IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 29 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah UKM Pembuatan Sepatu Maju Bersama Bogor adalah salah satu kota dengan sentra pembuatan Sepatu yang cukup besar setelah Cibaduyut, Bandung. Sentra pembuatan Sepatu di Bogor terdapat di daerah Ciomas, Cikaret, Ciapus dan sekitarnya. Salah satu penghasilnya adalah UKM Maju Bersama di kampung Nambo Desa Sukajaya Taman Sari Ciapus Kabupaten Bogor yang didirikan sejak tahun 2007 oleh Bapak Endang di rumah tempat tinggalnya. Usaha ini berawal dari keinginan bapak Endang untuk memiliki usaha mandiri dalam pembuatan sepatu setelah memiliki pengalaman sebagai pengrajin sepatu di tempat orang lain. Bapak Endang melihat peluang yang terbuka ini sebagai kesempatan untuk mengembangkan dirinya sebagai pengusaha dan bukan lagi sebagai buruh. Bapak Endang memulai usaha ini kecil kecilan dengan memasok sepatu ke pasar sebanyak 5 kodi per minggu dengan harga Rp ,00 per kodi untuk percobaan apakah produknya sesuai standar toko atau tidak, dengan keterampilan yang dimiliki dapat menghasilkan produk yang memenuhi standar sehingga permintaan terus meningkat, namun produk bapak Endang ini belum memiliki merek sendiri. Pada awalnya bapak Endang hanya dibantu oleh satu orang pekerja dengan kapasitas produksi hanya 5 kodi per minggu. Seiring dengan perkembangan usahanya kini UKM Maju Bersama memiliki 25 pengrajin Sepatu sebagai karyawan dengan kapasitas produksi 50 kodi per minggu dengan harga jual rata rata Rp ,00 Rp ,00 per kodi tergantung model dan seorang pengawas yang membantu mengawasi jalannya proses produksi.

2 30 UKM Maju Bersama ini juga memiliki pengalaman menjadi supplier bagi beberapa merek terkenal seperti Fladeo, Sophie Martin, dan Yongki Komaladi. Kesempatan ini dijadikan sebagai ajang untuk menguji kualitas produk dari UKM milik bapak Endang ini. Permintaan terhadap produk Sepatu UKM Maju Bersama ini sebenarnya cukup tinggi, untuk model model yang rutin diproduksi memiliki permintaan mencapai 100 kodi per produksi, namun karena keterbatasan modal dan kapasitas produksi tenaga kerjanya maka UKM ini tidak dapat memenuhi permintaan tersebut. Karena keterbatasan dalam hal inilah maka UKM Maju Bersama membutuhkan jalan keluar lain untuk meningkatkan laba usahanya, salah satu jalannya adalah dengan melakukan efisiensi biaya, karena sistem pembiayaan pada UKM Maju Bersama ini masih belum teratur. Laba yang meningkat pada akhirnya dapat menjadi solusi bagi masalah keterbatasan modal dan dapat meningkatkan kapasitas produksi Tujuan dan Struktur Organisasi Tujuan didirikannya UKM Pembuatan Sepatu Maju Bersama ini adalah untuk memulai usaha mandiri pemilik dan membuka lapangan pekerjaan bagi saudara saudara dan tetangga sekitar tempat usaha. Untuk perkembangan kedepannya UKM Maju Bersama ini memiliki tujuan untuk memiliki merek dagangnya sendiri dan memiliki outlet penjualan langsung di beberapa mall sehingga dapat menjadi perusahaan Sepatu yang lebih besar dan mampu bersaing di pasar. UKM Maju Bersama adalah jenis perusahaan perseorangan yang memiliki struktur organisasi sederhana yang terdiri dari pemilik yang dibantu seorang pengawas dan 25 tenaga kerja pengrajin Sepatu (Lampiran 2). Pemilik yaitu Bapak Endang sendiri bertanggung jawab penuh atas segala proses yang terjadi di UKM ini mulai dari awal perencanaan produksi sampai pemasaran. Pengawas di sini berfungsi seperti asisten dari pemilik itu sendiri.

3 31 Jenis organisasi seperti ini efektif digunakan pada UKM seperti ini karena memberikan kemudahan bagi pemilik sebagai penanggung jawab penuh dalam mengambil keputusan dengan cepat dan proses pengawasan terhadap segala kegiatan yang terjadi di dalam organisasi. Bagian bagian dalam organisasi : 1. Pemilik Bertanggung jawab sepenuhnya dalam setiap aktivitas usaha mulai dari aktivitas dasar perencanaan produksi, melakukan pembelian, pengawasan proses produksi, pemasaran, keuangan dan hal- hal terkait dengan karyawan. 2. Pengawas Pengawas di UKM ini memiliki tanggung jawab membantu pemilik mengawasi proses produksi harian dan membantu melakukan proses pengambilan dan pengiriman barang. 3. Karyawan Melakukan proses produksi mulai dari awal sampai produk siap dijual Proses Produksi Sepatu Sandal Proses produksi adalah suatu cara ataupun metode yang digunakan untuk mengolah faktor produksi yang ada sehingga menjadi produk yang memiliki nilai tambah sehingga produk siap untuk dijual. Sepatu sandal produk UKM Maju Bersama ini diproduksi setiap minggu dengan 5 hari kerja sebanyak 50 kodi per minggu atau 1000 pasang. Jenis Sepatu sandal yang diproduksi setiap minggunya berbeda beda untuk menjaga ketersediaan model di toko. Model Sepatu sandal yang diproduksi secara rutin dengan permintaan yang tidak pernah surut adalah model Sampan, High Heel Pasir, Wedges kaca, dan Double Bensole. 1. Bahan baku dan alat alat yang diperlukan untuk membuat 4 model Sepatu tersebut :

4 32 Tabel. 2. Daftar Mesin dan Alat Mesin Alat Mesin jahit Lis kayu Mesin Embos Palu Mesin Label Pisau Mesin Pon Tang Gerinda Kursi Meja Kayu Kuas Gunting Uplik Pensil Pulpen Amplas Kompor Table 3. Daftar Bahan Baku Sepatu Sandal per Model Sampan High Heel Pasir Wedges Kaca Double Bensole Bahan Refil Bahan Pasir Bahan Silkinafa Bahan Refil Hak Bahan Novotel Wedges Pur Sol (fiber non Hak Sol (fiber non Hak slip) slip) Tekson 1,6 Sol (fiber non Tekson 1,6 Sol (fiber non slip) slip) Tekson 0.8 Tekson 1,6 Tekson 0.8 Tekson 1,6 Spon 2mm Tekson 0.8 Spon 2mm Tekson 0.8 Variasi (gesper) Tamsin Variasi (m12) Tamsin Lem Spon 2mm Lem Spon 2mm Latex Variasi (gesper) Latex Variasi (m12) Benang Lem Benang Lem Label Latex Label Latex Paku Benang Paku Benang Kardus Label Kardus Label Minyak Tanah Paku Minyak Tanah Paku Kardus Kardus Minyak Tanah Minyak Tanah 2. Proses Pembuatan Sepatu a. Pembentukan Pola Pembentukan pola dilakukan oleh pemilik usaha. Pola disesuaikan dengan model dan variasi yang sedang diminati saat ini. Setelah terbentuk pola awal, selanjutnya karyawan pembentuk muka atas menggambar pada bahan sesuai dengan jumlah yang akan diproduksi.

5 33 Kemudian bahan tersebut dilapisi dengan latex dan kemudian didiamkan hingga mengering. Setelah mengering bahan akan menjadi lebih keras, lalu siap digunting mengikuti pola yang telah dibuat. b. Pembentukan Muka Atas Bahan yang telah digunting, kemudian dijahit sesuai dengan model dan variasi. Selain itu bentuk disesuaikan dengan cetakan dan ukuran yang tersedia. Ukuran yang tersedia yaitu dari ukuran Setelah dijahit, bahan siap untuk dipasangkan pada kerangka sandal. c. Pembentukan kerangka Bentuk pondasi sandal sesuai dengan ukuran yang akan dibuat. Untuk beberapa sandal dilakukan pemasangan tamsin, hal ini dilakukan untuk membuat sandal lebih kuat dan tahan lama. Kemudian dilakukan perapihan pada kerangka menggunakan amplas. d. Pembuatan sandal Kerangka yang telah selesai dibentuk kemudian dipasangkan dengan bagian muka atas dengan menggunakan lem. Untuk membuat lem lebih merekat, setiap penempelan dilakukan pembakaran secara singkat menggunakan kompor. Sandal yang telah merekat kuat kemudian diberikan label sesuai dengan pemesanan. Setelah pemberian label, dilakukan pemasangan hak dan sol pada bagian bawah Sepatu, Pemasangan hak menggunakan paku agar hak terpasang secara kuat dan tidak mudah lepas. e. Finishing Sandal yang telah selesai dibuat kemudian dilanjutkan pada tahap finishing yaitu, proses pembersihan dan pengepakan ke dalam dus. Dan dikemas per kodi hingga produk siap untuk dikirim. Proses pemasaran dilakukan langsung oleh pemilik pada awalnya dengan menawarkan produknya kepada pemilik toko sepatu di pasar. Pemilik pun melakukan proses pengiriman produknya sendiri. UKM Maju Bersama tidak melakukan kegiatan promosi secara langsung melalui media tertentu, namun proses promosi ini berjalan secara alami melalui sistem word of mouth di antara para pelanggannya sehingga produk UKM Maju

6 34 Bersama ini cukup dikenal oleh para pemilik toko sepatu sandal di daerah Bogor Penentuan Biaya Standar Penentuan biaya standar pada Usaha Mikro Pembuatan Sepatu Maju Bersama terdiri atas Biaya Bahan Baku Langsung Standar, Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar dan Biaya Overhead Pabrik Standar. 1. Biaya Bahan Baku Langsung Standar Biaya bahan baku langsung standar terdiri atas harga bahan baku langsung standar dan kuantitas bahan baku langsung standar. a. Harga Bahan Baku Langsung Standar Harga bahan baku langsung standar didasarkan pada harga rata rata dari daftar harga toko grosir yang menjadi pemasok untuk UKM Maju Bersama dan informasi lain yang terkait dengan perubahan harga bahan baku. b. Kuantitas Bahan Baku Langsung Standar Standar kuantitas bahan baku langsung yang digunakan ditetapkan sendiri oleh pemilik usaha berdasarkan pengalaman pemakaian standar per produksi selama ini. 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar Biaya tenaga kerja langsung standar terdiri atas tarif upah tenaga kerja langsung standar dan jam tenaga kerja langsung standar. a. Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Standar Tarif upah tenaga kerja langsung standar dari UKM Maju Bersama didasarkan pada tarif upah yang ditetapkan oleh pemilik sendiri disesuaikan dengan model Sepatu sandal yang dikerjakan. Sistem pengupahan di UKM Maju Bersama diberikan secara borongan. b. Jam Tenaga Kerja Langsung Standar Para karyawan pengrajin Sepatu sandal UKM Maju Bersama bekerja mulai pukul dengan waktu Ishoma pada pukul dan pukul ,00. dengan 14 jam kerja masing masing karyawan mampu menyelesaikan sekitar 1 kodi sepatu sandal per harinya.

7 35 3. Biaya Overhead Pabrik Standar Biaya overhead pabrik standar terdiri atas biaya overhead pabrik tetap standar dan biaya overhead pabrik variabel standar. a. Biaya Overhead Pabrik Tetap Standar Biaya overhead pabrik tetap standar terdiri atas biaya penyusutan investasi bangunan bengkel kerja dan gudang, mesin dan peralatan, biaya makan dan minum serta upah pengawas. b. Biaya Overhead Pabrik Variabel Standar 4.4 Biaya Produksi Biaya overhead pabrik variabel standar terdiri atas biaya transportasi dan listrik yang digunakan untuk membuat Sepatu. Data mengenai biaya produksi UKM Pembuatan sepatu Maju Bersama meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. UKM Maju Bersama memproduksi berbagai model sepatu sandal wanita, namun pada penelitian ini hanya dipilih empat model yang diproduksi secara continue dan memberikan kontribusi paling besar terhadap penjualan yaitu model sampan, wedges kaca, pasir dan double bensole Biaya Bahan Baku Langsung Bahan baku langsung yang digunakan untuk membuat keempat model Sepatu ini hampir sama, hanya berbeda pada pemilihan jenis bahan dan accessories yang digunakan pada setiap jenis Sepatu. Khusus untuk model wedges kaca juga memiliki perbedaan dalam pemilihan jenis hak. Berikut daftar bahan baku yang digunakan pada tiap model beserta kuantitas yang yang dibutuhkan per pasang. Tabel 4. Daftar Bahan Baku Untuk Model Sampan per Kodi Bahan Baku Pemakaian /Pasang unit Bahan Refil 2.75 m Hak 40 unit Sol (fiber non slip) 20 lbr Tekson 1,6 1.5 lbr Tekson lbr Spon 2mm 1 lbr Variasi (gesper) 40 unit Lem 3.25 kg

8 36 Lanjutan Tabel 4 Latex 1 ltr Benang 1 gulung Label 40 unit paku 80 unit Kardus 20 unit Sumber : Data UKM Maju Bersama (diolah) Tabel 5. Daftar Bahan Baku Untuk Model Wedges Kaca per Kodi Bahan Baku Pemakaian /Pasang unit Bahan Silkinapa 2.75 m Wedges 40 unit Sol (fiber non slip) 1 lbr Tekson 1,6 1.5 lbr Tekson lbr Spon 2mm 1 lbr Variasi (m12) 320 unit Lem 3.25 kg Latex 1 ltr Benang 1 gulung Label 40 unit paku 80 unit kardus 20 Unit Sumber : Data UKM Maju Bersama (diolah) Tabel 6. Daftar Bahan Baku Untuk Model Pasir per Kodi Bahan Baku Pemakaian /Pasang unit Bahan Pasir 2.75 m Bahan Novotel 1 m Hak 40 unit Sol (fiber non slip) 1 lbr Tekson 1,6 1.5 lbr Tekson lbr Tamsin 40 unit Spon 2mm 1 lbr Variasi (gesper) 40 unit Lem 3.25 kg Latex 1 ltr Benang 1 gulung Label 40 unit paku 80 unit kardus 20 unit Sumber : Data UKM Maju Bersama (diolah)

9 37 Tabel 7. Daftar Bahan Baku Untuk Model Double Bensole per Kodi Bahan Baku Pemakaian /Pasang unit Bahan Refil 2.75 m Pur 1 m Hak 40 unit Sol (fiber non slip) 1 lbr Tekson 1,6 1.5 lbr Tekson lbr Tamsin 40 unit Spon 2mm 1 Lbr Variasi (m12) 80 Unit Lem 3.25 Kg Latex 1 Ltr Benang 1 Gulung Label 40 Unit paku 80 Unit kardus 20 Unit Sumber : Data UKM Maju Bersama (diolah) Tenaga Kerja Langsung UKM Pembuatan Sepatu Maju Bersama memiliki 25 orang tenaga kerja, yaitu para pengrajin Sepatu yang berasal dari tetangga sekitar dan kerabat. Sistem pengupahan pada UKM ini adalah dengan sistem borongan dengan tarif yang berbeda beda sesuai dengan model Sepatu sandal yang dikerjakan. Berikut tarif upah tenaga kerja langsung per kodi berdasarkan model. Tabel 8. Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Model Sepatu Sandal Tarif Upah Per Kodi Total Model Sampan Rp 110,000 Rp Model Wedges Kaca Rp 125,000 Rp Model Pasir Rp 113,000 Rp ModelDouble Bensole Rp 120,000 Rp Sumber : Data UKM Maju Bersama Setiap minggunya UKM Maju Bersama memproduksi Sepatu sandal sebanyak 50 kodi, untuk menjaga ketersediaan setiap model di toko maka UKM Maju Bersama memproduksi Sepatu sandal dengan model yang berbeda beda setiap minggunya. Sehingga total biaya

10 38 tenaga kerja yang harus dikeluarkan per produksi setiap minggunya pun berbeda beda Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik pada UKM Maju Bersama terdiri atas biaya overhead tetap dan biaya overhead variabel. Biaya overhead tetap terdiri dari biaya penyusutan (bangunan, mesin, dan peralatan), biaya upah pengawas, biaya pengeluaran air dan makan. Perhitungan biaya penyusutan dilakukan menggunakan metode garis lurus (Horngren, 2008) yaitu : Tarif penyusutan = Nilai Perolehan Nilai Sisa (14) Umur Ekonomis Total biaya overhead tetap yang dikeluarkan oleh UKM Maju Bersama setiap minggunya adalah sebesar : Tabel 9. Biaya Pengeluaran Komponen Biaya Overhead Pabrik Tetap Overhead Tetap Pengeluaran per Minggu Penyusutan Rp ,- Air dan Makan Rp ,- Pengawas Rp ,- Total Rp ,- Biaya overhead variabel yang dikeluarkan oleh UKM Maju bersama terdiri atas biaya listrik, transportasi, dan minyak tanah. Berikut adalah tabel pemakaian komponen biaya overhead variabel UKM Maju Bersama per kodi. Tabel 10. Pemakaian Komponen Biaya Overhead Pabrik Variabel 4.5 Penetapan Standar Overhead Variabel Pemakaian/kodi Listrik Rp 274,- Transportasi Rp 3500,- Minyak Tanah Rp 5750,- Total Rp 9524,- Penetapan standar harus dilakukan agar dapat dijadikan dasar ukuran harga dan kuantitas yang seharusnya terjadi agar poses produksi dapat efisien.

11 39 Standar harga yang diteliti adalah komponen biaya produksi yang terkait dengan perhitungan laba dalam laporan keuangan yaitu, bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Penetapan standar berasal dari sumber pengembangan internal UKM Maju Bersama berdasarkan pengalaman masa lalu dan berdasarkan data pembelian dimasa lalu. Berikut disajikan data mengenai standar harga dan kuantitas penggunaan dalam proses produksi. Tabel 11. Standar Harga Beli Bahan Baku Sepatu Semua Model Bahan Baku Satuan Standar Harga (Rp) Okt Nov Des Jan Feb Mar Bahan Refil m Bahan Silkinafa m Bahan Pasir m Bahan Novotel m Pur m Wedges Kaca Kodi Hak Kodi Hak Bungkus Unit Sol (Fiber non slip) Lbr Tekson 1,6 Lbr Tekson 0.8 Lbr Tamsin Kodi Spon 2mm Lbr Fariasi (gesper) Kodi Fariasi (M12) m Lem Galon Latex Liter Benang Lusin Label Kodi Paku Dus Kardus unit

12 40 Tabel 12. Kuantitas Standar Bahan Baku Sepatu Sandal Per Kodi Bahan Baku Satuan Standar Kuantitas Model Sepatu Sandal Sampan Wedges Kaca Double Bensole Pasir Bahan Refil M Bahan Silkinafa M Bahan Pasir M Bahan Novotel M Pur M Wedges Kaca Unit Hak Unit Hak Bungkus Unit Sol (Fiber non Lbr slip) Tekson 1,6 Lbr Tekson 0.8 Lbr Tamsin Unit Spon 2mm Lbr Fariasi (gesper) Unit Fariasi (M12) Unit Lem Galon Latex Liter Benang Gulung Label Unit Paku Unit Kardus Unit Standar Kuantitas yang disajikan diatas adalah standar kuantitas yang digunakan oleh UKM Maju Bersama, untuk jumlah kuantitas per kodinya cenderung sama hanya berbeda pada komponen bahan baku itu sendiri yang disesuaikan dengan model Sepatu sandal yang sedang dibuat pada minggu produksi. Untuk standar tarif upah bahan tenaga kerja ditentukan sendiri oleh UKM Maju Bersama berdasarkan tingkat kesulitan model Sepatu yang sedang dibuat. Tarif upah tenaga kerja standar adalah seperti yang disajikan pada Tabel 7. Penetapan standar untuk overhead variabel disesuaikan dengan iumlah produksi per minggu produksinya. Standar pengeluaran untuk overhead variabel ditetapkan sendiri oleh UKM Maju Bersama berdasarkan perhitungan dari data pengeluaran overhead tersebut dimasa lalu.

13 Analisis Regresi Linier Berganda Hubungan penggunaan biaya standar atas komponen biaya produksi seperti bahan baku langsung (BBL), tenaga kerja langsung (TKL) dan overhead pabrik (BOP) yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perolehan keuntungan atau laba bersih dari UKM Maju Bersama per produksinya dapat dilihat menggunakan analisis regresi linier berganda karena menggunakan lebih dari satu variabel independen. Analisis ini menggunakan komponen biaya produksi yaitu, BBL, TKL, dan BOP sebagai variabel independen dan Laba sebagai variabel dependen. Uji Regresi Linier Berganda dilakukan menggunakan software SPSS 15 for Windows berikut adalah hasil dari uji tersebut : Uji Korelasi Sebelum melakukan uji regresi linier berganda dilakukan terlebih dahulu uji korelasi untuk melihat apakah ada hubungan atau pengaruh antar variabel independen. Hal ini diperlukan untuk menghindari bias hasil regresi karena antar variabel saling mempengaruhi. Tabel 13. Hasil Uji Korelasi Correlations BBL TKL BOP Pearson 1.840(**).825(**) Correlation BBL Sig. (2-tailed) N Pearson.840(**) 1.587(**) Correlation TKL Sig. (2-tailed) N BOP Pearson.825(**).587(**) 1 Correlation Sig. (2-tailed) N Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

