Lokakarya Nasional dan Launching Hari ke 2
|
|
- Utami Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lokakarya Nasional dan Launching Hari ke 2 Riset Implementasi JKN pada FKTP Jakarta, Februari 2016
2 Sesi Pembukaan Sesi Pagi, 10 Februari 2016
3 Outline Laksono Trisnantoro: Framework Riset Implementasi JKN Tujuan dan prinsip Riset Implementasi JKN Tiara Marthias (Tim PKMK FK UGM): Hasil Konsultasi Isu-Isu Implementasi JKN Pernyataan Masalah yang telah dirumuskan
4 4 2/15/2016 Riset Implementasi JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
5 Implementation Research to Strengthen Decision Making Susan Gigli, MIA, MBA Broad Branch Associates Jakarta February 10, 2016
6 What is Implementation Research? Policy outcomes Simply put, IR = scientific inquiry into questions concerning implementation IR helps narrow the know-do gap Policy objectives Implementation Research
7 What makes Implementation Research different? Focuses on implementation (vs. impact) Focuses on complex real world contexts (vs. controlled settings) Is shaped by implementers and stakeholders (vs. researchers), Is highly practical and action-oriented (vs. theoretical) Uses mixed methods Looks at underlying implementation outcomes (vs. service or health outcomes) For example, the focus is on feasibility or fidelity, and not on population health outcomes Is designed to support policy and practice and not afraid of failure
8 Why is Implementation Research important? Addresses the reality of implementation challenges in complex health systems Involves multiple stakeholders and implementers who best understand the challenges they face Helps implementers foresee and anticipate problems Brings researchers and policy makers together Embeds research into the decision-making process Promotes a learning and collaborative problem solving mindset Helps ensure that resources aren t being committed only in the hope that things will work out Source: Peters, Tran, Adam. WHO, 2013
9 Menemukan Masalah Implementasi JKN Tujuan JKN Tujuan Layanan Primer Black box: Akar Masalah Praktik Ideal Permasalahan Implementasi Kesenjangan/gap antara praktik ideal dengan kenyataan lapangan Kenyataan Lapangan
10 10 2/15/2016 Latar Belakang & Tujuan JKN Kesenjangan Implementasi Tujuan JKN adalah untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan. Tetapi pencapaian bisa berbeda antara provinsi dengan karakteristik yang berbeda (Trisnantoro, 2015)
11 11 2/15/2016 Permasalahan Implementasi Kebijakan atau program dibuat untuk memperbaiki sistem kesehatan TETAPI selalu ada tantangan dalam pengimplementasian, termasuk kebijakan JKN Saya senang dana kapitasi dari BPJS sudah masuk, berarti bisa memberi jaspel yang lebih tinggi Saya senang dengan dana kapitasi ini Puskesmas bisa merencanakan obatobatan sendiri, jadi tidak perlu takut kehabisan seperti sebelumnya Peraturan kurang jelas, bisa-bisa saya masuk penjara gara-gara pengadaan obatobatan/barang yang tidak sesuai
12 12 2/15/2016 Tujuan utama kegiatan Memilih prioritas masalah implementasi JKN di level primer untuk masing-masing daerah Menghubungkan masalah tersebut dengan fungsi FKTP untuk mencapai tujuan utama JKN Memperdalam analisis akar masalah di daerah untuk mengarahkan topik riset implementasi yang paling strategis dan dapat membantu memecahkan masalah tersebut Membangun proses komunikasi, kolaborasi, dan saling berbagi informasi antar kabupaten/kota dan provinsi yang diteliti.
13 13 2/15/2016 Pelaksanaan Riset Implementasi PLAN - with state and district level stakeholders Kolaboratif Partnership sangat penting STRENGTHEN - policy refinement and implementation IMPLEMENT - in the selected districts FEEDBACK - to state and district level stakeholders LEARN - from the IR results TECHNICAL WORKING GROUP (Nasional, Provinsi, Kabupate/Kota)
14 Proses yang telah Kita Lakukan Persiapan Awal Riset Implementasi JKN Pertemuan I Technical Working Group Kunjungan Konsultasi ke Provinsi dan Kabupaten/Kota Pertemuan pembahasan rencana Launch Workshop di Kemenkes Launch Workshop September - November Riset 2015 Implementasi JKN 18 November 2015 Desember Januari Januari Februari 2016 Pengenalan rencana riset, rencana pembentukan TWG, pemilihan kab/kota Dihadiri oleh Sekjen Kemenkes RI Provinsi Sumatera Utara, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Papua Rencana Launch Workshop dan topik pilihan dari hasil kunjungan konsultasi ke daerah Mencari akar masalah
15 Fishbone Diagram Penyebab 1 Contoh penyebab 1 Contoh penyebab 3 Contoh penyebab 4 Contoh penyebab 2 Penyebab 2 Contoh penyebab 5 Isu implementasi JKN Tujuan JKN Penyebab 3 Penyebab 4 Penyebab 5
16 Fishbone Diagram Penyebab 1 Contoh penyebab 1 Contoh penyebab 3 Contoh penyebab 4 Contoh penyebab 2 Penyebab 2 Contoh penyebab 5 Isu implementasi JKN Tujuan JKN Penyebab 3 Penyebab 4 Dibahas pada pertemuan ini Penyebab 5 Diperoleh dari Site Visit
17 Tujuan pertemuan 2 hari ini Memberikan masukan untuk penyusunan metode dan isi penelitian lapangan yang terdiri dari 2 Cycle. Catatan penelitian: Cycle 1: - Memberikan opsi kebijakan yang perlu - Menjadi arah Penelitian lebih lanjut ke Cycle 2. Cycle 2: - Memberikan opsi kebijakan
18 Output yang diharapkan Masukan riil dari para pengimplementasi program JKN Masalah implementasi JKN di daerah yang perlu digali melalui riset implementasi
19 Hasil Kunjungan Konsultasi di Provinsi & Kabupate/Kota Tiara Marthias
20 Fishbone Diagram Penyebab 1 Contoh penyebab 1 Contoh penyebab 3 Contoh penyebab 4 Contoh penyebab 2 Penyebab 2 Contoh penyebab 5 Isu implementasi JKN Tujuan JKN Penyebab 3 Penyebab 4 Dibahas pada pertemuan ini Penyebab 5 Diperoleh dari Site Visit
21 Kunjungan ke Provinsi dan Kabupaten/Kota Semua Pemda menyatakan bersedia mendukung kegiatan riset
22 Permasalahan Implementasi JKN Ketimpangan antar daerah Promotif-preventif (UKM) cenderung diabaikan Dana kapitasi belum dikelola dan dimanfaatkan dengan baik Rujuk dan rujuk balik terkendala Kepesertaan belum tepat
23 Problem statements 1. Pembagian dana kapitasi yang timpang antar FKTP belum mengoptimalkan kinerja FKTP sebagai gatekeeper kesehatan masyarakat 2. Di era JKN, program promotif dan preventif sebagai fungsi dasar Puskesmas cenderung terabaikan atau tidak dijalankan dengan baik 3. Manajemen penggunaan berbagai dana di level Puskesmas, termasuk dana kapitasi dan dana-dana lainnya, belum dilakukan secara baik 4. Sistem rujukan dan rujuk balik untuk pasien antar FKTP belum dilakukan secara baik 5. Penargetan kepesertaan JKN belum terjalankan secara tepat, sehingga terdapat masyarakat yang seharusnya menjadi PBI tetapi belum tercakup dan sebaliknya, terdapat masyarakat mampu yang tercatat sebagai PBI
24 Pernyataan Masalah 1: Pembagian dana kapitasi yang timpang antar FKTP belum mengoptimalkan kinerja FKTP sebagai gatekeeper kesehatan masyarakat Ada FKTP yang mendapat dana kapita besar dan juga ada yang kecil, tetapi mungkin tidak berhubungan langsung dengan kinerja FKTP itu sendiri Aturan pembagian dana kapitasi yang kurang jelas ataupun tidak tepat antar FKTP baik pemerintah maupun swasta dapat menghambat optimalnya kinerja FKTP Fungsi FKTP sebagai gatekeeper adalah sebagai rujukan pertama kasus-kasus kesehatan yang terjadi di masyarakat serta ujung tombak upaya kesehatan Tujuan JKN untuk memberikan cakupan kesehatan optimal bagi setiap orang terhambat
25 Pernyataan Masalah 2: Di era JKN, program promotif dan preventif sebagai fungsi dasar Puskesmas cenderung terabaikan atau tidak dijalankan dengan baik Sistem pendanaan JKN cenderung menekankan aspek kuratif, penggunaan sumber pendanaan lain untuk berbagai program promotif-preventif belum optimal untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kerja sama dengan fasilitas kesehatan swasta maupun organisasi sosial-masyarakat menjadi opsi yang perlu dikembangkan lebih jauh Fungsi utama Puskesmas mencakup upaya promotif-preventif, agar dapat menyehatkan populasi cakupan Tujuan JKN untuk menyehatkan masyarakat melalui penyediaan layanan kesehatan yang komprehensif dapat terhambat
26 Pernyataan Masalah 3: Manajemen penggunaan berbagai dana di level Puskesmas, termasuk dana kapitasi dan danadana lainnya, belum dilakukan secara baik Berubahnya nomenklatur sumber pendanaan di era JKN baik untuk program promotifpreventif maupun layanan kuratif di tingkat Puskesmas belum diimbangi dengan penguatan regulasi dan pengembangan kapasitas manajerial di level Puskesmas. Terjadi penurunan kualitas layanan dan tidak efisiennya penggunaan sumber daya. Ketidakjelasan regulasi membuat dana yang masuk ke Puskesmas tidak bisa terserap secara maksimal. Puskesmas tidak mampu dalam mengelola keuangan baik dari segi perencanaan, implementasi, dan pelaporan Fungsi dan tujuan Puskesmas sebagai penanggung jawab kesehatan daerah dapat terganggu Tujuan JKN untuk mencapai status kesehatan masyarakat yang optimal dapat terhambat
27 Pernyataan Masalah 4: Sistem rujukan dan rujuk balik untuk pasien antar FKTP belum dilakukan secara baik FKTP belum mampu memberikan tingkat pelayanan yang memadai sehingga angka rujukan spesialistik masih tinggi Rujuk balik belum optimal karena masih ada kecenderungan RS untuk mempertahankan pasien Fungsi FKTP sebagai gatekeeper pelayanan kesehatan dan juga penjagaan sustainabilitas dana JKN dapat terhambat Tujuan JKN untuk mencapai status kesehatan masyarakat yang optimal dapat terhambat
28 Pernyataan Masalah 5: Penargetan kepesertaan JKN belum terjalankan secara tepat, sehingga terdapat masyarakat yang seharusnya menjadi PBI tetapi belum tercakup dan sebaliknya, terdapat masyarakat mampu yang tercatat sebagai PBI Data PBI masih belum akurat sehingga pemberian PBI masih belum tepat sasaran Masyarakat belum paham hak dan kewajiban sebagai peserta JKN Dual-membership PBI dan Mandiri Tujuan JKN untuk melindungi seluruh masyarakat dari beban kesehatan dan finansial melalui penyediaan layanan kesehatan yang komprehensif dapat terhambat
29 Perlu membahas apa akar masalah yang menyebabkan masalah implementasi di lapangan Tujuan JKN Tujuan Layanan Primer Black box: Akar Masalah Praktik Ideal Permasalahan Implementasi Kesenjangan/gap antara praktik ideal dengan kenyataan lapangan Kenyataan Lapangan
30 Fishbone Diagram Penyebab 1 Contoh penyebab 1 Contoh penyebab 2 Penyebab 2 Isu implementasi JKN Contoh penyebab 3 Contoh penyebab 4 Contoh penyebab 5 Penyebab 3 Penyebab 4 Penyebab 5
31 Mencari akar masalah Fishbone diagram Fishbone Diagram Tidak ada sistem yang menjadikan UKM sebagai indikator kinerja Regulasi Tidak ada regulasi yang jelas yang mendukung pembiayaan program UKM Tidak ada regulasi yang mewajibkan FKTP swasta untuk melakukan kegiatan UKM Tidak ada alokasi dana untuk kegiatan UKM dari BPJS Tidak ada alokasi dana supervisi terkait program UKM Dukungan dana dari Pemda terbatas Pendanaan Cause Tidak ada supervisi dari Dinkes Kelembagaan Kurang koordinasi dengan lintas sektor Perilaku nakes yang mengabaikan program UKM Tidak ada pela han kon nyu untuk tenaga kesmas SDM untuk kegiatan UKM terbatas SDM SDM dak memahami tanggung jawab untuk program UKM Effect Program promo f- preven f untuk masyarakat (UKM) cenderung terabaikan
32 Fishbone Diagram Penyebab 1 Contoh penyebab 1 Contoh penyebab 3 Contoh penyebab 4 Contoh penyebab 2 Penyebab 2 Contoh penyebab 5 Isu implementasi JKN Tujuan JKN Penyebab 3 Penyebab 4 Penyebab 5 Dibahas pada pertemuan ini Diperoleh dari Site Visit
33 Proses: Dari 5 masalah yang mempengaruhi efektifitas pelaksanaan kebijakan, dilakukan pemilihan 2 oleh setiap kelompok. Setiap kelompok melakukan akar permasalahan dengan fishbone diagram. Terkumpul 14 Gambaran Fishbone Diagram. Setiap kelompok memilih 1 akar masalah prioritas. Terkumpul 14 akar masalah prioritas dan sekitar 40an lainnya.
34 Dilakukan penghitungan prioritas, dan non-prioritas. Dilakukan pencatatan detil untuk setiap akar masalah prioritas dan yang non-prioritas. Dilakukan pemilahan akar permasalahan ke konteks situasi di luar FKTP dan di dalam FKTP.
35 Efektifitas pelaksanaan kebijakan dipengaruhi oleh berbagai Permasalahan Implementasi JKN Ketimpangan antar daerah Promotif-preventif (UKM) cenderung diabaikan Dana kapitasi belum dikelola dan dimanfaatkan dengan baik Rujuk dan rujuk balik terkendala Kepesertaan belum tepat
36 Proses berikutnya: Penelitian akan mengeksplorasi interaksi antara pelaksanaan kebijakan JKN dengan situasi di luar dan di dalam FKTP. Keadaan di luar FKTP dipengaruhi berbagai konteks social, ekonomi, demografi, geografis. Didalam FKTP dipengaruhi oleh situasi kerja, budaya kerja, kesiapan untuk perubahan.
37 Hasil Perhitungan: Akar Permasalahan Kelompok Daerah No Prioritas Prioritas Nonprioritas Eksternal FKTP 1 Regulasi SDM Kelembagaan Indikator kinerja 1 + Internal FKTP Akar Permasalahan Kelompok Pusat
38 Prioritas Diskusi: Apa artinya? Regulasi dipilih terbanyak. Kelompok pusat (2 kelompok) memilih Prioritas dengan gambaran yang serupa dengan daerah. Akar masalah regulasi terkait banyak dengan setting luar: Keadaan politik, dan kebijakankebijakan lain.
39 Rincian akar masalah Regulasi
40 Rincian akar masalah Regulasi Pengelolaan dana kapitasi di kabupaten/kota 3 External Internal Tidak sinkron antar pusat 2 dan daerah Kebijakan obat 1 Norma kapitasi 1 (Permenkes 59) Rujukan berjenjang 1 Jarak antar klinik 1 Jaktim Sistem rujuk balik 1 Aturan INA-CBGs yang 1 membatasi paket perawatan Kebijakan insentif nonfinansial dan 1 finansial
41 Rincian akar masalah SDM
42 Rincian akar masalah Kelembagaan
43 Akar masalah Prioritas Indikator Kinerja Akar masalah Prioritas Indikator Dana
44 Rincian akar masalah lain-lain
45 Bagaimana menggunakan hasil analisis Fishbone ini untuk masukan bagi riset di lapangan Subyek penelitian adalah: Puskesmas dan FKTP swasta
46 Studi: Analisis berbagai peraturan perundangan dalam konteks Primary Care: Aturan Pusat dan Daerah Studi eksplorasi mengenai situasi di setting luar Puskesmas Studi eksplorasi mengenai situasi di setting dalam Puskesmas Studi mengenai Hasil Pelaksanaan: Akseptabilitas Adopsi Ketepatan Biaya Kelayakan Kepatuhan Penetrasi Kelangsungan Dikerjakan melalui kasus-kasus penting
47 Langkah-langkah penelitian selanjutnya: 1. Mengidentifikasi berbagai aturan kebijakan JKN di pelayanan primer. 2. Menganalisis hubungan antara akar permasalahan dengan aturanaturan dalam kebijakan JKN di pelayanan primer 3. Menggunakan penelitian eksplorasi di lapangan untuk melihat apakah merupakan masalah kebijakan atau pelaksanaan kebijakan di lapangan (setting di dalam dan di luar Puskesmas/FKTP swasta). 4. Menganalisis Hasil Pelaksanaan berdasarkan Aturan-aturan yang ada dan keseluruhan kebijakan. 5. Memberikan masukan untuk kebijakan pelayanan primer di masa mendatang
48 48 2/15/2016 Langkah selanjutnya: PLAN - with state and district level stakeholders Kolaboratif Partnership sangat penting STRENGTHEN - policy refinement and implementation IMPLEMENT - in the selected districts FEEDBACK - to state and district level stakeholders LEARN - from the IR results TECHNICAL WORKING GROUP (Nasional, Provinsi, Kabupate/Kota)
49 Studi: Analisis berbagai peraturan perundangan dalam konteks Primary Care: Aturan Pusat dan Daerah Studi eksplorasi mengenai situasi di setting luar Puskesmas Studi eksplorasi mengenai situasi di setting dalam Puskesmas Studi mengenai Hasil Pelaksanaan: Akseptabilitas Adopsi Ketepatan Biaya Kelayakan Kepatuhan Penetrasi Kelangsungan Dikerjakan melalui kasus-kasus penting
50 Diskusi Kelompok: Pemerintah Pusat: Menurut kelompok anda, aturan-aturan pemerintah pusat terkait pelayanan primer mana yang perlu diperhatikan karena mempunyai potensi masalah pelaksanaan. Pemerintah di daerah: Menurut kelompok anda, aturan-aturan pemerintah pusat dan daerah terkait pelayanan primer mana yang perlu diperhatikan karena mempunyai potensi masalah. Potensi masalah: Tidak efektif di lapangan Bertentangan dengan kebijakan lainnya Tidak dipahami. Belum ada.perlu dibuat..
51 Studi: Analisis berbagai peraturan perundangan dalam konteks Primary Care: Aturan Pusat dan Daerah Studi eksplorasi mengenai situasi di setting luar Puskesmas Studi eksplorasi mengenai situasi di setting dalam Puskesmas Studi mengenai Hasil Pelaksanaan: Akseptabilitas Adopsi Ketepatan Biaya Kelayakan Kepatuhan Penetrasi Kelangsungan Hasil akhir: Berupa Opsi-opsi kebijakan untuk perbaikan pelaksanaan ataupun mungkin perbaikan peraturan
52 Sesi Diskusi Akhir & Rencana Tindak Lanjut Sesi Sore, 11 Februari 2016
53 Kerangka Konsep Penelitian dan What Next?
54 Studi: Analisis berbagai peraturan perundangan dalam konteks Primary Care: Aturan Pusat dan Daerah Studi eksplorasi mengenai situasi di setting luar Puskesmas Studi eksplorasi mengenai situasi di setting dalam Puskesmas Studi mengenai Hasil Pelaksanaan: Akseptabilitas Adopsi Ketepatan Biaya Kelayakan Kepatuhan Penetrasi Kelangsungan Hasil akhir: Berupa Opsi-opsi kebijakan untuk perbaikan pelaksanaan ataupun mungkin perbaikan peraturan
55 Penelitian Putaran 1: Februari sampai dengan Juli 2016 Sub Penelitian 1: Studi tentang Regulasi JKN dalam pelayanan primer dan berbagai regulasi terkait di pusat dan daerah. Sub Penelitian 2: Studi lapangan: untuk melihat apakah merupakan masalah kebijakan atau pelaksanaan kebijakan di lapangan (setting di dalam dan di luar Puskesmas/FKTP swasta). Sub Penelitian 3: Hasil Pelaksanaan dan Usulan Rekomendasi Kebijakan
56 Sub Penelitian 1: Studi tentang Regulasi JKN dalam pelayanan primer dan berbagai regulasi terkait di pusat dan daerah. Tujuan: Menghasilkan analisis terkait dengan jenis aturan, pelaksanaan serta tindakan regulasi, deregulasi, dan harmonisasi. Jenis: Penelitian dokumen dan diskusi serial dengan berbagai stake holder Menggunakan bahan-bahan dari akar permasalahan Waktu: Mulai Februari sampai Mei 2016
57 Sub Penelitian 2: Studi lapangan Tujuan: untuk melihat apakah merupakan masalah kebijakan atau pelaksanaan kebijakan di lapangan (setting di dalam dan di luar Puskesmas/FKTP swasta). Dilakukan di 5 Kabupaten dengan Subyek Puskesmas. - Eksplorasi berbagai akar permasalahan yang diidentifikasi hari ini - Menyusun berbagai kisah sebagai kisah di berbagai puskesmas di 5 kabupaten - Pendekatan setting luar dan setting dalam. Waktu: Maret sampai dengan Mei 2016
58 Sub Penelitian 3: Hasil Pelaksanaan dan Usulan Rekomendasi Kebijakan Poin-poin: Akseptabilitas Adopsi Ketepatan Biaya Kelayakan Kepatuhan Penetrasi Kelangsungan Diharapkan memberikan opsi kebijakan kepada pengambil keputusan. Waktu: Juni sampai dengan Juli 2016
59 Tahapan Penelitian Kegiatan Konsultasi Nasional Kunjungan ke lokasi penelitian Lokakarya Nasional Penelitian Putaran I Diseminasi Penelitian Putaran II Diseminasi Penelitian Putaran III Diseminasi Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
Lokakarya Nasional dan Launching
Lokakarya Nasional dan Launching Riset Implementasi JKN pada FKTP Jakarta, 10-11 Februari 2016 Sesi Pembukaan Prof. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD Sesi Pagi, 10 Februari 2016 Outline Laksono Trisnantoro:
Lebih terperinciHasil. Riset Implementasi JKN pada Pelayanan Primer Siklus 1. Konas IAKMI, 3-5 November 2016
Hasil Riset Implementasi JKN pada Pelayanan Primer Siklus 1 Konas IAKMI, 3-5 November 2016 01 Latar Belakang Proses Kebijakan Perumusan kebijakan Penetapan Agenda Pelaksanaan kebijakan Evaluasi Kebijakan
Lebih terperinciRiset Implementasi dalam Memperkuat Pengambilan Kebijakan
Riset Implementasi dalam Memperkuat Pengambilan Kebijakan Susan Gigli, MIA, MBA Broad Branch Associates Jakarta February 10, 2016 Tujuan Membedakan mana Riset Implementasi dan mana yang bukan Memperkenalkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Jaminan Kesehatan Nasional a. Definisi dan Dasar Hukum Jaminan Kesehatan Nasional menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2013
Lebih terperinciVI. PENUTUP A. Kesimpulan
VI. PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Secara umum peran Dokter Puskesmas sebagai gatekeeper belum berjalan optimal karena berbagai kendala, yaitu : a. Aspek Input :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpusat di rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes) tingkat lanjutan, namun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pelayanan kesehatan tidak lagi berpusat di rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes) tingkat lanjutan, namun pelayanan kesehatan
Lebih terperinciKONSEP PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PELAYANAN KESEHATAN
KONSEP PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PELAYANAN KESEHATAN UUS SUKMARA, SKM, M.Epid. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Bandung, 24 Agustus 2015 DASAR HUKUM UU 40/ 2004 UU 24 Tahun 2011 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak tahun 2004, Indonesia telah mempunyai Sistem Jaminan Sosial Nasional dengan dikeluarkannya Undang Undang Nomor 40 Tahun 2004 (UU SJSN). Jaminan Kesehatan Nasional
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2014 berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem
Lebih terperinciANALISIS REGULASI JKN DAN REGULASI TERKAIT DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA OLEH: RIMAWATI
ANALISIS REGULASI JKN DAN REGULASI TERKAIT DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA OLEH: RIMAWATI FAKULTAS HUKUM - UGM TUJUAN KEGIATAN 1. Memberikan gambaran analisis regulasi JKN dan regulasi terkait di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan komitmen global sebagaimana amanat resolusi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan komitmen global sebagaimana amanat resolusi World Health Assembly (WHA) ke-58 tahun 2005 di Jenewa yang menginginkan setiap negara mengembangkan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa pengelolaan kesehatan diselenggarakan secara bersama dan berjenjang antara pemerintah pusat,
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk mewujudkan jaminan kesehatan semesta (Universal Health Coverage), Indonesia melalui penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah menyepakati strategi-strategi
Lebih terperinciMonitoring Pelaksanaan Kebijakan BOK dan Jampersal Di DIY, Papua dan NTT. PMPK UGM dan UNFPA Laksono Trisnantoro Sigit Riyarto Tudiono
Monitoring Pelaksanaan Kebijakan BOK dan Jampersal Di DIY, Papua dan NTT PMPK UGM dan UNFPA Laksono Trisnantoro Sigit Riyarto Tudiono Pengantar Mengapa melakukan Monitoring Kebijakan Proses Kebijakan Penetapan
Lebih terperinciPEMBIAYAAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA DALAM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
PEMBIAYAAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA DALAM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Dhini Rahayu Ningrum, Budi Eko Siswoyo, Tiara Marthias, Laksono Trisnantoro Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK)
Lebih terperinciAPOTEKER, FKTP DAN ERA JKN. Oleh Helen Widaya, S.Farm, Apt
APOTEKER, FKTP DAN ERA JKN Oleh Helen Widaya, S.Farm, Apt OUTLINE 1 PENDAHULUAN 2 URGENSI FKTP 3 Peran Apoteker di FKTP 4 Peluang dan Tantangan 5 PENUTUP MENGAPA PELAYANAN KESEHATAN PRIMER? 1. Tulang punggung
Lebih terperinciHARAPAN dan ALTERNATIF KONSEP PROGRAM JKN di MASA MENDATANG *pandangan pengelola rumah sakit
HARAPAN dan ALTERNATIF KONSEP PROGRAM JKN di MASA MENDATANG *pandangan pengelola rumah sakit Dr Kuntjoro Adi Purjanto, Mkes Ketua Umum PERSI Diskusi Panel VIII - 2016 JKN Hotel Ritz Carlton Jakarta, 29
Lebih terperinciAIDS dan Sistem Kesehatan: Sebuah Kajian Kebijakan PKMK FK UGM
AIDS dan Sistem Kesehatan: Sebuah Kajian Kebijakan PKMK FK UGM Latar Belakang Respon penanggulangan HIV dan AIDS yang ada saat ini belum cukup membantu pencapaian target untuk penanggulangan HIV dan AIDS
Lebih terperinciOrganisasi Sistem Kesehatan dan Pembiayaan Kesehatan PKMK FK UGM. Blended Learning Kebijakan AIDS, Angkatan III, Outline
Organisasi Sistem Kesehatan dan Pembiayaan Kesehatan PKMK FK UGM Blended Learning Kebijakan AIDS, Angkatan III, 2016 Outline Pengertian organisasi atau tatakelola sistem kesehatan Desentralisasi sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Kepmenkes RI Nomor 128 Tahun 2004 dijelaskan bahwa fungsi puskesmas terbagi menjadi tiga yaitu pertama sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) primer
Lebih terperinciDANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH. mutupelayanankesehatan.
DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH mutupelayanankesehatan.net I. PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu
Lebih terperinciKEBIJAKAN DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PRIMER. Dr. Maya A.Rusady,M.Kes,AAK Direktur Pelayanan
KEBIJAKAN DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PRIMER Dr. Maya A.Rusady,M.Kes,AAK Direktur Pelayanan Jakarta, 23 April 2016 1 AGENDA 1. PENDAHULUAN 2. EVALUASI 2 TAHUN JKN 3. KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU LAYANAN
Lebih terperinciDR. UMBU M. MARISI, MPH PT ASKES (Persero)
DR. UMBU M. MARISI, MPH PT ASKES (Persero) AGENDA KESIAPAN SEBAGAI BPJS TANTANGAN 2 2 PERJALANAN PANJANG ASKES Menkes 1966-1978 Prof Dr GA Siwabessy Cita-cita: Asuransi kesehatan bagi rakyat semesta BPDPK
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Karakteristik responden berdasarkan usia. dikelompokkan seperti pada Gambar 3 :
40 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden a. Karakteristik responden berdasarkan usia Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dikelompokkan seperti pada Gambar
Lebih terperinciPELAYANAN DOKTER BERBASIS DOKTER KELUARGA DI INDONESIA
PELAYANAN DOKTER BERBASIS DOKTER KELUARGA DI INDONESIA Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes Dosen FK UNSRI BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT KEDOKTERAN KOMUNITAS (IKM/IKK) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan sistem kesehatan nasional (SKN), bahwa pembangunan kesehatan harus merata di seluruh wilayah di Indonesia, namun kenyataannya pembangunan pada aspek kesehatan
Lebih terperinciPerkembangan Kebijakan Otonomi Rumahsakit dan Pengawasan Rumahsakit di Era Jaminan Kesehatan Nasional Laksono Trisnantoro
Perkembangan Kebijakan Otonomi Rumahsakit dan Pengawasan Rumahsakit di Era Jaminan Kesehatan Nasional Laksono Trisnantoro Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-UGM/ Magister Manajemen Rumahsakit UGM/
Lebih terperinciDewi, et al., Identifikasi Pelayanan Promotif pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
Identifikasi Pelayanan Promotif pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Program Jaminan Kesehatan Nasional (Identification of Promotive Services In Primary Health Care Facility of National Health Insurance
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) Regional Meeting on Revitalizing Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan tentang perlunya melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan suatu negara tidak dapat terlepas dari suatu sistem yang disebut dengan sistem kesehatan. Pada intinya, sistem kesehatan merupakan semua aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesehatan. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun (2009), kesehatan adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang bersifat mutlak adalah kesehatan. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun (2009), kesehatan adalah keadaan sehat,
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGELOLAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGELOLAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Sumber : www.okezone.com I. PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak bagi setiap warga negara. UUD 1945 telah menjamin hak tersebut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hak azazi setiap warga negara sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan.
Lebih terperinciPUSAT KESEHATAN MASYARAKAT WAY DENTE
DINAS KESEHATAN TULANG BAWANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT WAY DENTE KECAMATAN DENTE TELADAS KABUPATEN TULANG BAWANG Jl. Raya Way Dente, Dente Teladas TULANG BAWANG KERANGKA ACUAN PEMBINAAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Lebih terperinciPENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH
PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH Sumber: kominfo.go.id I. PENDAHULUAN Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah suatu tata cara penyelenggaraan
Lebih terperinciWALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1.1 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1.1 TAHUN 2015 TENTANG PEMANFAATAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Lebih terperinciRechtsVinding Online
SISTEM KESEHATAN DAERAH : ISU DAN TANTANGAN BIDANG KESEHATAN DI INDONESIA Oleh : Dona Budi Kharisma * Naskah diterima: 15 Februari 2018; disetujui: 23 Februari 2018 Saat ini, sektor kesehatan di Indonesia
Lebih terperinciKEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY
KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY 3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN VISI DAN MISI PRESIDEN TRISAKTI: Mandiri di bidang ekonomi;
Lebih terperinci2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Dae
No.589, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Dana Kapitasi. Jaminan Kesehatan Nasional. FKTP. Pemerintah Daerah. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN
Lebih terperinciRiset Pelaksanaan Kebijakan JKN pada Pelayanan Primer
Proposal Penelitian Siklus I Riset Pelaksanaan Kebijakan JKN pada Pelayanan Primer Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM bekerja sama dengan Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kementerian
Lebih terperinciDUKUNGAN REGULASI DALAM PENGUATAN PPK PRIMER SEBAGAI GATE KEEPER. Yulita Hendrartini Universitas Gadjah Mada
DUKUNGAN REGULASI DALAM PENGUATAN PPK PRIMER SEBAGAI GATE KEEPER Yulita Hendrartini Universitas Gadjah Mada POTENSI KENAIKAN BIAYA YANG MENGANCAM SUSTAINABILITAS JKN Peran gate keeper masih lemah rujukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Indonesia mengalami transisi epidemiologi, dimana terjadi penurunan prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak menular
Lebih terperinciBUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2015
BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA KELOLA DANA KAPITASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Lebih terperinciPROGRAM DAN KEBIJAKAN DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN KEFARMASIAN DAN POR. Tahun 2015
PROGRAM DAN KEBIJAKAN DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN KEFARMASIAN DAN POR Tahun 2015 1 OUTLINE TUGAS DAN FUNGSI C CAPAIAN INDIKATOR KINERJA 2010-2014 & TARGET KINERJA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan Kesehatan Nasional adalah perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
Lebih terperinciPeta Potensi Korupsi Dana Kapitasi Program JKN
Peta Potensi Korupsi Dana Kapitasi Program JKN Pengantar Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan dilakukan sejak tahun 2014. Pada tahun 2016 diperkirakan terdapat 9.767 puskesmas dan
Lebih terperinciOleh: Laksono Trisnantoro Dwi Handono PKMK FK UGM
PERAN DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA DALAM PENGORGANISASIAN PELAKSANAAN URUSAN KESEHATAN Oleh: Laksono Trisnantoro Dwi Handono PKMK FK UGM Pokok Bahasan 1. Pendahuluan 2. Pertanyaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tentang perlunya melakukan Primary Health Care Reforms. Intinya adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.6. Latar Belakang World Health Organization (WHO) Regional Meeting on Revitalizing Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan tentang perlunya melakukan
Lebih terperinciRevisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.
Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan Rujuk Balik adalah Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada penderita di Fasilitas Kesehatan (Faskes) atas rekomendasi/rujukan dari dokter spesialis/sub
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) a. Pengertian JKN Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia merupakan pengembangan dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
Lebih terperinciRANGKUMAN RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL (RAKERKESNAS) 2015 REGIONAL TIMUR
RANGKUMAN RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL (RAKERKESNAS) 2015 REGIONAL TIMUR Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) Regional Timur yang dilaksanakan di Makassar pada 9 12 Maret 2015 bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh negara, dimana tujuan dari diselenggarakannya pembangunan kesehatan tersebut adalah untuk mewujudkan
Lebih terperinciKONDISI TERKINI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
KONDISI TERKINI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah dr. Anshayari Arsyad, M.Kes Palu, 11 September 2015 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Anggaran Belanja Sektor Kesehatan Perkapita Kabupaten/Kota di Provinsi D.I. Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum belanja kesehatan pemerintah daerah kabupaten/kota di Provinsi DIY selama tahun 2012 sampai dengan 2014 mengalami kecenderungan yang selalu meningkat setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Karateristik responden berdasarkan jenis kelamin
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Gambaran Karateristik Responden a. Karateristik responden berdasarkan jenis kelamin Gambaran karateristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan program pemerintah Indonesia yang diluncurkan dalam rangka pencapaian derajat kesehatan yang merata antar penduduk
Lebih terperinciPENCEGAHAN FRAUD DALAM PELAKSANAAN JKN KOMISI VIII
PENCEGAHAN FRAUD DALAM PELAKSANAAN JKN KOMISI VIII PENGERTIAN Fraud adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk mendapatkan keuntungan finansial dari program jaminan kesehatan dalam Sistem Jaminan
Lebih terperinciMONITORING PELAKSANAAN KEBIJAKAN BOK DI DAERAH TERPENCIL, PERBATASAN DAN KEPULAUAN
MONITORING PELAKSANAAN KEBIJAKAN BOK DI DAERAH TERPENCIL, PERBATASAN DAN KEPULAUAN Dominirsep O. Dodo, S.KM., M.PH Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana Kupang (dominirsepdodo@gmail.com/081339216559)
Lebih terperinciLEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI INOVASI KOTA PONTIANAK
LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI INOVASI KOTA PONTIANAK 1 Lab. Inovasi : KOTA PONTIANAK 2 Nama Instansi/ : UPTD Pusat laboratorium Kesehatan Kota Pontianak / Dinas Kesehatan Kota Pontianak SKPD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prioritas (Nawa Cita) dimana agenda ke-5 (lima) yaitu meningkatkan kualitas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia,
Lebih terperinciIntegrasi Kebijakan Medik & Kebijakan Kesehatan
Integrasi Kebijakan Medik & Kebijakan Kesehatan -Forum Nasional Kebijakan -Pelatihan Kebijakan Kesehatan Workshop Kebijakan Riset Multisenter : Independensi Kontribusi Akademisi -Peneliti Advokasi : Policy
Lebih terperinciKebijakan dan Program HIV/AIDS dalam Kerangka Kerja Sistem Kesehatan di Indonesia
Kebijakan dan Program HIV/AIDS dalam Kerangka Kerja Sistem Kesehatan di Indonesia Kerjasama: Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK UGM & Pemerintah Australia Latar Belakang Pro dan kontra tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemi Human Immunodeficiency Virus (HIV) secara global masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah kesehatan yang
Lebih terperinciKeynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017
www.iakmi.or.id Keynote Speech Nila Farid Moeloek Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017 SISTEMATIKA PENYAJIAN ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN PENDEKATAN KELUARGA GERAKAN MASYARAKAT HIDUP
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sistem jaminan social nasional bagi upaya kesehatan perorangan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Bab IV pasal 19 dan 20 menjelaskan bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Sistem pelayanan kesehatan yang semula berorientasi pada pembayaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mengalami perubahan sistem pelayanan kesehatan sejak Januari 2014. Sistem pelayanan kesehatan yang semula berorientasi pada pembayaran biaya kesehatan langsung
Lebih terperinciIntegrasi Upaya Penanggulangan. Kesehatan Nasional
Integrasi Upaya Penanggulangan HIV dan AIDS ke dalam Sistem Kesehatan Nasional Kerjasama Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Department of Foreign
Lebih terperinciPOTENSI FRAUD DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA & RUJUKAN TINGKAT LANJUT (FKTP&FKTL)
POTENSI FRAUD DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA & RUJUKAN TINGKAT LANJUT (FKTP&FKTL) Hasil Sidang Komisi VIII Rakerkesnas Regional Barat, Batam Pengertian Fraud dalam JKN Tindakan yang dilakukan dengan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL UNTUK JASA PELAYANAN KESEHATAN DAN DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PADA FASILITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya (Kemenkes RI, 2012).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsabangsa didunia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah berkewajiban melindungi seluruh masyarakat Indonesia dengan segenap kemampuannya, terutama melindungi hak hidup masyarakat Indonesia. Untuk mewujudkan cita-cita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi merupakan sumberdaya organisasi yang sangat penting untuk dikelola, meliputi data dan informasi, perangkat keras, perangkat lunak, dan tenaga. Operasional
Lebih terperinciDEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Plt. Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RAPAT KONSULTASI NASIONAL PROGRAM KEFARMASIAN
Lebih terperinciPESAN POKOK MEMPERKUAT PENYEDIA LAYANAN HIV DAN AIDS LINI TERDEPAN (FRONTLINE SERVICE) MELALUI PERENCANAAN TERPADU
POLICY BRIEF 04 PESAN POKOK MEMPERKUAT PENYEDIA LAYANAN HIV DAN AIDS LINI TERDEPAN (FRONTLINE SERVICE) MELALUI PERENCANAAN TERPADU Tujuan utama dari penanggulangan HIV dan AIDS adalah pemanfaatan secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu kebijakan pemerintah bidang kesehatan yang terintegrasi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Lebih terperinciPerencanaan Berbasis Bukti untuk Menjawab Kebutuhan Kesehatan Anak dan Jaminan Sosial Bidang Kesehatan: Studi Kasus Tasikmalaya dan Jayawijaya
Perencanaan Berbasis Bukti untuk Menjawab Kebutuhan Kesehatan Anak dan Jaminan Sosial Bidang Kesehatan: Studi Kasus Tasikmalaya dan Jayawijaya M. Faozi Kurniawan PKMK FK UGM Child Poverty and Social Protection
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak tanggal 1 Januari 2014, pemerintah mulai menerapkan sistem jaminan sosial nasional (SJSN) melalui program jaminan kesehatan nasional (JKN). Program JKN
Lebih terperinciUsman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan
PRA RAKERKESNAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PALANGKARAYA, 17 FEBRUARI 2016 Pemenuhan, Pemerataan, Retensi dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Untuk Mendukug Primary Health Care dan Pelayanan Kesehatan Rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan tujuan menjamin kesehatan bagi seluruh rakyat untuk memperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universal Health Coverage (UHC) merupakan isu penting yang telah ditetapkan WHO (World Health Organization) bagi negara maju dan negara berkembang sehingga penting
Lebih terperinciDr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013
Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen Disampaikan pada DIALOG WARGA TENTANG PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Kebumen, 19 September 2013 SISTEM KESEHATAN NASIONAL
Lebih terperinciPUSKESMAS : Suprijanto Rijadi dr PhD. Center for Health Policy and Administration UI
PUSKESMAS : Suprijanto Rijadi dr PhD Center for Health Policy and Administration UI srijadi08@gmail.com Rakerkesnas 1968 : kordinasi layanan tingkat pertama di kecamatan BP, KIA, P4M dll menjadi satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi Manusia, pada pasal 25 Ayat (1) dinyatakan bahwa setiap orang berhak atas derajat hidup yang memadai
Lebih terperinciReview Kebijakan Anggaran Kesehatan Nasional. Apakah merupakan Anggaran Yang Kurang atau Berlebih?
Review Kebijakan Anggaran Kesehatan Nasional Apakah merupakan Anggaran Yang Kurang atau Berlebih? Pendahuluan Pembiayaan kesehatan oleh pemerintah pusat di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
Lebih terperinciSesi 4 Kebijakan di Sistem Kesehatan, BPJS, dan hubungan antara unit penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Kedokteran.
Sesi 4 Kebijakan di Sistem Kesehatan, BPJS, dan hubungan antara unit penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Kedokteran. Kasus: Kebijakan mencapai indikator MDG4 dan MDG5, dan Kebijakan BPJS.
Lebih terperinciDEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Plt. Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RAPAT KONSULTASI NASIONAL PROGRAM KEFARMASIAN
Lebih terperinciPerbaikan sistem pembiayaan kesehatan era JKN menuju Universal Health Coverage
Perbaikan sistem pembiayaan kesehatan era JKN menuju Universal Health Coverage dr. Kalsum Komaryani, MPPM Kepala Pusat Pembiayaan & Jaminan Kesehatan Kementerian Kesehatan Jaminan Kesehatan Bagi Seluruh
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciBAB VII PENUTUP. Kesimpulan komponen masukan yaitu: tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan.
BAB VII PENUTUP 7.1 Simpulan 7.1.1. Komponen Masukan Kesimpulan komponen masukan yaitu: a. SDM Puskesmas dalam pelaksanaan program JKN belum sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 di Puskesmas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan di Indonesia diatur dalam Undang Undang Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan di Indonesia diatur dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Kesehatan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang produktif secara ekonomis (Ps. 1 point (1) UU Nomor 23/1992 tentang
Lebih terperinciPERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT
PERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT Senin, 2 Januari 2014. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. medical service yang berbentuk pelayanan individu, atau untuk saat ini dikenal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan dokter dalam sistem pelayanan kesehatan adalah salah satu jenis medical service yang berbentuk pelayanan individu, atau untuk saat ini dikenal sebagai
Lebih terperinciVisi Pendidikan Spesialis dan Subspesialis: Menjadi bagian integral dalam Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia
Visi Pendidikan Spesialis dan Subspesialis: Menjadi bagian integral dalam Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia Laksono Trisnantoro, Fakultas Kedokteran UGM Pengantar Jaminan Kesehatan Nasional talah
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 5 ayat (2) menyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman i ii iii v viii ix x xi xii xiii
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN SURAT PENYATAAN PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN INTISARI ABSTRACT Halaman i ii iii v viii ix x xi xii xiii BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG PEMANFAATAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL YANG DITERIMA PADA BULAN JANUARI SAMPAI DENGAN APRIL 2014 PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN
Lebih terperinciSEMILOKA NASIONAL PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DAN PERAN DOKTER LAYANAN PRIMER
SEMILOKA NASIONAL PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DAN PERAN DOKTER LAYANAN PRIMER Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc, PhD Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia Jakarta, 29 April 2013 1 I. LATAR BELAKANG
Lebih terperinci