Penentuan Lower Limb Joint Angles Berdasar Respon Akselerometer dalam Pengembangan Wearable Sensor untuk FES

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penentuan Lower Limb Joint Angles Berdasar Respon Akselerometer dalam Pengembangan Wearable Sensor untuk FES"

Transkripsi

1 Penentuan Lower Limb Joint Angles Berdasar Respon Akselerometer dalam Pengembangan Wearable Sensor untuk FES Benedictus Indrajaya*, Rachmad Setiawan, Achmad Arifin Bidang Keahlian Teknik Elektronika, Program Pascasarjana Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya * benedictus10@mhs.ee.its.ac.id / benelct@yahoo.com Abstrak - Banyaknya pasien yang mengalami kelumpuhan, misal, akibat stroke memerlukan rehabilitasi kelumpuhan anggota geraknya. Functional Electrical Stimulation (FES) dapat secara efektif dalam membantu restorasi kelumpuhan fungsi motorik. Untuk sistem FES terinduksi gait (gaya berjalan), memerlukan sistem sensor untuk memonitor lower limb joint angles sebagai feedback. Pada paper ini kami mengusulkan penggunaan sensor akselerometer dan giroskop untuk mengukur lower limb joint angles, yaitu sudut sendi heap, knee dan ankle. Pengunaan sensor berteknologi MEMSs dengan ukuran yang kecil bertujuan agar sistem sensor mudah dipakai dan nyaman bagi pasien. Dijabarkan bagaimana penentuan persamaan lower limb joint angles berdasar vektor akselerasi akselerometer yang terpasang pada segmen tubuh, paha, betis dan telapak kaki, untuk mengukur sudut tilt tiap segmen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan model kaki dari seorang subyek dengan skala 1:1 didapat hasil yang linier dengan nilai RMSE sudut heap = 0,96 o, RMSE sudut knee = 1,25 o dan RMSE sudut ankle = 1,81 o. Dengan metode yang diusulkan peletakan posisi sensor lebih mudah dilakukan. Berdasar hasil penelitian ini, kedepan akan dilanjutkan penelitian tentang penentuan lower limb joint angles pada subyek yang berjalan dengan normal gait. Kata Kunci lower limb joint angles, akselerometer, sudut tilt, normal gait, FES. I. PENDAHULUAN unctional electrical stimulation (FES) telah banyak Fditeliti untuk digunakan dalam restorasi kemampuan motorik pasien yang mengalami kerusakan susunan syaraf pusat yang diakibatkan oleh spinal cord injury (SCI) maupun stroke. Untuk tungkai bawah (lower limb), FES dapat memperbaiki gaya berjalan (gait) dengan mengontrol fase berayun gait dan mencegah jatuhnya kaki secara tiba-tiba pada lantai (foot drop) [1]. Untuk merealisasikan sistem closed-loop FES sebagai fungsi dari gait, salah satu metode yang digunakan adalah memonitor secara kontinyu besar sudut persendian lower limb untuk digunakan sebagai feedback. Diperlukan sistem pengukuran lower limb joint angles yang mudah dipakai, tidak membatasi gerak pasien yang berakibat negatif pada psikologis pasien sehingga menghambat proses rehabilitasi. Telah banyak penelitian mengenai pengukuran lower limb joint angles, sebagian besar menggunakan resistor variabel [5][6] sebagai sensor posisi sudut (goniometer) yang terpasang pada engsel pelana kaki (leg harness). Struktur goniometer ini dapat menggangu kebebasan gerak pasien dan konstruksi mekaniknya rawan terhadap kerusakan karena sering digerakkan. Penggunaan tilt sensor, menurut forum analog dialoque, Analog Devices, Inc. 1995, disebutkan: penggunaan liquid tilt sensor untuk mendeteksi posisi sudut kaki akan terjadi masalah sloshing cairan di dalam sensor, sehingga hanya kecepatan berjalan lambat saja yang bisa diukur dengan baik. Sedangkan penggunaan ball-bearing switches tilt sensor pada medan perbukitan atau naik tangga akan menghasilkan data yang acak. Penggunaan akselerometer dan giroskop dalam pengukuran sudut sendi kaki dengan berbagai metode telah dilakukan [2][3][4], namun belum mencakup keseluruhan sendi pada kaki. Pada penelitian ini kami mengusulkan sistem pengukuran lower limb joint angles berbasis sensor inersia yaitu akselerometer dan giroskop. Sebagai tahap pertama dari penelitian akan dicari persamaan untuk menentukan sudut sendi pinggang (heap), lutut (knee) dan sendi telapak kaki (ankle) berdasar respon akslerometer dalam mengukur kemirigan (tilt) segmen tubuh, paha, betis dan telapak kaki terhadap vektor gravitasi. II. PENGUKURAN DAN SENSOR A. Pengukuran Lower Limb Joint Angles Sudut heap didefinisikan sebagai sudut antara antara pelvis (pinggul) dan femur (paha), sudut lutut adalah sudut antara femur dan tibia (betis). Sudut engkel kaki didefinisikan sebagai sudut antara tibia dan garis mendatar pada telapak kaki. Meski sudut ini biasanya sekitar 90, namun didefinisikan sebagai 0. Secara umum, gerakan flexion (menekuk angota gerak) adalah gerakan sudut ke arah nilai positif dan gerakan extension (memanjangkan angota gerak) adalah gerakan sudut ke arah nilai negatif. Sudut 0 untuk semua sendi didefinisikan sebagai sudut saat tubuh posisi berdiri tegak [6]. B13-1

2 Gambar 2. Posisi Sensor pada Segmen: Body, Thigh dan Shank Gambar 1. Inertial Measurement Unit: MMA7361L dan LPY510AL B. Pemilihan Sensor Sensor yang digunakan adalah akselerometer 3-sumbu MMA7361L dengan skala ±1.5 g atau ±6 g buatan Freescale Semiconductor, Inc. Untuk mengukur gerakan kaki manusia yang relatif lambat, maka akan dipilih skala ±1.5 g (1 g = 9.81 m/detik 2 ). Digunakan pula sensor giroskop 2-axis LPY510AL dengan skala ±400 /s buatan STMicroelectronics. Pada analisa respon statis sudut sendi kaki, giroskop digunakan sebagai penentu orientasi sudut tilt. Sensor akselerometer dan giroskop yang digunakan menggunakan teknologi micro-electro-mechanical system (MEMS) dengan ukuran yang kecil, bertujuan agar sistem sensor mudah dipakai dan nyaman bagi pasien. Kedua sensor dijadikan satu PCB menjadi sensor inersia (Inertial Measurement Unit / IMU) dengan arah vektor sumbu seperti pada Gambar 1. Dibutuhkan empat unit sensor inersia yang ditempatkan pada segmen body, paha, betis dan telapak kaki. C. Penempatan Sensor Untuk mendapatkan respon linier akselerometer dalam mengukur sudut tilt suatu segmen terhadap vektor gravitasi, hasil pengukuran tidak dipengaruhi oleh variasi suhu ruangan dan catu daya, maka digunakan dua axis akselerometer yaitu sumbu X dan Z. Untuk mengukur sudut tilt segmen body, paha dan betis dipilih posisi sensor seperti pada Gambar 2, sedangkan untuk segmen foot seperti pada Gambar 3. Pemilihan posisi sensor ini berguna untuk memudahkan penempatan sensor pada tubuh pasien. Sudut tilt segmen body, paha dan betis dapat dihitung dengan: (1) Gambar 3. Posisi Sensor pada Segmen Foot dimana dan adalah tegangan output akselerometer pada sumbu X dan sumbu Z, sedangkan adalah tegangan output akselerometer pada tiap sumbunya ketika mengalami percepatan gravitasi nol. Nilai dan dapat dilihat pada datasheet akselerometer [8]. Arah sudut positif dan negatif ditentukan oleh sumbu laju-x giroskop, dimana bila berputar searah jarum jam akan bernilai negatif, demikian sebaliknya. Dengan pemilihan posisi sensor seperti di atas dapat dibuat sketsa diagram vektor untuk masing-masing segmen lower limb seperti pada Gambar 4. Sehingga sudut tilt untuk tiap segmen lower limb adalah: (6) (7) (8) (9) Sedangkan sudut tilt segmen foot dapat dihitung dengan: (2) dimana dan adalah vektor akselerasi sumbu X dan sumbu Z akselerometer dalam satuan g, saat posisi sudut tilt sensor sebesar o, dihitung dengan: (3) (4) Gambar 4. Sketsa Diagram Vektor Akselerasi Akselerometer pada Tiap Segmen Lower Limb B13-2

