S A N T I E. P U R N A M A S A R I U M B Y
|
|
- Suparman Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERKEMBANGAN SOSIAL : KELUARGA S A N T I E. P U R N A M A S A R I U M B Y
2 PENGANTAR Keluarga adalah tempat dan sumber perkembangan sosial awal pada anak Apabila interaksi yang terjadi bersifat intens maka akan membentuk ikatan yang kuat antara anak dengan keluarganya (dalam hal ini adalah dengan orangtua) Hubungan sosial yang pertama kali diterima anak adalah dari orangtua, melalui penanaman keyakinan, nilai dan sikap pada anaknya
3 Cont.. Cara penanaman ketiga hal tersebut dipengaruhi oleh kepribadian, latar belakang keluarga, sikap dan nilai yang dimiliki oleh keluarga, pendidikan, agama, status soial ekonomi dan gender Peran orangtua : adalah memastikan bahwa apa yang ditanamkan telah terinternalisi pada anak Proses sosialisasi yang dilakukan adalah : cara orangtua untuk mempengaruhi dan mengarahkan anak dan bagaimana anak mempengaruhi dan mengarahkan orangtua
4 The Family System Pada dasarnya, proses pembentukkan perilaku antara orangtua dan anak bersifat mutual Orangtua akana mengarahkan, membentuk dan mempengaruhi anak, begitu juga sebaliknya Sifat keluarga : tidak isolatif, tidak statis dan setiap anggota keluarga saling berhubungan, dimana pola hubungan tersebut dapat berubah. Pola-pola tersebut akan mencerminkan bagaimana hubungan antara anggota keluarga
5 Pola keluarga menurut perspektif Sistem Ekologi Tokohnya : Bronfenbrenner Menurut teori ini : hubungan antara anak dengan orang lain yang ada di sekitarnya (tempat anak tinggal), termasuk hubungan antara orang-orang yang ada di sekitar anak; hubungan antara anak dengan lingkungan yang lebih luas serta bagaimana seting budaya yang ada Teori ini yang menyatakan bahwa orangtua dan anak saling mempengaruh begitu juga dengan setiap anggota keluarga
6 Cont Orangtua yang memiliki hubungan yang baik dengan tiap anggota keluarga yang ada, akan cenderung untuk bersikap kooperatif dan bertanggung jawab, khususnya pada anak-anak mereka Sebaliknya jika orangtua memiliki pernikahan yang tidak bahagia, cenderung akan merasa terganggu dengan kehadiran anak-anak dan pada akhirnya akan menunjukkan perilaku anti sosial akhirnya hubungan antara anak dan orangtua akan semakin parah
7 Cont.. Keluarga akan cenderung mencari keseimbangan (mencapai keseimbangan), untuk itu, tiap anggota keluarga harus saling beradaptasi Yang dimaksud dengan keseimbangan adalah yang mengacu pada sejarah, tradisi da identitas. Agar adaptasi dapat berjalan dengan lancar maka perlu adanya kesamaan persepsi akan sejarah, tradisi dan identitas tersebut hal ini akan membuat hubungan antara anak dan orang tua menjadi lebih baik
8 Cont Proses adaptasi akan gagal jika ada anggota keluarga yang tidak ingin berubah Apabila terdapat anggota keluarga yang tidak ingin berubah maka akan membuat orangtua atau anggota keluarga lainnya menjadi lebih sulit untuk mengenali masalah yang ada kemudian anggota keluarga akan saling menyalahkan atau menyalahkan anak
9 Cont Hubungan yang ada adalah antara anggota keluarga, orangtua dengan anak, dan antara pasangan Agar hubungan yang dijalin berhasil baik maka diperlukan dukungan fisik, dan emosi sehingga dapat menimbulkan rasa nyaman Rasa nyaman tersebut akan membuat anak tumbuh menjadi anak yang memiliki afeksi, sensitif dan mampu mengurus adiknya atau orang lain Sebaliknya,orangtua /keluarga yang penuh konflik akan membuat anak tumbuh menjadi anak yang agresif atau depresif
10 Ikatan keluarga yang sehat Sifatnya adalah permiabel yaitu memberikan kesempatan pada anggota keluarga lainnya untuk berinteraksi dengan orang lain, baik di dalam keluarga maupun di luar keluarga Jika ikatan dalam keluarga terlalu kuat dan kaku maka akan muncul masalah saat anak harus melepaskan diri dari keluarga (misalnya saat anak remaja, masuk kuliah atau menikah) Tetapi jika keluarga memiliki ikatan yang terlalu longgar maka anak akan mudah untuk dipengaruhi orang lain dari luar keluarga (misalnya : campur tangan dari ipar atau teman sebaya)
11 Cont Saat orangtua saling mencintai maka juga akan mencintai anak-anaknya dan akan memberikan dukungan pada anak, mereka akan lebih terlibat dalam aktivitas anak Pasangan yang berbagi peran pengasuhan anak dan rumah tangga akan memiliki lebih banyak waktu untuk bermain, melakukan interaksi dengan anak dan meningkatkan kesempatan untuk menyaksikan pertumbuhan dan perkembangan anak anak secara akademik, sosial dan olahraga akan lebih sukses
12 Cont.. Pasangan yang konflik akan memiliki anak yang cenderung agresif dan nakal. Sedangkan ayah yang marah dan tidak mau menyelesaikan masalah atau konflik dengan anggota keluarga lainnya atau dengan anak maka akan membuat anak menjadi lebih depresif
13 Efek dari konflik perkawinan Tidak Langsung : poor parenting style cold, tidak responsif, marah, tidak memiliki batasan yang dibangun sehingga anak juga akan menunjukkan kemarahannya dan tidak patuh pada orangtua Langsung : anak akan melihat langsung pertengkaran orangtua begitu juga perkelahiannya. Akibatnya akan muncul perasaan tertekan pada anak, dan self blame (khususnya jika anak dianggap sebagai penyebab)
14 Cont. Awal mula terbentuknya sosialisasi adalah melalui kelekatan yang dapat merangsang anak untuk melakukan mobilitas dan mengembangkan kemampuan berbahasa Dampak dari sikap orangtua yang negatif terhadap perkembangan anak akan lebih terlihat pada anak laki-laki karena mereka melihat secara langsung dan mengalami kekerasan fisik, selain itu, orangtua akan cenderung protektif dengan anak perempuan
15 Pola interaksi sosial pada orangtua yang bekerja Tidak dapat dipungkiri jika sudah ada pergeseran peran orangtua di rumah antara ayah dan ibu, namun masih banyak yang mengakui peran tradisional yang dulu berlaku., yaitu ibu menguruh rumah dan anak sedangkan ayah bekerja. Tidak menutup kemungkinan ibu juga bekerja dan jika telah memiliki anak, ibu akan berhenti bekerja
16 Cont. Akibat yang ditimbulkan jika ibu berhenti bekerja adalah : menjadi tidak puas terhadap perkawinannya Perasaan menjadi tidak puas terhadap perkawinan akan dirasakan pula oleh ayah, namun secara perlahan. Ia menjadi tidak puas karena ia tidak lagi menjadi fokus perhatian istrinya Anak dapat mempengaruhi hubungan antara orangtua (contoh : anak dengan temperamen sulit akan membuat ketegangan antara orangtua meningkat dan memicu konflik). Tetapi kehadiran anak jarang yang dapat menghancurkan perkawinan
17 Sistem interaksi anak-orangtua Banyak orangtua mengharapkan anaknya kelak menjadi seperti yang mereka inginkan Orangtua menerapkan berbagai macam metode dan motivasi untuk membuat anak menjadi sesuai dengan harapan mereka Metode yang digunakan adalah yang sesuai dengan temperamen anak dan sesuai dengan kebutuhan anak; sesuai dengan tuntutan lingkungan serta berdasarkan perbedaan individu
18 Cont Bentuk interaksi tersebut didasarkan pada kelekatan yang dibentuk orangtua sejak anak lahir Orangtua akan merawat anak, memberikan pujian dan terkadang juga muncul kata-kata yang justru akan memanjakan anak (stop, jangan, tidak boleh) Orangtua juga mengajarkan mengenai aturan sosial dan peran sosial Metode yang digunakan adalah : berdasarkan konsep belajar (kondisioning operan, kondisioning klasik dan belajar sosial)
19 Perilaku orangtua dalam bersosialisasi Dimensi perilaku orangtua dalam melakukan sosialisasi adalah : a. Emosi : jika orangtua hangat, paham akan kebutuhan anak, responsif jika hilang maka anak akan merasa stress Sebaliknya, orangtua dapat melakukan sosialisasi dengan tidak hangat, tidak responsif dan hanya fokus pada kepentingan orangtua saja a. Kontrol yang terbagi dua : penuntut (ada batasan perilaku) atau permisif (tidak peduli dengan perilaku anak)
20 Emosi Anak dari orangtua yang bersikap hangat : 1. Anak akan merasa nyaman dengan dirinya sendiri 2. Tidak cemas 3. Merasa aman 4. Lebih mudah melakukan internalisasi nilai dan standar dari orangtua
21 Kontrol Tujuan dari sosialisasi adalah anak dapat mengatur perilaku dan dapat mencari respon alternatif jika dibutuhkan Orangtua yang banyak memberikan ancaman atau hukuman akan dapat mempermalukan anak anak akan melihat dirinya tidak bahagia dan tidak dapat dibantu lagi, bahkan anak akan melampiaskannya keluar
22 Cont.. Semakin bertambah usia, naka akan mampu untuk melakukan sesuatu secra sendiri (karena perkembangan sosial dan kognitif) pola interaksi harus disertai dengan reasoning. pantauan orangtua dan kendali orangtua akan semakin kecil (terutama saat anak masuk usia remaja)
23 Parenting styles Pola asuh orangtua akan memberikan dampak emosi, sosial dan kognitif pada anak Authoritative parenting : orangtua yang hangat, responsif dan melibatkan diri dalam kehidupan anak namun tidak mencampuri kehidupan dan kebebasan anak, memiliki batasan yang jelas antara memberikan kebebasan dengan aturan yang berlaku (hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan anak) dan memperlakukan anak secara matang
24 Efek Authoritative parenting terhadap perkembangan anak Anak mampu mengembangkan self esteem, kemampuan adaptasi yang baik, merasa mampu untuk melakukan sesuatu, kontrol dirinya bersifat internal, populer di kalangan peers, perilaku antisosialnya rendah. Dengan disiplin yang tepat yang diberikan orangtua akan membuat anak mendapatkan kesempatan untuk mengeksplor lingkungan mereka dan membangun kemampuan melakukan interaksi sosial dengan orang lain tanpa disertai rasa cemas, takut dan sikap bermusuhan,; mampu menerapkan batasan yang jelas; mampu bersikap asertif untuk menerapkan disiplin, serta akan sulit beradaptasi dengan penerapan disiplin yang sifatnya permisif
