DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR. Pelatihan Dasar 1. Fasilittor Perubahan. PNPM Mandiri Perkotaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR. Pelatihan Dasar 1. Fasilittor Perubahan. PNPM Mandiri Perkotaan"

Transkripsi

1 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar Fasilittor Perubahan PNPM Mandiri Perkotaan

2 Pelaksanaan intervensi PNPM Mandiri Perkotaan di tingkat masyarakat, didampingi oleh Fasilitator. Fungsi Fasilitator di masyarakat adalah agen perubahan dalam membangun masyarakat yang tadinya tidak berdaya menjadi berdaya dan mandiri. Dengan kata lain Fasilitator mempunyai tanggung jawab untuk memfasilitasi proses pemberdayaan di masyarakat. Sebagai agen pembaruan atau pemberdaya masyarakat, semestinya bukan semata mata karena pekerjaan ataupun jabatan, akan tetapi sebagai manusia seutuhnya kewajiban tersebut merupakan tanggung jawab sosial yang harus dilakukan sesuai dengan fitrahnya. Cara pandang seperti ini diharapkan mampu menumbuhkan motivasi yang tinggi,sebagai Fasilitator bukan semata mata bekerja untuk proyek tetapi sebagai peluang atau kesempatan untuk berkontribusi dalam proses pemberdayaan sehingga hidup menjadi lebih bermakna bagi sesama. Kepedulian terhadap permasalahan masyarakat dan tanggung jawab merupakan karakter penting yang harus dipunyai oleh seorang Fasilitator. Di sisi lain dalam menjalankan tugasnya Fasilitator haruslah netral, adil, tidak berpihak kepada kelompok tertentu. Untuk menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dan netralitas ada etika etika yang harus dipegang teguh oleh Fasilitator. Masalah etis tersebut berhubungan dengan kekuasaan, kebebasan dan pertanggungjawaban antara Fasilitator, pemerintah dan masyarakat, tiga pihak yang saling berinteraksi dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di tingkat Kelurahan/desa. Perpaduan antara pemerintah dan Fasilitator yang handal biasanya akan lebih berpengaruh ketimbang komunitas yang merupakan sasaran intervensi. Perbedaan kekuasaan ini berlanjut pada masalah kebebasan komunitas dan pertanggungjawaban Fasilitator. Komunitas mempunyai kebebasan untuk memilih tingkat partisipasi mereka dalam program. Pada sisi lain, pemerintah dan Fasilitator harus mampu mempertanggung jawabkan intervensi yang mereka lakukan di komunitas. Itulah sebabnya masalah kekuasaan, kebebasan dan pertanggunjawaban melahirkan sejumlah masalah etis dalam hubungan segitiga tersebut. Jadi Fungsi utama Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan adalah sebagai pemberdaya, dengan tugas tugas : mendampingi masyarakat dalam merumuskan dan memecahkan masalah kemiskinan melalui tahapan siklus, memberikan pelatihan, memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan memenuhi kewajiban administrasi proyek yang berupa laporan baik tertulis maupun melalui SIM dan Quick Status. i

3 Modul 1 Citra Diri Fasilitator 1 Kegiatan 1: Menggambar Bersama Citra Diri Fasilitator 2 Kegiatan 2: Diskusi Membangun Visi 3 Kegiatan 3: Nilai, Sikap, Perilaku dan Kemampuan Fasilitator 3 Modul 2 Tugas dan Fungsi Fasilitator 11 Kegiatan 1 : Diskusi Tugas dan Fungsi Fasilitator sebagai Agen Perubahan 12 Kegiatan 2 : Penjelasan dan Tanya Jawab Standard Akuntabilitas Fasilitator 13 Modul 3 Etika Fasilitator 23 Kegiatan 1 : Curah Pendapat Etika Fasilitator 24 Kegiatan 2 : Diskusi Apa yang Boleh/Tidak Boleh Dilakukan Fasilitator 24

4 Modul 1 Topik: Citra Diri Fasilitator Peserta memahami dan menyadari: 1. Citra atau konsep diri fasilitator 2. Fasilitator perubahan sebagai tanggung jawab sosial manusia Kegiatan 1: Menggambar Bersama Citra Diri Fasilitator Kegiatan 2: Diskusi Membangun Visi Kegiatan 3: Nilai, Sikap, Perilaku dan Kemampuan Fasilitator 3 Jpl ( 135 ) Lembar Kerja Citra Diri Fasilitator Bahan Bacaan - Jati Diri Kertas Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 1

5 Menggambar Bersama Citra Diri Fasilitator 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita akan memulai dengan Tema Citra Diri fasilitator Kemudian uraikan apa yang ingin dicapai modul ini : Peserta memahami citra atau konsep diri seorang fasilitator Peserta menyadari bahwa seorang manusia mempunyai panggilan tugas sebagai agen pembangunan/perubahan 2) Bagi kertas setengah folio seorang peserta satu dan ajukan pertanyaan : Apakah yang dimaksud dengan fasilitator atau fasilitator pembangunan dan minta tiap peserta menulis jawabannya secara singkat dan padat. Waktu 2 menit 3) Setelah selesai menulis jawaban masing-masing, bagi peserta dalam kelompok 5-7 orang dan mintalah tiap kelompok secara singkat merumuskan kesimpulan kelompok mengenai ciri-ciri (identitas) utama seorang fasilitator pembangunan kemudian mintalah tiap kelompok untuk menggambar atau membuat simbol yang menggambarkan pengertian kelompok mengenai fasilitator pembangunan tsb. Tulislah jawaban kelompok dalam kertas flip yang telah disediakan. Gunakan lembar kerja LK 1 Citra Diri Fasilitator. Waktu 10 menit 4) Mintalah tiap kelompok untuk menempel hasil masing-masing di dinding dan satu wakilnya menyajikan hasil rumusan kelompok masing-masing 2 menit. 5) Ajak diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil masing-masing mengenai : a) Pengertian umum seorang fasilitator pembangunan. b) Ciri-ciri atau identitas utama seorang fasilitator pembangunan (visi, misi, spiritualitas, pandangannya, dsb) 6) Berilah masukan tentang pengertian umum dan identitas utama seorang fasilitator pembangunan dan peran utama seorang manusia untuk membangun sesama, apa dan mengapa begitu? (Gunakan Bahan Pemberdayaan Sejati) 2

6 Diskusi Membangun Visi 1) Ingatkan bahwa kita masih di modul Citra Diri Fasilitator dan memasuki kegiatan belajar 2 dan jelaskan tujuan dari kegiatan belajar yaitu membahas mengenai cita cita kita sebagai fasilitator untuk masyarakat yang akan kita dampingi 2) Mintalah kepada peserta untuk menggambarkan simbol ingin jadi manusia seperti apa kita di masa yang akan datang dalam kertas satu lembar. 3) Setelah selesai mintalah mereka untuk berdiskusi di dalam kelompok yang terdiri dari 5 orang untuk saling mengetahui cita cita masing masing. Dan buatlah daftar cita cita dalam kelompok. 4) Setelah selesai mintalah salah seorang wakil dari kelompok untuk memaparkan daftar cita cita dari anggota kelompoknya. 5) Mintalah peserta untuk kembali kepada kelompok yang sama untuk menggambar Kondisi kelurahan/desa yang akan didampingi di masa yang akan datang dan masyarakat seperti apa yang ingin kita bangun/berdayakan. Mintalah mereka untuk memberi judul gambar (cita cita mereka tehadap kondisi kelurahan/desa) dalam satu kalimat dan motto kelompok. 6) Setelah selasai, setiap kelompok memaparkan hasil diskusinya. 7) Refleksikan bersama apakah ada kesesuaian antara cita cita pribadi (hasil diskusi pertama) dan cita cita untuk masyarakat? Nilai, Sikap, Perilaku dan Kemampuan Fasilitator 1) Ingatkan bahwa kita masih di modul Citra Diri Fasilitator dan memasuki kegiatan belajar 2 dan jelaskan apa yang akan dicapai melalui kegiatan belajar ini, yaitu : Peserta dapat menguraikan dengan kata-kata sendiri : Nilai-nilai apa yang harus dimiliki dan dijunjung oleh seorang fasilitator Sikap fasilitator dalam menghadapi masyarakat dan berbagai persoalan dalam pembangunan Perilaku dalam hidup pribadi fasilitator sehari-hari dan dalam bekerja sama dengan masyarakat Kemampuan yang harus dimiliki fasilitator 2) Bagi peserta menjadi 4 kelompok dan mintalah tiap kelompok mengerjakan tugas sebagai berikut dengan tetap mengaju kesimpulan tersebut di atas : 3

7 Kelompok A Membahas nilai-nilai apakah yang harus dimiliki dan dijunjung tinggi oleh seorang fasilitator dalam hidupnya sehari-hari maupun dalam bekerja bersama masyarakat. Jawaban ditulis dikertas plano yang sudah disediakan Kelompok B Membahas sikap fasilitator dalam menghadapi masyarakat dan berbagai persoalan dalam pembangunan Jawaban ditulis dikertas plano yang sudah disediakan Kelompok C Membahas perilaku dalam hidup pribadi fasilitator sehari-hari dan dalam bekerja sama dengan masyarakat Jawaban ditulis dikertas plano yang sudah disediakan Kelompok D Membahas kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) yang harus dimiliki fasilitator Jawaban ditulis dikertas plano yang sudah disediakan 3) Setelah diskusi kelompok selesai mintalah tiap kelompok untuk menyajikan hasil masing-masing dilanjutkan dengan diskusi kelas dan simpulkan bersama bahwa pada dasarnya seorang fasilitator adalah orang yang berdaya dan seorang pemimpin yang harus mampu membawa kelompok/masyarakat yang dipimpinnya mencapai kemajuan. 4) Kemudian mintalah tiap orang kemudian refleksi diri dengan membandingkan diri masingmasing dengan citra diri seorang fasilitator pembangunan. Dalam hal apa harus ditingkatkan atau diperbaiki? Mintalah tiap peserta membuat catatan pribadi mengenai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Untuk itu cermin dapat digunakan untuk refleksi diri untuk menemukan jati diri masing-masing. 5) Refleksikan bersama. 4

8 Fasilitator Sebagai manusia seutuhnya berarti mempunyai kewajiban untuk melakukan pembaruan (perubahan) di masyarakat sebagai panggilan jiwa, maka dalam melaksanakan tugasnya dipandang tidak hanya untuk mendapat upah melainkan untuk ibadah. Sehingga dengan cara pandang seperti itu menimbulkan motivasi yang tinggi untuk tidak hanya sekedar menjadi pekerja proyek yang menyelesaikan tugasnya tetapi yang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Fasilitator yang diperlukan adalah Fasilitator yang dapat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur universal yang diimplementasikan dalam berjuang melakukan perubahan kearah kebaikan Bagaimana mencapai hal tersebut melalui refleksi kita memulai menyadari diri kita ada di posisi mana. Cermin dapat digunakan sebagai ilustrasi untuk menemukan citra diri dan akhirnya jati diri, yaitu : Cermin datar, akan memberikan gambaran citra diri kita sebagaimana adanya, dia tidak akan berbohong. Orang orang yang Jujur biasanya melihat dirinya atau menilai orang lain dengan menggunakan cermin datar. Inilah yang dinamakan manusia seutuhnya, jati diri kita ketemu bila orang mau jujur kepada kita. Cermin cekung, membuat kenyataan yang ada menjadi lebih kecil. Ketika menilai diri sendiri dengan menggunakan cermin cekung maka orang tersebut cenderung rendah diri, tetapi kalau menilai orang lain dengan cermin cekung biasanya orang tersebut cenderung merendahkan orang lain. Cermin cembung, memberikan gambaran sesuatu menjadi lebih besar. Kalau kita melihat diri kita dengan cermin ini biasanya cenderung sombong dan membesar besarkan sesuatu. Kalau kita melihat gambaran orang lain dengan cermin ini maka akan terjadi mengagung agungkan orang tersebut. Untuk itulah diperlukan kejujuran masing-masing sehingga ketemu jati diri masing-masing Bagaimana keterkaitan antar citra diri dan jati diri Manusia adalah roh yang mengisi tubuh, dimana dalam roh tersebut berisi nilai-nilai kebaikan. Citra diri adalah tampilan/bayangan/image yang memancar dari dalam diri Jati diri adalah nilai-nilai kebaikan yang sudah dimiliki sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia yaitu mahluk yang luhur. 5

9 LK 1 Citra Diri Fasilitator Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan Menggambar Bersama Citra Diri Fasilitator Tugas 1) Tanpa diskusi dengan temannya tulislah secara singkat pemahaman masing-masing peserta tentang fasilitator atau fasilitator pembangunan di kertas yang telah dibagikan. Waktu 2 menit 2) Setelah selesai menulis jawaban masing-masing, peserta membagi diri dalam kelompok 5-7 orang dan tiap kelompok secara singkat merumuskan kesimpulan kelompok mengenai ciri-ciri (identitas) utama seorang fasilitator pembangunan (visi, misi, spiritualitas, pandangannya, dsb) sesuai dengan pemahaman masing-masing. 3) Setelah kesimpulan kelompok tiap kelompok harus menggambar atau membuat simbol yang menggambarkan pemahaman kelompok mengenai fasilitator pembangunan tsb. Tulislah jawaban kelompok dalam kertas plano yang telah disediakan. Waktu 10 menit 4) Setelah selesai tiap kelompok menempel hasil masing-masing di dinding dan satu wakilnya menyajikan hasil rumusan kelompok masing-masing 2 menit. 5) Diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil masing-masing mengenai : Pengertian umum seorang fasilitator pembangunan. Ciri-ciri atau identitas utama seorang fasilitator pembangunan (visi, misi, spiritualitas, pandangannya, dsb) 6

10 LK 2 Citra Diri Fasilitator Pertanyaan dan tugas yang terkait dgn Diskusi Nilai, Sikap, Perilaku dan Kemampuan Fasilitator Tugas 1) Diskusi kelas dengan pertanyaan pemancing; Masyarakat seperti apa yang ingin kita bangun (berdayakan) dan pribadi-pribadi seperti apa yang ingin kita bangun (berdayakan) seperti si A, B, C, D, E atau F (ingat kasus pemberdayaan sejati) 2) Peserta dibagi menjadi 4 kelompok dan tiap kelompok mengerjakan tugas sebagai berikut dengan tetap mengaju kepada kesimpulan pertanyaan 1) tersebut di atas : Kelompok A Membahas nilai-nilai apakah yang harus dimiliki dan dijunjung tinggi oleh seorang fasilitator dalam hidupnya sehari-hari maupun dalam bekerja bersama masyarakat. Jawaban ditulis dikertas plano yang sudah disediakan Kelompok B Membahas sikap fasilitator dalam menghadapi masyarakat dan berbagai persoalan dalam pembangunan Jawaban ditulis dikertas plano yang sudah disediakan Kelompok C Membahas perilaku dalam hidup pribadi fasilitator sehari-hari dan dalam bekerja sama dengan masyarakat Jawaban ditulis dikertas plano yang sudah disediakan Kelompok D Membahas kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) yang harus dimiliki fasilitator Jawaban ditulis dikertas plano yang sudah disediakan 3) Setelah diskusi kelompok selesai, tiap kelompok menyajikan hasil masing-masing dilanjutkan dengan diskusi kelas untuk mendapatkan kesimpulan bersama. 4) Tiap peserta diminta untuk refleksi diri dgn membandingkan diri masing-masing dengan citra diri seorang fasilitator pembangunan dan membuat catatan pribadi dalam hal apa masih harus ditingkatkan atau diperbaiki serta dalam hal apa merupakan kelebihan? Untuk itu ilustrasi cermin dapat digunakan untuk refleksi diri untuk menemukan jati diri masing-masing. 7

11 Jati Diri Diadaptasi dari Tulisan : Kisdarto Atmosoeprapto: Temukan Kembali Jati Diri Anda Dalam proses pemberdayaan hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh masyarakat adalah mengenal jati diri. Jati diri suatu bangsa dicerminkan oleh jati diri masyarakat dan individu individu warganya. Jati diri inilah yang akan memberdayakan diri kita dan pada akhirnya diharapkan akan memberdayakan masyarakat sehingga mampu mengatasi segala gejolak maupun krisis yang melanda dirinya. Sebenarnya setiap manusia pada saat dilahirkan membawa atau dibekali karakteristik bawaan yang mulia (human endowment) sebagai Karunia Tuhan. Namun dalam perjalanan hidup watak yang terbentuk bisa berbeda dari watak bawaannya, atau bahkan bertentangan. Menemukan jati diri berarti menyadari, menghayati dan memahami untuk apa kita dilahirkan, apa makna dari kelahiran dan hidup kita selanjutnya bagi kehidupan dan makna kehidupan itu sendiri bagi diri kita. Apabila kita menyadari makna diri kita bagi kehidupan itu sendiri,kita akan tetap menjaga dan memelihara potensi dan karakteristik bawaan kita serta mengembangkannya untuk memperbaiki terus menerus kualitas hidup dan kehidupan. Kesadaran ini akan menjadi dorongan yang kuat bagi diri kita untuk mengejar dan mewujudkan cita cita dan memaknai kehidupan kita sesuai dengan kebutuhan dasar (kebutuhan yang paling tinggi nilainya) yaitu self transendence. Kebutuhan tertinggi itu merupakan keseimbangan antara selfish dan selfless. Selfish mengandung arti aku yang teguh sedangkan selfless mengandung arti pengorbanan untuk sesama. Mewujudkan cita cita, keberhasilannya lebih ditentukan oleh sikap mentalnya (attitude) ketimbang kemampuan atau kecakapannya (aptittude). Sikap mental dibentuk oleh dorongan dari dalam atau kemauan (willingness) seseorang, sedangkan kemampuan (ability) adalah rangsangan dari luar atau lingkungan. Kinerja seseorang ditentukan oleh dua faktor utama tadi, bisa bersifat positif (konstruktif atau membangun) bisa juga bersifat negatif (destruktif atau merusak), hal ini sangat tergantung kepada sikap mental pelakunya. Bila sikap mental nya positif, kinerja yang dihasilkan akan bersifat positif. Sebaliknya, bila sikap mentalnya negatif, kinerja yang dihasilkan juga akan negatif. Kenyataannya apabila orang menyadari makna dirinya dalam kehidupan dan makna kehidupan bagi dirinya, segala perbuatan dalam hidupnya merupakan buah dari sikap mental positif-nya yang bersumber dari kesadaran menemukan jati diri nya, kesadaran bahwa ia dilahirkan dengan bekal potensi dan karakteristik bawaan dan keberadaannya di dunia diharapkan bisa berperan betapapun kecilnya dalam memperbaiki kualitas kehidupan sebagai dikehendaki oleh Sang Pencipta. Yang ditinggalkan manusia di dunia pada hakekatnya hanyalah amal perbuatannya, dia akan dikenang apabila dalam hidupnya bermanfaat atau mempunyai nilai bagi sesama. Oleh karena itu yang paling penting adalah apa yang diperbuat seseorang dalam hidupnya. Seperti kata pepatah : Lebih baik menjadi orang yang tidak dikenal namanya- tetapi berbuat sesuatu yang bermanfaat, daripada orang yang dikenal namanya akan tetapi tidak berbuat apapun. Perbuatan berawal dari pikiran, maka apa yang dipikirkan seseorang sebelum mewujudkannya dalam perbuatan mempunyai peranan yang menentukan nilai dari hasil perbuatannya. Apabila pikiran yang berkembang bisa mendengarkan bisikan nurani, berarti mampu menangkap maksud dan tujuan kehidupan ini diciptakan, maka pikiran itu akan memperoleh daya (power) luar biasa sehingga perbuatan yang diwujudkannyapun mempunyai nilai yang besar. 8

