Blastica. Karakteristik Umum Kotak Speaker. EBP dihitung dari: EBP =

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Blastica. Karakteristik Umum Kotak Speaker. EBP dihitung dari: EBP ="

Transkripsi

1 Kotak Tertutup Suspensi Akustik Orde kedua Speaker ditempelkan di salah satu sisi di kotak suara yang tertutup rapat. Volume kotak dipilih untuk mendapatkan Q sistem yang memenuhi karakter respon suara dari speaker dan kotak seperti yang diinginkan. Nilai Q berkisar dari 0,5 hingga 1,5 dimana nilai Q=0,5 disebut overdamped (sangat teredam) dan Q=1,5 disebut underdamped (kurang teredam) sedangkan Q=0,7 adalah critically damped atau flat (teredam dengan pas). Nilai Q sistem total (Qtc) tergantung pada 3 hal: 1. Volume kotak 2. Parameter TS 3. Gabungan perlakuan internal Desain kotak tertutup cocok untuk speaker dengan nilai EBP (Efficiency Bandwidth Product) 50 atau kurang dan nilai Qts yang lebih dari 0,40 walaupun tidak menjadi kepastian. Nilai EBP dihitung dari: EBP = Lereng kurva respon frekuensi rendah umumnya turun dengan 12dB/oktaf di bawah f 3, namun untuk sistem dengan Q lebih tinggi menghasilkan lereng kurva yang lebih tajam dengan penurunan 14dB/oktaf sementara sistem dengan Q yang lebih kecil menghasilkan kurva yang lebih landai dengan penurunan kurva 10dB/oktaf. Faktor redaman (damping) dan transien yang lebih baik bisa dicapai dengan membuat volume kotak yang lebih besar atau dengan menambahkan material peredam suara seperti polifinil, dacron, fiberglas dan busa. Pengisian material itu juga bisa menaikkan atau menurunkan f 3 tergantung pada jenis dan jumlah bahan yang diisikan. Pengisian material redam akan membuat kotak terlihat secara akustik menjadi lebih besar dari yang seharusnya. Sistem kotak tertutup adalah yang paling sederhana tetapi menawarkan hasil yang bagus untuk berbagai variasi aplikasi genre suara/musik yang luas. Sistem ini paling mudah dibuat model dan software-nya dengan perkiraan hasil yang akurat. Ukuran kotak dan bentuk umumnya paling mudah diterima. Hasil performansi bisa diubah-ubah dengan mengubah ukuran volume kotak atau dengan mengubah jumlah isi dengan material redam. Kotak tertutup akan menghasilkan respon group delay yang sangat baik. Suara yang dihasilkan akan gesit, cepat, natural, halus, ketat, akurat, terkontrol sehingga kotak tertutup akan menghasilkan respon transient yang terbaik. Getaran membran akan meningkat jika frekuensi suara mendekati f 3 dan akan menurun lagi jika frekuensi di bawah f 3 sehingga tidak diperlukan filter subsonic untuk kotak tertutup. Namun kotak tertutup sulit sekali merespon suara dengan frekuensi ekstrim rendah. Volume kotak yang cukup besar membuat respon suara bisa mencapai frekuensi cukup rendah namun menghasilkan gerakan membran yang besar untuk input power tertentu sehingga perlu dicari spek speaker dengan nilai Xmax yang besar. Kotak tertutup sangat bisa menghasilkan respon suara yang lebih rendah dibanding kotak dengan knalpot karena sifat penurunan yang landai (12dB/oktaf) di bawah f 3. Pada operasi daerah frekuensi normal akan menghasilkan geseran fase yang paling minimal. Respon frekuensi sangat rendah sulit didapat tanpa menggunakan crossover aktif. Titik f 3 umumnya cukup tinggi yaitu diatas 30Hz. Respon frekuensi sangat rendah yang baik hanya Iwan B Pratama Hal 1

2 bisa dicapai dengan menggunakan speaker dengan fs yang sangat rendah dikombinasi dengan volume kotak yang cukup besar. Hasil efisiensi daya adalah rendah yaiut -3dB dibanding yang kotak dengan port (knalpot). Walaupun dengan memperbesar volume kotak, respon frekuensi ekstra rendah tetap sulit dicapai di bawah f 3. Untuk hasil yang baik sangat diminta untuk menggunakan speaker dengan Xmax besar dan Qtc kurang dari 0,7 yang umumnya harga speaker juga lebih mahal. Jika Qtc lebih dari 0,707 umumnya dihasilkan f 3 yang lebih tinggi. Aplikasi terbaik Aplikasi speaker kotak tertutup secara umum untuk mendapatkan kualitas suara tanpa kompromi. Musik genre klasik, rock dan pop sangat sesuai. Banyak digunakan di audio mobil atau ruang home audio yang kecil. Pilih speaker dengan nilai Qts diatas 0,4 EBP kurang dari 50 dan Xmax besar walaupun ini rumus mati tetapi sebagai putunjuk saja. Kotak dengan Lobang (Port) Kotak dengan knalpot Orde keempat Speaker kotak dengan lubang port sering juga disebut bass-reflex. Speaker ditempelkan di satu sisi. Satu sisi yang sama atau yang lain juga dilobangi untuk membentuk port atau ventilasi dengan luas tertentu dan panjang tertentu. Luas dan panjang port ini sangat kritis karena sangat berpengaruh pada hasil. Dengan demikina port dan speaker memberikan kontribusi bersama dalam menyediakan karakteristik respon yang diinginkan. Speaker biasanya diletakkan menghadap keluar walaupun arah yan lainnya juga diperbolehkan seperti menghadap kebelakang atau menghadap dengan sudut tertentu. Port itu ditala dengan luas mulut dan panjang tertentu pada frekuensi tertentu, misalnya f B, yang kemudian berfungsi sebagai filter lolos tinggi atau High Pass Filter (HPF) bagi speaker. Gerakan membran speaker akan miminum pada frekuensi f B ini dimana port kotak akan mengambil alih dalam mengeluarkan sebagian besar suara. Umumnya lereng kecuraman HPF yang terbentuk adalah 24dB/oktaf namun bisa dinaikkan atau diturunkan sekitar 5-6dB lagi tergantung pada titik frekuensi penalaan dan besar kecilnya volume kotak. Dengan memvariasi ukuran volume kotak dan penetapan frekuensi f B ini maka bisa didapatkan banyak sekali kemungkinan yang berbeda-beda pada hasil performansi dari satu speaker yang digunakan. Port itu juga bisa diatur sebagai peredam beban yang dihasilkan speaker di frekuensi di atas f B yang menghasilkan kotak suara seperti pada kotak suara tertutup. Teknik ini sangat pas jika memakai speaker dengan nilai EBP mendekati 100 atau lebih dan nilai Qts kurang dari 4,0 walaupun speaker dengan nilai lain juga boleh saja dicoba dengan teknik ini. sistem kotak dengan port adalah respon frekuensi rendah yang bisa dilebarkan hingga mencapai frekuensi yang ekstrim rendah. Titik -3dB atau f 3 bahkan bisa dicapai pada frekuensi 20Hz atau di bawahnya lagi. Keuntungan lainnya adalah kemampuan menangani daya yang lebih besar pada daerah frekuensi di atas f B. Secara umum sistem kotak dengan port akan lebih efisien sehingga bisa diperoleh level output suara (SPL) yang kira-kira 3dB lebih besar dibanding sistem kotak tertutup. Dengan penentuan volume kotak dan penalaan yang tepat akan menghasilkan sistem kotak suara yang menghasilkan respon suara yang dalam, rendah, sangat bertenaga, keras dan bulat. Iwan B Pratama Hal 2

3 utama sistem kotak dengan port adalah volume kotak yang lebih besar. Prediksi hasil cenderung lebih sulit ditebak. Masalah alignment speaker dengan port dan volume juga menentukan karena sistem dengan alignment yang tidak pas justru menghasilkan respon suara nada rendah yang lebih buruk bahkan sangat buruk. Diperlukan nilai parameter speaker yaitu data parameter TS yang akurat untuk mendapatkan hitungan volume dan port yang maksimum. Dalam hal ini penggunaan speaker dari merk-merk terkenal sangat disarankan karena data parameter TS yang disertakan sudah sangat akurat. Suara dentuman atau suara frekuensi rendah yang melebar pada daerah tertentu di bawah f B adalah hasil yang biasa didapati. Simpangan membran hingga Xmax mudah tercapai di bawah f B ini yang mengakibatkan bahaya kerusakan pada suspensi, koil dan konus speaker. Hal ini sebaiknya perlu untuk menggunakan high pass filter tambahan untuk frekuensi di bawah f B. Namun ini tidak mutlak perlu selama level power yang dipakai dan kandungan frekuensi di ekstra rendah masih dalam batas-batas yang tidak membahayakan speaker. Respon transien akan menurun yang menghasilkan kurva group delay yang khas sekitar 50mS. Masalah-masalah seperti itu adalah hasil umum yang biasa didapat pada sistem kotak dengan port. Luas lubang port sebaiknya cukup besar untuk menghidari suara keruh yang dihasilkan dari mulut port ini namun ini menuntut port yang lebih panjang pada nilai f B itu yang akhirnya mendorong volume kotak yang besar lagi. Aplikasi Terbaik Kotak dengat port cocok jika ingin hasil respon frekuensi terendah dan terkeras tetapi ukuran volume kotak bukan menjadi halangan. Aplikasi yang cocok untuk pemakaian Home Theatre, home audio atau club-club disco. Dengan perhitungan yang akurat maka bisa dihasilkan sistem kotak suara yang ideal untuk live performance dan sound profesional dimana hasil respon suara bass yang rendah dan keras diperlukan tetapi dengan mengorbankan respon transien yang tidak kritis. Kotak Bandpass Order 4 Sistem Dua Ruang Port/Tertutup order ke-4 Bagian depan dan belakang speaker berada dalam ruang yang terpisah. Ruang volume belakang speaker adalah dengan kotak tertutup sedang ruang bagian depan memakai prinsip kotak dengan port. Sebenarnya prinsip ini adalah menempatkan speaker dengan posisi dan arah yang bagaimanapun asal ruang belakang adalah kotak tertutup sedang ruang depan adalah kotak dengan port. Dasar rancangan bandpass order ke-4 ini adalah kotak sistem tertutup tetapi dengan tambahan di depannya sebuah ruang akustik dengan port yang berfungsi sebagai filter. Ruang depan ini juga berlaku sebagai pembatas lebar frekuensi speaker sehingga bisa meningkatkan SPL dalam daerah frekuensi kerjanya. Hasil dengan f 3 yang sangat rendah bisa didapat dengan mengorbankan efisiensi yang menurun dan kenaikkan riak gelombang respon. Hasil dengan SPL sangat tinggi bisa dicapai dengan cara menggeser f 3 ke atas lagi dan dengan lebar band frekuensi yang lebih sempit. Secara umum menghasilkan gerakan membran yang lebih kecil sehingga didapatkan kontrol konus yang lebih baik. Lebar band dan efisiensi akan berbanding lurus secara terbalik. Jadi Iwan B Pratama Hal 3

4 kalau lebar band mau dinaikkan maka efisiensi akan turun demikian sebaliknya jika lebar band diturunkan maka efisiensi akan naik secara proporsional. Dengan kebutuhan dua ruang akan cenderung membuat volume kotak yang lebih besar. lain adalah merancang dengan tepat, sehingga hasil bisa bervariasi karena perbedaan alignment antara ruang belakang dan depan dan karena kritisnya frekuensi penalaan. Hasil bisa mengarah ke bass dimana pada satu frekuensi tertentu terdengar sangat keras sedang di daerah frekuensi lainnya tidak. Efek ini yang disebut one tone bass. Untuk menghasilkan bandwidth yang lebar dan bermanfaat haruslah diabaikan timbulnya sejumlah riak-riak gelombang di daerah bandwidth dan mengorbankan efisiensi. Pemakaian harap hati-hati karena speaker dengan mudah dapat rusak yaitu terbakarnya spul koil karena adanya faktor pemampatan udara yang cukup tinggi yang mengakibatkan konus speaker sulit bergerak atau sedikit bergerak sehingga koil cepat menjadi panas. Aplikasi Terbaik Aplikasi umumnya di tempat-tampat dimana ukuran volume kotak tidak menjadi kendala dan kebutuhan mendapatkan SPL yang tinggi. Audio mobil sering juga memakai sistem ini karena adanya faktor gain ruang dari kabin mobil itu sendiri. Faktor gain kabin mobil itu sendiri akan memperlebar bandwidth dan respon frekuensi yang lebih mendatar tetapi masih mempertahankan SPL yang tinggi. Kotak Bandpass Order 6 Sistem Dua Ruang Port/Tertutup order ke-6 Speaker diletakkan pada dua ruang akustik terpisah dimana kedua ruang dihitung dan ditala sendiri-sendiri. Hasil akhir jika dirancang dengan baik akan menghasilkan sistem yang terbaik diantara sistem yang telah dibahas di atas. Sistem juga paling efisien dan hanya sedikit menghasilkan gerakan konus speaker sehingga menghasilkan distorsi suara yang rendah. Pada dasarnya ruang belakang dihitung dengan cara yang sama dengan model kotak dengan port sedang ruang depan berlaku sebagai ruang perangkap akustik dan sebagai filter. Efisiensi yang lebih baik lagi dalam bandwidth yang dipakai. Lebih dapat mengontrol lagi gerakan konus sehingga berkurangnya distorsi suara. SPL yang lebih tinggi mungkin sekali bisa dicapai dibanding sistem yang telah dibahas di atas. utama sistem ini adalah penghitungan rancangan yang sangat rumit walau demikian hasil yang didapat akan bervariasi karena berbagai kesulitan yang ditemui. Kadang sering harus dilakukan beberapa percobaan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. lain adalah koil speaker mudah menjadi rusak karena panas yang berlebihan bahkan daun konus juga mudah sobek karena tingkat kompresi udara yang tinggi. Iwan B Pratama Hal 4

5 Extended Bass Shelf (EBS) EBS adalah salah satu variasi dari kotak dengan port yang membiarkan volume kotak diperbesar lagi antara 125% - 200% dari perhitungan optimal dan menala kotak pada frekuensi yang lebih rendah lagi. Hasil yang didapat adalah perubahan yang signifikan pada respon suara yang jauh lebih rendah. Bahkan jika respon frekuensi itu bisa digrafikkan akan terlihat bentuk kurva SPL yang meninggkat pada frekuensi di daerah f B. utama sistem EBS ini adalah untuk mendapatkan respon frekuensi yang bisa sangat/ekstrem rendah bahkan hingga dibawah 25Hz. Umumnya efisiensi sistem untuk daerah frekuensi dibawah 25Hz akan naik sedangkan untuk daerah frekuensi di atas 30Hz akan menurun tergantung pada penalaan sistem. Ukuran kotak adalah sangat besar. Penanganan daya speaker akan turun rata-rata 25% - 50%. Simpangan konus hingga Xmax lebih cepat tercapai di frekuensi f B atau di bawahnya. Respon suara kurang open dan nendang sehingga secara umum suara-suara bass terdengar soft saja. Respon antara 40Hz 60Hz terdengar berkurang. Umumnya lebih boros daya karena untuk menghasilkan frekuensi rendah dibutuhkan jauh lebih banyak volume udara yang harus digetarkan sehingga butuh simpangan konus yang semakin besar dan power untuk menggerakkan konus speaker yang semakin besar. Sebagai gambaran, dibutuhkan 8 kali lebih besar power untuk menghasilkan nada di 20Hz sehingga bersuara sama kerasnya di nada 40Hz. Radiator Pasif Radiator pasif menggunakan satu tambahan speaker untuk menggantikan sebagai port atau lobang seperti pada kotak dengan port. Dalam hal ini lobang port menggunakan speaker. Sehingga dalam hal ini perilaku sistem ini juga sama dengan sistem kotak port. Respon lereng suara akan mendekati -36dB/oktaf di bawah f B. Frekuensi resonansi sistem pasis radiator akan dipengaruhi oleh resonansi speaker yang digunakan sebagai radiator pasif. Dalam hal ini massa atau berat konus speaker akan sangat menentukan frekuensi resonansi itu. Jadi kita bisa menurunkan frekuensi resonansi hanya dengan manambahkan berat pada konus speaker radiator tersebut. Kalebihan sistem ini adalah penyederhanaan dalam menala kotak suara. Hanya dengan menambahkan berat pada konus speaker radiator atau mengurangi berat tersebut maka dapat menala frekuensi sistem kotak ini. Bahkan penalaan frekuensi secara presisi juga sangat dimungkinkan. Dengan hanya ukuran volume kotal yang kecil bisa ditala pada frekuensi yang rendah tanpa masalah bagaimana konstruksi port di dalam kotak. Dan karena tidak memakai lobang port, maka masalah timbulnya noise pada mulut lobang atau noise pada pipa port atau turbulensi udara Iwan B Pratama Hal 5

6 tidak akan terjadi lagi. Stabilitas speaker lebih bagus dibawah f B karena naiknya faktor redaman di daerah itu. Sehingga respon suara di bawah f B menjadi lebih terkontrol. sistem ini adalah harus menyediakan lagi satu speaker tambahan sebagai radiator pasif itu. lain adalah lereng turunnya respon suara di bawah f B yang cukup curam (36dB/oktaf) sehingga f 3 menjadi lebih tinggi. Jadi suara bass tidak akan terlalu bisa rendah. Biaya yang dikeluarkan akan lebih tinggi karena harus menyediakan satu speaker tambahan dibanding hanya dengan membuat pipa port pada sistem kotak port. Transmision Line Speaker ditempatkan pada suatu rongga akustik yang rumit atau pipa panjang yang umumnya disebut saluran transmisi. Panjangnya saluran transmisi ini tergantung dari nilai Fs dari speaker yang digunakan. Saluran bisa berupa bentuk luasan yang sama besar sepanjang saluran atau bisa bentuk luasan yang semakin mengecil. Tetapi umumnya saluran untuk dibuat berbelok atau ditekuk-tekuk sehingga secara keseluruhan bisa mengurangi ukuran kotak. Panjang saluran transmisi yang umum adalah 1/4 panjang gelombang Fs speaker yang digunakan. Dan sepanjang saluran itu ditempatkan material peredam suara yang menjamin perambatan gelombang akustik berlangsung pada kondisi yang isothermal yang juga akan mengurangi kecepatan laju udara di mulut saluran. Respon transien sistem ini akan lebih baik atau paling tidak sama baiknya dengan sistem kotak tertutup tetapi akan jauh lebih baik dibanding sistem kotak dengan port. Lereng pengurangan suara frekuensi rendah lebih landai dibanding kotak tertutup yaitu 10dB/oktaf saja sehingga sistem ini akan menghasilkan perbaikan suara bass yang lebih rendah. Colorasi bass pada frekuensi lebih tinggi juga berkurang karena berkurangnya puncak impedansi. Hasilnya suara bass yang lebih jernih, lebih murni dan lebih dalam. Satu-satunya kekurangan sistem ini adalah konstruksinya yan rumit dan tidak murah. Umum selalu dihasilkan bentuk volume kotak yang lebih besar atau bahkan sangat besar. Kadangkadang tidak semua speaker cocok dengan sistem kotak saluran transmisi ini. Compound atau Isobaric Driver ganda Sistem isobar ini menggunakan dua speaker yang ditempatkan bersama dalam satu kotak dengan menyediakan satu ruang udara diantara kedua speaker. Kedua speaker dihubungkan ke power amplifier dalam fase yang sama. Ruang antara kedua speaker harus dibuat sekecil mungkin sehingga sistem ini adalah sama dengan sistem dikotak lain kecuali nilai Vas yang digunakan harus dibagi 2. Hal ini berakibat bahwa sistem kotak suara ini hanya butuh separuh ukuran dari ukuran normalnya. Iwan B Pratama Hal 6

7 Respon suara bass yang meningkat. Suara bass dirasakan lebih ketat, lebih cepat, lebih akurat dan lebih nyata. Nilai Vas dari speaker tinggal separuhnya. Dan inilah kelebihan utama sistem ini yaitu mendapatkan respon suara bass yang rendah tetapi volume kotak hanya perlu separuhnya dari normal. Kerugian utama jelas yaitu harus sediakan satu speaker tambahan dan power amplifier. Efisiensi sistem kotak ini akan berkurang 3dB jika dibanding dengan sistem satu speaker karena penambahan massa konus dan pengurangan Vas. Jika dibuat perbandingan sistem isobarik dengan 2 speaker dengan sistem 2 speaker yang dipasang pada 2 kotaknya sendirisendiri, maka efisiensi sistem isibarik akan berkurang 6dB. Aplikasi terbaik Aplikasi sistem isobarik adalah jika diinginkan kotak speaker yang ekstrim kecil tetapi ingin respon bass yang rendah dan akurat dengan tidak enggan untuk mengorbankan tambahan speaker dan power amplifier. Push-Pull Driver Driver dorong-tarik Dua speaker ditempatkan pada ruang yang sama secara berbalikan arah. Kedua speaker kemudian disambungkan ke power amplifier dengan fase terbalik. Dengan konfigurasi ini dimungkinkan untuk menghilangkan harmonisa ganjil dan genap sehingga secara keseluruhan cacat harmonisa menjadi sangat kecil. Cacat-cacat lain karena perbedaan koil, konus, surround dan spider bisa saling menghilangkan antara satu speaker dengan speaker lainnya. Volume kotak suara perlu 2 kali lebih besar dari normal dan akan bisa didapatkan efisiensi yang 3dB lebih besar daripada satu kotak dengan satu speaker. Penanganan daya bisa 2 kali lebih besar. Respon frekuensi sama dengan kotak dengan satu speaker. Sistem bisa menangani daya yang 2 kali lebih besar dengan efisiensi yang 3dB lebih baik sehingga akan didapatkan SPL yang lebih besar. Sebenarnya hampir tidak ada kekurangan pada sistem ini kecuali harus membuat kotak yang 2 kali lebih besar. Iwan B Pratama Hal 7

BAB II DASAR-DASAR PENAPIS

BAB II DASAR-DASAR PENAPIS BAB II DASAR-DASAR PENAPIS II.1. PENAPIS LOLOS-RENDAH (LOW-PASS FILTER ) Sebuah penapis lolos-rendah membolehkan sinyal-sinyal yang masuk diteruskan (diloloskan) hanya dengan sedikit bahkan tidak ada pelemahan

Lebih terperinci

SUBWOOFER SERI NOBELIUM ULTIMATE

SUBWOOFER SERI NOBELIUM ULTIMATE SUBWOOFER SERI NOBELIUM ULTIMATE Nobelium 10i Nobelium 12i Nobelium 15 SELAMAT DATANG Terima kasih telah membeli subwoofer Nobelium ULTIMATE DLS. Subwoofer harus terpasang dengan benar agar bekerja dengan

Lebih terperinci

SUBWOOFER SERI PERFORMANCE

SUBWOOFER SERI PERFORMANCE SUBWOOFER SERI PERFORMANCE W308B W310D, W312D OA8, OA10D, OA12D SELAMAT DATANG Terima kasih telah membeli subwoofer PERFORMANCE DLS. Subwoofer harus terpasang dengan benar agar bekerja dengan baik. Panduan

Lebih terperinci

Seluk Beluk Frequency Response sebuah Loudspeaker Part4 Menyelidiki "asal usul" Frequency Response Loudspeaker

Seluk Beluk Frequency Response sebuah Loudspeaker Part4 Menyelidiki asal usul Frequency Response Loudspeaker Setelah membicarakan banyak hal hal yang bersangkutan dengan frequency response (selanjutnya disingkat FR) sebuah loudspeaker (selanjutnya disingkat spkr), mari kita bahas dari mana asal nya frequency

Lebih terperinci

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN 7.1. TUJUAN PENGUKURAN Ada banyak alasan untuk membuat pengukuran kebisingan. Data kebisingan berisi amplitudo, frekuensi, waktu atau fase informasi, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendengaran manusia normal, maka manusia dapat mendengarkan musik dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendengaran manusia normal, maka manusia dapat mendengarkan musik dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua manusia mempunyai indera pendengaran. Ketika indera pendengaran manusia normal, maka manusia dapat mendengarkan musik dengan baik. Mendengarkan musik sama halnya

Lebih terperinci

Microphone dan Loudspeaker

Microphone dan Loudspeaker Microphone dan Loudspeaker Microphone atau sering ditulis mikropon adalah suatu alat yang dapat mengubah getaran suara menjadi getaran listrik. Microphone merupakan salah satu sumber pokok dan merupakan

Lebih terperinci

Di bawah ini adalah tabel tanggapan frekuensi dari alat-alat music.

Di bawah ini adalah tabel tanggapan frekuensi dari alat-alat music. 1. Jangkauan respon frekuensi speaker. Pertama-tama yang harus diketahui bahwa speaker mereproduksi suara dari perangkatperangkat elektronik yang menyertainya( CD player, amplifier, processor dan lain-lain.),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini dijelaskan teori yang diperlukan untuk merealisasikan sistem penyuara dengan cacat minimal. Penulisan landasan teori ini dikhusukan pada bagian-bagian penunjang yang

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER Pada bab ini akan dibahas mengenai bagaimana proses perancangan dan realisasi band pass filter square open-loop, mulai dari perhitungan matematis, perancangan ukuran,

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 2. SISTEM MODULASI DALAM PEMANCAR GELOMBANG RADIO Modulasi merupakan metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio. Maksudnya, informasi yang akan disampaikan kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Inverter dan Aplikasi Inverter daya adalah sebuah perangkat yang dapat mengkonversikan energi listrik dari bentuk DC menjadi bentuk AC. Diproduksi dengan segala bentuk dan ukuran,

Lebih terperinci

DESIGN DAN IMPLEMENTASI HIGH PERFORMANCE AUDIO SYSTEM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SINYAL TERPISAH

DESIGN DAN IMPLEMENTASI HIGH PERFORMANCE AUDIO SYSTEM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SINYAL TERPISAH DESIGN DAN IMPLEMENTASI HIGH PERFORMANCE AUDIO SYSTEM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SINYAL TERPISAH TUGAS AKHIR OLEH : GRACE SYLIA MARTONO 02.50.0009 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

Filter Orde Satu & Filter Orde Dua

Filter Orde Satu & Filter Orde Dua Filter Orde Satu & Filter Orde Dua Asep Najmurrokhman Jurusan eknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani 8 November 3 EI333 Perancangan Filter Analog Pendahuluan Filter orde satu dan dua adalah bentuk

Lebih terperinci

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz Hubungan 1/1 filter oktaf f 1 f 2 f 1 = 2 1/2f c f 1 = 2 1/2f c f 1 = 2f c1 = frekuensi tengah penyaring =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz Analisis oktaf sepertiga,

Lebih terperinci

DASAR TELEKOMUNIKASI. Kholistianingsih, S.T., M.Eng

DASAR TELEKOMUNIKASI. Kholistianingsih, S.T., M.Eng DASAR TELEKOMUNIKASI Kholistianingsih, S.T., M.Eng KONTRAK PEMBELAJARAN UAS : 35% UTS : 35% TUGAS : 20% KEHADIRAN : 10% KEHADIRAN 0 SEMUA KOMPONEN HARUS ADA jika ada satu komponen yang kosong NILAI = E

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan BAB II DASAR TEORI 2. 1 Suara Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitude tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun benda

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal. BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulasi Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk memperoleh transmisi yang efisien dan handal. Pemodulasi yang merepresentasikan pesan yang akan dikirim, dan

Lebih terperinci

Pengukuran Transmission Loss (TL) dan Sound Transmission Class (STC) pada Suatu Sampel Uji

Pengukuran Transmission Loss (TL) dan Sound Transmission Class (STC) pada Suatu Sampel Uji LABORATORIUM AKUSTIK (11154) PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM 17 1 Pengukuran Transmission Loss (TL) dan Sound Transmission Class () pada Suatu Sampel Uji Mohammad Istajarul Alim, Maslahah, Diky Anggoro Departemen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Harmonisa Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan elektronik yang didalamnya banyak terdapat penggunaan komponen semi konduktor pada

Lebih terperinci

Rancang Bangun Loudspeaker Enclosure untuk. (Imam Try Wibowo) 156

Rancang Bangun Loudspeaker Enclosure untuk. (Imam Try Wibowo) 156 Rancang Bangun Loudspeaker Enclosure untuk. (Imam Try Wibowo) 156 Rancang Bangun Loudspeaker Enclosure untuk Mengefisienkan Kinerja Loudspeaker Construction of Loudspeaker Enclosure to Increase Loudspeaker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan gambaran latar belakang dan tujuan diperlukannya perancangan sistem penyuara dengan cacat minimal. Kemudian penulis menjelaskan spesifikasi perancangan yang akan

Lebih terperinci

MAKALAH LOW PASS FILTER DAN HIGH PASS FILTER

MAKALAH LOW PASS FILTER DAN HIGH PASS FILTER MAKALAH LOW PASS FILTER DAN HIGH PASS FILTER Disusun oleh : UMI EKA SABRINA (115090309111002) JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 PEMBAHASAN 1.1.

Lebih terperinci

Data hasil pengukuran RTA speaker SS 29 agus 2011

Data hasil pengukuran RTA speaker SS 29 agus 2011 Data hasil pengukuran RTA speaker SS 29 agus 2011 Alat ukur : Phonic RTA PAA3 (RTA = real time analyzer) Resolusi : 1/3 oktaf Sumber suara : Pink noise dari PAA3 Amplifier : SS paket 4, tone control flat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perubahan kultur sosial budaya dalam masyarakat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perubahan kultur sosial budaya dalam masyarakat. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan masyarakat akan teknologi dewasa ini semakin meningkat seiring dengan perubahan kultur sosial budaya dalam masyarakat. Hal ini menuntut penggunaan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Gelombang - - GELOMBANG - GELOMBANG ------------------------------- 1 Gelombang Gelombang Berjalan

Lebih terperinci

Pengaruh Crossover Terhadap Dispersi Suara Loudspeaker 2012

Pengaruh Crossover Terhadap Dispersi Suara Loudspeaker 2012 Artikel ini akan membicarakan pengaruh crossover terhadap penyebaran suara sebuah loudspeaker. Artikel ini dibuat dari banyak pertanyaan yang sering saya jumpai menanyakan mengapa pada saat mendesain crossover,

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Digital Signal Processing Pada masa sekarang ini, pengolahan sinyal secara digital yang merupakan alternatif dalam pengolahan sinyal analog telah diterapkan begitu luas. Dari

Lebih terperinci

2 f n = 12 = Angklung

2 f n = 12 = Angklung Angklung 1. Periode Gelombang adalah: a. Jumlah gelombang yang terbentuk dalam waktu satu detik b. Pergesaran awal siklus suatu gelmbang terhadap awal siklus gelombang lainnya c. Lamanya waktu yang dibutuhkan

Lebih terperinci

Akustik Bangunan. Bab

Akustik Bangunan. Bab Dalam arti tertentu akustik bangunan adalah mitra dari akustik ruangan karena keduanya merujuk pada propagasi suara di gedung-gedung. Namun, objek pembahasan kedua bidang akustik tersebut berbeda. Sedangkan

Lebih terperinci

CLIPPING. Audio Plus Centre

CLIPPING. Audio Plus Centre 1 CLIPPING Audio Plus Centre Signal Sinus (Signal Murni) 2 + Signal merah (positif) menggerakkan speaker ke arah depan. Signal hitam (negatif) menggerakkan speaker ke arah belakang. Gabungan signal positif

Lebih terperinci

DATA HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

DATA HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV DATA HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan ditampilkan data-data hasil pengujian dari material uji, yang akan ditampilkan dalam bentuk grafik atau kurva. Grafik grafik ini menyatakan hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Akustik Papan Partikel Sengon 4.1.1 Koefisien Absorbsi suara Apabila ada gelombang suara bersumber dari bahan lain mengenai bahan kayu, maka sebagian dari energi

Lebih terperinci

TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu:

TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu: TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu: Menggunakan rumus-rumus dalam rangkaian elektronika untuk menganalisis rangkaian pengkondisi sinyal pasif Menggunakan kaidah, hukum, dan rumus

Lebih terperinci

3.1. Gambaran Sistem Penyuara dan Kotak yang Digunakan

3.1. Gambaran Sistem Penyuara dan Kotak yang Digunakan BAB III PERANCANGAN Pada bab ini penulis menjelaskan perancangan sistem penyuara dengan cacat minimal. Perancangan sistem penyuara dengan cacat minimal yang dilakukan meliputi untai L-pad, Zobel, dan crossover.

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KOMUNIKASI RADIO SEMESTER V TH 2013/2014 JUDUL REJECTION BAND AMPLIFIER GRUP 06 5B PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA PEMBUAT

Lebih terperinci

PEMBUATAN AUDIO UNTUK MENGOLAH SINYAL INPUT DARI HANDPHONE

PEMBUATAN AUDIO UNTUK MENGOLAH SINYAL INPUT DARI HANDPHONE PEMBUATAN AUDIO UNTUK MENGOLAH SINYAL INPUT DARI HANDPHONE Mohamad Amin Teknik Mesin Politeknik Negeri Balikpapan e-mail: mohamad.amin@poltekba.ac.id Abstract Has conducted experiments in the manufacture

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tombak pemikulan beban pada konsumen. Gangguan-gangguan tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. tombak pemikulan beban pada konsumen. Gangguan-gangguan tersebut akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Energi listrik menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia saat ini. Energi Listrik dibangkitkan pada sistem pembangkit disalurkan ke konsumen melalui

Lebih terperinci

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga ABSTRACT

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga ABSTRACT PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga Jurusan Fisika-Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru,

Lebih terperinci

Pipa Organa Terbuka. Gambar: 3.7. Organa Terbuka. Dengan demikian L = atau λ 1 = 2L. Dan frekuensi nada dasar adalah. f 1 = (3.10)

Pipa Organa Terbuka. Gambar: 3.7. Organa Terbuka. Dengan demikian L = atau λ 1 = 2L. Dan frekuensi nada dasar adalah. f 1 = (3.10) Pipa Organa Terbuka Jika pipa organa ditiup, maka udara-udara dalam pipa akan bergetar sehingga menghasilkan bunyi. Gelombang yang terjadi merupakan gelombang longitudinal. Kolom udara dapat beresonansi,

Lebih terperinci

Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara

Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara Chapter 5 Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara Gelombang dasar lain datang jika jarak dari beberapa titik dari titik tertentu dianggap sebagai koordinat relevan yang bergantung pada variabel akustik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara paru terjadi karena adanya turbulensi udara saat udara memasuki saluran pernapasan selama proses pernapasan. Turbulensi ini terjadi karena udara mengalir dari

Lebih terperinci

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari FISIKA 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari MATERI Satuan besaran Fisika Gerak dalam satu dimensi Gerak dalam dua dan tiga dimensi Gelombang berdasarkan medium (gelombang mekanik dan elektromagnetik) Gelombang

Lebih terperinci

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K) Gelombang Bunyi Bunyi termasuk gelombang mekanik, karena dalam perambatannya bunyi memerlukan medium perantara. Ada tiga syarat agar terjadi bunyi yaitu ada sumber bunyi, medium, dan pendengar. Bunyi dihasilkan

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT UKUR DAYA ISOLASI BAHAN

PEMBUATAN ALAT UKUR DAYA ISOLASI BAHAN PEMBUATAN ALAT UKUR DAYA ISOLASI BAHAN Ferdy Ansarullah 1), Lila Yuwana, M.Si 2) Dra. Lea Prasetio, M.Sc 3) Jurusan Fisika Fakultas Metematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasi kan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasi

PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasi kan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasi PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasikan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasikan Peralatan Elektronik Audio B. Pokok Bahasan : Pembacaan Buku Manual C. Sub Pokok

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE BAND PASS FILTER UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SINYAL FREKUENSI RENDAH; STUDI KASUS : SINYAL EEG

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE BAND PASS FILTER UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SINYAL FREKUENSI RENDAH; STUDI KASUS : SINYAL EEG PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE BAND PASS FILTER UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SINYAL FREKUENSI RENDAH; STUDI KASUS : SINYAL EEG LISA SAKINAH (07 00 70) Dosen Pembimbing: Dr. Melania Suweni Muntini,

Lebih terperinci

Penguat Oprasional FE UDINUS

Penguat Oprasional FE UDINUS Minggu ke -8 8 Maret 2013 Penguat Oprasional FE UDINUS 2 RANGKAIAN PENGUAT DIFERENSIAL Rangkaian Penguat Diferensial Rangkaian Penguat Instrumentasi 3 Rangkaian Penguat Diferensial R1 R2 V1 - Vout V2 R1

Lebih terperinci

Serba Serbi Spiker, Ampli dan Desain Sound System #2 2010

Serba Serbi Spiker, Ampli dan Desain Sound System #2 2010 Part dua ini membahas mengenai pemilihan amplifier untuk sebuah loudspeaker untuk terdengar nendang. Sebuah topik yang sangat rawan dan dipenuhi mitos mitos seperti kebutuhan watt speaker per luas area

Lebih terperinci

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan Getaran Teredam Dalam Rongga Tertutup pada Sembarang Bentuk Dari hasil beberapa uji peredaman getaran pada pipa tertutup membuktikan bahwa getaran teredam di dalam rongga tertutup dapat dianalisa tidak

Lebih terperinci

BAB III WAVEGUIDE. Gambar 3.1 bumbung gelombang persegi dan lingkaran

BAB III WAVEGUIDE. Gambar 3.1 bumbung gelombang persegi dan lingkaran 11 BAB III WAVEGUIDE 3.1 Bumbung Gelombang Persegi (waveguide) Bumbung gelombang merupakan pipa yang terbuat dari konduktor sempurna dan di dalamnya kosong atau di isi dielektrik, seluruhnya atau sebagian.

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN GAP ANTAR RESONATOR PADA PERANCANGAN COUPLED EDGE BANDPASS FILTER

PENGARUH UKURAN GAP ANTAR RESONATOR PADA PERANCANGAN COUPLED EDGE BANDPASS FILTER PENGARUH UKURAN GAP ANTAR RESONATOR PADA PERANCANGAN COUPLED EDGE BANDPASS FILTER Ayudya Tri Lestari 1), Dharu Arseno, S.T., M.T. 2), Dr. Ir. Yuyu Wahyu, M.T. 3) 1),2) Teknik Telekomunikasi, Universitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN INSTALASI SISTEM AUDIO UNTUK LABORATORIUM AUDIO

PERANCANGAN INSTALASI SISTEM AUDIO UNTUK LABORATORIUM AUDIO PERANCANGAN INSTALASI SISTEM AUDIO UNTUK LABORATORIUM AUDIO Hariyanto Tanujaya 1, Sutrisno 2 Program Otomotif Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236.

Lebih terperinci

Tipe op-amp yang digunakan pada tugas akir ini adalah LT-1227 buatan dari Linear Technology dengan konfigurasi pin-nya sebagai berikut:

Tipe op-amp yang digunakan pada tugas akir ini adalah LT-1227 buatan dari Linear Technology dengan konfigurasi pin-nya sebagai berikut: BAB III PERANCANGAN Pada bab ini berisi perancangan pedoman praktikum dan perancangan pengujian pedoman praktikum dengan menggunakan current feedback op-amp. 3.. Perancangan pedoman praktikum Pada pelaksanaan

Lebih terperinci

E. Setio Dewo. Sistem Pendingin Udara.

E. Setio Dewo. Sistem Pendingin Udara. Teknologi Pendingin Prosesor E. Setio Dewo setio_dewo@sisfokampus.net Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban

BAB I PENDAHULUAN. tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem distribusi umumnya pada ujung-ujung saluran mengalami drop tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban karena terjadinya

Lebih terperinci

PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA

PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA A. TUJUAN PERCOBAAN : Setelah melakukan praktek, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengetahui konstruksi dasar dan karakteristik dari sebuah microphone dynamic

Lebih terperinci

BAB III PERFORMANSI PUBLIC ADDRESS SYSTEM

BAB III PERFORMANSI PUBLIC ADDRESS SYSTEM BAB III PERFORMANSI PUBLIC ADDRESS SYSTEM 3.1 Identifikasi Penelitian Kebutuhan manusia terhadap transportasi semakin lama semakin meningkat, terutama kebutuhan akan transportasi udara, yaitu pesawat terbang.

Lebih terperinci

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Suara (Speaker) Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitudo tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan

Lebih terperinci

PENGARUH VENTED-BOX TERHADAP THIELE-SMALL PARAMETER LOUDSPEAKER

PENGARUH VENTED-BOX TERHADAP THIELE-SMALL PARAMETER LOUDSPEAKER TUGAS AKHIR SF141501 PENGARUH VENTED-BOX TERHADAP THIELE-SMALL PARAMETER LOUDSPEAKER WIDIYANA PUSPITA PUTRIE NRP 01111340000089 Dosen Pembimbing Dr. Suyatno M.Si Susilo Indrawati M.Si Departemen Fisika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bandpass Filter Filter merupakan blok yang sangat penting di dalam sistem komunikasi radio, karena filter menyaring dan melewatkan sinyal yang diinginkan dan meredam sinyal yang

Lebih terperinci

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel BAB II PEMODELAN PROPAGASI 2.1 Umum Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel ke sel yang lain. Secara umum terdapat 3 komponen propagasi yang menggambarkan kondisi dari

Lebih terperinci

KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi==

KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi== TRANSMISI DATA KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi== Direct link digunakan untuk menunjukkan jalur transmisi antara dua perangkat dimana sinyal dirambatkan secara langsung dari transmitter menuju receiver

Lebih terperinci

Section 14.4 airborne sound insulation of double-leaf partitions Section 14.5 structure-borne sound insulation

Section 14.4 airborne sound insulation of double-leaf partitions Section 14.5 structure-borne sound insulation Section 14.4 airborne sound insulation of double-leaf partitions Section 14.5 structure-borne sound insulation 14.4 Isolasi bunyi pada kolong udara dengan partisi double lapis Seperti yang terlihat dari

Lebih terperinci

BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL

BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL Pengkondisian sinyal merupakan suatu konversi sinyal menjadi bentuk yang lebih sesuai yang merupakan antarmuka dengan elemen-elemen lain dalam suatu kontrol proses.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Termal Kayu Meranti (Shorea Leprosula Miq.) Karakteristik termal menunjukkan pengaruh perlakuan suhu pada bahan (Welty,1950). Dengan mengetahui karakteristik termal

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY 3.1 UMUM Pada Tesis ini akan merancang dan fabrikasi antena mikrostrip array linier 4 elemen dengan pencatu berbentuk T untuk aplikasi WiMAX yang beroperasi di

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Gelombang Bunyi - Latihan Soal Doc. Name: K13AR12FIS0101 Version : 2015-09 halaman 1 01. Efek Doppler menunjukkan perubahan. (A) kekerasan suara (B) nada (C) amplituda (D) kecepatan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Receiver [1]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Receiver [1] BAB II DASAR TEORI 2.1. Receiver Penerima (Receiver) adalah sebuah alat yang menerima pancaran sinyal termodulasi dari pemancar (transmitter) dan mengubah sinyal tersebut kembali menjadi sinyal informasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN 3.1 Perancangan Sistem Perancangan mixer audio digital terbagi menjadi beberapa bagian yaitu : Perancangan rangkaian timer ( timer circuit ) Perancangan rangkaian low

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda.

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda. BAB II DASAR TEORI. Umum Pada kebanyakan sistem, baik itu elektronik, finansial, maupun sosial sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda. Karena sebagian besar sinyal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bunyi dengan melakukan perhitungan koefisien penyerapan bunyi. Doelle pada

I. PENDAHULUAN. bunyi dengan melakukan perhitungan koefisien penyerapan bunyi. Doelle pada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koefisien serap bunyi merupakan salah satu cara untuk mengetahui karakteristik bunyi dengan melakukan perhitungan koefisien penyerapan bunyi. Doelle pada tahun 1993 menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi semakin cepat dan beragam, sehingga muncul standar teknologi yang baru dan semakin canggih. Di dalam suatu komunikasi umumnya terdapat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. yang dibangkitkan dengan frekuensi yang lain[1]. Filter digunakan untuk

BAB II DASAR TEORI. yang dibangkitkan dengan frekuensi yang lain[1]. Filter digunakan untuk BAB II DASAR TEORI 2.1 Filter Filter atau tapis didefinisikan sebagai rangkaian atau jaringan listrik yang dirancang untuk melewatkan atau meloloskan arus bolak-balik yang dibangkitkan pada frekuensi tertentu

Lebih terperinci

ANALISIS DOMAIN WAKTU SISTEM KENDALI

ANALISIS DOMAIN WAKTU SISTEM KENDALI ANALISIS DOMAIN WAKTU SISTEM KENDALI Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani 3 November 0 EL305 Sistem Kendali Respon Sistem Input tertentu (given input) Output = Respon

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Sampel Peredam Sampel peredam yang digunakan memiliki bentuk balok dengan dimensi 5cm x 5cm x 5cm dengan variasi pola permukaan yang tidak rata dan terdapat lubang

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2013

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2013 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2013 PERANCANGAN DAN REALISASI BANDPASS FILTER BERBASIS MIKROSTRIP MENGGUNAKAN METODE SQUARE LOOP RESONATOR PADA FREKUENSI 1710-1785

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang. elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang

BAB II TEORI DASAR. Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang. elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang BAB II TEORI DASAR 2.1. PROPAGASI GELOMBANG Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang didesain untuk memancarkan sinyal

Lebih terperinci

Transmisi Bunyi di Dalam Pipa

Transmisi Bunyi di Dalam Pipa Transmisi Bunyi di Dalam Pipa Didalam Bab 4.1 telah dijelaskan bahwa gelombang suara di dalam fluida tidak dipengaruhi oleh permukaan luarnya yang sejajar dengan arah suara propagasi. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

ABSTRAKSI ANALISIS DISTORSI HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN REDUKSINYA MENGGUNAKAN TAPIS HARMONIK DENGAN BANTUAN ETAP POWER STATION 4.

ABSTRAKSI ANALISIS DISTORSI HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN REDUKSINYA MENGGUNAKAN TAPIS HARMONIK DENGAN BANTUAN ETAP POWER STATION 4. ABSTRAKSI ANALISIS DISTORSI HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN REDUKSINYA MENGGUNAKAN TAPIS HARMONIK DENGAN BANTUAN ETAP POWER STATION 4. 0 TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan

Lebih terperinci

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Model Sistem Komunikasi Sinyal listrik digunakan dalam sistem komunikasi karena relatif gampang dikontrol. Sistem komunikasi listrik ini mempekerjakan sinyal listrik untuk membawa

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI BISING AKTIF PADA DSK TMS320C6713 MENGGUNAKAN ALGORITMA ADJOINT-LMS. Muhammad Rizki Anggia

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI BISING AKTIF PADA DSK TMS320C6713 MENGGUNAKAN ALGORITMA ADJOINT-LMS. Muhammad Rizki Anggia PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI BISING AKTIF PADA DSK TMS320C6713 MENGGUNAKAN ALGORITMA ADJOINT-LMS Muhammad Rizki Anggia Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN SAW FILTER SEBAGAI FILTER SINYAL IF

BAB III PENGGUNAAN SAW FILTER SEBAGAI FILTER SINYAL IF BAB III PENGGUNAAN SAW FILTER SEBAGAI FILTER SINYAL IF 3.1. Pendahuluan Fungsi SAW Filter sendiri dalam unit IF pada televisi adalah untuk memberikan bentuk respon sinyal IF yang dihasilkan dari tuner

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER Pada bab ini akan menjelaskan mengenai perancangan desain dan realisasi filter yang digunakan. Pada penelitian ini desain rancangan tersebut disimulasikan menggunakan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T

KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER 3 GANJIL 2017/2018 DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T Sinyal Digital Selain diwakili oleh sinyal analog, informasi juga dapat diwakili oleh sinyal digital.

Lebih terperinci

Secara sederhana, EQ dapat dimengerti sebagai alat untuk menyeimbangkan level-level

Secara sederhana, EQ dapat dimengerti sebagai alat untuk menyeimbangkan level-level Elektronik Audio Tujuan utama adanya sound system adalah untuk mengirimkan suara yang jelas dan dapat dimengerti serta suara musik yang berkualitas tinggi ke jemaat. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

Sudut VS Waktu Sampling (a=0.95)

Sudut VS Waktu Sampling (a=0.95) BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA 1.1. Pengujian Accelerometer dan Low Pass Filter Pengujian ini dilakukan dengan mengganti nilai koefisien low pass filter, dari pergantian nilai tersebut akan terlihat

Lebih terperinci

Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN

Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN JURNAL DIMENSI TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2013) 29-36 29 Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN Ivan Christanto Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

Rangkuman Komunikasi Data

Rangkuman Komunikasi Data Rangkuman Komunikasi Data by webmaster - Sunday, March 19, 2017 http://suyatno.dosen.akademitelkom.ac.id/index.php/2017/03/19/rangkuman-komunikasi-data/ Muhammad Iqbal Adriansyah - 15160143 Vania Virginia

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016 LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016 JUDUL AMPITUDE SHIFT KEYING GRUP 4 3A PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER Pada bab ini akan dibahas proses perancangan dan realisasi Bandstop filter dengan metode L resonator, yaitu mulai dari perhitungan matematis, perancangan ukuran,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan mist blower merek Yanmar tipe MK 15-B. Sistem yang digunakan pada alat tersebut didasarkan oleh hembusan aliran udara berkecepatan tinggi. Oleh karena

Lebih terperinci

MODEL ANALITIK MUFFLER ABSORPTIVE PADA VENTILASI UDARA

MODEL ANALITIK MUFFLER ABSORPTIVE PADA VENTILASI UDARA JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 MODEL ANALITIK MUFFLER ABSORPTIVE PADA VENTILASI UDARA Rilwanu Ahmad P, Wiratno Argo Asmoro, Andi Rahmadiansah Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Dengan Hs = Fungsi alih Vout = tegang keluran Vin = tegangan masukan

Dengan Hs = Fungsi alih Vout = tegang keluran Vin = tegangan masukan KEGIATAN BELAJAR 5 A. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui pengertian, prinsip kerja, dan karakteristik filter lolos bawah. 2. Mahasiswa dapat menganalisa rangkaian filter lolos bawah dengan memanfaatkan progam

Lebih terperinci

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M0207025 Di terjemahkan dalam bahasa Indonesia dari An introduction by Heinrich Kuttruff Bagian 6.6 6.6.4 6.6 Penyerapan Bunyi Oleh

Lebih terperinci

Akustik. By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT

Akustik. By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT Akustik By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT Bunyi Bunyi merupakan suatu gelombang. Banyaknya gelombang yang dapat diterima bunyi antara 20-20.000 Hz Dapat merambat melalui MEDIA media disini bisa berupa

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS ANTENA

BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS ANTENA BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS ANTENA Pengukuran terhadap antena dilakukan setelah antena dirancang. Pengukuran dilakukan untuk dua buah antena yaitu antena mikrostrip array elemen dan antena mikrostrip

Lebih terperinci

2. Dasar Teori 2.1 Pengertian Bunyi 2.2 Sumber bunyi garis yang tidak terbatas ( line source of infinite length

2. Dasar Teori 2.1 Pengertian Bunyi 2.2 Sumber bunyi garis yang tidak terbatas ( line source of infinite length dilakukan penggandaan jarak antara pendengar dengan sumber bunyi [4]. Dalam kehidupan sehari-hari sumber bunyi garis menjadi tidak menguntungkan karena hanya mengalami penurunan sebesar 3 db saat penggandaan

Lebih terperinci