BAB II TINJAUAN PUSTAKA. motor atau mobil dipandang sudah cukup teliti, namun untuk keperluan lain

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. motor atau mobil dipandang sudah cukup teliti, namun untuk keperluan lain"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kita mengenal alat untuk mengukur kecepatan putaran motor secara mekanik yaitu Tachometer. Bila alat ini dipergunakan mengukur besaran putaran motor atau mobil dipandang sudah cukup teliti, namun untuk keperluan lain misalnya di dalam laboratorium yang memerlukan ketelitian yang lebih tinggi maka alat tersebut belum memiliki ketelitian yang lebih dikarenakan pada alat ini masih dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya medan magnit, goncangan, gesekan dan posisi motor terhadap pengaruh grafitasi bumi pada saat pengukuran. Untuk memperkecil faktor di atas (pengaruh) adalah dengan menggunakan prinsip Opto Elektronic. Sebab dengan menggunakan prinsip ini pengaruh magnit dan lainnya dapat ditiadakan. Dimana pada dasarnya prinsip ini di bagi atas dua dasar kerja, yaitu optik dan elektronic. Bahan optik digunakan untuk memfokuskan cahaya (sinar), sedangkan untuk mengubah cahaya menjadi sinyal listrik dan selanjutnya menjadi pulsa sampai pada hasil pengukuran digunakan prinsip elektronika. Dengan demikian teori yang mendasari pembahasan tachometer dalam penulisan ini adalah teori elektronika dan sistem pengukuran. II. Tachometer Tachometer adalah sebuah instrumen atau alat yang mampu untuk mengukur kecepatan putaran dari poros engkol atau piringan, seperti yang terdapat pada sebuah motor atau mesin lainnya. Alat ini biasanya menampilkan revolutions per minute (RPM) pada sebuah pengukur skala analog maupun digital.

2 Putaran yang dimaksud adalah suatu gerak putar yang dihasilkan oleh benda atau alat berupa gerakan mekanik yang akan diukur kecepatannya, seperti putaran roda sepeda motor atau putaran roda gila mesin, motor listrik. Bagi tachometer putaran ini menjadi masukan untuk diukur. Jika putaran atau masukan berupa analog (misalnya gerak putar poros) yang dikopel langsung dengan tachometer, maka tachometer dikenal dengan input analog. Namun putaran poros dapat dirubah menjadi bentuk digital dengan memanfaatkan sistem elektronika yang input tidak dikopel langsung, tachometer ini dikenal dengan input digital. Dilihat dari hasil pengukuran Tachometer terbagi atas 2 yakni, digital dan manual (analog). Digital dimana output dari pengukuran tersebut berupa angka yang di tampilkan dengan menggunakan display atau seven segmen, sedangkan Manual (analog) output dari hasil pengukuran tersebut berupa penunjukan dengan jarum alat pengukur yang dapat kita baca pada skala INPUT PROSES OUTPUT Gambar 2.. Diagram Blok Tachometer Digital Input Putaran yang diubah menjadi sinyal digital, misalnya motor yang akan diukur kecepatannya beroprasi maka pada sensor menghasilkan tegangan, kemudian dikirim ke bagian penguat. Dibagian penguat tegangan (sinyal) dikuatkan dan diubah menjadi sinyal persegi, meskipun sinyal tersebut berbentuk sinus atau lain, tetapi masih secara periodik.

3 Proses Proses perubahan input menuju output, dimana proses ini merupakan proses utama dalam pengukuran karena hasil pengukuran yang berbentuk digital atau pulsa persegi dilakukan suatu pengaturan secara elektronik yang teratur dan terencana sehingga hasil pengukuran dapat dilihat pada output misalnya pada seven segment. Output Berupa hasil proses yang memiliki nilai dari suatu pengukuran dalam bentuk perubahan digital sebesar 5 volt yang diindikasi menjadi bernilai (high) dan lebih kecil dari volt yang diindikasi menjadi bernilai (low), dan ini dirubah menjadi analog dengan tampilan seven segmen, melalui shift register. II.2 Teori Elektronika Elektronika merupakan suatu bidang ilmu dimana di bagi atas elektronika analog dan digital, sebagai salah satu contoh elektronika digital. Dimana digital merupakan wahana dari pengembangan kalkulator, komputer, rangkaian terpadu, dan bilangan biner dan. Hal ini merupakan suatu bidang yang menarik di dalam elektronika karena penggunaan rangkaian digital yang berkembang dengan pesat. Satu rangkaian terpadu yang kecil melaksanakan fungsi ribuan transistor, dioda dan resistor. Pada tahun 854 George Boole menciptakan logika simbolik yang sekarang dikenal dengan aljabar boole. Setiap peubah (variabel) dalam aljabar boole hanya memiliki dua keadaan atau dua harga, yaitu keadaan benar yang dinyatakan dengan atau keadaan salah yang dinyatakan dengan. Aljabar Boole

4 yang memiliki dua keadaan ini semula dimaksudkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan logika. Aljabar Boole diwujudkan berupa sebuah piranti atau sistem yang disebut dengan Gerbang Logika. Gerbang Logika adalah blok bangunan dasar untuk membentuk rangkaian elektronika digital, sebuah gerbang logika memiliki beberapa masukan tetapi hanya memiliki satu keluaran. Keluaran akan HIGH () atau LOW () tergantung level digital pada terminal masukan. Dengan menggunakan gerbang-gerbang logika, kita dapat merancang dan mendesain suatu sistem digital yang akan dikendalikan level masukan digital dan menghasilkan sebuah tanggapan keluaran tertentu berdasarkan rancangan rangkaian logika itu sendiri. Beberapa gerbang logika dasar yang akan dibahas adalah gerbang logika OR, gerbang logika AND, dan gerbang logika NOT (INVERTER). Sedangkan gerbang-gerbang logika kombinasional adalah gerbang logika NOT OR (atau NOR), gerbang logika NOT AND (atau NAND), gerbang logika EXCLUSIVE OR (atau EXOR), gerbang logika EXCLUSIVE NOT OR (atau EXNOR), dimana pembahasan tidak mencakup gerbang-gerbang kombinasional tersebut. Gerbang logika hanya beroperasi pada sistem bilangan biner, oleh karena itu disebut Gerbang Logika Biner yaitu logika dan logika, atau biasa disebut HIGH dan LOW. Logika (H) menyatakan level tegangan tinggi dan logika (L) menyatakan tegangan rendah. Berikut akan dibahas gerbang-gerbang logika yang dipakai dalam teknik digital, antara lain gerbang logika AND, gerbang logika OR dan gerbang logika NOT.

5 II.2.. GERBANG AND (gerbang pengali) Dimana sifatnya salah satu masukan bernilai maka keluaran tetap dan jika kedua masukkan juga bernilai maka keluaran juga akan tetapi jika kedua masukan bernilai maka keluaran bernilai atau HIGH. Sifat lain dari AND adalah mempunyai lebih dari satu masukkan atau input, tetapi outputnya hanya satu. Hubungan antara input dan output dapat dinyatakan dengan persamaan berikut : A. B = Y.) Hubungan-hubungan gerbang AND juga dapat dilihat dari bagian-bagian di bawah ini berupa gambar, tabel kebenaran dan bentuk gelombang dari gerbang tersebut. A B Gambar 2.2. Simbol Gerbang AND Y Tabel 2.. TABEL KEBENARAN INPUT OUTPUT A B Y A B Y t t 2 t 3 t 4 t 5 t 6 t 7 t 8 Gambar 2.3. Bentuk Gelombang

6 II.2.2. GERBANG OR (gerbang penjumlah) Gerbang OR biasa juga disebut dengan istilah setiap atau semua. Artinya bila salah satu atau semua input bernilai atau high maka output bernilai atau high dan jika kedua input bernilai atau low maka outputnya bernilai atau low. Simbol gerbang OR dapat dilihat pada gambar di bawah beserta tabel kebenarannya. Tabel 2.2. TABEL KEBENARAN A B Y INPUT OUTPUT A B Y Gambar 2.4. Simbol Gerbang OR A B Y t t 2 t 3 t 4 t 5 t 6 t 7 t 8 Gambar 2.5. Bentuk Gelombang berikut : Hubungan antara input dan output ini dapat dinyatakan dengan persamaan A + B = Y... 2)

7 II.2.3. GERBANG NOT (gerbang pembalik) Gerbang Not biasa juga disebut inverter atau pembalik, yaitu bila input atau high maka output bernilai atau low serta kebalikannya, atau bila inputnya A maka outputnya A. Gerbang Not adalah gerbang yang mempunyai satu input dan satu output, jadi hanya berfungsi sebagai pembalik pulsa yang masuk padanya. Simbol gerbang not dapat dilihat pada gambar di bawah beserta tabel kebenarannya. A X Tabel 2.3. TABEL KEBENARAN INPUT OUTPUT A X Gambar 2.6. Simbol Gerbang NOT A = Input X = Y Output Gambar 2.7 Bentuk Gelombang pada Gerbang Not Dari gambar maupun tabel kebenaran, kita melihat sifat dari gerbang NOT adalah input dan outputnya selalu berlawanan/berbalikan. Hubungan ini dapat dinyatakan dengan pernyataan sebagai berikut : A X... 3)

8 II.2.4. Level ( harga ) Tegangan Dalam sistem digital digunakan dua harga tegangan, yaitu harga (level) high dan level low biasa ditulis H dan L. Untuk harga tinggi biasa disebut logika dan untuk harga rendah disebut logika. Untuk menentukan harga tegangan ini tergantung dari pabrik yang memproduksi komponen (Integrated Circuit). Jenis yang digunakan dalam pembahasan ini adalah IC TTL (transistor transistor logic) mempunyai harga standart sebagai berikut : Untuk harga tegangan high (H) atau logic, mempunyai harga tegangan dari 2, V sampai 5, V akan diterjemahkan menjadi sebuah tegangan TINGGI atau dinyatakan dengan logika dan untuk tegangan low (L) atau logika, mempunyai harga tegangan dari V sampai,8 V. Gambar di bawah memperlihatkan harga tegangan dari IC jenis TTL. VOLT 5, 2,,8 Logika Tak tentu Logika Gambar 2.8. Harga tegangan IC jenis TTL Selanjutnya harga tegangan dalam operasi sistem digital dan atau logikanya misalnya 2, 5, volt dan,8 volt perlu disesuaikan dari satu komponen kepada komponen lain dan biasanya disebut dengan interfice device dari satu rangkaian ke rangkaian lainya, alatnya disebut juga dengan Operational Amplifier (Op-Amp).

9 II.2.5. Operational Amplifier ( Op-Amp ) Istilah penguat operasional (operational amplifier) secara umum menggambarkan tentang sebuah rangkaian penguat penting yang membentuk dasar dari rangkaian-rangkaian penguat audio dan video, penyaring atau tapis, buffer, penggerak-penggerak saluran, penguat instrumentasi, komparator atau pembanding, osilator dan berbagai macam rangkaian analog lainnya. Penguat Operasional dikenal juga secara umum dengan nama singkat Op- Amp. Meskipun rangkaian penguat operasional dapat dirancang dari komponenkomponen diskrit, namun demikian hampir seluruhnya selalu digunakan dalam bentuk rangkaian terintegrasi (integrated circuit, IC). Op-amp pada dasarnya merupakan sebuah blok komponen yang sederhana. Sebuah op-amp akan memiliki dua buah terminal masukan dimana salah satu masukan disebut sebagai masukan pembalik (diberi tanda -) sementara satu masukan lainnya disebut dengan masukan non-pembalik (diberi tanda +). Pada umumnya op-amp memiliki sebuah keluaran atau keluaran tunggal. Akan tetapi beberapa jenis op-amp khusus yang umumnya digunakan pada rangkaian-rangkaian frekuensi radio dapat memiliki dua buah terminal keluaran. Tetapi dalam bahasan ini, hanya op-amp keluaran tunggal yang akan dibahas. Simbol op-amp di tunjukkan oleh gambar di bawah. Gambar 2.9 Simbol Op-Amp

10 Input op-amp bisa berupa tegangan searah maupun tegangan bolak-balik. Sedangkan output op-amp tergantung input yang diberikan. Jika input op-amp diberi tegangan searah dengan input Non Inverting (+) lebih besar dari pada input inverting (-), maka pada output op-amp akan positip (+). Sebaliknya jika input Non Inverting (+) lebih kecil dari pada input inverting (-), maka output op-amp akan negatip ( - ). Jika input op-amp diberi tegangan bolak-balik dengan input Non Inverting (+), maka pada output op-amp akan sephasa dengan inputnya tersebut. Sebaliknya jika input Inverting (-) diberi sinyal/tegangan bolak-balik sinus, maka pada output op-amp akan berbalik phasa terhadap inputnya. Dalam kondisi terbuka ( open ) besarnya tegangan output ( Uo ) adalah Uo = AoL ( Ui Ui2 ) ( )...4 ) dimana : Uo AoL Ui Ui2 = Tegangan output = Penguatan open loop = Tegangan input Non Inverting = Tegangan input Inverting II.2.6. Rangkaian Flip-Flop Rangkaian flip-flop adalah suatu elemen logika bi-stabil yang mempunyai satu atau lebih input dan mempunyai dua output yang saling berlawanan (complementary), juga rangkaian ini biasa disebut rangkaian Multivibrator Bistabil. Rangkaian flip-flop juga berfungsi untuk merubah keadaan dari satu posisi ke posisi lain, yaitu dari satu keadaan stabil pertama ke keadaan stabil kedua.

11 Bilamana flip-flop ini diberi sinyal dari luar atau biasa disebut sinyal trigger, ini membuat flip-flop berubah keadaannya. Dalam pemakaiannya rangkaian flip-flop ini digunakan dalam komputer atau counter yang digunakan sebagai penyimpan data, penghitung biner dan memindah data (shift register). Dengan demikian flip-flop merupakan dasar dari pada rangkaian digital. Flip Flop yang merupakan penggabungan rangkaian logika terdiri dari gerbang AND, OR dan NOT, dapat berupa : a. Flip-Flop RS b. Flip-Flop RS yang Berdetak c. Flip-Flop D d. Flip-Flop JK II Flip-Flop RS (RESET SET FLIP-FLOP) Flip-flop RS disebut juga Penahan Transparan (Transparent Latches), karena keluaran flip-flop langsung menyebabkan terjadinya perubahan terhadap masukannya. Perubahan yang cepat disebabkan karena flip-flop SR langsung - menanggapi perubahan sinyal pada bagian masukan sehingga keluaran Q akan langsung berubah sejalan dengan perubahan masukan. Keadaan sinyal masukan akan diingat dengan cara menahan sinyal masukkannya ke dalam rangkaian logikanya. Flip-Flop RS mempunyai dua buah input yang diberi nama atau lebel SET - (S) dan RESET (R) dan dua buah output yang diberi nama Q dan Q. Pada gambar di bawah memperlihatkan simbol Flip-Flop RS yang memiliki dua buah output yang saling berlawanan, tidak seperti gerbang logika yang mempunyai satu output. Output Q dinamakan output normal dan yang

12 - satunya merupakan kebalikannya dan ditulis Q yang berarti complement - /berbalikan dengan output normal. Jika Q = maka Q = dan sebaliknya jika Q = - maka Q =. Sebuah flip-flop RS yang terbuat dari gerbang logika NAND (NOT AND) sering disebut sebagai penahan NAND (NAND Lacth. Penahan NAND prinsip kerjanya sama dengan penahan NOR. Perbedaannya terletak pada keadaan level atau tingkat logikanya. Masukan-masukan SET dan RESET dari penahan NOR bekerja dari keadaan (rendah) menjadi (tinggi), sewaktu mengubah keadaan, sedangkan penahan NAND sebaliknya. Masukan-masukan SET dan RESET dari penahan NAND bekerja dari keadaan (tinggi) menjadi (rendah), sewaktu mengubah keadaan. Tetapi sekali lagi, prinsip kerja keduanya sama. Input R S Q R Q Output - Q - S Q Gambar 2.. Simbol Flip-flop RS Gambar 2.. Flip-flop RS menggunakan gerbang NAND Tabel 2.4. Tabel Kebenaran Flip-Flop RS Keadaan Input Output (komentar) R S Q - Q Pacu (terlarang) Q Q FF Set FF Reset Tak berubah (tak digunakan)

13 II Flip-Flop RS Terdetak Flip-flop RS yang telah kita pelajari tersebut mempunyai penerapan yang terbatas, karena hanya mempunyai dua masukan yang harus dikendalikan secara silih berganti. Sebagai contoh penahan NOR, untuk mengaktifkan penahan NOR masukan SET harus diberi sinyal, kemudian Q akan. Untuk memadamkan keluaran Q dari penahan NOR masukan RESET harus diberi sinyal, maka keluaran Q akan. Masukan SET dan RESET harus silih berganti. Tidak diperkenankan bekerja secara sepihak terus-menerus dan juga tidak dapat bekerja secara bersama-sama atau berada dalam keadaan terlarang atau pacu. Maka pengoperasian Flip-Flop RS tanpa sinyal pendetak disebut tak serempak atau asinkron. Flip-Flop RS tanpa pendetak kemudian dikembangkan menjadi flip-flop RS dengan ditambah masukan untuk sinyal pendetak (clock), maka disebut Flip- Flop RS terdetak (Clock SR Flip-Flop). Flip-flop RS terdetak bekerja dengan menggunakan sinyal pendetak. Pada hakekatnya prinsip kerja keduanya sama. Perbedaannya terletak pada operasi pengendalian masukan dan keluarannya. Flip-flop RS terdetak ini harus menyesuaikan diri dengan sinyal pendetak atau menyinkronkan diri dengan sinyal pendetak. Apabila sinyal pendetak masukan pada logika, maka data yang masuk pada S dan R tidak akan ditanggapi atau diproses oleh flip-flop, sehingga keluaran Q tetap tidak berubah. Jika sinyal pendetak berubah dari logika menjadi, seketika itu juga masukan Set atau Reset akan ditanggapi, sehingga keluaran Q berubah. Pengoperasian Flip-Flop RS terdetak disebut secara serempak atau sinkron (karena bekerjanya menyesuaikan dengan irama waktu sinyal pendetak).

14 Input S Clk R Gambar 2.2. Simbol logic clocked RS Flip Flop S R Q Clk Q R S Gambar 2.3. Rangkaian Flip-flop RS Terdetak dan ekivalennya Q - Output - Q Tabel 2.5. Tabel Kebenaran Flip-Flop RS terdetak Pendetak Set Reset Q nc nc nc nc nc * Keterangan : nc : (not condition : tak ada perubahan) * : pacu (keadaan terlarang) II Flip-Flop D (Data Flip-Flop atau Delayed Flip-Flop) Penahan D yang paling sederhana dapat dibangun dengan menggunakan gerbang logika yang membentuk ekivalen penahan NAND (lihat Flip-flop RS pada pembahasan sebelumnya). Sedangkan prinsip kerja penahan D jenis ini juga tak kalah sederhana. Isyarat-isyarat digital yang masuk pada D akan dibagi menjadi dua jalur. Jalur

15 pertama () melewati gerbang Inverter kemudian melewati gerbang NAND (atau OR dengan kedua masukan dibalik) yang berada dibagian atas, yaitu RESET. Sedangkan jalur yang kedua (2) langsung menuju kegerbang NAND (atau ekivalen OR dengan kedua masukan dibalik) yang dibagian bawah, yaitu SET. Jika masukan D adalah (atau low atau rendah) maka gerbang NAND yang di atas (atau RESET) akan dan gerbang logika NAND yang di bawah (atau SET) akan, maka keluaran Q akan. Flip-Flop dalam keadaan RESET. Tetapi jika masukan (high = tinggi) maka gerbang logika NAND yang atas (RESET) akan dan gerbang logika yang bawah (SET) akan, maka keluaran Q akan. Flip-Flop dalam keadaan SET. Dalam penahan D tersebut tidak mungkin ada lagi keadaann yang terpacu. Gerbang logika tersebut berfungsi untuk menjamin supaya masukan S dan masukan R berada pada keadaan yanng berlawanan, sehingga dipastikan tidak akan terjadi keadaan pacu. Penahan D ini sama seakali tidak menggunakan sinyal kendali apapun atau sinyal detak (clock) sekalipun. Rangkaian akan berada pada keadaan SET atau RESET dengan sendirinya sejalan dengan sinyal yang masuk pada D, yaitu atau. jadi jika sinyal masukan maka keluaran Q akan dan sebaliknya jika sinyal masukan maka keluaran Q juga.sehingga penggunaan Flip-Flop ini sendiri jarang sekali dipakai, baik dalam pemakaian yang umum maupun pada sistem digital atau komputer praktis. D En Q Q - Gambar 2.4. Diagram Blok Flip-Flop D D 2 Q - S Gambar 2.5. Rangkaian D Flip Flop secara blok R Q

16 Tabel 2.6. Tabel Kebenaran Flip-Flop D D Q Keadaan Reset Set II Flip-Flop JK Dari semua Flip Flop yang dipelajari, masing-masing memiliki sifat dan kegunaan tertentu, yang kesemuanya memiliki sifat yang sama yakni sebagai penyimpan data. Disini kita akan menerangkan sedikit tentang Flip-Flop yang paling penting diantara yang pernah kita bahas sebelumnya, yaitu Flip-Flop JK. Dari semua Flip-Flop yang ada Flip-Flop JK adalah yang paling ideal digunakan sebagai piranti penyimpanan (memori). Flip-Flop JK sangat luas penggunaannya, flip-flop ini dipakai pada setiap komputer digital maupun piranti-piranti digital lainnya. Dalam pemakaian bidang elektronika juga sangat banyak manfaatnya, misalnya sebagai Pencacah Frekuensi (Frequency Counter), pembagi frekuensi (Frequency Divider), pembangkit ragamgelombang kotak simetri (Symetry Square Wave-form generator) dan lain-lain. Flip-Flop JK terbagi atas dua jenis, yaitu Flip-Flop JK Pemicuan Tepi dan Flip- Flop JK MS (Master-Slave) atau disebut juga Flip-Flop JK Majikan Budak. Dalam hal ini kita tidak menerangkan secara detail jenis tersebut tetapi kita akan menjelaskan secara garis besar dari kedua jenis Flip-Flop JK tersebut, antara lain :. Flip-Flop JK Pemicuan Tepi 2. Flip-Flop JK Master-Slave (Majikan-Budak)

17 II.2.7. Komponen-Komponen Pendukung II Resistor (tahanan) Resistor komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang mengalir. Berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjadi 2 yaitu: Fixed Resistor dan Variable Resistor dan umumnya terbuat dari carbon film atau metal film, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dibuat dari material yang lain. Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan tembaga, perak, emas, dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan konduktor. a. Fixed Resistor Resistor merupakan komponen elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Yang disesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Tipe resistor pada umum berbentuk tabung porselen kecil dengan dua kaki tembaga. Dimana pada badannya memiliki kode warna, yang mana warna tersebut merupakan besaran dari resistor tersebut. Nilai besaran komponen ini di ukur dengan satuan Ohm Gambar 2.6. Resistor Karbon

18 Tabel 2.7 Kode Warna Resistor WARNA GELANG KE DAN Hitam x % Coklat x 2% Merah 2 x 2% Jingga 3 x - Kuning 4 x - Hijau 5 x - Biru 6 x - Ungu 7 x - Abu-abu 8 x - Putih 9 x - Emas - x. 5% Perak - x. % Tidak bewarna - - 2% Untuk mengetahui besaran atau nilai dari komponen tersebut, kita dapat melihat tabel di atas, dimana gelang dan 2 merupakan harga pokok atau tetapan, sedangkan gelang 3 merupakan faktor pengali dan gelang ke 4 merupakan faktor toleransi. Dimana untuk mencari gelang pertama dapat dilihat pada gelang yang lebih ke pinggir dari komponen tersebut atau kita juga bisa berpedoman dengan warna yang ada di sisi pinggir dari ke 4 gelang tersebut. Jika warna tersebut tidak

19 memiliki nilai pada gelang dan 2 maka gelang tersebut merupakan gelang ke 4 (gelang faktor toleransi). b. Variable Resistor Dimana pada resistor ini memiliki 2 tipe, Pertama dinamakan Variable Resistor, nilai dari komponen ini dapat diubah-ubah sesuai dengan yang kita inginkan. Contoh penggunaan, yakni pada pengaturan volume, bass, balance, dll. Dan kedua adalah Semi-Fixed Resistor, nilai dari resistor ini biasanya hanya diubah pada kondisi tertentu saja.. Contoh variable resistor, yang sering digunakan dengan cara memutar sampai 3 derajat putaran, atau lebih di kenal dengan nama Potensiometer. seperti pada gambar di bawah. Gambar 2.7. Potentiometers atau Trimmer Potentiometers Dengan masing-masing bentuk memiliki fungsi, bentuk sebagai dpotensiometer, bentuk 2 disebut semi fixed resistor dan biasanya terdapat pada PCB (Printed Circuit Board) dan bentuk 3 digunakan sebagai volume kontrol. Ketiga tipe tersebut memiliki perubahan nilai pengaturannya, seperti pada gambar. Gambar 2.8 Perubahan Nilai pada Potensiometer

20 Pada saat tipe A diputar searah jarum jam, awalnya perubahan nilai resistansi lambat tetapi ketika putarannya mencapai setengah atau lebih nilai perubahannya menjadi sangat cepat. Tipe ini sangat cocok dengan karakteristik telinga manusia. Karena telinga sangat peka ketika membedakan suara dengan volume yang lemah, tetapi tidak terlalu sensitif untuk membedakan perubahan suara yang keras. Biasanya tipe A ini juga disebut sebagai Audio Taper potensiometer. Untuk tipe B perubahan resistansinya adalah linier, cocok digunakan untuk Aplikasi Balance Control, resistance value adjustment in circuit, dll. Sedangkan untuk tipe C perubahan resistansinya kebalikan dari tipe A. II Kapasitor (Condensator) Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki elektroda metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif karena terpisah oleh bahan elektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduktif pada ujung-ujung kakinya.

21 Gambar 2.9. Skema Kapasitor Kapasitor merupakan komponen pasif elektronika yang sering dipakai didalam merancang suatu sistem yang berfungsi untuk mengeblok arus DC, Filter, dan penyimpan energi listrik. Yang membedakan tiap-tiap kapasitor adalah dielektriknya. Berikut ini adalah jenis jenis kapasitor. II Electrolytic Capacitor (ELCO) Gambar 2.2. Electrolytic Capacitor (ELCO) Elektroda dari kapasitor ini terbuat dari alumunium yang menggunakan membrane oksidasi yang tipis. Karakteristik utama dari Electrolytic Capacitor adalah perbedaan polaritas pada kedua kakinya. Dari karakteristik tersebut kita harus berhati-hati di dalam pemasangannya pada rangkaian, jangan sampai terbalik. Bila polaritasnya terbalik maka akan menjadi rusak bahkan meledak, Biasanya jenis kapasitor ini digunakan pada rangkaian power supply.

22 II Ceramic Capacitor (Kapasitor Keramik) Kapasitor ini menggunakan bahan titanium acid barium untuk dielektriknya. Karena tidak dikonstruksi seperti coil maka komponen ini dapat digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya digunakan untuk melewatkan sinyal frekuensi tinggi menuju ke ground. Kapasitor ini tidak baik digunakan untuk rangkaian analog, karena dapat mengubah bentuk sinyal. Jenis ini tidak mempunyai polaritas dan hanya tersedia dengan nilai kapasitor yang sangat kecil dibandingkan kapasitor diatas. Gambar 2.2. Kapasitor jenis ini biasanya terbuat dari bahan kertas, mica, keramik dll. Nilai Kapasitor Untuk mencari nilai dari kapasitor biasanya dilakukan dengan melihat angka/kode yang tertera pada badan kapasitor tersebut. Untuk kapasitor jenis elektrolit memang mudah, karena nilai kapasitansinya telah tertera dengan jelas pada tubuhnya. Sedangkan untuk kapasitor keramik dan beberapa jenis yang lain nilainya dikodekan. Biasanya kode tersebut terdiri dari 4 digit, dimana 3 digit pertama merupakan angka dan digit terakhir berupa huruf yang menyatakan toleransinya. Untuk 3 digit pertama angka yang terakhir berfungsi untuk menentukan n, nilai n dapat dilihat pada tabel dibawah.

23 Tabel 2.8. Nilai Kapasitor Misalnya suatu kapasitor pada badannya tertulis kode 474J, berarti nilai kapasitansinya adalah = 47. pf =.47µF sedangkan toleransinya 5%. Yang harus diingat didalam mencari nilai kapasitor adalah satuannya dalam pf (Pico Farad). II Transistor Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Gambar Transistor through-hole Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2

24 terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponenkomponen lainnya. Jenis-jenis Transistor PNP P-channel NPN N-channel BJT JFET Gambar Simbol Transistor dari Berbagai Tipe Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori: Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain. Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel

25 Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power Maximum frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave, dan lain-lain Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain BJT BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis transistor. Cara kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua dioda yang terminal positif atau negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B). FET FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET) atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET (MOSFET). Berbeda dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk sebuah dioda dengan kanal (materi semikonduktor antara Source dan Drain). Secara fungsinya, ini membuat N-channel JFET menjadi sebuah versi solid-state dari tabung vakum, yang juga membentuk sebuah dioda antara grid dan katode. Dan juga, keduanya (JFET dan tabung vakum) bekerja di depletion mode, keduanya memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya menghantarkan arus listrik dibawah kontrol tegangan input. (

26 II Seven Segment Seven segment (7-segmen) adalah sebuah komponen untuk menampil-kan bilangan sampai 9 yang banyak digunakan pada aplikasi yang memerlukan tampilan angka. 7-segments pada dasarnya adalah LED (Light Emitting Diode), yaitu diode yang dapat mengeluarkan cahaya bila diberi tegangan pada pin-nya. Gambar 7. di bawah ini memperlihatkan gambaran tentang 7-segment yang masing-masing segment diberi notasi mulai dari a, b, c, d, e, f, dan g. LED tersebut terdiri dari 7 buah yang dihubungkan satu dengan lainnya. Cara menghubungkan pin pada seven segments ada 2 (dua) mode, yaitu Common Anode dan Common Katode. Common Anode adalah LED pada 7 segment semua pin anode-nya dihubungkan menjadi satu, sedangkan pin katoda dihubungkan ke port-port pada mikrokontroller atau input dari sistem yang ingin di tampilkan. Common anode digunakan untuk rangkaian yang memerlukan aktif rendah (active low). Sedangkan Common katode adalah semua pin katoda pada 7 segments disatukan, sedangkan pin anoda dihubungkan ke port-port pada mikokontroller atau input dari sistem yang ingin di tampilkan. Common katoda digunakan pada rangkaian yang memerlukan aktif tinggi (active high) Gambar Konfigurasi seven segment pada masing-masing common Seven Segmen ini juga ditambah segmen yang berfungsi sebagai desimal point, dapat di lihat pada gambar di bawah :

27 Gambar Susunan Seven Segmen dimana Segmen yang paling atas disebut segmen a, segmen sebelah kanan atas disebut segmen b, dan seterusnya sesuai gambar di atas, dp merupakan singkatan dari desimal point. Pada seven segment tipe common anoda di atas, untuk menyalakan salah satu segmen, maka katodanya harus diberi tegangan volt atau logika low. Misalnya jika segmen a akan dinyalakan, maka katoda pada segmen a harus diberi tegangan volt atau logika low, dengan demikian maka segmen a akan menyala, begitu juga untuk segmen lainnya. Sedangkan tipe common katoda, katoda dari setiap LED dihubungkan menjadi satu kemudian dihubungkan ke ground dan anoda dari masing-masing LED berfungsi sebagai input dari seven segmen, seperti ditunjukkan pada gambar di atas. Sesuai dengan gambar di atas, maka untuk menyalakan salah satu segmen, maka anodanya harus diberi tegangan minimal 5 volt atau logika high. Misalnya jika segmen a akan dinyalakan, maka anoda pada segmen a harus diberi tegangan minimal 5 volt atau logika high, dimana arus yang akan mengalir dalam LED kira-kira 2 ma (berlaku hampir untuk semua jenis LED), juga dihubungkan seri terhadap tahanan sehingga tidak merusak LED pada saat bekerja, dengan demikian maka segmen a akan menyala, demikian juga untuk segmen lainnya.

28 Gambar Display Seven Segment II.3. Sistem Pengukuran Sistem pengukuran merupakan bagian pertama dalam suatu sistem pengendalian, jika input sistem pengendalian salah, maka output salah dan jika hasil pengukuran (input sistem pengendalian) salah, maka hasil pengendalian pasti salah, walaupun sebenarnya sistem pengendalian sangat baik. Dilihat dari karakteristiknya instrument pengukuran di bagi atas 2 bagian, yakni Karakteristik Statis dan Dinamis. Dimana Karakteristik Statis adalah karakter yang menggambarkan parameter instrument dalam keadaan steady (Akurasi, Presisi, Toleransi, Range (span), Linieritas, Hysterisis), sedangkan Karakteristik Dinamis, karakter yang menggambarkan respon (tanggapan) dinamik (fungsi waktu), dimana hubungan input (nilai sesungguhnya) dan output (nilai yang ditunjukkan alat ukur) sebagai fungsi waktu dapat dinyatakan dengan persamaan : a n d y n dt a n d y a n dt dy + a dt n + n = dimana : y variabel output deviasi f variabel input deviasi y bf ( t). 5)

29 Variabel deviasi = selisih nilai sesungguhnya dengan nilai keadaan steady Dengan demikian Prinsif Dasar Pengukuran dapat di lihat pada gambar di bawah : Kuantitas yang diukur Transducer Signal Signal Conditioner Signal Display / Recorder Gambar Prinsif Dasar Pengukuran dimana, Transducer atau elemen pendeteksi Yaitu elemen sistem pengukuran yang berfungsi mengubah satu bentuk informasi (signal) menjadi bentuk informasi lain. Perubahan bentuk informasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan bentuk informasi yang dapat diukur Signal Conditioner Yaitu elemen sistem pengukuran yang berfungsi mengkonversi informasi dari transducer menjadi bentuk informasi yang dapat ditampilkan (didisplay). Elemen ini bertugas memperbesar informasi dari transducer agar dapat terbaca pada display alat pengukuran. Display Yaitu elemen sistem pengukuran yang berfungsi mengkonversi signal instrumen dari satu bentuk menjadi bentuk lain yang didesain untuk memberikan persepsi bagi pengamat (orang yang melakukan pengukuran).

30 Dalam sistem transmitter receiver yang umum adalah sebagai berikut dalam bentuk blok diagram. Back Ground Udara Atmosfir Sistem Optik Sumber I R Detektor Proses Signal & Display Gambar Blok diagram Sistem Pengukuran Infra Red Unsur-unsur yang ada dalam sistem pengukuran infra red (IRED) adalah :. Back Ground (latar belakang) 2. Udara atau lingkungan sekitar 3. Sumber cahaya 4. Sistem optik 5. Detektor 6. Proses sinyal dan penunjukan (display) Dalam tujuan khusus, komponen-komponen dipilih dan direncanakan sesuai dengan tujuan pengukuran atau penelitian, dalam daerah panjang gelombang khusus dan jarak maksimum yang dapat dideteksi. Pada umumnya sistem pengukuran dengan menggunakan IRED, semua didasarkan dari bentuk umum, yaitu :. Sistem Pengukuran pasif, 2. Sistem pengukuran Aktif.

31 II.3.. Sistem Pengukuran IRED Pasif Sistem pengukuran pasif, yaitu sistem yang hanya mendeteksi radiasi (pancaran) secara alami, yang dikirimkan oleh sumber, untuk pembahasan ini rasanya kurang efektif karena putaran yang akan diukur belum tentu berada dialam terbuka. Back Ground Sistem Optik Sumber I R Detektor Proses Signal & Display Gambar Blok diagram sistem pengukuran IRED passip II.3.2. Sistem Pengukuran IRED Aktif Sistem pengukuran aktif, digunakan dengan menggunakan sumber-sumber buatan, untuk menyinari sasaran yang kemudian dipantulkan kembali ke sistem detektor, seperti diagram berikut. Filter Sumber I R Udara / atmosfer Sistem Optik Detektor Sasaran yang diterangi / diukur Proses Signal & Display Gambar 2.3. Pengukuran Infra Red sistem Aktif

32 BAB III TACHOMETER DIGITAL Tachometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur suatu putaran, sehingga di ketahui nilai dari putaran tersebut. Dalam hal ini tachometer yang dibahas berupa Tachometer Digital, dimana output dari hasil pengukuran tersebut berupa angka yang dapat langsung dipahami oleh si pembaca. Bab ini akan membahas fungsi rangkaian serta komponen yang digunakan pada masing-masing rangkaian, untuk memudahkan kita memahami cara kerja rangkaian pada masing-masing blok rangkaian. Dibagi atas 5 (lima) rangkaian yakni, rangkaian input, rangkaian pintu utama, rangkaian clock/time base, rangkaian kontrol dan rangkaian penghitung (counter). 3.. Rangkaian Input Rangkaian ini merupakan rangkaian awal dari proses pengukuran terhadap suatu putaran sehingga menghasilkan output yang dapat digunakan oleh rangkaian lainnya, rangkaian ini terdiri dari beberapa komponen elektronik, seperti pada gambar di bawah. PIRINGAN C VCC +5 VOLT + TIL 8 B E VCC +5 VOLT 5K2 μf POROS C E B 5 TIL 3 K 2 8 LM SN PS 9 VOLT RANGKAIAN INPUT Ke IC SN 74 Gambar 3.. Rangkaian Input

33 Rangkaian input terdiri dari :. Sensor (transmitter, receiver dan tahanan). 2. Penguat (Amplifier) 3. Schmitt Trigger Dalam bentuk blok bagian dapat kita gambar seperti di bawah ini : Sensor Amplifier Schmitt Trigger Gambar 3.2. Rangkaian Input secara blok untuk lebih jelasnya akan di bahas pada bab selanjutnya satu per satu rangkaian tachometer digital Rangkaian Pintu Utama (Main Gate) Rangkaian pintu utama terdiri dari ¼ IC SN74, fungsi pintu utama adalah melewatkan dan menahan pulsa yang masuk kepadanya. Bagian dalam IC SN74 adalah Nand gate, ini berarti bila salah satu input nol () maka outputnya akan satu (). Membuka dan menutupnya Nand Gate diatur oleh time base, yang mana besarnya diatur sesuai dengan kebutuhan. Output dari pintu utama akan merupakan input bagi counter yang akan menghitung besarnya pulsa tersebut. Pulsa yang akan diukur ¼ IC SN74 Time Base Gambar 3.3. Rangkaian Pintu Utama

34 3.3. Rangkaian Clock (Rangkaian Pulsa) Rangkaian ini terdiri dari beberapa IC, Oscilator dan komponen passip, fungsinya untuk membangkitkan frekuensi MHz stabil. Ini dihasilkan dari IC SN74, oscilator, tahanan dan kondensator. IC yang lain yaitu SN749 berfungsi sebagai pembagi dan 2, sehingga dihasilkan frekuensi yang diinginkan. Output dari rangkaian clock ini merupakan salah satu input bagi rangkaian pintu utama yaitu time base (gating time), selain itu berfungsi sebagai output rangkaian input bagi rangkaian kontrol. VCC +5 VOLT Ke IC 749, PIN IC K 22 nf 2K2 XTAL K M Dari IC , Hz K Hz 5 K Hz K Hz 5 K Hz K Hz 5 Hz Hz 5 Hz Hz 5 Hz Hz,5 Hz 5 K Hz VCC + 5 VOLT Gambar 3.4. Rangkaian Clock

35 3.4. Rangkaian Kontrol Rangkaian terdiri dari 2 (dua) buah IC 742, tahanan dan kondensator yang berfungsi untuk memberikan pulsa set dan reset (latch dan strobe) ke rangkaian counter bagian memori yaitu IC 7475, tujuan dari pada pemberian pulsa ini agar memori dapat menyimpan sejenak pulsa dan kemudian melepasnya kembali untuk dihitung besarannya. Dan bersamaan dengan itu IC 7475 siap kembali menerima pulsa yang baru akan diukur besarnya, pada saat itu juga display siap memperlihatkan hasil pengukuran. VCC +5 VOLT R Ext C Ext VCC +5 VOLT R Ext C Ext SN 742 Q SN 742 Q Q Q NC NC KE DECODER COUNTER DARI TIME BASE KE MEMORY STOBE DARI TIME BASE Gambar 3.5. Rangkaian Kontrol

36 3.5. Rangkaian Penghitung (Counter) Rangkaian penghitung (counter) ini merupakan tempat memproses pulsa yang akan diukur dan sekaligus memperlihatkan hasil pengukuran pada display, dalam bentuk desimal yang dapat dibaca langsung. Rangkaian ini terdiri dari beberapa IC yaitu: IC SN749, SN7475, SN7447 dan seven segmen. 22 x 7 22 x 7 22 x 7 22 x 7 Vcc V Clock dari IC 742 Reset Clock dari Pintu Utama Set Vcc + 5 V Gambar 3.6. Rangkaian Penghitung (Counter)

KARYA AKHIR STUDI PENGUKURAN KECEPATAN PUTARAN MENGGUNAKAN TACHOMETER DIGITAL

KARYA AKHIR STUDI PENGUKURAN KECEPATAN PUTARAN MENGGUNAKAN TACHOMETER DIGITAL KARYA AKHIR STUDI PENGUKURAN KECEPATAN PUTARAN MENGGUNAKAN TACHOMETER DIGITAL Karya Akhir ini diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan OLEH: MUHAMMAD

Lebih terperinci

Mata kuliah Elektronika Analog L/O/G/O

Mata kuliah Elektronika Analog L/O/G/O Mata kuliah Elektronika Analog L/O/G/O Pengertian Transistor Fungsi Transistor Jenis & Simbol Transistor Prinsip kerja Transistor Aplikasi Transistor Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai

Lebih terperinci

Hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus, dapat disimpulkan melalui hukum berikut ini, yang terkenal sebagai [[hukum Ohm:

Hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus, dapat disimpulkan melalui hukum berikut ini, yang terkenal sebagai [[hukum Ohm: Resistor atau yang biasa disebut (bahasa Belanda) werstand, tahanan atau penghambat, adalah suatu komponen elektronik yang memberikan hambatan terhadap perpindahan elektron (muatan negatif). Resistor disingkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA Prakarya X Ukuran Komponen Elektronika Komponen Elektronika? Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing

Lebih terperinci

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013 Politeknik Telkom Bandung 2013 www.politekniktelkom.ac.id TRANSISTOR 1 Disusun oleh: Duddy Soegiarto, ST.,MT dds@politekniktelkom.ac.id Hanya dipergunakan

Lebih terperinci

Pengertian Transistor fungsi, jenis, dan karakteristik

Pengertian Transistor fungsi, jenis, dan karakteristik Pengertian Transistor fungsi, jenis, dan karakteristik Gambar 1. Transistor Transistor adalah salah satu komponen yang selalu ada di setiap rangkaian elektronika, seperti radio, televisi, handphone, lampu

Lebih terperinci

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor - 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor Missa Lamsani Hal 1 SAP Pengelompokan bahan-bahan elektrik dari sifat-sifat listriknya. Pengertian resistivitas dan nilai resistivitas bahan listrik : konduktor,

Lebih terperinci

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) 1. Komponen elektronik yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang lewat dinamakan A. Kapasitor D. Transistor B. Induktor

Lebih terperinci

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Elektronik 2. Kompetensi Dasar : Memahami komponen dasar elektronika B. Pokok Bahasan : Komponen Dasar Elektronika

Lebih terperinci

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada rancang bangun pengukur kecepatan kendaraan menggunakan sensor GMR adalah metode deskriftif dan eksperimen. Melalui

Lebih terperinci

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika Resume Praktikum Rangkaian Elektronika 1. Pertemuan kesatu Membahas silabus yang akan dipelajari pada praktikum rangkaian elektronika. Membahas juga tentang komponen-komponen elektronika, seperti kapasitor,

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555) Pada laporan ini akan menyajikan bagaimana efisien sebuah power supply untuk LED. Dengan menggunakan rangkaian buck converter diharapkan dapat memberikan tegangan dan arus pada beban akan menjadi stabil,

Lebih terperinci

BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA

BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA Komponen elektronika dapat dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Komponen Pasif: merupakan komponen yang dapat bekerja tanpa sumber tegangan. a. Resistor b. Kapasitor c. Induktor 2. Komponen

Lebih terperinci

BAB V MULTIVIBRATOR. A. Pendahuluan. 1. Deskripsi

BAB V MULTIVIBRATOR. A. Pendahuluan. 1. Deskripsi BAB V MULTIVIBRATOR A. Pendahuluan 1. Deskripsi Judul bab ini adalah Multivibrator. Melalui bab ini pembaca khususnya mahasiswa akan mendapatkan gambaran tentang konsep dasar Multivibrator. Konsep dasar

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November PRAKTIKUM 1 COUNTER (ASINKRON) A. OBJEKTIF 1. Dapat merangkai rangkaian pencacah n bit dengan JK Flip-Flop 2. Dapat mendemonstrasikan operasi pencacah 3. Dapat mendemonstrasikan bagaimana modulus dapat

Lebih terperinci

Komponen Komponen elektronika DIODA Dioda Silikon Dan Germanium Dioda adalah komponen semiconductor yang paling sederhana, ia terdiri atas dua

Komponen Komponen elektronika DIODA Dioda Silikon Dan Germanium Dioda adalah komponen semiconductor yang paling sederhana, ia terdiri atas dua Komponen Komponen elektronika DIODA Dioda Silikon Dan Germanium Dioda adalah komponen semiconductor yang paling sederhana, ia terdiri atas dua elektroda yaitu katoda dan anoda. Ujung badan dioda biasanya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN 3.1 Perancangan Sistem Perancangan mixer audio digital terbagi menjadi beberapa bagian yaitu : Perancangan rangkaian timer ( timer circuit ) Perancangan rangkaian low

Lebih terperinci

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN ELEKTRONIKA SISTEM BILANGAN KONVERSI DATA LOGIC HARDWARE KOMPONEN ELEKTRONIKA PASSIVE ELECTRONIC ACTIVE ELECTRONICS (DIODE

Lebih terperinci

MODUL DASAR TEKNIK DIGITAL

MODUL DASAR TEKNIK DIGITAL MODUL DASAR TEKNIK DIGITAL ELECTRA ELECTRONIC TRAINER alexandernugroho@gmail.com HP: 08112741205 2/23/2015 BAB I GERBANG DASAR 1. 1 TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta diklat / siswa dapat : Memahami konsep dasar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL. Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis

BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL. Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis komponen. Banyak sedikitnya jenis komponen yang di pakai pada perangkat elektronik tergantung

Lebih terperinci

1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop

1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop 1. FLIP-FLOP Flip-flop adalah keluarga Multivibrator yang mempunyai dua keadaaan stabil atau disebut Bistobil Multivibrator. Rangkaian flip-flop mempunyai sifat sekuensial karena sistem kerjanya diatur

Lebih terperinci

Modul Elektronika 2017

Modul Elektronika 2017 .. HSIL PEMELJRN MODUL I KONSEP DSR TRNSISTOR Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik serta fungsi dari rangkaian dasar transistor..2. TUJUN agian ini memberikan informasi mengenai penerapan

Lebih terperinci

=== PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL ===

=== PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL === === PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL === Rangkaian Sekuensial, adalah rangkaian logika yang keadaan keluarannya dipengaruhi oleh kondisi masukan dan kondisi rangkaian saat itu. Variabel Masukan Keadaan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA Create : Defi Pujianto, S,Kom Resistor Merupakan kokponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur serta menghambat arus listrik Resistor di bagi menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

SMPK 6 PENABUR JAKARTA ULANGAN AKHIR SEMESTER

SMPK 6 PENABUR JAKARTA ULANGAN AKHIR SEMESTER SMPK 6 PENABUR JAKARTA ULANGAN AKHIR SEMESTER 1 (2015-2016) HARI/TANGGAL BIDANG STUDI KELAS WAKTU : Kamis, 3 desember 2015 : Prakarya Rekayasa (Elektro) : 9 (SEMBILAN) : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban

Lebih terperinci

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : 1400454 Kelas : C2=2014 Multimeter Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Lompat ke: navigasi, cari Multimeter digital Multimeter atau multitester adalah alat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR CALCULATOR RESISTOR BERDASARKAN WARNA BERBASIS IC TTL

TUGAS AKHIR CALCULATOR RESISTOR BERDASARKAN WARNA BERBASIS IC TTL TUGAS AKHIR CALCULATOR RESISTOR BERDASARKAN WARNA BERBASIS IC TTL Disusun Oleh : Iwan Indrawanto 42-9 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 29 PERNYATAAN KEASLIAN

Lebih terperinci

PENULISAN ILMIAH LAMPU KEDIP

PENULISAN ILMIAH LAMPU KEDIP PENULISAN ILMIAH LAMPU KEDIP BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Integrated Circuit 4017 Integrated Circuit 4017 adalah jenis integrated circuit dari keluarga Complentary Metal Oxide Semiconductor (CMOS). Beroperasi

Lebih terperinci

Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika

Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika Disusun Oleh : Nama Jurusan : Rizkiansyah Rakhmadin : Teknik Elektro Mata Kuliah : Dasar Elektronika NPM : 132227024 Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Amplifier Amplifier adalah komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya atau tenaga secara umum. Dalam penggunaannya, amplifier menguatkan signal suara yaitu memperkuat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

Konduktor dan isolator

Konduktor dan isolator Konduktor dan isolator Arus listrik adalah nama yang diberikan untuk aliran elektronelektron (atau pembawa (carrier) muatan negatif). Elektronelektron berputar (to orbit) mengelilingi inti (nucleus) atom.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Operational Amplifier Gambar 3.1 Operational Amplifier Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai

Lebih terperinci

TIN-302 Elektronika Industri

TIN-302 Elektronika Industri TIN-302 Elektronika Industri Komponen elektronik dalam industri Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Komponen Elektronik Komponen elektronik diklasifikasikan menjadi 2: Komponen pasif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem digital merupakan salah satu sistem yang digunakan dalam pemrosesan sinyal atau data. Sebelum dimulainya era digital, pemrosesan sinyal atau data dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam

BAB II LANDASAN TEORI. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori sangat membantu untuk dapat memahami suatu sistem. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. Dengan pertimbangan

Lebih terperinci

Elektronika Dasar Ponsel

Elektronika Dasar Ponsel Elektronika Dasar Ponsel Bagaimanapun sebuah ponsel adalah sebuah rangkaian elektronika. Akan tetapi ponsel tidak dapat berfungsi bila tidak diberikan daya atau tegangan (listrik). Sumber listrik Dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penguat operasional (Op Amp) adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penguat operasional (Op Amp) adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penguat Operasional(Op-Amp) Penguat operasional (Op Amp) adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial yang telah dijelaskan

Lebih terperinci

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a a Jurusan Fisika FMIPA Universitas Tanjungpura Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL UKA TEKNIK ELEKTRONIKA (532)

KISI KISI SOAL UKA TEKNIK ELEKTRONIKA (532) KISI KISI SOAL UKA TEKNIK ELEKTRONIKA (532) No 1 2 3 4 5 6 7 Kompetensi Utama Profesional St. Inti/SK 1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital Jurnal Skripsi Alat mesin mini voting digital ini adalah alat yang digunakan untuk melakukan pemilihan suara, dikarenakan dalam pelaksanaanya banyaknya terjadi kecurangan dalam perhitungan jumlah hasil

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL

PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL Sasaran Pertemuan 10 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Rangkaian Sequensial yang terdiri dari : FLIP-FLOP RS FF JK FF D FF T FF FLIP-FLOP Salah satu rangkaian logika

Lebih terperinci

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL

PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL Sasaran Pertemuan 10 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Rangkaian Sequensial yang terdiri dari : - FLIP FLOP - RS FF - JK FF - D FF - T FF 1 Salah satu rangkaian logika

Lebih terperinci

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ABSTRAK Dalam makalah ini akan dibahas mengenai robot Line Follower. Robot ini merupakan salah satu bentuk robot beroda yang memiliki komponen utama diantaranya, seperti resistor,

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA DASAR 105J

ELEKTRONIKA DASAR 105J 1 105J 1. TEORI DASAR Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf "C" adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan

Lebih terperinci

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian

Lebih terperinci

FLIP-FLOP. FF-SR merupakan dasar dari semua rangkaian flip flop. FF-SR disusun dari dua gerbang NAND atau dua gerbang NOR. Gambar Simbol SR Flip-Flop

FLIP-FLOP. FF-SR merupakan dasar dari semua rangkaian flip flop. FF-SR disusun dari dua gerbang NAND atau dua gerbang NOR. Gambar Simbol SR Flip-Flop FLIP-FLOP FLIP-FLOP merupakan suatu rangkaian yang terdiri sdari dua elemen aktif (Transistor) yang erjanya saling bergantian. Fungsinya adalah sebagai berikut: 1. Menyimpan bilangan biner 2. Mencacah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

Bab III Pelaksanaan Penelitian. III.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Secara umum alur pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam diagram alir berikut

Bab III Pelaksanaan Penelitian. III.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Secara umum alur pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam diagram alir berikut Bab III Pelaksanaan Penelitian III.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Secara umum alur pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam diagram alir berikut Mulai Observasi dan studi pustaka Y Permasalahan Hipotesis

Lebih terperinci

Fungsi Transistor dan Cara Mengukurnya

Fungsi Transistor dan Cara Mengukurnya Fungsi Transistor dan Cara Mengukurnya Fungsi Transistor dan Cara Mengukurnya Transistor merupakan salah satu Komponen Elektronika Aktif yang paling sering digunakan dalam rangkaian Elektronika, baik rangkaian

Lebih terperinci

RESISTOR, TRANSISTOR DAN KAPASITOR

RESISTOR, TRANSISTOR DAN KAPASITOR RESISTOR, TRANSISTOR DAN KAPASITOR Resistor Yang pertama kali akan kita bahas adalah resistor. Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA

BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA Salah satu jenis IC dekoder yang umum di pakai adalah 74138, karena IC ini mempunyai 3 input biner dan 8 output line, di mana nilai output adalah 1 untuk salah satu dari

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR Disusun Oleh : Kelompok N Nama Anggota : 1. Frans Romario Panjaitan (333508xxxx) 2. Stevano Augusta M (333208xxxx) 3. xxxx

Lebih terperinci

MODUL 04 PENGENALAN TRANSISTOR SEBAGAI SWITCH

MODUL 04 PENGENALAN TRANSISTOR SEBAGAI SWITCH P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 04 PENGENALAN TRANSISTOR SEBAGAI SWITCH 1 TUJUAN Memahami karakteristik kerja transistor BJT dan FET

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNIK DIGITAL RANGKAIAN FLIP-FLOP DASAR

MAKALAH TEKNIK DIGITAL RANGKAIAN FLIP-FLOP DASAR MAKALAH TEKNIK DIGITAL RANGKAIAN FLIP-FLOP DASAR DISUSUN OLEH : Rendy Andriyanto (14102035) Sania Ulfa Nurfalah (14102039) LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

TUGAS PAPER MATERIAL TEKNIK LISTRIK SEMIKONDUKTOR

TUGAS PAPER MATERIAL TEKNIK LISTRIK SEMIKONDUKTOR TUGAS PAPER MATERIAL TEKNIK LISTRIK SEMIKONDUKTOR KELOMPOK 7 1. Ira Handayani Hogan 2013-11 - 022 (H) 2. Muhammad Nouval Thahar 2013-11 - 038 (H) 3. Syahrizal Rahmahani 2013-11 - 086 (H) 4. Muhammad Khairani

Lebih terperinci

Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung. 3. Kapasitor (Kondensator) Kondensator (Capasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator

Lebih terperinci

BAB 5. MULTIVIBRATOR

BAB 5. MULTIVIBRATOR BAB 5. MULTIVIBRATOR Materi :. Dasar rangkaian Clock / Multivibrator 2. Jenis-jenis multivibrator 3. Laju Pengisian dan Pengosongan Kapasitor 4. Multivibrator Astabil dari IC 555 5. Multivibrator Monostabil

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Logic diagram dan logic simbol IC 7476

Gambar 1.1 Logic diagram dan logic simbol IC 7476 A. Judul : FLIP-FLOP JK B. Tujuan Kegiatan Belajar 15 : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : 1) Mengetahui cara kerja rangkaian Flip-Flop J-K. 2) Merangkai rangkaian Flip-Flop J-K.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Kendali Sistem kendali adalah suatu sistem yang bertujuan untuk mengendalikan suatu proses agar output yang dihasilkan dapat dikontrol. Secara umum, sistem kendali dapat

Lebih terperinci

MODUL I GERBANG LOGIKA DASAR

MODUL I GERBANG LOGIKA DASAR MODUL I GERBANG LOGIKA DASAR I. PENDAHULUAN Gerbang logika adalah rangkaian dengan satu atau lebih masukan tetapi hanya menghasilkan satu keluaran berupa tegangan tinggi ( 1 ) dan tegangan rendah ( 0 ).

Lebih terperinci

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : 081910201059 INSTRUMENTASI DAN OTOMASI THYRISTOR Thyristor adalah komponen semikonduktor untuk pensaklaran yang berdasarkan pada strukturpnpn. Komponen ini memiliki kestabilan

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT UKUR WAKTU TUNDA RELE ARUS LEBIH

RANCANGAN ALAT UKUR WAKTU TUNDA RELE ARUS LEBIH RANCANGAN ALAT UKUR WAKTU TUNDA RELE ARUS LEBIH T. Ahri Bahriun 1) 1) Staf Pengajar Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik USU Abstrak Rele arus lebih berfungsi untuk membuka circuit breaker jika terjadi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

MAKALAH Speaker Aktif. Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18. SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291)

MAKALAH Speaker Aktif. Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18. SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291) MAKALAH Speaker Aktif Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18 SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291) 431368. KUDUS-59319 1 Kata Pengantar Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji hanya milik Allah

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

KAPASITOR (KONDENSATOR)

KAPASITOR (KONDENSATOR) 1 KAPASITOR (KONDENSATOR) Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf "C" adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan

Lebih terperinci

Percobaan 5 FLIP-FLOP (MULTIVIBRATOR BISTABIL) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 5 FLIP-FLOP (MULTIVIBRATOR BISTABIL) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 5 FLIP-FLOP (MULTIVIBRATOR BISTABIL) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan : 1. Mempelajari cara kerja berbagai rangkaian flip flop 2. Membuat rangkaian

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) I. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai

Lebih terperinci

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda.

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. OSILOSKOP Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. Gambar 1. Osiloskop Tujuan : untuk mempelajari cara

Lebih terperinci

Dalam materi pembelajaran ini akan dibatas tiga komponen passif yakin

Dalam materi pembelajaran ini akan dibatas tiga komponen passif yakin BAB I. KOMPONEN PASIF ELEKTRONIKA ANALOG Elektronika adalah suatu bentuk piranti kelistrikan yang menggunakan arus lemah, sehingga tegangan operasionalnya umummnya menggunakan tegangan rendah. Secara umum

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Counter, Counter Asinkron, Clock

ABSTRAK. Kata Kunci : Counter, Counter Asinkron, Clock ABSTRAK Counter (pencacah) adalah alat rangkaian digital yang berfungsi menghitung banyaknya pulsa clock atau juga berfungsi sebagai pembagi frekuensi, pembangkit kode biner Gray. Pada counter asinkron,

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik. Modul Praktikum. A. AVO Meter

Rangkaian Listrik. Modul Praktikum. A. AVO Meter Modul Praktikum Rangkaian Listrik A. AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penguat operasional (Operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penguat operasional (Operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp BAB 2 5 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 IC LM 324 ( Op-Amp ) Penguat operasional (Operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp merupakan suatu komponen elektronika berupa sirkuit terintegrasi (integrated

Lebih terperinci

=== PENCACAH dan REGISTER ===

=== PENCACAH dan REGISTER === === PENCACAH dan REGISTER === Pencacah Pencacah adalah sebuah register yang mampu menghitung jumlah pulsa detak yang masuk melalui masukan detaknya, karena itu pencacah membutuhkan karakteristik memori

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan

Lebih terperinci

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

MODUL I GERBANG LOGIKA

MODUL I GERBANG LOGIKA MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 1 MODUL I GERBANG LOGIKA Dalam elektronika digital sering kita lihat gerbang-gerbang logika. Gerbang tersebut merupakan rangkaian dengan satu atau lebih dari satu sinyal

Lebih terperinci

Percobaan 10 MULTIVIBRATOR (ASTABIL, MONOSTABIL, DAN PICU-SCHMITT) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 10 MULTIVIBRATOR (ASTABIL, MONOSTABIL, DAN PICU-SCHMITT) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 10 MULTIVIBTO (STBIL, MONOSTBIL, DN PIU-SHMITT) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIP, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujua : 1. Mempelajari cara kerja rangkaian multivibrator, 2. Menyusun rangkaian

Lebih terperinci

6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 6.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder

6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 6.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder 6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial Rangkaian Logika secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu rangkaian logika Kombinasional dan rangkaian logika Sequensial. Rangkaian logika Kombinasional

Lebih terperinci

MODUL 3 GERBANG LOGIKA DASAR

MODUL 3 GERBANG LOGIKA DASAR MODUL 3 GERBANG LOGIKA DASAR A. TEMA DAN TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN. Tema : Gerbang Logika Dasar 2. Fokus Pembahasan Materi Pokok :. Definisi Gerbang Logika Dasar 2. Gerbang-gerbang Logika Dasar 3. Tujuan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 Transistor Sebagai Saklar 2 (Lampu taman otomatis)

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 Transistor Sebagai Saklar 2 (Lampu taman otomatis) LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 Transistor Sebagai Saklar 2 (Lampu taman otomatis) Irfan Syafar Farouk S.Si November 27, 2016 Asisten Praktikum : Dyah Ayu Lutfiana (1147030017) Disusun Oleh : Isnaini

Lebih terperinci

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 TUGAS UTS MATA KULIAH E-BUSSINES Dosen Pengampu : Prof. M.Suyanto,MM

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR 3.1 Prinsip Kerja Sensor LDR LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Tinjauan Umum Alat Alat ini menggunakan system PLL hanya pada bagian pemancar, terdapat juga penerima, dan rangkaian VOX atau voice operated switch, dimana proses pengalihan

Lebih terperinci