25 Authoritarian parenting Adalah orangtua yang keras, tidak responsif, kaku dan cenderung menggunakan kekuasaannya untuk mengendalikan anak. Dalam keluarga biasanya anak akan dikendalikan dengan kuat oleh orangtua dan ana sedikit sekali mendapatkan kepuasan/pujian atas apa yang telah ia lakukan Akibatnya anak merasa terjebak dengan perasaannya sendiri, di satu sisi ia marah namun di sisi lain ia takut untuk bersikap asertif atau menentang saat berada dalam lingkungan yang penuh dengan permusuhan/negatif
26 Permissive parenting Adalah orangtua yang cenderung ceroboh, penerapan disiplin yang tidak konsisten, dan membiarkan anak untuk mengekspresikan dorongan mereka secara bebas. Biasanya pola ini akan berkorelasi dengan perilaku impulsifagresif pada anak Efek terhadap perkembangan anak : perkembangan perilaku yang tidak terkendali dengan baik, munculnya ketidak patuhan, dan perilaku agresif
27 Cont Menurut Baumrind, kesamaan dari pola autoritatif dan permisif adalah orangtua memandang bahwa anak dikuasai oleh impuls diri yang sifatnya primitif dengan sedikitnya kemampuan untuk mengendalikan implus tersebut. Atas dasar hal tersebut maka orangtua yang permisif beranggapan bahwa anak harus diberi kebebasan untuk mengekspresikannya (hal itu yang membuat anak tumbuh dengan sehat); sedangkan orangtua yang autoritatif memandang bahwa impuls tersebut harus ditekan atau dihilangkan
28 Uninvolved parenting Adalah orangtua yang tidak tertarik dan menolak anaknya, lebih memperhatikan kebutuhan dirinya sendiri daripada kebutuhan anak, memberikan kebebasan pada anak untuk melakukan apa saja untuk meminimalkan kehilangan waktu dan usaha orangtua karena harus berinteraksi dengan anaknya, Saat anak menjadi lebih besar, orangtua cenderung tidak memantau aktivitas anak, tidak ada keinginan untuk tahu dimana anak dan sedang bersama siapa
29 Cont Pola ini muncul pada ibu yang mengalami depresi atau stres. Dpt pula terjadi pada ibu yang memiliki rumah tangga yang penuh konflik atau perceraian Ibu yang cemas, depresi atau stres cenderung akan lebih fokus pada keadaan dirinya dan mencoba mencari kepuasan agar dirinya menjadi lebih nyaman sehingga ia akan cenderung menolak anaknya
30 Parental involvement Keterlibatan orangtua dalam aktivitas anak (melalui bermain) merupakan hal yang sangat penting. Peran orangtua dalam hal ini akan berpengaruh positif terhadap perkembangan sosial dan kognitifnya. Keterlibatan yang minim akan membuat kelekatan juga minim. Anak akan tumbuh menjadi anak yang impulsif, agresif, tidak patuh, moodiness, dan memiliki self esteem yang rendah, tidak mampu menjalin interaksi sosial, tidak bertanggung jawab, tidak matang dan terasing dari keluarganya
31 Cont Jika terus berlanjut sampai remaja, anak akan menjadi suka membolos, banyak menghabiskan waktu bersama teman yang juga tidak disukai orangtuanya di jalan, terlibatk aktivitas seksual lebih awal, memiliki masalah minum alkohol dan memiliki riwayat melakukan perilaku delinkuen dan pernah ditahan
32 Pengaruh parenting terhadap perkembangan self anak Orangtua tidak dapat memaksa anak untuk menjadi patuh karena nantinya akan menjadi tidak mau untuk mengikuti aturan orangtua Pola hubungan orangtua-anak yang memenuhi kebutuhan emosi anak akan membuat anak dengan sendirinya bersedia untuk patuh atas aturan yang berlaku (tujuan pertama sosialisasi) Kelekatan aman yang terbentuk antara orangtuaanak akan membuat anak berusaha menyenangkan orangtua mereka dengan berlaku baik
33 Cont.. Kelekatan aman membuat hubungan antara anak-orangtua terpelihara baik Kelekatan aman juga akan membuat anak memiliki pandangan positif terhadap dirinya self confidence tujuan kedua dari sosialisasi adalah self regulation (yaitu kemampuan anak untuk mengendalikan dan mengatur diri serta perilakunya tanpa perlu diingatkan oleh orangtua)
34 Kontrol diri Didalam kontrol diri terdapat self system yaitu perluasan dari kemampuan kognitif mengenai kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan orang lain, adanya pengalaman yang disimpan dalam memori, kesadaran bahwa orang lain akan menilai perilakunya serta kemampuan untuk melakukan evaluasi diri
35 Fungsi kontrol diri Agar anak mengenal dan memahami tanggung jawab mereka atas perilaku yang mereka munculkan, berkaitan dengan aturan yang diberikan orangtua
36 The sibling Ciri anak pertama : a. Mendapatkan cinta dan perhatian yang eksklusif dari orangtua b. Sifatnya adalah : orientasi yang sama dengan orangtua, penolong, kontrol diri, perhatian pada akademik dan prestasi, bertanggung jawab dan tidak menuntut c. Dibandingkan dengan anak kedua, lebih takut, lebih cemas, mudah merasa bersalah, sulit melakukan coping dalam situasi menekan, lebih tidak percaya diri
37 Cont.. Anak tunggal = anak manja Memiliki tuntutan dari orangtua yang sama dengan anak pertama namun tidak perlu menghadapi persaingan antar sibling Prestasinya lebih tinggi Hubungan dengan dekat dengan orangtua Ada kontrol diri, lebih matang dan cenderung menjadi pemimpin Menunjukkan kemampuan menyesuaikan diri yang baik
38 Jika anak cemburu pada saudara? Ibu tetap responsif dengan kebutuhan anak dan membantu anak memahami perasaannya serta memberikan pemahaman akan kebutuhan adik Ayah harus meningkatkan interaksi dengan anak pertama Ada teman yang dapat dijadikan sebagai teman berbagi Anak pertama akan menjaga adiknya jika pendekatan orangtua bersifat positif
39 Cont Anak yang baru lahir membutuhkan perhatian dan perawatan yang lebih Akibatnya frekuensi dan intensitas interaksi ibu dengan anak pertama dan dengan suami menjadi berkurang. Pola interaksi ibu dengan anak pertama cenderung memaksa/memerintah dan mereka jadi jarang bermain bersama
40 Cont Ditambah lagi, harapan orangtua pada anak pertama biasanya lebih besar. Akibatnya orangtua akan menekan/memaksa anak untuk mengambil tanggung jawab terhadap sesuatu dan untuk mencapai sesuatu Orangtua akan cenderung mencampuri aktivitas anak, memberikan hukuman fisik dan sering mengalami perbedaan konsep mengenai disiplin antara orangtua dan anak pertama Dalam keluarga besar, anak tertua biasanya akan terlibat dalam proses merawat adik-adiknya
41 Interaksi dengan saudara Anak tertua diharapkan dapat menjadi guru, pemandu dan pengawas bagi adiknya Jika perlakuan orangtua sama thd anak pertama dan kedua maka anak pertama akan menjalankan tugasnya dengan baik. sebaliknya jika tidak maka akan muncul rasa cemburu dan iri serta kakak akan cenderung menyakiti adiknya
42 Cont Anak pertama akan menjadikan orangtua sebagai sumber utama untuk belajar sosialisasi Anak kedua akan menjadikan orangtua dan kakaknya sebagai model (dilihat, diikuti, diimitasi kemudian diadopsi) Sosialisasi juga dapat dibentuk oleh keluarga melalui cerita mengenai sejarah maupun ritual kebiasaan
43 Faktor lingkungan lainnya yang mempengaruhi perkembangan sosialisasi anak Tingkat /status sosial ekonomi akan mempengaruhi gaya pengasuhan pada anak Budaya juga akan mempengaruhi gaya pengasuhan pada anak (apakah anak dari keluarga besar atau kecil) Etnis (minoritas atau mayoritas) Ibu yang bekerja atau tidak bekerja Marital transition (adanya perceraian atau pernikahan kembali)
44 Kekerasan pada anak dalam keluarga Penyebab terjadinya abuse : a. Kemiskinan b. Tingkat pendidikan yang rendah c. Kesehatan mental orangtua d. Masalah dalam keluarga e. Tekanan dalam keluarga f. Ketidak puasan seksual dalam perkawinan g. Ketidak puasan perkawinan
45 Kekerasan terjadi Pada keluarga besar Di bawah usia 3 tahun Pada anak yang mengalami kelahiran yang tidak normal Anak yang mengalami gangguan fisik, psikis dan intelektual Anak yang sangat peka Anak yang menunjukkan perilaku negatif
46 Ciri orangtua yang melakukan tindakan abusive Merasa anaknya telah melakukan abuse pada orangtua Memiliki konflik Terisolasi secara sosial Punya sedikit teman, saudara atau tetangga Suka menyalahkan anak atas pada yang terjadi Suka mengatakan bahwa apa yang dilakukan orangtua adalah untuk kebaikan anak Suka menerapkan disiplin yang keras agar anak dapat dididik dengan benar Lebih sering dilakukan oleh ibu
47 Cont Orangtua memiliki keyakinan yang tidak realistik tentang hubungan orangtua dan anak, Respon yang diberikan atas perilaku anak cenderung kurang tepat Berharap anak dapat menunjukkan kemampuannya di atas usia kematangannya/tahapan perkembangannya Menuntut tingkat kemandirian dan kendali diri di atas usia anak
48 Bentuk kekerasan Verbal dan fisik Kekerasan fisik tidak langsung terjadi. Biasanya diawali dengan kekerasan verbal berupa : ancaman, kritik dan kemudian berakhir pada hukuman fisik Kekerasan fisik banyak terjadi pada keluarga miskin. Sedangkan kekerasan seksual banyak terjadi pada keluarga ekonomi menengah Kekerasan juga terjadi pada anak yang tinggal di lingkungan berisiko (misalnya anak yang sendirian di rumah karena orangtuanya bekerja; lingkungan yang penghuninya sering berganti, fisik lingkungan yang kurang kondusif)
49 Akibat abuse Kematian pada anak (65%) abuse fisik dan 36% kematian anak karena neglect Mengalami kerusakan otak, cacat atau kegagalan neuro-motor, cacat fisik, pertumbuhan yang terhenti, mental retardation Keterlambatan perkembangan intelektual dan munculnya masalah psikososial Pada bayi, terbentuknya kelekatan tidak aman, perilaku menentang, menolak dan menghindari ibu (khususnya)
