BAB IV HASIL PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil KKG Pendidikan Agama Buddha (KKG PAB) Kabupaten Semarang Kelompok Kerja Guru Agama Buddha (KKG PAB) Kabupaten Semarang adalah organisasi profesi yang merupakan wadah untuk menghimpun dan membina segenap guru agama Buddha Sekolah Dasar se- Kabupaten Semarang dalam kedinasan untuk mewujudkan guru agama Buddha yang profesional sesuai dengan tugas yang diembannya. KKG PAB terbentuk berdasarkan keputusan rapat guru-guru agama Buddha sekolah dasar pada hari Kamis, 0 Agustus 007 di SD Negeri Sumogawe 0, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Kantor sekertariat beralamat di Jl. Salatiga-Kopeng KM. 07, Bumiayu, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. KKG PAB telah mempunyai surat ijin operasional yang dikeluarkan olah Pembimas Buddha Kementerian Agama Propinsi Jawa Tengah dengan Nomor: Kw..0/PP.00./059/009. Keanggotaan KKG PAB 66

2 Kabupaten Semarang adalah guru-guru agama Buddha yang mengajar di jenjang Sekolah Dasar yang berada di wilayah kabupaten Semarang berjumlah orang, baik yang sudah sarjana maupun yang belum sarjana serta berstatus Pegawai Negeri Sipil maupun Wiyata Bhakti. Adapun susunan pengurus KKG PAB Kabupaten Semarang sebagai berikut:. Pelindung :Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Semarang. Pembina :Pembimas Buddha Propinsi Jawa Tengah. Ketua : Joko Sulistianto, S. Ag 4. Sekretaris : Lasino, S.Ag 5. Bendahara : Jiyem, S.Ag 6. Seksi Penelitian dan Pengembangan: Kartomo, S.Ag 7. Seksi Usaha Dana dan Humas: Yuli Raharjo, S.Ag 8. Koordinator : a. Kecamatan Sumowono : Susono, S.Pd.B b. Kecamatan Jambu : Wuryanti, S.Pd.B c. Kecamatan Getasan : Supiyadi, S.Pd.B d. Kecamatan Tuntang : Sumanto, S.Pd.B e. Kecamatan Susukan : Sutinem, S.Pd.B f. Kecamatan Tengaran : Nining Margiyani, S.Ag g. Kecamatan Kaliwungu : Srini Sugiyarti, S.Ag 67

3 B. Program Kerja KKG PAB Kabupaten Semarang Untuk mewujudkan mutu peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru pendidikan agama Buddha di Kabupaten Semarang, KKG PAB telah menyusun rencana program kerja sebagai berikut: No Tabel IV. Program Kerja KKG PAB Kabupaten Semarang Jenis Kegiatan Sumber Dana Waktu Pelaksanaan Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang a. Menyusun Administrasi Kesiswaan b. Menyusun Administrasi Guru: ) KTSP ) Silabus ) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 4) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) a. Pekan Penghayatan Dhamma b. Menyusun LKS c. Menyusun Alat Peraga a. Lomba Mapel: ) LCC ) Dhammapada ) Viharagitha b. Seminar Implementasi Kurikulum BOS Iuran anggota Sponsor BOS Iuran anggota Sponsor BOS Iuran anggota Sponsor Sumber: Dokumen KKG Pendidikan Agama Buddha Kabupaten Semarang 68

4 Data Evaluasi Program Kerja KKG tahun 009/00 KKG Pendidikan Agama Buddha Kabupaten Semarang tercermin dari sebagai berikut: Tabel IV. EVALUASI PROGRAM KERJA KKG PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA KABUPATEN SEMARANG NO PROGRAM KERJA BULAN TERLAKSANA I II JANGKA PENDEK Juli. Menyusun ADM Kesiswaan %. Menyusun ADM Guru Juli 50% KTSP Juli s.d Sept 00% 009. KKM Juli s.d Sept 00% 009 RPP Juli s.d Sept 00% 009. Silabus Okt s.d Des % JANGKA MENENGAH Pekan Penghayatan Dhamma Perencanaan dilaksanakan secara bersama setiap Okt kecamatan hanya dilaksanakan 009 oleh satuan pendidikan pada 5% saat bulan puasa selama hari dan hanya kecamatan Getasan yang telah melaksanakan sekali Menyusun LKS Membentuk team penyusun terkendala, koordinasi anggota team yang sebagian besar mengikuti program strata I menghadapi penyusunan skripsi sehingga hasil Pebrua ri s.d April 0% 69

5 III 70 penyusunan anggota yang telah berhasil belum bisa digandakan Penyusunan soal PAB. Menyusun Alat Peraga Terkendala sumber bahan dan buku penunjang sebagai referensi sehingga team penyusun yang dibentuk belum dapat menyusun alat peraga JANGKA PANJANG Lomba Mapel Lomba dhammapada Lomba vihara githa Lomba LCC Tidak terlaksana kurang terkoordinasi sehingga pengiriman peserta sippa Dhamma sampajja ke jakarta hanya penunjukkan oleh penyuluh agama Buddha dengan pertimbangan subjektif, tidak melalui seleksi dengan alasan waktu untuk seleksi terlalu singkat dan menganggap April s.d Juli 00 Agustu s s.d Desem ber 00 Agustu s 00 s.d Desem ber 00 satuan pendidikan tidak siap. Rata-Rata Keterlaksanaan 5. % Sumber: Dokumen KKG PAB Kabupaten Semarang 0% 0% Hasil evaluasi internal program kerja KKG pendidikan agama Buddha kabupaten Semarang menunjukkan bahwa rata-rata keterlaksanaan program yang ditentukan KKG PAB baru mencapai 5, %. Mengacu pada indikator kesesuaian standar pengembangan KKG yang menjelaskan bahwa pengembangan KKG PAB Kabupaten Semarang

6 dikategorikan Sesuai (S) skor 5 75% apabila pengembangan KKG PAB Kabupaten Semarang sesuai dengan indikator Standar Pengembangan KKG. Dengan demikian pengembangan program KKG PAB Kabupaten Semarang dikategorikan sesuai tetapi dengan skor minimal. Disamping itu hasil dari Focus Group Discussion (FGD) dengan seluruh anggota KKG PAB Kabupaten Semarang juga menyepakati bahwa pelaksanaan kegiatan dengan mengacu pada gambaran model Pengembangan KKG PAB saat ini masih mengalami kendala dan belum mencapai tujuan berupa peningkatan mutu kompetensi dan profesionalitas guru pendidikan agama Buddha. Untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan kegiatannya, KKG PAB Kabupaten Semarang membutuhkan uraian yang menunjukkan sejauh mana keseuaian Standar Pengembangan KKG PAB Kabupaten Semarang dengan Standar Pengembangan KKG yang dikeluarkan oleh Direktorat Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional tahun 008. Model Pengembangan Standar KKG PAB dapat digambarkan sebagai berikut: 7

7 Eksternal Exchange Perubahan Paradigma Pendidikan Ijin Operasional Program Pengembang an KKG PAB Kab. Semarang Internal Exchange Guru Pendidikan Agama Buddha Kepengurusan Sarana dan Prasarana Nara Sumber Pembiayaan Lap. Pertanggung Jawaban OUTPUT Peningkatan Kompetensi dan Profesionalit as Guru Belum ada Jaminan Mutu tentang Peningkatan Kompetensi dan Profesionslitas Guru Pengembangan KKG PAB belum sesuai Standar Gambar IV. Model Pengembangan KKG PAB KAB. Semarang Penjelasan Gambar:. Pengembangan KKG PAB mengalami perubahan akibat adanya faktor eksternal, yaitu perubahan paradigma pendidikan dari model sistem industri "teacher centered/tradisional" yang berpusat pada guru untuk mendidik anak-anak, ke sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa, sistem pembelajaran yang berbasis pada pemecahan masalah, dan sistem pembelajaran yang berbasis pada pemahaman. 7

8 . Faktor internal pengembangan profesional lebih diarahkan pada motivasi pribadi guru sebagai agen perubahan (agent of change).. Faktor Eksternal dan Faktor Internal inilah yang menuntut adannya pengembangan KKG PAB melalui strategi pengembangan baru sebagai jaminan layanan terhadap anggotanya yaitu peningkatan kompetensi dan profesionalisme Guru Pendidikan Agama Buddha dengan sumber daya (Ijin Operasional, Program, Kepengurusan, Sarana dan Prasarana, Nara Sumber, Pembiayaan, dan Laporan Pertanggungjawaban) yang dimiliki. 4. KKG PAB diukur berdasarkan Instrumen Keseuaian Standar Pengembangan KKG (Standar Organisasi, Standar Program, Standar Pengelolaan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Sumber Daya Manusia, Standar Pembiayaan, Standar Penjaminan Mutu) mengacu pada Standar Pengembangan KKG yang dikeluarkan oleh Direktorat Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional tahun Pengembangan KKG PAB belum sesuai dengan Standar Pengembangan KKG 6. Sebagai Output setelah guru mengikuti kegiatan di dalam organisasi KKG PAB belum tercapai adanya jaminan mutu berupa peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru pendidikan agama Buddha. 7 Untuk mencapai adanya jaminan mutu berupa peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru pendidikan agama Buddha, maka pengembangan KKG PAB harus disesuaikan dengan Standar Pengembangan

9 KKG yang dikeluarkan oleh Direktorat Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional tahun 008. Maka dari itu harus menggunakan strategi yang tepat yaitu dengan menggunakan analisis SWOT. C. Analisis SWOT KKG PAB Kabupaten Semarang. Faktor IFAS dan EFAS Berdasarkan hasil kajian lapangan, analisis dokumen dan hasil wawancara, hasil FGD diperoleh data berupa faktor kekuatan dan kelemahan (IFAS), serta faktor peluang dan ancaman (EFAS) sebagai berikut: 74

10 a. Standar Program Tabel IV. IFAS dan EFAS No IFAS KEKUATAN KELEMAHAN KKG PAB telah memiliki program jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek Program KKG PAB telah merujuk pada empat kompetensi (pedagogik, profesional, social, kepribadian) Program KKG PAB telah menentukan waktu pelaksanaan, jenis kegiatan, dan sumber dana Program KKG PAB telah diketahui dan disyahkan oleh Pembimbing Masyarakat Buddha Propinsi Jawa Tengah Pengembangan program belum terstruktur dalam program umum, program inti, maupun program penunjang Penyusun program hanya terdiri dari beberapa orang saja dan tidak disosialisasikan Pelaksanaan program lebih banyak menitikberatkan pada penyusunan administrasi perangkat mengajar Belum adanya program yang bertujuan untuk memberikan wawasan kepada guru tentang kebijakan pendidikan. Belum dikembangkan program penunjang seperti penelitian, penulisan karya ilmiah, paparan hasil penelitian, diskusi panel, diklat berjenjang, lomba guru mapel, peer coaching, lesson study, komunitas belajar profesional, TIPD, dan kerja sama internasional Praktek pelaksanaan program kerja belum dilaksanakan secara maksimal 75

11 PELUANG ANCAMAN EFAS Penambahan program masih dimungkinkan terutama program pengembangan dan program penunjang Pemberdayaan setiap anggota dalam penyusunan program untuk dapat mengetahui kebutuhan kegiatan dalam meningkatkan kompetensi guru PAB Sosialisasi program kegiatan kepada seluruh anggota KKG Koordinasi yang tidak jelas terutama tentang kewenangan dalam mengesahkan program KKG PAB antara pejabat Kemenag dan Kemendiknas Rendahnya motivasi anggota dalam melaksanakan program-program kegiatan KKG Penyusunan Program Kerja hanya berkenaan untuk menurunkan anggaran b. Standar Organisasi No KEKUATAN KELEMAHAN IFAS KKG PAB mempunyai surat ijin operasional yang dikeluarkan oleh Pembimas Buddha Kemenag Propinsi Jawa Tengah Anggota KKG PAB memiliki kualifikasi lulusan S. dan memiliki sertifikat pendidik Pengurus KKG PAB disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan Struktur organisasi yang belum memiliki pembagian tugas dan fungsi yang jelas dari masing-masing personil Belum optimalnya koordinasi dan komunikasi dalam mengintegrasikan seluruh kegiatan KKG Pemilihan kepengurusan tidak berdasarkan pada AD/ART tetapi berdasarkan pada penunjukkan 76

12 No PELUANG ANCAMAN EFAS Pengembangan KKG PAB berdasarkan gugus/kecamatan masih dimungkinkan Susunan Kepengurusan KKG PAB lebih disesuaikan dengan Standar Organisasi Penyusunan AD/ART Organisasi sebagai pedoman penyelenggaraan KKG Sentralisasi KKG PAB dalam lingkup wilayah kabupaten dan tidak dibagi kedalam gugus/kecamatan Koordinasi yang tidak jelas antara kemendiknas dan Kemenag dalam pembinaan KKG PAB c. Standar Pengelolaan No KEKUATAN KELEMAHAN IFAS Pengelolaan KKG PAB telah mengacu pada standar yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi Administrasi dan dokumentasi program kegiatan dikelola dengan baik Pengelolaan program dilakukan berdasarkan sistim kolegial antar pengurus. Pelaksanaan program dilakukan dan menjadi tanggung jawab pengurus Belum disusunnya Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) sebagai pedoman pelaksanaan program Belum adanya evaluasi dari pengurus untuk tiaptiap pelaksanaan kegiatan. 4 Belum semua rencana kerja dapat terealisasi Laporan yang diasampaikan ke dinas hanya 5 kegiatan yang berasal dari dana blokgrand Kurangnya partisipasi dari para anggota dalam 6 pengelolaan KKG 77

13 4 PELUANG ANCAMAN EFAS Mengoptimalkan peran anggota dalam setiap kegiatan Pengurus dapat menyusun kerangka acuan kerja (KAK) sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan Pengurus dapat melakukan pemetaan berdasarkan analisis kebutuhan dari setiap anggota untuk dijadikan dasar dalam penyusunan rencana program kegiatan Memetakan program kegiatan berdasarkan skala prioritas Sedikitnya jumlah siswa yang beragama Buddha pada masing-masing sekolah untuk tiap-tiap jenjang kelas Kebanyakan dari anggota KKG adalah guru yang diperbantukan di sekolah sehingga mengalami kesulitan dalam berkoordinasi dengan Kepala Sekolah Kebijakan Kepala Sekolah yang tidak sesuai dengan program kerja KKG d. Standar Sarana dan Prasarana No KEKUATAN KELEMAHAN IFAS KKG PAB telah memiliki kantor sekretariat KKG PAB telah memiliki inventeris barang yang berupa Laptop Sebagian besar anggota KKG telah memiliki dan menguasai Teknologi Informasi Belum tersedianya sarana prasarana yang berupa laboratorium maupun perpustakaan yang lengkap Kurangnya sarana prasarana yang berupa media pembelajaran Belum memanfaatkan secara maksimal teknologi informasi dan komunikasi 78

14 PELUANG ANCAMAN EFAS Jalinan kerjasama dengan Perguruan Tinggi Agama Buddha untuk menunjang sarana prasarana berupa media pembelajaran, perpustakaan, maupun laboratorium microteaching Menjalin kerjasama dengan LPMP untuk menunjang sarana prasarana Menjalin kerjasama dengan Yayasan pengelola tempat ibadah (vihara) Jarak tempuh yang terlalu jauh antar masingmasing sekolah angota KKG maupun dengan sekretariat. Keterbatasan sarana dan prasarana dari sekolah yang menjadi tempat pelaksanaan kegiatan e. Standar Sumber Daya Manusia (SDM) No 4 KEKUATAN KELEMAHAN IFAS Kualifikasi Pembina /nara sumber rata-rata memiliki kualifikasi S. dan bahkan ada yang sedang menempuh jenjang S. Nara sumber yang menjadi Pembina kegiatan KKG rata-rata memiliki pengalaman mengajar diatas 0 tahun Adanya anggota KKG yang telah menjadi guru pemandu di LPMP Terbatasnya pejabat structural dan non structural agama Buddha yang menjadi nara sumber Terbatasnya nara sumber yang memiliki keahlian yang relevan dengan materi yang disampaikan Belum dimilikinya nara sumber pendukung yang terdiri dari pengawas dan tim pengembang agama Buddha Belum adanya kerjasama dengan PTAB dalam hal penyediaan nara sumber 79

15 4 PELUANG ANCAMAN EFAS Jalinan KKG kabupaten semarang dengan STAB yang ada di Kabupaten Semarang untuk menyediakan nara sumber yang berkualitas dan profesional Terbukanya kesempatan anggota KKG untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan Menjalin kerjasama dengan KKG Kab lain dalam penyediaan nara sumber. Menjalin kerjasama dengan LPMP dalam penyediaan nara sumber Belum adanya Pengawas Agama Buddha di Kabupaten Semarang Belum adanya pejabat Struktural (Penyelenggara) Agama Buddha di Kabupaten Semarang Belum adanya Kepala Sekolah yang berasal dari Guru Pendidikan Agama Buddha f. Standar Pembiayaan No KEKUATAN KELEMAHAN IFAS Pembukuan dan pencatatan keuangan dilakukan dengan baik yang meliputi pemasukan, pengeluaran dan total dana yang dikelola Penyusunan proposal kegiatan beserta dengan anggaran biaya yang ditujukan kepada penyandang dana Sumber dana KKG digunakan untuk membiayai kegiatan social dan operasional yang lain Pengelolaan biaya operasional dan kegiatan KKG bersumber dari dana pemerintah dan dana blokgrand Belum adanya penggalian dana yang bersumber dari unit produksi, kerjasama masyarakat, donator, maupun sponsor. 4 Ploting anggaran yang tidak jelas 80

16 PELUANG ANCAMAN EFAS Menjalin kerjasama dengan donatur, lembaga, yayasan untuk penggalian dana Pemerintah (Dirjen Bimas Buddha) mendorong peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru melalui KKG diantaranya program KKG Bermutu dan proposal bantuan dana blokgrand Penggalian dana secara mandiri melalui iuran anggota Kurangnya partisipasi masyarakat dalam mendukung kegiatan KKG Terbatasnya dana yang hanya mengandalkan dana dari pemerintah Rendahnya kepedulian masyarakat Buddhis terhadap pendidikan g. Standar Penjaminan Mutu No KEKUATAN KELEMAHAN IFAS Telah disusunnya laporan pertanggung jawaban setiap selasainya pelaksanaan kegiatan Laporan kegiatan telah disampaikan kepada pihakpihak yang terkait khususnya pada pihak-pihak yang telah memberi dana. Data-data mengenai Visi, misi, AD/ART, Program Kerja, dan Laporan Kegiatan telah terdokumentasikan. Belum dilaksanakannya pemantauan dan evaluasi untuk melihat keseuaian standar dengan pemenuhan kebutuhan anggota KKG Belum adanya pemantau internal untuk setiap pelaksanaan program Kegiatan KKG PAB Pedoman evaluasi hanya berdasarkan laporan yang disusun setelah pelaksanaan tiap-tiap program kegiatan. Belum semua Output/hasil yang diperoleh dari kegiatan KKG sesuai dengan program kerja yang direncanakan. Belum ada hasil evaluasi yang dapat dijadikan sebagai bahan tindak lanjut dalam penyusunan kegiatan berikutnya.

17 PELUANG ANCAMAN EFAS Pengurus menyusun rencana pemantauan dan evaluasi yang jelas, rinci, dan realistik Menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang berkompeten sebagai fasilitator dalam melaksanakan pemantauan dan evaluasi Kurangnya pemahaman tentang sistim penjaminan mutu melalui pemantauan dan evaluasi. Masih rendahnya komitmen guru pendidikan agama Buddha terhadap peningkatan mutu pendidikan agama Buddha. Hasil Analisis SWOT terhadap Masing-masing Standar a. Analisis SWOT terhadap Standar Program KKG PAB N o 4 KEKUATAN IFAS Bobot Skor Bobot X Skor KKG PAB telah memiliki program jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek Program KKG PAB telah merujuk pada empat kompetensi (pedagogik, profesional, social, kepribadian) Program KKG PAB telah menentukan waktu pelaksanaan, jenis kegiatan, dan sumber dana Program KKG PAB telah diketahui dan disyahkan oleh Pembimbing Masyarakat Buddha Propinsi Jawa Tengah Jumlah

18 4 5 6 KELEMAHAN Pengembangan program belum terstruktur dalam program umum, program inti, maupun program penunjang Penyusun program hanya terdiri dari beberapa orang saja Pelaksanaan program lebih banyak menitikberatkan pada penyusunan administrasi perangkat mengajar Belum adanya program yang bertujuan untuk memberikan wawasan kepada guru tentang kebijakan pendidikan Belum adanya program penunjang seperti penelitian, penulisan karya ilmiah, paparan hasil penelitian, diskusi panel, diklat berjenjang, lomba guru mapel, peer coaching, lesson study, komunitas belajar profesional, TIPD, dan kerja sama internasional Praktek pelaksanaan program kerja belum dilaksanakan secara maksimal Jumlah

19 ANCAMAN PELUANG EFAS Penambahan program masih dimungkinkan terutama program pengembangan dan program penunjang Pemberdayaan setiap anggota dalam penyusunan program untuk dapat mengetahui kebutuhan kegiatan dalam meningkatkan kompetensi guru PAB Sosialisasi program kegiatan kepada seluruh anggota KKG Jumlah Koordinasi yang tidak jelas terutama tentang kewenangan dalam mengesahkan program KKG PAB antara pejabat Kemenag dan Kemendiknas Rendahnya motivasi anggota dalam mengikuti programprogram kegiatan KKG 0.7. Penyusunan Program Kerja hanya berkenaan untuk menurunkan anggaran Jumlah

20 b. Analisis SWOT terhadap Standar Organisasi KKG PAB N o KEKUATAN KELEMAHAN IFAS Bobot Skor Bobot X Skor KKG PAB mempunyai surat ijin operasional yang dikeluarkan oleh Pembimas Kemenag Propinsi Jawa Tengah Anggota KKG PAB memiliki kualifikasi lulusan S. dan memiliki sertifikat pendidik Kepengurusan KKG PAB menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan Jumlah Struktur organisasi yang belum memiliki pembagian tugas dan fungsi yang jelas dari masingmasing personil 5.65 Belum optimalnya koordinasi dan komunikasi dalam mengintegrasikan seluruh kegiatan KKG Pemilihan kepengurusan tidak berdasarkan pada AD/ART tetapi berdasarkan pada penunjukkan Jumlah

21 N o PELUANG EFAS Pengembangan KKG PAB berdasarkan gugus/kecamatan masih dimungkinkan Susunan Kepengurusan KKG PAB lebih disesuaikan dengan Standar Organisasi Penyusunan AD/ART Organisasi sebagai pedoman penyelenggaraan KKG ANCAMAN Jumlah Sentralisasi KKG PAB dalam lingkup wilayah kabupaten dan tidak dibagi kedalam gugus/kecamatan Koordinasi yang tidak jelas antara kemendiknas dan Kemenag dalam pembinaan KKG PAB Jumlah

22 c. Analisis SWOT terhadap Standar Pengelolaan KKG PAB N o KEKUATAN KELEMAHAN IFAS Bobot Skor Bobot X Skor Pengelolaan KKG PAB telah mengacu pada standar yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi Administrasi dan dokumentasi program kegiatan dikelola dengan baik Pengelolaan program dilakukan berdasarkan sistim kolegial antar pengurus Jumlah Pelaksanaan program dilakukan dan menjadi tanggung jawab pengurus Belum disusunnya Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) sebagai pedoman pelaksanaan program Belum adanya evaluasi dari pengurus untuk tiap-tiap pelaksanaan kegiatan Belum semua rencana kerja dapat terealisasi Laporan yang disampaikan ke dinas hanya kegiatan yang berasal dari dana blokgrand Kurangnya partisipasi dari para anggota dalam pengelolaan KKG Jumlah

23 4 PELUANG ANCAMAN EFAS Mengoptimalkan peran anggota dalam setiap kegiatan Pengurus dapat menyusun kerangka acuan kerja (KAK) sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan Pengurus dapat melakukan pemetaan berdasarkan analisis kebutuhan dari setiap anggota untuk dijadikan dasar dalam penyusunan rencana program kegiatan Memetakan program kegiatan berdasarkan skala prioritas Jumlah Sedikitnya jumlah siswa yang beragama Buddha pada masingmasing sekolah untuk tiap-tiap jenjang kelas Kebanyakan dari anggota KKG adalah guru yang diperbantukan di sekolah sehingga mengalami kesulitan dalam berkoordinasi dengan Kepala Sekolah Kebijakan Kepala Sekolah yang tidak sesuai dengan program kerja KKG Jumlah

24 d. Analisis SWOT terhadap Standar Sarana dan Prasarana KKG PAB N o KEKUATAN KELEMAHAN IFAS Bobot Skor Bobot X Skor KKG PAB telah memiliki kantor sekretariat KKG PAB telah memiliki inventeris barang yang berupa Laptop Sebagian besar anggota KKG telah memiliki dan menguasai Teknologi Informasi Jumlah Belum tersedianya sarana prasarana yang berupa laboratorium maupun perpustakaan yang lengkap Kurangnya sarana prasarana yang berupa media pembelajaran Belum memanfaatkan secara maksimal teknologi informasi dan komunikasi Jumlah

25 N o EFAS Bobot Skor PELUANG ANCAMAN Bobot X Skor Jalinan kerjasama dengan Perguruan Tinggi Agama Buddha untuk menunjang sarana prasarana berupa media pembelajaran, perpustakaan, maupun laboratorium microteaching Menjalin kerjasama dengan LPMP untuk menunjang sarana prasarana Menjalin kerjasama dengan Yayasan pengelola tempat ibadah (vihara) Jumlah Jarak tempuh yang terlalu jauh antar masing-masing sekolah angota KKG maupun dengan sekretariat Keterbatasan sarana dan prasarana dari sekolah yang menjadi tempat pelaksanaan kegiatan Jumlah

26 e. Analisis SWOT terhadap Standar Sumber Daya Manusia (SDM) KKG PAB N o 4 KEKUATAN KELEMAHAN IFAS Bobot Skor Bobot X Skor Kualifikasi Pembina /nara sumber rata-rata memiliki kualifikasi S. dan bahkan ada yang sedang menempuh jenjang S Nara sumber yang menjadi Pembina kegiatan KKG rata-rata memiliki pengalaman mengajar diatas 0 tahun Adanya anggota KKG yang telah menjadi guru pemandu di LPMP Jumlah Terbatasnya pejabat structural dan non structural agama Buddha yang menjadi nara sumber Terbatasnya nara sumber yang memiliki keahlian yang relevan dengan materi yang disampaikan Belum dimilikinya nara sumber pendukung yang terdiri dari pengawas dan tim pengembang agama Buddha Belum adanya kerjasama dengan PTAB dalam hal penyediaan nara sumber Jumlah

27 N o EFAS Bobot Skor 4 PELUANG ANCAMAN Bobot X Skor Jalinan KKG kabupaten semarang dengan STAB yang ada untuk menyediakan nara sumber yang berkualitas dan profesional Terbukanya kesempatan anggota KKG untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan Menjalin kerjasama dengan KKG Kab lain dalam penyediaan nara sumber Menjalin kerjasama dengan LPMP dalam penyediaan nara sumber Jumlah Belum adanya Pengawas Agama Buddha di Kabupaten Semarang Belum adanya pejabat Struktural (Penyelenggara) Agama Buddha di Kabupaten Semarang Belum adanya Kepala Sekolah yang berasal dari Guru Pendidikan Agama Buddha Jumlah

28 f. Analisis SWOT terhadap Standar Pembiayaan KKG PAB N o KEKUATAN KELEMAHAN IFAS Bobot Skor Bobot X Skor Pembukuan dan pencatatan keuangan dilakukan dengan baik yang meliputi pemasukan, pengeluaran dan total dana yang dikelola Penyusunan proposal kegiatan beserta dengan anggaran biaya yang ditujukan kepada penyandang dana Jumlah Sumber dana KKG digunakan untuk membiayai kegiatan social dan operasional yang lain Pengelolaan biaya operasional dan kegiatan KKG bersumber dari dana pemerintah dan dana blokgrand Belum adanya penggalian dana yang bersumber dari unit produksi, kerjasama masyarakat, donator, maupun sponsor Ploting anggaran yang tidak jelas Jumlah

29 N o EFAS Bobot Skor PELUANG ANCAMAN Bobot X Skor Menjalin kerjasama dengan donatur, lembaga, yayasan untuk penggalian dana Pemerintah (Dirjen Bimas Buddha) mendorong peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru melalui KKG diantaranya program KKG Bermutu dan proposal bantuan dana blokgrand Penggalian dana secara mandiri melalui iuran anggota Jumlah Kurangnya partisipasi masyarakat dalam mendukung kegiatan KKG Terbatasnya dana yang hanya mengandalkan dana dari pemerintah Rendahnya kepedulian masyarakat Buddhis terhadap pendidikan Jumlah

30 g. Analisis SWOT terhadap Standar Penjaminan Mutu KKG PAB N o 4 5 KEKUATAN KELEMAHAN IFAS Bobot Skor Bobot X Skor Telah disusunnya laporan pertanggung jawaban setiap selasainya pelaksanaan kegiatan Laporan kegiatan telah disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait khususnya pada pihak-pihak yang telah memberi dana Data-data mengenai Visi, misi, AD/ART, Program Kerja, dan Laporan Kegiatan telah terdokumentasikan Jumlah Belum dilaksanakannya pemantauan dan evaluasi untuk melihat keseuaian standar dengan pemenuhan kebutuhan anggota KKG Belum adanya pemantau internal untuk setiap pelaksanaan program Kegiatan KKG PAB Pedoman evaluasi hanya berdasarkan laporan yang disusun setelah pelaksanaan tiap-tiap program kegiatan Belum semua Output/hasil yang diperoleh dari kegiatan KKG sesuai dengan program kerja yang direncanakan Belum ada hasil evaluasi yang dapat dijadikan sebagai bahan tindak lanjut dalam penyusunan kegiatan berikutnya Jumlah

31 N o EFAS Bobot Skor PELUANG ANCAMAN Bobot X Skor Pengurus menyusun rencana pemantauan dan evaluasi yang jelas, rinci, dan realistik Menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang berkompeten sebagai fasilitator dalam melaksanakan pemantauan dan evaluasi Jumlah Kurangnya pemahaman tentang sistim penjaminan mutu melalui pemantauan dan evaluasi Masih rendahnya komitmen guru pendidikan agama Buddha terhadap peningkatan mutu pendidikan agama Buddha Jumlah Strategi Pengembangan Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Buddha a. Strategi Pengembangan Standar Program IFAS EFAS KATEGORI SUB TOTAL KATEGORI SUB TOTAL KEKUATAN 5.00 PELUANG 4.67 (S) (O) KELEMAHAN.08 ANCAMAN.97 (W) (T) TOTAL (S-W).9 TOTAL (O-T).70 96

32 PELUANG 5 4 S-O Stretegies. Penambahan program terutama yang berkenaan dengan program pengembangan dan program penunjang. Memberdayakan setiap anggota dalam penyusunan program agar dapat diketahui program kegiatan yang dibutuhan. Melakukan sosialisasi program kepada seluruh anggota SO (.9,.7) KELEMAHAN - KEKUATAN ANCAMAN Gambar diagram Cartesius diatas menunjukkan bahwa, Standar Program berada di kuadran SO (.9;.7), yang berarti KKG PAB mempunyai kekuatan yang lebih besar untuk mengembangkan program dengan memanfaatkan peluang yang dimiliki untuk menjamin 97

33 peningkatan mutu kompetensi dan profesionalisme guru pendidikan agama Buddha. Strategi yang dapat diterapkan adalah dengan menyusun program menjadi lebih terstruktur ke dalam program umum, program rutin dan program pengembangan. Disamping itu juga dapat melakukan penambahan program yang bertujuan untuk memberikan wawasan kepada guru tentang kebijakan pendidikan, serta program penunjang. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberdayakan setiap anggota dalam penyusunan program agar dapat diketahui program kegiatan yang dibutuhan dan melakukan sosialisasi program kepada seluruh anggota. b. Strategi Pengembangan Standar Organisasi IFAS EFAS KATEGORI SUB TOTAL KATEGORI SUB TOTAL KEKUATAN (S) 4.65 PELUANG (O) 4.5 KELEMAHAN (W) 4. ANCAMAN (T) 4.0 TOTAL (S-W) 0. TOTAL (O-T) 0. 98

34 PELUANG 5 4 S-O Strategies. Mengembangkan Organisasi yang sesuai dengan Standar Organisasi KKG, Struktur Organisasi perlu diperjelas dengan mencantumkan TUPOKSI masingmasing personil. Mengoptimalkan koordinasi dan komunikasi antar pengurus untuk mengintegrasikan seluruh kegiatan. Menyusun AD/ART Organisasi sebagai pedoman penyelenggaraan KKG SO (0., 0.) KELEMAHAN KEKUATAN - anggotanya ANCAMAN -5 Dari diagram Cartesius yang terbentuk menunjukkan bahwa, Standar Organisasi KKG PAB berada pada kuadran SO (0.; 0.), KKG PAB dapat mengembangkan organisasi dengan kekuatan yang ada dan peluang yang dimiliki agar organisasi KKG PAB dapat berjalan secara efektif sehingga dapat menjamin peningkatan mutu kompetensi dan profesionalitas

35 Strategi yang dapat dilakukan adalah mengembangkan Organisasi yang sesuai dengan Standar Organisasi KKG; memperjelas Struktur Organisasi dengan menyusun TUPOKSI masing-masing personil; mengoptimalkan koordinasi dan komunikasi antar pengurus untuk mengintegrasikan seluruh kegiatan; menyusun AD/ART Organisasi sebagai pedoman penyelenggaraan KKG. c. Strategi Pengembangan Standar Pengelolaan IFAS EFAS KATEGORI SUB TOTAL KATEGORI SUB TOTAL KEKUATAN (S) 4.69 PELUANG (O) 4.65 KELEMAHAN (W).6 ANCAMAN (T).80 TOTAL (S-W).06 TOTAL (O-T)

36 PELUANG 5 4 SO S-O Stretegies. Perlu menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) sebagai pedoman pelaksanaan program. Perlu adanya analisis kebutuhan untuk memetakan prioritas dan rencana program kegiatan. Mengoptimalkan peran anggota dalam setiap kegiatan (.06, 0.85) KELEMAHAN KEKUATAN -5 ANCAMAN Berdasarkan gambar Diagram Cartesuis menunjukkan bahwa, Standar Pengelolaan KKG PAB berada pada kuadran SO (.06; 0.85). Dengan demikian Pengelolaan KKG PAB dapat dikembangkan dengan optimal berdasarkan kekuatan yang lebih besar dan memanfaatkan peluang yang ada untuk menjamin peningkatan mutu kompetensi dan profesionalitas guru pendidikan agama Buddha. 0

37 Strategi yang dapat dikembangkan adalah menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) sebagai pedoman pelaksanaan program; melakukan analisis kebutuhan untuk memetakan prioritas dan rencana program kegiatan; mengoptimalkan peran anggota dalam setiap kegiatan. d. Strategi Pengembangan Standar Sarana dan Prasarana IFAS EFAS KATEGORI SUB TOTAL KATEGORI SUB TOTAL KEKUATAN (S) 5.00 PELUANG (O) 4.4 KELEMAHAN (W).66 ANCAMAN (T) 4.00 TOTAL (S-W).4 TOTAL (O-T) 0.4 0

38 PELUANG 5 4 S-O Strategies. Menjalin kerjasama dengan Perguruan Tinggi Agama Buddha dan Yayasan pengelola Vihara untuk menunjang sarana prasarana berupa media pembelajaran, perpustakaan, maupun laboratorium microteaching. Memanfaatkan secara maksimal teknologi informasi dan komunikasi bagi anggota SO (.4, 0.4) KELEMAHAN - KEKUATAN ANCAMAN Diagram Cartesius diatas menunjukkan, bahwa Standar Sarana dan Prasarana terletak pada kuadran SO (.4; 0.4), KKG PAB dapat mengembangkan Standar Sarana dan prasarana dengan dukungan kekuatan yang lebih besar serta peluang dapat dimanfaatkan untuk menunjang peningkatan mutu 0

39 kompetensi dan profesionalitas guru pendidikan agama Buddha. Strategi yang dapat diterapkan adalah menjalin kerjasama dengan Perguruan Tinggi Agama Buddha dan Yayasan pengelola Vihara untuk menunjang sarana prasarana berupa media pembelajaran, perpustakaan, maupun laboratorium microteaching; memanfaatkan secara maksimal teknologi informasi dan komunikasi bagi anggota KKG dengan cara melakukan pelatihan tentang media pembelajaran yang berbasis teknologi informasi, misalnya presentasi materi melalui power point. e. Strategi Pengembangan Standar Sumber Daya Manusia IFAS EFAS KATEGORI SUB TOTAL KATEGORI SUB TOTAL KEKUATAN (S) 4.4 PELUANG (O) 4.40 KELEMAHAN (W).80 ANCAMAN (T) 5.00 TOTAL (S-W) 0.54 TOTAL (O-T)

40 PELUANG 5 4 KELEMAHAN KEKUATAN ANCAMAN - ST (0.54; S-T Strategies. KKG perlu menjalin kerja sama dengan Dinas Kependidikan maupun Kemenag untuk pengadaan SDM. KKG perlu Menjalin kerjasama dengan PTAB dalam penyediaan SDM. Mengoptimalkan guru-guru pemandu yang ada dari anggota KKG untuk menjadi nara sumber Pada diagram Cartesius diatas, Standar Sumber Daya Manusia KKG PAB berada pada kuadran ST (0.54; -0.60), ini berarti pemgembangan Sumber Daya Manusia KKG PAB bisa dilakukan dengan mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki dan mempertimbangkan ancaman yang dihadapi. 05

41 Strategi yang dapat dilakukan adalah menjalin kerja sama dengan Dinas Kependidikan maupun Kemenag untuk pengadaan SDM; menjalin kerjasama dengan PTAB dalam penyediaan SDM; mengoptimalkan guru-guru pemandu yang ada dari anggota KKG untuk menjadi nara sumber. f. Strategi Pengembangan Standar Pembiayaan IFAS EFAS KATEGORI SUB TOTAL KATEGORI SUB TOTAL KEKUATAN (S) 5.00 PELUANG (O) 4.48 KELEMAHAN (W) 4.0 ANCAMAN (T) 5.00 TOTAL (S-W) 0.80 TOTAL (O-T)

42 PELUANG 4 KEKUATAN ST KELEMAHAN - (0.80; - 0.5) ANCAMAN S-T Strategies. Menentukan skala prioritas dalam penganggaran berdasarkan anlisis kebutuhan. Menjalin kerjasama dengan donatur, lembaga, yayasan untuk penggalian dana disamping Penggalian dana secara mandiri melalui iuran anggota Pada diagram Cartesius diatas menggambarkan, bahwa Standar Pembiayaan KKG PAB berada pada kuadran ST (0.80; -0.5), ini berarti pengembangan manajeman keuangan KKG PAB dapat dilakukan melalui optimalisasi kekuatan yang ada dengan mempertimbangkan ancaman yang dihadapi. Strategi yang dapat dilakukan adalah Menentukan skala prioritas dalam penganggaran berdasarkan anlisis kebutuhan; Menjalin kerjasama dengan donatur, lembaga, yayasan untuk penggalian 07

43 dana; disamping Penggalian dana secara mandiri melalui iuran anggota. g. Strategi Pengembangan Standar Penjaminan Mutu KATEGORI IFAS SUB TOTAL KATEGORI EFAS SUB TOTAL KEKUATAN (S) 4.5 PELUANG (O) 4.75 KELEMAHAN (W) 4.0 ANCAMAN (T) 4.00 TOTAL (S-W) 0.4 TOTAL (O-T) 0.75 PELUANG 5 4 SO Strategies. Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi yang jelas, rinci, dan realistik sebagai pedoman dalam melakukan pemantauan dan evaluasi internal. Menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang berkompeten sebagai fasilitator dalam melaksanakan pemantauan dan SO evaluasi (0.4;0.75) KELEMAHAN KEKUATAN ANCAMAN 08

44 Gambar diagram Cartesius menunjukkan bahwa Standar Penjaminan Mutu KKG PAB berada pada kuadran SO (0.4; 0.75), KKG PAB memiliki kekuatan untuk melakukan pengembangan Standar Penjaminan Mutu dengan memanfaatkan peluang yang lebih besar, sehingga jaminan mutu tentang kompetensi dan profesionalitas guru pendidikan agama Buddha di KKG PAB dapat dipertanggung jawabkan. Strategi yang dapat dikembangkan adalah menyusun rencana pemantauan dan evaluasi yang jelas, rinci, dan realistik sebagai pedoman dalam melakukan pemantauan dan evaluasi internal; menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang berkompeten sebagai fasilitator dalam melaksanakan pemantauan dan evaluasi, misalnya dengan perguruan tinggi agama Buddha. D. Pengembangan Model KKG PAB Berdasarkan hasil FGD (Focus Group Discussion) dengan guru-guru pendidikan agama Buddha yang menjadi anggota KKG pada tanggal 0 November 0 di SD Negeri Kenteng 0, Kecamatan Susukan diperoleh hasil kesepakatan, bahwa pengembangan KKG PAB untuk menjamin peningkatan kompetensi 09

45 dan profesionalitas guru pendidikan agama Buddha di Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut: Harapan dan Tujuan Adanya Jaminan Mutu tentang Peningkata n Kompetensi dan Profesionalit as Guru Pendidikan Agama Buddha melalui Kegiatan KKG PAB 0 Tabel IV.4. Hasil FGD Strategi yang Acuan Standar Dipilih a) Keputusan mengoptimal Dirjen kan kekuatan Dikdasmen No. sumber daya 079/C/Kep./I/ yang ada 99, tentang yang dimiliki Pedoman oleh KKG Pelaksanaan PAB untuk Sistem mengatasi Pembinaan kelemahan Profesional serta Guru, bahwa memanfaatka strategi n peluang pembinaan dan guna peningkatan mengantisipa profesional guru si ancaman sekolah dasar yang adalah melalui dihadapi. pembentukan b) menambah gugus sekolah, programprogram di antaranya melalui penunjang kelompok kerja yang guru (KKG). bertujuan Penyelenggaraan memberikan kegiatan dan wawasan pengembangan kepada guru KKG mengacu agama pada Standar Buddha Pengembangan tentang KKG yang kebijakan dikeluarkan oleh pendidikan. Direktorat c) Profesi Pendidik memanfaatka Dirjen n secara Peningkatan maksimal Mutu Pendidik teknologi dan Tenaga Indikator Ketercapaian a) Peningkata n kompetensi dan profesionali tas guru PAB b) Meningkat nya kualitas layanan PBM pendidikan agama Buddha c) Bertambah nya keyakinan dan Meningkat nya motivasi belajar peserta didik terhadap agama Buddha.

46 informasi dan Kependidikan komunikasi Departemen bagi anggota Pendidikan KKG dengan Nasional (Ditjen cara PMPTK 008) melakukan yaitu; pelatihan a) Standar tentang Program; media b) Standar pembelajaran Organisasi; yang berbasis c) Standar teknologi Pengelolaan; informasi, d) Standar SDM; misalnya e) Standar presentasi Sarana dan materi Prasarana; melalui f) Standar power point. Pembiayaan; g) Standar Penjaminan Mutu. Sumber: Diolah dari informasi dan pendapat hasil FGD Dengan berdasarkan kesepakatan itu pula, maka model pengembangan Standar KKG PAB Kabupaten Semarang dapat digambarkan sebagai berikut:

47 INPUT KKG Bermutu PROCESS Pengembangan KKG berdasarkan Standar Eksternal Exchange Perubahan Paradigma Pendidikan Perubahan Karakteristik Organisasi KKG PAB Internal Exchange Guru Pendidikan Agama Buddha Ijin Operasional Program Kepengurusan Sarana dan Prasarana Nara Sumber Pembiayaan Laporan Pertanggung Jawaban STANDAR PENGEMBANGAN KKG. Program. Organisasi. Pengelolaan 4. Sarpras 5. SDM 6. Pembiayaan 7. Jaminan Mutu S t a n d a r STANDAR PENGEMBANGAN KKG PAB KABUPATEN SEMARANG S t a n d a r 7 S t a n d a r 5 S t a n d a r 6 S t a n d a r 4 S t a n d a r Feed back S t a n d a r OUTPUT Peningkatan Kompetensi dan Profesionalit as Guru Gambar IV. Model Akhir Pengembangan KKG PAB KAB. Semarang

48 Keterangan: : Alur pengembangan KKG : Standar KKG PAB Kab. Semarang : Standar Pengembangan KKG : Pengembangan KKG PAB disesuaikan Standar KKG : Garis Koordinasi Penjelasan Gambar:. Organisasi mengalami perubahan akibat adanya factor eksternal, yaitu perubahan paradigma pendidikan dari model sistem industri "teacher centered/tradisional" yang berpusat pada guru untuk mendidik anak-anak, ke sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa, sistem pembelajaran yang berbasis pada pemecahan masalah, dan sistem pembelajaran yang berbasis pada pemahaman dan factor internal yaitu guru sebagai agen perubahan (agent of change) dalam pengembangan profesionalitas.. Dengan sumber daya yang dimiliki KKG PAB kabupaten Semarang berusaha menjalankan program-program kegiatan dalam melayani anggotanya melalui strategi pengembangan berdasarkan Standar yang dimiliki (Ijin Operasional,

49 Program, Kepengurusan, Sarana dan Prasarana, Nara Sumber, Pembiayaan, dan Laporan Pertanggungjawaban) guna meningkatkan kompetensi dan profesionalisme Guru Pendidikan Agama Buddha. 4. Standar pengembangan KKG PAB diukur berdasarkan Instrumen Kesesuaian Standar Pengembangan KKG (Standar Organisasi, Standar Program, Standar Pengelolaan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Sumber Daya Manusia, Standar Pembiayaan, Standar Penjaminan Mutu) mengacu pada Standar Pengembangan KKG yang dikeluarkan oleh Direktorat Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional tahun 008 untuk menjamin adanya mutu peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru pendidikan agama Buddha. Apabila standar pengembangan KKG PAB belum sesuai dengan Standar Pengembangan KKG hal ini akan memungkinkan terkendalanya pencapaian jaminan mutu peningkatan kompetensi dan profesioanalitas guru pendidikan agama Buddha. 5. Untuk mencapai adanya jaminan mutu berupa peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru pendidikan agama Buddha, maka srtategi 4

50 pengembangan KKG PAB harus disesuaikan dengan Standar Pengembangan KKG dengan menggunakan analisis SWOT. Dari hasil analisis, kemudian diurutkan berdasarkan jumlah luas dari masingmasing standar pengembangan KKG mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar sebagai berikut: (a) Standar Organisasi berada pada kuadran SO (0.; 0.) luas 0.0; (b) Standar Penjaminan Mutu berada pada kuadran SO (0.4; 0.75) luas 0.8; (c) Standar Sumber Daya Manusia berada pada kuadran ST (0.54; -0.60) luas 0.; (d) Standar Pembiayaan berada pada kuadran ST (0.80; -0.5) luas 0.4; (e) Standar Sarana dan Prasarana terletak pada kuadran SO (.4; 0.4) luas 0.45; (f) Standar Pengelolaan berada pada kuadran SO (.06; 0.85) luas.75; (g) Standar Program berada di kuadran SO (.9;.7) luas.. Berdasarkan analisis SWOT yang diperoleh, pengembangan standar organisasi KKG PAB harus disesuaikan terlebih dahulu dengan standar pengembangan KKG, karena luasan yang terbentuk menunjukkan angka yang paling kecil (0.0). Besarnya kekuatan (0.) lebih kecil dibanding dengan peluang yang ada (0.). Kemudian dilanjutkan dengan penyesuaian pada pengembangan standar penjaminan mutu, pada 5

51 pengembangan standar penjaminan mutu KKG PAB memiliki kekuatan yang lebih kecil (0.4) dibandingkan dengan peluang (0.75). Langkah selanjutnya adalah melakukan pembenahan penyesuaian pengembangan standar sumber daya manusia. KKG memiliki kekuatan yang lebih kecil (0.54) dibanding ancaman yang harus dihadapi (0.60). Berikutnya secara berurutan pengembangan standar yang harus dibenahi adalah standar pembiayaan yang memiliki kekuatan yang lebih besar (0.80) bila dibandingkan dengan ancaman (0.5). Pembenahan berikutnya adalah pengembangan standar sarana dan prasarana, dilanjutkan pembenahan pengembangan standar pengelolaan, terakhir adalah pembenahan pemngembangan standar program. 6. Melalui pembenahan dan penyesuaian standar pengembangan KKG PAB Kabupaten Semarang dengan Standar Pengembangan KKG diharapkan akan tercapai penjaminan mutu berupa peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru-guru pendidikan agama Buddha di Kabupaten Semarang melalui pelaksanaan program kegiatan KKG PAB Kabupaten Semarang. 6

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil KKG Gugus Ahmad Yani Kelompok Kerja Guru (KKG) Ahmad Yani Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang adalah organisasi profesi yang merupakan wadah untuk menghimpun dan membina

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Paparan Data 4.1.1 Profil Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh Kecamatan Kandangan Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh Kecamatan Kandangan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada era globalisasi sekarang ini, mempunyai peranan yang amat strategis untuk mempersiapkan generasi muda yang memiliki keberdayaan dan kecerdasan emosional

Lebih terperinci

Lampiran 1. CEKLIST KOMPONEN KKG AHMAD YANI Nama Gugus : Ahmad Yani Jumlah guru : 36 Orang. N Aspek yang dinilai Penilaian o

Lampiran 1. CEKLIST KOMPONEN KKG AHMAD YANI Nama Gugus : Ahmad Yani Jumlah guru : 36 Orang. N Aspek yang dinilai Penilaian o Lampiran CEKLIST KOMPONEN KKG AHMAD YANI Nama Gugus : Ahmad Yani Jumlah guru : 36 Orang Skor N Aspek yang dinilai Penilaian o 2 3 4 5 Kriteria Penilaian A Perencanaan.Struktur Organisasi = tidakada 2=ada,

Lebih terperinci

STRATEGI PENGELOLAAN KKG DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI GUGUS AHMAD YANI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

STRATEGI PENGELOLAAN KKG DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI GUGUS AHMAD YANI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG STRATEGI PENGELOLAAN KKG DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI GUGUS AHMAD YANI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan khususnya di Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah model penelitian pengembangan (Research and Development), yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA KKG GUGUS IV JATIWARAS TAHUN 2015/2016

PROGRAM KERJA KKG GUGUS IV JATIWARAS TAHUN 2015/2016 PROGRAM KERJA KKG GUGUS IV JATIWARAS TAHUN 2015/2016 A. Pendahuluan Peningkatan mutu pendidikan, khususnya pada jenjang Sekolah Dasar telah menjadi komitmen pemerintah yang harus diwujudkan secara nyata.

Lebih terperinci

CONTOH PROGRAM KERJA KKG MI

CONTOH PROGRAM KERJA KKG MI CONTOH PROGRAM KERJA KKG MI CONTOH 1 RENCANA PROGRAM KERJA KKG MI KECAMATAN BULULWANG MASA BAKTI TAHUN 2014-2019 A. PROGRAM RUTIN TAHUNAN (BERSIFAT MULTI-YEARS) 1) Diskusi permasalahan pembelajaran. 2)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian Evaluasi Program Kelompok Kerja Guru (KKG) UPTD Pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian Evaluasi Program Kelompok Kerja Guru (KKG) UPTD Pendidikan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian Evaluasi Program Kelompok Kerja Guru (KKG) UPTD Pendidikan Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, dilakukan di Gugus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di Sekolah Dasar merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini karena Sekolah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROGRAM KKG

PENGEMBANGAN PROGRAM KKG Lampiran INSTRUMEN PENGISIAN KINERJA KKG GUGUS CENGKEH KECAMATAN KANDANGAN DENGAN STANDAR PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN PROGRAM KKG Instrumen ini digunakan untuk mengukur kinerja KKG gugus cengkeh Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan, khususnya pada jenjang. Sekolah Dasar, telah menjadi komitmen pemerintah yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan, khususnya pada jenjang. Sekolah Dasar, telah menjadi komitmen pemerintah yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan, khususnya pada jenjang Sekolah Dasar, telah menjadi komitmen pemerintah yang harus diwujudkan secara nyata. Salah satu langkah yang ditempuh

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni telah membawa perubahan hampir disemua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Perubahan pada bidang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian Evaluasi Program Pengembangan Profesionalisme Guru melalui KKG dilakukan di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

Lebih terperinci

RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN KEGIATAN

RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN KEGIATAN RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN KEGIATAN KKG dan MGMP DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL @Direktorat Profesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek sosial dari program pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek sosial dari program pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek sosial dari program pembangunan nasional yang harus diperhatikan dan menjadi sesuatu yang sangat penting karena berhubungan

Lebih terperinci

pembelajaran sesuai dengan kurikulum.

pembelajaran sesuai dengan kurikulum. 7 A. Kelompok Kerja Guru Profesionalitas guru perlu ditingkatkan secara berkelanjutan, untuk itu perlu diperlukan pengembangan dari keprofesian tersebut supaya dapat berlanjut untuk dikembangkan. Dijelaskan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN JAWA TENGAH

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN JAWA TENGAH LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN JAWA TENGAH Disusun oleh Nama : Suko Bintoro Nim : 1102409003 Prodi : Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 JUKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 G. URAIAN PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

Bab IV Analisis Hasil Penelitian

Bab IV Analisis Hasil Penelitian Bab I Analisis Hasil Penelitian A. Profil Sekolah 1. Nama Sekolah : SD Negeri Candisari 2. Nomor Statistik Sekolah : 101030820016 3. Alamat Sekolah : Margoagung Desa : Candisari Kecamatan : Secang Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kehidupan masa mendatang cenderung semakin kompleks dan penuh tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap insan yang kompeten

Lebih terperinci

Organisasi Profesi. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Organisasi Profesi Keguruan. Afid Burhanuddin

Organisasi Profesi. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Organisasi Profesi Keguruan. Afid Burhanuddin Organisasi Profesi Keguruan Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Organisasi Profesi Keguruan Indikator: Hakikat Organisasi Profesi Keguruan Fungsi Organisasi Profesi Keguruan Tujuan Organisasi Profesi

Lebih terperinci

BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN

BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN 4.1. VISI DAN MISI Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi oleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Peran LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam pelaksanaan Sistem Penjaminan mutu pendidikan LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam pelaksanaan tupoksinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 9 Salatiga yang berada di Jalan Pemuda 7-9 Salatiga. Penelitian berlangsung pada tanggal 18 Mei 2012

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. A. Visi Menghasilkan tenaga kesehatan profesional dan kompetitif

BAB I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. A. Visi Menghasilkan tenaga kesehatan profesional dan kompetitif 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I VISI,MISI, TUJUAN DAN SASARAN... 3 A. Visi... 3 B. Misi... 3 C. Tujuan... 3 D. Sasaran... 3 BAB II KEBIJAKAN,PROGRAM DAN KEGIATAN... 5 A. Kebijakan...

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN

Lebih terperinci

RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN KEGIATAN

RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN KEGIATAN RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN KEGIATAN KKG dan MGMP LAMPIRAN 1 CONTOH INSTRUMEN EVALUASI DIRI ANGGOTA KKG/MGMP *) DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN KEGIATAN

RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN KEGIATAN RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN KEGIATAN KKG dan MGMP LAMPIRAN 2 CONTOH INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI KKG/MGMP UNTUK KETUA KKG/MGMP *) DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 JUKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 G. URAIAN PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

Bab III Metode Penelitian

Bab III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian Bab III Metode Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian R&D. Menurut Sugiono (2010:297) Metode penelitian R&D digunakan apabila peneliti

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.20/Menhut-II/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.20/Menhut-II/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN, MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.20/Menhut-II/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

> MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

> MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA > MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.20/Menhut-II/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

Dengan Rahmat Allah Tuhan Yang Maha Esa,

Dengan Rahmat Allah Tuhan Yang Maha Esa, ANGGARAN DASAR MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (MGMP PPKn) SMA, SMK, DAN MA KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA MUKADIMAH Dengan Rahmat Allah Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 419 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan sebagaimana dibahas pada Bab IV terdahulu, disampaikan kesimpulan secara umum dan kesimpulan secara khusus yang

Lebih terperinci

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd. PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS Oleh Drs. Andi Suntoda S., M.Pd. LANDASAN HUKUM UU RI Pasal 5 nomor 20 tahun 2003 : Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada 1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 11 ayat 1 mengamanatkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Profil SMK Negeri 2 Salatiga SMK Negeri 2 Salatiga berdiri tahun 1999. Sekolah dengan nomor statistik 321036203006 tersebut beralamat di Jalan Parikesit,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 JUKNIS ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 B. TUJUAN 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 G. URAIAN PROSEDUR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Bandungan SMP Negeri 1 Bandungan adalah Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN KKG dan MGMP

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN KKG dan MGMP PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN KKG dan MGMP DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2010

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

DIKLAT GURU PEMANDU/PENGEMBANG MATEMATIKA TINGKAT...

DIKLAT GURU PEMANDU/PENGEMBANG MATEMATIKA TINGKAT... PPPPTK Matematika Kode dok. : F-Eva-0 Revisi : 0 DIKLAT GURU PEMANDU/PENGEMBANG MATEMATIKA TINGKAT... RENCANA PROGRAM TINDAK LANJUT Instansi :... Disusun Oleh : (Nama Peserta) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif karena menggambarkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di SMAK St. Petrus Comoro

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 JUKNIS ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 G. URAIAN PROSEDUR 53 LAMPIRAN

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah. Dalam perencanaan kurikulum lembaga pendidikan tahapan pertama

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah. Dalam perencanaan kurikulum lembaga pendidikan tahapan pertama 143 BAB V PEMBAHASAN A. Perencanaan Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Dalam perencanaan kurikulum lembaga pendidikan tahapan pertama yang harus dilalui adalah pembentukan tim pengembang kurikulum. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Panduan EDS Kepala Sekolah Dokumen ini diperuntukkan bagi PTK dan Siswa KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 2. Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan KKG dan MGMP.

KATA PENGANTAR. 2. Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan KKG dan MGMP. KATA PENGANTAR Undang undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Dilihat dari jenisnya, penelitian ini termasuk penelitian evaluasi program, dengan menggunakan model evaluasi discrepancy model (model kesenjangan)

Lebih terperinci

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. bahwa pertumbuhan penduduk yang tetap bertambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,

Lebih terperinci

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI) ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI) MUKADDIMAH Keinginan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan program studi dengan membentuk dan bergabung dalam suatu wadah yang dapat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 54 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa Indonesia merupakan kebutuhan wajib yang harus dikembangkan, sejalan dengan tuntutan perkembangan pembangunan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 164 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bagian akhir dari tesis, berisi tiga bagian meliputi kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi. A. Kesimpulan Merujuk pada hasil penelitian

Lebih terperinci

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS.

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS. SOAL EDS ONLINE UNTUK KS. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan, maka guru harus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan, maka guru harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan, maka guru harus memaksimalkan peran sebagai guru yang berkompeten, diantaranya mengembangkan bahan pelajaran

Lebih terperinci

Kata kunci: mutu nonakademik, analisis swot, ban pt, renstra

Kata kunci: mutu nonakademik, analisis swot, ban pt, renstra ABSTRAK Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (FTI UPVY) perlu melakukan evaluasi untuk meningkatkan mutu baik dari segi akademik maupun non akademik yang dituangkan

Lebih terperinci

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS) Jl. Parangkusumo No. 51 Purwosari - Surakarta Jawa Tengah 57147 Telp./Fax: +62 271 716657 E-mail : lp2kssolo@gmail.com ii KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT

MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT ARTIKEL ILMIAH MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT Sunarto, M. Pd SDN GEDONGOMBO II PLOSO JOMBANG JAWA TIMUR 0 PENDAHULUAN Sekolah sebagai institusi pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam Bab IV, maka secara umum berikut ini disajikan kesimpulan-kesimpulan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Peran Komite Sekolah dalam Partisipasi Standar Pengelolaan SMA. cenderung pasif dalam menjalankan tugas dan fungsi.

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Peran Komite Sekolah dalam Partisipasi Standar Pengelolaan SMA. cenderung pasif dalam menjalankan tugas dan fungsi. BAB IV ANALISA DATA A. Analisis Peran Komite Sekolah dalam Partisipasi Standar Pengelolaan SMA Islam Kartika Surabaya Temuan peneliti dilapangan disinyalir peran komite sekolah tidak begitu mengambil peran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

OLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP

OLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP HAND OUT MATA KULIAH KELOMPOK BERMAIN KODE MK/SKS : UD 408/2 SKS OLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP. 132 316 930 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS) Kp. Dadapan RT. 06/RW. 07, Desa Jatikuwung, Gondangrejo Karanganyar, Jawa Tengah-INDONESIA Telp. +62 2718502888/+62 2718502999 Fax:

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MELALUI WORKSHOP MODEL P2FR DI SMP NEGERI 43 MEDAN

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MELALUI WORKSHOP MODEL P2FR DI SMP NEGERI 43 MEDAN ISSN 0852-0151 Jurnal Bidang Pendidikan Volume 20(2): 129-138, 2014 PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MELALUI WORKSHOP MODEL P2FR DI SMP NEGERI 43 MEDAN Rasmin Simbolon

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya Musyawarah Guru Mata Pelajaran PAI SMP Swasta Kota Banjarmasin Musyawarah Guru Mata Pelajaran PAI SMP Swasta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Sumber daya manusia yang berkualitas

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM PEMBUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Bahwa salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah

Lebih terperinci

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 ` LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

FORM EDS KEPALA SEKOLAH

FORM EDS KEPALA SEKOLAH FORM EDS KEPALA SEKOLAH NAMA : Nuptk : 1. KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... 2. KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki abad-21, tugas guru tidak akan semakin ringan. Tantangan yang dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi yang sangat

Lebih terperinci

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor Penyusun: Tim Pengembang Madrasah Nama Madrasah Alamat : MTs Al Inayah : Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor Program Prioritas MTs. Al Inayah STANDAR ISI 0 MENENTUKAN PROGRAM PRIORITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia semakin bertambah setiap tahunnya. Data Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa penduduk Indonesia hingga tahun 2016 yaitu sebanyak 255.461.700 jiwa.

Lebih terperinci

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS)

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) i LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) Jl. Parangkusumo No.51 Purwosari Surakarta Jawa Tengah Jawa Tengah 57147 Telp & Fax (0271) 716657 e-mail : lp2kssolo@gmail.com ii KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. disampaikan kessimpulan-kessimpulan utama.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. disampaikan kessimpulan-kessimpulan utama. BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian, maka berikut ini disampaikan kessimpulan-kessimpulan utama. A. Kesimpulan 1. Kondisi guru, kurikulum, kepemimpinan,

Lebih terperinci

Strategi Pemberdayaan dan Pengembangan KKG dalam Upaya Pembinaan Profesi Guru Sekolah Dasar PENGEMBANGAN MANAJEMEN KKG

Strategi Pemberdayaan dan Pengembangan KKG dalam Upaya Pembinaan Profesi Guru Sekolah Dasar PENGEMBANGAN MANAJEMEN KKG PENGEMBANGAN MANAJEMEN KKG A. RASIONAL Perubahan paradigma pendidikan di era globalisasi ini mengharuskan adanya perubahan pola pikir (mindset) dan pola tindak (actionset) bagi guru terutama dalam mengimplementasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan sistem otonomi daerah menuntut pengelolaan lembaga pendidikan dilakukan dengan menggunakan sistem manajemen berbasis sekolah yang implementasinya

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) INDONESIA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) INDONESIA i KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) INDONESIA Alamat:Kp. Dadapan Rt. 06 / Rw. 07, Desa Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat di ambil yaitu:

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat di ambil yaitu: BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat di ambil yaitu: 5.1.1 Kekuatan, kelemahan, Peluang dan Ancaman di SD Kanisius Gendongan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2013

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH DAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN DI KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan pembahasan uraian dan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, ada empat faktor yang mempengaruhi Implementasi Standar Pengawas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Instrumen ini digunakan sebagai penggalian data pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan menurut pedoman penyusunan KTSP dari

Lampiran 1. Instrumen ini digunakan sebagai penggalian data pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan menurut pedoman penyusunan KTSP dari Lampiran 1. Instrumen ini digunakan sebagai penggalian data pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan menurut pedoman penyusunan KTSP dari BSNP, dalam menyusun tesis. Data selanjutnya digunakan

Lebih terperinci

! "## Pelayanan Administrasi Perkantoran Dinas Pendidikan

! ## Pelayanan Administrasi Perkantoran Dinas Pendidikan ! "## KODE 1 01 01 DINAS PENDIDIKAN 30.468.000.000 01 1 01 01 01 Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.437.500.900 01 1 01 01 01 Penyediaan Jasa Surat Menyurat Terlaksananya layanan jasa Administrasi Persuratan

Lebih terperinci

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Sesuai dengan tujuan yang dijabarkan dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian pada bab satu, dapat disimpulkan beberapa temuan pokok dari penelitian ini. 1. Diagnosis

Lebih terperinci

Penyusunan Rencana Kerja dan Pembagian Tugas Pokja Hasil rencana kerja terlampir,

Penyusunan Rencana Kerja dan Pembagian Tugas Pokja Hasil rencana kerja terlampir, Kick of Meeting Pokja Sanitasi Kab/Kota Kick off meeting atau Rapat Perdana secara formal belum dilaksanakan, namun komunikasi dan pertemuan non formal antar beberapa anggota Pokja sudah dilaksanakan.

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BELITUNG SALINAN BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KELOMPOK KERJA GURU MI GUGUS I BOJONG KECAMATAN RONGGA KABUPATEN BANDUNG BARAT

ANGGARAN DASAR KELOMPOK KERJA GURU MI GUGUS I BOJONG KECAMATAN RONGGA KABUPATEN BANDUNG BARAT ANGGARAN DASAR KELOMPOK KERJA GURU MI GUGUS I BOJONG KECAMATAN RONGGA KABUPATEN BANDUNG BARAT Dengan Rahmat Allah SWT. Kami guru-guru MI GUGUS I Bojong Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat, menyadari

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

BAB V PENUTUP. A. Simpulan BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan diskripsi hasil penelitian yang telah penulis lakukan di MTs Negeri di Kabuapten Kudus, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut : 1. Manajemen MGMP Akidah Akhlak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISTILAH

DAFTAR ISI DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI DAFTAR ISTILAH KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR ISTILAH... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 4 C. Tujuan... 4 D. Hasil yang diharapkan... 5 E. Tantangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 714 TAHUN : 2005 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci