FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA OVERRUN BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI MAKASSAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA OVERRUN BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI MAKASSAR"

Transkripsi

1 C-3-1 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA OVERRUN BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI MAKASSAR *Fahirah F, **Rianto B. Adihardjo, Tri Joko Wahyu Adi *Mahasiswa Program Pasca Sarjana bid.keahlian Manajemen Proyek Konstruksi **Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP - ITS Laboratorium Manajemen Konstruksi Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Gedung Teknik Sipil Lt.1 telp ABSTRAK Pembangunan suatu proyek konstruksi sangat unik dan kompleks, mempunyai resiko tinggi dan merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu sehingga banyak faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya pembengkakan biaya (overrun biaya). Proyek akan berhasil dengan baik apabila sesuai dengan biaya/anggaran yang telah direncanakan, tepat waktu dan sesuai spesifikasi. Penelitian tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya overrun biaya pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung di Makassar dilakukan terhadap kontraktor dengan kualifikasi perusahaan B (besar) yang menangani proyek yang bernilai >10 milyar dan M (menengah)yang menangani p royek bernilai 1 sampai 10 milyar yang berkedudukan di Makassar dan pernah melaksanakan proyek konstruksi gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mendistribusikan kuesioner. Hasil survey kuesioner terkumpul 30 responden dari 23 perusahaan kontraktor. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisa statistik deskriptif, analisa faktor dan analisa diskriminan. Hasil akhir dari penelitian, menunjukkan bahwa faktor-faktor dominan penyebab overrun biaya pada proyek konstruksi gedung di Makassar terdiri dari: faktor estimasi biaya dan manajemen pelaksanaan, faktor mobilisasi sumber daya, dan faktor kontrol waktu pelaksanaan. Terdapat perbedaan yang signifikan faktor dominan penyebab overrun biaya proyek antara persepsi/opini perusahaan kontraktor golongan B dengan M. Faktor-faktor yang membedakan adalah faktor dokumen kontrak yang tidak lengkap, terlalu banyak pengulangan pekerjaan karena mutu jelek dan manager proyek tidak kompeten/cakap. Kata kunci : proyek konstruksi, overrun biaya Pendahuluan Pembangunan konstruksi gedung khususnya di kota Makassar dan kota-kota besar lainnya semakin pesat sejalan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan untuk menunjang posisi strategis kota Makassar sebagai pintu gerbang dan kota terbesar di wilayah Kawasan Timur Indonesia, dengan pertumbuhan penduduk rata-rata sekitar 1,65% dan luas wilayah 175,77 km2 ( Sumber: Pemkot Makassar), maka dibutuhkan sarana dan prasarana yang lebih baik. Oleh karena itu, pembangunan di berbagai sektor maupun lintas sektoral telah/sementara dilaksanakan untuk melengkapi kebutuhan sarana, prasarana dan infrastruktur yang lebih baik seperti perluasan Pelabuhan Laut Makassar, Bandara Hasanuddin, jalan tol, Kawasan Industri Makassar dan berbagai proyek lainnya (Sumber: Pemkot Makassar).

2 C-3-2 Proyek konstruksi merupakan proses dimana rencana/desain dan spesifikasi para perencana dikonversikan menjadi struktur dan fasilitas fisik. Proses ini melibatkan organisasi dan koordinasi dari semua sumber daya proyek seperti tenaga kerja, peralatan konstruksi, material-material permanen (tetap) dan sementara, suplai dan fasilitas, dana, teknologi, dan metode serta waktu untuk menyelesaikan proyek tepat waktu, sesuai anggaran, serta sesuai dengan standar kualitas dan kinerja yang dispesifikasikan oleh perencana (Barie, 1995). Semakin besar suatu proyek, berarti semakin kompleks mekanismenya yang berarti semakin banyak masalah yang harus dihadapi. Jika tidak ditangani dengan benar, berbagai masalah tersebut akan mengakibatkan dampak, salah satunya berupa pembengkakan biaya (cost overrun) (Dipohusodo, 1996). Pada dasarnya, dalam pelaksanaan proyek konstruksi banyak dijumpai proyek yang mengalami pembengkakan biaya ( overrun biaya) maupun keterlambatan waktu. Pembengkakan biaya (overrun biaya) pada tahap pelaksanaan proyek sangat tergantung pada perencanaan, koordinasi, dan pengendalian dari kontraktor dan bergantung pada estimasi anggaran biaya, sehingga pembangunan suatu proyek yang sesuai dengan tipe konstruksi dibutuhkan keahlian, pengetahuan dan pengalaman baik perencana, manajer konstruksi maupun kontraktor. Tipe proyek bangunan komersial (kompleks perumahan, apartemen, bangunan perkantoran, pusat perbelanjaan, kompleks ruko/ rukan, perhotelan) maupun bangunan fasilias umum (g edung sekolah, gedung pemerintahan, sarana rekreasi, pasar dan terminal) lebih sering mengalami pembengkakan biaya ( overrun biaya), dibandingkan dengan bangunan industri (Santoso, 1999). Agar nilai over -run bisa diperkecil pada proyek berikutnya, maka perlu mengetahui penyebab dominan terjadinya pembengkakan biaya ( overrun biaya) dari segi perencanaan dan pelak-sanaan, koordinasi sumber daya, pengendalian keuangan dan waktu Penyusunan Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Overrun Biaya Dari Literature Faktor-faktor penyebab overrun biaya diklasifikasi menjadi 3 bagian utama yaitu bagian perencanaan dan pelaksanaan, koordinasi sumber daya dan kontrol, dan 9 sub bagian faktor dengan maksud untuk memudahkan pembedaan dan pemahaman terhadap faktor-faktor penyebab tersebut, sehingga dapat membantu responden dalam memberikan opininya, seperti pada tabel 1. Survey Pengumpulan data melalui survey dilakukan dengan penyebaran kuesioner untuk mengetahui opini responden mengenai faktor-faktor penyebab overrun biaya pada proyek konstruksi gedung yang berada di kota Makasar dan sekitarnya. Kuesioner berisi data identitas responden dan data identitas perusahaan, pertanyaan tentang data-data proyek yang pernah dilaksanakan/dikerjakan, daftar isian tentang faktorfaktor penyebab overrun biaya proyek dan bagian terakhir yaitu tentang faktorfaktor lain penyebab overrun biaya proyek yang tidak disebutkan pada bagian sebelumnya (masukan dari kontraktor). Faktor-faktor penyebab terjadinya overrun biaya dikelompokkan menjadi 9 kelompok/faktor seperti pada point 2.1. Dan tiap-tiap kelompok terdapat sub kelompok yang diberi kode seperti tabel 1 di bawah ini :

3 C-3-3 Tabel 1. Pengkodean faktor-faktor penyebab terjadinya overrun biaya Estimasi Biaya Data dan informasi proyek yang kurang lengkap A1 Tidak memperhitungkan pengaruh inflasi dan eskalasi. A2 Tidak memperhitungkan biaya tak terduga (contigencies) A3 Tidak memperhatikan faktor resiko lokasi & konstruksi. A4 Ketidak tepatan WBS (Work Breakdown Structure) A5 Ketidak tepatan estimasi biaya A6 Menggunakan teknik estimasi yang salah A7 Pelaksanaan dan Tingginya frekuensi perubahan pelaksanaan B1 Hubungan Kerja Terlalu banyak pengulangan pekerjaan karena mutu jelek. B2 Terlalu banyak proyek yang ditangani bersamaan B3 Waktu yang panjang antara SPK) dan pelaksanaan proyek B4 Hubungan kurang baik antara owner-perencana - kontraktor B5 Kurangnya koordinasi antara construction manager-perencana - B6 kontraktor Terjadi perbedaan/perselisihan pada proyek. B7 Manager proyek tidak kompeten/cakap. B8 Konsultan kurang mampu dalam pengawasan proyek. B9 Aspek Dokumen Proyek Spesifikasi yang tidak lengkap C1 Sering terjadi perubahan desain C2 Dokumen kontrak yang tidak lengkap C3 Penunjukan subkontraktor dan suplier yang tidak tepat C4 Material Adanya kenaikan harga material D1 Terlambat/kekurangan bahan/material waktu pelaksanaan D2 Kontrol kualitas yang buruk dari bahan D3 Pemakaian bahan/material yang salah D4 Pemakaian bahan/material yang diimpor D5 Pencurian bahan/material D6 Kerusakan material D7 Produksi material di luar lokasi proyek D8 Tenaga Kerja Kekurangan tenaga kerja E1 Terjadi fluktuasi upah tenaga kerja E2 Produktivitas tenaga kerja yang buruk/rendah E3 Peralatan/Equipment Harga/sewa peralatan yang tinggi F1 Biaya mobilisasi/demobilisasi peralatan yang tinggi F2 Biaya pemeliharaan peralatan tidak sesuai rencana F3 Aspek Keuangan Proyek Cara pembayaran yang tidak tepat waktu G1 Adanya fluktuasi suku bunga pinjaman bank G2 Pengendalian biaya yang buruk di lapangan G3 Waktu Pelaksanaan Keterlambatan jadwal karena pengaruh cuaca H1 Jadwal waktu kontrak diperpendek H2 Sering terjadi penundaan pekerjaan H3 Kebijaksanaan Adanya kebijaksanaan keuangan yang baru dari pemerintah I1 Ekonomi/Politik Terjadi huruhara/kerusuhan di sekitar lokasi proyek I2 Data primer jawaban responden hasil, kemudian dilakukan proses reliability analysis SPSS untuk masing-masing input sehingga ada 9 proses reliability analysis SPSS. Dimana untuk butir pertanyaan B3, B7, D8 dan H2 lebih kecil dar r tabel sehingga dianggap tidak valid dan tidak diikutkan dalam proses selanjutnya atau dibuang.

4 C-3-4 Uji validitas dan reliabilitas kuesioner Uji ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS dengan menggunakan koefisien reliabilitas Cronbach s Alpha yang menunjukkan nilai konsistensi internal dari kuesioner pada survei yang dilakukan. Berdasarkan output program SPSS, nilai alpha adalah positif dan semuanya lebih besar dari r tabel (yang berarti reliabel jika r>0.60, Nurgiyantoro,2002) dengan range nilai 0,6312 (untuk variabel faktor aspek keuangan proyek) sampai 0,8773 (variabel faktor pelaksanaan dan hubungan kerja), sehingga butir-butir pertanyaan seluruhnya adalah reliabel (andal) dan berarti bahwa ada korelasi positif antara butir-butir pertanyaan dengan faktornya. Analisa Deskriptif Tabel 2. Analisa Deskriptif Responden Faktor Jenis Prosentase Jenis Kelamin Laki-laki 80 Perempuan 20 Jabatan Direktur / Direktur Teknik 47 Manager proyek/lapangan 23 Kepala Proyek/Operasi 20 Lain-lain 10 Masa Kerja < 10 thn thn 67 > 20 thn 13 Pengalaman dalam menangani proyek < 5 thn thn thn 10 > 15 thn 3 Status Perusahaan BUMN 17 Swasta 83 Golongan Perusahaan Golongan B 47 Golongan M 53 Pengalaman perusahaan di bidang konstruksi/infrastruktur < 5 thn thn thn 17 > 15 thn 60 Analisa Faktor Bertujuan mereduksi data dan menamakannya sebagai faktor dengan menemukan hubungan ( interrelationship) dan kontribusi antar sejumlah variabelvariabel yang saling independen satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal, dengan prosedur sebagai berikut : Menilai Variabel Yang Layak Untuk Analisis Faktor a. Matriks Korelasi Pada analisis faktor dengan menggunakan matriks korelasi didapatkan hasil koefisien korelasi terukur untuk bagian perencanaan dan pelaksanaan adalah sebesar 120, bagian koordinasi sumber daya adalah sebesar 45 dan bagian kontrol sebesar 21. Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh lebih besar dari r=(0.05; 30-2)=0.361, yang berarti bahwa telah ada keterkaitan yang signifikan antara variabel.

5 C-3-5 b. Nilai Determinan Beberapa variabel dianggap saling terkait jika nilai determinan pada matriks korelasinya mendekati nol. Adapun nilai determinan matriks korelasi pada masing-masing bagian adalah: 1) perencanaan dan pelaksanaan =9.822 x ) koordinasi sumber daya=3.066 x ) kontrol =1.810 x c. Nilai KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Dari analisis faktor penelitian ini, nilai KMO dari 38 variabel yang dibagi atas 3 bagian yaitu: nilai KMO bagian perencanaan dan pelaksanaan =0,743; nilai KMO bagian koordinasi sumber daya =-0,765 dan nilai KMO bagian kontrol =-0,805, yang berarti bahwa nilai KMO bagian perencanaan dan pelaksanaan dan bagian sumber daya termasuk harga menengah sedangkan bagian kontrol termasuk memuaskan. Hal ini menunjukkan adanya ukuran kedekatan antara variabel yang menengah dan memuaskan. d. Uji Bartlett s Uji Bartlett s merupakan pengujian secara statistik apakah suatu matriks korelasi telah cukup layak untuk dilakukan analisis faktor. Hasil uji Bartlett s matriks korelasi pada penelitian ini tidak ortogonal (ada korelasi diantara variabel yang ada), dengan nilai X 2 lebih besar dari nilai X 2 Derajat bebas untuk pasangan korelasi yang terjadi, yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3. Hasil uji Bartlett s Bagian Signifikansi Nilai X 2 Derajat bebas utk pasangan korelasi yang terjadi Perencanaan & ,865 (0,05;120)=146,60 pelaksanaan Koordinasi sumber ,900 (0,05;45)=61,63 daya Kontrol ,642 (0,05;21)=32,67 e. Nilai MSA ( Measure of Sampling Adequancy) Tujuan pengukuran MSA adalah untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel telah memadai atau tidak (Wibisono, 2000;279). Nilai MSA berkisar antara 0 sampai 1 dengan kriteria: (Santoso,2004;101). 1). MSA=1, variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain 2). MSA>0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. 3). MSA<0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya. Tabel 4. Nilai MSA ( Measure of Sampling Adequancy) Bagian Nilai MSA Maks dan variabel Nilai MSA Min dan variabel Perencanaan & pelaksanaan 853 (variabel Menggunakan teknik estimasi yang salah) 603 (Waktu yang panjang antara SPK & pelaksanaan proyek) Koordinasi sumber daya 863 (Kerusakan material) 653 (Biaya mobilisasi/ demobi-lisasi peralatan yang tinggi) Kontrol 853 (Terjadi huruhara/kerusuhan di sekitar lokasi proyek) 711 (Cara pembayaran yang tidak tepat waktu)

6 C-3-6 Ekstraksi Jumlah Faktor Bertujuan untuk menentukan jenis-jenis faktor yang akan dipakai, dan selanjutnya akan dilakukan perhitungan eigen value yang merupakan jumlah variansi masing-masing variabel. Eigenvalue selain dapat digunakan untuk memperkirakan derajat pentingnya tiap-tiap variabel, juga digunakan untuk membantu menyelidiki jumlah faktor yang akan dipertahankan untuk analisis selanjutnya (Wibisono, 2000;286). Pada penelitian, masing-masing bagian akan terbentuk beberapa faktor dimana setiap faktor memiliki kemampuan menjelaskan keragaman total yang berbedabeda. Dari hasil analisis diperoleh untuk bagian perencanaan dan pelaksanaan terbentuk menjadi 5 faktor dengan angka eigenvalue diatas 1 dan jumlah kumulatif keragaman total 79,880%; untuk bagian koordinasi sumber daya terbentuk menjadi 2 faktor dengan angka eigenvalue diatas 1 dan jumlah kumulatif keragaman total 68,403%; dan untuk bagian kontrol terbentuk menjadi 2 faktor dengan angka eigenvalue diatas 1 dan jumlah kumulatif keragaman total 73,316%. Nilai Komunalitas Nilai komunalitas mengukur seberapa baik tiap-tiap variabel dijelaskan/diwakili oleh faktor yang terbentuk (Santoso, 2004;117). Nilai yang paling kecil berdampak pada tidak adanya perbedaan yang nyata antar faktor loadingnya. (Tabel 4) Ketepatan Model (Fit Model) Pada analisa faktor ketepatan model ( fit model) digunakan untuk mengetahui seberapa banyak perubahan koefisien korelasi dari kondisi sebelum dan sesudah diekstraksi. Perhitungan untuk ketepatan model (fit model) didasarkan pada besarnya prosentase koefisien korelasi yang tidak berubah (tetap). Dari hasil perhitungan reproduced correlation, bagian perencanaan dan pelaksanaan 116 buah (62%) termasuk dalam kategori tetap, bagian koordinasi sumber daya 20 buah (45%) termasuk dalam kategori tetap, bagian kontrol 9 buah (43%) termasuk dalam kategori tetap. Dari analisa faktor maka diperoleh faktor dominan penyebab terjadinya overrun biaya pada proyek konstruksi gedung di Makassar pada bagian perencanaan dan pelaksanaan berupa faktor estimasi biaya dan manajemen pelaksanaan yang terdiri dari: (1)manager proyek tidak kompeten/cakap, ( 2)menggunakan teknik estimasi yang salah, (3) hubungan kurang baik antara owner -perencana-kontraktor, (4) konsultan kurang mampu dalam pengawasan proyek, (5) kurangnya koordinasi antara construction manager-perencana-kontraktor, (6) terlalu bany ak pengulangan pekerjaan karena mutu jelek, tidak memperhitungkan biaya tak terduga (contingencies), (7) tingginya frekuensi perubahan pelaksanaan, (8) dokumen kontrak yang tidak lengkap, (9) penunjukan subkontraktor dan suplier yang tidak tepat dan (10) ketidak tepatan estimasi biaya; pada bagian koordinasi sumber daya berupa faktor mobilisasi sumber daya terdiri atas: (1) terjadi fluktuasi upah tenaga kerja, (2)harga/sewa peralatan yang tinggi, (3) pencurian bahan/material, ( 4) biaya mobilisasi/ demobilisasi peralatan yang tinggi dan (5) kekurangan tenaga kerja; dan pada bagian kontrol berupa faktor waktu pelaksanaan yang terdiri atas: (1) pengendalian biaya yang buruk di lapangan, (2) ket erlambatan jadwal karena pengaruh cuaca, (3) sering terjadi penundaan pekerjaan, (4) terjadi huruhara / kerusuhan di sekitar lokasi proyek dan (5) adanya kebijaksanaan keuangan yang baru

7 C-3-7 dari pemerintah. Selanjutnya faktor-faktor dominan penyebab overrun biaya yang telah diperoleh pada analisa faktor dilanjutkan dengan melakukan analisa diskriminan. Analisa Diskriminan Tujuan dari analisa diskriminan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaaan yang jelas antara perusahaan kontraktor golongan B (besar) dengan perusahaan kontraktor golongan M (menengah) terhadap faktor dominan overrun biaya proyek Menilai Variabel yang Layak untuk Analisis a. Angka Wilk s Lamda Angka Wilk s Lamda pada tabel Tests of Equality of Group Means berkisar antara 0,754(minimum), yaitu pada variabel dokumen kontrak yang tidak lengkap sampai 1,000(maksimum) pada variabel ketidak tepatan estimasi biaya dan terjadi huruhara/kerusuhan di sekitar lokasi proyek.

8 C-3-8 Tabel 5. Hasil Loading Faktor Kontrol Faktor Nama Faktor Variabel Perencanaan dan Pelaksanaan Koordinasi Sumber Daya Waktu Pelaksanaan Keuangan Proyek Estimasi biaya dan manajemen pelaksanaan 1. Pengendalian biaya yang buruk Keterlambatan jadwal karena cuaca 2. Sering terjadi penundaan pekerjaan 3. Terjadi huruhara di sekitar lokasi proyek 4. Adanya kebijaksanaan keuangan yang baru dari pemerintah 1. Cara pembayaran yang tidak tepat waktu 2. Adanya fluktuasi suku bunga pinjaman bank 1. Manager proyek tidak kompeten/cakap 2. Kesalahan teknik estimasi 3. Hubungan kurang baik antara ownerperencana-kontraktor 4. Konsultan kurang mampu dlm pengawasan 5. Kurangnya koordinasi antara Construction Manager- Perencana-Kontraktor. 6. Terlalu banyak pengulangan pekerjaan karena mutu jelek. 7. Tidak memperhitungkan biaya tak terduga 8. Frekuensi perubahan pelaksanaan tinggi 9. Dokumen Kontrak yang tidak lengkap 10. Penunjukan subkontraktor dan suplier yang tidak tepat 11. Ketidak tepatan estimasi biaya Total Keragaman (%) Desain Sering terjadi perubahan desain Resiko Tidak memperhatikan resiko lokasi & konst Informasi Data dan informasi proyek kurang lengkap Inflasi/Eskalasi Tidak memperhitungkan inflasi dan eskalasi Mobilisasi Sumber daya Kualitas Sumber daya 1. Terjadi fluktuasi upah tenaga kerja 2. Harga/sewa peralatan yang tinggi 3. Pencurian bahan/material 4. Biaya mobilisasi/demobilisasi peralatan tinggi 5. Kekurangan tenaga kerja 1. Kontrol kualitas yang buruk dari bahan 2. Pemakaian bahan/material yang salah 3. Produktivitas tenaga kerja yang rendah 4. Kerusakan material 5. Biaya pemeliharaan peralatan tidak sesuai rencana b. F test Jika angka signifikan >0,05, berarti tidak ada perbedaan antara grup B dengan grup M dan jika angka signifikan <0,05, berarti ada perbedaan antar grup B dengan grup M. Dari 21 variabel, ada 6 variabel yang berbeda secara signifikan antara grup B dengan M yaitu tingginya perubahan pelaksanaan (0,009); pengulangan pekerjaan karena mutu jelek (0,017); hubungan kurang baik owner -perencana-kontraktor (0,022); kurangnya koordinasi antara construction manager-perencana-kontraktor (0,035); konsultan kurang mampu dalam pengawasan proyek (0,006) dan dokumen kontrak yang tidak lengkap (0,005). Pada beberapa analisis diskriminan, sebuah variabel yang tidak lolos uji tidak otomatis dikeluarkan, karena pada analisis multivariat variabel-variabel dianggap suatu kesatuan, dan bukannya terpisah-pisah (Santoso, 2004;153).

9 C-3-9 c. Uji Varians Tiap Variabel Uji varians variabel dilakukan dengan uji Box s M dengan angka signifikan 0,005 berarti lebih kecil dari 0,05 artinya group covariance matrics berbeda secara nyata. Proses Analisis Diskriminan a. Variabel Entered Memasukkan variabel pada persamaan diskriminan yang dimulai dengan nilai signifikan terkecil, yaitu dokumen kontrak hingga variabel manager proyek tidak kompeten/cakap b. Angka Wilk s Lamda Penurunan angka Wilk s Lamda akan berpengaruh baik terhadap model diskriminan, karena varians yang tidak bisa dijelaskan juga semakin kecil (Santoso, 2004;162). Dari hasil analisis diskriminan penelitian ini diperoleh angka Wilk s Lamda yang menurun yaitu dari 75,4% menjadi 38,6% yang berarti bahwa variabel tersebut akan berpengaruh baik terhadap model diskriminan. c. Angka Korelasi Canonical Pada penelitian ini diperoleh angka korelasi canonical sebesar 0,784 yang menunjukkan keeratan yang tinggi antara discriminant score grup golongan B dengan golongan M. Jika korelasi dikuadratkan (0,784) 2 = 0,6147 atau 61,47%, dapat diindikasi bahwa 61,47% varians dari variabel dependen dapat menerangkan model (Malhotra, 1996). Tabel 6. Rata-rata Skor Variabel Dominan Overrun Biaya Variabel Gol. B (besar) rata-rata skor Gol. M (menengah) rata-rata skor Angka di Structure matrix Dokumen kontrak tidak lengkap 3,64 2,75 0,453 Pengulangan pekerjaan karena mutu 3,57 2,50 0,379 jelek Manajer proyek tidak kompeten 3,21 2,56 0,195 Sumber: Hasil Analisa Data SPSS, 2004 d. Interpretasi Model Diskriminan Dari tabel 6, responden pada perusahaan konstruksi golongan B lebih bersikap positif (setuju) terhadap ketiga variabel tersebut sebagai penyebab dominan yang dapat mempengaruhi terjadinya overrun biaya dibandingkan dengan perusahaan kontraktor golongan M. Untuk mengantisipasinya, perusahaan kontraktor golongan B lebih memfokuskan kepada faktor dokumen kontrak, pengendalian mutu dan manajer proyek dibanding faktor dominan yang lain, kontraktor golongan M melalui pemfokuskan pada faktor dominan pencurian bahan/material, kekurangan tenaga kerja, fluktuasi upah tenaga kerja, harga/sewa peralatan dan pengendalian biaya. e. Fungsi Diskriminan Fungsi diskriminan digunakan untuk mengetahui case (dalam penelitian ini adalah responden dari kontraktor) masuk pada grup yang satu atau tergolong pada grup yang lain (Santoso, 2004;164), f. Ketepatan Klasifikasi Dalam analisis diskriminan penelitian ini, angka ketepatan yang diperoleh sebesar 93,3%, sehingga model diskriminan bisa digunakan untuk analisis diskriminan atau penafsiran tentang berbagai tabel yang ada valid untuk digunakan. Angka cross-

10 C-3-10 validated (Santoso, 2004;172) menghasilkan angka sebesar 83,3%, yang berarti ketepatan klasifikasi tetap tinggi. Berdasarkan proses diskriminan yang telah dilakukan, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (nyata) antara persepsi/opini perusahaan kontraktor golongan B (besa r dengan perusahaan kontraktor golongan M (menengah) tentang faktor dominan penyebab overrun biaya, yang ditunjukkan angka Chi-Square=25,238 dan angka Sig=0. Variabel yang membedakan adalah variabel dokumen kontrak yang tidak lengkap, terlalu banyak pengulangan pekerjaan karena mutu jelek dan variabel manager proyek tidak kompeten/cakap. Pembahasan 1. Bagian perencanaan dan pelaksanaan terbentuk menjadi 5 faktor, nilai total varians kumulatif sebesar 79,880%, yaitu faktor estimasi biaya dan manajemen pelaksanaan, faktor desain, faktor resiko, faktor informasi dan faktor inflasi/eskalasi. Faktor dominannya adalah faktor estimasi biaya dan manajemen pelaksanaan dengan nilai keragaman total 41,407%, yang terdiri dari : 1. Manajer proyek tidak kompeten/cakap 2. Menggunakan teknik estimasi yang salah 3. Hubungan kurang baik antara owner-perencana-kontraktor 4. Konsultan kurang mampu dalam pengawasan proyek 5. Kurangnya koordinasi antara construction manager- perencana-kontraktor 6. Terlalu banyak pengulangan pekerjaan karena mutu jelek 7. Tidak memperhitungkan biaya tak terduga (contingencies) 8. Tingginya frekuensi perubahan pelaksanaan 9. Dokumen kontrak yang tidak lengkap 10. Penunjukan subkontraktor dan suplier yang tidak tepat 11. Ketidaktepatan estimasi biaya 2. Bagian koordinasi sumber daya terbentuk menjadi 2 faktor dengan nilai total varians kumulatif sebesar 68,403%, yaitu faktor mobilisasi sumber daya dan faktor kualitas sumber daya. Faktor dominan adalah faktor mobilisasi sumber daya dengan nilai keragaman total 36,355%, yang terdiri atas: 1. Terjadi fluktuasi upah tenaga kerja. 2. Harga/sewa peralatan yang tinggi 3. Pencurian bahan/material. 4. Biaya mobilisasi/demobilisasi peralatan yang tinggi 5. Kekurangan tenaga kerja 3. Bagian kontrol terbentuk menjadi 2 faktor dengan nilai total varians kumulatif sebesar 68,403%, yaitu faktor waktu pelaksanaan dan faktor keuangan proyek. Faktor dominan adalah faktor waktu pelaksanaan dengan nilai keragaman total 47,380%, yang terdiri dari : 1. Pengendalian biaya yang buruk di lapangan 2. Keterlambatan jadwal karena pengaruh cuaca. 3. Sering terjadi penundaan pekerjaan 4. Terjadi huruhara/kerusuhan di sekitar lokasi proyek 5. Adanya kebijaksanaan keuangan yang baru dari pemerintah

11 C-3-11 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : a. Responden dalam penelitian ini didominasi oleh mereka yang memiliki masa kerja dalam perusahaan antara 10 sampai 20 tahun sebesar 67%, telah memiliki pengalaman dalam menangani proyek gedung bertingkat kurang dari 5 kali sebesar 50%, bekerja pada perusahaan swasta sebesar 83% dan pengalaman perusahaan di bidang konstruksi / infrastruktur diatas 15 tahun sebesar 60%. b. Berdasarkan hasil analisa faktor, faktor-faktor dominan penyebab terjadinya overrun biaya pada proyek konstruksi gedung yaitu: 1) Bagian perencanaan dan pelaksanaan berupa faktor estimasi biaya dan manajemen pelaksanaan dengan nilai keragaman total 41,4% yang terdiri dari: manager proyek tidak kompeten / cakap, menggunakan teknik estimasi yang salah, hubungan kurang baik antara owner-perencana-kontraktor, konsultan kurang mampu dalam pengawasan proyek, kurangnya koordinasi antara construction managerperencana-kontraktor, terlalu banyak pengulangan pekerjaan karena mutu jelek, tidak memperhitungkan biaya tak terduga (contingencies), tingginya frekuensi perubahan pelaksanaan, dokumen kontrak yang tidak lengkap, penunjukan subkontraktor dan suplier yang tidak tepat, dan ketidak tepatan estimasi biaya; 2) Bagian koordinasi sumber daya berupa faktor mobilisasi sumber daya dengan nilai keragaman total 36,4% yang terdiri dari: terjadi fluktuasi upah tenaga kerja, harga/sewa peralatan yang tinggi, pencurian bahan/material, biaya mobilisasi/demobilisasi peralatan yang tinggi dan kekurangan tenaga kerja; 3) Bagian kontrol berupa faktor waktu pelaksanaan dengan nilai keragaman total 47,4% yang terdiri dari: pengendalian biaya yang buruk di lapangan, keterlambatan jadwal karena pengaruh cuaca, sering terjadi penundaan pekerjaan, terjadi huruhara/kerusuhan di sekitar lokasi proyek dan adanya kebijakan keuangan yang baru dari pemerintah. c. Berdasarkan hasil analisa diskriminan, terdapat perbedaan yang signifikan faktor dominan penyebab overrun biaya proyek konstruksi antara persepsi/opini perusahaan kontraktor golongan B (besar) dengan kontraktor golongan M (menengah) pada faktor dokumen kontrak yang tidak lengkap, terlalu banyak pengulangan pekerjaan karena mutu jelek dan faktor manager proyek tidak kompeten/cakap. Responden perusahaan kontraktor golongan B lebih bersikap positif terhadap ketiga faktor dominan penyebab overrun biaya proyek. Fungsi diskriminan mempunyai ketepatan mengklasifikasi sebesar 93,3%. Saran Untuk penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan: 1. Mengetahui tingkat kesulitan pelaksanaan proyek konstruksi. 2. Mengetahui frekuensi dan probabilitas terjadinya overrun biaya pada pelaksanaan proyek konstruksi. 3. Meninjau overrun biaya proyek per kelompok/item pekerjaan.

12 C-3-12 DAFTAR PUSTAKA Asiyanto Construction Project Cost Management. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. Austen, A.D dan R.H. Neale Manajemen Proyek Konstruksi, Pedoman, Proses dan Prosedur. Seri Manajemen No PT. Pustaka Binaman Pressindo. Azwar, Syaifudin Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Badiru, Adedeji B dan P. Simin Pulat Comprehensive Project Management: Integrating Otimization Models, Management Principles, and Computers. Prentice Hall, New Jersey. Barie, D.S., Paulson, Jr. B.C. dan Sudinarto Manajemen Konstruksi Profesional. Penerbit Erlangga. Jakarta. Chang, Andrew Shing-Tao Reasons for Cost and Schedule Increase for Engineering Design Projects. Journal of Management in Engineering. ASCE.Vol.18. Dipohusodo, Istimawan Manajemen Proyek dan Konstruksi, jilid 2. Penerbit Kanisius. Yogyakarta Duffied, Colin dan Bambang Trigunarsyah Project Management- Conception to Completion. EEA ( Engineering Education Australia). Ausralia. Elinwa, A.Uchechukwu dan Buba, Silas A Construction Cost Factors in Nigeria. Journal of Construction Engineering and Management. ASCE.Vol.119. Jahren, Charles T dan Ashe, Andrew M Predictors of Cos-Overrun Rates. Journal of Construction Engineering and Management. ASCE.Vol.116. Johnson, Richard A; Dean W. Wichern Applied Multivariate Statistical Analysis. Prentice Hall. Kerzner, Harold Project Management. 5 th edition. John Wiley & Sons, Inc., New York. Knight, Karla dan Fayek, Aminah Robinson Use of Fuzzy Logic for Predicting Design Cost Overruns on Building Projects. Journal of Construction Engineering and Management. ASCE.Vol.128. Kountur, Ronny Metode Penelitian. Penerbit PPM. Malhotra, Naresh K Marketing Research An Applied Orientation. Prentice Hall,Inc. Natan, Ishak; Paul Nugraha dan R.Sucipto Manajemen Proyek Konstruksi. Penerbit: Kartika Yudha. Nurgiyantoro, Burhan; Gunawan dan Marzuki Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Oberlender, Garold D Project Management for Engineering and Construction. Mc Graw-Hill International. Singapore. Okpala, Daniel C. dan Aniekwu, Anny N Causes of High Costs Construction in Nigeria. Journal of Construction Engineering and Management. ASCE. Vol.114. Pilcher, Roy Principles Of Construction Management. Mc Graw Hill Book Company. England. Riduwan Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Alfabeta. Bandung. Ritz, George J Total Construction Project Management. McGraw-Hill, Inc. New York.

13 C-3-13 Santosa, Budi Manajemen Proyek. PT. Guna Widya. Surabaya. Santoso, Indriani Analisa Overruns Biaya pada Beberapa Tipe Proyek Konstruksi. Dimensi Teknik Sipil. Volume 1. Santoso, Singgih dan Fandy Tjiptono Riset Pemasaran, Konsep dan Aplikasi. PT. Elex media Komputindo. Jakarta. Santoso, Singgih Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. PT. Elex media Komputindo. Jakarta. Semple, Cheryl. Hartman, Francis T dan Jergeas, George Construction Claims and Disputes: Causes and Cost/Times Overruns. Journal of Construction Engineering and Management. ASCE.Vol.120. Soeharto, Iman Manajemen Proyek: Dari Konseptual sampai Operasional. t Erlangga. Jakarta. Silalahi, Gabriel Amin Metodologi Penelitian dan Studi Kasus. Citramedia. Sidoarjo. Wibisono, Dermawan Riset Bisnis. BPFE. Yogyakarta.

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO IDENTIFIKASI PENYEBAB OVERRUN BIAYA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG Fahirah F * Abstract Research was conducted to the contractors which has company qualification M(middle) in

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian studi Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Cost Overrun Pada Proyek Konstruksi di Yogyakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jasa Konstruksi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang menyediakan layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang dibedakan menurut bentuk

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG Sandro Fanggidae, I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang Keahlian Manajemen Proyek

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PEMBENGKAKAN BIAYA (COST OVERRUN) PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA AMBON

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PEMBENGKAKAN BIAYA (COST OVERRUN) PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA AMBON ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PEMBENGKAKAN BIAYA (COST OVERRUN) PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA AMBON Tonny Sahusilawane 1), Mohammad Bisri 2), Arif Rachmansyah 3) 1) Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek konstruksi Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

ANALISA OVERRUNS BIAYA PADA BEBERAPA TIPE PROYEK KONSTRUKSI

ANALISA OVERRUNS BIAYA PADA BEBERAPA TIPE PROYEK KONSTRUKSI ANALISA OVERRUNS BIAYA PADA BEBERAPA TIPE PROYEK KONSTRUKSI (Indriani Santoso) ANALISA OVERRUNS BIAYA PADA BEBERAPA TIPE PROYEK KONSTRUKSI Indriani Santoso Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI I.A.Rai Widhiawati 1, I G.A.Adnyana Putera 1,

Lebih terperinci

dan untuk owner yang menjadi rangking pertama adalah: kurangnya kontrol

dan untuk owner yang menjadi rangking pertama adalah: kurangnya kontrol BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Cost Overruns pada Proyek Berdasarkan Uji Konkordansi Kendall Pada setiap proyek terdapat beberapa faktor terlibat, sehingga menyebabkan terjadinya cost overruns. Pada tahap pekerjaan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PEMBENGKAKAN BIAYA PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA CIREBON

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PEMBENGKAKAN BIAYA PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA CIREBON FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PEMBENGKAKAN BIAYA PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA CIREBON Bukhori Fakultas Teknik, Universitas Swadaya Gunung Jati Email Korespondensi : bukhoricrb@gmail.com Abstrak Kota

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PEMBANGUNAN PROYEK GEDUNG NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PEMBANGUNAN PROYEK GEDUNG NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PEMBANGUNAN PROYEK GEDUNG NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI Shanty Wijayanthi, Tri Joko Wahyu Adi, Retno Indriyani Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS

ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS Sintya Dwi Rosady 1, Fitria Virgantari, Ani Andriyati Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Kata kunci: kredit bank, faktor pertimbangan kredit, perusahaan kontraktor

Kata kunci: kredit bank, faktor pertimbangan kredit, perusahaan kontraktor FAKTOR-FAKTOR PENTING DALAM PERTIMBANGAN PEMBERIAN KREDIT BANK BAGI PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI BALI A. Diah Parami Dewi, Rianto B. Adihardjo, Christiono Utomo Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI

FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI Yeltsin C. Dapu A.K.T. Dundu, Ronny Walangitan Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email: yeltsindapu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENAWARAN RENDAH PADA PELELANGAN PROYEK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

ANALISIS FAKTOR PENAWARAN RENDAH PADA PELELANGAN PROYEK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH ANALISIS FAKTOR PENAWARAN RENDAH PADA PELELANGAN PROYEK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH Youngki Firmansyah, Supani Hardjo Diputro Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Bidang Keahlian Manajemen Proyek

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN)

PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN) Saintia Matematika Vol. 1, No. 6 (2013), pp. 507 516. PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN) Juliarti Hardika,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian terhadap sejumlah responden di Yogyakarta dan Malang sebanyak 58 responden dengan rincian 31 responden di Yogyakarta dan 27 responden

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN KUALITAS PELAKSANAAN PROYEK DERMAGA MILIK PEMERINTAH DI SULAWESI UTARA

ANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN KUALITAS PELAKSANAAN PROYEK DERMAGA MILIK PEMERINTAH DI SULAWESI UTARA ANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN KUALITAS PELAKSANAAN PROYEK DERMAGA MILIK PEMERINTAH DI SULAWESI UTARA Mayggie R. Bedje Staf Kantor Pusat Unsrat B.F. Sompie, H. Tarore Dosen Pascasarjana Teknik Sipil Unsrat

Lebih terperinci

BAB III...19 RENCANA KEGIATAN...19

BAB III...19 RENCANA KEGIATAN...19 DAFTAR ISI ABSTRAK... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembengkakan Biaya (Cost Overrun) pada proyek konstruksi, maka dapat diambil. kontraktor menengah sebesar 63,33%.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembengkakan Biaya (Cost Overrun) pada proyek konstruksi, maka dapat diambil. kontraktor menengah sebesar 63,33%. 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian studi Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Pembengkakan Biaya (Cost Overrun) pada proyek konstruksi, maka dapat diambil kesimpulan :

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden Pada penelitian ini, peneliti telah menyusun profile responden yang dibagi kedalam beberapa macam, yakni berdasarkan: 1. Nama pusat kebugaran langganan responden

Lebih terperinci

KAJIAN FAKTOR PENYEBAB COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG

KAJIAN FAKTOR PENYEBAB COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 06, Edisi Spesial 2017 94 KAJIAN FAKTOR PENYEBAB COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG Fahadila F. Remi Program Magister Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Kegiatan proyek konstruksi secara umum dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan munculnya berbagai jenis proyek konstruksi yakni proyek

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan munculnya berbagai jenis proyek konstruksi yakni proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia konstruksi dewasa ini sangat unik dan kompleks, hal ini ditandai dengan munculnya berbagai jenis proyek konstruksi yakni proyek konstruksi bangunan

Lebih terperinci

lanjut. Ada enam bagian penting yang harus diperhatikan dalam proyek

lanjut. Ada enam bagian penting yang harus diperhatikan dalam proyek BABIV LANDASAN TEORI 4.1 Cost Control (Pengendalian Biaya) 4.1.1. Pengertian co/rfroz/pengendalian Dalam suatu kegiatan proyek konstruksi harus selalu ada pengontrolan baik pengendalian dalam biaya, waktu

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK Yulisa Gardenia Email : yulisa_gardenia@yahoo.com Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok. ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Semakin banyaknya usaha restoran yang ada di Bogor menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Dalam persaingan yang ketat ini, Restoran Gurih

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. rapat internal mingguan proyek konstruksi dan hal yang dibahas dalam rapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. rapat internal mingguan proyek konstruksi dan hal yang dibahas dalam rapat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang menyebabkan diadakannya rapat internal mingguan proyek konstruksi dan hal yang dibahas dalam rapat internal proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri konstruksi berhubungan erat dengan pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri konstruksi berhubungan erat dengan pelaksanaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri konstruksi berhubungan erat dengan pelaksanaan pembangunan di segala bidang yang saat ini masih terus giat dilaksanakan. Kegiatan konstruksi

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS KORELASI KANONIK PADA HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH

PENERAPAN ANALISIS KORELASI KANONIK PADA HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH PENERAPAN ANALISIS KORELASI KANONIK PADA HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH Kadek Andrei Prabawa 1, Ni Luh Putu Suciptawati 2, Desak Putu Eka Nilakusmawati 3 1 Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan yang harus dicapai dengan beberapa spesifikasi tertentu, memiliki awal dan akhir, dengan keterbatasan sumber

Lebih terperinci

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Henry Pascal Magaline 1, Alvin Januar Haryono 2, Andi 3 ABSTRAK : Biaya overhead sebuah proyek merupakan salah satu unsur harga pokok

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN SISWA SMA MELANJUTKAN STUDI S1 DI UNIVERSITAS UDAYANA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN SISWA SMA MELANJUTKAN STUDI S1 DI UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN SISWA SMA MELANJUTKAN STUDI S1 DI UNIVERSITAS UDAYANA Made Susilawati 1), I Putu Eka Nila Kencana 2), Ni Made Dwi Yana Putri 3) 1) Jurusan Matematika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Faktor yang menyebabkan keterlambatan proyek jalan menurut pandangan pemilik, kontraktor,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2000:11). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2000:11). Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian deskriptif komparatif. Penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN DI KOTA MANADO

ANALISIS RESIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN DI KOTA MANADO ANALISIS RESIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN DI KOTA MANADO Jermias Tjakra Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Freyke Sangari Alumni Pascasarjana Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian digunakan untuk memecahkan suatu masalah, memahami, serta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian digunakan untuk memecahkan suatu masalah, memahami, serta BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. TinjauanUmum Metode penelitian merupakan suatu cara alamiah untuk memperoleh data dengan kegunaan dan tujuan tertentu. Secara umum data

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR PENYABAB PEKERJAAN ULANG (REWORK) PADA PROYEK GEDUNG DI KABUPATEN ROKAN HULU BERDASARKAN PERSEPSI KONTRAKTOR

FAKTOR FAKTOR PENYABAB PEKERJAAN ULANG (REWORK) PADA PROYEK GEDUNG DI KABUPATEN ROKAN HULU BERDASARKAN PERSEPSI KONTRAKTOR FAKTOR FAKTOR PENYABAB PEKERJAAN ULANG (REWORK) PADA PROYEK GEDUNG DI KABUPATEN ROKAN HULU BERDASARKAN PERSEPSI KONTRAKTOR YUNI SARTIKA (1) ARIFAL HIDAYAT, MT (2) ARIE SYAHRUDDIN S, ST (2) Program Studi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA PERUMAHAN SKALA KECIL DI SURABAYA DAN SEKITARNYA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA PERUMAHAN SKALA KECIL DI SURABAYA DAN SEKITARNYA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA PERUMAHAN SKALA KECIL DI SURABAYA DAN SEKITARNYA William Gosal 1, Kevin Setiawan 2, Herry Pintardi Chandra 3 ABSTRAK : Tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : RISET PASAR Fakultas : EKONOMI Program Studi : MANAJEMEN Kode MK : EMD 532 Jumlah Kredit : 3 ( Tiga ) SKS S e m e s t e r : V ( Lima ) Dosen Pengampu : Drs.Ec. R.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK JALAN REL KERETA API SEPANJANG M'sp LINTAS KALISAT-BANYUWANGI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK JALAN REL KERETA API SEPANJANG M'sp LINTAS KALISAT-BANYUWANGI Jurnal Info Manpro Volume 4, September 2013 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK JALAN REL KERETA API SEPANJANG 36.200 M'sp LINTAS KALISAT-BANYUWANGI Lalu Mulyadi

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI AKIBAT KETERLAMBATAN DIMULAINYA PEMBANGUNAN PROYEK DI KOTA MALANG (STUDI KASUS MALANG TRADE CENTER BLIMBING)

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI AKIBAT KETERLAMBATAN DIMULAINYA PEMBANGUNAN PROYEK DI KOTA MALANG (STUDI KASUS MALANG TRADE CENTER BLIMBING) ANALISA KELAYAKAN INVESTASI AKIBAT KETERLAMBATAN DIMULAINYA PEMBANGUNAN PROYEK DI KOTA MALANG (STUDI KASUS MALANG TRADE CENTER BLIMBING) Lukman Kurniawan (1) Subandiyah Azis (2 Tiong Iskandar (3) (1)(2)(3)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai bagian akhir dari penulisan tugas akhir ini, maka dalam bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai bagian akhir dari penulisan tugas akhir ini, maka dalam bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai bagian akhir dari penulisan tugas akhir ini, maka dalam bab kelima ini disampaikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran yang disampaikan tersebut didasarkan pada

Lebih terperinci

SKRIPSI KAJIAN FAKTOR KETERLAMBATAN PADA PROYEK BANGUNAN AIR BERSIH ( STUDI KASUS ) DI KABUPATEN MANATUTU TIMOR LESTE

SKRIPSI KAJIAN FAKTOR KETERLAMBATAN PADA PROYEK BANGUNAN AIR BERSIH ( STUDI KASUS ) DI KABUPATEN MANATUTU TIMOR LESTE SKRIPSI KAJIAN FAKTOR KETERLAMBATAN PADA PROYEK BANGUNAN AIR BERSIH ( STUDI KASUS ) DI KABUPATEN MANATUTU TIMOR LESTE DiajukanUntuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana (strata

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Data Penelitian Di dalam sub bab berikut ini akan dijelaskan secara detail mengenai data-data yang dipergunakan dalam penelitian ini. 3.1.1 Jenis dan Sumber Data

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual English First Bogor adalah lembaga kursus bahasa Inggris yang menggunakan tenaga pengajar penutur asli bahasa Inggris, memiliki jadwal kursus

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS AFFECTING THE COST OVERRUNS ON CONSTRUCTION PROJECTS IN SURABAYA Ari Swezni, Retno

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut juga teori kendala pada bidang pelaksanaan konstruksi teknik sipil. Penelitian dilakukan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN 1) Nurul Afida 2) Edy Sulistiyawan 1) S1 Program Statistika, FMIPA, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2) Program

Lebih terperinci

Togu P. Marpaung, Normalina Napitupulu, Rachmad Sitepu

Togu P. Marpaung, Normalina Napitupulu, Rachmad Sitepu Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 289 298. ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASYARAKAT KOTA MEDAN KE PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN Togu P. Marpaung, Normalina Napitupulu,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR

GAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR GAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR 1. Latar Belakang Analisis faktor adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel menjadi beberapa set

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA Soelistyono 1) Program Studi Pascasarjana Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Kampus ITS Sukolilo,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan data kuesioner yang diberikan kepada 50 responden, penelitian tentang studi mengenai faktor-faktor penghambat pelaksanaan proyek konstruksi di Timor-Leste

Lebih terperinci

STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN)

STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN) STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN) Irianto 1, Didik S. S. Mabui 2 1,2 Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Sistem Informasi, Universitas Yapis Papua

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN EVALUASI FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI SOSIAL MANAJER PROYEK

IDENTIFIKASI DAN EVALUASI FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI SOSIAL MANAJER PROYEK IDENTIFIKASI DAN EVALUASI FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI SOSIAL MANAJER PROYEK Danny Tanjaya 1, Lie Arijanto 2, Andi 3 ABSTRAK : Kompetensi manajer proyek memiliki pengaruh kritikal terhadap kesuksesan proyek.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR DOMINAN PENYEBAB TERJADINYA PEMBENGKAKAN BIAYA (COST OVERRUN) PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG PEMERINTAH DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS FAKTOR DOMINAN PENYEBAB TERJADINYA PEMBENGKAKAN BIAYA (COST OVERRUN) PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG PEMERINTAH DI KOTA PEKANBARU ANALISIS FAKTOR DOMINAN PENYEBAB TERJADINYA PEMBENGKAKAN BIAYA (COST OVERRUN) PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG PEMERINTAH DI KOTA PEKANBARU Deri Afriza Saputra 1), Rian Tri Komara Iriana 2), Mardani Sebayang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. yang memotivasi konsumen untuk berolah raga arung jeram serta menguji

BAB IV ANALISIS DATA. yang memotivasi konsumen untuk berolah raga arung jeram serta menguji BAB IV ANALISIS DATA A. Penjelasan Penelitian Pada bab empat ini akan dilakukan pembahasan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian deskriptif komparatif.

Lebih terperinci

SURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015

SURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015 SURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015 Julistyana Tistogondo, Wendi Kurniawan Program Studi Teknik Sipil, Universitas Narotama,

Lebih terperinci

DAFTAR ACUAN. [2] Santoso, Indriani, (1999). Analisa Overruns Biaya Pada Beberapa Tipe Proyek Konstruksi, (Universitas Kristen Petra), hal.

DAFTAR ACUAN. [2] Santoso, Indriani, (1999). Analisa Overruns Biaya Pada Beberapa Tipe Proyek Konstruksi, (Universitas Kristen Petra), hal. 115 DAFTAR ACUAN [1] Kerzner Harold, (2001). Project Management: A System to Planning, Scheduling and Controlling, (7 th Edition, John Wiley & Sons), hal. 3. [2] Santoso, Indriani, (1999). Analisa Overruns

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksplanatif untuk menjelaskan

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksplanatif untuk menjelaskan BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksplanatif untuk menjelaskan hubungan di antara sepuluh faktor dimensi penilaian prestasi kerja serta menganalisis relevansi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Analisis Risiko Keterlambatan Pekerjaan Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan, diperoleh kesimpulan berdasarkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Martha Tilaar Salon Day Spa Bogor tepatnya terletak di Jalan Pemuda No. 7 Bogor. Waktu penelitian adalah bulan April-Juni 2011

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR Saintia Matematika Vol. 2, No. 1 (2014), pp. 1 11. IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR Aswin Bahar, Gim Tarigan, Pengarapen Bangun Abstrak. Pernikahan dini merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Bab ini memaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Metode yang digunakan dimulai dari mengidentifikasi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONFLIK YANG TERJADI PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG

IDENTIFIKASI KONFLIK YANG TERJADI PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG C-5-1 IDENTIFIKASI KONFLIK YANG TERJADI PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG Aderiani, R. Sutjipto Tantyonimpuno, Tri Joko Wahyu Adi Laboratorium Manajemen Konstruksi Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

Lebih terperinci

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN ANTARA KONTRAKTOR DAN OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN ANTARA KONTRAKTOR DAN OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA Surya Agung Wibawa, I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Tekologi Sepuluh Nopember Jl Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI Theresia Monica Sudarsono 1, Olivia Christie 2 and Andi 3 ABSTRAK: Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa kemungkinan terjadinya

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Neril Harnanik Yuniati, Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Proyek Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. WIKA Gedung yang mengerjakan proyek bangunan gedung apartemen di Kota

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. WIKA Gedung yang mengerjakan proyek bangunan gedung apartemen di Kota BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap pekerja pada perusahan kontraktor WIKA Gedung yang mengerjakan proyek bangunan gedung apartemen di Kota Bandung dapat

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian 4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian 4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian dilakukan terhadap pengunjung Daiji Raamen yang terletak di Jalan Pajajaran No. 7. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data yang akurat dalam penelitian. Pertanyaan yang diuji adalah sebanyak 24

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data yang akurat dalam penelitian. Pertanyaan yang diuji adalah sebanyak 24 60 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Validitas Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana point pertanyaan yang ada pada lembar kuesioner dapat digunakan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian dimulai tanggal 1 April 2016 sampai dengan tanggal 31 Juli 2016. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan 46 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 5.1.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan kerja a. Faktor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan pada PT. Rezeki Supermarketing sebuah perusahaan retail tradisional yang terletak di Jakarta, dengan mengambil

Lebih terperinci

PENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA TERHADAP KINERJA PROYEK BANGUNAN TINGGI DI DKI JAKARTA

PENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA TERHADAP KINERJA PROYEK BANGUNAN TINGGI DI DKI JAKARTA Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 PENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA TERHADAP KINERJA PROYEK BANGUNAN TINGGI DI DKI JAKARTA Lelly Margareth, Manlian Ronald A. Simanjuntak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

Fielda Roza, Alizar Hasan, M. Nursyaifi Yulius Magister Teknik Sipil Pasca Sarjana Universitas Bunga Hatta.

Fielda Roza, Alizar Hasan, M. Nursyaifi Yulius Magister Teknik Sipil Pasca Sarjana Universitas Bunga Hatta. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETIDAKTEPATAN PERHITUNGAN BIAYA PROYEK PADA PROSES PERENCANAAN OLEH KONSULTAN PERENCANA (Studi Kasus Konsultan Perencana di Kota Padang) Fielda Roza, Alizar Hasan, M. Nursyaifi

Lebih terperinci

REDUKSI VARIABEL KRITERIAALTERNATIF RESTORAN DENGAN METODE FACTOR ANALYSIS

REDUKSI VARIABEL KRITERIAALTERNATIF RESTORAN DENGAN METODE FACTOR ANALYSIS REDUKSI VARIABEL KRITERIAALTERNATIF RESTORAN DENGAN METODE FACTOR ANALYSIS Ai Nurhayat, S.Si.,MT. Jurusan Teknik Industri Sekolah tinggi Teknologi Bandung ABSTRAK Pada tahun 2017 telah terjadi kenaikan

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang mempengaruhi.. I Gusti Made Subrata 43

Faktor-faktor yang mempengaruhi.. I Gusti Made Subrata 43 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRILAKU KONSUMEN DALAM MEMILIH WARNET DI KOTA MATARAM I GUSTI MADE SUBRATA Fak. Ekonomi Univ. Mahasaraswati Mataram ABSTRAK Penggunaan internet sebagai salah satu sumber

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH CHANGE ORDER TERHADAP BIAYA, WAKTU DAN MUTU PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISA PENGARUH CHANGE ORDER TERHADAP BIAYA, WAKTU DAN MUTU PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISA PENGARUH CHANGE ORDER TERHADAP BIAYA, WAKTU DAN MUTU PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Michella Beatrix 1) dan I Putu Artama Wiguna 2) 1) Program Studi Pascasarjana Teknik Sipil, Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 697-704 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL

Lebih terperinci

Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Jenis Kontrak Untuk Proyek Pembangunan Gedung Pertokoan. M. Ikhsan Setiawan, ST, MT

Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Jenis Kontrak Untuk Proyek Pembangunan Gedung Pertokoan. M. Ikhsan Setiawan, ST, MT Faktor Penentu Pemilihan Kontrak Proyek Gedung (M. Ikhsan S) 49 Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Jenis Kontrak Untuk Proyek Pembangunan Gedung Pertokoan M. Ikhsan Setiawan, ST, MT ABSTRAK Dalam pelelangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disebarkan sebanyak 45 kuesioner dan yang dapat diolah sebanyak 40 kuisioner. Grafik 4.1.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disebarkan sebanyak 45 kuesioner dan yang dapat diolah sebanyak 40 kuisioner. Grafik 4.1. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Penelitian ini ditujukan pada bank yang berada di Bandung Pusat dengan responden bersyarat yaitu seorang manajer bank. Dalam hal ini peneliti

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA PENELITIAN. responden. Data deskriptif ini nantinya dapat menggambarkan keadaan ataupun

BAB V ANALISIS DATA PENELITIAN. responden. Data deskriptif ini nantinya dapat menggambarkan keadaan ataupun BAB V ANALISIS DATA PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Responden Bagian ini menjelaskan mengenai data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif ini nantinya dapat menggambarkan keadaan ataupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang kita ketahui, bahwa akhir-akhir ini nilai standar kelulusan Ujian Nasional (UN) di Indonesia terkhususnya pendidikan di tingkat SMA semakin tinggi. Oleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keterlambatan dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keterlambatan dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dari 50 responden mendapatkan kesimpulan sebagai berikut 1. Berdasarkan hasil dari analisis faktor, faktor faktor yang mempengaruhi keterlambatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Sugiyono (2002, p11) jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yang memiliki hubungan kausal, mendefinisikan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS (Pembengkakan Biaya ) PADA PROYEK- PROYEK PT.MECO INOXPRIMA

ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS (Pembengkakan Biaya ) PADA PROYEK- PROYEK PT.MECO INOXPRIMA ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS (Pembengkakan Biaya ) PADA PROYEK- PROYEK PT.MECO INOXPRIMA Imam Kholiq Universitas Wijaya Putra kholiqimam@gmail.com ABSTRAK Proyek pembuatan Plan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Kemiskinan Definisi tentang kemiskinan telah mengalami perluasan, seiring dengan semakin kompleksnya faktor penyebab, indikator, maupun permasalahan lain yang melingkupinya Kemiskinan

Lebih terperinci

Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya

Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya Thomas Albertus 1, Windrik Tomy 2, Paulus Nugraha 3, dan Herry P. Chandra, ABSTRAK : Constructability adalah penggunaan optimal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jasa Konstruksi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang menyediakan layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang dibedakan menurut bentuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian mengenai analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian mengenai analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan pada BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian mengenai analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan pada pembangunan Grand Ballroom Royal Ambarrukmo dan cara yang digunakan untuk mengurangi keterlambatan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini dibagi menjadi lima, yang terdiri dari nama pemilik usaha, jenis kelamin, umur, jenis usaha,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan mengambil objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan mengambil objek III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan mengambil objek penelitian pada Giant Supermarket, Jl Z. A. Pagar Alam, Bandarlampung. Adapun

Lebih terperinci

Metode Earned Value untuk Analisa Kinerja Biaya dan Waktu Pelaksanaan pada Proyek Pembangunan Condotel De Vasa Surabaya

Metode Earned Value untuk Analisa Kinerja Biaya dan Waktu Pelaksanaan pada Proyek Pembangunan Condotel De Vasa Surabaya JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Metode Earned Value untuk Analisa Kinerja Biaya dan Waktu Pelaksanaan pada Proyek Pembangunan Condotel De Vasa Surabaya Muhammad

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis, yaitu metode yang

III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis, yaitu metode yang 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis, yaitu metode yang memusatkan perhatian pada pemecahan masalahmasalah yang

Lebih terperinci

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur M.Fariz Fadillah Mardianto,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 25 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah satu keanekaragaman yang tumbuh di masyarakat adalah keanekaragaman hasil karya seni. Batik merupakan salah satu produk hasil karya seni sekaligus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi harga penawaran pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi harga penawaran pada BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dalam menjawab permasalahan yang

Lebih terperinci