14 42 Dari hasil uji korelasi diatas dapat dilihat bahwa untuk variabel Bahan Baku Langsung (BBL) dan Tenaga Kerja Langsung (TKL) memiliki hubungan sebesar hal ini menunjukkan hubungan yang sangat erat karena nilai tersebut mendekati dan kedua variabel ini saling mempengaruhi. Sedangkan untuk variabel Biaya Overhead Pabrik (BOP) dan variabel TKL memiliki hubungan sebesar hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel ini saling mempengaruhi namun tidak signifikan. Oleh karena itu salah satu variabel yang terlalu erat hubungannya dikeluarkan, sehingga hanya variabel BOP dan TKL yang akan diuji pengaruhnya terhadap laba Uji Regresi Linier Berganda Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan hasil persamaan regresi yang menggambarkan bagaimana pengaruh variabel independen yaitu, BBL dan TKL terhadap variabel dependen yaitu, Laba. Berikut adalah persamaan regresinya: Laba = TKL BOP Yang artinya adalah setiap peningkatan standar biaya tenaga kerja langsung sebesar 1 rupiah akan meningkatkan laba sebesar 4,268 rupiah dan peningkatan standar biaya overhead pabrik setiap 1 rupiah akan menurunkan laba sebesar 36,015 rupiah. Jadi tenaga kerja langsung berpengaruh positif terhadap peningkatan laba dan biaya overhead pabrik berpengaruh negatif terhadap laba. Dengan nilai korelasi variabel TKL terhadap Laba sebesar yang artinya tenaga kerja langsung memiliki hubungan yang erat sebesar 85,7%, sedangkan nilai korelasi variabel BOP terhadap Laba sebesar yang artinya keeratan hubungan negatif yang timbul antara biaya overhead pabrik terhadap laba hanya sebesar 10.3%. Biaya Tenaga Kerja Langsung (TKL) memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan laba karena pada setiap peningkatan upah TKL berarti meningkat juga kapasitas produksinya, karena sistem pengupahan pada UKM Maju Bersama ini adalah sistem borongan. Dengan meningkatnya kapasitas produksi berarti meningkat juga

15 43 jumlah penjualan dengan asumsi jumlah yang diproduksi sama dengan jumlah yang terjual karena produk yang diproduksi sudah merupakan produk pesanan, sehingga peningkatan total biaya TKL dapat meningkatkan pendapatan dan meningkatkan laba. Sedangkan Untuk BOP berpengaruh negatif karena komponen BOP tetap, memiliki nilai persentase yang lebih tinggi sekitar 69% 71% sedangkan persentase dari BOP variabel lebih kecil yaitu sekitar 29% - 31% sehingga pengeluaran overhead untuk overhead tetap besarnya akan selalu sama baik ada produksi maupun tidak ada produksi, sedangkan untuk overhead variabel bergantung pada jumlah produksi, maka pengeluaran overhead variabel ini dapat ditoleransi oleh nilai jual dari produk, sedangkan overhead tetap tidak bergantung pada jumlah produksi, maka ketika jumlah yang diproduksi menurun biaya overhead tetap akan meningkat dan meningkatkan biaya produksi yang memberikan efek negatif pada laba Uji Normalitas Residu Model dikatakan layak apabila residual dari data menyebar normal yang artinya tidak ada data yang condong ke arah nilai tertentu. Dapat dilihat dari nilai probabilitas Asymp.Sig.2- Tailed sebesar dimana nilainya lebih dari 0.05 sehingga data dinyatakan normal Uji Autokorelasi Model dikatakan layak apabila tidak terjadi autokorelasi, yaitu adanya hubungan antara kesalahan pada periode t dan t 1 atau kesalahan berlanjut, hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji durbin-watson pada regresi yang nilainya berada diantara rentang nilai du < dw < 4 du. Dimana nilai rentang durbin Watson untuk k (variabel) = 2 dan N (sampel) = 20 adalah du = dan 4 du = Nilai durbin watson untuk model diatas adalah 2.805, nilai tersebut terletak pada rentang tersebut sehingga dinyatakan bahwa tidak terjadi autokorelasi terhadap data.

16 Regression Studentized Residual Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas adalah uji untuk melihat apakah antar variabel memiliki hubungan linier yang dapat memberikan bias terhadap hasil. Syarat suatu data tidak multikolinier adalah nilai Variance Inflated Factors (VIF) yang < dan nilai tolerance yang berada dikisaran pada hasil regresi model diatas didapat hasil VIF untuk variabel TKL dan BOP adalah sama yaitu, < 10 dan tolerance < 1.00 sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel Uji Homoskedastisitas Uji homoskedastisitas adalah uji untuk melihat bahwa varians dari data adalah sama pada seluruh pengamatan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil persilangan nilai residu SRESID dengan residu ZPRED pada scatterplot dimana nilai residunya menyebar di atas dan di bawah nilai 0.0 pada sumbu Y. berikut gambar scatterplot dari model diatas : Scatterplot Dependent Variable: Laba Regression Standardized Predicted Value Gambar 2. Scatterplot chart uji homoskedastisitas Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa terdapat titik titik yang menyebar di atas dan di bawah nilai 0.0 pada sumbu Y dan tidak memiliki pola tertentu sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan demikian persamaan model regresi linier berganda diatas telah memenuhi keempat asumsi dasar kelayakan

17 45 sebuah model regresi berganda. Sehingga persamaan diatas dapat dinyatakan sebagai model yang layak untuk menjelaskan hubungan antara penggunaan biaya standar tenaga kerja langsung dan standar biaya overhead pabrik terhadap laba yang diperoleh oleh UKM Maju Bersama. Untuk variabel standar biaya bahan baku langsung yang telah dikeluarkan sebelumnya, tidak diperhitungkan kembali karena memiliki pengaruh yang sama seperti variabel biaya tenaga kerja langsung karena antar variabel ini memiliki korelasi yang tinggi Pengambilan Keputusan Uji F Hipotesis yang dibuat pada uji regresi linier berganda ini adalah : H0 : Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Standar Biaya Overhead Pabrik secara bersama sama tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laba. H1 : Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Standar Biaya Overhead Pabrik secara bersama sama memiliki pengaruh signifikan terhadap laba. Dasar pengambilan keputusan adalah : Jika F hitung F tabel atau probabilitas 0,05 maka H0 diterima Jika F hitung > F tabel atau probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak Dari hasil Uji F regresi model diatas menghasilkan nilai F hitung sebesar 395,779 sedangkan Ftabel sebesar , sehingga F hitung > dari F tabel dan nilai probabilitas atau sig sebesar jauh dibawah jadi hipotesis yang diambil adalah tolak H0. Sehingga dari hasil uji F dapat dinyatakan bahwa standar biaya bahan tenaga kerja langsung dan standar biaya overhead pabrik

18 46 secara bersama sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba baik secara positif maupun negatif Uji T Hipotesis yang dibuat pada uji regresi linier berganda ini adalah : H0 : Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Standar Biaya Overhead Pabrik secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laba. H1 : Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Standar Biaya Overhead Pabrik secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap laba. Dasar pengambilan keputusan adalah : Jika T hitung T tabel atau probabilitas 0,05 maka H0 diterima Jika T hitung > T tabel atau probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak Dari hasil Uji T regresi model diatas menghasilkan nilai T hitung sebesar 10,665 sedangkan T tabel sebesar , sehingga T hitung > dari T tabel dan nilai probabilitas atau sig sebesar jauh dibawah jadi hipotesis yang diambil adalah tolak H0. Sehingga dari hasil uji F dapat dinyatakan bahwa standar biaya bahan tenaga kerja langsung dan standar biaya overhead pabrik secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba baik secara positif maupun negatif Analisis Varians Penetapan harga dan kuantitas standar yang telah dilakukan sebelumnya menyisakan pertanyaan apakah pada kenyataannya terjadi perbedaan atau varians dengan harga dan kuantitas aktual per produksi? Hal tersebut dapat diukur dengan menggunakan analisis varians, untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan atau tidak dan apakah perbedaan tersebut menguntungkan (favorable) atau merugikan (unfavorable) bagi

19 47 UKM Maju Bersama dalam proses produksinya. Berikut hasil analisis varians atas biaya bahan baku langsung, tarif upah tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik Analisis Varians Bahan Baku Langsung Analisis varians bahan baku langsung terdiri atas varians harga bahan baku dan varians efisiensi penggunaan. Berikut hasil kedua analisis tersebut. i. Bahan Refil Standar harga bahan refil per meternya selama 20 minggu adalah Rp 56000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 35600,- berdasarkan hasil analisis varians harga, rataan varians harga yang terjadi adalah sebesar Rp ( ) untuk satu bulan produksi sebanyak 195 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar 35,36% dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk bahan refil adalah sebesar Rp 8900,- dengan standar kuantitas sebesar 233,75 m dan kuantitas aktual sebesar 234 m untuk satu bulan produksi. Dengan presentase penyimpangan sebesar -0.11% dikategorikan unfavorable. ii. Bahan Silkinafa Standar harga bahan silkinafa per meternya selama 19 minggu adalah Rp 56000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 48600,- berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp ( ) untuk satu bulan produksi sebanyak 195 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar 21.43% dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk bahan silkinafa adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual

20 48 yaitu sebesar 137,5 m untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). iii. Bahan Pasir Standar harga bahan pasir per meternya selama 19 minggu adalah Rp 56000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 44000,- berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp ( ) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar 21.43% dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk bahan pasir adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 165 m untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). iv. Bahan Novotel Standar harga bahan novotel per meternya selama 19 minggu adalah Rp 56000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 56000,- berdasarkan hasil analisis varians, tidak terdapat nilai varians karena harga standar dan harga aktual memiliki nilai yang sama, namun hal ini masih dikategorikan kepada favorable(f). Nilai varians efisiensi untuk bahan novotel adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 60m untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). v. Pur Standar harga pur per meternya selama 17 minggu adalah Rp 25000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp ,- berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (18.529) untuk satu kali

21 49 produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar 12% dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk pur adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 35m untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). vi. Wedges Kaca Standar harga wedges kacaper kodinya selama 19minggu adalah Rp 12000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 12000,- berdasarkan hasil analisis varians, tidak terdapat nilai varians karena harga standar dan harga aktual memiliki nilai yang sama, namun hal ini masih dikategorikan kepada favorable(f). Nilai varians efisiensi untuk wedges kaca adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 50 kodi untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). vii. Hak Standar harga hakper kodinya selama 17 minggu adalah Rp 36000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 25000,- berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp ( ) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar 30,56 % dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk hak adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 95

22 50 kodi untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). viii. Hak Bungkus Standar harga hakbungkus per kodinya selama 18 minggu adalah Rp 22000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 23800,- berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp 25000,- untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar -13,64 % dan dapat dikategorikan unfavorable (U). Nilai varians efisiensi untuk hak bungkus adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 50 kodi untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). ix. Sol (Fiber Non Slip) Standar harga sol (fiber non slip) per lembarnya selama 20 minggu adalah Rp 35000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 25250,- berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (460500) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar % dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk sol (fiber non slip) adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 195 lembar untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). x. Texon 1.6 Standar harga texon 1.6 per lembarnya selama 20 minggu adalah Rp 12500,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 10500,- berdasarkan hasil analisis varians,

23 51 rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp ( ) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar 16,00 % dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk texon 1.6 adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar lembar untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). xi. Texon 0.8 Standar harga texon 0.8 per lembarnya selama 20 minggu adalah Rp 8500,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 5900,- berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (118950) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar % dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk texon 0.8 adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 195 lembar untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). xii. Tamsin Standar harga tamsin per dusnya selama 20 minggu adalah Rp 50000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 25000,- berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (136250) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar % dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk tamsin adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan

24 52 antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 19 dus untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). xiii. Spon 2mm Standar harga spon 2mm per lembarnya selama 20 minggu adalah Rp 12000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 9500,- berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (118750) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar % dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk spon 2mm adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 195 lembar untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). xiv. Fariasi Gesper Standar harga fariasi gesper per kodiselama 18 minggu adalah Rp 11000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 9200,- berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (60000) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar % dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk fariasi gesper adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 110 kodi untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). xv. Fariasi M12 Standar harga fariasi m12 per meter selama 19minggu adalah Rp 20000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp

25 ,- berdasarkan hasil analisis varians, tidak terdapat nilai varians karena harga standar dan harga aktual memiliki nilai yang sama, namun hal ini masih dikategorikan kepada favorable(f). Nilai varians efisiensi untuk fariasi m12 adalah sebesar Rp 5000,- dengan standar kuantitas sebesar 34,75 m dan kuantitas aktual sebesar 35 m untuk satu bulan produksi. Dengan presentase penyimpangan sebesar -0.72% dikategorikan unfavorable. xvi. Lem Standar harga lem per galon selama 20minggu adalah Rp ,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp ,- berdasarkan hasil analisis varians, tidak terdapat nilai varians karena harga standar dan harga aktual memiliki nilai yang sama, namun hal ini masih dikategorikan kepada favorable(f). Nilai varians efisiensi untuk lem adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 195 galon untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). xvii. Latex Standar harga latex per galonselama 20 minggu adalah Rp ,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp ,- berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (171562) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar 20,00% dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk latex adalah sebesar Rp 27500,- dengan standar kuantitas sebesar 48,75 galon dan kuantitas aktual sebesar 49 galon untuk satu bulan

26 54 produksi. Dengan presentase penyimpangan sebesar % dikategorikan unfavorable. xviii. Benang Standar harga benang per lusinselama 20 minggu adalah Rp 15000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 12500,- berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (20625) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar 16,67% dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai rata rata varians efisiensi untuk benang adalah sebesar Rp 6117,- dengan standar kuantitas sebesar lusin dan kuantitas aktual sebesar untuk satu bulan produksi. Dengan presentase penyimpangan sebesar 1.43% dikategorikan unfavorable. xix. Label Standar harga label per kodiselama 20 minggu adalah Rp 4000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 2000,- berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp (91250) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar 50.00% dan dapat dikategorikan favorable (F) Nilai varians efisiensi untuk label adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 195 kodi untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). xx. Paku Standar harga paku per dus selama 20minggu adalah Rp 12000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 12000,- berdasarkan hasil analisis varians, tidak terdapat

27 55 nilai varians karena harga standar dan harga aktual memiliki nilai yang sama, namun hal ini masih dikategorikan kepada favorable(f). Nilai varians efisiensi untuk paku adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 19.5 dus untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). xxi. Kardus Standar harga kardus per kodiselama 20 minggu adalah Rp 45000,- dengan nilai rataan realisasi sebesar Rp 31000,- berdasarkan hasil analisis varians, rataan varians yang terjadi adalah sebesar Rp ( ) untuk satu kali produksi per minggunya sebanyak 50 kodi, dengan rataan presentase varians sebesar 31,11% dan dapat dikategorikan favorable (F). Nilai varians efisiensi untuk kardus adalah Rp 0 atau tidak memiliki varians karena tidak terdapat perbedaan antara kuantitas standar dan kuantitas aktual yaitu sebesar 195 kodi untuk satu bulan produksi. Sehingga dapat dikategorikan favorable (F). Pada hasil analisis varians harga dan kuantitas bahan baku langsung diatas, dapat dilihat bahwa ada bahan baku yang memiliki varians favorable dan unfavorable. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti, faktor fluktuasi harga di toko tempat UKM Maju bersama berbelanja, juga dipengaruhi oleh kecenderungan pemilik dalam menganggarkan harga standar tertinggi dari pengalaman pembelian periode sebelumnya untuk mengantisipasi fluktuasi harga antar bahan baku sehingga dapat saling menutupi kekurangan dan kelebihan dari varians bahan baku langsung yang mungkin terjadi.

