BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Kendali Sistem kendali adalah suatu sistem yang bertujuan untuk mengendalikan suatu proses agar output yang dihasilkan dapat dikontrol. Secara umum, sistem kendali dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Open Loop Control System Open loop control system adalah sistem kendali yang outputnya tidak memperngaruhi input. Atau dengan kata lain output tidak dapat digunakan sebagai perbandingan umpan balik dengan inputnya. Gambar II.1 memperlihatkan blok diagram dari Open Loop Control System. Gambar II. 1 Open Loop Control System [2] 2. Close Loop Control System Close loop control system seringkali disebut sistem kendali umpan balik. Pada sistem kendali ini, sinyal eror yang bekerja, yaitu perbedaan antara sinyal input dan sinyal umpan balik yang diinputkan ke kontroler dan membawa output sistem ke nilai yang dikehendaki. Gambar II.2 memperlihatkan blok diagram Close Loop Control System. Gambar II. 2 Close Loop Control System [2] II-4

2 II Sistem Autopilot Autopilot (automatic pilot) adalah sebuah sistem kendali otomatis yang menjalankan pesawat pada attitude (sikap) yang diinginkan dan mengembalikannya pada kondisi semula. Tujuan utama sistem autopilot adalah untuk mengurangi beban kerja dan mempermudah pilot pada saat mengemudikan pesawat terbang dalam waktu yang lama, khususnya pada saat terbang jelajah (cruising flight). Autopilot memungkinkan pilot untuk menerbangkan pesawat dengan pengoperasian manual yang sangat minim karena pada sistem autopilot, pilot dapat mengendalikan pesawat hanya dengan menggerakan knob-knob pada pengendali autopilot. Sistem autopilot dikelompokkan berdasarkan jumlah sumbu gerak pesawat yang akan dikendalikannya, diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Autopilot satu sumbu(single-axis), yaitu sumbu longitudinal, 2. Autopilot dua sumbu (two-axis), yaitu sumbu longitudinal dan lateral, 3. Autopilot tiga sumbu (three-axis), yaitu sumbu longitudinal, lateral dan vertikal (lihat pada Gambar II.3). Gambar II. 3 Sumbu Kendali Pesawat Terbang [3]

3 II-6 Dalam pengopersian autopilot sederhana, terdapat komponenkomponen dasar seperti yang ditunjukkan sistem kendali rudder pada Gambar II.4. Hal ini juga berlaku untuk sistem kendali yang lain yaitu kendali aileron dan kendali elevator. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut. 1. Command element, merupakan suatu alat dimana pilot dapat memberikan perintah ke sistem autopilot. Gambar II.5 merupakan salah satu jenis command element pada pesawat. Alat ini terletak didalam cockpit dan terdapat tombol-tombol (knob). Pilot dapat memindahkan tombol pitch atau turn untuk memasok perintah secara manual ke autopilot untuk mengubah sikap pitch atau turn. 2. Sensing element, merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi perubahan sikap pesawat. Alat yang digunakan adalah directional gyro untuk mendeteksi perubahan terhadap sumbu vertikal, atau horizontal gyro untuk mendeteksi perubahan terhadap sumbu longitudinal dan lateral. 3. Komputer atau Amplifier, komponen ini membandingkan sinyal perintah dan sinyal dari sensor yang kemudian akan menghasilkan sinyal eror untuk mengendalikan servo. 4. Output element alat ini digunakan untuk menerima sinyal dari komputer dan memasok gaya-gaya yang penting untuk memindahkan bidang kendali terbang. Pada umumnya output element yang digunakan pada pesawat adalah servo. Dewasa ini servo yang berkembang adalah servo listrik, maupun servo elektro-pneumatik, dan elektro-hidrolik. Komponen-komponen dasar sistem autopilot ditunjukkan lebih detail pada Gambar II.6.

4 II-7 Gambar II. 4 Prinsip Dasar Sistem Autopilot [3] Gambar II. 5 Autopilot Controller yang Umum [3] 2.3 Komponen Elektronika Resistor Resistor merupakan suatu komponen yang berguna untuk menghambat arus listrik. Resistor dapat diaplikasikan untuk mengontrol arus dan tegangan yang bekerja dalam suatu rangkaian elektronik. Selain itu, resistor juga dapat berperan sebagai beban pengganti yang mensimulasikan keberadaan suatu rangkaian selama pengujian. Resistor dapat diklasifikasikan menjadi resistor tetap dan resistor variabel.

5 II-8 Gambar II. 6 Komponen Dasar Sistem Autopilot [3] Spesifikasi spesifikasi untuk suatu resistor umumnya meliputi nilai resistansi (dinyatakan dalam ohm [Ω], kilo ohm [k Ω], atau mega ohm [M Ω]), nilai toleransi dan rating daya (daya disipasi maksimum pada resistor tersebut). Resisistor diberi lambang R dengan simbol seperti yang ditunjukkan pada Gambar II.7. Salah satu resistor tetap, yaitu resistor karbon yang mempunyai spesifikasi yang ditandai dengan kode-kode warna untuk menunjukkan nilai dan toleransinya. Ada dua metoda pengkodean warna yang umumnya

6 II-9 digunakan. Yang pertama adalah dengan menggunakan empat cincin berwarna (lihat Gambar II.9) sementara yang kedua menggunakan lima cincin warna (lihat Gambar II.10). Gambar II. 7 Simbol Resistor [8] Gambar II. 8 Bentuk Resistor [9] Sebagai contoh, pada Gambar II.8 diperlihatkan sebuah resistor lima cincin. a) Cincin pertama berwarna kuning = 4 b) Cincin ke-dua berwarna kuning = 4 c) Cincin ke-tiga berwarna putih = 9 d) Cincin ke-empat berwarna hitam = 10 0 = 1 e) Cincin ke-lima berwarna coklat= ± 20% Dengan demikian dapat diketahui besar resistansinya adalah 449Ω ± 20%. Sedangkan 20% x 449 Ω= 89,8 Ω. Artinya nilai resistansi

7 II-10 maksimumnya adalah 449 Ω+89,9 Ω= 538,9 Ω. Sedangkan nilai resistansi minimumnya adalah 449 Ω 89,9 = 359,1 Ω. Gambar II. 9 Kode-Kode Warna Resistor Empat Cincin [1] Gambar II. 10 Kode-Kode Warna Resistor Lima Cincin [1]

8 II-11 Gambar II. 11 Resistor Seri: (a) Dua Resistor Seri (b) Tiga Resistor Seri [1] Resistansi total dari setiap rangkaian seri yang diperlihatkan Gambar II.11 adalah jumlah dari resistansi-resistansinya. Sehingga, rumus untuk Gambar II.11(a): (1) Sementara untuk Gambar II.11(b): (2) Gambar II. 12 Resistor Paralel: (a) Dua Resistor Paralel (b) Tiga Resistor Paralel [1]

9 II-12 Berbeda dengan resistor paralel seperti yang diperlihatkan dalam Gambar II.12. Maka, rumus untuk Gambar II.12 (a) adalah: (3) atau (4) Sementara untuk Gambar II.12 (b) adalah: (5) Resistor Variabel Resistor variabel adalah resistor yang nilai resistansinya dapat diubah. Sebuah penggeser yang dapat bergerak, melakukan kontak dengan elemen resistansinya (lihat Gambar II.13). Simbol resistor variabel ditunjukkan pada Gambar II.14. Kebanyakan resistor variabel memiliki tiga terminal. Beberapa jenis resistor varibel yang umum ditemukan dipasaran adalah potensiometer dan trimpot. Perbedaannya hanya terlihat pada penggesernya. Jika potensiometer dapat digeserkan dengan cara memutarnya secara langsung, maka trimpot hanya dapat digeserkan dengan alat bantu obeng. Lihat Gambar II.15 dan Gambar II.16. Gambar II. 13 Konstruksi Sebuah Potensiometer [1]

10 II-13 Gambar II. 14 Simbol Resistor Variabel [9] Gambar II. 15 Trimpot yang Umum [10] Gambar II. 16 Potensiometer yang Umum [9] Kapasitor Kapasitor adalah perangkat yang bersifat dapat menyimpan muatan listrik. Oleh karena itu, kapasitor dapat digunakan sebagai tempat penampungan (reservoir) di mana muatan dapat disimpan dan kemudian diambil kembali. Aplikasi-aplikasi yang umum meliputi rangkaian-rangkaian filter, pengganda tegangan, dan lain-lain. Muatan atau kuantitas listrik yang dapat disimpan di dalam medan listrik antara pelat-pelat kapasitor akan sebanding dengan tegangan yang diberikan dan sebanding dengan kapasitansi dan kapasitor. Maka:

11 II-14 (6) di mana adalah muatan (dalam Coulomb), adalah kapasitansi (dalam farad) dan adalah beda potensial (dalam volt). Gambar II.17 menunjukkan simbol kapasitor, sedangkan Gambar II.18 menunjukkan kapasitor yang umum digunakan. Gambar II. 17 Simbol Kapasitor [11] Gambar II. 18 Kapasitor yang Umum [12] Spesifikasi-spesifikasi pada kapasitor adalah nilai kapasitansi dan tegangan maksimum. Contoh: 100 μf/16v, artinya nilai kapasitansinya 100 μf dan tegangan kerja DC maksimum adalah 16 V. Untuk mendapatkan suatu nilai kapasistansi tertentu, kapasitor-kapasitor dapat disusun dalam bentuk seri maupun paralel (lihat Gambar II.19 dan Gambar II.20).

12 II-15 Gambar II. 19 Kapasitor Seri: (a) Dua Kapasitor Seri; (b) Tiga Kapasitor Seri [1] Untuk Gambar II.19 (a) adalah: (7) atau (8) Sementara untuk Gambar II.19 (b) adalah: (9) Untuk susunan kapasitor yang paralel, kapasitansi dari rangkaiannya adalah jumlah dari kapasitansi-kapasitansinya. Gambar II. 20 Kapasitor Paralel: (a) Dua Kapasitor Paralel; (b) Tiga Kapasitor Paralel [1]

13 II-16 Untuk Gambar II.20 (a) adalah: (10) Sementara untuk Gambar II.20 (b) adalah: (11) Dioda Ketika suatu sambungan dibentuk dari bahan semikonduktor tipe-n dan tipe-p, perangkat yang dihasilkan itu disebut dioda. Kaki dioda di sisi tipe-p disebut Anoda, dan di sisi tipe-n disebut Katoda. Sebuah dioda akan melewatkan arus pada satu arah ketika tegangan Anoda lebih positif dari tegangan Katoda (forward bias). Tetapi apabila tegangan Katoda lebih positif dari tegangan Anoda (reverse bias), maka arus tidak akan mengalir. Bila dioda dalam keadaan forward bias maka akan terdapat tegangan jatuh pada kaki Anoda-Katode sebesar 0,6-0,7 Volt untuk dioda berbahan silikon dan 0,3-0,4 Volt untuk yang berbahan Germanium. Parameter dioda yang terpenting adalah arus maksimal yang dapat lewat pada dioda tersebut dan Peak Inverse Voltage (PIV). PIV adalah tegangan balik maksimum yang dapat diberikan pada dioda tersebut dan bila nilai dari PIV ini terlampaui, maka dioda akan rusak. Contoh, sebuah dioda mempunyai spesifikasi 1A/100V, maka arus maju maksimum sebesar 1 A dan PIV sebesar 100 V. Gambar II.21 menunjukkan bentuk dioda yang umum digunakan. Sedangkan Gambar II.22 menunjukkan simbol dioda Transistor Transistor adalah kependekan dari transfer resistor (resistor transfer). Arus yang mengalir pada rangkaian output ditentukan oleh arus yang mengalir pada rangkaian input. Transistor digolongkan ke dalam dua kategori (bipolar dan efek-medan), dikelompokkan menurut bahan semikonduktor yang digunakan (silikon atau germanium), dan menurut bidang aplikasinya

14 II-17 (misalnya pensaklaran, frekuensi tinggi, dll). Gambar II.23 menunjukkan simbol transistor NPN dan PNP. Gambar II. 21 Bentuk Dioda yang Umum Digunakan [1] Gambar II. 22 Simbol Dioda Gambar II. 23 Simbol Transistor [13] Transistor bipolar umumnya terbentuk dari sambungan NPN atau PNP dengan bahan silikon (Si) atau germanium (Ge) (lihat Gambar II.24 dan Gambar II.25). Transistor-transistor silikon lebih unggul dibandingkan dengan transistor-transistor germanium untuk sebagian besar aplikasi (terutama pada suhu tinggi), oleh karena itu, perangkat germanium sangat jarang ditemukan.

15 II-18 Gambar II. 24 Konstruksi Resistor NPN [1] Gambar II. 25 Konstruksi Transistor PNP [1] Gambar II.26 dan Gambar II.27 memperlihatkan tegangan bias-normal yang diberikan kepada transistor NPN dan PNP. Pada transistor NPN, sambungan basis-emitor diberikan bias maju dan sambungan basis-kolektor diberi bias mundur. Namun, karena daerah basis dibuat sangat sempit sehingga pembawa-pembawa muatan dapat menyeberanginya dari emitor menuju kolektor dan hanya arus yang relatif kecil mengalir dalam basis. Arus yang mengalir pada rangkaian emitor umumnyanya adalah 100 kali lebih besar dari arus yang mengalir pada basis. Untuk transistor PNP, keadaan diatas harus dibalik. Persamaan yang menghubungkan arus yang mengalir pada kolektor, basis, dan emitor adalah: (12) di mana adalah arus emitor, adalah arus basis, dan adalah arus kolektor (semuanya dinyatakan dalam satuan yang sama).

16 II-19 Gambar II. 26 Tegangan dan Arus Bias Mengalir dalam Transistor NPN [1] Gambar II. 27 Tegangan dan Arus Bias Mengalir dalam Transistor PNP [1] Salah satu variable yang terpenting pada transistor adalah faktor penguatan arus yang dikenal dengan simbol β. Dimana β adalah perbandingan antara arus kolektor dan arus basis (β=i C /I B ). Gambar II.28 merupakan contoh bentuk-bentuk transistor. Gambar II. 28 Beberapa Kemasan Transistor yang Umum Digunakan [1]

17 II Transformator Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (sekunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi sebagai rangkaian magnet. Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Gambar II.29 menunjukkan bagian-bagian trafo, sedangkan Gambar II.30 menunjukkan simbol trafo. Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah ketika kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan perubahan medan magnet. Perubahan medan magnet tersebut dihantarkan oleh inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi bersama (mutual inductance). Gambar II. 29 Bagian-Bagian Trafo [4] Gambar II. 30 Simbol Trafo [4] Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder transformator ada dua jenis yaitu:

18 II-21 a) Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan AC rendah menjadi tegangan AC yang lebih tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np). b) Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan AC tinggi menjadi tegangan AC rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns) Motor DC Motor DC merupakan jenis motor yang menggunakan tegangan searah sebagai sumber tenaganya. Dengan memberikan beda tegangan pada kedua terminalnya, motor akan berputar pada satu arah, dan bila polaritas dari tegangan tersebut dibalik maka arah putaran motor akan terbalik pula. Polaritas dari tegangan yang diberikan pada dua terminal menentukan kecepatan motor. Gaya elektromagnetik pada motor DC timbul ketika adanya arus yang mengalir pada penghantar yang berada dalam medan magnet. Medan magnet itu sendiri ditimbulkan oleh magnet permanen. Garis-garis gaya magnet mengalir diantara dua kutub magnet dari kutub utara ke kutub selatan. Menurut hukum gaya Lourentz, arus yang mengalir pada penghantar yang terletak dalam medan magnet akan menimbulkan gaya. Gaya F, timbul tergantung pada arah arus I, dan arah medan magnet B. Arah gaya F dapat ditentukan dengan kaidah tangan kiri seperti pada Gambar II.31. Gambar II.32 menunjukkan contoh motor DC yang umum digunakan. 2.4 Rangkaian Terpadu (IC) Rangkaian terpadu (Integrated Circuit) adalah rangkaian kompleks yang terdiri dari beberapa komponen aktif dan pasif pada sebuah irisan kecil

19 II-22 silikon yang mempunyai fungsi tertentu, contohnya IC yang berfungsi sebagai voltage regulator, voltage comparator dll. Gambar II.33 menunjukkan beberapa bentuk IC yang umum digunakan. Gambar II. 31 Kaidah Tangan Kiri [5] Gambar II. 32 Contoh Motor DC yang Umum [5] Gambar II. 33 Beberapa Kemasan Rangkaian Terpadu yang Umum Dipasaran [1]

20 II Voltage regulator Voltage regulator merupakan salah satu jenis IC yang dapat digunakan untuk menjaga agar nilai tegangan output konstan akibat perubahan tegangan input maupun beban output. Oleh karena itu biasanya pada rangkaian power supply, IC voltage regulator ini selalu dipakai untuk menstabilkan tegangan output. Gambar II.34 menunjukkan susunan kaku IC voltage regulator. Gambar II. 34 Susunan Kaki IC Voltage Regulator [14] Operational Amplifier Penguat operasional atau yang biasa disebut op-amp merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan dua masukan dan satu keluaran dengan DC coupling dan memiliki voltage gain sangat besar, dimana nilai penguatannya ditentukan oleh komponen-komponen pendukungnya. Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna. Contoh penggunaan penguat operasional adalah untuk operasi matematika sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik input hingga dikembangkan kepada penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator dengan distorsi rendah. Beberapa aplikasi sirkuit yang umum: 1. Komparator (pembanding) 2. Penguat pembalik phasa 3. Penguat non-pembalik phasa

21 II Penguat diferensial 5. Penguat penjumlah 6. Integrator 7. Diferensiator, dll Penguat diferensial digunakan untuk mencari selisih dari dua tegangan input yang kemudian dikalikan dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh nilai resistansi yaitu A V =. Pada rangkaian Gambar II.35, apabila dan maka penguat tegangan diferensialnya adalah: (13) Timer 555 Timer 555 merupakan salah satu IC yang sering digunakan pada berbagai aplikasi seperti hiasan lampu LED, timer counter, clock generator dll. IC ini memiliki 8 pin, dimana setiap pin memiliki fungsi tertentu. Gambar II.36 memperlihatkan gambar dari pin IC Timer 555 ini. Gambar II. 35 Rangkaian Op-amp (Aplikasi: Penguat Diferensial) [6]

22 II-25 Gambar II. 36 Gambar Pin IC Timer 555 [15] Definisi dan fungsi masing-masing pin: 1. Ground, adalah pin input dari sumber tegangan DC paling negatif. 2. Trigger, adalah input negatif dari lower comparator. 3. Output, pin ini merupakan pin output untuk dihubungan ke rangkaian selanjutnya. 4. Reset, adalah pin yang berfungsi untuk me-reset Flip-flop. 5. Control voltage, pin ini berfungsi untuk mengatur kestabilan tegangan referensi input negatif upper comparator. 6. Threshold, pin ini terhubung ke input positif upper comparator yang akan me-reset flip-flop ketika tegangan pada kapasitor mulai melebihi 2/3 Vcc. 7. Discharge, pin ini terhubung ke collector transistor Q1 yang emiternya terhubung ke ground. 8. Vcc, pin ini untuk menerima supply DC voltage positif yang diberikan.

23 II-26 Blok Diagram IC Timer 555 Gambar II. 37 Blok Diagram Timer 555 [16] II.37) Prinsip kerja IC Timer 555 adalah sebagai berikut. (Lihat Gambar 1. IC ini terdiri dari rangakaian pembagi tegangan, lower dan upper comparator, flip-flop, output state, discharge transistor, dan reset circuit. 2. Pembagi tegangan terdiri dari 3 resistor sama besar sehingga input positif lower comparator adalah 1/3 Vcc dan input negative upper comparator adalah 2/3 Vcc. 3. Output dari lower dan upper comparator mengontrol flip-flop yang tersambung ke output stage yang berfungsi sebagai penguat arus outputnya. 4. Discharge transistor berfungsi untuk membuang muatan kapasitor eksternal. 5. Reset circuit, apabila basis transistor ini diberi tegangan 0 V maka RS flip-flop akan reset.

24 II-27 Ada dua macam rangkaian dasar yang sering digunakan untuk mengaplikasikan IC Timer 555 ini, yaitu rangkaian monostable dan rangkaian astable multivibrator. Rangkaian Monostable Multivibrator Gambar II. 38 Rangkaian Monostable Multivibrator [7] Prinsip kerja monostable multivibrator adalah sebagai berikut. (lihat Gambar II.38) 1. Ketika trigger input diberi pulsa sebesar 0 V, maka lower comparator mendeteksi input ini dan menge-set keadaan flip-flop, pada saat itu, keadaan output berada dalam keadaan low. 2. Ketika Vtrigger kurang dari 1/3 Vcc, maka lower comparator memerintahkan output flip-flop untuk bertegangan mendekati Vcc dan menyebabkan sinyal output high. 3. Pada saat itu, kapasitor C 1 terisi merata melalui resistor R Lama kelamaan, kapasitor C 1 akan penuh, dan ketika tegangannya mencapai 2/3 Vcc, maka discharging transistor aktif sehingga muatan pada kapasitor akan terbuang. 5. Ketika basis transistor reset circuit diberi tegangan 0 V, maka flipflop akan mereset, yang menyebabkan sinyal output kembali low. Lamanya pulsa tunggal yang dihasilkan adalah:

25 II-28 (14) Rangkaian Astable Multivibrator Pada dasarnya prinsip kerja astable multivibrator, sama dengan prinsip kerja monostable multivibrator. Namun, pada astable, pin-2 dan pin-6 disambungkan bersama pada sirkuit, yang menyebabkan timer ini dapat mentriger dirinya sendiri pada setiap siklusnya. Lihat Gambar II.39. Ketika kapasitor C 1 terisi, sinyal outputnya dipengaruhi oleh kedua resistor R 1 dan R 2, namun ketika discharging hanya dipengaruhi oleh R 2. Sehingga duty cycle yang diperoleh adalah: (15) dimana duty cyle ini adalah perbandingan antara sinyal output high dan sinyal output seluruhnya. Dan besarnya frekuensi pada rangkaian astable adalah: (16)

26 Gambar II. 39 Rangkaian Astable Multivibrator [7] II-29

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor - 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor Missa Lamsani Hal 1 SAP Pengelompokan bahan-bahan elektrik dari sifat-sifat listriknya. Pengertian resistivitas dan nilai resistivitas bahan listrik : konduktor,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA Create : Defi Pujianto, S,Kom Resistor Merupakan kokponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur serta menghambat arus listrik Resistor di bagi menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

BAB V MULTIVIBRATOR. A. Pendahuluan. 1. Deskripsi

BAB V MULTIVIBRATOR. A. Pendahuluan. 1. Deskripsi BAB V MULTIVIBRATOR A. Pendahuluan 1. Deskripsi Judul bab ini adalah Multivibrator. Melalui bab ini pembaca khususnya mahasiswa akan mendapatkan gambaran tentang konsep dasar Multivibrator. Konsep dasar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik dan pembuatan mekanik turbin. Sedangkan untuk pembuatan media putar untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Power Regulator Pada umumnya adalah sebagai alat atau perangkat keras yang mampu menyuplai tenaga atau tegangan listrik secara langsung dari sumber tegangan listrik ke tegangan

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555) Pada laporan ini akan menyajikan bagaimana efisien sebuah power supply untuk LED. Dengan menggunakan rangkaian buck converter diharapkan dapat memberikan tegangan dan arus pada beban akan menjadi stabil,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Catu Daya / power supply Power supply adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memberikan tegangan listrik yang dibutuhkan oleh suatu rangkaian elektronika. Dalam

Lebih terperinci

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital Jurnal Skripsi Alat mesin mini voting digital ini adalah alat yang digunakan untuk melakukan pemilihan suara, dikarenakan dalam pelaksanaanya banyaknya terjadi kecurangan dalam perhitungan jumlah hasil

Lebih terperinci

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ABSTRAK Dalam makalah ini akan dibahas mengenai robot Line Follower. Robot ini merupakan salah satu bentuk robot beroda yang memiliki komponen utama diantaranya, seperti resistor,

Lebih terperinci

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) 1. Komponen elektronik yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang lewat dinamakan A. Kapasitor D. Transistor B. Induktor

Lebih terperinci

Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika

Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika Disusun Oleh : Nama Jurusan : Rizkiansyah Rakhmadin : Teknik Elektro Mata Kuliah : Dasar Elektronika NPM : 132227024 Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555 Simulasi Karakteristik Inverter IC 555 Affan Bachri *) *) Dosen Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan Makalah ini menyajikan sebuah rangkaian inverter yang dibangun dari multivibrator

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan Alat Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat

Lebih terperinci

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA Prakarya X Ukuran Komponen Elektronika Komponen Elektronika? Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing

Lebih terperinci

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC RANGKAIAN INVERTER DC KE AC 1. Latar Belakang Masalah Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika Resume Praktikum Rangkaian Elektronika 1. Pertemuan kesatu Membahas silabus yang akan dipelajari pada praktikum rangkaian elektronika. Membahas juga tentang komponen-komponen elektronika, seperti kapasitor,

Lebih terperinci

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e.

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e. TUGAS MANDIRI KELAS XI SCI Jum at 2 September 2016 1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. 2. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Elektronik 2. Kompetensi Dasar : Memahami komponen dasar elektronika B. Pokok Bahasan : Komponen Dasar Elektronika

Lebih terperinci

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : 081910201059 INSTRUMENTASI DAN OTOMASI THYRISTOR Thyristor adalah komponen semikonduktor untuk pensaklaran yang berdasarkan pada strukturpnpn. Komponen ini memiliki kestabilan

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian

Lebih terperinci

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH (RECTIFIER) Rangkaian penyearah gelombang merupakan rangkaian yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (alternating

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI 4.1 Umum Seperti yang telah dibahas pada bab III, energi listrik dapat diubah ubah jenis arusnya. Dari AC menjadi DC atau sebaliknya. Pengkonversian

Lebih terperinci

USER MANUAL LEGO LINE FOLLOWING MATA DIKLAT : SISTEM OTOMASI DAN PENGENDALIAN ELEKTRONIKA

USER MANUAL LEGO LINE FOLLOWING MATA DIKLAT : SISTEM OTOMASI DAN PENGENDALIAN ELEKTRONIKA USER MANUAL LEGO LINE FOLLOWING MATA DIKLAT : SISTEM OTOMASI DAN PENGENDALIAN ELEKTRONIKA SISWA XII TEI-1 ELEKTRONIKA INDUSTRI 2008 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH DI SMKN 3 BOYOLANGU CREW 2 CREW MOH.BAHRUDIN

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnetik

Induksi Elektromagnetik Induksi Elektromagnetik GGL induksi Generator Dinamo Trafo Cara kerja Trafo Jenis-jenis Trafo Persamaan pada Trafo Efisiensi Trafo Kegunaan Trafo A. GGL induksi Hubungan Pergerakan garis medan magnetik

Lebih terperinci

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN ELEKTRONIKA SISTEM BILANGAN KONVERSI DATA LOGIC HARDWARE KOMPONEN ELEKTRONIKA PASSIVE ELECTRONIC ACTIVE ELECTRONICS (DIODE

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba BAB III PERANCANGAN 3.1 Tujuan Perancangan Sebagai tahap akhir dalam perkuliahan yang mana setiap mahasiswa wajib memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti sidang yudisium yaitu dengan pembuatan tugas

Lebih terperinci

LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Disusun untuk melengkapi salah satu tugas Elektronika Dasar. Disusun oleh :

LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Disusun untuk melengkapi salah satu tugas Elektronika Dasar. Disusun oleh : LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA Disusun untuk melengkapi salah satu tugas Elektronika Dasar Disusun oleh : Eko Oktafianto 065116213 Gustian Herlambang 065116231 Sabda Nurseha 065116225

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) I. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai

Lebih terperinci

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : 1400454 Kelas : C2=2014 Multimeter Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Lompat ke: navigasi, cari Multimeter digital Multimeter atau multitester adalah alat

Lebih terperinci

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia bidang TEKNIK VOLTAGE PROTECTOR SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Listrik merupakan kebutuhan yang sangat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI JOBSHEET 6 PENGUAT INSTUMENTASI A. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Instrumentasi ini adalah :. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat instrumentasi sebagai aplikasi dari rangkaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT 3.1 DIAGRAM BLOK sensor optocoupler lantai 1 POWER SUPPLY sensor optocoupler lantai 2 sensor optocoupler lantai 3 Tombol lantai 1 Tbl 1 Tbl 2 Tbl 3 DRIVER ATMEGA 8535

Lebih terperinci

controlled rectifier), TRIAC dan DIAC. Pembaca dapat menyimak lebih jelas

controlled rectifier), TRIAC dan DIAC. Pembaca dapat menyimak lebih jelas SCR, TRIAC dan DIAC Thyristor berakar kata dari bahasa Yunani yang berarti pintu'. Dinamakan demikian barangkali karena sifat dari komponen ini yang mirip dengan pintu yang dapat dibuka dan ditutup untuk

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Transformator. Disusun Oleh : 1 Bindra Jati. (02) 2 Dwi Puspita A. (07) 3 Lida Puspita N. (13) 4 Mutiara Salsabella.

Laporan Praktikum Fisika Transformator. Disusun Oleh : 1 Bindra Jati. (02) 2 Dwi Puspita A. (07) 3 Lida Puspita N. (13) 4 Mutiara Salsabella. Laporan Praktikum Fisika Transformator Disusun Oleh : Bindra Jati. (02) 2 Dwi Puspita A. (07) 3 Lida Puspita N. (3) 4 Mutiara Salsabella. (6) Kelas/Tahun Ajaran : XII IPA 2 205/206 LANDASAN TEORI Transformator

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PENGERTIAN Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen disebut juga Avometer, dapat dipakai untuk mengukur ampere, volt dan ohm meter.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3.

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3. 27 BAB III PERENCANAAN 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram Power Supply Rangkaian Setting Indikator (Led) Rangkaian Pengendali Rangkaian Output Line AC Elektroda Gambar 3.1 Blok Diagram Untuk

Lebih terperinci

Konduktor dan isolator

Konduktor dan isolator Konduktor dan isolator Arus listrik adalah nama yang diberikan untuk aliran elektronelektron (atau pembawa (carrier) muatan negatif). Elektronelektron berputar (to orbit) mengelilingi inti (nucleus) atom.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... i iii iv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah... 1 1.2. Permasalahan... 1 1.3. Batasan masalah... 2 1.4. Tujuan dan manfaat penelitian...

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Secara garis besar, perancangan pengisian tangki air otomatis menggunakan sensor ultrasonik ini terdiri dari Bar Display, Mikrokontroler ATMega8535, Relay,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN TIGA FASA

BAB III SISTEM KELISTRIKAN TIGA FASA BAB III SISTEM KELISTRIKAN TIGA FASA 16 BAB III SISTEM KELISTRIKAN TIGA FASA Di dalam jaringan listrik ada 2 sistem jaringan, yaitu jaringan 1 fasa dan jaringan 3 fasa. Jaringan 1 fasa atau disebut juga

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 213 Universitas Sriwijaya Fakultas Ilmu Komputer Laboratorium LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM

Lebih terperinci

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING A. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai aplikasi dari rangkaian Op-Amp.

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt

Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt Widyastuti Jurusan Teknik Elektro Universitas Gunadarma Jl. Margonda 100 Depok E-mail : widyast@sta.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC A. TUJUAN 1) Mempelajari prinsip kerja dari ultrasonic ranging module HC-SR04. 2) Menguji ultrasonic ranging module HC-SR04 terhadap besaran fisis. 3) Menganalisis susunan rangkaian

Lebih terperinci

Workshop Instrumentasi Industri Page 1

Workshop Instrumentasi Industri Page 1 INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 1 (PENGUAT NON-INVERTING) I. Tujuan a. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian, prinsip kerja, dan karakteristik penguat non-inverting b. Mahasiswa dapat merancang,

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR 3.1 Prinsip Kerja Sensor LDR LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI. Ketua kelas: Lutfi: Ario : Souma: Yusriadi: Irul :

ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI. Ketua kelas: Lutfi: Ario : Souma: Yusriadi: Irul : ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI Ketua kelas: Lutfi: 085746960548 Ario : 085649402658 Souma: 085736094454 Yusriadi: 085255880024 Irul : 085728120453 Yusron Sugiarto, STP, MP, MSc. yusronsugiarto.lecturer.ub.ac.id

Lebih terperinci

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) FISIKA II Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) Jika suatu kawat penghantar digerakkan memotong arah suatu medan magnetic, maka akan timbul suatu gaya gerak listrik pada kawat penghantar tersebut.

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL. Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis

BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL. Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis komponen. Banyak sedikitnya jenis komponen yang di pakai pada perangkat elektronik tergantung

Lebih terperinci

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN MENGGUNAKAN DINAMO SEPEDA YOGI SAHFRIL PRAMUDYA PEMBIMBING 1. Dr. NUR SULTAN SALAHUDDIN 2. BAMBANG DWINANTO, ST.,MT Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN 3.1 Perancangan Sistem Perancangan mixer audio digital terbagi menjadi beberapa bagian yaitu : Perancangan rangkaian timer ( timer circuit ) Perancangan rangkaian low

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR Akhmad Dzakwan, Analisis Sistem Kontrol ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR (DC MOTOR CONTROL SYSTEMS ANALYSIS AS A FUNCTION OF POWER AND VOLTAGE OF HEAT) Akhmad

Lebih terperinci

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen Operasional Amplifier (Op-Amp). Adapun komponen yang akan digunakan

Lebih terperinci

Komponen aktif dan pasif elektronika

Komponen aktif dan pasif elektronika Komponen aktif dan pasif elektronika by webmaster - Tuesday, October 08, 2013 http://johans.student.akademitelkom.ac.id/index.php/2013/10/08/elektronika/ KOMPONEN AKTIF DAN KOMPONEN PASIF ELEKTRONIKA Komponen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-farad dan resistor 10 Kilo Ohm

Lebih terperinci

PENGERTIAN THYRISTOR

PENGERTIAN THYRISTOR PENGERTIAN THYRISTOR Thyristor merupakan salah satu devais semikonduktor daya yang paling penting dan telah digunakan secara ekstensif pada rangkaian elektronika daya.thyristor biasanya digunakan sebagai

Lebih terperinci

Dalam materi pembelajaran ini akan dibatas tiga komponen passif yakin

Dalam materi pembelajaran ini akan dibatas tiga komponen passif yakin BAB I. KOMPONEN PASIF ELEKTRONIKA ANALOG Elektronika adalah suatu bentuk piranti kelistrikan yang menggunakan arus lemah, sehingga tegangan operasionalnya umummnya menggunakan tegangan rendah. Secara umum

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perangkat Keras Sistem Perangkat Keras Sistem terdiri dari 5 modul, yaitu Modul Sumber, Modul Mikrokontroler, Modul Pemanas, Modul Sensor Suhu, dan Modul Pilihan Menu. 3.1.1.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP KEGIATAN BELAJAR 2 Percobaan 1 A. Tujuan a. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik switching dari BJT b. Mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan kurva karakteristik v-i masukan dan keluaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

THYRISTOR. SCR, TRIAC dan DIAC. by aswan hamonangan

THYRISTOR. SCR, TRIAC dan DIAC. by aswan hamonangan THYRISTOR SCR, TRIAC dan DIAC by aswan hamonangan Thyristor berakar kata dari bahasa Yunani yang berarti pintu'. Dinamakan demikian barangkali karena sifat dari komponen ini yang mirip dengan pintu yang

Lebih terperinci

8 pin DIP 14 pin DIP

8 pin DIP 14 pin DIP PENDAHULUAN Dengan berkembangnya elektronika yang demikian cepatnya, maka makin ditinggallah peralatan elektronika dengan rangkaian-rangkaian transistor, dimana rangkaian-rangkaian tersebut sudah direncanakan

Lebih terperinci

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN Oleh : Sunarto YB0USJ ELEKTROMAGNET Listrik dan magnet adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, setiap ada listrik tentu ada magnet dan sebaliknya. Misalnya ada gulungan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram BAB III RANCANGAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Rangkaian Diagram blok merupakan gambaran dasar dari rangkaian sistem yang akan dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November PRAKTIKUM 1 COUNTER (ASINKRON) A. OBJEKTIF 1. Dapat merangkai rangkaian pencacah n bit dengan JK Flip-Flop 2. Dapat mendemonstrasikan operasi pencacah 3. Dapat mendemonstrasikan bagaimana modulus dapat

Lebih terperinci

BAB II Transistor Bipolar

BAB II Transistor Bipolar BAB II Transistor Bipolar 2.1. Pendahuluan Pada tahun 1951, William Schockley menemukan transistor sambungan pertama, komponen semikonduktor yang dapat menguatkan sinyal elektronik seperti sinyal radio

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 32 3.1 Langkah-langkah Perancangan Langkah dalam membuat rancangan alat kontrol menormalkan fungsi sein pada mobil saat lampu hazard difungsikan ini dilandasi dengan ide awal karena

Lebih terperinci

DIODA KHUSUS. Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom

DIODA KHUSUS. Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom DIODA KHUSUS Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa mampu: mengetahui, memahami dan menganalisis karakteristik dioda khusus Memahami

Lebih terperinci

TIN-302 Elektronika Industri

TIN-302 Elektronika Industri TIN-302 Elektronika Industri Komponen elektronik dalam industri Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Komponen Elektronik Komponen elektronik diklasifikasikan menjadi 2: Komponen pasif

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Pengendalian Perangkat Listrik Melalui Port Paralel Menggunakan Bahasa Program Borland Delphi 7.0

TUGAS AKHIR. Pengendalian Perangkat Listrik Melalui Port Paralel Menggunakan Bahasa Program Borland Delphi 7.0 TUGAS AKHIR Pengendalian Perangkat Listrik Melalui Port Paralel Menggunakan Bahasa Program Borland Delphi 7.0 Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI NAMA : REZA GALIH SATRIAJI NOMOR MHS : 37623 HARI PRAKTIKUM : SENIN TANGGAL PRAKTIKUM : 3 Desember 2012 LABORATORIUM

Lebih terperinci