ANALISIS UNJUK KERJA KOMPUTASI DISTRIBUTED SHARED MEMORY PADA SISTEM CLUSTER KOMPUTER PERSONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS UNJUK KERJA KOMPUTASI DISTRIBUTED SHARED MEMORY PADA SISTEM CLUSTER KOMPUTER PERSONAL"

Transkripsi

1 JETri, Volume 4, Nomor 2, Februari 2005, Halaman 25-44, ISSN ANALISIS UNJUK KERJA KOMPUTASI DISTRIBUTED SHARED MEMORY PADA SISTEM CLUSTER KOMPUTER PERSONAL Ferrianto Gozali & Dimas Lagusto* Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti Abstract Parallel processing systems that support the shared memory abstraction are becoming widely accepted in many areas of computing. The shared memory or single system image of address space abstraction provides several advantages over the message passing abstraction. Distributed shared memory or DSM is a memory configuration system that can be used to provide a coherent shared address space for a workstation clusters or loosely coupled systems which have no support for shared memory in hardware.the purpose of this paper is to describe issues related to the implementation of DSM in Personal Computer Cluster system. The system is developed under Linux operating system and cluster middleware Parallel Virtual Machine []. In this research, an object-based Distributed Shared Memory (DSM) system called Adsmith is used on the top of. An application program for A Traveling Salesman Problem (TSP) is tested using different scenarios to get average execution time and speedup of the computation. Each scenario represents a different number of node cluster involved for computation. The results show that programs developed with Adsmith can achieve better performance comparable to that developed with in high computation environment. Keywords: Distributed Shared Memory, komputer cluster, Parallel Virtual Machine, Adsmith. 1. Pendahuluan Kebutuhan sistem komputer dengan kemampuan komputasi tinggi semakin meningkat sejalan dengan peningkatan penggunaan aplikasi komputer untuk memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan manusia secara tepat dan cepat. Aplikasi grafis dan multimedia yang banyak digunakan dalam pembuatan film animasi harus mampu mengolah ribuan gambar dengan cepat, dan aplikasi basis data membutuhkan komputasi tinggi agar dapat berjalan secara real time, untuk melayani tuntutan bisnis global saat ini, merupakan contoh kebutuhan tersebut. Penggunaan komputer berskala besar atau mainframe menuntut biaya investasi dan pemeliharaan yang tinggi sementara kemampuan komputer personal atau PC serta teknologi jaringan komputer berkembang * Alumni Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti

2 JETri, Tahun Volume 4, Nomor 2, Februari 2005, Halaman 25-44, ISSN dengan pesat. Kondisi ini mendorong perkembangan teknik pemrosesan terdistribusi atau distributed processing dengan menggunakan komputer cluster. Komputer cluster merupakan suatu sistem komputer yang memanfaatkan banyak komputer, dalam hal ini PC, yang terhubung dalam suatu jaringan komputer dan bekerja bersama secara paralel untuk menyelesaikan proses komputasi yang diberikan. Pemrosesan paralel merupakan suatu konsep untuk mempercepat proses eksekusi program dengan cara membagi program tersebut menjadi beberapa bagian sehingga tiap bagian dapat dieksekusi secara bersamaan pada banyak prosesor atau banyak sistem komputer yang berbeda namun terhubung sebagai suatu sistem (Anand, : WIB). Sistem cluster ini kemudian berkembang dengan cepat dan banyak dipakai oleh berbagai kalangan, hal ini disebabkan oleh beberapa keunggulan yang dimiliki oleh cluster antara lain adalah biaya yang lebih rendah namun dengan kemampuan komputasi yang tidak kalah dengan komputer mainframe (Changhun, 2002: ). Dalam perkembangannya, untuk komputasi paralel pada komputer cluster ini muncul berbagai alternatif dan permasalahan dalam komunikasi antar proses, pemrograman paralel, dan juga masalah manajemen memori. Permasalahan pada manajemen memori muncul karena pada komputer cluster masing-masing PC memiliki memori tersendiri yang dalam manajemennya membutuhkan teknik manajemen yang berbeda. Salah satu teknik manajemen memori pada komputer cluster adalah adalah Distributed Shared Memory atau disingkat DSM. Teknik ini memungkinkan proses yang berada pada mesin yang berbeda di komputer cluster untuk saling berbagi penggunaan memori walaupun secara fisik mesin-mesin anggota cluster ini tidak memiliki memori bersama. DSM menyediakan pandangan abstrak tentang memori bersama pada sebuah sistem memori terdistribusi, atau dapat juga dikatakan DSM akan menyediakan sebuah memori maya yang global atau global virtual memory. Dalam penelitian ini, unjuk kerja DSM pada sistem komputer cluster diamati dengan memanfaatkan jaringan komputer lokal berbasiskan sistem operasi Linux Red Hat 7.3 dengan menggunakan Parallel Virtual Machine atau sebagai cluster midleware dan Adsmith sebagai perangkat lunak DSM. Untuk mengukur waktu komputasi 26

3 Ferrianto Gozali & Dimas Lagusto, Analisis Unjuk Kerja Komputasi Distributed Shared Memory dikembangkan aplikasi Traveling Salesman Problem atau TSP dengan menggunakan bahasa pemrograman C++, yang dijalankan dengan menggunakan beberapa skenario. Waktu komputasi rata-rata serta speedup yang diperoleh digunakan untuk menganalisis unjuk kerja komputasi DSM pada sistem komputer cluster tersebut. 2. Sistem Komputer Cluster Banyaknya sistem komputer yang dijumpai hingga saat ini seringkali membingungkan. Michael J. Flynn [1972] mengklasifikasikannya berdasarkan jumlah instruksi dan data yang secara simultan diproses oleh prosesor. Flynn Taxonomy seperti pada gambar 1 merupakan klasifikasi yang paling banyak digunakan khususnya dalam mengelompokkan arsitektur komputasi paralel (Stalings, 2003: ). ORGANISASI PROSESOR Single Instruction Single Data Stream (SISD) Single Instruction Multiple Data Stream (SIMD) Multiple Instruction Single Data Stream (MISD) Multiple Instruction Multiple Data Stream (SISD) Uni- Processor System Vector Processor Array Processor Shared Memory (Tighfly Coupled) Distributed Memory (Loosely Coupled) Symetric Multi Processor (SMP) Non- Uniform Memory Access (NUMA) Gambar.1. Taxonomi dari Flynn 27

4 JETri, Tahun Volume 4, Nomor 2, Februari 2005, Halaman 25-44, ISSN Sistem pemrosesan paralel yang menjadi dasar dari suatu sistem komputer cluster menurut taxonomi Flinn termasuk dalam kelompok Multiple Instruction Multiple Data atau MIMD. MIMD dapat dibedakan berdasarkan pada konfigurasi memori yang dimilikinya yaitu sistem dengan shared memory atau distributed memory. Sistem dengan shared memory akan memiliki sebuah memori fisik yang dalam penggunaannya akan saling berbagi dengan elemen proses lain pada komputer tersebut. Sistem ini akan melakukan komunikasi antar proses pada memori utama melalui metode pemrograman shared variable. Contoh dari sistem ini adalah symmetric multi processor. Sedangkan sistem dengan distributed memory akan memiliki memori yang secara fisik terdistribusi dan terpisah, serta melakukan komunikasi antar proses melalui sebuah jaringan interkoneksi dengan menggunakan metoda pemrograman message passing. Komputer cluster merupakan contoh dari sistem ini. Komputer cluster merupakan suatu sistem pemrosesan paralel atau pemrosesan terdistribusi yang terdiri dari sekumpulan stand-alone computer yang bekerja bersama-sama seperti layaknya suatu single integrated computing resource. Setiap node pada komputer cluster dapat berupa sistem komputer single processor atau suatu multiprocessor [PC, workstation atau SMP] yang memiliki sistem memori, fasilitas input/output, dan bekerja dengan sistem operasi yang dimilikinya. Cluster secara umum dapat diartikan sebagai dua atau lebih komputer atau node yang dihubungkan menjadi suatu sistem terintegrasi. Komputer node dapat diletakkan didalam suatu kabinet tertentu atau terpisah secara fisik dan dihubungkan dengan suatu jaringan komputer lokal atau LAN. Suatu LAN-based komputer cluster akan dipandang sebagai suatu sistem tunggal baik oleh pemakai maupun oleh applikasi komputer. Arsitektur komputer cluster secara umum dapat dilihat pada gambar 2. pada halaman berikut. 28

5 Ferrianto Gozali & Dimas Lagusto, Analisis Unjuk Kerja Komputasi Distributed Shared Memory Suatu komputer cluster memiliki berbagai komponen pendukung (Changhun, 2002: ) yaitu: a. Dua atau lebih High Performance Computers seperti PC, Workstation, atau SMP. b. Sistem Operasi komputer (Layered atau Micro-kernel based) c. High Performance Networks/Switches (Misalnya Ethernet) d. Network Interface Cards (NICs) e. Fast Communication Protocols and Services f. Cluster Middleware (Single System Image atau SSI dan System Availability Infrastructure) g. Parallel Programming Environments and Tools (seperti compilers, (Parallel Virtual Machine), and MPI (Message Passing Interface)) h. Program aplikasi. Gambar 2. Arsitektur Komputer Cluster. 29

6 JETri, Tahun Volume 4, Nomor 2, Februari 2005, Halaman 25-44, ISSN Network interface hardware berperan sebagai communication processor dan bertanggung jawab untuk mengirimkan dan menerima paket data antara node cluster melalui network/switch. Node pada komputer cluster dapat bekerja secara kolektif sebagai suatu sistem komputer yang terintegrasi atau bekerja sebagai suatu komputer individual. Cluster middleware bertanggung jawab untuk menyediakan suatu single system image yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh node komputer cluster secara bersama. Sedangkan programming environments tools menyediakan kebutuhan dan memberikan kemudahan pada user dalam mengembangkan program aplikasi sekuensial atau paralel yang dibutuhkannya seperti message passing libraries, debuggers (Changhun, 2002: ). 3. Distributed Shared Memory Pada Sistem Komputer Cluster Kedua sistem MIMD seperti disebutkan diatas, memiliki kelebihannya masing-masing dimana sistem shared memory memiliki kelebihan pada komunikasi antar proses dengan menggunakan shared variable yang relatif lebih mudah dibandingkan dengan message passing yang digunakan pada sistem distributed memory. Sedangkan sistem distributed memory memiliki keunggulan dari sisi skalabilitas dan keandalan sistem. Usaha untuk menggabungkan keunggulan dari kedua sistem ini memunculkan teknologi distributed shared memory pada sistem komputer cluster. Sebuah sistem distributed shared memory akan memberikan pandangan logika shared memory pada sistem komputer dengan distributed memory seperti gambar 3. pada halaman berikut ini. Pada sistem cluster, hal ini memungkinkan proses pada node yang berbeda untuk membagi penggunaan memori, walaupun secara fisik tidak memiliki shared memory. Distributed Shared Memory dirancang untuk memberikan fasilitas shared memory pada sistem komputer dengan memori yang secara fisik 30

7 Ferrianto Gozali & Dimas Lagusto, Analisis Unjuk Kerja Komputasi Distributed Shared Memory terdistribusi. Hal ini memberikan sistem dengan memori yang terdistribusi kemampuan pemrograman dengan shared memory pada sistem distributed memory. Prosesor 1 Prosesor 2 Prosesor 3 Prosesor n Memori 1 Memori 2 Memori 3 Memori n SHARED MEMORY Jaringan Interkoneksi Gambar 3. Pandangan logika shared memory pada sistem dengan distributed memory Seperti telah diketahui pemrograman pada sistem distributed memory menggunakan metoda message passing untuk komunikasi antar proses. Metoda ini pada umumnya lebih rumit dibandingkan dengan metode shared memory, karena message passing mengharuskan pengembang aplikasi untuk mengatur aliran data antar proses secara eksplisit. Komunikasi dan sinkronisasi antar proses dilakukan dengan pengiriman dan penerimaan pesan secara jelas dan teratur. Pada sistem shared memory komunikasi antar proses dilakukan pada shared memory melalui shared variable yang dapat diakses oleh semua proses yang ada, pemrograman yang dilakukan relatif tidak jauh berbeda dengan pemrograman seperti pada uniprosesor. Pada dasarnya konfigurasi sistem distributed shared memory adalah penggunaan bagian dari memori lokal dari node penyusun cluster untuk dijadikan shared memory yang dalam penggunaanya dapat berbagi dan dapat diakses oleh proses dari node yang lain. 31

8 JETri, Tahun Volume 4, Nomor 2, Februari 2005, Halaman 25-44, ISSN Bagian memori lokal yang tidak digunakan sebagai shared memory akan menjadi memori lokal bagi tiap node yang digunakan untuk operasi lokal node itu sendiri. Gambaran lebih jelas dapat dilihat dari gambar 4 berikut ini. Prosesor 1 Prosesor 2 Prosesor 3 Prosesor n M 1 Lokal M 2 Lokal M 3 Lokal M n Lokal M 1 Shared M 2 Shared M 3 Shared M n Shared Jaringan Interkoneksi Gambar 4. Konfigurasi Pembagian Memori lokal pada sistem distributed shared memory Prinsip kerja sistem distributed shared memory sendiri adalah dengan melakukan migrasi dan replikasi data antar bagian shared memory dari tiap node. Pada gambar 5. terlihat, apabila suatu proses pada prosesor 1 membutuhkan data yang ternyata tidak berada pada memori lokalnya maka terjadilah kesalahan baca. Sistem distributed shared memory kemudian akan mencari letak dari data yang dibutuhkan oleh proses pada prosesor 1 tersebut. Apabila data yang dicari telah ditemukan dalam gambar pada memori 2 maka sistem distributed shared memory akan mereplikasi data tersebut dan memigrasikannya ke memori lokal prosesor 1. 32

9 Ferrianto Gozali & Dimas Lagusto, Analisis Unjuk Kerja Komputasi Distributed Shared Memory Gambar 5. Prinsip Kerja Sistem distributed shared memory 4. Adsmith Sebagai Implementasi Sistem DSM Adsmith merupakan implementasi distributed shared memory berupa library pemrograman pada bahasa C++ (Changhun, 2002: ). Adsmith diimplementasikan untuk berjalan diatas sistem parallel virtual machine seperti terlihat pada gambar 6. seperti pada halaman berikut ini. PROGRAM APLIKASI PARALEL ADSMITH SISTEM OPERASI Gambar 6. Pandangan pengguna terhadap sistem Adsmith 33

10 JETri, Tahun Volume 4, Nomor 2, Februari 2005, Halaman 25-44, ISSN Adsmith akan menyediakan suatu platform pemrosesan paralel dengan implementasi DSM berdasarkan objek dengan cara menyediakan fungsi-fungsi pemrograman shared memory bagi aplikasi paralel yang berjalan pada sistem komputer cluster yang menggunakan sebagai middleware. Adsmith akan memanfaatkan sebagai subsistem komunikasi, hal ini dilakukan karena sistem banyak digunakan sebagai lapisan middleware dari sistem komputer cluster yang bersifat heterogen. Hal inilah yang memberikan kemampuan Adsmith untuk berjalan pada konfigurasi perangkat keras dan sistem operasi yang heterogen pada sistem komputer cluster (Liang, : WIB). Kedua library dari adsmith dan dapat diakses pada saat yang bersamaan oleh program aplikasi, hal ini membuat sistem komputer cluster yang menerapkan DSM dengan Adsmith mampu mendukung program aplikasi paralel yang menggunakan fungsi pemrograman message passing dan shared memory. Akibatnya bagi program aplikasi yang dalam pengaksesan data sudah diketahui pola passing datanya dapat menggunakan message passing dari, sedangkan untuk data yang pola passing datanya kurang jelas dapat digunakan fungsi-fungsi shared memory dari DSM. Secara umum, arsitektur adsmith dapat digambarkan seperti pada gambar 7 pada halaman berikut ini (Liang, : WIB), (Liang, 1997: 16-32). Adsmith membagi memori lokal dari masing-masing node cluster menjadi dua tingkatan yaitu: 1. Lapisan Logical Shared Memory Pada lapisan inilah terletak bagian dari memori lokal yang menjadi shared memory dimana penggunaannya dapat dilakukan secara bersamasama dengan proses lain yang terletak pada prosesor lain. Pada lapisan ini terletak daemon dari Adsmith yang berfungsi untuk mengatur shared object yang terletak pada lapisan ini. Setiap daemon akan berkomunikasi dengan daemon yang lain menggunakan, untuk menyediakan layanan shared memory bagi program aplikasi. Setiap daemon lokal juga akan memiliki direktori pemetaan data yang akan berisi informasi mengenai status dari shared object pada lapisan Logical Shared Memory ini. 34

11 Ferrianto Gozali & Dimas Lagusto, Analisis Unjuk Kerja Komputasi Distributed Shared Memory P1 Pn P1 P2 Pn P1 Pn Process Cache C1 Cn C1 C2 C3 C1 Cn DSM Daemon Local Memory DSM Daemon Local Memory DSM Daemon Local Memory HOST HOST HOST LOGICAL SHARED MEMORY NETWORK Gambar 7. Arsitektur Adsmith (Liang, : WIB), (Liang, 1997: 16-32). 2. Lapisan Process Cache Lapisan ini akan berisi data yang akan diproses oleh program aplikasi. Lapisan ini memiliki kemiripan dengan cache memory pada hirarki memori komputer. Data yang dibutuhkan sebuah proses akan dituliskan pada lapisan ini sebelum proses dilakukan, dan setelah proses data selesai maka data akan tetap disimpan pada lapisan ini untuk mengurangi waktu latensi seandainya data ini diperlukan kembali oleh proses. Data tersebut juga dapat dituliskan ke lapisan Logical Shared Memory bila diperlukan. Dengan mengatur sistem memori seperti tersebut diatas maka Adsmith mampu menerapkan sistem DSM diatas platform pada suatu cluster komputer personal (Liang, 1997: 16-32). 35

12 JETri, Tahun Volume 4, Nomor 2, Februari 2005, Halaman 25-44, ISSN Implementasi Dan Pengukuran Kinerja Dsm Adsmith digunakan untuk mengetahui kinerja sistem DSM pada komputer cluster. Pengujian akan dilakukan pada dua sistem yaitu sistem Adsmith dan sistem. Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui kinerja cluster yang tidak mengimplementasikan Adsmith. Program aplikasi paralel berupa program untuk memecahkan masalah Traveling Salesman Problem dikembangkan pada kedua platform diatas (Liang, : WIB), (Liang, 1997: 16-32). Pengujian dilakukan pada cluster yang terdiri dari 1, 2, 3 dan 4 node yang memiliki spesifikasi sebagai berikut. Jumlah Node Tabel.1. Spesifikasi node cluster Spesifikasi Tiap Node o Pentium Mhz 4 Buah o 256 MB SDRAM o 20 GB Hard Disk Drive o 3-com 100 Mbps NIC Ethernet Card 1 Buah o Nexus 8 port 100Mbps switch Untuk meningkatkan beban kerja dari cluster parameter input program aplikasi akan ditingkatkan berdasarkan skenario pengujian dengan mengubah parameter input berupa jumlah kota pada program TSP serta jumlah proses slave pada cluster seperti pada table 2 dibawah. Skenario Pengujian Tabel 2. Skenario Pengujian Parameter Input Jumlah Kota Parameter input proses slave Skenario Skenario Skenario Skenario Untuk masing-masing scenario pengujian, diukur waktu eksekusi yang dibutuhkan. Waktu rata-rata yang diperoleh untuk masing-masing scenario dibandingkan dengan waktu rata-rata eksekusi dengan menggunakan satu buah node untuk mendapatkan besarnya speedup. Hasil pengujian baik untuk dan Adsmith terlihat pada tabel 3 dan 4 berikut. 36

13 Ferrianto Gozali & Dimas Lagusto, Analisis Unjuk Kerja Komputasi Distributed Shared Memory Tabel 3. Hasil pengujian sistem Skenario Pengujian Cluster Waktu Eksekusi(msec) Ratarata Speedup , ,2, ,2,3, , ,2, ,2,3, , ,2, ,2,3, , ,2, ,2,3,

14 JETri, Tahun Volume 4, Nomor 2, Februari 2005, Halaman 25-44, ISSN Tabel 4. Hasil pengujian sistem Adsmith Skenario Pengujian Cluster Waktu Eksekusi(msec) Ratarata Speedup , ,2, ,2,3, , ,2, ,2,3, , ,2, ,2,3, , ,2, ,2,3,

15 speedup Waktu Eksekusi (ms) Ferrianto Gozali & Dimas Lagusto, Analisis Unjuk Kerja Komputasi Distributed Shared Memory Dari hasil pengukuran dan perhitungan untuk berbagai skenario baik untuk Adsmith maupun untuk seperti terlihat pada tabel 3 dan tabel 4 diatas, dapat kita gambarkan grafik perbandingan antara kedua sistem tersebut diatas seperti dijumpai pada gambar 8, 9, 10 dan 11 berikut. Komparasi Waktu Eksekusi adsmith Nomor Pengujian Adsmith Komparasi speedup adsmith dengan Nomor Pengujian adsmith Gambar.8. Grafik komparasi waktu eksekusi dan speedup untuk skenario 1 39

16 speedup Waktu Eksekusi (ms) JETri, Tahun Volume 4, Nomor 2, Februari 2005, Halaman 25-44, ISSN Komparasi Waktu Eksekusi adsmith dengan Nomor Pengujian adsmith Komparasi speedup adsmith dengan Nomor pengujian adsmith Gambar.9. Grafik komparasi waktu eksekusi dan speedup untuk skenario 2 40

17 speedup Waktu Eksekusi (ms) Ferrianto Gozali & Dimas Lagusto, Analisis Unjuk Kerja Komputasi Distributed Shared Memory Komparasi Waktu Eksekusi adsmith dengan Nomor Pengujian Adsmith 2.50 Komparasi speedup adsmith dengan Nomor Pengujian adsmith Gambar.10. Grafik komparasi waktu eksekusi dan speedup untuk skenario 3 41

18 speedup Waktu eksekusi (ms) JETri, Tahun Volume 4, Nomor 2, Februari 2005, Halaman 25-44, ISSN Komparasi Waktu Eksekusi adsmith dengan Nomor pengujian adsmith Komparasi speedup dengan adsmith Nomor Pengujian adsmith Gambar.11. Grafik komparasi waktu eksekusi dan speedup untuk skenario 4 42

19 Ferrianto Gozali & Dimas Lagusto, Analisis Unjuk Kerja Komputasi Distributed Shared Memory Berdasarkan hasil tabel 3 dan 4 serta gambar grafik komparasi waktu ekseskusi dan speedup diatas dapat disimpulan sebagai berikut. 1. Kinerja komputer cluster yang menggunakan sistem cenderung lebih baik dibandingkan dengan sistem Adsmith pada beban kerja yang relatif lebih rendah. Hal ini dilihat pada gambar 8, 9 dan 10 diatas dimana waktu eksekusi yang lebih rendah dan tingkat speedup yang lebih tinggi pada sistem. Pada skenario pertama, kedua dan ketiga tersebut tercatat waktu eksekusi sistem lebih cepat rata-rata 30 milli detik, milli detik, 42,8 milli detik daripada sistem adsmith, dengan tingkat speedup maksimum dengan 4 node sistem rata-rata 2,4 kali dibandingkan dengan sistem adsmith yang rata-rata hanya 1.33 kali ( lebih tinggi rata-rata 44.6% ). 2. Kinerja komputer cluster yang menggunakan sistem Adsmith cenderung lebih baik dibandingkan dengan sistem pada beban kerja yang relatif lebih tinggi. Hal ini dapat dilihat pada gambar 11 dimana parameter input yang diberikan kepada program lebih besar dari skenario yang lain - yang menunjukkan waktu eksekusi yang lebih rendah dan tingkat speedup yang lebih tinggi pada sistem Adsmith. Pada skenario 4 ini sistem Adsmith tercatat rata-rata lebih cepat 106,2 millidetik dibandingkan sistem. Speedup sistem Adsmith terlihat cenderung lebih tinggi pada pengujian ketiga dan keempat skenario keempat dengan perbedaan speedup mencapai 18.7 % untuk pengujian ketiga dan 19.7 % untuk pengujian keempat masing-masing untuk keunggulan sistem Adsmith. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa komputer cluster yang menggunakan sistem memiliki keunggulan pada beban kerja yang cenderung lebih ringan. Hal ini dapat kita lihat dari hasil pengujian pada skenario pertama, kedua dan ketiga, yang menunjukkan waktu eksekusi dan speedup sistem cenderung lebih baik dibandingkan sistem adsmith. Dari waktu eksekusi yang tercatat, terlihat sistem lebih cepat 30 milli detik, milli detik, 42,8 milli detik daripada sistem adsmith pada skenario pertama, kedua dan ketiga. Tingkat speedup maksimum dengan 4 node yang dihasilkan sistem mencapai tingkat rata-rata 2,4 kali dibandingkan dengan sistem adsmith yang hanya mencapai rata-rata 1.33 kali ( lebih tinggi rata-rata 44.6 %). 43

20 JETri, Tahun Volume 4, Nomor 2, Februari 2005, Halaman 25-44, ISSN Secara umum, dapat kita simpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Komputer cluster yang menggunakan sistem adsmith memiliki keunggulan pada beban kerja yang cenderung lebih lebih berat. Hal ini ditunjukkan pada hasil skenario keempat pengujian yang menunjukkan waktu eksekusi dan speedup yang cenderung lebih baik dibandingkan sistem. Waktu eksekusi yang tercatat menunjukkan sistem adsmith lebih cepat rata-rata milli detik dengan speedup maksimum lebih tinggi 19.7% daripada sistem. 2. Keunggulan kinerja sistem adsmith sebagai implementasi distributed shared memory cenderung disebabkan oleh kinerja sistem yang menurun akibat beban komunikasi internal pada sistem itu sendiri. 3. Secara arsitektur sistem distributed shared memory akan memiliki keunggulan dalam hal pemrograman shared memory yang relatif lebih sederhana dibandingkan dengan metoda pemrograman dengan message passing yang digunakan oleh sistem. Daftar Pustaka 1. Anand, Sudeepth C., Design Issues in Distributed Shared Memory. (Online), ( diakses 20 Desember 2005 pukul WIB. 2. Lee, Changhun Distributed Shared Memory. Disertasi. Seoul Korea: Control Information Systems Lab., School of Electrical Engr. and Computer Science, Seoul National University. 3. Liang, Wen-Yew Adsmith: A Structure-based Heterogeneous Distributed Shared Memory on. (Online), diakses 20 Desember 2005 pukul WIB. 4. Liang Wen-Yew, King Chun-Ta dan Lai Feipei Adsmith: An Object_Based Distributed Shared Memory System for Networks of Workstations. Taipei: Dept. of Computer Science and Information Engineering, National Taiwan University. 5. Stalings, W Computer Organization & Architecture. Sixth edition, PHI New Jersey: Pearson Education, Inc. 44

Penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Tujuan Utama Untuk meningkatkan performa komputasi.

Penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Tujuan Utama Untuk meningkatkan performa komputasi. PARALLEL PROCESSING Penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Tujuan Utama Untuk meningkatkan performa komputasi. Komputasi Parallel Salah satu teknik melakukan

Lebih terperinci

10. PARALLEL PROCESSING

10. PARALLEL PROCESSING 10. PARALLEL PROCESSING Parallel Processing Penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Tujuan Utama Untuk meningkatkan performa komputasi. Komputasi Parallel Salah

Lebih terperinci

Kebutuhan pengolahan paralel

Kebutuhan pengolahan paralel PEMROSESAN PARALEL Kebutuhan pengolahan paralel Motivasi : Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar. Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date. Contoh : Simulasi sirkulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi komputasi dan penggunaannya sebagai mesin pemroses data kini kian pesat dan sudah sangat banyak digunakan. Bagi kebanyakan user, komputer

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Agenda. Terminologi Klasifikasi Flynn Komputer MIMD. Time Sharing Kesimpulan

Disusun Oleh: Agenda. Terminologi Klasifikasi Flynn Komputer MIMD. Time Sharing Kesimpulan Multiprocessor - Time Sharing Arsitektur dan Organisasi Komputer Disusun Oleh: Iis Widya Harmoko Ronal Chandra Yoga Prihastomo Magister Ilmu Komputer Universitas Budi Luhur Agenda Agenda presentasi adalah

Lebih terperinci

KEBUTUHAN KOMPUTER PARALEL

KEBUTUHAN KOMPUTER PARALEL PEMROSESAN KEBUTUHAN KOMPUTER Simulasi sirkulasi global laut di Oregon State University Lautan dibagi ke dalam 4096 daerah membentang dari timur ke barat, 1024 daerah membentang dari utara ke selatan dan

Lebih terperinci

PAPER MULTIPROCESSOR

PAPER MULTIPROCESSOR PAPER MULTIPROCESSOR ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER Dosen : Drs. Eko Polosoro, M.Eng, M.M Kelompok: Muhammad Akbar (1111601058) Rano Kurniawan (1111601074) Taufik Tirkaamiasa (1111601082) MAGISTER

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Arsitektur Komputer dengan Memori Terdistribusi Cluster yang dibangun di dalam penelitian ini termasuk dalam sistem komputer dengan arsitektur memori terdistribusi. Komputer-komputer

Lebih terperinci

PENGOLAHAN PARALEL. Kebutuhan akan Komputer Paralel PENDAHULUAN. Dahulu:

PENGOLAHAN PARALEL. Kebutuhan akan Komputer Paralel PENDAHULUAN. Dahulu: PENGOLAHAN PARALEL PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 Kebutuhan akan Komputer Paralel Dahulu: Ilmu klasik didasarkan pada observasi, teori dan eksperimen Observasi dari fenomena menghasilkan hipotesa Teori dikembangkan

Lebih terperinci

KOMPUTASI PARALEL UNTUK PENGOLAHAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA

KOMPUTASI PARALEL UNTUK PENGOLAHAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA KOMPUTASI PARALEL UNTUK PENGOLAHAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA Andri Lesmana Wanasurya Magister Teknik Elektro Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta, Indonesia andri.lesmana@atmajaya.ac.id Maria

Lebih terperinci

>> KLASIFIKASI ARSITEKTURAL

>> KLASIFIKASI ARSITEKTURAL Sri Supatmi,S.Kom >> KLASIFIKASI ARSITEKTURAL Ada 3 skema klasifikasi arsitektural sistem komputer, yaitu: 1. Klasifikasi Flynn Didasarkan pada penggandaan alur instruksi dan alur data dalam sistem komputer.

Lebih terperinci

Thread, SMP, dan Microkernel (P ( e P rtemuan ua ke-6) 6 Agustus 2014

Thread, SMP, dan Microkernel (P ( e P rtemuan ua ke-6) 6 Agustus 2014 Thread,, SMP, dan Microkernel (Pertemuan ke-6) Agustus 2014 Pokok Bahasan Pokok Bahasan: Thread, SMP, dan Microkernel Sub Pokok Bahasan: Multithreading Fungsionalitas thread Jenis-jenis thread TIU: Mahasiswa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. -. Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar. -. Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date.

PENDAHULUAN. -. Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar. -. Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date. PENDAHULUAN 1 Kebutuhan akan Pengolahan Paralel Motivasi : - Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar - Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date Contoh 11 : Simulasi sirkulasi

Lebih terperinci

SISTEM OPERASI. Belajar SO?

SISTEM OPERASI. Belajar SO? SISTEM OPERASI Pendahuluan ruliriki@gmail.com http://blogriki.wordpress.com Belajar SO? Sistem Operasi masih menjadi bagian dari inti kurikulum bidang Ilmu Komputer? Mengapa ''hari gini'' (terpaksa) mempelajari

Lebih terperinci

Organisasi & Arsitektur. Komputer. Org & Ars komp Klasifikasi Ars Komp Repr Data

Organisasi & Arsitektur. Komputer. Org & Ars komp Klasifikasi Ars Komp Repr Data Organisasi & Arsitektur Komputer Org & Ars komp Klasifikasi Ars Komp Repr Data Organisasi berkaitan dengan fungsi dan desain bagianbagian sistem komputer digital yang menerima, menyimpan dan mengolah informasi.

Lebih terperinci

ARSITEKTUR KOMPUTER. Satu CPU yang mengeksekusi instruksi satu persatu dan menjemput atau menyimpan data satu persatu.

ARSITEKTUR KOMPUTER. Satu CPU yang mengeksekusi instruksi satu persatu dan menjemput atau menyimpan data satu persatu. ARSITEKTUR KOMPUTER Dua element utama pd sistem komputer konvensional: Memory Processor Klasifikasi Arsitektur komputer (Michael Flynn), berdasarkan karakteristiknya termasuk banyaknya processor, banyaknya

Lebih terperinci

Arsitektur Komputer. Dua element utama pd sistem komputer konvensional: Memory Processor

Arsitektur Komputer. Dua element utama pd sistem komputer konvensional: Memory Processor Arsitektur Komputer Dua element utama pd sistem komputer konvensional: Memory Processor Klasifikasi Arsitektur komputer (Michael Flynn), berdasarkan karakteristiknya termasuk banyaknya processor, banyaknya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Motivasi : -. Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar. -. Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date.

PENDAHULUAN. Motivasi : -. Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar. -. Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date. PENDAHULUAN 1 Kebutuhan akan Pengolahan Paralel Motivasi : - Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar - Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date Contoh 11 : Simulasi sirkulasi

Lebih terperinci

ARSITEKTUR SISTEM. Alif Finandhita, S.Kom, M.T. Alif Finandhita, S.Kom, M.T 1

ARSITEKTUR SISTEM. Alif Finandhita, S.Kom, M.T. Alif Finandhita, S.Kom, M.T 1 ARSITEKTUR SISTEM Alif Finandhita, S.Kom, M.T Alif Finandhita, S.Kom, M.T 1 Sistem Terpusat (Centralized Systems) Sistem Client Server (Client-Server Systems) Sistem Server (Server Systems) Sistem Paralel

Lebih terperinci

KLASIFIKASI ARSITEKTURAL

KLASIFIKASI ARSITEKTURAL ArKom 02 (Klasifikasi Sistem Komputer) PDF 2 / 1-9 KLASIFIKASI ARSITEKTURAL Ada 3 skema klasifikasi arsitektural sistem komputer, yaitu: 1. Klasifikasi Flynn Didasarkan pada penggandaan alur instruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang Dewasa ini teknologi komputer baik hardware maupun software mengalami perkembangan yang begitu cepat. Tentu saja hal ini berdampak positif bagi kehidupan manusia. Berbagai aplikasi mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring perkembangan teknologi mikroprosesor, proses komputasi kini dapat

BAB I PENDAHULUAN. seiring perkembangan teknologi mikroprosesor, proses komputasi kini dapat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Proses komputasi yang dapat dilakukan oleh komputer telah berkembang dengan pesat. Pada awalnya proses komputasi hanya dapat dilakukan secara sekuensial saja. Sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010).

BAB II LANDASAN TEORI. informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Enkripsi Enkripsi merupakan sebuah metode penyandian sebuah pesan atau informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010). Enkripsi berkaitan erat dengan

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR WAREHOUSE KATEGORI INFRASTRUKTUR DW

INFRASTRUKTUR WAREHOUSE KATEGORI INFRASTRUKTUR DW INFRASTRUKTUR WAREHOUSE FIRDAUS SOLIHIN UNIVERSITAS TRUNOJOYO KATEGORI INFRASTRUKTUR DW Infrastruktur operasional Infrastruktur fisik 1 Infrastruktur Operasional Orang-Orang Prosedur Pelatihan Manajemen

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR WAREHOUSE

INFRASTRUKTUR WAREHOUSE INFRASTRUKTUR WAREHOUSE KATEGORI INFRASTRUKTUR Infrastruktur opersional Infrastruktur fisik Infrastruktur Operasional Orang-orang Prosedur Pelatihan Manajemen perangkat lunak Infrastruktur Fisik Hardware

Lebih terperinci

Bab 1. Pengenalan Sistem Terdistribusi

Bab 1. Pengenalan Sistem Terdistribusi Bab 1. Pengenalan Sistem Terdistribusi 1.1. Definisi Sitem Terdistribusi Sistem distribusi adalah sebuah sistem yang komponennya berada pada jaringan komputer. Komponen tersebut saling berkomunikasi dan

Lebih terperinci

4. SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI

4. SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI 4. SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI APAKAH SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI? Sistem operasi terdistribusi adalah salah satu implementasi dari sistem terdistribusi, di mana sekumpulan komputer dan prosesor yang

Lebih terperinci

Sistem Terdistribusi 2. Model arsitektur Terdistribusi

Sistem Terdistribusi 2. Model arsitektur Terdistribusi Sistem Terdistribusi 2 Model arsitektur Terdistribusi Masalah Membangun SisTer Dimana kita meletakkan bagian hardware? Dimana kita meletakkan bagian software? Bagaimana antara hardware & software berkomunikasi?

Lebih terperinci

SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI

SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI Materi: 1. Pendahuluan 2. Manfaat Sistem Operasi Terdistribusi 3. Komponen Inti Sistem Operasi Pertemuan: 5 Pendahuluan Sistem operasi terdistribusi

Lebih terperinci

ORGANISASI KOMPUTER II AUB SURAKARTA

ORGANISASI KOMPUTER II AUB SURAKARTA ORGANISASI KOMPUTER II STMIK AUB SURAKARTA Umumnya sistem multiprosesor menggunakan dua hingga selusin prosesor. Peningkatan sistem multiprosesor menggunakan jumlah prosesor yang sangat banyak ratusan,

Lebih terperinci

Bab I Pengenalan Sistem Operasi. Apa yang dimaksud Sistem Operasi?

Bab I Pengenalan Sistem Operasi. Apa yang dimaksud Sistem Operasi? Bab I Pengenalan Sistem Operasi Apa yang dimaksud Sistem Operasi Sistem Mainframe Sistem Desktop Sistem Multiprocessor Sistem Terdistribusi Sistem Tercluster Sistem Real -Time Sistem Handheld 1.1 Apa yang

Lebih terperinci

SISTEM TERDISTRIBUSI. Agenda : - Pengantar Sistem Terdistribusi - Karakteristik Sistem Terdistribusi - Model Sistem Terdistribusi. Yuli Purwati, M.

SISTEM TERDISTRIBUSI. Agenda : - Pengantar Sistem Terdistribusi - Karakteristik Sistem Terdistribusi - Model Sistem Terdistribusi. Yuli Purwati, M. SISTEM TERDISTRIBUSI Agenda : - Pengantar Sistem Terdistribusi - Karakteristik Sistem Terdistribusi - Model Sistem Terdistribusi Sistem Terdistribusi adalah Sekumpulan komputer otonom yang terhubung ke

Lebih terperinci

Sistem Operasi Terdistribusi

Sistem Operasi Terdistribusi Sistem Operasi Terdistribusi PENDAHULUAN Sistem operasi terdistribusi adalah salah satu implementasi dari sistem terdistribusi, di mana sekumpulan komputer dan prosesor yang heterogen terhubung dalam satu

Lebih terperinci

Pengantar Sistem Terdistribusi

Pengantar Sistem Terdistribusi Pengantar Sistem Terdistribusi DEFINISI Sebuah sistem dimana komponen software atau hardware-nya terletak di dalam jaringan komputer dan saling berkomunikasi menggunakan message pasing Sebuah sistem yang

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-11 MULTIPROSESOR

Pertemuan Ke-11 MULTIPROSESOR Pertemuan Ke-11 MULTIPROSESOR A. Sistem Multiprosesor Merupakan sebuah sistem dimana sekumpulan prosessor dalam suatu komputer tunggal berhubungan dan bekerja sama satu sama lain Prosessor tersebut dapat

Lebih terperinci

1. Hardware terdistribusi. 2. Program terdistribusi. Nama : Gede Doddi Raditya Diputra NIM : Kelas : 5.C

1. Hardware terdistribusi. 2. Program terdistribusi. Nama : Gede Doddi Raditya Diputra NIM : Kelas : 5.C Nama : Gede Doddi Raditya Diputra NIM : 0805021099 Kelas : 5.C 1. Hardware terdistribusi Hardware terdistribusi adalah hardware yang pemakaiannya bisa dipakai bersamasama (sharing) yang dihubungkan oleh

Lebih terperinci

Model arsitektur Terdistribusi

Model arsitektur Terdistribusi Model arsitektur Terdistribusi Masalah Membangun SisTer Berhubungan dengan peletakan komponenkomponen dan juga relasi antar komponen Memastikan struktur arsitektur bisa memenuhi kebutuhan dan membuat sistem

Lebih terperinci

Model Pemrograman Paralel

Model Pemrograman Paralel Model Pemrograman Paralel Eko Didik Widianto (didik@undip.ac.id) Lab Embedded, Siskom - Undip @2011 eko didik widianto (siskom undip) SK617 Pengolahan Paralel 1 / 22 Pengolahan Paralel Pokok Bahasan Konsep

Lebih terperinci

Prio Handoko, S.Kom., M.T.I.

Prio Handoko, S.Kom., M.T.I. Sistem Operasi Prio Handoko, S.Kom., M.T.I. Program Studi Teknik Informatika Universitas Pembangunan Jaya Jl. Boulevard - Bintaro Jaya Sektor VII Tangerang Selatan Banten 15224 Esensi Konsep Proses Multithreading

Lebih terperinci

KONTRAK PEMBELAJARAN (KP) MATA KULIAH

KONTRAK PEMBELAJARAN (KP) MATA KULIAH KONTRAK PEMBELAJARAN (KP) MATA KULIAH Kode MK: TSK-617 Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Pengajar : Eko Didik Widianto, ST, MT Semester : 6 KONTRAK PEMBELAJARAN Nama

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPUTASI MODERN

PENGANTAR KOMPUTASI MODERN PENGANTAR KOMPUTASI MODERN KOMPUTASI MODERN & PEMROSESAN PARALEL MARSHAL SAMOS 54412458 4IA15 UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 1. Manakah yang termasuk karakteristik komputasi Modern yaitu : a. Komputer-komputer

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 1.1 ANALISA KEBUTUHAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 1.1 ANALISA KEBUTUHAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 1.1 ANALISA KEBUTUHAN SISTEM Saat ini, sebagian besar aplikasi yang digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan bisnis pada berbagai skala membutuhkan puluhan atau bahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 LINUX Linux merupakan sebuah sistem operasi yang sangat mirip dengan sistem operasi UNIX, karena memang tujuan utama rancangan dari proyek Linux adalah UNIX compatible. Sejarah

Lebih terperinci

SISTEM OPERASI ISG2B3. Agus Setiawan Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Telkom University

SISTEM OPERASI ISG2B3. Agus Setiawan Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Telkom University SISTEM OPERASI ISG2B3 Agus Setiawan Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Telkom University DEFINISI SISTEM OPERASI Sistem operasi adalah program yang memanage hardware Sistem operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini berbagai komunitas di antaranya akademik, peneliti, bisnis dan industri dihadapkan pada pertambahan kebutuhan komputasi yang semakin besar dan komplek. Kebutuhan

Lebih terperinci

VIRTUAL PARALLEL ENVIRONMENT USING PVM CASE STUDY BUBBLE SORT ALGORITHM

VIRTUAL PARALLEL ENVIRONMENT USING PVM CASE STUDY BUBBLE SORT ALGORITHM VIRTUAL PARALLEL ENVIRONMENT USING PVM CASE STUDY BUBBLE SORT ALGORITHM Iwan Pratama Program Studi Teknik Informatika, Unika Soegijapranata Semarang Ignatius.iwan93@gmail.com Abstract Parallel computing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA).

BAB I PENDAHULUAN. Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA). 1.2. Latar Belakang Banyak Central Processing Unit

Lebih terperinci

Sistem terdistribusi. Albertus dwi yoga widiantoro, M.Kom

Sistem terdistribusi. Albertus dwi yoga widiantoro, M.Kom Sistem terdistribusi Albertus dwi yoga widiantoro, M.Kom 1. Apa sistem terdistrbusi itu? 2. Mengapa menggunakan itu? 3. Contoh Distributed Systems 4. Karakteristik Umum Apa yang di distribusikan Data Jika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI A II LANDASAN TEORI 2.1 Komputasi Paralel Teknologi komputasi paralel sudah berkembang lebih dari dua dekade, penggunaannya semakin beragam mulai dari kebutuhan perhitungan di laboratorium fisika nuklir,

Lebih terperinci

SINKRONISASI DATA DENGAN PEMROSESAN PARALEL MENGGUNAKAN MODEL PEMROGRAMAN MAPREDUCE

SINKRONISASI DATA DENGAN PEMROSESAN PARALEL MENGGUNAKAN MODEL PEMROGRAMAN MAPREDUCE SINKRONISASI DATA DENGAN PEMROSESAN PARALEL MENGGUNAKAN MODEL PEMROGRAMAN MAPREDUCE Murti Retnowo Jurusan Manajemen Informatika, UTY, Yogyakarta e-mail: nowo.yogya@gmail.com ABSTRAK Penelitian dalam pemrosesan

Lebih terperinci

TIPE JARINGAN KOMPUTER

TIPE JARINGAN KOMPUTER TIPE JARINGAN KOMPUTER Sistem terdistribusi Client server Peer to peer Sistem terdistibusi merupakan sebuah sistem yg komponennya berada pada jaringan komputer. Komponen tersebut saling berkomunikasi &

Lebih terperinci

Astika Ayuningtyas Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta, Jl Janti Blok R Lanud Adisutipto, Yogyakarta

Astika Ayuningtyas Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta, Jl Janti Blok R Lanud Adisutipto, Yogyakarta Seminar SENATIK Nasional Vol. II, 26 Teknologi November Informasi 2016, ISSN: dan 2528-1666 Kedirgantaraan (SENATIK) Vol. II, 26 November 2016, ISSN: 2528-1666 PeP- 115 Pemrosesan Paralel pada Menggunakan

Lebih terperinci

Sistem Operasi Pertemuan 4 Thread, SMP & Microkernel. H u s n i Lab. Sistem Komputer & Jaringan Teknik Informatika Univ.

Sistem Operasi Pertemuan 4 Thread, SMP & Microkernel. H u s n i Lab. Sistem Komputer & Jaringan Teknik Informatika Univ. Sistem Operasi 2009 Pertemuan 4 Thread, SMP & Microkernel H u s n i Lab. Sistem Komputer & Jaringan Teknik Informatika Univ. Trunojoyo Ikhtisar Thread: Kepemilikan sumber daya dan Eksekusi Symmetric Multiprocessing

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Konfigurasi Cluster PC Multicore Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh algortima paralel pada kinerja komputasi paralel. Untuk itu konfigurasi hardware disusun

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP antara Asterisk dan FreePBX berbasis Parallel Processing JOANA SIBORO 2206100080 Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA NIP: 196510141990021001 PERANCANGAN

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA CLUSTER LINUX DENGAN PUSTAKA MPICH TERHADAP PERKALIAN MATRIKS

ANALISA KINERJA CLUSTER LINUX DENGAN PUSTAKA MPICH TERHADAP PERKALIAN MATRIKS ANALISA KINERJA CLUSTER LINUX DENGAN PUSTAKA MPICH TERHADAP PERKALIAN MATRIKS Fani Fatullah, A.Benny Mutiara MQN,Chandra Yulianto Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100, Depok, 16424 e-mail : amutiara@staff.gunadarma.ac.id,chandra@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

Pengantar Sistem Operasi

Pengantar Sistem Operasi 1 Pengantar Sistem Operasi Apa itu Sistem Operasi? Perangkat lunak yang bertindak sebagai perantara antara pemakai komputer dan perangkat keras 2 Sasaran Sistem Operasi Menjalankan program-program dari

Lebih terperinci

Pokok Bahasan. Tujuan. Pengertian Sistem Operasi. Sistem Mainframe. Pengertian Sistem Operasi Perkembangan Sistem Operasi

Pokok Bahasan. Tujuan. Pengertian Sistem Operasi. Sistem Mainframe. Pengertian Sistem Operasi Perkembangan Sistem Operasi Pokok Bahasan Pengertian Sistem Operasi Perkembangan Sistem Operasi Tujuan Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami definisi, maksud dan tujuan sistem operasi Memahami

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA CLUSTER OPENMOSIX DENGAN PVM (PARALLEL VIRTUAL MACHINE)

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA CLUSTER OPENMOSIX DENGAN PVM (PARALLEL VIRTUAL MACHINE) Vol 2, No 3 Juni 2012 ISSN 2088-2130 ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA CLUSTER OPENMOSIX DENGAN PVM (PARALLEL VIRTUAL MACHINE) Koko Joni 1), Taufik Hidayat 2) 1 Jurusan Manajemen Informatika, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

KOMPUTASI PARALEL RENDER OBYEK 3D BERBASIS CLUSTER LAN

KOMPUTASI PARALEL RENDER OBYEK 3D BERBASIS CLUSTER LAN KOMPUTASI PARALEL RENDER OBYEK 3D BERBASIS CLUSTER LAN Anritsu S.Ch. Polii (Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Manado) Abstract; The background of this research is the length of time required

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian dari masing masing metode computing dan juga analisa dari hasil pengujian tersebut. Pengujian dilakukan pada waktu proses dengan

Lebih terperinci

SISTEM TERDISTRIBUSI

SISTEM TERDISTRIBUSI SISTEM TERDISTRIBUSI Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia MATA KULIAH SISTEM TERDISTRIBUSI SILABUS MATERI Silabus & Pengantar Sistem Terdistribusi Komunikasi Antar Proses Sistem Operasi Terdistribusi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keyword : big data, distribusi, Hadoop, sistem file. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Keyword : big data, distribusi, Hadoop, sistem file. vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pertumbuhan data ternyata sangat mempengaruhi perkembangan volume dan jenis data yang terus meningkat di dunia maya. Jenis data, mulai dari data yang berupa teks, gambar atau foto, video hingga

Lebih terperinci

Bab 1. Pengenalan Sistem Operasi POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: 1.1 APAKAH SISTEM OPERASI? Pengertian Sistem Operasi Perkembangan Sistem Operasi

Bab 1. Pengenalan Sistem Operasi POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: 1.1 APAKAH SISTEM OPERASI? Pengertian Sistem Operasi Perkembangan Sistem Operasi Bab 1 Pengenalan Sistem Operasi POKOK BAHASAN: Pengertian Sistem Operasi Perkembangan Sistem Operasi TUJUAN BELAJAR: Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami definisi,

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//www.lapan.go.id

Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//www.lapan.go.id Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//www.lapan.go.id PENGOLAHAN INFORMASI DATA MEDAN MAGNET BUMI BERBASIS KLUSTER KOMPUTER DENGAN FRONTEND ROCK (DATA PROCESSING OF INFORMATION OF

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Konsep Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sekelompok komputer yang dihubungkan dengan yang lainnnya menggunakan protokol komnuikasi melalui media transmisi atau media

Lebih terperinci

Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer.

Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer. Uraian dan Sasaran Uraian : Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer. Sasaran : Mahasiswa bisa mendesign dan membangun jaringan komputer

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya 6 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya Kebutuhan akan proses komputasi yang lebih cepat sangat diperlukan untuk menangani permintaan dalam sebuah web server. Salah satu cara yang ditawarkan

Lebih terperinci

SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI

SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI Sistem Operasi (Operating System atau OS) Adalah Perangkat lunak sistem yang bertugas untuk melakukan kontrol dan manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar sistem,

Lebih terperinci

Kontrak Kuliah. Arsitektur Sistem Basis Data. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Kontrak Kuliah. Arsitektur Sistem Basis Data. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Kontrak Kuliah Arsitektur Sistem Basis Data Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Pendahuluan Berdasarkan arsitektur ANSI/SPARC, arsitektur sistem basis data dibagi menjadi tiga tingkat : Level Internal, Level Konseptual,

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPUTASI PARALEL DAN SERIAL PADA ALGORITMA MERGE SORT

ANALISIS KOMPUTASI PARALEL DAN SERIAL PADA ALGORITMA MERGE SORT J. Sains MIPA, April 2018, Vol. 18, No. 1, Hal.: 13-18 ISSN 1978-1873 ANALISIS KOMPUTASI PARALEL DAN SERIAL PADA ALGORITMA MERGE SORT Machudor Yusman, Aristoteles* dan Anie Rose Irawati Jurusan Ilmu Komputer

Lebih terperinci

KAJIAN PERBAIKAN KECEPATAN WAKTU EKSEKUSI TERHADAP UNJUK KERJA PIRANTI INPUT/OUTPUT. Suhartono Jurusan Matematika UNDIP. Abstrak

KAJIAN PERBAIKAN KECEPATAN WAKTU EKSEKUSI TERHADAP UNJUK KERJA PIRANTI INPUT/OUTPUT. Suhartono Jurusan Matematika UNDIP. Abstrak JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 59-64, Agustus 2001, ISSN : 1410-8518 KAJIAN PERBAIKAN KECEPATAN WAKTU EKSEKUSI TERHADAP UNJUK KERJA PIRANTI INPUT/OUTPUT Suhartono Jurusan Matematika UNDIP

Lebih terperinci

Arsitektur Sistem Operasi WINDOWS

Arsitektur Sistem Operasi WINDOWS Arsitektur Sistem Operasi WINDOWS Project Study Sistem Operasi FOR X SMK Copyright by : Rio Widyatmoko, A.Md.Kom sistem operasi Windows MS-DOS sistem operasi dasar yang digunakan dan dikembangkan menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengukuran overhead..., Ida Nurhaida, FT UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengukuran overhead..., Ida Nurhaida, FT UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN Dalam era globalisasi, teknologi informasi jaringan komputer akan memegang peranan yang sangat menentukan dalam kompetisi di dunia mendatang. Keberhasilan dalam menguasai teknologi informasi

Lebih terperinci

Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penggunaan mesin virtual (VM) oleh beberapa perusahaan sudah merupakan hal biasa. Baik digunakan untuk penyediaan VPS (Virtual Private Server) [12] maupun cloud computing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat pesat, terutama dalam bidang teknologi komputer. Kemajuan teknologi yang sangat pesat tersebut mengakibatkan komputer-komputer

Lebih terperinci

DESIGN AND IMPLEMENTATION OF GRID COMPUTING MANAGEMENT RESOURCE SYSTEM ON INFRASTRUCTURE AS A SERVICE (IAAS) USING NATIVE HYPERVISOR

DESIGN AND IMPLEMENTATION OF GRID COMPUTING MANAGEMENT RESOURCE SYSTEM ON INFRASTRUCTURE AS A SERVICE (IAAS) USING NATIVE HYPERVISOR PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI MANAGEMENT RESOURCE DALAM SISTEM GRID COMPUTING PADA LAYANAN INFRASTRUCTURE AS A SERVICE (IAAS) MENGGUNAKAN NATIVE HYPERVISOR DESIGN AND IMPLEMENTATION OF GRID COMPUTING MANAGEMENT

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA CLUSTER OPENMOSIX DENGAN MPI TERHADAP APLIKASI RENDERING POV-RAY

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA CLUSTER OPENMOSIX DENGAN MPI TERHADAP APLIKASI RENDERING POV-RAY ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA CLUSTER OPENMOSIX DENGAN MPI TERHADAP APLIKASI RENDERING POV-RAY Anton Dwi Laksono, A.Benny Mutiara MQN,Brahmantyo Heruseto Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100, Depok,

Lebih terperinci

KINERJA ALGORITMA PARALEL UNTUK PENCARIAN KATA DENGAN METODE BOYER-MOORE MENGGUNAKAN PVM

KINERJA ALGORITMA PARALEL UNTUK PENCARIAN KATA DENGAN METODE BOYER-MOORE MENGGUNAKAN PVM Vandika, Kinerja Algoritma Paralel untuk Pencarian Kata dengan Metode Boyer-Moore Menggunakan PVM KINERJA ALGORITMA PARALEL UNTUK PENCARIAN KATA DENGAN METODE BOYER-MOORE MENGGUNAKAN PVM Maria Angela Kartawidjaja

Lebih terperinci

MOBILE CLOUD BERBASIS VIRTUAL SMARTPHONE OVER IP

MOBILE CLOUD BERBASIS VIRTUAL SMARTPHONE OVER IP MOBILE CLOUD BERBASIS VIRTUAL SMARTPHONE OVER IP Ferrianto Gozali (1) dan Rizki Abrar (2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti Jalan Kiai Tapa, Grogol, Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

Sistem Terdistribusi. Sistem Operasi Terdistribusi oleh : Musayyanah, S.ST, MT

Sistem Terdistribusi. Sistem Operasi Terdistribusi oleh : Musayyanah, S.ST, MT Sistem Terdistribusi Sistem Operasi Terdistribusi oleh : Musayyanah, S.ST, MT List Of Content SO Komponen SO DOS Jenis SO Manfaat SO JARINGAN KOMPUTER VS SISTEM TERDISTRIBUSI Pengertian Jarkom : kumpulan

Lebih terperinci

DASAR KOMPUTER DAN PEMROGRAMAN IB PENGANTAR SISTEM OPERASI

DASAR KOMPUTER DAN PEMROGRAMAN IB PENGANTAR SISTEM OPERASI DASAR KOMPUTER DAN PEMROGRAMAN IB PENGANTAR SISTEM OPERASI 2015 DEFINISI SISTEM OPERASI OS (Operating System) merupakan merupakan program yang mengatur eksekusi program dan bertindak sebagai interface

Lebih terperinci

Studi Kasus Kernel Linux

Studi Kasus Kernel Linux Studi Kasus Kernel Linux Kelompok 58.3 Ranni Kusumawardhani -1203000943 Septina Dian Larasati - 1203001044 Kritik dan saran : rannikusuma@gmail.com mendownload slide ini, tanpa mengubah isinya. 1 Manajemen

Lebih terperinci

PERTEMUAN 1 PENGENALAN SISTEM KOMPUTER & SISTEM OPERASI M. R A J A B F A C H R I Z A L - S I S T E M O P E R A S I - C H A P T E R 1 1

PERTEMUAN 1 PENGENALAN SISTEM KOMPUTER & SISTEM OPERASI M. R A J A B F A C H R I Z A L - S I S T E M O P E R A S I - C H A P T E R 1 1 PERTEMUAN 1 PENGENALAN SISTEM KOMPUTER & SISTEM OPERASI M. R A J A B F A C H R I Z A L - S I S T E M O P E R A S I - C H A P T E R 1 1 LAYOUT Sistem Perkuliahan Pengenalan Matakuliah & Silabus Pengenalan

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 23 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pembangunan Sistem Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PPDIOO (prepare, plan, design, implement, operate, optimize). Metode ini adalah metode

Lebih terperinci

ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER

ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER PART 3: THE CENTRAL PROCESSING UNIT CHAPTER 8: OPERATING SYSTEM SUPPORT PRIO HANDOKO, S.KOM., M.T.I. CHAPTER 8: OPERATING SYSTEM SUPPORT Kompetensi Dasar Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA (LKM)

LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA (LKM) LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA (LKM) Program Studi : Matematika/Pend matematika Mata kuliah : Pengantar Ilmu Komputer Pokok Bahasan : Jaringan Komputer Waktu : 2 x 50 menit Standar Kompetensi : Setelah mengikuti

Lebih terperinci

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama)

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama) 2012 Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama) Berkah I. Santoso berkahs@cloudindonesia.or.id http://www.mislinux.org/ Lisensi Dokumen:.or.id Seluruh dokumen di CloudIndonesiA.or.id

Lebih terperinci

2. STRUKTUR SISTEM OPERASI

2. STRUKTUR SISTEM OPERASI 2. STRUKTUR SISTEM OPERASI TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan komponen pada sistem operasi Menjelaskan layanan sistem operasi terhadap user, proses, dan sistem lainnya. Membahas berbagai cara penataan sebuah

Lebih terperinci

CLUSTER. Kategori Cluster Computing

CLUSTER. Kategori Cluster Computing CLUSTER Cluster, dalam ilmu komputer dan jaringan komputer adalah sekumpulan komputer (umumnya server jaringan) independen yang beroperasi serta bekerja secara erat dan terlihat oleh klien jaringan seolah-olah

Lebih terperinci

JARINGAN. Definisi Dasar Jaringan : Dua atau lebih komputer yang saling terhubung sehingga dapat membagi data dan sumber-sumber peralatan lain

JARINGAN. Definisi Dasar Jaringan : Dua atau lebih komputer yang saling terhubung sehingga dapat membagi data dan sumber-sumber peralatan lain JARINGAN Definisi Dasar Jaringan : Dua atau lebih komputer yang saling terhubung sehingga dapat membagi data dan sumber-sumber peralatan lain Jaringan Komputer - Masa mainframe berkembang, semua komputasi

Lebih terperinci

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama)

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama) 2012 Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama) Berkah I. Santoso berkahs@cloudindonesia.or.id http://www.mislinux.org/ Lisensi Dokumen:.OR.ID Lisensi Atribusi-Berbagi Serupa

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER. No.RPS/PTE/PTI6208 Revisi/Tgl : 00/18 Agustus 2015 Semester 2 Hal 1 dari 7

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER. No.RPS/PTE/PTI6208 Revisi/Tgl : 00/18 Agustus 2015 Semester 2 Hal 1 dari 7 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER No.RPS/PTE/PTI6208 Revisi/Tgl

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI GNS3 CLUSTER SEBAGAI ALAT BANTU SIMULASI JARINGAN KOMPUTER (STUDI KASUS LABORATORIUM JARINGAN KOMPUTER FAKULTAS ILMU TERAPAN)

IMPLEMENTASI GNS3 CLUSTER SEBAGAI ALAT BANTU SIMULASI JARINGAN KOMPUTER (STUDI KASUS LABORATORIUM JARINGAN KOMPUTER FAKULTAS ILMU TERAPAN) IMPLEMENTASI GNS3 CLUSTER SEBAGAI ALAT BANTU SIMULASI JARINGAN KOMPUTER (STUDI KASUS LABORATORIUM JARINGAN KOMPUTER FAKULTAS ILMU TERAPAN) Yuni Twelefty 1, Tafta Zani 2, Muhammad Fahru Rizal 3 123 Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era teknologi yang semakin maju ini, banyak komunitas seperti di bidang kedokteran, penelitian, bisnis maupun akademik yang membutuhkan komputasi yang cepat guna

Lebih terperinci

Fase pertama: single user, single tasking

Fase pertama: single user, single tasking Interoperabilitas Evolusi Pemanfaatan Komputer Fase pertama: single user, single tasking Komputasi dijalankan secara terbatas di satu mesin oleh satu pemakai yang hanya mengeksekusi satu aplikasi pada

Lebih terperinci

Pertemuan Ke 2 Arsitek tur Dasar Komputer

Pertemuan Ke 2 Arsitek tur Dasar Komputer Pertemuan Ke 2 Arsitek tur Dasar Komputer ARSITEKTUR KOMPUTER 1 Rahajeng Ratnaningsih, S.Kom STMIK AUB SURAKARTA Tujuan Perkuliahan 1. Menjelaskan tentang arsitektur komputer 2. Menjelaskan perbedaan utama

Lebih terperinci

Soal terdiri dari 50 Pilihan Ganda Setiap soal pilihan ganda hanya satu jawaban yang benar

Soal terdiri dari 50 Pilihan Ganda Setiap soal pilihan ganda hanya satu jawaban yang benar Soal terdiri dari 50 Pilihan Ganda Setiap soal pilihan ganda hanya satu jawaban yang benar 1. Pernyataan yang paling tepat mengenai definisi Sistem Terdistribusi adalah : a. Dua atau lebih komputer yang

Lebih terperinci

Super computer . Perkembangan Science dan Komputasi Numerik Fenomena Alam Observasi Hypotesis Percobaan untuk Pembuktian Percobaa n fisik Teori Komputasi numerik (simulasi) Fenomena Alam : Suatu kejadian

Lebih terperinci

Analisis Performa Load Balancing DNS Round Robin dengan Linux Virtual Server pada Webserver Lokal

Analisis Performa Load Balancing DNS Round Robin dengan Linux Virtual Server pada Webserver Lokal Analisis Performa Load Balancing DNS Round Robin dengan pada Webserver Lokal Andika Janu Pradana Program Studi Teknik Informatika, Universitas Dian Nuswantoro Semarang andika.news@yahoo.com ABSTRACT Dispatcher

Lebih terperinci