BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten
|
|
- Irwan Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, yaitu Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas. Penelitian ini akan dilakukan selama tiga (3) bulan dengan waktu penelitian dimulai pada Bulan April Juni B. Alat dan Bahan 1. Alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian di Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas ini adalah melalui Angket, Observasi dan Dokumentasi sebagai instrumen penelitian. 2. Bahan yang digunakan dalam penelitian di Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas ini adalah berupa data melalui : a. Peta Administrasi Kecamatan Bumijawa b. Peta Geologi Lembar Purwokerto dan Tegal - Jawa c. Peta Zoning Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas d. Peta Pengembangan Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas e. Peta Administrasi Kabupaten Tegal C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. (Suharsimi Arikunto,1998:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah administrasi Desa Guci, sedangkan untuk 18
2 melengkapi data di lapangan tentang faktor-faktor geografi dan daya tarik Objek Wisata Pemandian Air Panas di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, peneliti menggunakan responden yang terdiri dari: a. Pengunjung Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. b. Pengelola Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas Kabupaten Tegal. c. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tegal. d. Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Tegal. e. Dinas P dan K Kecamatan Bumijawa. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi yang bersangkutan. (DR.Nursid Sumaatmadja,1988:112). Sampel dalam penelitian ini adalah kawasan Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik area probability sample (sampel wilayah) yaitu teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari wilayah dalam populasi. (Arikunto,1998: 126). Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik area probability sample. Dengan teknik ini diambil sampel 20 orang pengunjung Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal D. Definisi Operasional Variabel Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. (Suharsimi Arikunto, 1998:99). Dalam hal ini penulis mencoba mengungkapkan variabel
3 penelitian faktor-faktor geografi yang berkaitan dengan pengembangan Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, sebagai berikut: 1. Faktor Alam a. Lokasi Lokasi dalam penelitian ini menyangkut jarak, berapa jarak Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas dari pusat kota (Kota Tegal), berapa biaya yang dikeluarkan untuk sampai ke objek wisata tersebut dari pusat Kota Tegal. Lokasi ini juga dapat diartikan sebagai lokasi relatif artinya bagaimana hubungan antara Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas dengan objek wisata lainnya. b. Iklim Tipe iklim juga sangat menentukan kegiatan pariwisata, iklim akan menyebabkan perbedaan jenis kegiatan wisata yang dilakukan. Faktor iklim dalam penelitian ini yaitu tentang suhu dan curah hujan. c. Hidrologi Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, kondisi air menentukan ada tidaknya suatu wilayah dapat dihuni dengan baik. Air berperan penting dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata terutama untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Air merupakan salah satu potensi sumber daya yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan mahkluk hidup dan proses pembangunan. Kondisi air dipengaruhi juga oleh keadaan iklim, vegetasi dan kondisi tanah. Air dalam pembangunan pariwisata berperan untuk menciptakan ketertarikan wisatawan yang berkunjung ke objek wisata yang bersangkutan, baik digunakan untuk keperluaan fasilitas wisata maupun sebagai sarana prasarana pendukung objek wisata
4 d. Topografi Wilayah Kabupaten Tegal secara topografis terdiri dari 3 (tiga) kategori daerah, antara lain : Daerah Pantai, Daerah Dataran Rendah dan Daerah Dataran Tinggi atau Pegunungan. Kecamatan Bumijawa merupakan daerah dengan topografi kasar yaitu berupa pegunungan. Sifat-sifat dan kesesuaian lahan ini cocok untuk areal rekreasi, tempat peristirahatan, daerah buffer tanaman dan hutan. e. Tanah Tanah yang dimaksud disini adalah kondisi dan jenis tanah yang ada di Kecamatan Bumijawa ini adalah jenis tanah aluvial. Kondisi tanah akan menentukan kesuburan suatu wilayah, disamping itu tanah juga menentukan struktur geologinya dan batuannya. Pengetahuan tentang tanah seperti jenis tanah dan tingkat kesuburan tanah akan berpengaruh terhadap aktifitas penduduk di daerah tersebut seperti perbedaan pola pertanian dan cara bercocok tanam. f. Geologi Geologi yang dimaksud disini adalah formasi batuan, jenis batuan, struktur geologi. Stuktur geologi yang dimaksud disini adalah adanya lipatan dan patahan. Suatu wilayah sangat berperan sebagai bahan pertimbangan untuk mendirikan bangunan di atasnya, apakah kondisi batuan tersebut mampu menopang sebuah bangunan atau tidak karena hal ini terkait dengan faktor keselamatan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung. g. Flora fauna
5 Jenis flora fauna juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata, dengan adanya flora fauna akan dapat mempengaruhi kegiatan manusia serta dapat menjadi daya tarik bagi keberadaan objek wisata tersebut. 2. Faktor Sosial a. Daya Tarik Atraksi atau daya tarik dalam hal ini terkait dengan apa yang menjadi ciri khas Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas, baik ciri khas dari objek wisata itu sendiri ataupun kondisi disekitar objek wisata tersebut. b. Infrastruktur Infrastruktur merupakan sarana pendukung aktifitas kepariwisataan. Infrastruktur dapat meliputi pembangunan jalan serta memperbanyak sarana transportasi, sarana jaringan listrik, sarana jaringan air bersih dari mata air, sarana jaringan telekomunikasi, sarana sistem drainase, fasilitas pembuangan sampah. c. Fasilitas pelayanan Fasilitas pelayanan juga sangat diperlukan dalam menunjang pengembangan Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas, fasilitas pelayanan tersebut meliputi pertokoan, jasa-jasa perdagangan, fasilitas keamanan dan kenyamanan dan lain sebagainya. d. Akomodasi Tersedianya tempat untuk menginap (rumah makan, warung, losmen, hotel, tempat parkir, tempat penginapan, tempat untuk bermain, tempat untuk olahraga, tempat untuk berenang, tempat untuk pembelian cindera mata sebagai pusat oleh-oleh
6 khas Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas) bagi wisatawan yang berkunjung ke Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas. e. Pengelolaan Pengelolaan dalam hal ini terkait dengan pihak yang kompeten dibidang pariwisata dalam hal ini adalah Dinas Pariwisata dan juga Pengelola Objek Wisata tersebut. Sedangkan agen pengembang dalam hal ini berperan untuk memperkenalkan objek wisata kepada masyarakat (wisatawan). Untuk memperkenalkan suatu objek wisata pihak pengelola maupun instansi yang terkait dapat melakukannya melalui promosi baik lewat media cetak maupun media elektronik. f. Permodalan Sebuah pembangunan memerlukan biaya yang tidak sedikit, begitu juga untuk mengembangkan Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas tersebut diperlukan modal baik dari pemerintah maupun dari pihak swasta. Modal mutlak diperlukan untuk membangun sarana dan prasarana di dalam objek wisata agar dapat menambah daya tarik objek wisata tersebut. g. Kondisi Penduduk Kondisi penduduk daerah objek wisata juga ikut berpengaruh terhadap pengembangan objek wisata, sebagai contoh bagaimana peran penduduk dalam pengembangan pariwisata, bagaimana tangggapan penduduk terhadap keberadaan objek wisata serta bagaimana sikap penduduk terhadap wisatawan yang datang ke objek wisata tersebut. Hal itu sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat kunjungan wisatawan.
7 h. Perekonomian Perekonomian bagi pariwisata merupakan proses dimana Pemerintah Daerah dan masyarakat yang mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara Pemerintah Daerah dengan Sektor Pariwisata untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan meningkatkan perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas. i. Sosial Budaya Kebudayaan merupakan segala hal yang berlangsung dan terjadi di sekitar lingkungan. Kebudayaan juga merupakan ciri khas masyarakat satu dengan yang lain, yang terbentuk dari rangkaian proses adaptasi lingkungan dan evolusi budaya. E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data, khususnya data sekunder dilakukan dengan teknik dokumentasi, sedangkan data primer dilakukan dengan teknik angket dan teknik observasi lapangan. a. Data Sekunder Teknik dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, gambar-gambar, agenda dan lain-lain. untuk melengkapi data dalam rangka analisa masalah yang sedang diteliti, memerlukan informasi dari dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan objek yang dipelajari. Untuk keperluan ini harus melakukan studi dokumentasi. Pendekatan historis yang berkenaan dengan gejala sosial, ekonomi, budaya dan kependudukan lebih banyak berhubungan dengan sumbersumber dokumentasi. b. Data Primer, yang dimaksud data primer dalam penelitian ini antara lain :
8 1. Teknik Angket Teknik angket sebagai suatu teknik pengumpulan data. Jika data yang berupa pendapat atau sikap orang atau penduduk itu diperlukan dalam jumlah yang sangat banyak, dapat dikatakan tidak efektif bila menggunakan teknik wawancara. Oleh karena itu, harus menggunakan teknik angket. Item yang digunakan dalam pertanyaan ini berupa isian dan pilihan ganda untuk mendapatkan data tentang identitas responden, pengetahuan masyarakat, penerimaan informasi, pengolahan lahan, manfaat, sarana dan prasarana serta kondisi sosial mayarakat sekitar kawasan Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas. 2. Teknik Observasi Lapangan Pada dasarnya, pengetahuan geografi merupakan pengetahuan hasil pengumpulan data, fakta dan kenyataan di lapangan. Secara praktis, gejala dan masalah geografi ada dan terjadi secara langsung di lapangan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data geografi yang aktual dan langsung harus melakukan observasi lapangan. Observasi lapangan merupakan teknik pengumpulan data yang terutama pada penelitian geografi. Teknik ini digunakan dengan cara pengamatan secara langsung terhadap objek untuk memperoleh gambaran nyata sebagai bahan perbandingan hasil metode angket terutama mengenai kondisi infrastruktur kepariwisataan dan fasilitas pelayanan yang tersedia di objek wisata serta hasil teknik dokumentasi. Teknik ini juga digunakan untuk pengukuran mengenai kondisi iklim, kondisi geomorfologi, kondisi tanah, hidrologi, geologi.
9 F. Pengolahan Data Teknik-teknik pengumpulan data yang dapat digunakan pada penelitian geografi yaitu dokumentasi, angket dan observasi lapangan. Penerapan teknik-teknik tadi bergantung pada kebutuhan data yang harus dikumpulkan. Pada suatu penelitian geografi mungkin cukup dengan satu teknik, tetapi pada penelitian lain, mungkin seluruh teknik harus diterapkan. Masalah, tujuan dan hipotesa penelitian untuk sampai kepada suatu kesimpulannya, harus didukung oleh data yang relevan. Relevansi data dengan variabel-variabel penelitian, didasari oleh metode pendekatan masalah yang relevan. Disinilah letak dan kedudukan berbagai metode pendekatan. Sebelum menyusun dan menentukan teknik mana dan alat apa yang akan digunakan terlebih dulu maka harus memilih metode pendekatan yang paling serasi. Metode pendekatan yang dijadikan kerangka kerja kemudian dituangkan ke dalam teknik dan alat pengumpul data. G. Analisis Data Metode analisa kualitatif pada penelitian geografi, mengolah dan menginterpretasikan data dan informasi verbal. Data yang di analisis adalah jenis gejala dan masalah yang bersifat kualitatif. Ketentuan analisanya harus didasarkan atas logika dan kesimpulan penelitian geografi harus berbentuk keputusan yang logis, eksak dan obyektif. Informasi yang dituangkan dalam bentuk gambar, bagan, potret dan peta yang sangat membantu analisa kualitatif penelitian geografi. Telah kita ketahui, bahwa gejala, fakta dan kenyataan geografi hakekatnya merupakan kenyataan kualitatif. Dalam analisis data penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis kelingkungan (analisis ekologi). 1. Analisis Deskriptif Kualitatif
10 Analisis deskriptif kualitatif yaitu pengolahan data dengan melakukan proses mengatur, mengurutkan data yang terkumpul yang terdiri dari catatan-catatan lapangan, baik melalui dokumentasi, angket dan observasi lapangan. Data tersebut diatur dan diurutkan sesuai kebutuhan peneliti, sehingga informasi kualitatif tersebut disusun atas pikiran, intuisi, pendapat dan kriteria tertentu. Dalam melakukan proses analisis tersebut di atas, maka data yang diperoleh akan memberikan gambaran secara deskriptif tentang aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian yang kemudian akan memberikan jawaban atas masalah yang sedang diteliti sehingga data tersebut dapat dianalisis dengan menginterpretasikan ke dalam suatu urutan dasar berupa suatu kesimpulan dan saran 2. Analisis Kelingkungan (analisis ekologi) Analisis kelingkungan merupakan suatu analisis yang digunakan dalam kajian geografi, yaitu suatu analisis yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme hidup dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Perilaku manusia untuk memahami tata alam dan lingkungan perlu dimasyarakatkan agar mampu memanfaatkan tanpa menimbulkan dampak negatif. Sebab manusia dengan berbagai ipteknya, dapat mengubah tata alam menjadi tata binaan sesuai dengan hajat hidupnya, baik untuk kepentingan sosial, ekonomi maupun budaya. Seandainya pemenuhan keinginan tersebut hanya mengacu untuk kepentingan sosial, ekonomi atau budaya saja, kemungkinan terjadinya dampak negatif cukup besar. Hal ini mudah dipahami karena kepentingan hidup setiap manusia atau kelompok manusia, pada umumnya hanya dititik beratkan pada keuntungan besar yang dapat diperoleh dengan mudah, cepat dan murah. Unsur sosial tata alam seringkali diabaikan atau salah dalam
11 menerapkannya. Karena itu untuk mengendalikannya, perlu sekali mempelajari permasalahan ekologi baik secara teknik, hukum maupun adati (tradisonal). Permasalahan ekologi memang perlu sekali dipelajari, sebab berbagai macam kegiatan hidup manusia tidak akan terlepas dari masalah ekologi. Mengingat bahwa kegiatan hidup manusia dimanapun juga tidak akan terlepas dengan tata alam dan binaannya di bumi, sifat dan hubungannya dengan kegiatan hidup manusia perlu dipelajari. Kegiatan tersebut antara lain kegiatan pariwisata yang mengubah atau tidak mengubah tata alam, kemungkinan timbulnya dampak selalu ada. Analisis ekologi ini menitik beratkan pada keterkaitan antara lingkungan fisik yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan manusia (dalam hal ini kawasan Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas) dengan lingkungan (kondisi geografi).
PENGEMBANGAN POTENSI KAWASAN OBJEK WISATA ALAM PEMANDIAN AIR PANAS DI DESA GUCI KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL
PENGEMBANGAN POTENSI KAWASAN OBJEK WISATA ALAM PEMANDIAN AIR PANAS DI DESA GUCI KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Pengembangan Potensi Kawasan Pariwisata. berkesinambungan untuk melakukan matching dan adjustment yang terus menerus
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengembangan Potensi Kawasan Pariwisata Pada dasarnya pengembangan pariwisata adalah suatu proses yang berkesinambungan untuk melakukan matching dan adjustment yang terus menerus
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.
28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
60 BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1.Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif. Menurut Suryabrata (1983), metode deskriptif eksploratif yaitu sebuah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut The Liong Gie dalam Sumaatmadja (1988:75), Metode yaitu
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut The Liong Gie dalam Sumaatmadja (1988:75), Metode yaitu studi mengenai asas-asas dasar dari penyelidikan, seringkali melibatkan masalahmasalah
Lebih terperinciHOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG
I.1 LATAR BELAKANG PENDAHULUAN Dalam kurun lima tahun terakhir pertumbuhan perekonomian kota Bandung terus terdongkrak naik. Penyebab kondisi yang tengah dialami kota Bandung tidak hanya karena saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang
BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri pariwisata merupakan salah satu sarana untuk berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu tujuan wisata karena memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor penghasil devisa bagi negara yang cukup efektif untuk dikembangkan. Perkembangan sektor pariwisata ini terbilang cukup
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat terlaksana secara efektif dan
Lebih terperinciGambar 3.1 : Peta Pulau Nusa Penida Sumber :
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penulis mengambil lokasi penelitian di Desa Sakti Pulau Nusa Penida Provinsi Bali. Untuk lebih jelas peneliti mencantumkan denah yang bisa peneliti dapatkan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka
BAB III METODELOGI PERANCANGAN Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka kajian yang diuraikan dalam beberapa tahap, antara lain: 3.1 Pencarian Ide / Gagasan Tahapan kajian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahorok dengan pemandangan alam yang indah, udara yang sejuk, sungai dengan air yang jernih, walaupun keadaan hutannya tidak asli lagi, menjadikan tempat ini ramai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka percepatan pembangunan daerah, salah satu sektor yang menjadi andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. Pariwisata
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
14 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru,
Lebih terperinciMODEL AMBANG BATAS FISIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS AREA WISATA. Abstrak
MODEL AMBANG BATAS FISIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS AREA WISATA BERWAWASAN KONSERVASI DI KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO KABUPATEN SEMARANG Rahma Hayati Jurusan Geografi FIS -UNNES Abstrak Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang mengarah pada
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan
118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Putih yang terletak di Kecamatan Ranca Bali Desa Alam Endah. Wana Wisata
24 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wana Wisata Kawah Putih yang terletak di Kecamatan Ranca Bali Desa Alam Endah. Wana Wisata Kawah Putih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi suatu aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain sektor pertanian,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab
106 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Pedoman dalam memberikan kesimpulan, maka data-data yang dipergunakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil analisis dari studi yang dilakukan terhadap persepsi wisatawan terhadap Objek Wisata Batu Mentas, maka selanjutnya diuraikan kesimpulan dan rekomendasi
Lebih terperinciPERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A
PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A34204040 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN
Lebih terperinciKONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DANAU
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DANAU 1. Latar Belakang Sebagai modal dasar untuk mengembangkan kepariwisataannya yaitu alam dan budaya tersebut meliputi alam dengan segala isi dan bentuknya baik berupa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di objek Wisata Pantai Pondok Bali yang terletak
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di objek Wisata Pantai Pondok Bali yang terletak di Desa Mayangan Kecamatan Legonkulon Kabupaten Subang. Jarak dari kota Pamanukan
Lebih terperinciPERSEPSI WISATAWAN TERHADAP PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BUKIT BANAMA DI KECAMATAN BUKIT BATU KOTA PALANGKA RAYA. Dedy Norsandi
PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BUKIT BANAMA DI KECAMATAN BUKIT BATU KOTA PALANGKA RAYA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Palangka Raya Jl. Hiu Putih, Tjilik
Lebih terperinciOleh : ERINA WULANSARI [ ]
MATA KULIAH TUGAS AKHIR [PW 09-1333] PENELITIAN TUGAS AKHIR Oleh : ERINA WULANSARI [3607100008] PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
Lebih terperincipersepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR
17.270 kunjungan, sehingga dari hasil tersebut didapat nilai ekonomi TWA Gunung Pancar sebesar Rp 5.142.622.222,00. Nilai surplus konsumen yang besar dikatakan sebagai indikator kemampuan pengunjung yang
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) adalah cara -cara yang digunakan oleh
18 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) adalah cara -cara yang digunakan oleh penelitian dala mengumpulkan data penelitian. Metode yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata telah diasumsikan sebagai industri yang dapat diandalkan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata telah diasumsikan sebagai industri yang dapat diandalkan untuk mengisi devisa. Alasan utama pengembangan pariwisata sangat terkait dengan kemajuan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain.
23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 3) metode deskriptif merupakan
Lebih terperinciVariable penelitian Variabel Penelitian. Pengembangan d. Penggunaan lahan. Objek Geowisata Di Kabupaten 2. Kondisi Sosial
VARIABEL PENELITIAN Variabel dapat dikatakan sebagai atribut dari suatu individu, objek, gejala dan peristiwa tertentu yang dapat di ukur secara kualitatif dan kuantitatif (Sudjana, 1987:23). Variabel
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata sebagai suatu aspek pembangunan telah menjadi perhatian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata sebagai suatu aspek pembangunan telah menjadi perhatian berbagai kalangan, khususnya bagi daerah-daerah tertentu yang secara alamiah tidak mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan, sehingga dari
BAB III METODE PERANCANGAN Kajian perancangan ini adalah berupa penjelasan dari proses merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab III akan membahas tentang metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang ada. Kemudian cara mendapatkan sampel dilapangan, yang sebelumnya harus membuat peta
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek
BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide perancangan Gua Lowo merupakan obyek wisata alam yang berada di pegunungan dengan dikelilingi hutan jati yang luas. Udara yang sejuk dengan aroma jati yang khas, serta
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i ii iii vi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Perumusan Permasalahan 5 C. Tujuan dan Sasaran Penelitian 5 D. Manfaat Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang cukup luas dengan penduduk yang beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk Indonesia sebagai sektor yang dapat diandalkan dalam pembangunan ekonomi. Bahkan tidak berlebihan,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. " Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2009:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut (HLGL) Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian berlangsung selama 3 bulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kawasan wisata yang dikelola dibawah Perum Perhutani, dan memiliki luas
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian. 1. Lokasi. Lokasi penelitian berada di Bumi Perkemahan Ranca Upas, merupakan kawasan wisata yang dikelola dibawah Perum Perhutani, dan memiliki
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab sebelumnya melalui penilaian posisi perkembangan dan faktor - faktor yang mempengaruhinya maka dapat disimpulkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang mengarah pada pengungkapan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik
Lebih terperinciBENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR
BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR Oleh : MUKHAMAD LEO L2D 004 336 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. sebuah proses perancangan, metode ini dibutuhkan untuk memudahkan perancang
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan adalah suatu cara atau tahapan yang dilakukan dalam sebuah proses perancangan, metode ini dibutuhkan untuk memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi geografis kota Magelang berada pada jalur transportasi kota
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi geografis kota Magelang berada pada jalur transportasi kota Yogyakarta dan kota Semarang Di Kabupaten Magelang, terdapat objek wisata Kalibening yang ikut dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi wisata di Aceh saat ini sangatlah besar, dan banyak yang belum dimanfaatkan sebagai objek wisata di setiap daerah. Hampir semua kabupaten di Aceh memiliki keunggulan
Lebih terperinciStrategi Pengembangan Pariwisata ( Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap.
Strategi Pengembangan Pariwisata ( Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap. Bersyukurlah, tanah kelahiran kita Cilacap Bercahaya dianugerahi wilayah dengan alam yang terbentang luas yang kaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam pembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat)
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang studi, rumusan persmasalahan, tujuan, sasaran dan manfaat studi, ruang lingkup studi yang mencakup ruang lingkup materi dan ruang lingkup wilayah,
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SINTANG
1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau peristiwa yang terjadi di muka bumi yang timbul dari aktifitas manusia untuk memenuhi kebutuhannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kata yaitu pari yang berarti banyak, berkali-kali,berputar-putar, sedangkan wisata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata pariwisata berasal dari kata bahasa sangskerta yang terdiri atas dua kata yaitu pari yang berarti banyak, berkali-kali,berputar-putar, sedangkan wisata berarti
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai Sari Ringgung, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, pada bulan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. tujuan dalam penelitian dengan baik dan benar. Menurut Masyhuri dan Zainuddin
29 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penelitian dengan baik dan benar. Menurut Masyhuri dan Zainuddin (2008:
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Berkembangnya pariwisata pada suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Dalam penentuan ide perancangan Kawasan wisata pantai Camplong menggunakan ayat Al-Qur an Surat Al-Baqarah Ayat 11: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya, di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula
Lebih terperinciBAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU
BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih
Lebih terperinciIII METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.
III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea Bogor, Propinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian terlihat pada Gambar 2. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dunia pariwisata dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan suatu daerah. Pengembangan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif. Penelitian
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode yang digunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi objek wisata yang tersebar di seluruh pulau yang ada. Salah satu objek wisata yang berpotensi dikembangkan adalah kawasan konservasi hutan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian Daya Dukung Cihampelas Sebagai
44 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian Daya Dukung Cihampelas Sebagai Daerah Tujuan Wisata Belanja adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan menakjubkan. Kondisi kondisi alamiah seperti letak dan keadaan geografis, lapisan tanah yang subur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan menggambarkan keindahan alam yang beragam serta unik. Kondisi yang demikian mampu menjadikan Indonesia
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.
6 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian digunakan agar terarah, tergambar keinginan dan tujuan dalam penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR
PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and
BAB 3 METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and Exhibition Center di Kota Batu ini menggunakan penelitian dengan metode analisis dan sintesis. Metode tersebut
Lebih terperincimempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan karena berkembangnya sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taman Nasional Undang-undang No. 5 Tahun 1990 menyatakan bahwa taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian... 29
DAFTAR ISI Halaman Pengesahan... Halaman Pernyataan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... Intisari... Abstract... i ii iii v viii x xi xii xiii BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciPERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA
DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMAKASIH... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang
Lebih terperinciDATA POTENSI PARIWISATA GUNUNG BERUK DAYA TARIK WISATA ADA/ TIDAK ADA KETERANGAN
DATA POTENSI PARIWISATA GUNUNG BERUK DAYA TARIK WISATA ADA/ TIDAK ADA KETERANGAN a. Daya Tarik Wisata Alam Ada - Sendang Tunggul Wulung b. Daya Tarik Wisata Budaya Ada - Seni Reyog - Gajah Gajahan - Unto
Lebih terperinciBAB V STRATEGI DAN REKOMENDASI. 5.1 Strategi Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Badau
BAB V STRATEGI DAN REKOMENDASI 5.1 Strategi Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Badau Secara garis besar, konsep wisata di Kecamatan Badau yaitu gabungan antara wisata alam dan wisata budaya. Wisata ini
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
4 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika dilihat secara nyata, saat ini pembangunan yang terjadi di beberapa kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi daya tampung dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulisan untuk
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulisan untuk proses pengumpulan dan menampilkan data hasil penelitian yang dilakukan. memperoleh
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan di Kabupaten Bandung tepatnyadi Desa Malakasari, Kecamatan Baleendah. Objek wisata ini berdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan potensial dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Menurut Suharyono (1994:26) Geografi adalah pengetahuan mengenai persamaan dan perbedaan muka bumi (gejala geosfer)
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rekreasi dan Wisata 2.2 Perencanaan Kawasan Wisata
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rekreasi dan Wisata Secara etimologi kata rekreasi berasal dari bahasa Inggris yaitu recreation yang merupakan gabungan dari kata re yang berarti kembali dan creation yang berarti
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian BAB III PROSEDUR PENELITIAN Agar penelitian ini lebih terarah, maka diperlukan adanya metode penelitian. Menurut Menurut Arikunto, (1988:14) Metode penelitian adalah cara yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah wisata. Pariwisata itu sendiri adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Objek Banyak negara yang bergantung pada industri pariwisata sebagai sumber pajak dan meningkatkan sistem ekonomi pada daerah tersebut. Oleh karena
Lebih terperinciVI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung
VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini banyak negara berkembang menaruh perhatian yang khusus terhadap industri pariwisata, hal ini jelas terlihat dengan banyaknya program pengembangan
Lebih terperinciTPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN
TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 10 SUMBERDAYA LAHAN Sumberdaya Lahan Lahan dapat didefinisikan sebagai suatu ruang di permukaan bumi yang secara alamiah dibatasi oleh sifat-sifat fisik serta bentuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN.... HALAMAN PERNYATAAN.... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.... DAFTAR TABEL.... viii DAFTAR GAMBAR.... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.
BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN
1 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN I. UMUM Tuhan Yang Maha Esa telah menganugerahi bangsa Indonesia kekayaan berupa sumber daya yang
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Soge, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa
IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember 2015 sampai dengan bulan Maret 2016. Lokasi penelitian adalah di Pantai Soge yang terletak di Dusun
Lebih terperinci