Diskusi Paradigma dan Implikasinya Terhadap Sikap dan Perilaku 12 Kegiatan 3. Diskusi Pergeseran Paradigma dan Implikasi nya Terhadap Kemiskinan 13

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Diskusi Paradigma dan Implikasinya Terhadap Sikap dan Perilaku 12 Kegiatan 3. Diskusi Pergeseran Paradigma dan Implikasi nya Terhadap Kemiskinan 13"

Transkripsi

1

2

3 BELAJAR BERSAMA MITRA BELAJAR Modul 1 Mitra Belajar 2 Kegiatan 1 Permainan Perkenalan 3 Kegiatan 2 Mengisi Biodata 3 Modul 2 Orientasi Belajar 4 Kegiatan 1 Penjelasan Harapan dan Rangkaian Pelatihan 5 Kegiatan 2 Penjelasan Garis Besar Program Pembelajaran 5 Modul 3 Kontrak Belajar 6 Kegiatan 1 Curah Pendapat dan diskusi Harapan Bersama 7 Kegiatan 2 Penyepakatan Mekanisme Belajar 8 TANTANGAN PARADIGMA PEMBANGUNAN Modul 1 Paradigma Pembangunan 10 Kegiatan 1 Diskusi Pemahaman Paradigma 11 Kegiatan 2 Diskusi Paradigma dan Implikasinya Terhadap Sikap dan Perilaku 12 Kegiatan 3 Diskusi Pergeseran Paradigma dan Implikasi nya Terhadap Kemiskinan 13 Lembar Kerja Paradigma Pembangunan 1 15 Lembar Kerja Paradigma Pembangunan 2 16 Modul 2 Anatomi Kemiskinan 17 Modul 3 Perempuan dan Kemiskinan 20 i

4 KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MITRA BELAJAR MENDUKUNG PENCAPAIAN IPM DAN MDGS Modul 1 Mendukung Pencapaian IPM _ MDGs 24 Kegiatan 1 Penjelasan dan Tanya Jawab IPM & MDGs 25 Modul 2 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri 26 Kegiatan 1 Penjelasan dan Tanya Jawab PNPM Mandiri 27 KONSEP PNPM MANDIRI PERKOTAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN DAN KEMISKINAN Modul 1 PNPM Mandiri Perkotaan ddan Kemiskinan 30 Kegiatan 1 Belajar Pengalaman Lapangan dari P2KP 31 Kegiatan 2 Diskusi Kekhasan PNPM Mandiri Perkotaan 32 Lembar Kerja LK PNPM Mandiri Perkotaan dan Kemiskinan 1 34 Lembar Kerja LK PNPM Mandiri Perkotaan dan Kemiskinan 2 36 Modul 2 Strategi Intervensi PNPM Mandiri Perkotaan 37 Kegiatan 1 Penjelasan dan Tanya Jawab Transformasi Sosial dalam PNPM Mandiri Perkotaan 38 Kegiatan 2 Diskusi Intervensi Membangun Nilai 39 Modul 3 Gambaran Umum Siklus PNPM Mandiri Perkotaan 43 Modul 4 PNPM Mandiri Perkotaan Sebagai Pembelajaran Penyadaran Kritis 45 Kegiatan 1 Diskusi Pembelajaran dalam Penanggulangan Kemiskinanan 46 PEMBERDAYAAN PEMBERDAYAAN SEJATI Modul 1 Pemberdayaan Sejati 51 Kegiatan 1 Diskusi Keberdayaan Hewani 53 Kegiatan 2 Diskusi Menemukan Makna Hakiki Pemberdayaan Manusia 54 Kegiatan 3 Kualitas Manusia Sejati 55 Kegiatan 4 Diskusi dan Curah Pendapat Metode Penyadaran Kritis 57 Modul 2 Pemberdayaan Perempuan dan Laki-laki 59 Kegiatan 1 Diskusi Pemberdayaan Laki-laki dan Perempuan ii ii

5 60 Modul 3 Kepemimpinan Masyarakat Manusia 60 Kegiatan 1 Diskusi Pemimpin versus Pemimpin 64 Kegiatan 2 Menggambar Bersama Pemimpin Masyarakat Manusia 65 Kegiatan 3 Diskusi Tipologi Kepemimpinana versus Kepemimpin dan Pengaruhnya Terhadap Pemberdayaan Masyarakat 66 Modul 4 Pengorganisasian Masyarakat 67 Kegiatan 1 Permainan dan Diskusi Makna Pengorganisasian Masyarakat 68 Kegiatan 2 Diskusi Alasan Masyarakat Berorganisasi 69 Kegiatan 3 Diskusi Prinsip dan Cara Masyarakat Berorganisasi 66 Kegiatan 4 Ceramah dan Diskusi Organisasi Masyarakat Warga 70 Lembar Kerja LK-Pengorganisasian Masyarakat-1 72 Lembar Kerja LK-Pengorganisasian Masyarakat-2 73 LK-Pengorganisasian Masyarakat-3 Lembar Kerja LK-Pengorganisasian Masyarakat-4 74 PEMBANGUNAN PARTISIPATIF PARTISIPASI PEMBERDAYAAN DAN DEMOKRASI Modul 1 Partisipasi, Pemberdayaan dan Demokrasi 76 Kegiatan 1 Diskusi Konsep Partisipasi Permainan Membuat Menara dan Sedotan 77 Kegiatan 2 Diskusi Kelompok Partisipasi Pemberdayaan dan Demokrasi 78 Lembar Kerja Membuat Benda dari Sedotan 80 Modul 2 Partisipasi Perempuan 82 Kegiatan 1 Jajak Pendapat Gender dan Ketimpangan 83 Kegiatan 2 Diskusi Kelompok Permasalahan Partisipasi Perempuan 85 Kegiatan 3 Diskusi Kelompok Strategi Peningkatan Partispasi Perempuan dalam Nangkis 86 iii

6 Lembar Kerja LK 1- Petunjuk Diskusi Jajak Pendapat 87 Lembar Kerja LK 2- Petunjuk Diskusi Memperluas Panel 89 Lembar Kerja LK 3- Petunjuk Diskusi Rapat Kota 90 Modul 3 Daur Program Pembangunan dan Siklus PNPMM Perkotaan 91 Kegiatan 1 Diskusi Daur Program Pembangan Partisipatif Kegiatan 2 Permainan: Mengumpulkan Barang 92 Penjelasan dan Tanya Jawab: Siklus PNPMM Perkotaan dan Daur Program 94 Lembar Kerja LK-Daur Program Pembangunan Partisipatif 95 Modul 4 Metodologi Pembangunan Partisipatif 96 GOOD GOVERNANCE Modul 1 Good Governace 100 Kegiatan 1 Diskusi Kelompok Analisa Sewindu Reformasi Indonesia 101 Kegiatan 2 Diskusi Good Governace 103 PERAN PEMDA DAN STAKEHOLDER DALAM PNPM MANDIRI PERKOTAAN Modul 1 Peran Pemda & Stakeholder dalam PNPM Mandiri 106 Kegiatan 1 Diskusi Peran Pemda & Stakehoder dlm Pembangunan 107 Kegiatan 1 Diskusi Tata Peran Pelaku PNPM Mandiri 107 iv

7 BELAJAR BERSAMA : 1. MITRA BELAJAR 2. ORIENTASI BELAJAR 3. KONTRAK BELAJAR 1

8 Modul 1 Topik: Mitra Belajar 1. Saling mengenal, saling memahami dan menghargai perbedaan 2. Peserta mampu menciptakan keakraban Kegiatan 1: Permainan perkenalan Kegiatan 2: Mengisi Biodata 1 Jpl ( 45 ) Bahan Bacaan: 1. Jenis Jenis Permainan perkenalan 2. Biodata peserta Kerta Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 2

9 Permainan Perkenalan Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan memulai pelatihan ini dengan perkenalan peserta. Sebelum kegiatan ini dimulai, pemandu kelas harus sudah memilih cara perkenalan yang akan digunakan. Cara perkenalan yang dipilih sebaiknya menjadi proses awal membangun dinamika kelas. Jika menggunakan permainan sebagai cara untuk melakukan perkenalan, siapkan peralatan yang akan digunakan untuk kegiatan tersebut. Seluruh peserta (pemandu kelas, wakil pemandu, panitia, dll) di dalam kelas ikut serta dalam permainan perkenalan ini. Contoh jenis-jenis perkenalan dapat dilihat pada Bahan Bacaan : Metoda Permainan. Mengisi Bio data 1) Bagikan formulir bio data dan name tag kepada seluruh peserta. Data yang di minta dapat disesuaikan dengan kebutuhan penyelenggara pelatihan. 2) Minta peserta untuk mengisi formulir tersebut dan tanda pengenal (name tag) yang telah dibagi dgn nama panggilan dgn tulisan yg cukup besar dan jelas dibaca. 3) Kumpulkan formulir setelah selesai diisi oleh seluruh peserta. 4) Minta peserta untuk menggunakan identitas / tanda pengenal (name tag). 5) Tutup kegiatan dan ucapkan terima kasih. 3

10 Modul 2 Topik: Orientasi Belajar Peserta memahami 1. Tujuan Pelatihan 2. Apa yang akan diperoleh dan bagaimana pelatihan akan dilakukan Kegiatan 1: Penjelasan harapan dan rangkaian pelatihan Kegiatan 2: Penjelasan Garis Besar Program Pembelajaran 1 Jpl ( 45 ) Bahan Bacaan: 1. Harapan dan Rangkaian Pelatihan 2. GBPP Pelatihan Kertas Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart LCD Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 4

11 Penjelasan Harapan dan Rangkaian Pelatihan 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan memulai dengan Modul Orientasi Belajar yang terdiri dari dua kegiatan belajar. Jelaskan tujuan dari modul ini. 2) Jelaskan bahwa kita akan memulai modul ini dengan kegiatan 1 yaitu Penjelasan mengenai Harapan dan Rangkaian Pelatihan dan gunakan Bahan Bacaan - Harapan dan Rangkaian Pelatihan yg telah disediakan panitia. 3) Setelah selesai lanjutkan ke kegiatan 2. Penjelasan Garis Besar Program Pembelajaran 1) Jelaskan bahwa kita melanjutkan modul ini dengan kegiatan kedua yaitu Penjelasan Garis Besar Program Pembelajaran dan gunakan Bahan Bacaan GBPP Pelatihan Dasar. 2) Buka kesempatan tanya jawab untuk kedua kegiatan ini. 3) Tutup kegiatan dan ucapkan terima kasih. 5

12 Modul 3 Topik: Kontrak Belajar Peserta mampu : 1. Merumuskan harapan bersama terhadap pelatihan 2. Memahami hubungan antara harapan dan silabus 3. Membangun kesepakatan untuk mencapai harapan 4. Membangun kesepakatan tata tertib pelatihan Kegiatan 1: Curah pendapat dan diskusi harapan bersama Kegiatan 2: Penyepakatan mekanisme belajar 1 Jpl ( 45 ) Bahan Bacaan: 1. Ancangan Tata Ruang Kelas 2. Membangun Suasana Belajar 3. Pengelaman Memfasilitasi 4. Identifikasi Kebutuhan Peserta 5. Evaluasi Kerta Plano Metaplan Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 6

13 Curah Pendapat dan Diskusi Harapan Bersama 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan memulai dengan Modul Kontrak Belajar yang terdiri dari dua kegiatan. Jelaskan tujuan dari modul ini. 2) Jelaskan bahwa kita akan memulai modul ini dengan kegiatan pertama yaitu Diskusi mengenai Harapan Peserta. Bagikan LK-Kontrak Belajar kepada seluruh peserta. Minta peserta untuk menuliskan harapan mengenai pelatihan yang akan mereka ikuti selama 4 hari pada Formulir Kontrak Belajar tersebut. Sebelum peserta menulis, berikan informasi bahwa peserta harus menulis di formulir yg telah dibagi hal-hal sebagai berikut: o o o Alasan mengapa mengikuti pelatihan. Alasan ini dapat saja datang dari luar berupa perintah/penugasan, atau ingin tahu, dsb. Motivasi yang mendorong peserta mengikuti pelatihan. Motivasi ini merupakan dorongan dari dalam, misalnya; meskipun karena diperintah dapat saja motivasinya mengikuti sekedar menjalankan perintah/sekedar bebas dari tugas rutin/ingin meningkatkan pengetahuan. Harapan peserta mengikuti pelatihan ini. Harapan ini tentu saja terkait dengan motivasi peserta kalau yang motivasinya hanya sekedar menjalankan perintah harapannya tentu saja dapat melapor dgn menunjukan semua bahan maka yg dikumpulkan lebih fisik, yang ingin bebas dari tugas rutin tentu tdk punya harapan, yang meningkatkan pengetahuan tentu harapannya materi yang diberikan benar-benar bermanfaat dan cukup jelas untuk dicerna, dsb. 3) Bagi peserta menjadi beberapa kelompok dan minta tiap kelompok menyimpulkan harapan kelompok bukan lagi harapan individu. 4) Ajak 1 kelompok menyajikan hasil kelompok dan kemudian minta kelompok lain melengkapi sehingga terjadi harapan kelas. 5) Diskusikan hasil harapan kelas tersebut dan kaitkan dengan garis besar program pembelajaran. 6) Bangun kesepakatan dengan seluruh peserta untuk bertekad bersama-sama mengikuti pelatihan guna mencapai harapan-harapan yang sudah didiskusikan sebelumnya. 7) Minta peserta untuk memberikan kesimpulan untuk kegiatan modul ini. 8) Setelah selesai lanjutkan ke kegiatan 2. 7

14 Penyepakatan Mekanisme Belajar 1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita punya harapan bersama yang dirumuskan di Kegiatan 1. Diperlukan kesepakatan bersama untuk mencapai harapan tersebut selama pelatihan ini. Kesepakatan bersama tersebut merupakan langkah-langkah yang perlu dilakukan dan merupakan aturan main bersama termasuk tata tertib agar dapat tercapai harapan bersama, yang harus ditaati oleh seluruh peserta dan penyelenggara dalam melaksanakan pelatihan. 2) Diskusikan dengan peserta hal-hal apa saja yang harus disepakati untuk diatur bersama untuk menjaga proses pelatihan tersebut. 3) Tuliskan semua hal yang disepakati dan tata tertib yang telah disepakati tersebut pada kertas plano dan tempelkan di dinding di tempat semua peserta dapat melihat. Bangun kesepakatan bahwa aturan main dan tata tertib tersebut bersifat mengikat semua pihak di kelas tersebut selama pelatihan. 4) Tutup kegiatan dan ucapkan terima kasih. 8

15 TANTANGAN: 1. PARADIGMA PEMBANGUNAN 2. ANATOMI KEMISKINAN 3. PEREMPUAN DAN KEMISKINAN 9

16 Modul 1 Topik: Paradigma Pembangunan Peserta memahami dan menyadari: 3. Pengertian Paradigma dan implikasinya terhadap pembangunan 4. Terjadinya pergeseran paradigma pembangunan di Indonesia dan Implikasinya terhadap kemiskinan Kegiatan 1: Diskusi kelas pemahaman paradigma Kegiatan 2: Diskusi paradigma dan implikasinya terhadap sikap dan perilaku Kegiatan 3: Diskusi kelompok paradigma pembangunan dan implikasinya terhadap kemiskinan 3 Jpl ( 135 ) Bahan Bacaan: 1. Paradigma Pembangunan 2. Pembangunan Manusia Kerta Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart LCD Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 10

17 Diskusi Pemahaman Paradigma 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita akan memulai Modul Paradigma Pembangunan dan apa yang akan dicapai melalui modul ini Uraikan bahwa kita akan memulai Topik 1 Pengertian Paradigma dengan Kegiatan: Diskusi Pemahaman Paradigma, dan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan ini yaitu: Peserta mampu menguraikan dengan kata-kata sendiri perbedaan yang hakiki antara paradigma dan pandangan pribadi seseorang 2) Kemudian mintalah para peserta untuk tenang mendengarkan kisah Kecelakaan yang fatal. Sekali lagi mintalah peserta untuk benar-benar menyimak karena setelah cerita ini akan ada pertanyaan yang harus dijawab peserta. Bacakan kisah yang telah disiapkan di lembar kerja (LK) kemudian tanyakan apakah pernyataan dalam cerita tersebut benar atau salah. Gunakan LK Paradigma Pembangunan 1 Kemudian tanyakan kepada peserta pertanyaan kritis sebagai berikut : Apakah pernyataan-pernyataan dalam cerita tersebut benar atau salah? Jelaskan kalau salah, apa sebabnya, kalau benar, apa sebabnya. Setelah terjawab, jelaskan mengapa peserta memaknai cerita tersebut dengan cara yang berbeda beda (mungkin ada yang menganggap cerita itu benar, dan ada yang menganggap cerita itu salah). Setiap orang akan menanggapi kejadian, cerita, atau realitas yang terjadi dalam kehidupan sangat tergantung kepada peta mental yang dipunyai oleh orang tersebut. Peta mental (sudut pandang) seseorang ditentukan oleh pengalaman, pengetahuan, tata nilai seseorang. Apabila sudut pandang (peta mental) dipercaya menjadi pandangan umum (sekelompok orang), maka pandangan pandangan tersebut disebut dengan paradigma. Dalam kasus cerita di atas, orang yang tidak mempunyai pengalaman dan pengetahuan bahwa perempuan bisa menjadi dokter bedah akan menganggap bahwa cerita itu mustahil, apalagi pandangan seperti ini sudah menjadi pandangan umum dalam masyarakat dimana posisi atau jabatan tertentu masih didominasi oleh kaum laki laki (banyak masyarakat yang masih mempunyai paradigma bahwa perempuan tidak harus memiliki jabatan yang tinggi, karena perempuan tugasnya menjadi ibu rumah tangga saja). Tiap orang memiliki peta mental dan sering kali berbeda satu terhadap yang lain dan bila peta mental yang sama dimiliki oleh banyak orang maka disebut paradigma. Sering kali kita membahas sesuatu dengan terminology yang sama tetapi peta mental kita berbeda sehingga tidak pernah ketemu. 11

18 3) Ajak peserta untuk mendiskusikan pergeseran paradigma dengan langkah sebagai berikut : Peragakan suatu benda kubus atau pyramid yang memiliki bidang tampilan yang berbeda warna (misal merah, hijau, biru). Ajaklah peserta untuk benar-benar memperhatikan benda yang Anda peragakan. Kemudian ajukan pertanyaan kepada peserta yang melihat dari sisi kanan (warna merah), mintalah mereka untuk mendeskripsikan benda yang mereka lihat. Tanyakan juga hal yang sama kepada peserta yang melihat dari sudut yang lain. Tentu saja tiap orang akan melihat warna yang berbeda. Tanyakan kepada peserta mengapa walaupun semua orang mengatakan kubus tetapi mendeskripsikan (memaknai kubus tersebut dengan cara yang berbeda, misal kubus berwarna hijau). Jelaskan bahwa setiap kelompok memaknai kubus tersebut sesuai dengan sudut pandang kelompoknya. Kemudian ajak peserta untuk pindah ke sisi kanan (sudut merah). Tanyakan kepada mereka benda apa yang mereka lihat dan berwarna apa?. Mengapa semua mengatakan hal yang sama?. Apakah bergeser deskripsi dari kelompok hijau dan kelompok biru? Jelaskan bahwa paradigma yang dianut oleh sekelompok orang bisa bergeser. 4) Uraikan apa arti paradigma dengan menggunakan Media Bantu yang sudah disediakan sebagai pengkayaan 5) Ajak peserta menyimpulkan apakah perbedaan hakiki antara paradigma dan pandangan seseorang Diskusi Paradigma dan Implikasinya Terhadap Sikap dan Perilaku 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita memasuki topik ke dua dari Modul Paradigma Pembangunan yaitu diskusi paradigma dan implikasinya pada sikap dan perilaku masyarakat. 2) Tanyakan kepada peserta apakah tujuan pembangunan? Gali pendapat peserta sampai ketemu kata kunci proses perubahan ke arah yang lebih baik (kesejahteraan). 3) Mintalah contoh contoh paradigma yang berkembang dalam masyarakat mengenai pembangunan, berilah satu atau dua contoh, misalnya : Masyarakat tidak mampu memecahkan masalah sendiri ; Kemiskinan bisa diatasi dengan pemberian uang. Tulislah paradigma lain mengenai pembangunan menurut peserta, mintalah peserta untuk menulis dalam kertas metaplan. 4) Ajaklah peserta untuk mendiskusikan, paradigma yang sudah ditulis pada kertas metaplan, mintalah peserta untuk berdiskusi, apa tindakan yang akan dilakukan oleh seseorang (sekelompok orang) apabila mereka mempunyai paradigma pradigma tersebut. Mintalah peserta untuk menuliskan tindakan tersebut dalam kartu metaplan dengan warna yang berbeda. (lihat contoh di bawah ini). 12

19 Paradigma (misal kartu berwarna kuning) Tindakan yang akan dilakukan (misal kartu berwarna merah) Masyarakat tidak mampu memecahkan masalah sendiri Pembangunan ditentukan hanya oleh pemerintah atau lembaga luar (masyarakat hanya sebagai objek) Kemiskinana bisa diatasi dengan pemberian uang Tindakan???? Paradigma lain????, dan seterusnya Tindakan???? 5) Simpulkan bahwa paradigam seseorang akan sangat mempengaruhi sikap, keputusan dan tindakan (perilaku) seseorang. Apabila penganut paradigma tersebut adalah pengambil kebijakan publik maka keputusan dan tindakannya akan mempengaruhi publik. Diskusi Pergeseran Paradigma dan Implikasinya Terhadap Kemiskinan 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita memasuki topik ke tiga dari Modul Paradigma Pembangunan yaitu Pergeseran Paradigma Pembangunan dan Implikasinya pada Kemiskinan 2) Tanyakan kepada peserta, paradigma pembangunan di Indonesia selama ini (dari mulai PJP 1 pada jaman orde baru sampai sekarang). Sampai ketemu kata kunci paradigma pembangunan ekonomi, paradigma pembangunan kesejahteraan sosial dan paradigma pembangunan manusia. 3) Setelah selesai menyajikan paradigma pembangunan semasa PJP 1 ajukanlah pertanyaan sebagai berikut : a) Pada saat kita menerapkan paradigma ekonomi (Repelita 2) yang lebih menekankan pertumbuhan: siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan? 13

20 Mengapa demikian? b) Pada saat kita menerapkan paradigma sosial yang lebih menekankan pemerataan (Repelita 3, 4, 5) apa yang sebenarnya terjadi? Apakah kesenjangan menyempit atau malah melebar? Mengapa demikian? Siapa yang sebenarnya diuntungkan masyarakat sebagai sasaran kelompok atau justru mereka yang secara langsung memberikan pelayanan? Mengapa demikian? 4) Bagilah peserta menjadi 4 kelompok dan ajukan pertanyaan kritis sebagai berikut ini sebagai tugas pembahasan dalam kelompok : Kelompok 1 & 2 Pada saat kita menerapkan paradigma ekonomi (Repelita 2) yang lebih menekankan pertumbuhan: Kelompok mana yang diuntungkan dan kelompok mana yang dirugikan? Siapakah yang terlibat dalam proses pembangunan? Apakah perempuan terlibat? Apakah kesenjangan menyempit atau melebar? Apakah mampu menjawab persoalan kemiskinan? Paradigma pembangunan apa yang harus dianut dalam pembangunan untuk menanggulangi persoalan kemiskinan? Kelompok 3 & 4 Pada saat kita menerapkan paradigma kesejahteraan sosial yang lebih menekankan pada pemerataan: Kelompok mana yang diuntungkan dan kelompok mana yang dirugikan? Siapakah yang terlibat dalam proses pembangunan? Apakah perempuan terlibat? Apakah kesenjangan menyempit atau melebar? Apakah mampu menjawab persoalan kemiskinan? Paradigma pembangunan apa yang harus dianut dalam pembangunan untuk menanggulangi persoalan kemiskinan? 5) Mintalah tiap kelompok menyajikan hasil diskusi masing-masing dan lakukan diskusi kelas dengan bahan dari peserta tersebut. 6) Untuk penegasan sajikan MB 1 apabila diperlukan 7) Ajaklah peserta untuk mendiskusikan mengenai paradigma pembangunan manusia yang lebih menekankan memanusiakan manusia, dengan prinsip prinsip keadilan dan kesetaraan tidak memandang golongan, jenis kelamin dan sebagainya. Tanyakan lebih jauh kepada peserta mengapa di Indonesia saat ini yang sudah memakai pembangunan manusia, pemberdayaan dan kata kata sejenisnya akan tetapi masih tetap saja ketimpangan antara berbagai kelompok masyarakat terjadi. Beri penekanan bahwa sikap mental para pelaku pembangunan sangat mempengaruhi keputusan dan tindakan seseorang. 14

21 LK - Paradigma Pembangunan - 1 Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan Diskusi Kelas Pemahaman Paradigma Kisah Kecelakaan yang Fatal Alkisah di Jakarta ada suatu pasangan muda dengan anaknya yang baru berumur hampir 3 tahun. Sang ayah dan ibu adalah pekerja yang rajin, khususnya sang ayah yang selalu datang ke kantor lebih awal dan pulang lebih lambat. Pada suatu hari setelah istirahat makan siang, pimpinan kantor sang ayah memanggil dia dan ujarnya : Heee kau ini kan keluarga muda, seingat saya anakmu kan sedang lucu-lucunya. Benar pak, bulan depan berumur 3 tahun. Hari ini ada acara khusus nggak. Tidak pak kerja rutin saja. Nah kalau begitu setalah makan siang Anda boleh pulang. Maka dengan gembira setelah makan dia buru-buru membereskan pekerjaannya dan pulanglah sang ayah. Waktu sampai dirumah hari masih siang kurang lebih pukul 4 sore dan anaknya lagi bermain-main diteras rumahnya. Berkatalah sang ayah Ayo nak naik mobil, kita jalan-jalan, maka berjalan-jalanlah mereka berdua, mula-mula berkeliling di kompleks dan lama-lama tanpa sadar mereka keluar kompleks masuk ke jalan besar. Mendadak ada sebuah bis kota melaju dengan pesat dari arah samping dan kecelakaan tak dapat dihindarkan. Terjadilah kecelakaan yang fatal dimana sang ayah meninggal saat itu juga tergencet bis kota dan sang anak terpelanting menabrak kaca depan mobil yang ditumpanginya. Kepalanya terantuk dengan parah sehingga pingsan. Penduduk setempat menolong anak tersebut dan membawanya langsung ke rumah sakit. Di rumah sakit anak tersebut segera dilarikan ke ruang bedah untuk dioperasi. Dokter anaestesi dan dokter bedah lari tergopoh-gopoh untuk secera melakukan tugasnya. Sampai di ruang bedah dan setelah melihat sang korban dokter bedah berkata Maaf saya tidak dapat mengoperasi anak ini, karena anak ini anak saya Pertanyaan 1) Apakah pernyataan-pernyataan dalam cerita tersebut benar atau salah? Jelaskan kalau salah apa sebabnya, kalau benar apa sebabnya. 2) Apakah pandangan pribadi seseorang mengenai sesuatu dapat dianggap paradigma 15

22 LK - Paradigma Pembangunan - 2 Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan Ceramah Pergeseran Paradigma dan Implikasinya Terhadap Kemiskinan Bagilah peserta menjadi 4 kelompok dan ajukan pertanyaan kritis sebagai berikut ini sebagai tugas pembahasan dalam kelompok : Kelompok 1 & 2 Pada saat kita menerapkan paradigma ekonomi (Repelita 2) yang lebih menekankan pertumbuhan : Kelompok mana yang diuntungkan dan kelompok mana yang dirugikan? Siapakah yang terlibat dalam proses pembangunan? Apakah perempuan terlibat? Apakah kesenjangan menyempit atau melebar? Apakah mampu menjawab persoalan kemiskinan? Paradigma pembangunan apa yang harus dianut dalam pembangunan untuk menanggulangi persoalan kemiskinan? Kelompok 3 & 4 Pada saat kita menerapkan paradigma kesejahteraan sosial yang lebih menekankan pada pemerataan : Kelompok mana yang diuntungkan dan kelompok mana yang dirugikan? Siapakah yang terlibat dalam proses pembangunan? Apakah perempuan terlibat? Apakah kesenjangan menyempit atau melebar? Apakah mampu menjawab persoalan kemiskinan? Paradigma pembangunan apa yang harus dianut dalam pembangunan untuk menanggulangi persoalan kemiskinan? 16

23 Modul 2 Topik: Anatomi Kemiskinan Peserta memahami dan menyadari: 1. Dimensi dimensi kemiskinan 2. Faktor penyebab dan pendorong kemiskinan 3. Akar Penyebab Kemiskinan Diskusi pohon persoalan kemiskinan 3 Jpl (135 ) Bahan Bacaan: Anatomi Kemiskinan Kerta Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart LCD Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 17

24 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita memulai dengan Modul Anatomi Kemiskinan. Kemudian uraikan apa tujuan modul ini yaitu : Peserta memahami: Dimensi-dimensi kemiskinan yg banyak dialami masyarakat Faktor-faktor penyebab dan pendorong kemiskinan Peserta mampu menemukan: Akar penyebab kemiskinan 2) Mintalah semua peserta megelompokkan diri ke dalam 4 kelompok kecil. Bagikan kepada setiap peserta lembar kasus Tamparan Untuk Bangsa Indonesia (Khaerunisa) dan Kisah Rakyat yang Gagal. 3) Tugaskanlah kepada setiap kelompok kecil dalam waktu singkat, untuk mendiskusikan topik-topik bahasan sebagai berikut: Kelompok 1 & 2: Apa saja yang dapat menyebabkan seseorang menjadi miskin? Mintalah setiap kelompok untuk menulis penyebab kemiskinan dalam kartu kartu metaplan. Satu kartu untuk satu pernyataan dan ditulis cukup besar supaya bisa terlihat jelas. Kemudian susun kartu kartu tersebut dalam kertas besar yang menunjukkan hubungan sebab akibat antara penyebab yang satu dengan yang lainnya. Hasilnya menjadi Pohon Persoalan Kemiskinan (lihat contoh pohon persoalan dalam LK). Catatan untuk Pemandu: a. Lakukanlah monitoring ke semua kelompok, perhatikan isyu-iyu kritis yang muncul dalam diskusi mereka dan bantulah mereka untuk menggalinya lebih dalam. b. Buatlah catatan-catatan kecil atas semua kejadian yang penting dan menarik untuk dibahas kemudian. c. Layanilah mereka apabila mereka meminta pendapat atau konsultasi pada fasilitator. d. Apabila terjadi debat kusir yang berkepanjangan, cobalah menengahi atau menunda perdebatan sehingga menjadi bahasan semua peserta (kelas). 4) Mintalah tiap kelompok melalui wakilnya menyajikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan doronglah untuk terjadi dialog antar kelompok sehingga terjadi diskusi kelas. 5) Apabila pohon persoalan kemiskinan belum mencerminkan tingkatan penyebab kemiskinan (level 1 sampai 4), bahas dan susun satu contoh pohon persoalan kemiskinan (gunakan panduan LK). Pemandu membuat catatan butir-butir kesimpulan yang diperoleh selama penyajian dan diskusi kelas. 6) Pemandu menggunakan butir-butir kesimpulan yang diperoleh, memberikan pengkayaan bahwa kemiskinan lebih diakibatkan oleh lunturnya nilai-nilai luhur kemanusiaan. Gunakan MB level 18

25 level penyebab kemiskinan sebagai alat bantu. Jelaskan bahwa pohon persolan yang sudah disusun apabila dibuat sistematis sesuai dengan 4 level penyebab kemiskinan. Kemiskinan disebabkan oleh faktor yang multidimensi. Pada level penyebab yang keempat terdiri dari dimensi sosial, budaya, politik, ekonomi dan lingkungan yang kesemuanya berkaitan dan seperti lingkaran setan. Banyak pihak yang mempunyai paradigma bahwa dimensi dimensi ini merupakan faktor utama penyebab kemiskinan, paradigma seperti ini mempengaruhi tindakan seseorang dalam melakukan intervensi untuk memecahkan masalah, maka berkembanglah pemecahan masalah ekonomi, pemecahan masalah sosial secara terpisah pisah. Apabila ditarik lebih jauh pada penyebab level ketiga, ternyata faktor kebijakan mempengaruhi kondisi kemiskinan seseorang (hubungkan dengan hasil paradigma pembangunan pada modul 1). Artinya kemiskinan yang terjadi pada level keempat hanyalah dampak dari keputusan, baik itu keputusan individu (boros misalnya menyebabkan miskin), maupun keputusan lembaga (kebijakan). Kebijakan menjadi faktor yang penting karena merupakan keputusan yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak (publik). Kebijakan yang mewajibkan siswa memakai buku tertentu yang dijual di sekolah, menyebabkan biaya pendidikan menjadi mahal dan tidak terjangkau oleh kelompok masyarakat tertentu, misalnya. Pertanyaan selanjutnya adalah siapa yang mengambil keputusan. Hal ini menyangkut kepada orang. Keputusan dalam suatu lembaga adalah produk dari kepututsan sekumpulan orang orang. Sikap mental para pelaku pembangunan yang negatif akan menyebabkan kerusakan termasuk kemiskinan. Sikap mental ini berkaitan dengan nilai dan paradigma yang dianut oleh seseorang. Orang yang mempunyai paradigma bahwa kesuksesan sama dengan jabatan dan kekayaan dan mempunyai sikap mental negatif, otomatis akan menggunakan segala macam cara untuk mengejar jabatan dan kekayaan. Akan lebih parah apabila sikap mental negatif ini dipunyai oleh para pengambil keputusan (pemimpin) sehingga lembaga pengambil keputusan di berbagai tataran tidak mampu melahirkan keputusan-keputusan yang benar (adil, berwawasan kemiskinan, dsb). Ajaklah peserta menyimpulkan bahwa akar penyebab kemiskinan adalah lunturnya nilai-nilai luhur oleh sebab ketidak-berdayaan para pelaku pembangunan menerapkan nilai-nilai moral yang luhur (moral capability), dengan kata lain penyebab utama masalah kemiskinan adalah sikap mental dan paradigma (pola pikir) para pelaku pembangunan (lihat bahan bacaan). 7) Apabila sudah tumbuh kesadaran kritis, tanyakan kepada mereka apakah masalah kemiskinan yang terjadi dibiarkan saja atau akan dicoba untuk ditanggulangi? (pemandu harus berusaha untuk menumbuhkan kepedulian dan motivasi peserta) 8) Tanyakan kepada peserta siapa yang bertanggung jawab terhadap permasalahan kemiskinan apakah hanya orang miskin saja atau menjadi tanggungjawab bersama? Pemandu harus bisa meyakinkan peserta, agar mereka sadar bahwa permasalahan kemiskinan menjadi tanggung jawab semua pihak (bukan golongan atau jenis kelamin tertentu) termasuk mereka peserta. 9) Di akhir kegiatan pembelajaran Pemandu dapat meminta seorang peserta untuk mulai mendistribusikan bahan bacaan 19

26 Modul 3 Topik: Perempuan dan Kemiskinan Peserta memahami dan menyadari: 1. Kemiskinan yang dialami perempuan 2. Faktor penyebab kemiskinan yang dialami perempuan Analisa kasus perempuan dan kemiskinan 2 Jpl (90 ) Bahan Bacaan: Perempuan dan Kemiskinan Kerta Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart LCD Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 20

27 Diskusi Kelas, Analisa Kasus Perempuan dan Kemiskinan 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita akan memulai Modul Peran Perempuan dalam Nangkis dan apa yang akan dicapai melalui modul ini, yaitu : Peserta memahami dan menyadari: Kemiskinan yang dialami perempuan Faktor penyebab kemiskinan perempuan. 2) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan membahas akibat kemiskinan pada kaum perempuan dengan menganalisa kasus bahan bacaan perempuan dan kemiskinan dan Busung Lapar : Perbaikan Gizi, Prioritas pada Perempuan. 3) Bagikan kepada peserta kedua bahan bacaan di atas, kemudian beri kesempatan kesempatan kepada peserta untuk membaca. 4) Setelah selesai membaca tanyakan kepada peserta apa saja masalah kemiskinan yang dialami perempuan?. Mintalah masing masing untuk menuliskan dalam kartu metaplan ( satu kartu untuk satu penrnyataan). 5) Kumpulkan kartu kartu yang sudah ditulis oleh peserta kemudian ajak bersama sama untuk membuat pohon persoalan, dengan metode yang sama pada anatomi kemiskinan. Pada dasarnya kemiskinan yang lebih parah dihadapi oleh kaum perempuan bersumber pada ketidakadilan. Kebijakan kebijakan di setiap bidang belum melihat secara lebih proporsional pada kebutuhan kebutuhan yang dihadapi oleh kaum perempuan. Ketidakadilan ini disebabkan juga oleh paradigma paradigma mengenai perempuan yang selama ini diyakini oleh masyarakat 6) Tanyakan kepada peserta paradigma paradigma apa yang menyebabkan ketidakadilan bagi perempuan? Tuliskan jawaban peserta pada kertas plano dan bahas secara mendalam. Jelaskan juga kepada peserta bahwa paradigma yang berkembang menyebabkan adanya bias gender. Misal : warna pink adalah warna perempuan, warna biru warna laki laki; Ibu memasak di dapur dan bapak membaca koran (memasak adalah kewajiban perempuan); bekerja mencari nafkah, pekerjaan domestik (rumah tangga) bukan pekerjaan yang harus diperhitungkan sehingga bapak yang mencari nafkah disediakan asupan makanan yang lebih dibanding ibu yang dari subuh sampai malam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Bahaslah contoh contoh lainnya. 21

28 22

29 KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN: 1. MENDUKUNG PENCAPAIAN IPM DAN MDGS 2. PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI 23

30 Modul 1 Topik: Mendukung Pencapaian IPM-MDGs Peserta memahami dan menyadari: IPM dan MDGs sebagai salah satu alat ukur penanggulangan kemiskinan Kegiatan 1: Penjelasan & Tanya Jawab IPM & MDGs 2 Jpl ( 90 ) Bahan Bacaan: 1. Indeks Pembangunan Manusia 2. Cara Lain Membaca MDGs Media Bantu: 1. Mendukung Pencapaian IPM dan MDGs Kertas Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart LCD Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 24

31 Penjelasan & Tanya Jawab IPM & MDGs 2) Sampaikan kepada peserta bahwa saat ini kita akan berdiskusi mengenai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Millenium Development Goals (MDGs) yang menjadi salah satu alat ukur pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan. 3) Tayangkan dan presentasikan Media Bantu Mendukung Pencapaian IPM & MDGs. Beri kesempatan kepada peserta untuk mendiskusikan hal-hal yang tidak dipahami dengan baik 4) Tutup diskusi dengan menyampaikan kembali beberapa kesimpulan. 25

32 Modul 2 Topik: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Peserta memahami dan menyadari: 1. kerangka PNPM Mandiri Kegiatan 1: Penjelasan & Tanya Jawab PNPM Mandiri 2 Jpl ( 90 ) Bahan Bacaan: Pedoman Umum PNPM Mandiri Media Bantu : PNPM Mandiri Kertas Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart LCD Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 26

33 Penjelasan & Tanya Jawab PNPM Mandiri 1) Sampaikan kepada peserta bahwa saat ini kita akan berdiskusi mengenai kerangka Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. 2) Tayangkan dan presentasikan MB PNPM Mandiri. Beri kesempatan kepada peserta untuk mendiskusikan hal-hal yang tidak dipahami dengan baik. 3) Tutup diskusi dengan menyampaikan kembali beberapa kesimpulan. 27

34 28

35 KONSEP PNPM MANDIRI PERKOTAAN: 1. PNPM MANDIRI PERKOTAAN DAN KEMISKINAN 2. STRATEGI INTERVENSI PNPM MANDIRI PERKOTAAN 3. GAMBARAN UMUM SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 4. PNPM MANDIRI PERKOTAAN SEBAGAI PEMBELAJARAN PENYADARAN KRITIS 29

36 Modul 1 Topik: PNPM Mandiri Perkotaan dan Kemiskinan Peserta memahami dan menyadari: 1. Dasar pemikiran yang melandasi konsep PNPM Mandiri Perkotaan 2. Bidang garapan utama PNPM Mandiri Perkotaan Kegiatan 1: Belajar pengalaman P2KP Kegiatan 2: Diskusi kekhasan PNPM Mandiri Perkotaan 2 Jpl ( 90 ) Bahan Bacaan: 1. VCD P2KP ( Mencari Orang Baik) 2. Pedoman PNPM Mandiri Perkotaan Kerta Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart LCD Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 30

37 Belajar Pengalaman Lapangan dari P2KP 1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memulai dengan Modul PNPM Mandiri Perkotaan dan Kemiskinan dan uraikan tujuan dari modul ini. Kemudian jelaskan bahwa kita akan memulai modul ini dengan kegiatan pertama yaitu Belajar Pengalaman Lapangan dari P2KP dan uraikan apa yang akan dicapai melalui kegiatan belajar ini yaitu: Peserta mampu menguraikan dgn kata-kata sendiri, pelajaran yang dipetik dari pengalaman lapangan P2KP untuk PNPM Mandiri Perkotaan 2) Pemandu mengajak peserta sejenak mendiskusikan kembali butir-butir pencerahan pada materi anatomi kemiskinan dan pohon persoalan kemiskinan. Khususnya apa sebenarnya akar penyebab kemiskinan. Tayangkan kembali level level penyebab kemiskinan. 3) Bagi peserta menjadi beberapa kelompok terdiri dari 5 s/d 7 orang. Kemudian lanjutkan dengan tugas kelompok untuk membahas : Dengan permasalahan kemiskinan seperti yang sudah dibahas pada modul anatomi kemiskinan upaya apa yang harus dilakukan untuk menangggulangi kemiskinan? Jawaban Kelompok, dituliskan dalam bentuk gambar dan moto di kertas plano yang dipotong-potong seperti bentuk Kaos T Shirt. Minta masing-masing kelompok menjelaskan maksud dari gambar dan logo T Shirt tersebut. 4) Ajaklah peserta menyimak dan menonton VCD P2KP (Mencari Orang Baik). 5) Setelah mengikuti penayangan VCD P2KP tersebut, peserta diajak menjawab beberapa pertanyaan kritis yg telah disiapkan di LK dan kemudian peserta diminta untuk mengungkapkan pemahaman konsep P2KP dalam menanggulangi kemiskinan. Ajak peserta membandingkan pemahaman penanggulangan kemiskinan hasil diskusi kelompok sebelumnya dengan konsep P2KP setelah menonton VCD.Analisis apakah hasil gambar tersebut sesuai atau tidak dengan apa yang ditampilkan di VCD. 6) Lakukan penjelasan kepada peserta dengan bahan presentasi Kemiskinan dan Penanggulangannya dan Asumsi Dasar dan Paradigma P2KP, gunakan MB yang telah disediakan. Jelaskan juga kepada peserta bahwa konsep P2KP tersebut sekarang dipakai dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perktoaan. 7) Simpulkan bersama materi ini dengan menekankan pada hasil diskusi 31

38 a. Premis Dasar P2KP/PNPMM Perkotaan adalah bahwa Kemiskinan terjadi karena lunturnya nilai-nilai luhur kemanusiaan yang menghancurkan prinsip-prinsip good governance, Karena itu upaya penanggulangan kemiskinan dalam P2KP/PNPMM Perkotaan bertumpu pada penggalian dan pemulihan kembali nilai-nilai luhur kemanusiaan dan good governance. b. Penyebab kemiskinan dapat ditelusuri pada tataran 4: gejala, tataran 3, 2, 1 yang merupakan akar penyebabnya itu sendiri, yakni orang-orang yang tidak berdaya/mampu menerapkan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Karena itu, Penanganan kemiskinan dalam konteks P2KP harus dilandasi pada pencarian orang-orang baik, pegorganisasian orang-orang baik hingga dapat mengoptimalkan tingkat penyelesaian pada tataran-tataran berikutnya Diskusi Kekhasan PNPM Mandiri Perkotaan 1) Jelaskan bahwa kita masih di modul Konsep PNPM Mandiri Perkotaan untuk kegiatan belajar kedua ; Diskusi kekhasan PNPM Mandiri Perkotaan dan uraikan apa yang ingin dicapai melalui kegiatan belajar ini, yaitu: Peserta mampu menguraikan dengan kata-kata sendiri, ciri khas PNPM Mandiri Perkotaan 2) Segarkan kembali dari apa yang dipelajari pada kegiatan belajar sebelumnya bahwa PNPM Mandiri Perkotaan adalah pola pembangunan yang bertumpu pada nilai oleh sebab itu penekanannya adalah pada pembangunan manusia sehingga seluruh proses PNPM Mandiri Perktoaan adalah proses pembelajaran kritis untuk memanusiakan manusia. 3) Mintalah peserta untuk menuliskan dalam kertas metaplan apa yang menyebabkan atau membuat PNPM Mandiri Perkotaan khas dibandingkan proyek sejenis yang lain. Gunakan LK PNPM Mandiri Perkotaan dan Kemiskinan 2 4) Kumpulkanlah kertas metaplan tadi, kemudian mintalah peserta untuk mengelompokkan kartu kartu dengan pernyataan yang sama (sejenis). Diskusikan bersama. 32

39 Kemudian simpulkan dan tegaskan bahwa yang khas dari PNPM Mandiri Perkotaan adalah: Asumsí dasar Tantangan Utama Manusia pada dasarnya baik Masyarakat penuh dengan manusia baik yang sarat dengan nilai-nilai luhur, tetapi kebaikannya tertutup oleh sampah kehidupan (masyarakat ibarat tambang kebajikan yang belum digali) Kemiskinan lebih disebabkan oleh lunturnya nilai-nilai luhur kemanusiaan yg universal, yang melahirkan ketidakadilan, keserakahan, mementingkan diri sendiri/golongan, perpecahan, dsb Kemiskinan hanya dapat diselesaikan melalui perbuatan baik yang murni. Perbuatan baik dan murni hanya dapat dilakukan oleh orang baik dan benar Menemukan orang-orang baik dan benar melalui rekam jejak bukan janji. Transformasi dari proyek menjadi program dari, oleh dan untuk masyarakat Pendekatan Implementasi Pemberdayaan sejati, yaitu menggali nilai-nilai baik yang telah dimiliki manusia dan memberdayakannya atau dengan kata lain memulihkan fitrah manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai mahluk ciptaan tertinggi sehingga mampu bertindak secara moral. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa proyek P2KP ibarat sebuah sekop untuk menggali/menemukan orang-orang baik dan benar dan kemudian mendudukkannya pada tempat yang terhormat Mengunakan proyek untuk membangun program dari, oleh dan untuk masyarakat Masyarakat menentukan siapa kelompok sasaran Masyarakat merencanakan/menentukan bagaimana menangulangi kemiskinan yang disandang oleh kelompok sasaran Masyarakat mendapat sumber daya untuk berlatih mengimplementasikan rencana mereka dalam menangulangi kemiskinan Masyarakat menentukan bagaimana mengelola sumberdaya yang diperolehnya 33

40 LK PNPM Mandiri Perkotaan dan Kemiskinan - 1 Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan Belajar Pengalaman Lapangan P2KP Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok terdiri dari 5 s/d 7 orang kemudian tiap kelompok mendapat tugas sebagai berikut : 1) Potonglah kertas plano yang telah disediakan menjadi bentuk T shirt atau kaos oblong. Kalau perlu dengan menempel. 2) Buat logo dan moto pada bagian dada T shirt yang menggambarkan pemahaman kelompok terhadap PNPM Mandiri Perkotaan 3) Tempelkanlah T shirt kelompok di papan tulis atau dinding kelas yang telah disediakan untuk itu. 4) Pilihlah wakil dari masing-masing kelompok untuk menyajikan arti/makna dari logo dan moto masing-masing dikaitkan dengan pemahaman kelampok terhadap PNPM Mandiri Perkotaan. 5) Setelah presentasi semua peserta harus menyimak tayangan VCD tentang P2KP (Mencari orangorang baik) 6) Peserta menjawab beberapa pertanyaan kritis yg terkait dengan penayangan vcd tersebut: a. Apakah pendapat bu Sri mengenai pengelolaan proyek-proyek sebelumnya? Mengapa dapat terjadi bahwa proyek-proyek yang lalu hanya dikelola oleh orang-orang tertentu saja? Apakah salah bila orang itu-itu juga yang mengerjakan proyek? b. Mana yang lebih dahulu harus dilakukan mengembangkan sistem yang baik ataukah menemukan orang-orang baik dan murni untuk diposisikan sebagai pengambil keputusan dan kemudian membangun sistem? c. Ada anggapan yg mengatakan bahwa kalau kita sudah cukup baru kita pikirkan orang lain. Bu Sri adalah buruh tani dan suaminya adalah pekerja bangunan tetapi aktif memberikan waktu, perhatian, pikirannya, dsb untuk orang miskin lainnya. Coba diskusikan apakah seorang harus mampu dulu baru dapat memberi ataukah orang miskin pun harus juga dapat berkontribusi? Mengapa bu Sri melakukannya? Apakah motivasinya? Mengapa bu Sri berdaya sedangkan banyak yang lain tidak? d. Bu Yuli mengatakan bahwa melihat orang lain menjadi senang itulah satu-satunya motivasinya. Mengapa hal semacam ini menjadi motivasi? e. Pak Imam mengatakan bahwa dalam sosialisasi mendengar bahwa anggota BKM/LKM tidak mendapat apa-apa, bahkan harus berkorban untuk sesamanya. Lalu mengapa pak Imam masih mau bekerja untuk masyarakat? Apa yang mendorong atau menyemangatinya? f. Apakah banyak orang seperti bu Sri, bu Yuli dan pak Imam di kelurahan Anda? g. Dalam pemilihan anggota BKM/LKM, kiteria calon anggota ditetapkan berorientasi nilai-nilai moral oleh warga melalui FGD kepemimpinan dari mulai RT dan penjaringan utusan juga dari 34

41 mulai RT tanpa pencalonan dan kampanye untuk mendapat utusan RT yang baik. Mengapa hal tersebut harus dilakukan? Mengapa tidak dengan musyawarah mufakat saja untuk menentukan anggota BKM/LKM? Diskusikan jawaban Anda. h. Bu Yuli mengatakan yang penting jujur dulu. Yang lain adalah buah dari kejujuran. Seakanakan tanpa ada kejujuran segala sukses pembangunan tidaklah mungkin terjadi. Bagaimana pendapat Anda? Diskusikan jawaban Anda? i. Bu Sri beranggapan bahwa mengundang pria saja dalam sosialisasi tidak cukup sebab informasi pasti tidak sampai ke anggota keluarga yg lain. Coba diskusikan apakah diperlukan pertemuan khusus perempuan untuk penyebarluasan informasi maupun menggalang pendapat. j. Apakah orang baik dan murni ini banyak di tiap kelurahan? k. Setelah Anda menyaksikan tayangan P2KP apa kesimpulan Anda tentang perbedaan yang mendasar antara P2KP dengan proyek sejenis yang lain? 7) Kemudian tiap kelompok harus mendiskusikan kembali pemahaman kelompok terhadap PNPM Mandiri Perkotaan sebelum dan setelah menyimak tayangan VCD dan memperbaiki gambar/logo yang telah dibuat. 35

42 LK PNPM Mandiri Perkotaan dan Kemiskinan - 2 Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan Diskusi kekhasan PNPM Mandiri Perkotaan Setelah selesai disegarkan kembali dgn tayangan MB Belajar Dari Pengalaman setelah menonton vcd pada kegiatan sebelumnya, mintalah peserta untuk menuliskan dalam kertas metaplan apa yang membedakan PNPM Mandiri Perkotaan dengan program sejenis. Untuk memudahkan diskusi di bawah ini ada beberapa pertanyaan pemandu : 1) Apa anggapan PNPM Mandiri Perkotaan tentang manusia dan masyarakat? 2) Apa artinya Masyarakat ibarat tambang permata yang belum digali? 3) Apakah bidang garapan utama PNPM Mandiri Perkotaan; bagi-bagi uang atau membangun ekonomi atau membongkar hambatan finansial, atau apa? 4) Siapakah kelompok sasaran utama PNPM Mandiri Perkotaan dan siapa yang menentukan? 5) Apakah makna dana BLM ( Bantuan Langsung kepada Masyarakat ) dalam konteks PNPM Mandiri Perkotaan? 6) Apakah tantangan utama proyek PNPM Mandiri Perkoataan? 7) Apakah makna PNPM Mandiir Perkotaan dikaitkan dengan pembangunan manusia. 36

43 Modul 2 Topik: Strategi Intervensi PNPM Mandiri Perkotaan Peserta memahami dan menyadari: 1. Transformasi sosial dalam PNPM Mandiri Perkotaan 2. Strategi intervensi untuk mendorong transformasi sosial Kegiatan 1: Penjelasan dan tanya jawab PNPM Mandiri Perkotaan Kegiatan 2: Diskusi intervenís membangun nilai 3 Jpl (135 ) Bahan Bacaan: Pedoman PNPM Mandiri Pedoman PNPM Mandiri Perkotaan Kiat Intervenís Membangun Nilai PNPM Mandiri Perkotaan dan Kemiskinan Kerta Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart LCD Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 37

44 Penjelasan dan Tanya Jawab Transformasi Sosial dalam PNPM Mandiri Perkotaan 1) Jelaskan bahwa kita masih dalam Tema Konsep PNPM Mandiri Perkotaan dan akan memulai dengan modul Strategi Intervensi PNPM Mandiri Perkotaan dengan tujuan : Transformasi sosial dalam PNPM Mandiri Perkotaan Strategi intervensi untuk mendorong transformasi sosial yang diharapkan 2) Ajak peserta untuk memulai kegiatan 1 dalam modul ini yaitu diskusi transformasi sosial dalam PNPM Mandiri Perkotaan. 3) Ingatkan kembali kepada peserta mengenai tantangan penanggulangan kemiskinan yang sudah dibahas pada paradigma pembangunan, anatomi kemiskinan dan perempuan dan kemiskinan. Bahas bersama bahwa kondisi saat ini pada umumnya masyarakat berada dalam kondisi ketidak berdayaan, karena masih menggantungkan diri kepada pihak luar di dalam menemukenali dan memecahkan masalah. Sudah lama masyarakat tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah yang dihadapi, banyak program yang hanya memberikan bantuan uang kepada masyarakat. Lama kelamaan kondisi ini membuat masyarakat melemparkan tanggungjawab kepada pihak lain untuk menyelesaikan masalah karena sudah terbiasa disuapi. 4) Sajikan kepada peserta konsep transformasi sosial PNPM Mandiri Perktoaan yang diharapkan mampu mengubah masyarakat dari masyarakat miskin, tertinggal dan tak berdaya menjadi masyarakat berdaya, dari masyarakat berdaya menjadi masyarakat mandiri dan dari masyarakat mandiri menjadi masyarakat madani. 5) Diskusikan bersama peserta apa yang dimaksud dengan masyarakat berdaya, masyarakat mandiri dan masyarakat madani. 38

45 Transformasi sosial yang diharapkan: Dari masyarakat yang tidak berdaya menjadi masyarakat berdaya. Melalui proses belajar yang dilakukan, kelompok kelompok yang terpinggirkan bisa mempuyai daya (kemampuan ) untuk menemukenali masalah, memecahkan masalah sehingga dapat menggapai kebutuhan hidupnya. Dari masyarakat berdaya menjadi masyarakat mandiri, yaitu dimana masyarakat bisa menolong dirinya secara mandiri, tidak lagi bergantung kepada pihak lain.. 6) Jelaskan kepada peserta mengenai strategi intervensi yang dilakukan oleh PNPM Mandiri Perkotaan untuk mencapai transformasi sosial seperti yang diharapkan dengan menggunakan Media Bantu yang sudah disediakan. Dari masyarakat tidak berdaya menuju masyarakat berdaya, PNPM Mandiri Perkotaan mengajak masyarakat untuk mengenal dan menggali kembali nilai nilai universal kemanusiaan, mengajak masyarakat untuk mengenali masalah dan memecahkan masalah yang dihadapi melalui proses identifikasi kebutuhan dan perencanaan, menguatkan kelembagaan lokal masyarakat sebagai motor penggerak modal sosial sebagai modal untuk bekerjasama di antara masyarakat. Dari masyarakat berdaya menuju masyarakat mandiri, intervensi yang dilakukan adalah penguatan akuntabilitas dan transparansi lembaga masyarakat lokal dan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah serta pihak pihak lain untuk menanggulangi kemiskinan. Diskusi Intervensi Membangun Nilai 1) Jelaskan bahwa kita masih di modul Strategi Intervensi PNPM Mandiri Perkotaan dan akan mulai dengan Kegiatan 2 ; Diskusi intervensi membangun nilai 2) Sebelum membahas lebih lanjut segarkan dahulu ingat peserta mengenai konsep nilai dengan memberikan latihan kecil kepada kelompok yg sdh terbentuk untuk mengisi : Setuju atau Tidak Setuju. Gunakan LK Intervensi Membangun Nilai 3) Setelah selesai ajaklah peserta untuk diskusi kelas dan curah pendapat untuk memahami nilainilai yang terkandung dalam tiap pertanyaan. Gunakan tabel di abwah ini sebagai acuan apabila diperlukan. 39

46 No KONDISI/PERNYATAAN PENJELASAN 1. Ada orang miskin yg beranggapan dan bersikap bahwa kemiskinan yang dialami semata-mata adalah akibat perbuatan orang lain 2. Karena menganggap bahwa kaum miskin adalah kaum yang tertinggal dan tak berdaya maka pemerintah mendudukkan kaum miskin hanya sebagai penerima manfaat dari proyek penangulangan kemiskinan. 3. Karena sulitnya mengajak masyarakat untuk mengambil kesepakatan maka Fasilitator akhirnya memutuskan sendiri. 4. Dalam rangka meningkatkan keterlibatan perempuan dlm proyek maka ditetapkanlah quota yang harus diikuti oleh semua pelaku P2KP 5. Karena menganggap manusia pada dasarnya jahat maka dibuatlah aturan yg sangat ketat agar tidak terjadi penyimpangan 6. Rasa memiliki dari masyarakat hanya dapat dibangun bila ada kebersamaan dalam menerima manfaat proyek 7. Untuk melibatkan sebanyak mungkin warga maka proyek memberi insentif bagi yang hadir dalam setiap kegiatan orang yang seringkali menyalahkan orang lain adalah orang yang mempunyai sikap rekatif dan tidak akan pernah maju karena tidak pernah berefleksi atas apa yang ada dalam dirinya sehingga tidak mungkin membuat perubahan dan hanya menuntut perubahan dari pihak luar saja Masyarakat mempunyai kekuatan untuk maju yang diperlukan adalah kesempatan dan dorongan untukm kepercayaan dirinya agar bisa mandiri. Mendudukan masyarakat hanya sebagai penerima manfaat sama dengan menciptakan kebergantungan masyarakat kepada pihak luar Masyarakat mempunyai hak untuk memutuskan nasibnya sendiri, memutuskan kebutuhan masyarakat oleh pihak luar artinya mengambil hakhak masyarakat. Fasilitator hanyalah memfasilitasi masyarakat agar memilih keputusan dengan kesadaran kritis Quota hanya salah satu faktor pendorong untuk kehadiran, partisipasi harus lebih menekankan kepada kesadaran. Oleh karena itu quota saja tidak cukup tetapi harus ditindaklanjuti peningkatan kapasitas perempuan. Manusia pada dasarnya baik, yang harus mengontrol tingkah laku manusia adalah dirinya sendiri (kontrol dari dalam sesuai dengan kesadaran kritisnya).akan tetapi nilai nilai dan sistem seperti dua sisi mata uang, aturan atau sistem tetap harus dibangun, akan tetapi sistem yang baik dihasilkan oleh manusia yang baik Hanya menjadi penerima manfaat artinya masyarakat hanya menjadi objek dan tidak akan tumbuh pemahaman terhadap kebutuhan dan tanggungjawab bersama Mendorong orang untuk bertindak dengan didasari insentif, adalah keliru. Motivasi membangun untuk insentif tidak akan berkelanjutan karena begitu insentifnya hilang proyek tidak akan menjadi programnya masyarakat. 40

Konsep PNM Mandiri Perkotaan

Konsep PNM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL DASAR Konsultan dan Pemda 03 Konsep PNM Mandiri Perkotaan PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 PNPM Mandiri Perkotaan dan Kemiskinan 1 Kegiatan

Lebih terperinci

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN Non Pro Poor Policies Pro-Poor Policies Pro-Poor Program & Budgeting Good Local Governance PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Merubah cara pandang terhadap pendekatan pembangunan

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) BUKU 2 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 2 F12 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Memahami Pemetaan Swadaya 1 Kegiatan 1: Diskusi

Lebih terperinci

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C05 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Alur dan GBPP OJT PS 1 Kegiatan 1 Curah Pendapat Harapan dan

Lebih terperinci

Modul 7 Membangun KSM Harapan

Modul 7 Membangun KSM Harapan Modul 7 Membangun KSM Harapan Peserta memahami tahapan perkembangan KSM Peserta memahami tata cara membangun KSM harapan (yang mampu mengembangkan penghidupan yang berkelanjutan) Peserta mampu membangun

Lebih terperinci

Konsep PNPM Mandiri Perkotaan

Konsep PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL DASAR Komunitas 02 Konsep PNPM Mandiri Perkotaan PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Penanggulangan Kemiskinan 1 Kegiatan 1: Kegiatan 2 : Kegiatan

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan BUKU 4e SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) PELATIHAN DASAR BAGI KONSULTAN REPLIKASI PROGRAM REPLIKASI P2KP KHUSUS BALI Di Kab. Jembrana & Kab.

Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) PELATIHAN DASAR BAGI KONSULTAN REPLIKASI PROGRAM REPLIKASI P2KP KHUSUS BALI Di Kab. Jembrana & Kab. Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) PELATIHAN DASAR BAGI KONSULTAN REPLIKASI PROGRAM REPLIKASI P2KP KHUSUS BALI Di Kab. Jembrana & Kab. Karangasem I. LATAR BELAKANG Usaha mendorong kemandirian dan kemitraan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP

KERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP KERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP I. LATAR BELAKANG Usaha mendorong kemandirian dan kemitraan masyarakat bersama Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar. Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana pelatihan akan dilakukan 2. Membangun kesepatakan untuk melakukan pembelajaran bersama Kegiatan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C06. Relawan. Pembangunan BKM. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C06. Relawan. Pembangunan BKM. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C06 Pembangunan BKM PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Alur dan GBPP OJT Membangun BKM/LKM 1 Kegiatan 1 Curah Pendapat

Lebih terperinci

Review Pelaksanaan Siklus

Review Pelaksanaan Siklus DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan dan BKM C48 Review Pelaksanaan Siklus Identifikasi Masalah 2 Pemetaan Swadaya 3 Membangun BKM KSM Tahap Perencanaan

Lebih terperinci

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator Peserta menyadari perlunya perubahan peran fasilitator Peserta memahami transformasi peran dari fasilitator umum ke fasilitator wirausaha ke konsultan pembangunan

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi BUKU 4c SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK)

Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK) BUKU 3 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Diskusi

Lebih terperinci

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar Modul 1 Topik: Orientasi Belajar 1 Peserta Saling mengenal, saling memahami dan menghargai perbedaan 2 Peserta mampu menciptakan keakraban 3 Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana

Lebih terperinci

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar. Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana pelatihan akan dilakukan 2. Membangun kesepatakan untuk melakukan pembelajaran bersama Kegiatan

Lebih terperinci

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI P E R K O TA A N KUMPULAN PANDUAN PEMANDU PELATIHAN PENGUATAN BKM/UP/RELAWAN/LURAH PP.03 LOKASI SIKLUS TAHUN KE 4 Modul

Lebih terperinci

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Belajar melakukan perbaikan sikap dan perilaku Belajar merubah cara pandang terhadap persoalan kemiskinan dan pemecahan

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan BUKU 4f SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM BUKU 5a SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-P2KP Panduan Fasilitasi Pengembangan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri

Lebih terperinci

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan Peserta memahami prasyarat dan ciri program Sosial berkelanjutan 1. Brainstorming Prasyarat dan Ciri Program Sosial Berkelanjutan 2. Diskusi Kelompok Lembar

Lebih terperinci

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK 00 LATAR BELAKANG Social Mapping, Pemetaan Sosial atau Pemetaan Masyarakat yang dilakukan oleh anak dimaksudkan sebagai upaya anak menyusun atau memproduksi

Lebih terperinci

Modul 3 Persoalan Kritis Dalam Membangun KSM Untuk Penghidupan

Modul 3 Persoalan Kritis Dalam Membangun KSM Untuk Penghidupan Modul 3 Persoalan Kritis Dalam Membangun KSM Untuk Penghidupan Peserta memahami dan menyadari berbagai tantangan dalam membangun KSM untuk mengembangkan penghidupan Kegiatan 1 : Curah pendapat mengenai

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan BUKU 4d SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI PERKOTAAN 3 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP Membangun BKM Membangun BKM Membangun BKM

Lebih terperinci

Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)

Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) BUKU 5 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

Modul 10. POD dan Metode Pelatihan Partisipatif

Modul 10. POD dan Metode Pelatihan Partisipatif Modul 10 POD dan Metode Pelatihan Partisipatif Peserta memahami dan menyadari: 1. Semua warga belajar adalah narasumber 2. Pendiidkan orang dewasa sebagai metode pendekatan fasilitasi 3. Metode-metode

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENGUATAN SUBSTANSI P2KP DAN REPLIKASI PROGRAM P2KP

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENGUATAN SUBSTANSI P2KP DAN REPLIKASI PROGRAM P2KP KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENGUATAN SUBSTANSI P2KP DAN REPLIKASI PROGRAM P2KP I. LATAR BELAKANG Salah satu prioritas pembangunan saat ini adalah penanggulangan kemiskinan dengan target pada tahun 2009,

Lebih terperinci

Modul 1 Topik : Belajar Bersama 1 Kegiatan 1 Perkenalan 2 Kegiatan 2 Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP dan Kontrak Belajar 2

Modul 1 Topik : Belajar Bersama 1 Kegiatan 1 Perkenalan 2 Kegiatan 2 Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP dan Kontrak Belajar 2 Modul 1 Topik : Belajar Bersama 1 Kegiatan 1 Perkenalan 2 Kegiatan 2 Penjelasan Kurikulum Pelatihan/GBPP dan Kontrak Belajar 2 Modul 2 Topik : Konsep Gender 7 Kegiatan 1 Curah Pendapat Perbedaan antara

Lebih terperinci

Pemilu BKM. Buletin Warta Desa

Pemilu BKM. Buletin Warta Desa Pemilu BKM 3 Minta salah seorang warga menjelaskan tentang hasil FGD Kelembagaan dan FGD Kepemimpinan yang telah dilakukan pada siklus PS, terutama berkaitan dengan: (1) kriteria-kriteria lembaga komunitas

Lebih terperinci

Pemahaman Dasar tentang Partisipasi dan Fasilitasi Partisipatif

Pemahaman Dasar tentang Partisipasi dan Fasilitasi Partisipatif Pemahaman Dasar tentang Partisipasi dan Fasilitasi Partisipatif Disampaikan pada: Lokakarya Membangun Pemahaman dan Komitmen Bersama Tanggung-gugat gugat Tata Pemerintahan Desa yang Baik/ Good Village

Lebih terperinci

Modul 4 Gagasan KSM Ideal

Modul 4 Gagasan KSM Ideal Modul 4 Gagasan KSM Ideal Peserta mampu merumuskan pengertian dan kriteria suatu KSM yang siap mengembangkan penghidupan Kegiatan 1 : Curah pendapat KSM yang ideal Kegiatan 2 : Diskusi definisi dan kriteria

Lebih terperinci

Panduan Fasilitator Pemetaan Swadaya (PS)

Panduan Fasilitator Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitator Pemetaan Swadaya (PS) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitator

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 1. TinjauanPustaka PNPM Mandiri PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan

Lebih terperinci

Modul 6 Membangun Nilai Dan Aturan Dasar Kelompok

Modul 6 Membangun Nilai Dan Aturan Dasar Kelompok Modul 6 Membangun Nilai Dan Aturan Dasar Kelompok Peserta memahami perlunya nilai dan aturan dasar dalam membangun kelompok Peserta meyakini bahwa nilai nilai luhur kemanusiaan dan lima aturan dasar Kelompok

Lebih terperinci

ANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit.

ANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit Pengantar: ANALISA KOMUNITAS Aktivitas belajar ini tepat diberikan kepada kelompok yang mau menyusun rencana kegiatan atau yang mau memfasilitasi perencanaan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010 PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010 1 P a g e Periode tahun 2011 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F13. Pelatihan Dasar 2. Membangun BKM/LKM. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F13. Pelatihan Dasar 2. Membangun BKM/LKM. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 2 F13 Membangun BKM/LKM PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Konsep BKM/LKM 1 Kegiatan 1: Curah Pendapat Konsep

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4b SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Ranking Kemiskinan dan Transek Lingkungan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus

Lebih terperinci

Tantangan Penanggulangan Kemiskinan

Tantangan Penanggulangan Kemiskinan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL DASAR Konsultan dan Pemda 01 Tantangan Penanggulangan Kemiskinan PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Paradigma Pembangunan 1 Kegiatan 1: Diskusi

Lebih terperinci

Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan

Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan Pertanyaan Penelitian Siapakah yang menjadi relawan dan apa saja jenis kemampuan, kapasitas, dan komitmen

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM

Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM BUKU 7 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM Perkotaan DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Rembuk Kesiapan Masyarakat

Rembuk Kesiapan Masyarakat DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 1 F08 Rembuk Kesiapan Masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Mengelola Musyawarah dan RKM 1 Kegiatan

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN International Labour Organization UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK PEDOMAN UNTUK PENDIDIK Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Bekerja sama dengan Proyek

Lebih terperinci

HARMONISASI PROGRAM PEMBERDAYAAN. Oleh: Irawan Hasan, Askoorkot Kab. Karo, KMW IV P2KP-3 Sumatera Utara. Karo, 02 Juni 2007

HARMONISASI PROGRAM PEMBERDAYAAN. Oleh: Irawan Hasan, Askoorkot Kab. Karo, KMW IV P2KP-3 Sumatera Utara. Karo, 02 Juni 2007 Karo, 02 Juni 2007 HARMONISASI PROGRAM PEMBERDAYAAN Oleh: Irawan Hasan, Askoorkot Kab. Karo, KMW IV P2KP-3 Sumatera Utara Kemiskinan. Kata yang sangat sederhana, namun mengandung arti yang sangat dalam.

Lebih terperinci

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI KABUPATEN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI KABUPATEN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI KABUPATEN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN [DAFTAR ISI] KATA PENGANTAR... 3 CARA MENGGUNAKAN BUKU INI... 4 PELAKSANAAN PELATIHAN MASYARAKAT...

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C09 BKM/LKM. Tugas dan Fungsi BKM/LKM. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C09 BKM/LKM. Tugas dan Fungsi BKM/LKM. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS BKM/LKM C09 Tugas dan Fungsi BKM/LKM PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Konsep BKM/LKM dan Modal Sosial 1 Kegiatan 1: Memahami

Lebih terperinci

TEMA BAGAIMANA TATA CARA PEMBANGUNAN KSM

TEMA BAGAIMANA TATA CARA PEMBANGUNAN KSM Materi Tujuan TEMA BAGAIMANA TATA CARA PEMBANGUNAN KSM Membangun nilai dan lima aturan dasar Peserta memahami perlunya nilai dan aturan dasar dalam membangun kelompok Peserta meyakini bahwa nilai nilai

Lebih terperinci

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, 28-30 Agustus 2013 Pada Tahun 2013, Pemerintah telah menetapkan berbagai

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4a SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Pemetaan Wilayah, Sebaran Warga Miskin, Sarana dan Prasarana Lingkungan Perumahan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis BUKU 6 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM

Lebih terperinci

Tahapan Pemetaan Swadaya

Tahapan Pemetaan Swadaya Langkah Satu : Persiapan Agar proses Pemetaan Swadaya memperoleh hasil yang optimal, dan memperkecil resiko kegagalan, serta mempermudah pelaksanaan di lapangan, maka perlu persiapan yang baik. Di bawah

Lebih terperinci

MODUL GENDER UNTUK ANAK

MODUL GENDER UNTUK ANAK MODUL GENDER UNTUK ANAK PENGANTAR Kesadaran dan pola pikir manusia di bentuk pada usia dini melalui pola asuh, pola didik dan pola tingkah laku. Pola diskriminasi terhadap perempuan adalah merupakan salah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tahap Identifikasi Masalah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Sebelum melakukan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F00. Pelatihan Dasar 1. Belajar Bersama. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F00. Pelatihan Dasar 1. Belajar Bersama. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 1 F00 Belajar Bersama PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Mitra Belajar 1 Kegiatan 1: Perkenalan 2 Kegiatan

Lebih terperinci

MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL

MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL PP MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL Topik Tujuan Kegiatan belajar Waktu Acuan Penguatan Pendampingan KSM dalam Kegiatan Sosial 1. Peserta memahami tentang pentingnya penguatan modal sosial di dalam KSM 2. PANCASUTRA,tanggung

Lebih terperinci

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI P E R K O TA A N KUMPULAN PANDUAN PEMANDU PELATIHAN PENGUATAN BKM/UP/RELAWAN/LURAH PP.02 LOKASI SIKLUS TAHUN KE 3 Modul

Lebih terperinci

ACCESS. Profil Masyarakat Petunjuk. 5 Sesi :

ACCESS. Profil Masyarakat Petunjuk. 5 Sesi : ACCESS Profil Masyarakat Petunjuk 5 Sesi : 1. Analisa Organisasi Pengelola 2. Analisa Pengambilan Keputusan: Matrik Pengambilan Keputusan 3. Analisa Partisipasi : Matrik Partisipasi 4. Analisa Hubungan

Lebih terperinci

Tata Cara Siklus PNPM MP

Tata Cara Siklus PNPM MP DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 1 F02 Tata Cara Siklus PNPM MP Identifikasi Masalah 2 Pemetaan Swadaya 3 Membangun BKM KSM 4 Tahap Perencanaan

Lebih terperinci

Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Kerangka Tata Pemerintahan Yang Baik

Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Kerangka Tata Pemerintahan Yang Baik Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Kerangka Tata Pemerintahan Yang Baik Keuangan desa adalah barang publik (public goods) yang sangat langka dan terbatas, tetapi uang sangat dibutuhkan untuk membiayai banyak

Lebih terperinci

FASILITATOR KUMPULAN MODUL PELATIHAN DASAR FASILITATOR PROGRAM NASIONALPEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN

FASILITATOR KUMPULAN MODUL PELATIHAN DASAR FASILITATOR PROGRAM NASIONALPEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN PELATIHAN PEMANDU FASILITATOR KUMPULAN MODUL PELATIHAN DASAR FASILITATOR PROGRAM NASIONALPEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Modul 1 Topik: Mitra Belajar 1. Saling mengenal, saling memahami

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 116 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 6.1. Kesimpulan Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan yang kompleks dibutuhkan intervensi dari semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Selain peran

Lebih terperinci

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Upaya Peningkatan Partisipasi Perempuan UPP 1 dan awal UPP 2 ( 1999 2003), belum ada upaya yang jelas dalam konsepnya

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) A. Kompetensi Inti Satuan Pendidikan : SDN... Kelas/Semester : I/1 Tema : 1 / Diriku Sub Tema : 1/ Aku dan Teman Baru Pembelajaran ke : 2 Waktu : 5 JP 1. Menerima,

Lebih terperinci

LK Membangun KSM harapan 1 Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan kegiatan Diskusi pengertian KSM dan alasan pembentukannya

LK Membangun KSM harapan 1 Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan kegiatan Diskusi pengertian KSM dan alasan pembentukannya LK Membangun KSM harapan 1 Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan kegiatan Diskusi pengertian KSM dan alasan pembentukannya 1. Diskusi Kelompok Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan ingat kembali

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F14. Pelatihan Dasar 2. Pengembangan KSM. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F14. Pelatihan Dasar 2. Pengembangan KSM. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 2 F14 Pengembangan KSM PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Kaji Ulang Pemetaan Swadaya 1 Kegiatan 1: Identifikasi

Lebih terperinci

Modul 5 Konsep Penghidupan PNPM MP

Modul 5 Konsep Penghidupan PNPM MP Modul 5 Konsep Penghidupan PNPM MP Peserta memahami konsep membangun penghidupan KSM Peserta memahami tentang pentagon aset Kegiatan 1 : Ceramah konsep membangun penghidupan KSM Kegiatan 2 : Diskusi Pentagon

Lebih terperinci

TEKNIK FASILITASI PETANI

TEKNIK FASILITASI PETANI MODUL TEKNIK FASILITASI PETANI Teknik Fasilitasi Petani DEPARTEMEN PERTANIAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN PUSAT PENGEMBANGAN PENYULUHAN PERTANIAN 2 0 0 7 : TEKNIK FASILITASI PETANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani. Khususnya di wilayah perkotaan, salah satu ciri umum dari kondisi fisik masyarakat miskin

Lebih terperinci

PERTEMUAN DI RUMAH BU KETUT

PERTEMUAN DI RUMAH BU KETUT PROGRAM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM D I R E K TO R AT J E N D E R A L C I P TA K A RYA NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI P E R K O T A A N 1 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan Refleksi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C14. Tugas dan Fungsi UP. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C14. Tugas dan Fungsi UP. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS UP C14 Tugas dan Fungsi UP PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Perangkat Organisasi BKM/LKM 1 Kegiatan 1: Diskusi Perangkat Organisasi

Lebih terperinci

GENDER, PEMBANGUNAN DAN KEPEMIMPINAN

GENDER, PEMBANGUNAN DAN KEPEMIMPINAN G E N D E R B R I E F S E R I E S NO. 1 GENDER, PEMBANGUNAN DAN KEPEMIMPINAN The Australia-Indonesia Partnership for Reconstruction and Development Local Governance and Community Infrastructure for Communities

Lebih terperinci

60 menit tahun. Misi: Kesetaraan Gender. Subjek. Hasil Belajar. Persiapan. Total waktu:

60 menit tahun. Misi: Kesetaraan Gender. Subjek. Hasil Belajar. Persiapan. Total waktu: Misi: Kesetaraan Gender P1 Misi: Kesetaraan Gender Freida Pinto Aktris Subjek Geografi, Sains, Pemahaman Bahasa Hasil Belajar Untuk mengetahui definisi kesetaraan gender Untuk mengeksplorasi beberapa penyebab

Lebih terperinci

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG Dalam bagian ini akan disampaikan faktor yang mempengaruhi kapasitas kelompok yang dilihat dari faktor intern yakni: (1) motivasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Manjilala

PENDAHULUAN. Manjilala PENDAHULUAN Manjilala www.gizimu.wordpress.com PENDAHULUAN Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan

Lebih terperinci

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan merupakan sebuah kondisi kehilangan terhadap sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dasar

Lebih terperinci

Konsep Dasar Pemberdayaan Masyarakat

Konsep Dasar Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan masyarakat Konsep Dasar Pemberdayaan Masyarakat (Bahan Diskusi) Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung 2011 1 Pemberdayaan masyarakat Pemberdayaan Pengertian Dasar : Secara terminologi

Lebih terperinci

PB 9. Pemberdayaan Masyarakat Desa

PB 9. Pemberdayaan Masyarakat Desa PB 9 Pemberdayaan Masyarakat Desa SPB 9.1. Analisis Sosial Ketidakberayaan Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Melakukan analisis sosial untuk mengidentifikasi faktor-faktor

Lebih terperinci

Panduan untuk Fasilitator

Panduan untuk Fasilitator United Nations Development Programme (UNDP) The Office of UN Special Ambassador for Asia Pacific Partnership for Governance Reform Panduan untuk Fasilitator Kartu Penilaian Bersama untuk Tujuan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Badan Keswadayaan Masyarakat ( BKM) dan fungsi BKM Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) merupakan suatu institusi/ lembaga masyarakat yang berbentuk paguyuban, dengan

Lebih terperinci

BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN

BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN Pokok Bahasan Perkenalan dan Kontrak Belajar Langkah-langkah Fasilitasi Perkenalan Langkah-langkah Fasilitasi Kontrak Belajar Penulis Muchtadlirin Penyelia Tulisan Fahsin M.

Lebih terperinci

KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN

KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN Menjawab Pertanyaan Kajian (Analisa Kajian Data Sekunder) PT. PRISMAITA CIPTA KREASI Metode

Lebih terperinci

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut:

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGELOLAAN PELATIHAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PNPM Mandiri Perkotaan telah menetapkan tujuan Membantu masyarakat miskin perkotaan di kelurahan/desa peserta

Lebih terperinci

reciprocal dengan menggalang kemitraan sinergis antara pemerintah,

reciprocal dengan menggalang kemitraan sinergis antara pemerintah, STRATEGI MEMASUKKAN PJM-PRONANGKIS DALAM ALUR PEMBANGUNAN DAERAH Oleh : Sudrajat 1 A. Pendahuluan Masalah kemiskinan di Indonesia merupakan masalah mendasar yang segera ditangani. Penanggulangan kemiskinan

Lebih terperinci

TERWUJUDNYA MASYARAKAT MADANI DAN SEJAHTERA YANG MENERAPKAN NILAI-NILAI DINUL ISLAM

TERWUJUDNYA MASYARAKAT MADANI DAN SEJAHTERA YANG MENERAPKAN NILAI-NILAI DINUL ISLAM BAB IV VISI DAN MISI BAB IV VISI DAN MISI Untuk menyelenggarakan pembangunan jangka panjang Kabupaten Aceh Tamiang, perlu dikembangkan suatu kredo atau arahan bagi penyelenggaraan sistem pembangunan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkotaan (PNPM-MP) adalah dengan melakukan penguatan. kelembagaan masyarakat. Keberdayaan kelembagaan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Perkotaan (PNPM-MP) adalah dengan melakukan penguatan. kelembagaan masyarakat. Keberdayaan kelembagaan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Strategi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) adalah dengan melakukan penguatan kelembagaan masyarakat. Keberdayaan kelembagaan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Pemerintah mempunyai program penanggulangan kemiskinan yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat baik dari segi sosial maupun dalam hal ekonomi. Salah

Lebih terperinci

Modul Pelatihan MODUL MP-1 I. DESKRIPSI SINGKAT

Modul Pelatihan MODUL MP-1 I. DESKRIPSI SINGKAT Modul Pelatihan MODUL MP-1 BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC) I. DESKRIPSI SINGKAT Dalam suatu pelatihan terutama pelatihan dalam kelas, bertemu sekelompok orang yang belum saling mengenal sebelumnya,

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR. Pelatihan Dasar 1. Fasilittor Perubahan. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR. Pelatihan Dasar 1. Fasilittor Perubahan. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 1 001 Fasilittor Perubahan PNPM Mandiri Perkotaan Pelaksanaan intervensi PNPM Mandiri Perkotaan di tingkat

Lebih terperinci

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran C. Sosiologi Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas : X (sepuluh) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan yang dihadapi negara yang berkembang memang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan yang dihadapi negara yang berkembang memang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan yang dihadapi negara yang berkembang memang sangat kompleks. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan

Lebih terperinci

Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP

Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP I. PENDAHULUAN Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) adalah suatu lembaga milik

Lebih terperinci

Pendaftaran di Dusun/RW oleh Siapapun

Pendaftaran di Dusun/RW oleh Siapapun Pendaftaran di Dusun/RW oleh Siapapun Manual untuk Fasilitator dan Pewawancara Daftar Isi I. Persiapan dan Sosialisasi... 2 1. Koordinasi (liaising) dengan Kepala Desa/Lurah... 2 2. Pelaksanaan Pertemuan

Lebih terperinci

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan 1. Pengantar Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan Proses pemberdayaan masyarakat dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan untuk menumbuhkembangkan kesadaran kritis masyarakat terhadap nilai-nilai

Lebih terperinci