sebab itu penulis mengaharapkan sekali masukan-masukan dan saran-saran yang sifatnya membangun dan memotivasi, sehingga mengarah kepada kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu etnomusikologi. Medan, 2014 Atman Jeremiah NIM: v

6 ABSTRAKSI Melalui skripsi ini, penulis akan mendeskripsikan penyajian Kitab Endeenden dalam liturgi kebaktian Gereja Batak Karo Kristen Protestan Jalan Jamin Ginting Kilometer 7 Padangbulan Medan, dengan fokus perhatian pada salah satu liturgi Minggu. Metode yang digunakan adalah metode penelitian lapangan, dengan pendekatan metode kualitatif, dan pengamatan terlibat. Teori yang digunakan adalah teori tradisi lisan dan pewarisan budaya, dalam perspektif etnomuskologi. Hasil yang diperoleh adalah, dalam penyajian Kitab Ende-enden adalah bersumber dari nyanyian rakyat Karo, teksnya digubah sesuai dengan ideologi Gereja batak Karo Protestan dan menggunakan bahasa Karo. Tangga-tangga nadanya ada yang minor dan ada pula yang mayor. Kitab ini digunakan pada semua liturgi kebaktian pada Gereja Batak Karo Protestan. Tujuan utama penggunaan kitab ini adalah menggali dan menyerap budaya tradisi Karo dalam konteks upacara dan ajaran gereja Protestan di wilayah budaya Karo, dan persebaran jemaatnya. Kata kunci: ende-enden, liturgi, tradisi lisan, budaya Karo vi

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti memiliki pengalaman dalam bermusik karena musik mampu menjangkau semua kalangan masyarakat dengan berbagai peranannya. Musik memiliki berbagai peranan dalam masyarakat, seperti sebagai sarana upacara ritual adat maupun keagamaan, pengiring tari, sarana hiburan, sarana komunikasi, dan sarana penerangan sosial dan budaya. Berbagai peranan musik ini menjadikan musik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, bahkan musik menjadi sangat penting jika dikaitkan dengan kehidupan manusia secara umum. Musik adalah salah satu media ungkapan perasaan manusia yang diwujudkan dalam nada-nada dan ritme yang tersusun rapi dan teratur dengan berbagai unsur-unsur yang membangun musik itu sendiri sehingga menjadi indah dan berseni. Musik tersusun atas beberapa unsur penting seperti irama, melodi, dan harmoni. Selanjutnya dalam mengkombinasikan ketiga unsur tersebut terdapat berbagai aturan dan langkah-langkah sehingga tercipta musik yang harmonis dan indah. Salah satu bagian dalam musik yang tidak dapat dipisahkan dari musik yaitu lagu. Lagu merupakan gubahan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal (biasanya diiringi dengan alat musik) untuk menghasilkan gubahan musik yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan 1

8 (mengandung irama). Lagu dapat dinyanyikan secara solo, berdua (duet), bertiga (trio), berempat (kwartet) atau dalam beramai-ramai (koor). Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari sering bernyanyi melantunkan lagu-lagu sambil mengerjakan aktivitas lain. Hal ini dilakukan untuk sekedar menghibur diri sendiri atau merileksasi pikiran dengan melantunkan lagu-lagu tersebut. Namun lebih dari pada itu lagu memang sudah menjadi konsumsi masyarakat, selain hanya sebagai hiburan seseorang menyanyikan sebuah lagu juga menggambarkan suasana hati seperti senang atau sedih, atau menyanyikan lagu untuk ritual upacara adat, hingga lagu untuk pujian seperti lagu-lagu dalam beribadah. Lagu tidak bisa dipisahkan dalam sebuah ritual ibadah. Setiap agama dalam ibadahnya pasti memiliki lagu-lagu untuk menghantarkan pujian dan penyembahannya. Salah satu kegiatan yang sering menggunakan lagu yakni dalam tata ibadah di gereja, dimana setiap gereja di seluruh dunia pasti menggunakan lagu-lagu dalam tata ibadahnya. Lagu dalam sebuah ibadah di gereja adalah hal yang sangat penting karena memiliki esensi yang khusus, yakni sebagai roh dari pada tata ibadah bagi seluruh gereja di dunia. Salah satu lagu yang difungsikan dalam gereja yang akan dibahas penulis dalam skripsi ini adalah lagu pada Gereja Batak Karo Protestan (GBKP). Gereja Batak Karo Protestan merupakan salah satu gereja etnis yang berkembang di Indonesia dan didominasi oleh jemaat yang beretnis Karo, walaupun ada beberapa jemaat yang tidak beretnis Karo. Seperti uraian sebelumnya lagu merupakan hal yang penting dalam suatu ibadah yang digunakan jemaat, begitu juga dengan jemaat GBKP. Penulis merupakan salah satu anggota 2

9 jemaat di GBKP Km. 7 Jalan Jamin Ginting Padangbulan medan. Di dalam kebaktian, jemaat biasa menyayikan kidung jemaat selama kebaktian berlangsung. Di GBKP, ada beberapa kidung nyanyian yang digunakan, salah satu kidung nyanyian adalah yang dikumpulkan dalam satu buku yang sering disebut Kitab Ende-Enden (KEE). Kitab Ende-Enden merupakan buku kidung pujian dengan mengumpulkan lagu-lagu nyanyian yang diadaptasi dari musik barat dan mengubah syairnya menjadi bahasa Karo. Lagu-lagu yang ada pada KEE juga terdapat pada beberapa gereja lain, salah satunya adalah gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang didominasi oleh jemaat bersuku Batak Toba. Terdapat banyak kesamaan lagu yang dinyanyikan, perbedaannya biasa hanya terletak pada bahasa yang biasa diubah dalam bahasa daerah masing-masing. Lagu-lagu dalam KEE merupakan adaptasi dari Kidung Jemaat, sehingga melodi yang digunakan banyak mengikuti sistem melodi musik barat. Terdapat 212 judul lagu dalam Kitab Ende-Enden (KEE), dan telah disepakati untuk digunakan dalam tata ibadah jemaat di seluruh Gereja Batak Karo Protestan yang tersebar di Indonesia. Seiring perkembangan dan pertumbuhan Gereja Batak Karo Protestan, maka dibentuklah sebuah panitia yaitu Panitia Penambahan Ende-enden GBKP periode sebagai upaya untuk menambah dan memperkaya lagu-lagu pujian dalam ibadah. Selanjudnya kepanitiaan ini diubah menjadi Badan Pengembangan Ibadah Musik Gereja (BPIMG) GBKP periode Jemaat GBKP yang memiliki bakat dan pengetahuan tentang musik diberi kesempatan untuk mencipta lagu dan kemudian diseleksi dan dususun oleh Badan 3

10 Pengembangan Musik Gereja. Pada tahun Panitia Penambahan Ende- Enden GBKP telah menerbitkan 50 judul lagu pujian dan pada tahun menyusul Badan Pengembangan Musik Gereja menerbitkan lagu penambahan sebanyak 80 judul lagu pujian. Kemudian pada Sidang Sinode GBKP tahun 2005 di Retreat Center GBKP Sukamakmur, Moderamen GBKP sebagai badan tertinggi dalam GBKP menyatukan semua lagu-lagu tersebut ke dalam satu buku yang diberi nama Penambahen Ende-enden (PEE). Pada tahun 2006 Penambahen Ende-Enden Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) resmi diterbitkan dan disosialisasikan untuk digunakan dalam tata ibadah jemaat Gereja GBKP. Kitab Penambahan Ende- Enden berisi 130 lagu, dimana dari 130 lagu terdapat 102 lagu asli ciptaan jemaat GBKP dan 28 judul lagu merupakan adaptasi dari berbagai sumber seperti Kidung Jemaat. Penulis sebagai seorang permata GBKP, melihat pentingnya lagu-lagu KEE dan PEE dalam liturgi-liturgi gereja. Yang dimaksud dengan liturgi adalah ibadah, baik berbentuk seremonial maupun praksis. Ibadah yang sejati tidak terbatas pada perayaan di Gereja melalui selebrasi, melainkan terwujud di dalam sikap hidup orang percaya di dunia sehari-hari melalui aksi. Aksi ibadah meliputi pelayanan, tindakan, tingkah laku, hidup keagamaan, spiritualitas, praksis hidup, cara berpikir, pola pikir dan sebagainya. Paulus menegaskan pengertian ibadah yang sejati ialah mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah (Roma 12:1). Menurut Paulus, inti ibadah Kristen adalah mempersembahkan hidup kepada Tuhan. Tanpa dasar ini, ibadah 4

11 dalam bentuk apa pun tidak bernilai. Ibadah menjadi hambar jika ia terbatas hanya pada perayaan. Dalam perayaan liturgi GBKP pasti selalu ada unsur nyanyian, bahkan dalam tiap perayaan-perayaan kegiatan gereja selalu ada unsur nyanyian. Pada tata ibadah GBKP terdapat banyak jenis liturgi, beberapa liturgi yang umum dilakukan yaitu Liturgi Kebaktian Minggu Advent, Liturgi Kebaktian Wari Natal (Hari Natal), Liturgi Kebaktian Nutup Tahun (Tutup Tahun), Liturgi Kebaktian Tahun Baru, Liturgi Kebaktian Wari Paskah (Hari Paskah), dan liturgi-liturgi lainnya. Melalui konven GBKP telah disusun beberapa model liturgi kebaktian hari minggu dan perayaan hari besar gereja, dalam bahasa Karo telah disahkan pemakaiannya melalui sidang BPL Sinode tahun Sedangkan dalam bahasa Indonesia, liturgi GBKP disahkan pemakaiannya pada tahun 2003 setelah disempurnakan oleh tim penyempurnaan liturgi GBKP. Walaupun sangat beragam model liturgi yang dibuat, namun semuanya tetap mengacu kepada liturgi yang sudah ada sebelumnya (kitab liturgi tahun 1986 dan 1993). Seorang pertua di jemaat GBKP Tanjung Priok periode yang bernama Nuah P.Tarigan menuliskan beberapa buku dalam milis GBKP dengan topik Ibadah Liturgi GBKP. Penulis melihat dalam liturgi GBKP selalu ada lagu yang dinyanyikan jemaat dalam melaksanakan unsur-unsur liturgi. Beberapa unsur liturgi meliputi votum, salam, introitus, kebaktian, persembahan, pengakuan iman dan berkat. Lagu yang dinyanyikan bukan asal menyanyikan lagu dari KEE atau PEE, melainkan menyesuaikan isi syair lagu dari KEE atau PEE dengan liturgi yang 5

12 akan dilaksanakan jemaat GBKP. Sebagai contoh, lagu yang dinyanyikan dalam melaksanakan Liturgi Kebaktian Hari Natal berbeda dengan lagu yang dinyanyikan pada saat melaksanakan Liturgi Kebaktian Hari Paskah. Lagu yang biasa dinyanyikan pada liturgi Hari Natal yaitu lagu yang berisi tentang perayaan kelahiran Yesus, contoh lagu yang dipakai adalah: ; 123; ; 178; 193. Sedangkan pada liturgi Paskah lagu yang dinyanyikan biasa berisi tentang kebangkitan Yesus, contoh lagu yang biasa dipakai yaitu: KEE 120; 121; 125; ; 166; 167; 207. Menurut informasi dari ibu R. Sembiring yang juga merupakan dirijen koor di Gereja GBKP Km.7, dahulu yang mengajarkan lagu-lagu dalam Kitab Ende-Enden kepada jemaat adalah Pendeta dan Pertua. Pendeta bertugas untuk mensosialisasikan nyanyian kepada jemaat, proses pengajaran lagu-lagu tersebut yaitu dengan cara menyanyikan lagu tersebut dan kemudian diikuti oleh jemaat, pengajaran tersebut biasa dilakukan setelah kebaktian minggu selesai. Pendeta menyanyikan lagu dan kemudian jemaat meniru menyanyikannya, dan terusmenerus diulangi hingga jemaat tidak lagi keliru menyanyikannya. Kemudian pada masa-masa selanjutnya, menurut ibu R.Sembiring lagulagu dari Kitab Ende-Enden diajarkan oleh pertua dengan berbekal pengalaman yang diperoleh dari pendeta. Pada saat itu proses pengajaran juga telah dibantu oleh song leader sebagai pemimpin lagu dan juga telah diiringi oleh alat musik Organ. Song leader berperan membantu jemaat sebagai pengatur tempo dengan menggunakan gerakan-gerakan tangan dengan dibantu oleh iringan dari alat musik Organ. Untuk memeriahkan perayaan liturgi, Gereja Batak Karo Prostestan pada 6

13 masa sekarang ini sudah menggunakan alat musik Keyboard sebagai pengganti Organ. Mengingat pentingnya nyanyian dalam liturgi gereja dan banyaknya liturgi-liturgi dalam Gereja Barak karo Protestan, penulis tertarik untuk mendeskripsikan lagu-lagu dalam Kitab Ende-Enden dan jenis-jenis liturgi yang ada dalam Gereja Batak Karo Protestan. Oleh karena itu penulis ingin menguraikannya dalam bentuk karya ilmiah dengan judul DESKRIPSI PENYAJIAN KITAB ENDE-ENDEN DALAM LITURGI KEBAKTIAN GEREJA BATAK KARO PROTESTAN JALAN JAMIN GINTING KM. 7 PADANG BULAN MEDAN. 1.2 Pokok Permaslaahn Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas terdapat beberapa pemasalahan yang muncul. Dalam skripsi ini ada beberapa pokok permasalahan yang akan dibahas, yaitu: (1) Bagaimana proses penyajian Kitab Ende-Enden dalam liturgi kebaktian di GBKP jalan Jamin Ginting Km. 7 Medan? (2) Lagu apa saja yang dipakai dalam suatu liturgi kebaktian? (3) Bagaimana deskripsi liturgi-liturgi yang ada dalam GBKP Km.7? 7

14 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Berikut beberapan tujuan dilakukannya penelitian ini: (1) Untuk mengetahui proses penyajian Kitab Ende-Enden dalam litugi kebaktian di GBKP jalan Jamin Ginting Km.7 Medan. (2) Untuk mengetahui lagu-lagu yang cocok untuk digunakan dalam tiap-tiap liturgi kebaktian. (3) Untuk mengetahui jenis, fungsi dan guna dari tiap-tiap jenis liturgi kebaktian GBKP Km.7. Selain memiliki tujuan, setiap penelitian pasti memiliki manfaat. Berikut beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini: (1) Menambah wawasan peneliti dan menjadi tempat pengaplikasian studi Etnomusikologi yang selama ini saya pelajari. Yang telah saya pelajari dalam kajian ilmu etnomusikologi diterapkan dalam bentuk tulisan karya ilmiah. (2) Sebagai bahan informasi untuk melihat fungsi lagu dalam suatu upacara. (3) Sebagai bahan informasi untuk melihat jenis-jenis liturgi kebaktian dalam Gereja Batak Karo Protestan. (4) Sebagai bahan infomasi penggunaan dan fungsi liturgi dalam gereja GBKP. (5) Sebagai bahan untuk menambah referensi acuan bagi peneliti-peneliti lainnya. 8

15 1.4 Konsep dan Teori Konsep Menurut Melly G. Tan (dalam Koenjaraningrat 1990:21), konsep merupakan defenisi dari apa yang kita amati, konsep menentukan variabelvariabel mana yang kita inginkan untuk menentukan hubungan empiris. Oleh karena itu, penulis akan menguraikan beberapa konsep yang berhubungan dengan tulisan ini. Deskripsi menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1985:34) adalah menggambarkan apa adanya. Asal kata deskriptif, dari bahasa inggris descriptive, yang berarti bersifat menyatakan ssesuatu dengan memberikan gambaran melalui kata-kata atau tulisan. Seeger (1958:184) menyebutkan, penyampaian objek dengan menerangkan terhadap pembaca secara tulisan maupun lisan dengan sedetail-detailnya. Dengan demikian deskripsi yang penulis maksudkan adalah menyampaikan dengan menggambarkan melalui tulisan secara jelas mengenai Kitab Ende-Enden dan liturgi-liturgi kebaktian yang ada pada Gereja Batak Karo Protestan Km.7 Padang Bulan Medan. Nyanyian jemaat adalah suatu ungkapan pengagungan, penyembahan, pengudusan, pengharapan, pengakuan, penyesalan, penyerahan diri, doa serta keyakinan kepada Tuhan. Nyanyian-nyanyian dalam tata ibadah merupakan respon atau jawaban jemaat yang berisi ucapan syukur, permohonan, pengharapan serta pengakuan, dsb. Dalam tulisan ini yang akan dibahas adalah nyanyian dalam Gereja GBKP Km.7 yakni Kitab Ende-enden. 9

16 Ende-enden, berasal dari kata ende, dalam bahasa Karo artinya adalah lagu dan nyanyian. Ende-enden adalah bentuk jamak dari kata ende. Kata kerja dari ende adalah rende, yang artinya menyanyi/ bernyanyi. Jadi ende-ende dapat disimpulkan sebagai kumpulan lagu-lagu. Kata liturgi berasal dari bahasa Yunani leitourgia, terbentuk dari akar kata ergon yang berarti karya, dan leitos, yang merupakan kata sifat untuk kata benda laos yang berarti bangsa. Kata laos dan ergon diambil dari kehidupan masyarakat Yunani kuno sebagai kerja nyata rakyat kepada bangsa atau negara. Secara praktis hal ini berupa membayar pajak, membela Negara dari ancaman musuh atau wajib militer. Namun leitourgia juga digunakan untuk menunjuk pelayan rumah tangga dan pegawai pemerintah semisal menarik pajak. Sehingga dapat disimpulkan pengertian liturgi yang mengacu pada tulisan ini yaitu aturan yang mengatur berlangsungnya pertemuan yang luar biasa, yaitu Tuhan bertemu dengan umat dan umat bertemu dengan Tuhan dengan dimensi Tuhan berbicara kepada umat yang ditandai dengan adanya bacaan Alkitab. Istilah Gereja berasal dari bahasa Portugis yaitu igreya yang berarti kawanan domba yang dikumpulkan oleh gembala. Igreya merupakan bentuk terjemahan dari bahasa Yunani, kyriake, sebutan untuk mereka yang percaya dalam iman yang sungguh kepada Yesus Juruselamat. Jadi kesimpulannya Gereja adalah suatu persekutuan atau perkumpulan orang-orang beriman kepada Yesus Kristus dalam Karya Roh Kudus. Gereja Batak Karo Protestan diartikan sebagi persekutuan atau perkumpulan masyarakat etnis Karo yang beriman kepada Yesus Kristus. 10

17 Penggunaan istilah jemaat umum digunakan di kalangan gereja. Jemaat adalah orang yang melaksanakan ibadah/ kebaktian. Kebaktian merupakan istilah dari kegiatan memuji/ penyembahan kepada Tuhan yang dilaksanakan oleh umat kristiani. Permata adalah singkatan dari persadaan man anak gerejanta, artinya persatuan untuk anak gereja kita. Yang dimaksud anak gereja kita adalah kaum pemuda pemudi GBKP yamh sudah disidi. Belajar sidi adalah suatu tahap dimana anak-anak remaja yang sedang beranjak dewasa disiapkan oleh gereja sebagai anggota jemaat yang dianggap sudah dewasa dalam hal kehidupan rohaninya. Runggun adalah istilah bahasa karo dari majelis gereja. Majelis gereja adalah persekutuan anggota jemaat yang terpanggil untuk menjalankan fungsi pelayanan gereja yang berhubungan dengan kerohanian dan jemaat serta pelayanan pemberitaan injil Teori Teori adalah serangkaian bagiaan yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel. Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang pengetahuan. Secara umum, teori dapat didefinisikan sebagai analisis hubungan antara fakta satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta. Menurut Kerlinger (1973), teori adalah sebuah set konsep atau construct yang berhubungan satu dengan yang lainnya, suatu set dari proporsi yang mengandung suatu pandangan sistematis dari fenomena (Moh. Nazir 1988:21). Oleh karena itu 11

18 penulis menggunakan beberapa teori untuk membahas pokok permasalahan yang ada. Untuk melihat proses pewarisan tradisi secara lisan (oral tradition), penulis menggunakan teori-teori yang dikemukakan oleh Curt Sachs (1948:378) dan Bruni Nettl (1973:3). Tradisi lisan (oral) menyatakan bahwa suatu kebudayaan atau tradisi diwariskan secara turun temurun dengan cara lisan dari mulut ke mulut. Oral sendiri berkaitan dengan suara. Hal ini bisa dilihat dari suatu kebudayaan atau nyanyian dipelajari dengan cara mendengarkan lalu menirukan apa yang didengar. Begitu seterusnya dari satu orang ke orang lain atau sekelompok orang dari satu generasi ke generasi yang lain. Hubungan teori ini dengan permasalahan yang dibahas pada tulisan ini adalah dalam menyanyikan nyanyian jemaat, jemaat diajarkan secara lisan (oral), yaitu dengan meniru apa yang didengar kemudian dinyanyikan. Penggunaan buku dalam bernyanyi digunakan hanya untuk formalitas saja untuk membaca teks nyanyian. Bruno Nettl menyatakan ada 4 (empat) tipe bagaimana kelangsungan dari sebuah nyanyian atau musik apabila nyanyian atau musik tersebut diwariskan. Teori yang dikemukakan Bruno Nettl tersebut yaitu Four Kinds of History. Berikut keempat tipe yang berlangsung yang dikemukakan oleh Nettl: - Menyatakan bahwa musik/nyanyian yang diwariskan, tidak mengalami perubahan sama sekali. Dengan kata lain, lagu tersebut dinyanyikan sama persis, baik sebelum ataupun sesudah diwariskan. 12

19 - Menyatakan bahwa musik/nyanyian yang diwariskan, mengalami perubahan, tetapi hanya dalam versi yang tunggal atau satu petunjuk, sehingga hasil dari warisan itu berbeda dari aslinya tetapi tanpa proliferasi dari elemen elemennya. - Menyatakan bahwa musik yang diwariskan menghasilkan banyak variasi atau perubahan, bahkan beberapa dari musik itu ditinggalkan dan dilupakan; dengan kata lain sebagian ide tetap stabil, sedangkan selebihnya mengalami perubahan. - Menyatakan perubahan yang benar benar total dari musik yang asli, sebagian besar ide musik/lagu itu dirubah sama sekali, bahkan ada yang cenderung menyimpang dari pengembangan ide aslinya. Teori four kinds of history digunakan karena yang mengajarkan nyanyian jemaat di GBKP Km.7 terdiri dari banyak individu, dimana antara satu individu yang diwariskan mengalami regenerasi, sehingga dihasilkan banyak ragam dan versi dari satu lagu saja. 1.5 Metode Penelitian Metode adalah cara atau jalan menyangkut masalah kerja yang dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan (Koentjaraningrat :1985). Sedangkan penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu (menurut kamus Webster s New International dalam Moh. Nazir 1988:13). Menurut Soetriono (2007:163), metode penelitian adalah langkah-langkah pengumpulan dan mengolah data yang dikembangkan untuk memperoleh 13

20 pengetahuan atau jawaban terhadap permasalahan melalui prosedur yang handal dan dapat dipercaya. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998:581), metode penelitian diartikan sebagai cara mencari kebenaran dan azas-azas alam, masyarakat atau kemanusiaan yang bersangkutan. Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan banyak data yang diperoleh dari narasumber. Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian dengan menggambarkan data-data dengan kata-kata atau kalimat secara detail dan data yang diperoleh berasal dari ungkapan, catatan dan tingkah laku yang diteliti. Penulis memilih metode ini karena topik yang dibahas berhubungan erat dengan tingkah laku jemaat GBKP dan diperlukan data-data dari narasumber. Data yang disajikan dalam bentuk katakata atau kalimat dan datanya adalah data sekunder seperti dokumen dan data-data yang menggunakan metode pengamatan terlibat atau participant observation (M. Sitorus, 2003:25). Metode kualitatif dapat membantu kita untuk memahami orang atau masyarakat yang kita teliti. Metode yang saya gunakan mencakup observasi participan dan wawancara. dengan kedua metode ini penulis sangat terbantu dalam memahami proses pewarisan nyanyian kepada jemaat yang diteliti. Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan studi pustaka. Studi pustaka ini bertujuan untuk memperolah pengetahuan dasar tentang objek yang diteliti dan mencari tulisan-tulisan yang berhubungan dengan objek bahasan. Penulis mengumpulkan data sekunder dengan membaca buku-buku, 14

21 makalah, literatur dan tulisan ilmiah atau melalui internet yang berhubungan dengan penelitian ini. Kemudian dalam mencari data-data penulis melakukan wawancara. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara yang bersifat terfokus yaitu wawancara dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Wawancara ini juga bisa disebut wawancara berencana. Setelah data yang diperoleh cukup, maka dilakukan pengamatan. Pengamatan yang dilakukan penulis adalah jenis observasi partisipan. Pengamatan dan wawancara sifatnya mendukung satu sama lain. Hasil dari pengamatan yang diperoleh penulis kemudian didiskusikan melalui wawancara dengan informan dengan membuat poin-poin pertanyaan terlebih dahulu. Kelebihan dari observasi partisipan, selain sebagai peneliti, penulis juga berperan sebagai jemaat dalam gereja tersebut sehingga memudahkan saya dalam mengamati fenomena yang terjadi dalam gereja tersebut. 1.6 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian terletak di jalan Jamin Ginting, Padang Bulan Medan. Tepatnya di Gereja Batak Karo Protestan Km.7. Alasan memilih lokasi tersebut karena GBKP Km.7 merupakan salah satu gereja GBKP yang cukup berkembang dan memiliki banyak jemaat yang dapat dilihat dari jam kebaktian Minggu yang dibagi pada kebaktian pagi, siang dan malam. Alasan lain memilih GBKP Km.7 sebagai lokasi adalah karna penulis juga merupakan salah satu anggota jemaat di gereja tersebut, sehingga memudahkan penulis dalam melakukan penelitian dan 15

22 menemukan informan-informan yang dibutuhkan penulis untuk mendapatkan informasi secara lengkap. 16

23 BAB II SEJARAH SINGKAT DAN PERKEMBANGAN GEREJA BATAK KARO PROTESTAN JALAN JAMIN GINTING KM.7 PADANG BULAN MEDAN Pada Bab II ini, penulis akan memaparkan sejarah singkat dan perkembangan jemaat Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), khususnya GBKP Km.7 Padang Bulan Medan. Penulis juga akan menjelaskan tata ibadah GBKP secara umum. Sebagai pengantar penulis akan menjelaskan sedikit tentang sejarah berdirinya GBKP. 2.1 Sejarah Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Pekabaran Injil pertama ke daerah Karo merupakan jamahan tangan Tuhan untuk menyampaikan berita Keselamatan kepada masyarakat Karo. Kehadiran Pekabar Injil pertama di daerah Karo, dibagi atas dua kurun waktu oleh Lembaga Penelitian dan Studi DGI. Kurun waktu yang pertama disebut masa-masa permulaan, mulai tahun Kurun waktu yang kedua disebut masa-masa Penanaman dan Penggarapan, mulai tahun Masa-masa Permulaan ( ) Pekabaran Injil periode pertama ini diterima masyarakat Karo dengan permusuhan. Masyarakat Karo menentang Belanda karena Belanda mengambil 17

24 tanah rakyat untuk ditanami tembakau. Orang Karo menunjukkan perlawanannya dengan membakar gudang-gudang tempat menyimpan tembakau pada malam hari, merusak tanaman tembakau dan bahkan mengancam jiwa para pengusaha. Mr. J.T. Cremer, kepala administrasi Deli Mij, mengumpulkan dana sebanyak f ,- pertahun, sebagai biaya penjinakan orang Karo dengan cara kristenisasi. Cremer berpendapat bahwa jalan satu-satunya untuk mengamankan perkebunan mereka adalah dengan melembutkan hati orang Karo dengan cara pemberitaan Injil. Kemudian Cremer mengadakan perjanjian dengan Nederlandsche Zending Genoothchac (NZG), sebuah zending yang ada di Negara Belanda untuk mengirim tenaga-tenaga Pekabar Injil ke Deli. Tanggal 18 April 1890, Pdt. H.C. Kruyt dan Nicolas Pontoh, dari Minahasa, tiba di Belawan untuk penginjilan orang Karo. Mereka memilih desa Buluh Awar menjadi pos pelayanan. Di Buluh Awar, mereka mulai mempelajari bahasa Karo dan adat istiadatnya. Mereka mengadakan pendekatan-pendekatan dengan perbuatan baik untuk menciptakan suasana yang akrab dengan masyarakat setempat dengan tidak jemu-jemu. Pekabar Injil Pertama, berani mempertaruhkan nyawanya, demi berita Injil untuk orang Karo. Motivasi penginjil NZG untuk menginjili orang Karo jauh melebihi motivasi dari pengusaha-pengusaha perkebunan yang membiayai penginjilan tersebut. Penginjil menghadapi banyak kendala, mulai dari kebencian orang Karo kepada orang Belanda, komunikasi dalam bahasa Karo yang belum mereka pahami, dan juga ancaman keselamatan nyawa mereka. Namun penginjil ini tidak mundur untuk memberitakan berita keselamatan kepada orang Karo. 18

25 Pada masa permulaan penginjilan, para penginjil memberikan pelayanan pendidikan umum di lima desa, masing-masing didirikan satu pos pelayanan. Masing-masing sekolah dipimpin oleh Guru Injil dari Minahasa serta mengadakan kerja sama dengan Kepala Desa setempat. Mereka membagi pos-pos sebagai berikut: 1. Pdt H.C.Kruyt dan Nicolas Pontoh di desa Buluh Awar. 2. Gr. Injil Benyamin Wenas di desa Salabulan. 3. Gr. Injil Johan Pinontoan di desa Sibolangit. 4. Gr. Injil Ricardo Tampenawas di desa Pernengenen. 5. Gr. Injil Hendrik Pesik di desa Tanjung Baringin Pendidikan yang dilakukan ini mendapat curiga dari masyarakat setempat. Masyarakat setempat menganggap ini adalah siasat Belanda untuk mencari simpati rakyat. Hambatan ini ditanggulangi dengan cara pendekatan melalui Kepala Desa setempat. Mereka secara bersama-sama mengadakan penyuluhan serta pertemuan-pertemuan dengan masyarakat desa. Setelah empat tahun pendidikan di lima desa itu, maka merekapun sudah mempunyai 39 orang murid. Masyarakat Karo memiliki kepercayaan tertentu terutama mengenai pengobatan penyakit-penyakit. Banyak pengobatan tradisional Karo yang pada umumnya berbaur dengan kepercayaan leluhur. Banyak penyakit yang diobati dengan cara tradisional dan tingkat kematian tinggi karena sakit peyakit. Penginjil ditantang untuk bekerja keras dan belajar tentang perawatan kesehatan dan obatobatan. Mereka tidak hanya mempelajari bidang pengobatan medis, tetapi juga 19

26 mempelajari pengobatan tradisional Karo. Para penginjil ini pergi melayani, kapan dan dimana saja orang membutuhkan pelayanan kesehatan. Pekabar injil menggunakan kesempatan di mana saja dan kapan saja, untuk mengabarkan kabar kesukaan. Setelah tiga tahun kemudian, terjadi suatu kabar yang menggembirakan dan memang ditunggu-tunggu, yaitu pembabtisan pertama yang dilakukan kepada orang Karo sebagai buah Injil yang telah mereka beritakan. 22 Agustus 1893, dilakukan babtisan yang pertama terhadap enam orang suku Karo di desa Buluh Awar. Tanggal 24 desember 1899 ditahbiskan Gereja Batak Karo yang pertama di Buluh Awar. Semua nyanyian yang dinyanyikan pada saat pentahbisan ini adalah nyanyian dalam bahasa Karo yang sudah duterjemahkan oleh para penginjil. Saat itu jumlah anggota jemaat 56 orang, sementara yang sudah dibabtis sebanyak 17 orang dan disidi 4 orang. Sekolah yang didirikan NZG 4 buah dengan murid 93 orang Masa-masa Penanaman dan Penggarapan ( ) Kurun waktu kedua dinamakan masa penanaman dan penggarapan, ini meliputi tahun 1906 sampai Dapat dikatakan bahwa yang berperan pada masa sebelumnya adalah seluruhnya di luar orang Karo. Tetapi, pada masa penanaman dan penggarapan ini orang Karo sudah ikut terlibat. Pada masa penanaman dan penggarapan banyak dilakukan pembangunanpembangunan, di bidang kesehatan masyarakat dengan membangun poliklinikpoliklinik dan rumah-rumah sakit. Leluhur Karo sangat mengkaitkan sedemikian 20

