PENGARUHNYA METODE PENILAIAN PERSEDIAAN TERHADAP TINGKAT LABA PERUSAHAAN PADA PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA, TBK.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUHNYA METODE PENILAIAN PERSEDIAAN TERHADAP TINGKAT LABA PERUSAHAAN PADA PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA, TBK."

Transkripsi

1 JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 10 No. 2, Oktober 2010 : PENGARUHNYA METODE PENILAIAN PERSEDIAAN TERHADAP TINGKAT LABA PERUSAHAAN PADA PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA, TBK. Oleh David H. M. Hasibuan Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor ABSTRACT This research goal is to find out the registration of merchandise stock applied at PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk., how to prepare the merchandise stock and how about its influence towards profit degree of the company. The result of this research shows that the registration system of merchandise stock applied at PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk made use of perpetual registration and evaluation method by using LIFO method where the final merchandise was evaluated based on buying price determined previously. The influence of the evaluation method towards profit degree could make the profit decreases and then the tax obligation decreases as well. Keywords: the registration system of merchandise stock; PENDAHULUAN Pelaporan persediaan secara akurat penting bagi para pengambil keputusan baik dalam perusahaan maupun para pengambil keputusan diluar perusahaan. Bagi manajemen terutama sangat berkepentingan dengan persoalan seperti memutuskan kapan harus melakukan pemesanan persediaan dan berapa banyak persediaan yang dibeli setiap kali melakukan pemesanan. Hal ini bertujuan agar barang yang akan dibeli sesuai dengan kebutuhan produksi, sehingga tidak akan terjadi kelebihan persediaan dan untuk meminimalkan biaya persediaan. Persediaan baik pada perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur merupakan unsur yang sangat mempengaruhi laporan keuangan, yaitu pada laporan neraca dan laporan laba-rugi. Oleh karena itu, persediaan yang dimiliki selama satu periode harus dapat dipisahkan mana yang sudah dibebankan sebagai biaya (Harga Pokok Penjualan) yang akan dilaporkan dalam laporan laba-rugi dan mana yang masih belum terjual yang akan menjadi persediaan dalam laporan neraca. Atas dasar latar belakang tersebut, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Penerapan Metode Penilaian Persediaan Terhadap Tingkat Laba Perusahaan pada PT. Ramayana Lestari Sentosa. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian berdasarkan studi kasus yang ditelaah dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan, yang hanya berlaku pada kasus tertentu saja.

2 HASIBUAN, Pengaruh Metode Persediaan terhadap Tingkat Laba Perusahaan 104 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Sistem pencatatan Persediaan Pada PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Sistem pencatatan persediaan yang digunakan adalah sistem pencatatan perpetual. Setiap barang dagang yang dibeli dari supplier, langsung dicatatkan digudang dan ketika barang dagang akan dijual, dicatat kembali oleh PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Persediaan barang dagang akan dihitung kembali ketika toko akan tutup, untuk disesuaikan dengan jumlah penjualan agar tidak terjadi salah pencatatan. 2. Pencatatan sistem perpetual (buku) PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Semua pertambahan dan pengurangan barang dagang dicatat dengan cara yang sama yaitu dengan mencatat pertambahan dan pengurangan kas di buku maupun di komputer. Akun persediaan barang dagang pada awal periode akuntansi mengidentifikasikan jumlah stock pada tanggal tersebut. Pada waktu membeli barang, dibuat jurnal dengan mendebet akun persediaan barang dagangan dan mengkredit akun kas. Pada waktu barang dagangan dijual, dibuat jurnal yaitu mendebet akun harga pokok penjualan dan mengkredit akun persediaan sehingga akun persediaan akan menunjukan harga pokok dari persediaan yang ada digudang. Sistem perpertual mengikuti semua transaksi pada saat barang bertambah atau berkurang dan persediaan di catat dalam kartu stock sehingga jumlah yang dicatat merupakan jumlah yang ada di gudang. Sistem perpetual persediaan barang dagang ditentukan dengan membuat catatan yang berkelanjutan perihal kenaikan, penurunan, dan saldo persediaan barang dagangan. Setiap kali barang dagangan dibeli, rekening persediaan meningkat dan saat barang dagangan dijual, rekening persediaan menurun. Dengan sistem perpetual menuntut akuntan untuk menyelenggarakan pencatatan secara kontinyu terhadap kuantitas atau phisik persediaan. Dengan sistem ini, persediaan barang dituangkan dalam bentuk buku pembantu (susidiary ledger), baik dalam rupiah harga pokok maupun dalam kuantitas. 3. Pencatatan sistem periodik (fisik) PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Pencatatan persediaan barang dagangan dilakukan secara periodik sesuai dengan kebutuhan. Lazimnya perhitungan fisik dilakukan setahun sekali pada akhir periode akuntansi. Sistem periodik, di mana persediaan barang dagangan ditentukan dengan menghitung, menimbang, atau mengukur unsur-unsur persediaan yang ada di gudang. Sistem periodik menyesuaikan saldo persediaan hanya pada akhir periode akuntansi dan tidak mempengaruhi pembelian maupun penjualan persediaan selama periode berjalan. Sistem perpetual digunakan untuk mengecek akurasi saldo akhir dalam rekening/akun persediaan, sedangkan sistem periodik digunakan untuk menentukan saldo persediaan akhir. Keunggulan utama sistem periodik adalah efisiensi pencatatan yang dilakukan secara berkala. Keunggulan efisiensi pencatatan dari sistem periodik ini haruslah dipertimbangkan dengan keunggulan pengendalian dalam sistem perpetual. Tujuan pokok perhitungan phisik persediaan adalah untuk menetukan kuantitas persediaan pada akhir periode akuntansi, pada sistem perpetual tujuan pokok perhitungan phisik adalah untuk menguji akurasi pembukuannya. Dari perhitungan phisik persediaan akan dapat diketahui adanya perbedaan atau selisih antara kuantitas persediaan menurut catatan pembukuan dengan kuantitas persediaan yang sebenarnya. Perbedaan kuantitas persediaan demikian itu, bisa terjadi karena adanya barang-barang yang menguap, susut, hilang, atau terjadinya kesalahan dalam pencatatannya. Jika hasil perhitungan phisik menunjukkan adanya perbedaan dengan catatan pembukuan, maka dibuatkan penyesuaian atau koreksi pembukuan. Dengan sistem phisik, selama periode akuntansi berlangsung hanya diselenggarakan catatan pembukuan untuk transaksi yang berhubungan dengan aktivitas pengadaan atau pembelian seperti: pembelian, biaya angkut pembelian, retur dan potongan, rekening-

3 Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 10 No. 2, Oktober 2010 rekening pembelian dan biaya angkut pembelian didebit setiap kali terjadi pembelian. Sementara itu, rekening retur dan potongan pembelian dikredit setiap kali terjadi retur pembelian dan diperoleh potongan pembelian. Pada akhir akuntansi, saldo rekening pembelian, biaya angkut pembelian, retur dan potongan dipindah bukukan ke ikhtisar labarugi. Sedang persediaan hanya memuat informasi tentang saldo persediaan awal periode. Pada setiap akhir periode, akuntan akan melakukan penyesuaian terhadap rekening persediaan untuk mencatat adanya kenaikan atau penurunan dalam persediaan dan harga pokok barang yang dijual. 4. Metode Penilaian Persediaan Pada PT. Ramayan Lestari Sentosa, Tbk. Metode penilaian persediaan yang digunakan adalah metode LIFO dimana persediaan akhir dinilai berdasarkan ketentuan harga beli yang lebih awal didahulukan. Sedangkan untuk penghitungan fisik persediaan barang dagang di bazar atau di supermarket PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk, menggunakan metode FIFO, tetapi tidak menerapkan metode FIFO untuk pencatatannya. Untuk fashion metode yang digunakan adalah metode LIFO (last in, first method). Metode ini mengasumsikan bahwa barang dagangan yang dibeli atau diproduksi terakhir akan dijual atau digunakan terlebih dahulu. Masalah-masalah akuntansi persediaan akan relatif sederhana apabila perusahaan senantiasa dapat menjual barang dagangan atau produknya dalam kuantitas atau volume yang sama dengan kuantitas dan volume pembelian atau produksi. Masalah akuntansi akan makin kompleks, karena tidak semua barang yang dibeli atau diproduksi dalam suatu periode akuntansi dapat dijual dalam periode yang sama atau sebaliknya. Sebagai akibat, hampir selalu terjadi kenaikan atau penurunan volume atau kuantitas persediaan. Adanya kenaikan atau penurunan kuantitas persediaan ini menuntut harus dilakukannya alokasi harga pokok barang dijual dalam suatu periode akuntansi secara residual, yaitu dengan cara mengurangkan harga pokok persediaan pada akhir periode dari harga pokok barang yang tersedia dijual. Untuk dapat melakukannya, akuntan harus lebih dulu menentukan nilai persediaan akhir periode secara langsung dengan : (1) menentukan volume, kuantitas, atau phisik barang yang terdapat dalam persediaan (2) menentukan harga per unit barang dalam persediaan yang harus dipakai sebagai dasar penilaian. 5. Pengaruh metode penilaian persediaan terhadap tingkat laba perusahaan PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Pengaruh metode penilaian persediaan yang digunakan terhadap tingkat laba adalah dapat memperkecil laba yang secara tidak langsung akan mempengaruhi jumlah pajak penghasilan yang dibayarkan oleh perusahaan karena metode LIFO dapat berpengaruh terhadap pengalokasian biaya, khususnya yang berkaitan dengan penyimpanan persediaan seperti : a. Material cost yaitu biaya pembelian, seperti: biaya transportasi dan biaya bongkar muat. b. Order cost yaitu biaya pemesanan barang termasuk biaya pengawasan mutu, dan biaya administrasi lainnya. c. Carrying cost yaitu biaya penyimpanan seperti biaya gudang, biaya asuransi, barang rusak (spoilage) dan tidak laku dijual (absolescence), dan pencurian. d. Biaya modal yang terikat pada persediaan. e. Biaya akibat kehabisan persediaan. Untuk persediaan yang tidak laku dijual, manajemen akan memberi potongan harga barang atau menjual barang kepada para karyawan dengan harga murah, untuk memenuhi penjualan dengan target tertentu. Metode LIFO mempermudah manajer untuk memanipulasi apakah akan menaikkan atau menurunkan keuntungan. Sebaliknya, jika perusahaan sedang mengalami kelesuan, dan manajer ingin meningkatkan keuntungan, maka manajer dapat melakukan penundaan pembelian barang yang lebih mahal sampai periode berikutnya. Bila persediaan turun sampai ke tingkat awal periode sebelumnya, keadaan itu dinamakan dengan likuidasi LIFO. Untuk menghitung harga pokok penjualan, perusahaan harus mengambil lapisan biaya persediaan yang lama dengan metode LIFO. Dalam kondisi adanya kenaikan harga, tindakan ini akan membuat biaya persediaan 105

4 HASIBUAN, Pengaruh Metode Persediaan terhadap Tingkat Laba Perusahaan menjadi rendah. Akibatnya perusahaan akan melaporkan laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan bila likuidasi LIFO tidak terjadi. Masalah-masalah akuntansi persediaan akan relatif sederhana apabila perusahaan senantiasa dapat menjual barang dagangan atau potongan dalam kuantitas atau volume yang sama dengan kuantitas atau volume pembelian atau produksi. Adanya kenaikan atau penurunan kuantitas persediaan, menuntut harus dilakukannya alokasi harga pokok barang yang tersedia untuk dijual atau dikonsumsi ke dalam dua kelompok barang atau persediaan sebagai berikut: a. barang-barang yang dijual atau dikonsumsi dalam tahun berjalan b. barang-barang yang masih terdapat dalam persediaan akan dijual atau dikonsumsi dalam tahun berikutnya. 6. Menaksir Nilai Persediaan pada PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Untuk menaksir persediaan perusahaan menggunakan metode eceran karena metode persediaan eceran (retail method) dipakai guna memperoleh estimasi yang andal tentang posisi persediaan. Konsep yang mendasari adalah adanya hubungan yang dekat dan konstan antara harga pokok dengan harga jual. Oleh karena itu, hubungan antara harga pokok dan harga jual, yang biasanya dinyatakan dalam suatu persentase, harus ditetapkan terlebih dahulu. Untuk ini perusahaan perlu mempunyai catatan mengenai harga jual dari semua barang yang ada hubungan antara harga jual dan harga pokok. Metode laba kotor, metode ini memungkinkan penghitungan fisik atau menyelenggarakan catatan persediaan perpetual yang rinci bagi masing-masing dari ribuan jenis barang dagangan yang tercakup dalam persediaan eceran. Jika metode ini digunakan, catatan atas barang yang dibeli dihitung berdasarkan harga pokok dan harga bagi ribuan barang dagang yang biasanya tercakup di dalam persediaan eceran. Persentase harga pokok dihitung dengan membagi barang yang tersedia untuk dijual menurut harga pokok dengan barang yang tersedia untuk dijual menurut harga eceran. Kemudian persentase harga pokok ini dikalikan menurut harga eceran, dapat dihitung 106 dengan mengurangkan penjualan untuk periode bersangkutan dari total barang seperti Harga Pokok Persediaan awal Rp Pembelian Rp Persediaan yang tersedia dijual Rp Persediaan Akhir Rp Harga Pokok Penjualan Rp Walaupun metode eceran ini hanya merupakan teknik untuk memperkirakan harga pokok persediaan, tapi banyak perusahaan yang mempergunakan metode ini untuk menilai biaya persediaan akhir yang akan tercantum di neraca. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya menghitung persediaan yang dimilikinya sepanjang tahun, tapi penghitungan tersebut dilakukan berdasarkan harga eceran. Meskipun metode ini memungkinkan penaksiran nilai untuk persediaan, namun kesalahan bisa saja terjadi dalam pertanggungjawaban harga ganda dan dalam penerapan metode eceran. Karena itu, penghitungan fisik persediaan harus dilakukan paling tidak setahun sekali untuk laporan keuangan tahunan. Catatan persediaan eceran harus disesuaikan terhadap variasi yang ditunjukkan oleh hasil penghitungan fisik, sehingga mencerminkan status persediaan yang sebenarnya demi penaksiran dan pengendalian pada masa mendatang. Markup dan markdown eceran yang digunakan perusahaan dalam menghitung persediaan kerap kali berubah, hal ini disebabkan karena adanya perubahan tingkat harga, pergeseran permintaan konsumen, atau faktor-faktor lainnya. Persediaan yang dinilai dengan harga eceran akan bervariasi, jika perusahaan tergantung pada markdown bersih digunakan dalam penghitungan persentase harga pokok. Jika menerapkan metode eceran yang paling umum digunakan markup bersih ditambahkan ke barang yang tersedia untuk dijual yang dinilai dengan harga eceran sebelum menghitung persentase harga pokok, akan tetapi markdown bersih tidak dikurangkan untuk mencari persentase tersebut.

5 Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 10 No. 2, Oktober 2010 Pengurangan harga memang merupakan alat pengelolaan barang dagangan, Ramayana sendiri jarang melakukan markup. Apabila terjadi markup hal itu tergantung dari supplier, artinya jika ada penaikan harga barang maka perusahaan ikut menaikan harga barang. Yang sering dilakukan oleh perusahaan adalah seringnya menurunkan harga markdown karena selain penurunan harga, hal tersebut dilakukan untuk menarik konsumen dalam memenuhi target penjualan. 7. Retur dan Potongan Pembelian pada PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Bila barang dagang dikembalikan (retur pembelian) atau penyesuaian harga (potongan pembelian) diajukan, pembeli (debitur) biasanya mengirimkan surat atau memorandum debit untuk memberikan informasi kepada penjual mengenai jumlah yang diajukan oleh pembeli untuk didebit ke hutang usaha yang harus dibayar kepada penjual dengan menjelaskan sebab-sebab retur atau potongan. Pembeli bisa menggunakan salinan dari memorandum debit tersebut sebagai dasar untuk mencatat retur atau potongan, atau menunggu persetujuan dari penjualan (kreditor). Dalam hal ini pembeli akan mendebit utang usaha dan mengkredit persediaan barang dagang. Bila pembeli mengembalikan barang dagangan atau diberi potongan sebelum membayar faktur, maka jumlah memorandum debit dikurangkan dari nilai faktur. Dalam jumlah tersebut diskon pembelian diperhitungkan. Retur pembelian adalah sejumlah barang dagangan yang telah dibeli oleh perusahaan yang oleh karena sesuatu hal, bisa karena kerusakan atau tidak sesuai dengan mutu yang diminta, untuk dikembalikan. Barang yang dikembalikan ini akan dicatat dengan mengkredit rekening retur pembelian, sementara debitnya tergantung pada cara pembeliannya. Kalau pembeliannya tunai, maka debitnya adalah rekening kas, sedangkan kalau pembeliaannya secara kredit, ada yang dikembalikan karena tidak sesuai dengan pesanan senilai Rp , maka jurnalnya adalah sebagai berikut : Hutang Dagang Rp Retur Pembelian Rp (mencatat barang yang dikembalikakan PT. Ramayana kepada penjual). Biasanya potongan pembelian diberikan jika pembeli membayarnya lebih awal dari tanggal jatuh temponya. Pada pembelian secara kredit syarat pembelian akan tercantum dalam faktur, misalnya 3/10 n/60. artinya setelah transaksi dan diberikan potongan pembelian sebesar 3% jika dibayar 10 hari setelah transaksi dan pembayaran hutang paling lambat 60 hari. Apabila perusahaan memanfaatkkan diskon yang diberikan oleh pemasok, maka potongan pembelian ini akan dicatat dalam rekening potongan pembelian setelah kredi, dengan jurnal sebagai berikut : Hutang Dagang Rp. XXX Potongan Pembelian Rp.XXX Biaya angkut ini dilaporkan dalam laporan laba rugi pada bagian harga pokok penjualan sebagai penambah pembelian. Retur pembelian, potongan pembelian dan biaya angkut pembelian, ketiganya akan mempengaruhi pembelian, sehingga didapat pembelian bersih atau potongan pembelian yang diberikan pada jumlah yang masih terutang kepada pemasok. 8. Retur dan Potongan Penjualan pada PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Dalam rangka meningkatkan penjualan, biasanya perusahaan memberikan layanan lainnya seperti : pemberian potongan atau diskon maupun pelayanan pengembalian barang (retur). Retur penjualan ini terjadi karena adanya kesalahan perusahaan, seperti mengirim barang yang tidak sesuai dengan yang diinginkan, barangnya rusak, kualitas yang tidak sesuai dengan yang diinginkan dalam perjanjian. Barang tersebut dapat dikembalikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah pembelian. Retur penjualan berarti adanya pembatalan penjualan yang telah dilakukan perusahaan, dan akibatnya penjualan perusahaan akan berkurang, demikian pula dengan piutang dagang atas pembeli yang bersangkutan juga akan berkurang. Biasanya pengurangan penjualan tidak dilakukan secara langsung dengan mendebit rekening penjualan, tetapi disediakan rekening tersendiri untuk mencatat 107

6 HASIBUAN, Pengaruh Metode Persediaan terhadap Tingkat Laba Perusahaan terjadinya retur penjualan yakni rekening retur penjulalan. Perusahaan mengembalikan barang dagangannya yang telah dibeli kepada supplier senilai Rp , jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut: (mencatat pengembalian barang dagangan dari pembeli secara kredit) Retur Penjualan Rp Piutang Dagang Rp (mencatat pengembalian barang dagangan dari pembeli secara tunai) Retur Penjualan Rp Kas Rp Diskon penjualan, retur dan potongan penjualan memperkecil pendapatan penjualan. Hal itu juga menyebabkan tambahan ongkos angkut dan beban lainnya. Karena manajer Ramayana biasanya ingin mengetahui jumlah retur dan potongan penjualan untuk suatu periode, maka penjual mencatat retur dan potongan penjualan pada akun terpisah. Retur dan potongan penjualan merupakan akun kontra (lawan) terhadap akun penjualan. Penjualan mendebit retur dan potongan penjualan sebesar jumlah retur dan potongan. Bila penjualan dilakukan secara kredit, penjualan mengkredit piutang usaha. Karena catatan persediaan selalu memuktahirkan pada sistem perpetual, penjual menambah harga pokok barang dagang yang diretur ke akun persediaan barang dagang. Penjual harus mengkredit harga pokok barang dagang yang diretur ke akun harga pokok penjualan karena akun ini telah didebit pada saat penjualan dicatat. Jika pembeli membayar barang dagangan dan barang dagang tersebut dikembalikan, dalam hal ini penjual bisa melakukan pengkreditan terhadap piutang usaha lainnya atas nama pembeli tersebut atau uangnya bisa dikembalikan. Jika pengkredit dilakukan terhadap piutang lain dari pembeli tersebut, maka penjual akan membuat ayat jurnal yang mirip dengan ayat jurnal terdahulu. Jika kas dikembalikan atau untuk potongan penjualan, maka penjual mendebit retur dan potongan penjualan serta mengkredit kas. Penjualan secara kredit yang dilakukan oleh perusahaan mengakibatkan terjadinya piutang dagang, artinya bila penjualan secara tunai perusahaan langsung menerima uang dan uang 108 tersebut bisa digunakan lagi, sedangkan bila menjual secara kredit, perusahaan akan menerima uang beberapa waktu yang akan datang, sehingga uangnya tidak bisa digunakan sebelum dibayar. Uang yang tertanam dalam piutang disebut sebagai investasi pada piutang. Agar investasi pada piutang tidak terlalu besar, maka perusahaan berusaha agar pembeli segera membayar piutangnya. Salah satu cara yang bisa dilakukan perusahaan adalah dengan memberikan potongan penjualan. Dalam dunia dagang perusahaan dikenal syarat penjualan, misalnya 4/20 n/60. Artinya syarat penjualan tersebut adalah akan memberikan potongan penjualan sebesar 4% jika pembeli membayar piutangnya paling lama 20 hari sejak tanggal penjualan (4/20), dan batas akhir pembayaran paling lambat 60 hari setelah tanggal penjualan (n/60). Pada saat penjualan, perusahaan belum tahu apakah pembelinya akan memanfaatkan masa potongan penjualan atau tidak. Oleh karena itu perusahaan tidak langsung mencatat potongan penjualan sebagai pengurangan dari harga jualnya. Pada tanggal 1 Januari 2005, supplier menjual barang kepada PT. Ramayana Lestrai Sentosa, Tbk. senilai Rp dengan syarat 4/10 n/60. maka jurnalnya adalah : Piutang dagang Rp Penjualan Rp Syarat 4/10 tersebut dalam masalah diatas ini mengandung arti bahwa bila supplier membayar utangnya paling lambat 11 Januari 2005 (10 hari dari tanggal penjualan), maka memperoleh potongan penjualan 4% yakni sebesar 4% PT. Ramayana mengajukan syarat-syarat diskon penjualan biasanya ditunjukkan pada faktur atau tagihan (invoice) yang dikirim oleh penjual kepada pembeli. Pembayaran atas penjualan barang dagang harus dilakukan pada saat penyerahan barang, sesuai dengan syarat yang tercantum dalam penjualan. Dan pembayaran harus dilunasi dalam jumlah hari yang ditentukan setelah tanggal faktur, seperti 30 hari, maka syaratnya adalah bersih 30 hari syaratnya bisa ditulis dengan n/30. jika pembayaran harus dilunasi pada akhir bulan. Apabila jumlah persediaan dalam jumlah besar, maka PT. Ramayana mengeluarkan barang tersebut dan menjual barang dengan

7 Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 10 No. 2, Oktober 2010 mempromosikan penjualannya dengan cara sale atau obral, demonstrasi, harga premi, kupon atau voucher games, undian, dan konteks, dengan tujuan meningkatkan jumlah pembeli yang datang berbelanja. Penjualan secara kredit yang dilakukan oleh perusahaan mengakibatkan terjadinya piutang dagang. Dengan adanya piutang dagang tersebut, menyebabkan perusahaan harus menyediakan dana untuk diinvestasikan pada piutang dagang. Uang yang tertanam dalam piutang disebut sebagai investasi pada piutang. Salah satu cara yang bisa dilakukan perusahaan untuk mengurangi piutang adalah dengan memberikan potongan penjualan. Dalam dunia perdagangan dikenal syarat penjualan, misalnya 4/20 n/60. artinya akan diberikan potongan penjualan, jika pembeli membayar piutangnya paling lama 20 hari sejak tanggal penjualan (4/20), dan batas akhir pembayaran paling lambat 60 hari sejak tanggal penjualan (n/60). Berikut adalah jurnal yang mencatat pembelian barang dagang syarat 4/10 n/60: Piutang Dagang Rp.XXX Penjualan Rp.XXX (mencatat pelunasan piutang dikurangi potongan penjualan) Kas Rp. XXX Potongan Penjualan Rp. XXX Piutang Dagang Rp. XXX (mencatat pengembalian barang dagangan dari pembeli) Retur Penjualan Rp. XXX Piutang Dagang Rp. XXX (mencatat pelunasan piutang dikurangi potongan penjualan) Kas Rp. XXX Potongan Penjualan Rp.XXX Piutang Dagang Rp. XXX 9. Biaya Angkut pada PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Syarat-syarat penjualan harus menyebutkan kapan hak kepemilikan atas barang dagang tersebut beralih dari penjual atau pembeli yang harus menanggung biaya transportasi (ongkos angkut). Hak milik atas barang dagang bisa beralih kepada pembeli pada saat penjual menyerahkan barang tersebut ke perusahaan pengangkut. Perusahaan memesan barang kepada supplier dan suplier mencatat penjualan dengan pengalihan hak milik atas barang kepada PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. pada saat kendaraan tersebut dikirimkan syarat penjualan tersebut adalah FOB tempat pengiriman (FOB (FREE ON BOARD) shipping point). Dalam hal ini perusahaan harus membayar biaya transportasi dari tempat pengiriman. Biaya-biaya semacam ini merupakan total biaya dalam pembelian barang (persediaan) dan harus ditambahkan ke harga pokok persediaan dengan mendebit persediaan barang dagang. Dalam biaya angkut pembelian barang dagangan akan muncul masalah biaya pengangkutan barang gudang penjual ke gudang pembeli. Siapa yang menanggung biaya angkut ini, tergantung pada perjanjian yang dibuat antara penjual dan pembeli. Biaya angkut pembelian bisa ditanggung oleh penjual, dan jika seperti itu perusahaan pembeli terbebani oleh biaya angkutan. Namun seringkali biaya angkut ini ditanggug oleh pembeli, biaya ini akan ditambahkan pada harga pokok pembelian barang dagangan, dengan mendebit biaya angkut dalam membeli barang dagangan sebesar yang ditentukan oleh perusahaan dan dibayar tunai. Berikut adalah jurnal yang dibuat oleh PT.Ramayana Lestrai Sentosa, Tbk (mencatat biaya angkut pembelian barang dagangan) Biaya angkut pembelian Rp. XXX Kas Rp. XXX Biaya angkut ini akan dilaporkan dalam laporan laba rugi laba pada bagian harga pokok penjualan sebagai penambah pembelian. Retur pembelian, potongan pembelian dan biaya angkut pembelian, dapat mempengaruhi pembelian, artinya dapat menambah atau mengurangi pembelian, sehingga diperoleh pembelian bersih atau harga pokok pembelian. Pembelian tahun 2006 sebesar Rp , biaya angkut pembelian Rp , retur pembelian , potongan pembelian Rp , maka harga pokok pembelian : 109

8 HASIBUAN, Pengaruh Metode Persediaan terhadap Tingkat Laba Perusahaan Pembelian Biaya Angkut Pembelian Retur Pembelian Rp Potongan Pembelian Rp Harga Pokok Pembelian Secara teoritis hal tersebut dapat diterapkan dalam sistem perpetual. Sistem ini memungkinkan biaya angkut pembelian secara layak tercermin dalam harga pokok barang yang masih ada dalam persediaan pada akhir periode. Biaya ini harus dikapitalisasi sebagai bagian dari harga pokok persediaan, karena merupakan bagian dari harga pokok barang yang diperoleh melalui transaksi pembelian. Pada sistem phisik, biaya angkut pembelian pada umumnya diakumulasikan dalam suatu rekening nominal yang diberi judul biaya angkut pembelian. Secara teoritis, pada setiap akhir periode akuntansi saldo rekening biaya angkut pembelian harus dialokasikan secara layak kepada harga pokok barang dijual dan harga pokok persediaan akhir periode. Namun dalam praktik, pada umumnya perusahaan memperhitungkan biaya angkut pembelian dalam menentukan jumlah pembelian neto. Meskipun pendekatan tersebut berakibat adanya kecenderungan untuk memperbesar harga pokok barang dijual, dan memperkecil laba bersih serta persediaan akhir, namun dapat dipandang sebagai praktik akuntansi yang lazim dengan menggunakan konservatisme, materialisme, dan konsistensi sebagai argumentasinya. 10. Barang Yang Termasuk Dalam Persediaan PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kuantitas persediaan adalah barang apa saja yang dapat dihitung sebagai persediaan. Kriteria umum harus digunakan dalam menentukan apakah suatu item barang termasuk dalam persediaan adalah kepemilikan atau hak milik atas barang tanpa memperhatikan di mana lokasi barang tersebut berada. Sebagai akibatnya, apabila hak milik atas barang sudah berpindah dari penjual kepada pembeli, maka pihak penjual harus mengakuinya sebagai penjualan dan tidak 110 Rp Rp Rp Rp Rp seharusnya memperhitungkan barang-barang tersebut sebagai bagian dari persediaan. Sebaliknya, pihak pembeli harus mengakui sebagai suatu pembelian dan sudah seharusnya memperhitungkan barang-barang tersebut sebagai bagian dari persediaan. Dalam kode etik di dunai bisnis yang berlaku secara universal menyatakan bahwa kepemilikan atau hak milik atas barang dapat berpindah kapan saja, sesuai dengan kesepakatan antar pihak penjual dan pihak pembeli yang dinyatakan di dalam kontrak. Dalam hal berpindah hak milik atas barang tidak dinyatakan di dalam kontrak, maka hak milik atas barang berpindah kepada pihak pembeli pada saat tersedianya barang-barang yang diidentifikasikan di dalam kontrak dan pihak penjual sudah menyelesaikan seluruh komitmen yang berhubungan dengan pengiriman atau penyerahan barang. Jika barang diserahkan berdasar syarat penyerahan yang disebut FOB (FREE ON BOARD) shipping point, hak milik atas barang berpindah kepada pembeli pada saat penjual menyerahkan barang kepada perusahaan pengangkut. Syarat penyerahan barang demikian seringkali disebut perangko alamat atau gudang penjual. Hak milik atas barang tiba di alamat tujuan. 11. Barang Yang Berada di Gudang dan Toko Milik Perusahaan Tidak semua barang-barang yang berada di gudang, merupakan persediaan bagi perusahaan yang bersangkutan, seperti: barangbarang titipan dari pihak lain dengan tujuan akan dijual untuk dan atas nama pihak lain dengan tujuan untuk mendapat sejumlah komisi, atau disebut barang-barang komisi (cosigment in). Barang-barang komisi meskipun berada di gudang atau toko perusahaan, bukan merupakan persediaan bagi perusahaan yang bersangkutan, karena hak milik atas barangbarang itu tidak ada pada perusahaan.

9 Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 10 No. 2, Oktober Barang yang Berada Di Pihak Lain Barang-barang konsinyasi atau barangbarang yang dititipkan untuk dijual untuk dan atas nama perusahaan, sampai dengan saat tertentu (tanggal Neraca) belum laku dijual (consigment out) merupakan persediaan yang harus dicantumkan dalam neraca dan akan dibebankan kepada pendapatan pada tahuntahun buku berikutnya. 13. Barang Yang Berada Dalam Perjalanan Terdapat dua kemungkinan terhadap barang-barang yang berada dalam perjalanan. Barang-barang dijual dan masih berada dalam perjalanan untuk meninggalkan perusahaan, perlu dilihat mengenai syarat-syarat penyerahan barang dalam transaksi tersebut kepada pembeli. Terhadap barang-barang yang berada dalam perjalanan, harus dihitung sebagai bagian dari persediaan oleh pihak penjual. Demikian pula untuk barang-barang yang dibeli dan masih berada dalam perjalanan menuju perusahaan. Jika penyerahan barang dalam transaksi adalah perangko gudang atau alamat penjual, maka barang-barang tersebut harus ikut dihitung sebagai bagian dari persediaan oleh pembeli. Sebaliknya, apabila syarat penyerahan barang dalam transaksi adalah perangko gudang atau alamat pembeli, maka barang-barang yang masih berada dalam perjalanan tidak seharusnya ikut dihitung sebagai bagian dari persediaan oleh pembeli. Dalam menganalisis barang-barang yang berada dalam perjalanan, akuntan harus memeriksa faktur penjualan dan pembelian, maka barang-barang yang masih berada dalam perjalanan tidak seharusnya ikut dihitung sebagai bagian dari persediaan oleh pembeli. Dalam menganalisis barang-barang yang berada dalam perjalanan, akuntan harus memeriksa faktur penjualan dan pembelian, bukti pengiriman barang dan bukti penerimaan barang untuk memastikan kewajaran tentang prosedur pisah-batas (cutoff) yang diterapkan. KESIMPULAN Simpulan yang didapat berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1. Sistem pencatatan persediaan yang digunakan adalah sistem pencatatan perpetual. 2. Penghitungan fisik persediaan barang dagang dilakukan secara periodik sesuai dengan kebutuhan. 3. Metode penilaian persediaan yang digunakan, khususnya bagian fashion menggunakan metode LIFO. Sedangkan untuk penghitungan fisik persediaan barang di bazar atau di supermarket, menggunakan metode FIFO, tidak menerapkan metode FIFO dalam pencatatannya. 4. Pengaruh penerapan metode LIFO terhadap tingkat laba, dapat memperkecil laba yang secara tidak langsung akan mempengaruhi jumlah pajak penghasilan yang dibayarkan perusahaan. Metode ini juga berpengaruh terhadap pengalokasian biaya. 5. Dalam menaksir persediaan barang dagang, perusahaan menggunakan metode eceran (retail method). DAFTAR PUSTAKA Amir, M Taufiq. Manajemen Ritel: Panduan lengkap pengelolaan toko modern. Cet 2. Jakarta: penerbit PPM, 2005 Donal E. Kieso. Akuntansi Intermediate. Edisi 10. Jakarta: Erlangga Drs. A. O. Simangunsong. Dasar-Dasar Akuntansi Keuangan. Edisi Ketiga. Jakarta: F.E. Universitas Ekonomi DRS. H. Kusnadi. HMA, MSI. Teori Akuntansi. Edisi 10. Hak Cipta Drs. Harmanto. M. Soc. Sc., Akt. Akuntnasi Keuangan Menengah. Cetakan 1. Yogyakarta: BPFE Drs. M. Nafarin, M.M. Akuntansi Pendekatan Siklus Dan Pajak Untuk Perusahaan Industri dan Dagang. Cetakan Pertama. Jakarta: Ghalia Indonesia Jusup, Al Haryono. Dasar-dasar Akuntansi. Jilid 2. Edisi 6. Yogyakarta: YKPN,

10 HASIBUAN, Pengaruh Metode Persediaan terhadap Tingkat Laba Perusahaan Prof. DR. H. Buhari Alma. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi 7. Bandung: CV Alfa, 2005 Rangkuti, Freddy. Manajemen Persediaan. Edisi.2. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Reeve Fess, Wareen. Pengantar Akuntansi. Edisi 21. Jakarta: Salemba Empat Reeve Fess, Warran. Pengantar Akuntansi. Edisi 21. Jakarta: PT. Salemba Empat S.R Soemarso. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi 5. Jakarta: salemba Empat, 2004 Simamora, Henry. Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jilid 2. Jakarta:Salemba Empat, 2000 Smith, Jay M dan K. Fred Skousen. Akuntansi Intermediate. Edisi 9. Jakarta: Erlangga Sutrisno. Akuntansi Proses Penyusunan Laporan Keuangan. Edisi pertama. Yogyakarta: Ekonisia Tuanakotta, Theodorus M. Teori Akuntansi. Edisi 2. Jakarta Yamit, Zulian. Manajemen Persediaan. Edisi. 1.Yogyakarta: Ekonisia

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Persediaan Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Pada umumnya, persediaan (inventory) merupakan barang dagangan yang utama dalam perusahaan dagang. Persediaan termasuk dalam golongan aset lancar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Persediaan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Handri Mulya, (2010:214) Persediaan dalam sebuah perusahaan merupakan aset yang cukup besar nilainya. Keberadaannya dalam sebuah perusahaan juga

Lebih terperinci

Biaya persediaan = Rp ,-

Biaya persediaan = Rp ,- BAB 5 PERSEDIAAN A. Pengertian Salah satu aset lancar yang umumnya memiliki nilai yang besar diantara aset-aset lancar lainnya adalah persediaan. Persediaan merupakan jenis aset produktif yang dimiliki

Lebih terperinci

RINGKASAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

RINGKASAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG NAMA : EKO KRISTIAWAN NIRM : 3130076 FAKULTAS EKONOMI RINGKASAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG TAHAP PENCATATAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG A. Pengertian Perusahaan Dagang Perusahaan Dagang adalah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur,

BAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan, tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada

Lebih terperinci

ekonomi Sesi METODE PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG A. SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG

ekonomi Sesi METODE PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG A. SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG ekonomi KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 13 Sesi NGAN METODE PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG A. SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG Persediaan barang dagang merupakan nilai barang yang tersimpan

Lebih terperinci

ekonomi Sesi AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG A. KONSEP DASAR PERUSAHAAN DAGANG B. TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG

ekonomi Sesi AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG A. KONSEP DASAR PERUSAHAAN DAGANG B. TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG ekonomi KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG A. KONSEP DASAR PERUSAHAAN DAGANG Secara umum, perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatannya membeli barang untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

dijual pemilik Pembelian dijual (Goods) Berwujud Pembelian Bahan Industru Pengolahan (tangible), lazim menjadi barang siap dijual

dijual pemilik Pembelian dijual (Goods) Berwujud Pembelian Bahan Industru Pengolahan (tangible), lazim menjadi barang siap dijual URAIAN MATERI A. Pengertian Akuntansi Dagang Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang aktivitas utamanya adalah membeli, menyimpan dan menjual kembali barang-barang dagang tanpa memberi nilai tambah

Lebih terperinci

BAB AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

BAB AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG BAB AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 6.1 Karakteristik Perusahaan Dagang Perusahaan dagang (Merchandising Company) ialah perusahaan yang kegiatannya membeli dan menjual barang dagangan tanpa memprosesnya lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Sebelum membahas tentang judul di atas maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini

Lebih terperinci

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut :

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan dan Jenis-jenis Persediaan 2.1.2 Pengertian Persediaan Persediaan adalah bagian utama dalam neraca dan sering kali merupakan perkiraan yang nilainya cukup

Lebih terperinci

BAB 4 Persediaan (inventory)

BAB 4 Persediaan (inventory) BAB 4 Persediaan (inventory) Akuntansi Dasar 2 Modul Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian persediaan 2. Menjelaskan sistem akuntansi dalam

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan

Lebih terperinci

LATIHAN AKHIR SEMESTER 1

LATIHAN AKHIR SEMESTER 1 LATIHAN AKHIR SEMESTER 1 Latihan Akhir Semester 1 133 I. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1. Kegiatan utama perusahaan dagang adalah.... a. membeli dan menjual barang tanpa mengubah bentuk b. membeli

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: 05 Akuntansi Pajak Persediaan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Menurut (Jerry J.Weygandt 2007:5) pengertian akuntansi adalah : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan PSAK No.14 (2012), paragraf 06, Persediaan adalah Aset yang dimiliki dan tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa, dalam proses produksi untuk penjualan

Lebih terperinci

Akuntansi Perdagangan. Jual-Beli Barang

Akuntansi Perdagangan. Jual-Beli Barang Akuntansi Perdagangan Jual-Beli Barang Perusahaan perdagangan Bergerak di bidang penjualan & pembelian barang dagangan Perusahaan ritel Toko Swalayan/Supermarket Proses bisnis perusahaan perdagangan Barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencatatan Pada suatu perusahaan tentunya diperlukan untuk adanya pencatatan persediaan, karena akan membantu kegiatan operasional perusahaan, pencatatan persediaan sangat membantu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Definisi atau Pengertian Persediaan. persediaan dapat diartikan sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI Definisi atau Pengertian Persediaan. persediaan dapat diartikan sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan 2.1.1 Definisi atau Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011;14.5), persediaan dapat diartikan sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Persediaan 1. Peneliti Terdahulu Fransiska Simorangkir (2008) meneliti tentang Analisis Penerapan Metode Laba Kotor Dalam Penilaian Persediaan Pada Laporan Keuangan

Lebih terperinci

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi; Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur maupun

Lebih terperinci

Makalah Akuntansi Perusahaan Dagang

Makalah Akuntansi Perusahaan Dagang Makalah Akuntansi Perusahaan Dagang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Latar belakang disusunya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen dalam rangka membahasas tentang Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain :

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini telah didefinisikan atau diuraikan oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain : Menurut

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAGANG

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAGANG KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAGANG Pada buku satu kita telah mempelajari akuntansi untuk perusahaan jasa dengan menerapkan satu siklus akuntansi secara menyeluruh, mulai dari pencatatan transaksi sampai dengan

Lebih terperinci

5 BAB PENCATATAN AYAT JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG

5 BAB PENCATATAN AYAT JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG 5 BAB PENCATATAN AYAT JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG PETA KONSEP Jurnal penyesuaian terdiri dari Persediaan Beban yang masih harus dibayar Pendapatan yang masih harus diterima Beban diterima di muka

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENCATATAN DAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT. NUSANTARA SURYA SAKTI CABANG SEKAYU

ANALISIS SISTEM PENCATATAN DAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT. NUSANTARA SURYA SAKTI CABANG SEKAYU ANALISIS SISTEM PENCATATAN DAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA PT. NUSANTARA SURYA SAKTI CABANG SEKAYU Dian Ofasari Program Studi Akuntansi Politeknik Sekayu dheyan.theone@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Dalam perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur, persediaan sangat penting dan termasuk bagian aktiva lancar yang aktif. Persediaan (inventory) adalah

Lebih terperinci

27/11/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc POSISI DI DALAM TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG PRODUSEN KONSUMEN

27/11/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc POSISI DI DALAM TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG PRODUSEN KONSUMEN Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatannya membeli barang-barang yang tujuannya untuk dijual lagi Pada`dasarnya akuntansi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan juga berfungsi sebagai alat untuk mengukur tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola

Lebih terperinci

EVALUASI METODE PENILAIAN PERSEDIAAN KAITANNYA DENGAN HARGA POKOK PENJUALAN Studi kasus pada Cabang PT. CLI

EVALUASI METODE PENILAIAN PERSEDIAAN KAITANNYA DENGAN HARGA POKOK PENJUALAN Studi kasus pada Cabang PT. CLI Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 4 No. 1, April 2004 JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 1, April 2004 : 7 14 EVALUASI METODE PENILAIAN PERSEDIAAN KAITANNYA DENGAN HARGA POKOK PENJUALAN Studi kasus

Lebih terperinci

BAB VXII AKUNTANSI PERSEDIAAN

BAB VXII AKUNTANSI PERSEDIAAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB VXII AKUNTANSI PERSEDIAAN Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Keiso, Weygandt dan Warfield (2007:402) persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal,

Lebih terperinci

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN Sunarji Harahap STIE Professional Manajemen College Indonesia ABSTRAK Peranan piutang, khususnya piutang usaha

Lebih terperinci

PERSEDIAAN. Berdasarkan kriteria di atas, persediaan akan mencakup unsure-unsur sebagai berikut:

PERSEDIAAN. Berdasarkan kriteria di atas, persediaan akan mencakup unsure-unsur sebagai berikut: PERSEDIAAN ARTI PERSEDIAAN Istilah persediaan di dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu jumlah barang yang berwujud (tangible) yang memenuhi kriteria di bawah ini: 1. Tersedia untuk dijual (barang

Lebih terperinci

BAB 16 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

BAB 16 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG BAB 16 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG GAMBARAN UMUM Asgard Chapter 2008 www.cherrycorner.com AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG: GAMBARAN UMUM Awal bab ini membahas tentang jenis-jenis perusahaan. Selanjutnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

Week 10 Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang

Week 10 Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang Week 10 Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang Awalludiyah Ambarwati PERUSAHAAN DAGANG Perusahaan dagang membeli barang dagang untuk dijual kepada pelanggan tanpa mengubah bentuk atau memroses lebih lanjut.

Lebih terperinci

KAS. Menjual. Menerima Kas. Jasa PIUTANG. Belum buat ilustrasi posting buku besar. 13. Gamabaran Umum Perusahaan Dagang

KAS. Menjual. Menerima Kas. Jasa PIUTANG. Belum buat ilustrasi posting buku besar. 13. Gamabaran Umum Perusahaan Dagang Belum buat ilustrasi posting buku besar 13. Gamabaran Umum Perusahaan Dagang Perusahaan yang kegiatannya membeli barang dan menjualnya kembali tanpa merubah atau memproses lebih lanjut barang tersebut.

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN PERSEDIAAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN MENURUT PERPAJAKAN PADA CV ALAM ABADI MULIA PALEMBANG

ANALISIS PERHITUNGAN PERSEDIAAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN MENURUT PERPAJAKAN PADA CV ALAM ABADI MULIA PALEMBANG ANALISIS PERHITUNGAN PERSEDIAAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN MENURUT PERPAJAKAN PADA CV ALAM ABADI MULIA PALEMBANG Neni Agustria Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam industri manufaktur, persediaan bahan baku merupakan aset perusahaan yang sangat vital. Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi pasti memerlukan

Lebih terperinci

7. Pembelian Persediaan

7. Pembelian Persediaan PERUSAHAAN DAGANG 7. Pembelian Persediaan Ada dua sistem pencatatan persediaan a. Sistem Persediaan Periodik (Periodic Inventory System) b. Sistem Persediaan Perpetual (Perpetual Inventory System) Perbadingan

Lebih terperinci

A. Mengenal Transaksi pada Perusahaan Dagang

A. Mengenal Transaksi pada Perusahaan Dagang A. Mengenal Transaksi pada Perusahaan Dagang A. Pilihan Ganda 1. Jawaban: d Perusahaan dagang merupakan bentuk usaha yang kegiatan utamanya membeli barang dagang untuk dijual kembali kepada masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) Karakteristik Persediaan Di dalam akuntansi, persediaan meliputi semua barang yang dimiliki oleh perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan untuk dijual, dikonsumsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan. usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan. usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuknya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi dan Kebijakan 2.1.1 Pengertian Evaluasi dan Kebijakan Pengertian evaluasi menurut Syahrul dan Nizar (2000:58) adalah sebagai berikut: Penilaian atau proses penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang a. Pengertian Menurut Warren (2005 : 392) Piutang (receivables) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

Lebih terperinci

AKUNTANSI BAB III AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

AKUNTANSI BAB III AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB III AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) yang dimulai sejak pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Penjualan Secara umum definisi penjualan dapat diartikan sebagai sebuah usaha yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk, baik itu berupa barang ataupun jasa,

Lebih terperinci

12/11/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc

12/11/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatannya membeli barang-barang yang tujuannya untuk dijual lagi Pada`dasarnya akuntansi perusahaan

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Pengukur Laba Rugi Prosedur prosedur akhir periode Pendapatan Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Biaya Operasional Laba Bersih Jurnal penyesuaian

Lebih terperinci

Materi: 11, 12 & 13 PROSES/SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Materi: 11, 12 & 13 PROSES/SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Materi: 11, 12 & 13 PROSES/SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG AGENDA Pengantar Laporan Keuangan Penyusunan HPP Metode Pencatatan Perediaan Ilustrasi Pencatatan Penyusutan persediaan Daftar Bacaan Materi

Lebih terperinci

contoh soal akuntansi perusahaan dagang

contoh soal akuntansi perusahaan dagang contoh soal akuntansi perusahaan dagang 1.3 Siklus Akuntansi Pada Perusahaan Dagang Siklus Akuntansi pada Perusahaan Dagang tidak berbeda dengan Perusahaan Jasa. Baik dalam Perusahaan Jasa maupun Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur selalu memerlukan persediaan, tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan (2000:1) akuntansi adalah suatu

Lebih terperinci

1 BAB KARAKTERISTIK DAN JENIS TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG

1 BAB KARAKTERISTIK DAN JENIS TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG 1 BAB KARAKTERISTIK DAN JENIS TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG PETA KONSEP Perusahaan dagang memiliki Karakteristik terdiri dari Faktur Memo debit Voucher Memo kredit Bukti kas masuk terdiri dari Kegiatan utama

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG ARMINI NINGSIH POLITEKNIK NEGERI SAMARIDA

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG ARMINI NINGSIH POLITEKNIK NEGERI SAMARIDA AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG ARMINI NINGSIH POLITEKNIK NEGERI SAMARIDA PADA AKHIR PERTEMUAN INI MAHASISWA DIHARAPKAN MAMPU : 1. Menguraikan dan menggambarkan akuntansi untuk transaksi barang dagangan

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN (APJ) GRESIK RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN (APJ) GRESIK RANGKUMAN TUGAS AKHIR PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN (APJ) GRESIK RANGKUMAN TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH: PUTRI WULANSARI NIM: 2009410165 Program Diploma SEKOLAH

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. STARS INTERNASIONAL SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. STARS INTERNASIONAL SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. STARS INTERNASIONAL SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : Arfiana Marizta NIM : 2009410008 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Pengertian Akuntansi menurut Rudiyanto ( 2012 : 4 ) akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan adalah suatu aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA Yeyen Herlina Wati 1, LCA. Robin Jonatha 2, Imam Nazarudin Latif 3 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perseroan (corporation) adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perseroan (corporation) adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ekuitas Perseroan (corporation) adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan undang-undang, mempunyai eksistensi yang terpisah dari para pemiliknya dan dapat melakukan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan ditujukan pada bahan baku yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal dan dalam kasus perusahaan manufaktur, yaitu barang dalam proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Internal 1. Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR YAYASAN PERGURUAN ISLAM REPUBLIK INDONESIA SMK PIRI 3 YOGYAKARTA KELOMPOK BISNIS DAN MANAJEMEN Proram Keahlian : Akuntansi, Administrasi Perkantoran dan Multimedia Alamat : Jl. MT Haryono 23, Pugeran,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian 2.1.1 Pengertian Pembelian Pembelian adalah transaksi pembelian terjadi antara perusahaan dengan pemasok atau pihak penjual. Barang-barang yang dibeli dapat berupa

Lebih terperinci

Bab 7 Kas. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess

Bab 7 Kas. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Bab 7 Kas Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Tujuan 1. Menguraikan sifat kas dan pentingnya pengendalian internal terhadap kas. 2. Mengikhtisarkan prosedur dasar untuk menyelenggarakan

Lebih terperinci

Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT MANAJEMEN KEUANGAN : Akuntansi Perusahaan Dagang Riyanti Isaskar, SP, M.Si Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

Akuntansi untuk Usaha Perdagangan. Tujuan Pembelajaran

Akuntansi untuk Usaha Perdagangan. Tujuan Pembelajaran Akuntansi untuk Usaha Perdagangan Warsidi Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Tujuan Pembelajaran Mengenali perbedaan antara perbedaan antara usaha jasa dengan perdagangan. Menjelaskan pencatatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prosedur 2.1.1. Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG A. Jurnal Khusus dan Jurnal Umum Jurnal khusus adalah jurnal yang dibuat khusus untuk transaksi yang sering terjadi Dalam siklus akuntansi langkah pertama yang dilakukan adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Fitzgrald (1981) dalam buku Puspitawati dan Anggadini (2011: 1), sistem merupakan jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, beerkumpul

Lebih terperinci

ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI. Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI. Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Fungsi, dan Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Sebagian

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 1.1 Tinjauan Teori Pengertian Aset

BAB III PEMBAHASAN 1.1 Tinjauan Teori Pengertian Aset BAB III PEMBAHASAN Dalam bab pembahasan ini akan disajikan beberapa hal secara tinjauan teori maupun tinjauan praktik mengenai persediaan. Diantaranya pada tinjuan teori akan dibahas mengenai pengertian

Lebih terperinci

Bab 9 Persediaan. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess

Bab 9 Persediaan. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Bab 9 Persediaan Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Tujuan 1. Mengikhtisarkan dan memberikan contoh-contoh prosedur pengendalian internal atas persediaan. 2. Menjelaskan pengaruh kesalahan

Lebih terperinci

PELATIHAN PENCATATAN KEUANGAN UNTUK USAHA KECIL

PELATIHAN PENCATATAN KEUANGAN UNTUK USAHA KECIL PELATIHAN PENCATATAN KEUANGAN UNTUK USAHA KECIL Oleh: Amanita Novi Yushita, SE. amanitanovi@uny.ac.id * Makalah ini disampaikan pada Program Pengabdian pada Masyarakat Optimalisasi Pengelolaan Usaha Kerajinan

Lebih terperinci

ANALISIS HUTANG PIUTANG SWALAYAN PADA YUNI JAYA MARKET

ANALISIS HUTANG PIUTANG SWALAYAN PADA YUNI JAYA MARKET ANALISIS HUTANG PIUTANG SWALAYAN PADA YUNI JAYA MARKET Siti Rahmayuni,SE,.MM Staf Pengajar AMIK INTeL Com GLObal INDO Abstrak Salah satu yang harus dilakukan dalam pengambilan keputusan tersebut yaitu

Lebih terperinci

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a.

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a. ekonomi 18 Sesi KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN N JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo-saldo

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG. OLEH Ruly Wiliandri

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG. OLEH Ruly Wiliandri AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG OLEH Ruly Wiliandri Perusahaan dan Kegiatannya Perusahaan adalah suatu unit kegiatan ekonomi yang memproses bahan baku dan tenaga kerja (input) untuk menghasilkan barang

Lebih terperinci

BAB 24 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

BAB 24 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG BAB 24 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG PENCATATAN METODE PERPETUAL Asgard Chapter 2008 www.cherrycorner.com AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG: PENCATATAN METODE PERPETUAL Perusahaan dagang dapat menggunakan

Lebih terperinci

Bab 1 Akuntansi Hubungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang

Bab 1 Akuntansi Hubungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang Bab 1 Akuntansi Hubungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang Untuk memperluas jaringan pemasaran atau meningkatkan omzet penjualan, suatu perusahaan dapat membentuk agen penjualan atau kantor cabang (branch

Lebih terperinci

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan)

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan) Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan) TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menggambarkan kontrol internal terhadap pesediaan. 2. Menjelaskan pengaruh pencatatan persediaan yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan - 6 - BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan prosedur prosedur yang erat hubunganya satu sama lain yang dikembangkan menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci