FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A"

Transkripsi

1 FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 RINGKASAN FANNY SEFTA ADITYA PUTRI. Formulasi Strategi Pemasaran Obat Tradisional Taman Syifa, Kota Bogor, Jawa Barat. Di bawah bimbingan RATNA WINANDI. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Salah satu keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia adalah keanekaragaman tanaman obat. Indonesia merupakan negara terkaya dalam spesies tanaman obat. Setidaknya spesies dari spesies tanaman obat yang ada di seluruh dunia ada di Indonesia. Namun hanya sekitar 940 jenis tanaman obat yang telah dimanfaatkan. Sejalan dengan paradigma pembangunan baru perekonomian Indonesia yang mendukung pengembangan industri yang mengolah hasil pertanian primer menjadi olahan (agroindustri), maka keberadaan industri yang bergerak di bidang pengolahan tanaman obat menjadi semakin berkembang. Hal ini juga ditunjang dengan semakin meningkatnya permintaan akan obat tradisional yang dipicu oleh maraknya tren back to nature, kesadaran akan efek samping yang ditimbulkan oleh obat sintetik, keterjangkauan dalam mengonsumsi, dan kecenderungan masyarakat kota yang menyukai hal-hal praktis. Kota Bogor merupakan wilayah yang tidak terlepas dari perkembangan industri obat tradisional. Setidaknya terdapat sembilan produsen obat tradisional yang bergerak dalam industri obat tradisional dengan karakteristik produk yang hampir homogen. Hal tersebut memicu persaingan yang ketat dalam industri obat tradisional. Taman Syifa merupakan salah satu industri obat tradisional yang berada di kota Bogor. Persaingan yang ketat dan kegiatan pemasaran yang belum optimal menyebabkan omset yang diperoleh Taman Syifa berfluktuatif. Strategi pemasaran yang tepat dibutuhkan Taman Syifa untuk menghadapi persaingan, meningkatkan penjualan, dan memperoleh pangsa pasar yang lebih luas. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi dan menganalisis keadaan lingkungan pemasaran baik internal maupun eksternal Taman Syifa, (2) mencari dan merancang strategi pemasaran Taman Syifa untuk menghadapi persaingan industri kecil obat tradisional, (3) Menentukan prioritas strategi pemasaran yang tepat bagi Taman Syifa untuk menghadapi persaingan. Penelitian ini dilaksanakan di Taman Syifa yang terletak di Tanah Baru, Bogor, Jawa Barat. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret 2008 April Dalam penelitian ini, pengambilan responden untuk persepsi konsumen dilakukan dengan metode convenience sampling. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan analisis deskriptif, kualitatif, dan kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran umum perusahaan, segmentasi pasar, positioning, identifikasi dan seleksi pasar sasaran, komponen-komponen pada bauran pemasaran, dan persepsi konsumen terhadap atribut bauran pemasaran Taman Syifa. Analisis kualitatif berusaha mengidentifikasi apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan. Setelah itu dilakukan analisis SWOT yang nantinya akan menghasilkan empat alternatif strategi yaitu, strategi SO, WO, ST, dan

3 WT. Analisis kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, dan metode Proses Hirarki Analitik (PHA). Taman Syifa merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi obat tradisional yang terdiri dari minuman instan kesehatan, kapsul herbal, simplisia, dan kosmetik tradisional. Bentuk promosi yang sudah dilakukan Taman Syifa meliputi personal selling, pameran, kegiatan pelatihan, radio, dan melalui brosur atau leaflet. Kegiatan distribusi yang dilakukan menggunakan jasa perantara pemasar (distributor). Ruang lingkup pemasaran Taman Syifa masih berada di sekitar kota Bogor. Penetapan harga dilakukan dengan metode cost based pricing. Analisis terhadap lingkungan pemasaran perusahaan yang terdiri dari lingkungan internal dan eksternal menghasilkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan perusahaan antara lain, (1) kualitas produk yang baik, (2) produk yang praktis dalam penggunaan, (3) harga yang relatif murah, (4) unggul dan aktif dalam penelitian dan pengembangan obat tradisional, dan (5) modal sendiri. Kelemahan yang dimiliki perusahaan antara lain, (1) distribusi yang terbatas, (2) promosi yang sederhana, sempit dan belum kontinyu, (3) merek yang belum kuat, (4) peran tenaga pemasar belum optimal, (5) adanya rangkap jabatan, dan (6) proses produksi sederhana. Total skor pada matriks IFE adalah 2,484 yang berarti bahwa Taman Syifa berada dibawah rata-rata dalam usahanya menjalankan strategi untuk memanfaatkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan. Faktor yang menjadi peluang bagi perusahaan adalah (1) kenaikan harga obat paten, (2) keanekaragaman tanaman obat yang tinggi, (3) kebijakan pemerintah mendukung penggunaan obat tradisional, (4) kepercayaan masyarakat terhadap jamu dan obat tradisional secara turun temurun, (5) gaya hidup back to nature, (6) pola hidup masyarakat yang praktis, dan (7) kemudahan mendapat bahan baku. Sedangkan faktor yang menjadi ancaman adalah (1) daya beli konsumen menurun, (2) teknologi pengemasan yang sederhana, (3) anggapan bahwa obat tradisional lebih bersifat sebagai pemelihara kesehatan dibanding untuk mengobati, (4) sistem konsinyasi, dan (5) persaingan yang semakin ketat. Total skor pada matriks EFE adalah 3,043 yang berarti Taman Syifa berada diatas rata-rata dalam upayanya untuk menjalankan strategi yang memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman. Analisis persepsi konsumen menunjukkan penilaian konsumen terhadap atribut bauran pemasaran yang dilakukan Taman Syifa. Matriks IE menempatkan posisi Taman Syifa di sel ke II yaitu tumbuh dan kembangkan (growth and build). Strategi yang sesuai dijalankan perusahaan berdasarkan matriks IE adalah pengembangan produk, penetrasi pasar, dan pengembangan pasar. Matriks SWOT menghasilkan sembilan alternatif strategi, yaitu mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk serta keterjaminan keamanan produk (SO1), meningkatkan inovasi yang mengarah kepada penambahan lini produk (SO2), menambah variasi produk dengan menggali khasiat tanaman obat lainnya (SO3), meningkatkan aktivitas promosi dan distribusi yang efektif dan efisien (WO1), mengoptimalkan fungsi tenaga pemasar (WO2), mempertahankan harga yang kompetitif dengan pesaing (ST1), memperbaiki sistem pembayaran (ST2), memperkuat merek (WT1), dan melakukan riset pasar untuk mengetahui perkembangan strategi pemasaran yang dilakukan pesaing (WT2).

4 Hasil analisis vertikal terhadap elemen tujuan dengan menggunakan metode PHA menghasilkan urutan prioritas tujuan yang ingin dicapai perusahaan secara berurutan yaitu, menghadapi persaingan, memperluas pangsa pasar, dan meningkatkan penjualan. Analisis vertikal terhadap elemen alternatif strategi menghasilkan prioritas strategi secara berurutan, yaitu melakukan riset pasar untuk mengetahui perkembangan strategi pemasaran yang dilakukan pesaing, memperkuat merek, serta meningkatkan aktivitas promosi dan distribusi yang efektif dan efisien. Prioritas selanjutnya adalah mempertahankan harga yang kompetitif dengan pesaing, meningkatkan kualitas produk serta keterjaminan keamanan produk, meningkatkan inovasi yang mengarah kepada penambahan lini produk, menambah variasi produk dengan menggali khasiat tanaman obat lainnya, mengoptimalkan fungsi tenaga pemasar, dan memperbaiki sistem pembayaran. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini antara lain, melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait dalam pengembangan obat tradisional seperti Balitro, Pusat Studi Biofarmaka, dan juga dengan perusahaan sejenis. Selain itu, Taman Syifa juga dapat meminta pendapat konsumen terkait dengan strategi pemasaran yang dijalankan. Perbaikan dalam aktivitas promosi dan distribusi perusahaan diperlukan agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Saran selanjutnya adalah pengembangan dalam lini produk Taman Syifa yang memanfaatkan keanekaragaman tanaman obat. Alternatif strategi yang dihasilkan sebaiknya dikomunikasikan kepada seluruh manajemen dan karyawan agar proses pencapaian tujuan strategis dapat dilakukan dengan lebih baik dan hasil yang dicapai sesuai harapan.

5 FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : Fanny Sefta Aditya Putri A Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

6 Judul Nama NRP : Formulasi Strategi Pemasaran Obat Tradisional pada Taman Syifa di Kota Bogor, Jawa Barat : Fanny Sefta Aditya Putri : A Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Ratna Winandi, MS NIP Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP Tanggal Lulus :

7 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH. Bogor, Juni 2008 Fanny Sefta Aditya Putri A

8 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 16 September 1986 sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan Liki Hermanto dan Siti Nuriyah Ayu. Penulis menyelesaikan pendidikan pada Sekolah Dasar Pertiwi Indonesia, Bekasi pada tahun 1998, kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 3 Jakarta sampai tahun Penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Umum Negeri 26 Jakarta dan lulus pada tahun Pada tahun yang sama, Penulis diterima di Program Studi Manajemen Agribisnis, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Selama menjadi mahasiswa, penulis cukup aktif dalam kegiatan kemahasiswaan dan menjadi panitia dalam kegiatan kampus baik dalam lingkup departemen maupun fakultas. Penulis juga menjadi staf dalam Departemen Kewirausahaan MISETA (Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian) pada periode Selain itu, Penulis juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Departemen Hubungan Luar MISETA pada periode

9 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini diajukan sebagai syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Sarjana Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pemilihan topik dan judul skripsi didasarkan atas adanya ketertarikan yang besar terhadap pengembangan obat tradisional dan produk-produk herbal atau yang berbahan baku biofarmaka pada umumnya. Semakin meningkatnya persaingan dalam industri obat tradisional mendorong perusahaan untuk dapat mengembangkan kegiatan pemasaran dan merencanakan strategi pemasaran yang lebih baik agar dapat berdampak positif terhadap pengembangan usahanya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Bogor, Juni 2008 Fanny Sefta Aditya Putri A

10 UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang atas rahmat dan hidayah-nya yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup Penulis, terutama dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi tidak terlepas dari bantuan, motivasi, doa, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu dari lubuk hati yang terdalam, perkenankanlah Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Ibu Dr. Ir. Ratna Winandi, Ms, selaku dosen pembimbing skripsi atas kesabarannya dalam memberikan dukungan, kerjasama, motivasi, dan nasehat yang berharga. 2. Ibu Ir. Yayah K. Wagiono, M.Ec, selaku dosen penguji utama yang telah memberi masukan untuk penyempurnaan skripsi ini. 3. Ibu Tintin Sarianti, SP, selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah memberi masukan dan saran bagi penulis. 4. Kedua orangtua penulis, Mama Siti Nuriyah Ayu dan Papa Liki Hermanto, atas kasih sayang, cinta, dukungan, nasehat, doa yang tiada henti diberikan kepada penulis. Skripsi ini merupakan salah satu tanda cinta, bakti, dan terima kasih Penulis kepada Papa dan Mama. 5. Adikku, Oscar Leobrando Anugrah Putra dan tanteku Siti Nuryati yang telah mendukung dan menyemangati penulis selama ini. 6. Ibu Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, saran, dan masukan dalam bidang akademik.

11 7. Sekretariat Program Studi Manajemen Agribisnis serta seluruh staf pengajar dan karyawan/wati Departemen Agribisnis yang telah banyak membantu penulis. 8. Ibu Umi Cahyaningsih, pemilik Taman Syifa yang telah berkenan menyediakan tempat penelitian dan merelakan waktunya dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. 9. Widi, Tere, Intan, Nung, Pretty, Agnes, Uci, Sastro, dan Rani, terima kasih atas persahabatan dan pembelajaran yang indah selama empat tahun ini. How lucky I am to have all of u in my life. Friends forever ya! 10. Duta, Nova, dan Aulia, teman-teman seperjuangan dibawah bimbingan Ibu Ratna, terima kasih atas saran, masukan, dan motivasi yang diberikan. 11. M. Fajri Firmawan, Ismawardhani, Dwi Agris, Annisa, dan Febri, teman-teman KKP-ku tersayang, terima kasih untuk kebersamaan, semangat, motivasi, doa, keceriaan, dan perhatiannya yang tulus. 12. Krishna, Yoga, Randi, Aliy, Evan, Nunu, Gerry, Yudhi, Mamieq, Ragil, Iwan, David, Mita, Nanien, Dika, Arisman, Yessica dan seluruh mahasiswa Manajemen Agribisnis 41 atas persahabatan dan bantuannya bagi penulis selama perkuliahan. 13. Uti, Nana, Mba Mala, Mba Icha, Mba Mine, Mba Netty, Mba Putri, Mba Gita, Mba Ia, Tifa, Bapuq, Memes, dan teman-teman wina ers lainnya. Terima kasih atas kebersamaannya selama tinggal di Wisma Wina tercinta. 14. Seluruh pihak yang telah mendukung dan berdoa bagi penulis, yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih sebesar-besarnya, tanpa kalian penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini.

12 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN... iii v vi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Obat Obat Tradisional Industri Obat Tradisional Prospek Pengembangan Industri Berbahan Baku Tanaman Obat Kajian Penelitian Terdahulu.. 19 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian dan Konsep Pemasaran Strategi Pemasaran Bauran Pemasaran Analisis Lingkungan Pemasaran Persepsi Konsumen Matriks Internal Factor Evaluation (IFE Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Matriks Internal Eksternal (IE) Matriks SWOT Proses Hirarki Analitik (PHA) Kerangka Pemikiran Operasional.. 41 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Penarikan Sampel Metode Pengolahan dan Analisis Data Tahap Pengumpulan Data Tahap Analisis Tahap Pengambilan Keputusan Analisis Persepsi Konsumen... 64

13 V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Perusahaan Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan Struktur Organisasi Perusahaan Karakteristik Produk Aktivitas Usaha Sumberdaya Perusahaan. 72 VI. ANALISIS LINGKUNGAN PEMASARAN PERUSAHAAN 6.1 Analisis Lingkungan Internal Aspek Pemasaran Aspek Sumberdaya Manusia Aspek Produksi dan Operasi Aspek Keuangan dan Akuntansi Aspek Penelitian dan Pengembangan Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan Eksternal Makro Lingkungan Eksternal Mikro Persepsi Konsumen Terhadap Atribut Bauran Pemasaran Persepsi Konsumen terhadap Strategi Produk Persepsi Konsumen terhadap Strategi Harga Persepsi Konsumen terhadap Strategi Distribusi Persepsi Konsumen terhadap Strategi Promosi Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Identifikasi Peluang dan Ancaman VII. MERANCANG STRATEGI PEMASARAN 7.1 Tahap Pengumpulan Data Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Tahap Analisis Matriks Internal Eksternal (IE) Matriks SWOT Tahap Pengambilan Keputusan VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN.. 143

14 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1 Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) Hortikultura Tahun Proyeksi Permintaan Obat Modern dan Obat Tradisional Perkembangan Ekspor Beberapa Produk Tanaman Obat Tahun Produsen Obat Tradisional Berbahan Baku Tanaman Obat di Bogor Pertumbuhan Penerimaan Penjualan Taman Syifa Tahun Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan Matriks Internal Factor Evaluatin (IFE) Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Matriks SWOT Nilai Skala Banding Berpasangan Matriks Pendapat Individu Matriks Pendapat Gabungan Nilai Indeks Acak Fasilitas Usaha Taman Syifa Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB per Kapita Kota Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 ( ) Persepsi Konsumen Terhadap Rasa Persepsi Konsumen terhadap Kemasan Produk Persepsi Konsumen terhadap Khasiat Produk... 98

15 20 Persepsi Konsumen terhadap Kandungan Bahan Alami Persepsi Konsumen terhadap Komposisi Produk Persepsi Konsumen terhadap Variasi produk Persepsi Konsumen terhadap Merek Produk Persepsi Konsumen terhadap Label Produk Persepsi Konsumen terhadap Kemudahan Penyajian Persepsi Konsumen terhadap Keterjangkauan Harga Persepsi Konsumen terhadap Kesesuaian Harga dengan Kualitas Persepsi Konsumen terhadap Kemudahan Produk untuk Dijangkau Persepsi Konsumen terhadap Ketersediaan Produk Saat Dibutuhkan Persepsi Konsumen terhadap Media Promosi Persepsi Konsumen terhadap Intensitas Promosi Rekapitulasi Persepsi Konsumen Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Identifikasi Peluang dan Ancaman Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Tujuan Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Alternatif Strategi Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Alternatif Strategi. 134

16 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1 Konsep Pemasaran Komponen Bauran Pemasaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Harga Kerangka Pemikiran Operasional Matriks Internal Eksternal Model Struktur Hirarki Struktur Organisasi Taman Syifa Proses Produksi Minuman Instan Matriks Internal Eksternal Taman Syifa Hasil Uji Matriks SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, and Threats) Taman Syifa Hirarki Analitik Pemilihan Strategi Pemasaran Hasil Pengolahan Vertikal Hierarki Pengambilan Keputusan Prioritas Strategi Pemasaran Taman Syifa

17 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1 Kuisioner Penelitian Hasil Kuisioner Pemberian Bobot terhadap Faktor Strategis Internal dan Eksternal Cara Perhitungan Matriks IFE dan EFE Hasil Pengolahan dengan Metode Prinsip Hirarki Anakitik Produk Taman Syifa

18 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal sebagai mega centric keanekaragaman hayati di dunia karena kekayaan habitat alaminya yang kaya baik kekayaan flora maupun fauna serta banyaknya spesies endemik. Keanekaragaman hayati flora di Indonesia sangat beragam. Namun baru sekitar 26 persen dari seluruh keanekaragaman hayati yang dimiliki telah dibudidayakan dan sisanya sebesar 74 persen masih tumbuh liar di hutan-hutan (Syukur dan Hernani, 2003). Kekayaan flora Indonesia yang terbesar terletak pada keanekaragaman hayati untuk tanaman pertanian. Hal ini membuat Indonesia menjadi salah satu dari dua belas Pusat Keanekaragaman Hayati untuk tanaman pertanian karena merupakan kawasan terluas di Pusat Indomalaya (Sutrisno dan Silitonga, 2004). Sejalan dengan hal itu, sektor yang bergerak di bidang pemanfaatan tanaman pertanian memang memiliki kontribusi yang nyata bagi perekonomian Indonesia. Dalam perkembangannya sektor pertanian dibagi menjadi beberapa subsektor antara lain subsektor tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan dan perikanan. Salah satu subsektor yang paling berkontribusi dan berperan dalam perekonomian nasional adalah subsektor hortikultura. Subsektor hortikultura terdiri dari empat komoditi, yaitu buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan biofarmaka. Indikator makro ekonomi yang paling umum digunakan untuk mengetahui peran dan kontribusi hortikultura terhadap pendapatan nasional adalah dengan melihat nilai

19 2 Produk Domestik Bruto (PDB) yang disumbangkan oleh subsektor ini. Data perkembangan PDB hortikultura dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) Hortikultura Tahun Kelompok Nilai PDB (Milyar Rp) Persentase Komoditi Peningkatan (%)*) Buah-buahan ,79 Sayuran ,49 Tanaman ,63 Biofarmaka Tanaman Hias ,67 Sumber: Departemen Pertanian, 2006 Keterangan: *) persentase peningkatan antara tahun Sumbangan subsektor hortikultura terhadap pendapatan nasional mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan persentase rata-rata peningkatan sebesar 7,50 persen. Kontribusi komoditi biofarmaka terhadap PDB hortikultura terendah diantara komoditi lainnya, namun terus mengalami perkembangan setiap tahunnya. Tahun 2004, kontribusi biofarmaka sebesar 1,2 persen, tahun 2005 sebesar 4,9 persen, dan tahun 2006 sebesar 5,2 persen. Perkembangan ini merupakan suatu hal yang menggembirakan dan menunjukkan meningkatnya ketertarikan pada tanaman obat. Tanaman biofarmaka atau tanaman obat memang memiliki potensi untuk dikembangkan dan menjadi sumber pendapatan nasional yang cukup menjanjikan. Hal ini karena Indonesia merupakan negara terkaya di dunia dalam spesies tanaman obat. Setidaknya terdapat spesies dar spesies tanaman obat yang ada di seluruh dunia ada di Indonesia. Namun dari jumlah tersebut hanya 940 jenis tanaman obat yang telah dimanfaatkan (Syukur dan Hernani, 2003). Pemanfaatan tanaman 1 Bahar, Yul Harry Keberhasilan dan Kinerja Agribisnis Hortikultura. Diakses pada 9 Februari 2008.

20 3 obat saat ini terus mengalami perkembangan dan tidak hanya berkisar pada tahap produksi tetapi juga mengarah ke aspek bisnis. Aspek bisnis dalam pengembangan tanaman obat saat ini diarahkan kepada pengolahan hasil-hasil panen tanaman obat yang ada di alam oleh industri menjadi produk-produk obat yang mampu mempunyai nilai ekonomi dan berdaya saing. Paradigma baru pembangunan ekonomi Indonesia menempatkan pertanian sebagai sektor pendukung yang tangguh bagi sektor industri. Industri yang seharusnya dikembangkan sebagai kelanjutan pembangunan pertanian adalah industri yang mengolah hasil pertanian primer menjadi olahan (Saragih,2001). Keberadaan industri tanaman obat selain didukung oleh adanya ketersediaan bahan baku yang semakin baik, juga didukung oleh semakin meningkatnya permintaan akan obat-obat tradisional. Bertambahnya permintaan akan obat-obatan tradisional yang berbahan baku alami dipicu olah adanya tren gaya hidup kembali ke alam (back to nature) yang awalnya melanda negara-negara maju di dunia. Saat ini tren back to nature sudah meluas ke berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hal ini karena adanya kesadaran akan tingginya nilai manfaat dengan efek samping yang relatif kecil dari penggunaan obat-obatan tradisional, serta keterjangkauan dalam mengonsumsi dibandingkan dengan obat-obatan modern. Tabel 2. Proyeksi Permintaan Obat Modern dan Obat Tradisional Tahun Obat Modern Obat Tradisional Permintaan (Rp triliun) Pangsa Pasar (%) Permintaan (Rp triliun) Pangsa Pasar (%) ,5 2 10, ,3-2, ,0 7,2 16,0 Sumber: LIPI, 2003

21 4 Tabel 2 memperlihatkan kondisi permintaan obat modern dan obat tradisional. Walaupun pangsa pasar obat bahan alam belum sebesar obat modern tetapi potensi peningkatannya cukup besar. Kontribusi obat tradisional pada saat ini yang mencapai 10,5 persen dengan nilai mencapai Rp 2 triliun. Ketika pasar obat modern naik menjadi Rp 21,3 triliun pada 2005, obat herbal juga mengalami kenaikan menjadi Rp 2,9 triliun. Diperkirakan pada tahun 2010 akan meningkat 16 persen dengan nilai Rp 7,2 triliun. Ekspor untuk produk tanaman obat saat ini memperlihatkan kecenderungan dan tren yang berbeda. Tren dalam obat tradisional baik di pasar domestik dan ekspor saat ini menuntut produk yang praktis dalam penggunaannya sehingga produk-produk olahan tanaman obat dalam bentuk kering (simplisia) dan bentuk lainnya (instant, serbuk, dan ekstrak) menjadi sangat digemari. Selain itu, tanaman obat yang sudah diolah menjadi simplisia ternyata mampu meningkatkan harga produk 7-15 kali dan produk olahan ekstrak menjadi kali. 2 Data ekspor pada Tabel 3 memperlihatkan bahwa produk-produk seperti jahe segar dan curcuma segar menunjukkan penurunan dalam ekspor. Ekspor jahe dalam bentuk lainnya menunjukkan peningkatan sebesar 56,35 persen, ekspor kunyit dalam bentuk lainnya mengalami peningkatan sebesar 54,46 persen, dan ekspor curcuma dalam bentuk lainnya meningkat sebesar 295,48 persen. 2 Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Tanaman Obat. Diakses pada 16 Februari 2008

22 5 Tabel 3. Perkembangan Ekspor Beberapa Produk Tanaman Obat Tahun Nama Komoditi Tahun 2002 Tahun 2003 Volume (kg) Nilai (US$) Volume (kg) Nilai (US$) Jahe segar Jahe dalam bentuk lainnya Kunyit segar Kunyit dalam bentuk lainnya Curcuma Curcuma dalam bentuk lainnya Sumber : Badan Pusat Statistik, 2004 Seiring dengan semakin meningkatnya permintaan obat tradisional yang berbahan baku tanaman obat seperti minuman instan, kapsul herbal, dan suplemen kesehatan, maka jumlah produsen yang memproduksi obat-obatan tradisional juga semakin berkembang. Menurut Presiden Direktur PT Nyonya Meneer, Dr. Charles Saerang, saat ini di Indonesia terdapat buah industri tanaman obat terdiri dari buah industri kecil obat tradisional dan 129 buah industri besar obat tradisional. 4 Berdasarkan informasi tersebut, terlihat jelas bahwa dalam industri pengolahan tanaman obat, industri kecil memiliki peran strategis dalam pengembangan industri ini mengingat jumlahnya yang sangat besar. Secara umum, industri obat tradisional diwarnai oleh pesatnya perkembangan industri kecil obat tradisional. Namun, beberapa industri besar juga memiliki peran dalam industri obat tradisional seperti, PT. Sidomuncul dengan produk minuman instant kunyit asam, jahe wangi dan STMJ (Susu Telor Madu Jahe) dan jamu komplit instan, sedangkan PT Jamu Jago dengan produk jamu buyung upik untuk anak-anak. Persaingan dalam industri obat tradisional yang ketat tidak hanya datang dari dalam 3 Diakses pada 9 Februari Dalam Harian Umum Pikiran Rakyat terbit 27 Oktober 2007.

23 6 negeri tetapi juga dari luar negeri seperti Cina dan Korea yang merupakan negara produsen tanaman obat. Di Bogor sendiri, persaingan dalam industri ini juga mengalami peningkatan. Tabel 4 menunjukkan daftar produsen obat tradisional berbahan baku tanaman obat di kota Bogor. Produsen obat tradisional tersebut menghasilkan produk yang bervariasi dengan lingkup pemasaran domestik kecuali PT Liza Herbal Internasional. Pada tabel tersebut juga terlihat bahwa sebagian besar produsen obat tradisional memproduksi produk yang relatif sama. Bahkan beberapa perusahaan seperti Rhizoma, Fatimah, Taman Sringanis, Lisna Agung dan Taman Syifa memiliki produk andalan yang sama, yaitu minuman instan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat persaingan dalam industri ini akan semakin ketat. Salah satu usaha kecil yang termasuk dalam industri kecil obat tradisional adalah Taman Syifa. Taman Syifa sudah memulai usahanya selama dua tahun dengan memproduksi minuman instan, kapsul herbal, suplemen kesehatan, dan simplisia yang semuanya berbahan baku tanaman obat. Namun dalam perkembangan terakhir, industri kecil tanaman obat termasuk Taman Syifa tentunya juga memiliki kendala dan masalah yang tidak mudah untuk dihadapi.

24 7 Tabel 4. Produsen Obat Tradisional Berbahan Baku Tanaman Obat di Bogor Perusahaan Produk PT Supra Sari Lestari Minuman Serbuk PT Liza Herbal Internasional Jamu berbentuk kapsul dan jamu instan (herbal tea dan herbal soup) Mitra Industri Jamu instan dan jamu cair Rhizoma Jahe instan Fatimah Jahe instan Taman Sringganis Umbi segar, simplisia, serbuk dan instan PT Biofarmaka Indonesia Gano tea, ganofarmaka instan, pelangsing instan, aloefarmaka instan, grapti tea, phyllanthi tea, cantella tea dan permen minyak kayu putih Lisna Agung Jahe emprit dan jahe merah instan, kunyit dan kunyit putih instan, temulawak instan, dan mahkota dewa instan Taman Syifa Jahe instan, kunyit instan, kencur instan, temulawak instan, temuputih instan, secang wangi, kapsul herbal, bedak dingin, dan simplisia Sumber: Disperindagkop Bogor, 2007 Pemasaran produk-produk tanaman obat oleh industri kecil masih bersifat sederhana dan belum efektif. Produk-produk tersebut dilakukan melalui saluran distribusi yang masih sempit jangkauannya dan menggunakan media yang sederhana. Padahal pemasaran merupakan kunci utama suatu produk mampu dikenal masyarakat sehingga nantinya diharapkan akan mampu bersaing di pasar yang semakin dinamis dan berdampak positif terhadap penjualan. Selain itu jenis produk yang mudah diikuti pesaing menuntut adanya suatu perencanaan dalam memasarkan produk sehingga dapat terlihat berbeda dibenak konsumen. Berdasarkan hal itulah diperlukan suatu rancangan strategi pemasaran yang terbaik untuk menghadapi persaingan yang semakin keras dari industri besar maupun industri kecil tanaman obat sehingga nantinya mampu memperluas pangsa pasar, mendatangkan keuntungan yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi pengembangan usaha. Perumusan strategi pemasaran ini dilakukan melalui pendekatan komponen-

25 8 komponen strategi pemasaran dan bauran pemasaran, serta analisis lingkungan pemasaran Taman Syifa. Selain itu juga dilakukan analisis persepsi konsumen terhadap atribut bauran pemasaran produk Taman Syifa. 1.2 Perumusan Masalah Masalah pemasaran merupakan salah satu masalah yang banyak dihadapi oleh industri kecil yang ada di Indonesia. Beberapa masalah dalam bidang pemasaran yang sering dihadapi oleh industri kecil antara lain banyaknya pesaing, harga jual rendah dan informasi yang kurang memadai. Persaingan yang semakin ketat dalam industri tanaman obat datang tidak hanya dari industri kecil tetapi juga dari industri besar. Saat ini terdapat industri kecil obat tradisional dan 129 industri obat tradisional. Di Bogor terdapat sembilan industri obat tradisional yang saling bersaing. Dibandingkan dengan industri kecil, industri besar tentunya memiliki kemampuan yang lebih dalam berbagai hal seperti teknologi, manajemen usaha, akses terhadap informasi serta riset dan pengembangan produk. Pengembangan produk juga merupakan hal penting yang mempengaruhi keberhasilan suatu produk untuk bersaing. Masalah produk sangat terkait dengan mutu produk dan kemampuannya dalam memberikan pelayanan sesuai dengan yang telah dijanjikan produsen. Seiring berjalannya waktu dan adanya perubahan kebutuhan konsumen, perbaikan dan diversifikasi dari suatu produk menjadi hal yang harus dilakukan produsen untuk dapat bertahan dalam pasar. Selain itu pengemasan juga dapat mempengaruhi minat konsumen terhadap suatu produk.

26 9 Aspek lain yang perlu diperhatikan terkait dengan pemasaran adalah menyangkut masalah distribusi dan juga promosi. Distribusi dapat dilakukan melalui berbagai saluran distribusi, seperti pengecer. Menurut konsep integrated marketing, perluasan dari brand-customer relationship menjadi brand-stake holder relationship merupakan suatu isu yang berkembang akhir-akhir ini. Konsep ini menekankan pada arti penting dari usaha menjalin hubungan dengan para stakeholders termasuk pengecer atau distributor. Para distributorlah yang pada kenyataannya banyak berhubungan langsung dengan konsumen sehingga perlu diberikan pengetahuan dan pemahaman produk yang baik. Taman Syifa sebagai salah satu usaha kecil yang termasuk dalam kategori industri kecil yang bergerak dalam pengelolaan tanaman obat memiliki beberapa kendala terkait dengan pengembangan usahanya. Tingkat penjualan Taman Syifa mengalami fluktuasi setiap bulannya. Hal ini dapat diketahui dari fluktuasi penerimaan penjualan Taman Syifa selama tahun 2007 yang disajikan dalam Tabel 5. Berdasarkan data yang ada, terlihat bahwa penerimaan penjualan Taman Syifa mengalami fluktuasi setiap bulannya. Angka penjualan yang baik terjadi antara bulan Juli dan November. Penurunan penjualan yang terbesar terjadi pada bulan Agustus dan September yang bertepatan dengan bulan Ramadhan. Penjualan pada bulan November mengalami peningkatan yang sangat signifikan, namun pada bulan Desember kembali mengalami penurunan yang cukup besar.

27 10 Tabel 5. Pertumbuhan Penerimaan Penjualan Taman Syifa Tahun 2007 No Bulan Penerimaan Penjualan Pertumbuhan Penjualan (%) 1. Januari Rp Februari Rp ,13 3. Maret Rp ,33 4. April Rp ,02 5. Mei Rp ,17 6. Juni Rp ,75 7. Juli Rp ,19 8. Agustus Rp ,43 9. September Rp , Oktober Rp , November Rp , Desember Rp ,82 Sumber : Laporan Keuangan Taman Syifa, 2007 Kendala tersebut terkait dengan lingkungan internal maupun eksternal perusahaan. Kendala internal terkait dengan komponen-komponen bauran pemasaran yang meliputi produk, distribusi, harga dan promosi. Sebagai industri kecil, Taman Syifa masih mengelola usahanya dengan sistem yang masih sederhana. Promosi yang seharusnya gencar dilakukan pendatang baru belum maksimal dilakukan dan masih menggunakan media promosi yang masih sangat kecil baik jumlah maupun jangkauannya. Distribusi produk Taman Syifa masih menggunakan distributor sebagai perpanjangan tangannya ke konsumen. Disributor merupakan pihak yang menjadi perantara perusahaan kepada konsumen dalam menjual produknya. Selama menjalin kerjasama dengan para distributornya, Taman Syifa tidak memberikan pembekalan mengenai produk secara maksimal kepada distributornya sehingga dikhawatirkan

28 11 akan muncul keraguan dibenak konsumen. Selain itu jaringan distribusinya yang masih terbatas menyebabkan omset yang diterima Taman Syifa juga kurang berkembang. Menurut pemilik Taman Syifa, saat ini Taman Syifa baru memasarkan produknya melalui distributor-distributornya yang berada di sekitar kota Bogor dan selama ini belum pernah menjangkau daerah lain. Tenaga pemasar yang dimiliki Taman Syifa hanya satu orang yang juga merangkap sebagai manajer pemasaran. Dalam menjalankan tugasnya, manajer pemasaran tersebut belum menjalankan fungsi yang seharusnya. Manajer pemasaran di Taman Syifa ini justru bertugas mendistribusikan produk-produk tersebut ke distributor. Hal ini menunjukkan adanya ketimpangan, dimana seharusnya manajer pemasaran dapat berkonsentrasi dalam hal yang terkait dengan merancang strategi pemasaran. Dari sisi produk yang ditawarkan, produk dari Taman Syifa merupakan produk yang mudah diikuti oleh perusahaan lain sehingga perlu adanya upaya pengembangan produk yang lebih intensif agar dapat bersaing dan mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi Taman Syifa. Kendala eksternal antara lain datang dari kondisi persaingan dalam industri ini yang semakin ketat. Untuk mengatasi kendala-kendala yang terkait dengan pemasaran tersebut diperlukan sinergi antar aspek-aspek lingkungan pemasaran perusahaan yang meliputi aspek internal maupun eksternal perusahaan. Setiap aspek internal dan eksternal mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya baik secara langsung maupun tidak langsung.

29 12 Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana keadaan lingkungan pemasaran internal dan eksternal Taman Syifa? 2. Bagaimana rancangan strategi pemasaran bagi Taman Syifa untuk menghadapi persaingan? 3. Bagaimana prioritas strategi pemasaran yang tepat bagi Taman Syifa? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi dan menganalisis keadaan lingkungan pemasaran baik internal maupun eksternal Taman Syifa. 2. Mencari dan merancang strategi pemasaran Taman Syifa yang terkait dalam upaya menghadapi persaingan. 3. Menentukan prioritas strategi pemasaran yang tepat bagi Taman Syifa. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pemerintah, perusahaan, masyarakat dan juga mahasiswa. Bagi pemerintah diharapkan dapat memberi masukan bagi pengembangan industri kecil khususnya yang berbasis tanaman obat. Bagi perusahaan tentunya dapat menjadi masukan yang dapat digunakan untuk mengembangkan usahanya. Sedangkan bagi masyarakat dan mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber bacaan dan referensi yang baik untuk penelitian selanjutnya.

30 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Obat Tanaman obat menurut definisi Departemen Kesehatan RI adalah obat jadi atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik atau campuran bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. 5 Jurusan Konservasi Sumberdaya Kehutanan Fakultas Kehutanan IPB (1994) mendefinisikan tanaman obat atau fitofarmaka yaitu sebagai obat tradisional yang bahan bakunya adalah simplisia yang telah mengalami standarisasi dan telah dilakukan penelitian mengenai sediaan galeniknya. Syukur dan Hernani (2003) mendefinisikan tanaman obat atau obat asal tumbuhan (OAT) sebagai salah satu sumber obat yang berasal dari alam. Biofarmaka juga didefinisikan sebagai sumber daya alam (bioresources) yang mempunyai manfaat obat, makanan fungsional dan suplemen diet (obat dan nutraceutical) untuk manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan. 6 Zuhud dan Riswan (1994) membagi tanaman berkhasiat obat menjadi tiga kelompok, yaitu: a. Tumbuhan obat tradisional, merupakan spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercayai masyarakat memilki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. 5 Diakses pada 9 Februari Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Biofarmaka di Provinsi Daerah Istimewa Yogjakarta 2007.

31 14 b. Tumbuhan obat modern, merupakan spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan biaktif yang berkhasiat obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis. c. Tumbuhan obat potensial, merupakan spesies tumbuhan yang diduga mengandung senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan penggunaannya secara farmakologis sebagai bahan obat. 2.2 Obat Tradisional Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahanbahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Permenkes RI No. 246/Menkes/Per/V/1990). Menurut Katno dan Pramono (2006), obat tradisional memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan obat tradisional antara lain: 1. Efek samping obat tradisional relatif kecil bila digunakan secara benar dan tepat. 2. Adanya efek komplementer dan atau sinergisme dalam ramuan obat tradisional atau komponen bioaktif tanaman obat. 3. Pada satu tanaman bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi. 4. Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif (penyakit gangguan metabolisme tubuh akibat konsumsi berbagai jenis makanan yang tidak terkendali serta gangguan faal tubuh sejalan dengan proses degenerasi).

32 15 Sedangkan kelemahan dari obat tradisional antara lain: 1. Efek farmakologisnya yang lemah 2. Bahan baku belum terstandar dan bersifat higroskopis serta volumines 3. Belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan, ada beberapa hal penting mengenai produksi dan peredaran obat tradisional, antara lain: 1. Memproduksi adalah membuat, mencampur, mengolah, mengubah bentuk, mengisi, membungkus dan atau memberi penandaan obat tradisional untuk diedarkan 2. Mengedarkan adalah menyajikan, menyerahkan, memiliki atau menguasai persediaan di tempat penjualan dalam industri obat tradisional atau di tempat lain, termasuk di kendaraan dgn tujuan untuk dijual kecuali jika persediaan di tempat tersebut patut diduga untuk dipergunakan sendiri Selain itu, bentuk sediaan obat tradisional juga diatur oleh Departemen Kesehatan antara lain: 1. Pilis, yaitu berupa padat atau pasta yang digunakan dengan cara mencoletkan pada dahi. 2. Parem, yaitu berupa padat, pasta atau seperti bubur yang digunakan dengan cara melumurkan pada kaki dan tangan atau pada bagian tubuh lain. 3. Tapel, yaitu berupa padat, pasta atau seperti bubur yang digunakan dengan cara melumurkan pada seluruh permukaan perut. 4. Pil, serbuk, cair, tablet & kapsul.

33 16 5. Simplisia, yaitu berupa bahan baku industri obat tradisional yang belum mengalami pengolahan lain selain pengeringan. 2.3 Industri Obat Tradisional Industri adalah suatu kelompok perusahaan yang memproduksi barang yang sama untuk pasar yang sama. Menurut Badan Pusat Statistik (1999), perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang dan jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu dan mempunyai catatan administrasi tersendiri yang bertanggung jawab atas usaha tersebut. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2001), di Indonesia terdapat empat kelompok industri pengolahan berdasarkan jumlah tenaga kerja yaitu: 1. Industri rumah tangga adalah industri yang mempunyai tenaga kerja antara satu sampai dengan empat orang. 2. Industri kecil adalah industri yang mempunyai tenaga kerja antara lima sampai dengan 19 orang. 3. Industri sedang adalah industri yang mempunyai tenaga kerja antara 20 sampai dengan 99 orang. 4. Industri besar adalah industri yang mempunyai tenaga kerja lebih dari 100 orang. Menurut Permenkes RI No. 246/Menkes/Per/V/1990, yang dimaksud dengan industi obat tradisional (IOT) adalah adalah industri yg memproduksi obat tradisional dengan total aset di atas Rp ,- (enam ratus juta rupiah), tidak termasuk harga tanah dan bangunan. Sedangkan yang dimaksud dengan industri kecil obat

34 17 tradisional (IKOT) adalah adalah industri obat tradisional dengan total aset tidak lebih dari Rp ,- (enam ratus juta rupiah), tidak termasuk harga tanah dan bangunan. 2.4 Prospek Pengembangan Industri Berbahan Baku Tanaman Obat Pengembangan agroindustri tanaman obat di Indonesia memiliki prospek yang baik. Obat tradisional semakin mendapat banyak perhatian selama dekade terakhir, baik dari kalangan medis maupun kalangan industri. Hal ini dikarenakan potensinya sebagai obat alternatif maupun prospek yang cukup menjanjikan bagi industri jamu maupun industri farmasi. Dengan telah diundangkannya lewat Lembaran Negara No.100 tahun 1992 yaitu : Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan, ada beberapa hal yang menonjol antara lain ditetapkannya upaya kesehatan sebagai upaya yang tidak hanya monopoli dunia kedokteran modern sehingga bentuk konkritya adalah diperbolehkannya penggunaan obat tradisional oleh tenaga kesehatan. 7 Faktor-faktor yang mendukung pengembangan agroindustri tanaman obat di Indonesia menurut Syukur dan Hernani (2003) antara lain besarnya potensi kekayaan sumberdaya alam Indonesia sebagai bahan baku simplisia yang dapat diformulasikan menjadi tanaman obat. Adanya keikutsertaan segenap lapisan masyarakat petani tanaman obat, penjual, pemakai maupun masyarakat lain yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan tanaman obat atau pengobatan tradisional juga sangat mendukung pengembangan industri tanaman obat. 7 Disampaikan dalam Seminar Nasional Prospek Obat Tradisional di Semarang 10 Juni 2006.

35 18 Selama lima tahun terakhir ini, pertumbuhan obat herbal lebih cepat daripada obat modern. Hal ini sejalan juga dengan berkembangnya tren di negara-negara maju yang cenderung menyukai obat-obatan tradisional karena sadar akan adanya efek samping dari penggunaan obat sintetik. Kecenderungan ini lebih dikenal sebagai gelombang hijau baru (new green wave) atau tren gaya hidup kembali ke alam. Beberapa peluang yang bisa mewujudkan keberhasilan agribisnis tanaman obat dan kosmetika di Indonesia menurut Martha Tilaar Inovation Centre (2002) antara lain: 1. Sejak terjadi krisis, posisi obat tradisional yang berbahan baku nabati mulai bisa sejajar dengan obat-obatan modern di pasaran karena harganya yang relatif murah. 2. Tren kembali ke alam di negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika makin mempopulerkan pengobatan dan perawatan kesehatan secara natural sehingga meningkatkan permintaan dunia terhadap bahan baku nabati. 3. Untuk mengantisipasi tingginya permintaan bahan baku nabati oleh negaranegara penghasil produk herbal seperti China dan India maka Indonesia adalah daerah yang cocok untuk pengembangan budidaya tanaman obat. 4. Beberapa jenis tanaman tropis yang berkhasiat obat dan banyak digunakan untuk perawatan natural hanya bisa tumbuh di daerah tropis Indonesia. Selain itu dari segi bisnis, tanaman obat sebagai bahan baku obat-obatan alternatif sangat menjanjikan karena pangsa pasarnya yang cukup luas dan terbuka lebar. Selain digunakan sebagai obat, tanaman obat juga digunakan sebagai suplemen makanan diet yang sangat diminati di berbagai negara, seperti Cina, Korea, Jepang, Malaysia dan Taiwan. Beberapa bahan baku jamu (tanaman obat) juga telah menjadi

36 19 komoditas ekspor yang handal untuk menambah devisa negara. Berdasarkan data ekspor tanaman obat menurut negara tujuan ekspor, Hongkong, Singapura, dan Jerman merupakan pasar utama tanaman obat Indonesia karena mempunyai nilai ekspor paling besar. 2.5 Kajian Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Kristanto (2006) yang berjudul Strategi Pemasaran Jamu Tradisional pada PT. Fito Medisina dengan menggunakan alat analisis matriks IFE, EFE, IE dan analisis SWOT menghasilkan strategi SO, WO, ST dan WT. Alternatif strategi SO yang dihasilkan yaitu mempertahankan iklim kerja yang kondusif, baik dengan SDM perusahaan secara internal maupun dengan pemasok secara eksternal. Strategi WO yang dihasilkan yaitu mencari dan membina hubungan baik dengan distributor-distributor baru. Sedangkan dari strategi ST perusahaan disarankan untuk mempertahankan harga jual yang kompetitif disbanding harga jual dipasaran. Berdasarkan strategi WT, perusahaan sebaiknya melakukan promosi yang aktif, baik kepada konsumen dan distributor. Selain itu, mengembangkan variasi produk dan mengembangkan kemasan yang lebih praktik juga penting bagi pengembangan perusahaan. Apriani (2007), mengkaji tentang Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Berbahan Baku Biofarmaka pada Home Industry Lisna Agung, Kabupaten Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor internal dan eksternal perusahaan serta menganalisis altenatif strategi dan menentukan prioritas strategi pengembangan usaha yang tepat. Metode perumusan dan pemilihan strategi

37 20 dilakukan berdasarkan analisis lingkungan eksternal dan internal, matriks IE, matriks SWOT, dan QSPM. Berdasarkan analisis eksternal, peluang terbesar berasal dari pola hidup masyarakat back to nature, sedangkan ancaman utamanya adalah budaya masyarakat yang cenderung mengobati dibanding memelihara kesehatan. Berdasarkan analisis internal, kekuatan utama Lisna Agung (LA) adalah kualitas roduk minuman instan yang bermutu, berkhasiat, tanpa bahan pengawet dan praktis, sedangkan kelemahan utama perusahaan adalah pemasaran dan promosi yang cenderung pasif. Analisis matriks IE menunjukkan bahwa saat ini perusahaan berada pada posisi pertahankan dan pelihara (hold and maintain). Strategi yang diterapkan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Analisis SWOT menghasilkan tujuh alternatif strategi yang dapat dijalankan LA. Penentuan alternatif strategi terbaik dilakukan dengan metode QSPM. Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah memperluas jaringan distribusi dan pemasaran. Kaharuddin (2006), mengkaji tentang Strategi Pemasaran Jambu Biji Organik PT Sawangan Bumi Makmur, Parung, Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan, mengetahui penerapan bauran pemasaran perusahaan dan penilaian pelanggan terhadap bauran pemasaran yang telah dijalankan dan merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat. Perumusan strategi pemasaran dilakukan dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan. Setelah itu dilakukan juga penilaian pelanggan terhadap pelaksanaan bauran pemasaran. Berdasarkan hasil analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan, diperoleh nilai total skor IFE adalah 2,480 yang berarti perusahaan

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR Oleh : Surya Yuliawati A14103058 Dosen : Dr. Ir. Heny K.S. Daryanto, M.Ec PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT 1 OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : NUR HAYATI ZAENAL A14104112 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) Oleh : CITRA WIDYALESTARI A 14105522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA Oleh : NURSYAMSIYAH A14102046 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh : STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR Disusun Oleh : SYAIFUL HABIB A 14105713 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : Nandana Duta Widagdho A14104132 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) Oleh : DESTI FURI PURNAMA H 34066032 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI. Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A

ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI. Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A14104105 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT Oleh: NIA YAMESA A14105579 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR Oleh: Faisal Onassis Siregar A14105670 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A 14104631 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A 14105563 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KAPSUL HERBAL DR LIZA (Studi Kasus Hotel Salak The Heritage Bogor, Jawa Barat)

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KAPSUL HERBAL DR LIZA (Studi Kasus Hotel Salak The Heritage Bogor, Jawa Barat) ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KAPSUL HERBAL DR LIZA (Studi Kasus Hotel Salak The Heritage Bogor, Jawa Barat) Oleh : Zahakir Haris A14104638 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT Oleh : SUHENDRI A 14105610 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN BANDENG ISI Pada BANISI di Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN BANDENG ISI Pada BANISI di Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN BANDENG ISI Pada BANISI di Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat Oleh: MOCHAMAD EVAN SETYA MAULANA A14104128 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS. Oleh TUTUT RETNO LESTARI A

ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS. Oleh TUTUT RETNO LESTARI A ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS Oleh TUTUT RETNO LESTARI A 14102716 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN PETANI PADI TERHADAP BENIH PADI VARIETAS UNGGUL DI KABUPATEN KEDIRI, JAWA TIMUR. Oleh : David Fahmi A

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN PETANI PADI TERHADAP BENIH PADI VARIETAS UNGGUL DI KABUPATEN KEDIRI, JAWA TIMUR. Oleh : David Fahmi A ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN PETANI PADI TERHADAP BENIH PADI VARIETAS UNGGUL DI KABUPATEN KEDIRI, JAWA TIMUR Oleh : David Fahmi A14104023 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

RINGKASAN. masyarakat dalam berkesehatan. Instansi ini berfungsi sebagai lembaga

RINGKASAN. masyarakat dalam berkesehatan. Instansi ini berfungsi sebagai lembaga RINGKASAN EJEN MUHAMADJEN. Analisis Kelayakan Usaha Rumah Jamu di Taman Sringanis, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh Ir. Netty Tinaprilla,MM Taman Sringanis merupakan wujud kepedulian terhadap

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENDEKATAN ARSITEKTUR STRATEGIK (Studi Kasus BANISI, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat)

PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENDEKATAN ARSITEKTUR STRATEGIK (Studi Kasus BANISI, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat) PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENDEKATAN ARSITEKTUR STRATEGIK (Studi Kasus BANISI, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat) BAIQUNI ARDHI A14104067 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki kepentingan yang besar terhadap sektor pertanian. Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia yang dilihat dari

Lebih terperinci

USAHA SUSU KEDELAI. Oleh : A

USAHA SUSU KEDELAI. Oleh : A ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SUSU KEDELAI BUBUK INSTAN (Studi Kasus: PD Mas Adam Berdasi, Kec. Rumpin, Bogor) Oleh : AGUS SATRIYO BUDI A14104072 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN Oleh UUM SUMIATI H34066126 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA Oleh AIDI RAHMAN H 24066055 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIS PT. ANGGREK PERSADA INDAH DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS ANGGREK DENDROBIUM. Oleh. MASTA HERAWATI br SINULINGGA

ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIS PT. ANGGREK PERSADA INDAH DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS ANGGREK DENDROBIUM. Oleh. MASTA HERAWATI br SINULINGGA ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIS PT. ANGGREK PERSADA INDAH DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS ANGGREK DENDROBIUM Oleh MASTA HERAWATI br SINULINGGA A07400002 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK KENAIKAN HARGA MINYAK GORENG TERHADAP USAHA PENGGORENGAN KERUPUK DI KOTA BEKASI. Oleh : ANGGUN WAHYUNINGSIH A

ANALISIS DAMPAK KENAIKAN HARGA MINYAK GORENG TERHADAP USAHA PENGGORENGAN KERUPUK DI KOTA BEKASI. Oleh : ANGGUN WAHYUNINGSIH A ANALISIS DAMPAK KENAIKAN HARGA MINYAK GORENG TERHADAP USAHA PENGGORENGAN KERUPUK DI KOTA BEKASI Oleh : ANGGUN WAHYUNINGSIH A14103125 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN MIE INSTANT GAGA MIE 100 PADA PT JAKARANA TAMA FOOD INDUSTRY KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : DIAN HERYANTO A

STRATEGI PEMASARAN MIE INSTANT GAGA MIE 100 PADA PT JAKARANA TAMA FOOD INDUSTRY KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : DIAN HERYANTO A STRATEGI PEMASARAN MIE INSTANT GAGA MIE 100 PADA PT JAKARANA TAMA FOOD INDUSTRY KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Oleh : DIAN HERYANTO A14105662 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat luas dan juga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Komoditas pertanian merupakan bagian dari sektor pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING DAN STRATEGI PEMASARAN SUSU KAMBING CV LAKTA TRIDIA CIWIDEY, JAWA BARAT

ANALISIS DAYA SAING DAN STRATEGI PEMASARAN SUSU KAMBING CV LAKTA TRIDIA CIWIDEY, JAWA BARAT ANALISIS DAYA SAING DAN STRATEGI PEMASARAN SUSU KAMBING CV LAKTA TRIDIA CIWIDEY, JAWA BARAT Oleh : RAYI ANGGORORATRI A14104097 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR Oleh : NOVA RESKI SEPTINA K A14104117 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING KOMODITI TANAMAN HIAS DAN ALIRAN PERDAGANGAN ANGGREK INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

ANALISIS DAYA SAING KOMODITI TANAMAN HIAS DAN ALIRAN PERDAGANGAN ANGGREK INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL ANALISIS DAYA SAING KOMODITI TANAMAN HIAS DAN ALIRAN PERDAGANGAN ANGGREK INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL Oleh : MAYA ANDINI KARTIKASARI NRP. A14105684 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR. Oleh : Arief Widiatmoko A

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR. Oleh : Arief Widiatmoko A ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR Oleh : Arief Widiatmoko A14102135 DEPARTEMEN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN ARIEF

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA SERBUK MINUMAN INSTAN BERBASIS TANAMAN OBAT (Studi Kasus:Koleksi Taman Obat Dan Spa Kebugaran SYIFA, Bogor)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA SERBUK MINUMAN INSTAN BERBASIS TANAMAN OBAT (Studi Kasus:Koleksi Taman Obat Dan Spa Kebugaran SYIFA, Bogor) ANALISIS KELAYAKAN USAHA SERBUK MINUMAN INSTAN BERBASIS TANAMAN OBAT (Studi Kasus:Koleksi Taman Obat Dan Spa Kebugaran SYIFA, Bogor) Oleh: NADIA LARASATI UTAMI A14104085 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berada di daerah tropis merupakan negara yang kaya

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berada di daerah tropis merupakan negara yang kaya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang berada di daerah tropis merupakan negara yang kaya akan jenis tanaman termasuk tanaman obat. Tanaman obat yang telah diketahui memiliki khasiat adalah

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A.14105704 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SARI

Lebih terperinci

Oleh : THOMSON BERUTU A

Oleh : THOMSON BERUTU A ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI GIANT (PT. HERO SUPERMARKET, Tbk.) DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN RITEL DI KOTA BOGOR (Studi Kasus di Giant PT. Hero Supermarket, Tbk. Botani Square) Oleh : THOMSON BERUTU A 14105616

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan komoditas pertanian serta sebagian besar penduduknya adalah petani. Sektor pertanian sangat tepat untuk dijadikan sebagai

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA OBAT TRADISIONAL TAMAN SRINGANIS, BOGOR. Oleh : LUTHER MASANG A

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA OBAT TRADISIONAL TAMAN SRINGANIS, BOGOR. Oleh : LUTHER MASANG A STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA OBAT TRADISIONAL TAMAN SRINGANIS, BOGOR Oleh : LUTHER MASANG A 14101678 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RIWAYAT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA Oleh EKO SUGENG HARAFI H24103082 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPO PEMASARAN IKAN (DPI) AIR TAWAR SINDANGWANGI Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Oleh : WIDYA ANJUNG PERTIWI A

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPO PEMASARAN IKAN (DPI) AIR TAWAR SINDANGWANGI Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Oleh : WIDYA ANJUNG PERTIWI A ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPO PEMASARAN IKAN (DPI) AIR TAWAR SINDANGWANGI Kabupaten Majalengka, Jawa Barat Oleh : WIDYA ANJUNG PERTIWI A14104038 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI MOHAMAD IKHSAN H34054305 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI NOPE GROMIKORA H34076111 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN NOPE

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

KESENJANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR PRODUK PERTANIAN ANTARA KAWASAN BARAT DENGAN KAWASAN TIMUR INDONESIA. Disusun Oleh: Ainun Mardiah A

KESENJANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR PRODUK PERTANIAN ANTARA KAWASAN BARAT DENGAN KAWASAN TIMUR INDONESIA. Disusun Oleh: Ainun Mardiah A KESENJANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR PRODUK PERTANIAN ANTARA KAWASAN BARAT DENGAN KAWASAN TIMUR INDONESIA Disusun Oleh: Ainun Mardiah A14303053 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan perekonomian nasional. Peranannya sebagai menyumbang pembentukan PDB penyediaan sumber devisa

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe di Bogor) SKRIPSI BESTARI DEWI NOVIATNI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia dalam perannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas fungsi-fungsi pelayanannya kepada seluruh lapisan masyarakat diwujudkan dalam bentuk kebijakan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PT BENAR FLORA UTAMA MELALUI PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

ANALISIS KINERJA PT BENAR FLORA UTAMA MELALUI PENDEKATAN BALANCED SCORECARD 1 ANALISIS KINERJA PT BENAR FLORA UTAMA MELALUI PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Oleh : ARIANI DIAN PRATIWI A14104061 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI BAN MOBIL PADA PT. INTIRUB

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI BAN MOBIL PADA PT. INTIRUB ANALISIS STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI BAN MOBIL PADA PT. INTIRUB SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor Oleh : Suciati

Lebih terperinci

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANDY AKHDIAR A14104101 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan setiap kesempatan dan peluang pada beberapa pasar sasaran.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan setiap kesempatan dan peluang pada beberapa pasar sasaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seperti diketahui keadaan dunia usaha bersifat dinamis, yang diwarnai dengan adanya perubahan dari waktu ke waktu dan adanya keterkaitan antara satu dengan lainnya.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, Depok. Pemilihan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA Irma Wardani,Mohamad Hanif Khoirudin Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi UNIBA

Lebih terperinci

: NUSRAT NADHWATUNNAJA A

: NUSRAT NADHWATUNNAJA A ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PAPRIKA HIDROPONIK DI DESA PASIR LANGU, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG Oleh : NUSRAT NADHWATUNNAJA A14105586 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Kasus Kemitraan Peternak Plasma Rudi Jaya PS Sawangan, Depok) Oleh : MAROJIE FIRWIYANTO A 14105683 PROGRAM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to nature)

I. PENDAHULUAN. Kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to nature) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to nature) membawa perubahan pada pola konsumsi obat dari yang berbahan kimiawi, ke obat-obatan yang terbuat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIJAKAN PAJAK EKSPOR TERHADAP PERDAGANGAN MINYAK KELAPA SAWIT KASAR (Crude Palm Oil) INDONESIA. Oleh : RAMIAJI KUSUMAWARDHANA A

PENGARUH KEBIJAKAN PAJAK EKSPOR TERHADAP PERDAGANGAN MINYAK KELAPA SAWIT KASAR (Crude Palm Oil) INDONESIA. Oleh : RAMIAJI KUSUMAWARDHANA A PENGARUH KEBIJAKAN PAJAK EKSPOR TERHADAP PERDAGANGAN MINYAK KELAPA SAWIT KASAR (Crude Palm Oil) INDONESIA Oleh : RAMIAJI KUSUMAWARDHANA A 14104073 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA

ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA Oleh: ERNI DWI LESTARI H14103056 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A14104024 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : MIYA ISTIGHFARONA RAHMA NPM :

SKRIPSI. Oleh : MIYA ISTIGHFARONA RAHMA NPM : STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN KERUPUK UDANG ( Studi Kasus Di Perusahaan Kerupuk Udang MORO SENENG Candi Sidoarjo ) SKRIPSI Oleh : MIYA ISTIGHFARONA RAHMA NPM : 0824010010 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BUKU-BUKU ISLAM PADA CV. GEMA INSANI PRESS. Oleh DEDI SULAIMAN RAMBE H

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BUKU-BUKU ISLAM PADA CV. GEMA INSANI PRESS. Oleh DEDI SULAIMAN RAMBE H ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BUKU-BUKU ISLAM PADA CV. GEMA INSANI PRESS Oleh DEDI SULAIMAN RAMBE H24103005 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK Dedi

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI USAHA SAYURAN ORGANIK DI PT ANUGERAH BUMI PERSADA RR ORGANIC FARM, KABUPATEN CIANJUR. Oleh: SANTI ROSITA A

ANALISIS STRATEGI USAHA SAYURAN ORGANIK DI PT ANUGERAH BUMI PERSADA RR ORGANIC FARM, KABUPATEN CIANJUR. Oleh: SANTI ROSITA A ANALISIS STRATEGI USAHA SAYURAN ORGANIK DI PT ANUGERAH BUMI PERSADA RR ORGANIC FARM, KABUPATEN CIANJUR Oleh: SANTI ROSITA A14304026 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah 30 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Milkfood Barokah Milkfood Barokah merupakan usaha mikro yang memiliki kegiatan usaha memproduksi minuman susu olahan. Milkfood Barokah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rahat Cafe 1 yang berlokasi di Jalan Malabar 1 No.1 (samping Pangrango Plaza) kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP KONSUMEN DAN KINERJA ATRIBUT TEH HIJAU SIAP MINUM MEREK NU GREEN TEA ORIGINAL DI KOTA JAKARTA. Dhita Aditya Ayuningtyas H

ANALISIS SIKAP KONSUMEN DAN KINERJA ATRIBUT TEH HIJAU SIAP MINUM MEREK NU GREEN TEA ORIGINAL DI KOTA JAKARTA. Dhita Aditya Ayuningtyas H ANALISIS SIKAP KONSUMEN DAN KINERJA ATRIBUT TEH HIJAU SIAP MINUM MEREK NU GREEN TEA ORIGINAL DI KOTA JAKARTA Dhita Aditya Ayuningtyas H34066034 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG SKRIPSI IMAM WAHYUDI H34066064 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN KONSUMEN KOPI BUBUK INSTAN (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: NURRAYYAN ARMADA A

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN KONSUMEN KOPI BUBUK INSTAN (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: NURRAYYAN ARMADA A FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN KONSUMEN KOPI BUBUK INSTAN (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: NURRAYYAN ARMADA A14105695 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA HARY RACHMAT RIYADI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA. Oleh: JUMINI A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA. Oleh: JUMINI A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA Oleh: A 14105565 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN.

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN ROYCO (Kasus di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) Oleh : GUN GUN GUNAWIJAYA A

ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN ROYCO (Kasus di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) Oleh : GUN GUN GUNAWIJAYA A ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN ROYCO (Kasus di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) Oleh : GUN GUN GUNAWIJAYA A14101012 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RAMBUTAN INDONESIA. Oleh : OTIK IRWAN MARGONO A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RAMBUTAN INDONESIA. Oleh : OTIK IRWAN MARGONO A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RAMBUTAN INDONESIA Oleh : OTIK IRWAN MARGONO A07400606 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan CV Mokolay Mitra Utama sendiri merupakan salah satu unit usaha yang bergerak di bidang perkebunan manggis dan durian di Desa Samongari Kabupaten,

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA (Studi Kasus pada PT. Pacific Eastern Coconut Utama di Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran) Oleh : Aan Mahaerani 1, Dini Rochdiani

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR SKRIPSI ITA FUSFITAWATI H34053987 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CINCAU DRINK (Kasus pada CV. Citra Pangan Mandiri, Bogor) OLEH : CAHYADI ZULKHADI KHIROM A

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CINCAU DRINK (Kasus pada CV. Citra Pangan Mandiri, Bogor) OLEH : CAHYADI ZULKHADI KHIROM A ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CINCAU DRINK (Kasus pada CV. Citra Pangan Mandiri, Bogor) OLEH : CAHYADI ZULKHADI KHIROM A14105521 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia, dan menduduki urutan kedua setelah Brazil.

Lebih terperinci

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN DAN SENSITIVITAS HARGA BEBERAPA MEREK KECAP MANIS DI KOTA DEPOK (Kasus Kecap Merek Bango, ABC, dan Nasional)

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN DAN SENSITIVITAS HARGA BEBERAPA MEREK KECAP MANIS DI KOTA DEPOK (Kasus Kecap Merek Bango, ABC, dan Nasional) ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN DAN SENSITIVITAS HARGA BEBERAPA MEREK KECAP MANIS DI KOTA DEPOK (Kasus Kecap Merek Bango, ABC, dan Nasional) Oleh : BERTHA ELIZABET A14104131 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Tahap pemasukan data ( The Input Stage ) Tahap pertama setelah identifikasi faktor internal dan eksternal yang dirumuskan menjadi kekuatan, kelemahan, peluang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis merupakan suatu mega sektor karena mencakup banyak sektor, baik secara vertikal (sektor pertanian, perdagangan, industri, jasa, keuangan, dan sebagainya), maupun

Lebih terperinci