STUDI POTENSI INDUSTRI JASA REKAYASA ARSITEK UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI POTENSI INDUSTRI JASA REKAYASA ARSITEK UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA DI INDONESIA"

Transkripsi

1 STUDI POTENSI INDUSTRI JASA REKAYASA ARSITEK UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA DI INDONESIA Dharu Dewi, Sriyana -BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta ABSTRAK STUDI POTENSI INDUSTRI JASA REKAYASA ARSITEK UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA DI INDONESIA. Studi dilakukan untuk mengidentifikasi potensi industri jasa rekayasa arsitek (architect engineering) yang dianggap mampu berpartisipasi dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) PLTN di Indonesia. Potensi Industri jasa rekayasa arsitek, diidentifikasi melalui evaluasi potensi beberapa industri jasa rekayasa arsitek nasional. Metode penelitian dilakukan dengan cara survei dan penelusuran studi literatur. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara purpossive sampling. Hasil studi menunjukkan bahwa potensi industri jasa rekayasa arsitek untuk mendukung program PLTN masih harus ditingkatkan kinerjanya melalui pemilihan SDM yang kompeten, peralatan yang handal, sistem manajemen proyek yang efektif dan efisien, sehingga diharapkan mampu berpartisipasi aktif dalam proyek konstruksi PLTN di Indonesia. Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan berharga bagi industri jasa rekayasa arsitek untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerjanya sehingga dapat berperan aktif dalam proyek konstruksi PLTN di Indonesia. Kata kunci: industri, jasa, rekayasa arsitek, PLTN ABSTRACT THE POTENTIAL STUDY OF ARCHITECT ENGINEER SERVICES INDUSTRIES TO SUPPORT THE FIRST NUCLEAR POWER PLANTS CONSTRUCTION IN INDONESIA. The Study has been done to identify the potential of architect engineering industries can participate in the nuclear power plants (NPP) program in Indonesia. The potential of architect engineering services industries, to be identified by evaluation results of national industries potency in some architect engineer industries. The Research Methodology were to be done by the survey method and literature study. Data Collection Technique to be done by sampling purpossive. The study results showed that the potential of architect engineering industries to support the NPP program must be increased performance via selection of competent human resources, reliable equipments, project management system are efective and efficient, so that it can expected become value input for the architect engineering industries to develop and enhance the performance so that it can play necessary role in the nuclear power plant construction in Indonesia. Keywords: industry, service, architect engineering, nuclear power plants 1. PENDAHULUAN Rekayasa arsitek (Architech Engineering) memegang peranan yang sangat penting di dalam melakukan desain teknologi PLTN khususnya dalam perancangan Desain Konseptual (Conceptual Design), Desain Dasar (Basic Design), dan Desain Rinci (Detailed Desain). PLTN merupakan kegiatan proyek berteknologi tinggi, sehingga diperlukan berbagai disiplin ilmu. Namun demikian untuk proses alih teknologi PLTN, sebaiknya ISSN

2 industri jasa rekayasa arsitek sudah benar-benar harus disiapkan sejak awal. Industri jasa rekayasa arsitek ini sangat diharapkan partisipasinya untuk mendukung program pembangunan PLTN, dengan mensyaratkan kinerja perusahaan yang profesional, handal, dan berdaya saing tinggi. Peningkatan kinerja industri harus benar-benar diperhatikan menuju ke arah yang lebih baik. Untuk itu dalam struktur organisasi industri jasa rekayasa arsitek diperlukan sumber daya manusia yang kompeten serta peningkatan kemampuan peralatan dan fasilitas/prasarana industri jasa rekayasa arsitek sebagai penunjang kegiatan proyek. Selain itu kesempatan dalam partisipasi industri jasa rekayasa arsitek dalam proyek pembangunan PLTN juga menjadi sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan industri jasa rekayasa arsitek dalam proyek nasional dan internasional. Industri jasa rekayasa arsitek yang ada saat ini di Indonesia sudah cukup banyak diantaranya adalah PT. Rekayasa Industri, PT. Inti Karya Persada Teknik, PT. Bina Karya, PT. Tripatra Engineering, PT. Truba Jurong Engineering, PT. Purna Bina Indonesia, PT. PLN Enjiniring, dan lain-lain. Namun industri-industri tersebut belum berpengalaman dalam bidang PLTN. Metode penelitian yang digunakan pada studi adalah metode survei dan kajian literatur. Langkah langkah metode survei adalah menyiapkan kuisioner, menyebarkan kuisioner ke beberapa industri jasa rekayasa arsitek yang sebelumnya telah didaftar sebagai daftar industri yang berpotensi, melakukan kunjungan teknis langsung ke industri jasa rekayasa arsitek bekerjasama dengan pihak Korea Hydro Nuclear Power (KHNP) Korea, dan melakukan kajian studi literatur dari Company Profile industri, hasil kuisioner serta hasil laporan studi kerjasama BATAN-KHNP. Pelaksanaan survei dilakukan pada tahun 2005 sampai dengan tahun Sampai saat ini data survei tersebut merupakan data update terakhir karena belum dilakukan survei ulang terhadap industri yang sudah didata. Acuan teknis teknologi PLTN yang digunakan adalah Optimized Power Reactor 1000 MW Class (OPR 1000) milik Korea. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara purpossive sampling yakni hanya mengambil data industri yang dianggap potensial dapat berpartisipasi dalam pembangunan PLTN Pertama di Indonesia. Makalah ini dibatasi hanya untuk industri yang telah memberikan respon terhadap kuisioner yang dikirim dan telah disurvei secara langsung. Tujuan studi adalah teridentifikasinya potensi industri jasa rekayasa arsitek untuk mendukung program PLTN di Indonesia. Dari hasil identifikasi dapat dilihat sejauh mana potensi yang dimiliki industri tersebut di dalam pengembangan penguasaan dan penyediaan teknologi industri jasa rekayasa arsitek di Indonesia. Manfaat hasil studi diharapkan dapat memberikan masukan kepada berbagai pihak industri jasa rekayasa arsitek dalam mengembangkan dan meningkatkan kinerjanya sehingga dapat berperan aktif dalam pembangunan PLTN pertama di Indonesia. 2. RUANG LINGKUP REKAYASA ARSITEK Rekayasa PLTN dimulai dengan suatu kegiatan desain atau analisis dan berakhir dengan penerbitan gambar, spesifikasi dan laporan analisis. Rekayasa proyek PLTN mempunyai tantangan yang cukup besar dalam hal pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) karena hal tersebut memerlukan sejumlah besar personil berkualifikasi tinggi. Konsep Rekayasa PLTN teruji (proven technology) melibatkan 3 juta orang-jam atau sekitar 10% dari total biaya investasi pembangkit [1]. Negara-negara berkembang umumnya tidak menggunakan jasa rekayasa arsitek pada tahap awal program PLTN. Rekayasa PLTN umumnya dilakukan oleh suatu unit organisasi yang terpisah karena kekhususan dan keunikan dari proyek tersebut. Partisipasi nasional dalam desain dan rekayasa proyek dapat dilaksanakan oleh pemilik PLTN secara langsung, atau dapat dilakukan oleh industri jasa rekayasa arsitek dibawah subkontrak pemilik PLTN atau dilaksanakan oleh kontraktor ISSN