27 rupa antara penyakit, kekuasaan alam gaib, dan roh-roh leluhur serta sistem pengobatan yang pada dasarnya adalah tanpa pembayaran materi, tetapi di dalam kaitan kekeluargaan. Merupakan suatu penghinaan terhadap seorang Guru Mbelin, yang dianggap masyarakat sebagai manusia keramat, mau ditantang oleh para pekabar injil pertama dengan penyuluhan-penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan ini pada umumnya menolak hal yang tahayul. Tidak jarang pada zaman itu, pelayan harus menanggung berbagai penderitaan di dalam penyampaian kasih melalui pelayanan kesehatan ini. Untuk pengembangan pendidikan masyarakat dibangun rumah-rumah sekolah dan sarana belajar lainnya. Lulusan sekolah ini akan menjadi pelopor di tengah-tengah masyarakat. Pengembangan prekonomian masyarakat Karo dilakukan dengan pengadaan sarana pertanian. Pembangunan irigasi dan pemanfaatan tanah dikembangkan bersama masyarakat. Pembukaan jalan sampai ke dataran tinggi Karo memberikan peluang yang besar kepada masyarakat untuk memasarkan hasil produksinya. Pembangunan yang dimotori oleh para penginjil membawa hasil yang cukup memuaskan, oleh karena tumbuh kesediaan dan kesadaran masyarakat Karo sendiri. Pendidikan sebagai ujung tombak pelayanan sangat relevan, karena pemuda lebih terbuka dengan sesuatu yang baru. Serta di alam pikiran yang baru itu, mereka dengan berani mencetuskan pikiran-pikirannya sehingga pembaharuan tersebut lebih cepat tercapai. Sebagai generasi penerus, mereka menciptakan alam yang baru di dalam generasinya. Dengan demikian, pendidikan sekolah tersebut 21

28 disamping mendidik para pembaharu, juga memberlakukan pembaharuan itu sendiri. Semenjak itu Gereja Kristen Karo yang kemudian dikenal dengan Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) berkembang sekalipun sangat lambat. Dari Buluh Awar penginjilan berkembang ke wilayah sekitarnya. Selanjutnya ke Kabanjahe, dan wilayah lain di dataran tinggi Karo. Seterusnya ke daerah Pancur Batu tahun Daerah Langkat dimulai penginjilan tahun 1921 dan gereja pertama ditakbiskan tahun Di Medan sudah ada kebaktian tahun 1937 dan di Jakarta tahun 1939 sudah ada perkumpulan masyarakat Karo Sada Kata dan di Bandung perkumpulan masyarakat Karo Sada Perarih. 2.2 Sejarah dan Perkembangan Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Km.7 Padang Bulan Medan Kronologi Berdirinya Gereja Batak Karo Protestan Km.7 Padang Bulan Medan Sebagai titik awal Sejarah Gereja Majelis GBKP Km.7 Padang Bulan Medan, diawali ketika beberapa dari etnis suku Karo yang berada di Simpang Gudang dan sekitarnya, ingin membuat kebaktian dan belajar alkitab, yaitu tentang kasih yang telah disampaikan di dalam Tuhan Yesus. Berhubung pada waktu itu, Gereja GBKP yang terdekat dengan wilayah Padang Bulan adalah GBKP Majelis Batang Serangan yang berada di kecamatan Medan Baru, sementara yang terdekat menuju arah Berastagi adalah GBKP Pancur Batu. Letak kedua gereja GBKP tersebut sudah terlalu jauh dari sepanjang Jamin Ginting. 22

29 Berhubung karena jarak untuk beribadah bagi orang Kristen yang bertempat tinggal di Jalan Jamin Ginting terlalu jauh ke Sei Batang Serangan dan ke arah Pancur Batu, maka muncullah inisiatif dari beberapa suku Karo yang bertempat tinggal di Simpang Pos/Simpang Kwala Padang Bulan, untuk membuka Kebaktian dan sekaligus belajar Agama Kristen. Sebagai pemrakarsa pada saat itu diantaranya adalah : 1. Bp. Rusia Sembiring 2. Bp. Ngarang Sembiring 3. Bp. Lukas Sembiring 4. Bp. Murni Ginting Manik 5. Kiras Tarigan Sahing Dengan tugas antara lain yaitu : - Melakukan sensus dan pendataan bagi orang Kristen yang berada di Sumber Nongko, daerah Kaveleri, Simpang Kwala hingga Simalingkar. - Mengusahakan secepatnya membuka Kebaktian Minggu di sekitar Simpang Kwala, mengingat jarak tempuh ke Batang Serangan dan Pancur Batu cukup jauh. Untuk merealisasikan niat tersebut, maka pada akhir bulan Agustus 1955, dimulailah kebaktian pertama yang dilaksanakan di rumah Bp. Rusia Sembiring, dengan pelayanan pada saat itu adalah Pdt. Palem Sitepu (Alm). Berhubung karena adanya pertambahan anggota dan keluarga yang turut mengikuti Kebaktian Minggu di tempat tersebut, menyebabkan kediaman rumah Pertua Bp. Rusia Sembiring tidak mampu lagi menampung jemaat, sehingga 23

30 dicarilah jalan keluar yang terbaik. Maka dijejakilaj sebuah Sekolah Rakyat, yang dipimpin oleh Bapak N. Kembaren pada waktu itu. Seiring dengan perjalanan waktu ditambah pula dengan jumlah anggota yang semakin besar, maka dirasa perlu untuk mencari tempat lain yang lebih mempu menampung jumlah anggota jemaat, sehingga dibentuklah Panitia Pembangunan Gereja yang terdiri dari : Ketua ( I ) Ketua ( II ) Sekretaris Bendahara Anggota 1 : Mabai Bangun : E. K. Ginting : Mulia Sembiring : Bapa Lukas Sembiring : Bapa Ruben Sinuhaji 2 : Bapa Albert Tarigan Sebagai hasil kerja dari Panitia Pembangunan tersebut, ditambah pula dengan berakhirnya masa pakai Rumah Sekolah Rakyat sebagai tempat beribadah, maka pada tahun 1960 Gereja secara darurat dibangundidirikan di Km.8 Padang Bulan. Mulai saat itu Kebaktian Jemaat dipindahkan dari Sekolah Rakyat ke Km.8 Padang Bulan. Sebagai pemilik dari tanah tersebut adalah Bapa Jendamuli Tarigan, dan tanah tersebut dibeli dengan cara diangsur oleh jemaat. Beberapa orang yang sangat berjasa dalam hal pendanaan pembangunannya adalah : Kol. Nelang Sembiring Nahud Bangun Pulung Pandia Bapa Albert Tarigan 24

31 Walaupun Kebaktian bagi orang dewasa telah dipindahkan ke Km.8 Padang bulan, akan tetapi Kebaktian untuk Anak Sekolah Minggu (KA-KR) tetap dilanjutkan/diteruskan di Sekolah Rakyat Simpang Kwala. Dan sebagai pengajar KA-KR pada waktu itu adalah : 1) Dame Br. Sembiring (+) 2) Muliana Br. Barus 3) Else Br. Sembiring 4) Siam Srubakti (+) 5) Ngatur Tarigan 6) Tammat Br. Sinulingga. Dll Animo masyarakat Karo untuk belajar Firman Tuhan tetap terus meningkat seperti: 1) Tahun 1962, antara lain Sabarianna Br. Sembiring, Jendamalem Br. Surbakti, Tetap Sitepu, Pesing Sembiring, dll, ikut belajar Firman Tuhan yang dilayani oleh Pt.Kiras Tarigan Sahing dari daerah Simalingkar. Mereka semua belajar di suatu tempat di Jalan Saudara Pasar Mati Padang Bulan Medan. Usai belajar, maka pada akhir tahun 1963, mereka semua dibaptis di GBKP Padang Bulan, yang dilayani oleh Pendeta Sibero Tua. Perlu diketahui bahwa pada masa tersebut nama Gereja yang terdapat di Km.8 bernama GBKP Padang Bulan, belum memakai Km.8. Hal ini dapat dilohat dari Cop Surat Baptisan yang dimiliki oleh anggota jemaat yang telah dibaptiskan. 25

32 2) Tahun 1964, ada lagi dibuka Pelajaran Agama di kediaman Pt. E.K. Ginting (Alm), dimana Pertua ini turut secara langsung sebagai Pengajar Firman Tuhan. Yang ikut belajar pada waktu itu tidak hanya berdomisili di sekitar Simpang Kwala, akan tetapi juga berasal dari Simpang Gabungan, seperti Sri Bima Depari (sekarang sudah menjadi Pertua di Gereja lain), Sukacita Sembiring Kembaren, Esther Br. Sembiring Kembaren. Waty Br. Bangun, Dasar Purba (dari Km.10), dll. Dan tepatnya pada tanggal 11 Juli 1965, mereka dibaptis (ada Baptisan Besar dan ada Baptisan Kecil) di GBKP Padang Bulan Medan. Dan sebagai Pelayan Tuhan yang melayani pada saat itu adalah Pendeta Sibero Tua (+). Termasuk yang dibaptis pada waktu itu adalah (baptisan kecil) adalah Kandirta Purba yang sekarang sudah menjadi Pertua. Pada Tahun 1970 hingga 1980, merupakan sejarah pembenahan bagi jemaat GBKP Km.7 Padang Bulan Medan yang baru terlepas dari Majelis Km.8 serta mendapat Keputusan Sidang Klasis menjadi suatu Majelis yang telah diakui. Pembenahan maksudnya adalah adanya perubahan secara struktural yang jelas di dalam pembagian tugas, dan pengelolaan keuangan sesuai dengan Tata Gereja di dalam Kabktian, Tata Ibadah lebih memfokuskan kedekatan Jemaat dengan Tuhan, Sidang-sidang yang lebih sistematis menurut keperluan/kebutuhan Gereja dan umatnya dan sebagainya. Juga antara tahun 1970 hingga 1980, Perpulungenperpulungen yang selama ini di bawah binaan Majelis GBKP Km.7 Padang Bulan Medanm akhirnya satu demi satu mulai dilepaskan agar menjadi perpulungen yang Mandiri, baik dari segi personalianya, maupun dari segi pendanaan serta 26

33 mengambuk keputusan-keputusan yang sistematis dan fragmatis. Keputusankeputusan dari Pusat, secara perlahan-lahan mulai dijalankan dan disosialisasikan kepada jemaat, untuk meningkatkan mutu pelayanan bagi Pejabat-Pejabat Gereja, contohnya : mensosialisasikan mengenai Kerja Rani, Sehna Berita Simeriah man Kalak Karo, Minggu Zeding, Minggu Penjayon dan lain-lain. Salah satu kegiatan Panitia Pembangunan Gereja pada masa ini yaitu pada Bulan Januari 1972, melaksanakan Pengecetan Gereja untuk pertama kali bekerjasama dengan Perguruan Yayasan SMP Masehi. Kerja sama ini dilakukan dengan pembiayaan 2:1, antara Panitia Pembangunan Gereja dengan Yayasan SMP Masehi. Mengenai Panitia Pembangunan Gereja yang ada sejak Majelis GBKP Km.7 Padang Bulan Medan menjadi Runggun, tidak pernah mengalami perubahan (pemilihan) sampai tahun Tugas Panitia ini pada waktu itu adalah selain mengkoordinir Pengecatan Gereja yang bekerjasama dengan Yayasan perguruan Masehi, pemasangan asbes plafon pada bulan Juli tahun 1977, kemudian juga menjejaki PNP IX, bagaimana agar pertapakan yang kini dipakai sebagai tempat beribadah jemaat GBKP Km.7 Padang Bulan Medan, dapat menjadi milik sendiri. Pendekatan ini tetap dilakukan oleh Panitia dan BP Majelis Gereja, apakah nantinya pihak Perkebunan PNP IX mau ganti rugi atau dihibahkan kepada pihak Gereja. Karena tidak ada jawaban dari pihak PNP IX, mengingat bahwa Surat Perjanjian telah habis masa pakainya, maka Majelis Gereja merasa khawatir bila pihak Perkebunan PNP IX menarik kembali asetnya 27

34 yang mengakibatkan tempat beribadah umat GBKP Km.7 Padang Bulan Medan tidak ada lagi. Untuk itu dalam Sidang Majelis Gereja pada tanggal 22 Januari 1978, dibentuklah 2 (dua) ke-panitiaan Pembangunan Gereja Majenis GBKP Km.7 Padang Bulan Medan yaitu: A. Panitia Pembangunan yang lama, yaitu: 1. Pt. Drs. Siam Surbakti 2. Dk. Bengkel Ginting 3. Dk. Nomon Sitepu Mereka tetap bertuga untuk meneruskan perawatan bangunan Gereja serta segala peralatan alat-alat yang ada. B. Panitia Pembangunan Gereja yang baru, yaitu: 1. Ketua (I) : Bapa Luther Sembiring 2. Ketua (II) : Bapa Edy Surya Ginting 3. Sekretaris (I) : Drs. Benyamin Tarigan 4. Sekretaris (II) : Salim Sembiring 5. Bendahara : Negeri Surbakti Dan sebagai Pembantu Umum adalah 1. Nande Ravenna Br.Sembiring 2. Jam Surbakti 3. Bapa Mehamat Barus 4. Lanee Sinulingga 5. Benteng Pelawi 28

35 6. K. Sembiring 7. Bapa Edison Purba 8. Bapa Mai Tarigan 9. Bapa Nggulung Sinulingga 10. Bapa Petrus Sembiring Panitia Pembangunan Gereja yang baru ini, diberi tugas untuk mencari Pertapakan untuk Gereja, bilamana Gudang bekas PNP IX ditarik kembali oleh Perkebunan. Pertapakan yang diprioritaskan adalah sekitar daerah Pasar VI. Panitia diberi tugas selama 2(dua) tahun untuk mendapatkan pertapakan tersebut. Pertapakan yang dicari benar ada tetapi ticak sesuai dengan cara pembayarannya. Para pemilik tanah meminta dengan kontan, sementara pihak Gereja hanya sanggup membayar secara mencicil (angsur). Dan akhirnya pertapakan tersebut batal dibeli dan dicari tempat lain. Panitia Pembangunan yang baru dibentuk tersebut berakhir masa tugasnya setelah tahun 1980 tanpa ada penarikan kembali dari pihak perkebunan tentang gudang yang dipakai sebagai tempat beribadah jemaat GBKP Km.7. Dalam rapat dengar pendapat, dengan beberapa anggota Majelis Gereja Km.7 Padang Bulan yang dilaksanakan tanggal 19 Maret 2011, di Gereja GBKP Km.7 Padang Bulan Medan diperoleh beberapa catatan dari narasumber tentang pemakaian gedung PNP IX yang sekarang telah menjadi gedung Gereja Majelis Km.7 Padang Bulan Medan. Dari beberapa narasumber tersebut, diperoleh keterangan/ informasi bahwa mereka pernah mengunjungi kantor perkebunan di Tanjung Morawa untuk mengusulkan agar Gudang PNP IX yang terletak di 29

36 Simpang Gudang dapat dipakai sebagai tempat beribadah. Demikian pula, diperoleh informasi bahwa pada pertengahan tahun 60-an ada beberapa tokoh masyarakat Karo datang menghadap Mr. Roga Ginting, SH untuk bersilaturahmi mendapatkan masukan bagaimana agar Gudang PNP IX dapat menjadi tempat beribadah bagi Masyarakat Karo di sekitarnya. Beberapa tokoh masyarakat Karo tersebut yaitu : 1. Pt. Djaga Depari 2. Pt. Mayor Eka Ginting 3. Pt. Drs Siam Surbakti 4. Diaken bengkel Ginting Suka Mereka ini meminta petunjuk kepada keluarga Mr. Roga Ginting,SH yang pada saat itu memiliki kedudukan sebagai salah seorang Direksi PNP IX. Untuk meluruskan itu, mereka juga memohon kepada ibu Roga Ginting (Rugun Br. Purba,SH) agar dapat menghubungi Gubernur Sumatera Utara yang pada waktu itu dijabat oleh Roos Telaumbenua, karena pada waktu itu, ibu Rugun Br.Purba,SH adalah salah satu anggota DPRD tingkat I Sumatera Utara. Untuk melaksanakan maksud dan tujuan pemakaian Gudang tersebut, maka pihak jemaat Majelis GBKP Km.7 yang diwakili oleh panitia Pembangunan Gereja yaitu Pt. Siam Surbakti dan Dk. Bengkel Ginting Suka mencoba melakukan secara prosedur melalui keluarga Roga Ginting,SH. Untuk menguatkan argumentasi pemakaian Gedung PNP IX sebagai tempat ibadah, maka pertama-tama yang diusulkan oleh ibu Rugun Br. Purba,SH kepada panitia ialah membuat surat kepada Gubernur Kepada Daerah Sumatera 30

37 Utara. Surat panitia dibuat tanggal 24 Semptember 1966 dan tidak beberapa lama keluarlah izin tersebut dari PNP IX. Maka pada bulan Desember 1966, dilaksanakan Natal pertama Daerah I di gudang tersebut. Sementara untuk Kebaktian Umum mulai dilaksanakan mulai 1 Januari Dengan demikian, jemaat yang ada di sekitar Simpang Kwala hingga Kaveleri mulai beribadah di Gereja Majelis Km.7 walaupun masih dalam bentuk perpulungen belum menjadi runggu. Selain tempat ibadah, Gudang tersebut juga dipakai sebagai tempat pendidikan SMP dan SMA Masehi yang pada waktu itu dipelopori oleh : 1. Drs. Romanus Sibero 2. Drs. Siam Surbakti 3. Drs. Kabar Sitepu 4. M.N. Depari 5. K. Keliat 6. B. Ginting 7. M. Tarigan 8. A. Sinulingga Pembukaan SMP Masehin dan penerimaan murid baru dimulai pada 10 Januari Dalam perjalanannya panitia pembangunan tetap bekerja untuk merenovasi gudang tersebut agar layak dipakai sebagai tempat beribadah. Sebagai prioritas yang dibutuhkan pada waktu itu adalah mencari tanah/ tempat untuk bisa mendirikan rumah pejabat Gereja. Tanah pertapakan tersebut diperoleh di Jalan Beringin Padang Bulan Medan yang dibeli dengan harga Rp ,-. Rumah 31

38 pejabat Gereja pun dibangun melalui swadaya jemaat/ lelang-lelang, dan pada 31 Maret 1991, rumah pejabat tersebut diresmikan secara liturgi Gereja. Dalam perjalanannya dari waktu ke waktu, maka ditelusurilah bagaimana sebenarnya status pertanahan yang dipergunakan Gereja sebagai tempat beribadah. Dalam periodenisasi, Panitia Pembangunan Gereja tahun tetap saling bertukar informasi dan mencari fakta-fakta sebagai masukan terhadap panitia. Pada tahun 1996 akhir, diperoleh kepastian bahwa Ketua Pembangunan Gereja (Balans Sebayang, SH, MA) yang menjabat sebagai K. Humas PNP IX mengecek buku arsip tentang aset pertanahan milik PNP IX yang ada di Kantor Pusat Tembakau Deli, nyata tidak ada lagi. Melihat keadaan ini, Ketua Panitia bersama Sekretaris mempersiapkan bahan mengingat pentingnya Pembangunan berskala besar atas pembangunan Gereja tersebut, maka Majelis menginstruksikan agar Panitia juga mencari jalan bagaimana tanah yang di depan samping gereja dan di belakang gereja dapat diperjualbelikan pemiliknya kepada Gereja. Untuk itu, Panitia berusaha mencari pendekatan secara kekeluargaan. Setelah ditunggu sekian lama, saudara Jaya Depari sebagai pemilik tanah di depan samping gereja menawarkan tanahnya tersebut kepada Sekretaris Panitia di Jambur Namaken dan hal ini tidak disia-siakan dan langsung memanggil Ketua agar secepatnya dilakukan negosiasi antara panitia dan pemilik tanah. Singkat cerita dibelilah tanah tersebut berukuran 4 x 20 meter seharga Rp ,- ditambah honor pembuatan akta perjanjian mengenai jual beli No.33 tanggal 29 Desember 1997 dengan biaya Rp ,-. Kemudian tanggal 24 Agustus 1998, atas pendekatan yang dilakukan oleh Ketua II yaitu Bapa Kawar Brahmana maka tanah yang di 32

39 belakang Gereja juga diperjualbelikan sehingga Panitia melakukan negosiasi bersama pemilik tanah dan secara perkiraan luasnya ±200 meter dengan harga Rp ,-. Dengan pertambahan ±200 meter, hal tersebut sudah sangat mengembirakan sehingga pembangunan secara sekala besar sudah dapat dimulai dengan terlebih dahulu merencanakan pengumpulan dana. Dalam perjalanan/ kisah yang dilalui tentang aset tanah Gereja tersebut sunggu banyak lika-liku yang dijalani sampai kepada kepemilikan yang sah menjadi milik Gereja. Tanah pertapakan tersebut, telah dituangkan dalam suatu Surat SK Camat No / 003 / SKT / KB / 2008, demikian pula mengenai tanah Rumah Dinas Pendeta yang terletak di Jalan Beringin telah diterbitkan surat yaitu SK Camat No.28 / 594 / APH / MB / 1989 tanggal 6 Februari Perkembangan Gereja Batak Karo Protestan Km.7 Padang Bulan Medan Gereja GBKP Km.7 Padang Bulan Medan merupakan Gereja yang cukup berkembang pesat. Banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan dibawah naungan GBKP Km.7 Padang Bulan Medan, contohnya seperti kegiatan dalam memperindah bangunan gereja. Berdasarkan catatan mantan sekretaris Majelis GBKP Km.7 Padang Bulan Medan, Dk.Sanggup Sembiring (Alm), yang turut dibacakan pada penringatan Jubelium yang ke-100 tahun GBKP di Jambur Namaken, maka Badan Pekerja Majelis GBKP Km.7 yang telah dipilih pada 23 Mei 1976, mengalami perubahan. Perubahan ini tidak jelas apa penyebabnya, namun dari struktur yang ada terlihat banyak pergantian personel yang digantikan oleh wajah baru. 33

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti memiliki pengalaman dalam bermusik karena musik mampu menjangkau semua kalangan masyarakat

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENYAJIAN KITAB ENDE-ENDEN DALAM LITURGI KEBAKTIAN GEREJA BATAK KARO PROTESTAN JALAN JAMIN

