BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 7 BAB II LANDASAN TEORI Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan perawatan pesawat terbang, di bandara Soekarno hatta. Bab ini dijelaskan tentang semua teori yang berhubungan dengan tugas akhir dan menjadi landasan teori. Teori tersebut antar lain tentang landing gear system, main landing gear, wheels design, baja paduan, non destructive test, dan ultrasonic testing. 2.1 LANDING GEAR SYSTEM Landing gear system atau sistem pendaratan pada pesawat adalah bagian utama yang mempertemukan pesawat dengan daratan. Landing gear system sendiri terdiri dari beberapa komponen yaitu: Strut shock absorber Extraction/retraction system Brakes Wheel Tyre Landing gear ini memiliki 3 fungsi utama yaitu; penyerap energi pada waktu pesawat mendarat, pengereman, dan sebagai taxi control RANCANGAN DAN DESAIN UMUM Rancangan sistem pengereman ini sangatlah menentukan distribusi beban pada struktur pesawat, stabilitas di atas permukaan tanah dan kontrol. Landing gear

2 8

3 9

4 10 Brake dapat digerakkan secara manual maupun secara otomatis dan dilengkapi dengan anti skid system yang digunakan untuk memaksimalkan proses pengereman. Pada setiap main landing gear terpasang dua buah roda (main wheel) atau lebih. Main wheel sendiri terdiri dari dua bagian, yaitu inner dan outer halves yang dihubungkan dengan baut pengikat (tie bolts). Setiap roda main landing gear terpasang pada trailing beam yang berputar pada main landing gear strut. Sedangkan shock absorber yang terhubung satu sama lain di ujungnya, menyerap energi dari ground loads dan menyalurkannya dengan membagi beban tersebut pada struktur main landing gear. Beban tersebut disebar ke struktur sayap oleh journal bearing yang terpasang secara koaksial dalam sayap, chordwise direction, dan dengan bracing actuator yang melekat pada main landing gear strut. Setiap main landing gear memiliki dua pintu, outboard, dan inboard. Pintu outboard melekat secara permanen pada strut. Berbeda dengan pintu inboard yang dapat beroperasi karena adanya sambungan mekanik pada strut. Pintu tersebut tersimpan dalam posisi terbangun oleh dua uplock cylinder. Uplock ini akan aktif dengan sendirinya ketika posisi landing gear berada di bawah yang disebabkan oleh tekanan hidrolik atau dengan tekanan nitrogen ketika dalam keadaan darurat. Main landing gear akan terlepas dengan posisi menggantung selama di udara dengan tekanan hidrolik yang ada dalam aktuator dan dengan pintu inboard mechanical uplock jika tekanan turun. Actuator main landing gear juga berfungsi sebagai penguat perangkat pendaratan. Downlock akan terlepas ketika kedudukan landing gear terletak pada posisi UP oleh tekanan hidrolik.

5 11

6 12 carbon (C), manganese (Mn), phosphorous (P), sulfur (S), silicon (Si), dan sebagian kecil oksigen (O), nitrogen (N) dan aluminium (Al). Gambar 2.8 Fe-Fe 3 C Diagram phase Selain itu, ada elemen lain yang ditambahkan untuk membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja diantaranya: Nikel (Ni) Chromium (Cr) Molybdenum (Mo) Boron (B) Titanium (Ti) Vanadium (V) Niobium (Nb)

7 13 Dengan menggabungkan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa diperoleh. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Baja karbon ini dikenal sebagai baja hitam karena berwarna hitam, banyak digunakan untuk peralatan pertanian misalnya sabit dan cangkul. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility). Meskipun baja sebelumnya telah diproduksi oleh pandai besi selama ribuan tahun, penggunaannya menjadi semakin bertambah ketika metode produksi yang lebih efisien ditemukan pada abad ke-17. Dengan penemuan proses Bessemer di pertengahan abad ke-19, baja menjadi material produksi massal yang membuat harga produksinya menjadi lebih murah. Saat ini, baja merupakan salah satu material paling umum di dunia, dengan produksi lebih dari 1,3 miliar ton tiap tahunnya. Baja merupakan komponen utama pada bangunan, infrastruktur, kapal, mobil, mesin, perkakas, dan senjata. Baja modern secara umum diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya oleh beberapa lembaga - lembaga standar. Besi dapat ditemukan pada bagian kerak bumi hanya dalam bentuk bijih, biasanya dalam bentuk besi oksida seperti magnetit dan hematit. besi diekstraksi dari bijih besi dengan menghilangkan atom oksigen dan kemudian menggabungkannya kembali dengan atom lain seperti karbon. Proses ini disebut smelting. Ada sejumlah kecil besi yang sudah melalui proses ini pada masa lampau dengan cara memanaskan bijih yang ditanam pada bara api dan kemudian menggabungkan kedua logam dengan menempanya palu. Kandungan karbon yang terkandung juga dapat dikontrol. Temperatur tinggi pada proses smelting dapat dicapai dengan metode kuno yang sudah dipakai sejak zaman tembaga. Karena tingkat oksidasi besi meningkat sangat cepat diatas suhu 800 C (1,470 F), maka harus diperhatikan bahwa proses smelting harus dilaksanakan pada lingkungan dengan tingkat oksigen rendah. Proses peleburan akan menghasilkan paduan yang dinamakan baja. Kelebihan karbon dan pengotor lainnya dapat dihilangkan dengan beberapa proses bertahap. Beberapa material juga ditambahkan ke campuran besi / karbon untuk mendapatkan baja dengan karakteristik yang diinginkan. Nikel dan manganese ditambahkan untuk

8 14 menambah kekuatan, chromium ditambahkan untuk meningkatkan kekerasan dan titik didih, serta penambahan vanadium juga menambah kekerasan serta mengurangi dampak kelelahan logam. Untuk mencegah korosi, ditambahkan chromium paling sedikit 11% sehingga membentuk oksida yang keras pada permukaan baja; baja ini dikenal dengan stainless steel (baja anti karat). Tungsten berperan dalam campuran pada saat pembentukan cementit, martensit akan terbentuk secara sempurna pada tingkat proses quench yang relatif lebih lambat. Di sisi lain, sulfur, nitrogen, dan phosphorous membuat baja menjadi getas, sehingga elemen ini harus dipisahkan ketika pemrosesan. Densitas baja bervariasi tergantung dari unsur pembentuknya, namun umumnya berada di antara 7,750 and 8,050 kg/m 3 (484 and 503 lb/cu ft), atau 7.75 and 8.05 g/cm 3 (4.48 and 4.65 oz/cu in). Meski dalam rentang konsentrasi campuran yang rendah besi dan karbon membentuk baja, namun dapat terbentuk berbagai macam struktur metalurgi yang berbeda dengan sifat yang sangat berbeda pula. Memahami sifat-sifat ini sangat penting dalam produksi baja. Pada suhu ruangan, bentuk besi yang paling stabil adalah struktur bodycentered cubic (BCC) yang disebut ferrite atau besi-α. Besi ini merupakan logam lunak yang hanya dapat melarutkan karbon dalam konsentrasi kecil, tidak lebih dari % pada 723 C (1,333 F), dan hanya 0.005% pada 0 C (32 F). Pada 910 C besi murni berubah menjadi struktur face-centered cubic (FCC), yang disebut austenite atau besi-γ. Struktur FCC austenite dapat melarutkan karbon lebih banyak, sampai 2.1% (karbonnya 38 kali dari ferrite) pada 1,148 C (2,098 F), yang disebut besi tuang (cast iron) Baja paduan AISI 4340 Baja seri AISI 4340 adalah baja paduan yang unsur paduan dari Nickel (Ni), mencapai 1,65 2 %, carbon (C) %, manganese (Mn) %, silicon (Si) %, chromium (Cr) sekitar 0,7 0,9 %, molybdenum (Mo) sekitar 0,2 0,3 % dan sisanya adalah iron (Fe). AISI 4340 ini dapat dilakukan heat treatment, baja paduan rendah yang mengandung nikel, chromium, dan molybdenum. Hal ini dikenal dengan ketangguhan dan kemampuan untuk menopang kekuatan

9 15 yang baik tanpa mengurangi ketahanan terhadap fatigue strength nya. Baja paduan seri 4340 ini banyak digunakan untuk menopang struktur, seperti power transmission gears and shaft, aircraft landing gear, dan bagian struktur lain. Untuk data fisiknya adalah sebagai berikut : Density : 0.28 (lb / cu. in.) Spesific gravity : 7.8 Spesific Heat : (Btu / lb / ºF) Melting point : 2600 (º F) Thermal conductivity : 21 Mean coeff thermal expansion : 6.6 Modulus elasticity tension : Non Destructive Testing Non destrtructive testing (NDT) adalah aktivitas tes atau inspeksi terhadap suatu benda untuk mengetahui adanya cacat, retak, atau discontinuity lain tanpa merusak benda yang dites atau inspeksi. Pada dasarnya, tes ini dilakukan untuk menjamin bahwa material yang digunakan masih aman dan belum melewati damage tolerance. Material pesawat diusahakan semaksimal mungkin tidak mengalami kegagalan (failure) selama masa penggunaannya. NDT dilakukan paling tidak sebanyak dua kali. Pertama, selama dan diakhir proses fabrikasi, untuk menentukan suatu komponen dapat diterima setelah melalui tahap-tahap fabrikasi. NDT ini dijadikan sebagai bagian dari kendali mutu komponen. Kedua, NDT dilakukan setelah komponen digunakan dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya adalah menemukan kegagalan parsial sebelum mencapai bahkan melampaui damage tolerance-nya. Metode NDT yang umum digunakan pada bisnis perawatan pesawat terbang, yaitu; ultrasonic inspection, magnetic particle inspection, penetrant inspection, radiography inspection, eddy current inspection, thermography / infrared inspection, dan visual / boroscope inspection. Pada kesempatan ini, penulis hanya akan menjelaskan tentang ultrasonic inspection.

10 Ultrasonic Inspection Prinsip yang digunakan adalah prinsip gelombang suara. Gelombang suara yang dirambatkan pada spesimen uji dan sinyal yang ditransmisi atau dipantulkan diamati dan interpretasikan. Gelombang ultrasonik yang digunakan memiliki frekuensi MHz. Gelombang suara akan terpengaruh jika ada void, retak, atau delaminasi pada material. Gelombang ultrasonik ini dibangkitkan oleh tranducer dari bahan piezoelectric yang dapat merubah energi listrik menjadi energi getaran mekanik kemudian menjadi energi listrik kembali. Gambar 2.6 Ultrasonic Inspection Tidak semua cacat pada suatu komponen dapat diamati secara langsung, karena lokasinya di bawah permukaan. Ultrasonic Testing adalah salah satu teknik NDT untuk mengidentifikasi cacat yang berada di bawah permukaan yang didasarkan pada teori perambatan gelombang ultrasonik. Gelombang ultrasonik adalah gelombang yang memiliki frekuensi di atas 20 khz. Ultrasonic testing merupakan salah satu teknik inspeksi yang serba guna yang dapat digunakan untuk pengujian logam dan non logam seperti las-an, tempaan (forging), coran (casting), plat, pipa, komposit, plastik, dan keramik.

11 Prinsip Dasar Ultrasonic Dalam Ultrasonic Testing digunakan Ultrasonic Vibration. Vibrasi melewati suatu material yang padat sebagai perpindahan atau pergeseran partikel. Struktur material terdiri dari partikel-pertikel kecil yang banyak atau terdiri dari kelompok-kelompok atom. Partikel-partikel ini mempunyai posisi normal (istirahat) dan dapat dipindahkan dari posisinya oleh suatu gaya. Bilamana gaya dihilangkan, partikel akan cenderung kembali ke posisi semula (normal). Perambatan vibrasi ultrasonik melalui suatu material berhubungan dengan sifatsifat elastis material. Jika suatu material diketuk atau dipukul, permukaan bergerak ke dalam dan menyebabkan perpindahan. Ketika material bersifat elastis, permukaan akan cenderung kembali ke posisi semula. Permukaan juga akan bergerak ke suatu jarak maksimum dan dalam arah berlawanan. Urut-urutan lengkap perpindahan didefinisikan sebagai suatu siklus. Suara akan bergerak dalam metal dan juga dalam udara. Suara adalah vibrasi dan memiliki suatu rentangan frekuensi. Vibrasi di atas kemampuan pendengaran manusia disebut vibrasi ultrasonik. Suara didefinisikan sebagai suatu vibrasi meneruskan energi oleh suatu seri pergeseran material yang kecil. Sinyal dikirim melalui pulser, transduser menghasilkan energi ultrasonik frekuensi tinggi. Ketika ada diskontinyuiti (seperti crack), sebagian energi akan terpantul kembali oleh permukaan cacat. Energi itu diubah menjadi sinyal listrik oleh transduser dan ditampilkan pada layar. Dari sinyal dapat diketahui lokasi cacat dan ukurannya. Dengan kata lain Ultrasonic Testing adalah proses pengaplikasian suara ultrasonik terhadap benda uji dalam menentukan kemulusan, ketebalan atau sifatsifat fisik.

12 Dasar Fisika Ultrasonik Mekanisme Gelombang Ultrasonik merupakan gelombang mekanis dimana partikel-partikel (atom atau molekul) bergetar atau beroskilasi disekitar posisi kesetimbangannya. Gelombang ultrasonik dapat merambat dalam medium elastis seperti padat, cair, atau gas, tetapi tidak dalam ruang hampa. Ketika partikel-partikel suatu bahan elastis berpindah dari posisi kesetimbangan karena adanya gaya luar, tegangan dalam akan bekerja untuk mengembalikan partikel tersebut ke posisi asalnya. Karena adanya gaya antar atom antara partikel-partikel yang berdekatan, perpindahan satu partikel akan menyebabkan perpindahan partikel didekatnya, demikian seterusnya sehingga terjadi perambatan gelombang. Amplitudo, model getaran, dan kecepatan dari gelombang berbeda-beda untuk padat, cair, dan gas dikarenakan perbedaan jarak antara partikel-partikelnya yang menyebabkan gaya tarik antara partikel dan sifat elastis bahan akan berbeda Model Perambatan Gelombang Vibrasi ultrasonik bergerak dalam banyak model antara lain: Longitudinal (compression) Gelombang longitudinal (compression) mempunyai vibrasi partikel dalam suatu gerakan bolak-balik dan searah dengan perambatan gelombang. Semua material terbuat dari atom-atom yang tersusun pada garis lurus membentuk Lattice Structure, bilamana menabrak sisi Lattice, reaksi rantai dari gerakan partikel menghasilkan gelombang longitudinal. Gelombang ini dapat bergerak melewati benda cair dan padat. Transversal (shear) Gelombang transversal (shear) mempunyai vibrasi partikel tegak lurus terhadap arah gerakan gelombang. Gelombang transversal tidak akan bergerak melewati cairan atau gas. Pada sebagian material, kecepatan

13 19

14 20 Plate (Lamb) Gelombang lamb memiliki kemampuan merambat melalui plat tipis dalam variasi model gelombang tergantung kepada ketebalan pelat, frekuensi transduser, dan sudut datang. Gelombang lamb dibangkitkan dengan menggunakan gelombang lal yang menghasilkan baik gelombang simetris atau tidak simetris seperti pada Gambar 4.3. Gambar 2.9 Model perambatan gelombang plate Gelombang ini paling banyak digunakan pada plat, maka disebut gelombang plat. Namun dapat juga digunakan pada kawat dan tabung. Perambatan dari gelombang ini tergantung pada kerapatan dan elastisitas bahan, dan dipengaruhi oleh frekuensi dan ketebalan bahan Frekuensi Frekuensi menyatakan banyaknya gelombang yang terjadi dalam satu detik. Satuan dari frekuensi adalah Hertz (Hz) dan Megahertz (MHz). 1 Hertz adalah 1 siklus per detik atau satu gelombang sempurna dalam satu detik. 1 Megahertz adalah Hz. Suara dengan frekuensi Hz atau lebih disebut suara ultra (ultrasound) karena rentang frekuensi tersebut di luar jangkauan pendengaran manusia. Sama halnya dengan cahaya ultra violet yang berbentuk frekuensi tinggi (di luar kemampuan penglihatan manusia). Frekuensi ini sangat menentukan resolusi citra dan kedalaman intensitas. Kecepatan gelombang akan bergantung pada media yang dilaluinya. Jadi kecepatan adalah tetap untuk bahan yang sama, sedangkan frekuensi adalah bergantung pada transducer yang dipergunakan, dimana tiap transducer mempunyai frekuensi yang tertentu.

15 21 Kepekaan atau kemampuan untuk mendeteksi cacat yang sangat kecil semakin besar dengan semakin besarnya frekuensi yang dipergunakan, akan tetapi atenuasi akan semakin besar pula. Oleh karena itu, dalam pemeriksaan ultrasonik hal-hal tersebut harus dipertimbangkan, terutama dalam pemeriksaan bahan-bahan yang mempunyai homogenitas yang rendah atau ukuran butir yang relatif besar Cepat Rambat Gelombang Adalah kecepatan gelombang suara ketika berjalan menembus medium. Kecepatannya dipengaruhi oleh sifat dan kerapatan medium yang dilaluinya dan dinyatakan dalam meter per detik (m/detik). Pada medium yang sama cepat rambat gelombang akan sama walaupun frekuensinya berbeda. Nilai ini mudah diidentifikasi pada rentang variable akustik karena ada nilai maksimum. Dengan kecepatan ini, nilai maksimum bergerak melewati medium sehingga disebut juga cepat rambat gelombang. Jadi cepat rambat gelombang tergantung pada medium tetapi tidak bergantung pada frekuensi. Hubungan antara kecepatan (V) dengan frekuensi (f) dan panjang gelombang () diberikan oleh persamaan berikut: Yang termasuk satuan cepat rambat gelombang adalah meter per detik (m/s) dan millimeter per microsecond (mm/µs). 1 milimeter per microsecond sama dengan 1000 m/s. Jadi jika panjang gelombangnya pendek maka frekuensinya akan meningkat. Cepat rambat gelombang dapat merambat pada medium dengan densitas dan kekenyalan (stiffnes). Densitas atau kerapatan adalah medium yang mempunyai konsentrasi (massa per volume), sedangkan kekenyalan adalah kebalikan darinya. Cepat rambat gelombang meningkat jika kekenyalan juga meningkat atau jika densitas menurun. Sebagai ilustrasi, cepat rambat kuningan lebih rendah dari pada aluminium walaupun rata-rata densitasnya hampir sama. Secara umum, cepat rambat gelombang pada gas rendah, cepat rambat gelombang melewati cairan tinggi, dan cepat rambat gelombang pada jaringan

16 22 solid lebih tinggi. Maka cepat rambat gelombang tidak ditentukan oleh densitas tetapi dari peningkatan kekenyalan. Sebab kekenyalan medium berbeda dengan densitas. Cepat rambat gelombang menjadi penting sebab digunakan sebagai alat menampilkan pencitraan Impedansi Akustik Impedansi akustik digunakan untuk menghitung jumlah energi yang dipantulkan maupun yang diteruskan (ditransmisikan) pada batas permukaan (interface) dari dua media. Jika dua media mempunyai impedansi akustik yang hampir sama, maka tidak akan terjadi pantulan, hampir semua energi dua gelombang akan ditransmisikan. Sebaliknya, jika impedansi akustik dari dua media tersebut jauh berbeda, maka hampir semua energi gelombang akan dipantulkan. Impedansi akustik (Z) suatu media berbanding lurus dengan berat jenis () dan kecepatan gelombang (V) melewati media tersebut. Untuk sudut datang 0 o (tegak lurus permukaan), persentase energi yang dipantulkan (R) dan yang ditransmisikan (T) dapat dihitung dari persamaan berikut: [ ] [ ]

17 23 Tabel 2.1 Tabel nilai dari impedansi, velocity, density Pelemahan (Atenuasi) Terdapat tiga faktor yang menyebabkan terjadinya atenuasi energi ultrasonik, yaitu penyerapan (absorption), scattering, dan difraksi (diffraction). a) Penyerapan (absorption): sebagian energi ultrasonik diubah menjadi panas ketika melewati suatu media. b) Scattering: ketidak-homogenan bahan seperti adanya inklusi, porositas, grafit dalam besi tuang, perbedaan jenis kristal atau fasa akan menyebabkan terjadinya scattering. c) Difraksi (Diffraction): pembelokan gelombang pada ujung reflektor (interface), dipengaruhi oleh kekasaran, ukuran, dan bentuk interface.

18 Mode of Conversion Ketika gelombang ultrasonik datang pada suatu interface dengan sudut datang 0 o (tegak lurus permukaan), maka gelombang tersebut akan dipantulkan atau diteruskan tanpa terjadi perubahan arah. Akan tetapi jika sudut datang gelombang bukanlah 0 o, maka akan terjadi perubahan bentuk gelombang (mode of conversion) di mana akan dihasilkan gelombang pantul dan gelombang bias yang dapat berupa gelombang longitudinal, transversal maupun permukaan. Pembiasan yang ditunjukkan pada gambar 2.10 terjadi karena kecepatan yang berbeda dari gelombang akustik di dalam dua bahan. Kecepatan gelombang suara masing-masing material ditentukan oleh properti bahan (modulus elastisitas dan densitas). Gambar 2.10 Pembiasan gelombang suara Hukum Snellius menjelaskan hubungan antara sudut dan kecepatan dari gelombang. Hukum Snellius menyamakan perbandingan kecepatan V 1 dan V 2 dengan perbandingan sudut datang (θ 1 ) dan sudut pantul (θ 3 ) dapat dilihat pada Gambar Hubungan antara sudut dan gelombang datang, pantul, dan bias dapat dirumuskan berdasarkan hukum Snellius, yaitu:

19 25

20 26

21 27

22 28 kristal di dalam material. Barisan dari molekul ini akan menyebabkan bahan untuk mengubah bentuk. Fenomena ini dikenal sebagai electrostriction. Selain itu, permanent-polarized seperti bahan kuarsa (SiO 2 ) atau barium titanate (BaTiO 3 ) akan menghasilkan medan listrik saat perubahan bentuk bahan sebagai akibat dari kekuatan mekanis yang dikenakan. Fenomena ini dikenal sebagai efek piezoelectric yang ditunjukkan pada Gambar Gambar 2.15 Piezoelectric Effect Penyebaran sinar transducer Sepanjang (round) transduser sering disebut sebagai sumber piston transduser karena medan suara menyerupai silinder pengumpul di depan transduser. Namun, energi di sinar tidak tetap dalam silinder, namun menyebar keluar melalui materi. Fenomena ini biasanya disebut sebagai penyebaran sinar (beam spread) namun kadang-kadang juga disebut sebagai perbedaan/penyebaran berkas (divergence beam) atau difraksi ultrasonic. Beam spread adalah ukuran dari keseluruhan sudut dari sisi ke sisi dari cuping utama sound beam pada medan jauh. Beam divergence adalah ukuran dari sudut dari satu sisi sound beam ke pusat poros dari sinar di pada medan jauh. Oleh karena itu, beam spread dua kali divergence beam, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.16.

23 29 Gambar 2.16 Beam Spread dan Beam Divergence Beam spread sangat ditentukan oleh diameter dan frekuensi dari transduser. Beam spread lebih besar bila menggunakan transduser frekuensi rendah dibandingkan dengan menggunakan frekuensi tinggi. Semakin besar diameter transduser, beam spread akan berkurang. Sesuai dengan persamaan berikut: Beam Spread Angle: ( ) di mana: = Panjang gelombang (m) D = Diameter transduser (m) Φ = Beam Spread Angle (Degree) Proses Pemeriksaan Terdapat beberapa metode untuk membangkitkan gelombang ultrasonik, tetapi yang paling banyak dipakai dalam bidang NDT adalah metode yang berdasarkan pada prinsip PIEZOELECTRIC EFFECT, yaitu jika suatu jenis kristal dibebani (tarik atau tekan), maka akan dihasilkan muatan listrik pada permukaan kristal tersebut akan terjadi deformasi/vibration, merenggang atau menyempit bergantung pada jenis muatan yang diberikan. Piezoelectric effect dapat dihasilkan oleh kristalkristal berikut: quartz, barium titanat, turmalin, lithium sulfat, plumbum metaniobat, dan plumbum zirkonat titanat. Terdapat beberapa jenis transducer (piezoelectric) yang biasa digunakan dalam pemeriksaan ultrasonik yaitu,

24 30

25 31

26 32

27 33 Pada prinsipnya terdapat 3 macam metode pemeriksaan dengan ultrasonik, yaitu: A. Metode Transmisi (transmission method) B. Metode Pulsa-Gema (pulse-echo method) C. Metode Resonansi (resonance method) A. Metode Transmisi Metode transmisi didasarkan pada pengukuran perubahan intensitas gelombang bunyi yang ditransmisikan melewati benda uji. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan dua buah transducer, satu transducer berfungsi sebagai pemancar (transmitter) dan satu transducer sebagai penerima (receiver) pengurangan intensitas gelombang setelah melewati benda uji dikarenakan sebagain gelombang dibelokkan, dipantulkan, dan sebagaian lagi diteruskan yang kemudian diterima oleh receiver. Dan mempunyai kelebihan untuk memeriksa benda uji dengan jarak yang jauh dengan area yang sempit. Kekurangan dari metode ini adalah: Kepekaan rendah, Letak dan bentuk cacat tidak dapat diketahui, hanya mengetahui ada tidaknya cacat di dalam benda uji, Transmitter dan receiver harus saling berhadapan, Permukaan benda uji di mana transmitter dan receiver ditempatkan harus sejajar/paralel. B. Metode Pulsa-Gema (pulse-echo method) Pada metode pulsa-gema, pulsa gelombang ultrasonik dipancarkan oleh transducer ke dalam benda uji yang diperiksa. Jika pulsa tersebut mengenai cacat atau permukaan lain, maka pulsa gelombang akan dipantulkan kembali ke transducer yang selanjutnya di monitor/dianalisa besarnya energi pulsa dan waktu tempuh pulsa yang diterima. Pulsa gelombang (pulsa mekanis) yang kembali ke transducer diubah menjadi pulsa listrik yang ditunjukkan sebagai titik tetapi karena kecepatannya sangat tinggi maka pada layar akan terlihat sebagai garis. Untuk menunjukkan pulsa gelombang yang dipantulkan oleh cacat atau

28 34 permukaan yang lain, pulsa listrik dibelokkan ke arah vertikal dan dibelokkan kembali ke bawah, ke garis dasar layar. Titik yang dibelokkan tersebut dinamakan ECHO. Ketika pulsa listrik dikirimkan ke kristal untuk membangkitkan pulsa gelombang, terdapat pulsa listrik yang dipantulkan kembali, sehingga di layar akan terlihat adanya transmitter echo. Jadi, jika terjadi suatu pemeriksaan benda uji terdapat cacat, maka di layar akan terdapat 3 macam echo yaitu; Transmitter echo : akibat pemancaran pulsa listrik Defect echo : dari cacat Back echo : dari dinding atau sisi belakang Kelebihan dari pulsa-gema adalah: Untuk pemeriksaan hanya diperlukan satu permulaan, Lokasi, bentuk, dan ukuran cacat dapat ditentukan, Selain kelebihan di atas, metode ini mempunyai kekurangan yaitu kemampuan resolusi yang kecil, hanya dapat memeriksa benda uji dengan ketebalan lebih besar dari 5 m, kecuali dengan T-R (transmitter receiver) transducer yang mampu memeriksa benda uji dengan tebal 1 mm. C. Metode Resonansi Resonansi adalah berkaitan dengan sifat fisik yang dimiliki oleh benda uji karena dimensinya. Sifat tersebut menyebabkan benda uji bergetar pada frekuensi-diri ketika di dekati suatu benda yang bergetar pada frekuensi tersebut. Pada metode ultrasonik, resonansi terjadi ketika panjang lintasan gelombang merupakan kelipatan setengah panjang gelombang.

29 35 Jadi resonansi akan terjadi jika: atau di mana: d = panjang lintasan gelombang n = bilangan bulat = panjang gelombang V = cepat rambat gelombang bunyi f = frekuensi (m) (m) (m/s) (Hz) Resonansi dipengaruhi oleh bahan, bentuk, dan dimensi benda uji. Metode ini biasanya hanya digunakan untuk pengukuran ketebalan benda uji Couplant Steel, air, dan minyak akan meneruskan ultrasonik sangat baik sekali, tetapi kehadiran udara akan menimbulkan masalah. Udara adalah media penerus ultrasonik yang jelek karena kerapatan partikel yang cukup rendah yang akan menyulitkan meneruskan energi suara dari partikel ke partikel. Kerapatan partikel material membantu dalam menentukan cepat rambat suara. Karena alasan itu diantara transduser dan benda uji diberi couplant. Tujuan utama dari couplant adalah untuk memberikan lintasan suara yang tepat diantara transduser dan permukaan benda uji. Couplant biasanya cair atau kental. Macam-macam couplant antara lain: 1. Air 2. Minyak 3. Gemuk

30 36 4. Gliserin 5. Air selulosa (air + tepung kanji) Kalibrasi Setiap instrumen ukur harus dianggap tidak cukup baik sampai terbukti melalui kalibrasi dan atau pengujian bahwa instrumen ukur tersebut memang baik. Kalibrasi dilakukan setiap kali sebelum dilakukan pemeriksaan. Tujuan kalibrasi adalah untuk: Menetukan karakteristik operasi peralatan dan transducer, Memberikan kondisi pengujian yang dapat diulangi kembali, Membandingkan tinggi dan lokasi echo dari cacat di dalam benda uji dengan echo cacat buatan di dalam tes blok (reference standard), Menentukan exit point dari transduser. Sesuai dengan penggunaannya, terdapat beberapa macam tes blok: Blok kalibrasi IIW (K 1 atau V 1 ) Blok DIN (K 2 atau V 2 ) Blok IOW Blok acuan ASME Blok area-amplitude Blok distance-amplitude

31 37

32 38 C-Scan C-Scan adalah tampilan tampak atas sama dengan gambar Sinar-X atau Sinar γ (gamma). C-Scan memperlihatkan bentuk dan lokasi diskontinuitas, tetapi tidak memperlihatkan kedalamannya. Pada umumnya ultrasonic scanning yang sangat tinggi menggunakan tampilan C-Scan. Kelebihan C-Scan adalah kecepatan dan kemampuan untuk menghasilkan permanent record, namun ada kekurangannya yaitu hanya memperlihatkan panjang dan lebar, tetapi tidak kedalamannya.

DASAR TEORI ULTRASONIC TEST

DASAR TEORI ULTRASONIC TEST DASAR TEORI ULTRASONIC TEST (materi kuliah UTR ) Tegas Sutondo Tujuan Memberikan dasar teori teknik inspeksi menggunakan peralatan UT Problem Testing menggunakan UT Karakteristik gelombang suara Pembangkitan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN

BAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN BAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN BAB IV ANALISA 4.1 Analisis Simulasi Salah satu teknik untuk memodelkan perambatan ultrasonik dalam medium

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. tersebut diaplikasikan untuk pendeteksian cacat dalam pada material baja. Dengan

BAB IV ANALISA. tersebut diaplikasikan untuk pendeteksian cacat dalam pada material baja. Dengan BAB IV ANALISA 4.1 Analisis Simulasi Salah satu teknik untuk memodelkan perambatan ultrasonik dalam medium adalah dengan pulse echo single probe. Pulse echo single probe adalah salah satu probe ultrasonik

Lebih terperinci

penetrant dan developer. Umumnya warna yang digunakan adalah putih untuk developer dan merah untuk penetrant.

penetrant dan developer. Umumnya warna yang digunakan adalah putih untuk developer dan merah untuk penetrant. penetrant dan developer. Umumnya warna yang digunakan adalah putih untuk developer dan merah untuk penetrant. Metode yang lain adalah menggunakan penetrant bercahaya/fluoresens. Langkah-langkah inspeksinya

Lebih terperinci

Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing.

Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing. Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing Fransisca Debora Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sriwijaya Email : fransisca.debora91@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa dengan metode uji ultrasonik terhadap material didasarkan pada pengukuran dengan beberapa parameter propagasinya, dimana propagasi atau perambatan gelombang ultrasonik erat

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI UJI ULTRASONIK (Ultrasonic Test)

LAPORAN RESMI UJI ULTRASONIK (Ultrasonic Test) LAPORAN RESMI UJI ULTRASONIK (Ultrasonic Test) Oleh : Ahmad Rizeki Erika Rizky Ratih Kusumaningtyas Rahardi Wardhana Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya PPNS 2012/2013 BAB 1 Tujuan Untuk mendeteksi adanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai suatu kasus yang akan menjadi alasan dilakukan penelitian ini, yang akan diuraikan pada Latar Belakang. Atas dasar masalah yang telah dikemukakan

Lebih terperinci

BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL

BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL Kekerasan Sifat kekerasan sulit untuk didefinisikan kecuali dalam hubungan dengan uji tertentu yang digunakan untuk menentukan harganya. Harap diperhatikan bahwa

Lebih terperinci

Ultrasonic Testing. Prinsip Ultrasonic. Prinsip Pemeriksaan Ultrasonic. Pembangkit ultrasonic 08/01/2012

Ultrasonic Testing. Prinsip Ultrasonic. Prinsip Pemeriksaan Ultrasonic. Pembangkit ultrasonic 08/01/2012 LANJUTAN MATERI KE III Ultrasonic Testing Prinsip Ultrasonic Gelombang suara frekuensi tinggi dimasukkan ke dalam material dipantulkan kembali dari permukaan atau cacat. Energi suara yang dipantulkan ditampilkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak dari konsumsi bahan bakar minyak yang menjadi topik utama di berbagai media massa. Salah satu dampaknya

Lebih terperinci

BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK. Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau

BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK. Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK 3.1 Gelombang Ultrasonik Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau gelombang bunyi dengan persamaan

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA

RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA Getaran A. Pengertian getaran Getraran adalah : gerak bolak-balik benda secara teratur melalui titik keseimbangan.salah

Lebih terperinci

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM BAB VI L O G A M Baja banyak di gunakan dalam pembuatan struktur atau rangka bangunan dalam bentuk baja profil, baja tulangan beton biasa, anyaman kawat, atau pada akhir-akhir ini di pakai juga dalam bentuk

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007) BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Proses pengelasan semakin berkembang seiring pertumbuhan industri, khususnya di bidang konstruksi. Banyak metode pengelasan yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri pembuatan peralatan dengan material benda padat baik secara otomatis menggunakan mesin maupun yang masih menggunakan tenaga manusia, tidak bisa

Lebih terperinci

Pemeriksaan secara visual dengan mata, kadang kadang memakai kaca pembesar. 2.

Pemeriksaan secara visual dengan mata, kadang kadang memakai kaca pembesar. 2. III. PENGUJIAN TANPA MERUSAK (N D T) 1. Pengertian NDT NDT adalah singkatan non destruktif test, yang artinya adalah pengujian tak merusak. Maksud dari pengujian ini adalah bahwa bendanya tidak akan dirusak,

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran dan Gelombang Getaran/Osilasi Gerak Harmonik Sederhana Gelombang Gelombang : Gangguan yang merambat Jika seutas tali yang diregangkan

Lebih terperinci

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik 1 METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik Tool Steel (Baja Perkakas) 2 W Pengerasan dengan air (Water hardening) Pengerjaan Dingin (Cold Work) O Pengerasan dengan oli (Oil hardening) A Pengerasan dengan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #11

Pembahasan Materi #11 1 TIN107 Material Teknik Pembahasan 2 Tool Steel Sidat dan Jenis Stainless Steel Cast Iron Jenis, Sifat, dan Keterbatasan Non-Ferrous Alloys Logam Tahan Panas 1 Tool Steel (Baja Perkakas) 3 W Pengerasan

Lebih terperinci

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia Analisis Pengaruh Ketebalan Nonconductive Coating Terhadap Pendeteksian Panjang Dan KedalamanRetak PadaFilletJoint Bracket KapalAluminium Menggunakan Pengujian Ultrasonik Akbar Rianiri Bakri 1, Wing Hendroprasetyo

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) G-121

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) G-121 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-121 Analisis Pengaruh Ketebalan Nonconductive Coating Terhadap Pendeteksian Panjang Dan KedalamanRetak PadaFilletJoint Bracket

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. GELOMBANG ULTRASONIK SEBAGAI BAGIAN DARI SUARA Suara merupakan bagian dari energi, suara berjalan melalui vibrasi dari kehadiran atom dan molekul, merambat dengan kecepatan

Lebih terperinci

Jenis dan Sifat Gelombang

Jenis dan Sifat Gelombang Jenis dan Sifat Gelombang Gelombang Transversal, Gelombang Longitudinal, Gelombang Permukaan Gelombang Transversal Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah pergerakan partikel pada medium (arah

Lebih terperinci

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

SKRIPSI / TUGAS AKHIR SKRIPSI / TUGAS AKHIR PENGARUH BENTUK KAMPUH LAS TIG TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL BAJA ST 37 CAHYANA SUHENDA (20408217) JURUSAN TEKNIK MESIN LATAR BELAKANG Pada era industrialisasi dewasa ini teknik

Lebih terperinci

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari FISIKA 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari MATERI Satuan besaran Fisika Gerak dalam satu dimensi Gerak dalam dua dan tiga dimensi Gelombang berdasarkan medium (gelombang mekanik dan elektromagnetik) Gelombang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Pengelasan logam tak sejenis antara baja tahan karat dan baja karbon banyak diterapkan di bidang teknik, diantaranya kereta api, otomotif, kapal dan industri lain.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gelombang Ultrasonik Pemakaian gelombang ultrasonik telah digunakan sejak abad ke 19 dimana pertama kali digunakan untuk mendeteksi kapal selam. Sumber ultrasonik dihasilkan oleh

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK

BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK Sepertinya bunyi dalam padatan hanya berperan kecil dibandingkan bunyi dalam zat alir, terutama, di udara. Kesan ini mungkin timbul karena kita tidak dapat

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

Kategori unsur paduan baja. Tabel periodik unsur PENGARUH UNSUR PADUAN PADA BAJA PADUAN DAN SUPER ALLOY

Kategori unsur paduan baja. Tabel periodik unsur PENGARUH UNSUR PADUAN PADA BAJA PADUAN DAN SUPER ALLOY PENGARUH UNSUR PADUAN PADA BAJA PADUAN DAN SUPER ALLOY Dr.-Ing. Bambang Suharno Dr. Ir. Sri Harjanto PENGARUH UNSUR PADUAN PADA BAJA PADUAN DAN SUPER ALLOY 1. DASAR BAJA 2. UNSUR PADUAN 3. STRENGTHENING

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

Sidang Tugas Akhir (TM091486) Sidang Tugas Akhir (TM091486) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Soeharto, DEA Oleh : Budi Darmawan NRP 2105 100 160 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la Pengelasan upset, hampir sama dengan pengelasan nyala, hanya saja permukaan kontak disatukan dengan tekanan yang lebih tinggi sehingga diantara kedua permukaan kontak tersebut tidak terdapat celah. Dalam

Lebih terperinci

GELOMBANG YUSRON SUGIARTO

GELOMBANG YUSRON SUGIARTO GELOMBANG YUSRON SUGIARTO OUTLINE Gelombang Klasiikasi Gelombang Siat gelombang Gelombang Suara Eek Doppler GELOMBANG KLASIFIKASI GELOMBANG Gelombang menurut arah perambatannya: Gelombang Longitudinal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Baja Baja merupakan bahan dasar vital untuk industri. Semua segmen kehidupan, mulai dari peralatan dapur, transportasi, generator, sampai kerangka gedung dan jembatan menggunakan

Lebih terperinci

11. Logam-logam Ferous Diagram fasa besi dan carbon :

11. Logam-logam Ferous Diagram fasa besi dan carbon : 11. Logam-logam Ferous Diagram fasa besi dan carbon : Material Teknik Suatu diagram yang menunjukkan fasa dari besi, besi dan paduan carbon berdasarkan hubungannya antara komposisi dan temperatur. Titik

Lebih terperinci

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( ) 1. Jelaskan tahapan kerja dari las titik (spot welding). Serta jelaskan mengapa pelelehan terjadi pada bagian tengah kedua pelat yang disambung Tahapan kerja dari las titik (spot welding) ialah : Dua lembaran

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. suatu beton. Standar atau prosedur dalam menggunakan metode pengujian ini

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. suatu beton. Standar atau prosedur dalam menggunakan metode pengujian ini PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Tinjauan khusus Ultrasonic pulse velocity adalah metode yang digunakan untuk mengukur kecepatan hantaran dari gelombang (pulse velocity) ultrasonik yang melewati suatu beton. Standar

Lebih terperinci

KUAT TARIK BAJA 2/4/2015. Assalamualaikum Wr. Wb.

KUAT TARIK BAJA 2/4/2015. Assalamualaikum Wr. Wb. Assalamualaikum Wr. Wb. KUAT TARIK BAJA Anggota Kelompok 8 : 1. Roby Al Roliyas (20130110067) 2. Nurwidi Rukmana (20130110071) 3. M. Faishal Abdulah (20130110083) 4. Chandra Wardana 5. Kukuh Ari Lazuardi

Lebih terperinci

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K) Gelombang Bunyi Bunyi termasuk gelombang mekanik, karena dalam perambatannya bunyi memerlukan medium perantara. Ada tiga syarat agar terjadi bunyi yaitu ada sumber bunyi, medium, dan pendengar. Bunyi dihasilkan

Lebih terperinci

sepanjang lintasan: i) A-B adalah 1/4 getaran ii) A-B-C-B-A adalah 4/4 atau 1 getaran iii) A-B-C-B-A-B adalah 5/4 atau 1,25 getaran

sepanjang lintasan: i) A-B adalah 1/4 getaran ii) A-B-C-B-A adalah 4/4 atau 1 getaran iii) A-B-C-B-A-B adalah 5/4 atau 1,25 getaran contoh soal dan pembahasan jawaban getaran dan gelombang, materi fisika SMP Kelas 8 (VIII), tercakup amplitudo, frekuensi, periode dari getaran dan gelombang, panjang gelombang, cepat rambat suatu gelombang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA Bab IV. Hasil dan Analisa 59 BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian 4.1.1.Hasil Pengujian Dengan Metoda Penetrant Retakan 1 Retakan 2 Gambar 4.1. Hasil Pemeriksaan dengan Metoda Penetrant pada Pengunci

Lebih terperinci

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang 1. Grafik antara tekanan gas y yang massanya tertentu pada volume tetap sebagai fungsi dari suhu mutlak x adalah... a. d. b. e. c. Menurut Hukum Gay Lussac menyatakan

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2011 Fisika

UN SMA IPA 2011 Fisika UN SMA IPA 2011 Fisika Kode Soal Doc. Name: UNSMAIPA2011FIS999 Doc. Version : 2012-12 halaman 1 1. Sebuah benda bergerak dengan lintasan seperti grafik berikut : Perpindahan yang dialami benda sebesar.

Lebih terperinci

Kategori Sifat Material

Kategori Sifat Material 1 TIN107 Material Teknik Kategori Sifat Material 2 Fisik Mekanik Teknologi Kimia 6623 - Taufiqur Rachman 1 Sifat Fisik 3 Kemampuan suatu bahan/material ditinjau dari sifat-sifat fisikanya. Sifat yang dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian dunia yang berkenaan dengan gelombang ultrasonik bukan hal yang baru melainkan sudah berlangsung cukup lama sehingga pemahaman ilmuwan mengenai sifat dan interaksinya

Lebih terperinci

SIFAT FISIK DAN MINERAL BAJA

SIFAT FISIK DAN MINERAL BAJA SIFAT FISIK DAN MINERAL BAJA Oleh kelompok 7 AYU ANDRIA SOLIHAT (20130110066) SEPTIYA WIDIYASTUTY (20130110077) BELLA LUTFIANI A.Z. (20130110080) M.R.ERNADI RAMADHANI (20130110100) Pengertian Baja Baja

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan. BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Data Pengujian. 4.1.1. Pengujian Kekerasan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metoda Rockwell C, pengujian kekerasan pada material liner dilakukan dengan cara penekanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN ALAT

BAB III METODE PEMBUATAN ALAT BAB III METODE PEMBUATAN ALAT 3.1 Diagram Alir / Flowchart Dalam proses pembuatan suatu alat atau produk memerlukan peralatan dan pemesinan yang dapat dipergunakan dengan tepat dan ekonomis serta pengetahuan

Lebih terperinci

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Sifat gelombang elektromagnetik Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Pantulan (Refleksi) Pemantulan gelombang terjadi ketika gelombang

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa 2 Metode yang sering digunakan untuk menentukan koefisien serap bunyi pada bahan akustik adalah metode ruang gaung dan metode tabung impedansi. Metode tabung impedansi ini masih dibedakan menjadi beberapa

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN Penelitian yang di gunakan oleh penulis dengan metode deskritif kuantitatif. Yang dimaksud dengan deskritif kuantitatif adalah jenis penelitian terhadap masalah masalah berupa

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. *

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. * RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA Riswanda 1*, Lenny Iryani 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 *E-mail

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 ANALISA STRUKTUR MIKRO BAJA SETELAH HARDENING DAN TEMPERING Struktur mikro yang dihasilkan setelah proses hardening akan menentukan sifat-sifat mekanis baja perkakas, terutama kekerasan

Lebih terperinci

Baja adalah sebuah paduan dari besi karbon dan unsur lainnya dimana kadar karbonnya jarang melebihi 2%(menurut euronom)

Baja adalah sebuah paduan dari besi karbon dan unsur lainnya dimana kadar karbonnya jarang melebihi 2%(menurut euronom) BAJA Baja adalah sebuah paduan dari besi karbon dan unsur lainnya dimana kadar karbonnya jarang melebihi 2%(menurut euronom) Baja merupakan paduan yang terdiri dari besi,karbon dan unsur lainnya. Baja

Lebih terperinci

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys)

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys) 14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys) Magnesium adalah logam ringan dan banyak digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan massa jenis yang ringan. Karakteristik : - Memiliki struktur HCP (Hexagonal

Lebih terperinci

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja Heat Treatment Pada Logam Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma Proses Perlakuan Panas Pada Baja Proses perlakuan panas adalah suatu proses mengubah sifat logam dengan cara mengubah struktur mikro

Lebih terperinci

Gambar 5.16 Amplitudo gelombang pada beton dengan lebar cacat 10 cm Gambar 5.17 Grafik lebar cacat vs rata-rata amplitudo Gambar 5.

Gambar 5.16 Amplitudo gelombang pada beton dengan lebar cacat 10 cm Gambar 5.17 Grafik lebar cacat vs rata-rata amplitudo Gambar 5. DAFTAR ISI SKRIPSI... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... xi INTISARI... xii ABSTRACT... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

GETARAN DAN GELOMBANG. Gelombang. dibedakan berdasarkan. Gel. mekanik. contoh contoh contoh. Gel. air Gel. pada tali Gel. bunyi Gel.

GETARAN DAN GELOMBANG. Gelombang. dibedakan berdasarkan. Gel. mekanik. contoh contoh contoh. Gel. air Gel. pada tali Gel. bunyi Gel. n Getaran dan Gelombang Bab XXI GETARAN DAN GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Kamu dapat mendeskripsikan konsep getaran dan gelombang serta parameter-parameternya. Peta Konsep Getaran terdiri atas - Frekuensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metalurgi merupakan ilmu yang mempelajari pengenai pemanfaatan dan pembuatan logam dari mulai bijih sampai dengan pemasaran. Begitu banyaknya proses dan alur yang harus

Lebih terperinci

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) 1. Nama Mata Kuliah : Bahan Teknik I 2. Kode/SKS : DTM 1105, 2 SKS, 32 jam 3. Prasyarat : - 4. Status Matakuliah : Pilihan / Wajib (coret yang

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Gelombang - - GELOMBANG - GELOMBANG ------------------------------- 1 Gelombang Gelombang Berjalan

Lebih terperinci

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik Definisi 2 Metal Alloys (logam paduan) adalah bahan campuran yang mempunyai sifat-sifat logam, terdiri dari dua atau lebih unsur-unsur, dan sebagai unsur utama

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA ALAT DAN MATERIAL PENELITIAN 1. Material Penelitian Tipe Baja : AISI 1045 Bentuk : Pelat Tabel 7. Komposisi Kimia Baja AISI 1045 Pelat AISI 1045 Unsur Nilai Kandungan Unsur

Lebih terperinci

Gelombang. Rudi Susanto

Gelombang. Rudi Susanto Gelombang Rudi Susanto Pengertian Gelombang Gelombang adalah suatu gejala terjadinya perambatan suatu gangguan (disturbane) melewati suatu medium dimana setelah gangguan ini lewat keadaan medium akan kembali

Lebih terperinci

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012 PTUNJUK UMUM SMA T AL-NAA SLAMC OARDNG SCHOOL UJAN AKHR SMSTR GANJL TAHUN AJARAN 2011/2012 LMAR SOAL Mata Pelajaran : isika Pengajar : Harlan, S.Pd Kelas : X Hari/Tanggal : Senin/26 Desember 2011 AlokasiWaktu

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik Teori gelombang elektromagnetik pertama kali dikemukakan oleh James Clerk Maxwell (83 879). Hipotesis yang dikemukakan oleh Maxwell, mengacu pada tiga aturan dasar listrik-magnet

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Pengertian Las Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Norman) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1%

Lebih terperinci

MATERIAL TEKNIK DIAGRAM FASE

MATERIAL TEKNIK DIAGRAM FASE MATERIAL TEKNIK DIAGRAM FASE Pengertian Diagram fasa Pengertian Diagram fasa Adalah diagram yang menampilkan hubungan antara temperatur dimana terjadi perubahan fasa selama proses pendinginan dan pemanasan

Lebih terperinci

Gelombang Transversal Dan Longitudinal

Gelombang Transversal Dan Longitudinal Gelombang Transversal Dan Longitudinal Pada gelombang yang merambat di atas permukaan air, air bergerak naik dan turun pada saat gelombang merambat, tetapi partikel air pada umumnya tidak bergerak maju

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proses Celup panas (Hot Dipping) Pelapisan hot dipping adalah pelapisan logam dengan cara mencelupkan pada sebuah material yang terlebih dahulu dilebur dari bentuk padat menjadi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. 10 dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sintesis paduan CoCrMo Pada proses preparasi telah dihasilkan empat sampel serbuk paduan CoCrMo dengan komposisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Logam Logam cor diklasifikasikan menurut kandungan karbon yang terkandung di dalamnya yaitu kelompok baja dan besi cor. Logam cor yang memiliki persentase karbon

Lebih terperinci

HEAT TREATMENT. Pembentukan struktur martensit terjadi melalui proses pendinginan cepat (quench) dari fasa austenit (struktur FCC Face Centered Cubic)

HEAT TREATMENT. Pembentukan struktur martensit terjadi melalui proses pendinginan cepat (quench) dari fasa austenit (struktur FCC Face Centered Cubic) HEAT TREATMENT Perlakuan panas (heat treatment) ialah suatu perlakuan pada material yang melibatkan pemanasan dan pendinginan dalam suatu siklus tertentu. Tujuan umum perlakuan panas ini ialah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut : PERLAKUAN PANAS Perlakuan panasadalah suatu metode yang digunakan untuk mengubah sifat logam dengan cara mengubah struktur mikro melalui proses pemanasan dan pengaturan kecepatan pendinginan dengan atau

Lebih terperinci

BAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH

BAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH BAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH Komponen : adalah logam murni atau senyawa yang menyusun suatu logam paduan. Contoh : Cu - Zn (perunggu), komponennya adalah Cu dan Zn Solid solution (larutan padat)

Lebih terperinci

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016 BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Data dan Analisa Metalografi Pengambilan gambar atau foto baik makro dan mikro pada Bucket Teeth Excavator dilakukan pada tiga dua titik pengujian, yaitu bagian depan spesimen

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. 39 Universitas Indonesia

BAB 5 PEMBAHASAN. 39 Universitas Indonesia BAB 5 PEMBAHASAN Dua metode penelitian yaitu simulasi dan eksperimen telah dilakukan sebagaimana telah diuraikan pada dua bab sebelumnya. Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisa dan hasil yang diperoleh

Lebih terperinci

KERANGKA KONSEP PENELITIAN PENGARUH NITROCARBURIZING TERHADAP LAJU KOROSI, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL DUPLEX STAINLESS STEEL

KERANGKA KONSEP PENELITIAN PENGARUH NITROCARBURIZING TERHADAP LAJU KOROSI, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL DUPLEX STAINLESS STEEL KERANGKA KONSEP PENELITIAN PENGARUH NITROCARBURIZING TERHADAP LAJU KOROSI, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL DUPLEX STAINLESS STEEL A. Kerangka Konsep Baja stainless merupakan baja paduan yang

Lebih terperinci

CEPAT RAMBAT BUNYI. Cepat rambat bunyi pada zat padat

CEPAT RAMBAT BUNYI. Cepat rambat bunyi pada zat padat CEPAT RAMBAT BUNYI Cepat rambat bunyi pada zat padat Pada zaman dahulu, orang mendekatkan telinganya ke atas rel untuk mengetahui kapan kereta datang. Hal tersebut membuktikan bahwa bunyi dapat merambat

Lebih terperinci

Melalui sedikit kelebihan gas dalam api dapat dicegah terjadinya suatu penyerapan arang (jika memang dikehendaki) dicapai sedikit penambahan

Melalui sedikit kelebihan gas dalam api dapat dicegah terjadinya suatu penyerapan arang (jika memang dikehendaki) dicapai sedikit penambahan Flame Hardening Flame hardening atau pengerasan dengan nyala api terbuka adalah pengerasan yang dilakukan dengan memanaskan benda kerja pada nyala api. Nyala api tersebut dapat menggunakan Elpiji + Udara

Lebih terperinci

02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM

02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM 02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM 2.1. Cacat Kristal Diperlukan berjuta-juta atom untuk membentuk satu kristal. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila terdapat cacat atau ketidakteraturan dalam tubuh kristal.

Lebih terperinci

Gelombang Bunyi 8 SMP

Gelombang Bunyi 8 SMP Gelombang Bunyi 8 SMP Fisikastudycenter.com, contoh soal dan pembahasan jawaban gelombang bunyi, materi fisika SMP Kelas 8 (VIII), tercakup sifat-sifat gelombang dari bunyi diantaranya frekuensi, periode,

Lebih terperinci

Audio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam.skor: 0-100(PAN)

Audio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam.skor: 0-100(PAN) Media Ajar Pertemuan ke Tujuan Ajar/Keluaran/Indikator Topik (pokok, sub pokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Gambar Audio/Video Soal-Tugas Web Metode Evaluasi dan Penilaian Metode Ajar (STAR)

Lebih terperinci

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM) Disusun oleh : MIRA RESTUTI 1106306 PENDIDIKAN FISIKA (RM) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 Kompetensi Dasar :

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 13 No. 1 Januari 2017; 10-14 STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L Ojo Kurdi Departement Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pergeseran cermin untuk menentukan faktor konversi, dan grafik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pergeseran cermin untuk menentukan faktor konversi, dan grafik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab yang keempat ini mengulas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan beserta analisa pembahasannya. Hasil penelitian ini nantinya akan dipaparkan olahan data berupa grafik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti pada saat ini, banyak orang beranggapan bahwa kesehatan merupakan sesuatu hal yang sangat mahal. Kesehatan seseorang bisa terganggu akibat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai elemen mesin yang berfungsi untuk meneruskan daya, poros menerima beban yang terkombinasi berupa beban puntir dan beban lentur yang berulangulang (fatik). Kegagalan

Lebih terperinci

UN SMA IPA Fisika 2015

UN SMA IPA Fisika 2015 UN SMA IPA Fisika 2015 Latihan Soal - Persiapan UN SMA Doc. Name: UNSMAIPA2015FIS999 Doc. Version : 2015-10 halaman 1 01. Gambar berikut adalah pengukuran waktu dari pemenang lomba balap motor dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Gelombang dan klasifikasinya. Gelombang adalah suatu gangguan menjalar dalam suatu medium ataupun tanpa medium. Dalam klasifikasinya gelombang terbagi menjadi yaitu :. Gelombang

Lebih terperinci

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar!

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar! Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat! Pilihlah jawaban yang benar!. Sebuah pelat logam diukur menggunakan mikrometer sekrup. Hasilnya ditampilkan pada gambar berikut. Tebal pelat logam... mm. 0,08 0.,0 C.,8

Lebih terperinci

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN PADUAN AL-SI (SERI 4032) TERHADAP HASIL PENGECORAN Ir. Drs Budiyanto Dosen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAK Proses produksi

Lebih terperinci

HASIL, KESIMPULAN DAN SARAN

HASIL, KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 HASIL, KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan dibagi menjadi tiga sub bab tersendiri yaitu : 1. Hasil Hasil yang didapatkan setelah melakukan analisa dan pembahasan terhadap hasil pengujian. Berikut hasil

Lebih terperinci