BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kedung Penjalin kabupaten Jepara. Keseluruhan gurunya
|
|
- Teguh Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Tempat Penelitian SMP BOPKRI 5 Kedung Penjalin merupakan salah satu sekolah swasta yang berada di Kedung Penjalin kabupaten Jepara. Keseluruhan gurunya berjumlah orang, yang terdiri dari empat guru tetap, delapan guru tidak tetap. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah seluruh guru SMP BOPKRI 5 Kedung Penjalin yang berjumlah orang terdiri dari lima lakilaki dan tujuh perempuan. 4.2 Temuan dan Hasil Penelitian Keadaan guru SMP BOPKRI 5 Kedung Penjalin pada tahun 20 memiliki guru sebanyak orang, satu kepala sekolah dan satu tata usaha. Dari guru yang ada, empat guru SMP BOPKRI 5 Kedung Penjalin berstatus guru tetap dan delapan guru lainnya berstatus guru tidak tetap. Dilihat dari segi pengalaman mengajar, ada beberapa guru yang memang memiliki pengalaman mengajar yang cukup lama yaitu 20 tahun, ada juga yang baru beberapa bulan atau kurang dari lima tahun mengajar. 23
2 Hasil Penilaian Guru Atas Pelaksanaan Supervisi Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Supervisi merupakan penilaian yang dilakukan kepala sekolah untuk membantu meningkatkan kinerja guru dalam rangka memperbaiki proses pengajaran dan pembelajaran di dalam kelas. Untuk mengetahui keberhasilan supervisi perlu dilakukan penilaian juga terhadap pelaksanaan supervisi tersebut. Berdasarkan data yang telah diperoleh (master sheet terlampir), nampak bahwa skor minimal dari sebuah aspek yang mewakili persepsi guru terhadap supervisi kepala sekolah adalah 6. Sementara itu, skor tertinggi adalah 20. Apabila batasan tersebut dikaji dari masing-masing aspek, maka dapat dibuat gradasi penilaian berdasarkan skor sebagai berikut : = Sangat baik = Baik = Cukup 6 9 = Kurang baik < 6 = Tidak baik Apabila dilakukan kajian tiap aspek terkait dengan guru sebagai sampel, dari sembilan aspek total skor setiap aspek bergerak dari Apabila dikategorikan dalam lima kategori maka secara keseluruhan penilaian guru terhadap pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah dalam kajian setiap aspek bergerak dari tidak baik sampai sangat baik dengan agihan sebagai berikut : < 44 = Tidak baik = Kurang baik 24
3 84 3 = Cukup = Baik = Sangat baik Dikatakan tidak baik apabila jumlah skor kurang dari 44 dan dikatakan sangat baik apabila jumlah skor antara 164 sampai 240. Berdasarkan gradasi penilaian terhadap supervisi kinerja guru, diperoleh hasil sebagai mana dijelaskan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1 Hasil penilaian kinerja kepala sekolah menurut aspek-aspek supervisi No Hasil Penilaian Aspek Kinerja Guru Sangat baik Baik Cukup Kurang baik Tidak baik Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek Jumlah Presentase 8,33% 48,14% 37,96% 5,55% 0% Jumlah Keterangan : Aspek 1 = pengembangan kurikulum Aspek 2 = pengorganisasian pengajaran 25
4 Aspek 3 = pemenuhan fasilitas Aspek 4 = perencanaan dan perolehan bahan ajar Aspek 5 = perencanaan dan implementasi dalam meningkatkan pengalaman belajar dan unjuk kerja guru dalam melaksanakan pengajaran. Aspek 6 = pelaksanaan orientasi tentang suatu tugas atau cara baru dalam proses belajar. Aspek 7 = pengkoordinasian antara kegiatan belajar-mengajar dsengan kegiatan lain yang diberikan oleh sekolah. Aspek 8 = pengembangan hubungan dengan masyarakat. Aspek 9 = pelaksanaan evaluasi pengajaran. Pada tabel 1 dapat dijelaskan sebagai berikut, secara keseluruhan kinerja penilaian guru atas supervisi kepala sekolah tergolong baik dengan hasil presentase 48,14%. Dari sembilan aspek supervisi, masing-masing dibagi dalam empat item, yang masing-masing diberi skor yang bergerak dari 0 (tidak pernah) sampai 5 (sangat sering). Itu berarti total skor bergerak dari 0 kalau tidak pernah melakukan supervisi sampai 180 apabila semua item dari semua aspek supervisi dinilai sangat sering dan kemudian dikategorisasikan dalam lima kategori. Lima kategori tersebut merupakan penilaian secara kualitas terhadap kinerja supervisi kepala sekolah. Lima kategori tersebut yaitu dinilai sangat baik, dinilai baik, 91-0 dinilai cukup, dinilai kurang baik, dan <61 dinilai tidak baik. Pada penelitian ini ditemukan bahwa penilaian guru terhadap kinerja kepala 26
5 sekolah dalam supervisi guru tergolong baik dengan hasil tujuh orang menilai baik dan lima orang menilai cukup. (dapat dilihat pada lampiran 3). Aspek-aspek penilaian kinerja guru atas supervisi oleh kepala sekolah yang agak menarik adalah pada aspek kedua yaitu pengorganisasian pengajaran, modusnya pada kualitas baik tetapi selebihnya cukup (5) dan kurang baik (1). Sedangkan aspek lima yaitu perencanaan dan implementasi dalam meningkatkan pengalaman belajar dan unjuk kerja guru dalam melaksanakan pengajaran, modus berada pada kualitas cukup (7) cukup banyak dan (5) menilai kurang baik. Pada aspek ketujuh yaitu pengkoordinasian antara kegiatan belajarmengajar dengan kegiatan lain yang diberikan oleh sekolah, modus penilaian guru terhadap kinerja supervisi oleh kepala sekolah, modus penilaian guru tergolong baik (9), selebihnya menilai sangat baik. Dan pada aspek delapan yaitu pengembangan hubungan dengan masyarakat, modus penilaian guru tergolong baik (8), selebihnya sangat baik. Berdasarkan hasil temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian guru atas supervisi kinerja kepala sekolah tergolong baik akan tetapi masih ada beberapa aspek yang belum tergolong baik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa jumlah skor untuk pengembangan kurikulum adalah sebesar 177 dari kemungkinan 240. Itu berarti penilaian guru terhadap supervisi kepala sekolah terhadap pengembangan kurikulum tergolong baik. Akan tetapi titik lemah terdapat pada pengembangan muatan lokal. Dilihat dari jumlah responden terdapat dua 27
6 guru yang memberi penilaian cukup terhadap kegiatan pengembangan kurikulum kepala sekolah. Dalam perorganisasian pengajaran diperoleh skor sebesar 157 dari kemungkinan 240. Itu berarti penilaian guru terhadap supervisi kepala sekolah terhadap pengorganisasian pengajaran tergolong cukup. Akan tetapi titik lemahnya terdapat pada mengelompokkan siswa dan mengatur ruangan. Dilihat dari jumlah responden terdapat satu guru yang memberi penilaian cukup dan empat guru yang memberi penilaian kurang terhadap kegiatan pengorganisasian pengajaran. Dalam pemenuhan fasilitas diperoleh skor 156 dari kemungkinan 240. Itu berarti penilaian guru terhadap supervisi kepala sekolah terhadap pemenuhan fasilitas tergolong cukup. Akan tetapi titik lemahnya terdapat pada pengembangan ruangan. Dilihat dari jumlah responden terdapat delapan guru yang memberi penilaian cukup terhadap kegiatan pemenuhan fasilitas. Dalam perencanaan dan perolehan bahan pengajaran diperoleh skor 172 dari kemungkinan 240. Itu berarti penilaian guru terhadap supervisi kepala sekolah terhadap perencanaan dan perolehan bahan pengajaran tergolong cukup. Akan tetapi titik lemahnya terdapat pada memilih dan menyediakan bahan-bahan yang digunakan dalam pengajaran. Dilihat dari jumlah responden terdapat lima guru yang memberi penilaian cukup terhadap kegiatan perencanaan dan perolehan bahan pengajaran. Dalam perencanaan dan implementasi dalam meningkatkan pengalaman belajar dan unjuk kerja guru dalam melaksanakan pengajaran diperoleh skor 28
7 114 dari kemungkinan 240. Itu berarti penilaian guru terhadap supervisi kepala sekolah terhadap perencanaan dan implementasi dalam meningkatkan pengalaman belajar tergolong kurang. Akan tetapi titik lemahnya terdapat pada mengadakan wisatakarya. Dilihat dari jumlah responden lima guru memberi penilaian kurang dan tujuh guru memberi penilaian cukup terhadap kegiatan perencanaan dan implementasi dalam meningkatkan pengalaman belajar dan unjuk kerja guru dalam melaksanakan pengajaran. Dalam pelaksanaan orientasi tentang suatu tugas atau cara baru dalam proses belajar-mengajar diperoleh skor 173 dari kemungkinan 240. Itu berarti penilaian guru terhadap supervisi kepala sekolah terhadap pelaksanaan orientasi tentang suatu tugas atau cara baru dalam proses belajar-mengajar tergolong cukup. Akan tetapi titik lemahnya terdapat pada memberikan informasi tentang tugas dan tanggung jawab guru. Dilihat dari jumlah responden empat guru memberi penilaian cukup terhadap kegiatan pelaksanaan orientasi tentang suatu tugas atau cara baru dalam proses belajarmengajar. Dalam pengkoordinasian antara kegiatan belajar-mengajar dengan kegiatan lain yang diberikan oleh sekolah diperoleh skor 194 dari kemungkinan 240. Itu berarti penilaian guru terhadap supervisi kepala sekolah terhadap pengkoordinasian antara kegiatan belajar-mengajar dengan kegiatan lain yang diberikan oleh sekolah tergolong baik. Akan tetapi titik lemahnya terdapat pada pengembangan kebijaksanaan. Dilihat dari jumlah responden sembilan guru memberi penilaian baik dan tiga guru memberi 29
8 penilaian sangat baik terhadap kegiatan pengkoordinasian antara kegiatan belajar-mengajar dengan kegiatan lain yang diberikan oleh sekolah. Dalam pengembangan hubungan dengan masyarakat diperoleh skor 200 dari kemungkinan 240. Itu berarti penilaian guru terhadap supervisi kepala sekolah terhadap pengembangan hunbungan dengan masyarakat tergolong baik. Akan tetapi titik lemahnya terdapat pada menjalin hubungan baik dengan masyarakat. Dilihat dari jumlah responden delapan guru memberi penilaian baik dan empat guru memberi penilaian sangat baik terhadap kegiatan pengembangan hubungan dengan masyarakat. Dalam pelaksanaan evaluasi pengajaran diperoleh skor 150 dari kemungkinan 240. Itu berarti penilaian guru terhadap supervisi kepala sekolah terhadap pelaksanaan evaluasi pengajaran tergolong cukup. Akan tetapi titik lemahnya terdapat pada pembuatan instrumen. Dilihat dari jumlah responden sembilan guru memberi penilaian cukup terhadap pelaksanaan evaluasi pengajaran Pembahasan Penilaian Guru Terhadap Kinerja Supervisi Kepala Sekolah. Berdasarkan hasil temuan peneltian diperoleh bahwa penilaian guru terhadap supervisi kepala sekolah sudah tergolong cukup baik akan tetapi ada beberapa item yang belum dilaksanakan dengan baik, yaitu perencanaan dan implementasi dalam meningkatkan pengalaman belajar dan unjuk kerja guru dalam melaksanakan pengajaran, serta pelaksanaan evaluasi pengajaran. Perbaikan pengajaran dan evaluasi pengajaran perlu dilakukan guna 30
9 menunjang kualitas pembelajaran yang disampaikan guru. Untuk aspek-aspek yang lain yang sudah dilaksanakan dengan baik perlu dipertahankan dan secara terus-menerus ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sergiovanni dan Starrat (1979) bahwa tugas utama supervisi adalah perbaikan pengajaran. Sebagai kepala sekolah yang salah satu tugasnya melakukan supervisi kinerja guru, kepala sekolah SMP BOPKRI 5 Kedung Penjalin sudah melakukan tugasnya yang barang kali menurut kepala sekolah sudah dilakukannya dengan baik. Akan tetapai berdasarkan penilaian guru ada aspek-aspek supervisi yang sudah dilakukan sangat baik tetapi ada pula aspek kinerja guru yang supervisinya dinilai kurang baik oleh para guru. Secara umum modus penilaian dari semua aspek berada pada kategori baik tidak ada satupun aspek yang dinilai tidak baik. Ada kemungkinan bahwa para guru enggan memberikan penilaian yang ekstrim baik atau ekstrim jelek. Boleh jadi hal ini dipengaruhi oleh faktor budaya yang cenderung menghindari konflik (cari aman) antara penilai (guru) dan yang dinilai (kepala sekolah). Sementara itu kepala sekolah tidak berani menekan para guru mengingat sebagian besar guru berstatus guru tidak tetap, apalagi kalau dia sendiri tidak mampu melakukan tugas sesuai kriteria ideal. Apabila dilihat dari penilaian peraspek supervisi terdapat dua aspek yaitu aspek dua (pengorganisasian pengajaran) dan lima (perencanaan dan implementasi dalam meningkatkan pengalaman belajar dan unjuk kerja guru dalam melaksanakan pengajaran) yang agak menonjol kurang dan dua aspek 31
10 lagi yaitu, aspek tujuh (pengkoordinasian antara kegiatan belajar mengajar dengan kegiatan lain yang diberikan oleh sekolah) dan aspek delapan (pengembangan hubungan dengan masyarakat) yang menonjol baik, aspekaspek lainnya bergerak pada baik dan cukup. Ada kemungkinan hal ini disebabkan aspek-aspek itu oleh guru tidak dirasa sebagai beban yang memerlukan pembinaan intensif oleh kepala sekolah. Aspek kelima yang termasuk dalam pemberian motivasi bagi guru mendapatkan penilaian yang kurang, padahal pemberian motivasi bagi guru memberikan pengaruh positif bagi kinerja guru. Dengan kata lain kinerja guru tidak lepas dari adanya motivasi kepala sekolah. Motivasi merupakan keseluruhan proses pemberian dorongan atau rangsangan kepada seseorang sehingga mereka bersedia bekerja dan rela tanpa dipaksa. Seperti yang diungkapkan oleh Purwanto (1998) motivasi merupakan suatu pendorongan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk betindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil dan tujuan tertentu. Seperti yang diungkapkan pula oleh Winardi (1982), motivasi merupakan keinginan yang terdapat dalam seseorang yang merangsang untuk melakukan tindakan-tindakan. Dengan adanya kesungguhan dalam bekerja, tidak mudah puas atas hasil kerjanya, terus memiliki keinginan untuk meningkatkan pengetahuan, selalu berinovasi dan kreatif dalam pembelajaran dan menerima dorongan dari kepala sekolah maupun dari rekan kerja demi peningkatan kerja dan kemajuan pembelajaran, sehingga berdampak positif terhadap kinerja guru. 32
11 Lain dari pada itu, mereka sadar bahwa sulit bagi kepala sekolah melakukan supervisi pelaksanaan pengajaran yang bukan bidang keahlian kepala sekolah. Untuk aspek dua dan lima, rata-rata memberi penilaian yang relatif kurang hal ini dirasa utamanya oleh guru IPA terpadu dan IPS terpadu. Hal ini disebabkan pada dasarnya tidak ada guru yang benar-benar disiapkan menjadi sarjana IPS atau IPA. Sementara itu aspek tujuh yaitu pengorganisasian antara kegiatan belajar mengajar dengan kegiatan lain yang diberikan oleh sekolah dan aspek delapan yaitu pengembangan hubungan dengan masyarakat, merupakan aspek yang adalah dianggap lumrah dikuasai oleh guru sehingga tidak menuntut pembinaan intesif dari kepala sekolah melalui supervisi. Kulaitas proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh kualitas kinerja guru. Oleh karena itu, usaha meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, perlu secara terus-menerus mendapatkan perhatian dari penanggung jawab sistem pendidikan. Peningkatan ini akan lebih berhasil apabila dilakukan oleh guru dengan kemauan dan usaha mereka sendiri. Namun, seringkali guru masih memerlukan bantuan dari orang lain, karena ia belum mengetahui atau belum memahami jenis, prosedur, dan mekanisme memperoleh berbagai sumber yang sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan kemampuan mereka. Pengetahuan tentang supervisi memberikan bantuan kepada guru dalam 33
12 merencanakan dan melaksanakan peningkatan profesional mereka dengan memanfaatkan sumber yang tersedia. Walaupun tidak ada perbedaan yang tajam dalam perencanaan dan pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah tetapi berdasarkan hasil analisis dan wawancara terbatas serta pengamatan sepintas diperoleh kesan bahwa jenis supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah masih terkonsentrasi pada supervisi traktif dan sangat kurang yang dinamik. Ini diperkuat oleh kenyataan bahwa jumlah guru yang sudah lolos uji sertifikasi hanya dua dari 13 orang guru termasuk didalamnya kepala sekolah. Lain daripada itu, perubahan kurikulum dari KBK ke KTSP juga kurang mendapat porsi perhatian yang serius oleh kepala sekolah. Ada kemungkinan kepala sekolah beranggapan bahwa seharusnya guru menyesuaikan dengan tuntutan kurikulum yang baru. Nyatanya gaya mengajar guru relatif tetap. Begitu juga karya ilmiah guru dan Karya Ilmiah Remaja (KIR) hampir tidak ada. Ini mencerminkan lemahnya supervisi oleh kepala sekolah, untuk supervisi dinamik. Ini diperkuat pula oleh temuan bahwa dari orang guru tidak seorang pun memberi penilaian sangat baik untuk keseluruhan aspek supervisi. Bahkan guru yang kurang berpengalaman pun tidak merasakan adanya arahan yang luar biasa terutama dalam menemukan dan menerapkan cara-cara yang inovatif untuk peningkatan kualitas pengajaran. Agaknya supervisi dinamik lebih mengandalkan dari pihak pengawas serta atasan terkait lainnya. Lain daripada itu kenyataan lain memperlihatkan 34
13 bahwa jumlah guru yang sudah lolos uji sertifikasi hanya berjumlah dua orng guru dari guru. Pada pihak lain, guru-guru pun tidak menuntut kepada kepala sekolah untuk memprogramkan kegiatan tambahan yang berkaitan dengan supervisi dinamik. 35
Kisi-kisi instrumen penilaian guru terhadap supervisi yang dilakukan oleh. kepala sekolah. No Aspek Item Pemberian skor. a. Melaksanakan. kurikulum.
LAMPIRAN 39 Lampiran 1 Kisi-kisi instrumen penilaian guru terhadap supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah No Aspek Item Pemberian skor 0 1 2 3 4 5 1 Pengembangan kurikulum a. Melaksanakan kurikulum.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap yang diteliti 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Ronny Kountur penelitian deskriptif adalah jenis penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Supervisi Kepala Sekolah 2.1.1 Pengertian Supervisi Kepala Sekolah Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejak di keluarkannya UU SISDIKNAS tahun 2003, sekolah mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak di keluarkannya UU SISDIKNAS tahun 2003, sekolah mulai melakukan perubahan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan pada satuan pendidikan terkait.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting terhadap kemajuan suatu bangsa di dunia. Pendidikan diproses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang diselenggarakan secara terpadu dan diarahkan pada peningkatan kualitas serta pemerataan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode bermain peran dalam mengatasi masalah belajar siswa memerankan
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK Pembimbing I Oleh Haryaningsih Pendidikan Matematika NIM. 411 409 042 Pembimbing II Drs. Perry
Lebih terperinciPenerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana
Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana Masyita, Amram Rede, dan Mohammad Jamhari Mahasiswa Program
Lebih terperinciOleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu
153 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI DAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DI SMP NEGERI 1 WONOAYU Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KEGIATAN SISWA TERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 POL-UT KABUPATEN TAKALAR
JPF Volume I Nomor 3 ISSN: 2302-8939 219 PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KEGIATAN SISWA TERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 POL-UT KABUPATEN TAKALAR Sri Kundi Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten
30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten Gorontalo tepatnya pada kelas VII 1 yang jumlahnya 32 siswa yang
Lebih terperinciSubyek 40. Nilai Tertinggi 82. Nilai terendah 45. Rentang Nilai 37. Rata rata 61,400. Standar deviasi 10,279
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK DENGAN BANTUAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 DONGGO TAHUN PELAJARAN 2013-2014 Oleh: Andang Abstrak: Hasil
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. KeadaanLingkungan SMA BhinekaKarya 6 Boyolali
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. 1. KeadaanLingkungan SMA BhinekaKarya 6 Boyolali SMA Bhineka Karya 6 Boyolali berada di kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Propinsi Jawa Tengah,
Lebih terperinciSkripsi. Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi OLEH
PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH ATAS KINERJA GURU BERDASARKAN PENILAIAN GURU DI SMP BOPKRI 5 KEDUNG PENJALIN KABUPATEN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi
Lebih terperinciShanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENGGUNAAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT MAGNET DI KELAS V SDN SUKAJAYA KECAMATAN JATINUNGGAL KABUPATEN SUMEDANG
Lebih terperinciRANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN
APLIKASI PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan) MODEL RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN 2006-2007 HASIL PENELITIAN
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan media pembelajaran flash cards dalam pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah program pengadaan alat-alat IPA untuk SMP yaitu Komponen Instrumen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan dirasakan sebagai suatu kebutuhan bangsa yang ingin maju. Dengan keyakinan, bahwa pendidikan yang bermutu dapat menunjang pembangunan
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.. Gambaran Umum Proses Penelitian Pengumpulan data dilakukan pada distributor MLM di Malang, mengingat sulitnya menemui responden, maka hampir setiap ada pertemuan group meeting
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Subyek, dan Objek Penelitian Berikut dipaparkan mengenai lokasi, ruang lingkup, dan subjek pada penelitian tindakan kelas ini. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciKata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIIA SMP NEGERI 10 PALU Norma Deysi Mawarni 1 Dahlia Syuaib 2 Asep Mahfudz 3 Program Studi PPKn, Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah kunci pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, sebab dengan pendidikan, manusia mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai sikap
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney Fadly, Charles Kapile, dan Imran Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata pelajaran wajib di Sekolah Dasar (SD). IPS menjadi salah satu pelajaran yang lebih bersifat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan tujuan untuk menemukan, menjelaskan, dan memperoleh gambaran keterkaitan antara motivasi diri dengan
Lebih terperinciRatnah Pemerhati Pendidikan Ekonomi -
PENERAPAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN TERBENTUK HARGA PASAR KELAS VIII-C MTS DARUSSALAM BERMI LOMBOK BARAT Ratnah Pemerhati Pendidikan Ekonomi E-mail:-
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang mempunyai peranan penting
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset yang mempunyai peranan penting dalam suatu organisasi, baik organisasi pemerintah maupun organisasi swasta. Dalam organisasi pemerintah,
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS VIIB SMP NEGERI 10 PALU ABSTRAK
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS VIIB SMP NEGERI 10 PALU Arni 1 Abduh H. Harun 2 Imran 3 Program Studi PPKn, Jurusan pendidikan IPS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang cocok dan relevan adalah penelitian tindakan kelas (classroom
Lebih terperinciBAB V ANALISA DATA DAN INTERPRETASI
BAB V ANALISA DATA DAN INTERPRETASI Analisa data dan interpretasi didasarkan pada hasil perhitungan skor-skor subyek pada skala adaptasi WLCS dan skala adaptasi JSS. Hasil perhitungan tersebut akan menggambarkan
Lebih terperinciPenerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu
Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu Maryati, Jamaludin, Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Gambaran umum subjek penelitian ini diperoleh dari data yang diisi subjek, yaitu jenis kelamin dan umur. Subjek penelitian ini adalah siswa
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. SMP Negeri 4 Terbanggi Besar yang terletak di jalan Proklamator Raya Link.IV
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SMP Negeri 4 Terbanggi Besar yang terletak di jalan Proklamator Raya Link.IV Bandar Jaya Barat, Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah, merupakan
Lebih terperinciOleh : AYU METI SEPTIANINGSIH A
HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARCS DI KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 SAWIT TAHUN AJARAN 2014/2015 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya, pada bagian akhir ini penulis mengemukakan
Lebih terperinciSkripsi Oleh : Nanik Ramini NIM K
INOVASI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN MACROMEDIA FLASH UNTUK PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION DI SMA PANCASILA I WONOGIRI Skripsi Oleh : Nanik Ramini NIM K 4303042
Lebih terperinciPENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG
PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG RINGKASAN TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda
Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Lisna Selfi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinci,,,,, X Positif 3 X 1.SBx Negatif 4 X - 1.SBx Sangat Negatif Keterangan: : Rata-rata skor keseluruhan siswa SBx : Simpangan baku (standar deviasi) skor keseluruhan siswa X : Skor yang diperoleh siswa
Lebih terperinciArun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni R.J. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN Pembina Toli-Toli Pada Pokok Bahasan Fungsi Organ Pencernaan Manusia Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif dan Edutainment Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan jiwa manusia yang memungkinkan manusia itu tumbuh dan berkembang dengan potensi dan kemampuan serta kemauan yang
Lebih terperinciBAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi
47 BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi Pada bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian serta interpretasi dari hasil penelitian tersebut. Akan dijabarkan gambaran umum responden dan hasil dari analisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan sebuah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan sebuah negara. Tidak akan ada sebuah negara yang makmur tanpa adanya sumber daya manusia (SDM)
Lebih terperinciJURNAL PUBLIKASI. Untuk Menenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN TEBAK KATA PADA SISWA KELAS V SDN 02 DAWUNG KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciBahmid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Energi Panas Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Ipa Di Kelas IV SDN 1 Taripa Kecamatan Sindue Bahmid Mahasiswa Program Guru Dalam
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pelatihan dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan Kantor Pos Regional
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan analisis deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan analisis regresi berganda antara pelatihan
Lebih terperinciPemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung
Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung Muzria M. Lamasai, Mestawaty As. A., dan Ritman Ishak Puadi Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi sebagai media pendidikan yang diharapkan mampu mendorong masyarakat dalam menggunakan dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun Pelajaran
Lebih terperinciYulin Dj. Panusu, Muhammad Jamhari, dan Amran Rede. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Pada Pembelajaran Perkembangbiakkan Pada Manusia di Kelas VI SDN Sansarino Kecamatan Ampana Kota Yulin Dj. Panusu, Muhammad Jamhari, dan
Lebih terperinciBAB III TEMUAN PENELITIAN
BAB III TEMUAN PENELITIAN Bab ini merupakan bab yang menjabarkan temuan penelitian yang mencakup : karakteristik responden, peran significant others, konsep diri, kemampuan mereduksi konflik dalam pemutusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel
Lebih terperinciJURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014
JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014 RESPONS TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA TINGKAT SEKOLAH DASAR PILOTING DI KABUPATEN KONAWE DAN KONAWE SELATAN
Lebih terperinciPenerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau
Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau Sri Wahyuni, Hasdin, dan Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tentu tidak lepas dari dunia pendidikan. Karena. adalah dengan cara memeperbaiki proses pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Manusia dengan segala persoalan dan kegiatanya secara dinamis dituntut untuk
Lebih terperinciBAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIAN. Tabel 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian. Identitas Subjek Frekuensi Presentase.
42 BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Pada sub-bab ini dibahas mengenai gambaran subjek penelitian meliputi jumlah dan presentase berdasarkan jenis kelamin, usia,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui
155 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh kompensasi dan motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Sarana Panca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perangkat media pembelajaran, dan lain-lain. Melalui usaha ini diharapkan proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Diantaranya pengembangan kurikulum, pengadaan bahan ajar, pembenahan perangkat media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai organisasi yang menjalankan proses pendidikan dengan segala fungsi dan hasilnya, mempunyai perangkat yang mewujudkan fungsi dan tugasnya melalui manajemen
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak Mikran, Marungkil Pasaribu, I Wayan Darmadi Email: Mikran_fisika@yahoo.com
Lebih terperinciPenerapan Media Kotak dan Kartu Misterius (Kokami) untuk Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 25 Purworejo
Penerapan Media Kotak dan Kartu Misterius (Kokami) untuk Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 25 Purworejo Neneng Paisah, Siska Desy Fatmaryanti, R.Wakhid Akhdinirwanto
Lebih terperinciPeningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli
Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi
Lebih terperinciAbstrak. Nurina Rahma
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP GAYA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS IV DI SEKOLAH BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAS KASIH SURABAYA Nurina Rahma E-mail: nurina_rahma@yahoo.com
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014
PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VA SD NEGERI JETIS 1 YOGYAKARTA MELALUI PROBLEM SOLVING SYSTEMATIC Sukemi Guru Kelas V SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta Abstrak Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan
Lebih terperinciLinda Yuliana 1, Ani Nur Aeni 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV-B SDN CONGGEANG I KECAMATAN CONGGEANG KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal maupun informal di sekolah dan luar sekolah yang berlangsung
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN
PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN Dwi Muchindasari SMP Negeri 4 Madiun E-mail: dwimuchin@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY 4.1.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Dinas Pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seperti kita ketahui bahwa sekolah merupakan tempat atau wadah untuk menimba dan menuntut ilmu. Sekolah sebagai sumber pendidikan yang keberhasilannya ditentukan
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKTUAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
PENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKTUAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA Febertina Zai SMP Negeri Satu Atap Gunungsitoli Selatan, kota Gunungsitoli
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian 1. Deskripsi Lokasi SMP Negeri 15 Yogyakarta ada sejak sebelum kemerdekaan atau lebih tepatnya masa Hindia Belanda,
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi remaja awal
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG
69 BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG A. Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Kepala sekolah merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor budaya organisasi dan
45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskripsi Subjek Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor budaya organisasi dan keterikatan kerja. Peneliti mendeskripsikan skor budaya
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID Oleh: Ardiles Delta Asmara 1) Dra. Indira Chanum, M.Psi. 2) Sjenny A. Indrawati, Ed.D. 3) ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPeningkatan Keterampilan Siswa Menulis Pantun Melalui Teknik Balas Pantun di Kelas IV SDN 1 Tatura
Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Pantun Melalui Teknik Balas Pantun di Kelas IV SDN 1 Tatura Sustri Do embana SDN 1 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan utama pada penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Di bawah ini merupakan analisis data secara statistik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas V SD Inpres Salabenda Kecamatan Bunta
Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas V SD Inpres Salabenda Kecamatan Bunta Hanafi Pontoh, Jamaludin, dan Hasdin Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
Studi tentang prasarana dan sarana pendidikan jasmani di sekolah menengah pertama negeri dan swasta Se Kecamatan Wonogiri tahun 2008 Oleh : Krisma Ardiyanto NIM. K. 5604049 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 3 ISSN 2354-614X Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Ni Wayan Ratnawathi, Fatmah Dhafir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seorang guru tidak hanya dituntut berdiri di depan kelas untuk berceramah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang guru tidak hanya dituntut berdiri di depan kelas untuk berceramah tentang materi yang ada di buku, namun lebih dari itu guru juga harus memiliki beragam kompetensi
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA
PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA Oleh: Ayu Permatasari; Puji Nugraheni; Nila Kurniasih Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Data Penelitian Uraian berikut berisi hasil dari data penelitian yang diperoleh setelah pengujian alat ukur penelitian. Sebelum membahas mengenai hasil dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan berpotensi. Melalui pendidikan akan terjadi proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memberikan peranan penting dalam membentuk manusia yang berkualitas dan berpotensi. Melalui pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri, sehingga di
Lebih terperinciBAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Pendahuluan Bab ini akan mendeskripsikan tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Adapun tujuan utama yang ingin dicapai oleh
Lebih terperinciPENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU Dahyana SMP Negeri 33 Makassar Abstrak
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU Dahyana SMP Negeri 33 Makassar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA SMP DI MANADO
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA SMP DI MANADO LATAR BELAKANG Masa remaja peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Perubahan mengenai kesehatan reproduksi. Data demografi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
135 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang merujuk kepada hipotesis penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini, maka diperlukan penjelaskan tentang istilah yang digunakan, yaitu:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi operasional Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran istilah dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelaskan tentang istilah yang digunakan, yaitu: 1. Kreativitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian SD Negeri Kalisalak terletak di Desa Kalisalak, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang. Dengan batas sebelah timur Kelurahan Kauman,
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV SDN Santigi
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV SDN Santigi Alprida Lembang Mongan, Mestawaty As. A, dan Lestari Alibasyah
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Energi Dan Penggunaannya Pada Siswa Kelas IV SDN Mansahang Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Meningkatkan Hasil Belajar Energi Dan Penggunaannya Pada Siswa Kelas IV SDN Mansahang Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Kokom Atiah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cilegon yang berlokasi di Jl.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cilegon yang berlokasi di Jl. KH. Tb Ismail Kav Blok F Kota Cilegon.
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau Sumanti N. Laindjong, Lestari M.P. Alibasyah, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa Program Guru
Lebih terperinci