3 utama atau pemasok asing. Pada kasus rekayasa arsitek jika dilaksanakan oleh kontraktor utama, partisipasi nasional dalam desain dan rekayasa dapat menjadi suatu bagian integral tak terpisahkan dari ruang lingkup pemasok, dan kontrak harus disetujui antara pemilik dan pemasok. Secara umum, keberhasilan manajemen rekayasa PLTN tergantung pada: - Personil yang kooperatif dan memiliki ilmu pengetahuan teknologi PLTN sebagai posisi kunci - Persetujuan antara manajemen proyek dan rekayasa proyek merupakan keputusan utama. - Dokumentasi awal dan pengesahan tertulis dari keputusan dalam bentuk desain awal dan konseptual, dokumentasi perizinan, desain dasar dan desain rinci, spesifikasi peralatan, pengawasan manufaktur, modifikasi, pemasangan dan komisioning. - Pemilik dapat memilih (jika memiliki kemampuan yang cukup) untuk melakukan rekayasa proyek dalam organisasinya sendiri atau melakukan kerjasama dengan bantuan rekayasa arsitek atau dapat juga mendelegasikan tanggungjawabnya kepada kontraktor utama yang memiliki pengalaman yang cukup. Sedangkan fungsi pengawasan dilaksanakan oleh tim manajemen proyek pemilik PLTN. Pada periode puncak, rekayasa suatu unit pembangkit tunggal diperlukan sekitar orang tenaga profesional dan teknisi, tetapi jumlah tersebut dapat menjadi lebih besar atau lebih kecil tergantung pada ruang lingkup rekayasa, pengalaman organisasi rekayasa sebelumnya dan standardisasi desain yang dipergunakan. Rekayasa proyek merupakan kegiatan yang berorientasi proyek Fase Rekayasa Proyek Pemilik PLTN memegang peranan dalam memimpin dan mendefinisikan tanggungjawab konsultan/kontraktor utama. Jika rekayasa proyek didelegasikan, maka porsi utama rekayasa secara bertahap diambil alih dan dilakukan oleh kontraktor utama. Fase-fase dalam rekayasa proyek terdiri dari perancangan desain teknologi PLTN yang mencakup perancangan Desain konseptual (Conceptual Design), Desain Dasar (Basic Design), dan Desain Rinci (Detailed Desain). Berdasarkan versi dokumen Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) [1], ruang lingkup kegiatan Rekayasa Arsitek adalah sebagai berikut: a. Desain konseptual pembangkit (Conceptual Design) Fase desain konseptual meliputi kegiatan-kegiatan utama sebagai berikut: - mendefinisikan kondisi tapak untuk pertimbangan desain pembangkit, penyusunan alat yang diperlukan untuk proteksi terhadap banjir, gelombang tinggi (tidal waves) dll, pembuatan tata letak (layout) pembangkit dan untuk intake dan chanel discharge untuk persyaratan pendinginan; - melakukan desain awal akses tapak selama konstruksi dan operasi PLTN. Desain awal dari pelabuhan dan fasilitas docking; - melakukan identifikasi wilayah yang terkena radiasi, wilayah bebas radiasi, wilayahwilayah kritis, desain awal akses dan pekerjaan yang terkait dengan keselamatan pekerja dan proteksi radiologi; - melakukan desain awal dari peralatan proteksi dan struktur shielding, partisi, peralatan isolasi untuk kecelakaan radiasi, kebakaran dan kondisi abnormal lainnya; - menentukan persyaratan air dan daya listrik selama konstruksi, komisioning dan operasi. Pada akhir fase desain konseptual, seluruh karakteristik utama dari pembangkit sebaiknya didefinisikan dan seluruh masalah yang terkait dengan kelayakan dan persyaratan keselamatan PLTN dan tapak sebaiknya ditanggapi secara benar. Hasil ISSN

4 desain konseptual berupa deskripsi sistem, gambar konseptual, kompilasi data dan informasi perizinan awal. Hasilnya ditujukan untuk tinjauan/audit mandiri (review independent) oleh ahli-ahli berpengalaman yang merupakan orang-orang profesional yang sebelumnya tidak terlibat dalam pengembangan desain konseptual. Konsultan yang mempunyai pengalaman sebelumnya pada proyek yang serupa lainnya dapat dimanfaatkan untuk dilibatkan dalam proyek. Untuk pelaksanaan tinjauan yang diperlukan, paling sedikit diperlukan 2000 orang-jam. b. Rekayasa Desain Dasar (Basic Design) dan Desain Rinci (Detailed Design) Fase rekayasa desain tahap selanjutnya dapat dibedakan ke dalam 2 tahap yakni Rekayasa Desain Dasar dan Rekayasa Desain Rinci. Rekayasa Desain Dasar dapat melibatkan s/d orang-jam selama periode 6 12 bulan dan jumlah staf sekitar orang. Rekayasa Desain Dasar memiliki kegiatan utama sebagai berikut: - mendefinisikan kriteria Desain Dasar; - mengembangkan program rekayasa awal; - mendefinisikan kriteria, standar dan regulasi (lokal dan asing); - mendefinisikan prosedur-prosedur rekayasa yang aplikatif; - mempersiapkan laporan analisis keselamatan pendahuluan; - mempersiapkan tata letak (layout) pembangkit; - mengembangkan diagram instrumentasi dan pemipaan; - mempersiapkan program jaminan mutu; - membuat daftar barang-barang yang terkait keselamatan. Pada fase ini, kriteria keselamatan diperlukan untuk memenuhi persyaratan perizinan. Demikian pula pembangkit acuan untuk proyek harus didefinisikan secara jelas. Tugas rekayasa Desain Rinci mencakup sekitar orang-jam selama periode 5 tahun. Desain Rinci sebaiknya secara terus menerus diperiksa untuk verifikasi, apakah kriteria keselamatan dan persyaratan teknis lainnya telah dipenuhi. Desain Rinci juga harus mempertimbangkan keandalan peralatan pembangkit. Kemudahan akses untuk perawatan dan inspeksi peralatan harus mendapatkan perhatian yang sangat hati-hati. Pemilik PLTN dapat mengambil tanggungjawab untuk desain dari beberapa bagian dari pembangkit yang bersifat konvensional. Desain yang dapat dilakukan personil pemilik PLTN antara lain desain wilayah gedung, teknik sipil, desain sistem pendukung dan fasilitas serta desain sistem transmisi. Untuk tinjauan dan pengesahan spesifikasi, pemilik PLTN hendaknya menyiapkan 2 atau 3 orang personil. Partisipasi minimal pemilik PLTN selama Desain Dasar dan Desain Rinci memerlukan sekitar 25 orang tenaga profesional. Bagian ini merupakan bagian manajemen proyek pemilik PLTN. Berdasarkan versi dokumen laporan kerjasama Korean Hydro Nuclear Power (KHNP) dengan BATAN, ruang lingkup layanan Rekayasa Arsitek (A/E) dikelompokkan sebagai berikut [2] : 1. layanan bantuan manajemen proyek secara menyeluruh; 2. layanan manajemen rekayasa; 3. layanan untuk mendukung pekerjaan pemilik PLTN. 1. b.1. Layanan bantuan manajemen proyek secara menyeluruh Rekayasa arsitek memberikan layanan bantuan manajemen proyek secara menyeluruh untuk memastikan pemilik PLTN dapat melaksanakan manajemen proyek untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Layanan bantuan manajemen proyek ini mencakup halhal sebagai berikut: ISSN