DESKRIPSI PENYAJIAN KITAB ENDE-ENDEN DALAM LITURGI KEBAKTIAN GEREJA BATAK KARO PROTESTAN JALAN JAMIN DESKRIPSI PENYAJIAN KITAB ENDE-ENDEN DALAM LITURGI KEBAKTIAN GEREJA BATAK KARO PROTESTAN JALAN JAMIN GINTING KM.7 PADANG BULAN MEDAN SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H ATMAN JEREMIA BARUS NIM: 070707011

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH SINGKAT DAN PERKEMBANGAN GEREJA BATAK KARO PROTESTAN JALAN JAMIN GINTING KM.7 PADANG BULAN MEDAN

BAB II SEJARAH SINGKAT DAN PERKEMBANGAN GEREJA BATAK KARO PROTESTAN JALAN JAMIN GINTING KM.7 PADANG BULAN MEDAN BAB II SEJARAH SINGKAT DAN PERKEMBANGAN GEREJA BATAK KARO PROTESTAN JALAN JAMIN GINTING KM.7 PADANG BULAN MEDAN Pada Bab II ini, penulis akan memaparkan sejarah singkat dan perkembangan jemaat Gereja Batak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti memiliki pengalaman dalam bermusik karena musik mampu menjangkau semua kalangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Karo itu suku bangsa Haru kemudian di sebut Haru dan akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Karo itu suku bangsa Haru kemudian di sebut Haru dan akhirnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suku Karo itu suku bangsa Haru kemudian di sebut Haru dan akhirnya dinamai suku Karo sekarang ini (P. Sinuraya,2000: 1). Setelah hancurnya Kerajaan Haru Wampu, Kerajaan

Lebih terperinci

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP Rumusan Amandemen P2P MAMRE GBKP POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP 2015 2020 BAB I HAKEKAT, KEDUDUKAN DAN TUGAS PANGGILAN Pasal 1 Nama dan Kedudukan 1. Perbapan (Kaum Bapak) merupakan salah satu Lembaga

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Masyarakat Karo terkenal dengan sikap persaudaraan dan sikap solidaritas yang sangat tinggi. Namun ironisnya sikap persaudaraan dan kekerabatan yang mewarnai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA). Luasnya wilayah Indonesia yang terdiri atas beribu pulau tersebar dari

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DAN FUNGSI MUSIK MINUS ONE SEBAGAI PENGIRING AKTIVITAS IBADAH MINGGU DI GEREJA KRISTEN

PENGGUNAAN DAN FUNGSI MUSIK MINUS ONE SEBAGAI PENGIRING AKTIVITAS IBADAH MINGGU DI GEREJA KRISTEN PENGGUNAAN DAN FUNGSI MUSIK MINUS ONE SEBAGAI PENGIRING AKTIVITAS IBADAH MINGGU DI GEREJA KRISTEN INDONESIA BERASTAGI SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H NAMA NIM : 100707023 : MARK S ARITONANG UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Telah melayani sebagai guru KAKR selama 2 tahun. untuk mempraktekkannya. Tidak ada pembagian kelas dalam KAKR

Telah melayani sebagai guru KAKR selama 2 tahun. untuk mempraktekkannya. Tidak ada pembagian kelas dalam KAKR Lampiran Field Notes GBKP Lau Buluh 1. Nama : DRN Jabatan Waktu Tempat : Guru KAKR : 12 Agustus 2012, 12.00 13.00 WIB : Gedung Gereja GBKP Lau Buluh Telah melayani sebagai guru KAKR selama 2 tahun. Memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ciri keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki keanekaragaman agama

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 04Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan GEREJA SESUDAH ZAMAN PARA RASUL (2) Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro,M.M. A. Latar Belakang Dalam kepercayaan Iman Kristen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung. BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja 1 dipahami terdiri dari orang-orang yang memiliki kepercayaan yang sama, yakni kepada Yesus Kristus dan melakukan pertemuan ibadah secara

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR MUSIK KOMPANG DALAM UPACARA MENGANTAR PENGANTIN DI SUNGAI GUNTUNG, KECAMATAN

ANALISIS STRUKTUR MUSIK KOMPANG DALAM UPACARA MENGANTAR PENGANTIN DI SUNGAI GUNTUNG, KECAMATAN ANALISIS STRUKTUR MUSIK KOMPANG DALAM UPACARA MENGANTAR PENGANTIN DI SUNGAI GUNTUNG, KECAMATAN KATEMAN, RIAU OLEH: NAMA :ANDI FARHAN NIM : 100707001 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIK MENYANYIKAN LAGU MELAYU DELI YANG DI LAGUKAN OLEH IBU AZLINA ZAINAL

ANALISIS TEKNIK MENYANYIKAN LAGU MELAYU DELI YANG DI LAGUKAN OLEH IBU AZLINA ZAINAL ANALISIS TEKNIK MENYANYIKAN LAGU MELAYU DELI YANG DI LAGUKAN OLEH IBU AZLINA ZAINAL SKRIPSI SARJANA O L E H NAMA: ANGGI SIMANJUNTAK NIM : 110707042 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP

GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP 2010-2015 Pendahuluan Kebaktian Anak Kebaktian Remaja (KAKR) adalah salah satu wadah beribadah dan pengembangan iman para anak dan remaja GBKP, yang juga adalah

Lebih terperinci

MENGORGANISASI, MENGGABUNGKAN, MEMBUBARKAN JEMAAT DAN PERKUMPULAN MENGORGANISASI JEMAAT PELAJARAN 10

MENGORGANISASI, MENGGABUNGKAN, MEMBUBARKAN JEMAAT DAN PERKUMPULAN MENGORGANISASI JEMAAT PELAJARAN 10 MENGORGANISASI, MENGGABUNGKAN, MEMBUBARKAN JEMAAT DAN PERKUMPULAN MENGORGANISASI JEMAAT PELAJARAN 10 Satu jemaat diorganisasi oleh seorang pendeta yang diurapi atas rekomendasi komite eksekutif konferens.

Lebih terperinci

Gereja Menyediakan Persekutuan

Gereja Menyediakan Persekutuan Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentuknya, antara lain kuningan, logam, kayu, tanduk, bambu, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. pembentuknya, antara lain kuningan, logam, kayu, tanduk, bambu, dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum pengertian musik tiup adalah alat musik yang bunyinya bersumber dari getaran udara atau aerofon dan cara memainkannya adalah dengan cara meniupnya.

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan UKDW

BAB I. Pendahuluan UKDW BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Belakangan ini banyak gereja mencoba menghadirkan variasi ibadah dengan maksud supaya ibadah lebih hidup. Contohnya dalam lagu pujian yang dinyanyikan dan

Lebih terperinci

STUDI ORGANOLOGI HASAPI BATAK TOBA BUATAN GUNTUR SITOHANG Di DESA TURPUK LIMBONG KECAMATAN HARIAN BOHO KABUPATEN SAMOSIR Skripsi Sarjana Dikerjakan

STUDI ORGANOLOGI HASAPI BATAK TOBA BUATAN GUNTUR SITOHANG Di DESA TURPUK LIMBONG KECAMATAN HARIAN BOHO KABUPATEN SAMOSIR Skripsi Sarjana Dikerjakan STUDI ORGANOLOGI HASAPI BATAK TOBA BUATAN GUNTUR SITOHANG Di DESA TURPUK LIMBONG KECAMATAN HARIAN BOHO KABUPATEN SAMOSIR Skripsi Sarjana Dikerjakan O L E H Gideon Simaremare NIM: 100707016 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Gereja Tunduk Kepada Roh Kudus

Gereja Tunduk Kepada Roh Kudus Gereja Tunduk Kepada Roh Kudus Kami menuliskan pelajaran ini pada waktu musim semi! Cabang-cabang pohon mengeluarkan tunas-tunas baru yang berwarna hijau muda dan hijau tua. Kuncup-kuncup mulai tumbuh

Lebih terperinci

Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus

Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus Dalam pelajaran dua kita melihat pentingnya mengajar, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Sejarah pengajaran dalam Alkitab merupakan pedoman bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer,

BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer, BAB I PENDAHULUAN I. PERMASALAHAN I.1. Masalah Ibadah adalah salah bentuk kehidupan bergereja yang tidak terlepas dari nyanyian gerejawi. Nyanyian di dalam sebuah ibadah mempunyai beberapa fungsi yang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa

Lebih terperinci

DESKRIPSI MUSIK PADA PERTUNJUKAN OPERA BATAK DALAM CERITA PEREMPUAN DI PINGGIR DANAU OLEH PLOt (PUSAT LATIHAN OPERA BATAK) DI MEDAN

DESKRIPSI MUSIK PADA PERTUNJUKAN OPERA BATAK DALAM CERITA PEREMPUAN DI PINGGIR DANAU OLEH PLOt (PUSAT LATIHAN OPERA BATAK) DI MEDAN DESKRIPSI MUSIK PADA PERTUNJUKAN OPERA BATAK DALAM CERITA PEREMPUAN DI PINGGIR DANAU OLEH PLOt (PUSAT LATIHAN OPERA BATAK) DI MEDAN SKIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H NAMA : TUMPAK JOSEPIN SINAGA NIM :

Lebih terperinci

MANAJEMEN RADIO NARWASTU FM DALAM MENYIARKAN LAGU- LAGU ROHANI DI KOTA MEDAN

MANAJEMEN RADIO NARWASTU FM DALAM MENYIARKAN LAGU- LAGU ROHANI DI KOTA MEDAN MANAJEMEN RADIO NARWASTU FM DALAM MENYIARKAN LAGU- LAGU ROHANI DI KOTA MEDAN SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H REBEKKA LUMBANTORUAN NIM : 060707002 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

DINAMIKA NAZARETH MUSIK TIUP DI DESA SURBAKTI KECAMATAN SIMPANG IV KABUPATEN KARO

DINAMIKA NAZARETH MUSIK TIUP DI DESA SURBAKTI KECAMATAN SIMPANG IV KABUPATEN KARO DINAMIKA NAZARETH MUSIK TIUP DI DESA SURBAKTI KECAMATAN SIMPANG IV KABUPATEN KARO SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H JAYANTHA SURBAKTI NIM : 070707008 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA JURUSAN

Lebih terperinci

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

-AKTIVITAS-AKTIVITAS KEHIDUPAN BARU -AKTIVITAS-AKTIVITAS BARU Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Bagaimanakah Saudara Mempergunakan Waktumu? Bila Kegemaran-kegemaran Saudara Berubah Kegemaran-kegemaran Yang Baru

Lebih terperinci

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati Kita telah menyelesaikan penelaahan mengenai keempat karunia yang kita sebut karunia pelayanan. Walaupun daftar karunia-dalam Efesus 4

Lebih terperinci

ANALISIS METODE PENGAJARAN GITAR KLASIK DI LPM

ANALISIS METODE PENGAJARAN GITAR KLASIK DI LPM ANALISIS METODE PENGAJARAN GITAR KLASIK DI LPM FARABI KOTA MEDAN. SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN OLEH : NIKANOR PERMATA INARI SITOMPUL NIM : 050707021 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

HARI MINGGU Iv SESuDAH PASKAH

HARI MINGGU Iv SESuDAH PASKAH TATA IBADAh HARI MINGGU Iv SESuDAH PASKAH Minggu 14 Mei 201 TATA IBADAH PERSIAPAN - Memastikan kesiapan; semua yang akan melayani - Prasarana ibadah ( P1 ) - Doa pribadi warga jemaat - Prokantor mengajarkan

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF TARI PERSEMBAHAN YANG DIBAKUKANDAN MUSIK PENGIRING OLEH SANGGAR SINGGASANA SIAK DALAM

STUDI DESKRIPTIF TARI PERSEMBAHAN YANG DIBAKUKANDAN MUSIK PENGIRING OLEH SANGGAR SINGGASANA SIAK DALAM STUDI DESKRIPTIF TARI PERSEMBAHAN YANG DIBAKUKANDAN MUSIK PENGIRING OLEH SANGGAR SINGGASANA SIAK DALAM KONTEKS BUDAYA MELAYU RIAU DIKERJAKAN O L E H NAMA:PRINSA AGNEST NAINGGOLAN NIM:110707058 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Pola Tuhan Bagi Para Pekerja

Pola Tuhan Bagi Para Pekerja Pola Tuhan Bagi Para Pekerja Kim mempelajari alasan-alasan bagi perkumpulan orang percaya dalam gereja yang mula-mula. Ia melihat adanya bermacam-macam keperluan yang mempersatukan mereka - keperluan akan

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

PERTEMUAN III KEBHINEKAAN DALAM MASYARAKAT

PERTEMUAN III KEBHINEKAAN DALAM MASYARAKAT PERTEMUAN III KEBHINEKAAN DALAM MASYARAKAT LAGU PEMBUKA SLAMAT PAGI BAPA S lamat pagi Bapa Tak lupa terima kasih Bapa sudah jaga saya tiap hari Matahari bersinar Burung-burung berkicau Bertambah-tambah

Lebih terperinci

TATA IBADAH MALAM NATAL Minggu, 24 Desember

TATA IBADAH MALAM NATAL Minggu, 24 Desember PERSIAPAN TATA IBADAH MALAM NATAL Minggu, 24 Desember 2017 ----------------------------------------------------- *. Sebelum ibadah dimulai mohon HP di non aktifkan *. Doa Pribadi Warga Jemaat *. Prokantor

Lebih terperinci

ANALISIS TEKSTUAL PENYAJIAN ANDUNG DALAM KEMATIAN PADA MASYARAKAT TOBA DESA SIGUMPAR KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

ANALISIS TEKSTUAL PENYAJIAN ANDUNG DALAM KEMATIAN PADA MASYARAKAT TOBA DESA SIGUMPAR KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN ANALISIS TEKSTUAL PENYAJIAN ANDUNG DALAM KEMATIAN PADA MASYARAKAT TOBA DESA SIGUMPAR KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Skripsi Sarjana Dikerjakan O l e h MEDINA HUTASOIT NIM : 080707012

Lebih terperinci

KAJIAN ORGANOLOGIS GENDANG SINGANAKI

KAJIAN ORGANOLOGIS GENDANG SINGANAKI KAJIAN ORGANOLOGIS GENDANG SINGANAKI BUATAN : BAPAK HASAN BASRI BARUS SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H NAMA : Octica Tampubolon NIM : 110707025 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

SEJARAH GEREJA METHODIST BERBAHASA BATAK DI MEDAN

SEJARAH GEREJA METHODIST BERBAHASA BATAK DI MEDAN SEJARAH GEREJA METHODIST BERBAHASA BATAK DI MEDAN 1957-1961 SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H NAMA : HISKIA SITOMPUL NIM : 050706033 DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

Bab 4. Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan

Bab 4. Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan Bab 4 Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan 4.1. Pendahuluan Pada bab ini penulis akan menyampaikan hasil tinjauan kritis atas penelitian yang dilakukan di GKMI Pecangaan

Lebih terperinci

PENGENALAN AKAN ROH KUDUS

PENGENALAN AKAN ROH KUDUS Sebagai orang yang sudah percaya harus mengetahui kebenaran tentang siapakah Roh Kudus itu maupun pekerjaannya. 1. Jelaskan bagaimanakah caranya supaya kita dapat menerima Roh Kudus? - Efesus 1 : 13-14

Lebih terperinci

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Roh Kudus adalah Penolong Saudara Buah Roh Kudus Berjalan di dalam Roh Kuasa Roh Kudus di dalam Saudara Karunia-karunia Roh Roh Kudus

Lebih terperinci

Saya Dapat Menjadi Pekerja

Saya Dapat Menjadi Pekerja Saya Dapat Menjadi Pekerja Sekarang Kim lebih banyak mengerti mengenai gereja dan berbagai pelayanan yang Tuhan berikan kepada anggotaanggotanya. Ketika ia memandang jemaat, ia melihat bahwa tidak setiap

Lebih terperinci

TATA IBADAH HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS KE SURGA

TATA IBADAH HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS KE SURGA GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS KE SURGA Kamis, 25 Mei 2017 Persiapan Doa pribadi warga jemaat Latihan lagu-lagu baru Doa para presbiter di

Lebih terperinci

PARA PENDETA DAN PARA PELAYAN JEMAAT LAINNYA PELAJARAN 9

PARA PENDETA DAN PARA PELAYAN JEMAAT LAINNYA PELAJARAN 9 PARA PENDETA DAN PARA PELAYAN JEMAAT LAINNYA PELAJARAN 9 PERTANYAAN YANG PERLU DIPIKIRKAN Bagaimanakah orang-orang yang dipilih dalam organisasi GMAHK itu menjalankan wewenangnya? SUATU PELAYANAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat Karo adalah masyarakat yang menganut sistem patriaki, yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat Karo adalah masyarakat yang menganut sistem patriaki, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Karo adalah masyarakat yang menganut sistem patriaki, yang artinya garis keturunan berdasarkan ayah. Hal ini jelas dilihat dari kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun adalah salah satu suku batak yang ada di Sumatera Utara. Sama seperti suku

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun adalah salah satu suku batak yang ada di Sumatera Utara. Sama seperti suku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Simalungun adalah salah satu suku batak yang ada di Sumatera Utara. Sama seperti suku batak yang lainnya, Simalungun mempunyai adat dalam setiap upacara salah

Lebih terperinci

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 25 JUNI 2017 Tema: PENGHARAPAN DI TENGAH RATAPAN JEMAAT BERHIMPUN

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 25 JUNI 2017 Tema: PENGHARAPAN DI TENGAH RATAPAN JEMAAT BERHIMPUN LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 25 JUNI 2017 Tema: PENGHARAPAN DI TENGAH RATAPAN PERSIAPAN - Umat bersaat teduh - Lonceng berbunyi - Penyalaan Lilin JEMAAT BERHIMPUN (Jemaat Berdiri)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari Sabang sampai Merauke terdapat suku dan ragam tradisi, seperti tradisi yang ada pada suku

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MUSIK DALAM KONTEKS UPACARA THAI PONGGEL PADA MASYARAKAT HINDU TAMIL DI KUIL SHRI MARIAMMAN KOTA MEDAN

STUDI DESKRIPTIF MUSIK DALAM KONTEKS UPACARA THAI PONGGEL PADA MASYARAKAT HINDU TAMIL DI KUIL SHRI MARIAMMAN KOTA MEDAN STUDI DESKRIPTIF MUSIK DALAM KONTEKS UPACARA THAI PONGGEL PADA MASYARAKAT HINDU TAMIL DI KUIL SHRI MARIAMMAN KOTA MEDAN SKRIPSI SARJANA O L E H NAMA NIM : 130707074 : CINDI N. PANJAITAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

TATA IBADAH HARI MINGGU IV SESUDAH PASKAH

TATA IBADAH HARI MINGGU IV SESUDAH PASKAH TATA IBADAH HARI MINGGU IV SESUDAH PASKAH PERSIAPAN : Doa Pribadi Latihan lagu-lagu baru (Jika tidak ada kantoria, bagian kantoria dinyanyikan oleh umat). Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Defenisi Gereja menurut Alkitab Di terjemahkan dari bahasa Yunani ekklesia, yang berarti dipanggil keluar. Ungkapan ini pada umumnya digunakan untuk orang yang mengadakan pertemuan apa saja. Di Perjanjian

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order HARI 1 JEJAK-JEJAK PEMURIDAN DALAM SURAT 1-2 TIMOTIUS Pendahuluan Surat 1-2 Timotius dikenal sebagai bagian dari kategori Surat Penggembalaan. Latar belakang

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 15 APRIL 2018 (MINGGU PASKAH III - PUTIH) KOMUNITAS YANG BERSAKSI

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 15 APRIL 2018 (MINGGU PASKAH III - PUTIH) KOMUNITAS YANG BERSAKSI TATA IBADAH MINGGU, 15 APRIL 2018 (MINGGU PASKAH III - PUTIH) KOMUNITAS YANG BERSAKSI Latihan Lagu Pembacaan/Penayangan Warta Lisan Saat Hening A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt.

Lebih terperinci

MUSIK DAN MISI. Oleh. Florentina Wijayani Kusumawati 21. Pendahuluan

MUSIK DAN MISI. Oleh. Florentina Wijayani Kusumawati 21. Pendahuluan MUSIK DAN MISI Oleh Florentina Wijayani Kusumawati 21 Pendahuluan Tidak dapat disangkal bahwa musik merupakan bagian integral dalam ibadah Kristen. Peranan dan pengaruh musik dalam ibadah tidak dapat disepelekan.

Lebih terperinci

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS KE SURGA. Kamis, 25 Mei 2017.

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS KE SURGA. Kamis, 25 Mei 2017. GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS KE SURGA Kamis, 25 Mei 2017 h a l, 1 Persiapan Doa pribadi warga jemaat Latihan lagu-lagu baru Doa para presbiter

Lebih terperinci

Bergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa

Bergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa Bergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa III Berdoalah dengan Seorang Teman II Berdoalah dengan Keluarga Saudara III Berdoalah dengan Kelompok Doa II Berdoalah dengan Jemaat Pelajaran ini akan

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 01Fakultas Psikologi GEREJA DAN HAKIKATNYA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Psikologi HAKEKAT GEREJA A.pengertian Gereja Kata Gereja berasal dari bahasa

Lebih terperinci

Tata Ibadah Keluarga Malam Natal

Tata Ibadah Keluarga Malam Natal GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT Tata Ibadah Keluarga Malam Natal Tata Ibadah Keluarga Malam Natal Minggu, 24 Desember 2017 PERSIAPAN Menyiapkan sebuah Lilin Natal Menyiapkan pokok-pokok Doa

Lebih terperinci

2

2 Pk. 17.00 WIB 2 3 4 5 6 7 8 9 PELAYANAN BAPTISAN KUDUS DEWASA, BAPTIS ANAK, PENGAKUAN PERCAYA (SIDI), PENERIMAAN ANGGOTA & PEMBARUAN PENGAKUAN PERCAYA PENGANTAR PF : Dalam kebaktian hari ini akan dilayankan

Lebih terperinci

GPIB Immanuel Depok Minggu, 11 September 2016

GPIB Immanuel Depok Minggu, 11 September 2016 PERSIAPAN : TATA IBADAH HARI MINGGU XVII SESUDAH PENTAKOSTA Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya Gereja Ada gedung-gedung dan katedral indah, pos penginjilan dan bangunan sederhana yang memakai nama "Gereja". Bangunan-bangunan itu mempunyai menara, salib, dan lonceng yang mempunyai caranya sendiri

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) TATA GEREJA GKPS 1 GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) Simalungun Protestant Christian Church Pimpinan Pusat : Pdt. Jaharianson Saragih, STh, MSc, PhD Sekretaris Jenderal : Pdt. El Imanson Sumbayak,

Lebih terperinci

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.

Lebih terperinci

Kewajiban-kewajiban yang khidmat dari keanggotaan tubuh Kristus haruslah ditegaskan kepada tiap-tiap orang yang merindukan keanggotaan Gereja.

Kewajiban-kewajiban yang khidmat dari keanggotaan tubuh Kristus haruslah ditegaskan kepada tiap-tiap orang yang merindukan keanggotaan Gereja. BAB 12 Kewajiban-kewajiban yang khidmat dari keanggotaan tubuh Kristus haruslah ditegaskan kepada tiap-tiap orang yang merindukan keanggotaan Gereja. Hanya orang-orang yang dapat membuktikan dirinya sudah

Lebih terperinci

Filipi. 1 1 Dari Paulus dan Timotius, hamba. Salam

Filipi. 1 1 Dari Paulus dan Timotius, hamba. Salam 290 Filipi Salam 1 1 Dari Paulus dan Timotius, hamba Kristus Yesus kepada semua umat Allah dalam Kristus Yesus yang tinggal di Filipi, termasuk semua penatua a dan pelayan khusus* jemaat. 2Semoga Allah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibadah yang sejati seperti yang ditegaskan oleh Rasid Rachman 1 sebagai refleksinya atas Roma 12:1, adalah merupakan aksi dan selebrasi. Ibadah yang sejati tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Gereja adalah persekutuan umat Tuhan Allah yang baru. Ungkapan ini erat hubungannya dengan konsep tentang gereja adalah tubuh Kristus. Dalam konsep ini

Lebih terperinci

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong 1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11 Pdt. DR. Stephen Tong Yesus mengatakan ada dua macam orang yang melayani Tuhan, yang semacam adalah gembala yang lainnya adalah orang upahan. Gembala mengasihi domba-domba

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk kepada anak-anak. Mandat ini memberikan tempat bagi anak-anak untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk kepada anak-anak. Mandat ini memberikan tempat bagi anak-anak untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketika Tuhan Yesus naik ke surga, Ia memberikan mandat kepada seluruh murid untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa menjadi muridnya (Matius

Lebih terperinci

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH Wagner-Modified Houts Questionnaire (WMHQ-Ed7) by C. Peter Wagner Charles E. Fuller Institute of Evangelism and Church Growth English offline version: http://bit.ly/spiritualgiftspdf

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN Latihan Lagu-Lagu. Pembacaan Warta Lisan. Saat Hening. A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH

Lebih terperinci

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar Beberapa berkat yang terbesar dalam hidup ini datang kepada orang Kristen yang mengajar. Ketika saudara melihat sukacita yang dialami seseorang karena menerima Yesus

Lebih terperinci

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-2

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-2 Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-2 Pengantar Dalam bagian pertama dari pelajaran ini, kita melihat pentingnya menerima baptisan Roh Kudus. Dalam bagian ini kita akan melihat pentingnya mempelajari

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 18 JUNI 2017 (MINGGU BIASA) BERSEDIA DIPILIH DAN DIUTUS

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 18 JUNI 2017 (MINGGU BIASA) BERSEDIA DIPILIH DAN DIUTUS TATA IBADAH MINGGU, 18 JUNI 2017 (MINGGU BIASA) BERSEDIA DIPILIH DAN DIUTUS Latihan Lagu-Lagu. Pembacaan Warta Lisan. Saat Hening. A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt. : Jemaat terkasih,

Lebih terperinci

Tata Ibadah Minggu Paskah IV. Minggu, 07 Mei » Berhimpun «

Tata Ibadah Minggu Paskah IV. Minggu, 07 Mei » Berhimpun « Tata Ibadah Minggu Paskah IV Minggu, 07 Mei 2017 Latihan lagu-lagu dan pembacaan warta lisan Saat hening» Berhimpun «Ajakan Beribadah Pnt. mat yang dikasihi Tuhan, kita datang dan berbakti dihadapan Allah

Lebih terperinci

AJAKAN BERIBADAH P2 Marilah kita berdiri untuk menyambut Firman Tuhan hadir di tengahtengah persekutuan kita.

AJAKAN BERIBADAH P2 Marilah kita berdiri untuk menyambut Firman Tuhan hadir di tengahtengah persekutuan kita. TATA IBADAH HARI MINGGU XIII SESUDAH PENTAKOSTA Minggu, 03 September 2017 ------------------------------------------------------------------------------------------- PERSIAPAN Doa presbiter di konsistori

Lebih terperinci

Gereja Memberitakan Firman

Gereja Memberitakan Firman Gereja Memberitakan Firman Gereja-gereja yang mengakui kewibawaan Firman Allah memberikan tempat terhormat dan utama kepadanya. Pendeta dalam gereja-gereja seperti ini dengan setia memberitakan Firman

Lebih terperinci

Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah. Tanggal Penulisan: M Latar Belakang

Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah. Tanggal Penulisan: M Latar Belakang SUPLEMEN MATERI KHOTBAH PELKAT 10 11 MARET 2017 Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah Tanggal Penulisan: 80-95 M Latar Belakang YOHANES 4 : 27 54 Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil.

Lebih terperinci

TATA IBADAH HARI MINGGU

TATA IBADAH HARI MINGGU Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) JEMAAT IMMANUEL DEPOK Sekretariat : Jl. Pemuda No.70 Telp.7522859 Fax.77210338 Kota Depok (16431) TATA IBADAH HARI MINGGU PERSIAPAN : TATA IBADAH HARI

Lebih terperinci

Kami datang kepada-mu, kami datang kepadamu Bersyukur sebulat hati, kar na kasihmu besar

Kami datang kepada-mu, kami datang kepadamu Bersyukur sebulat hati, kar na kasihmu besar TATA IBADAH PERSIAPAN - Doa pribadi warga jemaat - Prokantor mengajarkan jemaat menyanyikan lagu-lagu baru - Para pelayan berdoa di konsistori UCAPAN SELAMAT DATANG P2 : Presbiter bertugas mengucapkan

Lebih terperinci

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan Mengajar Bisa Merupakan Pelayanan Tahukah saudara bahwa Allah menginginkan saudara menjadi guru? Dalam pelajaran ini saudara akan belajar bahwa demikianlah halnya. Saudara akan belajar mengapa Allah menghendaki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Secara umum masyarakat Karo menganggap bahwa agama Hindu-Karo adalah agama Pemena (Agama Pertama/Awal). Dalam agama Pemena, terdapat pencampuran konsep

Lebih terperinci

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing

Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing Evaluasi Kuesioner Pembangunan Jemaat GKI Blimbing Rangkuman: a. Catatan Umum: - Survei dilakukan setelah ibadah hari Minggu, 24 juli 2016, meskipun ada beberapa yang mengisi survey saat PD Lingkungan.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Ibadah etnik merupakan salah satu bentuk ibadah yang memberi ruang bagi kehadiran unsurunsur budaya. Kehadiran unsur-unsur budaya yang dikemas sedemikian rupa

Lebih terperinci

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia!

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia! I Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia! 1 Persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus di sebut... A Persekutuan D. Ibadah

Lebih terperinci

Minggu, 27 Oktober 2013

Minggu, 27 Oktober 2013 GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB) TATA IBADAH HARI MINGGU XXIII SESUDAH PENTAKOSTA NUANSA MUDA Minggu, 27 Oktober 2013 PEMBERITA FIRMAN Pukul 18.00 WIB Pendeta Johny Alexander Lontoh (Ketua

Lebih terperinci

Gereja Membaptis Orang Percaya

Gereja Membaptis Orang Percaya Gereja Membaptis Orang Percaya Beberapa tahun lalu di daratan Cina ada beberapa orang Kristen yang sedang membicarakan pandangan berbagai gereja tentang baptisan. Salah seorang pemimpin awam mengatakannya

Lebih terperinci

oleh Gereja Iuhan Apayang Dilakukan untuk Allah

oleh Gereja Iuhan Apayang Dilakukan untuk Allah Apayang Dilakukan oleh Gereja Iuhan untuk Allah Dalam pelajaran 6, kita telah belajar bagaimana orang Kristen saling menolong dalam tubuh Kristus. Dalam Pelajaran 7, kita melihat beberapa kewajiban kita

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SEKOLAH DASAR KECAMATAN SELO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SEKOLAH DASAR KECAMATAN SELO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SEKOLAH DASAR KECAMATAN SELO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Nama Sekolah : Nama Siswa : Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen Hari, tanggal : No. Absen : Kelas : VI (enam)

Lebih terperinci

GPIB Immanuel Depok Minggu, 21 Mei 2017

GPIB Immanuel Depok Minggu, 21 Mei 2017 PERSIAPAN : TATA IBADAH HARI MINGGU V SESUDAH PASKAH Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/ selamat sore warga jemaat yang Tuhan

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bernyanyi menjadi bagian yang penting dalam rangkaian peribadahan. Peribadahan-peribadahan yang dilakukan di gereja-gereja Protestan di Indonesia mempergunakan

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan Keselamatan Saya sedang duduk di rumahnya yang kecil, ketika Amelia, yang berusia 95 tahun, menceritakan apa sebabnya ia menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Bertahun-tahun yang lalu ia berdiri di depan

Lebih terperinci

BAB 4. Refleksi Teologis. dan kehidupan rohani setiap anggota jemaatnya tidak terkecuali anak-anak yang adalah

BAB 4. Refleksi Teologis. dan kehidupan rohani setiap anggota jemaatnya tidak terkecuali anak-anak yang adalah BAB 4 Refleksi Teologis Ketika Tuhan Yesus naik ke surga, Ia memberikan mandat kepada seluruh murid untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa menjadi muridnya (Matius 28:19-20). Mandat ini

Lebih terperinci

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini Catatan: Bahan ini diambil dari http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=47, diakses tanggal 3 Desember 2012. Selanjutnya mahasiswa dapat melihat situs www.sabda.org yang begitu kaya bahan-bahan

Lebih terperinci

...dan Saudara Memerlukan Suatu Metode

...dan Saudara Memerlukan Suatu Metode ...dan Saudara Memerlukan Suatu Metode Sukakah saudara makan makanan yang telah disediakan dengan baik? Saya suka. Kita tahu bahwa ada cara yang betul dan cara yang salah untuk menyediakan makanan Cara

Lebih terperinci

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL 1. Visi dan Misi Penginjilan dalam gereja lokal a. Visi: Terlaksananya Amanat Agung Yesus Kristus (Matius 28: 19 20) b. Misi: (1)

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertanyaan Alkitab (24-26) Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.

Lebih terperinci