28 56 Perbedaan hasil pada varians harga dan kuantitas juga terjadi pada beberapa bahan baku seperti bahan refil, fariasi m12, latex, dan benang yang pada varians harga menunjukkan favorable sedangkan pada varians efisiensi terjadi unfavorable, hal ini dapat terjadi karena pada proses produksi bahan ini dipakai oleh semua model yang berbeda sehingga konsumsi untuk tiap modelnya dapat berbeda walaupun sebelumnya telah distandarkan bahwa penggunaannya sama Analisis Varians Tenaga Kerja Langsung Analisis varians tenaga kerja langsung terdiri atas varians tarif upah tenaga kerja langsung dan varians varians efisiensi jam tenaga kerja langsung. Pada varians tarif upah tenaga kerja langsung yang diperhitungkan selama 20 minggu, tidak terjadi varians tarif upah tenaga kerja langsung atau standar tarif upah tenaga kerja langsung sama dengan tarif aktualnya, dimana tarif upah yang ditetapkan adalah Rp 5650,-/pasang untuk model pasir, Rp 6250,-/pasang untuk model wedges kaca, Rp 6000/pasang untuk model double bensole, dan Rp 5500,-/pasang untuk model sampan. Ketiadaan varians ini dikategorikan favorable karena sesuai dengan standar tarif upah yang telah ditetapkan oleh UKM Maju Bersama. Efisiensi jam tenaga kerja UKM Maju Bersama pun menghasilkan varians yang negatif yang dikategorikan favorable, karena jam kerja aktual berada dibawah jam kerja yang distandarkan yaitu, 1,75 jam kerja standar/ pasang, sedangkan jam kerja aktual adalah 1,4 jam/pasang dengan 14 jam kerja sehari 5 hari seminggu. Penyimpangan positif yang terjadi adalah 21,5%.

29 Analisis Varians Overhead Pabrik Varians overhead pabrik terdiri atas varians overhead tetap, varians tarif overhead variabel, dan varians efisiensi overhead variabel. Pada analisis varians overhead tetap yang dihitung selama 20 minggu, tidak terjadi varians, dikarenakan nilai overhead tetap yang dianggarkan berasal dari perhitungan penyusutan dan beberapa komponen overhead tetap lain yang telah ditetapkan sebelumnya sebesar Rp 1,069,646 per minggu, tidak terdapat perbedaan dengan pengeluaran aktualnya. Hal ini karena nilai overhead yang ditetapkan tidak dipengaruhi oleh faktor lain seperti jumlah produksi, sehingga nilainya sama. Varians tarif overhead variabel terdiri atas tiga komponen yaitu, tarif listrik, transportasi, dan minyak tanah yang Overhead masing masing dianggarkan sebesar Rp 13700,- ; Rp ,- dan Rp ,- untuk satu bulan produksi sebanyak 50 kodi. Dari analisis varians ketiga komponen tersebut yang diperhitungkan selama 20 minggu, tidak terjadi varians, atau pengeluaran overhead variabel yang dianggarkan sama dengan pengeluaran overhead aktual yang dikategorikan favorable. Hal ini disebabkan, pada setiap kali produksinya UKM Maju bersama dapat menentukan dengan pasti berapa jumlah yang akan diproduksi sehingga biaya overhead variabel standar dapat diperhitungkan relatif sesuai dengan biaya overhead aktualnya. Untuk biaya overhead aktual pada komponen listrik, relatif sesuai karena pengenaan biaya listrik UKM Maju Bersama masih menginduk kepada rumah inti, sehingga tidak ada penunjuk pemakaian yang terperinci. Sedangkan untuk varians efisiensi overhead variabel pada UKM Maju Bersama bernilai negatif, hal ini dikarenakan jam kerja aktual yang terjadi jauh di bawah jam kerja yang distandarkan. hal ini merupakan varians yang menguntungkan sehingga dikategorikan favorable.

30 Implikasi Manajerial Hasil penelitian mengenai pengaruh penggunaan biaya standar terhadap peningkatan laba pada UKM Maju Bersama, menunjukkan bahwa dari ketiga komponen biaya produksi yang distandarkan yaitu, biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik dua diantaranya secara bersama sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan laba. Biaya yang memiliki pengaruh adalah biaya tenaga kerja langsung yang pada setiap peningkatannya memiliki pengaruh positif terhadap laba, sedangkan untuk biaya overhead pabrik pada setiap peningkatannya memberikan pengaruh negatif. Biaya bahan baku tidak diperhitungkan karena antara biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung saling mempengaruhi sehingga jika keduanya diperhitungkan akan memberikan nilai yang bias terhadap laba atau menghasilkan nilai double counting. Pengaruh positif dari biaya tenaga kerja menunjukkan adanya kesempatan bagi UKM maju bersama untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan meningkatkan produktivitas tenaga kerja yang ada dengan mengusahakan jam produksi yang lebih efisien dari yang sekarang misalnya dengan melakukan spesialisasi kerja yaitu dengan membagi karyawan kedalam beberapa Jobdesknya masing masing dan membatasi jam kerja. jika dibandingkan dengan usaha sejenis yang telah melakukan spesialisasi kerja, mereka dapat menghasilkan produk sebanyak 4 kodi per orang setiap harinya. Jika hal ini diterapkan pada UKM Maju bersama maka tidak menutup kemungkinan bahwa produktivitas tenaga kerja pada UKM ini dapat meningkat. Spesialisasi kerja ini juga dapat menjadi solusi bagi penghematan biaya overhead yang memberikan pengaruh negatif terhadap peningkatan laba dengan nilai koefisien yang cukup besar sekitar rupiah dengan nilai korelasi sekitar 10,3%. Namun demikian setiap peningkatan biaya overhead pabrik, tetap akan memberikan pengaruh negatif terhadap laba, jika UKM Maju Bersama menerapkan spesialisasi kerja maka salah satu komponen biaya overhead tetap yang yaitu air dan makan dapat dipangkas karena jam kerja yang berkurang dari 14 jam sehari menjadi 9 jam per hari.

31 59 Hasil analisis varians yang dilakukan menunjukkan bahwa pada UKM Maju bersama relatif tidak banyak terjadi varians yang merugikan UKM Maju Bersama, hal ini dikarenakan jenis produk yang diproduksi yaitu, Sepatu sandal memiliki kemudahan untuk diperhitungkan kebutuhan bahan baku produksinya dengan relatif tepat, serta pemilihan dan pembelian bahan baku yang dilakukan langsung oleh pemilik membuat varians yang mungkin terjadi semakin tipis karena dipilih dan dibeli jumlahnya secara tepat sesuai dengan perhitungan pemilik. Untuk varians tenaga kerja juga tidak terjadi karena upah tenaga kerja yang dibayarkan sesuai yang distandarkan yang mana standar tarif ini disesuaikan dengan model yang dikerjakan setiap kali produksinya. Untuk overhead pabrik sendiri juga tidak memiliki varians yang merugikan karena biaya overhead yang ditetapkan relatif melebihi dari yang aktual dikeluarkan. Jadi, dapat dikatakan bahwa harga standar yang ditetapkan oleh UKM Maju Bersama berfungsi dengan baik dalam usaha peningkatan dan pengendalian laba dengan menetapkan standar yang relatif tinggi untuk membackup kemungkinan fluktuasi harga yang terjadi sehingga UKM Maju bersama selalu siap dengan segala kemungkinan yang mungkin terjadi. Namun, akan lebih baik apabila UKM Maju bersama dapat menurunkan harga standar yang telah ditentukan disesuaikan dengan data yang terbaru, sehingga UKM Maju Bersama dapat menekan lagi pengeluaran aktualnya dan dapat memberikan peningkatan laba yang lebih signifikan.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang No 1. 2 3. Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) merupakan salah satu pelaku ekonomi yang memiliki peran, kedudukan dan potensi yang sangat penting dan strategis dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Laba merupakan tolok ukur paling sederhana untuk menentukan kesuksesan kinerja suatu usaha. Kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan topik penulisan dalam rangka penyusunan laporan dari suatu penelitian.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software SPSS versi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Pendapatan Bunga Tabel 4.1 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Perkembangan Pendapatan Bunga Tahun 2007 2011 (dalam jutaan) Tahun Pendapatan Bunga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pengolahan Data Pada bab ini akan dibahas mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang akan dilakukan. Data yang telah didapatkan akan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis pada bab ini dilakukan dari hasil kuisioner yang telah dikumpulkan. Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan yang memiliki hubungan kerja dalam pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jadwal penelitian dilaksanakan mulai Maret 2016

BAB III METODE PENELITIAN.  Jadwal penelitian dilaksanakan mulai Maret 2016 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kabupaten/kota provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011-2013. Penulis melakukan pengambilan data dari situs www.djpk.kemenkeu.go.id.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan auditan yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

Lebih terperinci

Hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa ketiga sampel atau variabel tersebut adalah distribusi normal.

Hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa ketiga sampel atau variabel tersebut adalah distribusi normal. NORMALITAS DATA One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Sampel dan Data Penelitian ini menggunakan 30 data, sampel yang diamati selama 15 tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun 2015. Data yang diambil

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik

BAB 4 PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik secara individual maupun secara bersama-sama terhadap likuiditas perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software Microsoft

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2014 dan mengambil data yang berasal dari situs resmi Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pada deskripsi variabel penelitian akan dijelaskan nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standard deviasi pada masing-masing variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Pemerintah Provinsi di Indonesia dan periode pengamatan untuk sampel yang di ambil adalah tahun 2011-2014.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis memperoleh data melalui laporan keuangan yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan, masing-masing. variabel yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian berdasarkan data-data yang diperoleh, sehingga akan didapat gambaran mengenai hubungan dan pengaruh rasio-rasio

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian merupakan cara peneliti yang digunakan dalam mendapatkan data untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian merupakan cara peneliti yang digunakan dalam mendapatkan data untuk III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian merupakan cara peneliti yang digunakan dalam mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2013:24) metode penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian adalah penelitian Causal (sebab-akibat), yaitu penelitian untuk menguji apakah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laba Bersih dan Arus Kas Operasi sebagai variabel independen (X) dan Dividen Kas sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada SETIA BARU Furniture Pada bab ini Penulis akan membahas tentang perhitungan Harga Pokok Produksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Tabel 4.1. Hasil Perolehan Data Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Tabel 4.1. Hasil Perolehan Data Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Analisa Perkembangan Derivatif Analisa perkembangan derivatif di Indonesia dengan mengunakan 49 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai

Lebih terperinci

Diana Nainggolan

Diana Nainggolan ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK, HARGA, KUALITAS PRODUK, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TEH DALAM KEMASAN SIAP MINUM MEREK TEH BOTOL SOSRO. (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data yang dilakukan dalam bab ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan analisis

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab 3 ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang meliputi populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, variabel operasional, metode analisis data serta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. pola asuh orang tua, motivasi belajar dan prestasi belajar IPS. 1. Pola asuh orang tua

BAB IV HASIL PENELITIAN. pola asuh orang tua, motivasi belajar dan prestasi belajar IPS. 1. Pola asuh orang tua BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai pola asuh orang tua,

Lebih terperinci

MATERI APLIKOM LANJUT UJI ASUMSI KLASIK

MATERI APLIKOM LANJUT UJI ASUMSI KLASIK MATERI APLIKOM LANJUT UJI ASUMSI KLASIK Pada minggu kemarin saudara sudah melakukan analisis regresi berganda. Sebelum melakukan analisis regresi maka sebaiknya dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berfungsi untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data kuatitatif yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data kuatitatif yang III. METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data kuatitatif yang bersifat sekunder yaitu data yang berasal dari pihak lain

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Jumlah responden yang diambil sebagai sampel penelitian adalah sebanyak 98 responden. Penelitian dilakukan pada pelanggan PT. Optima

Lebih terperinci

ANALISIS AKUNTANSI DIFFERENSIAL DALAM KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT PADA LIMA SAUDARA FURNITURE. Dwi Mulia Septiani

ANALISIS AKUNTANSI DIFFERENSIAL DALAM KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT PADA LIMA SAUDARA FURNITURE. Dwi Mulia Septiani ANALISIS AKUNTANSI DIFFERENSIAL DALAM KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT PADA LIMA SAUDARA FURNITURE Dwi Mulia Septiani 21209272 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai populasi dan proses pengumpulan data untuk kepentingan analisis data penelitian. Penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Uji Statistik Deskriptif Statistika deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut

Lebih terperinci

BAB I. REGRESI LINIER BERGANDA

BAB I. REGRESI LINIER BERGANDA BAB I. REGRESI LINIER BERGANDA Membuka program SPSS kemudian memilih tab sheet Variable View. Melakukan input variabel yang akan diteliti pada sheet Variable View. Input dilakukan dengan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Tujuan analisis penelitian ini adalah menjawab

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Pelayanan Jasa Pelabuhan Sunda Kelapa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Pelayanan Jasa Pelabuhan Sunda Kelapa BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Pelayanan Jasa Pelabuhan Sunda Kelapa 4.1.1. Pendapatan Pelabuhan Pendapatan yang diterima Pelabuhan Sunda Kelapa sejak tahun 2004 sampai tahun 2010 menunjukkan

Lebih terperinci

Ada 3 tiga variabel yang diteliti yaitu minat (X 1 ), dan motivasi. deskripsinya, ketiga variabel dapat dinyatakan secara kategorik.

Ada 3 tiga variabel yang diteliti yaitu minat (X 1 ), dan motivasi. deskripsinya, ketiga variabel dapat dinyatakan secara kategorik. digilib.uns.ac.id 41 A. Deskripsi Variabel Penelitian Ada 3 tiga variabel yang diteliti yaitu minat (X 1 ), dan motivasi menjadi bidan (X 2 ), serta prestasi belajar (Y). Ketiga variabel tersebut dinyatakan

Lebih terperinci

Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Pocari Sweat Pada Mahasiswa Universitas Gunadarma. Destri Andini,

Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Pocari Sweat Pada Mahasiswa Universitas Gunadarma. Destri Andini, Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Pocari Sweat Pada Mahasiswa Universitas Gunadarma Destri Andini, 11208460 LATAR BELAKANG Perkembangan usaha saat ini telah diwarnai dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kelompok rujukan terhadap

BAB VI PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kelompok rujukan terhadap BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kelompok rujukan terhadap keputusan pembelian laptop merk Toshiba. Populasi penelitian adalah mahasiswa FEKONSOS UIN Suska

Lebih terperinci

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: PENGARUH KUALITAS AUDITOR DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi empiris pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013) I.I PENDAHULUAN Fildza Aqmarina Imanda Saat ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam penelitian BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif berkenaan dengan pengumpulan data yang dapat digambarkan atau disimpulkan untuk mendapatkan gambaran mengenai data tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Pengolahan data dalam

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

Lebih terperinci

BAB lll METODE PENELITIAN

BAB lll METODE PENELITIAN BAB lll METODE PENELITIAN A. Objek/Subyek Penelitian Obyek yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pada Kabupaten/Kota D.I. Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah Kabupaten/Kota D.I. Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kudus. Dipilihnya Koperasi karyawan tersebut sebagai obyek penelitian karena

BAB III METODE PENELITIAN. Kudus. Dipilihnya Koperasi karyawan tersebut sebagai obyek penelitian karena BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Sebagaimana diketahui bahwa koperasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Koperasi karyawan PT. Nojorono Tobacco International Tbk di Kudus. Dipilihnya

Lebih terperinci

prosedur penelitian dengan menggunakan formulasi-formulasi yang telah

prosedur penelitian dengan menggunakan formulasi-formulasi yang telah 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis terhadap hipotesis yang telah diajukan. Analisis ini berupa hasil statistik yang merupakan hasil dari serangkaian prosedur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN. dikumpulkan, dan pembahasan dari hasil penelitian data tersebut. Bagian yang akan

BAB IV HASIL PENGUJIAN. dikumpulkan, dan pembahasan dari hasil penelitian data tersebut. Bagian yang akan BAB IV HASIL PENGUJIAN 4.1 Hasil Penelitian Dalam bab ini diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data yang berhasil dikumpulkan, dan pembahasan dari hasil penelitian data tersebut. Bagian yang akan dibicarakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website :

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website : BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek/Obyek Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisa Statistik Deskriptif Statistik deskriftif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti minimum, maksimum, mean, dan standar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 sampai Maret 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 sampai Maret 2014 43 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 sampai Maret 2014 dengan objek penelitian PT. Indosat Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek pada penilitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. B. Jenis Data Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif Data a. Profil Lembaga Keuangan Syariah ASRI Tulungagung Lembaga Keuangan Syariah Amanah Syariah Islam merupakan lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Responden dari penelitian ini adalah seluruh pengusaha konveksi di

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Responden dari penelitian ini adalah seluruh pengusaha konveksi di BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS DATA 1. Deskripsi Responden Penelitian Responden dari penelitian ini adalah seluruh pengusaha konveksi di Desa Tangkil Kulon Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian Dari data yang telah dikumpulkan, didapat hasil perhitungan sebagai berikut : 1) Beta saham Beta merupakan suatu pengukur volatilitas

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal komparatif yang merupakan penelitian dengan karakteristik masalah berupa

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun 2010 sampai tahun

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA HOME INDUSTRY BLACK DIAMOND. Anisa Maulina Universitas Gunadarma

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA HOME INDUSTRY BLACK DIAMOND. Anisa Maulina Universitas Gunadarma ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA HOME INDUSTRY BLACK DIAMOND Anisa Maulina 20210875 Universitas Gunadarma Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Perkembangan ekonomi dunia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. independen dari listrik adalah satuan kilowatt (kwh), untuk minyak adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. independen dari listrik adalah satuan kilowatt (kwh), untuk minyak adalah 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengolahan Data Data yang diambil untuk varibel dependen adalah produk domestic bruto di Jakarta period 1995 2005 dalam satuan rupiah. Sedangkan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa penjualan, piutang usaha, dan arus kas operasional pada laporan

Lebih terperinci

IV HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Untuk perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen item masing-masing

IV HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Untuk perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen item masing-masing 41 IV HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Validitas dan Reliabilitas. Untuk perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen item masing-masing variabel pada penelitan yang dilakukan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Sampel 1. Gambaran Umum Sampel Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang kegiatan utamanya adalah memproduksi atau membuat bahan baku menjadi barang

Lebih terperinci

BAB 1V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 1V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deksriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean). Standar deviasi, maksimum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi Analisis bivariate

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi Analisis bivariate digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada ibu yang mempunyai bayi umur 6 12 bulan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei 2013 di desa Krebet. Analisis data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejenis akan semakin meningkat. Hal tersebut mengakibatkan pasar untuk industri

BAB I PENDAHULUAN. sejenis akan semakin meningkat. Hal tersebut mengakibatkan pasar untuk industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maraknya kegiatan usaha dalam kaitannya dengan pasar, mengakibatkan persaingan diantara para produsen terutama produsen yang membuat barang yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah terletak di antara B.T B.T dan 6 30 L.S --

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah terletak di antara B.T B.T dan 6 30 L.S -- BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Tengah 1. Letak dan Luas Wilayah Jawa Tengah terletak di antara 108 30 B.T -- 111 30 B.T dan 6 30 L.S -- 8 30 L.S. Propinsi ini terletak di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

Lebih terperinci

PENULISAN ILMIAH / KERJA PRAKTEK PENGARUH SISTEM KOMPENSASI, LINGKUNGAN KERJA DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. INDO KORDSA, TBK.

PENULISAN ILMIAH / KERJA PRAKTEK PENGARUH SISTEM KOMPENSASI, LINGKUNGAN KERJA DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. INDO KORDSA, TBK. PENULISAN ILMIAH / KERJA PRAKTEK PENGARUH SISTEM KOMPENSASI, LINGKUNGAN KERJA DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. INDO KORDSA, TBK. NAMA : DIMAS FARIZ RAMADHAN NPM : 1C214766 JURUSAN :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskripsi Data 1. Analisis Dana Pihak Ketiga Bank BCA Syariah Dana Pihak Ketiga adalah komponen dana yang paling penting, besarnya keuntungan (profit) yang akan dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN 3.1 Pengujian Instrumen Data Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu terhadap instrumen yang akan digunakan. Ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Sampel Sampel dalam penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama tahun 2011-2014. Distribusi sampel adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Singkat CV. Tahu Merek W Jombang Pabrik tahu merek W Jombang adalah milik bapak Sulabi, pabrik ini pada awalnya hanya digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 60 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Untuk menguji validitas dan realiabilitas instrumen, penulis menggunakan analisis dengan SPSS. Berikut hasil pengujian validitas.

Lebih terperinci

Bab 1. PENDAHULUAN

Bab 1.  PENDAHULUAN Bab 1 http://www.gunadarma.ac.id/ PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi biaya yang tepat dan akurat dapat membantu perusahaan untuk menentukan harga jual yang sesuai dengan mutu produk tersebut.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. produk dapat menentukan permintaan produk tersebut di pasaran. Semakin baik

BAB III METODE PENELITIAN. produk dapat menentukan permintaan produk tersebut di pasaran. Semakin baik 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pikiran Kualitas produk merupakan hal yang perlu diperhatikan karena kualitas produk dapat menentukan permintaan produk tersebut di pasaran. Semakin baik kualitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisa Penelitian ini menggunakan data skunder berupa laporan keuangan audit yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Di negara Indonesia banyak berkembang usaha-usaha dalam industri mebel, dengan memanfaatkan bahan baku kayu hingga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskripsif Data yang digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini adalah data informasi keuangan berupa laporan audit dan laporan keuangan perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, Dikatakan metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi dan BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Sampel Penelitian Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini bersifat studi kasus dengan cara mengumpulkan, mempelajari, menganalisis dan mengintegrasi variabel-variabel dari hasil publikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak mengalami delisting selama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif pada penelitian ini akan menggambarkan data penelitian tentang FDR, ROE,dan NOM. Sampel penelitian sebanyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh struktur modal dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer Goods yang terdaftar

Lebih terperinci

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT VIII PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT 8.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Produktivitas rata-rata gabah padi sehat petani responden sebesar 6,2 ton/ha. Produktivitas rata-rata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Asumsi Klasik Pengujian hipotesis pada penelitian ini diguakan model regresi linear berganda. Sebelum model regresi linear berganda ini di gunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data data penelitian seperti jumlah data yang diolah, nilai minimum,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Perumnas Simalingkar Medan, Telp/Fax (061)

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Perumnas Simalingkar Medan, Telp/Fax (061) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi, Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang gunakan dalam penelitian ini menggunakan desain asosiatif kausal, yaitu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci