Kerangka Acuan. Perekrutan Konsultan Individu Komponen 1a : Studi Teknis dan Kebijakan Studi Kebijakan Foresight Teknologi Strategis di Masa Depan
|
|
- Sucianty Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kerangka Acuan Perekrutan Konsultan Individu Komponen 1a : Studi Teknis dan Kebijakan Studi Kebijakan Foresight Teknologi Strategis di Masa Depan 1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) adalah merupakan salah satu unsur penting di dalam membangun dan memajukan suatu bangsa. Dengan ilmu, suatu bangsa dapat secara efektif mengoptimalkan penggunaan sumberdaya dalam rangka pengembangan teknologi yang pada akhirnya memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian atau sering dikenal dengan perekonomian berbasis teknologi (technologybased economics). Terlebih lagi, persaingan ekonomi membuat berbagai bangsa di dunia berlomba dalam penguasaan teknologi sehingga menjadi bangsa yang memiliki daya saing (competitiveness). Terkait dengan hal tersebut, sejak awal 80an beberapa Negara maju (developed countries) telah melakukan upaya untuk memprediksikan kebutuhan teknologi di masa depan yang pada akhirnya dapat menyiapkan kebutuhan bidang ilmu dan aktivitas riset yang perlu dilakukan atau dikenal dengan technology foresight. Data empirik di beberapa Negara seperti Jepang, Amerika Serikat, Inggris, dan Australia, menyebutkan bahwa technology foresight memiliki implikasi positif dalam memprediksikan kebutuhan teknologi sekaligus bagi pengambilan keputusan dalam pembuatan kebijakan teknologi. Seperti halnya negara lain, Indonesia juga berkepentingan untuk memprediksikan kebutuhan teknologi di masa depan. Hal ini sangat diperlukan di dalam upaya untuk memproritaskan pengembangan riset yang dapat menjawab kebutuhan dan permasalahan bangsa. Terlebih lagi, tantangan yang dihadapi bangsa ini akan semakin berat, seperti jumlah penduduk yang meningkat hingga menipisnya cadangan kekayaan sumberdaya alam. Karenanya, kegiatan maupun aktivitas terkait dengan Technology Foresight baik dalam makro, messo maupun mikro juga telah banyak dilakukan. Namun demikian, secara empiric terbukti bahwa Technology Foresight di Indonesia belum optimal baik dalam proses pelaksanaan maupun implementasi hasilnya. Akibatnya,
2 implikasi dari pelaksanaan kegiatan tersebut belum terlalu signifikan baik terhadap penguatan dan penguasan iptek nasional, maupun dalam menjadikan iptek arus utama (mainstream) dalam pembangunan nasional. Setelah hamper setengah perjalanan (satu dasawarsa) implementasi visi iptek 2025 masih belum mampu meningkatkan kapasitas riset lembaga litbang serta meningkatnya daya saing industry nasional. Karenanya, perlu dilakukan upaya untuk memprediksi kebutuhan bidang iptek didalam menjawab tantangan bangsa, khususnya pada periode 100 tahun kemerdekaan bangsa Indonesia (2045). Dengan demikian dapat disusun suatu hasil analisis melalui pendekatan technology foresight terkait dengan kebutuhan teknologi strategis di masa depan yang merupakan factor penting dalam meningkatkan daya saing bangsa. Selain itu, hasil kegiatan ini diharapkan dapat mempertegas langkah-langkah kebijakan yang diperlukan serta dukungan riset dan bidang ilmu untuk mencapai hal tersebut. Untuk maksud tersebut, maka Reserarch and Innovation in Science and Technology Program (RISET- Pro), khususnya di komponen 1a bermaksud untuk renugaskan 1 orang konsultan individu 2. Tujuan Penugasan Dalam rangka untuk mendukung pelaksanaan Studi Kebijakan Foresight Teknologi Strategis di Masa Depan yang akan menjadi input bagi pengembangan Kerangka Kebijakan SINas dan Pengembangan Rencana Aksi, serta merupakan bagian dari target pencapaian Key Performance Indikator (KPI) dari Intermediate outcome untuk Komponen 1a. 3. Ruang Lingkup Pekerjaan Konsultan Ruang lingkup pekerjaan Konsultan Individu Komponen Ia Kebijakan) : Foresight Teknologi Strategis di Masa Depan adalah : (Studi Teknis dan a. Menyusun rencana kerja atau proposal teknis asistensi tekait dengan pelaksanaan Studi Teknis dan Kebijakan : Foresight Teknologi Strategis di Masa Depan b. Merancang/mendisain rangkaian kegiatan serta ikut terlibat aktif dalam workshop, focus group discussion dan kegiatan lainnya Foresight Teknologi Strategis di Masa Depan
3 c. Berperan aktif serta memberikan bantuan subtantif dan teknis yang dibutuhkan terkait pelaksanaan kegiatan Studi Teknis dan Kebijakan : Foresight Teknologi Strategis di Masa Depan d. Menyusun laporan secara periodic tekait pelaksanaan kegiatan Studi Teknis dan Kebijakan : Foresight Teknologi Strategis di Masa Depan e. Menganalisis bidang-bidang teknologi strategis yang dapat meningkatkan daya saing di tahun 2025 (RPJPN: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional) termasuk merumuskan kebijakan yang diperlukan untuk peningkatan kinerja lembaga litbang. f. Menganalisis bidang-bidang ilmu yang diperlukan dalam rangka penguasaan teknologi strategis termasuk merumuskan model perencanaan pengembangan SDM khususnya di lembaga litbang. 4. Outputs a. Rencana kerja atau proposal teknis asistensi tekait dengan pelaksanaan Studi Teknis dan Kebijakan : Foresight Teknologi Strategis di Masa Depan b. Rancang bangun rangkaian kegiatan serta ikut terlibat aktif dalam workshop, focus group discussion dan kegiatan lainnya Foresight Teknologi Strategis di Masa Depan c. Laporan periodic tekait pelaksanaan kegiatan Studi Teknis dan Kebijakan : Foresight Teknologi Strategis di Masa Depan d. Hasil analisi bidang-bidang teknologi strategis yang dapat meningkatkan daya saing di tahun 2025 (RPJPN: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional) termasuk merumuskan kebijakan yang diperlukan untuk peningkatan kinerja lembaga litbang. e. Hasil analisis bidang-bidang ilmu yang diperlukan dalam rangka penguasaan teknologi strategis termasuk merumuskan model perencanaan pengembangan SDM khususnya di lembaga litbang.
4 5. Kualifikasi Konsultan Konsultan Studi Kebijakan Foresight Teknologi Strategis di Masa Depan diharapkan memiliki bidang keahlian memiliki pengalaman dalam analisa kebijakan public terkait dengan Ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi serta Kebijakan riset. Secara umum, persyaratan Kualifikasi Konsultan Studi Kebijakan Foresight Teknologi Strategis di Masa Depan adalah sebagai berikut: a. Bukan berstatus PNS b. Pendidikan akhir minimal S2,lebih diutamakan S3 c. Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang kebijakan sistem inovasi dan kelembagaan litbang, khususnya LPNK. d. Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik terkait penerapan metode pendekatan technology foresight dan soft system. e. Mampu mengintegrasikan model forecasting kedalam kebutuhan SDM Iptek yang spesifik f. Memiliki jaringan sumber daya nasional dan internasional untuk pelaksanaan focus group discussion (FGD),survey dan benchmarking g. Berpengalaman di bidang sejenis atau serupa sekitar 8 tahun 6. Durasi kontrak Durasi kontrak untuk Konsultan Studi Kebijakan Foresight Teknologi Strategis di Masa Depan adalah 3 bulan kalendar s.d 31 Desember Konsultan Studi Kebijakan Foresight Teknologi Strategis di Masa Depan akan bekerja penuh waktu di hari kerja (Senin sampai Jumat), sekurang-kurangnya 24 jam per minggu di Kantor di Kementerian Riset dan Teknologi. 7. Sumber Pendanaan Pendananan akan dibebankan RISET-Pro (Pinjaman IBRD 8245-ID). Pengeluaran konsultan Studi Kebijakan Foresight Teknologi Strategis di Masa Depanini termasuk dalam-kategori 1.
5 8. Pelaporan Konsultan Studi Kebijakan Foresight Teknologi Strategis di Masa Depan akan memberikan laporan dengan rincian sebagai berikut: a. Laporan Bulanan, paling lambat 10 hari kalender setelah akhir setiap bulan kalender selama periode Layanan. Isi laporan bulanan mencakup kemajuan pelaksanaan pekerjaan b. Laporan Akhir, diserahkan sebelum berakhirnya masa kontrak. Berisikan hasil pengintegrasian kegiatan-kegiatan yang di lakukan oleh Komponen I terkait foresight technology, termasuk di dalamnya : c. Rumusan hasil analisis terkait bidang-bidang iptek strategis yang dapat meningkatkan daya saing Indonesia di masa depan d. Rumusan strategi peningkatan kinerja lembaga litbang bidang-bidang iptek strategis yang dapat meningkatkan dayasaing Indonesia di masa depan. e. Rumusan Rencana aksi peningkatan kerangka kerja kebijakan inovasi dan kinerja lembaga litbang yang berorientasi kebutuhan pengguna (user demand). 9. Sumber Pendanaan Penugasan ini akan dibebankan pada DIPA Satker Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tahun 2015, loan IBRD 8245-ID 10. Pengaturan Pengawasan Selama pelaksanaan kegiatan, Konsultan Studi Kebijakan Foresight Teknologi Strategis di Masa Depan akan bekerja dan melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada Koordinator Komponen I serta tembusan ke Project Management Officer (PMO). Koordinator Komponen I dan PMO dari Ristek akan mengawasi semua layanan dari konsultan Studi Kebijakan Foresight Teknologi Strategis di Masa Depan menurut ToR dan kontrak.
Term of Reference. I. Gambaran umum
Term of Reference Pengkaji untuk Studi Kesiapan Potensi Riset IPTEK Lembaga Riset Nasional (Hulu) dan Peta "Link and Match" Kerjasama Riset IPTEK dengan Industri (Studi Sub Komponen 2.3.1) I. Gambaran
Lebih terperinciTerm of Reference. 1. Gambaran umum
Term of Reference Pengkaji untuk Review Praktek National Science Technology Innovation Fund atau NSTIF dan Posibilitas Model Lembaga serta Eksplorasi Fungsi-Fungsi Utama NSTIF di Indonesia (2.1.1.) (Studi
Lebih terperinciRESEARCH & INNOVATION IN SCIENCE & TECHNOLOGY (RISET-Pro) Free Powerpoint Templates
RESEARCH & INNOVATION IN SCIENCE & TECHNOLOGY (RISET-Pro) Free Powerpoint Templates Background: Keprihatinan atas kondisi SDM LPNK S-3 S-2 S-1 < S-1 2 TUJUAN: Makro: meningkatkan daya saing Indonesia dalam
Lebih terperinciPENGUMUMAN ULANG SELEKSI KONSULTAN INDIVIDUAL Nomor : 05/POKJA ULP/BLI/1/2018
PENGUMUMAN ULANG SELEKSI KONSULTAN INDIVIDUAL Nomor : 05/POKJA ULP/BLI/1/2018 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sedang melaksanakan proyek Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) REDD+ Readiness
Lebih terperinciPENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI
Lampiran I 1. Jumlah pusat unggulan Iptek Mengukur kinerja kelembagaan Iptek 2. Jumlah peneliti per 1 juta penduduk Mengukur kualitas SDM Iptek 3. Jumlah kekayaan intelektual hasil litbangyasa Iptek Mengukur
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. a. Forum Informal; b. Studi Banding; c. Focus Group Discussion (FGD); d.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dalam perencanaan strategis Solo Science Center sebagai pusat peraga iptek Kota Surakarta dilakukan dengan 9 tahapan oleh Bappeda Kota Surakarta, yaitu : a. Forum Informal;
Lebih terperinciTerm of Reference. Asisten Pengkaji Sistem Perencanaan dan Penganggaran Terpadu Program Riset IPTEK. I. Gambaran umum
Term of Reference Asisten Pengkaji Sistem Perencanaan dan Penganggaran Terpadu Program Riset IPTEK I. Gambaran umum Program Research and Innovation in Science and Technology Project atau RISET-Pro merupakan
Lebih terperinciUnggul, Inovatif dan Berdayasaing
Unggul, Inovatif dan Berdayasaing Call Centre 0811 156 2656 Email : pui@ristekdikti.go.id - pui.ristekdikti@gmail.com Website : http://pui.ristekdikti.go.id 1 Instrumen SUPERVISI PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN
Lebih terperinciPENYUSUNAN RENCANA KERJA
PENYUSUNAN RENCANA KERJA PUSAT UNGGULAN IPTEK Panduan Teknis Nomor 01/PUI/P-Teknis/Litbang/2017 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2017
Lebih terperinciPeran Strategis Sentra KI dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia
Peran Strategis Sentra KI dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia oleh: Mhd Hendra Wibowo 1 Indonesia Kreatif dan Mandiri Teknologi melalui Pendayagunaan Kekayaan Intelektual (KI) adalah cita-cita yang wajar
Lebih terperinciTerm of Reference. Pengkaji Sistem Perencanaan dan Penganggaran Terpadu Program Riset IPTEK. I. Gambaran umum
Term of Reference Pengkaji Sistem Perencanaan dan Penganggaran Terpadu Program Riset IPTEK I. Gambaran umum Program Research and Innovation in Science and Technology Project atau RISET- Pro merupakan kerja
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum 1.3 Tujuan 1.4 Sasaran 1.5 Ruang Lingkup 1.6 Pengertian dan Istilah BAB II JENIS DATA YANG DIKUMPULKAN 2.1 Data
Lebih terperinciPROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR BERBASIS FLAGSHIP PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR BERBASIS FLAGSHIP
PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR BERBASIS FLAGSHIP I. PENDAHULUAN Kesepakatan antara Pemerintah Republik Indonesia dengan pihak World Bank (WB) yang menghasilkan kegiatan Research and Innovation in Science
Lebih terperinciDAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xxv DAFTAR GAMBAR... xxvii DAFTAR LAMPIRAN... xxix DAFTAR ISTILAH... xxxi
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... xxv DAFTAR GAMBAR... xxvii DAFTAR LAMPIRAN... xxix DAFTAR ISTILAH... xxxi I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 6 1.4
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL RENCANA KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 01/PUI/P-Teknis/Litbang/2016
PANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL RENCANA KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 Nomor : 01/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI
Lebih terperinciKerangka Acuan Kegiatan PENGUATAN PERFORMA MANAJEMEN HUMAN RESOURCE DI PR TB GLOBAL FUND KEMENKES
Kerangka Acuan Kegiatan PENGUATAN PERFORMA MANAJEMEN HUMAN RESOURCE DI PR TB GLOBAL FUND KEMENKES A. Latar belakang The Global Fund adalah lembaga keuangan internasional yang berdedikasi mengumpulkan dan
Lebih terperinciRISET Pro. Program Non-Gelar RISET-Pro?? SOSIALISASI Program Non-Gelar Sosialisasi Program Non Gelar Riset-Pro. 12 April 2018 LOAN NO.
Sosialisasi Program Non Gelar Riset-Pro SOSIALISASI Program Non-Gelar 08 RISET Pro LOAN NO. 8-ID DIREKTORAT KUALIFIKASI SDM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI,
Lebih terperinciPROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR RISET-PRO PANDUAN UMUM PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR RISET-PRO
PANDUAN UMUM PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR RISET-PRO I. PENDAHULUAN Kesepakatan antara Pemerintah Republik Indonesia dengan pihak World Bank (WB) yang menghasilkan kegiatan Research and Innovation in Science
Lebih terperinciPENGUMUMAN PENGADAAN TENAGA AHLI BIDANG KELEMBAGAAN PEMETAAN IDENTIFIKASI KEAHLIAN ASN YANG MENDUKUNG PROGRAM PRIORITAS PEMERINTAH
PENGADAAN TENAGA AHLI BIDANG KELEMBAGAAN PEMETAAN IDENTIFIKASI KEAHLIAN ASN YANG MENDUKUNG PROGRAM PRIORITAS PEMERINTAH 2020-2024 1 Ahli di bidang Human Resource Management (HRM)/ International Business/
Lebih terperinciPANDUAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEILMUAN GURU BESAR BAGI DOSEN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2017
PANDUAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEILMUAN GURU BESAR BAGI DOSEN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2017 Disusun oleh: Tim Sekretariat Wakil Rektor I Universitas Negeri Yogyakarta UNIVERSITAS NEGERI
Lebih terperinciPANDUAN ANUGERAH IPTEK PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (PRAYOGASALA)
PANDUAN ANUGERAH IPTEK PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (PRAYOGASALA) Dalam Rangka Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Ke 19 Tahun 2014 KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI 2014 BAB III Penetapan
Lebih terperinciBAB 12. SUBTANTIVES TEST (BAGIAN PERTAMA)
BAB 12. SUBTANTIVES TEST (BAGIAN PERTAMA) PENDAHULUAN Diskripsi Singkat Manfaat Relevansi Learning Outcomes Compliance dan subtantive test adalah tahapan penting dalam proses audit. Kedua proses ini adalah
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS ASOSIASI AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA
KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS ASOSIASI AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA I. LATAR BELAKANG Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) adalah organisasi profesi auditor
Lebih terperinciKementerian Negara Riset dan Teknologi
Program Insentif Kementerian Negara Riset dan Teknologi 21 Juni 2005 Disampaikan pada : Pelatihan Penyusunan Proposal Penelitian dan Penulisan di IPB Latar Belakang Masalah dan Tantangan : 1. Paradigma
Lebih terperinciKONSULTAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB)
KONSULTAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) PROGRAM ASISTENSI TEKNIS Didukung oleh Fasilitas Australia-Indonesia untuk Pengurangan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA RAPAT KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016
KERANGKA ACUAN KERJA RAPAT KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2016 Latar Belakang
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016
PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI
Lebih terperinciARAH PENGUATAN SISTEM INOVASI NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN KONTRIBUSI ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI TERHADAP PEMBANGUNAN NASIONAL
SALINAN Lampiran Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor : 246 /M/Kp/IX/2011 Tanggal : 30 September 2011 ARAH PENGUATAN SISTEM INOVASI NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN KONTRIBUSI ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF AHMAD JAUZI Kirbrandoko Harianto.
RINGKASAN EKSEKUTIF AHMAD JAUZI, 2007. Arsitektur Strategik Taman Akuarium Air Tawar Taman Mini Indonesia Indah (TAAT TMII). Di bawah bimbingan Kirbrandoko dan Harianto. Pertumbuhan bisnis pariwisata tidak
Lebih terperinciRenstra kementrian Kehutanan
DEPARTEMEN KEHUTANAN REPUBLIK PENGHITUNGAN OUTPUT, OUTCOME DAN CAPAIAN KINERJA RESEARCH AND Renstra kementrian Kehutanan Sastra/ IKU Kementrian Kehutanan: (13) Penyediaan teknologi dasar dan terapan sulvikultur,
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS SELEKSI PUSAT UNGGULAN IPTEK
PANDUAN TEKNIS SELEKSI PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2017 Nomor : 03/PUI/P-Teknis/Litbang/2017 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2017
Lebih terperinciS I S T E M A T I K A PEMBUKAAN UUD 1945 KEBUTUHAN IPTEK. IPTEK : meningkatkan daya saing INDUSTRI. I. Latar Belakang IPTEK untuk PRB. II.
KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI Deputi Pendayagunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi S I S T E M A T I K A TANTANGAN RISTEK TERKAIT PRB DAN POTENSI PERGURUAN TINGGI I. Latar Belakang untuk PRB II. Inovasi
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS PENILAIAN PROPOSAL PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2017
PANDUAN TEKNIS PENILAIAN PROPOSAL PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2017 Nomor : 08/PUI/P-Teknis/Litbang/2017 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
Lebih terperinci2012, No Mengingat Menetapkan d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Perat
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.932, 2012 KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI. Komite Nasional Akreditasi. Pranata Penelitian dan Pengembangan. PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK
Lebih terperinciKUALIFIKASI TENAGA AHLI. ( untuk program BSPS 2017 )
KUALIFIKASI TENAGA AHLI ( untuk program BSPS 2017 ) Tenaga Ahli Manajemen ( sebagai Team Leader ) Pendidikan minimal : Sarjana (S2) jurusan Manajemen Proyek dengan pengalaman kerja dibidangnya minimal
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xvii xix Xx I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Penelitian... 6 1.4 Manfaat Penelitian... 7 1.5
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Gambar 1 Komponen siklus inovasi (Khalil, 2000)
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penemuan ilmiah tidak selalu memiliki nilai komersial. Produk akhir temuan ilmiah dapat berupa jurnal, buku atau invensi. Penemuan ilmiah yang disebut invensi biasanya
Lebih terperinciAKSELERASI HILIRISASI HASIL PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN KAJIAN SEPTEMBER TAHUN 2016
AKSELERASI HILIRISASI HASIL PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN KAJIAN SEPTEMBER TAHUN 2016 2013 1 STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN DIKTI Staf Ahli*) Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Lebih terperinciDR.IR. BAMBANG SETIADI, IPU KETUA DEWAN RISET NASIONAL ANGGOTA DEWAN PERGURUAN TINGGI
DR.IR. BAMBANG SETIADI, IPU KETUA DEWAN RISET NASIONAL ANGGOTA DEWAN PERGURUAN TINGGI VISI KEMENRISTEKDIKTI Terwujudnya Pendidikan Tinggi Yang Bermutu Serta Kemampuan Iptek Dan Inovasi Untuk Mendukung
Lebih terperinciPEMBAHASAN DOKUMEN MASTERPLAN PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEKK
PANDUAN TEKNIS PEMBAHASAN DOKUMEN MASTERPLAN PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEKK Nomor : 18/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL J KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIANN RISET, TEKNOLOGI DAN
Lebih terperinciDaftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap
L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Apa visi dan misi instansi? 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap bagian? 3. Bagaimana proses bisnis instansi? 4. Sejak tahun
Lebih terperinciFUNGSI DAN MODEL PERAN KEWIRAUSAHAAN SERTA IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN Kelompok 2: Kelas D
FUNGSI DAN MODEL PERAN KEWIRAUSAHAAN SERTA IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN Kelompok 2: Kelas D 1. Anis Yuliati ( 105030207111058 ) 2. Aris Dian Natalia ( 105030201111082 ) 3. Nita Ratnasari ( 105030201111111
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2016-2019 1 KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan,
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 06/PUI/P-Teknis/Litbang/2016
PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 Nomor : 06/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Jln. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG
Lebih terperinciPIDATO MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI
PIDATO MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI DIALOG NASIONAL MERANCANG FORMAT BARU PENGELOLAAN IPTEK UNTUK BANGSA YANG LEBIH BERDAYA-SAING DALAM RANGKA SIDANG PARIPURNA II - 2013 DEWAN RISET NASIONAL Jakarta, 5
Lebih terperinciINSENTIF RISET SINAS
INSENTIF RISET SINAS Tahun 2014 April 2013 Kementerian Riset dan Teknologi Outline 1 Tujuan dan Sasaran 2 Capaian yang diharapkan 3 4 5 Skema Pendanaan Bidang Prioritas Pengusul 6 Format Proposal 7 Cara
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. penelitian. Simpulan dan saran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan. pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.
BAB V PENUTUP Bab lima berisi simpulan, saran atau rekomendasi dan keterbatasan penelitian. Simpulan dan saran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.
Lebih terperinciKEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU AKADEMIK INTERNAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU AKADEMIK INTERNAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciPANDUAN HIBAH KONSORSIUM KEILMUAN TAHUN 2017
PANDUAN HIBAH KONSORSIUM KEILMUAN TAHUN 2017 A. LATAR BELAKANG Di Indonesia saat ini hanya terdapat 45 Pusat Unggulan Iptek (PUI), yang berada di 7 (tujuh) Lembaga Litbang Kementerian, 12 (dua belas) Lembaga
Lebih terperinciMASTER OF SCIENCE in INFORMATION TECHNOLOGY for NATURAL RESOURCES MANAGEMENT (MIT)
MASTER OF SCIENCE in INFORMATION TECHNOLOGY for NATURAL RESOURCES MANAGEMENT (MIT) DESKRIPTOR KUALIFIKASI SDM LEVEL 8 PADA KKNI DIHASILKAN OLEH PROGRAM S-2 MIT Deskripsi generic level 8 (1) Mampu mengembangkan
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS PEMETAAN PERKEMBANGAN HILIRISASI PRODUK UNGGULAN PUI TAHUN Nomor : 19/PUI/P-Teknis/Litbang/2016
PANDUAN TEKNIS PEMETAAN PERKEMBANGAN HILIRISASI PRODUK UNGGULAN PUI TAHUN 2016 Nomor : 19/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciPENILAIAN PROPOSAL-BORANG SELEKSI PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016
PENILAIAN PROPOSAL-BORANG SELEKSI PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 1 45 Lembaga Litbang Terunggul di Indonesia 19 PUI berstatus telah ditetapkan (2015) 2011 2012 2013 2014 2015 2015 2015 2015 2012-2013
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL RENCANA KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 01/PUI/P-Teknis/Litbang/2017
PANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL RENCANA KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2017 Nomor : 01/PUI/P-Teknis/Litbang/2017 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI
Lebih terperinciSKS KP HARI WAKTU RUANG NO. KODE MK MATA KULIAH
JADWAL PERKULIAHAN SEMESTER GASAL 2016-2017 FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA UNIVERSITAS SURABAYA (Kuliah I: 15 Agustus s.d 30 September 2016 & Kuliah II: 17 Oktober s.d 2 Desember 2016 ) NO. KODE MK MATA
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI
Lampiran I 1. Jumlah pusat unggulan Iptek Mengukur kinerja Kelembagaan Iptek 2. Jumlah artikel Iptek di media cetak nasional untuk mengukur tingkat kesadaran Iptek Mengukur tingkat kesadaran Iptek masyarakat
Lebih terperinciRevitalisasi Poltek, STP, PUI dan World Class Unversity
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA Revitalisasi Poltek, STP, PUI dan World Class Unversity Disampaikan dalam Rakernas Kemenristekdikti 2017 Dr. Ir. Jumain Appe, M.Si
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.702, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Teknologi Industri. Pengmbangan. Panduan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015
Lebih terperinciKARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG JASA PENYEDIAAN INFORMASI DALAM PERKEMBANGAN IPTEK
KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG JASA PENYEDIAAN INFORMASI DALAM PERKEMBANGAN IPTEK Disusun Oleh: HANUNG TYAS R. 09.02.7558 PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 BAB I
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN SUPERVISI DAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 06/PUI/P-Teknis/Litbang/2017
PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN SUPERVISI DAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2017 Nomor : 06/PUI/P-Teknis/Litbang/2017 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM IPTEK NASIONAL
KEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM IPTEK NASIONAL DIREKTORAT KARIR DAN KOMPETENSI SDM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA IPTEK DAN DIKTI TAHUN 2017 ULTIMATE GOAL PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA 2014
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR : 517.1/Kpts/KP.340/H/12/2016
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR : 517.1/Kpts/KP.340/H/12/2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN JANGKA PENDEK LINGKUP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Lebih terperinciBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN J A K A R T A KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN Nomor : SK.50/VIII-SET/2010 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN PELAPORAN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH
Draft 4 GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a.
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.19, 2010. PENDIDIKAN. Kedinasan. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5101) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia telah menumbuhkan persaingan pasar yang makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan liberalisasi perdagangan. Perdagangan
Lebih terperinciTUGAS FUNGSI ITJEN KEMENAG
ASSALAMU ALAIKUM WW TUGAS FUNGSI ITJEN KEMENAG Sesuai PMA Nomor 10 Tahun 2010 Pasal 641, Inspektorat Jenderal Kementerian Agama memiliki tugas dan fungsi melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2015-2016 1 KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan,
Lebih terperinciPANDUAN ANUGERAH IPTEK PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (PRAYOGASALA)
PANDUAN ANUGERAH IPTEK PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (PRAYOGASALA) Dalam Rangka Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Ke-18 Tahun 2013 KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI 2013 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis
L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Portfolio Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM INOVASI DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM INOVASI DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 29
Lebih terperinciPengembangan Ekosistem Inovasi dan Kurikulum Edukasi untuk mendukung revolusi teknologi manufaktur 4.0
Pengembangan Ekosistem Inovasi dan Kurikulum Edukasi untuk mendukung revolusi teknologi manufaktur 4.0 Industrial Summit Implementasi Industri 4.0 dalam rangka Transformasi Lanskap Industri Nasional Menuju
Lebih terperinciPANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA
PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 1 BAB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang Kompetisi. Inovasi. Integrasi. Tiga kata yang saat ini sangat layak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kompetisi. Inovasi. Integrasi. Tiga kata yang saat ini sangat layak diperhatikan lebih dalam dan harusnya diterapkan oleh para pelaku bisnis, terutama perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciPedoman Pengembangan Pusat Unggulan. 10 Iptek
10 Iptek Pedoman Pengembangan Pusat Unggulan SAMBUTAN MENRISTEK Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan perkenan-nya Pedoman Pengembangan Pusat Unggulan Iptek ini dapat
Lebih terperinciDOKUMEN REQUEST FOR QUOTATION (RFQ)
DOKUMEN REQUEST FOR QUOTATION (RFQ) LOGISTIC SERVICE PROVIDER (LSP) FOR FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) STRATEGY DEVELOPMENT AND ACTION PLAN FOR COORDINATION AND CONSENSUS NATIONAL INNOVATION SYSTEM IN COMPONENT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penuh patriotisme, Indonesia berusaha membangun perekonomiannya. Sistem perekonomian Indonesia yang terbuka membuat kondisi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinamika perekonomian Indonesia telah melewati berbagai proses yang begitu kompleks. Semenjak Indonesia mengecap kemerdekaan melalui perjuangan yang penuh patriotisme,
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN SUPERVISI DAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2018
PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN SUPERVISI DAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2018 Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2018 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN
Lebih terperinciPEGURUAN TINGGI SEBAGAI PUSAT INOVASI DAN UNGGULAN RISET DALAM MENDUKUNG PUSAT PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL MAUPUN NASIONAL
PEGURUAN TINGGI SEBAGAI PUSAT INOVASI DAN UNGGULAN RISET DALAM MENDUKUNG PUSAT PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL MAUPUN NASIONAL GUSTI MUHAMMAD HATTA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DISAMPAIKAN PADA SEMINAR
Lebih terperinciPANDUAN KREATIVITAS DAN INOVASI MASYARAKAT (KRENOVA) TAHUN 2011
PANDUAN KREATIVITAS DAN INOVASI MASYARAKAT (KRENOVA) TAHUN 2011 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan unsur kemajuan peradaban manusia yang sangat penting, karena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah serta perusahaan milik pemerintah dan organisasi sektor publik
Lebih terperinciINSENTIF PKPP F3.49. Pusat Teknologi Industri Manufaktur - BPPT
INSENTIF PKPP F3.49 Khamda Herbandono, ST. MT Pusat Teknologi Industri Manufaktur - BPPT 2012 LATAR BELAKANG & PERMASALAHAN Kepadatan penduduk di kota Jakarta KEMACETAN. Pengembangan system transportasi
Lebih terperinci- 1 - BAB I PENDAHULUAN
- 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana
Lebih terperinciMENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PANDUAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS PENELITIAN
PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS PENELITIAN Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Oktober 2014 1 1 5 6 7 STRATEGI
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN
PEDOMAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA MAGISTER DAN DOKTOR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bonus demografi bagi bangsa Indonesia berupa proporsi usia produktif terbaik sejak kemerdekaan terjadi dari 2010
Lebih terperinciPROGRAM PENELITIAN DIT. LITABMAS-DIKTI 20 JANUARI 2012
PROGRAM PENELITIAN DIT. LITABMAS-DIKTI 20 JANUARI 2012 Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan perumusan kebijakan, standarisasi, dan pemberian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Landasan Pemikiran
BAB III METODOLOGI 3.1 Landasan Pemikiran Nilai/value dari penggunaan IT dalam suatu perusahaan dapat diraih dengan penerapan manajemen strategis IT. Nilai/ value ini bisa saja berupa penghematan biaya
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS INDIKATOR KINERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2017
PANDUAN TEKNIS INDIKATOR KINERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2017 Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2017 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Hasil Analisa Proses Software Acquisition dan Keterkaitannya Dengan Analisa Manulife Business dan IT Strategy Dengan Pendekatan CobiT Untuk dapat memenuhi strategi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN PEDOMAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT EDISI X 1
BAB 1 PENDAHULUAN Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat disamping melaksanakan pendidikan sebagaimana diamanahkan oleh Undangundang Nomor 20 Tahun 2003
Lebih terperinciPengembangan Sumber Daya Manusia Bidang Komunikasi dan Informatika
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SDM Pengembangan Sumber Daya Manusia Bidang Komunikasi dan Informatika Disampaikan oleh: Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciPERIZINAN PENELITIAN ASING. PP No 41/2006
PERIZINAN PENELITIAN ASING PP No 41/2006 Latar Belakang Dasar Hukum: 1) UU. No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2) PP. No.
Lebih terperinci# $ !!" ! #$! $% # %!!!'(!! +!! % %+!'!! " #! # % #, #,-! #! )!! %" .'.!% % ) ' ' '!!!! % '! $ )!!'" /!.!% % ) $ % & (!!!!.!% %!$
!!"! #$! $%!&!'!!" # %!!!'(!!!$)!" #* $%!++ +!! % %+!'!! " "" #! # % #'!$ #, #,-! #'-!!! #! )!! %" # $.'.!% % ) ' ' '!!!! % '! $ )!!'" /!.!% % ) $ % & (!!!!.!% %!$!!!%.!% % "!.!% % )!')!! %!+!.!% % & &
Lebih terperinciDALAM RANGKA PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG SISTEM NASIONAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PANITIA KHUSUS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG SISTEM NASIONAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KE PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DALAM RANGKA PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi atau Information Technology (IT) dalam bisnis telah mengalami perubahan dan perkembangan yang lumayan cepat sejak TI pertama kali di perkenalkan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. negara dan region dengan 4.28 juta siswa (data April 2010). Metode Kumon secara konsisten telah
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Setengah abad yang lalu, cinta seorang ayah kepada anaknya telah melahirkan Metode Kumon. Metode Kumon yang berawal dari cinta seorang ayah kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara-negara. Agenda berskala internasional yang diadakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengaruh globalisasi di berbagai negara semakin meluas dalam berbagai aspek dan dimensi. Globalisasi membuka peluang dan menjadi tantangan bagi perekonomian
Lebih terperinci