12 Kitapun sebenarnya perlu menyadari atau menemukan kembali jati diri kita sendiri sebagai manusia, makhluk yang diciptakan lebih unggul dari segala makhluk ciptaan Tuhan, dengan segala karakteristik dan potensi bawaan sejak lahir yang bisa dikembangkan untuk mencapai kemanfaatan yang lebih besar bagi diri kita sendiri dan bagi kehidupan secara keseluruhan agar selalu mengarah pada maksud, tujuan dan kehendak Sang Pencipta. Bila kita mempunyai pendirian yang teguh dan keyakinan pada kebenaran yang selalu kita kejar, rintangan apa pun harus berani kita hadapi. Bila diri kita berdaya, tidak seorang pun bisa memberdayakan kita, bahkan kita bisa memberdayakan orang lain. Untuk menemukan jati diri kita, kenalilah terlebih dahulu diri kita; siapa sebenarnya kita. Hal tersebut bisa dilakukan cukup dengan perenungan pada perjalanan hidup yang sudah dilalui, kapan saja setiap saat, mawas diri pada apa yang selama ini telah kita peroleh dan telah kita amalkan dalam hidup kita. Pandanglah Diri Sebelum mengenali diri, pandanglah terlebih dahulu diri kita. Cobalah berdiri di depan cermin, bayangan dalam cermin itulah wujud diri. Dialah cermin kita, yang paling setia dan jujur. Kita tidak akan bisa berbohong, karena setiap kali kita akan berbohong kawan anda yang ada dalam cermin akan mengingatkannya. Kalau kita tidak berdiri dalam cermin kawan kita tersebut sebenarnya bersembunyi dalam diri kita, bahkan pikiran kita. Itulah yang disebut hati nurani. Jangan sekali kali mencemoohkan rupa atau wujud bayangan kita dalam cermin. Karena jika kita mencemoohkannya berarti kita kecewa dengan diri sendiri dan akhirnya orang lainpun akan mencemoohkan dan meremehkan kita. Kenalilah Diri Setelah bisa melihat atau memandang diri, berusahalah untuk mengenali apa yang ada dalam diri kita. Untuk mengenali diri banyak cara yang bisa dilakukan. Jo Luft dan Harry Ingham mengembangkan model yang disebut Jendela Johari (Johari Window) membantu kita untuk mengenali diri, bisa dilihat dalam gambar kuadran di bawah ini : Orang lain tahu Diri sendiri tahu Terbuka (openess atau public) Diri sendiri tidak tahu Buta (Blind) Orang lain tidak tah Tertutup (close atau private) Gelap (hidup dalam kegelapan) Terbuka : Kita mengenal diri sendiri begitu juga orang lain mengenal kita, berarti kita mempunyai keterbukaan dengan demikian kita mampu membantu orang lain dan sebaliknya. Buta : orang lain mengenal diri kita, tetapi kita sendiri tidak tahu artinya kita buta,dan akan hidup terombang ambing. Tertutup : kita mengenal diri kita, akan tetapi orang lain tidak tahu berarti kita menutup diri dan tidak seorangpun bisa membantu apabila kita memerlukan bantuan. 9

13 Gelap : orang lain tidak dan diri sendiri sama sama tidak mengenal siapa sebenarnya kita, berati hidup dalam kegelapan tidak tahu ke mana harus menuju dan apa sebaiknya yang harus dilakukan. Bila kita diberikan pada dua alternatif pilihan, manakah yang anda akan pilih : Ingin menjadi sosok pribadi yang diharapkan orang lain/lingkungan Ingin menjadi sosok pribadi yang sesuai dengan gambaran pribadi anda Bila alternatif pertama yang dipilih, artinya kita membiarkan dibentuk oleh orang lain/lingkungan (faktor eksternal). Bisa jadi apa yang diperbuat sebenarnya hanya sekedar memenuhi harapan atau keinginan orang lain/lingkungan. Bila memilih alternatif yang kedua, bisa dianggap tidak peduli pada orang lain/lingkungan, bahkan bisa dianggap melawan arus. Tokoh tokoh pemimpin yang kuat tidak jarang harus berani melawan arus demi membela kepentingan sesama, walaupun harus mengorbankan dirinya karena berpegang tehuh pada prinsip. Contohnya : Gandhi. Temukan Jati Diri Untuk mengenali diri kita bisa mencari sendiri lewat perenungan, mawas diri dan lain lain. Kekuatiran bahwa bila kita mencari sendiri akan terlalu subjektif karena ego atau aku sebenarnya bergantung pada seberapa besar ego kita dan apakah kita hanya sekedar ingin tahu atau sadar merupakan kebutuhan kita untuk mengetahui atau mengenali jati diri kita. Juga bergantung apakah kita mau membohongi diri kita sendiri yang sebenarnya sesuatu yang tidak mungkin kita lakukan atau jujur pada diri kita sendiri. Mengenali, menemukan dan menyadari jati diri kita akan lebih memberdayakan diri kita sehingga kita menjadi semakin kuat untuk menghadapi dan mengatasi segala rintangan dan hambatan dalam hidup guna mewujudkan cita cita kita, visi kita menuju kesuksesan dalam hidup, membuat kualitas hidup kita menjadi lebih baik dan berpeluang memperbaiki kualitas kehidupan bagi sesama. Bukankah itu yang menjadi tujuan dan kehendak Sang Pencipta, untuk itu pulalah kita dilahirkan dan kita dilahirkan sama, dibekali karakteristik dan potensi yang sama pula. 10

14 Modul 2 Topik: Tugas dan Fungsi Fasilitator Peserta memahami dan menyadari: 1. Tugas dan Fungsi Fasilitator dalam PNPM Mandiri Perkotaan 2. Keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan Kegiatan 1: Diskusi Tugas dan Fungsi Fasilitator Kegiatan 2: Penjelasan dan Tanya Jawab Standard Akuntabilitas Fasilitator 3 Jpl ( 135 ) Lembar Kerja : Tugas dan Fungsi Fasilitator Bahan Bacaan: 1. Tugas dan Fungsi Fasilitator 2. Tugas dan Fungsi Pokok Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan Kertas Plano, Metaplan Kuda-kuda untuk Flip-chart LCD Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 11

15 Diskusi Tugas Dan Fungsi Fasilitator 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita akan memasuki modul Tugas dan Fungsi Fasilitator dengan kegiatan pertama yaitu, Diskusi Tugas dan Fungsi Fasilitator Sebagai Agen Perubahan dan Sebagai Pelaksana Program PNPM Mandiri dan apa yang akan dicapai melalui kegiatan belajar ini, yaitu : Peserta dapat menguraikan dengan kata-kata sendiri apa : Fungsi fasilitator sebagai pemberdaya masyarakat dan agen perubahan tugas fasilitator dalam PNPM Mandiri Perkotaan 2) Ajak peserta untuk mengurai tugas dan fungsi fasilitator sebagai pemberdaya masyarakat dan agen perubahan. Minta peserta untuk menuliskannya dengan hurup cetak yg cukup besar di kertas/kartu metaplan yg telah disediakan. a) Mintalah peserta untuk menempelkan hasil-hasil metaplan di papan yang tersedia di depan, kemudian ajak peserta untuk mengelompokkan hasil menurut kesamaan / kedekatan gagasan. Beri judul masing-masing kelompok gagasan tersebut. b) Minta peserta untuk mengkritisi kelompok-kelompok gagasan yang sudah tersusun. c) Diskusikan hasil pengelompokkan tersebut dan simpulkan. 3) Ajak peserta untuk mencocokkannya dengan pedoman pelaku Fasilitator dan diskusikan mana yang harus ditambah atau kalau perlu diadakan perubahan. Untuk menjalankan fungsi sebagai pemberdaya, tugas Fasilitator di PNPM Mandiri Perkotaan meliputi : Menjalankan pendampingan (fasilitasi) kepada masyarakat untuk mengenali dan memecahkan masalah kemiskinan melalui tahapan siklus PNPM Mandiri Perkotaan Memberikan pelatihan dan OJT/coaching kepada relawan, BKM/LKM, lurah/kades dan UP UP untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam menjalankan peran dan tugasnya untuk penanggulangan kemiskinan. Memberikan informasi dan mendorong perubahan di dalam masayarakat melalui kegiatan sosialisasi. Memenuhi kewajiban administrasi proyek yang berupa laporan kegiatan secara tertulis, melalui SIM dan Quick Status. 4) Refleksikan bersama hasil pembahasan 12

16 Untuk menjalankan fungsi sebagai pemberdaya, tugas Fasilitator di PNPM Mandiri Perkotaan meliputi : Menjalankan pendampingan (fasilitasi), mediasi dan advokasi kepada masyarakat untuk mengenali dan memecahkan masalah kemiskinan melalui tahapan siklus PNPM Mandiri Perkotaan Memberikan pelatihan dan coaching kepada relawan, BKM/LKM. Lurah/kades dan UP UP untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam menjalankan peran dan tugasnya untuk penanggulangan kemiskinan. Memberikan informasi dan mendorong perubahan di dalam masayarakat melalui kegiatan sosialisasi. Memenuhi kewajiban administrasi proyek yang berupa laporan kegiatan secara tertulis, melalui SIM dan Quick Status. Fasilitasi; pada intinya membuat sesuatu berjalan dengan baik dan dengan kesadaran penuh Mediasi, pada intinya menjembatani beberapa pihak untuk dapat bekerjasama secara sinergik Advokasi, pada intinya mengajak orang yang diadvokasi untuk berpikir seperti dia yang mengadvokasi Ketiga fungsi tersebut dalam prakteknya berbaur, misalnya pada saat mediasi juga akan terjadi proses fasilitasi ketika beberapa pihak bertemu dan advokasi ketika ada hal-hal yang masih perlu disepahamkan. Penjelasan dan Tanya Jawab Standard Akuntabilitas Fasilitator 1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan mulai dengan kegiatan 2 dalam modul ini, yaitu membahas standard akuntabilitas fasilitator. 2) Uraikan bahwa fasilitator sebagai perangkat PNPM Mandiri Perkotaan, mempunyai tanggungjawab kepada pemberi tugas dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum sebagai lembaga pelaksanan PNPM Mandiri Perkotaan. Akuntabilitas yang harus dijalankan oleh fasiltator didasarkan kepada standard yang sudah dikembangkan. 3) Presentasikan kepada peserta standard akuntabilitas fasilitator, kemudian berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya. 13

17 LK 1 Tugas dan Fungsi Fasilitator Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan Diskusi Tugas dan Fungsi Fasilitator Sebagai Pemberdaya di PNPM Mandiri Perkotaan Tugas 1) Peserta mengurai tugas dan fungsi fasilitator sebagai pemberdaya masyarakat dan agen perubahan. Tiap peserta diminta untuk menuliskan dengan hurup cetak yg cukup besar di kertas/kartu metaplan yg telah disediakan. a) Kemudian tiap peserta menempelkan hasil-hasil metaplan di papan yang tersedia di depan. b) Satu atau dua relawan maju untuk mengelompokkan hasil pendapat masing-masing menurut kesamaan / kedekatan gagasan. Beri judul masing-masing kelompok gagasan tersebut. c) Diskusikan secara kritis kelompok-kelompok gagasan yang sudah tersusun. d) Simpulkan. 2) Peserta mengurai tugas dan fungsi fasilitator sebagai pelaksana proyek PNPM Mandiri Perkotaan. Tiap peserta diminta untuk menuliskan dengan hurup cetak yg cukup besar di kertas/kartu metaplan yg telah disediakan. a) Kemudian tiap peserta menempelkan hasil-hasil metaplan di papan yang tersedia di depan. b) Satu atau dua relawan maju untuk mengelompokkan hasil pendapat masing-masing menurut kesamaan / kedekatan gagasan. Beri judul masing-masing kelompok gagasan tersebut. c) Diskusikan secara kritis kelompok-kelompok gagasan yang sudah tersusun. d) Simpulkan 3) Peserta diminta mencocokkannya dengan pedoman pelaku Fasilitator dan diskusikan mana yang harus ditambah atau kalau perlu diadakan perubahan. 4) Pemandu memimpin penyimpulkan bersama jadi apa sebenarnya tugas fasilitator baik sebagai pemberdaya masyarakat dan agen perubahan maupun sebagai pelaksana PNPM Mandiri Perkotaan 14

18 Tugas Pokok dan Fungsi Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan Tugas Pokok Fasilitator Dua Sisi Mata Uang Tugas Pokok Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan : Sebagai pelaksana proyek dan Sebagai Agen Pemberdayaan Masyarakat Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan ialah melaksanakan tugas konsultan pemberdayaan di tingkat masyarakat : 1. sebagai pelaksana proyek, termasuk mencatat setiap perkembangan proyek dan melaporkannya ke KMW sebagai masukan untuk data SIM (Sistem Informasi Manajemen); dan 2. sebagai agen pemberdayaan dan perubahan masyarakat, termasuk mensosialisasikan masyarakat kepada nilai-nilai yang didorong oleh PNPM Mandiri Perkotaan, intervensi perubahan perilaku dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan membantu masyarakat merumuskan serta melaksanakan kegiatan penanggulangan kemiskinan. Rincian tugas-tugas Fasilitator sebagai pelaksana poyek r dari tugas-tugas KMW di tingkat masyarakat adalah sebagai berikut : 1) Melaksanakan PNPM Mandiri Perkotaan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Pedoman Umum PNPM Mandiri Perkotaan, Pedoman Teknis dan Buku Petunjuk Teknis Pelaksana-Fasilitator; 2) Menjaga proyek dari terjadinya salah sasaran dan salah penanganan; 3) Mencatat semua kemajuan proyek di lapangan sesuai dengan format Sistim Informasi Manajemen (SIM) PNPM Mandiri Perkotaan yang disediakan KMW; dan 4) Melaporkan kemajuan proyek kepada KMW melalui koordinator kota sebagai input Sistim Informasi Manajemen (SIM) PNPM Mandiri Perkotaan. Rincian tugas-tugas Fasilitator sebagai agen pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut: 1) Melaksanakan kegiatan-kegiatan sosialisasi Termasuk didalamnya adalah: a) Menyebarluaskan informasi mengenai PNPM Mandiri Perkotaan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan kepada seluruh lapisan masyarakat dimana mereka bertugas b) Menyebarluaskan Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Prinsip dan Nilai-nilai yang dijunjung PNPM mandiri Perkoataan 15

19 c) Bersama Relawan Masyarakat, melalui serangkaian FGD, membangun kesadaran kritis masyarakat agar mampu mengidentifikasikan persoalan kemiskinan di kelurahan/desa yang bersangkutan dan perlunya menanggulangi kemiskinan secara terorganisasi dan sistematis d) Mendorong peran serta dan keterlibatan seluruh komponen masyarakat umumnya dan masyarakat miskin khususnya, di seluruh kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan e) Membangkitkan tumbuh berkembangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan sosial kontrol pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di kelurahan ybs. f) Memfasilitasi pembangunan dan pengembangan sosial kapital (nilai-nilai kemanusiaan dan kemasyarakatan) sebagai kondisi yang dibutuhkan bagi upaya penanggulangan kemiskinan. 2) Melaksanakan kegiatan-kegiatan pelatihan (training) Termasuk didalamnya adalah: a) Memperkuat dan mengembangkan kapasitas relawan/kader-kader masyarakat sebagai agen pemberdayaan masyarakat. Termasuk diantaranya pelatihan dasar dan lanjutan dalam bentuk pelatihan kelas, praktek atau on the job training dan bimbinqan intensif; b) Memperkuat dan mengembangkan kapasitas BKM/LKM sebagai lembaga pimpinan kolektif masyarakat yang terpilih. Dalam hal ini difokuskan pada pelatihan dasar serta pendampingan dan on the job training, bimbingan intensif; dan c) Memperkuat dan mengembangkan kapasitas KSM sebagai kelompok dinamik. Termasuk diantaranya membangun tim, mengenali peluang usaha atau mengembangkan usaha yang ada, menyusun proposol usaha, dan pengelolaan keuangan secara sederhana. Pelatihan dilaksanakan dalam bentuk kelas maupun praktek dalam kelompok. 3) Melaksanakan kegiatan-kegiatan umum pemberdayaan masyarakat Termasuk didalamnya adalah: b) Memfasilitasi proses penyiapan masyarakat pada tahap awal dengan menumbuh kembangkan kesadaran kritis masyarakat melalui proses refleksi kemiskinan dan pemetaan swadaya; c) Memfasilitasi refleksi kepemimpinan masyarakat untuk mendorong kesadaran kritis masyarakat dalam memilih pemimpin-pemimpinnya yang berbasis pada nilai-nilai moral yang luhur. d) Pengorganisasian Masyarakat. Bersama Relawan, memfasilitasi proses penilaian organisasi dan lembaga masyarakat yang ada dan/atau membentuk baru organisasi masyarakat warga dan lembaga pimpinannya (BKM/LKM), sesuai kesepakatan bersama masyarakat. BKM harus merupakan lembaga pimpinan kolektif yang dibentuk dan dikelola secara partisipatif dan demokratis. Demikian pula halnya dalam pembentukan Unit Pengelola Keuangan (UPK) dan unit-unit lain/gugus tugas BKM lainnya. Termasuk fasilitasi pengorganisasian masyarakat adalah pengorganisasian kelompok masyarakat melalui pembentukan KSM-KSM dalam rangka menggalang potensi masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan dengan dukungan PNPM Mandiri Perkotaan; e) Memfasilitasi penyusunan PJM Pronangkis (perencanaan partisipatif dalam penanggulangan kemiskinan). Bersama dengan kader masyarakat, memfasilitasi BKM/LKM untuk mengkoordinasi pelaksanaan perencanaan partisipatif dengan masyarakat untuk menyusun Program Jangka Menengah Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis); f) Bersama dengan kader masyarakat, memfasilitasi KSM untuk mengidentifikasi peluang usaha, kebutuhan pembangunan infrastruktur dan pelayanan lingkungan dasar, serta menyiapkan mereka agar mampu memformulasikannya dalam bentuk proposal yang layak; g) Memperkenalkan berbagai inovasi sederhana dalam manajemen organisasi dan lembaga kredit mikro, termasuk sistem audit, transparansi, proses pengambilan keputusan yang demokratis, tata buku, dan sebagainya; 16

20 h) Memfasilitasi dan membimbing masyarakat secara intensif agar mampu mengikuti ketentuan Pedoman PNPM Mandiri Perkotaan dalam seluruh tahapan kegiatan pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan; i) Memfasilitasi penanganan pengaduan dan penyelesaian konflik yang mungkin muncul di masyarakat;serta j) Advokasi, mediasi dan membangun jalinan kemitraan strategis (networking) antar semua pelaku yang bermanfaat bagi kemajuan bersama utamanya masyarakat miskin. Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan bukan Boneka..! Tampak bagus dan indah dari luar, namun senantiasa terdiam dan tidak mampu berbuat apapun! Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan adalah agen perubahan masyarakat, yang mendampingi masyarakat untuk menemukan dan memulihkan kembali nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang hakiki menuju pintu gerbang kesejahteraan mereka! Fungsi Fasilitator Untuk dapat menjalankan tugas pokok tersebut di atas maka Fasilitator memiliki tiga fungsi utama sebagai berikut : Fasilitasi; yang pada intinya membuat sesuatu berjalan dengan baik dan dilakukan dengan kesadaran penuh Mediasi, yang pada intinya menjembatani beberapa pihak untuk dapat bekerjasama secara sinergik Advokasi, yang pada intinya mengajak orang yang diadvokasi untuk berpikir seperti dia yang mengadvokasi Ketiga fungsi tersebut dalam prakteknya berbaur, misalnya pada saat mediasi juga akan terjadi proses fasilitasi ketika beberapa pihak bertemu dan advokasi ketika ada hal-hal yang masih perlu disepahamkan. Kode Etik Fasilitator PNPM Mandiri Perktoaan Sebagaimana telah dijelaskan di muka, bahwa Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan berperan strategis sebagai agen perubahan ataupun agen pembangunan dan tidak hanya melaksanakan administrasi proyek. Fasilitator bukan sebagai sinterklas atau pembuat proposal atau bahkan tukang kredit. Untuk itu, 17

21 Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan dituntut untuk menjunjung tinggi kode etik sebagai berikut : a) Senantiasa melihat masyarakat sebagai tambang yang penuh sifat-sifat luhur/mulia manusia dan tugas utama seorang fasilitator adalah menggali tambang-tambang tersebut sehingga sifat-sifat luhur tersebut muncul, tumbuh dan berkembang. b) Menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai kemasyarakatan dalam melaksanakan PNPM Mandiri Perkotaan. c) Berpijak dan berorientasi pada kepentingan dan tujuan proyek PNPM Mandiri Perkotaan secara keseluruhan, serta tidak didasarkan pada kepentingan dan tujuan pribadi, kelompok atau golongan. d) Senantiasa berpihak pada kelompok marjinal ( warga yang tertindas) e) Taat asas dan konsisten pada upaya-upaya pemberdayaan masyarakat miskin agar mampu meningkatkan harkat dan martabat mereka sesuai harkat dan martabatnya sebagai manusia luhur dan warga negara. f) Senantiasa melayani masyarakat dan tidak sesekali minta dilayani masyarakat. g) Tidak diperkenankan untuk meminta imbalan atau menerima imbalan dari masyarakat. h) Berorientasi kepada kemandirian masyarakat agar mampu menangani persoalan kemiskinan dengan potensi yang dimilikinya dan tidak menciptakan ketergantungan masyarakat pada fasilitator maupun pada keberadaan atau bantuan dari pihak-pihak di luar masyarakat. i) Senantiasa berupaya merangkul berbagai pihak ke dalam iklim kemitraan, kebersamaan dan kesatuan, serta tidak menciptakan pengkotak-kotakan maupun menunjukkan sikap diskriminasi. j) Tidak berorientasi kepada TARGET saja, tetapi juga mengedepankan PROSES k) Tidak memberikan janji janji muluk kepada masyarakat. l) Senantiasa menjunjung tinggi prinsip-prinsip partisipasi, demokrasi, transparansi, akuntabilitas dan desentralisasi. m) Menjunjung tinggi nilai nilai; dapat dipercaya, jujur, ikhlas, adil, setara dan kebersamaan dalam keragaman n) Menganut dan menjunjung tinggi integritas profesi. 18

22 Tugas dan Fungsi Fasilitator Marnia Nes Fasilitator adalah orang yang memudahkan warga (peserta belajar) untuk membangun proses dialog di antara mereka untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang mereka hadapi. Dalam proses dialog melalui berbagai metode seperti diskusi dan musyawarah fasilitator harus mendorong warga yang biasa terpinggirkan untuk mengungkapkan pengalaman, permasalahan dan pikirannya, memudahkan bagi warga yang yang biasanya mendominasi pembicaraan dan pengambilan keputusan untuk memberi ruang kepada warga lainnya berbicara, terlibat dan berkontribusi dalam pengambilan keputusan. Dengan cara inilah fasilitator memberdayakan semua pihak, memberdayakan yang lemah untuk jadi kuat dan memberdayakan yang kuat untuk mampu menurunkan dominasinya, sehingga proses pembangunan manusia yang memanusiakan manusia terjadi. Fasilitator adalah orang yang mendampingi warga untuk menggali pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri, artinya dalam proses pembelajaran untuk memberdayakan warga masyarakat fungsi fasilitator adalah mempermudah proses tukar pengalaman, pengetahuan dan nilai nilai di antara warga masyarakat untuk menemukan pengetahuan dan pengalaman baru yang akan berguna bagi menuju kehidupan yang lebih baik. Tugas Fasilitator Beberapa tugas umum fasilitator adalah : Mendorong masyarakat untuk melakukan perubahan perubahan sikap, pengetahuan dan perilaku baik individu maupun kelompok. Membantu proses agar masyarakat bisa melakukan identifikasi masalah, merencanakan kegiatan, melakukan monitoring dan evaluasi dalam memecahkan masalah mereka termasuk masalah kemiskinan. Mendorong terjadinya saling menghargai, saling peduli dan kerjasama di antara warga dalam memecahkan masalah. Membantu masyarakat baik individu maupun kelompok dalam bekerjasama dengan kelompok lain dalam pelaksanaan kegiatan, misalnya memudahkan masyarakat untukmendapatkan narasumber yang dibutuhkan. Memberikan informasi informasi yang dibutuhkan masyarakat. Peran Fasilitator Dalam membantu membangun proses pembelajaran di masyarakat, beberapa peran yang bisa dijankan oleh fasilitator adalah : Sebagai moderator; peran ini dilakukan apabila di dalam proses belajar warga dan fasilitator sama sama mempunyai pengetahuan dan pengalaman mengenai objek yang sedang dibahas. Fasilitator lebiih pada mengatur proses dialog agar mereka dapat mengungkapkan pengalamannya, menganalisis dan mengembangkan gagasan gagasan berdasarkan pengalaman masyarakat. Sebagai Motivator, peran ini dijalankan apabila pengetahuan dan pengalaman tertentu hanya dipunyai oleh sebagian warga belajar. Fasilitator harus mendorong warga belajar untuk bersedia belajar dari orang lain. Dalam hal ini diperlukan sikap rendah hati dari warga yang merasa lebih berpendidikan dan mempunyai pengetahuan yang lebih dari yang lainnya. Fasilitator harus 19

23 mendorong keyakinan mereka bahwa setiap orang pasti punya pengetahuan dan pengalaman yang khas yang bisa dibagi kepada yang lainnya, sehingga pengetahuan dan pengalaman itu sangat berharga dan akan memperkaya mereka. Sebagai narasumber; apabila topik pembahasan merupakan hal baru bagi warga tidaklah tabu fasilitator memberi penjelasan, memberi tahu apa yang baik dan apa yang tidak kepada warga yang penting tidak dilakukan dengan cara menggurui. Justru dengan demikian fasilitator sudah membagikan pengetahuan dan pengalaman yang dipunyainya kepada warga masyarakat sehingga bisa memperkaya pengetahuan mereka. Sebagai mediator; Seorang fasilitator tidak harus tahu segala hal, justru yang paling penting adalah fasilitator mengetahui dan menyadari apa yang tidak dia ketahui. Apabila baik fasilitator maupun masyarakat tidak mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang cukup mengenai topik yang dibahas, maka peran fasiltiator adalah memediasi agar bisa mendatangkan narasumber yang dibutuhkan. Contohnya dalam proses kajian kesehatan dalam pemetaan swadaya, bisa mendatangkan narasumber dari dinas kesehatan, dokter atau paramedis. Keterampilan Fasilitator Dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai agen perubahan fasilitator harus memiliki pengetahuan dan ketermpilan. Keterampilan yang harus dimilik oleh fasilitator : Dapat Berkomunikasi dengan Efektif Keterampilan yang sangat penting harus dimiliki oleh fasilitator adalah menjadi komunikator yang baik. Tugas seorang fasilitator selain menyampaikan informasi juga mengupayakan terjadinya proses pertukaran pendapat antar peserta diskusi. Menjadi komunikator yang baik berarti : Bahasa yang digunakan sebaiknya bahasa masyarakat setempat, sehigga masyarakat tidak asing berbicara cukup keras dan jelas agar setiap orang bisa mendengar dan memahami. Menyampaikan pikiran dengan jelas, bisa menjelaskan dan mengklarifikasi dimana dibutuhkan. Menyederhanakan konsep yang sulit ke dalam bahasa bahasa yang mudah dimengerti, memberikan contoh contoh yang kongkrit dari situasi dan keadaan sehari hari yang dialami peserta, artinya informasi yang disampaikan harus sesuai dengan kebutuhan dan masalah masyarakat. Mendengarkan dengan sepenuh perhatian terhadap setiap pendapat, keinginan dan pengalaman kelompok sasaran baik dalam berkomunikasi kelompok maupun komunikasi perorangan. Memilih metode yang cocok dalam menyampaikan informasi, misalnya penjelasan, bermain peran, demonstrasi, kunjungan rumah, kunjungan lapangan dan sebagainya. Mempermudah media dan alat bantu dengan cara yang tepat guna, memperlihatkan secara jelas hal hal pokok sehingga peserta dapat melihat langsung, meskipun hanya berupa tulisan di papan/kertas karena daya ingat seseorang akan meningkat jika selain mendengar dapat melihat secara langsung 20

24 Dapat Menggunakan Pendekatan Partisipatif dengan Pendidikan Orang Dewasa Dalam mendorong terjadinya dialog di antara peserta, penting bagi failitator untuk dapat menerapkan prinsip prinsip pendekatan partisipatif dan POD. Agar dialog dapat terjadi, maka fasilitator harus mampu : Mendorong kelompok sasaran mau mengemukakan pendapat, keinginan dan pengetahuan dan masalah yang dimilikinya untuk dibagi dengan orang lain dan masalah dapat dipecahkan bersama. Meyakinkan kelompok sasaran bahwa sumbangan mereka baik berupa pemikiran maupun meteriil sangat berarti bagi kegiatan yang dilakukan. Mengetahui bagaimana membentuk individu individu menjadi kelompok yang efektif sehingga mereka dapat belajar dan bekerjasama Dapat Membina Suasana yang Hangat dan Akrab Suasana belajar sangat penting untuk terciptanya proses belajar yang baik, dengan suasana yang nyaman dan santai setiap orang akan dengan mudah untuk mengemukakan pendapatnya, tidak ada rasa takut dan bersedia terlibat lebih lama. Fasilitator harus mampu : Mendorong terjadinya kerjasama yang baik di antara anggota masyarakat Mampu memahami reaksi, pendapat dan keinginan kelompok sasaran Mampu membangun proses dinamika kelompok dalam masyarakat Menangani warga yang sulit (misalnya mau menang sendiri, susah diajak kerjasama) tanpa menyinggung perasaan. Mengetahui bagaimana menjadi penengah dan memberi jalan tengah jika ada pendapat yang berlawanan dan mencobakan mencari titik temu atas perbedaan pendapat dalam kelompok Memiliki Pengetahuan yang Luas Fasilitator harus terus menerus belajar sehingga memiliki pengetahuan yang luas terutama dalam mengembangkan program. Dapat Mengembangkan Strategi Fasilitator harus tahu bagaimana caranya memulai kegiatan, kemana arahnya dan bagaimana cara mengembangkan peran serta masyarakat agar tujuan yang telah disepakati dapat dicapai dengan baik. Mampu Memecahkan Masalah Fasilitator harus mampu melihat serta mengidentifikasi segala kebutuhan dan permasalahan masyarakat serta faktor faktor penyebab timbulnya masalah. Sifat Fasilitator yang Baik Kesetaraan Menganggap peserta setara, artinya menghormati keadaan dan pendapat mereka. kerendahan hati tidak bersikap sombong, misalnya sengaja memberi tahu kepada 21

25 masyarakat betapa tiingginya tingkat pendidikan yang dimiliki, betapa banyak pengalaman dan sebagainya. Mampu dan Jujur Seorang fasilitator harus layak untuk dipercaya, selain harus belajar agar cukup menguasai materi bahasan, fasilitator harus memberi kesan bahwa dia cukup jujur, artinya tidak membesar-besarkan masalah atau membual mengenai sesuatu yang tidak pernah dilakukannya. Percaya diri Rasa percaya diri dari fasilitator dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat sehingga mereka akan lebih mudah tertarik terhadap informasi yang diberikan. Karena minat dan upayanya dalam mempelajari materi bahasan sebelum melakukan fasilitasi dan pengakraban dengan masyarakat biasanya menumbuhkan kepercayaan diri. Terbuka Bagaimanapun suatu persiapan dilakukan, acapkali fasilitator tidak mampu mengembangkan jawaban terhadap suatu pertanyaan. Dalam keadaan ini fasilitator harus mau mengakui ketidaktahuannya dan mengupayakan pencarian jawaban dari orang lain atau masyarakat. Dalam hal ini fasilitator harus mau belajar dari masyarakat. Bila tidak berhasil disarankan untuk bersama sama mencari tahu kepada pihak pihak yang tidak lebih tepat. Sabar Proses komunikasi memang memakan waktu, perenungan, tanggapan dan pengakraban suasana. Keadaan menunggu itu harus disadari sebagai bagian dari proses. Fasilitator harus sabar dalam mengiktui proses yang terjadi, karena perubahan yang diinginkan tidak akan terjadi dengan begitu saja tetapi memerlukan waktu yang panjang. Luwes dan tanggap Meskipun perencanaan sudah dianggap baik, fasilitator harus bisa melihat perubahanperubahan yang terjadi selama proses berlangsung yang barangkali memerlukan strategi strategi dan kegiatan baru sesuai dengan situasi. Untuk itu fasilitator tidak boleh kaku dengan perencanaan yang telah dibuat. Bisa menyesuaikan diri Perbedaan pendapat sehari hari, budaya setempat dan sejumlah perbedaan cara hidup harus dihadapi fasilitator dengan wajar dan berupaya melakukan penyesuaian dengan cepat, karena dalam keadaan ini masyarakatlah yang menjadi pemilik kegiatan dan pelaku utamanya. Empati Fasilitator harus mempunyai rasa empati terhadap masyarakat. Empati adalah melihat dan merasakan sesuatu seperti dirasakan oleh masyarakat kelompok sasaran. Ramah Fasilitator tidak boleh membeda bedakan perhatiannya terhadap setiap warga masyarakat. Semua warga diperlakukan sama tidak ada yang istimewa dari yang lainnya. Menghargai Fasilitator harus bisa menghilangkan jarak sosial di antara dia dengan masyarakat, sehingga bisa mengerti keadaan dan menerima kekurangan serta kelebihan yang dimiliki oelh masyarakat kelompok sasaran. 22

26 Modul 3 Topik: Etika Fasilitator Peserta memahami dan menyadari apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh fasilitator Kegiatan 1: Curah Pendapat Etika Fasilitator Kegiatan 2: Diskusi Apa yang Boleh/Tidak Boleh Dilakukan Fasilitator 2 Jpl ( 90 ) Bahan Bacaan: Etika Fasilitator Perubahan Kertas Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart LCD Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 23

27 Curah Pendapat Etika Fasilitator 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita akan memulai dengan modul Etika Fasilitator dengan kegiatan belajar 1 yaitu Curah Pendapat Mengenai Etika serta apa yang ingin melalui kegiatan belajar ini : Peserta dapat menguraikan dengan kata-kata sendiri pengertian etika dan menyadari bahwa Fasilitator harus mentaati kode etik 2) Kemudian ajak peserta untuk mengingat lagi pokok bahasan sebelumnya yaitu: Tugas & Fungsi Fasilitator dan untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut dengan baik, seorang fasilitator harus memiliki etika. Selanjutnya ajukan pertanyaan kritis sebagai berikut: Apa yang dimaksud etika? Kenapa fasilitator harus memiliki kode etik? 3) Simpulkan curah pendapat tersebut dengan : Etika adalah landasan nilai dari suatu sikap dan tata laku yang dalam hal ini adalah sikap dan tata laku untuk memfasilitasi atau bertindak sebagai fasilitator. Kode etik fasilitator adalah aturan main yang menjadi dasar moral bagi seseorang fasilitator untuk berbuat dan mempertanggung jawabkan moralnya ke masyarakat Etika Fasilitator adalah tata krama untuk sikap dan perilaku bagi fasilitator yang dilandasi nilai-nilai universal. Diskusi Apa Yang Boleh/Tidak Boleh Dilakukan Fasilitator 1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memasukki kegiatan ke 2 dari modul Etika Fasilitator, yaitu Diskusi Perilaku Yang Boleh/Yang Tidak Boleh Dilakukan Fasilitator 2) Bagi peserta menjadi beberapa kelompok yang terdiri antara 5-7 orang, kemudian mintalah peserta untuk merefleksikan etika fasilitator melalui diskusi kelompok dengan membahas studi kasus di bawah ini 24

28 Seorang Fasilitator datang ke pertemuan PNPM Mandiri Perkotaan di kelurahan/desa dengan memakai atribut partai politik, bagaimana tanggapan Anda? Apakah implikasinya? Dalam sebuah diskusi/musyawarah warga yang pesertanya relatif heterogen, untuk merangsang agar warga miskin dapat menyampaikan aspirasinya maka Fasilitator hanya memberikan kesempatan bagi warga miskin untuk menyampaikan pendapatnya, sedangkan beberapa orang warga non miskin yang hadir pada musyawarah tersebut sama sekali tidak diberi kesempatan berbicara dengan alasan bahwa sasaran PNPM Mandiri Perkotaan adalah warga miskin. Bagaimana pendapat Anda, Jelaskan! Setelah pencairan BLM pertama selesai, kemudian anggota BKM/LKM sepakat untuk memberikan tanda terima kasih kepada Fasilitator, Bagaimana sikap anda sebagai Fasilitator, menerima tanda terimakasih tersebut atau menolaknya? Jelaskan! Waktu pencairan dana BLM sudah batas akhir, sementara itu KSM belum terbentuk, untuk mengakali agar dana BLM tersebut dapat dicairkan Fasilitator bersama BKM/LKM sepakat untuk membuat proposal fiktif yang nantinya dana tersebut akan dimanfaatkan sebagaimana mestinya dengan syarat BKM/LKMharus membentuk KSM yang sesuai dengan PJM Pronangkis walaupun menyusul. Bagaimana pendapat Anda? Untuk mempermudah dalam proses musyawarah penyusunan Rencana Tahunan, fasilitator membuatkan seluruh draf Rencana tersebut sampai selesai dan kemudian dimintakan persetujuannya ke Rapat BKM/LKM, Bagaimana pendapat anda? Untuk merangsang kehadiran perempuan dalam pertemuan warga maka Fasilitator sepakat dengan Lurah/Kades akan memberikan hadiah bagi perempuan yang datang, dengan cara diundi antara perempuan yang datang saja. Bagaimana pendapat Anda? Uraikan alasan Anda. Untuk meningkatkan peran serta aktif perempuan dalam musyawarah warga maka Fasilitator sepakat kepada warga perempuan yang mengajukan pertanyaan atau komentar lebih dari lima kali akan diberi hadiah. Bagaimana pendapat Anda? Uraikan alasan Anda Jawaban ditulis di kertas plano yang telah disediakan 3) Setelah tiap kelompok selesai menyususn jawaban kelompok maka mintalah tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi masing yang kemudian dapat ditanggapi oleh kelompok lain. 4) Setelah selesai tanggapan per kelompok, mintalah tiap kelompok membandingkan hasil diskusinya dengan Etika Fasilitator yang ada dalam buku panduan. Kemudian simpulkan dan memberikan tanggapan serta penegasan atas hasil diskusi tersebut. 25

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C05 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Alur dan GBPP OJT PS 1 Kegiatan 1 Curah Pendapat Harapan dan

Lebih terperinci

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar Modul 1 Topik: Orientasi Belajar 1 Peserta Saling mengenal, saling memahami dan menghargai perbedaan 2 Peserta mampu menciptakan keakraban 3 Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 2 F12 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Memahami Pemetaan Swadaya 1 Kegiatan 1: Diskusi

Lebih terperinci

Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)

Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) BUKU 5 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM BUKU 5a SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-P2KP Panduan Fasilitasi Pengembangan

Lebih terperinci

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator Peserta menyadari perlunya perubahan peran fasilitator Peserta memahami transformasi peran dari fasilitator umum ke fasilitator wirausaha ke konsultan pembangunan

Lebih terperinci

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI PERKOTAAN 3 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP Membangun BKM Membangun BKM Membangun BKM

Lebih terperinci

Review Pelaksanaan Siklus

Review Pelaksanaan Siklus DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan dan BKM C48 Review Pelaksanaan Siklus Identifikasi Masalah 2 Pemetaan Swadaya 3 Membangun BKM KSM Tahap Perencanaan

Lebih terperinci

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN Non Pro Poor Policies Pro-Poor Policies Pro-Poor Program & Budgeting Good Local Governance PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Merubah cara pandang terhadap pendekatan pembangunan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1

KERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1 KERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1 I.Latar Belakang Salah satu tahapan pelaksanaan P2KP adalah Pembangunan BKM, yang dipandang menjadi bagian yang merupakan tahapan yang

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan BUKU 4e SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) BUKU 2 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Belajar melakukan perbaikan sikap dan perilaku Belajar merubah cara pandang terhadap persoalan kemiskinan dan pemecahan

Lebih terperinci

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan Peserta memahami prasyarat dan ciri program Sosial berkelanjutan 1. Brainstorming Prasyarat dan Ciri Program Sosial Berkelanjutan 2. Diskusi Kelompok Lembar

Lebih terperinci

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan 1. Pengantar Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan Proses pemberdayaan masyarakat dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan untuk menumbuhkembangkan kesadaran kritis masyarakat terhadap nilai-nilai

Lebih terperinci

Modul 10. POD dan Metode Pelatihan Partisipatif

Modul 10. POD dan Metode Pelatihan Partisipatif Modul 10 POD dan Metode Pelatihan Partisipatif Peserta memahami dan menyadari: 1. Semua warga belajar adalah narasumber 2. Pendiidkan orang dewasa sebagai metode pendekatan fasilitasi 3. Metode-metode

Lebih terperinci

Modul 3 Persoalan Kritis Dalam Membangun KSM Untuk Penghidupan

Modul 3 Persoalan Kritis Dalam Membangun KSM Untuk Penghidupan Modul 3 Persoalan Kritis Dalam Membangun KSM Untuk Penghidupan Peserta memahami dan menyadari berbagai tantangan dalam membangun KSM untuk mengembangkan penghidupan Kegiatan 1 : Curah pendapat mengenai

Lebih terperinci

Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK)

Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK) BUKU 3 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Diskusi

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan BUKU 4f SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM

Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM BUKU 7 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM Perkotaan DEPARTEMEN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C06. Relawan. Pembangunan BKM. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C06. Relawan. Pembangunan BKM. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C06 Pembangunan BKM PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Alur dan GBPP OJT Membangun BKM/LKM 1 Kegiatan 1 Curah Pendapat

Lebih terperinci

SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN. Saiapa Dia? RELAWAN

SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN. Saiapa Dia? RELAWAN SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN Saiapa Dia? RELAWAN 1 Arah Kebijakan Program PENDEKATAN PROJEK PENDEKATAN PROGRAM Realisasi BLM 3 Membangun BKM KSM PJM Nangkis BKM 2 Pemetaan Swadaya 4 BLM PJM Pronangkis

Lebih terperinci

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar. Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana pelatihan akan dilakukan 2. Membangun kesepatakan untuk melakukan pembelajaran bersama Kegiatan

Lebih terperinci

4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU)

4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU) PNPM Mandiri Perkotaan merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari PNPM Mandiri Nasional oleh sebab itu pengelolaan program ini juga merupakan bagian dari pengelolaan program nasional PNPM Mandiri

Lebih terperinci

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar. Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana pelatihan akan dilakukan 2. Membangun kesepatakan untuk melakukan pembelajaran bersama Kegiatan

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) PELATIHAN DASAR BAGI KONSULTAN REPLIKASI PROGRAM REPLIKASI P2KP KHUSUS BALI Di Kab. Jembrana & Kab.

Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) PELATIHAN DASAR BAGI KONSULTAN REPLIKASI PROGRAM REPLIKASI P2KP KHUSUS BALI Di Kab. Jembrana & Kab. Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) PELATIHAN DASAR BAGI KONSULTAN REPLIKASI PROGRAM REPLIKASI P2KP KHUSUS BALI Di Kab. Jembrana & Kab. Karangasem I. LATAR BELAKANG Usaha mendorong kemandirian dan kemitraan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP

KERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP KERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP I. LATAR BELAKANG Usaha mendorong kemandirian dan kemitraan masyarakat bersama Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan BUKU 4d SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 1. TinjauanPustaka PNPM Mandiri PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis BUKU 6 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM

Lebih terperinci

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI P E R K O TA A N KUMPULAN PANDUAN PEMANDU PELATIHAN PENGUATAN BKM/UP/RELAWAN/LURAH PP.03 LOKASI SIKLUS TAHUN KE 4 Modul

Lebih terperinci

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).

Lebih terperinci

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA Pemetaan Swadaya adalah suatu pendekatan parisipatif yang dilakukan masyarakat untuk menilai serta merumuskan sendiri berbagai persoalan yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 116 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 6.1. Kesimpulan Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan yang kompleks dibutuhkan intervensi dari semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Selain peran

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 1 I. MENGAPA POB DIPERLUKAN? a. Untuk Meningkatkan kemampuan personil konsultan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C14. Tugas dan Fungsi UP. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C14. Tugas dan Fungsi UP. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS UP C14 Tugas dan Fungsi UP PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Perangkat Organisasi BKM/LKM 1 Kegiatan 1: Diskusi Perangkat Organisasi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F14. Pelatihan Dasar 2. Pengembangan KSM. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F14. Pelatihan Dasar 2. Pengembangan KSM. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 2 F14 Pengembangan KSM PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Kaji Ulang Pemetaan Swadaya 1 Kegiatan 1: Identifikasi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F13. Pelatihan Dasar 2. Membangun BKM/LKM. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F13. Pelatihan Dasar 2. Membangun BKM/LKM. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 2 F13 Membangun BKM/LKM PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Konsep BKM/LKM 1 Kegiatan 1: Curah Pendapat Konsep

Lebih terperinci

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi

Lebih terperinci

Konsep PNM Mandiri Perkotaan

Konsep PNM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL DASAR Konsultan dan Pemda 03 Konsep PNM Mandiri Perkotaan PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 PNPM Mandiri Perkotaan dan Kemiskinan 1 Kegiatan

Lebih terperinci

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah. BAB V KESIMPULAN, ILPIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil perhitungan pada Bab IV penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Kepemimpinan kepala sekolah harus didukung oleh nilai-nilai

Lebih terperinci

Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP

Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP I. PENDAHULUAN Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) adalah suatu lembaga milik

Lebih terperinci

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 38 BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 5.1 Konsep PNPM Mandiri Perkotaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan merupakan proses pembelajaran

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F24. Pelatihan Madya 1. Review Partisipatif. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F24. Pelatihan Madya 1. Review Partisipatif. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Madya 1 F24 Review Partisipatif PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Gambaran Umum Review Partisipatif BKM/LKM 1

Lebih terperinci

Modul 6 Membangun Nilai Dan Aturan Dasar Kelompok

Modul 6 Membangun Nilai Dan Aturan Dasar Kelompok Modul 6 Membangun Nilai Dan Aturan Dasar Kelompok Peserta memahami perlunya nilai dan aturan dasar dalam membangun kelompok Peserta meyakini bahwa nilai nilai luhur kemanusiaan dan lima aturan dasar Kelompok

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Visi dan Misi Program PNPM Mandiri... 42

DAFTAR ISI DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Visi dan Misi Program PNPM Mandiri... 42 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 PERUMUSAN MASALAH... 7 1.3 TUJUAN PENELITIAN... 7 1.4 MANFAAT PENELITIAN... 7 1.5 KERANGKA PEMIKIRAN... 8 1.5.1 Komunikasi Pembangunan... 8 1.5.2

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi BUKU 4c SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Fungsi BKM pada program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran perlu ditingkatkan, sehingga dalam pemberdayaan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010 PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010 1 P a g e Periode tahun 2011 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI

Lebih terperinci

Panduan Fasilitator Pemetaan Swadaya (PS)

Panduan Fasilitator Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitator Pemetaan Swadaya (PS) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitator

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

Tahapan Pemetaan Swadaya

Tahapan Pemetaan Swadaya Langkah Satu : Persiapan Agar proses Pemetaan Swadaya memperoleh hasil yang optimal, dan memperkecil resiko kegagalan, serta mempermudah pelaksanaan di lapangan, maka perlu persiapan yang baik. Di bawah

Lebih terperinci

PEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA DAN KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA

PEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA DAN KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA PEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA DAN KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA Diterbitkan oleh Yayasan LBH Indonesia Jakarta, 1986 KETETAPAN No. : TAP 01/V/1985/YLBHI T e n

Lebih terperinci

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 KEGIATAN & SUB-KEGIATAN MILESTONE 1.1. PENDAMPINGAN TINGKAT PEMDA KOTA/ KAB 1.1.1. SERANGKAIAN LOBBY-LOBBY, SILATURAHMI SOSIAL DAN SOSIALISASI AWAL TINGKAT

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009-2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 1. KEGIATAN REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review) Partisipatif merupakan

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP 1. PENDAHULUAN BKM adalah lembaga masyarakat warga (Civil Society Organization), yang pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai wadah masyarakat untuk

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) Desember 2010 1 P a g e I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK PEMANFAATAN BLM (BANTUAN

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4b SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Ranking Kemiskinan dan Transek Lingkungan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus

Lebih terperinci

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM Draft PETUNJUK PELAKSANAAN Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM I. Pendahuluan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan salah satu upaya penanganan masalah kemiskinan di

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Rembuk Kesiapan Masyarakat

Rembuk Kesiapan Masyarakat DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 1 F08 Rembuk Kesiapan Masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Mengelola Musyawarah dan RKM 1 Kegiatan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM merupakan dukungan dana stimulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Badan Keswadayaan Masyarakat ( BKM) dan fungsi BKM Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) merupakan suatu institusi/ lembaga masyarakat yang berbentuk paguyuban, dengan

Lebih terperinci

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 Gambaran Umum Secara umum proses kegiatan di lokasi baru mengalami keterlambatan rata-rata 1,5 bulan dari master schedule, sementara

Lebih terperinci

KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN

KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN Menjawab Pertanyaan Kajian (Analisa Kajian Data Sekunder) PT. PRISMAITA CIPTA KREASI Metode

Lebih terperinci

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK 00 LATAR BELAKANG Social Mapping, Pemetaan Sosial atau Pemetaan Masyarakat yang dilakukan oleh anak dimaksudkan sebagai upaya anak menyusun atau memproduksi

Lebih terperinci

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA MUKADIMAH Konsil LSM Indonesia menyadari bahwa peran untuk memperjuangkan partisipasi masyarakat dalam segala proses perubahan membutuhkan pendekatan dan pentahapan yang

Lebih terperinci

Mengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya

Mengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-Perkotaan 2 Pemetaan Swadaya PERKOTAAN Mengenali Kampung

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4a SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Pemetaan Wilayah, Sebaran Warga Miskin, Sarana dan Prasarana Lingkungan Perumahan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat

Lebih terperinci

KODE ETIK PENERBIT ANGGOTA IKAPI

KODE ETIK PENERBIT ANGGOTA IKAPI KODE ETIK PENERBIT ANGGOTA IKAPI MUKADIMAH 1. Bahwa untuk meningkatkan profesionalisme industri perbukuan di Indonesia sesuai Undang-Undang yang berlaku dan peraturanperaturan lainnya yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

TEMA BAGAIMANA TATA CARA PEMBANGUNAN KSM

TEMA BAGAIMANA TATA CARA PEMBANGUNAN KSM Materi Tujuan TEMA BAGAIMANA TATA CARA PEMBANGUNAN KSM Membangun nilai dan lima aturan dasar Peserta memahami perlunya nilai dan aturan dasar dalam membangun kelompok Peserta meyakini bahwa nilai nilai

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN International Labour Organization UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK PEDOMAN UNTUK PENDIDIK Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Bekerja sama dengan Proyek

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PENGANTAR Acuan pelaksanaan Komunitas Belajar Perkotaan (KBP) bagi aparat pemerintah kabupaten/kota ini dimaksudkan untuk dapat

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, 28-30 Agustus 2013 Pada Tahun 2013, Pemerintah telah menetapkan berbagai

Lebih terperinci

Modul Pelatihan MODUL MP-1 I. DESKRIPSI SINGKAT

Modul Pelatihan MODUL MP-1 I. DESKRIPSI SINGKAT Modul Pelatihan MODUL MP-1 BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC) I. DESKRIPSI SINGKAT Dalam suatu pelatihan terutama pelatihan dalam kelas, bertemu sekelompok orang yang belum saling mengenal sebelumnya,

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Oktober 2010 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE

BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE 50 BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE 6.1 Karakteristik Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pada umumnya telah banyak kelompok tumbuh di masyarakat,

Lebih terperinci

PERTEMUAN DI RUMAH BU KETUT

PERTEMUAN DI RUMAH BU KETUT PROGRAM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM D I R E K TO R AT J E N D E R A L C I P TA K A RYA NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI P E R K O T A A N 1 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan Refleksi

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) Oktober 2010 1 P a g e I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK PEMANFAATAN BLM (BANTUAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) Februari 2011 1 P a g e I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK PEMANFAATAN BLM (BANTUAN

Lebih terperinci

KODE ETIK ANGGOTA KOMISI PARIPURNA DAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

KODE ETIK ANGGOTA KOMISI PARIPURNA DAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN KODE ETIK ANGGOTA KOMISI PARIPURNA DAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam dokumen ini yang dimaksud dengan: 1. Kode Etik Anggota

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

Pemilu BKM. Buletin Warta Desa

Pemilu BKM. Buletin Warta Desa Pemilu BKM 3 Minta salah seorang warga menjelaskan tentang hasil FGD Kelembagaan dan FGD Kepemimpinan yang telah dilakukan pada siklus PS, terutama berkaitan dengan: (1) kriteria-kriteria lembaga komunitas

Lebih terperinci

KOMISI B. KEANGGOTAAN: 6 Laki-laki ; 12 Perempuan = 18orang. ( Tgl 24 September 2013 ) Kode Etik Konsil LSM Indonesia

KOMISI B. KEANGGOTAAN: 6 Laki-laki ; 12 Perempuan = 18orang. ( Tgl 24 September 2013 ) Kode Etik Konsil LSM Indonesia KOMISI B KEANGGOTAAN: 6 Laki-laki ; 12 Perempuan = 18orang ( Tgl 24 September 2013 ) Kode Etik Konsil LSM Indonesia Mukadimah Konsil LSM Indonesia menyadari bahwa peran untuk memperjuangkan partisipasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto... DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto... Halaman Persembahan... Halaman Kata Pengantar... Daftar Isi...

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL

MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL PP MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL Topik Tujuan Kegiatan belajar Waktu Acuan Penguatan Pendampingan KSM dalam Kegiatan Sosial 1. Peserta memahami tentang pentingnya penguatan modal sosial di dalam KSM 2. PANCASUTRA,tanggung

Lebih terperinci

KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT

KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut para ahli, kemiskinan masih menjadi permasalahan penting yang harus segera dituntaskan, karena kemiskinan merupakan persoalan multidimensional yang tidak saja

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENGUATAN SUBSTANSI P2KP DAN REPLIKASI PROGRAM P2KP

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENGUATAN SUBSTANSI P2KP DAN REPLIKASI PROGRAM P2KP KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENGUATAN SUBSTANSI P2KP DAN REPLIKASI PROGRAM P2KP I. LATAR BELAKANG Salah satu prioritas pembangunan saat ini adalah penanggulangan kemiskinan dengan target pada tahun 2009,

Lebih terperinci

2013, No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2013, No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 2013, No.1554 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III BAB

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT. Bahan Serahan. Modul Coaching PPM untuk Fasilitator 18

PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT. Bahan Serahan. Modul Coaching PPM untuk Fasilitator 18 Bahan Serahan Modul Coaching PPM untuk Fasilitator 18 Apa itu PPM? PPM adalah singkatan dari Pengelolaan Pengaduan Masyarakat, adalah suatu kegiatan menampung dan menindaklanjuti aduan dari masyarakat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Manjilala

PENDAHULUAN. Manjilala PENDAHULUAN Manjilala www.gizimu.wordpress.com PENDAHULUAN Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan

Lebih terperinci

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 57 BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 6.1 Persepsi Relawan terhadap PNPM-MP Persepsi responden dalam penelitian ini akan dilihat dari tiga aspek yaitu persepsi terhadap pelaksanaan

Lebih terperinci