5 - persiapan manual prosedur proyek dan hubungan kerja antara pekerjaan utama proyek yang meliputi pemilik PLTN, Rekayasa Arsitek, pemasok Sistem Pembangkit Uap Nuklir, pemasok Turbin Generator, pemasok Balance of Plant dan konstruktor; - Layanan kendali proyek yang mencakup jadwal, biaya, material, gambar, dokumen, termasuk komputerisasi sistem kendali. 2. b.2 Layanan manajemen rekayasa Rekayasa arsitek melakukan layanan yang terkait dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan desain dan pekerjaan rekayasa untuk PLTN. Rekayasa arsitek bertanggungjawab terhadap manajemen rekayasa untuk ruang lingkup layanan dasar. Manajemen rekayasa harus memastikan bahwa keluaran teknis dari rekayasa arsitek dalam bidang rekayasa dan desain memenuhi persyaratan proyek yang menyusun sasaran/tujuan untuk unjuk kerja dan mutu. Layanan manajemen rekayasa ini meliputi: manajemen rekayasa, administrasi rekayasa, jaminan mutu rekayasa, pengawasan mutu, biaya, jadwal rekayasa, dan pelayanan koordinasi konstruksi. Layanan rekayasa dan desain mencakup kegiatan teknis secara keseluruhan dari berbagai disiplin rekayasa yang terdiri dari desain arsitek, desain sipil/struktur, desain teknik nuklir, desain mekanikal, desain pembangkit, desain elektrikal, desain instrumentasi dan kendali, dan dukungan perizinan. Pekerjaan desain dan rekayasa secara khusus mencakup sebagai berikut: - menyiapkan kriteria desain secara umum; - menyiapkan kriteria desain sistem; - menyiapkan deskripsi fungsi sistem; - menyiapkan rencana tapak untuk proyek tapak total; - menyiapkan susunan pembangkit PLTN secara umum; - menyiapkan susunan block daya unit dan gambar lokasi peralatan; - mengembangkan Desain Dasar dan Desain Rinci untuk bangunan, peralatan, sistem dan fasilitas; - mengembangkan Desain Dasar dan Desain Rinci intake air laut dan fasilitas discharge yang meliputi struktur dan saluran; - menyiapkan Desain Rinci untuk pondasi bangunan dan peralatan pendukung; - menyiapkan spesifikasi teknis untuk pengadaan peralatan dan material yang meliputi daftar dan jumlah material, tanggal pengiriman yang diperlukan, persyaratan untuk suku cadang, peralatan khusus dll: - menyiapkan paket kontrak konstruksi yang meliputi spesifikasi teknis konstruksi, daftar dan jumlah material yang diperkirakan untuk dipasang dan spesifikasi untuk konstruktor pemasok material: - menyiapkan proses pemipaan dan diagram instrumentasi: - menyiapkan gambar wilayah pemipaan: - mengembangkan diagram one-line listrik, diagram elementer dan diagram logikal: - desain daya sistem pendukung dan rangkaian kendali dan menyiapkan diagram skematik listrik untuk rangkaian listrik yang meliputi daya, kendali dan alarm; - desain switchyard outdoor yang meliputi saluran transmisi; - menyiapkan gambar listrik yang menunjukkan lokasi, elevasi, dan pendukung peralatan listrik dan memperlihatkan jalur tempat kabel (cable tray), pipa penyalur (conduit), bus duct, jaringan bawah tanah; - menyiapkan diagram logika kendali; - menyiapkan gambar dan spesifikasi untuk papan kendali dalam ruang kendali utama dan untuk papan kendali lokal, panel dan rak instrumentasi; ISSN

6 - menyiapkan data yang diperlukan untuk mendefinisikan kriteria akses gedung; - melakukan studi yang diperlukan untuk mendefinisikan persyaratan desain; - melaksanakan desain seismik untuk gedung dan struktur; - menyiapkan laporan shielding; - menyusun zona radiasi, aksesibilitas dan persyaratan perawatan; - melaksanakan analisis untuk dampak pipa dan jet force blowdown; - melaksanakan analisis untuk misil; - menyiapkan Desain Rinci untuk pipa dalam sungkup gedung (containment) dan wilayah lain dalam pembangkit; - melaksanakan analisis tekanan pemipaan; - mendukung kendali proses pengelasan, Non-Destructive Evaluation (NDE), metalurgi, kendali proses korosi dan pelapisan; - melaksanakan Probabilitic Safety Assessment (PSA); - menyiapkan gambar rinci untuk pekerjaan besi (rebar); - desain sistem komunikasi; - ductwork hvac secara rinci; - menyiapkan desain sistem pasokan air; - gambar untuk pencahayaan/lampu yang meliputi lokasi peralatan tetap dan rangkaian listrik; - kaji ulang (review) dokumen desain untuk kesesuaian dengan persyaratan rekayasa; - menyiapkan laporan analisis keselamatan dan laporan lingkungan untuk perizinan; - mengevaluasi penawaran dari pemasok dan membuat rekomendasi pembelian; - kaji ulang (review) gambar dan data pemasok; - menyediakan dukungan teknis untuk konstruksi dan kegiatan start-up; - melakukan koordinasi antarmuka antara sistem pembangkit uap nuklir (SPUN), pemasok turbin generator dan rekayasa arsitek. 3. b.3 Layanan pendukung Pemilik PLTN Pemilik PLTN melakukan manajemen proyek secara menyeluruh, termasuk pengadaan Balance of Plant (BOP), manajemen konstruksi dan start-up. Agar pemilik dapat melakukan kegiatan proyek secara keseluruhan yang secara normal berada dalam tanggungjawab pemilik, rekayasa arsitek akan menyediakan layanan dukungan pemilik dengan personil yang kompeten secara teknis bersama-sama dengan dukungan yang sesuai. Ruang lingkup rekayasa arsitek untuk layanan dukungan pemilik PLTN didasarkan pada dukungan personil pada wilayah yang diminta tetapi dapat juga mencakup kegiatan bidang yang terkait seperti yang diusulkan oleh pemilik selama implementasi proyek. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam melaksanakan evaluasi potensi industri nasional, ada beberapa variabel (parameter) yang dikaji secara garis besar yakni lamanya suatu industri beroperasi, jumlah sumber daya manusia yang dimiliki, hasil produk yang dihasilkan, penerapan sistem jaminan mutu, penerapan sistem kendali mutu, rencana industri untuk meningkatkan kinerja di masa mendatang. Data tersebut dicantumkan di dalam kuisioner. Sampai saat ini industri jasa rekayasa arsitek yang ada di Indonesia belum memiliki pengalaman dalam jasa rekayasa arsitek PLTN. Namun demikian Indonesia telah memiliki pengalaman pembangunan reaktor riset yakni Reaktor Serba Guna (RSG) GA Siwabessy yang ada di kawasan Serpong Banten, sehingga diharapkan dapat sebagai acuan dan dijadikan pembelajaran untuk desain dan rekayasa PLTN di Indonesia. Untuk pekerjaan ISSN

7 desain dan pembangunan RSG-GAS, industri nasional yang terlibat dapat dirinci sebagai berikut [2] : a. Desain rinci untuk auxilliary building oleh PT. Architen b. Desain rinci untuk gedung operasi oleh PT. Architen c. Pekerjaan pondasi gedung reaktor oleh PT. Hutama Karya d. Pekerjaan sipil gedung reaktor oleh PT. Waskita Karya e. Pekerjaan sipil untuk gedung operasi oleh PT. Adhi Karya f. Instalasi cooling tower oleh PT. Waskita Karya Desain rinci reaktor riset telah dapat dilakukan oleh industri nasional. Dengan melihat kemampuan industri nasional pada saat desain dan konstruksi Reaktor Riset tersebut, maka tentunya dapat ditingkatkan lagi kinerja industri khususnya industri jasa rekayasa arsitek untuk pekerjaan desain dan rekayasa PLTN. Tabel 1. Industri Jasa Rekayasa Arsitek [2] No. Nama Alamat Produk Utama 1. PT. Rekayasa Industri Jl Kalibata Timur I/36, Kalibata Jakarta Telp: (021) Desain dan manajemen proyek, Pengadaan untuk bahan kimia, minyak, gas, dan pembangkit listrik 2. PT. Truba Jurong Engineering 3. PT. Tripatra Engineering 4. PT. Inti Karya Persada Teknik 5. PT. Purna Bina Indonesia 6. PT. Prima Layanan Nasional (PLN) Enjiniring Wisma PSM, Jl. Swadaya II/7, Tanjung barat, Jakarta Telp: (021) Fax: (021) Jl. RA Kartini no. 34, Jakarta Selatan Telp: (021) Fax: (021) Wisma IKPT, Jl. Prof Dr. Supomo no.42, Jakarta Menara Jamsostek gedung Utara lt 12, Jl. Jendral Gatot Subroto Kav 38, Jakarta Selatan Jl. Aipda KS Tubun I/2, Jakarta Instalasi struktur baja, manajemen proyek Arsitek, Pekerjaan sipil, mesin, teknik lingkungan Manajemen proyek, pengadaan, Sistem proses, rekayasa (engineering), startup Arsitektur, sipil Desain sistem Dari jumlah kuisioner yang telah dikirimkan ke-6 industri jasa rekayasa arsitek seperti yang dijelaskan pada Tabel 1, hanya 4 (empat) industri jasa rekayasa arsitek yang telah merespon atau mengirimkan kembali kuisionernya. Industri tersebut yakni PT. Tripatra Engineering, PT. Inti Karya Persada Tehnik, PT. PLN Enjiniring dan PT. Rekayasa Industri. Dari 4 industri tersebut yang telah merespon kuisioner, yang telah dikunjungi secara langsung adalah 3 industri yakni PT. Rekayasa Industri, PT. Tripatra Engineering dan PT. Inti Karya Persada Teknik. Kurangnya respon yang diberikan oleh pihak industri nasional dan sulitnya mendapatkan seluruh informasi dari berbagai industri mempengaruhi ISSN

8 keakuratan dalam evaluasi. Kuisioner yang telah diisi oleh pihak industri belum dapat menggambarkan kinerja industri termasuk sumber daya yang tersedia secara keseluruhan. Sehingga dalam pembahasan ini hanya dievaluasi 2 industri jasa rekayasa arsitek yakni PT. Tripatra Engineering dan PT. Inti Karya Persada Teknik yang dianggap dapat mencerminkan potensi industri jasa rekayasa arsitek secara umum. Evaluasi yang lebih rinci telah dilakukan oleh pihak KHNP, mengingat pihak BATAN belum memiliki pengalaman dalam mengevaluasi potensi industri nasional dalam memasok komponen PLTN PT. Tripatra Engineering (PT TE) PT TE berdiri pada tahun 1973, dan telah berpengalaman dalam bidang layanan manajemen Engineering, Procurement and Construction untuk industri minyak dan gas, baik untuk fasilitas offshore dan onshore. Pengalaman dan keahlian PT TE dimanfaatkan untuk mengembangkan kemampuan dan pengalaman dari perusahaan PT. Tripatra Engineers and Constructors yang dibangun pada tahun 1988 untuk melengkapi kebutuhan untuk penanganan EPC dan proyek turnkey. PT TE dan PT. Tripatra Engineers & Constructors dikenal sebagai kelompok perusahaan Tripatra yang beroperasi dibawah manajemen yang sama yakni PT TE. PT TE memiliki 266 pegawai. Diantara mereka, 182 orang bekerja pada divisi desain dan rekayasa dan 2 orang pada divisi jaminan mutu/kendali mutu (QA/QC), dan 19 orang pada divisi produksi. Dari jumlah total pegawainya, separuh pegawai industri tersebut berpengalaman selama lebih dari 10 tahun. Ruang lingkup layanan PT. Tripatra mencakup hampir semua fase proyek yang meliputi studi kelayakan, rekayasa desain, manajemen proyek, layanan pengadaan/pasokan material, konstruksi, pengawasan konstruksi, start-up dan komisioning, pelatihan, operasi dan perawatan, proyek turnkey, dan investasi. PT. Tripatra menawarkan jasa pelayanan di luar negeri yang terkait dengan pekerjaan konstruksi utama yang meliputi bidang: minyak dan gas, offshore dan laut, petrokimia, pembangkitan listrik dan transmisi, industri dan telekomunikasi. PT TE melakukan layanan desain dan rekayasa serta layanan pengawasan konstruksi untuk 5 pembangkit listrik konvensional dengan kapasitas kurang dari 200 MWe. Jenis pembangkit listrik yang menjadi pengalaman bagi industri tersebut adalah Pembangkit Listrik Turbin Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). PT. Tripatra belum memiliki pengalaman desain dan rekayasa PLTN [2]. Berkaitan dengan program rekayasa komputer, PT Tripatra Engineering mempunyai 72 program komputer yang digunakan untuk perhitungan rekayasa dasar dan analisis rekayasa dan memanfaatkan sistem komputer 3 dimensi (3D-CAD) yang digunakan untuk desain minyak, gas dan pembangkit proses, pembangkit petrokimia dan pembangkit listrik konvensional. PT Tripatra Engineering memelihara standar rekayasa dan prosedur dan mempunyai sistem penyimpanan dokumen yang cukup baik dan pusat pengendalian dokumen proyek operasional secara sistimatik. Dalam kaitannya dengan sistem manajemen mutu, PT TE mempunyai program jaminan mutu dan program kendali mutu ISO 9001:2000 yang disertifikasi oleh Lloyd s Register Quality Assurance Limited [2,3]. PT TE mempunyai program pengembangan sumber daya manusia yang terdiri dari in-house training, kursus singkat eksternal dan seminar-seminar untuk meningkatkan kemampuan teknis perusahaan. Program pelatihan meliputi sebagai berikut: - Briefing orientasi untuk memperkenalkan profil perusahaan, sistem manajemen mutu dan regulasi perusahaan; - Training In-house dan outside untuk meningkatkan keahlian dan ilmu pengetahuan pekerjanya; ISSN

9 - On the job training dengan partner strategik yang spesialisasi dalam teknologi khusus dimana PT. Tripatra tidak memilikinya; - Presentasi pemasok (vendor), dan workshop teknis. PT TE mempunyai pengalaman terbatas dalam desain pembangkit konvensional dan mempunyai kemampuan untuk melakukan desain rinci dari PLTN di bawah pengawasan industri rekayasa asing yang berpengalaman. PT TE tidak mempunyai ASME NQA-1 program jaminan mutu atau setara yang diperlukan untuk menjamin kerja mutu pada proyek PLTN dan untuk menjamin keselamatan pembangkit melalui ISO 9001:2002. Program komputer rekayasa PT TE tidak cukup untuk melakukan pekerjaan rekayasa dalam desain PLTN karena mereka tidak mempunyai program komputer rekayasa untuk sistem, struktur dan komponen keselamatan nuklir, dan program komputer analisis keselamatan nuklir yang diperlukan untuk desain nuclear island dalam PLTN. PT TE tidak cukup banyak memiliki sarjana arsitek pembangkit daya karena tanggungjawab PT TE dalam desain pembangkit daya dibatasi dalam ruang lingkup subkontraktor yang berada di bawah tanggungjawab menyeluruh dari kontraktor utama. Untuk dapat berpartisipasi dalam program PLTN, maka PT Tripatra Engineering hendaknya meningkatkan jumlah personil rekayasa, mengakumulasikan pengalamanpengalaman proyek dalam sektor desain PLTN untuk mengadakan atau mengembangkan program komputer rekayasa yang ditujukan pada desain PLTN dan mengadakan sistem jaminan mutu ASME NQA-1. Untuk menyempurnakan tujuan, PT TE direkomendasikan untuk membuat program kemampuan sendiri jangka panjang dan melakukan kerjasama dengan industri jasa rekayasa arsitek asing untuk membuat desain PLTN. Berdasarkan pengalaman dan ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam rekayasa desain untuk pembangkit konvensonal, maka PT TE dapat berpartisipasi sebagai subkontraktor untuk kontraktor utama PLTN pertama di Indonesia. Untuk meningkatkan tingkat lokalisasi dalam bidang rekayasa arsitek, teknologi kemampuan sendiri dapat disusun dan secara sistematik dapat dilaksanakan. Kontrak alih teknologi dengan industri jasa rekayasa arsitek asing dapat dilakukan. Biasanya kontrak alih teknologi dalam rekayasa arsitek mencakup 3 unsur misalnya tranfer material, transfer program komputer rekayasa dan pelatihan personil. Bagaimanapun tingkat alih teknologi sebaiknya ditingkatkan. Kemampuan rekayasa nasional harus mempunyai peranan promosi dalam implementasi tujuan partisipasi nasional. Dalam proses alih teknologi memerlukan rekan pendamping (counterpart) yang mampu berasimilasi, mengadopsi dan mengadaptasi ke dalam persyaratan kemampuan nasional. Untuk memaksimalkan pemanfaatan perusahaan rekayasa asing dalam kontrak alih teknologi, pemilik PLTN dari pemerintah Indonesia direkomendasikan untuk memilih perusahaan rekayasa yang juga mempunyai pengalaman dalam teknologi keandalan sendiri dan membantu industri nasional sebagai rekan pendamping alih teknologi PT. Inti Karya Persada Teknik PT. Inti Karya Persada Teknik (PT. IKPT) merupakan industri jasa rekayasa dan konstruksi di Indonesia. Ruang lingkup pekerjaan PT. IKPT mencakup manajemen proyek, rekayasa desain, pengadaan, kegiatan konstruksi sebagai berikut: Industri minyak dan gas, industri petrokimia dan fertilizer, industri energi (PLTP, PLTU, PLTGU) dan industri berat lainnya (pertambangan, industri kertas) [2,4]. PT. IKPT melaksanakan desain dan pelayanan rekayasa, pelayanan pengadaan dan pelayann manajemen konstruksi untuk lima pembangkit listrik konvensional yang memiliki kapasitas lebih kecil dari 60 MW. PT. IKPT mempunyai pengalaman dalam PLTGU dan PLTP. PT. IKPT juga melakukan rekayasa, ISSN

10 pengadaan, layanan konstruksi untuk berbagai proyek industri misalnya industri gas dan minyak, PT. IKPT satu kali menyediakan pelayanan rekayasa untuk konstruksi fasilitas riset nuklir 30 MW di Serpong. Namun demikian PT. IKPT tidak memiliki sarjana teknik nuklir dalam perusahaannya. Di antara 985 personil PT. IKPT, sekitar 60% memiliki pengalaman industri lebih dari 10 tahun. Sekitar 35% dari total pekerja, bekerja pada pekerjaan desain dan divisi rekayasa. Berkaitan dengan program komputer rekayasa, PT. IKPT mempunyai 50 buah program komputer yang dapat digunakan untuk perhitungan rekayasa dan analisis rekayasa, dan dapat dimanfaatkan untuk desain secara keseluruhan untuk perusahaan minyak dan gas, pembangkit proses, pembangkit petrokimia, pembangkit fertilizer, dan pembangkit listrik konvensional. Dalam kaitannya dengan acuan rekayasa, PT. IKPT menjaga standar dan prosedur untuk desain minyak dan gas dan pembangkit proses, pembangkit petrokimia, pembangkit fertilizer dan pembangkit listrik konvensional. PT. IKPT telah memanfaatkan sistem komputer desain 3 dimensi (3D-CAD) dalam proyek rekayasa. Hal tersebut dikonfirmasikan bahwa PT. IKPT memelihara perpustakaan dan secara sistematik melaksanakan pusat kendali dokumen proyek. Dalam kaitannya dengan sistem manajemen mutunya, PT. IKPT mempunyai ISO jaminan mutu dan program kendali yang disertifikasi oleh Lloyd s Register Quality Assurance Limited. PT. IKPT juga telah memiliki OHSAS 18000:1999 tentang sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang disertifikasi oleh Sucofindo International Certification Services. Dari hasil evaluasi PT. IKPT masih belum mempunyai pengalaman yang cukup untuk berpartisipasi dalam konstruksi PLTN karena hal-hal sebagai berikut: - PT. IKPT belum memiliki ASME NQA1 program jaminan mutu atau ekivalen dengan yang diperlukan untuk pekerjaan mutu pada proyek PLTN; - Program komputer rekayasa PT. IKPT tidak cukup untuk pekerjaan rekayasa dalam desain PLTN karena mereka tidak mempunyai program komputer rekayasa untuk sistem, struktur dan komponen keselamatan PLTN dan program analisis keselamatan nuklir yang diperlukan dalam desain nuclear island pada PLTN; - PT. IKPT tidak cukup memiliki sarjana rekayasa arsitek dari pembangkit daya karena tanggungjawab PT. IKPT dalam desain pembangkit secara utama dibatasi dalam ruang lingkup subkontraktor dari pekerjaan kontraktor utama asing yang memiliki tanggungjawab secara keseluruhan. Pada prinsipnya PT. IKPT dapat berpartisipasi dalam desain dan rekayasa PLTN pertama di Indonesia, namun peningkatan kemampuan teknologi dan rekayasa desain harus ditingkatkan dan sebaiknya juga mengakumulasikan pengalaman-pengalaman proyek dalam sektor pembangkit daya, membeli atau mengembangkan program komputer rekayasa yang ditujukan untuk desain PLTN, menyusun ASME NQA1 dan merekrut sumber daya manusia yang memiliki latar belakang teknik nuklir atau paling tidak memahami teknologi PLTN khususnya desain dan rekayasa PLTN. Untuk pencapaian tujuan, PT. IKPT sebaiknya membuat rencana program jangka panjang untuk mencapai kinerja tinggi dan keandalan sendiri. Untuk melaksanakan kegiatan ini secara efektif, PT. IKPT dapat bekerjasama dengan industri asing yang mempunyai sarat pengalaman dalam teknologi keandalan sendiri dalam desain PLTN Peningkatan Potensi Industri Jasa Rekayasa Arsitek Berdasarkan hasil evaluasi pengalaman industri jasa rekayasa arsitek di atas, maka untuk meningkatkan potensi industri jasa rekayasa arsitek dalam meningkatkan peran ISSN

11 aktifnya dalam pembangunan nasional, khususnya dalam penyiapan desain dan rekayasa PLTN di Indonesia, maka perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pengembangan sumber daya manusia yang handal di bidang jasa rekayasa arsitek dengan melaksanakan pelatihan (training) sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi yang dimiliki; 2. Peningkatan kemampuan teknologi, keselamatan dan kesehatan kerja, sistem informasi serta penelitian dan pengembangan teknologi khususnya PLTN; 3. Peningkatan kemampuan untuk memiliki program komputer untuk desain dan rekayasa PLTN yang dapat mendukung kegiatan conceptual design, basic design dan detailed design; 4. Peningkatan kinerja dengan menerapkan sistem manajemen mutu yang lebih efektif, efisien serta sistem kendali mutu yang lebih baik dan ketat; 5. Peningkatan kinerja industri jasa rekayasa arsitek dalam hal tertib administrasi yang menyangkut pemenuhan persyaratan perijinan, persyaratan teknis pekerjaan konstruksi, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja, persyaratan keselamatan umum, persyaratan ketenagakerjaan, persyaratan lingkungan, persyaratan tata ruang dan lain-lain. 6. Peningkatan kemitraan yang sinergis antara sesama industri jasa rekayasa arsitek yang saling terkait, saling membutuhkan dan saling menguntungkan. 7. Pemberian kesempatan yang luas dalam proses tender di dalam negeri dan luar negeri sehingga kinerja dan kemampuan industri dapat dihandalkan. 8. Peningkatan dukungan dari lembaga keuangan dalam memberikan prioritas, kemudahan, pelayanan dan akses kepada industri jasa rekayasa arsitek untuk memperoleh pendanaan. 4. KESIMPULAN Potensi kemampuan industri jasa rekayasa arsitek untuk mendukung program PLTN di Indonesia masih harus ditingkatkan kinerjanya. Hal ini dapat dilakukan melalui pemilihan dan pengembangan SDM yang kompeten, peningkatan kemampuan teknologi dan rekayasa khususnya rekayasa desain PLTN, pemenuhan fasilitas peralatan yang handal termasuk pembelian program komputer. Pada pekerjaan conceptual design, basic design dan detailed design, penerapan sistem manajemen mutu dan sistem kendali mutu yang lebih baik, implementasi sistem manajemen proyek yang efektif dan efisien, dan peningkatan koordinasi dengan industri jasa arsitek lainnya dan institusi pemerintah diharapkan mampu berpartisipasi aktif dalam proyek konstruksi PLTN di Indonesia. Untuk mendapatkan data terkini terhadap industri jasa rekayasa arsitek perlu dilakukan kembali survei industri nasional dengan memberikan kuesioner yang lebih rinci ke seluruh industri yang dianggap berpotensi dalam mendukung program PLTN. DAFTAR PUSTAKA [1] INTERNASIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Manpower Development for Nuclear Power, A Guidebook, Technical Report Series No. 200, Vienna, [2] BATAN & KHNP, Report on the Joint Study for Program Preparation & Planning of the NPP Development in Indonesia Phase II, [3] Hasil Kuisioner dan Company Profile dari PT. Tripatra Engineering, [4] Hasil Kuisioner dan Company Profile dari PT. Inti Karya Persada Teknik, ISSN

TANTANGAN PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA (PLTN I): SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

TANTANGAN PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA (PLTN I): SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) TANTANGAN PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA (PLTN I): SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) LILIANA Y. PANDI, YUSRI HENI NA, BUDI ROHMAN Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir

Lebih terperinci

STUDI POTENSI INDUSTRI JASA KONSTRUKSI UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA DI INDONESIA

STUDI POTENSI INDUSTRI JASA KONSTRUKSI UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA DI INDONESIA STUDI POTENSI INDUSTRI JASA KONSTRUKSI UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA DI INDONESIA Dharu Dewi, Sriyana Pusat Pengembangan Energi Nuklir-BATAN, Jl. Kuningan Barat,

Lebih terperinci

PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN PERTAMA DI INDONESIA

PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN PERTAMA DI INDONESIA PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN PERTAMA DI INDONESIA Hendriyanto Haditjahyono Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Penelitian Tenaga Nuklir Pasar Jumat Jl. Lebak Bulus Raya No. 9,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang

Lebih terperinci

AKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA

AKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA AKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA SRI NITISWATI, ROZIQ HIMAWAN Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 15310,

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja Praktik dilaksanakan di PT. Rekadaya Elektrika, sebuah perusahaan EPC Nasional yang bergerak di sektor energi khususnya ketenagalistrikan

Lebih terperinci

PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENYIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) UNTUK MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA

PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENYIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) UNTUK MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENYIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) UNTUK MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA Ari Darmawan Pasek Pusat Rekayasa Industri - Institut Teknologi Bandung ABSTRAK PERAN PERGURUAN

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG 1 BAB I LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang Dalam pengalokasian sumber dana untuk pelaksanaan proyek, material merupakan sumber daya yang mengadopsi terbesar sumber dana proyek. Manajemen material di bidang

Lebih terperinci

KEBUTUHAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA OPERASI DAN PERAWATAN PLTN

KEBUTUHAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA OPERASI DAN PERAWATAN PLTN KEBUTUHAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA OPERASI DAN PERAWATAN PLTN Nurlaila, Yuliastuti Pusat Pengembangan Energi Nuklir BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan 270 Telp. (02)

Lebih terperinci

2. PERSYARATAN UNTUK PENGKAJIAN KESELAMATAN DALAM PROSES PERIJINAN REAKTOR RISET

2. PERSYARATAN UNTUK PENGKAJIAN KESELAMATAN DALAM PROSES PERIJINAN REAKTOR RISET 2. PERSYARATAN UNTUK PENGKAJIAN KESELAMATAN DALAM PROSES PERIJINAN REAKTOR RISET KRITERIA DAN TANGGUNG-JAWAB PENGKAJIAN 201. Untuk suatu reaktor riset yang akan dibangun (atau mengalami suatu modifikasi

Lebih terperinci

KESIAPAN SDM ANALISIS KESELAMATAN PROBABILISTIK DALAM PLTN PERTAMA DI INDONESIA

KESIAPAN SDM ANALISIS KESELAMATAN PROBABILISTIK DALAM PLTN PERTAMA DI INDONESIA YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008 KESIAPAN SDM ANALISIS KESELAMATAN PROBABILISTIK DALAM PLTN PERTAMA DI INDONESIA D.T. SONY TJAHYANI Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek,

Lebih terperinci

KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1

KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1 KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1 Dewi Prima Meiliasari, Zulfiandri, dan Taruniyati Handayani Direktorat Pengaturan Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir ABSTRAK.

Lebih terperinci

Kita awali dulu dengan kepanjangannya, EPC adalah singkatan dari istilah Engineering- Procurement-Construction.

Kita awali dulu dengan kepanjangannya, EPC adalah singkatan dari istilah Engineering- Procurement-Construction. Apa sih EPC Itu? Kita awali dulu dengan kepanjangannya, EPC adalah singkatan dari istilah Engineering- Procurement-Construction. Kalo dilihat dari istilah, EPC itu tidak lain adalah tahapan dalam suatu

Lebih terperinci

PEMETAAN DAN PENYIAPAN SDM TAHAP PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN PLTN DI INDONESIA

PEMETAAN DAN PENYIAPAN SDM TAHAP PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN PLTN DI INDONESIA PEMETAAN DAN PENYIAPAN SDM TAHAP PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN PLTN DI INDONESIA Moch. Djoko Birmano, Yohanes Dwi Anggoro Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN), BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

2012, No Instalasi Nuklir, Reaktor Nuklir, dan Bahan Nuklir adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Keten

2012, No Instalasi Nuklir, Reaktor Nuklir, dan Bahan Nuklir adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Keten LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.107, 2012 NUKLIR. Instalasi. Keselamatan. Keamanan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5313) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

5. PROGRAM PERAWATAN DAN PENGUJIAN BERKALA

5. PROGRAM PERAWATAN DAN PENGUJIAN BERKALA 5. PROGRAM PERAWATAN DAN PENGUJIAN BERKALA Umum 5.1. Sesuai dengan Ref [1], par. 903, tertulis program-program untuk perawatan dan pengujian berkala harus disusun berdasarkan Laporan Analisis Keselamatan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI ADMINISTRASI. Instansi Nuklir. Bahan Nuklir. Perizinan. Pemanfaatan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 8) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KAJIAN PERPANJANGAN UMUR OPERASI REAKTOR RISET DI INDONESIA

KAJIAN PERPANJANGAN UMUR OPERASI REAKTOR RISET DI INDONESIA KAJIAN PERPANJANGAN UMUR OPERASI REAKTOR RISET DI INDONESIA S. Nitiswati 1), Djoko H.N 1), Yudi Pramono 2) 1) Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN 2) Direktorat Pengaturan, Pengawasan Instalasi

Lebih terperinci

LAPORAN INSPEKSI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PLTU BANTEN 1 X 660 MW (PT. LESTARI BANTEN ENERGI) 27 FEBRUARI - 1 MARET 2017

LAPORAN INSPEKSI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PLTU BANTEN 1 X 660 MW (PT. LESTARI BANTEN ENERGI) 27 FEBRUARI - 1 MARET 2017 LAPORAN INSPEKSI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PLTU BANTEN 1 X 660 MW (PT. LESTARI BANTEN ENERGI) 27 FEBRUARI - 1 MARET 2017 Inspektur Ketenagalistrikan Direktorat Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Jakarta,

Lebih terperinci

PENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DALAM BIDANG ENERGI

PENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DALAM BIDANG ENERGI Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir PENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DALAM BIDANG ENERGI BAPETEN Sukarman Aminjoyo Badan Pengawas Tenaga Nuklir ( BAPETEN ) Jl. Gajah Mada No. 8 Jakarta INDONESIA http/www.bapeten.go.id.

Lebih terperinci

JAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN

JAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN JAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN Syahrudin PSJMN-BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, GD71, Lt.2,Cisauk, Tangerang Abstrak Jaminan Mutu untuk Persiapan Pembangunan PLTN. Standar sistem manajemen terus

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN MANAJEMEN PENUAAN REAKTOR NONDAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN MANAJEMEN PENUAAN REAKTOR NONDAYA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN MANAJEMEN PENUAAN REAKTOR NONDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang

Lebih terperinci

PERKIRAAN PARTISIPASI INDUSTRI NASIONAL DALAM PEMBANGUNAN PLTN HTR.

PERKIRAAN PARTISIPASI INDUSTRI NASIONAL DALAM PEMBANGUNAN PLTN HTR. PERKIRAAN PARTISIPASI INDUSTRI NASIONAL DALAM PEMBANGUNAN PLTN HTR Nurlaila, Sriyana Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan 12710 Telp./Faks.: 021

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sekawan Eka Sejati (SES) adalah perusahaan nasional dengan jalur utama bisnis sebagai berikut: OCTG, alat pengeboran, inspeksi BHA dan pemeliharaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI MANUFAKTUR DALAM MENDUKUNG PROGRAM PLTN PERTAMA DI INDONESIA

PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI MANUFAKTUR DALAM MENDUKUNG PROGRAM PLTN PERTAMA DI INDONESIA YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 009 PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI MANUFAKTUR DALAM MENDUKUNG PROGRAM PLTN PERTAMA DI INDONESIA DHARU DEWI Pusat Pengembangan Energi Nuklir, BATAN, Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 106, 2006 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4668) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU Analisis yang dilakukan berdasarkan data dari bab 3 untuk proyek konstruksi tradisional dan bab 4 untuk proyek EPC diperoleh bahwa setiap proyek konstruksi mempunyai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN PENUAAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN PENUAAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN PENUAAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Perencanaan Lapangan (Site Planning) Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR I. UMUM Pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia meliputi berbagai

Lebih terperinci

PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI

PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI Usulan AD WIKA (Matriks) (12-06-2015) 1 PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA -MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA- ------- ---------------------- Pasal 3 ----------------------------------- 1. Maksud

Lebih terperinci

Perizinan Usaha Penyediaan dan Jasa Penunjang Tenaga Listrik. Toha Ardi Nugraha

Perizinan Usaha Penyediaan dan Jasa Penunjang Tenaga Listrik. Toha Ardi Nugraha Perizinan Usaha Penyediaan dan Jasa Penunjang Tenaga Listrik Toha Ardi Nugraha Istilah Ketenagalistrikan Ketenagalistrikan adalah Segala sesuatu yang menyangkut penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

SISTEM PELAPORAN KEJADIAN DI RSG GAS

SISTEM PELAPORAN KEJADIAN DI RSG GAS SISTEM PELAPORAN KEJADIAN DI RSG GAS A.Mariatmo, Edison, Jaja Sukmana ABSTRAK Sistem pelaporan kejadian di RSG GAS mengikuti sistem pelaporan kejadian untuk reaktor riset IRSRR yang dikeluarkan oleh IAEA,

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU HASIL UJI KOMPETENSI PERSONIL PPR SEBAGAI STRATEGI PENGAWASAN TENAGA NUKLIR

PENINGKATAN MUTU HASIL UJI KOMPETENSI PERSONIL PPR SEBAGAI STRATEGI PENGAWASAN TENAGA NUKLIR PENINGKATAN MUTU HASIL UJI KOMPETENSI PERSONIL PPR SEBAGAI STRATEGI PENGAWASAN TENAGA NUKLIR ARIS SANYOTO, SUPENI Balai DIKLAT BAPETEN Jl. Alam Asri Desa Tugu Utara, Cisarua Bogor. ABSTRAK PENINGKATAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.844, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BATAN. Unit Kerja. Rinvian Tugas. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTN

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTN PENDAHULUAN Pemenuhan kebutuhan energi pada sektor a.l.: rumah tangga, industri, transportasi dari tahun ke tahun terus

Lebih terperinci

KOMPARASI ASPEK EKONOMI TEKNIK SC (STEEL PLATE REINFORCED CONCRETE) DAN RC (REINFORCED CONCRETE) PADA KONSTRUKSI DINDING PENGUNGKUNG REAKTOR

KOMPARASI ASPEK EKONOMI TEKNIK SC (STEEL PLATE REINFORCED CONCRETE) DAN RC (REINFORCED CONCRETE) PADA KONSTRUKSI DINDING PENGUNGKUNG REAKTOR KOMPARASI ASPEK EKONOMI TEKNIK SC (STEEL PLATE REINFORCED CONCRETE) DAN RC (REINFORCED CONCRETE) PADA KONSTRUKSI DINDING PENGUNGKUNG REAKTOR Yuliastuti, Sriyana Pusat Pengembangan Energi Nuklir BATAN Jl.

Lebih terperinci

2 instalasi nuklir adalah instalasi radiometalurgi. Instalasi nuklir didesain, dibangun, dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pemanfaatan tenaga

2 instalasi nuklir adalah instalasi radiometalurgi. Instalasi nuklir didesain, dibangun, dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pemanfaatan tenaga TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 107) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

KAJIAN KEBUTUHAN SDM REAKTOR DAYA EKSPERIMENTAL (RDE) TAHAP IMPLEMENTASI PROYEK

KAJIAN KEBUTUHAN SDM REAKTOR DAYA EKSPERIMENTAL (RDE) TAHAP IMPLEMENTASI PROYEK KAJIAN KEBUTUHAN SDM REAKTOR DAYA EKSPERIMENTAL (RDE) TAHAP IMPLEMENTASI PROYEK Moch. Djoko Birmano PKSEN, BATAN, Jakarta, Indonesia, birmano@batan.go.id ABSTRAK KAJIAN KEBUTUHAN SDM REAKTOR DAYA EKSPERIMENTAL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pada penelitian ini, dijelaskan secara singkat mengenai Pelaksanaan Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang merupakan sebuah proyek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka pemenuhan kebutuhan listrik yang semakin meningkat di masyarakat dan semakin tingginya kebutuhan listrik saat ini yang belum sebanding dengan ketersediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya mengenai Green Construction telah dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya mengenai Green Construction telah dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Literatur Penelitian sebelumnya mengenai Green Construction telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti di Indonesia antara lain: 1. Atmaja (2011), dalam skripsinya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perdagangan. Berbasiskan di Bandung dan Jakarta, didirikan pada tahun 2005

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perdagangan. Berbasiskan di Bandung dan Jakarta, didirikan pada tahun 2005 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. ASIA PARAGON adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang energi, design, engineering, teknologi informasi, kontraktor umum dan perdagangan.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Pembangunan Proyek Percepatan Pembangkit Tenaga Listrik berbahan bakar batubara berdasarkan pada Peraturan Presiden

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Definisi Proyek Pengertian proyek secara umum adalah merupakan sebuah kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang owner atau pemilik pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat terbatas, oleh karenanya Jepang melakukan terobosan inovasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat terbatas, oleh karenanya Jepang melakukan terobosan inovasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan industri pada suatu negara tidak terlepas dari ketersediaan sumber daya energi yang memadai, Jepang misalnya memiliki sumber daya alam yang sangat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08 / PRT / M / 2011 TENTANG PEMBAGIAN SUBKLASIFIKASI DAN SUBKUALIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08 / PRT / M / 2011 TENTANG PEMBAGIAN SUBKLASIFIKASI DAN SUBKUALIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08 / PRT / M / 2011 TENTANG PEMBAGIAN SUBKLASIFIKASI DAN SUBKUALIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB II RUANG LNGKUP PERUSAHAN

BAB II RUANG LNGKUP PERUSAHAN BAB II RUANG LNGKUP PERUSAHAN Ruang lingkup kegiatan B4T sebagai mitra industri untuk meningkatkan mutu produk dan jasa industri meliputi penelitian dan pengembangan, pengujian bahan dan barang teknik,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, - 1 - RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA

Lebih terperinci

INDUSTRI NASIONAL DAN KENDALANYA UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN PLTN

INDUSTRI NASIONAL DAN KENDALANYA UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN PLTN INDUSTRI NASIONAL DAN KENDALANYA UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN PLTN Sriyana, Moch. Djoko Birmano Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN) BATAN Jalan Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Indoturbine terbentuk pada tanggal 6 Juni 1973, bersamaan dengan dimulainya eksplorasi minyak dan gas bawah laut di Indonesia. Dimulai sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Proyek Konstruksi Proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas, untuk melaksanakan suatu kegiatan yang telah

Lebih terperinci

LAPORAN PERJALANAN DINAS

LAPORAN PERJALANAN DINAS LAPORAN PERJALANAN DINAS Pelapor : Topan Setiadipura NIP : 19800605 200604 1 006 Unit Kerja : Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir 1. Nama Kegiatan Technical Meeting to Review First Draft of

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

FORMAT DAN ISI LAPORAN PENILAIAN KESELAMATAN BERKALA KONDISI TERKINI STRUKTUR, SISTEM, DAN KOMPONEN

FORMAT DAN ISI LAPORAN PENILAIAN KESELAMATAN BERKALA KONDISI TERKINI STRUKTUR, SISTEM, DAN KOMPONEN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA FORMAT DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.389, 2015 BAPETEN. Reaktor Nondaya. Keselamatan. Penilaian. Verifikasi. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA KP PERKA- 24 OKT 2014 RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA DIREKTORAT PENGATURAN PENGAWASAN INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

Lebih terperinci

BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS. Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi.

BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS. Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi. BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS 7.1. Definisi dan Fungsi Belt Truss Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi. Penggunaan belt truss berfungsi mengikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang seperti Indonesia sedang melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang seperti Indonesia sedang melakukan pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara berkembang seperti Indonesia sedang melakukan pembangunan di segala aspek kehidupan. Contoh konkrit dapat dilihat dari berbagai bangunan yang berdiri

Lebih terperinci

LAPORAN INSPEKSI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PLTU BANTEN 1 X 660 MW (PT. LESTARI BANTEN ENERGI) 27 FEBRUARI - 1 MARET 2017

LAPORAN INSPEKSI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PLTU BANTEN 1 X 660 MW (PT. LESTARI BANTEN ENERGI) 27 FEBRUARI - 1 MARET 2017 LAPORAN INSPEKSI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PLTU BANTEN 1 X 660 MW (PT. LESTARI BANTEN ENERGI) 27 FEBRUARI - 1 MARET 2017 Inspektur Ketenagalistrikan Direktorat Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Jakarta,

Lebih terperinci

BAB I PROFILE PERUSAHAAN

BAB I PROFILE PERUSAHAAN Contoh Usulan Teknis Pekerjaan perencanaan Jalan BAB I PROFILE PERUSAHAAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan Perusahaan... merupakan perusahaan swasta umum yamg sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh warga negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 WAKTU DAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK Kerja praktik dilaksanakan di P.T. Trimatra Jaya Persada selaku perusahaan nasional yang bergerak di bidang jasa konstruksi yaitu Konsultan

Lebih terperinci

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 2015 Copyright @2015 PT. INDO ANALISIS Hak Cipta dilindungi Undang-undang DAFTAR ISI I.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation).

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation). BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation). Kemudian diteruskan pada tahapan pembangunan sipil

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.655, 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Manajemen. Penuaan. Nuklir Nonreaktor. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BERITA NEGARA. No.655, 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Manajemen. Penuaan. Nuklir Nonreaktor. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.655, 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Manajemen. Penuaan. Nuklir Nonreaktor. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. McGraw-Hill, Journal of Construction Engineering and Management, Vol. 119, No.4, December, 1993, pg ), hal.

BAB I PENDAHULUAN. McGraw-Hill, Journal of Construction Engineering and Management, Vol. 119, No.4, December, 1993, pg ), hal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Proyek konstruksi semakin hari menjadi semakin kompleks karena membutuhkan biaya serta perhatian yang besar dalam pengelolaan waktu dan sumber daya lebih baik

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 3 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG REGISTRASI

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KONSEP TGL. 9-4-2003 RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Bab

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI TERHADAP KEEKONOMIAN PLTN

ANALISIS PENGARUH TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI TERHADAP KEEKONOMIAN PLTN ANALISIS PENGARUH TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI TERHADAP KEEKONOMIAN PLTN Sriyana *, Sahala LR *, Priyanto *, Imam Bastori *, Yuliastuti *, B. Suprawoto *, Refrison ** Pusat Pengembangan Energi Nuklir

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL

KERANGKA ACUAN KERJA PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL KERANGKA ACUAN KERJA SUPERVISORY WORKS FOR T1 2 nd FLOOR REFURBISHMENT PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL 1. PENDAHULUAN Lantai 2 gedung T1 PT. JICT saat ini digunakan untuk department ICT (Information

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG DESAIN PROTEKSI BAHAYA INTERNAL SELAIN KEBAKARAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

Chapter 1 The software quality challenge

Chapter 1 The software quality challenge Chapter 1 The software quality challenge 1.1 The uniqueness of software quality assurance Pemeriksaan jaminan yang ditawarkan oleh pengembang perangkat lunak umumnya mengungkapkan pola yang sama. Pengembang

Lebih terperinci

BAB IV PROYEK EPC (ENGINEERING, PROCUREMENT,CONSTRUCTION) B A B IV Proyek E PC (E ngineering Procurem ent C onstruction) IV -1

BAB IV PROYEK EPC (ENGINEERING, PROCUREMENT,CONSTRUCTION) B A B IV Proyek E PC (E ngineering Procurem ent C onstruction) IV -1 BAB IV PROYEK EPC (ENGINEERING, PROCUREMENT,CONSTRUCTION) 4.1 Pengertian Proyek EPC EPC adalah salah satu bentuk konsep manajemen proyek yang melimpahkan tanggung jawab atas kegiatan perancangan/desain

Lebih terperinci

HIMPUNAN PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PENANAMAN MODAL TAHUN 2014

HIMPUNAN PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PENANAMAN MODAL TAHUN 2014 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL HIMPUNAN PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PENANAMAN MODAL TAHUN 2014 BUKU III Biro Peraturan Perundang-undangan, Humas dan Tata Usaha Pimpinan BKPM 2015 DAFTAR ISI 1. PERATURAN

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PARTISIPASI INDUSTRI NASIONAL DALAM PEMBANGUNAN PLTN

OPTIMALISASI PARTISIPASI INDUSTRI NASIONAL DALAM PEMBANGUNAN PLTN Optimalisasi Partisipasi Industri Nasional dalam Pembangunan PLTN (Sriyana) OPTIMALISASI PARTISIPASI INDUSTRI NASIONAL DALAM PEMBANGUNAN PLTN Sriyana Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN) BATAN Jl. Kuningan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang. Dewasa ini konstruksi bangunan merupakan salah satu langkah yang diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang. Dewasa ini konstruksi bangunan merupakan salah satu langkah yang diperlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dewasa ini konstruksi bangunan merupakan salah satu langkah yang diperlukan dalam pengembangan dalam berbagai sektor. Dalam sebuah pembangunan, diperlukannya perancangan

Lebih terperinci

Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG)

Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG) Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG) PT. SEMEN PADANG 2013 0 KATEGORI: Gedung Industri Special Submission NAMA

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PT. OSTRADA INDONESIA

BAB I TINJAUAN UMUM PT. OSTRADA INDONESIA BAB I TINJAUAN UMUM PT. OSTRADA INDONESIA 1.1. Sejarah Perusahaan PT. Ostrada Indonesia didirikan pada tahun 2013 di Jakarta. PT. Ostrada Indonesia adalah Konsultan dan Jasa Engineering yang memiliki kemampuan

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN PENGEMBANGAN PEMBANGKIT WILAYAH BANGKA BELITUNG DENGAN OPSI NUKLIR

STUDI PERENCANAAN PENGEMBANGAN PEMBANGKIT WILAYAH BANGKA BELITUNG DENGAN OPSI NUKLIR STUDI PERENCANAAN PENGEMBANGAN PEMBANGKIT WILAYAH BANGKA BELITUNG DENGAN OPSI NUKLIR Rizki Firmansyah Setya Budi, Suparman (PPEN) BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta 12710 Telp./Fax: (021)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang

III. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang 3.1 Lokasi dan Waktu Magang III. METODOLOGI Kegiatan magang dilakukan di perusahaan AECOM Singapore Pte. Ltd, divisi Planning, Design, Development (PDD), tim Landscape Architecture (LA team). Perusahaan

Lebih terperinci

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.534, 2011 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Keselamatan Operasi Reaktor Nondaya. Prosedur. Pelaporan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci