DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 5 DAFTAR GAMBAR... 6 DAFTAR SINGKATAN... 7 BAB I PENDAHULUAN... 9 BAB II KEGIATAN INTERNAL...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 5 DAFTAR GAMBAR... 6 DAFTAR SINGKATAN... 7 BAB I PENDAHULUAN... 9 BAB II KEGIATAN INTERNAL..."

Transkripsi

1 1

2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 5 DAFTAR GAMBAR... 6 DAFTAR SINGKATAN... 7 BAB I PENDAHULUAN... 9 BAB II KEGIATAN INTERNAL Kegiatan Utama Subdit Tata Ruang Koordinasi Perencanaan Kajian Penyusunan Profil Tata Ruang Daerah Anugerah Pangripta Nusantara Selaku Anggota Pokja I, II, III, dan IV BKPRN Kegiatan Utama Subdit Pertanahan Sosialisasi PJMN Bidang Pertanahan Kerjasama Adat Ulayat (Dit. OTDA dan KKDT) Pembentukan Sekretariat Reforma Agraria BPN Koordinasi Nomenklatur Kementrian Agraria dan Tata Ruang Koordinasi Pelaksanaan Kajian Bank Tanah Kegiatan Utama Subdit Informasi dan Sosialisasi Kajian Materi Teknis (Pengarusutamaan PRB) Pengelolaan Media Informasi dan Sosialisasi TRP e-performance (Kinerja) Direktorat dan Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah Buletin TRP Edisi I Tahun Konferensi International Conference Planning in The Era of Uncertainty Kegiatan Utama Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional Evaluasi Rencana Kerja 2014 dan Penyusunan Rencana Kegiatan 2015 Dit. TRP Formulasi Kelembagaan PPNS Penyusunan Laporan Kegiatan BKPRN Tahun Survei Penjajakan Ekspektasi Peran BKPRN Kegiatan Utama Sekretariat Reforma Agraria Nasional (RAN) Penyusunan Laporan Akhir Kegiatan Koordinasi Strategis Reforma Agraria Workshop Kegiatan Koordinasi Strategis Reforma Agraria TA

3 2.6 Review Anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan BAB III KEGIATAN EKSTERNAL Pembahasan Persiapan Trilateral Meeting APBN-P 2015 Kementerian ATR Pembahasan Perubahan Perpres No. 71 Tahun Perbaikan Prosedur Penyusunan Peraturan Menteri Rapat Konsolidasi Pengembangan Sistem Informasi Penataan Ruang Kawasan Perbatasan (Siprutas) Rapat Direktur Kedeputian 7 Anugerah Pangripta, Pameran, dan Musrenbangnas Penyusunan Grand Design Pembangunan Kota Baru Publik di Indonesia Pembahasan Adminsitrasi Kegiatan dan Sosialisasi Inpres 1/2015 tentang Gratifikasi Rapat Koordinasi Pelaksanaan Review Pedoman Penysuunan RDTR di Kawasan Perbatasan Persiapan Penyusunan Kerangka Regulasi dalam RKP 2015 dan Sinkronisasinya dengan Renstra Kementerian/Lembaga Diskusi Model Think Tank Sosialisasi dan Tata Cara Revisi Anggaran 2015 sesuai PMK No. 257 Tahun Rapat Pembahasan Pedoman penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Sinkronisasi Hasil Masukan Tim terhadap Laporan Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional Rapat Penentuan Lokasi Pendayagunaan Tanah Wakaf untuk Perumahan Rakyat nd Seminar on TOD (Transit Oriented Development) dan Urban Transportation Lokakarya Perlindungan Lingkungan dan KLHS dalam Proses Peninjauan Kembali RTRWN Pembahasan Draf Master Plan Pengurangan Risiko Bencana Banjir Pembahasan Nomenklatur Indikator Program Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN Kajian Kelembagaan PPNS Pembahasan Pelaksanaan Affirmative Action Papua dan Papua Barat Pembahasan Indikator RAN-API Pemetaan Indikator RPJMN Kedalam Nawacita Evidence Investment Strategy (EIS)/Strategi Investasi Berbasis Bukti Penyepakatan Nomenklatur Indikator Program Kementerian ATR Rapat Pembahasan Overlay Peta RTRW Provinsi dengan Buku III RPJMN Rapat Pembahasan Overlay Peta RTRW Provinsi dengan Buku III RPJMN Presentasi Substansi Penting UU Perkotaan (Sumbangan Pemikiran) FGD Penyusunan NSPK Bidang Penataan Ruang Kawasan Perbatasan

4 3.29 Rakortek Pokja IGT 2015 Tahap Pertama BAB IV RENCANA KEGIATAN BAB V PENUTUP

5 DAFTAR TABEL Tabel 1. Statistik Situs TRP (trp.or.id) Tabel 2. Statistik Portal tataruangpertanahan.com Tabel 3. Rencana Kegiatan Subdit Tata Ruang Tabel 4. Rencana Kegiatan Subdit Pertanahan Tabel 5. Rencana Subdit Informasi dan Sosialisasi Tabel 6. Rencana Kegiatan Sekretariat BKPRN Tabel 7. Rencana Kegiatan Sekretariat RAN

6 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Rencana dan Realisasi Anggaran TRP

7 DAFTAR SINGKATAN ADB AMDAL APBN APBN-P APP ATR BAPPEDA BAPPENAS BIG BIROREN BKPRD BKPRN BP BPN BNPB BPBD BPHN BPK BPKP BPS BTOR BUMN DIRJEN DISTANBEN DIT DITJEN DPRD ESDM FGD FPRLH GGN GUP IKK IKU INPRES INFOSOS JICA KAK KANWIL KEMDAGRI KEMENKO KEMHUT KEMEN PU KKDT KKP : Asian Development Bank : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan : Alokasi Pendanaan Pembangunan : Agraria dan Tata Ruang : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah : Badan Perencanaan Pemangunan Nasional : Badan Informasi Geospasial : Biro Perencanaan : Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah : Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional : Badan Pengembangan : BadanPertanahanNasional : Badan Nasional Penanggulangan Bencana : Badan Penanggulangan Bencana Daerah : Badan Pembinaan Hukum Nasional : Badan Pemeriksa Keuangan : Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan : Badan Pusat Statistik : Back to Office Report : Badan Usaha Milik Negara : Direktur Jenderal : Dinas Tanggap Bencana : Direktorat : Direktorat Jenderal : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah : Energi dan Sumber Daya Mineral : Focus Group Discussion : Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup : Global Geoparks Network : Ganti Uang Persediaan : Indikator Kinerja Kegiatan : Indikator Kinerja Utama : Instruksi Presiden : Informasi dan Sosialisasi : Japan International Cooperation Agency : Kerangka Acuan Kerja : Kantor Wilayah : Kementerian Dalam Negeri : Kementerian Koordinator : Kementerian Kehutanan : Kementerian Pekerjaan Umum : Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal : Kementerian Kelautan dan Perikanan 7

8 KLH : Kementerian Lingkungan Hidup KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis KSN : Kawasan Strategis Nasional KSPPN : Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkotaan Nasional K/L : Kementerian/Lembaga LAKIP : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAPAN : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LH : Lingkungan Hidup LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LP2B : Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan LS : Lungsum Salary MUSRENBANG : Musyawarah Perencanaan Pembangunan OTDA : Otonomi Daerah PEMDA : Pemerintah Daerah PERDA : Peraturan Daerah PERPRES : Peraturan Presiden POKJA : Kelompok Kerja PP : Peraturan Pemerintah PPK : Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi PPN : Perencanaan Pembangunan Nasional PRB : Pengurangan Risiko Bencana PU : Pekerjaan Umum PUSDATIN : Pusat Data dan Informasi RAN : Reforma Agraria Nasional RAD : Reforma Agraria Daerah RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RKA : Rencana Kerja Anggaran RKP : Rencana Kerja Pemerintah RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RTR : Rencana Tata Ruang RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah RTRWN : Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional RTRWP : Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi SDA : Sumber Daya Alam SDM : Sumber Daya Manusia SK : Surat Keputusan TOR : Term of Reference TRP : Tata Ruang dan Pertanahan 8

9 BAB I PENDAHULUAN Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan memiliki 2 (dua) jenis kegiatan, yang dibagi menjadi: 1) kegiatan internal; dan 2) kegiatan eksternal. Kegiatan internal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan sesuai dengan rencana kegiatan direktorat yang telah disusun pada awal tahun Khusus untuk kegiatan internal, kegiatan ini dijelaskan ke dalam bentuk kegiatan utama dan sub-kegiatan. Sedangkan kegiatan eksternal adalah kegiatan yang mengundang Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak luar. Umumnya, kegiatan ini bersifat koordinasi lintas sektor. Pada laporan ini dijelaskan secara rinci pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan selama Bulan Februari 2015 oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan. Laporan ini merupakan tanggung jawab pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam mengelola perencanaan pembangunan Bidang Tata Ruang dan Pertanahan, yang dijabarkan ke dalam kegiatan Sub-Direktorat Tata Ruang, Sub-Direktorat Pertanahan, Sub-Direktorat Informasi dan Sosialisasi, Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN), dan Sekretariat Reforma Agraria Nasional (RAN). 9

