TERM OF REFERENCE ( TOR ) FLAME SCANNER PLTU PAITON

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TERM OF REFERENCE ( TOR ) FLAME SCANNER PLTU PAITON"

Transkripsi

1

2

3

4 I. Pendahuluan Nama program Klasifikasi program : Retrofit Flame Scanner pada PLTU Paiton : Mutu dan keandalan Lokasi : PLTU Paiton unit 2 Kapasitas : Masing-masing 400 MW Sumber dana : Anggaran Operasi Unit 2 tahun 2017 II. Latar belakang Boiler PLTU Paiton unit 2 merupakan tipe coal fired Boiler, yang terdiri dari 5 elevasi, yaitu elevasi AA, AB, BC, CD, dan DE, yang mana setiap elevasi telah terpasang sistem pengindraan api (flame sensing), untuk mendeteksi api dari pembakaran batubara di ruang bakar Boiler. Pada setiap elevasi, terdiri dari 4 buah sensor Flame Scanner yang terletak di masing-masing sudut atau corner ruang bakar. Flame Scanner merupakan perangkat sensor api yang berfungsi untuk mengetahui apakah telah terjadi proses pembakaran pada coal burner atau tidak. Flame Scanner merupakan bagian penting dari safety Boiler, yaitu untuk mengidentifikasi potensi bahaya flame out, yaitu kondisi pengapian telah berhenti atau mati, namun penambahan atau semburan bahan bakar (batu bara) terus berlangsung. Kondisi tersebut dapat menyebabkan ledakan di Boiler, sehingga Flame Scanner berperan penting untuk memastikan safety dalam pengoperasian Boiler. Oleh karena itu, Flame Scanner yang terpasang harus memiliki kehandalan yang tinggi. Flame sensing system yang terpasang saat ini merupakan Flame Scanner dengan SafeScan-II processing unit, yang mana komponen-komponen Flame Scanner tersebut telah memasuki fase classic, yakni jaminan ketersediaannya sudah tidak 100% lagi (akan memasuki fase obsolete). Demikian pula SafeScan-II processing unit, dimana komponen elektroniknya telah obsolete, yakni sudah tidak diproduksi lagi, sehingga sudah tidak ada jaminan ketersediaan spare part dari manufaktur. Oleh karena itu, untuk mempertahankan dan meningkatkan keandalan flame sensing system, maka diperlukan penggantian flame sensing system PLTU Paiton unit 2 agar keamanan pengoperasian Boiler tetap terjaga. 1

5 III. Maksud dan Tujuan Sasaran pelaksanaan kegiatan penggantian Flame Scanner ini adalah untuk mendapatkan flame sensing system terbaru yang lebih handal, serta didukung oleh ketersediaan sparepart. Adapun tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah: 1. Memperbaharui flame sensing system dengan sistem terbaru yang memiliki teknologi yang lebih modern. Selain dapat memonitor flame selama berlangsungnya pengoperasian PLTU, flame sensing system yang baru juga harus dilengkapi dengan trend data kondisi flame untuk memonitor kondisi operasi. 2. Memperbaharui flame sensing system yang lebih berkualitas serta memenuhi kebutuhan jangka panjang operasi dan pemeliharaan, yang didukung oleh ketersediaan suku cadang dan teknis dari manufaktur untuk 12 tahun ke depan. IV. Kondisi Existing 4.1. Desain Existing a. Tipikal Lokasi Penempatan dan Logic Operasi Flame Scanner Eksisting Gambar 1.1 Tipikal Lokasi Penempatan Flame Scanner 2

6 Flame Scanner terpasang pada 5 elevasi dan 4 corner (total ada 20 buah). Sesuai Gambar 1.1 di atas, penempatan Flame Scanner sedemikian hingga : 1. Mampu mendeteksi pengapian dari bahan bakar gas, minyak dan batubara. 2. Mampu Mendeteksi Pengapian dari bahan bakar batubara di masing masing elevasi pada posisi pengapian corner atas dan bawahnya, Contoh : Flame Scanner pada Elevasi DE, mampu mendeteksi pengapian dari Mill D dan E, Flame Scanner pada Elevasi CD, mampu mendeteksi pengapian dari Mill C dan D, dan seterusnya. 3. Dapat membedakan pengapian pada sudut atau Corner Flame Scanner yang terpasang dengan corner yang lain. Misal Pengapian pada elevasi DE Corner 2 mati, maka sinyal dari Flame Scanner pada Elevasi DE Corner 2 juga harus menunjukkan sinyal pengapian Low (di bawah threshold), jadi tidak membaca sinyal dari pengapian corner yang lain (misalnya : corner 1, 3 atau 4) di elevasi yang sama. 4. Secara proteksi, Flame Scanner di satu elevasi yang sama mampu men-sensing pengapian hingga mencapai nilai thresholdnya minimal 2 dari 4 corner yang ada. Nilai threshold ini nantinya akan dikalibrasi untuk memastikan benar benar terdapat pengapian di masing masing corner. Dalam satu elevasi, jika ada 3 corner flame scanner yang gagal men-sensing api, maka elevasi tersebut dinyatakan tidak ada pengapian, dan jika pada semua elevasi mengalami demikian, maka Boiler harus trip. 5. Ketika dioperasikan Mill E saja, maka Flame Scanner akan mendeteksi ada pengapian di elevasi DE. 6. Ketika dioperasikan Mill D saja, maka Flame Scanner akan mendeteksi ada pengapian di elevasi CD dan DE. 7. Ketika dioperasikan Mill C dan Mill D saja, maka Flame Scanner akan mendeteksi ada pengapian di elevasi BC, CD, dan DE. 8. Ketika dioperasikan Mill B, Mill C dan Mill D, maka Flame Scanner akan mendeteksi ada pengapian di elevasi AB, BC, CD dan DE. 9. Ketika dioperasikan Mill A, Mill B, Mill C, dan Mill D, maka Flame Scanner akan mendeteksi ada pengapian di elevasi AA, AB, BC, CD dan DE. b. Part Sensor Flame Scanner dan Parameter Operasinya. Berikut part sensor Flame Scanner existing yang terpasang di lokal (tabel 3.1). Dimasing masing corner telah dilengkapi line udara untuk sealing dan cooling scanner head untuk menjaga temperatur tetap dibawah 149 o C. Cooling Air Flow Tiap Scanner adalah minimal 3

7 sebesar m 3 /det pada temperatur 49 0 C. Sedangkan tekanan manifold udara pada scanner guide pipe harus 152 mm H 2 O di atas tekanan furnace pada semua kondisi operasi. Tabel 3.1. Part pada Sensor Flame Scanner c. Signal Conditioning Pada panel signal conditioning existing, telah ada power supply 125 VAC dan unit pengolah sinyal logic flame 2/4, yaitu output logic akan bernilai 1 jika minimal 2 dari 4 flame scanner dalam satu elevasi telah mencapai threshold terjadi pengapian. Jika logic 2/4 tidak tercapai maka logic menjadi 0 (tidak ada pengapian dalam satu elevasi). Logic ini dikirim ke BMS (Boiler Management System) sebagai sinyal proteksi Boiler dan sebagai indikasi alarm Elev Flame X Fault (X merupakan Elevasi AA, AB, BC, CD dan DE). 4

8 Tabel 3.2. Part pada Signal Conditioning d. HMI HMI hanya berupa Meter Analog yang mendeteksi kekuatan pengapian yang dinyatakan dalam presentase % (sinyal 4 20 ma) untuk masing masing elevasi dan corner Problem Flame Scanner Existing Komponen elektronik (card/modul) SafeScan-II processing unit telah obsolete dan saat ini PT PJB UP Paiton sudah tidak memiliki spare card/modul SafeScan-II processing unit karena sudah tidak tersedia di pasaran. Hal ini sangat beresiko, jika terjadi kegagalan pada flame sensing system karena kerusakan card/modulsafescan-ii processing unit, yang berakibat pada keamanan pengoperasian Boiler. Akurasi flame sensing system dalam memonitor penyalaan atau flame pada coal burner kondisi eksisting kurang baik karena kurang mampu membedakan antara flame yang berasal dari corner-nya atau corner yang lain. Selain itu diperlukan trending data kondisi flame untuk memonitor kondisi operasi yang saat ini tidak dimiliki oleh existing flame sensing system. 5

9 V. Scope Retrofit ( Material ) 5.1. Pengadaan Complete Set Sistem Flame Scanner a. Sensing Element (Tiap-tiap corner) : Sensing Elemen harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Mampu mendeteksi Flame UV dan IR secara simultan. Selain Itu terdapat juga setting untuk filter High Pass dan Low Pass sinyal UV dan IR. 2. Ambient Temperatur minimal 60 0 C. Untuk mengkondisikan pada temperatur ini, kondisi existing telah terpasang line cooling yang bisa dimodifikasi, disesuaikan dengan support sensor yang baru. 3. Instalasi bisa plug and play secara cepat. 4. Kalibrasi bisa dilakukan secara otomatis, termasuk juga memiliki fitur auto gain dan filter. 5. Dapat di-ajust secara penuh dan dapat di-program dengan mudah. 6. Mempunyai fitur Electronik Self Checking sebagai deteksi jika terjadi fault pada sistem elektroniknya 7. Tahan terhadap sinar X-Rays and Gamma. 8. Mempunyai fitur fuse yang bisa auto reset. 9. Aprroval NEMA 4x IP Mempunyai Output Analog (4 20 ma) dan Output Digital. Dilengkapi juga komunikasi Modbus via RS Include segala assesories sehingga bisa disesuaikan dengan kondisi existing. 12. Mempunyai Fitur yang mampu memantau temperatur processor sensor flame. 13. Sinyal flame failure bisa disetting waktunya. 14. Menggunakan Junction Box existing, namun dilakukan penggantian terminal dan pengecatan junction box. 15. Mempunyai element supporting/penyangga sensor atau bisa dimodifikasi sehingga adaptasi dengan lubang/tapping point sensor eksisting. 16. Sinyal yang dikirim ke Panel Sinyal Conditioning adalah : Sinyal Analog ( 4 20 ma), Sinyal Digital ( VDC ) dan Sinyal Komunikasi Modbus. Sinyal Analog akan disalurkan ke DCS, Sinyal Digital difungsikan untuk pengolahan logic 2/4 dan disalurkan ke BMS. Sedangkan sinyal komunikasi modbus disalurkan ke PC sebagai monitoring Flame bagi Operator CCR dan sebagai EWS bagi maintenance Intrument kontrol. 6

10 17. Kabel di masing-masing corner existing sejumlah 2 pair. Untuk Sinyal Digital dapat menggunakan kabel ini. Sedangkan untuk kabel analog ( 4-20 ma) dan kabel serial RS 485 include dalam project ini (disediakan oleh kontraktor). b. Signal Conditioning 1. Proses singnal conditioning menggunakan panel yang lama/eksisting. 2. Jika Tidak ada fasilitas pengolah logic 2/4, maka proses pengolahan signal nya menggunakan relay mekanis. Material Relay, Kabel dan Terminal include dalam project ini. 3. Signal conditioning harus mampu terkoneksi dan berkomunikasi dengan BMS (Boiler Management System) eksisting. 4. Power supply bisa menggunakan exsisting, yaitu 220 VAC. Untuk kebutuhan power supply yang lain,misal 125 VDC, 24 VDC dsb, maka diperlukan converter yang include dalam project ini. Untuk Power Supply Relay disyaratkan menggunakan tegangan DC. c. HMI 1. Dilengkapi Software untuk tampilan HMI dan setting untuk Engineering Work Station (EWS). 2. Menggunakan Industrial PC Sebagai HMI dan sekaligus EWS. Spesifikasi PC terlampir. 3. Sinyal Flame ke PC menggunakan komunikasi modbus serial via RS485. Material kabel serial Modbus include dalam project ini (disediakan oleh kontraktor). 4. Proses Tuning, Kalibrasi dan Monitoring dilakukan pada PC yang ditempatkan di CCR. VI. Scope Pekerjaan Pekerjaan Retrofit Flame Scanner adalah pekerjaan turnkey dimana seluruh pekerjaan enjiniring, pengadaan material, pemasangan, comisioning, training dan dokumentasi menjadi tanggung jawab kontraktor. Scope pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut, namun tidak terbatas pada : 6.1 Pekerjaan engineering a. Pengambilan data, yaitu : dimensi support Head flame, dimensi dan bentuk terminal di juction box lokal, alokasi kabel yang dibutuhkan, alokasi dan jenis, serta jumlah relay yang dibutuhkan (jika tidak dilengkapi unit pengolah logic 2/4). 7

11 b. Mendesain dan drawing 2 dimensi penempatan flame scanner yang akan dipasang beserta assesorisnya sebanyak 5 elevasi dan 4 corner (Drawing Ke-1). c. Mendesain dan drawing 3 dimensi (As Built Drawing) penempatan flame scanner yang akan dipasang sebanyak 5 elevasi dan 4 corner (Drawing Ke-2). d. Mendesain dan drawing wiring diagram dari field instrument ke terminal pada junction box dan dari terminal hingga ke Panel Signal Conditioning (Drawing Ke-3). e. Mendesain dan drawing wiring logic 2/4 (jika tidak dilengkapi unit pengolah logic 2/4) (Drawing Ke-4). f. Seluruh drawing harus sudah selesai dan telah di approve sebelum dilakukan FAT. Selanjutnya dilakukan sharing knowledge dengan bidang engineering, rendalhar dan Maintenance Kontrol Instrument PT PJB UP Paiton mengenai hasil pekerjaan engineering sebelum pelaksanaan pekerjaan. 6.2 Pekerjaan disassembly a. Mematikan dan melepas kabel power supply di panel sinyal conditioning existing dan dilakukan tagging serta isolasi. b. Melepas semua module sinyal conditioning existing (demolish). c. Melepas kabel instrument pada terminal junction box di lokal dengan memberi tagging kabel. d. Melepas Head Flame Scanner di masing masing corner dan elevasi. 6.3 Pekerjaan assembly a. Memasang Head Flame Scanner di masing masing corner dan elevasi. b. Menyambung kabel dari Head Flame Scanner ke Junction Box (JB ) Lokal di masing masing corner dan elevasi. c. Memberikan Tagging Kabel Analog, Digital dan Serial RS 485 di terminal JB. d. Menarik dan Menyambung kabel Analog dan Serial RS 485 dari Junction box lokal ke Panel Signal Conditioning. e. Memberikan Tagging Kabel Analog, Digital dan Serial RS 485 di terminal Panel, sesuai dengan tagging di JB lokal. f. Memasang module sinyal conditioning yang baru. Jika tidak menggunakan module ini, maka akan digantikan relay mekanis. Memasang Relay mekanis pada din rail serta menyambung koneksi kabel sehingga membentuk logic 2/4. g. Menyambung Kabel Output Logic 2/4 ke BMS. h. Menyambung Kabel Output Analog Ke DCS. b. Penormalan power supply kembali. c. Test offline Logic 2/4 (sinyal di jumper). d. Setting dan kalibrasi sinyal UV dan IR. e. Setting Threshold Pengapian On dan Off. 8

12 6.4 Materi training a. Metode penggantian/pemasangan Flame Scanner baru. b. Prinsip kerja Flame Scanner. c. Tuning dan Setting treshold UV dan IR. d. Trouble shooting. 6.5 Pekerjaan Komisioning Dilakukan Saat proses firing hingga beban mencapai 400 MW, Hal hal yang dilakukan adalah sebagai Berikut : 1. Setting Nilai Zero dan Span untuk Flame UV dan IR. 2. Setting / adjust threshold Flame UV dan IR saat Ada pengapian di masing vvvvvvvvvmasing corner dan elevasi. 6.6 Dokumentasi Pihak pelaksana pekerjaan harus menyerahkan dokumentasi dalam bahasa indonesia paling lambat dua minggu setelah commissioning selesai yang meliputi : a. Dokumentasi hasil desain enjinering b. Dokumentasi hasil Commisioning c. Lampiran drawing dan schematic diagram sesuai point 6.1 b, 6.1 c, 6.1 d dan 6.1 e d. Manual book/manual instruction e. Semua dokumen diatas di buat rangkap tiga untuk hardcopy dan satu VCD untuk softcopy VII. FAT dan Training FAT dan training dilakukan di tempat yang telah ditentukan dan di ikuti oleh tim dari PT PJB UP Paiton yang terdiri dari bidang pemeliharaan kontrol dan outage. Training terdiri dari 2 macam yaitu class room untuk teori dan on site training untuk prakteknya. Waktu pelaksanaan training class room dilakukan sebelum barang datang di gudang PT PJB UP Paiton. 7.1 FAT dipabrikan/perwakilan ( 3 orang untuk 3 hari ) 7.2 Training class room ( 14 orang dibagi 3 group untuk 3 hari ) 7.3 On site training ( 14 orang untuk 2 hari ) 7.4 Lokasi training pabrikan/perwakilan 7.5 Pemateri harus dari engineer vendor terkait 7.6 Semua biaya transportasi dari Paiton ke tempat tujuan dan sebaliknya ditanggung oleh pihak kedua. 7.7 Biaya SPPD masing-masing peserta training/fat ditanggung pihak kedua sesuai dengan standart SPPD PT PJB. 9

13 VIII. Jadual pelaksanaan pekerjaan Pelaksanaan pekerjaan dilakukan pada tahun 2017 saat unit #2 overhoul, maka diharapkan pelaksana pekerjaan nantinya benar-benar mempersiapkan semua scope pekerjaannya termasuk enjiniring, pengadaan material, konstruksi, komisioning, training dan dokumentasi sehingga waktu yang disediakan dapat dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Berikut rincian alokasi waktu sebagai berikut : 8.1 Pengiriman equipment dan material sampai gudang di PJB UP Paiton (franco) paling lambat 16 Minggu setelah penandatanganan kontrak. 8.2 Tahapan pekerjaan meliputi pekerjaan persiapan, pekerjaan utama, offline commisioning, online commisioning dan onsite training. 8.3 Pekerjaan persiapan, yang meliputi administrasi main power, mobilisasi tool, mobilisasi material dll,. Pekerjaan ini dimulai 15 hari kerja sebelum pelaksanaan pekerjaan utama dimulai (unit shutdown). 8.4 Pekerjaan utama dapat dimulai saat unit shutdown. Penyelesaian pekerjaan ini maksimum 20 hari kalender diluar scope onsite training. 8.5 Pekerjaan offline commisioning termasuk dalam pekerjaan utama Pekerjaan Online Commisioning dilakukan ketika unit start up (waktu tentative, mengikuti schedule firing). 8.7 Onsite training dapat dilakukan setelah online comissioning selesai dilaksanakan. 8.8 Final Report (Rangkap 3) + Soft Copy diserahkan 7 hari setelah proses onsite training dilaksanakan. IX. Pelaksana pekerjaan Karena pekerjaan yang dilakukan membutuhkan keahlian khusus, maka dibutuhkan pelaksana pekerjaan yang benar-benar expert dan berpengalaman dibidang ini. Untuk itu harus memenuhi syarat sebagai berikut : 9.1 Expert dibidang desain dan installation combustion Flame Scanner. 9.2 Expert dalam setting parameter dan troubleshooting flame ignition, serta familier dengan sistem kontrol Flame Scanner yang dibuktikan oleh curriculum vitae. 9.3 Menyediakan engineer / tenaga ahli dari vendor terkait untuk melakukan tuning (saat pelaksanaan). 9.4 Melampirkan jaminan garansi spare part dan dukungan teknis selama 15 tahun kedepan. 9.5 Melampirkan history vendor dan record pemasangan Flame Scanner sejenis di berbagai perusahaan. 10

14 9.6 Melampirkan schedule pekerjaan setelah memperoleh / diterbitkan surat penunjukan (SPK). 9.7 Mempunyai Pengalaman memasang Flame Scanner sejenis (sesuai spesifikasi yang ditawarkan) di beberapa perusahaan dibuktikan dengan dokumen terkait (Copy PO, dll). 9.8 Pelaksana pekerjaan wajib menangani limbah dan mengembalikan kondisi lingkungan seperti semula. X. Garansi Karena dalam scope pekerjaan ini banyak dibutuhkan desain baru, maka diperlukan garansi minimal satu tahun baik barang maupun jasa setelah seluruh penyelesaian pekerjaan diterima dan ditandatangani oleh tim pemeriksa pekerjaan jasa PT PJB UP Paiton. Paiton, 7 Juni 2016 Spv. Senior Rendal Outage Mengetahui, Spv. Senior Instrument dan Control Yang Menyiapkan, Assistant Engineer Instrument dan Control Wawan Suryanto Taufiqurrachman Hendrik Setiawan General Manager Menyetujui, Manager Pemeliharaan Abu Hasan Agus Prasetyo Utomo 11

PENGADAAN DAN PENGGANTIAN GEARBOX SAH #2B

PENGADAAN DAN PENGGANTIAN GEARBOX SAH #2B 00 Halaman : 1 dari 5 PENGADAAN DAN PENGGANTIAN GEARBOX SAH #2B I. MAKSUD DANA TUJUAN Term of Reference (TOR) ini dibuat untuk menjadi acuan dalam proses pengadaan berikut pemasangan Gearbox SAH tipe regenerative,

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PANITIA PENGADAAN BARANG / JASA PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON Nomor : 0626.PM/612/UPPTN/2017 TENTANG

PENGUMUMAN PANITIA PENGADAAN BARANG / JASA PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON Nomor : 0626.PM/612/UPPTN/2017 TENTANG PT PEMBANGKITAN JAWA BALI UNIT PEMBANGKITAN PAITON No. Dokumen : FMP-06.1.2.4.1 PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM No. Revisi : 00 FORMULIR Tgl. Berlaku : 06 Juli 2015 PENGUMUMAN PELELANGAN Halaman : 1 dari

Lebih terperinci

3WN DF66-1JA2-Z S21 + K02 Freq U i /U imp

3WN DF66-1JA2-Z S21 + K02 Freq U i /U imp TERM OF REFERENCE (TOR) Halaman : 1 dari 7 PENGADAAN & PEMASANGAN BREAKER PDC FLY ASH #2 PROGRAM RKAP 2017 A. LATAR BELAKANG & TUJUAN Circuit Breaker adalah peralatan penunjang pada unit pembangkit, alat

Lebih terperinci

: atmospheric air. : 1013 mbar abs. : mbar. : 3000 rpm (4800 rpm) : Max. 45 kw : 380 v, 50 Hz, 3 phase

: atmospheric air. : 1013 mbar abs. : mbar. : 3000 rpm (4800 rpm) : Max. 45 kw : 380 v, 50 Hz, 3 phase TERM OF REFERENCE (TOR) Halaman : 1 dari 7 I. Maksud dan Tujuan Term of reference (TOR) ini dibuat untuk menjadi acuan dalam proses pengadaan berikut pemasangan Economizer Ash blower type lobe positive

Lebih terperinci

PT PEMBANGKITAN JAWA BALI UNIT PEMBANGKITAN PAITON No. Dokumen : FMP

PT PEMBANGKITAN JAWA BALI UNIT PEMBANGKITAN PAITON No. Dokumen : FMP TERM OF REFERENCE (TOR) Halaman : 1 dari 7 PENGADAAN & PEMASANGAN MOTOR CONVEYOR F1 PROGRAM RKAP 2017 A. LATAR BELAKANG & TUJUAN PT PJB UP Paiton menggunakan bahan bakar batu bara dalam pengoperasiannya.

Lebih terperinci

TERM OF REFERENCE ( TOR ) Pemasangan Sensor Flow Line Extraction HPH 5, 6, 7 PLTU Paiton Unit 2

TERM OF REFERENCE ( TOR ) Pemasangan Sensor Flow Line Extraction HPH 5, 6, 7 PLTU Paiton Unit 2 I. Pendahuluan Nama Program : Pemasangan Flowmeter Line Extraction HPH Klasifikasi Program : Mutu dan Kehandalan Lokasi : PLTU Paiton unit 2 Kapasitas : 400 MW II. III. Latar Belakang HPH merupakan salah

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nomer :.. Tgl Terbit : 5 September 2013 Revisi :.. Halaman : 1 dari 7 UP PAITON

1. PENDAHULUAN. Nomer :.. Tgl Terbit : 5 September 2013 Revisi :.. Halaman : 1 dari 7 UP PAITON Halaman : 1 dari 7 PENGADAAN DAN PEMASANGAN ELEMENT AIR HEATER SAH ME #2 2017 1. PENDAHULUAN PT PJB Unit Pembangkitan Paiton memiliki dua buah unit PLTU yaitu PLTU unit 1 dan 2. Salah satu peralatan utama

Lebih terperinci

Online Retrofit Manajemen Relay Proteksi MV Switchgear Unit 2 Program RKAP 2017

Online Retrofit Manajemen Relay Proteksi MV Switchgear Unit 2 Program RKAP 2017 Online Retrofit Manajemen Relay Proteksi MV Switchgear Unit 2 Program RKAP 2017 A. PENDAHULUAN Nama Program : Retrofit Manajemen Relay Proteksi HV dan MV Swichtgear Unit 2 Klasifikasi Program : Mutu, Keandalan,

Lebih terperinci

ASSESMENT FIRE PROTECTION SYSTEM

ASSESMENT FIRE PROTECTION SYSTEM Halaman : 1/5 ASSESMENT FIRE PROTECTION SYSTEM A. LATAR BELAKANG & TUJUAN Beberapa kali terjadi gangguan fire protection salah kerja, dan mengakibatkan peralatan trip sehingga menganggu keahandalan unit.

Lebih terperinci

BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI

BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI 75 BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI Pada bab IV ada beberapa hal penting yang akan disampaikan terkait dengan perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, terutama mengenai penggantian,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water.

1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water. Halaman : 1 dari 5 1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water. 2. SPEKSIFIKASI : - Terlampir 3. SKOPE PEKERJAAN

Lebih terperinci

TERM OF REFERENCE JASA REPAIR GRINDING ROLL

TERM OF REFERENCE JASA REPAIR GRINDING ROLL Halaman : 1 dari 5 1. SCOPE PEKRJAAN : Jasa repair grinding roll di workshop sebanyak : 10 ea 2. DATA SPESIFIKASI : Gambar Dimensi Grinding Roll 3. PERSIAPAN PEKERJAAN : 3.1 Pelaksana pekerjaan memilih

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN MODIFIKASI

BAB III PEMBAHASAN MODIFIKASI BAB III PEMBAHASAN MODIFIKASI 3.1 Pembahasan Modifikasi Positioner Combustion Control Damper Dibawah ini adalah blok diagram combustion control damper pada level C boiler PLTU suralaya. Load + Error -

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Perancangan merupakan sebuah proses yang sangat menentukan untuk merealisasikan alat tersebut. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara mempelajari karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN Untuk pembahasan ini penulis menganalisa data dari lapangan yang berupa peralatan meliputi PCD, jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan

Lebih terperinci

1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard

1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard T.Wisnu Wardhana JKT0413/JF/S1/ELE/0296 I. BENAR SALAH (15 Soal) 1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard 2. IED berfungsi untuk melakukan remote control, telemetering, telesignal,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water.

1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water. Halaman : 1 dari 8 1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water. 2. SPEKSIFIKASI : - Terlampir 3. SKOPE PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah

BAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah BAB III PERANCANGAN 3.1. Perancangan Sistem Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah melakukan perancangan dengan memahami cara kerja alat atau sistem tersebut serta sifat dan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN, REALISASI, DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN, REALISASI, DAN METODOLOGI PENELITIAN 47 BAB III PERENCANAAN, REALISASI, DAN METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan dan realisasi dari otomatisasi platform secara elektrikal. Selain itu, akan dibahas juga jenis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para

Lebih terperinci

Retrofit AVR (Automatic Voltage Regulator) Unit 1

Retrofit AVR (Automatic Voltage Regulator) Unit 1 Retrofit AVR (Automatic Voltage Regulator) Unit 1 I. Pendahuluan PLTU Tidore merupakan salah satu pembangkit listrik yang dalam program FTP tahap I. Program tersebut direalisasikan untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KOMPONEN DASAR DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB IV KOMPONEN DASAR DCS

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PANITIA PENGADAAN BARANG / JASA PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON Nomor : 0476.PM/612/UPPTN/2017 TENTANG

PENGUMUMAN PANITIA PENGADAAN BARANG / JASA PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON Nomor : 0476.PM/612/UPPTN/2017 TENTANG PT PEMBANGKITAN JAWA BALI UNIT PEMBANGKITAN PAITON No. Dokumen : FMP-06.1.2.4.1 PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM No. Revisi : 00 FORMULIR Tgl. Berlaku : 06 Juli 2015 PENGUMUMAN PELELANGAN Halaman : 1 dari

Lebih terperinci

Setting Konfigurasi Fire Alarm Control Panel

Setting Konfigurasi Fire Alarm Control Panel Setting Konfigurasi Fire Alarm Control Panel Master Control Fire Alarm baik yang conventional maupun yang addressable harus di lakukan seting dan konfigurasi sebelum di lakukan komisioning test hal ini

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL No. 11 / Tahun VI. April 2013 ISSN 1979-2409 IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Akhmad Saogi Latif Pusat Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport

FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA Elektronika Bandara Kualanamu International Airport Definisi Fire Alarm System Fire alarm system adalah suatu system terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PELELANGAN TERBUKA Nomor : 022.Pm / 612 / SCM / 2017

PENGUMUMAN PELELANGAN TERBUKA Nomor : 022.Pm / 612 / SCM / 2017 g ^^1^15^ DIVISI SUPPLY CHAIN MANAGEMENT St ^^ipk PT PEMBANGKITAN JAWA-BALI *T" TM^J JL, Ketintang Baru No, 11, Surabaya, Telp (031) 8283180, Fax (031) 8294464 PENGUMUMAN PELELANGAN TERBUKA Nomor : 022.Pm

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KOMPONEN DASAR DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB III KOMPONEN DASAR DCS

Lebih terperinci

PT PEMBANGKITAN JAWA BALI UNIT PEMBANGKITAN PAITON No. Dokumen : FMP

PT PEMBANGKITAN JAWA BALI UNIT PEMBANGKITAN PAITON No. Dokumen : FMP TERM OF REFERENCE (TOR) Halaman : 1 dari 5 1. Pendahuluan Nama Program : Remaining Life Assesment Motor FD fan, PA fan, ID fan #2 Klasifikasi Program : Keandalan Lokasi : PLTU UP Paiton Unit 2 Sumber Dana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 PLC (Programmable Logic Controller) Pada sub bab ini penulis membahas tentang program PLC yang digunakan dalam system ini. Secara garis besar program ini terdiri

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Perancangan sistem PLC web server sebagai sistem kontrol coal crushing plant merupakan sistem yang mampu mengontrol dan memberikan informasi keadaan plant secara real-time,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN SISTEM BAB III PERECAAA SISTEM Perencanaan system control dan monitoring rumah ini untuk memudahkan mengetahui kondisi lingkungan rumah pada titik - titik tertentu serta dapat melakukan pengendalian. Dimulai

Lebih terperinci

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL 82 BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL Analisa rangkaian kontrol pada rangkaian yang penulis buat adalah gabungan antara rangkaian kontrol dari smart relay dan rangkaian kontrol konvensional yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan pada mesin boiler satu burner dengan dua bahan bakar natural gas dan solar bekapasitas

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON 162 ISSN 0216-3128 I. Wayan Widiana, dkk. RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON I. Wayan Widiana, Cahyana a., Artadi Heru

Lebih terperinci

Alat Pengukur Level Air

Alat Pengukur Level Air Alat Pengukur Level Air Deskripsi Sistem ini terdiri dari Bagian Controller, Bagian Sensor dan Bagian GSM Modem di mana Bagian controller berfungsi mendeteksi kondisi sensor dan mengirimkan kondisi tersebut

Lebih terperinci

USER MANUAL LAMPU TAMAN OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

USER MANUAL LAMPU TAMAN OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA USER MANUAL LAMPU TAMAN OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2010/2011 CREW 2 CREW 11240/102.EI

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM KONTROL DCS

APLIKASI SISTEM KONTROL DCS APLIKASI SISTEM KONTROL DCS Disampaikan oleh: ADI PUTRANTO UPTD BALAI LATIHAN KERJA (BLK) DEMAK - JAWA TENGAH Presentation Objective Pengertian DCS Fungsi Utama DCS Konstruksi DCS Hardware DCS Sistem Kerja

Lebih terperinci

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. BAB IV SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. 4.1 Sensor Proximiti Sensor Proximiti adalah alat pendeteksi yang bekerja berdasarkan jarak

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III RANCANG BANGUN 26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,

Lebih terperinci

DQI-03 DELTA ADC. Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC. Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi

DQI-03 DELTA ADC. Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC. Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi DQI-03 DELTA ADC Spesifikasi : Resolusi 10 bit 12 Ch ADC USB/RS232 Interface Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi Delta subsystem protokol

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PANITIA PENGADAAN BARANG / JASA PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON Nomor : 0291.PM/612/UPPTN/2017 TENTANG

PENGUMUMAN PANITIA PENGADAAN BARANG / JASA PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON Nomor : 0291.PM/612/UPPTN/2017 TENTANG PT PEMBANGKITAN JAWA BALI UNIT PEMBANGKITAN PAITON No. Dokumen : FMP-06.1.2.4.1 PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM No. Revisi : 00 FORMULIR Tgl. Berlaku : 06 Juli 2015 PENGUMUMAN PELELANGAN Halaman : 1 dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri, dituntut suatu teknologi yang mampu menghasilkan peralatan yang dapat menyelesaikan segala permasalahan industri dan mempermudah manusia dalam

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA Lampiran Addendum II Nomor : 468/LL/KCJ/BA/II/2015, tanggal 23 Februari 2015 SEBELUMNYA I. Latar Belakang KERANGKA ACUAN KERJA TERM OF REFERENCE Untuk memenuhi standar Peraturan Menteri NO KM 42 Tahun

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT 1.1 Sistem Proteksi Suatu sistem proteksi yang baik diperlukan pembangkit dalam menjalankan fungsinya sebagai penyedia listrik untuk dapat melindungi

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU PROYEK PROJECT QUALITY CONTROL

PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU PROYEK PROJECT QUALITY CONTROL PT. MEGA PERSADA INDONESIA Mechanical Electrical and HVAC Contractor PENGENDALIAN MUTU PROYEK No. Dokumen MPI-PM-13 No. Revisi 01 Tanggal Berlaku 29 Agustus 2014 Jabatan Nama Tanda Tangan Disusun Oleh

Lebih terperinci

USER MANUAL KERAN AIR OTOMATIS MATA DIKLAT : ELEKTRONIKA INDUSTRI ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG

USER MANUAL KERAN AIR OTOMATIS MATA DIKLAT : ELEKTRONIKA INDUSTRI ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG USER MANUAL KERAN AIR OTOMATIS MATA DIKLAT : SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 CREW 2 CREW ESA KURNIAWAN NIS : 11246/108.EI DAFTAR ISI 3 DAFTAR ISI 1. Keran Air Otomatis... 4

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan menggunakan PLC FX series, 3 buah memori switch on/of sebagai input, 7 buah pilot lamp sebagai output

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.. 1 II. SPESIFIKASI TEKNIK.... 2 III. KETERANGAN ALAT.. 3 IV. PEMASANGAN UPS 3 V. PROSES PENGETESAN UPS.. 4 VI. CARA MENGOPERASIKAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN BANGUN INTEGRASI FIRE & GAS TERHADAP EMERGENCY SHUTDOWN SYSTEM BERBASIS PLC.

BAB III PERANCANGAN BANGUN INTEGRASI FIRE & GAS TERHADAP EMERGENCY SHUTDOWN SYSTEM BERBASIS PLC. BAB III PERANCANGAN BANGUN INTEGRASI FIRE & GAS TERHADAP EMERGENCY SHUTDOWN SYSTEM BERBASIS PLC. Pada bab ini berisikan tentang pembuatan rancang bangun fire and gas yang berintegrasi dengan emergency

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Tujuan Pengujian Pengujian yang akan dilakukan untuk mengetahui apakah sistem sudah berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pengujian dilakukan pada beberapa

Lebih terperinci

MODIFIKASI SISTEM PLC S5 KE S7 PADA KONVEYOR JALUR 1 HOTCELL IRM

MODIFIKASI SISTEM PLC S5 KE S7 PADA KONVEYOR JALUR 1 HOTCELL IRM MODIFIKASI SISTEM PLC S5 KE S7 PADA KONVEYOR JALUR 1 HOTCELL IRM Helmi Fauzi R, Antonio Gogo, Supriyono, Purwanta Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Email: helmi_fauzi@batan.go.id ABSTRAK MODIFIKASI

Lebih terperinci

27 Gambar 3.2 Rangkaian Sistem Monitoring Cara kerja keseluruhan sistem ini dimulai dari rangkaian catu daya sebagai power atau daya yang akan disalur

27 Gambar 3.2 Rangkaian Sistem Monitoring Cara kerja keseluruhan sistem ini dimulai dari rangkaian catu daya sebagai power atau daya yang akan disalur BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Sistem Monitoring Secara umum sistem kerja alat monitoring mesin terdiri dari 3 blok sistem yakni blok input mesin, blok control dan blok output sistem. Dapat digambarkan dengan

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI FUNGSI DAN CARA KERJA DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB III FUNGSI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai sistem

BAB I PENDAHULUAN. industri menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kebutuhan manusia akan energi semakin berkembang seiring dengan semakin pesatnya perkembangnya teknologi, berbagai penemuan terbaru yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

Teknik Otomasi [PengenalanPLC]

Teknik Otomasi [PengenalanPLC] Teknik Otomasi [PengenalanPLC] Eka Maulana, ST., MT., M.Eng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya RuanglingkupAplikasiPLC PLC Programmable Logic Controller diperkenalkan pertamakali pada1969 olehrichard

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam suatu perancangan sistem, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan prinsip kerja dari suatu sistem yang akan dibuat. Untuk itu perlu disusun

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang

Lebih terperinci

LAPORAN SURVEI KAJIAN SIMULASI CFD PADA BOILER PLTU JERANJANG UNIT 3

LAPORAN SURVEI KAJIAN SIMULASI CFD PADA BOILER PLTU JERANJANG UNIT 3 2016 LAPORAN SURVEI KAJIAN SIMULASI CFD PADA BOILER PLTU JERANJANG UNIT 3 PT PLN (Persero) PUSHARLIS PUSAT PEMELIHARAAN KETENAGALISTRIKAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PLTU Jeranjang merupakan pembangkit

Lebih terperinci

USER MANUAL ALARM ANTI MALING MENGGUNAKAN LASER MATA DIKLAT : SISTEM KENDALI ELEKTRONIKA

USER MANUAL ALARM ANTI MALING MENGGUNAKAN LASER MATA DIKLAT : SISTEM KENDALI ELEKTRONIKA USER MANUAL ALARM ANTI MALING MENGGUNAKAN LASER MATA DIKLAT : SISTEM KENDALI ELEKTRONIKA SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2010/2011 CREW

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Alat yang dibuat ini berfungsi untuk membuat udara menjadi lebih bersih, jernih dan sehat serta terbebas dari bakteri yang terkandung di udara, hal ini secara tidak langsung

Lebih terperinci

TOR PENGGANTIAN CONTROL VALVE NORMALLY AUXILARY STEAM #1 (AS006)

TOR PENGGANTIAN CONTROL VALVE NORMALLY AUXILARY STEAM #1 (AS006) TERM OF REFERENCE (TOR) Halaman : 1 dari 7 TOR PENGGANTIAN CONTROL VALVE NORMALLY AUXILARY STEAM #1 (AS006) A. Latar Belakang Auxuliary steam, berdasarkan istilahnya berarti uap bantu. Uap/steam disini

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Krakatau Steel merupakan suatu perusahaan yang memproduksi baja dengan produk yang dihasilkan berupa Hot Roll Coil, Cold Roll Coil dan Wire Rod. Dalam prosesnya,

Lebih terperinci

I.148 PEMBANGUNAN STASIUN PEMANTAU CUACA UNTUK MENDUKUNG PUSAT DATA PENGELOLAAN LINGKUNGAN. Devi Munandar, S.Kom

I.148 PEMBANGUNAN STASIUN PEMANTAU CUACA UNTUK MENDUKUNG PUSAT DATA PENGELOLAAN LINGKUNGAN. Devi Munandar, S.Kom I.148 PEMBANGUNAN STASIUN PEMANTAU CUACA UNTUK MENDUKUNG PUSAT DATA PENGELOLAAN LINGKUNGAN Devi Munandar, S.Kom Pusat Penelitian Informatilka - LIPI 2012 LATAR BELAKANG Kebutuhan akan perangkat pendeteksi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

PELATIHAN SISTEM PLTS PROSEDUR INSTALASI, O&P, DAN TROUBLE SHOOTING SERPONG, MARET 2015

PELATIHAN SISTEM PLTS PROSEDUR INSTALASI, O&P, DAN TROUBLE SHOOTING SERPONG, MARET 2015 PELATIHAN SISTEM PLTS PROSEDUR INSTALASI, O&P, DAN TROUBLE SHOOTING SERPONG, 24-26 MARET 2015 Oleh: Eddy Kantosa POKOK BAHASAN PENDAHULUAN TUJUAN DAN SASARAN INSTALASI DAN PERAWATAN PERTIMBANGAN DAN INSTALASI

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING KONDISI AIR CONDITIONING BERDASARKAN PENGGUNAAN ENERGI DAN SUHU RUANG

SISTEM MONITORING KONDISI AIR CONDITIONING BERDASARKAN PENGGUNAAN ENERGI DAN SUHU RUANG SISTEM MONITORING KONDISI AIR CONDITIONING BERDASARKAN PENGGUNAAN ENERGI DAN SUHU RUANG Suhanto 1), Kustori 2) 1),2) Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Surabaya

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PANITIA PENGADAAN BARANG / JASA PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON Nomor : 0241.PM/612/UPPTN/2017 TENTANG PENGADAAN WHEEL LOADER

PENGUMUMAN PANITIA PENGADAAN BARANG / JASA PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON Nomor : 0241.PM/612/UPPTN/2017 TENTANG PENGADAAN WHEEL LOADER PT PEMBANGKITAN JAWA BALI UNIT PEMBANGKITAN PAITON No. Dokumen : FMP-06.1.2.4.1 PJB INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM No. Revisi : 00 FORMULIR Tgl. Berlaku : 06 Juli 2015 PENGUMUMAN PELELANGAN Halaman : 1 dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. level burner adalah Combustion Damper. Jika terjadi kegagalan (Over Flow)

BAB I PENDAHULUAN. level burner adalah Combustion Damper. Jika terjadi kegagalan (Over Flow) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengoperasian peralatan udara pembakaran pada dasarnya adalah menyiapkan udara yang akan digunakan untuk pembakaran di dalam boiler furnace. Prinsip dasarnya adalah

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perangkat keras yang akan digunakan dalam Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar. 4.1 Blok Diagram sistem counting bottle. Unit Power. Primus CMP-72T. Keypad.

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar. 4.1 Blok Diagram sistem counting bottle.  Unit Power. Primus CMP-72T. Keypad. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sistem Counting Bottle Pada prinsipnya sistem ini digunakan untuk menghitung botol tranparan pada conveyor yang sedang beroperasi dengan kecepatan 400-500 botol permenit. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Dalam merancang sistem pengendali sepeda motor berbasis android ini, terdapat beberapa masalah yang harus dicermati dan dipecahkan. Permasalahan tersebut

Lebih terperinci

Sistem Monitoring Tinggi Muka Air Sungai Terpasang di seluruh Kaltim dengan Pusat Monitor di Samarinda menggunakan komunikasi satelit RTU LOGGER

Sistem Monitoring Tinggi Muka Air Sungai Terpasang di seluruh Kaltim dengan Pusat Monitor di Samarinda menggunakan komunikasi satelit RTU LOGGER Sistem Monitoring Tinggi Muka Air Sungai Terpasang di seluruh Kaltim dengan Pusat Monitor di Samarinda menggunakan komunikasi satelit RTU LOGGER Blok diagram Hardware RTU LOGGER Spesifikasi Teknis RTU

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KERUSAKAN KONVEYOR JALUR -1 DI INSTALASI RADIOMETALURGI

IDENTIFIKASI KERUSAKAN KONVEYOR JALUR -1 DI INSTALASI RADIOMETALURGI IDENTIFIKASI KERUSAKAN KONVEYOR JALUR -1 DI INSTALASI RADIOMETALURGI Junaedi, Supriyono, Darma Adiantoro, Setia Permana Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK IDENTIFIKASI KERUSAKAN KONVEYOR

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE C O N T R A C T O R S PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE Mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan www.siapkontraktor.co.id BIAYA PROYEK BBAHAN UUPAH AALAT S SUBKON O OVERHEAD Membuat perencanaan kebutuhan bahan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 51 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil pengujian mesin Auto Loading menggunakan Robo Cylinder pada mesin Power Press PP 60. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa pembuatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Offshore north west java (ONWJ) merupakan salah satu operator minyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Offshore north west java (ONWJ) merupakan salah satu operator minyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Offshore north west java (ONWJ) merupakan salah satu operator minyak dan gas lepas pantai terbesar di Indonesia yang mensuplai energy untuk pasar domestic di pulau

Lebih terperinci

ANALISIS TERJADINYA APU AUTO SHUTDOWN Di PESAWAT AIRBUS A

ANALISIS TERJADINYA APU AUTO SHUTDOWN Di PESAWAT AIRBUS A ANALISIS TERJADINYA APU AUTO SHUTDOWN Di PESAWAT AIRBUS A320-200 Abyan Fadhil 1, H. Abu Bakar, MSAE 2 Program Studi Teknik Penerbangan Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung ABSTRAKSI APU (Auxiliary

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Tujuan Perancangan Perancangan sistem merupakan tahapan penting yang perlu diperhatikan sebelum memasuki tahapan merakit suatu sistem, baik pernagkat keras (hardware) maupun

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE C O N T R A C T O R S PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE Mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan www.siapkontraktor.com BIAYA PROYEK BBAHAN UUPAH AALAT S SUBKON O OVERHEAD Membuat perencanaan kebutuhan bahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Rancangan Pengujian rancangan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sistem ini telah bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, pengujian ini dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di Laboratorium Teknik Kendali

Lebih terperinci

TERM OF REFERENCE ( TOR ) REPAIR JOURNAL SHAFT

TERM OF REFERENCE ( TOR ) REPAIR JOURNAL SHAFT JASA ASSEMBLY PENDAHULUAN/ LATAR BELAKANG Dalam pengoperasian PLTU Paiton unit 1 dan 2, terjadi beberapa kerusakan pada journal shaft assembly. Kerusakan tersebut antara lain terjadinya keausan pada journal

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai analisis dan perancangan sistem. Pada prinsipnya perancangan dengan sistematika yang baik akan memberikan kemudahan-kemudahan dalam

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah pengujian dan analisa alat rancang bangun fire and gas and emergency shutdown integration. 4.1 Pengujian Alat Untuk mengetahui

Lebih terperinci

Control Engineering Laboratory Electrical Engineering Department Faculty of Electrical Technology Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Control Engineering Laboratory Electrical Engineering Department Faculty of Electrical Technology Institut Teknologi Sepuluh Nopember PRAKTIKUM 2 SISTEM PENGATURAN TEMPERATUR TUJUAN 1. Memahami tipe pengaturan ON-OFF dan PID pada sistem pengaturan temperatur 2. Memahami data logging menggunakan DAQ Master REFERENSI TK4 SERIES Introduction

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Politeknik Negeri Sriwijaya 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi SCADA SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) adalah sistem yang mengacu pada kombinasi telemetri dan akuisisi data. Ini terdiri

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB I SYARAT SYARAT PENAWARAN

BAB I SYARAT SYARAT PENAWARAN DAFTAR ISI Halaman BAB I SYARAT SYARAT PENAWARAN... 1/7 Pasal 01 Maksud... 1/7 Pasal 02 Dokumen Pelelangan... 1/7 Pasal 03 Itikat Penawaran... 6/7 Pasal 04 Masa Berlaku Penawaran... 6/7 Pasal 05 Keabsahan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 58 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah dibuat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap alat yang sudah dirancang. Pengujian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

1. Bagian Utama Boiler

1. Bagian Utama Boiler 1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran

Lebih terperinci