VISUALITAS MEDIA PERIKLANAN CETAK LUAR RUANGAN MUSEUM PURBA SANGIRAN SRAGEN
|
|
- Bambang Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 VISUALITAS MEDIA PERIKLANAN CETAK LUAR RUANGAN MUSEUM PURBA SANGIRAN SRAGEN Zulfa Rahmawati Pengkajian Seni Rupa Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta zulfarahma87@gmail.com ABSTRAK Artikel ini merupakan kajian semiotika, tentang makna visual media periklanan cetak luar ruangan Museum Sangiran Sragen. Media periklanan Museum Sangiran menjadi menarik untuk diteliti karena adanya keterkaitan antar sajian visual media periklanannyaa. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk visual media periklanan cetak luar ruangan Museum Sangiran dan bagaimana visual media periklanan cetak luar ruangan Museum Sangiran dimaknai. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan konstruksi makna pesan iklan yang ingin disampaikan, kemudian menjelaskan konstruksi makna pesan Sangiran serta mengetahui makna denotatif dan konotatif yang terdapat pada media periklanan. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika Saussure, yaitu pananda dan petanda, kemudian analisis semiotika Roland Barthes, yakni denotatif dan konotatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, media periklanan cetak luar ruangan Museum Sangiran berupa street banner, sign board, dan billboard. Kedua, struktur makna media periklanan cetak luar ruangan Museum Sangiran terdiri dari elemen visual dan elemen verbal. Ketiga, terdapat makna denotatif dan makna konotatif pada media-media periklanan Museum Sangiran. Dari makna yang terdapat pada media periklanannya, terdapat kesamaan isi pesan, yaitu mengenai keberadaan Museum Sangiran yang berisi informasi mengenai kehidupan masa pra sejarah yang telah mengalami kepunahan. Tujuan pesan terakhir pemerintah ingin mengajak masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam upaya menjaga, mengembangkan dan melestarikan warisan dunia ini. Kata kunci: museum, Sangiran, periklanan, makna. ABSTRACT This article is a study of semiotics. Media has major contribution in advertising. Advertising is an activity undertaken by an institution or personal information to communicate a product or service as well as contain a call or persuasive to the target audience to take action as expected by the advertiser. Advertising is also done by the Museum Sangiran in order to communicate any information about the period of pre-history of life that occurred in Sangiran and the surrounding area. 1
2 Vol. 3 No. 1 Januari 2016 The problem studied in this research is the form of sangiran museum advertising media and how the sangian museum advertising media interpreted. The purpose of this study is to describe the construction of the meaning of advertising messages to be conveyed, then explain the construction and know the meaning of the message Sangiran denotative and connotative contained in advertising media. This study uses a semiotic analysis of Saussure, namely signifier and signified, then semiotika analysis of Roland Barthes, the denotative and connotative. The results show that: first, the advertising media Sangiran Museum has two forms, namely print and electronic, is folders, street banners, sign board, billboards, and the internet media. Secondly, the structure of the meaning of sangiran museum advertising media consists of visual elements and verbal elements. Third, there is denotative and connotative meanings in Sangiran Museum advertising media. The meanings contained in the advertising media, there are similarities contents of the message, namely the existence of Sangiran Museum which contains information on the life history of the pre that has undergone extinction conveyed. The purpose of the last message is the government wants to encourage people to take an active role in the effort to maintain, develop and preserve the world's heritage. Keywords: museum, Sangiran, advertising, meaning. 2
3 Zulfa Rahmawati Visualitas Media Periklanan Cetak Luar Ruangan Museum Purba Sangiran Sragen A. PERIKLANAN MUSEUM SANGIRAN Media mempunyai andil penting dalam dunia periklanan. Periklanan merupakan penggunaan media bayaran oleh seorang penjual untuk mengkomunikasikan informasi persuasif tentang produk (ide, barang, jasa) atau organisasi yang merupakan alat promosi yang kuat (Suyanto, 2004: 3). Dari pemaparan di atas dapat jelas kita ketahui bahwa media merupakan syarat yang dipenuhi dalam periklanan dan mempunyai tugas sebagai sarana untuk penyampaian informasi. Jenis media periklanan yang hadir di masyarakat juga terus mengalami perkembangan hingga sekarang. Hal ini dapat dilihat, contohnya pada abad 19 muncul penggolongan media periklanan oleh Frank Jefkins menjadi dua bentuk iklan, yaitu above the line media (media lini atas) dan below the line media (media lini bawah). Kemudian masuk abad 20 muncul banyak pakar yang menggolongkan media periklanan seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, seperti pada tahun 2005, Rene Arthur menggolongkan media periklanan menjadi dua, yaitu media konvensional dan media inkonvensional. Tahun 2007, muncul Rendra Widyatama yang menggolongkan media periklanan berdasar bentuk medianya menjadi dua yaitu media iklan cetak dan media iklan elektronik. Museum merupakan salah satu objek atau tempat yang dapat dimanfaatkan untuk mengenang sejarah masa lampau. Di Indonesia, pemerintah telah mengatur keberadaan museum dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1995 tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum Presiden Republik Indonesia. Museum Sangiran merupakan salah satu museum di Indonesia yang difungsikan sebagai tempat penyimpanan benda-benda prasejarah. Museum Arkeologi ini terletak di Desa Krikilan, Kec. Kalijambi, Kab. Sragen. Berdirinya Museum Sangiran bermula dari adanya penelitian untuk mencari fosil manusia purba oleh seorang Arkeolog dari Jerman bernama G.H.R. von Koenigswald di Sangiran. Pencarian itu kemudian melibatkan masyarakat Desa Krikilan sendiri dengan adanya pemberian imbalan bagi yang menemukan fosil purba. Penelitian G.H.R. von Koenigswald banyak dibantu oleh Lurah Desa Krikilan saat itu yaitu Toto Marsono. Fosil-fosil yang ditemukan kemudian disimpan di rumah pribadi Toto Marsono, sampai akhirnya tahun 1974 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membuatkan gedung untuk penyimpanan fosil yang lebih baik. Tahun 1983 Pemerintah Pusat memindahkan semua koleksi fosil untuk ditempatkan dalam sebuah museum yang kemudian berkembang menjadi Museum Sangiran. Media periklanan juga dimanfaatkan Museum Sangiran sebagai upaya untuk memperkenalkan diri dan memberikan informasi kepada masyarakat. Salah satu jenis media periklanan yang digunakan Museum Sangiran adalah berbentuk cetak yang ditempatkan di luar ruangan atau outdoor. Media periklanan tersebut berupa billboard, sign board dan street banner. Hal yang menarik dalam kajian media periklanan berbentuk cetak luar ruangan ini adalah kemungkinan adanya keterkaitan antara tampilan media iklan yang satu dengan media lainnya guna menyampaikan pesan iklan ke khalayak sasaran dengan baik. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana bentuk visual media periklanan Museum Sangiran? dan 2) Bagaimana visual media periklanan Museum Sangiran 3
4 Vol. 3 No. 1 Januari 2016 dimaknai?. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut diharapkan dapat menjelaskan bentuk visual media periklanan cetak luar ruangan di Museum Sangiran sampai dengan elemen-elemen desain yang ada di dalamnya. Selain itu, juga dapat menjelaskan kontruksi makna dan pesan iklan yang ingin disampaikan Museum Sangiran melalui media periklanan cetaknya. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi keilmuwan yaitu melalui penerapan teori periklanan dan semiotika diharapkan dapat membantu mengetahui bentuk-bentuk media periklanan, struktur makna, dan pesan iklan yang ingin disampaikan Museum Sangiran. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan kepada masyarakat mengenai media-media periklanan, seperti bentuk dan kajian tentang makna untuk mengetahui adanya pesan iklan yang ingin disampaikan pada sasarannya. Konsep dasar semiotika yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotika Roland Barthes. Konsep semiotika Barthes dipilih untuk mengetahui makna yang terkandung pada media periklanan Museum Sangiran baik makna denotatif maupun konotatif dengan pencarian penanda dan petanda visual maupun verbalnya. Penanda-penanda yang saling berhubungan dengan petanda-petanda akan menghasilkan suatu tanda. Kemudian, tanda-tanda yang dihasilkan pada tataran pertama ini pada akhirnya akan menjadi penanda pada proses atau tataran kedua (Budiman, 2011: 38). Dijelaskan pula oleh Tinarbuko bahwa tanda pada lapisan pertama berfungsi sebagai penanda pada lapisan kedua, dan seterusnya (Tinarbuko, 2008: 14). Metode penelitian yang dipakai dengan menggunakan sumber data berupa arsip atau dokumen dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran baik cetak maupun file, sumber tertulis berupa buku dan artikel yang berhubungan dengan penelitian, serta dokumentasi foto pribadi sebagai pelengkap data penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka dari buku dan artikel terkait dan observasi secara langsung ke Museum Sangiran dan lokasi pemasangan media periklanannya. B. BENTUK VISUAL MEDIA PERIKLANAN CETAK LUAR RUANGAN MUSEUM SANGIRAN Media periklanan cetak Museum Sangiran berbentuk billboard, street banner, dan sign board tergolong dalam media lini atas (ATL) karena dalam pemasangannya biasanya perusahaan diminta mengeluarkan komisi lebih. Sajian visual media periklanan cetak Museum Sangiran dapat terlihat dari adanya penggunaan elemen visual dan elemen verbalnya. Elemen visual pada media periklanan cetak Museum Sangiran, meliputi gambar, foto, ilustrasi, maupun elemen grafis yang digunakan. Elemen verbal pada media periklanan cetak Museum Sangiran, meliputi headline atau topik, teks atau bodycopy yang merupakan teks penjelas headline, serta logo. Selain elemen visual dan verbal, penelitian ini dijabarkan mengenai warna, alur baca dan komposisi yang digunakan. Berikut pemaparannya: 4
5 Zulfa Rahmawati Visualitas Media Periklanan Cetak Luar Ruangan Museum Purba Sangiran Sragen 1. Billboard Billboard merupakan salah satu jenis media periklanan dengan teknik cetak yang berukuran sangat besar, biasanya di tempatkan pada lokasi-lokasi yang menjadi pusat perhatian masyarakat, seperti perempatan-perempatan jalan raya. Gambar 1. Billboard Museum Sangiran (Foto: Zulfa Rahmawati, 2014) a. Elemen visual Terdapat elemen visual, yaitu foto, dan elemen grafis. Empat foto, yaitu: foto manusia purba Homo erectus, Homo floresiensis, fosil kepala kerbau, dan tengkorak kepala manusia purba. Elemen grafis yang ditampilkan adalah bentuk lingkaran dan segitiga mirip anak panah yang terletak di pojok kanan atas. Warna dominan adalah warna gelap cenderung hitam. Selain itu, terdapat penambahan warna kuning pada sebagian headline dan warna merah pada indeks. Peneliti membuat skema layout media periklanan billboard ini untuk memudahkan melihat penempatan teks dan gambar, sebagai berikut: Bagan 1. Skema Layout billboard Museum Sangiran 5
6 Vol. 3 No. 1 Januari 2016 Dapat dilihat dalam media ini posisi teks berada di tengah dan pojok kiri bawah, sedangkan ikon utama berada di kiri dengan ukuran besar. Posisi logo terdapat di tiga lokasi, yaitu pojok kiri atas, pojok kiri bawah, dan pojok kanan bawah, sedangkan indeks berada di posisi kanan atas. Saat melihat visual media billboard ini maka mata kita akan diarahkan ke dalam alur, sebagai berikut: Bagan 2. Alur baca billboard Museum Sangiran Dari tampilan di atas, didapatkan alur baca, yaitu pertama-tama kita disuguhkan untuk melihat manusia dan tengkorak kepala, kemudian melihat headline yang menjelaskan gambar tadi, bertuliskan Welcome to: Sangiran The Fascinating Prehistoric Site, lalu melihat indeks di pojok kanan atas, dan kembali ke kiri melihat logo Visi Jawa Tengah 2013, logo tut wuri handayani sampai akhirnya kita melihat tiga buah logo yang berada di pojok kanan bawah. b. Elemen verbal Elemen verbal pada billboard ini terdiri dari logo, headline dan teks. Terdapat lima buah logo suatu instansi yang berada di tepi kiri atas, kiri bawah dan kanan bawah, yaitu logo Visit Jawa Tengah 2013, Kementerian dan Kebudayaan, Pemerintah Jawa Tengah, UNESCO, dan World Heritage. Headline yang terdapat pada halaman ini adalah Welcome to: Sangiran, The Fascinating Prehistoric Site. Teks yang terdapat pada halaman ini adalah 14 km, UNESCO World Heritage List No. C 593, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran Jenis teks yang digunakan adalah Sans Serif karena melihat bentuk fontnya yang tidak memiliki serif atau sirip atau kaki. Untuk layout teks, pada headline digunakan alignment rata kanan, sedangkan untuk teks lain digunakan alignment rata kiri 3. Street banner Street banner merupakan jenis media periklanan dengan teknik cetak yang mempunyai ukuran bervariasi. Penempatan media ini biasanya di dekat daerah atau lokasi si pengiklan. 6
7 Zulfa Rahmawati Visualitas Media Periklanan Cetak Luar Ruangan Museum Purba Sangiran Sragen Gambar 2. Street banner Museum Sangiran (Foto: Zulfa Rahmawati, 2013) a. Elemen visual Model ini menampilkan tiga foto yang merupakan diorama pada ruang pamer Museum Sangiran yang tersusun secara vertikal. Foto tersebut, diantaranya: foto Situs Sangiran, koleksi fosil gading gajah pada ruang pamer 1, dan diorama kehidupan Homo erectus pada Ruang pamer 3. Warna yang digunakan didominasi oleh warna hitam. Layout yang disajikan dalam berbagai model visual pada media ini, yaitu rata tengah, berikut skema layoutnya: Bagan 3. Skema Layout street banner Museum Sangiran Pada tampilan layout street banner ini terdapat satu logo di atas, di bawahnya terdapat tiga foto mengenai kehidupan purba, dan empat logo lainnya. 7
8 Vol. 3 No. 1 Januari 2016 Bagan 4. Alur baca street banner Museum Sangiran Dalam media ini alur baca dimulai dari atas ke bawah, yaitu dari logo Visit Jawa Tengah 13 kemudian gambar di bagian tengah, dilanjutkan teks di bagian bawah. b. Elemen verbal Pada model ini terdiri dari logo dan teks. Logo yang terdapat pada model ini sebanyak lima buah, yaitu logo Visit Jawa Tengah 2013 di bagian atas, dan empat lainnya di bagian bawah, diantaranya logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, UNESCO, Pemerintah Jawa Tengah dan World Heritage. Teks yang terdapat pada model ini yaitu UNESCO World Heritage List NO. C. 593 dan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran. 4. Sign board Papan petunjuk arah atau sign board merupakan salah satu jenis media periklanan dengan teknik cetak yang mempunyai ukuran bervariasi. Penempatan media ini biasa di dekat perusahaan si pengiklan sebagai penunjuk lokasi. Gambar 3. Signboard Museum Sangiran (Foto: Zulfa Rahmawati, 2013) a. Elemen visual Visual pada model ini menampilkan empat foto, yaitu dua manusia purba Homo erectus dan Homo floresiensis, foto tengkorak kepala manusia purba, dan ilustrasi gambar gajah purba. Dominasi warna yang digunakan adalah biru. Warna yang digunakan didominasi oleh warna biru dan hitam. 8
9 Zulfa Rahmawati Visualitas Media Periklanan Cetak Luar Ruangan Museum Purba Sangiran Sragen Layout model 1 dan 2 menyajikan visual yang sama, sedangkan model 3 memiliki layout yang berbeda, berikut skema layoutnya: Bagan 5. Skema Layout sign board Museum Sangiran Pada media ini memiliki skema layout, yaitu selain teks juga terdapat gambar dengan posisi penempatan gambar utama di sebelah kiri, didukung dengan gambar lain dengan ukuran lebih kecil di sebelah kanan. Indeks berada di pojok kanan atas, sedangkan teks berada di kiri bawah. Alur baca dari ketiga model ini juga memiliki adalah: Bagan 6. Alur baca sign board Museum Sangiran Pembaca pertama-tama dituntun untuk melihat ikon gambar manusia yang berada di sebelah kiri, kemudian dituntun untuk melihat teks di bawahnya, lalu melihat gambar di sebelah kanan, terakhir melihat indeks di sebelah kanan atas. b. Elemen verbal Pada model ini terdiri dari teks, yaitu 300 meter dan Museum Manusia Purba Sangiran. Jenis font yang digunakan dua jenis font, yaitu Sans Serif dan Serif. C. MAKNA MEDIA PERIKLANAN MUSEUM SANGIRAN Makna tanda yang terdapat pada media periklanan berbentuk cetak luar ruangan ini terdiri dari makna penanda verbal dan visual. Untuk mengetahui makna tersebut, maka pada penanda 9
10 Vol. 3 No. 1 Januari 2016 verbal dan visual akan ditelusuri maknanya secara berlapis, yaitu pertama pada tataran denotasinya, kemudian dilanjutkan pada tataran konotasi. 1. Billboard a. Makna denotatif Makna denotatif pada media periklanan ini terfokus pada penanda verbalnya. Penanda verbal didominasi oleh teks Welcome to: Sangiran The Fascinating Prehistoric Site. Penanda verbal ini merupakan petanda bahwa adanya sambutan selamat datang saat berkunjung ke Sangiran. Penggunaan warna kuning pada teks Sangiran menjadikannya sebagai fokus pertama saat melihat billboard ini. Sebagai pendukung terdapat penanda verbal 14km yang merupakan petanda suatu jarak yang harus ditempuh. Penanda verbal lain yaitu merupakan petanda suatu alamat resmi Museum Sangiran dalam situs internet yang menjadi sumber informasi bersifat online yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat di penjuru dunia. Sebagai penutup, terdapat penanda verbal berupa lambang Visit Jawa Tengah tahun 2013, tut wuri handayani, Pemerintah Kota Jawa Tengah, UNESCO, dan penghargaan World Heritage merupakan petanda lembaga-lembaga yang mengelola dan menaungi keberadaan Museum Sangiran. Hal ini dipertegas dengan penanda verbal berupa teks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran dan Unesco World Heritage List No. C 593. Lambang Visit Jawa Tengah 2013 di bagian atas merupakan petanda keikutsertaan Museum Sangiran dalam event visit Jawa Tengah pada tahun 2013 yang dibuat oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Hal ini dipertegas dengan adanya lambang tut wuri handayani dan Pemkot Jawa Tengah. Penanda visual yang terdapat pada media periklanan ini berupa tengkorak kepala manusia dan hewan seperti kerbau, serta perawakan manusia yang menyerupai monyet. Penanda visual ini merupakan petanda bahwa adanya kehidupan yang telah punah yang terjadi pada masa lampau. Hal ini dipertegas dengan warna hitam yang menjadi latar belakang penanda visual tersebut. Keseluruhan dari penanda verbal dan penanda visual pada media periklanan berbentuk billboard ini, secara denotatif menampilkan petunjuk lokasi keberadaan Museum Sangiran yang merupakan lokasi penyimpanan fosil-fosil bukti sejarah kehidupan pada masa purba. Tepatnya diperjelas dengan adanya penanda verbal yaitu 14km. b. Makna konotatif Makna konotatif yang terdapat pada media ini meliputi penanda verbal dan visual. Penanda verbal berupa teks Welcome to: Sangiran The Fascinating Prehistoric Site, merupakan petanda kalimat ucapan selamat datang, secara konotatif dapat berarti undangan secara tidak langsung. Pada kata Welcome to: dan The Fascinating Prehistoric Site menggunakan warna putih. Warna putih menurut Sulasmi, memberikan karakter positif, sederhana, merangsang, jujur dan dapat melambangkan duka cita (Darmaprawira, 2002: 47). Pada kata Sangiran menggunakan warna kuning. Kuning 10
11 Zulfa Rahmawati Visualitas Media Periklanan Cetak Luar Ruangan Museum Purba Sangiran Sragen memiliki lambang keceriaan dan intelektual. Warna kuning akan terlihat menonjol jika didekatkan dengan warna putih berlatar belakang hitam. Penggunaan teks 14km merupakan petanda adanya jarak tempuh yang harus dicapai untuk dapat mengunjungi museum tersebut dengan arah sesuai petunjuk dari gambar. Adanya lambang Visit Jawa Tengah 2013, lambang Pemerintah Kota Jawa Tengah, dan tut wuri handayani yang diperjelas dengan teks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, secara konotatif merupakan petanda adanya campur tangan dari pemerintah pusat dan daerah dalam pengelolaan dan pembuatan media iklan ini. Penggunaan lambang UNESCO, dan World Heritage yang diperjelas dengan teks Unesco World Heritage List No. C 593 merupakan petanda adanya peresmian atau pengakuan dari lembaga dunia akan keberadaan dan pentingnya situs dan museum ini sebagai warisan dunia. Secara konotatif menimbulkan ajakan kepada masyarakat untuk ikut melestarikan dan menjaga warisan dunia tersebut. Jenis font yang digunakan adalah jenis Sans Serif. Telah dijelaskan pula di atas bahwa jenis font ini mempunyai sifat sederhana dan modern yang dapat melambangkan keadaan Museum Sangiran sekarang ini. Petanda visual yang terdapat pada media periklanan ini petanda adanya kehidupan yang telah punah yang terjadi pada masa lampau yang didapatkan dari penanda berupa tengkorak kepala manusia dan hewan seperti kerbau, serta perawakan manusia yang menyerupai monyet, secara konotatif menampilkan adanya informasi besar mengenai sejarah kehidupan masa lalu yang dapat dijadikan sebagai sumber ilmu pengetahuan yang penting bagi kehidupan masyarakat sekarang. Hal ini dipertegas dengan latar belakang warna hitam. Warna yang digunakan didominan oleh warna hitam, menurut Sulasmi Darmaprawira, memiliki sifat, seperti kekuatan, kehancuran atau kegelapan (Darmaprawira, 2002: 48). Maka dapat diartikan dominasi warna hitam ini sebagai perlambang adanya kehancuran atau masa kehancuran dari objek yang ditampilkan yaitu manusia dan hewan yang bersifat primitif atau yang hidup di masa lalu yang dapat dijadikan sebagai bahan atau sumber pengetahuan bagi manusia sekarang. Keseluruhan dari penanda verbal dan penanda visual pada media periklanan berbentuk billboard ini, secara konotatif menampilkan pengenalan kepada masyarakat akan Sangiran yang menyimpan banyak informasi mengenai sejarah kehidupan masa lalu kemudian adanya ajakan yang tersembunyi dari media periklanan ini. Ajakan tersebut adalah untuk berkunjung ke Sangiran, juga untuk bersama pemerintah pusat dan daerah dapat menjaga serta melestarikan warisan dunia ini. Selain itu juga, ajakan menjadikan Sangiran sebagai sumber ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat sekarang. Hal ini dipertegas dengan hadirnya lambang tut wuri handayani, sebagai lambang pendidikan. 11
12 Vol. 3 No. 1 Januari Street banner a. Makna denotatif Makna denotatif difokuskan pada penanda visual. Terdapat penanda visual berupa tiga buah foto yang menggambarkan fosil gading gajah, sekelompok manusia yang sedang melakukan kegiatan sehari-harinya, dan lokasi suatu tempat dengan latar belakang hitam. Penanda visual tersebut merupakan petanda display suatu ruang pamer atau diorama. Penanda verbal yang terdapat pada street banner, yaitu lambang Visit Jawa Tengah 2013 di bagian atas. Penanda visual ini merupakan petanda keikut sertaan Museum Sangiran dalam event visit Jawa Tengah pada tahun 2013 yang dibuat oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Hal ini dipertegas dengan adanya lambang tut wuri handayani dan Pemkot Jawa Tengah. Kehadiran lambang UNESCO dan World Heritage merupakan petanda adanya badan dunia yang telah mengakui dan ikut menjaga kelestarian Sangiran. Hal ini dipertegas dengan teks Unesco World Heritage List No. C 593. Teks Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran merupakan petanda lembaga yang membuat media periklanan ini sekaligus mengelola keberadaan Museum Sangiran dan situsnya. b. Makna konotatif Pemfokusan pada penanda visual menghasilkan petanda display suatu ruang pamer atau diorama. Petanda ini secara konotatif menampilkan penawaran kepada masyarakat untuk tertarik berkunjung ke Situs Sangiran dan Museum Manusia Purba Sangiran. Penanda verbal berupa lambang Visit Jawa Tengah 2013, secara konotatif menampilkan adanya keaktifan museum dalam upaya menjalin kedekatannya dengan masyarakat. Sementara lambang lain, yaitu tut wuri handayani, Pemkot Jawa Tengah, UNESCO, dan World Heritage, serta teks Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran dengan latar belakang warna hitam secara konotatif menampilkan adanya lembaga kuat dan resmi yang menaungi dan ikut menjaga kelestarian museum dan situsnya ini. Warna hitam sendiri dapat menandakan sikap tegas, kukuh, formal, dan struktur kuat. Penanda verbal berupa teks Unesco World Heritage List No. C 593 merupakan penegas dari pemaparan di atas. Secara konotatif, menampilkan adanya suatu badan atau lembaga yang didirikan untuk mengelola dan melestarikan keberadaan Museum Sangiran dan situsnya. Warna yang didominan oleh warna hitam, menurut Sulasmi Darmaprawira, memiliki sifat, seperti kekuatan, kehancuran atau kegelapan (Darmaprawira, 2002: 48). Maka dengan warna ini juga dapat diartikan sebagai perlambang masa kehancuran dari manusia dan hewan primitif atau yang hidup di masa lalu yang dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan bagi manusia sekarang. Jenis font yang digunakan adalah jenis Sans Serif. Telah dijelaskan pula di atas bahwa jenis font Sans Serif. mempunyai sifat sederhana dan modern yang dapat melambangkan keadaan Museum Sangiran sekarang ini. 12
13 Zulfa Rahmawati Visualitas Media Periklanan Cetak Luar Ruangan Museum Purba Sangiran Sragen 4. Sign board a. Makna denotatif Pemfokusan terletak pada penanda visual. Penanda visual yang menjadi pemfokusan yaitu dua gambar perawakan manusia menyerupai monyet, ilustrasi gajah bergading panjang, dan dua tengkorak kepala. Penanda ini merupakan petanda mengenai makhluk hidup yang hidup pada masa lampau atau makhluk primitif. Hal ini dijelaskan pada kehadiran manusia yang belum mengenakan pakaian layaknya manusia sekarang, berbeda dengan monyet karena ia berpostur tegak, sedang monyet berpostur bungkuk. Kehadiran ilustrasi gajah bergading panjang merupakan ilustrasi hewan gajah yang hidup pada masa purba, karena gajah yang hidup masa sekarang jarang yang memiliki gading sepanjang itu. Tengkorak melambangkan kematian atau kepunahan, yang mempertegas bahwa makhluk hidup yang ditampilkan tadi telah hilang atau punah. Terdapat penanda verbal yaitu Museum Manusia Purba Sangiran dan 300 meter yang merupakan petanda jarak sejauh 300 meter untuk berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran. b. Makna konotatif Pemfokusan penanda verbal yaitu Museum Manusia Purba Sangiran dan 300 meter, secara konotatif menampilkan ajakan untuk berkunjung ke lokasi yang ditunjukkan, yaitu Situs Sangiran dan Museum Manusia Purba Sangiran. Pemfokusan penanda visual terletak pada dua gambar perawakan manusia menyerupai monyet, ilustrasi gajah bergading panjang, dan dua tengkorak kepala, secara konotatif menampilkan adanya informasi yang ingin ditunjukkan pada masyarakat mengenai kehidupan makhluk yang hidup pada masa purba. Warna putih menurut Sulasmi dapat memberikan karakter positif, sederhana, merangsang, jujur dan dapat melambangkan duka cita (Darmaprawira, 2002: 47). Sementara dominasi warna biru berpedoman pada pendapat Sulasmi Darmaprawira, melambangkan kesejukan, tenang, damai, mempesona, dan harapan. Penampilan warna didominasi warna biru ingin menyampaikan kepada masyarakat mengenai adanya kehidupan mempesona yang pernah terjadi di Situs Sangiran. Jenis font yang digunakan adalah Sans serif dan Serif. Sifat yang dibawa oleh jenis font Sans Serif membawa kesan modern seperti tujuan Museum Sangiran yang ingin menunjukkan adanya sisi modern baik dari bangunan maupun fasilitasnya. Font Serif bersifat klasik, resmi, dan elegan (Anggraini, 2014: 58-63). Malalui pemakaian font Serif menampilkan kepada masyarakat bahwa Museum Sangiran merupakan lembaga resmi di bawah naungan pemerintah pusat dan daerah. Dari keseluruhan penanda verbal dan visual secara konotatif menampilkan upaya suatu lembaga mengajak masyarakat atau pembaca iklan tertarik untuk mengenal dan mengunjungi lokasi Museum Sangiran dan situsnya. 13
14 Vol. 3 No. 1 Januari 2016 D. IKONOSITAS MUSEUM SANGIRAN Dari hasil pemaparan di atas, diketahui pula adanya ikonositas dari Museum Sangiran pada visual media-media periklanannya. Ikonositas pada visual media periklanan ini ditemukan dalam dua bentuk, yaitu ikonisasi warna dan ikonisasi figur. Berikut pemaparannya: Tabel 1. Ikonositas Media Periklanan Museum Sangiran IKONISASI WARNA IKONISASI FIGUR Billboard Street banner Sign board Billboard Street banner Sign board 1. Ikonisasi Warna a. Makna denotatif Diketahui dari sajian visual media periklanan cetak luar ruangan Museum Sangiran terdapat warna yang sering dimunculkan, yaitu warna hitam dan putih. Penanda warna ini merupakan kombinasi warna yang mempunyai sifat kontras. Sehingga, jika salah satu warna tersebut dijadikan background suatu media, maka warna yang lain akan terlihat dominan. Secara denotatif, maka melalui ikonisasi warna ini, media periklanan Museum Sangiran ini merupakan petanda adanya fokus objek atau teks yang ingin ditunjukkan kepada pembaca terlebih dahulu. b. Makna konotatif Kehadiran warna hitam yang sering muncul, secara konotatif dapat menggambarkan mengenai kepunahan atau kematian alam atau suatu kehidupan. Jika kita kaitkan dengan Sangiran, maka nampaklah jelas bahwa hal itu merupakan kepunahan kehidupan masa pra sejarah. Kehadiran warna kuning, biru, dan putih, secara konotatif dapat menggambarkan adanya intelektualitas, pengetahuan, dan keresmian. Jika dikaitkan dengan Museum Sangiran, maka nampaklah tujuan dari media periklanan tersebut, yaitu Sangiran menyediakan informasi besar yang dapat dijadikan sumber pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan sekarang, serta menggambarkan keresmian lembaga yang menaunginya. 14
15 Zulfa Rahmawati Visualitas Media Periklanan Cetak Luar Ruangan Museum Purba Sangiran Sragen 2. Ikonisasi Figur a. Makna denotatif Selain warna, pada visual media periklanan Museum Sangiran ini, juga sering memunculkan bentuk ikon figur. Ikon figur yang sering muncul adalah figur manusia berbulu disekujur tubuhnya tanpa mengenakan pakaian layaknya manusia sekarang, serta figur tengkorak kepala manusia atau hewan yang sudah tidak utuh lagi. Secara denotatif, figur manusia berbulu tersebut menampilkan perawakan mirip monyet jaman sekarang, tetapi memiliki perbedaan, yaitu ikon figur yang ditampilkan memiliki postur tubuh tegak berbeda dengan postur monyet. Dapat dikatakan bahwa figur tersebut adalah manusia primitif yang hidup pada masa lampau. Sementara, tengkorak kepala menyerupai manusia dan hewan tersebut, secara denotatif merupakan petanda bentuk sebuah fosil. b. Makna konotatif Figur manusia primitif yang ditampilkan tersebut, secara konotatif menampilkan bahwa telah adanya manusia yang telah hidup pada masa purba tetapi memiliki penampilan yang berbeda dengan manusia sekarang. Hal ini dikaitkan dengan adanya evolusi manusia, yaitu manusia sekarang merupakan hasil evolusi dari manusia jaman purba. Sementara, figur fosil baik tengkorak kepala manusia atau hewan purba, secara konotatif menampilkan kepunahan atau kematian. E. SIMPULAN Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa Museum Sangiran telah memanfaatkan media periklanan cetak luar ruangan sebagai materi untuk memperkenalkan diri pada masyarakat sejak tahun 2010 hingga sekarang. Media periklanan cetak luar ruangan yang digunakan yaitu street banner, sign board, dan billboard. Pengelompokkan tampilan guna mencari makna pesan iklan dibagi menjadi dua, yaitu elemen visual dan elemen verbal. Terdapat benang merah pada kedua elemen tersebut, yaitu terlihat pada pemilihan objek gambar, teks, jenis font, dan warna. Pemilihan objek gambar yang dilakukan rata-rata berupa foto, ilustrasi dan elemen grafis. Foto dan ilustrasi yang ditampilkan rata-rata menggunakan visual bangunan museum, lokasi situs, dan fosil baik manusia maupun hewan. Elemen grafis yang digunakan rata-rata menggunakan garis dan bidang kotak. Teks yang ditampilkan rata-rata berupa headline dan teks, seperti Manusia Purba Sangiran dan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran. Terdapat pula tiga buah logo yaitu UNESCO, World Heritage, dan tut wuri handayani. Jenis font yang sering digunakan adalah Sans Serif yang mempunyai kesan modern dan sederhana. Terdapat perulangan warna yaitu warna biru, hitam, dan putih yang memberi kesan adanya kesatuan tema, walaupun media tersebut berbeda jenis. Dari makna denotatif dan konotatif yang dimiliki media periklanan cetak Museum Sangiran terdapat kesamaan maksud atau isi pesan iklan. Walaupun tidak terdapat teks yang mengatakan secara langsung, tetapi visualnya bertujuan untuk memberikan informasi 15
16 Vol. 3 No. 1 Januari 2016 mengenai keberadaan Museum Sangiran dan situsnya kepada masyarakat. Melalui pemilihan warna hitam, Museum Sangiran memberikan informasi mengenai kepunahan suatu kehidupan di masa lalu. Informasi kecanggihan fasilitas dan bangunan museum, terlihat pada pemilihan font Sans Serif. Temuan lain yang didapatkan pada penelitian ini adalah adanya ikonositas Museum Sangiran. Ikonositas dapat menjadi ciri khas bagi media periklanan Museum Sangiran dan pembeda dengan media periklanan lain. Ikonositas muncul pada warna dan figur yang sering dihadirkan. Warna yang sering dimunculkan pada visual media periklanan tersebut adalah warna hitam dan putih. Penanda warna ini merupakan kombinasi warna yang mempunyai sifat kontras. Sehingga, jika salah satu warna tersebut dijadikan background suatu media, maka warna yang lain akan terlihat dominan.secara konotatif, kehadiran warna hitam dapat menggambarkan kepunahan yang terjadi di Sangiran. Terdapat ikonisasi figur berupa perawakan menyerupai manusia yang berbulu lebat di sekujur tubuhnya dan tengkorak kepala baik manusia maupun hewan. Secara denotatif, figur perawakan manusia tersebut merupakan manusia purba yang hidup di masa lampau, sedangkan tengkorak tersebut merupakan fosil dari sisa kehidupan yang telah mati. Secara konotatif, perawakan manusia tersebut menampilkan adanya evolusi manusia yang terjadi sehingga tercipta manusia sekarang, sedangkan fosil tersebut menampilkan adanya kepunahan dari kehidupan masa lampau baik hewan maupun manusia. KEPUSTAKAAN Anggraini, Lia dan Natalia, Kirana, Desain Komunikasi Visual; Dasar-dasar Panduan untuk Pemula. Bandung: Nuansa Cendekia, Arthur, Rene. Desain Grafis dari Mata Turun ke Hari. Bandung: Kelir, Budiman, Kris, Semiotika Visual, Konsep, Isu, dan Problem Ikonitas. Yogyakarta: Jalasutra, Darmaprawira, Sulasmi, Warna, Teori dan kreativitas penggunaannya. Bandung: ITB, Jefkins, Frank, Periklanan Edisi ketiga. Terj. Haris Munandar. Jakarta: Erlangga, Suyanto, M, Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan. Yogyakarta: Andi Offset, Tinarbuko, Sumbo, Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra, Widyatama, Rendra, Pengantar Periklanan. Jakarta: Busana Pustaka Indonesia,
MAKNA IKLAN VISUAL MUSEUM SANGIRAN SRAGEN
MAKNA IKLAN VISUAL MUSEUM SANGIRAN SRAGEN TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S2 Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni Minat Studi Pengkajian Seni Rupa diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman suku bangsa, budaya, dan keindahan alam yang mempesona. Keindahan alam yang dimiliki oleh Indonesia menyimpan banyak
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Perancangan sign system dan media informasi pada Museum Geologi Bandung dibuat dengan dilatarbelakangi oleh data-data yang nyata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi pariwisata. Ribuan pulau dengan berbagai macam suku dan kebudayaan serta alamnya yang elok menjadi obyek
Lebih terperinciBAB IV STATEGI KREATIF
BAB IV STATEGI KREATIF IV.1 Konsep Verbal IV.1.1 Konsep Logo Konsep dari logo kampanye ini adalah visualisasi orang tua yang merangkul anaknya yang melambangkan suatu kedekatan, dengan perbedaan bentuk
Lebih terperinciSTRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan 3.1.1 Pendekatan Komunikasi a. Visual Pendekatan komunikasi dengan visual yang dilakukan dalam perancangan media informasi Gaya Kebaya
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Konsep Visual 5.1.1 Logo Gambar 5.1 Logo Baru Museum Batik Danar Hadi Dalam promosi Museum Batik Danar Hadi memang diperlukan adanya logo yang berguna sebagai suatu
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Hasil Desain 5.1.1 Logo Gambar 5.1 Logo pameran Api abadi terbagi dalam logogram dan logotype, untuk logogram adalah grafis dari api yang terbagi dalam tiga bagian,
Lebih terperinciBAB IV PRODUKSI MEDIA
BAB IV PRODUKSI MEDIA 4.1 Gambaran Media Produksi Berdasarkan data dan informasi lapangan yang penulis dapat, maka penulis kemudian menggunakan beragam elemen desain grafis (garis, bidang, ruang gempal,
Lebih terperinciBAB IV VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA. Poster promosi Adhijaya Print telah penulis kerjakan hingga selesai.
BAB IV VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA Poster promosi Adhijaya Print telah penulis kerjakan hingga selesai. Walaupun dalam proses pembuatannya mengalami perubahan-perubahan konsep yang sudah dirancang sebelumnya.
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Pada kerja praktek ini penulis berusaha menemukan dan memecahkan
3.1 Metodologi BAB III METODE PERANCANGAN Pada kerja praktek ini penulis berusaha menemukan dan memecahkan permasalahan yang ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada pada CV. Deli s
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik dan menjaga loyalitas konsumen, salah satunya melalui iklan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat pada era modern ini menuntut perusahaan untuk menjaga kelangsungan kegiatan ekonomi yang dijalankannya. Masing-masing perusahaan
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA
4.1 Implementasi Desain 1. Icon BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Gambar 4.1 Icon Manusia Purba Konsep ikon dipilih berdasarkan target dari buku ini, yaitu anak-anak. Icon dibuat berdasarkan karakter dari anak-anak
Lebih terperinciBAB III METODE KERJA PRAKTEK. ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada di Binus Center
BAB III METODE KERJA PRAKTEK Dalam kerja praktek ini, penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada di Binus Center Balikpapan. Permasalahan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN Dalam kerja praktek ini, penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada di Bodhipakkhiya Dhamma yang merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alternatif utama media pembelajaran, hiburan dan kesenangan. Sudah sulit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini masyarakat tidak lagi menggunakan museum sebagai alternatif utama media pembelajaran, hiburan dan kesenangan. Sudah sulit ditemui masyarakat yang memilih
Lebih terperinciBAB III METODE KERJA PRAKTEK. ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada di PT Siap
BAB III METODE KERJA PRAKTEK Dalam kerja praktek ini, penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada di PT Siap Technovation Unggul. Permasalahan
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Konsep Visual 5.1.1 Visual Berdasarkan hasil penelitian dari penulis, keyword konsep dan image dari keseluruhan produk adalah smart, youthful dan comforting. Dimana
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metodologi Dalam kerja praktek ini, peneliti berusaha menganalisa dan menemukan informasi sebagai jalan keluar untuk permasalahan yang ada pada bimbingan belajar Bright n
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan harus dapat menganalisis peluang dan tantangan pada masa yang akan datang. Dengan melihat tantangan tersebut, Perusahaan dituntut untuk mampu
Lebih terperinciBAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL
47 BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL 3.1 STRATEGI KOMUNIKASI Komunikasi menurut dance (1967) adalah usaha yang menimbulakan respons melalui lambang-lambang verbal yang bertindak sebagai stimuli, dengan
Lebih terperinciPERANCANGAN DESAIN BLOG PROMOSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ASPEK DISPLAY ERGONOMI
PERANCANGAN DESAIN BLOG PROMOSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ASPEK DISPLAY ERGONOMI Yesmizarti Muchtiar 1), Ayu Bidiawati 2) Dicky Trio Putra 3) Email: yesmizartimuchtiar@bunghatta.ac.id Abstrak. Kendala yang
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI KREATIF
BAB IV STRATEGI KREATIF IV.1 Konsep Verbal IV.1.1 Konsep Kampanye Dengan kampanye yang dirancangkan penulis bertujuan mengajak para remaja dan dewasa dengan usia antara 17-25 tahun serta para pengusaha
Lebih terperinciSTRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL PROMOSI OBJEK WISATA PANTAI GEDAMBAAN
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL PROMOSI OBJEK WISATA PANTAI GEDAMBAAN III.1 Pendekatan Komunikasi Strategi dalam pendekatan komunikasi wisata Pantai Gedambaan ini dibuat dengan komunikasi
Lebih terperinci3.1.1 Profil Target Audience Website Koran Tangerang Ekspres. 1. Masyarakat kalangan menengah dan kalangan Atas. 2. Jenis Kelamin : Pria & Wanita
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Komunikasi Secara umum komunikasi berarti penyampaian pesan atau informasi, pernyataan yang dilakukan seorang (komunikator) kepada orang lain
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1. Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai identitas Kota Bandung ini adalah dengan merancang identitas yang dapat memenuhi
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Konsep perancangan photobook tentang abdi dalem ini memiliki keterkaitan dengan tataran lingkungan (non fisik). Photobook ini dirancang bukan hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Layaknya fenomena alam yang telah terjadi di dunia ini, evolusi makhluk hidup termasuk ke dalam subyek bagi hukum-hukum alam yang dapat di uji melalui berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, yang sampai sekarang masih banyak anak-anak yang belum tahu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan segala sesuatu yang telah terjadi di masa lampau. Sejarah juga selalu menjadi hal yang penuh misteri bagi sebagian anak-anak, karena sejarah
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. media promosi untuk membantu menjual jasa yang ditawarkan serta kurang
3.1 Metodologi BAB III METODE PERANCANGAN Dalam kerja praktek ini penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada pada CV. Kemenangan Transport.
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN Metodologi perancangan yang di gunakan selama kerja praktek di CV. Rombongku adalah : 3.1 Metodologi Dalam kerja praktek ini, penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada
Lebih terperinciSTRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. pihak lain, agar dapat saling mempengaruhi diantara keduanya.
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Komunikasi Pengertian komunikasi yaitu sebuah proses dalam penyampaian sebuah informasi baik itu sebuah pesan, ide ataupun gagasan dari pihak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam buku Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan (Suyanto, 2004:5-8), tersebut. Ada empat macam tujuan dari iklan, yaitu:
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Periklanan Periklanan merupakan salah satu tahap dalam pemasaran. Produk barang atau jasa, baik penamaannya, pengemasannya, penetapan harga, dan distribusinya tercermin dalam
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN
BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan yang saya buat agar bisa menaikkan pangsa pasar clas mild dan bisa mempromosikan band band lokal agar bisa menjadi band nasional.
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN. 3.1 Strategi Promosi
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN 3.1 Strategi Promosi Pada perancangan promosi wisata edukasi Saung Angklung Udjo ini menggunakan strategi pendekatan pada konsumen yaitu dengan suatu pendekatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. International yaitu produsen rokok terkemuka di dunia.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah PT. HM Sampoerna PT. Hanjaya Mandala Sampoerna salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia, PT. HM Sampoerna
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Konsep Visual 5.1.1 Visual Menggunakan layout yang disesuaikan dengan teknologi dan kamera masa kini, didukung dengan penggunaan garis bantu dan elemen desain yang
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Konsep Dengan menggunakan konsep Epic yang dikemas dengan visual modern, maka upaya untuk mengenalkan superhero Indonesia, akan tergambar jelas dalam sebuah buku. Pengambilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi dan seiring dengan perkembangan teknologi,
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada era globalisasi dan seiring dengan perkembangan teknologi, komunikasi dapat terjadi kapanpun, dan dimana saja. Komunikasi yang terjadi dapat bersifat verbal
Lebih terperinciBAB IV MATERI KERJA PRAKTEK
BAB IV MATERI KERJA PRAKTEK 4.1 Kegiatan selama kerja praktek A. Billboard : membuat desain billboard untuk pemasaran perumahan CitraLake Sawangan. Sesuai dengan tersedianya artist impression / gambar
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi
16 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Publikasi Timothy Samara (2005:10) menyatakan publikasi merupakan sebuah perluasan aplikasi dari dua unsur yaitu teks dan gambar. Perluasan aplikasi
Lebih terperinciSTRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. Dalam perancangan media kampanye sosial ini diperlukan adanya
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan Dalam perancangan media kampanye sosial ini diperlukan adanya strategi perancangan sebagai panduan agar media-media yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Definisi Publikasi Publikasi berarti penyiaran, pengumuman atau penerbitan suatu karya yang telah diciptakan agar diketahui publik. Pengumuman tersebut dilakukan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA REFERENSI KARYA Gambar 4.1 Referensi website Analisa mengenai website Cheese Cake Factory, website dengan bentuk Potrait memanjang kebawah sehingga semua icon/ produk bisa terlihat semua
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Kampanye Sosial Menurut Kotler & Roberto dalam bukunya yang berjudul Social Marketing: Strategies for Changing Public Behavior, Kampanye sosial dibuat
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Aplikasi final desain dan pedoman sistem identitas dari perancangan karya yang telah dijabarkan pada bab III disajikan bersama konsep dan penempatan pada media- media promosi.
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Perancangan 3.1.1 Strategi Komunikasi Tujuan dari perancangan ini adalah memberikan pengetahuan kepada anak-anak mengenai pahlawan kemerdekaan
Lebih terperinciBAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan sangat di butuhkan termasuk dalam mempromosikan dan menyebarkan informasi, begitu pula halnya untuk perhiasan khas suku
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connotative) dan arti
BAB III METODE PENELITIAN Dalam peneltian ini, peneliti menggunakan metode analisa semiotika. Analisa semiotika merupakan suatu teknik analisa yang menarik sebuah tanda dan cara tanda-tanda tersebut bekerja.
Lebih terperinci13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi
semiotika Modul ke: Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi Fakultas 13Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting analisis
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. hidup sehat untuk mencegah penyakit cacingan pada anak, adalah
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat dalam kampanye sosial hidup sehat untuk mencegah penyakit cacingan pada anak, adalah mengkampanyekan
Lebih terperinciANALISIS IKLAN CHILDHOPE ASIA PHILIPPINES VERSI BED
ANALISIS IKLAN CHILDHOPE ASIA PHILIPPINES VERSI BED Kasus yang hendak dianalisis dalam tampilan iklan disini adalah sebuah iklan yang memenangkan penghargaan juara perunggu dalam Asia Pasific Advertising
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada PT. Maxima
3.1 Metodologi BAB III METODE PERANCANGAN Dalam kerja praktek ini, penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada PT. Maxima Cipta Media. Permasalahan
Lebih terperinciBAB IV PEMECAHAN MASALAH
BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi Konsep komunikasi yang akan digunakan dalam perancangan coffee table book tentang kesenian Lais yang berasal dari Kampung Sayang, Desa Cisayad, Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
17 BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan Tema yang diambil dari perancangan visual dan juga informasi kali ini merupakan sebuah perancangan media publikasi berupa buku yang keberadaannya sudah
Lebih terperinciBAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA
73 BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA 4.1 Teknis Perancangan Dalam proses sketsa rancangan ulang pada logo Yayasan AP Foundation ini, untuk sketsa rancangan yang telah dibuat akan dibuat kedalam format
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Konsep Desain 5.1.1 Visual Menggunakan pemaparan fotografi portrait dalam menunjukan kehidupan seorang penyandang tunanetra, serta memberikan pengalaman bagi para
Lebih terperinciANALISIS PENANDA DAN PETANDA IKLAN ROKOK PADA PAPAN REKLAME DI KOTA MEDAN. Oleh. Ebenezer Simorangkir M. Oky F. Gafari, S. Sos., M. Hum.
1 ANALISIS PENANDA DAN PETANDA IKLAN ROKOK PADA PAPAN REKLAME DI KOTA MEDAN Oleh Ebenezer Simorangkir M. Oky F. Gafari, S. Sos., M. Hum Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi penanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan periklanan sangat lekat dalam kehidupan masyarakat terutama di kota kota besar. Dalam satu hari, masyarakat kota selalu berhadapan dengan iklan, dalam tampilan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dengan judul Analisis Semiotika Pidato Susilo Bambang Yudhoyono Dalam Kasus Bank Century merupakan penelitian nonkancah atau nonlapangan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dewasa ini komik merupakan salah satu media komunikasi yang sedang populer. Selain karena mudah dipahami, komik juga media yang menarik untuk
Lebih terperinciTUGAS SEJARAH II MANUSIA PURBA TRINIL DAN SANGIRAN
TUGAS SEJARAH II MANUSIA PURBA TRINIL DAN SANGIRAN NAMA : RINI LARASATI KELAS : X MIA 5 MANUSIA PURBA TRINIL Museum Trinil terletak di pinggiran Sungai Bengawan Solo, tepatnya di Dusun Pilang, Desa Kawu,
Lebih terperinciPERANCANGAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT TENTANG DAMPAK KEKERASAN FISIK DAN PSIKIS PADA ANAK DALAM LINGKUNGAN RUMAH TANGGA DI KOTA SEMARANG
PERANCANGAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT TENTANG DAMPAK KEKERASAN FISIK DAN PSIKIS PADA ANAK DALAM LINGKUNGAN RUMAH TANGGA DI KOTA SEMARANG Mukhammad Nurun Nazil 1, Bernadus Andang Prasetya.A 2, Dwi Puji Prabowo
Lebih terperinciBAB V IMPLEMENTASI KARYA
5.1 Hasil Karya BAB V IMPLEMENTASI KARYA Selama proses kerja praktek dengan kurun waktu satu bulan, memperoleh hasil sebagai berikut: 1. Desain Iklan Rumah Sakit PHC Surabaya Gambar 5.1 : Desain Iklan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dampaknya bagi perusahaan adalah semakin beragam pilihan jenis media
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran berbagai media saat ini, baik cetak maupun elektronik semakin memperlihatkan persaingan yang ketat di Indonesia. Arah media semakin bersaing dan dampaknya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memakai paradigma dari salah satu penelitian kualitatif yaitu teori kritis (critical theory). Teori kritis memandang
Lebih terperinciSTRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Perancangan Agar promosi mencapai tujuan yang diharapkan maka promosi harus efektif, promosi yang efektif adalah promosi tersebut haruslah berbeda
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI KREATIF
BAB IV STRATEGI KREATIF IV.1 Konsep Verbal IV.1.1 Konsep Strategi Komunikasi Verbal Konsep strategi verbal ini diharapkan dapat meningkatkan minat kesadaran masyarakat kota Kudus tentang pentingnya melestarikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara
Lebih terperinciBAB IV ANALISA VISUAL DAN PESAN IKLAN SUSU BUBUK MILO PADA MEDIA CETAK
BAB IV ANALISA VISUAL DAN PESAN IKLAN SUSU BUBUK MILO PADA MEDIA CETAK 4.1 Kajian Visual dan Pesan Iklan Susu Bubuk Milo Pada Media Cetak Iklan susu bubuk Milo pada media cetak khususnya dalam majalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskripsi kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini
Lebih terperinciStrategi Media
4.11.5 Strategi Media Dibagi dalam 2 media, yaitu Media Cetak dan Media Online. Media Cetak Meliputi media brosur, iklan tabloid, wall/ x banner, media Pop Penggunaan media konvensional seperti ini masih
Lebih terperinciKARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Poster Jejak Rupa Pameran Lukisan Bali PENCIPTA : Cokorda Alit Artawan, S.Sn.,M.Sn SEBAGAI MEDIA PROMOSI PAMERAN JEJAK RUPA LUKISAN BALI Dalam Rangka
Lebih terperinciBAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perencangan 3.1.1 Strategi Komunikasi Secara umum komunikasi berarti penyampaian pesan atau informasi, pernyataan yang dilakukan oleh seorang (komunikator)
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Penulis akan merancang sebuah metode multimedia interaktif untuk dijadikan
BAB V KONSEP PERANCANGAN A. Ide dan Gagasan Perancangan Penulis akan merancang sebuah metode multimedia interaktif untuk dijadikan media promosi, sebuah format multimedia dapat dikemas dalam sebuah CD
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana peneliti hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN. A. Metode Perancangan. Perancangan Board Game yang diberi nama Gondorukem Petualangan
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Metode Perancangan Perancangan Board Game yang diberi nama Gondorukem Petualangan Museum Batik Kuno Danar Hadi ini ditunjukan untuk mengajarkan sejarah perkembangan batik pada
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN
BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Brief Pekerjaan Berdasarkan data dan informasi, Lawang Agung membutuhkan sebuah media yaitu brosur sebagai penunjang promosi Lawang Agung. Sebelum membuat desain media promosi
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1. Format Teknis Buku 5.1.1. Struktur Buku Spesifikasi dari buku yaitu: Ukuran : 21,5 cm x 21,5 cm Tebal Buku : 2,2 cm Jenis cover Material : Hardcover : Kertas Art
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Dilihat dari permasalahan-permasalahan yang telah dibahas di bab sebelumnya dan telah difokuskan pada batasan masalah, maka didapat
Lebih terperinciMengenal Manusia Purba Sejarah Kelas X
Mengenal Manusia Purba Sejarah Kelas X A. Manusia Purba Pernahkah kamu mendengar tentang Situs Manusia Purba Sangiran? Kini Situs Manusia Purba Sangiran telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya
Lebih terperinciBAB III TEORI PENUNJANG
BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Desain Grafis dalam Perancangan Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Desain
Lebih terperinci12/1/ Pengaturan 2.Keseimbangan 3.Warna 4.Legibilitas (Kemudahan dibaca) 5.Menarik
Perancangan Visual Unsur Visual (Foto, gambar, grafik) TIM Media Pembelajaran FT Unsur teks/huruf 1.Pengaturan 2.Keseimbangan 3.Warna 4.Legibilitas (Kemudahan dibaca) 5.Menarik a. Perataan b. Bentuk c.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring pesatnya pembangunan kota Bandung di berbagai sektor, maka warga dan seluruh pemangku kepentingan kota Bandung harus siap untuk menghadapi berbagai perubahan
Lebih terperinciSTRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. III.1.1 Pendekatan komunikasi (pendekatan visual dan verbal)
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan terdiri dari dua kata yaitu strategi dan perancangan, yang masing-masing kata mempunyai pengertian tersendiri.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu : a. Tema diskon tetap diandalkan oleh sebagian perusahaan terutama pada
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Melihat dari semua tahap analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Terkait rumusan masalah pertama, maka terdapat dua
Lebih terperinciBab 3 Metode dan Perancangan
Bab 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Penelitian Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode linear strategy. Gambar 3.1 linear strategy (Sarwono, 2007). Pada Gambar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penilitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Sebagai salah satu pendekatan yang baru, maka pendekatan konstruktivis (intepretatif) ini sebenarnya masih kurang besar gaungnya di bandingkan dengan pendekatan
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Konsep Visual 5.1.1 Grid System Grid System yang digunakan dalam visual buku biografi Oscar Lawalata ini adalah sistem column-grid yakni 3 kolom. Namun, pada pengaplikasiannya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot. Untuk mempermudah penelitian, maka objek kajian tersebut akan ditelisik dan dianalisis
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN Komponen Iklan Layanan Masyarakat
12 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori dan Penerapan 4.1.1 Komponen Iklan Layanan Masyarakat Menurut Rakhmat Supriyono dalam buku Desain Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi, ada 4 hal yang perlu dibahas
Lebih terperinciFOTOGRAFI MODEL SEBAGAI BAGIAN PROMOSI LEMBAGA PENDIDIKAN MODEL STUDIO MODEL SOLO
38 PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR FOTOGRAFI MODEL SEBAGAI BAGIAN PROMOSI LEMBAGA PENDIDIKAN MODEL STUDIO MODEL SOLO Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Guna Melengkapi dan Memenuhi Syarat dalam Meraih
Lebih terperinciBAB III. LAPORAN KERJA PRAKTEK 3.1 Peranan Penulis Dalam Perusahaan
BAB III LAPORAN KERJA PRAKTEK 3.1 Peranan Penulis Dalam Perusahaan Penulis melakukan kerja praktek disebuah Instansi Pemerintah yang ada di Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, instansi tersebut
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dilaksanakan soft launching suatu transformasi dan perubahan landscape bisnis
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tanggal 23 Oktober 2009 yang lalu PT. Telekomunikasi Indonesia merayakan ulang-tahunnya yang ke 153 tahun. Sekaligus pada tanggal itu pula dilaksanakan soft launching suatu
Lebih terperinciPerancangan buku visual untuk anak tuna rungu usia tahun sebagai media alternatif pembelajaran bahasa. oleh Dany A.B.
SELAMAT SORE Perancangan buku visual untuk anak tuna rungu usia 10 12 tahun sebagai media alternatif pembelajaran bahasa oleh Dany A.B.Utono 3406100049 Rumusan masalah Bagaimana merancang buku visual untuk
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. disampaikan dapat tepat kepada sasaran, dimana tahapannya dan tujuannya
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Tujuan komunikasi Tujuan komunikasi perancangan website pada perusahaan Restu Anugrah Wibawa (RAW Express) sangatlah penting agar tujuan perusahaan dapat
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN. A. Konsep Karya
BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Karya Sebuah perancangan promosi dan desain kemasan membutuhkan konsep, tema, dan penataan huruf yang terpadu dan dominan sehingga akan mendapatkan perpaduan komposisi
Lebih terperinciBAB V IMPLEMENTASI KARYA
BAB V IMPLEMENTASI KARYA Selama melakukan kerja praktek di perusahaan, penulis telah melakukan proyek diantaranya : 5.1 Mendefinisikan Masalah Pembuatan aplikasi yang baik, memerlukan pendefinisian yang
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Pada hasil perancangan video promosi Rocradiolive.co mampu menarik perhatian kepada komunitas pecinta rock. Dengan melihat video tersebut, mampu membangkitkan
Lebih terperinci