ALIF MUHLIS NIM ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ALIF MUHLIS NIM ABSTRAK"

Transkripsi

1 UPAYA KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI MASYARAKAT TERHADAP LINGKUNGAN MELALUI KEGIATAN OPERASI BERSIH DI DESA CIKOLE KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT ALIF MUHLIS NIM ABSTRAK Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang tingginya upaya yang dilakukan oleh Kepala desa dalam meningkatkan motivasi masyarakat terhadap lingkungan melalui kegiatan operasi bersih. Tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat pemahaman masyarakat pada program operasi bersih. 2. Untuk mengetahui gambaran tentang upaya-upaya yang dilakukan Kepala desa dalam meningkatkan motivasi masyarakat beserta faktor pendorong dan penghambatnya. Landasan teori dan konsep antara lain : motivasi konsep motivasi, konsep kesehatan lingkungan dan upaya meningkatkan motivasi masyarakat dalam program kesehatan lingkungan merupakan salah satu bentuk PLS. Hasil penelitian dan temuan, hasil pengolahan data menunjukkan bahwa hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa tingkat pemahaman masyarakat pada program operasi bersih cukup tinggi. Hal ini terjadi sebagai dampak dari upaya-upaya yang dilakukan Kepala desa dalam meningkatkan motivasi masyarakat di dalam program operasi bersih. Disamping upaya Kepala desa, faktor lain dari tingginya motivasi masyarakat adalah adanya faktor-faktor yang mendorong pelaksanaan pembinaan yang dilakukan Kepala desa dalam meningkatkan motivasi masyarakat pada pelaksaan program operasi bersih di Desa Cikole Barat. Kesimpulan penelitian ini adalah adanya pemahaman yang tinggi tentang arti penting kesehatan lingkungan melalui operasi bersih oleh masyarakat khususnya anggota kesehatan lingkungan ; adanya usaha yang dilakukan oleh Kepala desa untuk memberikan motivasi/ dorongan/ajakan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam program operasi bersih, ada pendorong dan penghambat yang dirasakan oleh Kepala desa dalam meningkatkan pemahaman masyarakat kesehatan. Kata Kunci : Kepala Desa, Motivasi, Masyarakat, Operasi Bersih PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya masalah kesehatan merupakan masalah manusia karena akar permasalahannya terletak pada perilaku manusia didalam lingkungan hidupnya perilaku dan pola kehidupan manusia itu sendiri mempunyai pengaruh penting terhadap munculnya masalah kesehatan. Motivasi dari seluruh masyarakat yang dinamis perlu ditumbuhkan, dipupuk, ditampung dan dikembangkan untuk mengimbangi tumbuhnya perubahan-perubahan akibat pembangunan ini. Dengan demikian diharapkan akan selalu terdapatnya keserasian dan penyesuaian gerak antara masyarakat di satu pihak dan pemerintah di lain pihak. Masyarakat perlu diikutsertakan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan setiap kegiatan pembangunan di masyarakat, yang tentunya akan menentukan keberhasilan dan kelangsungan daripada pembangunan itu sendiri. Kegiatan Operasi Bersih bertujuan untuk menciptakan suatu tatanan kehidupan masyarakat yang tertib, aman dan sejahtera dalam suatu ekosistem yang saling bergantung antara yang satu dengan lainnya. Seperti halnya di Desa Cikole Barat, nampaknya peranan Kepala Desa yang memungkinkan cukup kuat dalam mempengaruhi warga masyarakat untuk meningkatkan kesadaran mereka terhadap kesehatan lingkungan pada pelaksanaan kegiatan operasi bersih. Hal ini mungkin karena Kepala Desa selain berfungsi sebagai pelaksana kegiatan pemerintahan, mereka juga mempunyai posisi yang penting dalam setiap program pembangunan dan kemasyarakatan. B. Identifikasi Masalah 1

2 1. Adanya berbagai upaya yang dilakukan Kepala Desa dalam meningkatkan motivasi masyarakat pada kegiatan operasi bersih. 2. Sebagian besar masyarakat memahami bahwa pelaksanaan operasi bersih merupakan perwujudan kesehatan lingkungan.. C. Perumusan Masalah Pemahaman masyarakat pada program kesehatan lingkungan, upaya yang dilakukan oleh Kepala Desa untuk meningkatkan motivasi masyarakat pada pelaksanaan operasi bersih, dan faktor-faktor pendorong dan penghambat yang dirasakan Kepala Desa dalam meningkatkan motivasi masyarakat pada pelaksanaan kegiatan operasi bersih. D. Tujuan Penelitian Untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat pemahaman masyarakat pada program operasi bersih dan gambaran tentang upayaupaya yang dilakukan Kepala Desa dalam meningkatkan motivasi masyarakat akan lingkungan di dalam program operasi bersih beserta faktor penghambatnya di Desa Cikole Barat. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Motivasi Menurut Harsey dan Blachard seperti dikutip Djudju Sujdana (1992:115) mengemukakan bahwa Motivasi adalah kegiatan untuk menumbuhkan situasi yang secara langsung dapat mengarahkan dorongandorongan yang ada dalam diri seseorang kepada kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Moekidjat (1983:14) menyatakan bahwa motivasi secara garis besar dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu: Motivasi internal, yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri individu untuk melakuukan sesuatu tanpa paksaan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, dan motivasi eksternal yaitu motivasi yang muncul apabila ada rangsangan dari luar. Jenis-jenis motivasi yang disebutkan di atas, kiranya dapat memberikan gambaran bahwa motivasi mempengaruhi tingkah laku manusia baik itu datang dari dalam dirinya maupun datang dari luar dirinya. Karena itu motivasi diantaranya dapat dikatakan sebagai suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong, merangsang serta mengarahkan kegiatan individu. Fungsi motivasi adalah bahwa motivasi ini akan selalu ada pada diri individu selama kebutuhan-kebutuhannya belum terpuaskan atau terpenuhi, maka individu tersebut akan berusaha dengan segala usaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Adapun motivasi seseorang itu bergantung pada kekuatan dari motivasi itu sendiri. Dorongan ini yang menyebabkan mengapa seseorang berusaha untuk mencapai tujuantujuan, baik sadar maupun tidak sadar. Dorongan ini yang menyebabkan seseorang itu berprilaku, yang dapat mengendalikan dan memelihara kegiatan-kegiatan dan yang menetapkan arah umum yang harus ditempuh olehseseorang tersebut B. Konsep Kesehatan Lingkungan Pembangunan kesehatan lingkungan dilaksanakan dalam upaya untuk menumbuhkan dan membina sikap mental serta sikap hidup masyarakat supaya mereka memelihara dan menjaga keadaan sehat lingkungannya menuju terciptanya keadaan serasi sempurna dari semua faktor yang ada di lingkungan fisik manusia, sehingga perkembangan fisik manusia dapat diuntungkan kesehatannya serta kelangsungan hidupnya dapat dipelihara dan ditingkatkan. Kesehatan lingkungan adalah ilmu atau seni dalam mencegah penyakit, memperpanjang hidupa manusia dan mempertinggi derajat kesehatan serta efesiensi melalui usaha-usaha masyarakat yang terorganisir untuk menciptakan lingkungan hidup yang sehat, memberantas penyakit menular, pendidikan dalam usaha untuk memperoleh pengenalan kelainan (diagnosa) sedini mungkin serta mengembangkan organisasi-organisasi kesejahteraan masyarakat agar dapat menjamin setiap orang untuk memperoleh tingkat kehidupan yang layak dan cukup untuk memelihara kesehatannya. Tujuan yang diutamakan oleh kesehatan lingkungan tentu saja adalah tujuan yang pertama, yakni kesehatan manusia sedangkan tujuan lainnya yakni dalam rangka mengatasi pengaruh negatif terhadap estetika, kenikmatan, efisiensi, keseimbangan ekologi serta sumber daya alam. Kepedulian terhadap lingkungan pada hakekatnya bukan merupakan tanggungjawab pemerintah semata, tetapi juga perlu dukungan konkrit pihak swasta dan segenap komponen masyarakat. Program Opsih merupakan hal penting karena bagian partisipasi aktif untuk meningkatkan kesadaran 2

3 masyarakat dalam melestarikan lingkungan dan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Selain itu kegiatan Opsih juga untuk menambah keindahan dan kesejukan. Kebersihan lingkungan merupakan hal yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dan merupakan unsur yang fundamental dalam ilmu kesehatan dan pencegahan. Yang dimaksud dengan kebersihan lingkungan adalah menciptakan lingkungan yang sehat sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit seperti demam berdarah, muntaber dan lainnya. Ini dapat dicapai dengan menciptakan suatu lingkungan yang bersih indah dan nyaman. Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat. Diharapkan dengan adanya penerapan program Opsih dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kualitas lingkungan disekitarnya, meningkatkan kualitas udara, menambah areal resapan air baku dan mencegah terkontaminasinya air baku akibat pencemaran yang semakin tinggi serta meningkatkan kualitas tanah yang menurun akibat mengabaikan kepentingan ekologis. C. Progam Pembangunan Sebagai Satuan Pendidikan Luar Sekolah Seperti kita ketahui, dalam melaksanakan pembangunan, harus adanya keterlibatan dari seluruh komponen yang ada di bangsa ini, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat. Oleh karena itu keberhasilan pembangunan akan sangat tergantung kepada ketiga komponen di tersebut. Dalam kaitan dengan hal tersebut penulis memandang bahwa diperlukan upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat di dalam setiap program pembangunan, termasuk operasi bersih yang dilaksanakan di Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Upaya yang berupa peningkatan motivasi tersebut penulis merupakan salah satu bentuk pendidikan lua sekolah, di mana hal ini didasarkan pada ciriciri yang melekat pada pendidikan luar sekolah. Ciri-ciri yang dimaksud tersebut adalah: Adanya tujuan yang hendak dicapai dari upaya yang dilakukan oleh Kepala Desa. Tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah timbulnya kesadaran berupa adanya pengetahuan, sikap dan ketrampilan masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan, baik yang menyangkut menusianya maupun yang menyangkut lingkungannya. Memiliki ciri-ciri khusus, yang dalam hal ini berupa; kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam masyarakat, terorganisir, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Memiliki sasaran, yaitu seluruh masyarakat tanpa membeda-bedakan kelas sosial. Artinya seluruh masyarakat mempunyai kedudukan dan kewajiban yang sama dalam kegiatan kesehatan lingkungan. Memiliki Komponenkomponen, yaitu masukan mentah berupa warga masyarakat dengan segala karakteristiknya, masukan lingkungan berupa lingkungan tempat di mana masyarakat itu berada, masukan sarana berupa instruktur dalam hal ini staf Desa, adanya proses kegiatan dan adanya keluaran yang diharapkan dan pengaruh lain yang mungkin akan timbul. Dari beberapa ciri yang melekat terhadap upaya yang dilakukan oleh Kepala Desa, penulis meyakini bahwa hal tersebut merupakan salah satu kegiatan pendidikan luar sekolah. Dalam upaya meningkatkan motivasi masyarakat dalam program operasi bersih yang dilakukan oleh Kepala Desa akan meliputi langkah-langkah; pemberian informasi dan pemberian bantuan. Pemberian informasi bertujuan untuk menjelaskan kepada masyarakat akan pentingnya kesehatan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga masyarakat mempunyai keinginan untuk memelihara kesehatan lingkungannya. Informasi ini diharapkan dapat sampai kepada masyarakat melalui Kepala Desa. METODOLOGI PENELITIAN Teknik pengumpulan data yang dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut : A. Angket Angket ini ditujukan bagi aparat Desa dan para kepala rumah tangga di Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang merupakan alat pengumpul data utama dalam penelitian ini. Adapun dipilihnya angket sebagai alat pengumpul data utama adalah: Angket mempermudah dalam memperoleh jawaban responden dan terarah serta seragam sehingga memudahkan dalam mengolah data. Dengan memperhatikan hal tersebut, 3

4 diharapkan angket dapat memberikan jawaban yang selengkap-lengkapnya guna memenuhi data penelitian yang diperlukan. Dalam penelitian ini sampel yang dipilih untuk kepentingan penelitian ini adalah 10 orang aparat Desa ditambah dengan sampel yang diambil dari setiap RW. Sampel ini diambil secara proporsional dari 10 RW, yang setiap RW diwakili oleh 5 orang, sehingga sampel dari masyarakat sejumlah 50 orang. Total sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang. B. Wawancara Dalam teknik ini menghendaki adanya komunikasi langsung antara peneliti dengan subjek penelitan atau sampel. Kartini Kartono (1990:187) mengemukakan bahwa "wawancara adalah suatu percakapan, tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu". Wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan yang dapat menunjang terhadap permasalahan yang diteliti, terutama untuk memperoleh data observasi langsung. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada Kepala Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang mendorong dan menghambat upaya Kepala Desa dalam memotivasi masyarakat pada pelaksanaan program kesehatan lingkungan melalui kegiatan operasi bersih. C. Observasi Observasi adalah "studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan mengamati dan pencatatan" (Kartini Kartono, 1990:157). Tujuan dipergunakannya teknik observasi dalam penelitian ini adalah untuk mengamati secara langsung kondisi kesehatan lingkungan di Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. D. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah "suatu teknik untuk mendapatkan data teoritis guna memperoleh pendapat para ahli dan teorinya melalui sumber bacaan" (Bohar Soeharto, 1987:244). Teknik studi kepustakaan dalam penelitian ini dilakukan dengan jalan mempelajari/membaca berbagai sumber literatur yang ada hubungannya dengan maksud dan masalah yang diteliti. Dari teknik ini diharapkan diperoleh konsep-konsep dan teori-teori yang berhubungan dan dapat dijadikan landasan pemikiran dalam penulisan ini, sehingga diperoleh keterkaitan antara teori dan tujuan penelitian. E. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi dalam penelitian ini dipilih sebagai alat untuk mendapatkan data tertulis yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian, yaitu dengan jalan membaca, menelaah, mengkaji dan mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti seperti gambaran umum wilayah yang diteliti, komposisi penduduk, tingkat pendidikan dan sebagainya. PEMBAHASAN Desa Cikole merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, jarak dari desa ke ibukota kecamatan 3,5 km, ke ibukota kabupaten 20 km dan ke ibukota provinsi 35 km. wilayah Desa Cikole merupakan daratan dengan ketinggian km di atas permukaan laut, curah hujan mm/tahun, dan suhu rata-rata berkisar 20 C. Luas areal Desa Cikole Kecamatan Lembang adalah 1.456,56 Ha. Yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini yaitu kesadaran masyarakat terhadap lingkungan melalui kegiatan operasi bersih di Desa Cikole Kecamatan Lembang. Adapun yang digunakan untuk mengumpulkan data dari para kepala keluarga dan aparat desa yaitu dengan penyebaran angket. Angket ini ditujukan untuk mengetahui kesadaran masyarakat akan motivasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Analisa data untuk tiap-tiap item dan menggunakan interpretasi data yang telah diketahui disusun dengan sistem tabel. Diperoleh data bahwa menurut seluruh responden (100%) menyatakan bahwa kegiatan operasi bersih dipandang sangat penting (Angket A Bagian III No. 1). Hal ini memberikan arti bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya operasi bersih sudah tertanam di dalam diri masyarakat. Namun demikian, meskipun seluruh responden menyatakan pentingnya operasi bersih, namun dari mereka masih ada yang kadang-kadang saja memperhatikan lingkungannya sehari-hari dalam kehidupan sehari-hari, meskipun dengan frekuensi yang sedikit (20%). Selanjutnya diperoleh data bahwa sebagian 4

5 besar responden (80%) menyatakan bahwa setelah mendapatkan informasi tentang program operasi bersih, maka mereka mempergunakannya dalam kehidupan seharihari dan menyebarluaskannya kepada orang lain, dan hanya sebagian kecil saja (10%) yang menyatakan untuk dipergunakan sendiri saja atau hanya untuk dipahami saja (10%). Dari beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan sementara, bahwa Kesehatan Lingkungan melalui program operasi bersih sudah dipahami dan dipandang penting oleh masyarakat Desa Cikole Barat, yang dicirikan dengan beberapa pernyataan yang disampaikan oleh responden pada setiap pertanyaan yang diajukan. Di bawah ini disajikan data berkenaan dengan upaya-upaya yang dilakukan Kepala Desa dalam meningkatkan motivasi masyarakat dalam Kesehatan Lingkungan melalui operai bersih kepada masyarakat di Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Berdasarkan data yang diperoleh baik dari Aparat Desa maupun dari masyarakat, terungkap bahwa seluruh responden (100%) menyatakan bahwa Kepala Desa selalu menyampaikan informasi yang berkenaan dengan Kesehatan Lingkungan (Angket A Bagian III No. 9). Namun demikian terungkap data bahwa penyampaian informasi tersebut menurut hampir seluruh responden (70%) dilaksanakan secara rutin setiap pertemuan di kegiatan operasi bersih, dan hanya sebagian kecil saja (20%) yang menyatakan setiap pertemuan sebulan sekali, dan sebagian kecil lainnya menyatakan tidak tentu (10%). Berikutnya diperoleh data bahwa tempat yang dipergunakan oleh Kepala Desa dalam menyampaikan informasi program operasi bersih kepada masyarakat menurut sebagian besar responden (70%) menyatakan bahwa tempat yang biasa dilakukan oleh Kepala Desa dalam mengajak (memotivasi) masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam operasi bersih adalah kegiatan rutin Kesehatan Lingkungan di lokasi yang telah ditentukan, sedangkan sebagian kecil menyatakan dilakukan disaat rapat desa dilaksanakan (15%), pengajian rutin (10%), di salah satu rumah anggota (0%), dan sebagian kecil lainnya (5%) menyatakan tidak tentu. Selanjutnya diperoleh data bahwa alat bantu yang dipergunakan oleh Kepala Desa untuk mengajak (memotivasi) masyarakat untuk berparitisipasi dalam operasi bersih menurut hampir seluruh responden (90%) adalah contoh orang yang telah mengikuti program tersebut, dan hanya sebagian kecil saja (6%) yang mempergunakan alat berupa selebaran/ brosur, dan sebagian kecil lainnya (4%) menyatakan bahwa Kepala Desa tidak mempergunakan alat bantu. Selanjutnya diperoleh data bahwa menurut seluruh responden (100%) menyatakan bahwa selain menyampaikan informasi dan mengajak (memotivasi) berprilaku hidup sehat, Kepala Desa juga selalu membimbing/membantu masyarakat untuk mempermudah mengikuti program tersebut (Angket A Bagian III No. 19). Dari beberapa pertanyaan yang diajukan oleh penulis berkenaan dengan upaya-upaya yang dilakukan oleh Kepala Desa dalam meningkatkan motivasi masyarakat dalam program operasi bersih, sementara dapat disimpulkan bahwa terdapat upaya yang dilakukan oleh Kepala Desa, yang meliputi; upaya untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya memperhatikan Kesehatan Lingkungan melalui program operasi bersih; upaya untuk memotivasi/mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan operasi bersih; dan upaya memberikan bimbingan atau bantuan kepada masyarakat yang berkenaan dengan operasi bersih. Dilihat dari tanggung jawab yang dimiliki oleh responden dalam meningkatkan motivasi masyarakat terhadap program operasi bersih kepada masyarakat, terungkap data bahwa menurut sebagian besar responden (80%), mereka mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap peningkatan motivasi masyarakat dalam program operasi bersih, dan kurang dari setengah responden (20%) yang menyatakan mereka merasa kurang bertanggung jawab terhadap peningkatan motivasi masyarakat di dalam program operasi bersih. Selanjutnya diperoleh data bahwa kemampuan Kepala Desa dalam meningkatkan motivasi masyarakat dalam program operasi bersih, berdasarkan tabel menurut lebih dari setengah responden (60%) kemampuan mereka dirasa kurang memadai, hampir setengahnya (30%) merasakan tidak memadai dan mereka yang merasakan kemampuannya memadai dalam meningkatkan partisipasi masyarakat hanya sebagian kecil saja (10%). Menurut sebagian besar responden (80%) menyatakan bahwa motivasi yang 5

6 dimiliki masyarakat untuk mengikuti program operasi bersih cukup tinggi, dan hanya sebagian kecil saja (20%) yang menyatakan bahwa motivasi yang dimiliki oleh masyarakat tersebut biasa-biasa saja. Berdasar kepada beberapa hasil jawaban yang diperoleh dari responden, maka kesimpulan sementara diperoleh bahwa terdapat dua faktor yang dirasakan Kepala Desa dalam meningkatkan motivasi masyarakat dalam program operasi bersih. Faktor tersebut adalah faktor pendorong dan faktor penghambat. Kedua faktor tersebut ada yang berasal dari dalam diri responden sendiri, maupun yang berasal dari luar responden. Lebih jelasnya akan diuraikan pada pembahasan hasil penelitian di bawah ini. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa tingkat pemahaman masyarakat pada program operasi bersih cukup tinggi. Hal ini terjadi sebagai dampak dari upaya-upaya yang dilakukan Kepala Desa dalam meningkatkan motivasi masyarakat di dalam program operasi bersih. Disamping upaya Kepala desa, faktor lain dari tingginya motivasi masyarakat adalah adanya faktor-faktor yang mendorong pelaksanaan pembinaan yang dilakukan Kepala desa dalam meningkatkan motivasi masyarakat pada pelaksaan program Operasi Bersih di Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan Kesimpulan akhir yang penulis kemukakan didasarkan pada pertanyaan penelitian terdahuku sebagai berikut : Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan berkenaan dengan operasi bersih oleh masyarakat, di Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, sebagai berikut: Adanya pemahaman yang tinggi tentang arti pentingnya operasi bersih oleh masyarakat khususnya anggota kesehatan lingkungan di Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat (Angket A Bagian III No.1). Seluruh masyarakat khususnya pada umumnya telah pernah mendapatkan informasi tentang program operasi bersih. Umumnya informasi yang mereka peroleh berasal dari Kepala desa yang menyampaikannya pada kegiatan-kegiatan resmi di desa dan rapat-rapat, sedangkan sumber lainnya diperoleh dari warga masyarakat lainnya, media massa atau kegiatan-kegiatan lain di masyarakat. (tabel 8). Kesadaran akan pentingnya mengikuti program operasi bersih sudah melekat pada sebagian besar warga masyarakat Desa Cikole. Hal ini dicirikan dengan dorongan yang kuat untuk mengikuti kegiatan operasi bersih yang berasal dari dalam dirinya, dan tidak ada satu orangpun yang menyatakan atas paksaan dari orang lain atau pihak keluarganya (Tabel 9). Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil analisis data terhadap hasil kegiatan yang dilakukan oleh Kepala Desa dalam meningkatkan pemahaman operasi bersih kepada masyarakat khususnya. Kegiatankegiatan tersebut adalah: Adanya usaha untuk memberikan informasi tentang pentingnya program operasi bersih di dalam kehidupan sehari-hari. Penyampaian informasi ini lebih banyak dilakukan pada kegiatan resmi di desa, rapat-rapat dan pengajian rutin, meskipun pernah pula dilakukan pada kegaiatan-kegiatan lainnya. Penyampaian informasi ini juga menggunakan media berupa brosur dan gambar dengan tujuan untuk memudahkan pemahaman masyarakat terhadap materi informasi yang diberikan (tabel 11,12,14,15). Adanya usaha yang dilakukan oleh Kepala Desa untuk memberikan motivasi/ dorongan/ajakan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam program operasi bersih. Motivasi ini diberikan lebih banyak pada kegiatan berlangsung, meskipun pernah pula dilakukan pada kegiatan lainnya. Untuk memudahkan pemberian motivasi ini, Kepala Desa selalu mengajak warga masyarakat dengan penuh perhatian dan kesabaran (Tabel 16,17). Di samping memberikan informasi dan motivasi/ajakan/dorongan, Kepala Desa juga memberikan bimbingan dan bantuan kepada warga masyarakat dalam hal pemahaman operasi bersih. Bantuan dan bimbingan yang dimaksud adalah kesedian Kepala Desa untuk senantiasa memberikan pelayanan kepada warga masyarakat yang ingin mengetahui lebih banyak mengenai operasi bersih. Pelaksanaan pemberian bimbingan dan bantuan tersebut dilakukan setiap ada kesempatan, di mana masyarakat membutuhkan informasi tentang operasi bersih tersebut (tabel 20,21). Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil analisis data terhadap faktor pendorong dan penghambat yang dirasakan oleh anggota Kepala Desa dalam 6

7 meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai operasi bersih di Desa Cikole Barat, yaitu: Faktor pendorong lainnya adalah kondisi motivasi dari masyarakat sendiri untuk merubah perilakunya ke arah yang lebih baik, dalam hal ini meningkatkan kesehatan lingkungan melalui operasi bersih (tabel 27). Faktor penghambat lain adalah keterbatasan dana dimiliki oleh Kepala Desa, sehingga adanya keterbatasan jangkauan dalam meningkatkan pemahaman masyarakat akan operasi bersih (tabel 25). B.Saran Berangkat dari kesimpulan di atas, terdapat beberapa masalah dalam meningkat pemahaman operasi bersih bagi masyarakat yaitu keterbatasan waktu dan dana untuk pembinaan, serta Kepala desa masih dinilai kurang memadai dalam pemahaman masyarakat terhadap operasi bersih. Sedangkan potensi masyarakat cukup besar terhadap pembinaan operasi bersih, maka disampaikan saran-saran sebagai berikut: (1) Bagi masyarakat yang telah mengetahui dan memahami arti penting program kesehatan lingkungan melalui operasi bersih, diharapkan menjadi suri tauladan bagi masyarakat lainnya dalam memperhatikan kesehatan lingkungan nya; (2) Bagi Kepala Desa beserta Aparatnya, upaya ini bukan merupakan titik akhir dari perjuangan, oleh karena itu upaya-upaya tersebut harus terus dilakukan agar masyarakat lebih banyak yang mengetahui dan memahami tentang arti penting kesehatan lingkungan melalui operasi bersih bagi peningkatan sumber daya manusia. DAFTAR PUSTAKA Anonim, diakses 8 Oktober 2012 Arikunto, Suharsimi (1995). Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta. Artasasmita, Roni (1985). Pedoman Merancang Sistem Kursus dan Latihan, Bandung : FIP IKIP Hamijoyo, S.S. (1978). Aplikasi Model Komunikasi daripada Perubahan Sikap dalam Reseach Pembangunan Masyarakat Pedesaan. Jakarta. Hilman, A. (2001). Kesiapan daerah Menjalankan Otonomi Daerah (Makalah Seminar), Bandung : IAIN. Kartono, K. (1990). Pengantar Metodologi Research Sosial. Bandung : Alumni. Sudjana, D. (1996). Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Nusantara Press. Sudjana, N. (1995). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. (makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi). Bandung : Sinar Baru Alesindo. Surya, M. (2001). Mengembangkan Pendidikan Alternatif Memauki Milenium Ketiga (Makalah Seminar). Bandung : IAIN. Soeharto, Bohar (1989). Menyiapkan Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi-Thesis), Bandung: Tarsito.Sudjana, Nana (1987). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah (Makalah Skripsi Tesis Desertasi), Bandung : Sinar Baru Algensindo. Sudjana (1992). Metoda Statistika, Bandung : Tarsito Surakhmad, Winarno (1986), Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar, Metode, Teknik), Bandung : Tarsito. 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 86 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Setiap kegiatan yang bersifat ilmiah itu harus didasarkan pada sistem dan metode tertentu karena sistem dan metode tersebutlah yang

Lebih terperinci

Sri Teti Setiawati Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung

Sri Teti Setiawati Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung UPAYA PENIGKATAN KADER POSYANDU MELALUI PELATIHAN DALAM MEMBINA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KELURAHAN DUNGUSCARIANG KECAMATAN ANDIR KOTA BANDUNG Sri Teti Setiawati sritetis@yahoo.co.id Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi merupakan tempat atau unit analisa yang dijadikan sebagai tempat pelaksana penelitian atau tempat pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan mengenai pendapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan mengenai pendapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan mengenai pendapat peserta didik tentang implementasi pendekatan learning by doing pada kemampuan sewing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah yang menjadi tujuan akhir suatu penelitian. Dalam melaksanakan suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah yang menjadi tujuan akhir suatu penelitian. Dalam melaksanakan suatu 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian merupakan suatu usaha untuk menemukan jawaban terhadap suatu permasalahan, mengembangkan serta menguji kebenaran dari suatu teori dengan menggunakan cara-cara

Lebih terperinci

UPAYA KADER PKK DALAM MENINGKATKAN GIZI KELUARGA MELALUI PENYULUHAN PENCAPAIAN KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA DI POSYANDU

UPAYA KADER PKK DALAM MENINGKATKAN GIZI KELUARGA MELALUI PENYULUHAN PENCAPAIAN KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA DI POSYANDU UPAYA KADER PKK DALAM MENINGKATKAN GIZI KELUARGA MELALUI PENYULUHAN PENCAPAIAN KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA DI POSYANDU Neni Rumniati neni.rumniati@ymail.com Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas

Lebih terperinci

RENDANYA PARTISIPASI PEMUDA TERHADAP PROGRAM KEGIATAN PKBM DI DESA SIRNARAJA KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT

RENDANYA PARTISIPASI PEMUDA TERHADAP PROGRAM KEGIATAN PKBM DI DESA SIRNARAJA KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT RENDANYA PARTISIPASI PEMUDA TERHADAP PROGRAM KEGIATAN PKBM DI DESA SIRNARAJA KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT ADI HIDAYAT Email: adihidayat411@yahoo.com Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG

PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG IRA YUMIRA EMAIL: http // i.yumira@yahoo.co.id STKIP SILIWANGI

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang digunakan sebagai alat untuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang digunakan sebagai alat untuk BAB III PROSEDUR PENELITIAN Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian. Didalam prosedur penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif, suatu penelitian yang menggambarkan sifat-sifat atau

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif, suatu penelitian yang menggambarkan sifat-sifat atau BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, suatu penelitian yang menggambarkan sifat-sifat atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan salah satu cara yang diharapkan dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan salah satu cara yang diharapkan dapat BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan salah satu cara yang diharapkan dapat memudahkan teknik pengumpulan data sesuai dengan metode pendekatan yang sudah ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif, cirinya adalah data yang dikumpulkan mulanya disusun, dijelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif, 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif, cirinya adalah data yang dikumpulkan mulanya disusun, dijelaskan atau dibahas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan penelitian yang tidak perlu merumuskan hipotesis. Data yang telah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan penelitian yang tidak perlu merumuskan hipotesis. Data yang telah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang tidak perlu merumuskan hipotesis. Data yang telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna pendekatan yang nantinya akan digunakan untuk memecahkan masalah. Adapun metode

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Keberadaan metode penelitian sangat penting artinya dalam suatu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Keberadaan metode penelitian sangat penting artinya dalam suatu 26 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Keberadaan metode penelitian sangat penting artinya dalam suatu kegiatan penelitian. Penggunaan metode yang relevan sangat mendukung terhadap keobjektivan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan tugas penyelenggaraan pembangunan secara langsung kepada

BAB I PENDAHULUAN. memberikan tugas penyelenggaraan pembangunan secara langsung kepada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan seiringnya perkembangan otonomi daerah pemerintah pusat memberikan tugas penyelenggaraan pembangunan secara langsung kepada pemerintah desa. Pemerintah desa

Lebih terperinci

PERAN PEMBINA PRAMUKA DALAM MENINGKATAKAN PARTISIPASI PENGGALANG DI LINGKUNGAN GUDEP KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT

PERAN PEMBINA PRAMUKA DALAM MENINGKATAKAN PARTISIPASI PENGGALANG DI LINGKUNGAN GUDEP KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT PERAN PEMBINA PRAMUKA DALAM MENINGKATAKAN PARTISIPASI PENGGALANG DI LINGKUNGAN GUDEP KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT ENDANG HIDAYAT Email: endanghidayat315@yahoo.com Pendidikan Luar Sekolah

Lebih terperinci

PUPU PUJIAWATI NINGRUM yahoo.co.id PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) ABSTRAK

PUPU PUJIAWATI NINGRUM yahoo.co.id PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) ABSTRAK PERSEPSI IBU BALITA TERHADAP PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) DI POSYANDU (Studi Kasus Posyandu Mawar RW 18 Desa Margaasih Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung) PUPU PUJIAWATI NINGRUM Poedjie_aiem

Lebih terperinci

UPAYA KELOMPOK KERJA (POKJA) BINA LANSIA DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN PARA LANSIA

UPAYA KELOMPOK KERJA (POKJA) BINA LANSIA DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN PARA LANSIA UPAYA KELOMPOK KERJA (POKJA) BINA LANSIA DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN PARA LANSIA Oleh : IIS SRI ARDIANTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH ABSTRAK Penelitian ini bertitik tolak dari permasalah dibidang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendapat Surakhmad (1994:131) yang menyatakan bahwa metode

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendapat Surakhmad (1994:131) yang menyatakan bahwa metode 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara/langkah dalam mengumpulkan, mengorganisasikan, menganalisis, serta menginterpretasikan data. Hal ini sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian dapat dibedakan berdasarkan tujuan, pendekatan, bidang ilmu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian dapat dibedakan berdasarkan tujuan, pendekatan, bidang ilmu 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian dapat dibedakan berdasarkan tujuan, pendekatan, bidang ilmu dan tempat penelitian itu sendiri. Metode penelitian juga dapat dibedakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) sebagaimana dikutip Moleong mendefinisikan metode kualitatif

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENDENGARKAN ISI BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMPN 2 MALANGBONG GARUT MAKALAH

PEMBELAJARAN MENDENGARKAN ISI BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMPN 2 MALANGBONG GARUT MAKALAH PEMBELAJARAN MENDENGARKAN ISI BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMPN 2 MALANGBONG GARUT MAKALAH OLEH: DADANG ROMANSYAH NIM.10.21.0545 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rencana pemecahan bagi persoalan yang diselidiki. 67

BAB III METODE PENELITIAN. rencana pemecahan bagi persoalan yang diselidiki. 67 69 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi adalah rencana pemecahan bagi

Lebih terperinci

Undang Undang No. 5 Tahun 1984 Tentang : Perindustrian

Undang Undang No. 5 Tahun 1984 Tentang : Perindustrian Undang Undang No. 5 Tahun 1984 Tentang : Perindustrian Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 5 TAHUN 1984 (5/1984) Tanggal : 29 JUNI 1984 (JAKARTA) Sumber : LN 1984/22; TLN NO. 3274 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penduduk merupakan potensi sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghubungkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. 1

BAB III METODE PENELITIAN. menghubungkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. 1 60 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah ilmu yang membahas metode ilmiah dalam mencari, menghubungkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. 1 Metode penelitian adalah cara-cara kerja

Lebih terperinci

PARTISIPASI GURU DALAM MENUMBUHKAN RASA PEDULI TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI SMP NEGERI 2 PAPAR KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI

PARTISIPASI GURU DALAM MENUMBUHKAN RASA PEDULI TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI SMP NEGERI 2 PAPAR KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI PARTISIPASI GURU DALAM MENUMBUHKAN RASA PEDULI TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI SMP NEGERI 2 PAPAR KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penduduk merupakan potensi sumber daya manusia

Lebih terperinci

JURNAL SOSIOEDUKASI, VOLUME 6 NOMOR ISSN X

JURNAL SOSIOEDUKASI, VOLUME 6 NOMOR ISSN X STUDI KORELASI ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MEDIA VISUAL DENGAN AKTIVITAS BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA DARUSSHOLAH YOGI BAYU PRASETYO DWI AYU ITA PURNAMASARI

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1996 TENTANG PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN, SERTA BENTUK DAN TATA CARA PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian berdasarkan hasil data dari aparat desa, Pusat Kegiatan Belajar Masyarat PKBM Bina Cipta Ujungberung berada tepat di Kelurahan Cigending.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan tujuan untuk mendapatkan data atau gambaran tentang masalah

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1996 TENTANG PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN, SERTA BENTUK DAN TATA CARA PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Restoran Jurusan Tata Boga SMK Negeri 3 Cimahi, Jl. Sukarasa No. 136 Cimahi.

BAB III METODE PENELITIAN. Restoran Jurusan Tata Boga SMK Negeri 3 Cimahi, Jl. Sukarasa No. 136 Cimahi. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah di Program Keahlian Restoran Jurusan Tata Boga SMK, Jl. Sukarasa No. 136 Cimahi. Peneliti memilih lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti. Sehubungan dengan hal ini, Suharsimi Arikunto (00:136)

Lebih terperinci

Hubungan Antara Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Sanitasi Lingkungan Di Asrama Polisi

Hubungan Antara Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Sanitasi Lingkungan Di Asrama Polisi Hubungan Antara Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Sanitasi Lingkungan Di Asrama Polisi Anita Sari (9) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Sanitasi lingkungan dapat di artikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpadu dengan lingkungannya dan diantaranya terjalin suatu hubungan fungsional

BAB I PENDAHULUAN. terpadu dengan lingkungannya dan diantaranya terjalin suatu hubungan fungsional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup dipandang sebagai satu sistem yang terdiri dari subsistem-sistem. Dalam ekologi juga manusia merupakan salah satu subsistem dalam ekosistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, yaitu Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas. Penelitian ini akan dilakukan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1980 TENTANG. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1980 TENTANG. Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1980 TENTANG ORGANISASI BIRO PUSAT STATISTIK Presiden Republik Indonesia, Menimbang : a. bahwa kegiatan Biro Pusat Statistik telah tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1996 Tentang : Pelaksanaan Hak Dan Kewajiban, Serta Bentuk Dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang

Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1996 Tentang : Pelaksanaan Hak Dan Kewajiban, Serta Bentuk Dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1996 Tentang : Pelaksanaan Hak Dan Kewajiban, Serta Bentuk Dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 69 TAHUN

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE UNTUK MENANGGULANGI ABRASI DI PANTAI SARI DESA TOLAI BARAT KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ni Ketut Rediasti No. Stb A 351 10 052 Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penelitian akan dilakukan yaitu di Kelompok Bermain Bunga Nusantara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penerapan prinsip-prinsip andragogi dalam Diklat Satuan Polisi Pamong Praja

BAB III METODE PENELITIAN. penerapan prinsip-prinsip andragogi dalam Diklat Satuan Polisi Pamong Praja 81 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh data empiris tentang penerapan prinsip-prinsip andragogi dalam Diklat Satuan Polisi Pamong Praja

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1996 TENTANG PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN, SERTA BENTUK DAN TATA CARA PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan suatu bangsa. Salah satu masalah pendidikan dewasa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan suatu bangsa. Salah satu masalah pendidikan dewasa ini adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur yang mempengaruhi perkembangan suatu bangsa. Salah satu masalah pendidikan dewasa ini adalah rendahnya mutu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia. Dalam sistem tata lingkungan, air merupakan unsur utama. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

PENTINGNYA PENYULUHAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI TPA AL HIDAYAH KELURAHAN UTAMA KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI.

PENTINGNYA PENYULUHAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI TPA AL HIDAYAH KELURAHAN UTAMA KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI. PENTINGNYA PENYULUHAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI TPA AL HIDAYAH KELURAHAN UTAMA KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI. Marliah 8355 marliaheli@yahoo.com PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGHIJAUAN UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKUNGAN DI SDN 112 PEKANBARU

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGHIJAUAN UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKUNGAN DI SDN 112 PEKANBARU PELAKSANAAN KEGIATAN PENGHIJAUAN UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKUNGAN DI SDN 112 PEKANBARU WEYN MARDIANI Guru SD Negeri 112 Pekanbaru weynmardiani32@gmail.com ABSTRAK Salah satu kegiatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 69 TAHUN 1996 TENTANG PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN, SERTA BENTUK DAN TATA CARA PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 69 TAHUN 1996 TENTANG PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN, SERTA BENTUK DAN TATA CARA PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 69 TAHUN 1996 TENTANG PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN, SERTA BENTUK DAN TATA CARA PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang gaya kepemimpinan yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang gaya kepemimpinan yang dapat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang gaya kepemimpinan yang dapat memberikan motivasi kerja terhadap karyawan, digunakan metode deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 52 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah kegiatan sistematis terencana yang dilakukan penulis guna untuk memecahkan suatu permasalahan. Metode penelitian yang penulis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan 60 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan persiapan yang sesuai dengan prosedur penelitian. Persiapan-persiapan ini akan membantu kelancaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Jenis dan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR PELATIHAN TATA BOGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA DI DESA CIPEUNDEY BANDUNG BARAT

HASIL BELAJAR PELATIHAN TATA BOGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA DI DESA CIPEUNDEY BANDUNG BARAT 77 HASIL BELAJAR PELATIHAN TATA BOGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA DI DESA CIPEUNDEY BANDUNG BARAT Lisna Nur Al-Fittri 1, Ellis Endang Nikmawati 2, Rita Patriasih 2 Abstrak : Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan sesuatu yang menentukan jawaban terhadap suatu permasalahan, mengembangkan dan menguji kebenaran dari suatu teori dengan menggunakan cara cara ilmiah. Dengan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KURSUS BAHASA INGGRIS DI SD NEGERI PINAYUNGAN III KECAMATAN TELUKJAMBE TIMUR KABUPATEN KARAWANG

PEMBELAJARAN KURSUS BAHASA INGGRIS DI SD NEGERI PINAYUNGAN III KECAMATAN TELUKJAMBE TIMUR KABUPATEN KARAWANG Jurnal Ilmiah Solusi Vol. 1 No. 2 April-Juni 2014: 89-96 PEMBELAJARAN KURSUS BAHASA INGGRIS DI SD NEGERI PINAYUNGAN III KECAMATAN TELUKJAMBE TIMUR KABUPATEN KARAWANG Darmaji Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, keadaan dan mahluk termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang tepat sangat diperlukan dalam pelaksanaan suatu penelitian. Metode penelitian dapat digunakan sebagai pedoman

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PP 69/1996, PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 69 TAHUN 1996 (69/1996) Tanggal: 3 DESEMBER 1996 (JAKARTA) Sumber: LN 1996/104; TLN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat non eksperimental, dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan dalam sebuah penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian atau sering disebut juga

Lebih terperinci

Oleh: DWI HARYATI K

Oleh: DWI HARYATI K APLIKASI PENDEKATAN LEARNSCAPE MELALUI STIMULASI KECERDASAN NATURALIS (PEMBUATAN KOMPOS) UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKUNGAN DI SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN 2007/2008 Oleh: DWI HARYATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang ditandai dengan gencarnya inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), sehingga menuntut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif. Sugiyono (2008:9) mengemukakan bahwa: metode kualitatif adalah metode yang berlandaskan

Lebih terperinci

DAMPAK SARANA OLAHRAGA REKREASI TERHADAP PARTISIPASI BEROLAHRAGA. Mudjihartono. (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak

DAMPAK SARANA OLAHRAGA REKREASI TERHADAP PARTISIPASI BEROLAHRAGA. Mudjihartono. (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak DAMPAK SARANA OLAHRAGA REKREASI TERHADAP PARTISIPASI BEROLAHRAGA Mudjihartono (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak Sarana olahraga merupakan wahana yang diperlukan oleh warga masyarakat dalam mempermudah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data yang dikumpulkan untuk menunjang kegiatan studi ini pada umumnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data yang dikumpulkan untuk menunjang kegiatan studi ini pada umumnya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Studi ini termasuk dalam kategori penelitian kualitatif. Hal ini dikarenakan data yang dikumpulkan untuk menunjang kegiatan studi ini pada umumnya berbentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian dilakukan di Sanggar Alam Sunyaragi Kota Cirebon. Alasan pemilihan lokasi menjadi tempat penelitian, adalah:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian pesat dengan berbagai aspek permasalahannya. Pendidikan tidak hanya bersinggungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wini Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wini Oktaviani, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada akhir akhir ini, masalah lingkungan terus menjadi pembicaraan dibanyak negara. Pencemaran dan kerusakan lingkungan dimuka bumi sampai isu global warming

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan yang terjadi di kantor tersebut. Waktu penelitian dimulai dari akhir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan yang terjadi di kantor tersebut. Waktu penelitian dimulai dari akhir 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pekanbaru dan lokasi penelitiannya adalah Kantor Gubernur Riau tepatnya di biro hubungan masyarakat yang berada

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1984 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1984 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1984 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan RTH sangat penting pada suatu wilayah perkotaan. Disamping sebagai salah satu fasilitas sosial masyarakat, RTH kota mampu menjaga keserasian antara kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah kegiatan sistematis terencana yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah kegiatan sistematis terencana yang dilakukan 52 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah kegiatan sistematis terencana yang dilakukan penulis guna untuk memecahkan suatu permasalahan. Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat bagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan data yang dikualifikasikan dan menganalisisnya dengan

Lebih terperinci

dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan strategi permainan ular tangga 1) Penggunaan strategi permainan ular tangga pada mata pelajaran

dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan strategi permainan ular tangga 1) Penggunaan strategi permainan ular tangga pada mata pelajaran 25 dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan strategi permainan ular tangga pada pembelajaran Matematika siswa kelas II di Madrasah Ibtidaiyah Sullamut Taufiq Banjarmasin. C. Data dan Sumber Data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yakni, Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Perilaku Keagamaan Siswa di SMA Negeri 1 Tulungagung,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana dan sruktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

tercapai seperti yang diharapkan. Metode penelitian adalah ilmu tentang metode-metode

tercapai seperti yang diharapkan. Metode penelitian adalah ilmu tentang metode-metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Setiap kegiatan penelitian, dalam upaya untuk menemukan data yang valid, dan merupakan usaha dalam mengadakan analisa secara logis rasional di perlukan

Lebih terperinci

CENDEKIA Jurnal Ilmu Administrasi Negara

CENDEKIA Jurnal Ilmu Administrasi Negara PELAKSANAAN MOTIVASI KEPALA DINAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN MAJALENGKA Oleh : RATNA, S.IP., M.Si. ABSTRAK Belum optimalnya kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Seperti yang diungkapkan oleh Lexi Moleong, yang mendefinisikan metode kualitatif adalah

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PRACTISE

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PRACTISE PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PRACTISE DAN KREDIBILITAS TUTOR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS PESERTA KURSUS DI LEMBAGA ENGLISH INSTITUTE Sri Wahyuni 1 ABSTRAK Masalah pokok dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menentukan kebijakan, dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menentukan kebijakan, dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Penelitian evaluasi merupakan suatu proses yang dilakukan dalam rangka menentukan kebijakan, dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 60 A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Best (1982:119) Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha

Lebih terperinci

EVALUASI SIKAP DAN PERILAKU SISWA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN

EVALUASI SIKAP DAN PERILAKU SISWA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN EVALUASI SIKAP DAN PERILAKU SISWA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI Madrasah Neni Wahyuningtyas 1 Abstract Environmental education is one effort to realize environmental

Lebih terperinci

LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA

LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA Nela Rofisian Abstrak: Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bagi sebagian siswa masih dirasakan sulit untuk dipahami. Hal ini terjadi karena

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan peneliti untuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan peneliti untuk 45 BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan peneliti untuk proses pengumpulan dan menampilkan data hasil penelitian yang dilakukan. Menurut

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak

I. PENDAHULUAN. bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak konstitusional bagi setiap warga

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode ilmiah dalam menggali kebenaran pengetahuan (Hadari Nawawi dalam Pabundu Tika, 2005:2).

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR Guru TK ABA 010 Cabang Kuok Kabupaten Kampar email: herlinaher@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Copyright (C) 2000 BPHN UU 7/2004, SUMBER DAYA AIR *14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan prosedur

Lebih terperinci