50 Cont Muncul masalah interaksi sosial Kesulitan mengendalikan emosi Munculnya perilaku agresif Punya banyak masalah di sekolah (dengan teman dan guru) Prestasi akademik rendah Harga diri rendah Depresi dan menarik diri
Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog. Fakultas Psikologi UMBY 2013
Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog Fakultas Psikologi UMBY 2013 Faktor Penghambat Lingkungan Lingkungan yang buruk dapat menghambat atau mengganggu tumbuh kembang anak. Biasanya lingkungan yang buruk
Lebih terperinciSanti E. Purnamasari, M.Si., Psikolog. Fakultas Psikologi UMBY 2015
Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog Fakultas Psikologi UMBY 2015 Faktor Penghambat Lingkungan Lingkungan yang buruk dapat menghambat atau mengganggu tumbuh kembang anak. Biasanya lingkungan yang buruk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan
BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh 1.1 Definisi Pengasuhan adalah kegiatan kompleks yang mencakup berbagai tingkah laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh anak (Darling,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DEWASA DAN LANSIA PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL Oleh: Dr. Rita Eka Izzaty, M.Si Yulia Ayriza, Ph.D STABILITAS DAN PERUBAHAN ANAK-DEWASA TEMPERAMEN Stabilitas
Lebih terperinciBE SMART PARENTS PARENTING 911 #01
BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01 Coffee Morning Global Sevilla School Jakarta, 22 January, 2016 Rr. Rahajeng Ikawahyu Indrawati M.Si. Psikolog Anak dibentuk oleh gabungan antara biologis dan lingkungan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan kearah yang lebih baik tetapi perubahan ke arah yang semakin buruk pun terus berkembang.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Keluarga 2.1.1 Pengertian Menurut UU No.10 tahun 1992 keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami istri dan anaknya atau ayah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran
Lebih terperinciPedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Modul ke: Pedologi Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Tipe-tipe Penganiayaan terhadap Anak Penganiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesuksesan yang dicapai seseorang tidak hanya berdasarkan kecerdasan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesuksesan yang dicapai seseorang tidak hanya berdasarkan kecerdasan akademik (kognitif) saja namun juga harus diseimbangkan dengan kecerdasan emosional, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam masyarakat, seorang remaja merupakan calon penerus bangsa, yang memiliki potensi besar dengan tingkat produktivitas yang tinggi dalam bidang yang mereka geluti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. Santrock menyebutkan bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa. perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Remaja Santrock menyebutkan bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wellbeing merupakan kondisi saat individu bisa mengetahui dan mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, dan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia pendidikan, kini orangtua semakin memiliki banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk mendaftarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap pasangan. Saling setia dan tidak terpisahkan merupakan salah satu syarat agar tercipta keluarga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu
BAB II LANDASAN TEORI A. Sibling Rivalry 1. Pengertian Sibling Rivalry Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu keluarga yang sama, teristimewa untuk memperoleh afeksi atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk mampu mengatasi segala masalah yang timbul sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan sosial dan harus mampu menampilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang, seiring harapan untuk memiliki anak dari hasil pernikahan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa menjadi orang tua merupakan masa yang alamiah terjadi dalam kehidupan seseorang, seiring harapan untuk memiliki anak dari hasil pernikahan. Menjadi orangtua membutuhkan
Lebih terperinci1. Disregulasi Neurologik
Berdasarkan beberapa bukti penelitian yang pernah dilakukan dapat diketahui paling tidak ada enam faktor penyebab kenakalan remaja, dan masing-masing faktor tidak berdiri sendiri. Keenam faktor tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. pergolakan dalam dalam jiwanya untuk mencari jati diri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa yang ditandai oleh perubahan fisik umum serta perkembangan kognitif dan sosial. Masa remaja
Lebih terperinciGAMBARAN POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK PENYANDANG EPILEPSI USIA BALITA DI POLIKLINIK ANAK RSUP.PERJAN DR. HASAN SADIKIN BANDUNG.
GAMBARAN POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK PENYANDANG EPILEPSI USIA BALITA DI POLIKLINIK ANAK RSUP.PERJAN DR. HASAN SADIKIN BANDUNG Dyna Apriany ABSTRAK Usia balita merupakan masa-masa kritis sehingga diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan remaja sering menimbulkan berbagai tantangan bagi para orang dewasa. Banyak hal yang timbul pada masa remaja,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Asuh Orangtua Pola asuh orangtua merupakan interaksi antara anak dan orangtua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orangtua mendidik, membimbing,
Lebih terperinciMateri kuliah e-learning HUBUNGAN ORANG TUA DENGAN ANAK REMAJA oleh : Dr. Triana Noor Edwina DS, M.Si Dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu
Materi kuliah e-learning HUBUNGAN ORANG TUA DENGAN ANAK REMAJA oleh : Dr. Triana Noor Edwina DS, M.Si Dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Selamat membaca, mempelajari dan memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia diciptakan pastilah memiliki sebuah keluarga, baik keluarga kecil maupun keluarga besar dan keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang mana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sibling Rivalry 1. Definisi Sibling Rivalry Sibling adalah perasaan tidak nyaman yang ada pada anak berkaitan dengan kehadiran orang asing yang semula tidak ada (dalam hal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Istilah pubertas juga istilah dari adolescent yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga menurut Lestari (2012) memiliki banyak fungsi, seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga menurut Lestari (2012) memiliki banyak fungsi, seperti melahirkan anak, merawat anak, menyelesaikan suatu permasalahan, dan saling peduli antar anggotanya.
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian dengan
PEDOMAN WAWANCARA I. Judul Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan pada pria WNA yang menikahi wanita WNI. II. Tujuan Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI A. HARGA DIRI Menurut Coopersmith harga diri merupakan evaluasi yang dibuat oleh individu dan berkembang menjadi kebiasaan
BAB II LANDASAN TEORI A. HARGA DIRI Menurut Coopersmith harga diri merupakan evaluasi yang dibuat oleh individu dan berkembang menjadi kebiasaan kemudian dipertahankan oleh individu dalam memandang dirinya
Lebih terperinciTeori Perkembangan Psikososial. Oleh : Yulia Ayriza
Teori Perkembangan Psikososial Oleh : Yulia Ayriza Teori Perkembangan Psikososial (Menurut Erik Erikson) Erikson (1950, 1968 ) mengatakan bahwa manusia lebih berkembang dalam tahap psikososial daripada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan kelompok yang sangat berpotensi untuk bertindak agresif. Remaja yang sedang berada dalam masa transisi yang banyak menimbulkan konflik, frustasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah salah satu tahap penting dalam siklus kehidupan individu di samping siklus kehidupan lainnya seperti kelahiran, perceraian, atau kematian
Lebih terperinciUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah tahap yang penting bagi hampir semua orang yang memasuki masa dewasa awal. Individu yang memasuki masa dewasa awal memfokuskan relasi interpersonal
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan dan menyenangkan. Pengalaman baru yang unik serta menarik banyak sekali dilalui pada masa ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu sejak dilahirkan akan berhadapan dengan lingkungan yang menuntutnya untuk menyesuaikan diri. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh individu diawali dengan penyesuaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai macam hal yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Dalam proses belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi seorang anak dalam mempelajari berbagai macam hal yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Dalam proses belajar inilah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan kehadiran orang lain untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengasuhan anak, dilakukan orang tua dengan menggunakan pola asuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengasuhan anak, dilakukan orang tua dengan menggunakan pola asuh tertentu. Penggunaan pola asuh ini memberikan sumbangan dalam mewarnai perkembangan terhadap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masa penjajahan, bangsa Indonesia melakukan perkawinan diusia yang masih
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan usia muda terjadi di Indonesia sudah sejak masa penjajahan oleh negara-negara maju, seperti pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Indonesia sendiri telah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Interaksi Ayah-Anak
TINJAUAN PUSTAKA Interaksi Ayah-Anak Dalam kehidupan berkeluarga, ayah biasanya diidentikkan sebagai orang tua yang banyak meninggalkan rumah, menghukum, mempunyai pengetahuan yang lebih luas, berkedudukan
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang tinjauan pustaka, dimana dalam bab ini peneliti akan menjelaskan lebih dalam mengenai body image dan harga diri sesuai dengan teori-teori
Lebih terperinciBAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.
1 BAB 1 PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan. Dimulai dari masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan masa tua. Pada setiap masa pertumbuhan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi segala kebutuhan dan keinginan dan keinginan, misalnya dalam bersosialisasi dengan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang
BAB I PENDAHULUAN l.l Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya. Merekalah yang akan menerima kepemimpinan dikemudian hari serta menjadi penerus perjuangan bangsa. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu tempat bertumbuh dan berkembangnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu tempat bertumbuh dan berkembangnya anak-anak. Anak menghabiskan hampir separuh harinya di sekolah, baik untuk kegiatan pembelajaran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pola Asuh Orang Tua 2.1.1 Pengertian Pola Asuh Orang Tua Menurut Hurlock (1999) orang tua adalah orang dewasa yang membawa anak ke dewasa, terutama dalam masa perkembangan. Tugas
Lebih terperinci(Elisabeth Riahta Santhany) ( )
292 LAMPIRAN 1 LEMBAR PEMBERITAHUAN AWAL FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL JAKARTA Saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah saudara luangkan untuk berpartisipasi dalam penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pola Asuh Orangtua a. Pengertian Dalam Kamus Bahasa Indonesia pola memiliki arti cara kerja, sistem dan model, dan asuh memiliki arti menjaga atau merawat dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Penyesuaian Diri Penyesuaian berarti adaptasi yang dapat mempertahankan eksistensinya atau bisa bertahan serta memperoleh
Lebih terperincigolongan ekonomi menengah. Pendapatan keluarga rata-rata berada pada kisaran lima jutaan rupiah perbulan dengan sebagian besar ayah bekerja sebagai
PEMBAHASAN Penelitian ini didasarkan pada pentingnya bagi remaja mempersiapkan diri untuk memasuki masa dewasa sehingga dapat mengelola tanggung jawab pekerjaan dan mampu mengembangkan potensi diri dengan
Lebih terperinciBAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan
BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
Lebih terperinciBULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017
BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017 oleh: Dr. Rohmani Nur Indah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Angket 1: Beri tanda berdasarkan pengalaman anda di masa kecil A. Apakah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita merupakan individu yang memiliki keterbukaan dalam membagi permasalahan kehidupan maupun penilaian mereka mengenai sesuatu ataupun tentang orang lain.
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini ingin mengetahui gambaran pola asuh yang diberikan oleh orang tua pada remaja yang melakukan penyalahgunaan narkoba. Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang lain, sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kekerasan adalah semua bentuk perilaku verbal maupun non verbal yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang lain, sehingga menyebabkan efek negatif secara fisik,
Lebih terperinciPERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK UNTUK MEWUJUDKAN KELUARGA SEJAHTERA
BAB II PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK UNTUK MEWUJUDKAN KELUARGA SEJAHTERA 2.1 Keluarga Sejahtera Secara tradisional, keluarga diartikan sebagai dua atau lebih orang yang dihubungkan dengan pertalian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kehadiran seorang bayi dalam keluarga merupakan berkah yang luar
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehadiran seorang bayi dalam keluarga merupakan berkah yang luar biasa. Setiap orang tua mengharapkan anak yang dilahirkan kelak tumbuh menjadi anak yang menyenangkan,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja 2.1.1 Pengertian Remaja Pada umumnya remaja didefiniskan sebagai masa peralihan atau transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun
Lebih terperinciSTRATEGI KOPING ANAK DALAM PENGATASAN STRES PASCA TRAUMA AKIBAT PERCERAIAN ORANG TUA
STRATEGI KOPING ANAK DALAM PENGATASAN STRES PASCA TRAUMA AKIBAT PERCERAIAN ORANG TUA Skripsi Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh : Agung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, banyak perubahan-perubahan yang terjadi di dunia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di masa sekarang ini, banyak perubahan-perubahan yang terjadi di dunia, terutama dalam gaya hidup masyarakat. Indonesia pun tidak luput dari perubahanperubahan
Lebih terperinciRemaja Pertengahan (15-18 Tahun)
Pertemuan Orang Tua Masa perkembangan setelah masa anak-anak dan menuju masa dewasa, yang meliputi perkembangan fisik, kognitif, emosi, sosial, moral, dan kesadaran beragama. REMAJA Batasan Usia Remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode dalam rentang kehidupan adalah penting namun kadar kepentingannya berbedabeda. Kadar kepentingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagi remaja itu sendiri maupun bagi orang-orang yang berada di sekitarnya.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang menarik untuk dikaji, karena pada masa remaja terjadi banyak perubahan yang dapat mempengaruhi kehidupan, baik bagi remaja itu
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)
MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK61112 Aulia Kirana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang. Pola hubungan yang terbangun pada masa kanak-kanak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan dengan saudara merupakan jenis hubungan yang berlangsung dalam jangka panjang. Pola hubungan yang terbangun pada masa kanak-kanak dapat bertahan hingga
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG Rheza Yustar Afif Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soeadarto, SH, Kampus Undip Tembalang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Status nutrisi adalah kondisi kesehatan yang dipengaruhi oleh asupan dan
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Status nutrisi Status nutrisi adalah kondisi kesehatan yang dipengaruhi oleh asupan dan manfaat zat zat gizi. Perubahan pada dimensi tubuh mencerminkan keadaan kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dukungan Keluarga 1. Pengertian Keluarga Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penyesuaian Perkawinan 1. Pengertian Penyesuaian Perkawinan Konsep penyesuaian perkawinan menuntut kesediaan dua individu untuk mengakomodasikan berbagai kebutuhan, keinginan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat pada anak-anaknya (Friedman et al., 2010). yang masih bertanggung jawab terhadap perkembangan anak-anaknya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Orang Tua 1. Pengertian Orang tua adalah orang yang lebih tua atau orang yang dituakan, terdiri dari ayah dan ibu yang merupakan guru dan contoh utama untuk anakanaknya karena
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kepuasan Kepuasan merupakan hal yang bersifat individu. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai
TINJAUAN PUSTAKA Kepuasan Kepuasan merupakan hal yang bersifat individu. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan situasi nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Menurut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. lain (feeling into), atau berasal dari perkataan yunani phatos yang
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Empati 2.1.1 Pengertian Empati Istilah empati berasal dari kata Einfuhlung yang digunakan oleh seorang psikolog Jerman, secara harfiah berarti memasuki perasaan orang lain (feeling
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. remaja ini terbagi di SMKN 1, SMKN 2, SMKN 5, SMA Mataram, SMA
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitian Penelitian ini dilakukan pada remaja berusia 17-21 tahun. Para remaja ini terbagi di SMKN 1, SMKN 2, SMKN 5, SMA Mataram, SMA Ksatrian dan di
Lebih terperinciFENOMENA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
FENOMENA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Banyak di tayangkan kasus kekerasan rumahtangga yang di lakukan baik ayah kepada anak, suami kepada istri, istri kepada suami yang mengakibatkan penganiyayaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak yang memberi dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah satunya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemudian dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Salah satu tahapan individu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan hidup manusia dialami dalam berbagai tahapan, yang dimulai dari masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Dalam setiap tahapan perkembangan terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluarga. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memerlukan organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan sangat besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian setiap orang. Ketika menikah, tentunya orang berkeinginan untuk mempunyai sebuah keluarga yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Perkawinan 1. Pengertian Kualitas Perkawinan Menurut Gullota (Aqmalia, 2009) kepuasan pernikahan merupakan perasaan pasangan terhadap pasangannya mengenai hubungan pernikahannya.
Lebih terperinciPERANAN NILAI BUDAYA DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA
PERANAN NILAI BUDAYA DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka budaya dengan lebih dari 700 suku bangsa. Terdapat 74.754 desa yang memiliki hukum/aturan lokal di
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kematangan Emosi Chaplin (2011) mengartikan kematangan (maturation) sebagai: (1) perkembangan, proses mencapai kemasakan/usia masak, (2) proses perkembangan, yang dianggap berasal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Peran Orang Tua 2.1.1. Definisi Peran Orang Tua Qiami (2003) menjelaskan bahwa orangtua adalah unsur pokok dalam pendidikan dan memainkan peran penting dan terbesar dalam
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkuman Hasil Penelitian Ketiga subjek merupakan pasangan yang menikah remaja. Subjek 1 menikah pada usia 19 tahun dan 18 tahun. Subjek 2 dan 3 menikah di usia 21 tahun dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal, merupakan periode selanjutnya dari masa remaja. Sama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal, merupakan periode selanjutnya dari masa remaja. Sama seperti halnya tahap-tahap perkembangan pada periode sebelumnya, pada periode ini, individu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Emotional Abuse pada Remaja Akhir yang Berpacaran. 1. Pengertian Emotional Abuse pada Remaja Akhir yang Berpacaran
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Emotional Abuse pada Remaja Akhir yang Berpacaran 1. Pengertian Emotional Abuse pada Remaja Akhir yang Berpacaran Menurut Jantz & McMurray (2003) emotional abuse sulit ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah perilaku seksual pada remaja saat ini menjadi masalah yang tidak dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih menganggap tabu untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya dalam rentang kehidupannya setiap individu akan melalui tahapan perkembangan mulai dari masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekuatan seseorang dalam menghadapi kehidupan di dunia ini berawal dari keluarga. Keluarga merupakan masyarakat terkecil yang sangat penting dalam membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Coakley (dalam Lerner dkk, 1998) kadang menimbulkan terjadinya benturan antara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa terjadinya banyak perubahan. Remaja haus akan kebebasan dalam memutuskan dan menentukan pilihan hidupnya secara mandiri. Erikson (dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai
Lebih terperinciPeers and Friends. Santi e. Purnamasari, M.Si. UMBY
Peers and Friends Santi e. Purnamasari, M.Si. UMBY Pengantar Para ahli percaya bahwa interaksi yang terjadi di luar lingkungan keluarga adalah hal yang penting bagi perkembangan anak Terlebih kondisi saat
Lebih terperinciKONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR
KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: SITI SOLIKAH F100040107 Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai
Lebih terperinci