EKONOMI PEMBANGUNAN PERTANIAN Teori Harrod-Domar (menurut Sumitro Djojohadikusumo)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EKONOMI PEMBANGUNAN PERTANIAN Teori Harrod-Domar (menurut Sumitro Djojohadikusumo)"

Transkripsi

1 Teori Harrod-Domar (menurut Sumitro Djojohadikusumo) Tugas makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Pembangunan Pertanian Disusun Oleh : A la Fahmi Arif Lukman Hakim Suhendar Widyantoro Agung Christianto W Noviyanto C FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN AGRIBISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010

2 PENDAHULUAN Untuk mengelompokkan teori-teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi secara tepat dan sederhana bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak hal yang harus dipertimbangkan misalnya periode waktu lahirnya teori tersebut atau ide dari teori tesebut. Namun demikian, setelah memperhatikan beberapa kepustakaan yang membahas tentang teori pembangunan, penulis membuat klasifikasi seperti yang dibahas ini. Teori yang ada akan dibahas disini yaitu teori Harrod-domar. Teori pertumbuhan harrod-domar ini dikembangkan oleh dua ekonom sesudah keynes yaitu R.F. Harrod dan Evsey D Domar. Gagasan Domar mengemukakan teorinya tersebut pertama kali tahun 1947 dalam jurnal American Economic Review, tujuh tahun setelah teori Harrrod disajikan sebagai makalah dalam majalah Economic Journal. Teori ini sebenarnya dikembangkan oleh kedua ekonom secara sendiri-sendiri, tetapi karena inti teori tersebut sama, maka sekarang ini dikenal sebagai teori Harrod- Domar. 2

3 ISI Teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar merupakan teori pertumbuhan yang berdasarkan pada pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju, teori itu merupakan perkembangan langsung teori ekonomi makro Keynes yang merupakan teori jangka pendek yang kemudian menjadi teori jangka panjang. Pada model Harrod-Domar peranan investasi sangat penting. Dalam jangka panjang investasi mempunyai pengaruh ganda. Di satu sisi investasi mempengaruhi permintaan agregat di sisi lain investasi juga mempengaruhi kapasitas produksi nasional dengan menambahkan stok modal yang tersedia. Roy F. Harrod Pola pendekatan Harrod terhadap proses pertumbuhan jelas menunjukkan ciriciri pokok pada kerangka analisis keynes, baik dalam konseptualisasinya maupun dalam perincian modelnya. Perhatian keynes berkisar pada tingkat pendapatan yang stabil, berdasarkan kesempatan kerja secara penuh., termasuk penggunaan kapasitas produksi yang terpasang. Kini oleh Harrod dipersoalkan: dalam kondisi yang bagaimana dapat dicapai kestabilan pada pendapatan dan kesempatan kerja secara penuh dan dapat dipertahankan seterusnya dalam dinamika perkembangan ekonomi (perekonomian dalam perkembangan yang dinamis). Dengan kata lain, dalam kondisi yang bagaimana dan dengan persyaratan apa terdapat suatu prose pertumbuhan yang berlangsung dalam ekuilibrium yang stabil (equilibrium of a steady advance). Perhatian Harrod dipusatkan pada persyaratan yang harus dipenuhi untuk memelihara ekuilibrium antara tabungan investasi pendapatan dalam dinamika pertumbuhan ekonomi. Analisis Harrod dalam bentuk formalnya disusun dalam suatu kerangka agregatif. Dalam teori dinamikanya, dipaparkan asas fundamental yang menyangkut faktor dinamika (fundamental dynamic principle). Kesimpulan yang diungkapkan oleh Harrod ialah bahwa dalam proses pertumbuhan melekat suatu faktor ketidakstabilan yang menjadi ganguan 3

4 terhadap kondisi ekuilibrium. Hal itu lazim disebut instability theorem sebagai sebagai ciri pokok gagasan Harrod. Konsekuensi dari instability theorem ini ialah bahwa diperlukan langkah-langkah kebijaksanaan tertentu untuk mananggulangi ketidakstabilan guna menjaga pertumbuhan yang berdasarkan ekuilibrium yang stabil. Pokok perhatian Harrod berkisar pada pertumbuhan ekonomi yang dapat berlangsung secara terus-menerus dalam pola keadaan ekuilibrium yang stabil. Dalam konstelasi ekonomi yang mana dapat dicapai dan dipertahankan ekuilibrium serupa itu dalam proses pertumbuhan? Persyaratan apa yang harus dipenuhi ataupun diciptakan agar konstelasi ekonomi yang dimaksud itu dapat berkembang? Dalam hubungan ini oleh Harrod dipaparkan dua konsep pengertian perihal laju pertumbuhan yang menjadi kunci dalam gagasannya,yaitu: 1) Laju pertumbuhan produksi dan pendapatan pada tingkat yang dianggap memadai dari sudut pandangan para pengusaha/calon investor. Hal itu disebut oleh Harrod sebagai the warranted rate of growth. Pada laju yang dianggap memadai itu, para pengusaha akan meneruskan usahanya dengan melakukan investasi secara kontinu. 2) The natural rate of growth, yang sifatnya berbeda dari warranted rate yang dimaksud diatas tadi. Dengan natural rate (of growth) dimaksud laju pertumbuhan produksi dan pendapatan sebagaimana itu ditentukan oleh kondisi pasar (fundamental conditions) yang menyangkut (a) bertambahnya angkatan kerja karena penduduk bertambah, dan (b) meningkatnya produktivitas kerja karena kemajuan teknologi. Kondisi pasar itu yang berkisar pada pertambahan angkatan kerja dan peningkatan produktivitas kerja, sekaligus menjadi batas maksimal bagi laju pertumbuhan produksi (dan pendapatan riel). 4

5 Gagasan Harrod : 1) Tabungan (S) sebagai fungsi dan bagian proporsional (persentase) yang konstan dari pendapatan nasional Y. S = f (Y) dan S = sy, di mana huruf s mencerminkan hasrat menabung (propensity to save) baik dalam arti ratarata maupun dalam arti tambahan (incremental, marginal propensity to save). Hal ini berarti bahwa hasrat menabung itu berlangsung dengan dengan laju yang konstan, sepadan dengan laju pertumbuhan pendapatan. Bagian proporsional yang dimaksud dapat dinyatakan sebagai nisbah tabungan terhadap pendapatan nasional (ratio of savings to national income, savings-ratio) yang bersifat konstan : s = S/Y. 2) Dalam periode tertentu t, maka tabungan yang pada awalnya direncanakan (tabungan ex-ante) memang seluruhnya akan terlaksana. Dengan kata lain, tabungan ex-ante (Sa) semuanya dijelmakan menjadi tabungan ex-post (Sp) pada akhir periode t: (Sa = Sp). Dalam pada itu, kita mengetahui bahwa tabungan ex-post, yang keduanya terwujud dalam periode t, tabungan ex-ante sama dengan tabungan ex-post dan sama dengan investasi ex-post. Sa = Sp = Ip. 3) Dalam model Harrod untuk sementara stok modal, factor K, dianggap tidak mengalami depresiasi. 4) Tenaga kerja, factor L bertambah dengan laju yang juga konstan dan dianggap sebagai faktor eksogen. Sifat eksogen mengandung arti bahwa laju pertumbuhan tenaga kerja tidak di pengaruhi oleh variabel-variabel yang lainnya dalam tata susunan ekonomi. Pertambahan tenaga kerja dengan laju konstan itu biasanya dinyatakan dengan huruf n. Jadi n = L/ L. 5) Dalam model Harrod jumlah K dan jumlah L yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat produksi tertentu (O = Y) dianggap dalam perimbangan-perimbangan yang konstan. Dengan kata lain, fungsi produksi dalam model Harrod didasarkan atas pola produksi dengan 5

6 koefisien tetap (fixed coefficients). Sehubungan dengan gagasan Harrod berdasarkan atas capital-output ratio (K/Y) yang konstan maupun labouroutput ratio (L/Y) yang konstan pula. 6) Dalam analisis Harrod nampaknya average capital-output ratio (K/Y) dianggap sama dengan incremental capital-output ratio, ICOR. Yaitu K/ Y, walaupun hal itu tidak dinyatakan secara eksplisit. Namun, dalam pola pemikiran yang dikembangkannyan, ternyata Harrod mengutamakan peranan ICOR ( K/ Y). Dalam hubungan ini, ICOR dapat ditafsirkan dalam dua pengertian : (a) sebagai nisbah tambahan modal ( Kt) yang benar terlaksana dalam periode t (Ipt = investasi ex-post) terhadap tambhan pendapatan yang diperoleh dalam periode t itu ( Yt). Dengan kata lain Kt = Ipt dibagi oleh Yt atau Ipt/ Yt. (b) tambahan pada stok modal ( K) atau investasi neto dalam arti ex-ante (Ia) karena dikaitkan dengan tambahan pendapatan yang diharapkan dan dianggap memadai oleh pihak para usahawan/calon investor. Artinya K = Iat dan ICOR adalah Iat/Yat. Pada akhir periode t itu, hal yang penting bagi para investor ialah agar mereka puas dan dapat mempertanggungjawabkan tambahan investasi yang dilakukannya selama periode t itu, karena hal itu telah membawa tambahan pendapatan pada tingkat yang memang diperkirakan (diharapkan) semula. Dalam hal itu, Kat = Iat dan ICOR adalah Kat/ Yat atau Iat / Yat. Perbedaan antara dua pengertian mengenai ICOR tadi penting untuk diperhatikan karena menjadi pertimbangan dalam hal tingkat investasi (exante) dalam kaitannya dengan warranted rate of growth. 7) Labour-output ratio yang bersifat konstan dinyatakan dengan huruf u dan mencerminkan nisbah penggunaan jumlah tenaga kerja terhadap hasil produksi total. Oleh karena nisbah tersebut bersifat konstan, maka pada 6

7 tiap tingkat produksi senantiasa digunakan tenaga kerja dengan jumlah L/u. Artinya, jika semua tenaga kerja digunakan secara penuh, maka hasil produksi secara maksimal adalah L/u. Hal itu terlepas sama sekali dari besar-kecilnya stok modal. Di kala jumlah tenaga kerja bertaambah dengan laju n (lihat dalil (4 diatas), memang tingkat produksi maksimal bisa saja masih meningkat, akan tetapi hanya untuk sementara dan tidak permanen. Sebab, dengan berpangkal pada dalil labour-output ratio yang konstan, maka laju produksi dan pendapatan Y/Y tidak mungkin melebihi laju pertambahan tenaga kerja n tadi yang sifatnya konstan. Jika pada awal suatu periode semua tenaga kerja telah digunakan secara penuh, hal itu berarti bahwa laju maksimal dari pertumbuhan produksi dan pendapatan ditentukan oleh laju pertambahan tenaga kerja (yang bersifat eksogen). Laju pertumbuhan, Tabungan dan Capital-Output Ratio - Laju pertumbuhan ditandai oleh g dan g = Y/Y. - Savings ratio s = S/Y ; seluruh tabungan tersalur sebagai investasi neto S = K = I, sehingga s = S/Y = I/Y - ICOR (incremental capital output ratio) diberi tanda k, maka k = K/Y ataupun k = I/ Y (karena K = I). Evsey D. Domar Gagasan Domar berpangkal tolak pada berlakunya asas investment multiplier. Laju pertumbuhan pada permintaan efektif langsung dihadapkan pada kapasitas produksi. Dalam modelnya diungkapkan bahwa pertumbuhan pada permintaan adalah sama dengan pertambahan investasi (I) dikalikan oleh multiplier (I/s). Sedangkan, pertumbuhan pada kapasitas produksi adalah sama dengan pertambahan investasi (I) dibagi oleh capital-output ratio (k). Alhasil pertumbuhan pada permintaan adalah sama dengan pertumbuhan pada kapasitas produksi : I/I = s/k. Pendekatan Domar berkisar pada sifat ganda perihal investasi dalam prose ekonomi,yaitu : 7

8 1) Investasi menentukan tingkat pendapatan secara aktual melalui proses multiplier, 2) Investasi menambah persediaan stok modal sehingga akumulasi modal yang bersangkutan meningkatkan potensial kemampuan berproduksi di masa datang untuk mencapai tingkat pendapatan secara maksimal. Model Domar dapat diberi bentuk susunan formal dengan menggunakan rumus-rumus yang mirip dengan penggunaannya dalam model Harrod,sebagai berikut : Y = tingkat aktual (yang secara nyata ada) mengenai produksi dan pendapatan Y = potensial pada produksi dan pendapatan yang tingkatnya dapat dicapai secara maksimal (maximum potentiallevel of national income). Pengertian ini adalah analog dengan natural rate of growth dalam gagasan Harrod. s = hasrat menabung,baik dalam arti rata-rata (average propensity to save) maupun dalam arti tambahan (marginal propensity to save). Keduanya dianggap sebagai besaran yang konstan. I = arus investasi q = produktivitas potensial dari investasi. Pengertian ini sebenarnya mencerminkan produktivitas modal Y/ K, yaitu produksi atau pendapatan dibagi oleh jumlah modal karena berkenaan dengan hasil produksi yang diperoleh perunit modal. Hal ini merupakan pengertian yang sebaliknya dari capital-output ratio k. Sehingga, Y/K =1/K. dengan begitu q = 1/ kr,dimana kr mencerminkan capital-output ratio dianggap perlu. Dalam konteks model Domar hal itu ditafsirkan sebagai produktivitas potensial (dan maksimal) perihal peranan investasi ; dan q = 1/kr dianggap sebagai besaran konstan. 8

9 Tingkat perubahan pada kapasitas produksi yang potensial bersangkutpaut dengan tingkat investasi tertentu, yaitu: q = Y/I. Oleh karena q adalah besaran konstan, maka Y = qi. (1) Tingkat pendapatan aktual sebagaimana hal itu ditentukan melalui proses multiplier adalah Y = 1/s.I, ataupun dengan adanya perubahan pada pendapatan dalam perkembangan waktu: Y = 1/s.I (2) Domar bertitik tolak pada keadaan ekonomi yang berada dalam ekuilibrium dengan kesempatan kerja penuh, sehingga Y = Y. Maksud utama kajian Domar adalah untuk menentukan laju pertumbuhan investasi yang diperlukan agar dapat dipertahankan keadaan Y = Y itu. Jika Y =Y hendak dipertahankan, implikasinya ialah bahwa Y = Y. Dengan memperhatikan rumus-rumus persamaan (1) dan (2) di atas, di peroleh qi = 1/s.I, atau (3) I/I = sq Persamaan (3) di atas menunjuk pada laju pertumbuhan investasi yang diperluka, agar tingkat pendapatan aktuan tetap sama dengan tingkat pendapatan potensial dan maksimal. Leju pertumbuhan investasi yang dimaksud itu terletak pada tingkat sq yang proporsional dan konstan. Sebab, tadi telah diungkapkan bahwa baik s maupun q dianggap sebagai besaran konstan. Model Harrod dan Domar : Persamaan dan Perbedaan Persaamaan antara hasil pemikiran Harrod dan Domar menyebabkan bahwa dalam pertumbuhan lazim diacu pada model Harrod-Domar. Bagi Harrod, ekuilibrium dalam pertumbuhan memerlukan persyaratan agar Y/Y = gr = sr/kr (required growth = required savings ratio dibagi oleh required capital output ratio). Dalam model Domar, ekuilibrium dalam pertumbuhan memerlukan pertumbuhan investasi dalam perkembangan waktu, I/I q/s. 9

10 Dalam model Harrod maupun model Domar berdasarkan pada pendapat bahwa kondisi ekuilibrium ditandai oleh laju pertumbuhan yang proporsional dan konstan dalam perkembangan ekonomi. Dimana capital-output ratio adalah besaran konstan. Menurut Harrod, hal ini berkaitan dengan tingkat bunga yang bersifat kaku dalam jangka pendak. Sedangkan Domar berpendapat bahwa teknologi tetap konstan selama masa waktu tertentu (jangka pendek) Kedua model tersebut menghadapi kesulitan dan kendala terhadap berlangsungnya pertumbuhan dalam keadaan ekuilibrium yang ditandai oleh kestabilan pendapatandan kesempatan kerja secara penuh. Kesimpulan pokok dari analisis kedua model tersebut berkaitan dengan unsur ketidakstabilan yang secara inhern melekat pada proses pertumbuhan. Faktor ketidakstabilan itu menyebabkan terjadinya penyimpangan dari jalur ekuilibrium. Penyimpangan-penyimpangan tersebut cenderung berlangsung terus menerus secara kumulatif ke arah tujuan yang sama. Kecenderungan ini menyebabkan menjadi pertimbangan dasar bagi Harrod maupun Domar agar melakukan intervensi kebijakan dalam proses ekonomi masyarakat. Perbedaan dari kedua model tersebut terletak pada pendekatan masingmasing. Harrod mengarahkan perhatiannya pada pertumbuhan produksi dan pendapatan yang lajunya dapat mendorong (melalui asas akselerasi) para investor untuk melakukan investasi yang diperlukan guna menjaga tingkat ekuilibrium. Tingkat investasi yang diperlukan tergantung dari perkiraan/ekspektasi para investor tentang laju pertumbuhan pendapatan di masa datang, yaitu sejauh mana laju pertumbuhan itu dianggap memadai investasi yang hendak dilaksanakan. Domar memandang pada pertumbuhan investasi yang lajunya (melalui asas multiplier) dapat meningkatkan pendapatan guna mencapai keadaan ekuilibrium. Perbedaan lainnya, dalam kerangka analisis Domar tidak tercangkup peranan fungsi investasi. Dalam pemikirannya, pertumbuhan ekuilibrium berhubungan dengan laju pertumbuhan investasi yang dapat membawa pendapatan aktual pada tingkat yang sama dengan pendapatan potensial. Walaupun Domar mengandalkan berlakunya asas multiplier, tidak diungkapkan tentang faktor-faktor determinan yang 10

11 mempengaruhi tingkat investasi. Dalam hubungan ini dapat dikatakan bahwa pendekatan Domar menekankan pada konsistensi internal mengenai peranan dinamika dan dampaknya terhadap interaksi di antara variabel-variabel yang terkandung di dalam modelnya, sedangkan di pihak lain Harrod menyatakan bahwa dalam kerangka analisisnya memasukkan secara spesifik peranan fungsi investasi yang dikaitkan dengan asas akselerasi. 11

12 KESIMPULAN Teori pertumbuhan harrod-domar teori yang dikembangkan dua ekonom sesudah keynes yaitu evsey domar dan R.F. Harrod. Domar. Teori ini sebenarnya dikembangkan oleh kedua ekonom secara sendiri-sendiri, tetapi karena inti teori tersebut sama. Teori ini merupakan perkembangan langsung teori ekonomi makro Keynes yang merupakan teori jangka pendek yang kemudian menjadi teori jangka panjang. Teori Harorrd-Domar memiliki beberapa asumsi yaitu: 1. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh. 2. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional,berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol. 3. Kecenderungan untuk menabung (marginal propenty to save = MPS) besarnya tetap,demikian juga ratio antara modal-output (capital-output ratio = COR) dan rasio pertambahan modal-output (incremental capital-output ratio = ICOR). 12

13 DAFTAR PUSTAKA Anonymous Teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar. Diakses pada tanggal 24 Maret Anonymous Teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Diakses pada tanggal 24 Maret Boediono.1981.Teori Pertumbuhan Ekonomi.Yogyakarta:BPFE. Djojohadikusumo, Sumitro Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta:LP3ES 13

Paradigma Pertumbuhan

Paradigma Pertumbuhan Paradigma Pertumbuhan Sir Roy Harrod (1900 1978) Evsey Domar (1914 1997) John Maynard Keynes (1883 1946) Model Pertumbuhan Harrod Domar Roy Harrod (1939) Evsey Domar (1946) John Maynard Keynes Tingkat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan akhir, yakni meningkatkan

Lebih terperinci

Development) dengan pertumbuhan ekonomi (Economic Growth), diantaranya

Development) dengan pertumbuhan ekonomi (Economic Growth), diantaranya BAB IV LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 4.1. Landasan Teori 4.1.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Para ekonom membedakan antara pembangunan ekonomi (Economic Development) dengan pertumbuhan ekonomi (Economic

Lebih terperinci

VI. TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI

VI. TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI 1. nuhfil Hananai VI. TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI 6.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Secara singkat, pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Dalam

Lebih terperinci

A. Kapasitas Produksi Nasional 1. Pengertian Kapasitas Produksi Nasional Besar kecilnya jumlah barang dan jasa jasa yang dapat dihasilkan oleh suatu

A. Kapasitas Produksi Nasional 1. Pengertian Kapasitas Produksi Nasional Besar kecilnya jumlah barang dan jasa jasa yang dapat dihasilkan oleh suatu A. Kapasitas Produksi Nasional 1. Pengertian Kapasitas Produksi Nasional Besar kecilnya jumlah barang dan jasa jasa yang dapat dihasilkan oleh suatu perekonomian tergantung kepada besar kecilnya kapasitas

Lebih terperinci

BAB 2. Keseimbangan Perekonomian Dua Sektor (Tertutup Sederhana)

BAB 2. Keseimbangan Perekonomian Dua Sektor (Tertutup Sederhana) BAB 2 Keseimbangan Perekonomian Dua Sektor (Tertutup Sederhana) Perekonomian tertutup merupakan perekonomian yang tidak mengenal hubungan ekonomi dengan negara lain (seperti ekspor, transaksi impor, transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak sekedar memenuhi kebutuhan hayati saja, namun juga menyangkut kebutuhan lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Populasi Populasi merupakan kumpulan tumbuhan, hewan, ataupun organisme lain dari spesies yang sama yang hidup secara bersama dan melakukan proses berkembang biak. Sedangkan

Lebih terperinci

FLUKTUASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KOTA PADANGSIDIMPUAN

FLUKTUASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KOTA PADANGSIDIMPUAN FLUKTUASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KOTA PADANGSIDIMPUAN Enni Sari Siregar STKIP Tapanuli Selatan, Padangsidimpuan Email : ennisari056@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi. Salah satu indikator yang sangat penting daam menganalisis

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi. Salah satu indikator yang sangat penting daam menganalisis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Salah satu indikator yang sangat penting daam menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi di suatu negara adaah pertumbuhan ekonomi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan

Lebih terperinci

menguasai tehnologi sehingga dapat meningkatkan produktivitas perekonomian. Unutk

menguasai tehnologi sehingga dapat meningkatkan produktivitas perekonomian. Unutk TEORI HUMAN CAPITAL Secara teoritis pembangunan mensyaratkan adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM ini dapat berperan sebagai faktor produksi tenaga kerja yang dapat menguasai tehnologi

Lebih terperinci

Model Keseimbangan Pengeluaran Dua Sektor

Model Keseimbangan Pengeluaran Dua Sektor 4. Model Keseimbangan Pengeluaran Dua Sektor Mengapa Anda Perlu Tahu Ketika seseorang bekerja pada perusahaan atau pemerintah maka dia akan mendapatkan gaji. Tentu, gaji yang didapatkan perlu dipotong

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAA 21 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional Pendapatan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghambat usaha untuk memobilisasi tabungan.

BAB I PENDAHULUAN. menghambat usaha untuk memobilisasi tabungan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian suatu Negara, tabungan dan investasi merupakan salah satu indikator yang dapat menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

3/26/2010 Created by Navik istikomah, SE, MSi

3/26/2010 Created by Navik istikomah, SE, MSi Yang dimaksud dengan perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan Hubungan antara konsumsi dan pendapatan Pada saat pendapatan rendah, rumah tangga mengorek

Lebih terperinci

2014 PENGARUH KONTROL PERILAKU DAN NIAT TERHADAP PERILAKU MENABUNG MAHASISWA

2014 PENGARUH KONTROL PERILAKU DAN NIAT TERHADAP PERILAKU MENABUNG MAHASISWA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Aktifitas ekonomi masyarakat tidak akan terlepas dari adanya pemenuhan kebutuhan. Karena pemenuhan kebutuhan sendiri diantaranya juga menentukan keberlangsungan

Lebih terperinci

Oleh: Disusun ( ) ( ) Misbahul Munir

Oleh: Disusun ( ) ( ) Misbahul Munir MAKALAH DISKUSI KELAS KELEMAHAN TEORI MONETER MILTON FRIEDMAN Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Ekonomika Moneter Dosen Pengampu: Teguh Sihono, M.M. & Supriyanto,

Lebih terperinci

Pengeluaran Agregat yang direncanakan (AE) dan Ekuilibrium Output

Pengeluaran Agregat yang direncanakan (AE) dan Ekuilibrium Output Pengeluaran Agregat yang direncanakan (AE) dan Ekuilibrium Output 1. Model Arus Lingkar Pendapatan (The Circular Flow of Income model) 2. Pengeluaran Agregate yang direncanakan (Agregate Expenditure, AE)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Cita-cita mulia tersebut dapat diwujudkan melalui pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Gross Domestik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Gross Domestik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Gross Domestik Product tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Makro

Pengantar Ekonomi Makro PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERPAJAKAN Pengantar Ekonomi Makro Matakuliah : Pengantar Ilmu Ekonomi Pengajar : Dany Juhandi, S.P, M.Sc Amelira Haris Nasution, S.P, M.Si Semester : I Pertemuan : 8 Pokok Bahasan

Lebih terperinci

Pertemuan ke-4 KONSUMSI DAN INVESTASI

Pertemuan ke-4 KONSUMSI DAN INVESTASI 1 Pertemuan ke-4 KONSUMSI DAN INVESTASI Tujuan Instruksi Khusus: Mahasiswa dapat memahami hubungan nilai variable permintaan agregat (keynessian), pendapatan nasional keseimbangan dan sistem keuangan.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Berbagai model pertumbuhan ekonomi telah banyak dikemukakan oleh para ahli ekonomi. Teori pertumbuhan yang dikembangkan dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Penelitian Terdahulu Reselawati (2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh perkembangan UKM seperti (tenaga kerja UKM, ekspor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan oleh Gowan (2004), kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa

Lebih terperinci

Model Keseimbangan Pengeluaran dengan Campur Tangan Pemerintah

Model Keseimbangan Pengeluaran dengan Campur Tangan Pemerintah 5. Model Keseimbangan Pengeluaran dengan Campur Tangan Pemerintah Mengapa Anda Perlu Tahu Kita tulis kembali krisis yang melanda Indonesia tahun 1997 sebagai momentum memasukkan peran pemerintah dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi (Agency Theory) a. Hubungan Keagenan dalam Penganggaran Sektor Publik Teori keagenan yang menjelaskan hubungan prinsipal dan agen berakar pada

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Pertumbuhan ekonomi mempunyai arti sedikit berbeda dengan. diikuti oleh perubahan dalam aspek lain dalam perekonomian seperti

BAB II URAIAN TEORITIS. Pertumbuhan ekonomi mempunyai arti sedikit berbeda dengan. diikuti oleh perubahan dalam aspek lain dalam perekonomian seperti BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi mempunyai arti sedikit berbeda dengan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan PDB atau PNB riil. Sedangkan pembangunan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK

PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK Dhani Kurniawan Teguh Pamuji Tri Nur Hayati Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Fattah Demak Email : ujik_angkung@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di suatu negara bisa dijadikan alat ukur untuk menganalisa tingkat perkembangan perekonomian di negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi disuatu negara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Schumpeter dalam Sukirno (2006:251) pembangunan ekonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Schumpeter dalam Sukirno (2006:251) pembangunan ekonomi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Pembangunan Ekonomi Menurut Schumpeter dalam Sukirno (2006:251) pembangunan ekonomi bukan merupakan suatu proses yang bersifat harmonis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Ketenagakerjaan Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia kerja

Lebih terperinci

BAB 3 Pendapatan Nasional : Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya

BAB 3 Pendapatan Nasional : Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya BAB 3 Pendapatan Nasional : Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya Tutorial PowerPoint untuk mendampingi MAKROEKONOMI, edisi ke-6 N. Gregory Mankiw oleh Mannig J. Simidian 1 Model ini sangat sederhana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. terhadap pertumbuhan ekonomi, baik di negara berkembang atau di negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. terhadap pertumbuhan ekonomi, baik di negara berkembang atau di negara 14 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka Banyak penelitian telah dilakukan untuk menganalisis hubungan antara FDI terhadap pertumbuhan ekonomi, baik di negara berkembang atau di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada masyarakatnya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. yaitu pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada masyarakatnya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. yaitu pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada masyarakatnya.

Lebih terperinci

TEORI EKONOMI 2 JUMLAH SKS TAHUN AJARAN KETENTUAN

TEORI EKONOMI 2 JUMLAH SKS TAHUN AJARAN KETENTUAN TEORI EKONOMI 2 JURUSAN JENJANG PENEKANAN : MANAJEMEN & AKUNTANSI : STRATA SATU : ANALISIS DAN PEMECAHAN KASUS-KASUS RIIL DI INDONESIA JUMLAH SKS TAHUN AJARAN KETENTUAN : 3 SKS : PTA : WAJIB MEMBERIKAN

Lebih terperinci

INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT RATIO (ICOR) KABUPATEN BANYUWANGI

INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT RATIO (ICOR) KABUPATEN BANYUWANGI INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT RATIO (ICOR) KABUPATEN BANYUWANGI Kerjasama BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI Dengan FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAA Pada bab ini akan dibahas mengenai teori yang mendasari penelitian ini dan juga studi yang dilakukan oleh peneliti-peneliti yang terkait dengan penelitian ini. Teori ini merupakan

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN EKONOMI Melihat lebih mendalam keseimbangan Pendapatan Nasional yang ditentukan oleh Pengeluaran Agregat ( Pendekatan Keynesian )

KESEIMBANGAN EKONOMI Melihat lebih mendalam keseimbangan Pendapatan Nasional yang ditentukan oleh Pengeluaran Agregat ( Pendekatan Keynesian ) KESEIMBANGAN EKONOMI Melihat lebih mendalam keseimbangan Pendapatan Nasional yang ditentukan oleh Pengeluaran Agregat ( Pendekatan Keynesian ) PREPARED BY : S. K.TOMASOA, SE.,M.Si. Keseimbangan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB I I TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas tentang teori yang akan mendasari penelitian ini. Pembahasan dimulai dari teori pertumbuhan ekonomi, dilanjutkan dengan teori distribusi pendapatan,

Lebih terperinci

SKEDUL KONSUMSI ATAU DAFTAR. KONSUMSI

SKEDUL KONSUMSI ATAU DAFTAR. KONSUMSI SKEDUL KONSUMSI ATAU DAFTAR. KONSUMSI PERILAKU KONSUMSI FUNGSI KONSUMSI Skedul Konsumsi Atau Daftar Konsumsi Pendapat an pribadi setelah pajak (GDP = DI) Konsumsi (C) Tabungan (saving /dissaving) (S) 370

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.100% (2.2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.100% (2.2) 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertumbuhan Ekonomi Secara ekonomi, ada cara untuk memperhitungkan pertumbuhan ekonomi, baik dilihat dari sisi permintaan maupun jika dilihat dari sisi penawaran.

Lebih terperinci

6 ANALISIS PEMODELAN PENGEMBANGAN PARIWISATA YANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN PESISIR BARAT KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN

6 ANALISIS PEMODELAN PENGEMBANGAN PARIWISATA YANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN PESISIR BARAT KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN 6 ANALISIS PEMODELAN PENGEMBANGAN PARIWISATA YANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN PESISIR BARAT KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN 6. Analisis Input-Output 6.. Analisis Keterkaitan Keterkaitan aktivitas antar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pertumbuhan Ekonomi a. Definisi Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai peningkatan produk nasional (GNP) karena ada peningkatan kuantitas

Lebih terperinci

Pertanyaan: Isi semua kolom tersebut (sertakan perhitungannya di bawah tabel)

Pertanyaan: Isi semua kolom tersebut (sertakan perhitungannya di bawah tabel) Tugas PIE Makro 1. Diketahui: C = 50 + 0,8 Yd S = - 50 + 0,2 Yd I = 40 Pendapatan Nasional Konsumsi RT Tabungan RT Investasi Pengeluaran Agregat 0 150 200 450 600 750 Pertanyaan: Isi semua kolom tersebut

Lebih terperinci

Skedul Konsumsi Atau Daftar. Konsumsi

Skedul Konsumsi Atau Daftar. Konsumsi PERILAKU KONSUMSI FUNGSI KONSUMSI Skedul Konsumsi Atau Daftar Pendapat an pribadi setelah pajak (GDP = DI) Konsumsi Konsumsi ( C ) Tabungan (saving /dissaving) ( S ) 370 375-5 390 390 0 410 405 5 430 420

Lebih terperinci

PENDAPATAN NASIONAL. Model circular flow membagi perekonomian menjadi empat sektor:

PENDAPATAN NASIONAL. Model circular flow membagi perekonomian menjadi empat sektor: PENDAPATAN NASIONAL SIKLUS ALIRAN PENDAPATAN Siklus Aliran Pendapatan (Circular Flow) dan Interaksi Antarpasar 1. Siklus Aliran Pendapatan (Circular Flow) Siklus aliran pendapatan (circular flow) seperti

Lebih terperinci

Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas. Sumber daya tersedia secara terbatas. Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan.

Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas. Sumber daya tersedia secara terbatas. Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan. EKONOMI MAKRO Lingkup Ekonomi Makro Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan bagian dari suatu perwujudan pembangunan ekonomi nasional yang bertujuan menciptakan kemandirian suatu daerah dalam mengurus rumah

Lebih terperinci

Consumption - Saving - Investment

Consumption - Saving - Investment Consumption - Saving - Investment 1 Unsur yang mempengaruhi turun naiknya tingkat pendapatan nasional : Consumption atau Konsumsi (C) Saving atau Tabungan (S) Investment atau Investasi (I) 2 Pendapat mengenai

Lebih terperinci

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA DAN ANGKATAN KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN (Studi Kasus di Kota Semarang)

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA DAN ANGKATAN KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN (Studi Kasus di Kota Semarang) PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA DAN ANGKATAN KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 1982-2003 (Studi Kasus di Kota Semarang) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

Lebih terperinci

Teori Konsumsi & Investasi

Teori Konsumsi & Investasi Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Teori Konsumsi & Investasi Chairul Maulidi Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota 2012 ( A ) Teori Konsumsi Pengantar Pengeluaran konsumsi terdiri atas konsumsi pemerintah

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN JUDUL MATAKULIAH : TEORI EKONOMI MAKRO NOMOR KODE / SKS : EKP 2426 / 3 SKS DESKRIPSI MATA KULIAH : Mata kuliah ini diharapkan dapat memberikan gambaran lengkap perkembangan

Lebih terperinci

teori distribusi neoklasik

teori distribusi neoklasik BAB 3 Pendapatan Nasional : Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya Tutorial PowerPoint untuk mendampingi MAKROEKONOMI, edisi ke-6 N. Gregory Mankiw Model ini sangat sederhana namun kuat, dibangun antara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai rujukan untuk menulis. Peneliti mengkaji beberapa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan jasa meliputi barang-barang tidak kasat mata, seperti potong. rambut, layanan kesehatan, dan pendidikan (Mankiw, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan jasa meliputi barang-barang tidak kasat mata, seperti potong. rambut, layanan kesehatan, dan pendidikan (Mankiw, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsumsi (consumption) adalah pembelanjaan rumah tangga untuk barang dan jasa. barang meliputi pembelanjaan rumah tangga untuk barang awet, seperti mobil dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambaran yang jelas mengenai variabel yang dimaksud. Bab ini akan dibagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambaran yang jelas mengenai variabel yang dimaksud. Bab ini akan dibagi 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian ini akan membahas mengenai teori-teori yang mendasari tentang hubungan antara defisit anggaran, investasi asing langsung, ekspor neto, dan pertumbuhan ekonomi. Kajian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi

PENDAHULUAN. Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai target ekonomi. Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi faktor yang paling penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan pendapatan riil perkapita (Suparmoko, 1997).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan pendapatan riil perkapita (Suparmoko, 1997). 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi memrupakan salah satu sasaran penting untuk suatu pembangunan daerah. Pembangunan ekonomi merupakan suatu usaha-usaha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Menurut Prof. Simon Kuznets, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin

Lebih terperinci

Tri Wahyu R *) Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

Tri Wahyu R *) Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro JEKT Tri Wahyu R *) Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro ABSTRAK dan rehabilitasi (1967-1972), zaman keemasan minyak (1973-1982), periode guncangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sesuai dalam melakukan pengukuran tersebut adalah Gross Domestic Product (GDP).

BAB II LANDASAN TEORI. sesuai dalam melakukan pengukuran tersebut adalah Gross Domestic Product (GDP). 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Gross Domestic Product (GDP) dan GDP per kapita Dalam perekonomian suatu negara terdapat suatu indikator yang digunakan untuk menilai apakah perekonomian berlangsung

Lebih terperinci

IV. FUNGSI PENDAPATAN (Penerapan Fungsi Linear dalam Teori Ekonomi Makro)

IV. FUNGSI PENDAPATAN (Penerapan Fungsi Linear dalam Teori Ekonomi Makro) IV. FUNGSI PENDAPATAN (Penerapan Fungsi Linear dalam Teori Ekonomi Makro) Yang dimaksud fungsi pendapatan disini adalah Pendapatan Nasional (Y) yaitu pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan

Lebih terperinci

ANALISA PENDAPATAN NASIONAL

ANALISA PENDAPATAN NASIONAL ANALISA PENDAPATAN NASIONAL Keadaan ekonomi yang diharapkan oleh suatu negara:. Tingkat kesempatan kerja (KK) yang tinggi 2. Peningkatan kapasitas produksi nasional yang tinggi 3. Tingkat pendapatan nasional

Lebih terperinci

PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan Kurva IS-LM)

PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan Kurva IS-LM) PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan Kurva IS-LM) Model IS-LM Model IS-LM adalah interpretasi terkemuka dari teori Keynes. Tujuan dari model ini adalah untuk menunjukkan apa yang menentukan pendapatan

Lebih terperinci

Model IS-LM. Lanjutan... Pasar Barang & Kurva IS 5/1/2017. PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan Kurva IS-LM)

Model IS-LM. Lanjutan... Pasar Barang & Kurva IS 5/1/2017. PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan Kurva IS-LM) Model IS-LM PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan IS-LM) Model IS-LM adalah interpretasi terkemuka dari teori Keynes. Tujuan dari model ini adalah untuk menunjukkan apa yang menentukan pendapatan nasional

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Ekonomi 2.2 Pengertian Makro Ekonomi

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Ekonomi 2.2 Pengertian Makro Ekonomi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Ekonomi Asal kata dari Ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani Oikos atau Oiku dan Nomos yang berarti peraturan rumah tangga. Dengan kata lain ekonomi adalah semua hal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Berikut adalah beberapa definisi pembangunan ekonomi menurut beberapa ahli. Pembangunan ekonomi diartikan sebagai peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tingkat inflasi yang terkendali, nilai tukar dan tingkat suku bunga yang stabil serta tingkat pengangguran yang rendah atau bahkan

Lebih terperinci

Xpedia Ekonomi. Makroekonomi

Xpedia Ekonomi. Makroekonomi Xpedia Ekonomi Makroekonomi Doc. Name: XPEKO0399 Doc. Version : 2012-08 halaman 1 01. Pengangguran friksional / frictional unemployment ialah... (A) diasosiasikan dengan penurunan umum di dalam ekonomi

Lebih terperinci

EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 )

EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 ) EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 ) Dosen: 1. Dr. Ir. Aceng Hidiayat MT (Koordinator) 2. Dessy Rachmawatie SPt, MSi 3. Prima Gandhi SP, MSi KULIAH 5 : Teori Ekonomi Politik Keynessian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Infrastruktur Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai sarana dan prasarana umum. Sarana secara umum diketahui sebagai

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. PENURUNAN NILAI AKTIVA Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar yang harus dibaca dalam konteks paragraf-paragraf

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Suryana (2000 : 3), mengungkapkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Konsep Produk Domestik Bruto (PDB) Dalam perekonomian suatu negara terdapat suatu indikator yang digunakan untuk menilai apakah perekonomian

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS INVESTASI DAERAH PROPINSI DI INDOENSIA (METODE REGIONAL INVESTMENT PERFORMANCE INDEX ATAU RIPI)

PRODUKTIVITAS INVESTASI DAERAH PROPINSI DI INDOENSIA (METODE REGIONAL INVESTMENT PERFORMANCE INDEX ATAU RIPI) PRODUKTIVITAS INVESTASI DAERAH PROPINSI DI INDOENSIA (METODE REGIONAL INVESTMENT PERFORMANCE INDEX ATAU RIPI) FAHRUDDIN RAMLY *) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura Ambon Jln. Ir. M. Putuhena

Lebih terperinci

JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 9, NO. 2, AGST 2010 ISSN ANALISIS INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT RASIO DI PROVINSI SUMATERA UTARA

JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 9, NO. 2, AGST 2010 ISSN ANALISIS INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT RASIO DI PROVINSI SUMATERA UTARA ANALISIS INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT RASIO DI PROVINSI SUMATERA UTARA YENI IRAWAN Dosen Jurusan Tata Niaga Politeknik Negeri Lhoksemawe ABSTRAK Economic development of a region is essentially a series of

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Adam Smith (1776) terdapat dua aspek utama pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Adam Smith (1776) terdapat dua aspek utama pertumbuhan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pembangunan Ekonomi Menurut Adam Smith (1776) terdapat dua aspek utama pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk. Pada pertumbuhan output

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk disertai dengan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Penawaran Agregat

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Penawaran Agregat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembahasan ini akan diuraikan mengenai penawaran agregat ( agregat supply) sebagai salah satu model dalam analisis teori makro ekonomi untuk menjelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu :

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu : BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pertumbuhan ekonomi dan disparitas pendapatan antar wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu : Penelitian

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN EKONOMI DUA SEKTOR RETNO BUDI L, SE,M.SI

KESEIMBANGAN EKONOMI DUA SEKTOR RETNO BUDI L, SE,M.SI KESEIMBANGAN EKONOMI DUA SEKTOR RETNO BUDI L, SE,M.SI Perekonomian dua sektor adalah : perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan. Aggregate Output and Aggregate Income (Y) Aggregate

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan II. LANDASAN TEORI A. Investasi 1. Pengertian Investasi Teori ekonomi mendefinisikan investasi sebagai pengeluaran pemerintah untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI A. Definisi Dan Arti Investasi

TEORI INVESTASI A. Definisi Dan Arti Investasi TEORI INVESTASI A. Definisi Dan Arti Investasi Investasi, yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabungan memiliki peranan penting dalam membentuk dan mendorong pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Tabungan merupakan indikator penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Prof. Simon Kuznet (1871) mendefinisikan bahwa pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang untuk menyediakan berbagai jenis

Lebih terperinci

II. STUDI PUSTAKA. Sedangkan Todaro mengartikan pembangunan sebagai suatu proses

II. STUDI PUSTAKA. Sedangkan Todaro mengartikan pembangunan sebagai suatu proses 13 II. STUDI PUSTAKA A. Pengertian Pembangunan Ekonomi Arsyad (1999) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu perubahan tingkat kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu perubahan tingkat kegiatan 17 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pertumbuhan Ekonomi Regional (daerah) Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang berlangsung dari tahun ke tahun untuk mengetahui tingkat

Lebih terperinci

IV. MODEL ANALISIS IS-LM

IV. MODEL ANALISIS IS-LM Nuhfil Hanani 1 IV. MODEL ANALISIS IS-LM 4.1. Pasar Barang dan Kurve IS Dalam upaya sistematisasi pembahasan ekonomi makro, kita bedakan struktur perekonomian menjadi dua, yaitu : (1) perekonomian tertutup

Lebih terperinci

melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan

melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan BAB IV LANDASAN TEORI 4.1 Arti Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah suatu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Pengertian pertumbuhan ekonomi sudah banyak dirumuskan dengan sudut pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa pertumbuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi. dan tidak memusnahkan sumberdaya asli, manakala teori dan model

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi. dan tidak memusnahkan sumberdaya asli, manakala teori dan model II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Pembangunan menentukan usaha pembangunan yang berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DAN FUNGSI STOK UANG

BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DAN FUNGSI STOK UANG 25 BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DAN FUNGSI STOK UANG 3.1 Asumsi dan Notasi Dalam proses pertukaran dan pembagian kerja, uang memainkan peranan penting di dalam ekonomi modern. Fungsi produksi yang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEORI EKONOMI 2 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEORI EKONOMI 2 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEORI EKONOMI 2 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN Minggu Pokok Bahasan dan TIU ke 1 Pasar komoditi dan kurva IS Menjelaskan bagaimana perubahan variabel aggregatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang dialami dunia hanya semenjak dua abad

Lebih terperinci

Kerangka Belajar Ekonomi Makro Pandangan Klasik, Keyness dan Sesudahnya

Kerangka Belajar Ekonomi Makro Pandangan Klasik, Keyness dan Sesudahnya 3. Kerangka Belajar Ekonomi Makro Pandangan Klasik, Keyness dan Sesudahnya Mengapa Anda Perlu Tahu Tahun 1997 Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi yang disebabkan oleh krisis moneter di Asia. Secara

Lebih terperinci