BAB I PENDAHULUAN. Simalungun adalah salah satu suku batak yang ada di Sumatera Utara. Sama seperti suku
|
|
- Liani Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Simalungun adalah salah satu suku batak yang ada di Sumatera Utara. Sama seperti suku batak yang lainnya, Simalungun mempunyai adat dalam setiap upacara salah satunya adalah dalam upacara perkawinan. Perkawinan yang sempurna menurut budaya Simalungun ialah dengan cara dijemput dengan baik (ialop dear). Maka sesuai hasil permufakatan sewaktu acara persiapan telah ditentukan kapan waktunya pelaksanaan adat. Dimulai dari acara menjemput mempelai wanita (maralob). Sepanjang acara maralob hal hal yang dilakukan adalah menyerahkan sirih adat kepada semua keluarga yang hadir, dimulai dari orangtua pengantin suami istri dan kemudian diteruskan kepada sanak saudara yang lain. Makna dari sirih adat tersebut adalah menyatakan kehadiran dari rombongan pihak laki laki dan kesiapan mereka untuk memulai acara. Sebagai balasan pihak dari pengantin perempuan juga memberikan sirih adat kepada rombongan yang datang. Setelah acara yang pertama tadi selesai dilanjutkan dengan indahan paralop (penyerahan makanan) yaitu ayam yang dimasak dayok binatur kepada orangtua pengantin wanita. Acara berikutnya adalah makan bersama dan pembagian makanan (gori) kepada sanak saudara yang berhak menerima ataupun juga kepada kerabat dekat. Sesudah acara makan selesai, dilanjutkan dengan acara pembayaran mahar dan kesepakatan kesepakatan sepanjang pesta adat yang akan dilaksanakan. Kalau upacara adat maralob sudah selesai, maka sesuai hasil kesepakatan akan berlanjut kepada pesta adat perkawinan sesuai dengan tanggal dan hari yang sudah ditentukan. Sebelum pesta adat, terlebih dahulu dilaksanakan pemberkatan pernikahan secara agama. Setelah itu barulah pelaksanaan adat dimulai dengan pertama sekali pihak dari laki laki
2 memberikan makanan kepada pengantin kemudian dilanjutkan kepada saudara dari pihak pengantin wanita dan kepada pamannya. Selanjutnya pihak dari pengantin wanita menyerahkan makanan adat kepada pengantin begitu juga kepada saudara dari pihak pengantin laki laki dan pamannya. Setelah itu dilanjutkan dengan acara penyambutan dan penghormatan kepada pihak dari laki laki maupun perempuan yang derajatnya tinggi dalam keluarga dengan cara menari bersama (manortor). Hal ini dilakukan secara bergantian antara pihak pengantin laki laki dilanjutkan dengan pihak pengantin perempuan dan juga kepada kerabat pengantin. Sesudah acara ini terlaksana barulah dilanjutkan dengan acara makan bersama. Sembari acara makan berjalan, makanan penghormatan (pinggan panganan) berupa panganan banggal dan panganan pinatunggung dibagikan kepada masing masing yang berhak menerima makanan tersebut. Setelah acara makan bersama selesai, yang pertama sekali dilakukan pihak pengantin laki laki adalah menyerahkan sebuah demban yang biasa disebut dengan demban salpu mangan (tanda acara makan selesai) kepada pihak pengantin perempuan. Acara selanjutnya ialah penyerahan kain adat (hiou adat) dari pihak pengantin perempuan kepada mempelai dan kaum kerabat pengantin laki laki yang berhak menerimanya. Selain dalam bentuk kain adat, ada juga pemberian dalam bentuk uang. Sebagai balasan, pihak dari pengantin laki laki juga memberikan kain adat dan juga sejumlah uang tanda terima kasih. Acara adat ini adalah akhir dari acara adat perkawinan. Tapi sebelumnya pihak dari pengantin laki laki dan perempuan memberikan sejumlah uang kepada teman sekampung ataupun kepada orang yang hadir di acara adat tersebut. Dalam pelaksanaan acara adat, terdapat musik untuk mengiringi perjalanan adat tersebut. Dan ensambel yang dipakai disini adalah Gonrang Bolon yang terdiri dari satu buah sarunei bolon, tujuh buah gonrang, dua buah gong yang digantung, dan sepasang sitalasayak. Ataupun
3 juga ensambel gonrang sidua-dua yang terdiri dari satu buah sarunei bolon, dua buah gonrang, dua buah gong yang digantung, dan dua buah mongmongan. Arlin dalam bukunya Gonrang Simalungun menyatakan bahwa upacara ataupun perayaan ini dapat dikatakan tidak sah atau bahkan tidak mungkin dilakukan tanpa diiringi oleh ensambel musik tersebut. Karena perannya sebagai musik pengiring perayaan pada berbagai upacara salah satunya upacara perkawinan. Maka ensambel Gonrang Bolon dahulunya menduduki posisi penting dan sentral. Oleh karena itu, sebelum digunakan biasanya ensambel ini dibuat tata cara adat tertentu yaitu dengan cara pembersihan dari ensambel dan juga para pemain ensambel (2003 : 133) Pemakaian ensambel tidak dipakai secara terus menerus. Penggunaan Ensambel pertama sekali dipakai pada saat acara menari bersama (manortor) dan dalam hal ini pemakaian ensambel sah dipakai. Perkembangan tekhnologi pada saat ini banyak memasuki berbagai aspek kehidupan manusia. Tekhnologi menjadi salah satu unsur yang berkembang dan bertahan sampai sekarang ini, karena perkembangan tekhnologi ini bisa dimanfaatkan oleh manusia. Dan hal ini juga mampu merubah pola kehidupan masyarakat tertentu dan juga mampu mempengaruhi perkembangan unsur kebudayaan yang lain. Dan hal yang berkaitan dengan tulisan ini adalah dalam bidang instrumen musik. Sekitar tahun 1998 mulai terjadi penambahan pada ensambel dalam mengiringi acara adat perkawinan yang mengakibatkan terjadinya perubahan pada ensambel tersebut. Perubahan ensambel tersebut muncul dikarenakan bertambah dan berkurangnya alat musik lain. Pertambahan alat musik lain seperti dua buah gendang kecil (remo), simbal, hotung bahkan alat musik keyboard. Instrumen tambahan ini digunakan sebagai pengiring dari instrumen yang sudah
4 ada sebelumnya Dengan terjadinya perubahan ini, pemakaian Gonrang Bolon sudah jarang ditemukan. Melalui pengamatan dan hasil wawancara dengan beberapa pengiring musik yang terlibat dalam upacara pernikahan tersebut, menyatakan bahwa pemakaian sudah jarang dikarenakan oleh biaya yang jauh lebih mahal kalau menggunakan instrumen tradisi dan juga bahwa sudah kuno memakai ensambel yang lama karena ketika dimainkan bentuk dari musiknya biasa biasa saja tidak ada modifikasi yang membuat musik itu menjadi lebih kaya dalam hal permainannya. Selain itu juga dengan penambahan alat musik seperti keyboard yang selain mampu menambah variasi dalam permainan musiknya, tapi juga sudah umum dikenal orang banyak dan penggunaannya yang relatif lebih mudah karena sudah diatur oleh program yang ada didalam keyboard tersebut. Dari perubahan ensambel ini juga akhirnya banyak terjadi perubahan dalam musiknya. Salah satunya seperti dalam lagu-lagunya, misalnya lagu lagu yang dinyanyikan sering diambil dari daerah lain ataupun juga lagu lagu pop yang sedang populer seperti lagu selayang pandang, anak medan. Dalam hal tempo juga seringkali berubah bahkan juga dari segi ritmenya. Misalnya dalam hal reportoar yang seharusnya mempunyai tempo lambat terkadang berubah menjadi tempo cepat atau sebaliknya. Hal ini juga terjadi karena faktor permintaan dari yang mempunyai acara. Mereka terkadang meminta lagu lagu dari luar ataupun juga sering meminta lagu lagu yang seharusnya mempunyai tempo yang lamban tapi mereka minta tempo yang lebih riang lagi karena menginginkan suasana yang lebih hidup. Dari hal ini juga mempengaruhi dalam hal manortor (menari). Dalam hal manortor ada saat saat tertentu tidak memiliki gerakan yang membuat badan terlalu lincah dalam manortorkannya tapi seharusnya dengan gerakan tubuh yang tunduk dan hormat yang memperlihatkan kehikmatan dan keagungan dari tor tor tersebut.
5 Dari perubahan yang terjadi, ada juga hal hal yang masih berlanjut atau dipertahankan. Misalnya saja seperti adat yang dijalankan masih banyak dipertahankan kemurniannya dan tata cara pemakaiannya, lagu-lagunya masih tetap ada memakai lagu Simalungun. Masyarakat disekitar menyadari akan perubahan yang terjadi. Hanya saja mereka mengganggap sudah tidak mungkin lagi mengembalikan musik asli yang terdahulu karena musik yang sekarang ini sudah sangat akrab ditelinga mereka dan mereka merasa nyaman dengan musik itu 1. Melihat keadaan tersebut penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai perubahan yang terjadi khususnya dalam musiknya serta bermaksud untuk mengangkat topik ini menjadi sebuah tulisan. Dengan demikian penulis memberi judul KELANJUTAN DAN PERUBAHAN MUSIK DALAM UPACARA PERKAWINAN ADAT SIMALUNGUN DI DESA SONDI RAYA KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN 1.2. Pokok Permasalahan Berdasarkan pada latarbelakang masalah di atas, adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam tulisan ini adalah : 1. Apa fungsi dan penggunaan musik dalam adat perkawinan Simalungun di Desa Sondi Raya. 2. Bagaimana kelanjutan dan perubahan musik dalam adat perkawinan Simalungun ke depannya. 3. Bagaimana perubahan alat musik pada ensambel Gonrang Bolon dan penyajiannya dalam upacara adat perkawinan Simalungun di Desa Sondi Raya. 1. Hasil wawancara dengan Bpk Kapimanson Saragih
6 1.3. Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui fungsi dan penggunaan musik dalam adat perkawinan Simalungun di Desa Sondi Raya. 2. Untuk mengetahui kelanjutan dan perubahan musik dalam adat perkawinan Simalungun ke depannya. 3. Untuk mengetahui perubahan alat musik pada ensambel Gonrang Bolon dan penyajiannya dalam upacara adat perkawinan Simalungun di Desa Sondi Raya Adapun manfaat dari penulisan ini adalah : 1. Mengenal secara jelas sudah sejauh mana pemakaian musik dalam adat perkawinan Simalungun. 2. Dapat mengetahui kelanjutan dan perubahan musik Simalungun dalam adat perkawinan Simalungun Konsep dan Teori Konsep Konsep ialah pengertian abstrak didasarkan atas pandangan yang berbeda beda atas satu hal tetapi memiliki persamaan dalam istilah. Konsep membatasi dan mengarahkan perhatian seorang penulis pada satu topik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Kelanjutan adalah sesuatu yang berlangsung secara berkesinambungan dalam jangka waktu tertentu yang memiliki
7 perkembangan (2005 : 2100). Perubahan ialah suatu proses dimana sesuatu keadaan yang berubah dan bisa juga dikatakan dengan peralihan dari suatu masa (ibid : 305). Upacara yaitu rangkaian tindakan/perbuatan yang terikat dengan aturan adat ataupun perayaan yang dilakukan sehubungan dengan peristiwa penting. Kenan Purba dalam bukunya yang berjudul Adat Istiadat Simalungun menyatakan bahwa Perkawinan menurut budaya Simalungun adalah bukan hanya menyangkut ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan maksud membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan sejahtera, tetapi menyangkut hubungan antara keluarga dari keduabelah pihak, serta membawa dampak yang luas dalam tata pergaulan dan adat istiadat ditengah tengah keluarga dan masyarakat (1997 : 54) Penulis memakai konsep konsep pendukung upacara seperti yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat. Koenjaraningrat mengatakan bahwa upacara keagamaan terbagi atas empat komponen yaitu : 1. Tempat 2. Saat upacara 3. Benda benda dan alat upacara 4. Pemimpin dan peserta upacara Adapun konsep penulis terhadap judul skripsi ini adalah berkembangnya zaman yang semakin modern telah menjadikan adanya perubahan pada komunitas masyarakat, tidak terkecuali pada masyarakat Simalungun. Perubahan yang terjadi di sekitar telah membuat perubahan musik asli Simalungun. Salah satu perubahan yang terjadi disekitar adalah pada musik yang mengiringi perjalanan pesta adat perkawinan. Baik perubahan pada ensambel bahkan juga akhirnya pada musik yang mengiringi perjalanan upacara adat tersebut.
8 Teori Sebagai landasan cara berfikir dalam membahas permasalahan penelitian ini, diperlukan teori teori yang relevan dengan disiplin ilmu Etnomusikologi. Teori yang digunakan bermanfaat bagi penelitian untuk menunjang data data atau informasi yang diharapkan. Disamping itu teori merupakan suatu hal yang penting dalam mengkaji permasalahan penulisan yang ada sehingga hasil penelitian memperoleh suatu solusi. Berkaitan dengan perubahannya, teori yang digunakan adalah menurut dari teori yang dikemukakan oleh Bruno Nettl, yakni 4(four) kinds of history. Nettl menyatakan ada empat tipe yang berlangsung : 1. Menyatakan bahwa musik/nyanyian yang diwariskan, tidak mengalami perubahan sama sekali. Dengan kata lain, lagu tersebut dinyanyikan sama persis, baik sebelum ataupun sesudah diwariskan. 2. Menyatakan bahwa musik/nyanyian yang diwariskan, mengalami perubahan, tetapi hanya dalam versi yang tunggal atau satu petunjuk, sehingga hasil dari warisan itu berbeda dari aslinya tetapi tanpa proliferasi dari elemen elemennya. 3. Menyatakan bahwa musik yang diwariskan menghasilkan banyak variasi atau perubahan, bahkan beberapa dari musik itu ditinggalkan dan dilupakan; dengan kata lain sebagian ide tetap stabil, sedangkan selebihnya mengalami perubahan. 4. Menyatakan perubahan yang benar benar total dari musik yang asli, sebagian besar ide musik/lagu itu dirubah sama sekali, bahkan ada yang cenderung menyimpang dari pengembangan ide aslinya. Teori yang lain yang berhubungan dengan perubahan ini di lihat juga dari pernyataan yang dikemukakan Bruno Nettl dalam tulisannya mengenai musik dan dinamika budaya. Dalam
9 tulisan ini dia mengemukakan bahwa terjadinya perubahan budaya tanpa disadari diikuti oleh perubahan musik yang terkandung didalamnya. Perubahan ini dapat terjadi oleh karena dua faktor yaitu perubahan yang terjadi oleh karena pemikiran dari orang orang yang memiliki budaya dan musik tersebut dan juga faktor dari luar yang membawa pengaruh kedalam budaya tersebut. Merriam (1964 : 172) mengemukakan bahwa perubahan bisa berasal dari dalam lingkungan kebudayaan atau internal, dan perubahan juga bisa berasal dari luar kebudayaan atau secara eksternal. Perubahan secara internal merupakan perubahan yang timbul dari dalam dan dilakukan oleh pelaku pelaku kebudayaan itu sendiri, dan disebut juga inovasi. Sedangkan perubahan eksternal merupakan perubahan yang timbul akibat pengaruh yang dilakukan oleh orang orang yang diluar lingkup kebudyaan tersebut. Merriam menambahkan bahwa kelanjutan dan perubahan merupakan suatu tema yang digunakan untuk memahami sifat stabil dan dinamis yang melekat dalam setiap kebudayaan. Berkaitan dengan fenomena ini, teori kebudayaan secara umum mengasumsikan bahwa setiap kebudayaan beroperasi dalam kerangka waktu yang terus mengalami kelajutan, dimana variasi variasi dan perubahan yang terjadi adalah hal yang tidak dapat dielakkan (1964 : 305). Menurut Shin Nakagawa dalam bukunya yang berjudul musik dan kosmos menyatakan bahwa musik seringkali tidak lagi sesuai dengan konsep dasarnya karena sudah terpengaruhi oleh masuknya musik dari budaya luar dan biasanya pengaruh dari luar sangat luas sehingga model musiknya bisa berubah. Teori lain yang digunakan adalah teori yang mendukung tradisi oral yaitu teori yang dikemukakan oleh Curt Sachs (Sachs 1948 : 378) dan Bruno Nettl (Nettl 1973 : 3). Inti dari
10 tradisi oral ini menyatakan bahwa kebudayaan yang merupakan tradisi lisan, diwariskan dengan cara lisan dari mulut ke mulut. Misalnya : nyanyian atau kebudayaan musik dipelajari dengan cara mendengarkan lalu meniru apa yang didengar. Demikian seterusnya dari satu orang ke orang lain atau sekelompok orang dari satu generasi ke generasi lain. Berkaitan dengan penggunaan dan fungsinya, Merriam mengemukakan bahwa penggunaan suatu musik tergantung pada kebiasaan sekelompok masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Fungsi musik tersebut ada sepuluh, namun yang akan dibahas hanyalah sebagian saja yaitu : 1. The Function of Communication (fungsi komunikasi) 2. The Function of Emotional (fungsi emosional) 3. The function of physical response (fungsi reaksi jasmani) 4. The function of contribution to the continuity and stability of culture (fungsi kesinambungan kebudayaan) Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bersifat kualitatif, yaitu suatu penelitian yang memaparkan atau menggambarkan dengan kata kata secara detail, dan perolehan kata yang bersumber dari ungkapan, catatan, atau tingkah laku masyarakat yang diteliti. Didalam juga akan membahas beberapa pendukung dari jalannya upacara tersebut yang mendukung penulisan skripsi ini, antara lain pemimpin yang memimpin selama upacara berlangsung, para pemain yang memainkan ensambel, dan setiap orang yang datang dalam upacara tersebut.
11 Untuk mendukung kepada pengumpulan data dalam menjawab segala permasalahan yang ada serta untuk mengaplikasikan metode penelitian yang bersifat kualitatif, penulis akan berpedoman pada disiplin Etnomusikologi seperti yang dikemukakan oleh Nettl, bahwa ada dua kerangka kerja Etnomusikologi yaitu kerja lapangan dan kerja laboratorium. Dan data yang diperoleh berdasarkan dari sumber data yang tepat melalui kata kata dan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen ataupun bahan yang lainnya, sumber data tertulis, foto, dan rekaman Pemilihan Lokasi Penelitian Sebagai lokasi penelitian, penulis memilih di Desa Sondi Raya, karena berdasarkan dari segi wilayah, pada saat ini merupakan wilayah yang mayoritas penduduknya adalah suku Simalungun yang selalu menggunakan adat perkawinan Simalungun secara baik. Alasan lain juga adalah dari segi tempat, Desa Sondi Raya terlalu jauh dan tidak sulit untuk dijangkau. Untuk sampai ke lokasi penelitian, dibutuhkan waktu 3-4 jam perjalanan melalui kendaraan umum Studi Kepustakaan Untuk mendukung tentang penulisan mengenai perubahan penggunaan pada musik pernikahan, penulis juga mencari buku buku yang relevan terhadap masalah yang dibahas. Walaupun juga sepanjang yang penulis ketahui, buku buku yang menjelaskan secara terperinci mengenai musik pernikahan Simalungun belum dapat ditemukan. Buku yang mendukung hanyalah memberikan gambaran secara umum tentang kesenian,musik, dan juga adatnya saja Penelitian Lapangan
12 Penulis melakukan penelitian mulai bulan Maret 2009, di Desa Sondi Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Yang menjadi informan pangkal adalah Pdt. Jumahar Harianja, S.th dan yang menjadi informan pokok adalah Bpk Kapimanson Saragih. Untuk memperoleh data penulis melakukan observasi (pengamatan) secara langsung beberapa upacara perkawinan. Penulis mengumpulkan keterangan keterangan misalnya jalannya upacara, pelaku, dan masalah masalah yang relevan dengan pokok permasalahan. Dan data data yang dibutuhkan dicatat penulis sewktu penulis berada dalam lapangan. Setelah dari pengamatan, penulis melakukan wawancara dengan sebagian orang yang terlibat dalam upacara, pemusik yang mengiringi perjalanan upacara, dan juga kepada informan penulis sendiri Ada tiga cara yang diungkapkan oleh Koentjaraningrat tapi hanya dua yang diterapkan oleh penulis, yaitu : 1. wawancara berfokus (focus interview) 2. wawancara bebas (free interview) Dalam wawancara berfokus, pertanyaan selalu berpusat pada pokok permasalahan. Dan untuk menghindari informan jenuh dalam wawancara tersebut maka penulis juga melakukan wawancara bebas yaitu tidak berpusat pada suatu pokok permasalahan saja tetapi pertanyaan dapat beralih ke suatu hal lain. Untuk merekam permainan musik dalam mengiringi salah satu pernikahan, penulis menggunakan kamera digital dan disamping itu penulis juga menggunakan catatan untuk mencatat hal hal yang bersangkutan dengan musik dan juga adatnya.
13 Kerja Laboratorium Semua data yang diperoleh dilapangan diolah dalam kerja laboratorium, dengan pendekatan Etnomusikologi. Dan jika data yang dirasa masih kurang lengkap maka penulis melengkapinya dengan menjumpai informan kunci atau informan lain dan hal ini dilakukan berulang ulang. Dan dalam pengolahan datanya penulis melakukan proses menjaring data, menyeleksi data, menambah data yang kurang.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik manusia sebagai individu, manusia sebagai kelompok masyarakat. Kondisi ekonomi, sosial dan adat istiadat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang memiliki kebudayaan tersendiri. Salah satu unsur kebudayaan itu adalah musik 1. Musik di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia terhadap perbedaan suku bangsa dan budaya yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Setiap daerah masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan nenek moyang. Sejak dulu berkesenian sudah menjadi kebiasaan yang membudaya, secara turun temurun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Panaek Gondang merupakan salah satu ritual yang menjadi bagian dari seluruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Panaek Gondang merupakan salah satu ritual yang menjadi bagian dari seluruh rangkaian upacara adat perkawinan dalam masyarakat Mandailing,jika perkawinan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan serta memiliki beraneka ragam budaya. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya suku ataupun etnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang dilatarbelakangi kebudayaan yang beranekaragam. Sebagai bangsa besar, Indonesia merupakan negara yang di kawasan nusantaranya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat Batak Simalungun. Soerbakti (2000:65) mengatakan,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kawin adalah perilaku mahluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa agar manusia berkembang biak. Oleh karena itu perkawinan merupakan salah satu budaya yang beraturan
Lebih terperinciini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam macam budaya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di
Lebih terperinciBAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.
42 BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN 1974 A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.1/1974 Pelaksanaan Pernikahan Suku Anak Dalam merupakan tradisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian Batak secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu Gondang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian Batak secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu Gondang Sabangunan dan Gondang Batak. Gondang Sabangunan (Gondang Bolon) untuk mengiringi upacara adat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebudayaan suatu daerah dengan daerah lain pada umumnya berbeda, dan kebudayaan tersebut seantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Kebudayaan tersebut berkembang disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa dan budaya. Seluruh suku yang tersebar mulai dari sabang sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang penuh dengan keanekaragaman suku bangsa dan budaya. Seluruh suku yang tersebar mulai dari sabang sampai merauke mempunyai budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Simalungun terbagi atas beberapa bagian seperti upacara adat Marhajabuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Etnis Simalungun memiliki kebudayaan yang banyak menghasilkan kesenian daerah dan upacara adat, dan hal tersebut masih dilakukan oleh masyarakat Simalungun sebagai
Lebih terperinciBAB II. umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruf. dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang
BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI dan TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruf mendefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis di Provinsi Sumatera Utara, suku Batak terdiri dari 5 sub etnis yaitu : Batak Toba (Tapanuli), Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Mandailing,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. [Type text]
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tari adalah suatu pertunjukan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat pendukungnya. Tari merupakan warisan budaya leluhur dari beberapa abad yang lampau. Tari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk kerjasama kehidupan antara pria dan wanita di dalam masyarakat. Perkawinan betujuan untuk mengumumkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi belakangan ini budaya Indonesia semakin menurun dari sosialisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan budaya Indonesia mengalami pasang surut, pada awalnya, Indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu, hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana untuk mengekspresikan apa yang kita rasakan, dari dalam diri kita.kesenian dalam Suku Karo sangat beraneka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Perempuan merupakan kaum yang sering di nomor duakan di kehidupan sehari-hari. Perempuan seringkali mendapat perlakuan yang kurang adil di dalam kehidupan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari pengalaman hidup sehari-hari yang dialami oleh setiap kelompok masyarakat tertentu. Dalam budaya, kita
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PROSESI LAMARAN PADA PERKAWINAN ADAT JAWA (Studi Kasus Di Dukuh Sentulan, Kelurahan Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi kebanggaan dan nilai tersendiri bagi kelompok sukunya. Setiap suku
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Setiap suku biasanya memiliki tradisi yang menjadi keunikan tersendiri yang menjadi kebanggaan dan nilai tersendiri bagi kelompok sukunya. Setiap suku bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa serta budaya. Keanekaragaman kebudayaan ini berasal dari kebudayaan-kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku tersebut memiliki nilai budaya yang dapat membedakan ciri yang satu dengan yang lainnya.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau yang tentunya pulau-pulau tersebut memiliki penduduk asli daerah yang mempunyai tata cara dan aspek-aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentuknya, antara lain kuningan, logam, kayu, tanduk, bambu, dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum pengertian musik tiup adalah alat musik yang bunyinya bersumber dari getaran udara atau aerofon dan cara memainkannya adalah dengan cara meniupnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti memiliki pengalaman dalam bermusik karena musik mampu menjangkau semua kalangan masyarakat
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan adalah produk atau hasil yang dilakukan atau diciptakan oleh sekelompok masyarakat dalam berbagai aktifitas kegiatan yang mempunyai tujuan sesuai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan saat-saat penting dalam kehidupan seseorang. Peristiwa-peristiwa penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, kita mengenal adanya siklus hidup, mulai dari dalam kandungan hingga kepada kematian. Berbagai macam peristiwa yang dilalui merupakan saat-saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minangkabau merupakan salah satu dari antara kelompok etnis utama bangsa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya menempati posisi sentral dalam tatanan hidup manusia. Manusia tidak ada yang dapat hidup di luar ruang lingkup budaya. Budaya dapat memberikan makna pada hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simalungun merupakan salah satu suku dengan ragam keunikan yang dimiliki, tanah yang subur, masyarakat yang ramah dan lemah lembut. Memiliki kekayaan warisan budaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki moto atau semboyan Bhineka Tunggal Ika, artinya yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun pada hakikatnya bangsa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Perkawinan Menurut Hukum Adat Minangkabau di Kenagarian Koto Baru, Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sumedang memang dikenal memiliki beraneka ragam kesenian tradisional berupa seni pertunjukan yang biasa dilaksanakan dalam upacara adat daerah, upacara selamatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera merupakan pulau keenam terbesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam masyarakat, perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan merupakan suatu pranata dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang sangat umum dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai Negara yang banyak memiliki beragam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara sederhana perkawinan adalah suatu hubungan secara lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. 1 Di dalam pasal 1 Undang-Undang No.1, 1974 menyebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan sehari-hari manusia. M usik tak sekedar memberikan hiburan, tetapi mampu memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keyboard adalah instrumen dengan susunan kunci yang ditata secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keyboard adalah instrumen dengan susunan kunci yang ditata secara horizontal dan menghasilkan berbagai bunyi antara lain: piano, organ, klavikord, harpsikord, dan lain-lain.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mempunyai keinginan untuk hidup bersama dan membina rumah tangga yaitu. dengan melangsungkan pernikahan atau perkawinan.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dalam perjalanan hidupnya mengalami tiga peristiwa penting, yaitu waktu dilahirkan, waktu menikah atau berkeluarga dan ketika meninggal dunia. Meskipun semuanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan kegiatan manusia untuk menguasai alam dan mengolahnya bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Kebudayaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Anak merupakan dambaan setiap orang, yang kehadirannya sangat dinanti-natikan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan dambaan setiap orang, yang kehadirannya sangat dinanti-natikan dan tumbuh kembangnya sangat diperhatikan. Tak heran banyak sekali orang yang menunggu-nunggu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negara kesatuan yang menganut paham demokrasi dan memiliki 33 provinsi. Terdapat lebih dari tiga ratus etnik atau suku bangsa di Indonesia,
Lebih terperinciPERUBAHAN DAN KELANJUTAN MUSIK DALAM PERKAWINAN ADAT SIMALUNGUN DI DESA SONDI RAYA KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN. Skripsi Sarjana.
PERUBAHAN DAN KELANJUTAN MUSIK DALAM PERKAWINAN ADAT SIMALUNGUN DI DESA SONDI RAYA KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN Skripsi Sarjana Dikerjakan o l e h DIATEITUPA SIPAYUNG NIM : 040707002 UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang menggambarkan ciri khas daerah tersebut. Seperti halnya Indonesia yang banyak memiliki pulau,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai seperangkat norma, nilai, kepercayaan, adat-istiadat, aturan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya tersusun dari beberapa
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Ritual Ritual adalah tehnik (cara metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama,
Lebih terperinciBAB II BIOGRAFI BAPAK ROSSUL DAMANIK DALAM KONTEKS BUDAYA SIMALUNGUN DI KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN
BAB II BIOGRAFI BAPAK ROSSUL DAMANIK DALAM KONTEKS BUDAYA SIMALUNGUN DI KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN 2.1 Pengertian Biografi Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa yang mempunyai latar belakang sosio budaya yang berbeda-beda. Keragaman ini terdiri dari kebudayaan-kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Tapanuli Tengah dikenal dengan sebutan Negeri Wisata Sejuta Pesona. Julukan ini diberikan kepada Kabupaten Tapanuli Tengah dikarenakan dibeberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu pulau besar di wilayah Indonesia yang penduduknya terdiri dari berbagai etnis dan sub etnis adalah pulau Sumatera. Setiap etnis memiliki ciri tersendiri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Utara adalah sebuah provinsi yang terletak di pulau Sumatera, berbatasan dengan Aceh disebelah utara dan dengan Sumatera Barat serta Riau disebelah selatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (hidup berkelompok) yang biasa kita kenal dengan istilah zoon politicon. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui, manusia merupakan mahluk sosial. Hal ini memiliki arti bahwa manusia dalam menjalani kehidupannya, tentu akan membutuhkan bantuan dari manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung unsur-unsur irama, melodi, dan tempo. Disamping itu, musik juga merupakan hasil dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suku Batak Toba merupakan salah satu suku besar di Indonesia. Suku Batak merupakan bagian dari enam ( 6) sub suku yakni: Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda, yang di dalam kebudayaan tersebut terdapat adat istidat, seni tradisional dan bahasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minangkabau. Tradisi ini dapat ditemui dalam upacara perkawinan, batagak gala
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bararak adalah suatu tradisi yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Minangkabau. Tradisi ini dapat ditemui dalam upacara perkawinan, batagak gala (pengangkatan) penghulu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam upacara religi hampir setiap suku bangsa di dunia. Demikian halnya juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peralatan musik tradisional pada umumnya mencakup seluruh instrumen yang diperlukan dalam mengiringi tari, teater, dan musik. Alat musik atau bunyibunyian merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi merupakan kebiasaan dalam suatu masyarakat yang diwariskan secara turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam suatu masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan provinsi yang memiliki beberapa sub etnis yang terdiri dari suku Melayu, Batak Toba, Karo, Simalungun, Dairi, Sibolga, Angkola, Tapanuli Selatan
Lebih terperinciXII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan
Bab XII A. Pengantar Bernyani Kucinta Keluarga Tuhan Kucinta k luarga Tuhan, terjalin mesra sekali semua saling mengasihi betapa s nang kumenjadi k luarganya Tuhan Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Pelaksanaan Adat Perkawinan Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki dan senantiasa menggunakan adat-istiadat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berada dari beberapa etnik yang ada di Sumatra Utara yaitu etnik Karo atau kalak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia atau disebut dengan Nusantara adalah sebuah Negara yang terdiri dari banyak Pulau dan sebuah Bangsa yang memiliki berbagai kebudayaan etnik, agama,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan gerbang terbentuknya keluarga dalam kehidupan masyarakat, bahkan kelangsungan hidup suatu masyarakat dijamin dalam dan oleh perkawinan. 1 Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap upacara biasanya diiringi dengan syair, dan pantun yang berisi petuahpetuah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adat tidaklah sempurna apabila tidak diiringi dengan kesenian yang akan membuat sebuah acara jadi lebih menarik terutama pada upacara pernikahan. Setiap upacara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenis pekerjaan, pendidikan maupun tingkat ekonominya. Adapun budaya yang di. memenuhi tuntutan kebutuhan yang makin mendesak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang terdiri dari banyak suku, bangsa, adat istiadat, agama, bahasa, budaya, dan golongan atas dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAUAN. budaya yang mewarnai kehidupan bangsa ini. Dalam mengembangkan kebudayaan di
BAB I PENDAHULAUAN 1.1 Latar Belakang Kemajemukan suku dan budaya yang berada di Indonesia menunjukkan kepada kita selaku warga negara dan masyarakat dunia bahwa indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya sebuah inovasi yang mendapatkan influence (pengaruh) dari budaya atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya dapat dikaitkan sebagai hasil dari perkembangan manusia yang berhubungan dengan budi dan akal manusia yang dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping Revitalisasi Kota Tua Jakarta pembahasan yang didasarkan pemikiran yang menggunakan semiotika signifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 32 ayat (1) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan beberapa pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang dimiliki, kebudayaan merujuk pada berbagai aspek manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman etnik yang tinggi menurut BPS tahun 2010 ada 1.340 etnik yang terdapat diseluruh Indonesia. Namun demikian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya hampir disemua bidang termasuk bidang kesenian terkhusus seni musiknya, dimana terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maha Esa kepada setiap makhluknya. Kelahiran, perkawinan, serta kematian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan merupakan suatu anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap makhluknya. Kelahiran, perkawinan, serta kematian merupakan suatu estafet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan jenjang awal pembentukan masyarakat, dari suatu parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di dalamnya akan lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki beranekaragam suku bangsa, tentu memiliki puluhan bahkan ratusan adat budaya. Salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disepakati oleh adat, tata nilai adat digunakan untuk mengatur kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya pantun dalam Dendang lahir secara adat di suku Serawai. Isi dan makna nilai-nilai keetnisan suku Serawai berkembang berdasarkan pola pikir yang disepakati
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Makna Makna merupakan hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Dalam penulisan sebuah karya ilmiah diperlukan kajian pustaka. Kajian pustaka bertujuan untuk mengetahui keauntetikan sebuah karya ilmiah. Kajian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beragam ketentuan adat yang dimiliki. Kehidupan setiap etnis berbeda-beda. Masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai etnis dengan berbagai nilai budaya dan beragam ketentuan adat yang dimiliki. Kehidupan setiap etnis berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak orang mengatakan bahwa pakaian yang dipakai dapat mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja namun pakaian tradisional juga dapat
Lebih terperinciPEMBAHASAN Dalam masyarakat Sasak, mengenal beberapa cara pelaksanaan perkawinan yaitu:
PROSESI PERKAWINAN ADAT SASAK 1 Oleh : I Gusti Ngurah Jayanti 2. PENDAHULUAN Perkawinan merupakan sebuah fenomena budaya yang hampir terdapat di semua komunitas budaya, khususnya di Indonesia. Perkawinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita hidup di zaman modern yang menuntut setiap individu untuk meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang dianggap kuno dan memperbaharui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara, yang didiami oleh beberapa suku seperti suku Batak Toba, Karo, Mandailing. Beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam kehidupan manusia, setiap pasangan tentu ingin melanjutkan hubungannya ke jenjang pernikahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman budaya, suku dan kesenian yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Salah satu suku yang terdapat di Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku memiliki bahasa daerah tersendiri yang membedakan bahasa suku yang satu dengan bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk simbol yang mengandung arti yang beraneka ragam salah satunya digunakan sebagai sarana untuk mengekspresikan
Lebih terperinciWEDDING CENTRE DI SURAKARTA
TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (PPA) WEDDING CENTRE DI SURAKARTA One Stop Wedding Service Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki aneka corak budaya yang beraneka ragam. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses dinamis di mana orang berusaha untuk berbagi masalah internal mereka dengan orang lain melalu penggunaan simbol (Samovar, 2014,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. harus mendapat pengakuan dari masyarakat. Begawai, begitulah istilah yang
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Konsep Begawai Pernikahan adalah suatu momen yang sakral, dimana penyatuan dua insan ini juga harus mendapat pengakuan dari masyarakat. Begawai, begitulah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera Utara. Suku Batak Toba termasuk dalam sub etnis Batak, yang diantaranya adalah, Karo, Pakpak,
Lebih terperinci