3 dimana,, dan adalah sudut tilt segmen: body, thigh, shank dan foot tehadap vector gravitasi, semua dalam satuan derajad. Sedangkan,,,,,, dan adalah vektor akselerasi sumbu X dan Z untuk masing-masing akselerometer yang terpasang pada segmen body, thigh, shank dan foot, semua dalam satuan g. III. PENENTUAN LOWER LIMB JOINT ANGLES Dari sketsa diagram vektor akselerasi akselerometer pada Gambar 4 dapat disusun persamaan untuk penentuan lower limb joint angles sebagai berikut: (10) (11) (12) dimana adalah sudut sendi heap, = sudut sendi knee dan = sudut sendi ankle, semua dalam satuan derajad. Sedangkan,, dan adalah sudut tilt segmen: body, thigh, shank dan foot tehadap vektor gravitasi. Persamaan (10) sampai dengan Persamaan (12) didapat dari sketsa diagram vektor tiap akselerometer pada lower limb (Gambar 4) dengan bentuk permukaan kontur segmen body, thigh, shank dan foot yang lurus. Bila sensor-sensor dipasang pada tubuh manusia dengan kontur permukaan segmen yang tidak lurus dan rata, maka persamaan perlu disesuaikan. Penyesuaian dilakukan dengan menghitung simpangan tiap sudut sendi terhadap posisi zero (0 o ), yaitu posisi sudut tiap sendi subyek saat berdiri tegak. Sehingga Persamaan (10) sampai dengan Persamaan (12) disesuaikan menjadi: (13) (14) (15) Notasi digunakan untuk menyatakan bahwa yang diukur adalah simpangan dari posisi zero, dimana,, dan adalah besar sudut sendi pada heap, knee dan ankle. Sedangkan,, dan adalah besar sudut sendi pada heap, knee dan ankle pada saat posisi zero, dihitung dengan: (16) (17) (18) dimana,, dan adalah sudut tilt segmen body, thigh, shank dan foot saat berdiri tegak (posisi zero / 0 o ). Gambar 5. Model Statis Lower Limb untuk Pengujian Persamaan Joint Angles IV. PENGUJIAN DENGAN MODEL STATIS Untuk menguji Persamaan (13) sampai dengan Persamaan (15) dibuat sebuah model kaki statis yang diambil dari seorang subyek dengan skala 1:1 seperti pada Gambar 5. Pada tiap sendi dipasang busur derajad untuk mengukur besar sudut tiap sendi dengan jangkah pengukuran berdasar range gerakan sudut sendi pada manusia yang berjalan dengan normal gait. Range sudut sendi heap untuk normal gait berkisar antara -10 o sampai +40 o, sedangkan sudut sendi knee berkisar antara 0 o sampai +70 o dan range untuk sudut sendi ankle berkisar antara -20 o sampai +40 o [6]. Untuk menguji persamaan sudut sendi heap, Persamaan (13), sudut heap digerakan mulai dari -40 o sampai +40 o sedangkan sudut knee dan ankle dibuat tetap, dalam hal ini sendi knee dan ankle dikunci agar tidak berubah (pada posisi zero) ketika sudut heap digerakan. Hasil vektor output akselerometer dan perhitungan sudut heap seperti pada Gambar 6. Pengujian persamaan sudut sendi knee, yaitu Persamaan (14), dilakukan dengan menggerakan sudut knee mulai dari -10 o sampai +75 o, untuk sudut heap dan ankle dibuat tetap. Vektor output akselerometer dan perhitungan sudut heap seperti pada Gambar 7. Sedangkan untuk menguji persamaan sudut sendi ankle, Persamaan (15), sudut ankle digerakan mulai dari -30 o sampai +30 o sedangkan sudut heap dan knee dibuat tetap. Hasil vektor output akselerometer dan perhitungan sudut ankle seperti pada Gambar 8. B13-3

4 Gambar 6. Output Vektor Akselero dan Perhitungan Sudut Sendi Saat Sudut Heap Digerakan dari Sudut -40 o sampai dengan +40 o Gambar 7. Output Vektor Akselero dan Perhitungan Sudut Sendi Saat Sudut Knee Digerakan dari Sudut -10 o sampai dengan +75 o Gambar 8. Output Vektor Akselero dan Perhitungan Sudut Sendi Saat Sudut Angkel Digerakan dari Sudut -30 o sampai dengan +30 o V. HASIL EKSPERIMEN DAN DISKUSI Pada Gambar 6 terlihat bahwa saat sudut heap digerakan dari sudut -40 o sampai dengan +40 o, didapat hasil perhitungan sudut heap (sumbu tegak grafik Perhitungan Sudut Sendi) dengan Persamaan (13), linier terhadap hasil pembacaan busur derajad heap (sumbu datar grafik). Hasil perhitungan sudut knee dengan Persamaan (14) dan perhitungan sudut ankle dengan Persamaan (15) cenderung bernilai sekitar 0 o, hal ini sesuai dengan kondisi bahwa sendi pada knee dan ankle dibuat tetap pada nilai zero-nya. Saat sudut knee digerakan dari -10 o sampai dengan +70 o pada Gambar 7 terlihat bahwa hasil perhitungan sudut knee dengan Persamaan (14), linier terhadap hasil pembacaan busur derajad knee. Sedangkan hasil perhitungan sudut heap dengan Persamaan (13) dan perhitungan sudut ankle dengan Persamaan (15) bernilai sekitar 0 o, sesuai dengan kondisi bahwa sendi pada heap dan ankle dibuat tetap pada nilai zero-nya. Demikian pula saat sudut ankle digerakan dari -10 o sampai dengan +70 o pada Gambar 8 terlihat bahwa hasil perhitungan dengan Persamaan (15), sudut ankle linier terhadap hasil pembacaan busur derajad ankle. Hasil perhitungan sudut heap dengan Persamaan (13) dan perhitungan sudut knee dengan Persamaan (14) bernilai sekitar 0 o. Pada pengujian persamaan sudut sendi heap, didapat nilai root mean square error (RMSE) sudut sendi heap terhadap pembacaan busur derajad heap = 1,11 o. RMSE sudut sendi knee = 2,14 o dan RMSE sudut sendi ankle = 3,56 o. Untuk pengujian persamaan sudut sendi knee didapat nilai RMSE sudut sendi knee = 0,67 o, RMSE sudut sendi heap = 0,79 o dan RMSE sudut sendi ankle = 1,46 o. Pengujian persamaan sudut sendi ankle didapat nilai RMSE sudut sendi ankle = 1,09 o, RMSE sudut sendi heap = 0,83 o dan RMSE sudut sendi knee = 0,41 o. Dari keseluruhan eksperimen didapat rata-rata nilai RMSE untuk sudut heap = 0,96 o, RMSE sudut knee = 1,25 o dan RMSE untuk sudut ankle = 1,81 o. Terlihat bahwa hasil pengukuran lower limb joint angles tidak terpengaruh oleh akurasi peletakan sensor pada posisi tertentu pada lower limb pasien, sehingga memudahkan pemasangan sistem sensor oleh terapis pada tubuh pasien. Dari hasil RMSE pada tiap uji persamaan sudut sendi di atas, cukup memberikan prospek untuk penelitian lanjutan tentang penentuan besar lower limb joint angles pada kondisi dinamik, jika sensor terpasang pada pasien yang bergerak dengan gaya berjalan normal. Respon dinamik dari sensor yang terpasang pada segmen body, thigh, shank dan foot untuk menentukan besar joint angles dapat diturunkan dari Persamaan (13) sampai dengan Persamaan (15). Banyak penelitian menyebutkan penggunaan akselerometer sebagai pengukur sudut tilt suatu segmen pada kondisi dinamik/begerak, akan terganggu oleh percepatan translasi segmen tersebut [7]. Penggunaan akselerometer untuk mengukur sudut tilt segmen body, thigh, shank dan foot saat subyek berjalan akan terganggu pula oleh getaran yang ditimbulkan oleh benturan kaki dan lantai [2]. Sebagai alternatif pengukur sudut tilt suatu segmen pada kondisi dinamik/begerak dapat digunakan sensor giroskop karena output sensor ini tidak terpengaruh oleh percepatan translasi dan getaran. Dengan melakukan integral pada kecepatan sudut yang dihasilkan giroskop akan didapat posisi sudut tilt dari segmen yang diukur [3][4][5][7]. Namun karena sifat alami giroskop pasti terdapat DC bias error, maka jika dilakukan integral terhadap terhadap waktu akan terjadi akumulasi bias error yang mengakibatkan hasil pengukuran posisi sudut giroskop cenderung melayang (drift) dari waktu ke waktu. Kedepan penelitian akan dilanjutkan untuk menentukan besar lower limb joint angles pada kondisi subyek berjalan normal. Besar sudut tilt segmen body, thigh, shank dan foot akan diestimasi dengan Kalman Filter untuk menggabungkan (fusi) output dari akselerometer dan giroskop (sensor inersia) yang terpasang pada tiap segmen. Besar lower limb joint angles akan dihitung menggunakan Persamaan (13) sampai Persamaan (15) dengan input hasil estimasi Kalman Filter untuk sudut tilt segmen body, thigh, shank dan foot. B13-4

5 VI. KESIMPULAN Penentuan besar sudut persendian untuk tungkai bawah dengan menggunakan sensor inersia (akselerometer dan giroskop) dapat diturunkan berdasar vektor akselerasi sensor-sensor akselerometer yang terpasang pada tiap segmen tungkai bawah tubuh manusia. Pada pengujian persamaan sudut sendi heap, Persamaan (13), didapat rata-rata nilai RMSE untuk sudut heap 0,96 o. Untuk pengujian persamaan sudut sendi knee, Persamaan (14), didapat RMSE sudut knee 1,25 o. Sedangdan pengujian persamaan sudut sendi ankle, Persamaan (15), didapat RMSE sudut ankle 1,81 o. Dari hasil evaluasi RMSE tersebut memberikan prospek untuk melanjutkan penelitian tentang penentuan besar lower limb joint angles untuk respon dinamik. Hasil pengukuran lower limb joint angles dengan metode yang diusulkan tidak terpengaruh oleh akurasi peletakan sensor pada posisi tertentu pada lower limb pasien, sehingga memudahkan pemasangan sistem sensor oleh terapis pada tubuh pasien. Kedepan penelitian akan dilanjutkan untuk menentukan besar lower limb joint angles pada kondisi subyek berjalan normal. Kalman Filter digunakan untuk estimasi untuk sudut tilt segmen body, thigh, shank dan foot. Hasil estimasi Kalman Filter digunakan sebagai input Persamaan (13) sampai dengan Persamaan (15) akan didapat nilai lower limb joint angles. DAFTAR PUSTAKA [1] Materi Mata Kuliah Pengenalan Bidang Riset, A. Arifin, Pascasarjana Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, [2] H. Saito, T. Watanabe, A. Arifin, "Ankle and Knee Joint Angle Measurements during Gait with Wearable Sensor System for Rehabilitation, O. Dössel and (Eds.): WC 2009, IFMBE Proceedings 25/IX, pp [3] SJ. Morris Bamberg, dkk., "Gait Analysis Using a Shoe-Integrated Wireless Sensor System", IEEE Ttransaction on Information Technology in Biomedicine, VOL. 12, NO. 4, JULY 2008 [4] H. Lau, K. Tong, "The reliability of using accelerometer and gyroscope for gait event identification on persons with dropped foot", Gait & Posture 27 (2008) , 2007 Elsevier B.V. [5] "Gait Analysis, Leg Harness and BodyLAB, Robotic Systems Ltd, Availabel: [6] J. Perry, "Gait Analysis Normal and Pathological Function", SLACK Incorporated, NJ, 1992 [7] YS. Suh, Attitude Estimation Using Low Cost Accelerometer and Gyroscope, in Proc. IEEE, 2003, Korea-Russia International Symposium, pp [8] "MMA7361L ±1.5g, ±6g Three Axis Low-g Micromachined Accelerometer" Data sheet. Freescale Semiconductor, Inc., B13-5

A364. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

A364. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) A364 Sistem Restorasi Gerak Sendi Siku Menggunakan Functional Electrical Stimulation Erwin Setiawan Widjaja, Achmad Arifin, Fauzan Arrofiqi dan Mohammad Nuh Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri,

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Fuzzy FES Control untuk Pergerakan Knee Joint

Studi Eksperimental Fuzzy FES Control untuk Pergerakan Knee Joint A106 Studi Eksperimental Fuzzy FES Control untuk Pergerakan Knee Joint Stanley Setiawan, Achmad Arifin, Fauzan Arrofiqi, Aidatunisadina Linazizah Basith dan Mohammad Nuh Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan wireless

Lebih terperinci

Desain Sistem Kontrol Functional Electrical Stimulation menggunakan Fuzzy orde 2

Desain Sistem Kontrol Functional Electrical Stimulation menggunakan Fuzzy orde 2 Desain Sistem Kontrol Functional Electrical Stimulation menggunakan Fuzzy orde 2 Hendi Wicaksono Agung D 1,3, Achmad Arifin, Ph.D 2. (1) Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Elektro Bidang Studi Elektronika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas hal-hal yang menjadi dasar permasalahan penelitian yang diambil, meliputi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unmanned aerial vehicles (UAVs) atau wahana tanpa awak merupakan wahana terbang tanpa ada yang mengendalikan penerbangan wahana tersebut. Sebuah UAV dapat berupa pesawat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DATABASE TEMPORAL DAN KINEMATIK GAYA GERAK DARI DUA SISI ORGAN GERAK BAWAH PADA TIGA GAYA BERJALAN YANG BERBEDA

PENGEMBANGAN DATABASE TEMPORAL DAN KINEMATIK GAYA GERAK DARI DUA SISI ORGAN GERAK BAWAH PADA TIGA GAYA BERJALAN YANG BERBEDA \ TUGAS AKHIR TE 4599 PENGEMBANGAN DATABASE TEMPORAL DAN KINEMATIK GAYA GERAK DARI DUA SISI ORGAN GERAK BAWAH PADA TIGA GAYA BERJALAN YANG BERBEDA Anita Wulansari NRP 306005 Dosen Pembimbing Dr. Achmad

Lebih terperinci

Signal Conditioning Test for Low-Cost Navigation Sensor

Signal Conditioning Test for Low-Cost Navigation Sensor Signal Conditioning Test for Low-Cost Navigation Sensor Iwan Tirta 1,Romi Wiryadinata 2 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon, Indonesia 1 iwantirta7777@gmail.com, 3 romi@wiryadinata.web.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kata Robot berasal dari bahasa Cekoslowakia, yakni robota, yang Isaac Asimov mengajukan ada 3 hukum dari robotics dimana

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kata Robot berasal dari bahasa Cekoslowakia, yakni robota, yang Isaac Asimov mengajukan ada 3 hukum dari robotics dimana BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. PENGERTIAN ROBOT Kata Robot berasal dari bahasa Cekoslowakia, yakni robota, yang berarti pekerja. Robot diciptakan atas dasar untuk mendukung dan membantu pekerjaan manusia. Istilah

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SENSOR PERCEPATAN DAN GYROSCOPE UNTUK MENENTUKAN TRAJECTORY ROKET MENGGUNAKAN INERTIAL NAVIGATION SYSTEM(INS)

PEMANFAATAN SENSOR PERCEPATAN DAN GYROSCOPE UNTUK MENENTUKAN TRAJECTORY ROKET MENGGUNAKAN INERTIAL NAVIGATION SYSTEM(INS) bidang TEKNIK PEMANFAATAN SENSOR PERCEPATAN DAN GYROSCOPE UNTUK MENENTUKAN TRAJECTORY ROKET MENGGUNAKAN INERTIAL NAVIGATION SYSTEM(INS) BOBI KURNIAWAN,ST.,M.Kom Program StudiTeknik Elektro FakultasTeknikdanIlmuKomputer

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PENDETEKSI SUDUT DAN POSISI MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 32

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PENDETEKSI SUDUT DAN POSISI MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PENDETEKSI SUDUT DAN POSISI MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 32 M. Antisto Akbar *), Wahyudi, and Achmad Hidayatno Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jalan

Lebih terperinci

Hasil Uji Kalibrasi Sensor Accelerometer ADXL335

Hasil Uji Kalibrasi Sensor Accelerometer ADXL335 Hasil Uji Kalibrasi Sensor Accelerometer ADXL335 Iwan SETIAWAN #1, Budi SETIYONO #2, Tri Bagus SUSILO #3 # Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang,

Lebih terperinci

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8 SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8 I Nyoman Benny Rismawan 1, Cok Gede Indra Partha 2, Yoga Divayana 3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 DESAIN HUMANOID ROBOT

BAB 3 DESAIN HUMANOID ROBOT BAB 3 DESAIN HUMANOID ROBOT Dalam bab ini berisi tentang tahapan dalam mendesain humanoid robot, diagaram alir penelitian, pemodelan humanoid robot dengan software SolidWorks serta pemodelan kinematik

Lebih terperinci

Pengaruh Sudut Roll Terhadap Perubahan Sudut Pitch Pada Sensor Accelerometer

Pengaruh Sudut Roll Terhadap Perubahan Sudut Pitch Pada Sensor Accelerometer Pengaruh Sudut Roll Terhadap Perubahan Sudut Pitch Pada Sensor Accelerometer Abdurrahman Nurhakim 1, Hendri Maja Saputra 2, Nanang Ismail 3 1,3 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi UIN SGD

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI CARA BERJALAN DAN SENSOR PENGENAL

IDENTIFIKASI CARA BERJALAN DAN SENSOR PENGENAL Proceeding di Workshop Internasional Vienna ke-6 Tentang Elektrosimulasi Fungsional.22-24 September 1998. IDENTIFIKASI CARA BERJALAN DAN SENSOR PENGENAL Milos R. Popovic*, Thierry Keller**, Sherin Ibrahim*,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Letak CoM dan poros putar robot pada sumbu kartesian.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Letak CoM dan poros putar robot pada sumbu kartesian. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem yang dirancang. Teori-teori yang digunakan dalam realisasi skripsi ini antara

Lebih terperinci

Penggunaan Sensor Kesetimbangan Accelerometer dan Sensor Halangan Ultrasonic pada Aplikasi Robot Berkaki Dua

Penggunaan Sensor Kesetimbangan Accelerometer dan Sensor Halangan Ultrasonic pada Aplikasi Robot Berkaki Dua Volume 1 Nomor 2, April 217 e-issn : 2541-219 p-issn : 2541-44X Penggunaan Sensor Kesetimbangan Accelerometer dan Sensor Halangan Ultrasonic pada Aplikasi Robot Berkaki Dua Abdullah Sekolah Tinggi Teknik

Lebih terperinci

3. Perancangan Alat Perancangan alat yaitu mendesain konsep yang sudah dibuat, meliputi perancangan mekanis robot, elektronis robot dan pemrograman

3. Perancangan Alat Perancangan alat yaitu mendesain konsep yang sudah dibuat, meliputi perancangan mekanis robot, elektronis robot dan pemrograman BAB I Bab I merupakan pendahuluan usulan proyek akhir. Pendahuluan memaparkan latar belakang dan permasalahan dari proyek akhir serta tujuan dan manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan proyek akhir. A.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KENDALI PERGERAKAN ARM MANIPULATOR BERBASIS SENSOR INERTIAL MEASUREMENT UNIT (IMU) DAN SENSOR FLEX

PERANCANGAN SISTEM KENDALI PERGERAKAN ARM MANIPULATOR BERBASIS SENSOR INERTIAL MEASUREMENT UNIT (IMU) DAN SENSOR FLEX PERANCANGAN SISTEM KENDALI PERGERAKAN ARM MANIPULATOR BERBASIS SENSOR INERTIAL MEASUREMENT UNIT (IMU) DAN SENSOR FLEX Arief Saifuddin *), Sumardi, and Darjat Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Realisasi Kontrol Hirarki Untuk Pengaturan Kecepatan Kursi Roda Elektrik Berdasarkan Subject Intension Menggunakan Bioelectrical Impedance

Realisasi Kontrol Hirarki Untuk Pengaturan Kecepatan Kursi Roda Elektrik Berdasarkan Subject Intension Menggunakan Bioelectrical Impedance Realisasi Kontrol Hirarki Untuk Pengaturan Kecepatan Kursi Roda Elektrik Berdasarkan Subject Intension Menggunakan Bioelectrical Impedance Arizal Mujibtamala Nanda Imron 1, *, Achmad Arifin 1, Djoko Purwanto

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller AVR Mikrokontroller adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan serta keluaran serta dapat di read dan write dengan cara khusus. Mikrokontroller

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MOTION CAPTURE SYSTEM UNTUK TRAJECTORY PLANNING

PENGEMBANGAN MOTION CAPTURE SYSTEM UNTUK TRAJECTORY PLANNING PENGEMBANGAN MOTION CAPTURE SYSTEM UNTUK TRAJECTORY PLANNING ELVA SUSIANTI 2209204802 Pembimbing: 1. ACHMAD ARIFIN, ST., M. Eng., Ph.D 2. Ir. DJOKO PURWANTO, M. Eng., Ph.D. Bidang Keahlian Teknik Elektronika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi di dunia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, terutama di bidang robotika. Saat ini robot telah banyak berperan dalam kehidupan manusia. Robot adalah

Lebih terperinci

Fuzzy Type 2 untuk Rehabilitasi Swing Gait Phase berbasis Metode Cycle-to-cycle

Fuzzy Type 2 untuk Rehabilitasi Swing Gait Phase berbasis Metode Cycle-to-cycle 1 Fuzzy Type 2 untuk Rehabilitasi Swing Gait Phase berbasis Metode Cycle-to-cycle Hendi Wicaksono Agung D 1,3, Achmad Arifin 2. (1) Bidang Keahlian Teknik Elektronika, Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Mengukur Kecepatan dan Percepatan Gerak Kaki Manusia Menggunakan Kamera Digital

Mengukur Kecepatan dan Percepatan Gerak Kaki Manusia Menggunakan Kamera Digital JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No., (1) ISSN: 31-971 1 Mengukur Kecepatan dan Percepatan Gerak Kaki Manusia Menggunakan Kamera Digital Adi Wahyu Christianto, Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin,, Fakultas

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PENDETEKSI SUDUT DAN POSISI MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 32

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PENDETEKSI SUDUT DAN POSISI MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 32 G1 PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PENDETEKSI SUDUT DAN POSISI MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 32 M. Antisto Akbar [1], Wahyudi, S.T, M.T [2], Achmad Hidayatno,S.T,M.T [2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

Mengukur Kecepatan dan Percepatan Gerak Kaki Manusia Menggunakan Kamera Digital

Mengukur Kecepatan dan Percepatan Gerak Kaki Manusia Menggunakan Kamera Digital JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 3, (13) ISSN: 337-3539 (31-971 Print) B-379 Mengukur Kecepatan dan Percepatan Gerak Kaki Manusia Menggunakan Kamera Digital Adi Wahyu Christianto dan Yusuf Kaelani Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas hal-hal yang menjadi dasar permasalahan penelitian yang diambil, meliputi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

Analisa Perancangan Pada Produk Kaki Tiruan Atas Lutut tipe four bar linkage

Analisa Perancangan Pada Produk Kaki Tiruan Atas Lutut tipe four bar linkage Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Analisa Perancangan Pada Produk Kaki Tiruan Atas Lutut tipe four bar linkage Sugiyanto Dosen Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Inertial Measurement Unit Untuk Unmanned Aerial Vehicles Quadrotor

Rancang Bangun Inertial Measurement Unit Untuk Unmanned Aerial Vehicles Quadrotor JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 F-55 Rancang Bangun Inertial Measurement Unit Untuk Unmanned Aerial Vehicles Quadrotor Muhammad Alfiansyah, Rudy Dikairono dan Pujiono. Jurusan

Lebih terperinci

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI Jenis Data 1. Dimensi Linier (jarak) Jarak antara dua titik pada tubuh manusia yang mencakup: panjang, tinggi, dan lebar segmen tubuh, seperti panjang jari, tinggi lutut,

Lebih terperinci

BALANCING ROBOT BERODA DUA MENGGUNAKAN METODE FUZZY LOGIC BERBASIS MIKROKONTROLLER ARDUINO

BALANCING ROBOT BERODA DUA MENGGUNAKAN METODE FUZZY LOGIC BERBASIS MIKROKONTROLLER ARDUINO BALANCING ROBOT BERODA DUA MENGGUNAKAN METODE FUZZY LOGIC BERBASIS MIKROKONTROLLER ARDUINO Afief Putranto Pamungkas Fakultas Teknik Elektro, Universitas Dian Nuswantoro afief.putra@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada skripsi ini dilakukan beberapa pengujian dan percobaan untuk mendapatkan hasil rancang bangun Quadcopter yang stabil dan mampu bergerak mandiri (autonomous). Pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi di bidang transportasi terus berkembang pesat. Hal ini ditandai dengan bermunculannya kendaraan yang modern dan praktis

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PERGERAKAN LARAS MORTIR 81MM SESUAI DENGAN HASIL PERHITUNGAN KOREKSI TEMBAKAN

IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PERGERAKAN LARAS MORTIR 81MM SESUAI DENGAN HASIL PERHITUNGAN KOREKSI TEMBAKAN IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PERGERAKAN LARAS MORTIR 81MM SESUAI DENGAN HASIL PERHITUNGAN KOREKSI TEMBAKAN Dimas Silvani F.H 1*, Abd. Rabi 1, Jeki Saputra 2 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Rekayasa Elektrika. Hidayat Nur Isnianto dan Ali Ridho

Rekayasa Elektrika. Hidayat Nur Isnianto dan Ali Ridho Jurnal Rekayasa Elektrika Dokumen ini adalah dokumen pra-cetak dari artikel dengan judul tersebut di bawah, yang muncul segera setelah dinyatakan diterima. Versi cetak artikel ini dapat mengalami perubahan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir BALANCING ROBOT BERODA DUA MENGGUNAKAN METODE KENDALI PROPORSIONAL INTEGRAL

Makalah Seminar Tugas Akhir BALANCING ROBOT BERODA DUA MENGGUNAKAN METODE KENDALI PROPORSIONAL INTEGRAL Makalah Seminar Tugas Akhir BALAING ROBOT BERODA DUA MENGGUNAKAN METODE KENDALI PROPORSIONAL INTEGRAL Andra Laksana, Iwan Setiawan, Sumardi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) Tri Prasetya F. Ir. Yahya C A, MT. 2 Suhariningsih, S.ST MT. 3 Mahasiswa Jurusan Elektro Industri, Dosen Pembimbing 2 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Coba Alat Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat yang telah dibuat. Dimulai dengan pengujian setiap bagian-bagian dari hardware dan software yang

Lebih terperinci

METODE KALIBRASI SENSOR RATE-GYROSCOPE UNTUK IMU ROKET [CALIBRATION METHOD OF RATE-GYROSCOPE SENSOR FOR IMU ROCKET]

METODE KALIBRASI SENSOR RATE-GYROSCOPE UNTUK IMU ROKET [CALIBRATION METHOD OF RATE-GYROSCOPE SENSOR FOR IMU ROCKET] Metode Kalibrasi Sensor Rate-Gyroscope untuk... (Wahyudi et al.) METODE KALIBRASI SENSOR RATE-GYROSCOPE UNTUK IMU ROKET [CALIBRATION METHOD OF RATE-GYROSCOPE SENSOR FOR IMU ROCKET] Wahyudi *,**), Adhi

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY BERBASIS MIKROKONTROLER Sistem Kendali Gerak Segway Berbasis Mikrokontroler Lukas B. Setyawan, Deddy Susilo, Dede Irawan SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY BERBASIS MIKROKONTROLER Lukas B. Setyawan 1, Deddy Susilo 2, Dede Irawan 3 Program

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS Pada bab ini akan ditampilkan dan penjelasannya mengenai pengujian sistem dan dokumuentasi data-data percobaan yang telah direalisasikan sesuai dengan spesifikasi yang

Lebih terperinci

Analisis Karakteristik Perangkat Keras Pengubah Frekuensi ke Tegangan untuk Pengukuran Kecepatan MASTS

Analisis Karakteristik Perangkat Keras Pengubah Frekuensi ke Tegangan untuk Pengukuran Kecepatan MASTS JTERA - Jurnal Teknologi Rekayasa, Vol. 1, No. 1, Desember 2016, Hal. 47-52 ISSN 2548-737X Analisis Karakteristik Perangkat Keras Pengubah Frekuensi ke Tegangan untuk Pengukuran Kecepatan MASTS Arif Sumardiono

Lebih terperinci

DESAIN KONTROL INVERTED PENDULUM DENGAN METODE KONTROL ROBUST FUZZY

DESAIN KONTROL INVERTED PENDULUM DENGAN METODE KONTROL ROBUST FUZZY DESAIN KONTROL INVERTED PENDULUM DENGAN METODE KONTROL ROBUST FUZZY Reza Dwi Imami *), Aris Triwiyatno, and Sumardi Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus

Lebih terperinci

Analisis Kinematis untuk Menentukan Dimensi Transfemoral Prosthetic Tipe Four-Bar Linkage dalam Fase Awal Siklus Gait Cycle

Analisis Kinematis untuk Menentukan Dimensi Transfemoral Prosthetic Tipe Four-Bar Linkage dalam Fase Awal Siklus Gait Cycle Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Analisis Kinematis untuk Menentukan Dimensi Transfemoral Prosthetic Tipe Four-Bar Linkage dalam Fase Awal Siklus Gait *Sugiyanto

Lebih terperinci

Perancangan Alat Ukur Sudut Tekuk Lutut Wireless menggunakan Sensor Gyroscope berbasis ATMega 328 dan ATMega 2560

Perancangan Alat Ukur Sudut Tekuk Lutut Wireless menggunakan Sensor Gyroscope berbasis ATMega 328 dan ATMega 2560 Jurnal ELKOMIKA Vol. 5 No. 1 Halaman 30-47 ISSN (p): 2338-8323 Januari - Juni 2017 ISSN (e): 2459-9638 Perancangan Alat Ukur Sudut Tekuk Lutut Wireless menggunakan Sensor Gyroscope berbasis ATMega TEGUH

Lebih terperinci

Pendeteksi Sikap pada Model Wahana Terbang menggunakan Inertial Measurement Unit

Pendeteksi Sikap pada Model Wahana Terbang menggunakan Inertial Measurement Unit Jurnal ELKOMIKA Teknik Elektro Itenas. 1 Vol. 3 ISSN: 2338-8323 Januari - Juni 2015 Pendeteksi Sikap pada Model Wahana Terbang menggunakan Inertial Measurement Unit NANDANG TARYANA, DECY NATALIANA, ALFIE

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY

BAB II SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY BAB II SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY Sistem merupakan suatu rangkaian beberapa organ yang menjadi satu kesatuan. Maka sistem kendali gerak adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perancangan dan pembuatan skripsi ini, memerlukan beberapa teori-teori yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perancangan dan pembuatan skripsi ini, memerlukan beberapa teori-teori yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perancangan dan pembuatan skripsi ini, memerlukan beberapa teori-teori yang dapat menunjang pembuatan skripsi ini. Teori tersebut dapat mengambil dari buku, internet, maupun dari

Lebih terperinci

Rancang Bangun Inertial Measurement Unit Untuk Unmanned Aerial Vehicles Quadrotor

Rancang Bangun Inertial Measurement Unit Untuk Unmanned Aerial Vehicles Quadrotor Rancang Bangun Inertial Measurement Unit Untuk Unmanned Aerial Vehicles Quadrotor Muhammad Alfiansyah, Rudy Dikairono, ST., MT., dan Pujiono, ST., MT. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Penelitian merupakan serangkaian aktivitas merumuskan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menarik suatu kesimpulan dari suatu permasalahan yang dijadikan objek

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Ukur Unting-unting Digital dan Waterpass Digital dengan Accelero Sensor Berbasis Mikrokontroler ATmega8

Rancang Bangun Alat Ukur Unting-unting Digital dan Waterpass Digital dengan Accelero Sensor Berbasis Mikrokontroler ATmega8 138 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10, No. 3, April 2013 Rancang Bangun Alat Ukur Unting-unting Digital dan Waterpass Digital dengan Accelero Sensor Berbasis Mikrokontroler ATmega8 Hidayat Nur Isnianto

Lebih terperinci

PENGUKURAN CEPAT KERATAAN JALAN RAYA DENGAN MENGGUNAKAN MEMS ACCELEROMETER SENSOR SKRIPSI NOVIANTI LASMARIA

PENGUKURAN CEPAT KERATAAN JALAN RAYA DENGAN MENGGUNAKAN MEMS ACCELEROMETER SENSOR SKRIPSI NOVIANTI LASMARIA PENGUKURAN CEPAT KERATAAN JALAN RAYA DENGAN MENGGUNAKAN MEMS ACCELEROMETER SENSOR SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains NOVIANTI LASMARIA 060801046 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ESTIMASI POSISI ROBOT MOBIL MENGGUNAKAN UNSCENTED KALMAN FILTER. Oleh: Miftahuddin ( )

ESTIMASI POSISI ROBOT MOBIL MENGGUNAKAN UNSCENTED KALMAN FILTER. Oleh: Miftahuddin ( ) ESTIMASI POSISI ROBOT MOBIL MENGGUNAKAN UNSCENTED KALMAN FILTER Oleh: Miftahuddin (1206 100 707) Dosen Pembimbing: Subchan, Ph.D Dr. Erna Apriliani, M.Si Abstrak Robot Mobil atau Mobile Robot adalah konstruksi

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONTROL PID UNTUK KESEIMBANGAN SEPEDA. Design and Implementation of PID Control for Bicycle s Stability

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONTROL PID UNTUK KESEIMBANGAN SEPEDA. Design and Implementation of PID Control for Bicycle s Stability PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONTROL PID UNTUK KESEIMBANGAN SEPEDA Design and Implementation of PID Control for Bicycle s Stability Bayu Satya Adhitama 1, Erwin Susanto 2, Ramdhan Nugraha 3 1,2,3 Prodi

Lebih terperinci

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik LAMPIRAN 1 Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien Stroke Non Hemoragik A. Pengertian Latihan aktif dan pasif / ROM adalah merupakan suatu kebutuhan manusia untuk melakukan pergerakan

Lebih terperinci

PENGARUH SUDUT PEDAL GAS TERHADAP BUKAAN THROTTLE SIMULATOR THROTTLE-BY-WIRE

PENGARUH SUDUT PEDAL GAS TERHADAP BUKAAN THROTTLE SIMULATOR THROTTLE-BY-WIRE PENGARUH SUDUT PEDAL GAS TERHADAP BUKAAN THROTTLE SIMULATOR THROTTLE-BY-WIRE Deni Adi Wijaya 1, Nurhadi 2 1.2 JurusanTeknik Mesin, Politeknik Negeri Malang 1 deny.penutt@gmail.com, 2 nurhadiabuzaka@gmail.com

Lebih terperinci

BAHASA isyarat adalah bahasa yang mengutamakan komunikasi

BAHASA isyarat adalah bahasa yang mengutamakan komunikasi Pendekatan Polinomial dan Zero Crossing Untuk Parsing Kata Bahasa Isyarat Indonesia Pada Data Rekaman Finger Motion Capture Widda Ayui Silma, I Ketut Eddy Purnama, Ahmad Zaini Ringkasan Komunikasi antara

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Anatomi sendi lutut normal (Jun, 2011)

Gambar 1.1. Anatomi sendi lutut normal (Jun, 2011) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sendi lutut merupakan salah satu sendi paling canggih pada tubuh manusia. Sendi lutut seperti sebuah bantalan besar yang terletak pada tulang kaki bagian bawah yang

Lebih terperinci

Sensor Fusion Accelerometer dan Gyroscope untuk Pengukuran Perubahan Kinematik Pergelangan Kaki

Sensor Fusion Accelerometer dan Gyroscope untuk Pengukuran Perubahan Kinematik Pergelangan Kaki KINETIK, Vol.1, No.1, Mei 2016, Hal. 17-22 ISSN : 2503-2259, E-ISSN : 2503-2267 17 Sensor Fusion Accelerometer dan Gyroscope untuk Pengukuran Perubahan Kinematik Pergelangan Kaki Wahyu Andhyka Kusuma 1*,

Lebih terperinci

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto Putra Agus S, Putranto, Desain Sensorless (Minimum Sensor) Kontrol Motor Induksi 1 Fasa Pada DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI Toni Putra Agus Setiawan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Perancangan Hasil perancangan pada sistem ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu hasil perancangan quadrotor, embedded system dan ground control. 4.1.1 Hasil Perancangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN STABILISASI SUDUT ORIENTASI PITCH PADA REMOTELY OPERATED VEHICLE (ROV) DENGAN METODE KONTROL PROPORSIONAL INTEGRAL DERIVATIF

PERANCANGAN STABILISASI SUDUT ORIENTASI PITCH PADA REMOTELY OPERATED VEHICLE (ROV) DENGAN METODE KONTROL PROPORSIONAL INTEGRAL DERIVATIF PERANCANGAN STABILISASI SUDUT ORIENTASI PITCH PADA REMOTELY OPERATED VEHICLE (ROV) DENGAN METODE KONTROL PROPORSIONAL INTEGRAL DERIVATIF Agung Imam Rahmanto *), Aris Triwiyatno, and Budi Setiyono Jurusan

Lebih terperinci

MEKANISME GERAK SISTEM MUSKULOSKELETAL. Sasanthy Kusumaningtyas Departemen Anatomi FKUI

MEKANISME GERAK SISTEM MUSKULOSKELETAL. Sasanthy Kusumaningtyas Departemen Anatomi FKUI MEKANISME GERAK SISTEM MUSKULOSKELETAL Sasanthy Kusumaningtyas Departemen Anatomi FKUI 1 ILMU GERAK KINESIOLOGI : Adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu melakukan gerakan. Beberapa disiplin

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM KESEIMBANGAN ROBOT BERODA DUA DENGAN MENGGUNAKAN KONTROLER PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL

IMPLEMENTASI SISTEM KESEIMBANGAN ROBOT BERODA DUA DENGAN MENGGUNAKAN KONTROLER PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL IMPLEMENTASI SISTEM KESEIMBANGAN ROBOT BERODA DUA DENGAN MENGGUNAKAN KONTROLER PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL Muhammad Miftahur Rokhmat Teknik Elektro Universitas Brawijaya Dosen Pembimbing: 1. Purwanto,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR SUHU TANAH DAN KELEMBABAN UDARA

RANCANG BANGUN SENSOR SUHU TANAH DAN KELEMBABAN UDARA RANCANG BANGUN SENSOR SUHU TANAH DAN KELEMBABAN UDARA Cahya Edi Santosa, Ari Sugeng Budiyanta Peneliti Bidang Instrumentasi dan Wahana Dirgantara, LAPAN ABSTRACT Temperature and humidity are the important

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MEKANISME PENGHASIL GERAK AYUN PENDULUM SINGLE DOF

RANCANG BANGUN MEKANISME PENGHASIL GERAK AYUN PENDULUM SINGLE DOF RANCANG BANGUN MEKANISME PENGHASIL GERAK AYUN PENDULUM SINGLE DOF LATAR BELAKANG Penyebab gerakan adalah gaya. Gaya merupakan pembangkit gerakan. Objek bergerak karena adanya gaya yang bekerja padanya.

Lebih terperinci

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT) APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT) Ery Safrianti 1, Rahyul Amri 2, Setiadi 3 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina Widya, Jalan Subrantas

Lebih terperinci

Kontrol Keseimbangan Robot Mobil Beroda Dua Dengan. Metode Logika Fuzzy

Kontrol Keseimbangan Robot Mobil Beroda Dua Dengan. Metode Logika Fuzzy SKRIPSI Kontrol Keseimbangan Robot Mobil Beroda Dua Dengan Metode Logika Fuzzy Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program S-1 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen 19 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen dengan menggunakan desain Single Subject Research (SSR). Sugiyono (2007: 11) mengemukakan bahwa Metode

Lebih terperinci

Perancangan Sensor Gyroscope dan Accelerometer Untuk Menentukan Sudut dan Jarak

Perancangan Sensor Gyroscope dan Accelerometer Untuk Menentukan Sudut dan Jarak Makalah Seminar Tugas Akhir Perancangan Sensor Gyroscope dan Accelerometer Untuk Menentukan dan Ruslan Gani [1], Wahyudi, S.T, M.T [2], Iwan Setiawan, S.T, M.T [2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3. 1. Spesifikasi Sistem Pada tugas akhir ini, penulis membuat sebuah prototype dari kendaraan skuter seimbang. Skuter seimbang tersebut memiliki spesifikasi sebagai

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI KECEPATAN KURSI RODA LISTRIK BERBASIS DISTURBANCE OBSERVER

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI KECEPATAN KURSI RODA LISTRIK BERBASIS DISTURBANCE OBSERVER RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI KECEPATAN KURSI RODA LISTRIK BERBASIS DISTURBANCE OBSERVER Firdaus NRP 2208 204 009 PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

Rancang Bangun Intrumentasi Pengukur Kecepatan Arus Air Berdasarkan Sistem Kerja Baling-Baling

Rancang Bangun Intrumentasi Pengukur Kecepatan Arus Air Berdasarkan Sistem Kerja Baling-Baling Rancang Bangun Intrumentasi Pengukur Kecepatan Arus Air Berdasarkan Sistem Kerja Baling-Baling 1)Wahyu Kresno Edhy, 1) Abdul Muid, 1) Muh. Ishak Jumarang 1)Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data nirkabel Adi Tomi 2206100721 TE 091399 Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS LATAR BELAKANG Pengukuran kadar keasaman (ph) dan suhu

Lebih terperinci

Skema Kendali Ball-Balancing Robot Secara Nirkabel

Skema Kendali Ball-Balancing Robot Secara Nirkabel JNTETI, Vol. 3, No. 2, Mei 2014 1 Skema Kendali Ball-Balancing Robot Secara Nirkabel Gunawan Dewantoro 1, Franciscus Dalu Setiaji 2, Edwin C. Mone 3 Abstract The control system and scheme of robot keeps

Lebih terperinci

Implementasi Sensor Fusion untuk Peningkatan Akurasi Sensor GPS

Implementasi Sensor Fusion untuk Peningkatan Akurasi Sensor GPS Implementasi Sensor Fusion untuk Peningkatan Akurasi Sensor GPS T. A. Nugroho, M. Hutagalung, M.A. Susantio, V. Jeremias, Y. Yonata Institut Teknologi Harapan Bangsa tunggul@gmail.com Abstract. Pada sektor

Lebih terperinci

ERROR CORRECTION OF RATE-GYROSCOPE CALIBRATION FOR INERTIAL NAVIGATION SYSTEM ALGORITHM

ERROR CORRECTION OF RATE-GYROSCOPE CALIBRATION FOR INERTIAL NAVIGATION SYSTEM ALGORITHM Sear Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2008 (SNATI 2008) ISSN: 1907-5022 ERROR CORRECTION OF RATE-GYROSCOPE CALIBRATION FOR INERTIAL NAVIGATION SYSTEM ALGORITHM Romi Wiryadinata 1, Wahyu Widada 2 1

Lebih terperinci

DESAIN KONTROL INVERTED PENDULUM DENGAN METODE KONTROL ROBUST FUZZY

DESAIN KONTROL INVERTED PENDULUM DENGAN METODE KONTROL ROBUST FUZZY DESAIN KONTROL INVERTED PENDULUM DENGAN METODE KONTROL ROBUST FUZZY Reza Dwi Imami 1), Aris Triwiyatno 2), dan Sumardi 2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Sudharto,

Lebih terperinci

PENGENDALI LAJU KECEPATAN DAN SUDUT STEERING PADA MOBILE ROBOT DENGAN MENGGUNAKAN ACCELEROMETER PADA SMARTPHONE ANDROID

PENGENDALI LAJU KECEPATAN DAN SUDUT STEERING PADA MOBILE ROBOT DENGAN MENGGUNAKAN ACCELEROMETER PADA SMARTPHONE ANDROID Mikrotiga, Vol 1, No. 2 Mei 2014 ISSN : 2355-0457 19 PENGENDALI LAJU KECEPATAN DAN SUDUT STEERING PADA MOBILE ROBOT DENGAN MENGGUNAKAN ACCELEROMETER PADA SMARTPHONE ANDROID Muhammad Ariansyah Putra 1*,

Lebih terperinci

terhadap gravitasi, sehingga vektor gravitasi dapat diestimasi dan didapatkan dari pengukuran. Hasil akselerasi lalu diintregasikan untuk mendapatkan

terhadap gravitasi, sehingga vektor gravitasi dapat diestimasi dan didapatkan dari pengukuran. Hasil akselerasi lalu diintregasikan untuk mendapatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada kurun waktu yang singkat, Unmanned Aerial Vehicle (UAV) telah menarik banyak perhatian warga sipil, karena keunggulan mesin ini yang dapat berfungsi

Lebih terperinci

Aplikasi Sensor Accelerometer Pada Deteksi Posisi

Aplikasi Sensor Accelerometer Pada Deteksi Posisi Makalah Seminar Tugas Akhir Aplikasi Sensor Accelerometer Pada Deteksi Posisi Vidi Rahman Alma i [1], Wahyudi, S.T, M.T [2], Iwan Setiawan, S.T, M.T [2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI GERAK SURGE DAN ROLL PADA SISTEM AUTONOMOUS UNDERWATER VEHICLE DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC)

DESAIN SISTEM KENDALI GERAK SURGE DAN ROLL PADA SISTEM AUTONOMOUS UNDERWATER VEHICLE DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC) PROSEDING DESAIN SISTEM KENDALI GERAK SURGE DAN ROLL PADA SISTEM AUTONOMOUS UNDERWATER VEHICLE DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC) Teguh Herlambang, Hendro Nurhadi Program Studi Sistem Informasi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB 1. 1.1 Latar Belakang Gerak terbang pada pesawat tanpa awak atau yang sering disebut Unmanned Aerial Vehicle (UAV) ada berbagais macam, seperti melayang (hovering), gerak terbang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem dari perangkat keras, serta perangkat lunak robot. 3.1. Gambaran Sistem Sistem yang direalisasikan dalam skripsi ini

Lebih terperinci

Perbaikan Sistem Kendali Robot Tangan EH1 Milano Menggunakan Sistem Kendali Loop Tertutup

Perbaikan Sistem Kendali Robot Tangan EH1 Milano Menggunakan Sistem Kendali Loop Tertutup JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-59 Perbaikan Sistem Kendali Robot Tangan EH1 Milano Menggunakan Sistem Kendali Loop Tertutup Muhammad Faris Zaini Fu ad, Achmad

Lebih terperinci

Pemanfaatan 3 axis Gyroscope L3G4200D untuk pengukuran Sudut Muatan Roket

Pemanfaatan 3 axis Gyroscope L3G4200D untuk pengukuran Sudut Muatan Roket 177 Pemanfaatan 3 axis Gyroscope L3G4200D untuk pengukuran Sudut Muatan Roket Mochammad Rif an, Waru Djuriatno, Nanang Sulistiyanto, Ponco Siwindarto, M Aswin dan Vita Nurdinawati Abstrak - Kompetisi Muatan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL PREDICTIVE TORQUE CONTROL (MPTC) UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA DENGAN ROBUST STATOR FLUX OBSERVER

PERANCANGAN MODEL PREDICTIVE TORQUE CONTROL (MPTC) UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA DENGAN ROBUST STATOR FLUX OBSERVER PERANCANGAN MODEL PREDICTIVE TORQUE CONTROL (MPTC) UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA DENGAN ROBUST STATOR FLUX OBSERVER Halim Mudia 1), Mochammad Rameli 2), dan Rusdhianto Efendi 3) 1),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

Kelayakan Akselerometer MEMS Sebagai Velocitymeter

Kelayakan Akselerometer MEMS Sebagai Velocitymeter 59 NATURAL B, Vol. 3, No. 1, April 2015 Kelayakan Akselerometer MEMS Sebagai Velocitymeter Rinda S. Ariyani 1)*, Didik R. Santoso 2), Ahmad Nadhir 2) 1) Program Studi Magister Ilmu Fisika, Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

pelayanan rawat jalan di klinik Sasana Husada Stroke Service dan Karmel subjek yang terdaftar awalnya sejumlah 36 orang pasien, subjek yang

pelayanan rawat jalan di klinik Sasana Husada Stroke Service dan Karmel subjek yang terdaftar awalnya sejumlah 36 orang pasien, subjek yang 86 5.2 Pembahasan 5.2.1 Kondisi Subjek Penelitian Subjek yang diteliti pada penelitian ini adalah pasien sejumlah 32 orang pasca stroke yang telah melewati fase pasca akut mereka dan sedang menjalani periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupannya manusia memiliki banyak aktivitas untuk dilakukan baik itu rutin maupun tidak rutin. Ada berbagai macam aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Kompas Magnetik Digital dengan Output Suara

Kompas Magnetik Digital dengan Output Suara Kompas Magnetik Digital dengan Output Suara Thiang 1, Indar Sugiarto 2, David Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen PetraSurabaya, Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya, 60236, Indonesia,

Lebih terperinci

APLIKASI METODE FUNGSI TRANSFER PADA ANALISIS KARAKTERISTIK GETARAN BALOK KOMPOSIT (BAJA DAN ALUMINIUM) DENGAN SISTEM TUMPUAN SEDERHANA

APLIKASI METODE FUNGSI TRANSFER PADA ANALISIS KARAKTERISTIK GETARAN BALOK KOMPOSIT (BAJA DAN ALUMINIUM) DENGAN SISTEM TUMPUAN SEDERHANA APLIKASI METODE UNGSI TRANSER PADA ANALISIS KARAKTERISTIK GETARAN BALOK KOMPOSIT (BAJA DAN ALUMINIUM) DENGAN SISTEM TUMPUAN SEDERHANA Naharuddin, Abdul Muis Laboratorium Bahan Teknik, Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

Jurnal Sistem Komputer Unikom Komputika Volume 1, No PENGINDERA PARAMETER METEOROLOGI DAN PENENTUAN ARAH GERAK PADA PAYLOAD

Jurnal Sistem Komputer Unikom Komputika Volume 1, No PENGINDERA PARAMETER METEOROLOGI DAN PENENTUAN ARAH GERAK PADA PAYLOAD Jurnal Sistem Komputer Unikom Komputika Volume 1, No.1-2012 PENGINDERA PARAMETER METEOROLOGI DAN PENENTUAN ARAH GERAK PADA PAYLOAD Hidat 1, Maskie Z.Oematan 2, Liling Saputra Ja Mudin 3 1,2,3 Teknik Komputer

Lebih terperinci

Analisa Kadar Glukosa Darah Berdasarkan Perbedaan Temperatur Antara Tragus dan Antihelix

Analisa Kadar Glukosa Darah Berdasarkan Perbedaan Temperatur Antara Tragus dan Antihelix Analisa Kadar Glukosa Darah Berdasarkan Perbedaan Temperatur Antara Tragus dan Antihelix Kemalasari 1, Mauridhi Hery Purnomo Research Group on Biomedical Engineering 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

Skema Kendali Ball-Balancing Robot Secara Nirkabel

Skema Kendali Ball-Balancing Robot Secara Nirkabel 136 JNTETI, Vol. 3, No. 2, Mei 2014 Skema Kendali Ball-Balancing Robot Secara Nirkabel Gunawan Dewantoro 1, Franciscus Dalu Setiaji 2, Edwin C. Mone 3 Abstract The control system and algorithm of robot

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika 25 BAB 3 DINAMIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya pada benda diam 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gaya dan percepatan benda 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci