BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian Evaluasi Program Pengembangan Profesionalisme Guru melalui KKG dilakukan di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Data SD di wilayah ini sebagai berikut Jumlah Sekolah Di Gugus Imam Bonjol terdapat 8 SD/MI yaitu 6 SD negeri, 1 SD swasta Katholik dan 1 MI, namun MI tidak pernah ikut dalam keanggotaan KKG. SD yang masuk keanggotaan dalam KKG Gugus Imam Bonjol adalah SDN Sidorejo Lor 02, SDN Sidorejo Lor 03, SDN Sidorejo Lor 06, SDN Sidorejo Lor 07, SDN Pulutan 01, SDN Pulutan 02, dan SD Marsudirini 77. Tujuh sekolah tersebut selalu aktif dalam kegiatan KKG baik KKG guru kelas maupun mapel meliputi mapel agama, mapel penjasorkes, dan mapel bahasa Inggris. KKG mapel dalam pelaksanaannya terpisah dengan KKG guru kelas. KKG Mapel dilaksanakan di tingkat kecamatan atau kota Sekretariat KKG Sekretariat KKG bertempat di SD inti di suatu gugus. SD Inti Gugus Imam Bonjol yaitu SD Negeri Sidorejo Lor 03, sedangkan SD lain yang terletak dalam satu gugus disebut SD imbas. Jadi Gugus Imam Bonjol memiliki sekretariat di SD Negeri Sidorejo Lor 03 63

2 Salatiga yang beralamat di Jalan Imam Bonjol Nomor 86 Salatiga Sekretariat KKG Imam Bonjol digunakan untuk alamat surat menyurat maupun tempat bertanya tentang segala kegiatan yang ada di Gugus, serta tempat menyimpan administrasi dan kelengkapan sarana dan prasarana gugus. KKG Gugus Imam Bonjol tidak memiliki Pusat Kegiatan Guru (PKG) karena keterbatasan lahan di SD inti. Oleh karena itulah maka kegiatan KKG di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Sidorejo Salatiga dalam pelaksanaannya dilakukan secara bergilir dari satu sekolah ke sekolah lain Keanggotaan KKG Keanggotaan KKG adalah semua guru yang berada di wilayah Gugus Imam Bonjol yang dapat digambarkan dalam tabel berikut: Tabel 4.1. Jumlah Guru berdasar Status Kepegawaian No. Nama Sekolah PNS Non PNS/ GTT/WB Jumlah 1 SD N Sidorejo Lor SD N Sidorejo Lor SD N Sidorejo Lor SD N Sidorejo Lor SD N Pulutan SD N Pulutan SD Marsudirini Jumlah

3 Tabel 4.2. Jumlah Guru berdasar Pendidikan dan Sertifikasi Keprofesionalan Pendidikan No Nama Sekolah SPG/ Sertifikasi S2 S1 D2/3 SGO 1 SD N Sidorejo Lor SD N Sidorejo Lor SD N Sidorejo Lor SD N Sidorejo Lor SD N Pulutan SD N Pulutan SD Marsudirini Jumlah Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan Langkah-langkah yang dilalui dalam evaluasi program KKG Gugus Imam Bonjol Langkah-langkah yang dilalui dalam evalusi program kesenjangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: A. Identifikasi komponen program yang dianalisis Program KKG yang akan dianalisis sesuai desain implementasi program terdiri dari 5 komponen, yaitu: komponen perencanaan, komponen implementasi program rutin, komponen implementasi program pengembangan, komponen evaluasi program, dan komponen pelaporan dan tindak lanjut. B. Penentuan standar program Dalam penelitian ini peneliti menggunakan standar yang sudah ada yaitu standar pengembangan KKG dari direktorat yang terangkum 65

4 dalam 5 komponen yaitu komponen perencanaan (indikator 1-14), komponen implementasi rutin (indikator 15-21), komponen implementasi program pengembangan (indikator 22-31), komponen evaluasi program (indikator 31-42), dan komponen pelaporan dan tindak lanjut (indikator 43-50) seperti berikut ini. 1. Pembuatan analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi KKG. 2. Pembuatan visi KKG yang menjadi kriteria khusus keberadaan Gugus Imam Bonjol. 3. Penjabaran misi dan tujuan sesuai dengan visi yang dibuat. 4. Sosialisasi standar program KKG dari Direktorat Profesi Pendidik. 5. KKG menyusun AD/ ART. 6. Pembuatan program KKG oleh KKKS dan Pengurus KKG. 7. Penentuan kalender kegiatan KKG. 8. Pembuatan program oleh tim khusus. 9. Program mengacu pada program tahun lalu 10. Program disesuaikan dengan kebutuhan guruguru di Gugus Imam Bonjol 11. Program yang dibuat mengacu program KKKS. 12. Program dibuat berdasarkan Standar dari Direktorat Profesi Pendidik. 13. Program sesuai dengan skala prioritas. 14. Sosialisasi program yang dibuat kepada anggota KKG oleh pengurus. 15. Program dijalankan setiap bulan secara rutin. 16. Pertemuan sering dilakukan pengisian informasi dari Dinas (Pengawas). 17. KKG membuat perangkat pembelajaran. 18. KKG membuat instrumen evaluasi belajar. 19. Materi pembelajaran di kelas dibahas dalam KKG. 20. KKG membahas masalah yang dihadapi para guru. 21. Pembahasan materi dan pemantapan menghadapi Ujian Nasional untuk guru kelas VI. 22. Program KKG dapat meningkatkan profesionalisme guru di Gugus Imam Bonjol. 23. Program pengembangan KKG dengan penelitian. 24. Program pengembangan KKG dengan penulisan 66

5 PTK. 25. Program pengembangan KKG dengan seminar, lokakarya, koloqium (paparan hasil penelitian) dan diskusi panel. 26. Program pengembangan dengan pendidikan dan pelatihan berjenjang. 27. Program pengembangan dengan penyusunan website KKG. 28. Program pengembangan dalam pelatihan menggunakan ICT. 29. Program pengembangan dengan penerbitan jurnal. 30. Program pengembangan dengan Lesson Study 31. Pembahasan Kompetensi Kinerja Guru. 32. Setiap akhir pelaksanaan kegiatan dilakukan evaluasi terhadap materi atau kegiatan saat itu. 33. Evaluasi dilakukan secara lisan oleh pengurus kepada anggota. 34. Setiap pelaksanaan program dievaluasi. 35. Evaluasi dilakukan tiap akhir tahun pelajaran/awal tahun pelajaran. 36. Evaluasi menggunakan standar instrumen yang berlaku. 37. Evaluasi dilakukan oleh pengurus saja. 38. Instrumen evaluasi dibuat pengurus /KKKS. 39. Pembahasan kendala-kendala tiap akhir semester yang dialami. 40. Evaluasi program dilaksanakan oleh tim monev. 41. Evaluasi program dilakukan bersama anggota dan pengurus. 42. Evaluasi program didiskusikan bersama KKKS dan pengurus KKG. 43. Menuliskan masalah-masalah yang muncul dari program yang sudah dijalankan selama akhir semester. 44. Menentukan kriteria pemecahan masalah. 45. Membuat tindak lanjut dari hasil evaluasi yang dibuat. 46. Menyampaikan hasil evaluasi ke anggota untuk dijadikan bahan masukan. 47. Membuat laporan hasil evaluasi sebagai pertanggunjawaban pelaksanaan program. 48. Laporan pertanggungjawaban disampaikan secara lisan oleh ketua kepada anggota. 49. Tidak ada laporan hasil evaluasi. 50. Menyampaikan hasil laporan ke ketua KKKS dan Dinas. 67

6 C. Penyebaran kuesioner dan wawancara terfokus Isi kuesioner dan wawancara disesuaikan dengan desain gap analisis yang akan dilakukan. Kuesioner diisi oleh 3 kelompok, yaitu kepala sekolah dan UPT, pengurus, dan anggota. Berdasarkan hasil kuesioner dipilih pokok-pokok yang menarik untuk dibahas dalam diskusi kelompok terfokus. D. Analisis data Peneliti menganalisis program-program KKG Gugus Imam Bonjol Kecamatan Sidorejo tahun 2010/2011, 2011/2012, 2012/2013, apa standar kinerja dari KKG Gugus Imam Bonjol, apa saja program-program peningkatan profesionalitas guru, apakah ada kesenjangan antara standar kinerja KKG dengan program yang dibuat dan kesenjangan dengan kenyataan yang ada, serta faktor-faktor apa yang menyebabkan kesenjangan tersebut. Dari data yang sudah terkumpul dianalisis, diorganisir, ditata dan didiskripsikan secara sistematis. Temuan peneliti dianalisis dan direfleksi lebih lanjut melalui upaya pemaknaan (meaning) atas data temuan tersebut. Data kuesioner yang diperoleh dimasukkan dalam tabel dan dinyatakan dalam besaran presentase kesenjangan. Presentase kesenjangan diperoleh dari standar yang seharusnya dikurangi implementasi. Jika standar tersebut diasumsikan 100% maka kesenjangan adalah 100% dikurangi data riil di lapangan. Hal ini dapat dilihat dari tabel pembahasan dan hasil penelitian. 68

7 E. Follow up Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui kinerja pelayanan yang diberikan. Selanjutnya KKG tersebut dapat memperoleh balikan/hasil guna menyusun program yang dapat diperlukan untuk meminimalkan kesenjangan tersebut Hasil Penelitian Berdasarkan analisis kesenjangan yang telah dilaksanakan dari perencanaan dan implementasi program KKG Gugus Imam Bonjol tahun 2010/2011, 2011/2012, dan 2012/2013 diperoleh hasil berdasarkan standar, ternyata terdapat kesenjangan yang bervariasi yaitu: Tabel 4.3 Presentase Kesenjangan Presentase Kesenjangan Kriteria 0 20 % Rendah % Sedang % Tinggi % Menyimpang Uraian hasil penelitian sebagai berikut: A. Hasil analisis kesenjangan antara standar dengan perencanaan. KKG Gugus Imam Bonjol sudah menyusun program. Program-program KKG yang diteliti dari tahun 2010/2011, 2011/2012, dan 2012/2013. Berdasarkan standar dari Direktorat program yang sudah 69

8 direncanakan belum sepenuhnya sesuai. Hasil kuesioner dari kelompok KS dan UPT, pengurus dan anggota terdapat kesenjangan antara 21-40%. Hal ini dapat dilihat dari grafik 4.1 dengan standar dari Direktorat 100% dikurangi implementasi dari masingmasing kelompok tersebut. Kesenjangan sebesar 21-40% tersebut termasuk dalam kriteria sedang. Grafik 4.1 Kesenjangan antara Standar dengan Perencanaan KS dan UPT Pengurus Anggota Standar Perencanaan Kesenjangan Kesenjangan antara standar dengan perencanaan dari kelompok responden kepala sekolah dan UPT sebesar 25,2%, pengurus 29,87% dan anggota sebesar 33,55%. Dari ketiga kelompok responden diperoleh data kesenjangan antara standar dengan perencanaan program menunjukkan kesenjangan dengan kriteria sedang yaitu antara 21 40%. Kesenjangan ini terjadi karena dalam membuat perencanaan program di Gugus Imam Bonjol belum menggunakan standar yang berasal dari Direktorat. KKG 70

9 di Gugus tersebut membuat perencanaan sederhana yang digunakan sebagai pedoman dalam mengimplementasikan program. Dari hasil wawancara dengan anggota dan pengurus, diperoleh data bahwa perencanaan program di Gugus tersebut dilakukan oleh pengurus dan kepala sekolah segugus Imam Bonjol dengan berpedoman pada program Gugus tahun sebelumnya; juga berdasarkan kebutuhan seperti yang diungkapkan oleh ketua KKG sebagai berikut. Program kerja KKG tahun dibuat berdasarkan kebutuhan guru, sedang untuk kepengurusan sebelumnya mengacu pada program tahun lalu juga berdasarkan kalender pendidikan yang berlaku. Dalam hal perencanaan program, terdapat kesenjangan antara standar yang ditetapkan direktorat dengan hasil perencanaan program yang dibuat pengurus. Hal ini terjadi karena dalam membuat perencanaan program, pengurus gugus mendasarkan pada program gugus sebelumnya, bukan pada standar dari direktorat, sehingga kelengkapan-kelengkapan dan tatacara yang ada seperti tergambar dalam standar dari direktorat belum dilakukan sepenuhnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa langkah yang sesuai dengan standar tentang analisis SWOT, serta pembuatan visi dan penjabaran misi dilakukan secara tersirat, yang berarti bahwa langkah tersebut direncanakan namun secara administrasi tidak tercatat, hanya dilakukan secara lisan saja. Hal ini diungkapkan salah satu pengurus saat dilakukan wawancara sebagai 71

10 berikut dalam FGD di SD Pulutan 02 tanggal 28 Maret 2013: Ya semua sebenarnya sudah dilakukan pada saat penyusunan program namun, tidak tertulis saja.ya saat musyawarah dalam penentuan program mana yang belum terleaksana apa peluang dan tantangan yang dihadapi, begitu bu Ada dua hal yang sama sekali tidak dilakukan, yaitu sosialisasi standar program dari direktorat dan penyusunan AD/ART. Hal ini terjadi karena pengurus, Kepala Sekolah, dan UPT Disdikpora belum mengetahui adanya pedoman dari Direktorat. Namun demikian, pembuatan program, penentuan kalender, program sesuai kebutuhan guru, program mengacu dari program KKKS, program sesuai dengan skala prioritas, dan sosialisasi program sudah dilakukan. B. Hasil analisis kesenjangan antara standar dengan implementasi program rutin Hasil analisis kesenjangan antara standar dengan implementasi program rutin dapat dilihat seperti terdapat dalam gambar berikut: Gambar 4.2. Kesenjangan antara standar dengan implementasi program rutin KS dan UPT Pengurus Anggota Standar Implementasi program rutin Kesenjangan 72

11 Kesenjangan antara standar dengan kelompok responden untuk komponen implementasi program rutin yaitu kepala sekolah dan UPT sebesar 26.19%, pengurus 30.52% dan anggota sebesar 28.52%. Kriteria kesenjangan antara standar dengan implementasi program rutin menunjukkan kesenjangan yang sedang yaitu 21 40%. Implementasi program rutin selalu ada dalam program pembuatan perangkat pembelajaran namun dalam implementasi program tidak sampai pada produk sehingga guru masih bekerja sendiri-sendiri. Seperti hasil wawancara dari anggota sebagai berikut: Kegiatan KKG yang mengarah pada pembuatan perangkat pembelajaran belum sampai menghasilkan produk yang dapat digunakan bersama, guru masih membuat semua perangkat sendiri-sendiri. Kegiatan rutin berjalan dengan baik namun waktu habis untuk pembinaan dinas. Dalam pertemuan FGD pada tanggal 28 Maret 2013 di SDN Pulutan 02 pada pukul terjadi diskusi yang menarik tentang implementasi program rutin dengan realita di lapangan. Mereka berpendapat bahwa program rutin seharusnya tercantum dan diimplementasikan dalam kegiatan tiap bulannya dengan kegiatan KKG kelas, seperti berikut; Dari ketua KKG diungkapkan sebagai berikut: KKG selama ini lebih banyak diisi oleh pengawas karena ketua gugus mewajibkan setiap pertemuan harus ada pembinaan dinas. Maka, yang terjadi 73

12 waktu habis diisi oleh pembinaan dinas sedang KKG kelas tidak dapat dilaksanakan. Hal senada juga disampaikan oleh sekretaris dan ketua dua: Kita tidak bisa lepas dari dinas karena secara birokrasi ketua gugus, pengawas dan ka UPT menandatangani undangan sedang ketika isian dinas tidak etis jika waktu dibatasi Ketua KKG menimpali: Bahwa tahun ini jelas kita tidak dapat melaksanakan tanpa pembinaan dinas, karena ketua gugus mewajibkan ada pembinaan dinas dalam setiap kegiatan. Tahun berikutnya kita buat pada pertemuan pertama ada pembinaan dinas, dan pada pertemuan kedua KKG kelas tanpa pembinaan dinas. Dari hasil wawancara dan notula rapat bahwa tiap pertemuan selalu ada pembinaan dinas. Acara diisi dengan pembukaan, sambutan ketua KKG, sambutan Ketua Gugus, sambutan pengawas dilanjutkan isian. Pengawas memberi sambutan dilanjutkan dengan isian materi program sampai waktu habis. Hal ini membuat KKG Kelas tidak pernah ada. C. Hasil analisis kesenjangan antara standar dengan implementasi program pengembangan Hasil analisis kesenjangan antara standar dengan implementasi program pengembangan dapat dilihat seperti gambar berikut: 74

13 Gambar 4.3. Kesenjangan antara standar dengan implementasi program pengembangan KS dan UPT Pengurus Anggota Standar Implementasi program pengembangan Kesenjangan Kesenjangan antara standar dengan kelompok responden untuk komponen implementasi program pengembangan yaitu berdasar kelompok kepala sekolah dan UPT sebesar 44,17%, pengurus 52,5% dan anggota sebesar 48,57%. Kesenjangan implementasi program pengembangan dengan standar menunjukkan kesenjangan tinggi yaitu antara %. Hal ini dapat dilihat dalam progam pengembangan pada tahun 2010/2011 dan 2011/2012 belum dicantumkan dan implementasi ada satu kegiatan sesuai program yang ada. Menurut standar dari direktorat program KKG paling tidak sekurang-kurangnya tiga dari 13 program pengembangan yang ada yaitu a) penelitian, b) PTK, c) Seminar, lokakarya, koloqium (paparan hasil penelitian), dan diskusi panel, d) Pendidikan dan pelatihan berjenjang (diklat berjenjang), e) penerbitan jurnal KKG, f) penyusunan website KKG, g) forum KKG provinsi, h) peer coaching (kerjasama antar guru untuk memecahkan masalah pembelajaran), k) professional learning community (komunitas-belajar professional), l) TIPD 75

14 (Teachers Internasional Professional Developmenty/ kerjasama KKG internasional), m) global gateway (kemitraan lintas Negara). Dari ketiga belas program di atas tak satupun ada dalam program di tahun 2010/2011 dan 2011/2012. Meskipun demikian dalam pelaksanaannya ada kegiatan program pengembangan yang dilaksanakan dalam KKG. Kegiatan peer coaching (kerjasama antar guru untuk memecahkan masalah pembelajaran) sering dilakukan walaupun tidak tercantum dalam program. Hasil FGD dengan pengurus dan anggota menyatakan bahwa program pengembangan belum memenuhi standar dari direktorat, baru ada 33% saja pada tahun 2012/2013 namun, implementasinya belum sampai pada produk yaitu pendampingan penulisan PTK maupun hasil PTK. D. Hasil analisis kesenjangan antara standar dengan program evaluasi Hasil analisis kesenjangan antara standar dengan program evaluasi seperti terlihat dalam gambar berikut: Gambar 4.4. Kesenjangan antara standar dengan evaluasi program KKG KS dan UPT Pengurus Anggota Standar Evaluasi Program KKG Kesenjangan 76

15 Kesenjangan dari kelompok responden untuk evaluasi program yaitu kepala sekolah dan UPT sebesar 31,31%, pengurus 39,67% dan anggota sebesar 46,27%. Kesenjangan antar standar dengan evaluasi program dengan kelompok kepala sekolah dan UPT serta pengurus menunjukkan kesenjangan sedang yaitu antara 21 40%. Sedangkan untuk kelompok anggota menunjukkan kesenjangan yang tinggi yaitu antara 41 60%. Kesenjangan dari dua kelompok di atas menunjukkan bahwa evaluasi program pada implementasinya tidak berjalan sesuai ketentuan dalam standar dari direktorat. Dalam kegiatan FGD dengan pengurus dan anggota dinyatakan bahwa evaluasi program dilakukan pada akhir atau awal tahun pelajaran, walaupun diakhir semester dalam program selalu dicantumkan. Beda dengan pengurus tahun yang menyatakan bahwa: Ya secara jujur memang tidak ada evaluasi walaupun dalam program dicantumkan Sementara itu untuk kepengurusan mengatakan sebagai berikut; Program evaluasi tiap semester ada. Dalam pelaksanaan karena kepengurusan belum ada satu tahun maka rencana pada akhir semester atau awal tahun pelajaran Berbeda dengan pengurus, anggota sebagian menyatakan tidak tahu tentang pelaksanaan evaluasi program. Saya tidak tahu apakah program dievaluasi atau tidak karena dalam kegiatan tersebut tidak melibatkan anggota. 77

16 Dari uraian di atas menunjukkan bahwa program evaluasi tidak melibatkan anggota. Dalam masa kepengurusan 2010/2011 dan 2011/2012 tidak ada evaluasi program, sementara kepengurusan 2012/2013 evaluasi dilakukan diakhir tahun atau awal tahun oleh pengurus dan KKKS saja. Kedua masa kepengurusan tersebut sudah mencantumkan dalam program, namun implementasinya untuk kepengurusan lama tidak melakukan dan untuk kepengurusan baru sudah melakukan namun tidak sesuai dengan rencana program yang dibuat. E. Hasil analisis kesenjangan standar dengan pelaporan dan tindak lanjut Hasil analisis kesenjangan dalam pelaporan dan tindak lanjut sesuai dengan standar seperti terlihat dalam gambar berikut: Gambar 4.5. Kesenjangan standar dengan pelaporan dan tindak lanjut KS dan UPT Pengurus Anggota Standar Pelaporan dan Tindak Lanjut Kesenjangan 78

17 Kesenjangan dari kelompok responden untuk komponen pelaporan dan tindak lanjut dengan pedoman yaitu kepala sekolah dan UPT sebesar 40,28%, pengurus 61,78% dan anggota sebesar 69,52%. Pada kelompok kepala sekolah dan UPT kesenjangan pelaporan dan tindak lanjut dengan pedoman menunjukkan kesenjangan tinggi yaitu berada diantara %, sedang kelompok pengurus dan anggota berada dalam kriteria menyimpang yaitu antara %. Hal ini berdasarkan data bahwa pelaporan dan tindak lanjut ada dalam program namun implementasinya tidak sesuai. Program tindak lanjut dilakukan dalam tiap tahunnya yaitu dengan memprogramkan kembali untuk program-program yang belum berjalan. Sedang, untuk pelaporan tidak dilakukan secara lengkap tentang permasalahan yang dihadapi maupun alternatif-alternatif pemecahannya. Pengurus membuat laporan dengan mengeluarkan STTPL hasil kegiatan selama akhir tahun ajaran yang diberikan pada semua anggota Pembahasan A. Standar kinerja KKG Gugus Imam Bonjol Sebagian besar Ka-UPT, Kepala sekolah, pengurus KKG dan guru menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya standar pengembangan KKG dari direktorat. Beberapa pendapat mengungkapkan sebagai berikut: Responden 1: ya secara ideal memang KKG dilakukan menurut standar seperti yang ada dalam kuesioner dalam penelitian ini. 79

18 Responden 2: Ternyata ada to standar KKG itu, saya baru tahu karena selama ini KKG yang berjalan ya seperti umumnya, ada program dilaksanakan. Sementara itu hasil FGD yang diselenggarakan di SD Pulutan 02 menunjukkan bahwa pedoman dalam kegiatan KKG selama ini adalah program-program KKG tahun sebelumnya, kalender pendidikan, serta program yang dibuat berdasarkan kebutuhan guru. Hasil temuan penelitian juga menunjukkan bahwa KKG Gugus Imam Bonjol belum memiliki pedoman yang seharusnya, yaitu standar pengembangan KKG tahun 2008 yang berasal dari direktorat. Perencanaan KKG yang dibuat sudah menunjukkan adanya prosedur yang mengarah pada standar, namun belum sepenuhnya sesuai prosedur yang tercantum pada standar tersebut. Dalam standar pengembangan KKG (2008:7) dinyatakan bahwa standar program meliputi sebagai berikut: a) Penyusunan program KKG dimulai dengan menyusun visi, misi, tujuan, sampai kalender kegiatan namun dalam kenyataannya hanya penyusunan program dan kalender kegiatan saja. b) Program KKG diketahui oleh ketua KKKS dan disyahkan oleh kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, kenyataannya belum ada pengesahan dari dinas pendidikan. c) Program KKG terdiri dari program rutin dan pengembangan. B. Program-program peningkatan profesionalitas guru di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Sidorejo 80

19 Program-program Gugus Imam Bonjol meliputi tahun 2010/2011, 2011/2012, dan 2012/2013 dapat dilihat dalam tabel 4.4 s/d 4.8 Program KKG menurut standar pengembangan KKG (2008:7) terdiri dari program rutin dan program pengembangan. Program rutin sekurang-kurangnya terdiri dari: diskusi permasalahan pembelajaran, penyusunan silabus, program semester, dan rencana program pembelajaran, analisis kurikulum, penyusunan instrumen evaluasi pembelajaran, dan pembahasan materi dan pemantapan menghadapi ujian nasional. Dari hasil temuan penelitian tampak bahwa program KKG Imam Bonjol untuk tahun pelajaran 2010/2011 dan 2011/2013 sama persis, perbedaannya terletak pada pelaksanaannya. Menurut pengurus, perbedaan pelaksanaan ini terjadi karena banyak program untuk tahun pelajaran 2010/2011 yang belum terlaksana, sehingga pada tahun pelajaran 2011/2012 diprogramkan kembali. Berdasarkan data yang diperoleh dari dokumen notula kegiatan KKG tampak bahwa yang terjadi banyak program KKG yang direncanakan, tidak terlaksana sesuai dengan yang diprogramkan. Yang terlaksana justru agenda lain, biasanya berupa pembinaan Dinas dari pengawas sekolah. Dari hasil wawancara dengan pengurus menunjukkan bahwa pengurus kurang koordinasi dan saling lempar tanggung jawab. Hal ini karena adanya mutasi ketua KKG untuk menjadi kepala sekolah di kecamatan lain, sehingga yang menjadi ketua pengganti bukan merupakan pilihan 81

20 anggota KKG, tetapi merupakan tunjukkan seperti yang dituturkan oleh pengurus berikut ini. Seharusnya ketika terjadi mutasi ketua KKG karena promosi kepala sekolah, maka yang menggantikan adalah wakil ketua, namun kenyatannya wakil ketua tidak mau karena berbagai alasan sehingga ditunjuklah saya menjadi ketua. Ibu tahu sendiri to ketua KKG adalah kerja sosial sehingga banyak yang tidak mau. Hanya karena diberi kepercayaan dan ditunjuk saja maka dengan terpaksa saya mau. Yang mampu banyak tapi tidak mau. Yang terjadi adalah saling lempar tanggung jawab. Sehingga program ya kopi paste aja. Ya sekedar formalitas. Dari hasil FGD, pengurus tidak mempunyai kewenangan untuk mengelola manajemen ke-kkg-an. Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan adanya faktor ekonomi yang sangat mempengaruhi pengurus dalam kinerjanya, dimana pengurus tidak mendapatkan kesejahteraan atas hasil kerja kerasnya, sehingga kepengurusan bukanlah hal yang menarik bagi anggota untuk dapat menduduki jabatan tersebut. C. Kesenjangan antara standar kinerja dengan program dan kesenjangan antara program dan implementasinya. Kegiatan KKG dilaksanakan dalam setiap gugus yang anggotanya terdiri atas 6-8 Sekolah Dasar yang berdekatan. KKG dalam pelaksanaanya memiliki pedoman atau standar kinerja yang digunakan. Berdasarkan hasil FGD di Gugus Imam Bonjol, standar kinerja KKG masih mengacu pada program KKG tahun sebelumnya, program KKKS dan Kalender Pendidikan, belum mengacu pada standar pengembangan KKG 82

21 tahun 2008 yang berasal dari direktorat, sehingga program yang direncanakan belum sesuai dengan standar yang seharusnya. Dalam implementasinya, antara pelaksanaan dan program yang dibuat pada tahun pelajaran semester 1 dan 2 terlaksana 53,85%, tahun pelajaran semester 1 dan 2 ada penurunan, yaitu program terlaksana 38,46% sedangkan pada tahun pelajaran 2012/2013, ada peningkatan pelaksanaan baik pada semester 1 dan semester 2 yaitu pada semester 1 terlaksana 70% dan semester 2 terlaksana 81,82%. Hal ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Gambar 4.6 Keterlaksanaan Program Sem 1 sem 2 sem 1 sem 2 sem 1 sem Tak Terlaksana Terlaksana D. Faktor-faktor yang mempengaruhinya Periode tahun pelajaran 2010/2011 dan 2011/2012 merupakan masa peralihan kepengurusan. Seperti dikatakan salah satu pengurus sebagai berikut. Lha piye to bu, saya sebenarnya bukan ketua. Ketuanya sudah pindah dipropmosikan sebagai 83

22 kepala sekolah di kecamatan lain. Seharusnya kan ketua dua yang menjadi ketua. Karena berbagai alasan akhirnya ketua dua tidak jadi ketua maka ditunjuklah saya. Jabatan ketua memang kerja sosial sehingga ditawak-tawake yo ra ono sing gelem. Kepengurusan ini tidak jalan baik antara pengurus satu dengan pengurus yang lain saling lempar tanggung jawab. Sedang pengurus yang lain mengatakan : Program sering berbenturan dengan kepentingan dinas, sehingga program sering tidak dapat berjalan. Jika ketua Gugus mengatakan diundur maka pengurus tidak memiliki otonomi untuk melaksanakan program. Kepentingankepentingan inilah yang membuat program menjadi terhambat. Berdasarkan hasil wawancara dan dokumen yang diperoleh dari notula kegiatan KKG Gugus Imam Bonjol, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan, yaitu: a. Kepala sekolah, Ka-UPT dan pengurus KKG belum tahu adanya standar pengembangan KKG dari direktorat, sehingga standar KKG yang digunakan mengacu pada kinerja KKKS dan program KKG tahun sebelumnya. b. Program KKG yang dirancang dalam implementasinya mengalami hambatan waktu yaitu bersamaan dengan kepentingan dinas sehingga dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan program. Demikian juga, kepengurusan KKG masih sangat tergantung dengan ketua gugus yang cenderung mengikuti kepentingan Dinas, belum secara penuh memiliki otoritas. c. Kepengurusan belum berjalan sesuai dengan peran masing-masing. Kepengurusan kelas bahkan hanya sebatas formalitas karena dalam implementasinya 84

23 program sering dan bahkan selalu dilakukan KKG umum bukan KKG kelas. Oleh karena itu kepengurusan KKG kelas tidak berfungsi sepenuhnya. Hanya dalam hal pembagian tugas pembuatan soal dan kisi-kisi saja kepengurusan dapat berjalan. d. Dana KKG selama ini masih dilakukan bersamaan dengan iuran KKKS sehingga besaran dan pengelolaan dana oleh bendahara KKG hanya kegiatan rutin yang dilakukan. Dana pengembangan lain belum dimiliki. e. KKG Gugus Imam Bonjol tidak memiliki ruang PKG sebagai pusat kegiatan guru. Hal ini menyebabkan kegiatan dilakukan dengan anjang sana yang kondisi masing-masing sekolah tidak sama. Ruang PKG sangat penting dalam rangka sebagai tempat pusat segala informasi dan administrasi yang dimiliki KKG. f. Struktur organisasi pengurus belum mengacu pada standar pengembangan KKG sehingga kepengurusan hanya sebatas kepengurusan inti dan kelas. g. Belum adanya pendataan instruktur yang dapat mengisi kegiatan KKG sesuai dengan keahlian, sehingga kegiatan KKG selama ini banyak diisi dengan tutor sebaya. h. Belum ada kerjasama dengan perguruan tinggi, dinas maupun lembaga terkait dengan pengembangan profesionalisme guru sehingga pelaksanaan KKG masih bersifat umum belum mengarah pada peningkatan guru sebagai tenaga professional. Berdasarkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan tersebut, tampak bahwa faktorfaktor tersebut mencakup dan berkenaan dengan banyak aspek. Dalam pandangan Edwards (Winarno, 85

24 2007:175; Subarsono, 2006:90; Tilaar & Nugroho,2009: 222) implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat faktor, yakni: komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Keempat faktor tersebut saling berhubungan satu sama lain. Faktor komunikasi, antara lain berarti bahwa keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementor mengetahui apa yang harus dilakukan. Dalam hal penelitian ini, sebagaimana tampak dari data di atas, Kepala sekolah, Ka-UPT dan pengurus KKG belum tahu adanya standar pengembangan KKG dari direktorat, sehingga standar KKG yang digunakan selama ini hanya mengacu pada kinerja KKKS dan program KKG tahun sebelumnya. Sementara itu, faktor sumber daya dapat berwujud sumber daya manusia, yakni kompetensi implementor, dan sumber daya finansial. Bila implementor kekurangan sumber daya untuk melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan efektif. Terkait dengan faktor ini, dalam penelitian ini, ada empat faktor yang mempengaruhi, dua faktor terkait dengan sumber daya manusia, satu faktor terkait dengan sumber daya finansial, dan satunya lagi berkenaan dengan sumber daya sarana dan prasaranan. Faktor sumber daya manusia yang dimaksud adalah bahwa pengurus belum menjalankan tugasnya sesuai dengan peran masing-masing. Selain itu, belum dibangun kerja sama dengan berbagai pihak, seperti perguruan tinggi, dinas maupun lembaga terkait, sehingga pelaksanaan KKG masih bersifat umum belum 86

25 mengarah pada peningkatan guru sebagai tenaga professional. Sumber daya finansial sebagaimana disebut dalam teori Edward III juga terbukti mempengaruhi. Selain KKG memang lebih sebagai kerja sosial, sehingga kurang mendorong pengurus untuk menjalankan tugasnya secara baik, dari data tersebut juga menunjukkan bahwa dana KKG selama ini masih dilakukan bersamaan dengan iuran KKKS sehingga besaran dan pengelolaan dana oleh bendahara KKG hanya berkenaan dengan kegiatan rutin, sedangkan dana pengembangan belum dimiliki. Hal ini mempengaruhi kinerja KKG. Sedangkan menyangkut faktor sarana dan prasarana, berkenaan dengan belum dimikikinya ruang PKG sebagai pusat kegiatan guru. Hal ini menyebabkan kegiatan KKG dilakukan dengan anjang sana dari sekolah yang satu ke sekolah yang lain, yang kondisi sekolahnya tidak sama. Faktor disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis (Subarsono,2006:91). Apabila implementor memiliki disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Dalam hal penelitian ini, tampak bahwa pengurus kurang memiliki komitmen untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab ke-kkg-an. Ketika ada anggota penggurus diangkat menjadi kepala sekolah di kecamatan lain, ada kecenderungan pengurus lain untuk menolak menggantikan, kalau toh ada yang 87

26 akhirnya mau, mau karena terpaksa. Mereka cenderung ingin lepas dari tanggung jawab. Faktor struktur birokrasi, yang bertugas mengimplementasikan kebijakan, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Dalam penelilian ini, tampak bahwa aparat birokrasi cenderung mendominasi kegiatan-kegiatan KKG. KKG lebih banyak diisi dengan pembinaan dari Dinas Pendidikan dan pengawas, sehingga program-program lain yang lebih bersifat mengembangkan profesionalitas guru dan peningkatan mutu pendidikan terabaikan. Demikian pula, meskipun program sudah direncanakan termasuk waktu pelaksanaannya, sering dalam pelaksanaannya tersisihkan oleh kegiatan pembinaan oleh birokrasi yang tidak direncanakan. 88

BAB 5 PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

BAB 5 PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: a. Standar kinerja yang digunakan KKG Gugus Imam Bonjol adalah program KKG tahun sebelumnya, program kerja KKKS,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kepada Yth. Kepala UPT Disdikpora Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga di Salatiga

Lampiran 1. Kepada Yth. Kepala UPT Disdikpora Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga di Salatiga LAMPIRAN Lampiran 1 Kepada Yth. Kepala UPT Disdikpora Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga di Salatiga Dengan hormat, Dalam rangka penulisan Tesis pada Program Pasca Sarjana Manajemen Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

CONTOH PROGRAM KERJA KKG MI

CONTOH PROGRAM KERJA KKG MI CONTOH PROGRAM KERJA KKG MI CONTOH 1 RENCANA PROGRAM KERJA KKG MI KECAMATAN BULULWANG MASA BAKTI TAHUN 2014-2019 A. PROGRAM RUTIN TAHUNAN (BERSIFAT MULTI-YEARS) 1) Diskusi permasalahan pembelajaran. 2)

Lebih terperinci

Dengan Rahmat Allah Tuhan Yang Maha Esa,

Dengan Rahmat Allah Tuhan Yang Maha Esa, ANGGARAN DASAR MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (MGMP PPKn) SMA, SMK, DAN MA KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA MUKADIMAH Dengan Rahmat Allah Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkualitas dapat mengantarkan Indonesia menjadi bangsa yang modern, maju, makmur, dan sejahtera yang tercermin pada keunggulan dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pandangan hidup, sikap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian Evaluasi Program Kelompok Kerja Guru (KKG) UPTD Pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian Evaluasi Program Kelompok Kerja Guru (KKG) UPTD Pendidikan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian Evaluasi Program Kelompok Kerja Guru (KKG) UPTD Pendidikan Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, dilakukan di Gugus

Lebih terperinci

Organisasi Profesi. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Organisasi Profesi Keguruan. Afid Burhanuddin

Organisasi Profesi. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Organisasi Profesi Keguruan. Afid Burhanuddin Organisasi Profesi Keguruan Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Organisasi Profesi Keguruan Indikator: Hakikat Organisasi Profesi Keguruan Fungsi Organisasi Profesi Keguruan Tujuan Organisasi Profesi

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA KKG GUGUS IV JATIWARAS TAHUN 2015/2016

PROGRAM KERJA KKG GUGUS IV JATIWARAS TAHUN 2015/2016 PROGRAM KERJA KKG GUGUS IV JATIWARAS TAHUN 2015/2016 A. Pendahuluan Peningkatan mutu pendidikan, khususnya pada jenjang Sekolah Dasar telah menjadi komitmen pemerintah yang harus diwujudkan secara nyata.

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KELOMPOK KERJA GURU MI GUGUS I BOJONG KECAMATAN RONGGA KABUPATEN BANDUNG BARAT

ANGGARAN DASAR KELOMPOK KERJA GURU MI GUGUS I BOJONG KECAMATAN RONGGA KABUPATEN BANDUNG BARAT ANGGARAN DASAR KELOMPOK KERJA GURU MI GUGUS I BOJONG KECAMATAN RONGGA KABUPATEN BANDUNG BARAT Dengan Rahmat Allah SWT. Kami guru-guru MI GUGUS I Bojong Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat, menyadari

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif (mixed methods). Data kualitatif yang dikumpulkan merupakan data deskriptif berupa

Lebih terperinci

pembelajaran sesuai dengan kurikulum.

pembelajaran sesuai dengan kurikulum. 7 A. Kelompok Kerja Guru Profesionalitas guru perlu ditingkatkan secara berkelanjutan, untuk itu perlu diperlukan pengembangan dari keprofesian tersebut supaya dapat berlanjut untuk dikembangkan. Dijelaskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Paparan Data 4.1.1 Profil Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh Kecamatan Kandangan Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh Kecamatan Kandangan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Dilihat dari jenisnya, penelitian ini termasuk penelitian evaluasi program, dengan menggunakan model evaluasi discrepancy model (model kesenjangan)

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU MELALUI KKG DI GUGUS IMAM BONJOL KEC.SIDOREJO KOTA SALATIGA

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU MELALUI KKG DI GUGUS IMAM BONJOL KEC.SIDOREJO KOTA SALATIGA EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU MELALUI KKG DI GUGUS IMAM BONJOL KEC.SIDOREJO KOTA SALATIGA Tesis Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendididkan untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Tempat dan Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Tempat dan Subjek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Tempat dan Subjek Penelitian 4.1.1. Deskripsi Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Ledok 07 Salatiga, yang beralamat di Jl. Veteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di Sekolah Dasar merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini karena Sekolah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROGRAM KKG

PENGEMBANGAN PROGRAM KKG Lampiran INSTRUMEN PENGISIAN KINERJA KKG GUGUS CENGKEH KECAMATAN KANDANGAN DENGAN STANDAR PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN PROGRAM KKG Instrumen ini digunakan untuk mengukur kinerja KKG gugus cengkeh Kecamatan

Lebih terperinci

STANDAR PENGEMBANGAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP)

STANDAR PENGEMBANGAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) STANDAR PENGEMBANGAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) 0 DIREKTORAT PROFESI PENDIDIK DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya yang harus selalu ditingkatkan mutu dan kualitasnya. Peningkatan mutu pendidikan sejalan

Lebih terperinci

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd. PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS Oleh Drs. Andi Suntoda S., M.Pd. LANDASAN HUKUM UU RI Pasal 5 nomor 20 tahun 2003 : Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh

Lebih terperinci

Lampiran 1. CEKLIST KOMPONEN KKG AHMAD YANI Nama Gugus : Ahmad Yani Jumlah guru : 36 Orang. N Aspek yang dinilai Penilaian o

Lampiran 1. CEKLIST KOMPONEN KKG AHMAD YANI Nama Gugus : Ahmad Yani Jumlah guru : 36 Orang. N Aspek yang dinilai Penilaian o Lampiran CEKLIST KOMPONEN KKG AHMAD YANI Nama Gugus : Ahmad Yani Jumlah guru : 36 Orang Skor N Aspek yang dinilai Penilaian o 2 3 4 5 Kriteria Penilaian A Perencanaan.Struktur Organisasi = tidakada 2=ada,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Medan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) komunikasi, (2) sumber daya,

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Medan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) komunikasi, (2) sumber daya, BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Implementasi kebijakan standar kompetensi guru SMA Negeri di kota Medan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) komunikasi, (2) sumber daya, (3) disposisi,

Lebih terperinci

RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN KEGIATAN

RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN KEGIATAN RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN KEGIATAN KKG dan MGMP LAMPIRAN 2 CONTOH INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI KKG/MGMP UNTUK KETUA KKG/MGMP *) DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN

MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni telah membawa perubahan hampir disemua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Perubahan pada bidang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan pembahasan uraian dan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, ada empat faktor yang mempengaruhi Implementasi Standar Pengawas

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA BAB I PERHIMPUNAN WILAYAH Syarat dan Tatacara Pendirian Perhimpunan Wilayah Pasal 1 (1) Perhimpunan Wilayah adalah

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 - 2-3. 4. 5. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP TENTANG KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP,

BUPATI CILACAP TENTANG KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP, BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan, maka guru harus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan, maka guru harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan, maka guru harus memaksimalkan peran sebagai guru yang berkompeten, diantaranya mengembangkan bahan pelajaran

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Analis Kebijakan adalah seseorang yang memiliki kompetensi

Lebih terperinci

TEAM TEACHING: SEBUAH STRATEGI UNTUK MEMBANGUN LEARNING COMMUNITY

TEAM TEACHING: SEBUAH STRATEGI UNTUK MEMBANGUN LEARNING COMMUNITY Supahar/Team Teaching Sebuah TEAM TEACHING: SEBUAH STRATEGI UNTUK MEMBANGUN LEARNING COMMUNITY Pendahuluan Oleh: Supahar Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY Abstraks Salah satu agenda dalam dunia pendidikan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Lampiran 1 TRANSKIP WAWANCARA

Lampiran 1 TRANSKIP WAWANCARA Lampiran 1 TRANSKIP WAWANCARA A. Tanskrip Wawancara dengan Kepala Sekolah Nama : Anisatun. N., Spd.I Jabatan : Kepala Sekolah 1. Perencanaan a. Apa yang menjadi dasar ibu dalam mengadakan peningkatan profesionalisme

Lebih terperinci

A N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH

A N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH A N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH Bahwa Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga telah menghasilkan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN NOMOR : SKEP-03/IW PUSAT/IV/2004

SURAT KEPUTUSAN NOMOR : SKEP-03/IW PUSAT/IV/2004 + IKATAN WANITA BANK RAKYAT INDONESIA SURAT KEPUTUSAN NOMOR : SKEP-03/IW PUSAT/IV/2004 TENTANG PENGGABUNGAN/PENYEMPURNAAN ANGGARAN DASAR, ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PEDOMAN TATA KERJA IKATAN WANITA BANK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah model penelitian pengembangan (Research and Development), yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,

Lebih terperinci

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe - 2-3 4. 5. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968

Lebih terperinci

RESPONDEN KEPALA SEKOLAH

RESPONDEN KEPALA SEKOLAH Bapak/Ibu/Sdr Kepala Sekolah yang terhormat, RESPONDEN KEPALA SEKOLAH Dengan ini pekenankanlah saya Wisnu Subagyo mahasiswa Pasca Sarjana Magister Manajemen Pedidikan UKSW mohon kebaikan hati Bapak/Ibu

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SATU ATAP

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SATU ATAP SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SATU ATAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

Lebih terperinci

Strategi Pemberdayaan dan Pengembangan KKG dalam Upaya Pembinaan Profesi Guru Sekolah Dasar PENGEMBANGAN MANAJEMEN KKG

Strategi Pemberdayaan dan Pengembangan KKG dalam Upaya Pembinaan Profesi Guru Sekolah Dasar PENGEMBANGAN MANAJEMEN KKG PENGEMBANGAN MANAJEMEN KKG A. RASIONAL Perubahan paradigma pendidikan di era globalisasi ini mengharuskan adanya perubahan pola pikir (mindset) dan pola tindak (actionset) bagi guru terutama dalam mengimplementasikan

Lebih terperinci

KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG. Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel :

KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG. Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel : KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel : halimatussakdiahnst11@gmail.com ABSTRAK Analisis awal pada 2016 (Januari s.d Maret) terhadap 36 orang

Lebih terperinci

MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ( ILMPI ) PSIKOLOGI BERSATU DEMI NUSANTARA

MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ( ILMPI ) PSIKOLOGI BERSATU DEMI NUSANTARA GARIS BESAR HALUAN KERJA PERIODE 2014-2015 BAB I PENDAHULUAN I. Pengertian Garis-garis Besar Haluan Kerja Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) adalah pedoman dalam melaksanakan pola yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, maupun pemerintah pada era reformasi ini (Suyanto, 2003:17).

BAB I PENDAHULUAN. negara, maupun pemerintah pada era reformasi ini (Suyanto, 2003:17). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan penting bagi setiap manusia, negara, maupun pemerintah pada era reformasi ini (Suyanto, 2003:17). Karena penting, pendidikan

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION Mitra Matraman, Jl. Matraman Raya No. 148 Blok A2/18, Jakarta 13150. Telp. 85918064, Fax 85918065

Lebih terperinci

Memuat konsep-konsep yang terkait dengan kurikulum sekolah.

Memuat konsep-konsep yang terkait dengan kurikulum sekolah. TELAAH KURIKULUM DOC. 1 BAGIAN AWAL A. Cover Deskripsi 1. Ada logo sekolah. 2. Terdapat judul yang tepat (Kurikulum Sekolah dan Tahun Pelajaran) 3. Menulis alamat sekolah dengan lengkap B. Lembar Pemberlakuan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Oleh : Muh. Khamim N I M : Q

Oleh : Muh. Khamim N I M : Q EFEKTIVITAS PROGRAM KKG DI KECAMATAN KARANGTENGAH KABUPATEN DEMAK TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna

Lebih terperinci

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat

Lebih terperinci

panduan dasar dalam melaksanakan program kerja, a. Isi program kerja PGRI dalam meningkatkan profesionalisme guruguru,

panduan dasar dalam melaksanakan program kerja, a. Isi program kerja PGRI dalam meningkatkan profesionalisme guruguru, 154 BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pada analisis data penelitian yang dipaparkan dalam Bab IV, berikut disajikan kesimpulan penelitian yang sekaligus merupakan jawaban atas

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 20 TAHUN 2005

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 20 TAHUN 2005 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 20 TAHUN 2005 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di SDN 2 Botumoputi kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di SDN 2 Botumoputi kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan hasil A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian otonomi kepala sekolah dalam pengembangan mutu pembelajaran di SDN 2 Botumoputi kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Guna meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Guna meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Guna meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan di Indonesia, pemerintah telah meluncurkan berbagai kebijakan, salah satunya yang saat ini sedang hangat dibicarakan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben - 2-3. 4. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil KKG Gugus Ahmad Yani Kelompok Kerja Guru (KKG) Ahmad Yani Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang adalah organisasi profesi yang merupakan wadah untuk menghimpun dan membina

Lebih terperinci

TAHUN : 2005 NOMOR : 02 TENTANG AKREDITASI SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

TAHUN : 2005 NOMOR : 02 TENTANG AKREDITASI SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2005 NOMOR : 02 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 564 TAHUN 2005 TENTANG AKREDITASI SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat Naskah Soal Ujian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Petunjuk: Naskah soal terdiri atas 7 halaman. Anda tidak diperkenankan membuka buku / catatan dan membawa kalkulator (karena soal yang diberikan tidak

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1. Pengertian

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1. Pengertian 19 ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian (1) IPI (dibaca i-pe-i); (2) IPI adalah wadah berkumpulnya para pustakawan dan pemerhati perpustakaan dalam

Lebih terperinci

FORM EDS KEPALA SEKOLAH

FORM EDS KEPALA SEKOLAH FORM EDS KEPALA SEKOLAH NAMA : Nuptk : 1. KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... 2. KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden Penelitian ini dilaksanakan di sekolah dasar (SD) yang tergabung dalam Gugus Diponegoro Kecamatan Dempet Kabupaten Demak. Di Gugus Maju terdapat 7

Lebih terperinci

BABV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sebelumnya, maka simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BABV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sebelumnya, maka simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: BABV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ~Simpulan Berdasarkan paparan data dan basil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: Pelaksanaan supervisi

Lebih terperinci

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BIMA TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TRANSMIGRASI KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN KEGIATAN

RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN KEGIATAN RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN KEGIATAN KKG dan MGMP LAMPIRAN 1 CONTOH INSTRUMEN EVALUASI DIRI ANGGOTA KKG/MGMP *) DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi suatu negara (Sagala, 2006).

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISTILAH

DAFTAR ISI DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI DAFTAR ISTILAH KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR ISTILAH... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 4 C. Tujuan... 4 D. Hasil yang diharapkan... 5 E. Tantangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Rencana Strategis BKPSDM Kab. Pessel Tahun

KATA PENGANTAR. Rencana Strategis BKPSDM Kab. Pessel Tahun KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas karunia, taufik dan hidayah-nya Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Pesisir Selatan dapat menyusun

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DAN MEKANISME PENGGALIAN SUMBANGAN SUKARELA DARI MASYARAKAT KATEGORI MAMPU DALAM IKUT MEMBANTU PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Profil Gugus Untung Suropati Gugus Untung Suropati merupakan satu gugus yang berada di Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. Gugus Untung Suropati berpusat di SD

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2005

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2005 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2005 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS PENGELOLA KEUANGAN DAN KEKAYAAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Secara keseluruhan menunjukkan bahwa persepsi guru yang belum sertifikasi

Lebih terperinci

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r Oktober 2011 Tata Kerja Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi S u r a b a y a, O k t o b e r 2 0 1 1 Daftar Isi Mukadimah BAB I Nama, Waktu dan Kedudukan Pasal 1 Nama Pasal 2 Waktu Pasal 3 Kedudukan

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU Alamat Kantor : JL. Panglima Batur No.1 Telp.(0511) Fax. (0511) Banjarbaru Kalsel

WALIKOTA BANJARBARU Alamat Kantor : JL. Panglima Batur No.1 Telp.(0511) Fax. (0511) Banjarbaru Kalsel WALIKOTA BANJARBARU Alamat Kantor : JL. Panglima Batur No.1 Telp.(0511) 4774269 Fax. (0511) 4774269 Banjarbaru Kalsel PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS KEPALA DINAS,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berwenang menetapkan dokumen perencanaan. Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN 2004) yang kemudian

I. PENDAHULUAN. berwenang menetapkan dokumen perencanaan. Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN 2004) yang kemudian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perencanaan pembangunan untuk Negara berkembang, termasuk Indonesia, masih mempunyai peranan yang sangat besar sebagai alat untuk mendorong dan mengendalikan proses pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN PEREMPUAN LINTAS PROFESI INDONESIA (PPLIPI)

PERHIMPUNAN PEREMPUAN LINTAS PROFESI INDONESIA (PPLIPI) PERHIMPUNAN PEREMPUAN LINTAS PROFESI INDONESIA (PPLIPI) ANGGARAN dasar (ad) BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Organisasi Nama organisasi ini adalah Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi

Lebih terperinci

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Arsitek sebagai warga negara yang sadar akan panggilan untuk memelihara pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan serta peradaban manusia, senantiasa belajar

Lebih terperinci

HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA

HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL VI HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN (HAKLI) NOMOR : VI/MUNAS VI/HAKLI/2015 TENTANG ANGGARAN DASAR HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA (HAKLI) DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG - 1 - PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Sebagai

Lebih terperinci

VI. EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

VI. EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN VI. EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengembangan kapasitas pendidikan dan pelatihan berbasis pelayanan dan pemberdayaan publik pada UPT Provinsi Riau disusun bersasarkan hasil analisis terhadap

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR. SURAT KETETAPAN No. 003/TAP SI/DPM-H IPB/II/2014

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR. SURAT KETETAPAN No. 003/TAP SI/DPM-H IPB/II/2014 SURAT KETETAPAN No. 003/TAP SI/DPM-H IPB/II/2014 Tentang TATA KERJA Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Periode 2013/2014 Mengingat: 1. Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

MUKADDIMAH. Forum Pimpinan Fakultas Bidang Ilmu Pertanian PTM se Indonesia (FPF-BIP PTM) mempunyai:

MUKADDIMAH. Forum Pimpinan Fakultas Bidang Ilmu Pertanian PTM se Indonesia (FPF-BIP PTM) mempunyai: MUKADDIMAH Dalam rangka menunjang pencapaian sasaran pembangunan pertanian (Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kehutanan dan Teknologi Pertanian), diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas untuk mengelola

Lebih terperinci

Berdasarkan hasil temuan penelitian temngkap bahwa pelaksanaan. biasa telah berjalan dan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan yang ada,

Berdasarkan hasil temuan penelitian temngkap bahwa pelaksanaan. biasa telah berjalan dan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan yang ada, BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan berikut ini didasarkan atas hasil penelitian, dan pembahasan, serta kajian kepustakaan yang relevan dan temuan selama penelitian berlangsung.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 99 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KOTA PEKANBARU DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini karena

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebagai perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang memberikan landasan bagi berbagai bentuk perencanaan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM PEMBUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Bahwa salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah

Lebih terperinci

IKA FIA UB GARIS BESAR ATURAN ORGANISASI IKATAN ALUMNI FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

IKA FIA UB GARIS BESAR ATURAN ORGANISASI IKATAN ALUMNI FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA GARIS BESAR ATURAN ORGANISASI IKATAN ALUMNI FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 STATUS ANGGOTA 1. Anggota IKA FIA UB terdiri dari: a. Anggota Biasa b. Anggota Luar

Lebih terperinci