ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN METODE EKSPLORATORI KOMPONEN UTAMA
|
|
- Farida Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN METODE EKSPLORATORI KOMPONEN UTAMA Rina Fitrianita Rizki 1, Susiswo 2 Universitas Negeri Malang rin.bluey.7@gmail.com Abstrak: Penelitian ini mengkaji faktor-faktor utama penyebab kemiskinan di Provinsi Jawa Timur dengan cara mereduksi variabel-variabel awal menjadi faktor. Cara mereduksi variabel-variabel yang menjadi penyebab kemiskinan tersebut adalah dengan menggunakan analisis faktor dengan metode eksploratori komponen utama. Variabel-variabel tersebut antara lain adalah variabel tingkat pendidikan (X 1 ), buta huruf (X 2 ), pengangguran (X 3 ), jenis atap rumah (X 4 ), jenis dinding rumah (X 5 ), jenis lantai rumah (X 6 ), luas rumah (X 7 ) dan penerangan ( X 8 ). Dari hasil penerapan analisis faktor dengan menggunakan metode eksploratori komponen utama, diperoleh jumlah faktor yang terbentuk adalah 2 faktor, yaitu faktor kelayakan perumahan (F 1 ) dan faktor ekonomi rendah (F 2 ). Sedangkan persamaan dari kedua faktor tersebut adalah: F 1 = 0,232 X 1 0,132 X 2 0,241 X 3 + 0,833 X 4 + 0,945 X 5 +0,887 X 6 + 0,704 X 7 dan F 2 = 0,674 X 1 + 0,876 X 2 +0,886 X 3 0,304 X 4 0,119 X 5 0,156 X 6 0,339 X 7 Kata kunci: kemiskinan, analisis faktor, eksploratori, komponen utama Abstract: This study discuss the main factors that cause poverty in East Java Province by reducing the initial variables into factor. The reduction process of the variables that cause the poverty using principal component exploratoty method. Those variables are the level of education (X 1 ), illiteracy (X 2 ), unemployment (X 3 ), type of roof (X 4 ), type of wall (X 5 ), type of floor (X 6 ), land area (X 7 ) and lighting (X 8 ). From the result of the application of factor analysis using principal component exploratory method, obtained the number of factors which are formed two factors, i.e. residence feasibility factor (F 1 ) and low economic factor (F 2 ). While the equation of the two factors are: F 1 = 0,232 X 1 0,132 X 2 0,241 X 3 + 0,833 X 4 + 0,945 X 5 +0,887 X 6 + 0,704 X 7 and F 2 = 0,674 X 1 + 0,876 X 2 +0,886 X 3 0,304 X 4 0,119 X 5 0,156 X 6 0,339 X 7 Keyword: poverty, factor analysis, exploratory, principal component Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang ada di Indonesia. Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang juga tak terlepas dari masalah kemiskinan tersebut. Kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan lingkungannya sehingga seseorang tersebut mengalami kesengsaraan dalam hidupnya. Variabel atau indikator kemiskinan sangatlah beragam, antara lain karena rendahnya tingkat pendidikan, banyaknya masyarakat 1. Rina Fitrianita Rizki adalah mahasiswi jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang 2. Susiswo adalah dosen jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang
2 2 buta huruf, meningkatnya pengangguran, jenis material perumahan, hingga kurangnya penerangan. Variabel-variabel ini kemudian akan direduksi menjadi sejumlah faktor, dimana jumlah faktor yang terbentuk lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Analisis faktor merupakan salah satu metode yang terdapat pada analisis statistik multivariat yang digunakan untuk menjelaskan hubungan atau korelasi antar sejumlah variabel yang saling independen atau bebas antara satu variabel dengan variabel yang lain, sehingga dapat dibentuk satu faktor atau lebih. Variabel-variabel dalam satu faktor memiliki nilai korelasi yang tinggi, sedangkan nilai korelasi dengan variabel-variabel pada faktor lain relatif lebih rendah. Pada dasarnya, analisis faktor memiliki sifat dapat menjelaskan keragaman data secara maksimal, antara satu faktor dengan faktor yang lain saling bebas atau tidak memiliki korelasi dan setiap faktor yang terbentuk dapat diinterpretasikan. Beberapa fungsi dari analisis faktor antara lain adalah menentukan jumlah faktor yang tidak mudah diamati secara langsung, mereduksi variabel-variabel awal menjadi faktor yang jumlahnya lebih sedikit dan mengelompokkan variabelvariabel ke dalam beberapa faktor yang berbeda berdasarkan karakteristik dari faktor tersebut. Analisis faktor memiliki persamaan: dimana: X (p 1) μ (p 1) = L (p m) F (m 1) + ε (p 1) X : vektor variabel asal (X 1, X 2, X 3,, X p ) μ : vektor rata-rata variabel awal L : matriks beban faktor yang merefleksikan pentingnya faktor bersama, dimana L ij adalah nilai beban faktor dari variabel ke-i pada faktor ke-j dengan i = 1, 2, 3,, p dan j = 1, 2, 3,, m F : vektor faktor bersama ε : vektor faktor khusus atau galat Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah dan nama faktor yang dapat dibentuk dari variabel-variabel penyebab kemiskinan di Jawa Timur serta untuk mengetahui model persamaan faktor yang dapat dibentuk dengan menerapkan analisis faktor menggunakan metode eksploratori komponen utama. METODE Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), yaitu berupa data Survei Sosial Ekonomi Nasional Provinsi Jawa Timur pada tahun 2011 yang meliputi 9 kota dan 29 kabupaten. Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini antara lain adalah pendidikan (X 1 ), buta huruf (X 2 ), pengangguran (X 3 ), jenis atap rumah (X 4 ), jenis dinding rumah (X 5 ), jenis lantai rumah (X 6 ), luas rumah (X 7 ) dan penerangan (X 8 ). Dalam penelitian ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah:
3 3 1. Melakukan uji asumsi yang meliputi uji kelayakan analisis faktor menggunakan uji Kaiser Meyer Olkin (KMO), uji korelasi atau multikolinearitas menggunakan uji Bartlett untuk melihat nilai signifikansi secara menyeluruh dari semua korelasi dan melihat dari nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA). 2. Menentukan jumlah faktor bersama sebagai hasil ekstraksi faktor menggunakan metode komponen utama dengan mempertahankan nilai keragaman semaksimal mungkin, dimana nilai eigen harus lebih dari 1 (λ > 1), persentase kumulatif keragaman harus di atas 60% (bidang sosial) dan dengan melihat kriteria Scree Plot. 3. Menentukan variabel mana masuk ke dalam faktor yang mana dengan cara melihat nilai korelasi antara masing-masing variabel dengan faktor yang terbentuk. Variabel akan masuk ke dalam faktor dengan nilai korelasi yang kuat, yaitu apabila nilai korelasi lebih besar dari 0,5. 4. Melakukan rotasi faktor dengan menggunakan metode Varimax dengan cara memutar sumbu faktor dari titik pusat menuju titik yang dituju sebesar 90 o, atau dinamakan rotasi orthogonal. Tujuan dari rotasi ini adalah untuk mempertahankan keadaan dimana di antara faktorfaktor yang diekstrak tidak terdapat korelasi. 5. Melakukan interpretasi faktor yang meliputi pemberian nama atau label pada faktor yang terbentuk, memodelkan faktor dan interpretasi model analisis faktor. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Hasil Uji Kaiser Meyer Olkin Nilai Kaiser Meyer Olkin (KMO) 0,601 Dapat dilihat bahwa nilai KMO berada pada interval 0,6 KMO < 0,7 yang berarti data berada pada indikator cukup. Tabel 2 Hasil Uji Bartlett Nilai Khi kuadrat 197,737 Uji Bartlett db 28 Sig. 0,000 Hasil uji Bartlett menunjukkan nilai 197,737 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 sehingga tolak H 0 yang berarti terjadi korelasi antarvariabel.
4 4 Tabel 3 Tabel Nilai MSA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X1 0,819 0,038 0,256 0,136 0,006-0,012-0,300-0,184 X2 0,038 0,677-0,701-0,099-0,149 0,184 0,059 0,074 X3 0,256-0,701 0,710 0,222-0,011-0,028-0,014-0,150 X4 0,136-0,099 0,222 0,636 0,260-0,563-0,587-0,702 X5 0,006-0,149-0,011 0,260 0,620-0,855-0,596-0,302 X6-0,012 0,184-0,028-0,563-0,855 0,537 0,574 0,464 X7-0,300 0,059-0,014-0,587-0,596 0,574 0,549 0,434 X8-0,184 0,074-0,150-0,702-0,302 0,464 0,434 0,319 Dapat dilihat pada Tabel 3 di atas bahwa nilai MSA variabel X1 adalah 0,819; variabel X2 bernilai 0,677; variabel X3 bernilai 0,710; variabel X4 bernilai 0,636; variabel X5 bernilai 0,620; variabel X6 bernilai 0,537 dan variabel X7 bernilai 0,549; yang mana nilai-nilai tersebut lebih besar dari 0,5. Namun pada variabel X8, nilai MSA adalah 0,319 yang berarti bahwa nilai ini lebih kecil dari 0,5. Nilai ini mengindikasikan bahwa variabel X8 harus dikeluarkan dari variabel lainnya agar data dapat dianalisis lebih lanjut. Selanjutnya dilakukan pengulangan uji asumsi dengan variabel X8 tidak diikutsertakan dalam pengujian. Tabel 4 Hasil Pengulangan Uji Kaiser Meyer Olkin Nilai Kaiser Meyer Olkin (KMO) 0,707 Dapat dilihat bahwa nilai KMO berada pada interval 0,7 KMO < 0,8 yang berarti data berada pada indikator baik. Tabel 5 Hasil Pengulangan Uji Bartlett Nilai Khi kuadrat 173,400 Uji Bartlett db 21 Sig. 0,000 Hasil uji Bartlett menunjukkan nilai 173,400 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 sehingga tolak H 0 yang berarti terjadi korelasi antarvariabel. Tabel 6 Tabel Nilai MSA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X1 0,874 0,052 0,235 0,010-0,052 0,084-0,248 X2 0,052 0,684-0,699-0,067-0,133 0,170 0,030 X3 0,235-0,699 0,724 0,166-0,060 0,048 0,057 X4 0,010-0,067 0,166 0,841 0,071-0,376-0,440 X5-0,052-0,133-0,060 0,071 0,659-0,847-0,541 X6 0,084 0,170 0,048-0,376-0,847 0,625 0,467 X7-0,248 0,030 0,057-0,440-0,541 0,467 0,668
5 5 Dapat dilihat pada Tabel 6 di atas bahwa nilai MSA variabel X1 adalah 0,874; variabel X2 bernilai 0,684; variabel X3 bernilai 0,724; variabel X4 bernilai 0,841; variabel X5 bernilai 0,659; variabel X6 bernilai 0,625 dan variabel X7 bernilai 0,668. Hal ini berarti nilai MSA dari ketujuh variabel lebih besar dari 0,5 sehingga data dapat dinyatakan layak dan dapat dilakukan analisis lebih lanjut. Setelah data dinyatakan layak untuk dilakukan analisis faktor, selanjutnya akan dilakukan proses ekstraksi faktor dengan metode komponen utama. Tabel 7 Tabel Komunalitas Nilai Awal Nilai Ekstraksi X1 1,000 0,508 X2 1,000 0,784 X3 1,000 0,843 X4 1,000 0,787 X5 1,000 0,907 X6 1,000 0,812 X7 1,000 0,610 Pada Tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa untuk variabel X1, nilai ekstraksi sebesar 0,508. Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 50,8% ragam dari variabel X1 dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Nilai ekstraksi sebesar 0,784 pada variabel X2, yang berarti sebesar 78,4% ragam dari variabel X2 dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Sebesar 84,3% ragam dari variabel X3 dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk karena variabel X3 memiliki nilai ekstraksi sebesar 0,843. Selanjutnya pada variabel X4, nilai ekstraksi sebesar 0,787 menunjukkan bahwa sekitar 78,7% ragam dari variabel X4 dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel X5 memiliki nilai ekstraksi sebesar 0,907 yang berarti sekitar 90,7% ragam dari variabel X5 dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Pada variabel X6, sekitar 81,2% ragamnya dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk karena variabel X6 memiliki nilai ekstraksi sebesar 0,812. Sedangkan variabel X7 dengan nilai ekstraksi 0,610 menunjukkan bahwa sekitar 61% ragam variabel X7 dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Berikut ini merupakan hasil analisis kriteria pada ekstraksi faktor: 1. Nilai Eigen Komponen Total Tabel 8 Tabel Jumlah Keragaman Nilai Eigen Awal Persentase dari Ragam Persentase Kumulatif 1 3,909 55,839 55, ,342 19,172 75, ,789 11,277 86, ,429 6,133 92, ,274 3,912 96, ,194 2,766 99, ,063 0, ,000
6 6 Tabel 8 menunjukkan bahwa ada 7 variabel, atau dalam hal ini komponen, yang dimasukkan dalam analisis faktor. Pada kolom total dapat dilihat bahwa komponen yang memiliki nilai total eigen di atas 1 adalah komponen 1 dan 2, sehingga diperoleh jumlah faktor yang terbentuk adalah sebanyak dua faktor. 2. Persentase Kumulatif Keragaman Tabel 8 juga menjelaskan jika 7 komponen tersebut dijadikan satu faktor, maka faktor tersebut mampu menjelaskan ragam dari komponen sebesar 55,839% dimana nilai eigen masih di atas 1. Jika dari 7 komponen tersebut dijadikan dua faktor, maka kedua faktor tersebut mampu menjelaskan ragam dari kedua komponen sebesar 75,011% dimana nilai eigen juga masih di atas 1. Hasil persentase ini diperoleh dari nilai akumulatif persentase komponen 1 dan komponen 2, yaitu jumlah dari 55,839% dan 19,172%. Karena penelitian ini termasuk penelitian dalam bidang sosial, maka nilai minimal persentase kumulatif adalah sebesar 60%. Karena diperoleh persentase kumulatif keragaman sebesar 75,011% lebih besar dari 60%, maka terbentuknya dua faktor tersebut sudah dikatakan valid dan dapat diterima. 3. Scree Plot Gambar 1 Scree Plot Dapat dilihat pada Gambar 1 bahwa garis yang terhubung dari komponen 1 menuju komponen 2, arah garis menurun dengan tajam dan masih berada di atas angka 1 dari sumbu Y atau nilai eigen. Sedangkan pada komponen 3 hingga komponen 7, dapat dilihat bahwa nilai eigen mulai berada di bawah angka 1. Ini berarti bahwa faktor yang dapat dibentuk dari ketujuh variabel atau komponen tersebut adalah dua faktor, yaitu faktor 1 dan faktor 2.
7 7 Langkah selanjutnya adalah menentukan kategori variabel ke dalam faktor yang terbentuk. Tabel 9 Tabel Matriks Komponen Komponen 1 2 X1 0,588-0,403 X2-0,627 0,625 X3-0,721 0,569 X4 0,851 0,252 X5 0,830 0,466 X6 0,806 0,403 X7 0,767 0,147 Pada variabel X1, korelasi antara X1 dengan faktor 1 adalah 0,588 (kuat) dan dengan faktor 2 adalah 0,403 (lemah). Maka X1 dapat dimasukkan sebagai komponen faktor 1. Lalu korelasi antara X4 dengan faktor 1 adalah 0,851 (kuat) dan dengan faktor 2 adalah 0,252 (lemah) sehingga X4 dapat dimasukkan sebagai komponen faktor 1. Korelasi X5 dengan faktor 1 adalah 0,830 (kuat) dan dengan faktor 2 adalah 0,466 (lemah) sehingga X5 masuk ke dalam komponen faktor 1. Variabel X6 dan variabel X7 juga masuk ke dalam komponen faktor 1 karena korelasi antara X6 dengan faktor 1 sebesar 0,806 (kuat) dan dengan faktor 2 sebesar 0,403 (lemah) sedangkan korelasi X7 dengan faktor 1 adalah 0,767 (kuat) dan dengan faktor 2 adalah 0,147 (lemah). Namun variabel X2 dan X3 masih sulit untuk ditentukan masuk ke dalam faktor yang mana karena nilai korelasi antara variabel dengan faktor yang terbentuk sama-sama kuat. Dapat dilihat bahwa nilai korelasi antara variabel X2 dengan faktor 1 adalah 0,627 (kuat) dan dengan faktor 2 adalah 0,625 (kuat). Sedangkan pada variabel X3, nilai korelasi dengan faktor 1 sebesar 0,721 (kuat) dan dengan faktor 2 adalah sebesar 0,569 (kuat). Karena masih sulit untuk memutuskan masuk ke dalam faktor yang manakah kedua variabel tersebut, maka langkah selanjutnya adalah melakukan rotasi faktor untuk dapat menginterpretasikan pengkategorian tersebut dengan jelas. Tabel 10 Tabel Rotasi Matriks Komponen Komponen 1 2 X1 0,232-0,674 X2-0,132 0,876 X3-0,241 0,886 X4 0,833-0,304 X5 0,945-0,119 X6 0,887-0,156 X7 0,704-0,339
8 8 Sekarang dapat ditentukan bahwa variabel X2 dan X3 masuk ke dalam faktor 2 karena nilai korelasi variabel X2 dengan faktor 1 sebesar 0,132 (lemah) dan dengan faktor 2 sebesar 0,876 (kuat) sedangkan nilai korelasi X3 dengan faktor 1 adalah 0,241 (lemah) dan dengan faktor 2 adalah 0,886 (kuat). Kemudian variabel X1 menjadi masuk ke dalam faktor 2 karena nilai korelasi X1 dengan faktor 1 sebesar 0,232 (lemah) dan dengan faktor 2 sebesar (kuat). Nilai korelasi variabel X4 dengan faktor 1 adalah 0,833 (kuat) dan dengan faktor 2 adalah 0,304 (lemah) sehingga X4 tetap masuk ke dalam faktor 1. Variabel X5, X6 dan X7 juga tetap masuk ke dalam faktor 1 karena nilai korelasi dengan faktor 1 kuat jika dibandingkan dengan faktor 2. Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan, dari 8 variabel yang kemudian direduksi menjadi 7 variabel, terbentuklah faktor yang terdiri dari 2 faktor, yaitu: 1. Faktor 1 terdiri atas variabel X 4 (jenis atap rumah), X 5 (jenis dinding rumah), X 6 (jenis lantai rumah) dan X 7 (luas rumah). Maka, faktor 1 bisa diberi nama sebagai faktor kelayakan perumahan. 2. Faktor 2 terdiri atas variabel X 1 (pendidikan), X 2 (buta huruf) dan X 3 (pengangguran). Maka, faktor 2 bisa diberi nama sebagai faktor ekonomi rendah. Dari kedua faktor yang terbentuk tersebut diperoleh dua persamaan analisis faktor. Persamaan untuk faktor 1 adalah: F1 = 0,232 X1 0,132 X2 0,241 X3 + 0,833 X4 + 0,945 X5 + 0,887 X6 + 0,704 X7 Dengan interpretasi variabel pendidikan memberi pengaruh sebesar 0,232 terhadap faktor kelayakan perumahan, variabel buta huruf memberi pengaruh sebesar 0,132 terhadap faktor kelayakan perumahan, kemudian faktor pengangguran memberi pengaruh sebesar 0,241 terhadap faktor kelayakan perumahan, variabel jenis atap rumah memberi pengaruh sebesar 0,833 terhadap faktor kelayakan perumahan, variabel jenis dinding rumah memberi pengaruh sebesar 0,945 terhadap faktor kelayakan perumahan, selanjutnya pengaruh sebesar 0,887 diberikan oleh variabel jenis lantai rumah dan sebesar 0,704 diberikan oleh variabel luas rumah terhadap faktor kelayakan perumahan. Kemudian variabel pendidikan, jenis atap, jenis dinding, jenis lantai dan luas rumah memiliki tanda positif. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan semakin layak jenis atap, jenis dinding, jenis lantai dan luas rumah, maka semakin tinggi pula tingkat kelayakan perumahan. Sebaliknya, jika semakin rendah tingkat pendidikan dan semakin tidak layak jenis atap, jenis dinding, jenis lantai dan luas rumah, maka semakin rendah pula tingkat kelayakan perumahan. Kemudian, variabel buta huruf dan pengagguran bertanda negatif. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat buta huruf dan pengangguran, maka semakin rendah tingkat kelayakan perumahan. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah tingkat buta huruf dan pengangguran, maka semakin tinggi tingkat kelayakan perumahan.
9 9 Persamaan untuk faktor 2 adalah: F2 = 0,674 X1 + 0,876 X2 +0,886 X3 0,304 X4 0,119 X5 0,156 X6 0,339 X7 Dengan interpretasi variabel pendidikan memberi pengaruh sebesar 0,674 terhadap faktor ekonomi rendah, variabel buta huruf memberi pengaruh sebesar 0,876 terhadap faktor ekonomi rendah, kemudian faktor pengangguran memberi pengaruh sebesar 0,886 terhadap faktor ekonomi rendah, variabel jenis atap rumah memberi pengaruh sebesar 0,304 terhadap faktor ekonomi rendah, variabel jenis dinding rumah memberi pengaruh sebesar 0,119 terhadap faktor ekonomi rendah, selanjutnya pengaruh sebesar 0,156 diberikan oleh variabel jenis lantai rumah dan sebesar 0,339 diberikan oleh variabel luas rumah terhadap faktor ekonomi rendah. Kemudian variabel buta huruf dan pengangguran memiliki tanda positif. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat buta huruf dan pengangguran, maka semakin tinggi pula tingkat masyarakat dengan ekonomi rendah. Sebaliknya, jika semakin rendah tingkat buta huruf dan pengangguran, maka semakin rendah pula tingkat masyarakat dengan ekonomi rendah. Kemudian, variabel pendidikan, jenis atap, jenis dinding, jenis lantai dan luas rumah bertanda negatif. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan semakin layak jenis atap, jenis dinding, jenis lantai dan luas rumah, maka semakin rendah tingkat masyarakat dengan ekonomi rendah. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah tingkat pendidikan dan semakin tidak layak jenis atap, jenis dinding, jenis lantai dan luas rumah, maka semakin tinggi tingkat masyarakat dengan ekonomi rendah. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini setelah dilakukan pengolahan data, dihasilkan dua faktor yang terbentuk, yaitu faktor 1 atau faktor kelayakan perumahan dan faktor 2 atau faktor ekonomi rendah. Faktor kelayakan perumahan (F 1 ) terdiri atas variabel jenis atap rumah (X 4 ), jenis dinding rumah (X 5 ), jenis lantai rumah (X 6 ) dan luas lantai rumah (X 7 ), sedangkan faktor ekonomi rendah (F 2 ) terdiri atas variabel pendidikan (X 1 ), buta huruf (X 2 ) dan pengangguran (X 3 ). Selanjutnya, persamaan dari faktor kelayakan perumahan adalah: F1 = 0,232 X1 0,132 X2 0,241 X3 + 0,833 X4 + 0,945 X5 + 0,887 X6 + 0,704 X7 Dengan interpretasi bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan (X 1 ) dan semakin layak jenis atap (X 4 ), jenis dinding (X 5 ), jenis lantai (X 6 ) dan luas rumah (X 7 ), maka semakin tinggi pula tingkat kelayakan perumahan. Sebaliknya, jika semakin rendah tingkat pendidikan dan semakin tidak layak jenis atap, jenis dinding, jenis lantai dan luas rumah, maka semakin rendah pula tingkat kelayakan perumahan. Sedangkan semakin tinggi tingkat buta huruf (X 2 ) dan pengangguran (X 3 ), maka semakin rendah tingkat kelayakan perumahan. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah tingkat buta huruf dan pengangguran, maka semakin tinggi tingkat kelayakan perumahan.
10 10 Sedangkan persamaan dari faktor ekonomi rendah adalah: F2 = 0,674 X1 + 0,876 X2 +0,886 X3 0,304 X4 0,119X5 0,156 X6 0,339 X7 Dengan interpretasi bahwa semakin tinggi tingkat buta huruf (X 2 ) dan pengangguran ( X 3 ), maka semakin tinggi pula tingkat masyarakat dengan ekonomi rendah. Sebaliknya, jika semakin rendah tingkat buta huruf dan pengangguran, maka semakin rendah pula tingkat masyarakat dengan ekonomi rendah. Sedangkan semakin tinggi tingkat pendidikan (X 1 ) dan semakin layak jenis atap (X 4 ), jenis dinding (X 5 ), jenis lantai (X 6 ) dan luas rumah (X 7 ), maka semakin rendah tingkat masyarakat dengan ekonomi rendah. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah tingkat pendidikan dan semakin tidak layak jenis atap, jenis dinding, jenis lantai dan luas rumah, maka semakin tinggi tingkat masyarakat dengan ekonomi rendah. Saran dari penelitian ini adalah bahwa penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu referensi untuk melakukan penelitian dalam bidang yang sama, namun dengan menerapkan metode yang berbeda, atau penelitian dalam bidang berbeda dengan menerapkan metode yang berbeda pula. Penelitian lain juga dapat dilakukan dengan cara membandingkan metode komponen utama dan metode Maximum Likelihood Estimation atau membandingkan dengan metode lain agar diperoleh hasil yang lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan Jakarta: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Jakarta: Badan Pusat Statistik. Gudono Analisis Data Multivariat. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Gujarati, Damodar N Dasar-Dasar Ekonometrika (Jilid 1). Jakarta: Erlangga. Santoso, Singgih Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Simamora, Bilson Analisis Multivariat Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Widarjono, Agus Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
11 LEMBAR PERSETUJUAN Artikel ilmiah oleh Rina Fitrianita Rizki ini telah diperiksa dan disetujui, Malang, 20 Mei 2013 Pembimbing Drs. Susiswo, M.Si NIP Penulis Rina Fitrianita Rizki NIM
ANALISIS KOMPONEN UTAMA UNTUK MENGETAHUI FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMISKINAN (Studi Kasus di Kabupaten Banyuwangi)
Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 2, Hal. 25-34 pissn : 2460-3333 eissn : 2579-907X ANALISIS KOMPONEN UTAMA UNTUK MENGETAHUI FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMISKINAN (Studi Kasus di Kabupaten Banyuwangi)
Lebih terperinciPENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN)
Saintia Matematika Vol. 1, No. 6 (2013), pp. 507 516. PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN) Juliarti Hardika,
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian 4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian dilakukan terhadap pengunjung Daiji Raamen yang terletak di Jalan Pajajaran No. 7. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciPenerapan Analisa Faktor dalam Membentuk Faktor Laten yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya
Jurnal Penelitian Sains Volume 12 Nomer 3(A) 12301 Penerapan Analisa Faktor dalam Membentuk Faktor Laten yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya Oki Dwipurwani,
Lebih terperinciKAJIAN FAKTOR PENYEBAB PENDERITA HIPERTENSI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR DI KOTAMADYA MEDAN (Studi Kasus : RSUP H.
Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 2, No. 4 (2014), pp. 333 343. KAJIAN FAKTOR PENYEBAB PENDERITA HIPERTENSI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR DI KOTAMADYA MEDAN (Studi Kasus : RSUP H. Adam Malik
Lebih terperinciTogu P. Marpaung, Normalina Napitupulu, Rachmad Sitepu
Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 289 298. ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASYARAKAT KOTA MEDAN KE PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN Togu P. Marpaung, Normalina Napitupulu,
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS
ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS Sintya Dwi Rosady 1, Fitria Virgantari, Ani Andriyati Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DATA PENELITIAN. responden. Data deskriptif ini nantinya dapat menggambarkan keadaan ataupun
BAB V ANALISIS DATA PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Responden Bagian ini menjelaskan mengenai data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif ini nantinya dapat menggambarkan keadaan ataupun
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI PADI SAWAH DI KABUPATEN PADANG LAWAS
Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 2, No. 4 (2014), pp. 323 332. ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI PADI SAWAH DI KABUPATEN PADANG LAWAS Ida Yanti Hasibuan, Pengarapen Bangun, Ujian
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR
GAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR 1. Latar Belakang Analisis faktor adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel menjadi beberapa set
Lebih terperinciAnalisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur
Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur Qonitatin Nafisah, Novita Eka Chandra Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Islam Darul Ulum Lamongan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari variabel-variabel yang saling berkorelasi. Analisis peubah ganda dapat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Peubah Ganda Analisis peubah ganda merupakan metode statistika yang menganalisis secara bersama-sama variabel yang cukup banyak yang diamati pada setiap individu atau
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR PENYEBAB KEPADATAN PENDUDUK MENURUT PERSEPSI MASYARAKAT DI KOTAMADYA SIBOLGA
Saintia Matematika Vol. 1, No. 4 (2013), pp. 349 358. ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KEPADATAN PENDUDUK MENURUT PERSEPSI MASYARAKAT DI KOTAMADYA SIBOLGA Henni Mulyani Siregar, Henry Rani Sitepu, Suwarno Ariswoyo
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Analisis cluster merupakan analisis yang bertujuan untuk. mengelompokkan objek-objek pengamatan berdasarkan karakteristik yang
BAB III PEMBAHASAN Analisis cluster merupakan analisis yang bertujuan untuk mengelompokkan objek-objek pengamatan berdasarkan karakteristik yang dimiliki. Asumsi-asumsi dalam analisis cluster yaitu sampel
Lebih terperinciAnalisis Faktor-Faktor Penentu Mutu Pendidikan Sekolah Dasar Negeri di Kota Manado Menggunakan Analisis Faktor
Analisis Faktor-Faktor Penentu Mutu Pendidikan Sekolah Dasar Negeri di Kota Manado Menggunakan Analisis Faktor Chirdy Onibala 1, Marline Paendong, Djoni Hatidja 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT
Lebih terperinciPendahuluan. 0 Analisis interaksi antarvariabel 0 Interdependence 0 Deteksi multikolinearitas
Pendahuluan 0 Analisis interaksi antarvariabel 0 Interdependence 0 Deteksi multikolinearitas Tujuan 0 Tujuan utama: 0 Menjelaskan struktur hubungan di antara banyak variabel dalam bentuk faktor/variabel
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MAHASISWA ASAL LUAR BALI KULIAH DI FMIPA UNIVERSITAS UDAYANA BALI
FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MAHASISWA ASAL LUAR BALI KULIAH DI FMIPA UNIVERSITAS UDAYANA BALI DAIMATUL KHOIRIYAH 1, MADE SUSILAWATI 2, DESAK PUTU EKA NILAKUSMAWATI 3 1, 2, 3 Jurusan Matematika
Lebih terperinciBab 4 ANALISIS FAKTOR TEORITIS DAN APLIKATIF
Bab 4 ANALISIS FAKTOR TEORITIS DAN APLIKATIF Analisis Multivariat untuk analisis identifikasi, prediksi, eksplorasi, deskripsi: 1. Principle Component Analysis (PCA) 2. Factor Analysis 3. Cluster Analysis
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RESIKO PADA KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DI BAWAH NORMAL DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Saintia Matematika Vol. 1, No. 6 (2013), pp. 557 566. ANALISIS FAKTOR RESIKO PADA KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DI BAWAH NORMAL DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Siti Andri Yanti, Agus Salim Harahap, Suwarno
Lebih terperinciAnalisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Akademik Menggunakan Analisis Faktor
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Analisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Novi Rustiana Dewi Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya E-mail: nrdewimath09@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah konsumen di kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi
Lebih terperinciOUTPUT ANALISIS FAKTOR SPSS 23
OUTPUT ANALISIS FAKTOR SPSS 23 DESCRIPTIVE STATISTICS TABEL 8.3 BERISI TENTANG STATISTIKA DESKRIPTIF VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PERFORMANSI SALES. NAMPAK BAHWA RATA-RATA TERTINGGI DARI VARIABEL YANG TELAH
Lebih terperinciREDUKSI VARIABEL KRITERIAALTERNATIF RESTORAN DENGAN METODE FACTOR ANALYSIS
REDUKSI VARIABEL KRITERIAALTERNATIF RESTORAN DENGAN METODE FACTOR ANALYSIS Ai Nurhayat, S.Si.,MT. Jurusan Teknik Industri Sekolah tinggi Teknologi Bandung ABSTRAK Pada tahun 2017 telah terjadi kenaikan
Lebih terperinci3.1. Hal-Hal Tentang Analisis Faktor
Analisis Faktor Setelah sebuah data diuji dan layak untuk diolah dengan metode statistik multivariat tertentu, mulai bab ini akan dijelaskan metode-metode statistik multivariat, yang dimulai dengan pembahasan
Lebih terperinciANALISIS STATISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA
Saintia Matematika Vol. 1, No. 5 (2013), pp. 483 494. ANALISIS STATISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA Karyanus Daely, Ujian Sinulingga Asima Manurung Abstrak. Indeks Prestasi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual English First Bogor adalah lembaga kursus bahasa Inggris yang menggunakan tenaga pengajar penutur asli bahasa Inggris, memiliki jadwal kursus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR
Saintia Matematika Vol. 2, No. 1 (2014), pp. 1 11. IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR Aswin Bahar, Gim Tarigan, Pengarapen Bangun Abstrak. Pernikahan dini merupakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Untuk dapat melakukan penelitian ini, langkah awalnya adalah mengetahui visi dan misi serta tujuan yang ingin dicapai oleh BReAD Unit. BReAD
Lebih terperinciMODUL 3 ANALISIS FAKTOR
TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan dari praktikum modul 3 ini adalah : 1. Mahasiswa memahami apa yang dilakukan dalam proses Analisis Faktor; 2. Mahasiswa dapat menjalankan prosedur Analisis Faktor dalam SPSS; 3.
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST)
ANALASIS FAKTOR PEMILIHAN SEPEDA MOTOR SEBAGAI TRANSPORTASI OLEH MAHASISWA Annisa Mulia Rani 1* 1 Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih Tengah No 27 Jakarta
Lebih terperinciRotasi Varimax dan Median Hirarki Cluster Pada Program Raskin di Kabupaten Lombok Barat
Jurnal Matematika Vol. 5 No.1, Juni 2015. ISSN: 1693-1394 Rotasi Varimax dan Median Hirarki Cluster Pada Program Raskin di Kabupaten Lombok Barat Desy Komalasari Fakultas MIPA Fakultas MIPA, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan pada bab ini meliputi pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bab ini meliputi pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. A. Pendekatan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2000:11). Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian deskriptif komparatif. Penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel
Lebih terperinciPERBANDINGAN ANALISIS FAKTOR KLASIK DAN ANALISIS FAKTOR ROBUST UNTUK DATA INFLASI KELOMPOK BAHAN MAKANAN DI JAWA TENGAH
ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 343-352 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERBANDINGAN ANALISIS FAKTOR KLASIK DAN ANALISIS FAKTOR ROBUST
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan kepada 47 orang guru BK SLTA (5, SMA, 1 MA, dan 9 SMK) di Salatiga, seperti yang dapat dilihat dalam tabel 4.1 di bawah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI. Analisis Faktor Analisis faktor merupakan salah satu metode statistik multivariat yang mencoba menerangkan hubungan antara sejumlah variabel-variabel yang saling independen antara satu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. yang memotivasi konsumen untuk berolah raga arung jeram serta menguji
BAB IV ANALISIS DATA A. Penjelasan Penelitian Pada bab empat ini akan dilakukan pembahasan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian deskriptif komparatif.
Lebih terperinciANALISIS PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMILIH MEREK HANDPHONE DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Udayana)
E-Jurnal Matematika Vol. 4 (3), Agustus 2015, pp. 135-140 ISSN: 2303-1751 ANALISIS PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMILIH MEREK HANDPHONE DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR (Studi Kasus Mahasiswa Universitas
Lebih terperinciTingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Universitas Sam Ratulangi Menggunakan Analisis Faktor
JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 1 (1) 52-56 dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Universitas Sam Ratulangi Menggunakan Analisis
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR ANALISIS FAKTOR
ANALISIS FAKTOR ANALISIS FAKTOR Analisis factor digunakan untuk menemukan hubungan sejumlah variable yang bersifat independent dengan yang lain Analisis Faktor merupakan teknik untuk mengkombinasikan pertanyaan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN PADA KONTRAK LUMP SUM (Studi Kasus: Proyek Apartment And Soho Ciputra World)
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN PADA KONTRAK LUMP SUM (Studi Kasus: Proyek Apartment And Soho Ciputra World) NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN SISWA SMA MELANJUTKAN STUDI S1 DI UNIVERSITAS UDAYANA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN SISWA SMA MELANJUTKAN STUDI S1 DI UNIVERSITAS UDAYANA Made Susilawati 1), I Putu Eka Nila Kencana 2), Ni Made Dwi Yana Putri 3) 1) Jurusan Matematika FMIPA Universitas
Lebih terperinciProgram Studi Pendidikan Ekonomi FE UNY
LEMBAR KERJA Topik: Uji Validitas dengan Analisis Faktor Tujuan: Untuk menguji tingkat validitas konstruk seperangkat instrumen, kuesioner atau angket Contoh Masalah: Apakah butir-butir yang dikembangkan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI KENTANG
Saintia Matematika Vol. 1, No. 5 (2013), pp. 445 457. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI KENTANG Sartika, Henry Rani Sitepu, Pengarapen Bangun Abstrak. Analisis faktor merupakan suatu
Lebih terperinciANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA
ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Neril Harnanik Yuniati, Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Proyek Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.2. Analisis Faktor Analisis faktor merupakan salah satu metode statistik multivariat yang mencoba menerangkan hubungan antara sejumlah variabel variabel yang saling independen antara
Lebih terperinciAnalisis Faktor Terhadap Resiko Kejadian Diare pada Anak Balita di Kota Ambon
Statistika, Vol. 15 No. 2, 59-64 November 2015 Analisis Faktor Terhadap Resiko Kejadian Diare pada Anak Balita di Kota Ambon Ferry Kondo Lembang 1, Yuanita Samangun 2 1,2Jurusan Matematika Fakultas MIPA
Lebih terperinciBAB III ANALISIS FAKTOR. berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal
BAB III ANALISIS FAKTOR 3.1 Definisi Analisis faktor Analisis faktor adalah suatu teknik analisis statistika multivariat yang berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Semakin banyaknya usaha restoran yang ada di Bogor menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Dalam persaingan yang ketat ini, Restoran Gurih
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Martha Tilaar Salon Day Spa Bogor tepatnya terletak di Jalan Pemuda No. 7 Bogor. Waktu penelitian adalah bulan April-Juni 2011
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN 1) Nurul Afida 2) Edy Sulistiyawan 1) S1 Program Statistika, FMIPA, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2) Program
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR UNTUK PENINGKATAN MUTU MADRASAH TSANAWIYAH AL-WASHLIYAH MEDAN KRIO SKRIPSI ARFI SULTHANI SYAM
ANALISIS FAKTOR UNTUK PENINGKATAN MUTU MADRASAH TSANAWIYAH AL-WASHLIYAH MEDAN KRIO SKRIPSI ARFI SULTHANI SYAM 140823031 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBab 4 ANALISIS FAKTOR DENGAN SPSS
Bab 4 ANALISIS FAKTOR DENGAN SPSS Analisis Faktor Analisis faktor merupakan alat statistika yang digunakan untuk mereduksi variabel dari suatu kumpulan variabel. Reduksi variabel dilakukan dengan cara
Lebih terperinci(2.1) keterangan: i = Banyaknya faktor yang terbentuk; (i=1,2,3,...,k)
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor Menurut J. Supranto (2004), analisis faktor merupakan teknik statistika yang utamanya dipergunakan untuk mereduksi atau meringkas data dari variabel yang banyak
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA
Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SMA NEGERI BUNGA BANGSA KABUPATEN NAGAN RAYA
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SMA NEGERI BUNGA BANGSA KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI FAHMI FADHILLAH 140823009 DEPARTEMEN MATEMATIKA
Lebih terperinci5. HASIL DAN PEMBAHASAN
61 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Analisis Pada sub bab ini akan diuraikan hasil analisis data yang diperoleh dari pendapat responden melalui penyebaran kuesioner dan wawancara yang berkaitan dengan
Lebih terperinciVolume 1, Nomor 2, Desember 2007
Volume 1, Nomor 2, Desember 2007 Barekeng, Juni 2007. hal.18-24 Vol. 1. No. 2 ANALISIS FAKTOR STUDI KASUS : UNTUK MENGETAHUI FAKTOR-FAKTOR DASAR YANG MEMPENGARUHI PELAYANAN PADA FMIPA UNPATTI FRANCIS Y
Lebih terperinciPENERAPAN ANALISIS FAKTOR DALAM MENGIDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PEMBELAJARAN KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
PENERAPAN ANALISIS FAKTOR DALAM MENGIDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PEMBELAJARAN KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Iin Irianingsih 1, Khafsah Joebaedi 2 dan Nurlela Hamidah 3 2 Jurusan
Lebih terperinciFaktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kelahiran di Provinsi Sumatera Barat dengan Menggunakan Analisis Faktor
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kelahiran di Provinsi Sumatera Barat dengan Menggunakan Analisis Faktor Resti Febrina #1, Nonong Amalita *2, Dewi Murni *3 # Student of Mathematics Department State
Lebih terperinciValiditas Konstruk (construct validity) dalam Pengembangan Instrumen Penilaian Non-Kognitif
Validitas Konstruk (construct validity) dalam Pengembangan Instrumen Penilaian Non-Kognitif Kana Hidayati dan Caturiyati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK Pada tahun pelajaran 2004/2005 telah
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNGGULAN PADA MASKAPAI PENERBANGAN (Studi Kasus Maskapai Penerbangan Airasia Di Kota Medan) SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNGGULAN PADA MASKAPAI PENERBANGAN (Studi Kasus Maskapai Penerbangan Airasia Di Kota Medan) SKRIPSI RATRI KUSUMA WARDANI 110823034 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciFaktor-faktor yang Memengaruhi Kualitas Pelayanan Jaminan Kesehatan Bali Mandara
Jurnal Matematika Vol. 4 No. 1, Juni 2014. ISSN: 1693-1394 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kualitas Pelayanan Jaminan Kesehatan Bali Mandara Made Susilawati Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF
156 STUDI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Budi Kurniawan 1, Ono Wiharna 2, Tatang Permana 3 Universitas Pendidikan Indonesia Jl.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. September). Data yang dikumpulkan berupa data jasa pelayanan pelabuhan, yaitu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data sekunder dengan jenis data bulanan mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2011 (bulan September).
Lebih terperinciPENERAPAN ANALISIS KORELASI KANONIK PADA HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH
PENERAPAN ANALISIS KORELASI KANONIK PADA HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH Kadek Andrei Prabawa 1, Ni Luh Putu Suciptawati 2, Desak Putu Eka Nilakusmawati 3 1 Jurusan Matematika, Fakultas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penilaian Pendidikan Ada tiga istilah yang sering digunakan dalam evaluasi yaitu tes, pengukuran dan penilaian. Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan
Lebih terperinciPENGARUH PEMILIHAN PRODUK SUSU KEMASAN KARTON TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN
PENGARUH PEMILIHAN PRODUK SUSU KEMASAN KARTON TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN (Suatu kajian pada Ibu-Ibu yang Mempunyai Balita di Kelurahan Purbosuman dan Kelurahan Surodikraman Kecamatan Ponorogo
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
25 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah satu keanekaragaman yang tumbuh di masyarakat adalah keanekaragaman hasil karya seni. Batik merupakan salah satu produk hasil karya seni sekaligus
Lebih terperinciBAB III METODE SERVQUAL. Secara umum alur penelitian yang dilakukan, disajikan pada diagram berikut. start
26 BAB III METODE SERVQUAL Secara umum alur penelitian yang dilakukan, disajikan pada diagram berikut start Pembuatan kuisioner I dan penyebaran Uji Q cochran Pembuatan kuisioner II Penyebaran kuisioner
Lebih terperinciPengelompokan Bank di Indonesia Berdasarkan Variabel Keuangan dengan Menggunakan Analisis Faktor dan Analisis Gerombol Berhirarki
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Pengelompokan Bank di Indonesia Berdasarkan Variabel Keuangan dengan Menggunakan Analisis Faktor dan Analisis Gerombol Berhirarki 1 Maiyastri, 1 Izzati
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory atau penelitian tingkat penjelasan. Berdasarkan jenis penelitian explanatory
Lebih terperinciAnalisis Faktor yang Mempengaruhi Indeks Prestasi Mahasiswa
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Indeks Prestasi Mahasiswa Putriaji Hendikawati Jurusan Matematika Fakultas MIPA Unnes Kampus Unnes Sekaran Gunungpati Semarang Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk
Lebih terperinciKARAKTERISTIK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI MENURUT SUBSEKTOR PENYUSUN
E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 23-28 ISSN: 2303-1751 KARAKTERISTIK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI MENURUT SUBSEKTOR PENYUSUN PUTU OKA SURYA ARSANA 1, MADE SUSILAWATI 2, KETUT JAYANEGARA
Lebih terperinciPENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN METODE WARD DAN AVERAGE LINKAGE SKRIPSI
PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN METODE WARD DAN AVERAGE LINKAGE SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan karakteristik masalah dalam penelitian ini maka desain penelitian menggunakan pengujian beda rata-rata. Di mana pengujian beda ratarata merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan pada PT. Rezeki Supermarketing sebuah perusahaan retail tradisional yang terletak di Jakarta, dengan mengambil
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Pelayanan Jasa Pelabuhan Sunda Kelapa
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Pelayanan Jasa Pelabuhan Sunda Kelapa 4.1.1. Pendapatan Pelabuhan Pendapatan yang diterima Pelabuhan Sunda Kelapa sejak tahun 2004 sampai tahun 2010 menunjukkan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang akan digunakan dalam bab selanjutnya. 2.1 Matriks Sebuah matriks, biasanya dinotasikan dengan huruf kapital tebal seperti A,
Lebih terperinciPERBANDINGAN ANALISIS FAKTOR KLASIK DAN KELOMPOK BAHAN MAKANAN DI JAWA TENGAH
PERBANDINGAN ANALISIS FAKTOR KLASIK DAN ANALISIS FAKTOR ROBUST UNTUK DATA INFLASI KELOMPOK BAHAN MAKANAN DI JAWA TENGAH SKRIPSI Oleh: ERNA PUSPITASARI NIM :24010210130059 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA MEDAN DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR SKRIPSI ABDUL RAHIM
PENENTUAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA MEDAN DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR SKRIPSI ABDUL RAHIM 130823025 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Langkah pertama yang dilakukan terhadap data hasil survei adalah melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur yaitu kuesioner. Hal ini dilakukan untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research &
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research & development (R & D) dengan menggunakan model pengembangan instrumen yang dikemukakan oleh
Lebih terperinciPENENTUAN DIMENSI SERTA INDIKATOR KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA: KAJI ULANG METODE DEWAN KETAHANAN PANGAN-WORLD FOOD PROGRAM
PENENTUAN DIMENSI SERTA INDIKATOR KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA: KAJI ULANG METODE DEWAN KETAHANAN PANGAN-WORLD FOOD PROGRAM DETERMINATION OF THE DIMENSIONS AND INDICATORS OF FOOD SECURITY IN INDONESIA:
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Hasil Produksi Kentang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Hasil Produksi Kentang a) Pupuk kandang adalah pada awal penanaman pupuk kandang digunakan untuk mempersiapkan lahan supaya tanahnya subur dan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Alfamart Kecamatan Kotagajah
48 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Alfamart Kecamatan Kotagajah lampung tengah. Penyebaran kuesioner ke berbagai responden berbagai
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka pemikiran teoritis Kebudayaan yang semakin maju membuat gaya hidup manusia semakin berkembang. Kesadaran manusia akan pentingnya kesehatan mulai terlihat disamping
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR KEHADIRAN DOSEN DI UNIVERSITAS X. Annisa Mulia Rani Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Jakarta
ANALISIS FAKTOR KEHADIRAN DOSEN DI UNIVERSITAS X Annisa Mulia Rani Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Jakarta Zc.annisa@gmail.com Abstrak Aspek kualitas pekerjaan berkaitan langsung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Didalam proposal skripsi ini, metode yang akan digunakan untuk melakukan penelitian yaitu penelitian kuantitatif, karena
Lebih terperinciPenggunaan Analisis Faktor (Factor Analysis) dengan Aplikasi Program SPSS 11.5
Penggunaan Analisis Faktor (Factor Analysis) dengan Aplikasi Program SPSS 11.5 Oleh: Muji Gunarto (mgunarto@hotmail.com) I. Pendahuluan (Landasan Teori) Analisis faktor adalah salah satu analisis yang
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL GALAT SPASIAL
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL GALAT SPASIAL SKRIPSI Oleh: OCTAFINNANDA UMMU FAIRUZDHIYA 24010210130057 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang bertujuan untuk mendeskriptifkan sesuatu yang ada pada saat ini. Dalam
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskriptifkan sesuatu yang ada pada saat ini. Dalam
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden
BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden Pada penelitian ini, peneliti telah menyusun profile responden yang dibagi kedalam beberapa macam, yakni berdasarkan: 1. Nama pusat kebugaran langganan responden
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. daerah sebagai variabel independen dan kinerja pemerintah daerah sebagai
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode survei. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hubungan kausal antara
Lebih terperinciPENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMA Negeri 1 Medan) SKRIPSI
PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMA Negeri 1 Medan) SKRIPSI JULIARTI HARDIKA 090803034 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL
BAB IV ANALISIS HASIL A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil yang telah diperoleh
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Belajar Pengertian belajar menurut para ahli adalah sebagai berikut : a. Menurut Lyle E.Bourne,JR.,Bruce R.Ekstrand Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif
Lebih terperinciPENGARUH PEMILIHAN PRODUK SUSU KEMASAN KARTON TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN
PENGARUH PEMILIHAN PRODUK SUSU KEMASAN KARTON TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN Eka D. Pristi Ayuningtyas 1 1 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo ekadestry@gmail.com
Lebih terperinciFaktor-faktor yang mempengaruhi.. I Gusti Made Subrata 43
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRILAKU KONSUMEN DALAM MEMILIH WARNET DI KOTA MATARAM I GUSTI MADE SUBRATA Fak. Ekonomi Univ. Mahasaraswati Mataram ABSTRAK Penggunaan internet sebagai salah satu sumber
Lebih terperinci