Reformasi Regulasi Dalam Rangka Mendukung Upaya Pencapaian Prioritas Pembangunan Nasional dan Daerah
|
|
- Hartanti Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Reformasi Regulasi Dalam Rangka Mendukung Upaya Pencapaian Prioritas Pembangunan Nasional dan Daerah Ditjen Peraturan Perundang-undangan Jakarta, 5 Juli 2011 Direktur Analisa Peraturan Perundang-undangan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
2 Latar Belakang Kepastian hukum mutlak diperlukan dalam rangka menjaga dan mengawal kegiatan penyelenggaraan negara dan pembangunan (prioritas pembangunan nasional); Terdapat kecenderungan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan melalui pembentukan peraturan perundang-undangan tanpa melihat dan disesuaikan dengan arah agenda pembangunan ke depan; Banyak peraturan perundang-undangan di daerah yang semata-mata hanya dimaksudkan untuk mengejar peningkatan sumber pendapatan daerah tanpa mempertimbangkan ketentuan hukum dan upaya penciptaan iklim usaha dan iklim investasi; Upaya pemerintah mengatasi permasalahan yang terkait dengan peraturan perundang-undangan perlu ditingkatkan, khususnya terhadap peraturan perundang-undangan yang ada pada saat ini (existing regulation); Perlu langkah-langkah yang inovatif dan sistematis dalam menyelesaikan permasalahan peraturan perundang-undangan yang diindikasikan bermasalah/berpotensi menghambat prioritas pembangunan nasional, salah satunya melalui REFORMASI REGULASI. 1
3 Permasalahan Peraturan perundang-undangan yang pembentukannya belum sepenuhnya mengacu pada agenda perencanaan pembangunan; Adanya legal planning gap antara usulan RUU yang tertuang dalam RKP dengan Prolegnas; Pemahaman tentang jenis peraturan perundang-undangan dan kesesuaian materi muatannya belum dipahami sepenuhnya oleh K/L pemrakarsa; Peraturan yang tumpang tindih, inkonsisten, tidak jelas, multitafsir, dan pertentangan antara peraturan perundang-undangan yang satu dengan yang lainnya baik yang sederajat maupun antara peraturan yang lebih tinggi dengan peraturan di bawahnya, termasuk antara peraturan daerah dengan peraturan yang lebih tinggi; Masih rendahnya kualitas peraturan perundang-undangan, mengakibatkan ketidakefektifan atau inefisiensi pelaksanaan dan pada akhirnya menciptakan beban tambahan bagi masyarakat; Sarana dan prasarana belum memadai (belum memiliki database yang dapat digunakan sebagai referensi dalam pembentukan peraturan); Kurangnya kepedulian dan komitmen untuk melaksanakan reformasi regulasi; Ego sektoral masih sangat tinggi. 2
4 Konsekuensi Beban masyarakat membayar lebih dari pada yang seharusnya Inefisiensi anggaran: biaya investasi; implementasi dan penegakan hukum Menurunnya minat investasi, terutama foreign direct investment Daya saing investasi merosot akibat tak ada kepastian hukum Hilangnya kesempatan dan lapangan kerja Hilangnya kesempatan untuk melakukan program pembangunan lain: pengentasan kemiskinan; kesehatan; dsbnya. 3
5 REFORMASI REGULASI Definisi: Perubahan-perubahan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas peraturan perundang-undangan, yaitu peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan asas-asas perundang-undangan, mendukung terselenggaranya penyelenggaraan negara dan pembangunan secara efektif dan efisien. Tujuan: Mewujudkan peraturan perundang-undangan yang berkualitas dan keberadaannya memang benar-benar dibutuhkan serta dapat mendorong tercapainya tujuan pembangunan nasional. Out-put: Kuantitas: jumlah regulasi yang lebih rasional sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan. Kualitas : regulasi yang efektif, efisien serta mendukung upaya pencapaian prioritas pembangunan. Out-comes: Terwujudnya kepastian hukum dan pencapaian prioritas pembangunan nasional 6
6 Dampak Lainnya Terwujudnya iklim kerja dan kinerja penyelenggara negara yang lebih baik; Efisiensi anggaran negara; Meningkatnya investasi; Meningkatnya lapangan kerja; Meningkatnya tingkat kesejahteraan. 9
7 Reformasi Regulasi Simplifikasi Regulasi Pengelolaan Kerangka Regulasi dalam Dokumen Perencanaan Existing Future Model Analisa Peraturan Perundang-undangan (MAPP) Model Analisa Kerangka Regulasi (MAKARA) 10
8 Simplifikasi Regulasi 8
9 DAERAH PUSAT RPJMN ALUR KERANGKA REGULASI RKP Usulan Kerangka Regulasi RKP: K/L Dit. Sektor Bappenas (Matriks/ Form Kebutuhan KR) ANALISIS DAPP-Dit.Sektor (MAKARA) Bilateral Meeting (Bappenas & K/L) Berita Acara Kerangka Regulasi yang disepakati ALOKASI BUDGET Pusat: Dit. Alokasi Pendanaan Pembangunan RPJMD RKPD Usulan Kerangka Regulasi RKPD: SKPD Biro/ Bag Hukum BAPPEDA (Matriks/ Form Kebutuhan KR) ANALISIS Biro Hukum Bappeda (MAKARA) Bilateral Meeting (Bappeda & SKPD) Berita Acara Kerangka Regulasi yang disepakati ALOKASI BUDGET: BAPPEDA 9
10 FORMAT INVENTARISASI, IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI No REGULASI POTENSI MASALAH KETERANGAN K/L TERKAIT Jenis Regulasi Judul Regulasi Pasal/Ketentuan Konflik Inkonsisten Duplikasi Multi-tafsir Tidak Operasional 10
11 Model Analisa Peraturan Perundang-undangan (MAPP) Pusat Judul Peraturan Perundang-undangan: (UU/PP/Perpres/Permen): No Ruang Lingkup Pertanyaan Ya Ya/Tidak Tidak Keterangan a Landasan Hukum (Legal Basis) Peraturan perundangundangan ini tidak bermasalah Materi muatan dalam Peraturan Perundangundangan ini sesuai dengan materi muatan peraturan perundangundangan sebagaimana diatur dalam UU No.10 Tahun 2004 Apakah pengaturan (pasal, ayat, penjelasan) dalam peraturan perundangundangan ini konsisten, tidak duplikasi, tidak multitafsir, serta tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan lainnya baik yang setingkat maupun lebih tinggi? Apakah materi muatan Peraturan Perundangundangan ini telah mengacu kepada pengaturan tentang materi muatan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana diatur dalam UU No.10 Tahun 2004? 11
12 No B Ruang Lingkup Kebutuhan (Needs) Peraturan perundang-undangan ini memang dibutuhkan oleh masyarakat/ pembangunan untuk mengatasi permasalahan yang ada dan tidak ada alternatif diluar peraturan perundang-undangan untuk mengatasi permasalahan tersebut Pertanyaan Apa sajakah permasalahan strategis yang ingin diselesaikan oleh peraturan perundang-undangan ini? Apakah masalah tersebut masih relevan saat ini? Apakah tidak ada bentuk lain untuk mengatasi permasalahan strategis di atas selain melalui pembentukan peraturan perundang-undangan ini? Apakah solusi pemecahan masalah yang diatur dalam peraturan perundang-undangan ini sudah mampu mengatasi permasalahan strategis yang ingin diatasi? Ya/Tidak Ya Tidak Keterangan 12
13 No Ruang Lingkup Pertanyaan Ya Ya/Tidak Tidak Keterangan Kemampuan peraturan perundang-undangan untuk memberi arah dan tujuan strategis yang jelas (signifikasi terhadap upaya non diskriminatif, good governance, pembangunan ekonomi dan lingkungan hidup) Adakah ketentuan dalam peraturan perundang-undangan ini yang mengandung pengaturan yang diskriminatif (memberikan perlakuan berbeda, pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tak langsung terhadap warga negara yang didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik)? Adakah ketentuan dalam peraturan perundang-undangan ini yang mendukung promosi penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan anti korupsi? Adakah ketentuan dalam peraturan perundang-undangan ini yang mendukung partisipasi masyarakat (misal: dunia usaha) untuk melaksanakan pembangunan ekonomi nasional? Adakah ketentuan dalam peraturan perundang-undangan ini yang mendukung pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup dan perubahan iklim? 13
14 No Ruang Lingkup C Implementasi Peraturan perundangundangan ini berdaya guna Pertanyaan Apakah implementasi/penegakan peraturan perundang-undangan ini diatur dengan jelas (kelembagaan/personil yang melaksanakan, mekanisme pelaksanaan/penegakan)? Ya Ya/Tidak Tidak Keterangan Apakah penerapan peraturan perundang-undangan ini tidak memerlukan banyak persyaratan dan atau personil yang memberatkan/membebani keuangan negara? Apakah penerapan peraturan perundang-undangan ini tidak memberatkan masyarakat, baik secara ekonomi/keuangan maupun sosial kemasyarakatan? 14
15 No Ruang Lingkup Pertanyaan Apakah capaian yang dihasilkan oleh pembentukan peraturan perundang-undangan ini cukup signifikan? Ya Ya/Tidak Tidak Keterangan Kesimpulan: Rekomendasi: Pelaksana Tanggal 15
16 RENCANA TINDAK REGULASI Regulasi yang Diindikasikan Menghambat Pencapaian Prioritas Pembangunan Nasional Analisa/ Permasalahan Upaya Yang dilakukan Strategi Penyelesaian Waktu Pelaksanaan K/L Terkait Tindak Lanjut/ Rekomendasi 16
17 K/L PENGUSUL : BADAN PERTANAHAN NASIONAL DIREKTORAT MITRA DI BAPPENAS : DIREKTORAT. NASKAH AKADEMIK/RUU : ADA/TIDAK ADA NO RUU yang Diusulkan MATRIKS/FORMULIR KEBUTUHAN KERANGKA REGULASI Argumentasi Pentingnya RUU yang Diusulkan Keterkaitan dengan Peraturan Perundangundangan Lain Substansi Inti yang Diatur (permasalahan inti yang ingin diatasi atau diselesaikan) Prioritas/Fokus Prioritas/ Kegiatan Prioritas/ Sasaran RUU Perubahan Bahwa untuk mendukung dan UU No. 25/2007 tentang Pemberian HGU atas 1. Buku 1 atas UU No. 5 menggerakkan pembangunan ekonomi Penanaman Modal tanah dengan jangka Tahun 1960 nasional, diperlukan investasi dalam jumlah waktu yang lebih panjang a. Prioritas: tentang Pokokpokok Agraria yang tidak sedikit. (95 tahun) Bahwa di lingkungan global, pemberian Hak Guna Usaha (HGU) atas tanah dalam jangka waktu yang lebih lama memberikan daya tarik bagi investasi, terutama dari luar negeri. Bahwa di lingkungan Negara anggota Asean, HGU atas tanah diberikan dalam jangka waktu yang lebih panjang dengan rata-rata 90 tahun. Bahwa untuk menjadikan Indonesia tetap kompetitif dalam menarik investasi, maka HGU atas tanah dapat diberikan dalam waktu yang lebih panjang. Bahwa Pasal 22 (1a) UU No. 25/2007 tentang Penanaman Modal yang memberikan HGU atas tanah untuk jangka waktu 95 tahun telah dinyatakan tidak berlaku oleh Mahkamah Konstitusi. Bahwa pasal 29 ayat (1;2;3) UU No. 5 Tahun1960 Tentang Pokok-pokok Agraria hanya memberikan HGU untuk jangka waktu paling lama 35 tahun. Bahwa untuk menjadi kompetitif, maka pasal 29 ayat (1;2;3) UU 5 tahun1960 tentang Pokok-pokok Agraria yang hanya memberikan HGU untuk jangka waktu paling lama 35 tahun perlu diamandemen/direvisi sehingga menjadi 95 tahun. Prioritas 7 (Iklim Investasi dan Iklim Usaha) b. Substansi Inti: Pengaturan Hak Guna Usaha atas Tanah c. Kegiatan Prioritas: Revisi UU No. 5 Tahun 1960 Tentang Pokok-pokok Agraria d. Sasaran: Teramandemen/ terevisinya UU No. 5 Tahun1960 Tentang Pokok-pokok Agraria. CONTOH Keterangan 17
18 Model Analisa Kerangka Regulasi (Makara) RKP Unit Kerja : RUU yang diusulkan : K/L terkait : Kelengkapan Dokumen Naskah Akademik Naskah RUU Penilaian RUU Ruang Lingkup No. A. Maksud dan tujuan pembentukan [ ada/tidak ada] [ada/tidak ada] Pertanyaan Keterangan Perintah Normatif Eksplisit Diperintahkan oleh UUD 1945 Diperintahkan oleh UU lainnya Diperintahkan oleh putusan MK Ratifikasi Perjanjian Internasional Pencabutan Perppu* Perintah Normatif Implisit Sebutkan pasal UUD 45 yang memerintahkan pembentukan RUU? Sebutkan UU yang memerintahkan pembentukan RUU? Sebutkan putusan MK yang memerintahkan pembentukan RUU? Sebutkan perjanjian internasional yang perlu diratifikasi dengan RUU? Sebutkan Perpu yang ditolak DPR? Konsekuensi putusan Pengujian Undang-Undang MK Sebutkan putusan PUU MK yang memerlukan pembentukan RUU?
19 Penilaian RUU Ruang Lingkup No. Pertanyaan Keterangan Perintah Normatif Implisit Kesesuaian dengan RPJM RUU yang diusulkan sesuai dengan prioritas nasional Kebutuhan Kebijakan RUU yang diusulkan memang dibutuhkan/ diperlukan oleh masya-rakat/pembangunan untuk mengatur/ mengatasi permasalah-an yang ingin diatasi dan tidak ada alternatif diluar Undang-Undang untuk mengatasi permasalahan tersebut RUU yang diusulkan termuat dalam RPJM? Sebutkan prioritas nasional yang terkait dengan RUU? Apakah masalah dan fakta-fakta yang mendukung tertuang secara jelas dalam NA dan RUU? Apakah ada bentuk lain untuk mengatasi permasalahan selain melalui pembentukan UU? Apa sajakah solusi yang ada dalam RUU dan apakah solusi tersebut sudah mampu mengatasi masalah? Apakah solusi dalam RUU tidak menimbulkan masalah baru? Apakah solusi tidak merupakan duplikasi dari UU atau peraturan perundang-undangan lain yang sudah ada? Apakah materi pengaturan sesuai dengan materi muatan UU? 19
20 Penilaian RUU Ruang Lingkup No. B. Potensi Dampak terhadap Keuangan Negara Potensi Beban bagi Keuangan Negara Pembentukan kelembagaan baru Apakah RUU ini membentuk lembaga baru? Penyediaan sarana prasarana baru Pembentukan peraturan pelaksanaan Pertanyaan Keterangan Penyediaan alokasi anggaran pada bidang-bidang pembangunan tertentu. [ya] [tida k] Apabila ya, Bagaimana pengaruh stuktur organisasi lembaga yang dibentuk dalam RUU terhadap anggaran? Ketentuan apa yang membutuhkan penyediaan sarana pra sarana baru? Apa saja jenis peraturan perundangundangan yang harus dibentuk? Berapa banyak? Apa saja bidang pembangunan yang membutuhkan penyediaan anggaran baru? Penambahan beban bagi pengeluaran rutin pemerintah Apa saja beban pengeluaran rutin baru yang timbul akibat dari RUU ini? Potensi Manfaat bagi Keuangan Negara Potensi Manfaat Apa bentuk potensi manfaat yang langsung bagi keuangan negara (misal Pajak atau PNBP? Apa bentuk potensi manfaat yang tidak langsung bagi keuangan negara? 20
21 Penilaian RUU Ruang Lingkup No. C. Potensi Manfaat Sektor Perekonomian Nasional dan Pengaruhnya bagi Pembangunan Nasional Sektor Sosial Kemasyarakatan Sektor Lingkungan Hidup Pertanyaan Keterangan Sektor Hak Asasi Manusia/Perempuan dan Kelompok Rentan Sektor otonomi daerah dan pelayanan publik Apa saja sektor perekonomian nasional yang berpotensi mendapat manfaat dari RUU? Siapa pelaku ekonomi yang berpotensi mendapat manfaat Apa bentuk manfaat terhadap sektor sosial kemasyarakatan (misal: pendidikan, kesehatan, pemberdayaan dll)? Siapa unsur masyarakat yang berpotensi mendapat manfaat? Apa bentuk manfaat terhadap sektor lingkungan hidup? Apa bentuk manfaat terhadap sektor Hak Asasi Manusia/Perempuan dan Kelompok Rentan? Apa bentuk manfaat terhadap sektor otonomi daerah dan pelayanan publik? 21
22 Penilaian RUU Ruang Lingkup No. D. Potensi Kerugian bagi Pembangunan Nasional Pertanyaan Keterangan Sektor Perekonomian Nasional Sektor Sosial Kemasyarakatan Sektor Lingkungan Hidup Sektor Hak Asasi Manusia/Perempuan dan Kelompok Minoritas Sektor otonomi daerah dan pelayanan publik Apa bentuk kerugian terhadap sektor perekonomian nasional? Apa bentuk kerugian terhadap sektor sosial kemasyarakatan? Apa bentuk kerugian terhadap sektor lingkungan hidup? Apa bentuk kerugian terhadap sektor Hak Asasi Manusia/Perempuan dan Kelompok Minoritas Apa bentuk kerugian terhadap sektor otonomi daerah dan pelayanan publik? Kesimpulan: Rekomendasi: Pelaksana Tanggal 22
23 Judul Perda: Model Analisa Peraturan Perundang-undangan (MAPP) Perda No. Ruang Lingkup Pertanyaan Ya Ya/Tidak Tidak Keterangan A Landasan Hukum (Legal Basis) Perda ini tidak bermasalah Materi muatan yang diatur telah sesuai dengan materi muatan Perda sebagaimana diatur dalam UU No.10 Tahun 2004 Apakah pengaturan (pasal, ayat, penjelasan) dalam Perda ini konsisten, tidak duplikasi, tidak multitafsir, serta tidak bertentang-an dengan peraturan perundang-undangan lainnya baik yang setingkat maupun lebih tinggi? Apakah materi muatan perda ini dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah, atau tugas pembantuan, atau menampung kondisi khusus daerah dan/atau penjabaran lebih lanjut peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi? 23
24 No. Ruang Lingkup Pertanyaan Ya/Tidak Ya Tidak Keterangan B Kebutuhan (Needs) Perda ini memang dibutuhkan oleh masyarakat/pembangun an untuk mengatasi permasalahan yang ada dan tidak ada alternatif diluar Perda untuk mengatasi permasalahan tersebut Apa sajakah permasalahan strategis yang ingin diselesaikan oleh Perda ini? Apakah masalah tersebut masih relevan saat ini? Apakah tidak ada bentuk lain untuk mengatasi permasalahan strategis di atas selain melalui pembentukan Perda? Apakah solusi pemecahan masalah yang diatur dalam Perda sudah mampu mengatasi permasalahan strategis yang ingin diatasi? Kemampuan Perda untuk memberi arah dan tujuan strategis yang jelas (signifikasi terhadap kerukunan antar warga, pelayanan publik, ketertiban umum, non diskri-minatif, good governance, pembangunan ekonomi dan lingkungan hidup) Adakah ketentuan dalam Perda ini yang mendukung upaya pemerin-tah untuk membina kerukunan antar warga (mengembangkan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan, dan kerjasama antar warga)? Adakah ketentuan dalam Perda ini yang mendukung pelayanan publik (kegiatan memenuhi kebutuhan pelayanan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik) secara cepat, efisien dan efektif? 24
25 No. Ruang Lingkup Pertanyaan Ya Ya/Tidak Tidak Keterangan Adakah ketentuan dalam Perda ini yang mendukung promosi penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan anti korupsi? Adakah ketentuan dalam Perda ini yang mendukung pelaku usaha untuk melaksanakan pembangunan ekonomi nasional? Adakah ketentuan dalam Perda ini yang mendukung pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup dan perubahan iklim? C Implementasi Perda ini berdaya guna Apakah implementasi/penegakan Perda ini diatur dengan jelas (kelembagaan/personil yang melaksanakan, mekanisme pelak-sanaan/penegakan)? Apakah penerapan Perda tidak memerlukan banyak persyaratan dan atau personil yang memberat-kan/membebani daerah dan atau keuangan daerah? 25
26 No. Ruang Lingkup Pertanyaan Ya/Tidak Ya Tidak Keterangan Kesimpulan: Rekomendasi: Pelaksana Tanggal Apakah penerapan Perda tidak memberatkan masyarakat, baik secara ekonomi/keuangan mau-pun sosial kemasyarakatan? Apakah capaian yang dihasilkan oleh pembentukan Perda ini cukup signifikan? 26
27 No. Raperda yang Diusulkan FORMULIR KEBUTUHAN KERANGKA REGULASI RKPD Argumentasi Pentingnya Raperda Keterkaitan dengan Peraturan Perundangundangan lain Substansi Inti Yang Diatur (Permasalahan Strategis yang ingin diatasi atau diselesaikan Kesesuaian dengan Prioritas dalam Dokumen Perencanaan (RPJMD) Keterangan
28 Model Analisa Kerangka Regulasi (Makara) - RKPD SKPD Pengusul :. Judul Raperda yang diusulkan :. Kelengkapan Dokumen Naskah Akademik Naskah Raperda Penilaian RUU No. Ruang Lingkup A. Maksud dan tujuan pembentukan [ada/tidak ada] [ada/tidak ada] Pertanyaan KET Perintah Normatif Eksplisit Diperintahkan oleh UU/PP/Perpres/Permen Diperintahkan oleh Perda lainnya Perintah Normatif Implisit Sebagai konsekwensi Putusan MA. Konsekuensi Pembatalan Perda oleh Pemerintah Kesesuaian dengan RPJMD Raperda yang diusulkan sesuai/ mendukung prioritas daerah yang tercantum di RPJMD Kebutuhan Kebijakan Raperda yang diusulkan memang dibutuhkan/diperlukan oleh masyarakat/pembangunan untuk mengatur/mengatasi permasalahan yang ingin diatasi dan tidak ada alternatif diluar Perda untuk mengatasi permasalahan tersebut Sebutkan pasal UU/PP/Perpres/Permen yang memerintahkan pembentukan Raperda. Sebutkan pasal Perda yang memerintahkan pembentukan Raperda. Sebutkan Putusan MA yang memutuskan uji materi Perda terkait Sebutkan Peraturan yang membatalkan Perda yang perlu ditindaklanjuti dengan membentuk Raperda baru (memperbaiki sebagian atau seluruh materi peraturan daerah yang dibatalkan). Apakah Raperda sudah diusulkan dalam RPJMD? Sebutkan prioritas pembangunan daerah yang terkait/sesuai dengan Raperda. Sebutkan permasalahan strategis (urgent/mendesak/krusial) di daerah yang perlu diatasi dengan membentuk Raperda Apakah Naskah Akademik telah memuat dan menjelaskan latar belakang masalah yang dihadapi dan ingin diselesaikan oleh Pemda? Apakah ada cara lain untuk mengatasi permasalahan strategis di atas, selain dengan membentuk Raperda? 28
29 No. Ruang Lingkup B. Potensi Dampak terhadap Keuangan Daerah C. Potensi Manfaat dan Pengaruhnya bagi Pembangunan Daerah Pertanyaan KET Apa sajakah cara-cara mengatasi masalah (solusi) yang disebutkan di dalam Raperda? Apakah solusi tersebut sudah mampu mengatasi masalah strategis di atas? Apakah solusi dalam Raperda tidak menimbulkan masalah baru? Apakah solusi tidak merupakan duplikasi dari Perda atau peraturan perundangundangan lain yang sudah ada? Apakah muatan Raperda tidak bertentangan dengan peraturan per-uu-an yang setingkat ataupun yang lebih tinggi? Apakah materi pengaturan sesuai dengan materi muatan Perda? Potensi Beban bagi Keuangan Daerah Pembentukan Apakah Raperda ini [ya] Apabila ya, Bagaimana pengaruh stuktur kelembagaan baru membentuk lembaga baru? organisasi lembaga yang dibentuk dalam (ditambahkan kolom Raperda terhadap anggaran? [tidak] ada/tidak) Penyediaan sarana Ketentuan apa di dalam Raperda yang membawa konsekwensi penyediaan prasarana baru sarana prasarana baru? Sebutkan sarana prasarana yang dibutuhkan. Pembentukan peraturan Apa saja jenis peraturan pelaksanaan (Peraturan Kepala Daerah, dan Peraturan pelaksanaan (Peraturan Desa) yang harus dibentuk? Sebutkan. Kepala Daerah, dan Peraturan Desa) Penyediaan alokasi Apakah Raperda membawa konsekwensi penyediaan anggaran pada bidang anggaran pada bidangbidang pembangunan pembangunan tertentu? Jika ya, sebutkan bidang pembangunan dimaksud. tertentu. Penambahan beban bagi Apa saja beban pengeluaran rutin yang timbul akibat dari Raperda ini? pengeluaran rutin pemerintah daerah Potensi Manfaat bagi Keuangan Daerah Potensi Manfaat Sektor Perekonomian Apa bentuk potensi manfaat yang langsung bagi keuangan daerah (misal Pajak, Retribusi, penghematan keuangan daerah, dll)? Apa bentuk potensi manfaat yang tidak langsung bagi keuangan daerah? (misal: peningkatan investasi, peningkatan infrastruktur, dll) Apa sektor perekonomian yang berpotensi mendapat manfaat dari Raperda. 29
30 No. Ruang Lingkup Pertanyaan KET C. Siapa pelaku ekonomi yang berpotensi mendapat manfaat D. Potensi Kerugian bagi Pembangunan Daerah Sektor Sosial Kemasyarakatan Sektor Lingkungan Hidup Sektor Hak Asasi Manusia/Perempuan dan Kelompok Rentan Sektor otonomi daerah dan pelayanan umum Sektor Perekonomian Sektor Sosial Kemasyarakatan Sektor Lingkungan Hidup Sektor Hak Asasi Manusia/Perempuan dan Kelompok Minoritas Sektor otonomi daerah dan pelayanan umum Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan: Apa bentuk manfaat terhadap sektor sosial kemasyarakatan? (Misal: terhadap kerukunan antar warga masyarakat, ketenteraman/ ketertiban umum; terhadap hak-hak masyarakat di bidang ekonomi, sosial (pendidikan, kesehatan, dll), politik, budaya, dll) Apa bentuk manfaat terhadap sektor lingkungan hidup. Apa bentuk manfaat terhadap sektor Hak Asasi Manusia/Perempuan dan Kelompok Rentan (tidak bersifat diskriminatif)? Apa bentuk manfaat terhadap sektor otonomi daerah dan pelayanan publik? Apa bentuk kerugian terhadap sektor perekonomian? Apa bentuk kerugian terhadap sektor sosial kemasyarakatan? (Misal: terhadap kerukunan antar warga masyarakat, ketenteraman/ ketertiban umum; terhadap hak-hak masyarakat di bidang ekonomi, sosial (pendidikan, kesehatan, dll), politik, budaya, dll) Apa bentuk kerugian terhadap sektor lingkungan hidup? Apa bentuk kerugian terhadap sektor Hak Asasi Manusia/Perempuan dan Kelompok Minoritas (mengandung sifat diskrimitatif). Apa bentuk kerugian terhadap sektor otonomi daerah dan pelayanan publik? Rekomendasi: Pelaksana Tanggal 30
31 terima kasih 31
KATA PENGANTAR. BPHN_2012: Pedoman Prolegda i
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-nya Buku Pedoman tentang Penyusunan dan Pengelolaan Program Legislasi Daerah dapat diselesaikan. Seperti
Lebih terperinciBAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM
BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis merupakan upaya yang terus-menerus dilakukan, sampai seluruh bangsa Indonesia benar-benar merasakan keadilan dan
Lebih terperinciPUSANEV_BPHN KEBIJAKAN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PENGUATAN SISTEM PERTAHANAN NEGARA
KEBIJAKAN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PENGUATAN SISTEM PERTAHANAN NEGARA DISKUSI PUBLIK PENGUATAN SISTEM PERTAHANAN NEGARA MEDAN, 12 MEI 2016 Pocut Eliza, S.Sos.,S.H.,M.H. Kepala Pusat Analisis
Lebih terperinciPUSANEV_BPHN KEBIJAKAN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM
KEBIJAKAN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DISKUSI PUBLIK MEMBANGUN SISTEM HUKUM PIDANA (ANAK) Denpasar Bali, 10 Agustus 2016 Pocut Eliza, S.Sos.,S.H., M.H. Kepala Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional
Lebih terperinciLaporan Akhir Koordinasi Strategis Reformasi Regulasi Tahun 2012 Direktorat Analisa Peraturan Perundang - Undangan
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Laporan Akhir Koordinasi Strategis Reformasi Regulasi Tahun 2012 Direktorat Analisa Peraturan Perundang - Undangan DAFTAR
Lebih terperinciMATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NO. UU NOMOR 10 TAHUN 2004 1. Menimbang: Menimbang: a. bahwa pembentukan peraturan perundang undangan merupakan salah satu syarat dalam rangka pembangunan hukum nasional
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA
Lebih terperinciDAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) PEMERINTAH ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) PEMERINTAH ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Formatted: Left: 3,25 cm, Top: 1,59 cm, Bottom: 1,43 cm, Width: 35,56 cm, Height:
Lebih terperinciKERANGKA REGULASI RKP 2017
KERANGKA REGULASI RKP 2017 Peraturan Menteri/Keputusan Menteri/Instruksi Menteri Tahun 2000-2015 No. Kementerian Total Permen Kepmen Instruksi Total Sumber 1 Kemenko Perekonomian 115 341 0 456 https://ekon.go.id/
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH
PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG MEKANISME PENYUSUNAN PROGRAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan
Lebih terperinciPUSANEV_BPHN DALAM RANGKA PENYUSUNAN DOKUMEN PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL (DPHN) PROF. DR. ENNY NURBANINGSIH, SH., M.Hum.
EVALUASI HUKUM DAN PROYEKSI PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL DALAM RANGKA PENYUSUNAN DOKUMEN PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL (DPHN) PROF. DR. ENNY NURBANINGSIH, SH., M.Hum. KEPALA BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL Arah
Lebih terperinciPENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Pertemuan 7 dan 14 ANDY KURNIAWAN, SAP, MPA Staff Pengajar pada Jurusan Administrasi Publik Fakultasi Ilmu Administrai Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan
Lebih terperinci2017, No tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 3. Keputusan Presiden
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.656, 2017 LIPI. Pembentukan Peraturan Perundangundangan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN
Lebih terperinciBAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI
BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK Diskriminasi merupakan bentuk ketidakadilan. Pasal 1 ayat 3 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, menjelaskan bahwa pengertian
Lebih terperinciMENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.PP.05.01 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 5 2010 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG MEKANISME PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYUSUNAN PROLEGNAS RUU PRIORITAS TAHUN Ignatius Mulyono
KEBIJAKAN PENYUSUNAN PROLEGNAS RUU PRIORITAS TAHUN 2011 Ignatius Mulyono BALEG DAN PROLEGNAS Salah satu tugas pokok Baleg sebagai pusat pembentukan undang-undang, adalah menyusun rencana pembentukan undang-undang.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM
Lebih terperinciWALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH
WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : a. bahwa pembentukan
Lebih terperinciBAB III IMPLEMENTASI PROGRAM LEGISLASI DALAM PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH. A. Mekanisme Program Legislasi Dalam Pembentukan Produk Hukum
BAB III IMPLEMENTASI PROGRAM LEGISLASI DALAM PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH A. Mekanisme Program Legislasi Dalam Pembentukan Produk Hukum Daerah Berdasarkan Pasal 1 butir 12 Undang-Undang Nomor 12 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciATE/D.DATA WAHED/2016/PERATURAN/JULI
PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung Tahun 2016 2 BUPATI
Lebih terperinciBUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa Peraturan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI KEPULAUAN SELAYAR
BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang a. bahwa Peraturan
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,
PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa pembentukan produk hukum daerah yang
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA KEDIRI
PEMERINTAH KOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TRANSPARANSI DAN PARTISIPASI DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang
Lebih terperinciDirektorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri
TATA CARA EVALUASI DOKUMEN PERENCANAAN DAERAH RAPERDA TENTANG RPJPD, RPJMD DAN PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) SESUAI DENGAN PERMENDAGRI 86 TAHUN 2017 Direktorat Jenderal Bina Pembangunan
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAN INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAN INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa untuk
Lebih terperinciPERAN STRATEGIS LEMBAGA LITBANG SEBAGAI REFERENSI KEBIJAKAN NASIONAL DI BIDANG HUKUM. Jakarta, 2 November 2017
PERAN STRATEGIS LEMBAGA LITBANG SEBAGAI REFERENSI KEBIJAKAN NASIONAL DI BIDANG HUKUM Jakarta, 2 November 2017 NAWACITA DAN REFORMASI HUKUM 2 REFORMASI HUKUM JILID II Pada awal tahun 2017, Pemerintah telah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa peraturan daerah merupakan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA
Lebih terperinciperaturan (norma) dan kondisi pelaksanaannya, termasuk peraturan pelaksanaan dan limitasi pembentukannya. 2. Peninjauan, yaitu kegiatan pemeriksaan
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM RANGKA PEMANTAUAN DAN PENINJAUAN TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KE PROVINSI ACEH, PROVINSI
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. Pembaruan hukum..., Richo Wahyudi, FH UI, Universitas Indonesia
137 BAB 5 PENUTUP Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada bab-bab sebelumnya, pembaruan hukum agraria melalui RUU bidang agraria dalam prolegnas 2010-2014 dapat diberikan simpulan dan saran sebagai
Lebih terperinciMEMAHAMI UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. OLEH : SRI HARININGSIH, SH.,MH
MEMAHAMI UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. OLEH : SRI HARININGSIH, SH.,MH 1 MEMAHAMI UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYUSUNAN PROLEGNAS RUU PRIORITAS TAHUN 2011
KEBIJAKAN PENYUSUNAN PROLEGNAS RUU PRIORITAS TAHUN 2011 Ignatius Mulyono A. Pendahuluan Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945) membawa perubahan mendasar dalam kehidupan
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN, SERTA PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN
Lebih terperinciUndang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang
BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri
Lebih terperinci- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,
- 1 - SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciTAHAPAN DAN TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
LAMPIRAN VII : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : TANGGAL : TAHAPAN DAN TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH A. PENGENDALIAN DAN EVALUASI TERHADAP KEBIJAKAN PERENCANAAN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,
GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,
Lebih terperinciBUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH
BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS, Menimbang : a. bahwa pembangunan
Lebih terperinciPROVINSI KALIMANTAN BARAT
PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS, Menimbang : Mengingat : a. bahwa pembangunan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN
Lebih terperinciPENGINTEGRASIAN KERANGKA REGULASI DALAM DOKUMEN PERENCANAAN
PENGINTEGRASIAN KERANGKA REGULASI DALAM DOKUMEN PERENCANAAN DIREKTORAT ANALISA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS Jakarta, 25 November 2013 Kebijakan Regulasi
Lebih terperinci4&L Jk Am /L. GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG
4&L Jk Am 0 /L. GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATACARA PENYUSUNAN PROGRAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN I. UMUM Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan merupakan pelaksanaan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG
1 2016 No.07,2016 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DAERAH.HUKUM.Pedoman.Pembentukan. Produk Hukum Daerah. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015
Lebih terperinci2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1361, 2016 DPR. Prolegnas. Penyusunan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM
Lebih terperinciBADAN LEGISLASI DAERAH BAHAN CERAMAH OLEH PROF. DR. SADU WASISTIONO,MSI
BADAN LEGISLASI DAERAH BAHAN CERAMAH OLEH PROF. DR. SADU WASISTIONO,MSI A. ALAT KELENGKAPAN DPRD KABUPATEN/KOTA Alat kelengkapan DPRD kabupaten/kota terdiri atas : a. pimpinan; b. Badan Musyawarah; c.
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5234 ADMINISTRASI. Peraturan Perundang-undangan. Pembentukan. Teknik Penyusunan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82) PENJELASAN ATAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai hasil perubahan ketiga Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota
Lebih terperinciPROSES PENGHARMONISASIAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN WICIPTO SETIADI REFORMASI REGULASI = HARMONISASI? Harmonisasi : Rancangan PUU atau PUU Harmonisasi PUU =
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 1 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 1 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 01 TAHUN PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDes) TAHUN ANGGARAN 2013
BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 01 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDes) TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA, Menimbang
Lebih terperinciBAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM
BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM Hukum merupakan landasan penyelenggaraan negara dan landasan pemerintahan untuk memenuhi tujuan bernegara, yaitu mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, dan
Lebih terperinciPEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DALAM PERSEPEKTIF DESENTRALISASI. Dr. KURNIASIH, SH, M.Si DIREKTUR PRODUK HUKUM DAERAH
PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DALAM PERSEPEKTIF DESENTRALISASI Dr. KURNIASIH, SH, M.Si DIREKTUR PRODUK HUKUM DAERAH DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI 2016 LEMBAGA-LEMBAGA DALAM
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN PERATURAN DAERAH. Oleh : Biro Hukum SETDA Provinsi Jawa Tengah
PROSES PEMBUATAN PERATURAN DAERAH Oleh : Biro Hukum SETDA Provinsi Jawa Tengah DASAR : PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH UU NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH UU NOMOR 12 TH 2011 TTG PEMBENTUKAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciKementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (MUSRENBANGNAS) TAHUN 2010 Jakarta, 28 April-1 Mei 2010 RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK
Lebih terperinciRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2009-2014 1. PENGANTAR Proses penyusunan rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Garut Tahun 2009-2014 saat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciSINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH MELALUI E-MUSRENBANG
SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH MELALUI E-MUSRENBANG PENDAHULUAN 1 Penegasan Paradigma Perencanaan dan Penganggaran Amanat konstitusi menegaskan bahwa ANGGARAN NEGARA adalah INSTRUMEN untuk mencapai
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 SERI D.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 SERI D.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL. No.04,2015 Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Pedoman, pembentukan, produk hukum, daerah
1 2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL No.04,2015 Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Pedoman, pembentukan, produk hukum, daerah BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI PERDESAAN MELALUI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP)
KEMENTERIAN DALAM NEGERI POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI PERDESAAN MELALUI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) W. Sigit Pudjianto Direktur Pengembangan Ekonomi Daerah Jakarta,
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI KUDUS, Menimbang :
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA MEMPERSIAPKAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA MEMPERSIAPKAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib
Lebih terperinciPenguatan Kerangka Hukum Efek Syariah Melalui Revisi Undang-Undang Pasar Modal Oleh: Muhammad Faiz Aziz *
Penguatan Kerangka Hukum Efek Syariah Melalui Revisi Undang-Undang Pasar Modal Oleh: Muhammad Faiz Aziz * Naskah diterima: 15 Desember 2015; disetujui: 30 Desember 2015 Keuangan atau pasar modal syariah
Lebih terperinciKOORDINASI PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM USDRP
Republik Indonesia Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS KOORDINASI PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM USDRP DISAMPAIKAN OLEH: DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN REGIONAL DAN OTONOMI DAERAH BAPPENAS PADA:
Lebih terperinciPage 1 of 12 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang
Lebih terperinciPendahuluan. Latar Belakang
Pendahuluan Latar Belakang Pembangunan daerah Kabupaten Bangkalan yang dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2008 2013 telah memberikan hasil yang positif dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 85/PUU-XV/2017 Akses Informasi Keuangan Untuk Kepentingan Perpajakan
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 85/PUU-XV/2017 Akses Informasi Keuangan Untuk Kepentingan Perpajakan I. PEMOHON E. Fernando M. Manullang. II. III. OBJEK PERMOHONAN Pengujian formil dan pengujian materil
Lebih terperinci