10 BAB II KEGIATAN INTERNAL Untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat pencapaian kinerja atas kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan secara rutin melaksanakan evaluasi kinerja seluruh bagian melalui mekanisme rapat rutin internal yang diselenggarakan setiap minggu dan setiap bulan. Evaluasi kinerja dilakukan dengan maksud untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana kerja dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan rencana pembangunan dimasa mendatang. Fokus utama evaluasi diarahkan kepada keluaran (output) dari pelaksanaan rencana kerja. Berikut rangkuman laporan pelaksanaan kegiatan internal baik kegiatan utama maupun kegiatan pendukung. 2.1 Kegiatan Utama Subdit Tata Ruang Koordinasi Perencanaan 2015 Pada bulan Februari 2015, telah dilakukan 2 (dua) kegiatan, antara lain: (1) Pertemuan dengan ex-direktorat Bidang Program dan Kemitraan DJPR (terkait perencanaan dan program termasuk dekon). Untuk selanjutnya, akan dilaksanakan pertemuan dengan Direktorat Bina Program dan Kemitraan DJPR setelah struktur Kementerian ATR selesai, hingga minimal telah terbentuknya struktur Eselon II; (2) Koordinasi Prioritas Nasional Pembangunan Perkotaan. Direktorat Tata Ruang telah hadir dan memberikan masukan dalam rapat. Hasil evaluasi dari rapat koordinasi ini adalah jumlah KSN yang sudah disetujui oleh Kementerian ATR (DJPR-PU) untuk diakomodasi dalam Revisi RTRWN sebanyak 2 (dua) KSN, bukan 5 (lima) seperti yang tercantum di dalam presentasi. 3 (tiga) lokasi yang lain adalah kota metropolitan, Penyediaan peta rencana rinci oleh Kementerian Dalam Negeri perlu diklarifikasi rencana lokasi dan kualitas peta yang akan disusun. Kualitas perlu diverifikasi oleh BIG dan lokasi perlu dikoordinasikan dengan BIG dan Kementerian ATR. Selanjutnya, akan diadakan koordinasi lanjutan pada tanggal 2 Maret 2015 setelah seluruh matriks RKA/KL dianalisis oleh Direktorat Perkotdes Kajian 2016 Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam Kajian 2016, yaitu: (1) Penyelearasan Rencana Pembangunan Nasional dan Daerah Bidang Tata Ruang. Hingga Bulan Februari 2015, target tersusunnya TOR kegiatan masih belum selesai karena belum adanya penjelasan dari Dit. PW selaku koordinator kegiatan. Untuk menindaklanjuti akan dilaksanakan kembali setelah ada arahan dari Direktorat Pengembangan Wilayah; (2) Sinkronisasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan. Dalam kegiatan tersebut, ditargetkan dapat memilih Tenaga Ahli untuk Kajian 2015 dan dapat melakukan rapat koordinasi dengan Bangda Kemendagri. Adapun kendala dalam kegiatan ini adalah belum terpilihnya Tenaga Ahli yang akan melakukan koordinasi dengan Bangda Kemendagri. 10

11 2.1.3 Penyusunan Profil Tata Ruang Daerah Telah dilakukan pengiriman kuesioner ke daerah, sampai Bulan Februari 2015 telah ada beberapa draft profil provinsi yang tersusun, diantaranya: Kalimantan Barat, Jawa Timur, Jambi, Gorontalo, dan Jawa Tengah. Data dari daerah belum sepenuhnya terkumpul, maka perlu dilakukan penugasan khusus untuk Penyusunan Buku Profil Tata Ruang Daerah Anugerah Pangripta Nusantara 2015 Telah dilakukan Kick-off Meeting Tim Penilai Teknis APN 2015, hasil dari Kick-off tersebut adalah telah terselenggaranya rapat dengan TPT dan telah disusunnya masukan dari TIM penilai Teknis untuk pelaksanaan APN Adapun beberapa kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini, yaitu: (i) dibutuhkan perbaikan parameter indikator enilaian RKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota; (ii) pembaruan tata cara penilaian RKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota; (iii) masukan untuk memberikan reward and punishment kepada daerah yang menang dan kalah dalam APN. Sesuai kesepakatan, TPT akan memberikan masukan 3 (tiga) hal tersebut di atas dan beberapa hal lainnya melaui . Untuk penetapan tata cara penilaian akan dilakukan rapat lanjutan untuk pembahasana Tata Cara Penialain RKPD Provinsi dan kabupaten/kota Selaku Anggota Pokja I, II, III, dan IV BKPRN Selaku anggota Pokja I BKPRN, Subdit Tata Ruang melakukan beberapa kegiatan, diantaranya: (i) Lokakarya Perlindungan Lingkungan dan KLHS dalam Proses Peninjauan Kembali RTRWN. Dalam keiatan tersebut, Subdit Tata Ruang telah hadir dan memberikan masukan dalam rapat, serta akan melakukan penyiapan rekomendasi hasil hasil review RTRWN; (ii) Rapat Koordinasi Rambu-Rambu Penyusunan Permen. Subdit TR telah hadir dalam sosilaisasi lintas K/L dan memperlajari langkah analisis regulasi yang telah disusun oleh Dit. APP. Adapun kendala dari kegiatan ini salah satunya adalah Kemen Hukum dan HAM tidak melakukan pembahaasan sampai dengan materi yang dicakupi di dalam berbagai Peraturan Menteri, melainkan hanya mengatur mekanisme pengesahan dan dokumentasi. Selaku anggota Pokja II BKPRN, Subdit Tata Ruang telah hadir dan memeberikan masukan dalam Rapat Evaluasi RTRW Kabupaten Kupang, Provinsi NTT (Pembahasan Impilkasi UU 23/2014 Pasal 245 tentang Evaluasi Rancangan Perda). Keputusan sementara, mekanisme Evaluasi Rancangan Perda RTR di tingkat pusat dilakukan sampai tingkatan Perda RTRW Kab/Kota. Direktorat Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup, Kemendagri akan mengkonsultasikan implikasi UU 23/2014 kepada Biro Hukum Kemendagri terutama Pasal 245 dan 324. Selaku anggota Pokja III BKPRN, Subdit Tata Ruang telah melakukan beberapa kegiatan, yaitu: (i) Konsolidasi Pengembangan Sistem Informasi Penataan Ruang Kawasan Perbatasan (Siprutas). Dalam kegiatan Subdit TR telah menyusun bahan masukan untuk rapat dan telah memberikan masukan dalam rapat. Namun, hingga saat ini belum adanya SOP untuk implementasi SIMTas. Selanjutnya akan dilakukan pembahasan menganai SIMTas dengan BIG; (ii) Rapat Koordinasi Pelaksanaan Review Pedoman Penysuunann RDTR di Kawasan Perbatasan. Perlu dilakukan pembahasan lebih lanjut dengan mengundang penyusun UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah serta K/L. Dibutuhkan penyusunan NSPK untuk Pedoman Penyusunan RDTR di kawasan perbatasan dengan merujuk kepada Permen PU No. 20 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi serta kriteria/kondisi 11

12 yang dimiliki kawasan perbatasan (termasuk di dalamnya pembagian kewenangan pusat dan daerah). Selanjutnya akan dilakukan penelaahan Roadmap Penyediaan Kebutuhan Peta Skala Rinci untuk Penyusunan RRTR periode untuk mengetahui data kawasan perbatasan apa yang sudah/belum masuk dalam list kebutuhan peta untuk kemudian dimutakhirkan dan diprioritaskan penyusunan petanya; (iii) Diskusi Rencana dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM). Landasan hukum penyusunan RPI2JM dapat diperkuat melalui Permen yang akan disusun di Tahun 2015 oleh Dit.PW mengenai tata cara dan pedoman sinkronisasi dokumen perencanaan pembangunan antar kementerian dan lembaga di pusat dan antar pemerintah pusat dan pemerintah daerah. K/L yang menangani infrastruktur diharapkan dapat membuat format RPI2JM. Selanjutnya, akan dilakukan penyusunan masukan tertulis terkait konsep RPI2JM dari Dit. TRP; (iv) Koordinasi Hasil Kajian SCDRR dengan Binda II DJPR Kementerioan PU. Dalam pertemuan dengan Binda II DJPR Kementerian PU, telah disusun beberapa alternatif kegiatan lanjutan. Alternatif kegiatan yang dapat dipilih sebagai kelanjutan kegiatan penyusunan matek revisi pedoman penyusunan RTR berdasarkan perspektif pengurangan resiko, Melakukan pilot project untuk implementasi matek UNDP- Bappenas di RTR KSN, Melakukan GAP analisis antara matek UNDP-Bappenas dengan matek DJPR PU, dan Melakukan pilot project implementasi matek UNDP-Bappenas dan matek DJPR PU. Selanjutnya, UNDP akan melakukan pembahasan internal untuk menilai opsi (dari kesimpulan) mana yang paling feasible untuk dipilih dan dilaksanakan mengingat jangka waktu dan pendanaan yang terbatas hanya sampai dengan Bulan Juli Selaku anggota Poka IV BKPRN, Subdit Tata Ruang telah menyusun bahan paparan untuk Deputi Regional dan turut serta menghadiri Rakortek Pokja Pemetaan Tata Ruang. Hasil evaluasi dari Rakortek tersebut adalah K/L akan mengumpulakn peta tematik yang telah disusun kepada BIG dalam rangka pemutakhiran peta tematik, dan pelaksanaan rencana aksi yang telah disusun akan dikoordinasikan oleh BIG. Bappenas sebaiknya melakukan pendampingan di dalam pelaksanaan rencana aksi Pokja IGT Pemetaan Tata Ruang Tahun Kegiatan Utama Subdit Pertanahan Sosialisasi PJMN Bidang Pertanahan Pada Bulan Februari 2015, Subdit Pertanahan telah mengikuti pengarahan terkait strategi komunikasi dalam upaya sosialisasi RPJMN Bidang Pertanahan dan diskusi internal terkait metode presentasi RPJMN Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan dapat diketahuinya teknik sosialisasi dan presentasi yang baik dan dapat dimengerti serta diterima berbagai pihak, serta didapatnya masukan terkait teknik presentasi dalam rangka sosialisasi RPJMN Kerjasama Adat Ulayat (Dit. OTDA dan KKDT) Telah dilakukan finalisasi terhadap TOR dan RAB Sosialisasi Adat Ulayat Papua, selanjutnya akan diselenggarakan Rapat Koordinasi mekanisme pelaksanaan hibah dan pelaksanaan kegiatan dengan Dit. OTDA Pembentukan Sekretariat Reforma Agraria BPN Dalam proses pembentukan Sekretariat RAN, ditargetkan dapat disepakatinya pembentukan sekretariat RAN di BPN untk melaksanakan kegiatan teknis mendukung RPJMN

13 Sampai Bulan Februari, telah disepakatinya pembagian kerja antara Sekertariat RAN BPN dan Bappenas, telah disepakatinya lingkup kerja Sek. RAN BPN, dan telah dilakukan koordinasi terkait penyusunan TOR, RAB serta SK dan TOR Individual RAN BPN. Selanjutnya perlu ditindaklanjuti dalam penyesuaian Rencana Kerja Sekr. RAN BPN dengan Sekr. RAN Bappenas TA Koordinasi Nomenklatur Kementrian Agraria dan Tata Ruang Penyepakatan nomenklatur kegiatan ini masih perlu menyesuaikan dengan struktur baru Kementerian ATR. Dalam rangka penyepakatan nomenklatur, telah dilakukan rapat koordinasi sebanyak 4 (empat) kali bersama dengan ATR dan Keuangan. Dalam rapat koordinasi yang telah diselanggarakan, BPN tidak mengikuti saran yang diusulkan Bappenas dan Keuangan untuk menggunakan struktur Eselon II Bayangan (Satker Bayangan) dalam penetapan program, sehingga koordinasi berjalan cukup sulit. Selanjutnya akan dilaksanakan revisi penyesuaian struktur dengan indikator kegiatan melalui trilateral meeting antara keuangan, Bappenas, dan ATR setelah struktur Eselon. II ATR disetujui oleh Menpan Koordinasi Pelaksanaan Kajian Bank Tanah Dalam kegiatan ini telah dilakukan koordinasi dengan direktorat KPS terkait hibah ADB, namun terdapat kamungkinan hibah tersebut dialihkan, bukan untuk Studi Bank Tanah. Perlu dilakukan koordinasi lanjutan bersama dengan Direktorat PKPS dan Dit. Perkim terkait pelaksanaan hibah. 2.3 Kegiatan Utama Subdit Informasi dan Sosialisasi Kajian Materi Teknis (Pengarusutamaan PRB) Hingga Bulan November 2014, dummy laporan akhir telah dikoreksi. Laporan tersebut sedang dalam proses pencetakan, direncanakan akan dicetak sejumlah 150 eksemplar. Lamanya proses perbaikan dan pencetakan oleh pihak UNDP menjadi kendala dalam proses penyusunan laporan akhir. Akan dilakukan follow up kepada pihak UNDP dan ditargetkan akan selesai Minggu ke-2 Desember Pengelolaan Media Informasi dan Sosialisasi TRP Dit TRP memiliki 4 (empat) media informasi dan sosialisasi elektronik, yaitu: 1) Portal TRP (tataruangpertanahan.com); 2) Situs internet TRP (trp.or.id); 3) Milis TRP, dan 4) FB TRP. Kegiatan rutin dalam pengelolaan media ini adalah penambahan konten, perbaikan sistem, penambahan menu, dan evaluasi. Berikut data statistik perkembangan jumlah kunjungan Situs TRP: Tabel 1. Statistik Situs TRP (trp.or.id) Month Unique visitors Number of visits Pages Jan Feb

14 Tabel 2. Statistik Portal tataruangpertanahan.com Month Unique visitors Number of visits Pages Jan Feb Berdasarkan data statistik diatas, sepanjang Bulan Januari-Februari 2015, jumlah pengunjung Situs TRP mengalami kenaikan, seperti dapat dilihat pada Tabel 1. Sedangkan, untuk jumlah pengunjung Portal Tata Ruang dan Pertanahan mengalami penurunan dari pengunjung, menjadi pengunjung, seperti dapat dilihat pada Tabel e-performance (Kinerja) Direktorat dan Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah. Hingga Bulan Desember 2014, Subdit Infosos telah menyusun dan melaksanakan instrumen evaluasi implementasi e-bkprn oleh sekretariat BKPRN, Bappenas, Kemenko, Kemen PU, dan Kemdagri. Instrumen evaluasi e-bkprn disusun oleh Sekretariat BKPRN. Untuk pelaporan hasil realisasi kinerja Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah Triwulan III, telah dilaksanakan 1 (satu) kali rapat koordinasi, tapi hingga saat ini belum seluruh direktorat melengkapi datanya sehingga kinerja Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah belum dapat diukur dan dilaporkan. Menindaklanjuti hal tersebut, Subdit Infosos akan menyelenggarakan pertemuan bersama direktorat di lingkungan Kedeputian Bidang Regional dan Otda untuk mendorong agar realisasi kinerja Triwulanan III dan IV segara dilaporkan, sekaligus mengoordinasikan Penyusunan Laporan Kinerja Buletin TRP Edisi I Tahun 2015 Bahan yang telah terkumpul, pada Bulan Desember 2014 telah dimasukan semua ke dalam layout dan sedang dalam proses review, kecuali untuk 2 (dua) materi dengan narasumber BPN dan Direktur LH, materinya belum terkumpul. Adapun kendala dari kegiatan ini adalah dari pihak eksternal, yaitu adanya kesibukan narasumber sehingga pengumpulan materi terus mundur. Untuk mencapai target pengumpulan materi, akan dilakukan follow up surat dan jadwal wawancara kepada narasumber Konferensi International Conference Planning in The Era of Uncertainty 2015 Konferenci ICPEU 2015 adalah konferensi dengan beberapa tema, salah satunya adalah Regional Planning. Dalam konferensi yang akan diselenggarakan di Malang pada tanggal 3-4 Maret 2015, Direktorat TRP akan mensosialisaikan kajian tata ruang nasional tahun Pada bulan Desember 2014, Dit TRP telah menyusun dan mengirimkan abstrak makalah kepada panitia penyelenggara ICPEU, dan telah mengisi form registrasi. Untuk full paper sedang dalam penyusunan dan akan segera dikirim. 14

15 2.4 Kegiatan Utama Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional Evaluasi Rencana Kerja 2014 dan Penyusunan Rencana Kegiatan 2015 Dit. TRP Dalam proses finalisasi laporan evaluasi BKPRN 2014 dan rencana kerja 2015, telah tersusun draft final laporan evaluasi 2014 dan telah tersusunnya draft final laporan rencana kerja Selanjutnya akan dilakukan pencetakan laporan Evaluasi Kegiatan tahunan dan Rencana Kerja pada minggu ke-1 Bulan Maret Formulasi Kelembagaan PPNS Pembahasan hasil kajian kelembagaan PPNS telah dipaparkan hasil kajian dari Kementerian PU pada Forum BKPRN pada minggu ke-2 Bulan Februari Untuk pembahasan kelembagaan PPNS dengan Kementerian PAN-RB, Kementerian Hukum dan HAM, dan Kepolisian RI perlu ditindaklanjuti oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang Penyusunan Laporan Kegiatan BKPRN Tahun Dalam proses pencetakan dan penyampaian draft laporan kepada Menteri PPN/Bappenas (melaui surat Deputi tanggal 16 Februari 2015) masih terkendala karena penyampaian draf laporan tersebut masih ada di Sesmen. BKPRN akan melakukan pemantauan pengiriman laporan hingga ke Manteri PPN Survei Penjajakan Ekspektasi Peran BKPRN Telah telaksananya FGD daerah di DIY pada minggu ke-3 Bulan Februari 2015, namun pertemuan ini tidak dihadiri oleh Bangda. Selanjutnya akan dilakukan pembahasan terkait kelembagaan BKPRN dalam Rakor Eselon II pada minggu ke-2 Bulan Maret 2015 untuk dapat terperolehnya gambaran ekspektasi fungsi kelembagaan BKPRN mendatang dalam perseptif Pemda. 2.5 Kegiatan Utama Sekretariat Reforma Agraria Nasional (RAN) Penyusunan Laporan Akhir Kegiatan Koordinasi Strategis Reforma Agraria Pada Bulan Februari 2015 telah dilakukan finalisasi laporan tersebut. Akomodasi masukan dan revisi telah diakomodir dan laporan akhir tersebut akan disampaikan kepada Deputi untuk selanjutnya disampaikan kepada Menteri PPN/Bappenas Workshop Kegiatan Koordinasi Strategis Reforma Agraria TA Hingga Bulan Februari 2015 telah terlaksananya workshop kegiatan RAN TA dan teridentifikasinya masukan dan saran dalam pelaksanaan koordinasi. Selanjutnya akan dilakukan pengiriman notulensi bahan rapat. 2.6 Review Anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Pada Bulan Februari 2015, beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan antara lain adalah: (a) Penelaahan Renstra K/L mitra TRP yaitu Kementerian Agraria dan Tata Ruang agar selaras dengan RPJMN , (b) Koordinasi Revisi APBN-P pada RKP 2015 Bidang Tata Ruang dan Pertanahan, (c) Pembahasan Struktur Kelembagaan 15

16 BKPRN yang diinisiasi oleh Sekretariat BKPRN di Provinsi DIY dan (d) Kegiatan rutin update media informasi dan media sosialisasi TRP. Realisasi penyerapan anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan hingga akhir Bulan Februari 2015 adalah 2,25 persen (%) atau sebesar Rp ,-. Rincian realisasi angka tersebut adalah dari pelaksanaan kegiatan: (i) Perencanaan sebesar 4,25%, (ii) Pemantauan dan Evaluasi sebesar 2,68%, (iii) Kajian sebesar 1,03%, (iv) Koordinasi Strategis BKPRN sebesar 2,82%, (v) Koordinasi Strategis RAN sebesar 0,78%, (vi) Knowledge Management (KM) sebesar 1,27%, dan (vii) Penelaahan Renstra K/L sebesar 15,96%. Realisasi ini dilakukan melalui TUP, UP, dan LS antara lain untuk Belanja Bahan untuk rapat-rapat terutama terkait Penelaahan Renstra K/L mitra TRP, Koordinasi Sekretariat BKPRN, Sekretariat RAN; Honorarium Bulanan, Belanja Jasa Konsultan dan Belanja Jasa Lainnya untuk Bulan Februari Berikut merupakan diagram rencana dan realisasi penyerapan anggaran Direktorat TRP sampai dengan akhir Bulan Februari 2015: % Rencana 40 % Realisasi ,25 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des Gambar 1. Rencana dan Realisasi Anggaran TRP 16

17 BAB III KEGIATAN EKSTERNAL Pada bab ini dijelaskan ulasan singkat mengenai partisipasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak eksternal direktorat, baik oleh unit kerja/unit organisasi di lingkungan Kementerian PPN/Bappenas maupun kementerian/lembaga lain, pada Bulan Februari Kegiatan ini dihadiri secara langsung oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan atau didisposisikan ke Kepala Sub Direktorat maupun Staf. 3.1 Pembahasan Persiapan Trilateral Meeting APBN-P 2015 Kementerian ATR Pada tanggal 2 Fabruari 2015 telah diselenggarakan Rapat Pembahasan Persiapan Trilateral Meeting APBN-P 2015 Kementerian ATR di Ruang Rapat SS 1-2, Bappenas. Rapat diselenggarakan sebagai persiapan pembahasan APBN-P 2015 Kementerian ATR/BPN. Berikut beberapa hal penting yang dibahas dalam rapat tersebut: a. Sudah diterbitkan Perpres No. 17/2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang, dengan struktur Kementerian ATR terdiri dari 7 (tujuh) Eselon I. Dari jumlah tersebut terdapat Eselon I yang merupakan gabungan muatan substansi tata ruang dan pertanahan. b. Terkait dengan tata ruang beberapa hal yang menjadi prioritas adalah penyediaan peta skala besar (1:5000), pengembangan sistem informasi tata ruang, dan penyusunan peraturan zonasi. Kemudian terdapat kegiatan quick wins yaitu penyediaan PPNS dan penyusunan pedoman perlindungan PPNS. c. Total pagu anggaran Kementerian ATR tahun 2015 adalah sebesar Rp. 5,6 T terdiri dari Rp. 4,5 T dari BPN dan Rp. 1,1 T dari Ditjen Penataan Ruang, Kemen PU. d. Proses APBN-P 2015 sudah berlangsung dan minggu ini harus disampaikan kepada Kementerian Keuangan terkait program dan kegiatan berdasarkan struktur baru. Dengan demikian dapat disusun pagu per program. Kementerian Keuangan menyiapkan 2 (dua) alternatif pagu yang akan dibahas oleh Komisi DPR yaitu pagu alokasi baru hasil struktur baru dan pagu alokasi yang lama (eksisting). Perpres Kementerian ATR/BPN telah diterbitkan dengan Eselon I teknis berjumlah 7 (tujuh) Eselon I. Namun penggabungan antara tata ruang dan BPN belum sepenuhnya tergambar dalam design program dan kegiatan, sehingga perlu dipikirkan penggabungan substansi tata ruang dan pertanahan. Selanjutnya, perlu dilakukan pembahasan lebih lanjut pada tanggal 5 Februari 2015 untuk membahas mengenai indikator, output, outcome dan satuannya. 3.2 Pembahasan Perubahan Perpres No. 71 Tahun 2014 Rapat ini diselenggarakan pada tanggal 2 Februari 2015 di Ruang Mahakam, Gd. Kemenko Perekonomian. Rapat koordinasi yang dipimpin oleh Menko Perekonomian dengan dihadiri oleh beberapa Menteri Bidang Perekonomian seperti Menteri BUMN, Menteri Agraria dan Tata Ruang, Pejabat Eselon I Kemen PU Pera, Kemen ESDM, Kemen Perhubungan, Kemendagri, serta Pejabat Eselon I Kemen PPN/Bappenas, Kepala BPHN, Kemenkumham, Pejabat Sekretariat Kabinet, LKPP, dan Direksi PLN, bertujuan membahas alternatif dan opsi perubahan Perpres No.71 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Forum menyepakati perubahan Perpres No.71 Tahun 2014, dengan pokok-pokok perubahan berikut : 17

18 a. Badan Usaha Swasta dapat melakukan kerjasama dengan Pemerintah dan dengan kerjasama tersebut Pemerintah dapat melakukan pengadaan tanah dengan skema UU No. 2 tahun 2014; b. Walaupun tidak dibahas, sepertinya forum menteri juga menyepakati pasal peralihan sehingga dengan batas Bulan Desember 2015, yang artinya pada Januari 2016, proyekproyek yang belum selesai proses pengadaan tanahnya dapat melanjutkan tanpa perlu mengulang proses, pengadaan tanah tersisa dengan menggunakan skema UU No. 2 Tahun Perbaikan Prosedur Penyusunan Peraturan Menteri Untuk menggali permasalahan pelaksanaan Peraturan Menteri yang disusun oleh berbagai mitra kerja, Direktur Analisis Peraturan Perundang-undangan, Bappenas menyelenggarakan Rapat Perbaikan Prosedur Penyusunan Peraturan Menteri pada tanggal 3 Februari 2015 di Ruang Rapat SS-3, Bappenas. Di dalam diskusi rapat disampaikan beberapa hal, diantaranya yaitu banyaknya peraturan menteri yang tidak serasi satu dengan yang lainnya. Kementerian Hukum dan HAM tidak melakukan pembahasan sampai dengan materi yang dicakup di dalam berbagai Peraturan Menteri, melainkan hanya mengatur mekanisme pengesahan dan dokumentasi. Bappenas diharapkan dapat menjadi analis yang dapat menghubungkan seluruh isu secara komprehensif. Diperlukan pengetahuan tentang langkah review peraturan eksisting dan peraturan yang akan diterapkan. Dit APP telah menginventarisasi cara untuk melakukan analisis peraturan ini. Seluruh bahan dapat dilihat di KM TRP dengan kata kunci kerangka regulasi. Pada tanggal 4 Februari 2015 akan dilaksanakan sosialisasi tentang analisis kerangka regulasi kepada seluruh K/L. 3.4 Rapat Konsolidasi Pengembangan Sistem Informasi Penataan Ruang Kawasan Perbatasan (Siprutas) Rapat ini diselenggarakan untuk menjaring masukan dalam rangka pengembangan Siprutas. Dalam rapat tersebut dijelaskan tentang Sistem Informasi Perbatasan (SIMTas) yang berisi mengenai Data GIS (Siprutas, Gudang Data, dan Monitoring Statistik) dan Non-GIS (e-asset, e- Budgeting, e-office, dan e-dokumen). GIS BNPP adalah aplikasi gabungan antara Aplikasi Siprutas, Aplikasi Monitoring Statistik dan Aplikasi Gudang Data. Sistem Informasi Geospasial SIMTas BNPP merupakan Sistem Informasi Geografis berbasis web yang menampilkan data spasial lokasi prioritas (LOKPRI) di wilayah perbatasan Indonesia. Informasi yang ditampilkan pada SIG SIMTas ini diantaranya posisi LOKPRI, informasi atribut LOKPRI, sekilas mengenai LOKPRI, LOKPRI dalam angka, rencana aksi monitoring, dan RDTR. Aplikasi SIG SIMTas juga mampu berintegrasi dengan berbagai layanan pada Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN) yang disediakan oleh BIG maupun institusi lain yang terkait. Format layanan yang didukung antara lain: ArcSIG Server REST Service, ArcSIG Server Map/Tile Service, WMS Service. Aplikasi Siprutas dikembangkan untuk: Mengumpulkan data dan kebijakan-kebijakan pembangunan sektoral kawasan perbatasan di tingkat nasional, propinsi, kabupaten, lokasi prioritas, serta peta dasar wilayah Indonesia berbasis SIG. 18

19 Update data, analisis spasial untuk tahap perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian dapat dilakukan secara bersamaan dan terintegrasi. 3.5 Rapat Direktur Kedeputian 7 Anugerah Pangripta, Pameran, dan Musrenbangnas Pada tanggal 6 Februari 2015 telah diselenggarakan Rapat Direktur oleh seluruh Direktur di Kedeputian Regional di Ruang Deputi Bidang Pengembangan Regional dan OTDA. Pada rapat tersebut membahas tentang persiapan Anugerah Pangripta Nusantara, Pameran, dan Musrenbangnas. Beberapa kesepakatan penting dalam rapat direktur tersebut, diantaranya: 1. Usulan Revitalisasi Musrenbang, Konfirmasi Kegiatan Pameran, dan Anugrah Pangripta Nusantara (APN) akan diusulkan dibahas dalam RAPIM Bappenas. Catatan khusus, pameran diusulkan untuk ditiadakan atau diselenggarakan oleh Biro Humas Bappenas. Sementara APN diusulkan untuk diselenggarakan oleh Deputi EKP. 2. Jika Pameran tetap disepakati untuk diadakan oleh Kedeputian Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah, penanggung jawab kegiatan akan dialihkan ke Direktorat Otda. 3. Usulan APN dialihkan ke Kedeputian EKP sepertinya sulit diwujudkan mempertimbangkan tidak adanya Deputi EKP Definitif saat ini. Untuk itu, disepakati bahwa penanggungjawab APN adalah Direktur Tata Ruang dan Pertanahan. 4. Salah satu kendala penyelenggaraan APN adalah belum tersedianya dana yang direncanakan berasal dari Prakrasa Strategis. Untuk itu, pengeluaran pada awal kegiatan akan di 'reimburse' beberapa waktu kemudian segera setelah tersedianya dana dari Prakarsa Strategis. Dalam persiapan Anugerah Pangripta Nusantara, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan akan segera berkoordinasi dengan Direktorat Perkotaan dan Pedesaan. 3.6 Penyusunan Grand Design Pembangunan Kota Baru Publik di Indonesia Rapat yang dipimpin oleh Direktur Perkotaan dan Perdesaan, diselenggarakan pada 4 Februari 2015 di Ruang Rapat Sekretariat BKPRN. Pertemuan ini bertujuan untuk mendengarkan pengalaman PT. Jababeka dalam pengembangan kawasan di Indonesia sebagai bahan masukan penyusunan Grand Design Pembangunan Kota Baru Publik. Paradigma Pembangunan Kota Baru: a. Sasaran utama pembangunan kota baru adalah membangun kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan kawasan (City for Citizens/Public) dan pemenuhan kebutuhan dasar sampai dengan aktualisasi diri. b. Kegiatan ekonomi sebagai sumber bangkitan/kehidupan Kota Baru dan harus dapat menciptakan permintaan/pasar. c. Mewujudkan konektivitas antar wilayah. d. Meningkatkan daya saing wilayah, terutama di Luar Jawa. e. Pengelolaan/manajemen Kota Baru harus efektif, efisien dan produktif. Lahan a. Delineasi kawasan mempertimbangkan jangkauan layanan (radius concentric). b. Pengembangan Kota Baru dilakukan secara bertahap, dengan menyesuaikan permintaan dan status tanah. Contoh: pelepasan dari kawasan hutan, penetapan status. 19

20 c. Dibutuhkan Land Freezing dengan tidak dikeluarkannya izin penguasaan dan pemanfaatan tanah, serta tidak bisa dijualbelikan yang melibatkan peran Kementerian ATR/BPN. d. Land Banking: pengadaan tanah untuk kebutuhan pembangunan kota di masa yang akan datang (dilaksanakan pada tahap awal oleh swasta dan pemerintah). Untuk dapat menjalankan rencana pengembangan kawasan, perlu dukungan rencana rinci baik Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dengan skala kedetailan peta minimal 1:5000 di tingkat kabupaten/kota maupun masterplan setiap kawasan (peta hingga skala 1:1000). Semakin detail rencana pengembangan kawasan, semakin mudah melakukan perencanaan, pemanfaatan hingga pengendalian pemanfaatan ruang. Hingga hari ini, PT. Jababeka masih berharap RDTR kabupaten/kota sekitar Cikarang dapat tersusun dan membantu pengembangan kota ke arah yang lebih baik. Pengembangan kawasan harus diawali dengan pemilihan ekonomi pembangkit seperti pusat industri atau pusat kegiatan lainnya. Selain itu, pemberian insentif dapat dilakukan pemerintah pusat guna menarik investor yang bersedia menanamkan modalnya sesuai rencana pemerintah tersebut. 3.7 Pembahasan Adminsitrasi Kegiatan dan Sosialisasi Inpres 1/2015 tentang Gratifikasi Rapat ini diselenggarakan oleh Inspektur Utama, Bappenas pada tanggal 4 Februari 2015 di Ruang Rapat SS-3, Bappenas. Rapat diselenggarakan untuk membahas masalah dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan di PPK serta persiapan menghadapi pemeriksaan BPK. Berikut beberapa hal penting yang dibahas dalam rapat tersebut, yaitu: Sudah diterbitkan Inpres No. 5/2015 Tentang Pelaporan Gratifikasi Pegawai Kementerian PPN/Bappenas yang melarang pegawai menerima gratifikasi dalam bentuk uang, barang berwujud, barang tidak berwujud, rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, pengobatan, dll. Dalam menyusun perencanaan yang matang harus tergambar dalam TOR dan RAB terkait output yang akan dihasilkan serta kesesuaian antara rencana dan output tersebut. Selain itu, perlu dilihat kelayakan pembiayaan setiap kegiatan dalam RAB. Hasil review oleh IBKK adalah masih terdapat ketidaksesuaian dan hubungan antara IKU Eselon I dan Eselon II. Kemudian dalam menyusun TOR dan RAB masih sama seperti tahun yang sebelumnya. Untuk kegiatan yang dibiayai oleh APBN maupun PHLN serta terdapat konsultan yang membantu maka perlu dibuat output yang berbeda antara output kegiatan dan output konsultan. Penyusunan TOR dan RAB harus dilakukan sebaik mungkin dan harus menggambarkan keterkaitan antara rencana dan output kegiatan serta alokasi anggarannya. Selanjutnya akan dilakukan pertemuan rutin dalam bentuk forum diskusi PPK. 3.8 Rapat Koordinasi Pelaksanaan Review Pedoman Penysuunan RDTR di Kawasan Perbatasan Rapat Koordinasi yang dipimpin oleh Asdep Pentaan Ruang Kawasan Perbatasan, BNPP diselenggarakan pada tanggal 4 Februari 2015 di Ruang Rapat BNPP, Gedung B. Dalam rapat dibahas isu-isu yang muncul dalam pengelolaan kawasan perbatasan saat ini, yaitu: 20

21 a. Adanya amanat Presiden RI untuk memprioritaskan penyusunan RTR Kawasan Perbatasan. b. Penyusunan RTR Kawasan Perbatasan ini sudah tertuang di dalam RPJMN (termasuk pengalokasian dana). c. Amanat UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 361 ayat (3) bahwa Pemerintah Pusat memiliki kewenangan untuk: (1) Penetapan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR); (2) Pengendalian dan Izin Pemanfaatan Ruang; dan (3) Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan. Perlu dilakukan pembehasan lebih lanjut dengan mengundang penyusunan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah serta K/L terkait untuk membahas beberapa hal, diantaranya: a. Tingkat kedetailan RDTR yang dimaksud. b. Bentuk izin pemanfataan ruang yang diwenangi oleh pemerintah pusat. Dibutuhkan penyusunan NSPK untuk pedoman penyusunan RDTR di kawasan perbatasan dengan merujuk kepada Permen PU No. 20 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi serta kriteria/kondisi yang dimiliki kawasan perbatasan (termasuk di dalamnya pembagian kewenangan pusat dan daerah). Penelaahan roadmap Penyediaan Kebutuhan Peta Skala Rinci untuk Penyusunan RRTR periode untuk mengetahui data kawasan perbatasan apa yang sudah maupun yang belum masuk dalam list kebutuhan peta untuk kemudian dimutakhirkan dan diprioritaskan penyusunan petanya. 3.9 Persiapan Penyusunan Kerangka Regulasi dalam RKP 2015 dan Sinkronisasinya dengan Renstra Kementerian/Lembaga Rapat yang diselenggarakan pada 4 Februari 2015 di Hotel Lumire, Jakarta, merupakan sosialisasi penyusunan kerangka regulasi yang tertuang dalam RPJMN agar disinkronkan dengan Rencana Strategis yang disusun oleh masing-masing K/L. Dalam sosialisasi tersebut hadir dua pembicara yaitu Direktur Analisa Peraturan Perundang-undangan, Bappenas dan Badan Pembinaan Hukum Nasional. Secara umum, beberapa hal yang disampaikan dalam rapat tersebut, antara lain: (1) Urgensi integrasi kerangka regulasi dalam dokumen perencanaan pembangunan: (i) mengarahkan proses perencanaan pembentukan peraturan perundangundangan sesuai kebutuhan pembangunan; (ii) meningkatkan kualitas peraturan perundangundangan dalam rangka mendukung pencapaian prioritas pembangunan; dan (iii) meningkatkan efisiensi pengalokasian anggaranuntuk keperluan pembentukan peraturan perundangundangan; (2) Prinsip-prinsip kerangka regulasi, meliputi: kebutuhan regulasi dalam RKP untuk mendukung RPJMN; pelibatan stakeholder; kesesuaian kebutuhan dengan kebijakan dalam RPJMN; dampak biaya dan manfaat (CBA); fasilitasi dan mengatur perilaku masyarakat dan aparatur; dan memperhatikan asas-asas pembentukan regulasi. Rapat tersebut hanya bersifat sosialisasi mengenai kerangka regulasi yang tertuang dalam RPJMN dan harus menjadi acuan bagi K/L dalam penyusunan Renstra K/L Diskusi Model Think Tank Diskusi yang dipimpin oleh Sahli Menteri Bidang Hubungan Kelembagaan, diselenggarakan pada 5 Februari 2015 di Ruang Rapat SS-4, Bappenas. Dalam pembukaan, disampaikan bahwa posisi 21

22 Bappenas saat ini langsung berada di bawah Presiden dan diharapkan menjadi think-tank bagi Presiden. Diharapkan melalui pertemuan ini dapat memberi masukan terhadap penguatan fungsi dan juga nature think-tank Bappenas. Narasumber dalam diskusi ini adalah: a) John Young, kepala Research and Policy in Development Program; b) Jessica MacKenzie, research fellow dari Overseas Development Institute London. Government Think-Tank (TT) memiliki 3 (tiga) karakteristik: a) Primary audience adalah pemerintah; b) Pendanaan dan kepemimpinan dari pemerintah; dan c) Sebagian besar staf merupakan aparatur pemerintah. Beberapa model think-tank, di antaranya: a. Korean Development Institute (KDI): autonomous, dibiayai pemerintah, clear reporting, transparan, staf, 7(tujuh) departemen, pendekatan interdisiplin. b. UK Behavioural Insights Team: semi autonomous, dibiayai pemerintah, clear reporting, transparan, 30 staf, direplikasi oleh White House dan Australia; semi privat, efisien. c. Phillipines Institute for Development Studies (PIDS): semi autonomous, dibiayai pemerintah, clear reporting, staf, manageable, middle-income country. d. Indian Planning Commission: semi autonomous, dibiayai pemerintah, clear reporting, transparan, 150 senior officers, 30 divisi, mengarah pada lebih banyak non-government staff, dan representasi nasional. Government think tank di Indonesia yang diidentifikasi, diantaranya: a) Wantimpres; b) BKF; c) LIPI; d) Tim Nasional Program Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K); e) Kantor Wapres; f) UKP4; g) Komite Ekonomi Nasional; h) Komite Inovasi Nasional. Dalam diskusi mengemuka pendapat TAK belum berperan secara optimal dan belum berisnergi dengan pegawai struktural Sosialisasi dan Tata Cara Revisi Anggaran 2015 sesuai PMK No. 257 Tahun 2015 Sosialisasi diselenggarakan pada tanggal 5 Februari 2015 di Ruang Rapat SS 1-2, Bappenas, dengan tujuan sebagai persiapan pembahasan APBN-P 2015 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN. Berikut beberapa hal penting yang dibahas dalam rapat tersebut. a. Penyusunan perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin dan dituangkan kedalam TOR dan RAB. Perencanaan yang matang akan dapat meminimalisasi pengajuan revisi anggaran. b. Pada tahun 2014 yang lalu total jumlah revisi mencapai 8 (delapan) kali. Hal ini dianggap terlalu banyak dan mencerminkan perencanaan yang kurang baik. Untuk tahun 2015 ini jumlah revisi hanya 3 (tiga) kali yaitu pada Bulan Februari, Bulan Mei/Juni, dan Bulan Oktober. c. Revisi anggaran harus disetujui oleh Eselon I sebagai penanggung jawab program. d. Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam melakukan revisi anggaran adalah sebagai berikut. Kebijakan perjalanan dinas adalah: (i) harus selektif, efisien, dan akuntabel; (ii) memperhatikan urgensi pelaksanaan, mengurangi frekuensi, jumlah pelaksana, dan jumlah hari pelaksanaan; (iii) penerbit surat tugas bertanggung jawab atas kriteria pelaksanaan dan penunjukan pelaksana tugas perjalanan dinas. Kebijakan rapat, seminar, dan sejenisnya adalah; (i) menggunakan fasilitas kantor; (ii) menyajikan menu lokal; (iii) apabila ruangan rapat dalam kantor tidak tersedia maka menggunakan ruang rapat instansi pemerintah lainnya. 22

23 PMK No. 257/2014 Tentang Tata Cara Revisi Anggaran TA 2015 menyebutkan bahwa revisi anggaran berlaku dalam hal terdapat perubahan atas APBN TA 2015, Inpres mengenai penghematan anggaran dan/atau perubahan atas kebijakan prioritas pemerintah yang telah ditetapkan. Untuk menghindari banyaknya revisi, harus disusun TOR dan RAB yang baik. Selain itu, perlu dipastikan bahwa anggaran yang telah dialokasikan dapat diserap dan dipertanggungjawabkan Rapat Pembahasan Pedoman penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) RPI2JM adalah daftar yang memuat rencana dan program investasi infrastruktur terpadu untuk kurun waktu 5 (lima) tahun yang telah mengintegrasikan kebijakan sektoral dan kebijakan spasial dengan pembiayaannya. Penyusunan RPI2JM harus mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) terkait dan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional dan Daerah. RPI2JM digunakan sebagai bahan pembahasan dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Rapat Pembahasan Pedoman Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) diselenggarakan pada tanggal 2 Februari 2015 di Ruang Rapat SG 1-2 dengan tujuan untuk membahas konsep RPI2JM. Landasan hukum penyusunan RPI2JM dapat diperkuat melalui Permen yang akan disusun di tahun 2015 oleh Dit. PW mengenai tata cara dan pedoman sinkronisasi dokumen perencanaan pembangunan antar kementerian dan lembaga di pusat dan antar pemerintah pusat dan pemerintah daerah. K/L yang menangani infrastruktur diharapkan dapat membuat format RPI2JM Sinkronisasi Hasil Masukan Tim terhadap Laporan Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional Untuk memetakan dan mensikronisasi masukan-masukan dari anggota tim untuk revisi laporan akhir Kegiatan Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, Dit. TRP menyelenggarakan rapat Sinkronisasi Hasil Masukan Tim Terhadap Laporan Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional pada 5 Februari 2015 di Ruang Rapat Sekretariat BKPRN. Beberapa masukan yang disampaikan anggota Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional, antara lain mengenai: Konsistensi penggunaan istilah dalam laporan. Diusulkan agar istilah yang digunakan konsisten karena di dalam laporan misalnya istilah stelsel positif dan stelsel negatif dengan publikasi tanah stetsel positif maupun publikasi tanah stetsel negatif. Dalam laporan diperbaiki dengan menggunakan istilah Pendaftaran Tanah Sistem Publikasi Positif (Stelsel Positif) dan/atau Pendaftaran Tanah Sistem Publikasi Negatif (Stelsel Negatif). Koreksi terhadap data capaian redistribusi tanah di Provinsi Jawa Tengah untuk tahun 2014 menjadi: jumlah tanah diredistribusi sebanyak bidang, jumlah penerima sebanyak KK dengan total luas mencapai 342,31 hektar. Data sertipikasi tanah transmigrasi. Diperlukan penelaahan lebih jauh terkait dengan tipologi permasalahan dari kasus tanah transmigrasi. 23

24 Cakupan bidang tanah bersertipikat. Pusdatin BPN menyampaikan data cakupan bidang tanah bersertipikat namun bersifat data tabular (tidak ada data spasial) sehingga masukan tersebut tidak dapat diakomodir dalam laporan. Beberapa masukan dari Tim dapat diakomodir dengan merevisi draf Laporan Kegiatan Koordinasi Strategis Reforma Agraria. Namun untuk masukan dari Pusdatin BPN tidak dapat diakomodir. Selanjutnya akan dilakukan rapat lanjutan untuk memastikan masukan dari tim sudah diakomodasi dalam laporan Rapat Penentuan Lokasi Pendayagunaan Tanah Wakaf untuk Perumahan Rakyat Untuk menentukan lokasi tanah wakaf yang memenuhi kriteria untuk dilaksanakan pilot project pembangunan Rusunawa serta menentukan tipologi Rusunawa yang akan dibangun, maka diselenggarakan Rapat Penentuan Lokasi Pendayagunaan Tanah Wakaf untuk Perumahan Rakyat pada tanggal 5 Februari 2015 di Ruang Rapat SS-4, Bappenas. Beberapa hal yang disampaikan dalam rapat tersebut, antara lain: Pendanaan pilot project pendayagunaan tanah wakaf akan didanai melalui APBN-P 2015 pada kegiatan pembangunan Rusunawa. Berdasarkan data tanah wakaf usulan dari berbagai pihak teridentifikasi beberapa lokasi yang memenuhi kriteria untuk dilakukan konfirmasi dan kunjungan lapangan yaitu terdapat di Kel. Jatinegara (Jaktim), Kel. Kembangan (Jakut), Kel. Sukorejo (Bojonegoro), Kec. Bojonggede (Bogor) dan Malang (Jatim). Kunjungan lapangan difokuskan pada lokasi-lokasi tersebut untuk mendapatkan informasi lebih detail mengenai tanah wakaf tersebut dan kemungkinan dilaksanakan pembangunan Rusunawa. Dalam kunjungan lapangan perlu melibatkan Pemda untuk memastikan kesesuaian lokasi dengan rencana tata ruang wilayah, perizinan, rencana pembangunan jalan atau fasilitas lainnya disekitar lokasi rencana pembangunan. Pengguna (beneficieries) yang menjadi prioritas adalah masyarakat berpenghasilan rendah, namun ada kemungkinan dilakukan dengan skema subsidi silang agar dalam operasialnya tidak rugi Tipologi Rusunawa yang akan dibangun berupa Rusunawa simetri ganda sejajar atau simetri ganda silang dengan ketinggian 8 lantai, 15 lantai atau 20 lantai dan setiap ketinggian 3 lantai akan dibangun fasos/fasum. Lokasi tanah wakaf yang teridentifikasi dan memenuhi kriteria untuk dilakukan konfirmasi dan kunjungan lapangan yaitu di Kel. Jatinegara (Jaktim), Kel. Kembangan (Jakut), Kel. Sukorejo (Bojonegoro), Kec. Bojonggede (Bogor), dan Malang (Jatim). Tipologi Rusunawa yang diusulkan akan dibangun berupa Rusunawa simetri ganda sejajar nd Seminar on TOD (Transit Oriented Development) dan Urban Transportation Seminar ini diselenggarakan pada 10 Februari 2015 di Hotel Borobudur Jakarta. Dalam pembukaan disebutkan bahwa TOD merupakan salah satu strategi untuk mendukung ternsportasi publik agar efisien. Rekomendasi untuk pengembangan TOD: i) Joint committee dibentuk sejak tahap awal, karena TOD hanya dapat direalisasikan melalui koordinasi multi pihak, terutama pemilik tanah, developer, PT Kereta Api dan pemerintah; ii) Pemerintah harus 24

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

TINDAK LANJUT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN DAERAH. Ir. Diah Indrajati, M.Sc Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

TINDAK LANJUT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN DAERAH. Ir. Diah Indrajati, M.Sc Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri TINDAK LANJUT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN DAERAH Ir. Diah Indrajati, M.Sc Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri KERANGKA UMUM RAKORTEK GAMBARAN HASIL RAKORTEK PROVINSI JAMBI

Lebih terperinci

Konsinyering Pemantauan dan Evaluasi Program Kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan PENDAHULUAN

Konsinyering Pemantauan dan Evaluasi Program Kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan PENDAHULUAN Konsinyering Pemantauan dan Evaluasi Program Kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pelaksanaan program kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dilakukan proses

Lebih terperinci

2.4.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMN Bidang Tata Ruang dan Pertanahan Roadmap Penyelesaian RTRW...

2.4.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMN Bidang Tata Ruang dan Pertanahan Roadmap Penyelesaian RTRW... 0 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 3 DAFTAR GAMBAR... 4 DAFTAR SINGKATAN... 5 I. PENDAHULUAN... 7 II. EVALUASI KEGIATAN TRIWULAN II DAN RENCANA KEGIATAN TRIWULAN III... 8 2.1 SUB DIREKTORAT TATA

Lebih terperinci

Optimalisasi Peran BKPRD: Bercermin dari BKPRN

Optimalisasi Peran BKPRD: Bercermin dari BKPRN Optimalisasi Peran BKPRD: Bercermin dari BKPRN Oleh: Oswar Mungkasa Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas Disampaikan pada Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Kelembagaan BKPRD 1 Palembang,

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH Oleh: Kedeputian Bidang Pengembangan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Jakarta, Desember 2013 Direktur Tata Ruang dan Pertanahan. Oswar M. Mungkasa

Kata Pengantar. Jakarta, Desember 2013 Direktur Tata Ruang dan Pertanahan. Oswar M. Mungkasa 1 Kata Pengantar Kebijakan pengembangan wilayah ditujukan sebagai upaya untuk mengurangi kesenjangan antarwilayah melalui berbagai strategi kebijakan dengan dimensi kewilayahan. Strategi kebijakan pembangunan

Lebih terperinci

2.3.8 Penyusunan Laporan Triwulan II Direktorat TRP Tahun Penyusunan Laporan Kegiatan TRP Bulan Agustus

2.3.8 Penyusunan Laporan Triwulan II Direktorat TRP Tahun Penyusunan Laporan Kegiatan TRP Bulan Agustus 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 4 DAFTAR GAMBAR... 5 DAFTAR SINGKATAN... 6 I. PENDAHULUAN... 8 II. EVALUASI KEGIATAN... 9 2.1. SUB DIREKTORAT TATA RUANG... 13 2.1.1 Penyusunan RT RPJMN 2015-2019...

Lebih terperinci

Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL

Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL Oleh : Direktur Keuangan Negara dan Analisa

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

Laporan KEGIATAN PILOT PROJECT REFORMA AGRARIA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Laporan KEGIATAN PILOT PROJECT REFORMA AGRARIA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Laporan KEGIATAN PILOT PROJECT REFORMA AGRARIA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL / BADAN PERENCANAAN NASIONAL (BAPPENAS) SEKRETARIAT REFORMA AGRARIA NASIONAL

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.03-0/AG/2014 DS 9057-0470-5019-2220 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan

DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan REFORMASI BIROKRASI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH Disampaikan dalam Seminar Kemenpan dan RB bersama Bakohumas, 27/5/13. DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA 1 PROGRAM PERCEPATAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 0310-1636-8566-5090 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAK FISIK TAHUN 2018

KEBIJAKAN DAK FISIK TAHUN 2018 KEBIJAKAN DAK FISIK TAHUN 2018 - Direktur Otonomi Daerah Bappenas - 1 Arah Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Tahun 2018 DAK TA.2018 DAK REGULER DAK AFIRMASI DAK PENUGASAN Untuk penyediaan pelayanan

Lebih terperinci

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN MENTERIDALAM NEGERI REPUBLIKINDONESIA PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Serang 20 Juni 2017 TUJUAN PEMERINTAHAN DAERAH UU No. 23

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAK TAHUN 2018

KEBIJAKAN DAK TAHUN 2018 KEBIJAKAN TAHUN 2018 - DirekturOtonomi Daerah Bappenas - REGULASI TERKAIT KEBIJAKAN REPUBLIK INDONESIA DEFINISI SESUAI UU No.33/2004 Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah

Lebih terperinci

KERANGKA PRIORITAS NASIONAL

KERANGKA PRIORITAS NASIONAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KERANGKA NASIONAL REFORMA AGRARIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN

KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN Ir. Diah Indrajati, M.Sc Plt. Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Disampaikan dalam acara: Temu Konsultasi Triwulan I Bappenas Bappeda Provinsi Seluruh Indonesia Tahun

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Jln. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana CAKUPAN PEKERJAAN KOORDINATOR SEKTOR DAN STAF ADMINISTRASI PADA SEKRETARIAT PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.966, 2017 KEMEN-ATR/BPN. Penetapan Perda tentang RTRWP dan RTRWK. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2017 PEMERINTAHAN. Pembangunan. Nasional. Perencanaan. Penganggaran. Sinkronisasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056) PERATURAN

Lebih terperinci

Materi : Peran SKMPP ATR/BPN dalam Optimalisasi Kinerja Program Kegiatan Strategis di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ BPN

Materi : Peran SKMPP ATR/BPN dalam Optimalisasi Kinerja Program Kegiatan Strategis di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ BPN Materi : Peran SKMPP ATR/BPN dalam Optimalisasi Kinerja Program Kegiatan Strategis di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ BPN Oleh : Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama selaku Plt. Sekretaris

Lebih terperinci

CATATAN KECIL MENIGKUTI ASISTENSI DAN SUPERVISI DAERAH DALAM PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RAPERDA TENTANG RTR DERAH YANG MENGAKOMODIR LP2B

CATATAN KECIL MENIGKUTI ASISTENSI DAN SUPERVISI DAERAH DALAM PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RAPERDA TENTANG RTR DERAH YANG MENGAKOMODIR LP2B CATATAN KECIL MENIGKUTI ASISTENSI DAN SUPERVISI DAERAH DALAM PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RAPERDA TENTANG RTR DERAH YANG MENGAKOMODIR LP2B Oleh: Ir. ADRY NELSON PENDAHULUAN Kegiatan Asistensi dan Supervisi

Lebih terperinci

SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH MELALUI E-MUSRENBANG

SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH MELALUI E-MUSRENBANG SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH MELALUI E-MUSRENBANG PENDAHULUAN 1 Penegasan Paradigma Perencanaan dan Penganggaran Amanat konstitusi menegaskan bahwa ANGGARAN NEGARA adalah INSTRUMEN untuk mencapai

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN e-planning (DISKUSI ONLINE)

PELAKSANAAN e-planning (DISKUSI ONLINE) PELAKSANAAN e-planning (DISKUSI ONLINE) Direktur Pengembangan Wilayah dan Kawasan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Disampaikan dalam Temu Konsultasi

Lebih terperinci

PROSES PELAKSANAAN PENYUSUNAN RKP DAN PAGU INDIKATIF DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

PROSES PELAKSANAAN PENYUSUNAN RKP DAN PAGU INDIKATIF DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS PROSES PELAKSANAAN PENYUSUNAN RKP DAN PAGU INDIKATIF DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan 25 November 2013 Dasar Hukum UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERENCANAAN TAHUNAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

PERENCANAAN TAHUNAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT 2012, No.821 18 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PERENCANAAN TAHUNAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT PERENCANAAN TAHUNAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KOORDINASI PENGAWALAN PENGGUNAAN DANA DESA 2017

KOORDINASI PENGAWALAN PENGGUNAAN DANA DESA 2017 Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan KOORDINASI PENGAWALAN PENGGUNAAN DANA DESA 2017 Yogyakarta, 12 Januari 2017 TUGAS KEMENKO PMK (Sesuai Perpres Nomor 9 Tahun 2015) Menyelenggarakan

Lebih terperinci

Simulasi dan Pelatihan Teknis Penggunaan Aplikasi

Simulasi dan Pelatihan Teknis Penggunaan Aplikasi REPUBLIK INDONESIA Simulasi dan Pelatihan Teknis Penggunaan Aplikasi e-planning - Direktorat Otonomi Daerah - REPUBLIK INDONESIA LANGKAH PENYEMPURNAAN KEBIJAKAN FISIK TAHUN 2018 : PENGUSULAN FISIK TAHUN

Lebih terperinci

PENJELASAN TEKNIS SUBSTANTIF RAKORTEK K/L DENGAN PEMDA DALAM PENYUSUNAN RKP 2018 DAN TATA KELOLA PEMBAHASAN

PENJELASAN TEKNIS SUBSTANTIF RAKORTEK K/L DENGAN PEMDA DALAM PENYUSUNAN RKP 2018 DAN TATA KELOLA PEMBAHASAN REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN TEKNIS SUBSTANTIF RAKORTEK K/L DENGAN PEMDA DALAM PENYUSUNAN RKP 2018 DAN TATA KELOLA PEMBAHASAN Direktur Pengembangan Wilayah dan Kawasan Kementerian Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanahkan Pemerintah Daerah untuk menyusun perencanaan pembangunan sesuai dengan

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat 1 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN

RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAFTAR ISI Kata Pengantar...... Daftar Isi......

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 DAFTAR TABEL... 5 DAFTAR GAMBAR... 6 DAFTAR SINGKATAN... 7 BAB I PENDAHULUAN BAB II KEGIATAN INTERNAL...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 DAFTAR TABEL... 5 DAFTAR GAMBAR... 6 DAFTAR SINGKATAN... 7 BAB I PENDAHULUAN BAB II KEGIATAN INTERNAL... 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 DAFTAR TABEL... 5 DAFTAR GAMBAR... 6 DAFTAR SINGKATAN... 7 BAB I PENDAHULUAN... 10 BAB II KEGIATAN INTERNAL... 11 2.1 Kegiatan Utama Subdit Tata Ruang... 11 2.1.1 Koordinasi

Lebih terperinci

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Disampaikan oleh: Direktur Jenderal Penataan Ruang Komisi Pemberantasan Korupsi - Jakarta, 13 Desember 2012 Outline I. Isu

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 42 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR 4/JUKLAK/SESMEN/12/2014 TENTANG PEDOMAN TRILATERAL MEETING (PERTEMUAN

Lebih terperinci

INPRES NO. 10 TAHUN 2016 AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2016 DAN TAHUN 2017

INPRES NO. 10 TAHUN 2016 AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2016 DAN TAHUN 2017 INPRES NO. 10 TAHUN 2016 AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2016 DAN TAHUN 2017 OUTLINE PAPARAN PENDAHULUAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016 PEMANTAUAN DAN PELAPORAN LATAR BELAKANG Permen PPN No 1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 4 DAFTAR GAMBAR... 5 DAFTAR SINGKATAN... 6 BAB I PENDAHULUAN... 9 BAB II KEGIATAN INTERNAL...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 4 DAFTAR GAMBAR... 5 DAFTAR SINGKATAN... 6 BAB I PENDAHULUAN... 9 BAB II KEGIATAN INTERNAL... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 4 DAFTAR GAMBAR... 5 DAFTAR SINGKATAN... 6 BAB I PENDAHULUAN... 9 BAB II KEGIATAN INTERNAL... 10 2.1. Kegiatan Utama Subdit Tata Ruang... 10 2.1.1 Penyusunan

Lebih terperinci

Kesepakatan Rakernas BKPRN 2013 terkait Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Kesepakatan Rakernas BKPRN 2013 terkait Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Kesepakatan Rakernas BKPRN 2013 terkait Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Oleh: Direktur Tata

Lebih terperinci

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SESI PANEL MENTERI - RAKERNAS BKPRN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Jakarta, 5 November 2015 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PENGARUSUTAMAAN GENDER Strategi untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender melalui kebijakan dan program

Lebih terperinci

Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN

Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN Dalam Acara Rapat Kerja Nasional Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional Tahun 2015 Jakarta, 5 November 2015 INTEGRASI TATA RUANG DAN NAWACITA meningkatkan

Lebih terperinci

SINKRONISASI DAN HARMONISASI PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH

SINKRONISASI DAN HARMONISASI PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH SINKRONISASI DAN HARMONISASI PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH Ir. Diah Indrajati, M.Sc Plt. Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Disampaikan dalam acara: Rapat Koordinasi Teknis Pembangunan Tahun 2017

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis Ditjen Bina Marga memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penyelenggaraan jalan sesuai

Lebih terperinci

AH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN

AH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' .-» ( */ ji»«*i «HJ inni«r7! V'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN AH UN 2 0 1 7 H f ls I sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"''. EKRETARIAT JENDERAL KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN DAFTAR ISI BAB I - PENDAHULUAN... 1 A. TUGAS DAN FUNGSI BIRO PERENCANAAN...

Lebih terperinci

Penghargaan Pembangunan Daerah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2018

Penghargaan Pembangunan Daerah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2018 Penghargaan Pembangunan Daerah 2018 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2018 1 Latar Belakang 3 Pendahuluan Kronologi Anugerah Pangripta Nusantara

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Kepala Biro Analisa APBN Sekretariat Jenderal DPR RI

Setyanta Nugraha Kepala Biro Analisa APBN Sekretariat Jenderal DPR RI Setyanta Nugraha Kepala Biro Analisa APBN Sekretariat Jenderal DPR RI Disampaikan dalam Konsultasi Badan Anggaran DPRD Kabupaten Sleman Jakarta, 29 Januari 2014 2/10/2014 BIRO ANALISA APBN SETJEN DPR RI

Lebih terperinci

2017, No Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2

2017, No Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1140, 2017 KEMEN-DPDTT. Road Map. 2017-2019. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ROAD

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH Drs. Eduard Sigalingging, M.Si Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Draft per 12 Oktober 2015 PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN, PEMANTAUAN, DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2013

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2013 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2013 TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

Langgeng Suwito. Pemaparan Materi:PMK 214 tahun 2017 tentang Pengukuran

Langgeng Suwito. Pemaparan Materi:PMK 214 tahun 2017 tentang Pengukuran Pemaparan Materi:PMK 214 tahun 2017 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Langgeng Suwito Kepala Subdirektorat Evaluasi Kinerja Penganggaran Direktorat Sistem Penganggaran

Lebih terperinci

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya. RPIJM DAN KPJM Bidang Cipta Karya

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya. RPIJM DAN KPJM Bidang Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya RPIJM DAN KPJM Bidang Cipta Karya Denpasar, 22 Juni 2017 POINT PEMBAHASAN : 1. RPIJM DAN KPJM BIDANG CIPTA KARYA. 2. KEDUDUKAN

Lebih terperinci

Penghargaan Pembangunan Daerah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanan Pembangunan Nasional Tahun 2018

Penghargaan Pembangunan Daerah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanan Pembangunan Nasional Tahun 2018 Penghargaan Pembangunan Daerah 2018 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanan Pembangunan Nasional Tahun 2018 1 Latar Belakang 3 Pendahuluan Kronologi Anugerah Pangripta Nusantara

Lebih terperinci

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENATAAN RUANG

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENATAAN RUANG KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENATAAN RUANG Oleh : Ir. DIAH INDRAJATI, M.Sc Plt.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 4 DAFTAR GAMBAR... 5 DAFTAR SINGKATAN... 6 BAB I PENDAHULUAN... 9 BAB II KEGIATAN INTERNAL...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 4 DAFTAR GAMBAR... 5 DAFTAR SINGKATAN... 6 BAB I PENDAHULUAN... 9 BAB II KEGIATAN INTERNAL... 0 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 4 DAFTAR GAMBAR... 5 DAFTAR SINGKATAN... 6 BAB I PENDAHULUAN... 9 BAB II KEGIATAN INTERNAL... 10 2.1 Kegiatan Utama Subdit Tata Ruang... 10 2.1.1 Koordinasi

Lebih terperinci

Analisa dan Usulan Kegiatan Berdasarkan Fungsi Yang Diselenggarakan Direktorat Pemantauan dan Pembinaan Pertanahan

Analisa dan Usulan Kegiatan Berdasarkan Fungsi Yang Diselenggarakan Direktorat Pemantauan dan Pembinaan Pertanahan Analisa dan Usulan Kegiatan Berdasarkan Fungsi Yang Diselenggarakan Direktorat Pemantauan dan Pembinaan Pertanahan I. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PERMEN-KP/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI TERPADU PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KELAUTAN

Lebih terperinci

Oleh: Staf Ahli Menteri PPN Bidang Hubungan Kelembagaan

Oleh: Staf Ahli Menteri PPN Bidang Hubungan Kelembagaan Oleh: Staf Ahli Menteri PPN Bidang Hubungan Kelembagaan Disampaikan pada Focus Group Disscussion (FGD) Perspektif Stakeholder terhadap Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Jakarta, 5 Juni 2013 1 1 Analisis

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar.

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar. BAB 1. PENDAHULUAN Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Nomor 15/SE/IX/2015 tentang pedoman penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja dijelaskan bahwa perjanjian kinerja (PK) merupakan

Lebih terperinci

Rakornas IG, Jakarta, 27 April 2016

Rakornas IG, Jakarta, 27 April 2016 KEBIJAKAN SATU P ETA (Perpres No. 9/2016) - Teknis Implementasi Renaksi Kebijakan Satu Peta - RKP Tahun 2017 UNTUK 19 K/L Rakornas IG, Jakarta, 27 April 2016 BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Ruang Lingkup Kebijakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA PADA TINGKAT KETELITIAN PETA SKALA 1:50.000 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PENATAAN RUANG SEBAGAI ARAH KEBIJAKAN SPASIAL DALAM RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

PENATAAN RUANG SEBAGAI ARAH KEBIJAKAN SPASIAL DALAM RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional PENATAAN RUANG SEBAGAI ARAH KEBIJAKAN SPASIAL DALAM RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH O l e h : M e n t e ri A g r a r i a d a n Ta t a R u a n g

Lebih terperinci

PAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017

PAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 PAPARAN Palangka Raya, 20 Maret 2017 FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 KEPALA BAPPEDALITBANG PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018

RINGKASAN EKSEKUTIF. Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018 RINGKASAN EKSEKUTIF Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018 Percepatan Penyelenggaraan Informasi Geospasial untuk Mendukung Prioritas Pembangunan Nasional Berkelanjutan Jakarta, 21 Maret

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Lebih terperinci

1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Daerah.

1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Daerah. LAMPIRAN IV KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan

Lebih terperinci

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Disampaikan dalam acara: Workshop Perencanaan Pembangunan Daerah Metro Lampung, 30-31 Oktober 2017 Digunakan dalam perumusan: Rancangan awal RPJPD

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Dr. Ir. Oswar Mungkasa, MURP Direktur Tata Ruang dan Pertanahan

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Dr. Ir. Oswar Mungkasa, MURP Direktur Tata Ruang dan Pertanahan KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Dr. Ir. Oswar Mungkasa, MURP Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Disampaikan pada Rakor BKPRD Provinsi Jawa Tengah Tahun

Lebih terperinci

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI MALUKU TENGGARA SALINAN N BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 3.a TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALUKU

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1465, 2015 BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U No.1465, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.28, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA WILAYAH. Satu Peta. Tingkat Ketelitian. Kebijakan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Press Briefing. Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017)

Press Briefing. Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017) KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Press Briefing Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017) Jakarta, 13 April 2017 1 MENGAPA PERLU? DITETAPKAN PMK 50/PMK.07/2017 Adanya

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN R I

MENTERI KEUANGAN R I MENTERI KEUANGAN R I Yth. 1. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu 2. Jaksa Agung RI 3. Kepala Kepolisian RI 4. Para Kepala Lembaga Pemerintahan Non Departemen 5. Para Pimpinan Kesekretariatan Lembaga

Lebih terperinci

Deputi Bidang Koordinasi, dan Sinkronisasi Perencanaan, Pendanaan Program, UP4B. Ikwanuddin Mawardi

Deputi Bidang Koordinasi, dan Sinkronisasi Perencanaan, Pendanaan Program, UP4B. Ikwanuddin Mawardi Deputi Bidang Koordinasi, dan Sinkronisasi Perencanaan, Pendanaan Program, UP4B Ikwanuddin Mawardi Jakarta, 17 April 2013 Diagram Alur Rakorsus P4B dengan Musrenbang Rakorsus P4B Musrenbang RPJM 2010-2014

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEDOMAN SERIAL MULTILATERAL MEETING II

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEDOMAN SERIAL MULTILATERAL MEETING II KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEDOMAN SERIAL MULTILATERAL MEETING II Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas JADWAL PENYUSUNAN RKP 2017

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Jln. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya yang dilakukan secara terarah, terpadu, dan berkesinambungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tahapan

Lebih terperinci

Jakarta, 2 Februari 2015

Jakarta, 2 Februari 2015 Jakarta, 2 Februari 2015 PENDAHULUAN Perpres No. 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014

Lebih terperinci

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SELAKU SEKRETARIS BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL,

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SELAKU SEKRETARIS BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL, SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SELAKU SEKRETARIS BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL NOMOR KEP. 46/M.PPN/HK/03/2013 TENTANG

Lebih terperinci

PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK)

PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK) PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK) Disampaikan oleh : Dr. H. Sjofjan Bakar, MSc Direktur Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup Pada Acara

Lebih terperinci