TUGAS SEJARAH II MANUSIA PURBA TRINIL DAN SANGIRAN
|
|
- Fanny Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TUGAS SEJARAH II MANUSIA PURBA TRINIL DAN SANGIRAN NAMA : RINI LARASATI KELAS : X MIA 5 MANUSIA PURBA TRINIL
2 Museum Trinil terletak di pinggiran Sungai Bengawan Solo, tepatnya di Dusun Pilang, Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi. Dari penggalian yang dilakukan Eugene Dubois, seorang dokter berkebangsaan Belanda ditemukan beberapa pecahan batu dan penemuan sisa-sisa manusia purba. Mulai dari gigi geraham, tulang paha, tengkorak manusia purba dan binatang. Koleksi museum yang berjumlah sekitar fosil yang terdiri dari 130 jenis. GAMBAR MUSEUM TRINIL Museum Trinil memamerkan beberapa replika fosil manusia purba, di antaranya replika Phitecantropus Erectus yang ditemukan di Karang Tengah (Ngawi), Phitecantropus Erectus yang ditemukan di Trinil (Ngawi), serta fosil-fosil yang berasal dari Afrika dan Jerman, yakni Australopithecus Afrinacus dan Homo Neanderthalensis. Kendati hanya berupa replika, namun fosil tersebut dibuat mendekati bentuk aslinya. Sementara fosil-fosil yang asli disimpan di beberapa museum di Belanda dan Jerman. Selain fosil manusia, museum ini juga memamerkan fosil tulang rahang bawah macan (Felis Tigris), fosil gigi geraham atas gajah (Stegodon Trigonocephalus), fosil tanduk kerbau (Bubalus Palaeokerabau), fosil tanduk banteng (Bibos Palaeosondaicus), serta fosil gading gajah purba (Stegodon Trigonocephalus). Fosil-fosil hewan ini umumnya EUGENE DUBOIS lebih besar dan panjang daripada ukuran hewan sekarang.dan fosil fauna dan flora lainnya. Pada tahun 1890, E. Dubois menemukan fosil yang ia beri nama Pithecanthropus Erectus di dekat Trinil, sebuah desa di Pinggir Bengawan Solo, tak jauh dari Ngawi (Madiun).
3 Dubois pertama-tama menemukan sebagian rahang. Kemudian pada tahun berikutnya kira-kira 40 km dari tempat penemuan pertama, ditemukan sebuah geraham dan bagian atas tengkorak. Pada tahun 1892, beberapa meter dari situ ditemukan sebuah geraham lagi dan sebuah tulang paha kiri. Untuk membedakan apakah fosil itu, fosil manusia atau kera, E.Dubois memperkirakan isi atau volume otaknya. Volume otak dari fosil yang ditemukan itu, diperkirakan 900 cc. Manusia biasa memiliki volume otak lebih dari 1000 cc, sedangkan jenis kera yang tertinggi hanya 600 cc. Jadi, fosil yang ditemukan di Trinil merupakan makhluk di antara manusia dan kera. Bentuk fisik dari makhluk itu ada yang sebagian menyerupai kera, dan ada yang menyerupai manusia. Oleh karena bentuk yang demikian, maka E. Dubois memberi nama Pithecanthropus Erectus artinya manusia-kera yang berjalan tegak (pithekos = kera, anthropus = manusia, erectus = berjalan tegak). Jika makhluk ini kera, tentu lebih tinggi tingkatnya dari jenis kera, dan jika makhluk ini manusia harus diakui bahwa tingkatnya lebih rendah dari manusia (Homo Sapiens). Ditemukan pula Golongan primata : 1. Pithecanthropus Erectus Dubois 2. Pithecanthropus Soloensis 3. Pongo Pygmaeus Hoppins 4. Symphalangus Syndoctylus Raffles 5. Hyaobates Ofmeloch Andebert 6. Nacaca Fascicalois Contoh koleksinya: Gading gajah dari seekor gajah purba Tanduk banteng
4 Gigi geraham atas gajah Replika Manusia Purba yang ditemukan di Daerah Trinil Berbagai Fosil Manusia Purba dari berbagai macam jenis dan ukuran otak yang disesuaikan dengan jamannya. Dibelakangnya nampak peta penyebaran penemuan Fosil manusia purba yang ada diseluruh dunia. MANUSIA PURBA DI SANGIRAN Museum Manusia Purba Sangiran sendiri terletak di dalam kawasan Kubah Sangiran. Kawasan Kubah Sangiran sendiri terletak di kawasan Depresi Solo, memiliki luas sekitar 56 kilometer persegi di kaki Gunung Lawu, di sekitar lembah Sungai Bengawan Solo. Secara administratif, Museum Manusia Purba
5 Sangiran ini berada di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Memiliki jarak tempuh sekitar 40 km dari arah Kota Sragen, atau sekitar 17 km dari arah Kota Solo. Museum Manusia Purba Sangiran sendiri memiliki koleksi fosil lebih dari fosil, di mana sekitar di antaranya dipamerkan di ruang pameran museum, dan sebagian lainnya masih disimpan di dalam gudang penyimpanan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Sebagian fosil-fosil manusia purba Sangiran ini disimpan di Museum Geologi Bandung dan juga Museum Palaenthropologi Yogyakarta. Tak heran jika koleksi fosil pada jaman purba yang sebanyak ini menjadikan Museum Manusia Purba Sangiran merupakan salah satu museum manusia terlengkap di Asia bahkan di dunia. Keunikan dan kelengkapan koleksi di museum ini menjadikan Museum Manusia Purba Sangiran dinobatkan menjadi salah satu Situs Warisan Dunia oleh UNESCO sebagai World. Menurut para ahli geologi, dahulu wilayah Sangiran merupakan kawasan lautan yang cukup luas. Namun, karena proses geologi dan juga akibat dari letusan beberapa gunung seperti Gunung Lawu, Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu, kawasan Sangiran akhirnya berubah menjadi daratan. Hal ini mengakibatkan Sangiran memiliki lapisan tanah yang berbeda dengan kawasankawasan di sekitarnya. Secara ilmiah dapat dijelaskan dengan ditemukannya fosil-fosil binatang laut yang berada di lapisan tanah paling bawah yang menandakan bahwa dahulu kawasan ini memang berupa lautan. Tak heran jika Sangiran menjadi salah satu situs yang sangat penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang antropologi, arkeologi, bologi, palaentologi, geologi, dan juga dalam bidang kepariwisataan. Keberadaan Sangiran sebagai salah satu tempat ditemukannya fosil manusia purba tidak bisa dilepaskan penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli paleoantropologi yang bernama Gustav Heinrich von Koenigswald pada tahun Penemuan pertama adalah fosil manusia purba berjenis Pithecanthropus Erectus atau biasa disebut dengan manusia Jawa. Museum Manusia Purba Sangiran memiliki koleksi fosil seperti fosil manusa purba yang terdiri dari berbagai jenis seperi Australopithecus Africanus, Pithecanthropus Mojokertensis, Meganthropus Palaeojavanicus, Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis, Homo Neanderthal Eropa, Homo Neanderthal Asia serta Homo Sapiens. Data yang menarik adalah mengenai manusia purba jenis Homo Erectus yang ditemukan di wilayah Sangiran ini berjumlah sekitar lebih dari 100 individu. Angka ini mewakili sekitar 65% dari seluruh fosil manusia purba jenis Homo Erectus yang ditemukan di Indonesia atau sekitar 50% dari total fosil manusia purba sejenis di dunia. Tak heran jika kawasan Sangiran sangatlah penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan, baik dalam kancah
6 nasional maupun internasional. Selain koleksi fosil manusia purba, museum ini juga memiliki koleksi fosil-fosil binatang yang hidup pada jaman purba baik hewan verteberata hingga cangkang molusca. Beberapa fosil hewan verteberata antara lain adalah fosil gajah purba, harimau, babi, badak, sapi, banteng, rusa serta domba. Ada pula fosil binatang air seperti buaya, ikan dan kepiting, gigi ikan hiu, kuda nil, dan juga kura-kura serta berbagai macam molusca. Selain itu ada pula beberapa batuan yang ditemukan seperti batuan meteorit/taktit, kalesdon, diatome, agate, dan ametis. Gambar koleksi:
7 Sangiran 17 DISEBUT sebagai Sangiran 17 (sesuai dengan nomor seri penemuan yang diberikan), fosil tengkorak Homo erectus yagn ditemukan dari endapan pasir fluviovolkanik di Pucung ini merupakan salahs atu temuan master piece Homo erectus Sangiran. Desebut demikian karena temuan ini merupakan temuan fosil manusia terbaik dari Sangiran, yang terdiri atas atap tengkorak dan dasar tengkorak dengan muka masih terkonservasi secara baik meski proses transportasi dan deformasi telah memintalnya selama lebih dari tahun. Inilah satu-satunya fosil Homo erectus Asia yang mempunyai muka sehingga tidak dapat dimungkiri lagi bahwa Sangiran 17 memiliki nilai penting yang amat besar dalam rekonstruksi muka Homo erectus yang sebenarnya. Dalam konteks yang lebih luas, Sangiran 17 adalah salah satu dari dua tengkorak Homo erectus di dunia yang ditemukan lengkap dengan mukanya. Spesimen lainnya berasal dai Afrika Timur. Inilah bentuk muka Homo erectus itu. Dahi sangat datar, tulang kening menonjol, orbit mata persegi, pipi lebar menonjol, mulut menjorok ke depan dan tengkorak pendek memanjang. Berdasarkan morfologi tengkorak yang dipenuhi dengan superstruktur tengkorak yang berat dan insersi otot-otot yang sangat berkembang, tengkorak ini adalah individu laiki-laki dewasa. Dia hidup pada saat Sangiran didominasi oleh lingkungan sungai yang luas pada periode sekitar tahun yang lalu. Mengingat primanya kondisi temuan ini telah menjadikan nilai teramat penting baginya. Sangiran 17 menjadi data banding dalam telaah evolusi fisik bagi temuan-temuan fosil homo erectus lainnya sehingga cetakan fosil ini dapt ditemukan di berbagai laboratorium evolusi manusia paling terkemuka di dunia meski fosil aslinya saat ini tersimpan damai di salah satu laboratorium di Bandung.
PENEMU 1. P.E.C. SCHEMULLING TAHUN 1864 FOSIL VERTEBRATA DARI KALIOSO 2. EUGENE DUBOIS, KURANG TERTARIK
PENEMU 1. P.E.C. SCHEMULLING TAHUN 1864 FOSIL VERTEBRATA DARI KALIOSO 2. EUGENE DUBOIS, KURANG TERTARIK 3. 1934, G.H.R. VON KOENINGSWALD MENEMUKAN ARTEFAK DI BARAT LAUT KUBAH SANGIRAN FOSIL MANUSIA SANGIRAN
Lebih terperinciManusia purba atau dikategorikan sebagai manusia yang hidup pada masa tulisan atau aksara belum dikenal, disebut juga manusia prasejarah atau
KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DI INDONESIA Manusia purba atau dikategorikan sebagai manusia yang hidup pada masa tulisan atau aksara belum dikenal, disebut juga manusia prasejarah atau Prehistoric people. Manusia
Lebih terperinciMengenal Manusia Purba Sejarah Kelas X
Mengenal Manusia Purba Sejarah Kelas X A. Manusia Purba Pernahkah kamu mendengar tentang Situs Manusia Purba Sangiran? Kini Situs Manusia Purba Sangiran telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya
Lebih terperinciJenis Manusia Purba di Indonesia Beserta Gambar
Jenis Manusia Purba di Indonesia Beserta Gambar Dalam hal penemuan fosil manusia purba, Indonesia menempati posisi yang penting, sebab fosil-fosil manusia purba yang ditemukan Indonesiaberasal dari semua
Lebih terperinci1. Berikut ini merupakan jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia adalah...
Petunjuk A : Pilihlah satu jawaban yang paling tepat. 1. Berikut ini merupakan jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia adalah... A. Pithecanthropus, Sinanthropus pekinensis, Australopithecus africanus
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.3
SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.3 1. Fosil yang pertama kali ditemukan di Ngandong di tepi Sungai Bengawan Solo sekitar tahun 1931-1933... Meganthropus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi pariwisata. Ribuan pulau dengan berbagai macam suku dan kebudayaan serta alamnya yang elok menjadi obyek
Lebih terperinciMUSEUM PALEOANTROPOLOGI
MUSEUM PALEOANTROPOLOGI dr. Tutiek Rahayu, M.Kes Tutik_rahayu@uny.ac.id 1 MATERI PAMERAN MUSEUM Sejarah hayat awal mula terjadinya kehidupan hingga kini. Pohon hayat menggambarkan perkembangan & pertumbuhan
Lebih terperinciMakalah tentang Manusia Purba di Indonesia IPS Karya Tulis Ilmiah Vandha Salsabila Tidak ada komentar
Makalah tentang Manusia Purba di Indonesia IPS Karya Tulis Ilmiah Vandha Salsabila 13.32 Tidak ada komentar Makalah Manusia Purba di Indonesia Tugas Sejarah Oleh : Erica Arsyillahi (11) Luthfie Putra Taradima
Lebih terperinciBAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Identifikasi Obyek Perancangan
BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Identifikasi Obyek Perancangan 1. Sangiran Sangiran sebenarnya adalah nama kembar dari dua pedukuhan kecil yang terletak di perbatasan Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar,
Lebih terperinciContoh fosil antara lain fosil manusia, fosil binatang, fosil pepohonan (tumbuhan).
Kehidupan Manusia Pra Aksara Pengertian zaman praaksara Sebenarnya ada istilah lain untuk menamakan zaman Praaksara yaitu zaman Nirleka, Nir artinya tidak ada dan leka artinya tulisan, jadi zaman Nirleka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman suku bangsa, budaya, dan keindahan alam yang mempesona. Keindahan alam yang dimiliki oleh Indonesia menyimpan banyak
Lebih terperinciRAN G K U M AN K I S I - K I S I S E J AR A H P E M I N AT AN U AS 1 X I P S ( )
RAN G K U M AN K I S I - K I S I S E J AR A H P E M I N AT AN U AS 1 X I P S ( 2 0 1 5-2 0 1 6 ) 1) 3 UNSUR UTAMA DALAM SEJARAH Manusia : sebagai pelaku dan penggerak sejarah Ruang : lokasi di mana peristiwa
Lebih terperinciManusia Purba Di Indonesia pada Masa Prasejarah
Manusia Purba Di Indonesia pada Masa Prasejarah Masa Prasejarah Indonesia dimulai dengan adanya kehidupan manusia purba yang pada saat itu belum mengenal baca dan tulis. Masa yang juga dikenal dengan nama
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA CALON GURU TENTANG PEMANFAATAN SITUS SANGIRAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR EVOLUSI
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21 Surakarta, 22 Oktober 2016 PERSEPSI MAHASISWA
Lebih terperinciWAWASAN BUDAYA NUSANTARA. Disusun Oleh : 1. Levi Alvita Y / Bayu Setyaningrum / Winda Setya M /
WAWASAN BUDAYA NUSANTARA Disusun Oleh : 1. Levi Alvita Y / 14148126 2. Bayu Setyaningrum / 14148127 3. Winda Setya M / 14148128 Institut Seni Indonesia Surakarta 2015/2016 PERGERAKAN MANUSA DISANGIRAN
Lebih terperinciBAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM
digilib.uns.ac.id BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Kebutuhan Hardware 3.1.1.1 Hardware untuk Pembuatan Hardware yang digunakan untuk membuat aplikasi Augmented
Lebih terperinciA. Manusia Purba di Indonesia
A. Manusia Purba di Indonesia A. Pilihan ganda 1. Jawaban: b Para peneliti mengelompokkan jenis-jenis manusia purba berdasarkan perbedaan bentuk atau bagian tubuh. Bagian tubuh yang digunakan untuk mengelompokkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sejarah panjang peradaban dan kebudayaan manusia. Jejak jejak manusia purba dan peradabannya yang ditemukan dari lapisan pleistosen terdapat di berbagai
Lebih terperinciSANGIRAN DOME DANANG ENDARTO
SANGIRAN DOME DANANG ENDARTO PENDAHULUAN Kisah panjang mengenai evolusi manusia di dunia tampaknya tidak dapat dilepaskan sama sekali dari sebuah bentangan lahan perbukitan tandus yang terletak di tengah
Lebih terperinciWAWASAN BUDAYA NUSANTARA OBSERVASI SANGIRAN. Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn.
WAWASAN BUDAYA NUSANTARA OBSERVASI SANGIRAN Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Oleh: Muhammad Faried (14148116) Alim Yuli Aysa (14148137) Jurusan Seni Media Rekam Fakultas Seni Rupa dan Desain
Lebih terperinciTEORI-TEORI TENTANG KEBERADAAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA
TEORI-TEORI TENTANG KEBERADAAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA Oleh : Drs. Marmayadi Drs.Didik Paranto SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA TEORI-TEORI TENTANG KEBERADAAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA Definisi manusia Purba
Lebih terperinciPERANCANGAN WEBSITE SEBAGAI MEDIA PROMOSI MUSEUM SANGIRAN
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR PERANCANGAN WEBSITE SEBAGAI MEDIA PROMOSI MUSEUM SANGIRAN Disusun Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Program Studi DIII Desain Komunikasi Visual
Lebih terperinciLAPORAN PENGAMATAN SITUS MANUSIA PURBA SANGIRAN
LAPORAN PENGAMATAN SITUS MANUSIA PURBA SANGIRAN Disusun Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen Pengampu Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Sartika Devi Putri E.A.A NIM. 14148115 Angga
Lebih terperinciPERKEMBANGAN MUSEUM SITUS SANGIRAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP ILMU PENGETAHUAN TAHUN
Vol. 1 No. 2 tahun 2012 [ISSN 2252-6633] Hlm. 118-124 PERKEMBANGAN MUSEUM SITUS SANGIRAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP ILMU PENGETAHUAN TAHUN 1974-2004 Emmy Ernifiati Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial,
Lebih terperinciBAB III ZAMAN PRASEJARAH
79 BAB III ZAMAN PRASEJARAH Berdasarkan geologi, terjadinya bumi sampai sekarang dibagi ke dalam empat zaman. Zaman-zaman tersebut merupakan periodisasi atau pembabakan prasejarah yang terdiri dari: A.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam kesenian dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam kesenian dan budaya. Salah satu budaya atau kesenian Indonesia yang terkenal adalah batik. Seni budaya batik
Lebih terperinciPERANCANGAN MOTIF BATIK DENGAN SUMBER IDE KOLEKSI SITUS PURBAKALA SANGIRAN
PERANCANGAN MOTIF BATIK DENGAN SUMBER IDE KOLEKSI SITUS PURBAKALA SANGIRAN PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar SarjanaSeni Rupa Jurusan Kriya
Lebih terperinciPERADABAN SANGIRAN. a. Nama Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia b. Semester : 1
UKBM (UKBM Kode Sej Ina-3.3/4.3/1/3-3) UKBM -3.3/4.3/1/3-3 PERADABAN SANGIRAN 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3. Menganalisis kehidupan manusia
Lebih terperinciKREASI ATAU EVOLUSI. Ir. Stanley Sethiadi
KREASI ATAU EVOLUSI Ir. Stanley Sethiadi Pengantar Pada seminar "Peta dan Teladan Allah" tanggal 14-16 September 1990 di Balai Sidang Jakarta, yang dipimpin oleh Pdt. Dr. Stephen Tong, ada yang bertanya
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
88 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan dari seluruh uraian bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal terkait dengan hasil penelitian ini sebagai berikut : 1. Dari segi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Layaknya fenomena alam yang telah terjadi di dunia ini, evolusi makhluk hidup termasuk ke dalam subyek bagi hukum-hukum alam yang dapat di uji melalui berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandung merupakan kota yang identik dengan pariwisata, mulai dari wisata alam, wisata kuliner, wisata belanja, wisata tempat bersejarah, dan masih banyak lagi.
Lebih terperinciMEMAHAMI SEJARAH & PENELITIAN SEJARAH
Sahrayani,S.Pd., MEMAHAMI SEJARAH & PENELITIAN SEJARAH Pengertian Sejarah Secara Etimilogi Wiliam h.frederick Herodotus Pengumpulan & penyajian informasi mengenai peristiwa pada masa lampau. Kajian
Lebih terperinciBAB II PROFIL DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SRAGEN. A. Deskripsi Sragen
BAB II PROFIL DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SRAGEN A. Deskripsi Sragen Sragen merupakan salah satu kabupaten yang berada di wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan
Lebih terperinciA. KOMPETENSI DASAR B. POKOK BAHASAN MATERI MODUL
A. KOMPETENSI DASAR Mengevaluasi kehidupan awal manusia Indonesia di bidang kepercayaan, sosial, ekonomi, ilmu, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan lain di Asia, serta unsur-unsur yang diwariskannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Judul Redesain Museum Situs Purbakala Patiayam di Kudus Pendekatan Arsitektur Metafora
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Judul Redesain Museum Situs Purbakala Patiayam di Kudus Pendekatan Arsitektur Metafora 1.2. Pengertian Judul a. Redesain : Redesain berasal dari kata redesign yang terdiri dari 2
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA
4.1 Implementasi Desain 1. Icon BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Gambar 4.1 Icon Manusia Purba Konsep ikon dipilih berdasarkan target dari buku ini, yaitu anak-anak. Icon dibuat berdasarkan karakter dari anak-anak
Lebih terperinciMakhluk Manusia. Pengantar Antropologi. Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
Makhluk Manusia Pengantar Antropologi Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1 1. Makhluk Manusia dan Evolusi Ciriciri Biologis 2. Evolusi Primata dan Makhluk Manusia 3. Aneka Warna dan Organisma Manusia Dian
Lebih terperinciMANUSIA WAJAK (HOMO WAJAKENIS) purba, yaitu: Homo (erectus) Soloensis atau yang dikenal juga sebagai Solo Man, dan yang
MANUSIA WAJAK (HOMO WAJAKENIS) A. PENGERTIAN DAN CIRI MANUSIA WAJAK Manusia Wajak (Homo wajakensis) merupakan satu-satunya temuan di Indonesia yang untuk sementara dapat disejajarkan perkembangannya dengan
Lebih terperinciObservasi Migrasi Manusia di Situs Manusia Purba - Sangiran. Nopsi Marga Handayani Sekar Manik Pranita
Observasi Migrasi Manusia di Situs Manusia Purba - Sangiran Nopsi Marga Handayani 14148118 Sekar Manik Pranita - 14148159 Perjalanan Panjang Manusia Sebelum abad ke-18 Gagasan evolusi muncul Abad ke-18
Lebih terperinciMUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM DI KUDUS
TUGAS AKHIR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM DI KUDUS Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik oleh : HANDI
Lebih terperinciASAL USUL DAN PERSEBARAN MANUSIA DI KEPULAUAN INDONESIA
6 ASAL USUL DAN PERSEBARAN MANUSIA DI KEPULAUAN INDONESIA (Sumber: www.kompas.com) Setelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan mampu: menjelaskan teori evolusi manusia menurut Charles Darwin; menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditemukannya fosil hominid berupa tengkorak dan rahang bawah oleh von
BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Daerah Sangiran merupakan daerah yang cukup terkenal penting karena ditemukannya fosil hominid berupa tengkorak rahang bawah oleh von Koeningswald (1940). Salah satu
Lebih terperinciFOSIL. Macammacam Pengawetan Fosil
FOSIL Fosil bahasa Latin fossa yang berarti quotmenggali keluar dari dalam tanahquot adalah sisasisa atau bekasbekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisasisa hewan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Situs Sangiran (Sangiran Early Man Site) adalah salah satu Kawasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situs Sangiran (Sangiran Early Man Site) adalah salah satu Kawasan Warisan Budaya Dunia yang ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 1996 dengan nomor register C.593. Kawasan
Lebih terperinciBAB III STUDI LAPANGAN
BAB III STUDI LAPANGAN A. Museum Purbakala Sangiran 1. Lokasi Salah satu objek wisata menarik yang berada di kabupaten Sragen adalah Museum Sangiran, yang terletak di kaki Gunung Lawu (±17km dari Kota
Lebih terperinciTUGAS KLIPING IPS KEHIDUPAN MANUSIA PURBA YANG HIDUP PADA MASA PRA-AKSARA
TUGAS KLIPING IPS KEHIDUPAN MANUSIA PURBA YANG HIDUP PADA MASA PRA-AKSARA DIBUAT OLEH : AMANDA SOFI IA 7 6 NAMA : AMANDA SOFI IA KELAS : - MAPEL : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KEHIDUPAN MANUSIA PURBA YANG HIDUP
Lebih terperinciGambar 1.1 Waruga Sumber: Direktorat Geografi Sejarah Atlas Prasejarah Indonesia. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Gambar 1.1 Waruga Sumber: Direktorat Geografi Sejarah. 2009. Atlas Prasejarah Indonesia. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. viii Kelas X Bab I Menelusuri Peradaban Awal di Kepulauan Indonesia
Lebih terperinciPENGANTAR ANTROPOLOGI. Daftar Isi: Evolusi dan Genetika. Evolusi marga homo Penjelasan Mendel Keanekaragaman manusia, munculnya ras dan etnis?
PENGANTAR ANTROPOLOGI Evolusi dan Genetika Daftar Isi: Evolusi marga homo Penjelasan Mendel Keanekaragaman manusia, munculnya ras dan etnis? Mitra Pendidikan 2 Dari mana datangnya manusia? Agama Sains
Lebih terperinciALAT TULANG DARI SITUS SANGIRAN (Bone Tools From Sangiran Site)
ALAT TULANG DARI SITUS SANGIRAN (Bone Tools From Sangiran Site) Ilham Abdullah Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran ilhamabdullah9969@gmail.com ABSTRACT Some of bone tools from Sangiran Site
Lebih terperinciWawancara Pelaksanaan Pembelajaran dengan Guru Mata Pelajaran Sejarah. : Ruang Guru SMA N 2 Banguntapan
LAMPIRAN 89 Lampiran 1. Wawancara Pelaksanaan Pembelajaran dengan Guru Mata Pelajaran Sejarah Wawancara Pelaksanaan Pembelajaran dengan Guru Mata Pelajaran Sejarah Nara Sumber : Ibu Sri Tukiyantini, S.Pd.
Lebih terperinciRangkuman Sejarah Persiapan UHBT Kelas 7
Rangkuman Sejarah Persiapan UHBT Kelas 7 Tujuan Belajar Sejarah: Sebagai pedoman hidup Sebagai alat hiburan/tempat rekreasi Untuk mngetahui peristiwa di masa-masa yang lalu I. Zaman-zaman Sebelumnya A.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak mungkin hanya memproduksi sebuah destinasi saja. Kegiatan pariwisata juga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja suatu destinasi wisata. Strategi bauran pemasaran di jadikan
Lebih terperinciMUNCULNYA MASYARAKAT INDONESIA
MUNCULNYA MASYARAKAT INDONESIA 1. Asal Nama Indonesia 1. Hindia Herodotus (485-425 SM). 2. Nederlandsch Oost Indie Cornelis de Houtman Nederlandsch Indie. 3. Insulinde Edward Douwes Dekker : Multatuli
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER
LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER Disusun oleh : Nama NIM : Mohammad Farhan Arfiansyah : 13/346668/GE/07490 Hari, tanggal : Rabu, 4 November 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, yang sampai sekarang masih banyak anak-anak yang belum tahu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan segala sesuatu yang telah terjadi di masa lampau. Sejarah juga selalu menjadi hal yang penuh misteri bagi sebagian anak-anak, karena sejarah
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN A. Judul Pasar Seni di Sangiran Kontekstual. B. Pemahaman Judul
BAB I PENDAHULUAN A. Judul Pasar Seni di Sangiran Sebagai Wadah Pemberdayaan Masyarakat Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual. B. Pemahaman Judul Berikut ini akan diuraikan perumusan judul berdasarkan
Lebih terperinciMenelusuri Peradaban Awal di Kepulauan Indonesia
Bab I Menelusuri Peradaban Awal di Kepulauan Indonesia Indonesia terletak di persimpangan tiga lempeng benua ketiganya bertemu di sini menciptakan tekanan sangat besar pada lapisan kulit bumi. Akibatnya,
Lebih terperinciMakalah Asal Usul Nenek Moyang Indonesia
Makalah Asal Usul Nenek Moyang Indonesia KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunianyalah, Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik,
Lebih terperinciPOLA OKUPASI GUA KIDANG: HUNIAN PRASEJARAH KAWASAN KARST BLORA Penelitian ini telah memasuki tahap ke delapan, yang dilakukan sejak tahun 2005.
POLA OKUPASI GUA KIDANG: HUNIAN PRASEJARAH KAWASAN KARST BLORA 2014 Indah Asikin Nurani Penelitian ini telah memasuki tahap ke delapan, yang dilakukan sejak tahun 2005. A. Hasil Penelitian Sampai Tahun
Lebih terperinciTugas Akhir RD Perancangan Konten Virtual Museum Mpu Tantular Sidoarjo Tanya Liwail Chamdy
Bab V Implementasi Desain 5.1. Desain Antarmuka Virtual Konten Museum 5.1.1. Logo Museum Mpu Tantular Sidoarjo Gambar 5.1 logo Museum Mpu Tantular Sidoarjo Sumber : Perancangan Identitas Visual Museum
Lebih terperinciArtikel terkait : 12 Tempat Yang Harus Dikunjungi Sebelum Anak Anda Berumur 12 Tahun (Bagian 1)
Salah satu cara terbaik memperingati hari Kebangkitan Nasional adalah dengan membangkitkan kembali kebanggan atas Indonesia. Tujuh keajaiban berikut mungkin bisa mengingatkan anda betapa istimewanya bumi
Lebih terperinciRENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI
Rencana Pola ruang adalah rencana distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Bentukan kawasan yang
Lebih terperinciTEMUAN RANGKA MANUSIA DI SITUS SEMEDO FINDINGS OF THE HUMAN SKELETON IN SEMEDO SITE
TEMUAN RANGKA MANUSIA DI SITUS SEMEDO FINDINGS OF THE HUMAN SKELETON IN SEMEDO SITE Alifah Balai Arkeologi Yogyakarta Jln. Gedongkuning No. 174, Yogyakarta Pos-el: ali.alifah@yahoo.com ABSTRACT Semedo
Lebih terperinciDINAS PENDIDIKAN KABUPATEN WAY KANAN MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMP UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 LEMBAR SOAL
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN WAY KANAN MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMP UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 LEMBAR SOAL Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas /
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Ilham Abdullah
ALAT TULANG SITUS PLESTOSEN JAWA: BAHAN BAKU, TEKNOLOGI, DAN TIPOLOGI (Bone tools from Pleistocene Site of Java: Raw Materials, Technology, and Typology) Ilham Abdullah Balai Pelestarian Situs Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia pasti dihadapkan dengan dua keadaan yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia pasti dihadapkan dengan dua keadaan yaitu keadaan yang baik dan keadaan yang buruk. Manusia yang baik adalah menjadikan keadaan baik
Lebih terperinciKebudayaan Ngandong. Di daerah sekitar Ngandong dan Sidorejo dekat Madiun, Jawa Timur, ditemukan
Kebudayaan Ngandong Di daerah sekitar Ngandong dan Sidorejo dekat Madiun, Jawa Timur, ditemukan peralatan-peralatan, seperti : a. Kapak genggam. b. Flake merupakan alat-alat serpih atau alat-alat kecil.
Lebih terperinciPEMANFAATAN SITUS PATIAYAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMP NEGERI 4 BAE KABUPATEN KUDUS SKRIPSI
PEMANFAATAN SITUS PATIAYAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMP NEGERI 4 BAE KABUPATEN KUDUS SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sejarah Oleh: Stepanny Mahapradani 3101412028 JURUSAN SEJARAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan alam sekitarnya. Alam memberikan dampak besar bagi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan mempengaruhi banyak aspek pada kehidupan manusia dan alam sekitarnya. Alam memberikan dampak besar bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di lingkungan sekitarnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Situs Manusia Purba Sangiran merupakan sebuah situs prasejarah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Situs Manusia Purba Sangiran merupakan sebuah situs prasejarah yang mengandung temuan fosil yang sangat banyak jumlahnya, seperti fosil Hominid purba, fosil fauna dan
Lebih terperinci1. CIRI ZAMAN PRASEJARAH INDONESIA
ZAMAN PRASEJARAH DI INDONESIA 1. CIRI ZAMAN PRASEJARAH INDONESIA ZAMAN BATU Zaman ini terbagi menjadi 4 zaman yaitu : 1) Palaeolithikum (Zaman Batu Tua), Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang
Lebih terperinciGEOLOGI SEJARAH RANGKUMAN SKALA WAKTU GEOLOGI. Oleh: MOHAMAD IKBAL GANI NIM Dosen Pengampu: RONAL HUTAGALUNG, S.T, M.
GEOLOGI SEJARAH RANGKUMAN SKALA WAKTU GEOLOGI Oleh: MOHAMAD IKBAL GANI NIM. 471 413 023 Dosen Pengampu: RONAL HUTAGALUNG, S.T, M.T UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA JURUSAN ILMU
Lebih terperinciMOHON PERHATIAN PRESENTASI AKAN SEGERA DIMULAI
MOHON PERHATIAN PRESENTASI AKAN SEGERA DIMULAI GEOGRAFI REGIONAL DUNIA CREATED BY : Dadang Sungkawa GEOGRAFI REGIONAL DUNIA Mahasiswa mampu mengkaji interelasi dan interdependensi antar regional wilayah
Lebih terperinciii Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Edisi Revisi Semester 1 Hak Cipta 2014 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang
Hak Cipta 2014 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka
Lebih terperinciZaman Prasejarah di Indonesia
Zaman Prasejarah di Indonesia 1. CIRI ZAMAN PRASEJARAH INDONESIA ZAMAN BATU Zaman ini terbagi menjadi 4 zaman yaitu : Palaeolithikum (Zaman Batu Tua) Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DI INDONESIA
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DI INDONESIA Kompetensi Dasar : Kemampuan menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia Indikator : Mendeskripsikan pengertian manusia purba Mengidentifikasi tokoh-tokoh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA
BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metodologi Penelitian Perancangan ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini digunakan untuk
Lebih terperinciVISUALITAS MEDIA PERIKLANAN CETAK LUAR RUANGAN MUSEUM PURBA SANGIRAN SRAGEN
VISUALITAS MEDIA PERIKLANAN CETAK LUAR RUANGAN MUSEUM PURBA SANGIRAN SRAGEN Zulfa Rahmawati Pengkajian Seni Rupa Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta Email : zulfarahma87@gmail.com ABSTRAK Artikel
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan 1.2 Lokasi Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari dan memahami tatanan geologi daerah penelitian serta untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan studi strata satu (S1)
Lebih terperinciTujuan Pembelajaran : Menjelaskan... Teori asal-usul kehidupan Teori Lamarck Teori Darwin Mekanisme Evolusi Frekuensi Gen
Tujuan Pembelajaran : Menjelaskan... Teori asal-usul kehidupan Teori Lamarck Teori Darwin Mekanisme Evolusi Frekuensi Gen TEORI ASAL KEHIDUPAN Abiogenesis Biogenesis Evolusi KIMIA Evolusi Biologi ABIOGENESIS
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3
SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3 1. Tempat perlindungan Orang utan yang dilindungi oleh pemerintah banyak terdapat didaerah Tanjung
Lebih terperinci6.1. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
6.1. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS Rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten perlu diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENINGGALAN SEJARAH DI LINGKUNGAN SETEMPAT
MATERI PELAJARAN: IPS SD KELAS 4 SEMESTER I BAB I PENINGGALAN SEJARAH DI LINGKUNGAN SETEMPAT A. Peninggalan Sejarah Sejarah adalah cerita tentang kehidupan yang benar-benar terjadi di masa lalu. Sedangkan
Lebih terperinciIdentifikasi Jejak Hunian di Situs Song Agung: Kajian Awal atas Hasil Ekskavasi Bulan Maret 2002
Identifikasi Jejak Hunian di Situs Song Agung: Kajian Awal atas Hasil Ekskavasi Bulan Maret 00 Oleh: J. A. Sonjaya a. Latar Belakang Pada tanggal -3 Maret 00 telah dilakukan ekskavasi di situs Song Agung,
Lebih terperinciInstitut Teknologi Sumatera Lampung Selatan, 2018 Pengenalan Lingkungan dan Potensi Daerah (Sumatera)
Sub Topik: - Alur Persebaran Manusia di Pulau Sumatera - Suku-suku di Pulau Sumatera - Dinamika Peradaban di Pulau Sumatera Institut Teknologi Sumatera Lampung Selatan, 2018 Pengenalan Lingkungan dan Potensi
Lebih terperinciP E M E R I N T A H KABUPATEN KUTAI TIMUR
P E M E R I N T A H KABUPATEN KUTAI TIMUR Disampaikan oleh: Ir. Suprihanto, CES (Kepala Bappeda Kutai Timur) Dalam rangka Seminar Internasional dengan tema Kawasan Cagar Alam dan Budaya Sangkulirang: Sebuah
Lebih terperinciSOAL ULANGAN HARIAN 1 SEMESTER 1. SK = 1. Memahami lingkungan kehidupan manusia.
SOAL ULANGAN HARIAN 1 SEMESTER 1 Mata Pelajaran = IPS Kelas = VII Hari, tanggal = Waktu = 60 Menit SK = 1. Memahami lingkungan kehidupan manusia. KD = 1.1 Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses
Lebih terperincihidup damai pelajaran 6 suasana hutan damai ada kicauan burung suara hewan bersahutan suara daun bergesekan kehidupan di hutan sungguh damai
pelajaran 6 hidup damai suasana hutan damai ada kicauan burung suara hewan bersahutan suara daun bergesekan kehidupan di hutan sungguh damai apakah kamu suka hidup damai hidup damai 77 menulis melengkapi
Lebih terperinciPOLA OKUPASI GUA KIDANG, HUNIAN MASA PRASEJARAH KAWASAN KARST BLORA. Indah Asikin Nurani
POLA OKUPASI GUA KIDANG, HUNIAN MASA PRASEJARAH KAWASAN KARST BLORA A. Hasil Penelitian Selama Enam Tahap Indah Asikin Nurani Hasil penelitian sampai pada tahap keenam (2012), dapat disimpulkan beberapa
Lebih terperinciBAB XI EVOLUSI MANUSIA
11-1 BAB XI EVOLUSI MANUSIA Kedudukan Manusia dalam Taksonomi Di dalam penggolongan mahluk hidup, manusia dikelompokan ke dalam Primata yang berasal dari kata Latin primous yang artinya bisa utama, pertama
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN
BAB III ANALISA DAN DESAIN III.1 Analisa Dalam pembuatan aplikasi animasi ini, penulis melakukan analisis terhadap beberapa aplikasi animasi lain yang dibuat oleh programer-programer masih terdapat banyak
Lebih terperinciLINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI
LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI Indonesia terdiri atas pulau-pulau sehingga disebut negara kepulauan. Jumlah pulau yang lebih dari 17.000 buah itu menandakan bahwa Indonesia merupakan suatu wilayah yang
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Sejarah Indonesia. SEJARAH SMP/MTs Kelas VII. Kelas
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 2013 Sejarah Indonesia SEJARAH SMP/MTs Kelas VII Kelas X MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Sejarah Indonesia Pernahkah terbetik oleh kalian bahwa
Lebih terperinciMetta Adityas Pennata Sari
TEMUAN GERABAH Dl GROGOLAN WETAN, SEBUAH BUKTI PENGHUNIAN SITUS SANGIRAN PASCA PLESTOSEN (Pottery from Grogol Wetan Site, Sangiran Settlement Post Pleistocene) Metta Adityas Pennata Sari Balai Pelestarian
Lebih terperinciReview Pertemuan ke-4
lmu Kealaman Dasar (AD) Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Persebarannya Pertemuan ke-5 Prepared by AKA-T UMS Review Pertemuan ke-4 Menjelaskan pembentukan alam semesta. Menjelaskan tentang tata surya Menjelaskan
Lebih terperinciMASYARAKAT PRASEJARAH INDONESIA
Judul MASYARAKAT PRASEJARAH INDONESIA Mata Pelajaran : Sejarah Kelas : I (Satu) Nomor Modul : Sej.I.01 Penulis: Dra. Dwi Hartini Penyunting Materi: Dra. Corry Iriani R., M.Pd. Penyunting Media: Dra. Asih
Lebih terperinci